SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 45
"Pengaruh Disiplin, Lingkungan Kerja dan Pendidikan dan Latihan

 (Diklat) terhadap Prestasi Kerja Guru SDN Kebomas, Kabupaten Gresik"

                                   Siti Bariroh

Abstract: This study suggested the effect of discipline, working condition, and

training and education on the teachers ' performance at one of state elementary

school in Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Significantly, this effect was

indicated by the value of F calculation > that of F table. Thus, this result can be

generalized to similar research lo see the emergence of such effect in another

location.

Keywords: discipline, working condition, education and training, and job

performance

       Penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses organisasi dalam menilai

prestasi kerja pegawainya. Tujuan dilakukan penilaian ini secara urnum adalah

untuk memberikan feedback kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan

keijanya dan meningkatkan produktifitas organisasi, dan secara khusus dilakukan

dalam kaitannya dengan berbagai kebijakan terhadap pegawai seperti untuk tujuan

promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan latihan, dan lain-lain.

       Suatu organisasi yang mempunyai daya saing yang tinggi, penilaian ini

hendaknya dilakukan sehingga dapat dijadikan suatu landasan sebagai dasar

penilaian sejauhmana kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia seperti

perekrutan, seleksi, penempatan dan latihan telah diimplementasikan dan apa

yang harus dilakukan dikemudian hari. Di samping itu, suatu organisasi haruslah

mengetahui berbagai kelemahan dan kelebihan pegawainya sebagai iandasan

untuk memperbaiki kelemahan dan menguatkan kelebihan, dalam rangka
meningkatkan produktivitas dan pengembangan pegawai. Untuk itu, perlu

dilaksanakan kegiatan penilaian prestasi kerja secara periodik yang berorientasi

pada masa lalu atau, masa yang akan datang.

         Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau

perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam suatu organisasi

(Hariandja, 2002:195). Prestasi kerja merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam usaha organisasi/organisasi untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai

kegiatan harus dilakukan untlik meningkatkannya dalam usaha mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Salah satu di antaranya adalah melalui penilaian prestasi

kerja.

         Kedisiplinan adalah suatu alat yang digunakan para pemimpin untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang

beriaku. Sebagai contoh, beberapa pegawai, terbiasa terlambat untuk bekerja,

mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan

untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan kepada pelanggan atau terlibat

dalam tindakan yang tidak pantas.

         Disiplin pegawai memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan

yang bersifat spesifik terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan

perilakunya. Penegakan disiplin pegawai biasanya dilakukan penyelia. Sedangkan

kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan

dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Lingkungan kerja berkaitan dengan

iklim organisasi Emit Salim ( 1996) "Peran sumber daya manusia dalam
menciptakan, mengembangkan, dan manfaat teknologi tidak terlepas dari kualitas

sumber daya manusia". Oleh karena itu, perkembangan teknologi harus selalu

diimbangi   oleh   kualitas   sumber   daya   manusia   sehingga   latihan   dan

pengembangan guru sangat perlu untuk diperhatikan. Pendidikan dan latihan

merupakan suatu usaha yang terencana dari suatu organisasi untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai (Hariandja, 2002:168).

Latihan dan pengembangan secara konseptual dapat mengubah sikap pegawai

terhadap pekerjaan. Hal ini disebabkan karena pemahaman pegawai terhadap

pekerjaan yang awalnya didasari atas sikap seseorang melalui kepemilikkan

elemen-elemen kognitif, yaitu keyakinan dan pengetilhuan seseorang terhadap

suatu objek, serta afeksi, yaitu perasaan seseorang atas objek pengetahuan dan

keyakinannya, akan berubah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku

melalui latihan dan pengembangan yang dilakukan.

       Menurut Swasto (2000), jika ada pegawai yang telah mengikuti dikiat,

tetapi lingkungan kerjanya tidak mendukung, maka prestasi kerja pegawai

tersebut kecil kemungkinan untuk bisa meningkat. Hal tersebut sesuai dengan

fakta di sekolah apabila lingkungan kerja tidak mendukung bisa berdampak pada

ketidakdisiplinan pegawai yang berakibat pada menurunnya prestasi kerja.

