SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
LECTURE NOTES #7

                          HETEROKEDASTISITAS

I.    Pendahuluan
      Pada bagian sebelumnya telah dibahas penggunaan Ordinary Least Square
      untuk mengestimasi suatu garis regresi linier berganda serta prosedur
      inferensinya. Seperti yang diketahui jika asumsi klasik (Gauss-Markov)
      dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan teknik ini adalah bersifat
      Best Liniear Unbiased Estimator (BLUE).

      Dalam prakteknya sangat mungkin sekali satu atau lebih asumsi tersebut
      tidak dapat dipenuhi. Dengan demikian maka estimator OLS tidak lagi
      BLUE. Pada kasus yang ekstrim estimator dan/atau pengujian hipotesa
      bahkan tidak dapat dilakukan.

      Dalam bagian ini akan dibahas suatu pelanggaran asumsi klasik yang sering
      terjadi yakni heterokedastisitas. Pelanggaran asumsi ini terjadi ketika
      residual tidak lagi konstan melainkan bersifat variabel.

      Kita akan membahas konsep/pengertian dari heterokedastisitas dan
      implikasi yang ditimbulkannya. Pada beberapa kasus heterokedastisitas
      dapat diobservasi secara kasual (pengamatan melalui pola residual), namun
      sering kali tidak. Untuk itu perlu dikembangkan teknik pengujian formal
      berdasarkan suatu kaidah statistik. teknik deteksi dan metoda koreksi.

II.   Konsep Heterokedastisitas
      Salah satu asumsi penting (asumsi Gauss Markov) didalam penggunaan
      estimator OLS agar ia bersifat Best Liniear Unbiased Estimator (BLUE)
      adalah varians yang konstan. Varians dari residual tidak berubah dengan
      berubahnya satu atau lebih variabel bebas (Homokedastisitas). Secara grafis
      hal ini ditunjukkan pada grafik 1.




      Grafik 1. Residual dengan Sifat Homokedastis


                                                                               1
Secara formal homokedastisitas dinyatakan sbg

Var (u x1 , x2 ,..., xk ) = σ 2                    ………………………1)
Jika asumsi ini terlanggar maka dapat dinyatakan

Var (u x1 , x2 ,..., xk ) = σ i 2                  ………………………2)

Dimana indeks I menunjukkan bahwa varians berubah dari observasi ke
observasi (bersifat variabel). Secara grafis hal ini ditunjukkan sbb




Grafik 2. Residual dengan Sifat Heterokedastis

Terdapat beberapa alasan mengapa residual regresi dapat bersifat seperti
ini, diantaranya:
a. Terdapat situasi error learning, misalnya kita ingin mengetahui
    hubungan tingkat kesalahan mengetik terhadap berbagai variabel. Jika
    kita menggunakan sample yang bersifat panel/time series akan sangat
    mungkin model yang dimiliki akan bersifat heterokedastis. Hal ini
    disebabkan kesalahan pengetikan akan menurun dari waktu ke waktu
    dan terjadi konvergensi diantara elemen sample (kesalahan anggota
    sample yang paling tidak terampir akan menurun mendekati mereka
    yang awalnya sudah terampil).
b. Peningkatan diskresi. Hal ini tampak jelas pada penelitian dengan
    menggunakan variabel pendapatan. Aktivitas oleh individu yang
    memiliki pendapatan tinggi akan jauh lebih variatif dibandingkan
    mereka yang berpendapatan rendah. Dengan demikian suatu model
    regresi dengan menggunakan variabel semacam ini akan mengalami
    peningkatan residual kuadrat dengan semakin besarnya pendapatan.
c. Perbaikan teknik pengambilan data. Kembali hal ini relevan jika data
    bersifat panel (data diambil dari individu yang sama pada titik waktu
    berbeda-beda). Peneliti akan belajar untuk menarik informasi dengan


                                                                       2
benar dengan demikian kesalahan akibat proses ekstraksi data akan
       semakin menurun.
    d. Keberadaan Outlier. Outlier adalah data yang memiliki karakteristik
       sangat berbeda dari kondisi yang umum. Misalnya kita memiliki suatu
       set data pendapatan dengan kisaran IDR 2-5 juta per bulan, keberadaan
       individu dengan pendapatan 100 juta dapat dikatakan outlier.
    e. Masalah spesifikasi. Jika model pada populasi adalah non linier
       (misalnya eksponensial) namun kita memaksa penggunaan model linier.
       Disini kuadrat residual akan meningkat dengan cepat dengan
       meningkatnya nilai variabel bebas.

III. Implikasi Heterokedastisitas
     Terlanggarnya asumsi ini (disebut Heterokedastisitas) tidak menyebabkan
     estimator (βi) menjadi bias karena residual bukanlah komponen didalam
     perhitungan. Sebagai ilustrasi, kita gunakan model regresi sederhana dua
     variabel sbb:

     y = β 0 + β1 x + u                                               ………………………3)

    Parameter model regresi dapat dihitung dengan formula sbb:

             n                  _               _

     ^      ∑ ( x − x)( y − y)
                        i               i
                                                        Cov( x, y )
     β1 =   i =1
                    n               _
                                                    =
                   ∑ ( x − x)               2            Var ( x)
                                i
                   i =1
     ^      _               _
     β 0 = y − β1 x                                                   ………………………4)


    Dapat dilihat pada persamaan 4, residual kuadrat bukanlah komponen
    didalam perhitungan parameter.

    Namun demikian heterokedastisitas menyebabkan standar error dari model
    regresi menjadi bias, dan sebagai konsekuensinya matriks varians-kovarians
    yang digunakan untuk menghitung standar error parameter menjadi bias
    pula. Untuk model sederhana diatas, standar error parameter dapat
    dihitung sbb:




                                                                                3
^                    σ2
     V ar( β 1 ) =    n                  _
                                                             ………………………5)

                     ∑ ( x − x)
                     i =1
                                 i
                                             2




    Dengan demikian pada asumsi heterokedastisitas dapat ditunjukkan
    formula yang valid bagi persamaan 5 adalah

                      n                  _

           ^         ∑ ( x − x) σi
                                             2
                                                     i
                                                         2


     V ar( β 1 ) =   i =1
                            n                _
                                                             ………………………6)

                       ∑ ( x − x)
                          i =1
                                     i
                                                 2




    Hasil kedua formula ini umumnya adalah berbeda, akan sama jika σi2 = σ2,
    suatu konstanta.

    Seperti yang diketahui pengujian hipotesa baik t test maupun F test
    sangatlah tergantung pada standar error yang benar. Dengan demikian
    masalah heterokedastisitas akan menyebabkan pengambilan kesimpulan
    berdasarkan rejection rule yang ada akan menjadi tidak valid.

IV. Teknik Deteksi
    Kita dapat mendeteksi keberadaan heterokedastisitas melalui suatu metoda
    kasual, yakni mengamati pola residual kuadrat. Jika heterokedastisitas ada
    pada model hal ini dapat terlihat dengan adanya suatu pola tertentu pada
    grafik residual kuadrat.




    Grafik 3. Berbagai Pola Residual Kuadrat



                                                                            4
Grafik 3 menunjukkan pola-pola residual kuadrat yang mungkin sering
diamati pada penelitian. Disini kita melakukan plotting residual kuadrat
terhadap fitted value namun pola yang sama juga dapat diperoleh jika kita
mengganti fitted valued dengan nilai observasi salah satu variabel bebas.
Pola 3a. menunjukkan situasi homokedastisitas, disini residual kuadrat
berada pada interval yang sama pada setiap tingkat fitted value. Sedangkan
pola 3b s/d 3e menunjukkan bahwa selang residual kuadrat adalah bersifat
variabel (misalnya kuadratik pada pola 3d).

Kita tentunya membutuhkan suatu prosedur formal yang dapat digunakan
untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas (pengamatan kasual tidaklah
mencukupi). Terdapat banyak test yang dikembangkan untuk menguji
keberadaan heterokedastisitas, namun disini kita akan membahas 2 metoda
yang paling popular, yakni: Breusch-Pagan Test dan White Test (lihat
Gujarati, 2003 untuk jenis test lainnya).

Prosedur Breusch-Pagan (1980) mengasumsikan bahwa ketika varians
residual adalah tidak konstan maka ia akan berhubungan dengan satu atau
lebih variabel dalam spesifikasi yang linier. Adapun langkah-langkah test
dapat diuraikan sbb:

a. Estimasi model, misalnya dengan k regresor sbb
    y = β 0 + β1 x1 + β 2 x2 + ... + β k xk + u     ………………………7)

b. Jika kita menduga bahwa model ini mengalami heterokedastisitas, maka
   laksanakan regresi auxiliary sbb

    ^2
   u = δ 0 + δ1 x1 + δ 2 x2 + ... + δ k xk + v      ………………………8)
         ^ 2
   Nilai u diperoleh dari residual persamaan 7, yakni

    ^          ^     ^         ^            ^
   u i = y − β 0 − β 1 x1 − β 2 x2 − ... − β k xk   ………………………9)


c. Set up hipotesis yang digunakan disini adalah

   H 0 : δ1 = δ 2 = ... = δ k =0
                                                    ……………………10)
   H1 : Paling tidak satu δ i ≠ 0

   Hipotesis null yang digunakan adalah tidak terdapat heterokedastisitas
   (residual memiliki pola homokedastis).

d. Hitung statistik uji Fht atau LM sbb:


                                                                        5
Raux 2 / k
         Fht =                          ;
               (1 − Raux ) /(n − k − 1)
                        2
                                                                   ……………………11)

         LM = nRaux 2
        Dimana Raux2 diperoleh dari regresi auxiliary (persamaan 8), n adalah
        jumlah sample dan k adalah jumlah variabel bebas (diluar intersep).

    e. Statistik Fht dan LM masing-masing didistribusikan mengikuti F(df : k,
       n-k-1) dan Chi Square, χ2 (df=k). Dengan demikian kita dapat
       menggunakan salah satu criteria rejection rule: nilai kritis atau p value
       pada α yang relevan (misalnya 5% atau 1%). Jika hipotesis null tidak
       dapat ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
       dimiliki tidak mengalami masalah heterokedastisitas (paling tidak jika ia
       berbentuk linier). Sedangkan penolakan terhadap hipotesis null
       memberikan indikasi bahwa model mengalami heterokedastisitas dan
       perlu dilakukan koreksi.

