SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
Baixar para ler offline
POLA TANAM SRI


Januari 2010
R. Utju Suiatna
http://www.infoorganik.com
1. Produktivitas dan Pola Tanam SRI
                                 SRI bukan merupakan varietas padi baru ataupun padi hibrida, namun
                                 merupakan suatu metoda atau cara penanaman padi dan perawatannya,
                                 merupakan kependekan dari System of Rice Intensification atau le
                                 Systéme de Riziculture Intensive. Pola tanam padi SRI telah menunjukkan
                                 hasil yang menjanjikan pada semua varietas padi baik varietas lokal
                                 maupun varietas unggul baru di berbagai negara. Langkah awal yang
                                 mendasar untuk menuju kesuksesan dengan pola tanam SRI adalah untuk
                                 berfikir mengenai tanaman padi dengan pola atau jalan yang baru dan
                                 berbeda dengan yang biasanya saat ini ada dalam pemikiran petani.

                                 Pola tanam SRI dikembangkan oleh Fr. Henri de Laulanié, S.J. di
                                 Madagascar bersama para petani disana. Tujuan pengembangan pola
                                 tanam ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan keamanan
           sri                   hidup bagi semua rakyat di Madagascar yang tergantung kepada ‘tanah’
                   non-sri
         organik
                   organik
                                 untuk penghidupannya. SRI sudah membantu beratus-ratus petani di
                                 Madagascar untuk sedikitnya melipatgandakan hasil panen mereka.

                                 Dengan pola tanam SRI hasil panen padi dapat mencapai 6, 8, 10 bahkan
                                 15 ton per hektar atau bahkan lebih dari itu. Pola tanam SRI mengubah
                                 struktur tanaman padi yaitu kerapatan serta jumlah akar dan anakan
                                 dengan merubah cara-cara dalam pengaturan tanaman padi, tanah
      sri             non-sri
                                 tempat tanaman tersebut tumbuh dan air yang diterima tanaman
    organik           organik    melalui irigasi sehingga tanaman padi dapat lebih produktif.

                                 Agar tanaman padi menjadi lebih produktif, diperlukan :
                                 • Lebih banyak anakan per tanaman;
                                 • Lebih banyak anakan subur (malai);
                                 • Lebih banyak bulir per malai, dan;
                                 • Bulir padi yang lebih besar dan padat.

                                 Prinsip Penanaman SRI :
                                 • Penanaman Bibit Muda;
      sri              non-sri
    organik            organik   • Penanaman Bibit Tunggal dan Jarak Antar Tanaman Yang Lebar;
                                 • Penanaman Segera Untuk Menghindari Trauma Pada Bibit;
                                 • Penanaman Dangkal;
                                 • Lahan Sawah Tidak Terus Menerus Direndam Air;
                                 • Penyiangan Mekanis;
                                 • Menjaga Keseimbangan Biologi Tanah.


2. Tahapan Pelaksanaan Pola Tanam SRI

  Penyiapan Benih

  Benih diseleksi dengan bantuan penggunaan air garam dan telur
  ayam/itik/bebek. Telur yang bagus umumnya dalam air akan
  tenggelam, namun bila pada air ini diberi garam yang cukup dan
  diaduk maka telur yang bagus itu akan mengapung. Bila telur
  belum juga mengapung maka tambahkan lagi garamnya sampai
  telur ini mengapung karena berat jenisnya (BJ) menjadi lebih
  rendah daripada air garam. Air garam yang sudah mampu
  mengapungkan telur ini dapat digunakan untuk seleksi benih,
  langkah selanjutnya adalah sebagai berikut :



                                                                                                    -1-
• Masukkan benih ke dalam air garam dan pilih hanya benih yang
  tenggelam, gabah yang mengapung dapat dimanfaatkan untuk
  pakan ayam atau burung;
• Benih yang baik kemudian dicuci dengan bersih sampai rasa
  asinnya hilang dari benih tersebut, juga akan lebih baik dicuci
  menggunakan wadah yang berlubang dan pada air yang mengalir
  untuk meyakinkan benih benar-benar akan terbebas dari garam;
• Benih yang sudah bebas dari garam direndam dalam air biasa
  selama sekitar 24 jam;
• Setelah benih direndam, kemudian lakukan pemeraman selama
  sekitar 36 jam yaitu benih di bungkus dengan karung goni atau
  kain yang basah. Penyimpanan benih yang dibungkus kain basah
  ini akan lebih baik ditempat yang hangat misalnya di dapur
  asalkan kainnya tetap dijaga basah dan lembab;
• Setelah berkecambah atau muncul akar pendek, benih siap
  disemai atau ditebar.