       Pendidikan dan latihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk

investasi, gagasan tentang investasi pada sumber daya manusia telah

diperkenalkan sejak zaman Smith, karena ia percaya bahwa investasi sumber daya

manusia akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

       Latihan ditujukan untuk memperbaiki berbagai keterampilan (skill) dan

teknik pelaksanaan kegiatan atau kerja tertentu untuk memenuhi kebutuhannya
(Swasto, 1996:35). Latihan (training) juga dimaksudkan untuk memperbaiki

penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci

dan rurin. Latihan menyiapkan pegawai untuk melakukan kegiatan-kegiatan

sekarang, padadasarnya latihan merupakan proses pendidikan jangka pendek bagi

seseorang untuk memperoleh keterampilan operasional secara sistematis

(Handoko, 1995:104).

       Latihan mempunyai berbagai manfaat prestasi jangka panjang yang

membantu seseorang untuk tanggung jawab di waktu yang akan datang, program-

program latihan tidak hanya penting bagi individu tetapi juga bagi organisasi dan

hubungan manusia dalam kelompok kerja dan bahkan bagi suatu negara.

       Jadi, manfaat latihan adalah dengan menyadari berbagai investasi

argumentasi dalam sumber daya manusia, oleh karena itu seharusnya seseorang

tidak berhenti belajar setelah mencapai suatu prestasi puncak, karena belajar

adalah proses seumur hidup.

       Pendidikan yang pemah diikuti oleh tenaga kerja sangat berkaitan dengan

kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut Siagian (1994) bahwa,

"Tingkat pendidikan seseorang dan pelatihan yang pernah diikutinya berpengaruh

terhadap produkti vitas kerjanya".

       Tingkat pendidikan merupakan alat pengukur kemampuan             pegawai.

Dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka orang

tersebut dinilai semakin memiliki kemampuan yang tinggi pula.

       Pendapat       lain dari Moekijat (2001) pendidikan berhubungan dengan

mengetahui metode sebab-sebab sesuatu lebih banyak berhubungan dengan

pekerjaan tertentu.
Dari pendapat tersebut secara urnum di disimpulkan bahwa pendidikan adalah:

•   Menekankan pada pengetahuan yang bersifat teoritis.

•   Ditujukan kepada usaha pembinaan mental seprti sikap, tingkah laku, cara

    berperilaku dan berpikir.

•   Pendidikan berhubungan dengan pengertian umum.

       Kesimpulannya adalah bahwa pendidikan yang tinggi merupakan salah

satu pencerminan dari kemampuan yang tinggi dan akan sangat menunjang tenaga

kerja menyelesaikan berbagai permasalahan yang menyangkut pekerjaan. Hal

tersebut merupakan produktivitas pada dimensi efektivitas (Stevenson,1996).

       Pelatihan     adalah     suatu   program     yang     diterapkan       oleh

perusahaan/organisasi guna meningkatkan kemampuan para pegawainya. Wujud

dari peningkatan kemampuan tersebut adalah meningkatnya prestasi kerja.

Robbins (1991 : 111) menyebutkan “… training can keep their abilities current

or people new skill as times and conditions change”. Bahwa pelatihan akan

senantiasa menjaga kemampuan bahkan meningkatkan keahlian baru sejalan

dengan berubahnya waktu dan kondisi. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa

dengan pelatihan pegawai akan senantiasa dapat meningkatkan kemampuannya

sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan. Peingkatan produktivitas kerja dari

pegawai akan suatu perusahaan/organisasi harus ditunjang oleh tersedianya mesin

dan peralatan yang serba modern dan pelatihan yang dibutuhkan untuk menunjang

kemampuan pegawai.

       Selanjutnya, As'ad (1998:66) menyatakan bahwa pelatihan dimaksudkan

untuk mempertinggi kerja pegawai dengan mengembangkan cara-cara berpikir

dan bertindak yang tepat serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan. Dengan kata
lain bahwa pelatihan dan pengembangan dapat menambah keterampilan kerja

pegawai, selanjutnya meningkatkan produktivitas kerja.

       Pengertian pelatihan menurut Moekijat (2001), adalah merupakan kegiatan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian untuk melaksanakan pekerjaan

tertentu. Perumusan lain menurut Ranupandoyo (2002), pelatihan adalah suatu

kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitan aktivitas

ekonomi. Pelatihan membantu pegawai dalam memahami pengetahuan praktis

dan pengetrapannya guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang

diperlukan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya.