    Contoh 1:
    Dengan menggunakan data Hprice1.raw, kita akan melakukan estimasi
    model regresi linier yang menghubungkan harga rumah (price) terhadap
    variabel lotsize, sqrft dan bdrms. Hasil regresi yang dilakukan diberikan
    pada tabel 1.

Dependent Variable: PRICE
Method: Least Squares
Date: 06/08/08 Time: 10:00
Sample: 1 88
Included observations: 88

       Variable       Coefficient    Std. Error     t-Statistic     Prob.

         C            -21.77031      29.47504      -0.738601        0.4622
      LOTSIZE          0.002068      0.000642       3.220096        0.0018
       SQRFT           0.122778      0.013237       9.275093        0.0000
       BDRMS           13.85252      9.010145       1.537436        0.1279

R-squared              0.672362     Mean dependent var            293.5460
Adjusted R-squared     0.660661     S.D. dependent var            102.7134
S.E. of regression     59.83348     Akaike info criterion         11.06540
Sum squared resid      300723.8     Schwarz criterion             11.17800
Log likelihood        -482.8775     F-statistic                   57.46023
Durbin-Watson stat     2.109796     Prob(F-statistic)             0.000000


    Tabel 1. Print Output Regresi Contoh 1



                                                                                 6
Kita akan menggunakan prosedur Breusch-Pagan untuk mendeteksi
    keberadaan heterokedastisitas. Untuk itu kita mentabulasikan dahulu
    residual dari regresi diatas dengan nama u dan melakukan regresi auxiliary
    residual kuadrat terhadap seluruh variabel bebas. Ketika ini dilaksanakan
    hasil yang diperoleh adalah


Dependent Variable: U^2
Method: Least Squares
Date: 06/08/08 Time: 10:01
Sample: 1 88
Included observations: 88

       Variable       Coefficient    Std. Error     t-Statistic     Prob.

         C            -5522.795      3259.478      -1.694380        0.0939
      LOTSIZE          0.201521      0.071009       2.837961        0.0057
       SQRFT           1.691037      1.463850       1.155198        0.2513
       BDRMS           1041.760      996.3810       1.045544        0.2988

R-squared              0.160141     Mean dependent var            3417.316
Adjusted R-squared     0.130146     S.D. dependent var            7094.384
S.E. of regression     6616.646     Akaike info criterion         20.47695
Sum squared resid      3.68E+09     Schwarz criterion             20.58956
Log likelihood        -896.9860     F-statistic                   5.338919
Durbin-Watson stat     2.351111     Prob(F-statistic)             0.002048


    Tabel 2. Auxiliary Regression Contoh 1

    Dengan demikian nilai F atau LM dapat dihitung dengan cara

             1.601/ 3
     Fht =                 ≈ 5.34
         (1 − 1.601) /(84)                                            ……………………12)
     LM = (88)(1.601) ≈ 14.09
    Nilai p value terkait dengan Fht dan LM adalah masing-masing 0.02 dan
    0.028, dan keduanya dibawah 5%. Dengan demikian hasil test
    menunjukkan model regresi mengalami heterokedastisitas.


    White (1980) melakukan evaluasi terhadap pola-pola residual kuadrat serta
    mengkaitkannya dengan asumsi Gauss Markov: Homokedastisitas. Dalam
    analisisnya tersebut ia berkesimpulan bahwa asumsi ini dapat diperlunak
    dengan menyatakan bahwa residual kuadrat tidak berkorelasi dengan
    seluruh variabel bebas (xj), kuadrat variabel bebas (x2j) dan cross product
    (xjxh dimana j≠h).


                                                                                7
Preposisi ini dapat diuji melalui model regresi auxiliary berikut

^2
u = δ 0 + δ1 x1 + ... + δ k xk + δ k +1 x12 + ... + δ k + k xk 2
        + δ k + k +1 x1 x2 + ... + δ k + k + C xk −1 xk + error   ……………………13)

dimana
C = kombinasi 2 dari pilihan k

Adapun set up hipotesis yang digunakan adalah


H 0 : δ1 = δ 2 = ... = δ k + k +C =0                              ……………………14)
H1 : Paling tidak satu δ m ≠ 0 (m=1,...,k+k+C)

Rejection rule dilakukan dengan menggunakan statistik F atau LM dengan
perhitungan sebagaimana diberikan pada persamaan 11.

Pengujian sebagaimana diuraikan diatas memiliki kelemahan karena
memakan banyak degree of freedom. Disini terlalu banyak parameter yang
diestimasi, sebagai contoh dengan model hanya 3 variabel kita akan
mengestimasi 9 parameter (=3+3+3). Untuk itu Wooldridge (2005)
menyarankan modifikasi dengan menggunakan fitted value, ingat bahwa
fitted value dapat diperoleh dengan cara

^      ^      ^           ^                ^
y i = β 0 + β 1 x1i + β 2 x2i + ... + β k xki                     ……………………15)

dimana i adalah observasi. Dengan demikian kita dapat memodifikasi
persamaan 13 menjadi

^2                ^           ^2
u = δ 0 + δ1 y + δ 2 y + error                                    ……………………16)


Rejection rule terhadap null hipotesis δ1=δ1=0 dapat dilakukan dengan
menggunakan statistik F atau LM dengan perhitungan sebagaimana
diberikan pada persamaan 11.

Contoh 2.
Masih dengan menggunakan data pada contoh 1, disini kita mengganti
prosedur Breusch-Pagan dengan White test. Prosedur White Test dapat


                                                                            8
diakses pada sub menu output hasil regresi (tabel 1), menu View,
     Residual Test, White Heterocedasticity (cross terms). Hasil yang
     diperoleh diberikan oleh tabel 3.


White Heteroskedasticity Test:

F-statistic              5.386953     Prob. F(9,78)                 0.000010
Obs*R-squared            33.73166     Prob. Chi-Square(9)           0.000100


Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 06/09/08 Time: 08:45
Sample: 1 88
Included observations: 88

       Variable         Coefficient    Std. Error     t-Statistic     Prob.

         C               15626.24      11369.41       1.374411        0.1733
      LOTSIZE           -1.859507      0.637097      -2.918719        0.0046
     LOTSIZE^2          -4.98E-07      4.63E-06      -0.107498        0.9147
  LOTSIZE*SQRFT          0.000457      0.000277       1.649673        0.1030
  LOTSIZE*BDRMS          0.314647      0.252094       1.248135        0.2157
       SQRFT            -2.673918      8.662183      -0.308689        0.7584
      SQRFT^2            0.000352      0.001840       0.191484        0.8486
   SQRFT*BDRMS          -1.020860      1.667154      -0.612337        0.5421
       BDRMS            -1982.841      5438.483      -0.364595        0.7164
     BDRMS^2             289.7541      758.8303       0.381843        0.7036

R-squared                0.383314     Mean dependent var            3417.316
Adjusted R-squared       0.312158     S.D. dependent var            7094.384
S.E. of regression       5883.814     Akaike info criterion         20.30444
Sum squared resid        2.70E+09     Schwarz criterion             20.58596
Log likelihood          -883.3955     F-statistic                   5.386953
Durbin-Watson stat       2.052712     Prob(F-statistic)             0.000010


     Tabel 3. White Heterocedasticity Test

     Seperti yang dapat dilihat pada tabel 3, prosedur yang ada pada Eviews
     menggunakan spesifikasi persamaan 13. Baik F maupun LM test
     menunjukkan hipotesis null homokedastisitas dapat ditolak. Dengan
     demikian sejalan dengan Breusch-Pagan Test, White Test juga
     mengindikasikan model mengalami heterokedastisitas.




                                                                               9
Suatu catatan terkait dengan pengujian heterokedastisitas perlu diberikan
     disini. Dari pembahasan penyebab heterokedastisitas diketahui bahwa
     fenomena ini dapat terjadi karena masalah misspesifikasi bentuk
     fungsional. Disisi lain uji yang telah dipelajari mengasumsikan bahwa pola
     heterokedastisitas adalah linier terhadap variabel bebas. Dengan demikian
     Wooldridge (2005) menyarankan untuk melakukan uji spesifikasi terdahulu
     terhadap model sebelum melakukan uji heterokedastisitas. Uji
     heterokedastisitas dilakukan jika bentuk fungsional model sudah benar.

V.   Prosedur Koreksi
     Jika pada suatu model regresi terdeteksi heterokedastisitas maka standar
     error dari regresi menjadi bias. Sebagai konsekuensinya seluruh tipe uji
     hipotesis (parsial dan exclusion) menjadi menyesatkan. Untuk itu perlu
     dilakukan koreksi terhadap model. Terdapat 2 tipe koreksi yakni (1) koreksi
     terhadap standar error regresi dan (2) Generalized Least Square/GLS.

     Tipe koreksi yang pertama dilakukan hanya terbatas pada standar error
     regresi. Tidak ada modifikasi atau estimasi ulang atas parameter yang
     diperoleh dari OLS. Koreksi terhadap standar error regresi dilakukan
     melalui prosedur yang diuraikan oleh White (1980) dan dikenal dengan
     nama Heterocedasticity Robust Standard Error.