Penyemaian

Penyemaian dapat dilakukan di sawah, di ladang atau dalam
wadah seperti kotak plastik atau besek/pipiti yang diberi alas
plastik/daun pisang dan berada di area terbuka yang mendapatkan
sinar matahari. Tanah untuk penyemaian tidak menggunakan
tanah sawah tetapi menggunakan tanah darat yang gembur
dicampur dengan kompos dengan perbandingan tanah:kompos
sebaiknya minimal 2:1 dan akan lebih baik bila 1:1, dapat juga
ditambahkan pada campuran ini abu bakar agar medianya semakin
gembur sehingga nantinya benih semakin mudah diambil dari
penyemaian untuk menghindari putusnya akar. Luas area yang
diperlukan untuk penyemaian minimal adalah sekitar 20 m2 untuk
setiap 5 kg benih, sehingga bila penyemaian dilakukan pada
wadah dapat dihitung jumlah wadah yang diperlukan
menyesuaikan dengan ukuran masing-masing wadah dan tentunya
akan lebih baik lagi bila tempat penyemaiannya lebih luas untuk
pertumbuhan benih yang lebih sehat. Untuk penyemaian yang
dilakukan di sawah atau ladang, tempat penyemaian dibuat
menjadi berupa tegalan/guludan seperti untuk penanaman
sayuran dengan ketinggian tanahnya sekitar 15 cm, lebar
sebaiknya sekitar 125 cm dan seluruh pinggirannya ditahan dengan
papan, triplek atau batang pisang untuk mencegah erosi. Benih
yang sudah ditebar sebaiknya kemudian ditutup lagi dengan
lapisan tipis tanah atau kompos atau abu bakar untuk
mempertahankan kelembabannya kemudian ditutup lagi dengan
jerami atau daun kelapa untuk menghindari dimakan burung dan
gangguan dari air hujan sampai tumbuh tunas dengan tinggi
sekitar 1 cm.

Setelah dilakukan penyemaian benih-benih ini harus dirawat
dengan melakukan penyiraman setiap pagi dan sore bila tidak
turun hujan. Untuk pola tanam SRI benih siap di tanam ke sawah
saat usianya belum mencapai 15 hari dan sebaiknya antara umur
8-10 hari setelah tebar yaitu saat baru memiliki dua helai daun.




                                                                    -2-
Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan sawah untuk pertanian organik dengan pola
tanam SRI hampir sama dengan pada metoda konvensional. Proses
awal pengolahan lahan adalah dengan dibajak (sunda: waluku)
untuk membalikkan tanah dan memecah tanah menjadi
bongkahan-bongkahan juga menghancurkan gulma setelah
sebelumnya lahan digenangi air selama beberapa hari agar
tanahnya menjadi lunak. Proses ini dapat dilakukan secara
tradisional dengan menggunakan kerbau atau sapi maupun secara
modern dengan menggunakan traktor. Bila diperlukan setelah
pembajakan pertama lahan sawah dibiarkan tergenang beberapa
hari dan kemudian dilakukan pembajakan kedua. Kedalaman dari
pelumpuran lahan turut menentukan pertumbuhan tanaman dan
sebaiknya kedalaman pelumpuran tersebut setidaknya mencapai
30 cm.

Pekerjaan selanjutnya adalah memperbaiki pematang sawah
(sunda: mopok) agar lahan sawah tidak bocor dan tidak ditumbuhi
tanaman liar untuk menghindari tikus bersarang di pematang
sawah ini. Perbaikan pematang sawah dilakukan bersamaan
dengan pekerjaan pencangkulan untuk bagian sawah yang tidak
dapat dijangkau oleh pembajakan yang biasanya berada di bagian
pojok sawah (sunda: mojok). Kompos dapat ditebarkan sebelum
pekerjaan penggaruan (sunda: ngangler) sehingga pada saat digaru
kompos dapat bercampur dengan tanah sawah atau juga dapat
ditebar setelah proses pembajakan, intinya adalah kompos dapat
tercampur dengan tanah sawah secara merata dan tidak terbuang
terbawa aliran air. Penggaruan selain untuk makin memperhalus
butiran tanah sehingga menjadi lumpur juga sekaligus bertujuan
untuk meratakan lahan. Jumlah kompos yang cukup ideal adalah
sebanyak 1 kg untuk setiap 1 m2 luas lahan.

Perataan lahan merupakan proses yang sangat penting karena
lahan harus benar-benar rata dan datar sehingga akan
memudahkan dalam pengaturan air nantinya sesuai dengan
keperluan. Selanjutnya area penanaman padi dibuat dalam baris-
baris atau petakan yang dipisahkan dengan jalur pengairan dengan
lebar petakan sekitar 2m agar memudahkan dan meratakan
rembesan air ke seluruh area tanaman padi selain untuk lebih
memudahkan saat penanaman dimana petani yang melakukan
penanaman posisinya berada di saluran air di kedua sisi petakan.
Pekerjaan terakhir di lahan untuk persiapan penanaman adalah
pembuatan tanda lokasi penanaman bibit yang berjarak minimal
25 cm atau lebih (pencaplakan). Dengan teraturnya penanaman
padi akan memudahkan dalam penyiangan secara mekanis pada
waktu pemeliharaan. Penandaan titik penanaman ini selain
dengan membuat garis-garis di tanah menggunakan alat yang bisa
dibuat secara sederhana dari kayu atau bambu dapat juga
menggunakan tali yang diberi tanda.




                                                                   -3-
Penanaman

Pada pola tanam SRI benih diperlakukan dengan lembut dan hati-
hati. Bibit yang ditanam di persemaian sawah atau ladang tidak
boleh diambil dengan cara dicabut atau ditarik tetapi dengan cara
di keduk bagian bawah tanahnya sehingga tanahnya ikut terbawa.
Kemudian tempatkan kumpulan bibit ini dalam suatu wadah
misalkan pelepah pisang, bambu atau lainnya untuk di bawa ke
tempat penanaman. Pemindahan harus dilakukan secepat mungkin
dalam waktu sekitar 30 menit atau lebih baik lagi dalam waktu 15
menit untuk menghindari trauma dan shok. Untuk bibit yang
ditanam menggunakan wadah akan lebih mudah membawanya ke
tempat penanaman. Bibit dipilih yang sehat diantara cirinya
adalah lebih tinggi/ besar dan daunnya lebih tegak ke atas atau
daunnya tidak terlalu terkulai. Penanaman padi dilakukan secara
dangkal dan hanya cukup satu bibit untuk satu titik. Satu bibit
ditanamkan dengan menggesernya di atas permukaan tanah, yang
lebih mudah menggunakan jari jempol dan telunjuk. Sisa dari bibit
dapat ditanam tunggal dibagian terluar diantara tanaman padi
lainnya dari tiap petakan sebagai cadangan bila di kemudian hari
ada tanaman yang tidak sukses tumbuhnya.