       Pendapat Moekijat (2001), pelatihan adalah suatu proses yang membantu

pegawai untuk memperoleh efektivitas untuk pekerjaan mereka yang sekarang

atau di masa yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan pikiran dan

tindakan, kecakapan,pengetahuan dan sikap. Pendapat senada dinyatakan oleh

Flippo (Hasibuan,1997) bahwa latihan adalah merupakan suatu usaha pen

ingkatan pengetahuan dan keahlian seorang pegawai untuk mengerjakan suatu

pekerjaan tertentu.

       Suprihanto (1998:85) mengatakan pengertian pelatihan adalah suatu

kegiatan untuk memperbaiki       kemampuan ker)a seseorang dalam kaitannya

dengan aktivitas ekonomi. Latihan akan membantu pegawai dalam memahami

suatu pengetahuan praktis dan penerapannya guna meningkatkan keterampilan,

kecakapan, dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai

tujuannya.

       Ranupandojo dan Husnan (2001:77) berpendapat bahwa yang dimaksud

dengan pelatihan adalah sebagai berikut ini.
"Latihan ialah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja

seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi. Latihan akan membantu

pegawai dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna

meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan organisasi

dalam usaha mencapai tujuannya".

       Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan

adalahsuatu proses untuk mengubah sikap pegawai dalam bekerja, serta

mempersiapkan pegawai dalam mengemban tugasnya pada saat ini guna

mencapai tujuan yang lebih besar.

       Sikula (2003:227) mendefinisikan pelatihan sebagai: "Training is a short

tern aducational process utilizing a systematic and organized procedure by which

unmanagerial personel learn technical knowledge and skills for definite purpose.'"

Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa pelatihan adalah suatu proses

pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan

terorganisir, dimana tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan

keterampilan teknis untuk suatu tujuan tertentu.

       Hal ini didukung pula oleh pendapat tentang pelatihan atau training dari

beberapa ahli seperti Nitisemito (1996:53) yang menyatakan bahwa training

adalah kegiatan dari perusahaan/organisasi/instansi yang dimaksudkan untuk

dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan

pengetahuan      dari     pegawai       sesuai      dengan     keinginan      dari

perusahaan/organisasi/instansi yang bersangkutan.

       Penulis lain, yaitu Dessler berpendapat bahwa training merupakan upaya

pembinaan keterampilan dasar yang diperlukan karyawan baru atau lama untuk
melaksanakan pekerjaan. Jadi, pelatihan dipandang sebagai cara untuk

meningkatkan kecakapan pegawai, baik itu melalui pemberian instruksi, melatih

pegawai dalam melakukan suatu pekerjaan. Jadi, pelatihan dipandang sebagai cara

untuk meningkatkan kecakapan pegawai, baik itu melalui pemberian instruksi,

melatih pegawai dalam melakukan suatu pekerjaan, maupun dengan menanarnkan

sikap disiplin pada diri pegawai.

       Pelatihan   dimaksudkan      untuk   memperbaiki     penguasaan      berbagai

keterampilan dan teknik pelak sanaan kerja tertentu, terinci dan rutin

(Handoko,2000). Jadi, pada dasarnya pelatihan merupakan proses pendidikan

jangka pendek bagi para aparatur untuk memperoleh keterampilan secara

sistematis (Tulus, 1995).

       Dari berbagai pendapat tentang pelatihan yang dikernukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang

intinya adalah membantu pegawai dalam peningkatan pengetahuan dan keahlian

unluk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.



Moekijat (2001 ) mengernukakan bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar

suatu kegiatan dapat disebut pelatihan. Ketiga syarat tersebut adalah:

•   Pelatihan   harus   membantu     pegawai    menambah      pengetahuan     dalam

    menjalankan tugasnya.

•   Pelatihan harus menimbulkan perubahan kebiasaan bekerjadari pegawai,

    sikapnya terhadap pekerja, infomiasi dan pengetahuan yang diterapkan dalam

    tugas.
•   Pelatihan harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu. Pegawai dapat

    mengambil bagian dalam berbagai program pendidikan yang tidak disebut

    sebagai pendidikan, karena hubungan dengan tugas yang diembannya.