     Uraian bagaimana koreksi dilakukan terhadap varians error model regresi
     bersifat sangat teknis, dan kita tidak akan membahasnya. White (1980)
     menunjukkan bahwa suatu standar error yang bersifat robust terhadap
     heterokedastisitas (yang bahkan bersifat unknown form) dapat dihitung
     dengan formulas sbb:

                           n    ^2        ^ 2

               ^         ∑r          ij   ui
     V ar( β j ) =       i =1
                         n                _
                                                    ;
                        ∑ ( x − x)
                        i =1
                                 i
                                                2

                                                          ……………………17)
           ^                         ^
     SE ( β j ) = V ar( β j )

                   ^2
     dimana r ij    menunjukkan residual ke i dari regresi variabel xj terhadap
     seluruh variabel independen lainnya.

     Dengan diperolehnya standar error yang robust terhadap heterokedastisitas
     (persamaan 17) maka perhitungan statistik uji t dapat dilakukan dengan
     menggantikan standar error OLS semula dengan formula yang baru ini.



                                                                             10
Hampir semua paket software ekonometrika/statistik telah memasukkan
     Heterocedasticity Robust Standard Error kedalam routine yang
     dimilikinya. Namun demikian perhitungan exclusion test dan overall
     significance test bersifat jauh lebih rumit dan kita tidak akan membahasnya.
     Bagi pembaca yang tertarik dapat merujuk pada Wooldrige hal 253-254.

     Contoh 3.
     Dengan menggunakan data pada GPA3.raw, kita akan mengestimasi regresi
     cumgpa terhadap sat, hsperc, tothrs, female, black dan white. Dengan
     menggunakan prosedur biasa diperoleh hasil pada tabel 4

Dependent Variable: CUMGPA
Method: Least Squares
Date: 06/09/08 Time: 08:54
Sample: 1 732 IF SPRING=1
Included observations: 366

       Variable         Coefficient    Std. Error     t-Statistic     Prob.

          C              1.470065      0.229803       6.397063        0.0000
         SAT             0.001141      0.000179       6.388504        0.0000
       HSPERC           -0.008566      0.001240      -6.906003        0.0000
       TOTHRS            0.002504      0.000731       3.425510        0.0007
       FEMALE            0.303433      0.059020       5.141165        0.0000
        BLACK           -0.128284      0.147370      -0.870486        0.3846
        WHITE           -0.058722      0.140990      -0.416497        0.6773

R-squared                0.400560     Mean dependent var            2.334153
Adjusted R-squared       0.390542     S.D. dependent var            0.601126
S.E. of regression       0.469286     Akaike info criterion         1.343732
Sum squared resid        79.06233     Schwarz criterion             1.418372
Log likelihood          -238.9029     F-statistic                   39.98208
Prob(F-statistic)        0.000000


Tabel 4. Print Out Regresi Contoh 3.

Model ini mengalami masalah heterokedastisitas. Hal ini dapat dilihat melalui
pengujian White Heterocedasticity Test, dimana baik nilai p value maupun F,
menunjukkan dengan sangat kuat bahwa hipotesis null homokedastisitas adalah
ditolak.


White Heteroskedasticity Test:

F-statistic              3.629836     Prob. F(23,342)               0.000000
Obs*R-squared            71.81422     Prob. Chi-Square(23)          0.000001




                                                                               11
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 06/09/08 Time: 10:05
Sample: 1 732 IF SPRING=1
Included observations: 366
Collinear test regressors dropped from specification

       Variable         Coefficient     Std. Error     t-Statistic     Prob.

         C                0.748114      1.006458        0.743314       0.4578
        SAT              -0.000930      0.001461       -0.636818       0.5247
       SAT^2              6.85E-07      6.21E-07        1.102059       0.2712
    SAT*HSPERC           -8.15E-07      5.94E-06       -0.137065       0.8911
    SAT*TOTHRS           -6.69E-06      3.76E-06       -1.779145       0.0761
    SAT*FEMALE           -0.000232      0.000303       -0.767388       0.4434
     SAT*BLACK            0.000798      0.000810        0.985402       0.3251
     SAT*WHITE            0.000342      0.000722        0.473846       0.6359
      HSPERC             -0.007883      0.008268       -0.953522       0.3410
     HSPERC^2             7.75E-05      3.74E-05        2.069623       0.0392
  HSPERC*TOTHRS          -5.63E-06      2.69E-05       -0.209662       0.8341
  HSPERC*FEMALE          -0.000903      0.002409       -0.375028       0.7079
   HSPERC*BLACK           0.001311      0.005295        0.247640       0.8046
   HSPERC*WHITE           0.004146      0.004907        0.845006       0.3987
      TOTHRS             -0.000258      0.006853       -0.037671       0.9700
     TOTHRS^2             5.05E-05      1.73E-05        2.921279       0.0037
  TOTHRS*FEMALE          -0.000609      0.001214       -0.502005       0.6160
   TOTHRS*BLACK          -0.003979      0.005439       -0.731463       0.4650
   TOTHRS*WHITE          -0.002024      0.005387       -0.375695       0.7074
      FEMALE              0.190255      0.432399        0.439999       0.6602
   FEMALE*BLACK          -0.045258      0.319959       -0.141450       0.8876
   FEMALE*WHITE           0.127827      0.305694        0.418152       0.6761
       BLACK             -0.433255      0.896341       -0.483360       0.6291
       WHITE             -0.305580      0.821256       -0.372089       0.7101

R-squared                 0.196214    Mean dependent var             0.216017
Adjusted R-squared        0.142158    S.D. dependent var             0.348846
S.E. of regression        0.323101    Akaike info criterion          0.641619
Sum squared resid         35.70277    Schwarz criterion              0.897530
Log likelihood           -93.41635    F-statistic                    3.629836
Prob(F-statistic)         0.000000


Tabel 5. White Heterocedasticity Test Contoh 3.

Dengan demikian perlu dilakukan koreksi terhadap standar error dari parameter.
Hasil yang diperoleh dari prosedur ini diberikan oleh tabel 6.


                                                                                12
Dependent Variable: CUMGPA
Method: Least Squares
Date: 06/09/08 Time: 08:55
Sample: 1 732 IF SPRING=1
Included observations: 366
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance

       Variable        Coefficient    Std. Error     t-Statistic     Prob.

         C               1.470065     0.220680       6.661516        0.0000
        SAT              0.001141     0.000192       5.955817        0.0000
      HSPERC            -0.008566     0.001418      -6.041464        0.0000
      TOTHRS             0.002504     0.000741       3.380845        0.0008
      FEMALE             0.303433     0.059138       5.130949        0.0000
       BLACK            -0.128284     0.119241      -1.075833        0.2827
       WHITE            -0.058722     0.111392      -0.527163        0.5984

R-squared                0.400560    Mean dependent var            2.334153
Adjusted R-squared       0.390542    S.D. dependent var            0.601126
S.E. of regression       0.469286    Akaike info criterion         1.343732
Sum squared resid        79.06233    Schwarz criterion             1.418372
Log likelihood          -238.9029    F-statistic                   39.98208
Prob(F-statistic)        0.000000


Tabel 6. Reestimasi Contoh 3 dengan Heterocedasticity Robust Standard Error

Generalized Least Squares (GLS) adalah prosedur koreksi heterokedastisitas
dengan cara melakukan transformasi dan reestimasi. Jika kita mengetahui
bentuk spesifik dari heterokedastisitas (misalnya linier terhadap variabel bebas)
maka kita dapat memodifikasi nilai variabel tergantung dan variabel bebas sesuai
dengan bentuk heterokedastisitas dan mengestimasinya kembali.

Salah satu bentuk yang paling sering digunakan dalam mengasumsikan
heterokedastisitas adalah multiplicative constant, yakni


Var (u x) = σ 2 h( x)                                                 ……………………18)

dimana x menyatakan seluruh variabel bebas dan h(x) adalah suatu fungsi dari
variabel bebas yang menentukan heterokedastisitas. Dengan demikian
heterokedastisitas dalam asumsi ini dapat dinyatakan sebagai

σ 2i = Var (ui xi ) = σ 2 h( xi ) = σ 2 hi                             ……………………19)




                                                                                13
Selanjutnya kita dapat melakukan transformasi atas model awal yang mengalami
heterokedastisitas, yakni


yi = β 0 + β1 x1i + β 2 x2i + ... + β k xki + ui                  ……………………20)

menjadi suatu model dengan residual yang homokedastisitas. Hal ini dapat
dilakukan dengan membagi seluruh regressor dan regresand dengan hi (disebut
dengan penimbang/bobot). Dapat ditunjukkan disini residual model hasil
transformasi, yakni


                               (         ) (
yi / hi = β 0 / hi + β1 x1i / hi + β 2 x2i / hi + ...         )
                  (
            + β k xki /       h ) + (u / h )
                              i      i      i                     ……………………21)

atau
y *i = β 0 x *0i + β1 x *1i + β 2 x *2i +... + β k x *ki +u *i
memiliki pola homokedastis, atau


Var (u *i ) = Var (ui / hi ) = E ⎡ ui / hi  (           )⎤
                                                          2

                                 ⎢
                                 ⎣                       ⎥
                                                         ⎦
              = E ( ui ) / hi = σ 2 hi / hi = σ 2
                          2
                                                                  ……………………22)


Transformasi ini adalah suatu kelas khusus dari GLS yang disebut weighted least
squares (WLS). Standar error hasil regresi yang ditransformasi (persamaan 21)
adalah tidak bias dan dengan demikian prosedur pengujian (t dan F test) menjadi
valid. Tidak ada yang berubah dalam formula perhitungan dan rejection rule, kita
tetap menggunakan standar intrepretasi regresi linier berganda. Disamping itu
meskipun kita melakukan transformasi terhadap model regresi, intrepretasi
koefisien tetap dilakukan seperti regresi awal.