Perawatan

Tanaman padi yang terawat akan memberikan hasil panen yang
jauh lebih baik daripada padi di sawah yang biarkan begitu saja.
Air diatur agar hanya macak-macak atau mengalir di saluran air
saja, perendaman lahan selama beberapa saat dilakukan bila
lahan sawah terlihat kering dan adanya retakan halus pada tanah.

Penanganan gulma dilakukan dengan penyiangan mekanis sampai
gulma tersebut tercabut dari tanah untuk kemudian dibenamkan
menggunakan tangan atau kaki sedalam mungkin agar tidak
mampu tumbuh lagi. Dari setiap proses penyiangan mekanis ini
dapat diharapkan nantinya ada penambahan hasil panen satu atau
bahkan dua ton per hektarnya sehingga nilai tambah dari
penyiangan ini sebenarnya cukup tinggi. Sebelum penyiangan
tanah sebaiknya direndam untuk melunakkan tanah dan setelah
dilakukan penyiangan air kembali dibuang dan sawah dalam
keadaan macak-macak. Untuk mempercepat proses dekomposisi
bahan organik dari gulma maka perlu dilakukan penyemprotan
MOL (mikro-organisma lokal) setelah proses penyiangan.
Penyemprotan MOL di arahkan ke tanah bukan ke tanaman karena
maksudnya adalah penambahan jumlah bakteri pengurai ke dalam
tanah untuk melakukan proses dekomposisi bahan organik. MOL ini
dapat juga di campur dengan pupuk organik cair (POC) untuk
memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah. Konsentrasi
larutan untuk penyemprotan baik MOL, POC maupun campuran
MOL dan POC jangan terlalu pekat untuk menghindari terjadinya
proses dekomposisi yang berlebihan pada tanah yang
mengakibatkan akan menguningnya tanaman untuk sementara


                                                                    -4-
karena unsur N yang ada dipergunakan oleh bakteri pengurai
untuk aktivitasnya. Proses dekomposisi yang berlebihan pun akan
terjadi bila menggunakan pupuk kandang atau daun-daunan segar
secara langsung ke sawah tanpa proses pengkomposan diluar
sawah sehingga tidak baik bila diaplikasikan pada sawah yang
sudah ada tanaman padinya. Oleh karenanya resiko penggunaan
MOL atau POC yang berlebihan atau terlalu pekat tetap ada tetapi
jauh lebih ringan daripada penggunaan bahan kimia. Untuk lahan
sawah yang penggunaan komposnya di bawah jumlah ideal
sebaiknya pemakaian POC di tingkatkan jumlahnya. Interval
penyiangan mekanis normalnya dilakukan setiap 10 hari sekali
tetapi harus segera dilaksanakan bila ada indikasi pertumbuhan
gulma sebelum gulma ini semakin tinggi sehingga semakin sulit
dihilangkan. Penyemprotan POC kaya N dapat dilakukan pada usia
padi 10 hari setelah tanam (hst), 20 hst, 30 hst dan 40 hst. Namun
penyemprotan POC kaya N ini dapat dilakukan kapanpun juga bila
diperlukan     pada     kondisi    padi      terlihat   mengalami
kahat/kekurangan N dengan gejala daun menguning. Gabungan
POC kaya P dan K disemprotkan 2 atau 3 kali saat padi sudah
memasuki usia sekitar 60 hst untuk memperbaiki kualitas
pengisian gabah dengan interval penyemprotan setiap 10 hari.
Frekuensi penyemprotan POC dapat disesuaikan dengan kondisi di
lapangan berdasarkan pengamatan dari pertumbuhan tanaman.
Penyemprotan POC atau MOL harus dilakukan dalam kondisi lahan
tidak tergenang dan diusahakan pada saat padi mulai berbunga
penyemprotan POC sudah dihentikan agar tidak mengganggu
proses penyerbukan. Penanganan organisma pengganggu tanaman
(OPT) berupa hama/penyakit dilakukan dengan penggunaan atau
penyemprotan pestisida nabati/pestisida organik lokal (POL) yang
diarahkan ke tanaman. Penyemprotan dapat dilakukan sebagai
usaha preventif/pencegahan secara berkala ataupun untuk
penanggulangan.

Saat mulai muncul malai lahan digenangi air setinggi sekitar 1 – 2
cm dari permukaan tanah secara terus menerus sampai saat padi
sudah mulai terisi. Aliran air kemudian dihentikan samasekali atau
lahan dikeringkan seterusnya ketika bulir padi sudah terisi.


Pemanenan

Panen dilakukan saat padi mencapai umur panen sesuai deskripsi
untuk masing-masing varietas dihitung dari saat tebar di
penyemaian atau sekitar 30-35 hari setelah berbunga atau ketika
sekitar 90% padi sudah menguning. Hindari pemanenan pada saat
udara mendung atau gerimis.