       Kedisiplinan adalah suatu alat yang digunakan para seorang pimpinan

untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah

suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan

kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial

yang berlaku. Sebagai contoh, beberapa pegawai, terbiasa terlambat untuk

bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang

diperlukan untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan kepada pelanggan

atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin pegawai memerlukan alat

komunikasi, terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap pegawai

yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin pegawai

biasanya dilakukan penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang

secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan

tanggungjawabnya.

       Sehingga seorang pegawai yang memiliki kedisiplinan yang tinggijika

yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung)awab atas tugas

yang diamanahkan kepadanya.

Terdapat empat perspektifdaftar yang menyangkut kedisiplinan, yaitu:

•   Disiplin retributive (Retributive Discipline), yaitu berusaha menghukum orang

    yang berbuat salah.

•   Disiplin korektif (Corrective Discipline), yaitu berusaha membantu pegawai

    mengoreksi perilakunya yang tidak tepat.
•   Perspektif hak-hak individu (Individual Rigths Perspective), yaitu berusaha

    melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disiplener.

•   Prespektif utilitarian (Utilitarian Perspective) yaitu berfokus kepada

    penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan

    disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya.

       Terdapat tiga konsep dalam pelaksanaan tindakan disipliner yaitu:

aturantungku panas (Hot Stove Rules), tindakan disiplin progresif (Progressive

Discipline),   dan tindakan disiplin positif (Positove Discipline). Pendekatan-

pendekatan aturan tungku panas tindakan disiplin progresif terfokus pada perilaku

masa lalu. Sedangkan pendekatan disiplin positif berorientasi ke     masa yang

akan datang dalam bekerja dengan para pegawai untuk memecahkan masalah-

masalah sehingga masalah itu tidak timbul lagi.

       Setiap pemimpin harus dapat memastikan pegawai tertib dalam tugas.

Dalam konteks disiplin makna keadilan harus dirawat dengan konsisten. Jika

pegawai menghadapi tantangan tindakan disipliner, pemberi kerja harus dapat

membuktikan bahwa pegawai yang terlibat dalam kelakuan yang tidak dihukum.

Disini para penyelia perlu berlatih bagaimana     cara mengelola disiplin dengan

baik. Untuk mengelola disiplin diperlukan adanya standar disiplin yang digunakan

untuk menentukan bahwa pegawai telah diperlakukan dengan wajar.

       Beberapa standar dasar disiplin berlaku semua pelanggaran aturan, apakah

besar atau kecil. Semua tindakan disipliner perlu mengikuti prosedur minimum,

aturan komunikasi dan ukuran capaian. Tiap          pegawai dan penyelia perlu

memahami kebijakan organisasi serta mengikuti prosedur secara penuh.
Pegawai yang melanggar aturan diberi kesempatan untuk memperbaiki

perilaku mereka. Para pemimpin perlu mengumpulkan sejumlah bukti untuk

membenarkan disiplin. Bukti ini harus secara hati-hati didokumentasikan

sehingga tidak bisa untuk diperdebatkan. Sebagai suatu model bagaimana

tindakan disipliner harus diatur adalah:

•   Apabila seseorang pegawai melakukan kesalahan, maka pegawai harus

    konsekuen terhadap aturan pelanggaran.

•   Apabila tidak dilakukan secara konsekuen pegawai tersebut melecehkan

    peraturan telah ditetapkan.

•   Kedua hal di atas akan berakibat pemutusan hubungan kerja dan pegawai

    harus menerima hukuman tersebut.

       Jika pencatatan tidak adil/sah menurut undang-undang atau pengecualian

ketenagakerjaan sesuka hati. Untuk itu, pengadilan memerlukan bukti dan

pemberi kerja untuk membuktikan sebelum pegawai ditindak. Standar kerja

tersebut dituliskan dalam kontrak kerja.

       Peranan teknologi pada suatu organisasi terutama perusahaan besar, sangat

besar pengaruhnya dan menentukan sekali untuk menunjang kelancaran

operasional suatu proses organisasi. Dengan memanfaatkan teknologi output

diharapkan berkualitas tinggi dan bisa menekan biaya serendah mungkin.