Contoh 4

Dengan menggunakan data saving.raw, kita akan mengestimasi hubungan
tingkat simpanan rumah tangga (sav) terhadap pendapatan (inc), ukuran RT
(size), pendidikan (educ), usia (age) dan ras (black). Hasil estimasi awal
dirangkum pada tabel


Dependent Variable: SAV
Method: Least Squares
Date: 06/10/08 Time: 07:04


                                                                             14
Sample: 1 100
Included observations: 100

       Variable         Coefficient      Std. Error    t-Statistic     Prob.

         C              -1605.416        2830.707     -0.567143        0.5720
        INC              0.109455        0.071432      1.532304        0.1288
        SIZE             67.66119        222.9642      0.303462        0.7622
       EDUC              151.8235        117.2487      1.294885        0.1985
        AGE              0.285722        50.03108      0.005711        0.9955
       BLACK             518.3934        1308.063      0.396306        0.6928

R-squared                0.082775      Mean dependent var            1582.510
Adjusted R-squared       0.033987      S.D. dependent var            3284.902
S.E. of regression       3228.598      Akaike info criterion         19.05561
Sum squared resid        9.80E+08      Schwarz criterion             19.21192
Log likelihood          -946.7804      F-statistic                   1.696615
Durbin-Watson stat       1.594808      Prob(F-statistic)             0.142998


Tabel 7. Print Out Regresi Contoh 4

Selanjutnya jika kita menduga bahwa heterokedastisitas terjadi dengan
mengambil bentuk linier terhadap inc (σ2i=σ2 inc) maka transformasi dilakukan
dengan menggunakan akar kuadrat inc sebagai bobot. Pada Eviews hal ini
dilakukan melalui sub menu output/estimate/option isikan opsi Weighted
LS/TSLS dengan (inc)^-0.5. Hasil yang diperoleh adalah pada tabel 8.


Dependent Variable: SAV
Method: Least Squares
Date: 06/10/08 Time: 07:06
Sample: 1 100
Included observations: 100
Weighting series: (INC)^-0.5

       Variable         Coefficient      Std. Error    t-Statistic     Prob.

         C              -1854.814        2351.797     -0.788680        0.4323
        INC              0.100518        0.077251      1.301184        0.1964
        SIZE            -6.868501        168.4327     -0.040779        0.9676
       EDUC              139.4802        100.5362      1.387363        0.1686
        AGE              21.74721        41.30598      0.526491        0.5998
       BLACK             137.2842        844.5941      0.162545        0.8712

                             Weighted Statistics

R-squared                0.104200       Mean dependent var           1364.931



                                                                                15
Adjusted R-squared        0.056551      S.D. dependent var      2675.843
S.E. of regression        2686.849      Akaike info criterion   18.68825
Sum squared resid         6.79E+08      Schwarz criterion       18.84456
Log likelihood           -928.4125      F-statistic             2.186836
Durbin-Watson stat        1.598984      Prob(F-statistic)       0.062100

                             Unweighted Statistics

R-squared                0.077644       Mean dependent var      1582.510
Adjusted R-squared       0.028582       S.D. dependent var      3284.902
S.E. of regression       3237.617       Sum squared resid       9.85E+08
Durbin-Watson stat       1.578383


Tabel 8. Weighted Least Squares Contoh 4

Seperti yang dapat dilihat pada tabel 8, terjadi perubahan signifikan pada nilai
koefisien. Namun demikian jika model ini memang benar mengalami
heterokedastis, maka nilai koefisien pada tabel 8 adalah lebih valid.

Ada kalanya teori maupun pertimbangan ilmiah tidak memberikan dukungan
untuk mengasumsikan suatu pola heterokedastisitas tertentu. Jika ini terjadi
maka kita harus mengestimasi bentuk dari h(xi) dan mentransformasikan model
awal dengan nilai estimasi dari h(xi). Prosedur ini disebut Feasible GLS (FGLS)
atau Estimated GLS (EGLS). Kita tidak akan membicarakan landasan teoritis
penggunaan FGLS, pembaca yang tertarik dapat merujuk pada Wooldridge, 2005
(hal 266-267).

Adapun prosedur FGLS dapat diuraikan sebagai berikut:        ^
1. Regresikan model awal (persamaan 20) dan peroleh residual,u i .
                       ^ 2
2. Buat series log (u i) .                              ^
3. Estimasi regresi auxiliary berikut dan peroleh nilai g i
         ^2
    log(u ) = δ 0 + δ1 x1 + ... + δ k xk + e
    ^           ^2           ^     ^                 ^
    g i = log(u ) = δ 0 + δ 1 x1i + ... + δ k xki
           ^
4. Hitung hi dimana
    ^           ^
    h i = exp( g i )
                                                            ^
5. Transformasi persamaan 20 dengan bobot 1/ hi .




                                                                             16
Contoh 5.
Dengan menggunakan data smoke.raw akan diestimasi regresi cigs terhadap
log(income), log(cigpric), educ, age, age^2 dan restaurn. Hasil yang diperoleh
dirangkum pada tabel 9.


Dependent Variable: CIGS
Method: Least Squares
Date: 06/10/08 Time: 08:51
Sample: 1 807
Included observations: 807

       Variable       Coefficient    Std. Error     t-Statistic     Prob.

        C             -3.639823      24.07866      -0.151164        0.8799
   LOG(INCOME)         0.880268      0.727783       1.209519        0.2268
   LOG(CIGPRIC)       -0.750862      5.773342      -0.130057        0.8966
      EDUC            -0.501498      0.167077      -3.001596        0.0028
       AGE             0.770694      0.160122       4.813155        0.0000
      AGE^2           -0.009023      0.001743      -5.176494        0.0000
    RESTAURN          -2.825085      1.111794      -2.541016        0.0112

R-squared              0.052737     Mean dependent var            8.686493
Adjusted R-squared     0.045632     S.D. dependent var            13.72152
S.E. of regression     13.40479     Akaike info criterion         8.037737
Sum squared resid      143750.7     Schwarz criterion             8.078448
Log likelihood        -3236.227     F-statistic                   7.423062
Durbin-Watson stat     2.012825     Prob(F-statistic)             0.000000


Tabel 9. Print Out Regresi Contoh 5

Dengan melaksanakan prosedur FGLS sebagaimana diuraikan diatas, diperoleh
hasil sbb:


Dependent Variable: CIGS
Method: Least Squares
Date: 06/10/08 Time: 08:59
Sample: 1 807
Included observations: 807
Weighting series: (H)^-0.5

       Variable       Coefficient    Std. Error     t-Statistic     Prob.

        C              5.635471      17.80314       0.316544        0.7517
   LOG(INCOME)         1.295239      0.437012       2.963855        0.0031
   LOG(CIGPRIC)       -2.940314      4.460145      -0.659242        0.5099



                                                                             17
EDUC          -0.463446     0.120159     -3.856953     0.0001
        AGE           0.481948     0.096808      4.978378     0.0000
       AGE^2         -0.005627     0.000939     -5.989706     0.0000
     RESTAURN        -3.461064     0.795505     -4.350776     0.0000

                       Weighted Statistics

R-squared             0.113409   Mean dependent var         7.158227
Adjusted R-squared    0.106760   S.D. dependent var         11.66855
S.E. of regression    11.69611   Akaike info criterion      7.765025
Sum squared resid     109439.1   Schwarz criterion          7.805736
Log likelihood       -3126.188   F-statistic                17.05549
Durbin-Watson stat    2.049719   Prob(F-statistic)          0.000000

                      Unweighted Statistics

R-squared            0.045739     Mean dependent var        8.686493
Adjusted R-squared   0.038582     S.D. dependent var        13.72152
S.E. of regression   13.45421     Sum squared resid         144812.7
Durbin-Watson stat   2.011453




                                                                       18

More Related Content

What's hot

Analisis regresi dan korelasi
Analisis regresi dan korelasiAnalisis regresi dan korelasi
Analisis regresi dan korelasiMousetha Bell
 
Mengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasMengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasEka Siskawati
 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Muhammad Luthfan
 
Uji asumsi-klasik 20091
Uji asumsi-klasik 20091Uji asumsi-klasik 20091
Uji asumsi-klasik 20091rabika
 
Uji asumsi-klasik-dengan-spss-16.0
Uji asumsi-klasik-dengan-spss-16.0Uji asumsi-klasik-dengan-spss-16.0
Uji asumsi-klasik-dengan-spss-16.0Shedu Puma
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaLusi Kurnia
 
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Dila Nurlaila
 
Stat prob08 distribution_discrete
Stat prob08 distribution_discreteStat prob08 distribution_discrete
Stat prob08 distribution_discreteArif Rahman
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaDian Arisona
 
RAL (Rancangan Acak Lengkap)
RAL (Rancangan Acak Lengkap)RAL (Rancangan Acak Lengkap)
RAL (Rancangan Acak Lengkap)blueray11
 
Jurnal statistika probabilitas distribusi binomial
Jurnal statistika probabilitas   distribusi binomialJurnal statistika probabilitas   distribusi binomial
Jurnal statistika probabilitas distribusi binomialBoas Yehezkiel Putranto
 

What's hot (18)

Bab 1. Variabel Acak dan Nilai Harapan
Bab 1. Variabel Acak dan Nilai HarapanBab 1. Variabel Acak dan Nilai Harapan
Bab 1. Variabel Acak dan Nilai Harapan
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariate
 
Ch3
Ch3Ch3
Ch3
 
Analisis regresi dan korelasi
Analisis regresi dan korelasiAnalisis regresi dan korelasi
Analisis regresi dan korelasi
 
Mengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasMengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritas
 
Vektorrandom
VektorrandomVektorrandom
Vektorrandom
 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
Uji asumsi-klasik 20091
Uji asumsi-klasik 20091Uji asumsi-klasik 20091
Uji asumsi-klasik 20091
 
Uji asumsi-klasik-dengan-spss-16.0
Uji asumsi-klasik-dengan-spss-16.0Uji asumsi-klasik-dengan-spss-16.0
Uji asumsi-klasik-dengan-spss-16.0
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
 
Analisis regresi.
Analisis regresi.Analisis regresi.
Analisis regresi.
 