                                                                     -5-
3. Sosialisasi Pola Tanam SRI
  Untuk mencapai tujuan agar para petani mampu meningkatkan produktivitas hasil panennya melalui
  pertanian padi organik pola tanam SRI diperlukan program yang dijalankan secara terintegrasi
  meliputi pelatihan, pengelolaan demplot dan pendampingan bagi petani yang mengikuti program ini
  secara berkesinambungan sampai kelompok atau komunitas petani ini akhirnya terbiasa dan
  memahami secara utuh sistem ini. Bila program ini dapat terlaksana dengan baik setidaknya selama
  3 Musim Tanam berturut-turut yang sudah diikuti oleh para petani, diharapkan para petani ini akan
  melanjutkan sistem ini untuk seterusnya. Pembiayaan sosialisasi ini semestinya bisa diperoleh
  melalui berbagai sumber pembiayaan yang ada seperti APBN, APBD, melalui Program Kemitraan dan
  Bina Lingkungan (PKBL)/Corporate Social Responsibility (CSR) dari penyisihan keuntungan BUMN
  atau perusahaan besar lainnya dan berbagai sumber pendanaan lainnya. Beberapa pembinaan
  berupa pelatihan yang pernah diberikan atau melibatkan Ganesha Organic SRI, bekerjasama dengan
  berbagai pihak dan diantaranya dilakukan secara terintegrasi dengan pendampingan bagi petani
  adalah sebagai berikut :

                            Tanggal/Bulan/Tahun   Tempat                  Penyelenggara
                            20/04/08              Sapan Gedebage          Kelompok Tani Bina Harapan
                                                  Kabupaten Bandung       Gedebage dan PKBL
                                                                          Pertamina

                            25/04/08 – 28/04/08   Cijambe Kab. Subang     GO SRI

                            09/06/08 – 12/06/08   Purwokerto Jawa         P3M dan PKBL PT. Rekayasa
                                                  Tengah                  Industri

                            20/06/08              Cipanas Puncak          (Bank) BRI

                            27/06/08 – 30/06/08   Banyuwangi Jawa         P3M dan PKBL PT. Rekayasa
                                                  Timur                   Industri

                            22/08/08 – 26/08/08   Semarang Jawa Tengah    Dinas KUKM Jawa Tengah

                            15/10/08 – 17/10/08   Cijambe Kab. Subang     GO SRI

                            27/11/08 – 30/11/08   Cijambe Kab. Subang     PKBL PTPN VIII

                            10/01/09              Sapan Gedebage          Kelompok Tani Bina Harapan
                                                  Kabupaten Bandung       Gedebage

                            14/01/09 – 16/01/09   Lhok Seumawe Aceh       PT. PIM
                                                  Utara
                            14/02/09 – 15/02/09   Banjaran Kab. Bandung   GO SRI

                            03/04/09 – 04/04/09   Nganjuk Jawa Timur      Ikatan Pemuda NU

                            21/11/09 – 22/11/09   Compreng Kab. Subang    P3M dan PKBL PT. Rekayasa
                                                                          Industri
                            25/12/09 – 27/12/09   Cibaliung Kab.          Yayasan Auliya Banten
                                                  Pandeglang              Enlightenment

                            13/01/10              Kertajati Majalengka    FEATI

                            06/03/10 – 07/03/10   Pesantren Ar-Risalah    P3M dan PKBL PT. Rekayasa
                                                  Cijantung IV Ciamis     Industri




                                                                                                   -6-
4. Daftar Rujukan

   -----, “How To Help Rice Plants Grow Better And Produce More: Teach Yourself And Others”, Association Tefy
        Saina, Antananarivo, Madagascar, and Cornell International Institute for Food, Agriculture and
        Development
   -----, “SRI Method of Paddy Cultivation”, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan), 2006
   -----,”SRI - System of Rice Intensification: An emerging alternative”, Watershed Support Services and
        Activities Network (Wassan), 2006
   -----,”Weeders, A Reference Compendium”, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan),
        2006
   Laulanié, de, Henri, “Technical Presentation Of The System Of Rice Intensification, Based On Katayama’s
        Tillering Model”, Association Tefy Saina
   Rabenandrasana, Justin, “Revolution in rice intensification in Madagascar”, Association Tefy Saina
   Uphoff, Norman, “SRI - The System Of Rice Intensification: An Opportunity For Raising Productivity In The
        21st Century”, Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development, Paper for the
        International Year of Rice Conference, FAO, Rome, February 12-13, 2004
   Uphoff, Norman and Rabenandrasana, Justin, “What is the System of Rice Intensification?”, Cornell
        International Institute for Food, Agriculture and Development, and Association Tefy Saina, 2002




                                                                                                         -7-
Lampiran

Publikasi :

Buku ‘Bertani Padi Organik Pola Tanam SRI’, penerbit padi, Januari 2010
        (http://buku01.infoorganik.com)
Buku Elektronik (E-Book), ‘Pola Tanam SRI’, Ganesha Organic SRI, Januari 2010
        (http://buku02.infoorganik.com)
Paper ‘Pertanian Padi Organik Pola Tanam SRI dan Aplikasinya di Lapangan’, International
        Conference & Exhibition : Science & Technology in Biomass Production (ICEBP) SITH
        ITB, 25 – 26 November 2009
        (http://paper01.infoorganik.com)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Budidaya tanaman utama
Budidaya tanaman utamaBudidaya tanaman utama
Budidaya tanaman utama
Dwi Utomo
 
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
WidyaHunta
 
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentationCara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Faizul Taufiq
 
1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam
Niko Utomo
 

Mais procurados (19)

Budidaya tanaman pangan jagung
Budidaya tanaman pangan jagungBudidaya tanaman pangan jagung
Budidaya tanaman pangan jagung
 
Budidaya tanaman utama
Budidaya tanaman utamaBudidaya tanaman utama
Budidaya tanaman utama
 