       Semakin besar organisasi maka semakin besar pula tuntutan fasilitas kerja

yang dibutuhkan oleh guru. Perkembangan teknologi yang semakin canggih

menuntut kemampuan guru untuk bisa mengikuti perkembangan tersebut. Bila hal

ini tidak diikuti maka akan berakibat kepada output dan jalannya proses

operasional dari organisasi tersebut.
Kaitannya dengan hal tersebut maka fasilitas kerja sangat bergantung

kepada iklim organisasi. Iklim organisasi atau lingkungan kerja dapat memiliki

pengaruh yang besar terhadap motivasi, produktivitas dan kepuasan kerja. Hal ini

terjadi melalui pembentukan jenis harapan-harapan tertentu mengenai akibat-

akibat yang akan timbul dari tindakan-tindakan yang berbeda. Seseorang akan

mengharapkan imbalan, kepuasan dan tingkat prestasi yang didasarkan atas

prestasinya tentang iklim organisasi atau lingkungan kerja. Selanjutnya, dapat

dijelaskan pula bahwa organisasi sebagaimana halnya sidik jari, merupakan

sesuatu yang unik. Tiap-tiap organisasi mempunyai budaya, tradisi, dan metode

tindakannya sendiri. Secara keseluruhan, ketiga aspek tersebut merupakan iklim

untuk anggota-anggotanya.

       Bagi organisasi yang berhubungan dengan pelayanan maka fasilitas kerja

yang mendukung sangat perlu untuk diperhatikan. Bila hal ini diabaikan maka

akan berakibat buruk bagi organisasi tersebut. Fasilitas dapat mendukung kerja

guru bilamana kualitas,jumlah dan manfaat memang sesuai dengan operasional

dari organisasi tersebut.

       Kaitannya dengan fasilitas kerja melayu (2001:halaman 150) "Manajer

penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu guru

yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan ".

       Lingkungan kerja dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi,

produktivitas dan kepuasan kerja-Hal ini terjadi melalui pembentukan jenis

harapan-harapan tertentu mengenai akibat-akibat yang akan timbul dan tindakan-

tindakan yang berbeda. Seseorang akan mengharapkan imbalan, kepuasan dan

tingkat prestasi yangdidasarkan atas persepsinya tentang iklim organisasi atau
lingkungan kerja. Selanjutnya, dapat dijelaskan pula bahwa organisasi

sebagaimana halnya sidik jari, merupakan sesuatu yang unik. Tiap-tiap organisasi

mempunyai budaya, tradisi, dan metode tindakannya sendiri. Secara keseluruhan,

ketiga aspek tersebut merupakan iklim untuk anggota-anggotanya.

         Keunikan suatu organisasi terlihat dari beberapa kegiatannya. Suatu

organisasi bisa terlihat sangat sibuk dan efisien, dan organisasi lainnya bisa pula

terlihat sangat santai, sebagaimana lainnya cukup manusiawi, tetapi sebagian

lainnya terlihat kaku dan dingin. Sebuah organisasi cenderung untuk menank dan

memelihara     orang-orang     yang    sesuai   dengan   iklimnya,     sehinggapola-

polanyadilestarikan seperti orang-orang yang bergerak ke iklim laut, iklim

gunung, iklim padangpasir. Merekajugaakan memilih sebuah iklim organisasi

yang sesuai dengan budayanya.

         Lingkungan kerja juga menggambarkan sistem sosial dari sebuah

kelompok kerja. Dengan demikian, iklim organisasi merupakan sebuah konsep

sistem. Dapat dikatakan pula bahwa organisasi tempat para manajer menjalankan

tugasnya merupakan sistem sosial yang dari sub sistem yang saling berkaitan. Sub

sistem    tersebut   terdiri   dari   sub   sistem   manusia/sosial,    sub   sistem

administrasi/struktur, sub sistem informasi/pengambilan keputusan dan sub sistem

ekonomi dan teknologi serta lingkungan eksternal. Perlu diperhatikan dalam

sistem ini adalah adanya suatu pemahaman yangjelas bahwa perubahan yang

terjadi dalam sebuah sub sistem akan mempengaruhi perubahan pada sub sistem

lainnya, dan padasaat yang sama managemen organisasi internal tidak boleh

mengabaikan kebutuhan dan tekanan dari lingkungan eksternal.
Iklim organisasi sebagai sebuah sistem sosial, bisa dipengaruhi oleh

lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Lingkungan internal meliputi:

desain dan aplikasi teknologi, kultur organisasi dan praktik-praktik manajerial,

dan karakteristik personal anggota. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi

lingkungan sosial dan ekonomi dimana organisasi berada. Kedua lingkungan

tersebut,     baik   lingkungan   internal   maupun   lingkungan   eksternal   akan

mempengaruhi beragam aktivitas, sikap, nonna dan pelaksanaan peran, yang

akhirnya mempengaruhi produktivitas, kepuasan, prestasi dan pertumbuhan

organisasi.