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
 
Stat prob08 distribution_discrete
Stat prob08 distribution_discreteStat prob08 distribution_discrete
Stat prob08 distribution_discrete
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
 
Fungsi linear
Fungsi linearFungsi linear
Fungsi linear
 
RAL (Rancangan Acak Lengkap)
RAL (Rancangan Acak Lengkap)RAL (Rancangan Acak Lengkap)
RAL (Rancangan Acak Lengkap)
 
Jurnal statistika probabilitas distribusi binomial
Jurnal statistika probabilitas   distribusi binomialJurnal statistika probabilitas   distribusi binomial
Jurnal statistika probabilitas distribusi binomial
 

Viewers also liked

Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysisganuraga
 
Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysisganuraga
 
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...ganuraga
 
Heterokesdatisitas
HeterokesdatisitasHeterokesdatisitas
Heterokesdatisitasganuraga
 
Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysisganuraga
 
Segmentasi Diferensiasi Positioning
Segmentasi Diferensiasi PositioningSegmentasi Diferensiasi Positioning
Segmentasi Diferensiasi Positioningganuraga
 
Makalah strategi diferensiasi
Makalah strategi diferensiasiMakalah strategi diferensiasi
Makalah strategi diferensiasiFika Ratnasari
 

Viewers also liked (7)

Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysis
 
Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysis
 
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
 
Heterokesdatisitas
HeterokesdatisitasHeterokesdatisitas
Heterokesdatisitas
 
Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysis
 
Segmentasi Diferensiasi Positioning
Segmentasi Diferensiasi PositioningSegmentasi Diferensiasi Positioning
Segmentasi Diferensiasi Positioning
 
Makalah strategi diferensiasi
Makalah strategi diferensiasiMakalah strategi diferensiasi
Makalah strategi diferensiasi
 

Similar to DETEKSI HETEROKEDASTISITAS

Evaluasi Empiris Teknik Cross Validation Pada Model Regresi Spasial (Gangga &...
Evaluasi Empiris Teknik Cross Validation Pada Model Regresi Spasial (Gangga &...Evaluasi Empiris Teknik Cross Validation Pada Model Regresi Spasial (Gangga &...
Evaluasi Empiris Teknik Cross Validation Pada Model Regresi Spasial (Gangga &...arditasukma
 
Modul metode regresi
Modul metode regresiModul metode regresi
Modul metode regresigiyantilinda
 
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbang
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbangArtikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbang
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbangmakanmakan
 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linearmery gita
 
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakPersamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakMono Manullang
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)Rani Nooraeni
 
KEL9_Distribusi Probabilitas.pptx
KEL9_Distribusi Probabilitas.pptxKEL9_Distribusi Probabilitas.pptx
KEL9_Distribusi Probabilitas.pptxNathanaelHartanto
 
Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5 Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5 zenardjov
 
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalBab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalwahyuddin S.T
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALArning Susilawati
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAchmad Alphianto
 
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuModul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuFitria Eviana
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdffitriunissula
 
Grafik Principal Component
Grafik  Principal  ComponentGrafik  Principal  Component
Grafik Principal ComponentSuhermin Pujiati
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikAniklestari1997
 

Similar to DETEKSI HETEROKEDASTISITAS (20)

Evaluasi Empiris Teknik Cross Validation Pada Model Regresi Spasial (Gangga &...
Evaluasi Empiris Teknik Cross Validation Pada Model Regresi Spasial (Gangga &...Evaluasi Empiris Teknik Cross Validation Pada Model Regresi Spasial (Gangga &...
Evaluasi Empiris Teknik Cross Validation Pada Model Regresi Spasial (Gangga &...
 
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
 
Modul metode regresi
Modul metode regresiModul metode regresi
Modul metode regresi
 
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbang
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbangArtikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbang
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbang
 
Bab 2 mat_ststistik_sim_model_00
Bab 2 mat_ststistik_sim_model_00Bab 2 mat_ststistik_sim_model_00
Bab 2 mat_ststistik_sim_model_00
 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linear
 
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakPersamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
 
KEL9_Distribusi Probabilitas.pptx
KEL9_Distribusi Probabilitas.pptxKEL9_Distribusi Probabilitas.pptx
KEL9_Distribusi Probabilitas.pptx
 
Chap5 an reg&korelasi
Chap5 an reg&korelasiChap5 an reg&korelasi
Chap5 an reg&korelasi
 
169 525-1-pb
169 525-1-pb169 525-1-pb
169 525-1-pb
 
Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5 Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5
 
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalBab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhana
 
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuModul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
 
regresi-linier-berganda.pdf
regresi-linier-berganda.pdfregresi-linier-berganda.pdf
regresi-linier-berganda.pdf
 
Grafik Principal Component
Grafik  Principal  ComponentGrafik  Principal  Component
Grafik Principal Component
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 