Disusun ole1
Disusun ole1Disusun ole1
Disusun ole1
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
 
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
 
Tanaman Sayuran KHB PERTANIAN TING.1
Tanaman Sayuran KHB PERTANIAN TING.1Tanaman Sayuran KHB PERTANIAN TING.1
Tanaman Sayuran KHB PERTANIAN TING.1
 
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentationCara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : GandumBudidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Penanaman
PenanamanPenanaman
Penanaman
 
Budidaya padi organik dengan sistem sri
Budidaya padi organik dengan sistem sriBudidaya padi organik dengan sistem sri
Budidaya padi organik dengan sistem sri
 
Pertanian karet bagi masyakat rimbo bujang
Pertanian karet bagi masyakat rimbo bujangPertanian karet bagi masyakat rimbo bujang
Pertanian karet bagi masyakat rimbo bujang
 
Metode SRI 2
Metode SRI 2Metode SRI 2
Metode SRI 2
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanaman
 
1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam
 
Cara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentangCara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentang
 
Budidaya pisang
Budidaya pisangBudidaya pisang
Budidaya pisang
 
Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 

Semelhante a Pola tanam sri

Budidaya padi polibeg
Budidaya padi polibegBudidaya padi polibeg
Budidaya padi polibeg
Pedi Anyoy
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Firdika Arini
 

Semelhante a Pola tanam sri (20)

PPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sri
PPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sriPPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sri
PPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sri
 
Penanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.IPenanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.I
 
Budidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sriBudidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sri
 
Padi bantul
Padi bantulPadi bantul
Padi bantul
 
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptxKedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
 
50508576 padi
50508576 padi50508576 padi
50508576 padi
 
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptxKedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
 
ANALISA DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
ANALISA  DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptxANALISA  DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
ANALISA DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
 
Budidaya padi polibeg
Budidaya padi polibegBudidaya padi polibeg
Budidaya padi polibeg
 
Penanaman pohon Silvikultur
Penanaman pohon SilvikulturPenanaman pohon Silvikultur
Penanaman pohon Silvikultur
 
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptxMateri Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
 
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptxBudidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
 
Materi-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptxMateri-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptx
 