        Kondisi kerja termasuk didalamnya fasilitas yang disediakan, akan ikut

mendorong kepuasan kerja. Keakraban dengan teman sekerja, perhatian atasan

terhadap bawahan ikut mempengaruhi kepuasan kerja pagawai. Setiap pegawai

harus dapat memilih permasalahan yang dialami,jika permasalahan muncul di

rumah jangan dibawa ke tempat kerja. Hal ini dapat pula dilakukan oleh atasan,

sehingga kondisi kerja akan menjadi faktor pendukung terhadap kepuasan kerja

guru.

        Guru belum dapat mengharapkan faktor kepuasan tercapai sebelum

kekecewaan di dalam pekerjaan dapat dihilangkan lebih dahulu. Berkaitan dengan

hal tersebut Manullang (2001 :halaman 181 ) "Agar kekecewaan dapat

dihilangkan dari pekerjaan maka pemimpin harus melakukan tindakan, sebagai

berikut:

•   Technical Supervision.

•   Interpersonal Supervision.

•   Policy and administrasi.
Dengan    technical   Supervision   yang   menimbulkan       kekecewaan

dimaksudkan di dalam pekerjaan di pihak atasan. Bagaimana caranya

mensupervisi dari segi teknis pekerjaan yang merupakan tanggung jawabnya atau

atasan mempunyai kecakapan teknis yang lebih rendah dari yang diperlukan

kedudukannya. Untuk mengatasi hal ini para manajer harus berusaha

memperbaiki dirinya dengan jalan mengikuti latihan atau pendidikan.

         Interpersonal Supervision menunjukkan hubungan perseorangan antara

bawahan dengan atasannya, dimana kemungkinan bawahan merasa tidak dapat

bergaul dengan bosnya. Agar kedua faktor tersebut di atas tidak menimbulkan

kekecewaan bawahan, maka minimal tiga kecakapan harus dimiliki setiap manajer

yaitu:

•   Technical skill (kecakapan teknis).

•   Human skill (kecakapan manusia).

•   Conseptual skill (kecakapan konsepsional).

         Policy personalia, urnumnya dibuat dalam bentuk tertulis. Biasanya yang

dibuat dalam bentuk tertulis adalah baik, karena itu yang utama ialah bagaimana

pelaksanaan dalam praktik. Pelaksanaan kebijaksanaan dilakukan masing-masing

manajer. Bila organisasi belum mempunyai policy personalia yang tertulis

berkewajiban masing-masing manajer untuk berusaha mendesak organisasinya

supaya disusun suatai policy personalia dengan menerapkan prinsip sistem karier.

         Dari setiap pekerjaan dalam organisasi diharapkan adanya komitmen

penuh terhadap organisasi, tidak sekedar ketaatan berbagai ketentuan keguruan ya

berlaku dalam organisasi yang bersangkutan. Tetapi dalam pada itu organisasi pun

mutlak perlu menanamkan keyakinan dalam diri para guru bahwa dengan
komitmen penuh pada organisasi, berbagai harapan, cita-cita dan kebutuhan para

guru itu akan terwujud dan terpenuhi. Penempatan guru sesuai dengan

kemampuan maupun dengan keahlian perlu diperhatikan, hal ini akan

berpengaruh terhadap ketaatan guru terhadap organisasi. Oleh karena itu, sebelum

menempatkan guru pada tempat tertentu terlebih dahulu organisasi tersebut harus

mengadakan perencanaan sehingga penempatan guru sesuai dengan kemampuan

dan guru tersebut.

       Sikula dan Anwar (2001: halaman 4) "Perencanaan sumber daya manusia

atau perencanaan tenags kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan

tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya

berintegrasi dengan rencana organisasi". Sedangkan Milkovich dan Nystrom

dalam Anwar (2001 .-halaman 4) "Perencanaan tenaga kerja adalah proses

peramalan    pengembangan,     pengimplementasian,   dan   pengontrolan    yang

menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah guru, penempatan guru

secara benar, waktu yang tepat yang secara ekonomis lebih bermanfaat".