Recently uploaded

Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 

DETEKSI HETEROKEDASTISITAS

  • 1. LECTURE NOTES #7 HETEROKEDASTISITAS I. Pendahuluan Pada bagian sebelumnya telah dibahas penggunaan Ordinary Least Square untuk mengestimasi suatu garis regresi linier berganda serta prosedur inferensinya. Seperti yang diketahui jika asumsi klasik (Gauss-Markov) dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan teknik ini adalah bersifat Best Liniear Unbiased Estimator (BLUE). Dalam prakteknya sangat mungkin sekali satu atau lebih asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi. Dengan demikian maka estimator OLS tidak lagi BLUE. Pada kasus yang ekstrim estimator dan/atau pengujian hipotesa bahkan tidak dapat dilakukan. Dalam bagian ini akan dibahas suatu pelanggaran asumsi klasik yang sering terjadi yakni heterokedastisitas. Pelanggaran asumsi ini terjadi ketika residual tidak lagi konstan melainkan bersifat variabel. Kita akan membahas konsep/pengertian dari heterokedastisitas dan implikasi yang ditimbulkannya. Pada beberapa kasus heterokedastisitas dapat diobservasi secara kasual (pengamatan melalui pola residual), namun sering kali tidak. Untuk itu perlu dikembangkan teknik pengujian formal berdasarkan suatu kaidah statistik. teknik deteksi dan metoda koreksi. II. Konsep Heterokedastisitas Salah satu asumsi penting (asumsi Gauss Markov) didalam penggunaan estimator OLS agar ia bersifat Best Liniear Unbiased Estimator (BLUE) adalah varians yang konstan. Varians dari residual tidak berubah dengan berubahnya satu atau lebih variabel bebas (Homokedastisitas). Secara grafis hal ini ditunjukkan pada grafik 1. Grafik 1. Residual dengan Sifat Homokedastis 1
  • 2. Secara formal homokedastisitas dinyatakan sbg Var (u x1 , x2 ,..., xk ) = σ 2 ………………………1) Jika asumsi ini terlanggar maka dapat dinyatakan Var (u x1 , x2 ,..., xk ) = σ i 2 ………………………2) Dimana indeks I menunjukkan bahwa varians berubah dari observasi ke observasi (bersifat variabel). Secara grafis hal ini ditunjukkan sbb Grafik 2. Residual dengan Sifat Heterokedastis Terdapat beberapa alasan mengapa residual regresi dapat bersifat seperti ini, diantaranya: a. Terdapat situasi error learning, misalnya kita ingin mengetahui hubungan tingkat kesalahan mengetik terhadap berbagai variabel. Jika kita menggunakan sample yang bersifat panel/time series akan sangat mungkin model yang dimiliki akan bersifat heterokedastis. Hal ini disebabkan kesalahan pengetikan akan menurun dari waktu ke waktu dan terjadi konvergensi diantara elemen sample (kesalahan anggota sample yang paling tidak terampir akan menurun mendekati mereka yang awalnya sudah terampil). b. Peningkatan diskresi. Hal ini tampak jelas pada penelitian dengan menggunakan variabel pendapatan. Aktivitas oleh individu yang memiliki pendapatan tinggi akan jauh lebih variatif dibandingkan mereka yang berpendapatan rendah. Dengan demikian suatu model regresi dengan menggunakan variabel semacam ini akan mengalami peningkatan residual kuadrat dengan semakin besarnya pendapatan. c. Perbaikan teknik pengambilan data. Kembali hal ini relevan jika data bersifat panel (data diambil dari individu yang sama pada titik waktu berbeda-beda). Peneliti akan belajar untuk menarik informasi dengan 2
  • 3. benar dengan demikian kesalahan akibat proses ekstraksi data akan semakin menurun. d. Keberadaan Outlier. Outlier adalah data yang memiliki karakteristik sangat berbeda dari kondisi yang umum. Misalnya kita memiliki suatu set data pendapatan dengan kisaran IDR 2-5 juta per bulan, keberadaan individu dengan pendapatan 100 juta dapat dikatakan outlier. e. Masalah spesifikasi. Jika model pada populasi adalah non linier (misalnya eksponensial) namun kita memaksa penggunaan model linier. Disini kuadrat residual akan meningkat dengan cepat dengan meningkatnya nilai variabel bebas. III. Implikasi Heterokedastisitas Terlanggarnya asumsi ini (disebut Heterokedastisitas) tidak menyebabkan estimator (βi) menjadi bias karena residual bukanlah komponen didalam perhitungan. Sebagai ilustrasi, kita gunakan model regresi sederhana dua variabel sbb: y = β 0 + β1 x + u ………………………3) Parameter model regresi dapat dihitung dengan formula sbb: n _ _ ^ ∑ ( x − x)( y − y) i i Cov( x, y ) β1 = i =1 n _ = ∑ ( x − x) 2 Var ( x) i i =1 ^ _ _ β 0 = y − β1 x ………………………4) Dapat dilihat pada persamaan 4, residual kuadrat bukanlah komponen didalam perhitungan parameter. Namun demikian heterokedastisitas menyebabkan standar error dari model regresi menjadi bias, dan sebagai konsekuensinya matriks varians-kovarians yang digunakan untuk menghitung standar error parameter menjadi bias pula. Untuk model sederhana diatas, standar error parameter dapat dihitung sbb: 3
  • 4. ^ σ2 V ar( β 1 ) = n _ ………………………5) ∑ ( x − x) i =1 i 2 Dengan demikian pada asumsi heterokedastisitas dapat ditunjukkan formula yang valid bagi persamaan 5 adalah n _ ^ ∑ ( x − x) σi 2 i 2 V ar( β 1 ) = i =1 n _ ………………………6) ∑ ( x − x) i =1 i 2 Hasil kedua formula ini umumnya adalah berbeda, akan sama jika σi2 = σ2, suatu konstanta. Seperti yang diketahui pengujian hipotesa baik t test maupun F test sangatlah tergantung pada standar error yang benar. Dengan demikian masalah heterokedastisitas akan menyebabkan pengambilan kesimpulan berdasarkan rejection rule yang ada akan menjadi tidak valid. IV. Teknik Deteksi Kita dapat mendeteksi keberadaan heterokedastisitas melalui suatu metoda kasual, yakni mengamati pola residual kuadrat. Jika heterokedastisitas ada pada model hal ini dapat terlihat dengan adanya suatu pola tertentu pada grafik residual kuadrat. Grafik 3. Berbagai Pola Residual Kuadrat 4
  • 5. Grafik 3 menunjukkan pola-pola residual kuadrat yang mungkin sering diamati pada penelitian. Disini kita melakukan plotting residual kuadrat terhadap fitted value namun pola yang sama juga dapat diperoleh jika kita mengganti fitted valued dengan nilai observasi salah satu variabel bebas. Pola 3a. menunjukkan situasi homokedastisitas, disini residual kuadrat berada pada interval yang sama pada setiap tingkat fitted value. Sedangkan pola 3b s/d 3e menunjukkan bahwa selang residual kuadrat adalah bersifat variabel (misalnya kuadratik pada pola 3d). Kita tentunya membutuhkan suatu prosedur formal yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas (pengamatan kasual tidaklah mencukupi). Terdapat banyak test yang dikembangkan untuk menguji keberadaan heterokedastisitas, namun disini kita akan membahas 2 metoda yang paling popular, yakni: Breusch-Pagan Test dan White Test (lihat Gujarati, 2003 untuk jenis test lainnya). Prosedur Breusch-Pagan (1980) mengasumsikan bahwa ketika varians residual adalah tidak konstan maka ia akan berhubungan dengan satu atau lebih variabel dalam spesifikasi yang linier. Adapun langkah-langkah test dapat diuraikan sbb: a. Estimasi model, misalnya dengan k regresor sbb y = β 0 + β1 x1 + β 2 x2 + ... + β k xk + u ………………………7) b. Jika kita menduga bahwa model ini mengalami heterokedastisitas, maka laksanakan regresi auxiliary sbb ^2 u = δ 0 + δ1 x1 + δ 2 x2 + ... + δ k xk + v ………………………8) ^ 2 Nilai u diperoleh dari residual persamaan 7, yakni ^ ^ ^ ^ ^ u i = y − β 0 − β 1 x1 − β 2 x2 − ... − β k xk ………………………9) c. Set up hipotesis yang digunakan disini adalah H 0 : δ1 = δ 2 = ... = δ k =0 ……………………10) H1 : Paling tidak satu δ i ≠ 0 Hipotesis null yang digunakan adalah tidak terdapat heterokedastisitas (residual memiliki pola homokedastis). d. Hitung statistik uji Fht atau LM sbb: 5
  • 6. Raux 2 / k Fht = ; (1 − Raux ) /(n − k − 1) 2 ……………………11) LM = nRaux 2 Dimana Raux2 diperoleh dari regresi auxiliary (persamaan 8), n adalah jumlah sample dan k adalah jumlah variabel bebas (diluar intersep). e. Statistik Fht dan LM masing-masing didistribusikan mengikuti F(df : k, n-k-1) dan Chi Square, χ2 (df=k). Dengan demikian kita dapat menggunakan salah satu criteria rejection rule: nilai kritis atau p value pada α yang relevan (misalnya 5% atau 1%). Jika hipotesis null tidak dapat ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dimiliki tidak mengalami masalah heterokedastisitas (paling tidak jika ia berbentuk linier). Sedangkan penolakan terhadap hipotesis null memberikan indikasi bahwa model mengalami heterokedastisitas dan perlu dilakukan koreksi. Contoh 1: Dengan menggunakan data Hprice1.raw, kita akan melakukan estimasi model regresi linier yang menghubungkan harga rumah (price) terhadap variabel lotsize, sqrft dan bdrms. Hasil regresi yang dilakukan diberikan pada tabel 1. Dependent Variable: PRICE Method: Least Squares Date: 06/08/08 Time: 10:00 Sample: 1 88 Included observations: 88 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -21.77031 29.47504 -0.738601 0.4622 LOTSIZE 0.002068 0.000642 3.220096 0.0018 SQRFT 0.122778 0.013237 9.275093 0.0000 BDRMS 13.85252 9.010145 1.537436 0.1279 R-squared 0.672362 Mean dependent var 293.5460 Adjusted R-squared 0.660661 S.D. dependent var 102.7134 S.E. of regression 59.83348 Akaike info criterion 11.06540 Sum squared resid 300723.8 Schwarz criterion 11.17800 Log likelihood -482.8775 F-statistic 57.46023 Durbin-Watson stat 2.109796 Prob(F-statistic) 0.000000 Tabel 1. Print Output Regresi Contoh 1 6