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
 
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
 
3 Pekarangan.pptx
3 Pekarangan.pptx3 Pekarangan.pptx
3 Pekarangan.pptx
 
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
 

Pola tanam sri

  • 1.
  • 2. POLA TANAM SRI Januari 2010 R. Utju Suiatna http://www.infoorganik.com
  • 3. 1. Produktivitas dan Pola Tanam SRI SRI bukan merupakan varietas padi baru ataupun padi hibrida, namun merupakan suatu metoda atau cara penanaman padi dan perawatannya, merupakan kependekan dari System of Rice Intensification atau le Systéme de Riziculture Intensive. Pola tanam padi SRI telah menunjukkan hasil yang menjanjikan pada semua varietas padi baik varietas lokal maupun varietas unggul baru di berbagai negara. Langkah awal yang mendasar untuk menuju kesuksesan dengan pola tanam SRI adalah untuk berfikir mengenai tanaman padi dengan pola atau jalan yang baru dan berbeda dengan yang biasanya saat ini ada dalam pemikiran petani. Pola tanam SRI dikembangkan oleh Fr. Henri de Laulanié, S.J. di Madagascar bersama para petani disana. Tujuan pengembangan pola tanam ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan keamanan sri hidup bagi semua rakyat di Madagascar yang tergantung kepada ‘tanah’ non-sri organik organik untuk penghidupannya. SRI sudah membantu beratus-ratus petani di Madagascar untuk sedikitnya melipatgandakan hasil panen mereka. Dengan pola tanam SRI hasil panen padi dapat mencapai 6, 8, 10 bahkan 15 ton per hektar atau bahkan lebih dari itu. Pola tanam SRI mengubah struktur tanaman padi yaitu kerapatan serta jumlah akar dan anakan dengan merubah cara-cara dalam pengaturan tanaman padi, tanah sri non-sri tempat tanaman tersebut tumbuh dan air yang diterima tanaman organik organik melalui irigasi sehingga tanaman padi dapat lebih produktif. Agar tanaman padi menjadi lebih produktif, diperlukan : • Lebih banyak anakan per tanaman; • Lebih banyak anakan subur (malai); • Lebih banyak bulir per malai, dan; • Bulir padi yang lebih besar dan padat. Prinsip Penanaman SRI : • Penanaman Bibit Muda; sri non-sri organik organik • Penanaman Bibit Tunggal dan Jarak Antar Tanaman Yang Lebar; • Penanaman Segera Untuk Menghindari Trauma Pada Bibit; • Penanaman Dangkal; • Lahan Sawah Tidak Terus Menerus Direndam Air; • Penyiangan Mekanis; • Menjaga Keseimbangan Biologi Tanah. 2. Tahapan Pelaksanaan Pola Tanam SRI Penyiapan Benih Benih diseleksi dengan bantuan penggunaan air garam dan telur ayam/itik/bebek. Telur yang bagus umumnya dalam air akan tenggelam, namun bila pada air ini diberi garam yang cukup dan diaduk maka telur yang bagus itu akan mengapung. Bila telur belum juga mengapung maka tambahkan lagi garamnya sampai telur ini mengapung karena berat jenisnya (BJ) menjadi lebih rendah daripada air garam. Air garam yang sudah mampu mengapungkan telur ini dapat digunakan untuk seleksi benih, langkah selanjutnya adalah sebagai berikut : -1-
  • 4. • Masukkan benih ke dalam air garam dan pilih hanya benih yang tenggelam, gabah yang mengapung dapat dimanfaatkan untuk pakan ayam atau burung; • Benih yang baik kemudian dicuci dengan bersih sampai rasa asinnya hilang dari benih tersebut, juga akan lebih baik dicuci menggunakan wadah yang berlubang dan pada air yang mengalir untuk meyakinkan benih benar-benar akan terbebas dari garam; • Benih yang sudah bebas dari garam direndam dalam air biasa selama sekitar 24 jam; • Setelah benih direndam, kemudian lakukan pemeraman selama sekitar 36 jam yaitu benih di bungkus dengan karung goni atau kain yang basah. Penyimpanan benih yang dibungkus kain basah ini akan lebih baik ditempat yang hangat misalnya di dapur asalkan kainnya tetap dijaga basah dan lembab; • Setelah berkecambah atau muncul akar pendek, benih siap disemai atau ditebar. Penyemaian Penyemaian dapat dilakukan di sawah, di ladang atau dalam wadah seperti kotak plastik atau besek/pipiti yang diberi alas plastik/daun pisang dan berada di area terbuka yang mendapatkan sinar matahari. Tanah untuk penyemaian tidak menggunakan tanah sawah tetapi menggunakan tanah darat yang gembur dicampur dengan kompos dengan perbandingan tanah:kompos sebaiknya minimal 2:1 dan akan lebih baik bila 1:1, dapat juga ditambahkan pada campuran ini abu bakar agar medianya semakin gembur sehingga nantinya benih semakin mudah diambil dari penyemaian untuk menghindari putusnya akar. Luas area yang diperlukan untuk penyemaian minimal adalah sekitar 20 m2 untuk setiap 5 kg benih, sehingga bila penyemaian dilakukan pada wadah dapat dihitung jumlah wadah yang diperlukan menyesuaikan dengan ukuran masing-masing wadah dan tentunya akan lebih baik lagi bila tempat penyemaiannya lebih luas untuk pertumbuhan benih yang lebih sehat. Untuk penyemaian yang dilakukan di sawah atau ladang, tempat penyemaian dibuat menjadi berupa tegalan/guludan seperti untuk penanaman sayuran dengan ketinggian tanahnya sekitar 15 cm, lebar sebaiknya sekitar 125 cm dan seluruh pinggirannya ditahan dengan papan, triplek atau batang pisang untuk mencegah erosi. Benih yang sudah ditebar sebaiknya kemudian ditutup lagi dengan lapisan tipis tanah atau kompos atau abu bakar untuk mempertahankan kelembabannya kemudian ditutup lagi dengan jerami atau daun kelapa untuk menghindari dimakan burung dan gangguan dari air hujan sampai tumbuh tunas dengan tinggi sekitar 1 cm. Setelah dilakukan penyemaian benih-benih ini harus dirawat dengan melakukan penyiraman setiap pagi dan sore bila tidak turun hujan. Untuk pola tanam SRI benih siap di tanam ke sawah saat usianya belum mencapai 15 hari dan sebaiknya antara umur 8-10 hari setelah tebar yaitu saat baru memiliki dua helai daun. -2-
