1. Nama : Garry Geraldy – 32130110 – 5PTI2
Makalah : Routing
PENGERTIAN ROUTING
Routing merupakan cara untuk menentukan lokasi tujuan dari suatu trafik atau lalu lintas dalam
jaringan serta menentukan jalur tercepat untuk menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP
yang diberikan.
Penggunaan routing dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada saat mendesain suatu jaringan,
apakah route/jalur yang dibuat bersifat kompleks atau sederhana. Static routing digunakan desain
jaringan yang sederhana atau jaringan berskala kecil. Tetapi seandainya kondisi jaringan sudah
begitu kompleks, dapat kita gunakan routing Dinamis atau kombinasi dengan
menggunakan dinamis routing dan static route pada titik-titik tertentu.
Untuk bisa melakukan Routing ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu :
1. Alamat Tujuan yang akan dituju.
2. Router-router tetangga yang menjadi penghubung antara network yang berbeda.
3. Pemilihan Jalur terbaik untuk pengambilan data kemudian meneruskannya pada setiap network.
JENIS – JENIS ROUTING
Ada 3 jenis Routing yaitu :
Default Routing ( Routing Default)
Routing default merupakan jalur default yang dilalui oleh paket yang mempunyai alamat network
tujuan tertentu tetapi tidak terdapat table routing pada router yang dilewati tersebut.Table routing
biasanya digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual serta menambahkan beberapa
router ke sebuah network tujuan yang tidak terdapat table routing ke router berikutnya. Default
Routing bisanya digunakan pada jaringan yang hanya memiliki satu jalur keluar.
Jika terdapat default routing yang di-set pada sebuah router, maka paket tersebut akan mengikuti
rute default yang telah ditetapkan, jika tidak ada default routing maka paket akan dibuang/discard.
Default routing didefiniskan dengan alamat : 0.0.0.0/0. Default routing pada routing table ditandai
dengan flag “S*”.
2. Tabel Routing
Router merekomendasikan tentang jalur yang digunakan untuk melewatkan paket berdasarkan
informasi yang terdapat pada Tabel Routing.
Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui perantara
administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara dynamic routing
menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang berhubungan akan saling bertukar
informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel routing.
Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
- Alamat Network Tujuan
- Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
- Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan. Metric
tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).
Contoh tabel routing pada MikroTik
Static Routing ( Routing Statis)
Routing Static adalah routing yang setting secara manual oleh admin jaringan dengan
menambahkan table Routing pada sebuah router dan dimaintenance secara terpisah karena tidak
melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router yang
lainnya. Sehingga Routing static harus diisi table routing network yang akan dihubungi sehingga
ketika ingin berhubungan dengan jaringan yang berbeda maka harus melalui default gateway
Router yang sekelas.
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap
jaringan di dalam internetwork yang mana di konfigurasi secara manual oleh administrator
jaringan. Setiap host pada jaringan harus di konfigurasi untuk mengarah kepada default
3. gateway agar dapat berhubungan pada sebuah jaringan network yang berbeda, di mana router
memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Static routing terdiri dari perintah-perintah konfigurasi manual untuk setiap router secara sendiri-
sendiri. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada
pada table routing. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya
keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan
protokolnya. Dengan menambahkan static routing, sebuah router dapat diberitahukan kemana
harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Keuntungan Menggunakan Routing Static yaitu :
Routing Static lebih aman karena seorang administrator dapat menentukan jalur mana yang boleh
ditambahkan table routing sehingga bisa menentukan akses routing ke network tertentu saja.
CPU Router tidak mengalami Overhead (waktu pemrosesan)jika dibandingkan dengan routing
dinamis.
Static routing tidak mudah di hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan
maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic pada sebuah jaringan.
Kelemahan Menggunakan Routing Static yaitu :
4. Seorang Administrator Jaringan harus benar-benar memahami jalur network yang harus
dilewati dan administrator harus benar-benar memahami konfigurasi table routing dengan benar.
Jika sebuah network baru ditambahkan pada sebuah jaringan , Maka Administrasi harus
menambahkan sebuah table routing kesemua router secara manual.
Routing statis tidak sesuai untuk network-network skala besar karena seorang administrator akan
merasa kualahan dan harus bekerja full time bila sering terjadipenambahan network baru
PENGERTIAN TABLE ROUTING
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute ip address. Berikut adalah field dari tabel
routing IPv4.
a. Destination
Dapat berupa alamat IPv4 tujuan yang akan dilewatkan pada sebuah jaringan. Dalam Windows,
kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.
b. Network Mask
Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 yang dikirim dari field
destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.
c. Next-Hop
Alamat IPv4 pada sebuah jaringan yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini
dinamakan Gateway.
d. Interface
Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim (meneruskan) kembali paket IPv4. Dalam
Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.
e. Metric
Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi jalur yang
terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama. Metric dapat menunjuk pada banyak
tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.
Dynamic Routing (Routing Dinamis)
(Router Dinamis) adalah sebuah router yang membuat tabel routing secara otomatis (automatic),
dengan cara membaca lalu lintas jaringan yang saling berhubungan antara router lainnya. Protokol
routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi dan memberikan informasi routing
antar router satu dengan yang lainnya yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung
keadaan jaringannya. Dengan cara ini, maka router-akan mengetahui keadaan jaringan yang
terakhir dan mampu meneruskan data ke arah jaringan yang dituju dengan benar.
Dynamic router mempelajari sendiri jalur yang terbaik yang akan dilaluinnya untuk meneruskan
paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan jalur (rute) yang
harus ditempuh oleh paket-paket yang dituju akan tetapi Administrator hanya menentukan
5. bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada
dynamic routing berubah, sesuai dengan keadaan yang didapatkan oleh router.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh administrator.
Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel
routing. Pemeliharaan jalur terbaik dilakukan berdasarkan pada jarak yang paling dekat antara
device pengirim dan device tujuan.
Routed Protocol dan Routing Protocol
Protocol merupakan set atau rule-rule dan konversi yang menentukan bagaimana device-device
dalam sebuah network bertukar informasi. Berikut dua tipe dasar protocol.
Routed protocol
Merupakan protokol-protokol pada jaringan yang dapat diroutingkan oleh sebuah router. Routed
protocol memungkinkan sebuah router untuk secara tepat menginterpretasikan logical network.
contoh dari routed protocol : IP, IPX, DECnet ,dan AppleTalk.
Routing protocol
Protokol-protokol yang dugunakan untuk merawat routing table pada router-router. Contoh
routing protocol diantaranya OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP
Macam-Macam dari Routing Dinamis (Dynamic Router) adalah
RIP (Routing Information Protocol)
Routing Information Protocol. Distance vector protocol – merawat daftar jarak tempuh ke
network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus dilalui oleh paket-
paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai 15 hop. Broadcast di-update
dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router yang berguna untuk menjaga integritas. RIP cocok
dimplementasikan untuk jaringan berskala kecil.
6. Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak. Algoritma distance vector
memiliki informasi yang tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router.
IGRP (Internal Gateway Routing Protokol
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector
yang dimiliki oleh cisco (cisco-proprietary). Artinya semua router yang mendukung IGRP pada
sebuah jaringan adalah router cisco.
IGRP memiliki jumlah hop maksimum sebanyak 255, dengan nilai default 100. Dengan adanya
IGRP maka dapat menutupi kekurangan pada RIP.
OSPF (Open Shortest Path First)
Open Shortest Path First. Link state protocol—menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan
metric untuk menetapkan jalur-jalur ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map secara
sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim ke semua
router. OSPF cocok bila digunakan untuk jaringan berskala besar.
link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar dari
link state routing adalah setiap router menerima peta (map) dari router tetangga. Link state bekerja
dengan cara yang berbeda dari distance vector. Walaupun proses pengumpulan informasi
routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link state lebih realible, lebih skalabel
dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga lebih menghemat bandwith.
Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada
dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan kecepatan dari
koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal ini sangat berbeda dengan
distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang jaringan
tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algoritma link state memperbaiki
pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka (router) terkoneksi.
EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol. Distance vector protocol—melakukan
perawatan satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP
menggabungkan konsep link state protocol (Open Shortest Path First). Broadcast-broadcast di-
update setiap 90 detik ke semua EIGRP router yang berdekatan dan untuk setiap update hanya
memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan berskala besar.
BGP (Border Gateway Protokol)
Merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara baik untuk merawat
path-path ke jaringan lainnya. Update-update perubahan konfigurasi dikirim melalui koneksi TCP.
7. Berikut ini perbedaan yang spesifik untuk kedua jenis routing:
Routing Statik :
- Berfungsi pada protocol IP
- Router tidak dapat membagi informasi routing
- Table Routing dibuat dan dihapus secara manual.
- Tidak menggunakan routig protocol
- Microsoft mendukung multihomed (membutuhkan lebih dari 1 NIC) pada system seperti router.
Routing Dinamik :
- Berfungsi pada inter-routing protocol
- Router dapat membagi informasi routing secara otomatis (automatic)
- Table Routing dibuat dan dihapus secara otomatis (automatic).
- Terdapat routing protocol, seperti RIP atau OSPF dll.
- Microsoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX
Contoh kasus Routing
Sebuah perusahaan terdiri dari 3 lantai dan ingin membangun sebuah jariungan perlantainya
dengan ketentuan:
a. Lantai 1 = 10 host
b. Lantai 2 = 20 host
c. Lantai 3 = 10 host
Dengan topologi dibawah ini, buatlah suatu jaringan perusahaan tersebut dengan menggunakan
routing static dengan IP localnya 192.168.2.0/27.
1. Subnetting VLSM
192.168.2.0/27
Range Host
Lanti 2 = 20 Host ; 25 – 2 = 32 – 2 = 30 Host
Lanti 1 = 10 Host ; 24 – 2 = 16 – 2 = 14 Host
Lanti 3 = 10 Host ; 24 – 2 = 16 – 2 = 14 Host
Bit Network
Lantai 2 = 20 Host ; 32 – 5 = /27
9. Setelah semua mendapat IP, maka kita lanjuk ke konfigurasi Router Static, disini kami
menggunakan Aplikasi Packet Tracer dalam konfigurasinya.
2. Konfigurasi:
Router Lt.1
RouterLt1(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.224 192.168.4.2
RouterLt1(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 Serial0/0/1
RouterLt1(config)# ip route 192.168.2.48 255.255.255.240 Serial0/0/0
Router Lt.2
RouterLt2(config)# ip route 192.168.2.32 255.255.255.240 192.168.4.1
RouterLt2(config)# ip route 192.168.2.48 255.255.255.240 Serial0/0/0
10. Router Lt.3
RouterLt1(config)# ip route 192.168.2.32 255.255.255.240 192.168.4.1
RouterLt1(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.224 Serial0/0/0
RouterLt1(config)# ip route 192.168.4.0 255.255.255.0 Serial0/0/0
Setelah selesai konfigurasi, maka kita tes hasilnya.
Hasil ping dari PC0 Router Lt.1 ke PC5 Router Lt.2