  • 7. Kita akan menggunakan prosedur Breusch-Pagan untuk mendeteksi keberadaan heterokedastisitas. Untuk itu kita mentabulasikan dahulu residual dari regresi diatas dengan nama u dan melakukan regresi auxiliary residual kuadrat terhadap seluruh variabel bebas. Ketika ini dilaksanakan hasil yang diperoleh adalah Dependent Variable: U^2 Method: Least Squares Date: 06/08/08 Time: 10:01 Sample: 1 88 Included observations: 88 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -5522.795 3259.478 -1.694380 0.0939 LOTSIZE 0.201521 0.071009 2.837961 0.0057 SQRFT 1.691037 1.463850 1.155198 0.2513 BDRMS 1041.760 996.3810 1.045544 0.2988 R-squared 0.160141 Mean dependent var 3417.316 Adjusted R-squared 0.130146 S.D. dependent var 7094.384 S.E. of regression 6616.646 Akaike info criterion 20.47695 Sum squared resid 3.68E+09 Schwarz criterion 20.58956 Log likelihood -896.9860 F-statistic 5.338919 Durbin-Watson stat 2.351111 Prob(F-statistic) 0.002048 Tabel 2. Auxiliary Regression Contoh 1 Dengan demikian nilai F atau LM dapat dihitung dengan cara 1.601/ 3 Fht = ≈ 5.34 (1 − 1.601) /(84) ……………………12) LM = (88)(1.601) ≈ 14.09 Nilai p value terkait dengan Fht dan LM adalah masing-masing 0.02 dan 0.028, dan keduanya dibawah 5%. Dengan demikian hasil test menunjukkan model regresi mengalami heterokedastisitas. White (1980) melakukan evaluasi terhadap pola-pola residual kuadrat serta mengkaitkannya dengan asumsi Gauss Markov: Homokedastisitas. Dalam analisisnya tersebut ia berkesimpulan bahwa asumsi ini dapat diperlunak dengan menyatakan bahwa residual kuadrat tidak berkorelasi dengan seluruh variabel bebas (xj), kuadrat variabel bebas (x2j) dan cross product (xjxh dimana j≠h). 7
  • 8. Preposisi ini dapat diuji melalui model regresi auxiliary berikut ^2 u = δ 0 + δ1 x1 + ... + δ k xk + δ k +1 x12 + ... + δ k + k xk 2 + δ k + k +1 x1 x2 + ... + δ k + k + C xk −1 xk + error ……………………13) dimana C = kombinasi 2 dari pilihan k Adapun set up hipotesis yang digunakan adalah H 0 : δ1 = δ 2 = ... = δ k + k +C =0 ……………………14) H1 : Paling tidak satu δ m ≠ 0 (m=1,...,k+k+C) Rejection rule dilakukan dengan menggunakan statistik F atau LM dengan perhitungan sebagaimana diberikan pada persamaan 11. Pengujian sebagaimana diuraikan diatas memiliki kelemahan karena memakan banyak degree of freedom. Disini terlalu banyak parameter yang diestimasi, sebagai contoh dengan model hanya 3 variabel kita akan mengestimasi 9 parameter (=3+3+3). Untuk itu Wooldridge (2005) menyarankan modifikasi dengan menggunakan fitted value, ingat bahwa fitted value dapat diperoleh dengan cara ^ ^ ^ ^ ^ y i = β 0 + β 1 x1i + β 2 x2i + ... + β k xki ……………………15) dimana i adalah observasi. Dengan demikian kita dapat memodifikasi persamaan 13 menjadi ^2 ^ ^2 u = δ 0 + δ1 y + δ 2 y + error ……………………16) Rejection rule terhadap null hipotesis δ1=δ1=0 dapat dilakukan dengan menggunakan statistik F atau LM dengan perhitungan sebagaimana diberikan pada persamaan 11. Contoh 2. Masih dengan menggunakan data pada contoh 1, disini kita mengganti prosedur Breusch-Pagan dengan White test. Prosedur White Test dapat 8
  • 9. diakses pada sub menu output hasil regresi (tabel 1), menu View, Residual Test, White Heterocedasticity (cross terms). Hasil yang diperoleh diberikan oleh tabel 3. White Heteroskedasticity Test: F-statistic 5.386953 Prob. F(9,78) 0.000010 Obs*R-squared 33.73166 Prob. Chi-Square(9) 0.000100 Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 06/09/08 Time: 08:45 Sample: 1 88 Included observations: 88 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 15626.24 11369.41 1.374411 0.1733 LOTSIZE -1.859507 0.637097 -2.918719 0.0046 LOTSIZE^2 -4.98E-07 4.63E-06 -0.107498 0.9147 LOTSIZE*SQRFT 0.000457 0.000277 1.649673 0.1030 LOTSIZE*BDRMS 0.314647 0.252094 1.248135 0.2157 SQRFT -2.673918 8.662183 -0.308689 0.7584 SQRFT^2 0.000352 0.001840 0.191484 0.8486 SQRFT*BDRMS -1.020860 1.667154 -0.612337 0.5421 BDRMS -1982.841 5438.483 -0.364595 0.7164 BDRMS^2 289.7541 758.8303 0.381843 0.7036 R-squared 0.383314 Mean dependent var 3417.316 Adjusted R-squared 0.312158 S.D. dependent var 7094.384 S.E. of regression 5883.814 Akaike info criterion 20.30444 Sum squared resid 2.70E+09 Schwarz criterion 20.58596 Log likelihood -883.3955 F-statistic 5.386953 Durbin-Watson stat 2.052712 Prob(F-statistic) 0.000010 Tabel 3. White Heterocedasticity Test Seperti yang dapat dilihat pada tabel 3, prosedur yang ada pada Eviews menggunakan spesifikasi persamaan 13. Baik F maupun LM test menunjukkan hipotesis null homokedastisitas dapat ditolak. Dengan demikian sejalan dengan Breusch-Pagan Test, White Test juga mengindikasikan model mengalami heterokedastisitas. 9
  • 10. Suatu catatan terkait dengan pengujian heterokedastisitas perlu diberikan disini. Dari pembahasan penyebab heterokedastisitas diketahui bahwa fenomena ini dapat terjadi karena masalah misspesifikasi bentuk fungsional. Disisi lain uji yang telah dipelajari mengasumsikan bahwa pola heterokedastisitas adalah linier terhadap variabel bebas. Dengan demikian Wooldridge (2005) menyarankan untuk melakukan uji spesifikasi terdahulu terhadap model sebelum melakukan uji heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan jika bentuk fungsional model sudah benar. V. Prosedur Koreksi Jika pada suatu model regresi terdeteksi heterokedastisitas maka standar error dari regresi menjadi bias. Sebagai konsekuensinya seluruh tipe uji hipotesis (parsial dan exclusion) menjadi menyesatkan. Untuk itu perlu dilakukan koreksi terhadap model. Terdapat 2 tipe koreksi yakni (1) koreksi terhadap standar error regresi dan (2) Generalized Least Square/GLS. Tipe koreksi yang pertama dilakukan hanya terbatas pada standar error regresi. Tidak ada modifikasi atau estimasi ulang atas parameter yang diperoleh dari OLS. Koreksi terhadap standar error regresi dilakukan melalui prosedur yang diuraikan oleh White (1980) dan dikenal dengan nama Heterocedasticity Robust Standard Error. Uraian bagaimana koreksi dilakukan terhadap varians error model regresi bersifat sangat teknis, dan kita tidak akan membahasnya. White (1980) menunjukkan bahwa suatu standar error yang bersifat robust terhadap heterokedastisitas (yang bahkan bersifat unknown form) dapat dihitung dengan formulas sbb: n ^2 ^ 2 ^ ∑r ij ui V ar( β j ) = i =1 n _ ; ∑ ( x − x) i =1 i 2 ……………………17) ^ ^ SE ( β j ) = V ar( β j ) ^2 dimana r ij menunjukkan residual ke i dari regresi variabel xj terhadap seluruh variabel independen lainnya. Dengan diperolehnya standar error yang robust terhadap heterokedastisitas (persamaan 17) maka perhitungan statistik uji t dapat dilakukan dengan menggantikan standar error OLS semula dengan formula yang baru ini. 10
  • 11. Hampir semua paket software ekonometrika/statistik telah memasukkan Heterocedasticity Robust Standard Error kedalam routine yang dimilikinya. Namun demikian perhitungan exclusion test dan overall significance test bersifat jauh lebih rumit dan kita tidak akan membahasnya. Bagi pembaca yang tertarik dapat merujuk pada Wooldrige hal 253-254. Contoh 3. Dengan menggunakan data pada GPA3.raw, kita akan mengestimasi regresi cumgpa terhadap sat, hsperc, tothrs, female, black dan white. Dengan menggunakan prosedur biasa diperoleh hasil pada tabel 4 Dependent Variable: CUMGPA Method: Least Squares Date: 06/09/08 Time: 08:54 Sample: 1 732 IF SPRING=1 Included observations: 366 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.470065 0.229803 6.397063 0.0000 SAT 0.001141 0.000179 6.388504 0.0000 HSPERC -0.008566 0.001240 -6.906003 0.0000 TOTHRS 0.002504 0.000731 3.425510 0.0007 FEMALE 0.303433 0.059020 5.141165 0.0000 BLACK -0.128284 0.147370 -0.870486 0.3846 WHITE -0.058722 0.140990 -0.416497 0.6773 R-squared 0.400560 Mean dependent var 2.334153 Adjusted R-squared 0.390542 S.D. dependent var 0.601126 S.E. of regression 0.469286 Akaike info criterion 1.343732 Sum squared resid 79.06233 Schwarz criterion 1.418372 Log likelihood -238.9029 F-statistic 39.98208 Prob(F-statistic) 0.000000 Tabel 4. Print Out Regresi Contoh 3. Model ini mengalami masalah heterokedastisitas. Hal ini dapat dilihat melalui pengujian White Heterocedasticity Test, dimana baik nilai p value maupun F, menunjukkan dengan sangat kuat bahwa hipotesis null homokedastisitas adalah ditolak. White Heteroskedasticity Test: F-statistic 3.629836 Prob. F(23,342) 0.000000 Obs*R-squared 71.81422 Prob. Chi-Square(23) 0.000001 11
  • 12. Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 06/09/08 Time: 10:05 Sample: 1 732 IF SPRING=1 Included observations: 366 Collinear test regressors dropped from specification Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.748114 1.006458 0.743314 0.4578 SAT -0.000930 0.001461 -0.636818 0.5247 SAT^2 6.85E-07 6.21E-07 1.102059 0.2712 SAT*HSPERC -8.15E-07 5.94E-06 -0.137065 0.8911 SAT*TOTHRS -6.69E-06 3.76E-06 -1.779145 0.0761 SAT*FEMALE -0.000232 0.000303 -0.767388 0.4434 SAT*BLACK 0.000798 0.000810 0.985402 0.3251 SAT*WHITE 0.000342 0.000722 0.473846 0.6359 HSPERC -0.007883 0.008268 -0.953522 0.3410 HSPERC^2 7.75E-05 3.74E-05 2.069623 0.0392 HSPERC*TOTHRS -5.63E-06 2.69E-05 -0.209662 0.8341 HSPERC*FEMALE -0.000903 0.002409 -0.375028 0.7079 HSPERC*BLACK 0.001311 0.005295 0.247640 0.8046 HSPERC*WHITE 0.004146 0.004907 0.845006 0.3987 TOTHRS -0.000258 0.006853 -0.037671 0.9700 TOTHRS^2 5.05E-05 1.73E-05 2.921279 0.0037 TOTHRS*FEMALE -0.000609 0.001214 -0.502005 0.6160 TOTHRS*BLACK -0.003979 0.005439 -0.731463 0.4650 TOTHRS*WHITE -0.002024 0.005387 -0.375695 0.7074 FEMALE 0.190255 0.432399 0.439999 0.6602 FEMALE*BLACK -0.045258 0.319959 -0.141450 0.8876 FEMALE*WHITE 0.127827 0.305694 0.418152 0.6761 BLACK -0.433255 0.896341 -0.483360 0.6291 WHITE -0.305580 0.821256 -0.372089 0.7101 R-squared 0.196214 Mean dependent var 0.216017 Adjusted R-squared 0.142158 S.D. dependent var 0.348846 S.E. of regression 0.323101 Akaike info criterion 0.641619 Sum squared resid 35.70277 Schwarz criterion 0.897530 Log likelihood -93.41635 F-statistic 3.629836 Prob(F-statistic) 0.000000 Tabel 5. White Heterocedasticity Test Contoh 3. Dengan demikian perlu dilakukan koreksi terhadap standar error dari parameter. Hasil yang diperoleh dari prosedur ini diberikan oleh tabel 6. 12