  • 5. Penyiapan Lahan Penyiapan lahan sawah untuk pertanian organik dengan pola tanam SRI hampir sama dengan pada metoda konvensional. Proses awal pengolahan lahan adalah dengan dibajak (sunda: waluku) untuk membalikkan tanah dan memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan juga menghancurkan gulma setelah sebelumnya lahan digenangi air selama beberapa hari agar tanahnya menjadi lunak. Proses ini dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan kerbau atau sapi maupun secara modern dengan menggunakan traktor. Bila diperlukan setelah pembajakan pertama lahan sawah dibiarkan tergenang beberapa hari dan kemudian dilakukan pembajakan kedua. Kedalaman dari pelumpuran lahan turut menentukan pertumbuhan tanaman dan sebaiknya kedalaman pelumpuran tersebut setidaknya mencapai 30 cm. Pekerjaan selanjutnya adalah memperbaiki pematang sawah (sunda: mopok) agar lahan sawah tidak bocor dan tidak ditumbuhi tanaman liar untuk menghindari tikus bersarang di pematang sawah ini. Perbaikan pematang sawah dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pencangkulan untuk bagian sawah yang tidak dapat dijangkau oleh pembajakan yang biasanya berada di bagian pojok sawah (sunda: mojok). Kompos dapat ditebarkan sebelum pekerjaan penggaruan (sunda: ngangler) sehingga pada saat digaru kompos dapat bercampur dengan tanah sawah atau juga dapat ditebar setelah proses pembajakan, intinya adalah kompos dapat tercampur dengan tanah sawah secara merata dan tidak terbuang terbawa aliran air. Penggaruan selain untuk makin memperhalus butiran tanah sehingga menjadi lumpur juga sekaligus bertujuan untuk meratakan lahan. Jumlah kompos yang cukup ideal adalah sebanyak 1 kg untuk setiap 1 m2 luas lahan. Perataan lahan merupakan proses yang sangat penting karena lahan harus benar-benar rata dan datar sehingga akan memudahkan dalam pengaturan air nantinya sesuai dengan keperluan. Selanjutnya area penanaman padi dibuat dalam baris- baris atau petakan yang dipisahkan dengan jalur pengairan dengan lebar petakan sekitar 2m agar memudahkan dan meratakan rembesan air ke seluruh area tanaman padi selain untuk lebih memudahkan saat penanaman dimana petani yang melakukan penanaman posisinya berada di saluran air di kedua sisi petakan. Pekerjaan terakhir di lahan untuk persiapan penanaman adalah pembuatan tanda lokasi penanaman bibit yang berjarak minimal 25 cm atau lebih (pencaplakan). Dengan teraturnya penanaman padi akan memudahkan dalam penyiangan secara mekanis pada waktu pemeliharaan. Penandaan titik penanaman ini selain dengan membuat garis-garis di tanah menggunakan alat yang bisa dibuat secara sederhana dari kayu atau bambu dapat juga menggunakan tali yang diberi tanda. -3-
  • 6. Penanaman Pada pola tanam SRI benih diperlakukan dengan lembut dan hati- hati. Bibit yang ditanam di persemaian sawah atau ladang tidak boleh diambil dengan cara dicabut atau ditarik tetapi dengan cara di keduk bagian bawah tanahnya sehingga tanahnya ikut terbawa. Kemudian tempatkan kumpulan bibit ini dalam suatu wadah misalkan pelepah pisang, bambu atau lainnya untuk di bawa ke tempat penanaman. Pemindahan harus dilakukan secepat mungkin dalam waktu sekitar 30 menit atau lebih baik lagi dalam waktu 15 menit untuk menghindari trauma dan shok. Untuk bibit yang ditanam menggunakan wadah akan lebih mudah membawanya ke tempat penanaman. Bibit dipilih yang sehat diantara cirinya adalah lebih tinggi/ besar dan daunnya lebih tegak ke atas atau daunnya tidak terlalu terkulai. Penanaman padi dilakukan secara dangkal dan hanya cukup satu bibit untuk satu titik. Satu bibit ditanamkan dengan menggesernya di atas permukaan tanah, yang lebih mudah menggunakan jari jempol dan telunjuk. Sisa dari bibit dapat ditanam tunggal dibagian terluar diantara tanaman padi lainnya dari tiap petakan sebagai cadangan bila di kemudian hari ada tanaman yang tidak sukses tumbuhnya. Perawatan Tanaman padi yang terawat akan memberikan hasil panen yang jauh lebih baik daripada padi di sawah yang biarkan begitu saja. Air diatur agar hanya macak-macak atau mengalir di saluran air saja, perendaman lahan selama beberapa saat dilakukan bila lahan sawah terlihat kering dan adanya retakan halus pada tanah. Penanganan gulma dilakukan dengan penyiangan mekanis sampai gulma tersebut tercabut dari tanah untuk kemudian dibenamkan menggunakan tangan atau kaki sedalam mungkin agar tidak mampu tumbuh lagi. Dari setiap proses penyiangan mekanis ini dapat diharapkan nantinya ada penambahan hasil panen satu atau bahkan dua ton per hektarnya sehingga nilai tambah dari penyiangan ini sebenarnya cukup tinggi. Sebelum penyiangan tanah sebaiknya direndam untuk melunakkan tanah dan setelah dilakukan penyiangan air kembali dibuang dan sawah dalam keadaan macak-macak. Untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik dari gulma maka perlu dilakukan penyemprotan MOL (mikro-organisma lokal) setelah proses penyiangan. Penyemprotan MOL di arahkan ke tanah bukan ke tanaman karena maksudnya adalah penambahan jumlah bakteri pengurai ke dalam tanah untuk melakukan proses dekomposisi bahan organik. MOL ini dapat juga di campur dengan pupuk organik cair (POC) untuk memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah. Konsentrasi larutan untuk penyemprotan baik MOL, POC maupun campuran MOL dan POC jangan terlalu pekat untuk menghindari terjadinya proses dekomposisi yang berlebihan pada tanah yang mengakibatkan akan menguningnya tanaman untuk sementara -4-