  • 13. Dependent Variable: CUMGPA Method: Least Squares Date: 06/09/08 Time: 08:55 Sample: 1 732 IF SPRING=1 Included observations: 366 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.470065 0.220680 6.661516 0.0000 SAT 0.001141 0.000192 5.955817 0.0000 HSPERC -0.008566 0.001418 -6.041464 0.0000 TOTHRS 0.002504 0.000741 3.380845 0.0008 FEMALE 0.303433 0.059138 5.130949 0.0000 BLACK -0.128284 0.119241 -1.075833 0.2827 WHITE -0.058722 0.111392 -0.527163 0.5984 R-squared 0.400560 Mean dependent var 2.334153 Adjusted R-squared 0.390542 S.D. dependent var 0.601126 S.E. of regression 0.469286 Akaike info criterion 1.343732 Sum squared resid 79.06233 Schwarz criterion 1.418372 Log likelihood -238.9029 F-statistic 39.98208 Prob(F-statistic) 0.000000 Tabel 6. Reestimasi Contoh 3 dengan Heterocedasticity Robust Standard Error Generalized Least Squares (GLS) adalah prosedur koreksi heterokedastisitas dengan cara melakukan transformasi dan reestimasi. Jika kita mengetahui bentuk spesifik dari heterokedastisitas (misalnya linier terhadap variabel bebas) maka kita dapat memodifikasi nilai variabel tergantung dan variabel bebas sesuai dengan bentuk heterokedastisitas dan mengestimasinya kembali. Salah satu bentuk yang paling sering digunakan dalam mengasumsikan heterokedastisitas adalah multiplicative constant, yakni Var (u x) = σ 2 h( x) ……………………18) dimana x menyatakan seluruh variabel bebas dan h(x) adalah suatu fungsi dari variabel bebas yang menentukan heterokedastisitas. Dengan demikian heterokedastisitas dalam asumsi ini dapat dinyatakan sebagai σ 2i = Var (ui xi ) = σ 2 h( xi ) = σ 2 hi ……………………19) 13
  • 14. Selanjutnya kita dapat melakukan transformasi atas model awal yang mengalami heterokedastisitas, yakni yi = β 0 + β1 x1i + β 2 x2i + ... + β k xki + ui ……………………20) menjadi suatu model dengan residual yang homokedastisitas. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi seluruh regressor dan regresand dengan hi (disebut dengan penimbang/bobot). Dapat ditunjukkan disini residual model hasil transformasi, yakni ( ) ( yi / hi = β 0 / hi + β1 x1i / hi + β 2 x2i / hi + ... ) ( + β k xki / h ) + (u / h ) i i i ……………………21) atau y *i = β 0 x *0i + β1 x *1i + β 2 x *2i +... + β k x *ki +u *i memiliki pola homokedastis, atau Var (u *i ) = Var (ui / hi ) = E ⎡ ui / hi ( )⎤ 2 ⎢ ⎣ ⎥ ⎦ = E ( ui ) / hi = σ 2 hi / hi = σ 2 2 ……………………22) Transformasi ini adalah suatu kelas khusus dari GLS yang disebut weighted least squares (WLS). Standar error hasil regresi yang ditransformasi (persamaan 21) adalah tidak bias dan dengan demikian prosedur pengujian (t dan F test) menjadi valid. Tidak ada yang berubah dalam formula perhitungan dan rejection rule, kita tetap menggunakan standar intrepretasi regresi linier berganda. Disamping itu meskipun kita melakukan transformasi terhadap model regresi, intrepretasi koefisien tetap dilakukan seperti regresi awal. Contoh 4 Dengan menggunakan data saving.raw, kita akan mengestimasi hubungan tingkat simpanan rumah tangga (sav) terhadap pendapatan (inc), ukuran RT (size), pendidikan (educ), usia (age) dan ras (black). Hasil estimasi awal dirangkum pada tabel Dependent Variable: SAV Method: Least Squares Date: 06/10/08 Time: 07:04 14
  • 15. Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1605.416 2830.707 -0.567143 0.5720 INC 0.109455 0.071432 1.532304 0.1288 SIZE 67.66119 222.9642 0.303462 0.7622 EDUC 151.8235 117.2487 1.294885 0.1985 AGE 0.285722 50.03108 0.005711 0.9955 BLACK 518.3934 1308.063 0.396306 0.6928 R-squared 0.082775 Mean dependent var 1582.510 Adjusted R-squared 0.033987 S.D. dependent var 3284.902 S.E. of regression 3228.598 Akaike info criterion 19.05561 Sum squared resid 9.80E+08 Schwarz criterion 19.21192 Log likelihood -946.7804 F-statistic 1.696615 Durbin-Watson stat 1.594808 Prob(F-statistic) 0.142998 Tabel 7. Print Out Regresi Contoh 4 Selanjutnya jika kita menduga bahwa heterokedastisitas terjadi dengan mengambil bentuk linier terhadap inc (σ2i=σ2 inc) maka transformasi dilakukan dengan menggunakan akar kuadrat inc sebagai bobot. Pada Eviews hal ini dilakukan melalui sub menu output/estimate/option isikan opsi Weighted LS/TSLS dengan (inc)^-0.5. Hasil yang diperoleh adalah pada tabel 8. Dependent Variable: SAV Method: Least Squares Date: 06/10/08 Time: 07:06 Sample: 1 100 Included observations: 100 Weighting series: (INC)^-0.5 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1854.814 2351.797 -0.788680 0.4323 INC 0.100518 0.077251 1.301184 0.1964 SIZE -6.868501 168.4327 -0.040779 0.9676 EDUC 139.4802 100.5362 1.387363 0.1686 AGE 21.74721 41.30598 0.526491 0.5998 BLACK 137.2842 844.5941 0.162545 0.8712 Weighted Statistics R-squared 0.104200 Mean dependent var 1364.931 15
  • 16. Adjusted R-squared 0.056551 S.D. dependent var 2675.843 S.E. of regression 2686.849 Akaike info criterion 18.68825 Sum squared resid 6.79E+08 Schwarz criterion 18.84456 Log likelihood -928.4125 F-statistic 2.186836 Durbin-Watson stat 1.598984 Prob(F-statistic) 0.062100 Unweighted Statistics R-squared 0.077644 Mean dependent var 1582.510 Adjusted R-squared 0.028582 S.D. dependent var 3284.902 S.E. of regression 3237.617 Sum squared resid 9.85E+08 Durbin-Watson stat 1.578383 Tabel 8. Weighted Least Squares Contoh 4 Seperti yang dapat dilihat pada tabel 8, terjadi perubahan signifikan pada nilai koefisien. Namun demikian jika model ini memang benar mengalami heterokedastis, maka nilai koefisien pada tabel 8 adalah lebih valid. Ada kalanya teori maupun pertimbangan ilmiah tidak memberikan dukungan untuk mengasumsikan suatu pola heterokedastisitas tertentu. Jika ini terjadi maka kita harus mengestimasi bentuk dari h(xi) dan mentransformasikan model awal dengan nilai estimasi dari h(xi). Prosedur ini disebut Feasible GLS (FGLS) atau Estimated GLS (EGLS). Kita tidak akan membicarakan landasan teoritis penggunaan FGLS, pembaca yang tertarik dapat merujuk pada Wooldridge, 2005 (hal 266-267). Adapun prosedur FGLS dapat diuraikan sebagai berikut: ^ 1. Regresikan model awal (persamaan 20) dan peroleh residual,u i . ^ 2 2. Buat series log (u i) . ^ 3. Estimasi regresi auxiliary berikut dan peroleh nilai g i ^2 log(u ) = δ 0 + δ1 x1 + ... + δ k xk + e ^ ^2 ^ ^ ^ g i = log(u ) = δ 0 + δ 1 x1i + ... + δ k xki ^ 4. Hitung hi dimana ^ ^ h i = exp( g i ) ^ 5. Transformasi persamaan 20 dengan bobot 1/ hi . 16
  • 17. Contoh 5. Dengan menggunakan data smoke.raw akan diestimasi regresi cigs terhadap log(income), log(cigpric), educ, age, age^2 dan restaurn. Hasil yang diperoleh dirangkum pada tabel 9. Dependent Variable: CIGS Method: Least Squares Date: 06/10/08 Time: 08:51 Sample: 1 807 Included observations: 807 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.639823 24.07866 -0.151164 0.8799 LOG(INCOME) 0.880268 0.727783 1.209519 0.2268 LOG(CIGPRIC) -0.750862 5.773342 -0.130057 0.8966 EDUC -0.501498 0.167077 -3.001596 0.0028 AGE 0.770694 0.160122 4.813155 0.0000 AGE^2 -0.009023 0.001743 -5.176494 0.0000 RESTAURN -2.825085 1.111794 -2.541016 0.0112 R-squared 0.052737 Mean dependent var 8.686493 Adjusted R-squared 0.045632 S.D. dependent var 13.72152 S.E. of regression 13.40479 Akaike info criterion 8.037737 Sum squared resid 143750.7 Schwarz criterion 8.078448 Log likelihood -3236.227 F-statistic 7.423062 Durbin-Watson stat 2.012825 Prob(F-statistic) 0.000000 Tabel 9. Print Out Regresi Contoh 5 Dengan melaksanakan prosedur FGLS sebagaimana diuraikan diatas, diperoleh hasil sbb: Dependent Variable: CIGS Method: Least Squares Date: 06/10/08 Time: 08:59 Sample: 1 807 Included observations: 807 Weighting series: (H)^-0.5 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.635471 17.80314 0.316544 0.7517 LOG(INCOME) 1.295239 0.437012 2.963855 0.0031 LOG(CIGPRIC) -2.940314 4.460145 -0.659242 0.5099 17
  • 18. EDUC -0.463446 0.120159 -3.856953 0.0001 AGE 0.481948 0.096808 4.978378 0.0000 AGE^2 -0.005627 0.000939 -5.989706 0.0000 RESTAURN -3.461064 0.795505 -4.350776 0.0000 Weighted Statistics R-squared 0.113409 Mean dependent var 7.158227 Adjusted R-squared 0.106760 S.D. dependent var 11.66855 S.E. of regression 11.69611 Akaike info criterion 7.765025 Sum squared resid 109439.1 Schwarz criterion 7.805736 Log likelihood -3126.188 F-statistic 17.05549 Durbin-Watson stat 2.049719 Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.045739 Mean dependent var 8.686493 Adjusted R-squared 0.038582 S.D. dependent var 13.72152 S.E. of regression 13.45421 Sum squared resid 144812.7 Durbin-Watson stat 2.011453 18