  • 7. karena unsur N yang ada dipergunakan oleh bakteri pengurai untuk aktivitasnya. Proses dekomposisi yang berlebihan pun akan terjadi bila menggunakan pupuk kandang atau daun-daunan segar secara langsung ke sawah tanpa proses pengkomposan diluar sawah sehingga tidak baik bila diaplikasikan pada sawah yang sudah ada tanaman padinya. Oleh karenanya resiko penggunaan MOL atau POC yang berlebihan atau terlalu pekat tetap ada tetapi jauh lebih ringan daripada penggunaan bahan kimia. Untuk lahan sawah yang penggunaan komposnya di bawah jumlah ideal sebaiknya pemakaian POC di tingkatkan jumlahnya. Interval penyiangan mekanis normalnya dilakukan setiap 10 hari sekali tetapi harus segera dilaksanakan bila ada indikasi pertumbuhan gulma sebelum gulma ini semakin tinggi sehingga semakin sulit dihilangkan. Penyemprotan POC kaya N dapat dilakukan pada usia padi 10 hari setelah tanam (hst), 20 hst, 30 hst dan 40 hst. Namun penyemprotan POC kaya N ini dapat dilakukan kapanpun juga bila diperlukan pada kondisi padi terlihat mengalami kahat/kekurangan N dengan gejala daun menguning. Gabungan POC kaya P dan K disemprotkan 2 atau 3 kali saat padi sudah memasuki usia sekitar 60 hst untuk memperbaiki kualitas pengisian gabah dengan interval penyemprotan setiap 10 hari. Frekuensi penyemprotan POC dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan berdasarkan pengamatan dari pertumbuhan tanaman. Penyemprotan POC atau MOL harus dilakukan dalam kondisi lahan tidak tergenang dan diusahakan pada saat padi mulai berbunga penyemprotan POC sudah dihentikan agar tidak mengganggu proses penyerbukan. Penanganan organisma pengganggu tanaman (OPT) berupa hama/penyakit dilakukan dengan penggunaan atau penyemprotan pestisida nabati/pestisida organik lokal (POL) yang diarahkan ke tanaman. Penyemprotan dapat dilakukan sebagai usaha preventif/pencegahan secara berkala ataupun untuk penanggulangan. Saat mulai muncul malai lahan digenangi air setinggi sekitar 1 – 2 cm dari permukaan tanah secara terus menerus sampai saat padi sudah mulai terisi. Aliran air kemudian dihentikan samasekali atau lahan dikeringkan seterusnya ketika bulir padi sudah terisi. Pemanenan Panen dilakukan saat padi mencapai umur panen sesuai deskripsi untuk masing-masing varietas dihitung dari saat tebar di penyemaian atau sekitar 30-35 hari setelah berbunga atau ketika sekitar 90% padi sudah menguning. Hindari pemanenan pada saat udara mendung atau gerimis. -5-
  • 8. 3. Sosialisasi Pola Tanam SRI Untuk mencapai tujuan agar para petani mampu meningkatkan produktivitas hasil panennya melalui pertanian padi organik pola tanam SRI diperlukan program yang dijalankan secara terintegrasi meliputi pelatihan, pengelolaan demplot dan pendampingan bagi petani yang mengikuti program ini secara berkesinambungan sampai kelompok atau komunitas petani ini akhirnya terbiasa dan memahami secara utuh sistem ini. Bila program ini dapat terlaksana dengan baik setidaknya selama 3 Musim Tanam berturut-turut yang sudah diikuti oleh para petani, diharapkan para petani ini akan melanjutkan sistem ini untuk seterusnya. Pembiayaan sosialisasi ini semestinya bisa diperoleh melalui berbagai sumber pembiayaan yang ada seperti APBN, APBD, melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)/Corporate Social Responsibility (CSR) dari penyisihan keuntungan BUMN atau perusahaan besar lainnya dan berbagai sumber pendanaan lainnya. Beberapa pembinaan berupa pelatihan yang pernah diberikan atau melibatkan Ganesha Organic SRI, bekerjasama dengan berbagai pihak dan diantaranya dilakukan secara terintegrasi dengan pendampingan bagi petani adalah sebagai berikut : Tanggal/Bulan/Tahun Tempat Penyelenggara 20/04/08 Sapan Gedebage Kelompok Tani Bina Harapan Kabupaten Bandung Gedebage dan PKBL Pertamina 25/04/08 – 28/04/08 Cijambe Kab. Subang GO SRI 09/06/08 – 12/06/08 Purwokerto Jawa P3M dan PKBL PT. Rekayasa Tengah Industri 20/06/08 Cipanas Puncak (Bank) BRI 27/06/08 – 30/06/08 Banyuwangi Jawa P3M dan PKBL PT. Rekayasa Timur Industri 22/08/08 – 26/08/08 Semarang Jawa Tengah Dinas KUKM Jawa Tengah 15/10/08 – 17/10/08 Cijambe Kab. Subang GO SRI 27/11/08 – 30/11/08 Cijambe Kab. Subang PKBL PTPN VIII 10/01/09 Sapan Gedebage Kelompok Tani Bina Harapan Kabupaten Bandung Gedebage 14/01/09 – 16/01/09 Lhok Seumawe Aceh PT. PIM Utara 14/02/09 – 15/02/09 Banjaran Kab. Bandung GO SRI 03/04/09 – 04/04/09 Nganjuk Jawa Timur Ikatan Pemuda NU 21/11/09 – 22/11/09 Compreng Kab. Subang P3M dan PKBL PT. Rekayasa Industri 25/12/09 – 27/12/09 Cibaliung Kab. Yayasan Auliya Banten Pandeglang Enlightenment 13/01/10 Kertajati Majalengka FEATI 06/03/10 – 07/03/10 Pesantren Ar-Risalah P3M dan PKBL PT. Rekayasa Cijantung IV Ciamis Industri -6-
  • 9. 4. Daftar Rujukan -----, “How To Help Rice Plants Grow Better And Produce More: Teach Yourself And Others”, Association Tefy Saina, Antananarivo, Madagascar, and Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development -----, “SRI Method of Paddy Cultivation”, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan), 2006 -----,”SRI - System of Rice Intensification: An emerging alternative”, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan), 2006 -----,”Weeders, A Reference Compendium”, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan), 2006 Laulanié, de, Henri, “Technical Presentation Of The System Of Rice Intensification, Based On Katayama’s Tillering Model”, Association Tefy Saina Rabenandrasana, Justin, “Revolution in rice intensification in Madagascar”, Association Tefy Saina Uphoff, Norman, “SRI - The System Of Rice Intensification: An Opportunity For Raising Productivity In The 21st Century”, Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development, Paper for the International Year of Rice Conference, FAO, Rome, February 12-13, 2004 Uphoff, Norman and Rabenandrasana, Justin, “What is the System of Rice Intensification?”, Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development, and Association Tefy Saina, 2002 -7-
  • 10. Lampiran Publikasi : Buku ‘Bertani Padi Organik Pola Tanam SRI’, penerbit padi, Januari 2010 (http://buku01.infoorganik.com) Buku Elektronik (E-Book), ‘Pola Tanam SRI’, Ganesha Organic SRI, Januari 2010 (http://buku02.infoorganik.com) Paper ‘Pertanian Padi Organik Pola Tanam SRI dan Aplikasinya di Lapangan’, International Conference & Exhibition : Science & Technology in Biomass Production (ICEBP) SITH ITB, 25 – 26 November 2009 (http://paper01.infoorganik.com)