       Dari definisi tersebut jika dihubungkan dengan kesesuaian pekerjaan maka

besar kecilnya organisasi juga menentukan jumlah guru. Sedangkan penempatan

guru sesuai dengan keahlian maupun dengan kemampuannya .semata-mata hanya

untuk menciptakan efisiensi.

       Setiap guru akan berbeda keahliannya yang dimiliki, oleh karena

kesesuaian pekerjaan setiap guru akan menentukan kepuasan kerja dari guru itu

sendiri. Pekerjaan yang bukan bidangnya diberikan kepada guru, akan melahirkan

frustasi kerja, tetapi jika pekerjaan disesuaikan dengan pekerjaannya akan

membuat guru senang untuk bekerja dan akan membuat dirinya merasa puas
dalam pekerjaannya. Kesesuaian pekerjaan ini tidak akan terlepas dari

perencanaan guru, karena dengan mengadakan perencanaan guru akan lebih

mudah menentukan karakteristik guru agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.

       Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia (guru)

yaitu kepentingan individu, kepentingan organisasi dankepentingan nasional.

Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi setiap individu pegawai,

karena dapat membantu meningkatkan potensinya, begitu pula kepuasan guru

dapat dicapai melalui perencanaan. Perencanaan sumber daya manusia sangat

penting bagi organisasi (perusahaan) dalarn mendapatkan calon guru yang

memenuhi kualifikasi. Dengan adanya perencanaan sumber daya manusia, dapat

dipersiapkan calon-calon guru yang potensi untuk menduduki pOsisi manajer

pada masa yang akan datang. Perencanaan sumber daya manusia sangat

bermanfaan bagi kepentingan nasional. Hal ini karena guru-guru yang berpotensi

tinggi dapat dimanfaatkan pula oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan

produktivitas nasional. Mereka dapat dijadikan tenaga-tenaga ahli dalam bidang

tertentu untuk membantu program pemerintah.

       Prestasi kerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang

telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur.

Hal ini dapat berkaitan dengan jumlah kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dapat

dilaksanakan oleh individu guru dalam waktu tertentu. Swasto (1996:30)

menyatakan bahwa prestasi kerja individu merupakan perpaduan antara motivasi

yang ada pada diri seseorang, kemampuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan

serta peralatan atau teknologi yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan

tersebut. Jadi, prestasi kerja berkenan dengan hasil pekerjaan yang dicapai oleh
guru dalam suatu periode. Dalam hal ini     prestasi kerja guru berkaitan dengan

kuantitas maupun kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

       Salah satunya definisi tentang Prestasi kerja guru dinyatakan Bernandin

dan Russes ( 1993 :231 ) bahwa prestasi          kerja    merupakan       catatan

perolehan    yang dihasilkan     dari   fungsi    suatu   pekerjaan tertentu atau

kegiatan dalam satu periode waktu tertentu. Apabila prestasi kerja atau

produktivitas kerja guru setelah mengikuti pengembangan baik kualitas maupun

kuantitas kerjanya meningkat maka berarti metode pengembangan yang

ditetapkan cukup baik (Hasibuan,1994:62).

       Pengukuran prestasi kerja guru yang dikaitkan dengan kuantitas dan

kualitas pekerjaan yang dihasilkan mencakup dua kegiatan, dua kegiatan, yaitu

dengan mengidentifikasi dimensi prestasi kerja dan penetapan standar prestasi

kerja. Dimensi prestasi kerja mencakup semua unsur yang akan dievaluasi dalam

pekerjaan masing-masing guru dalam suatu lembaga serta mencakup berbagai

kriteria yang sesuai untuk mengukur hasil pekerjaan yang telah diselesaikan.

Dharma      (1989) menyatakan bahwa hampir seluruh cara pengukuran kiner)a

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

•   Kuantitas, yaitujumlah yang harus diselesaikan.

•   Kualitas,yaitumutuyangdihasilkan.

•   Ketepatan waktu, yaitu kesesuaian dengan waktu yang telah direncanakan.

       Penilaian prestasi kerja guru tidak harus mengacu atau sesuai dengan

semua kriteria pengukuran prestasi kerja tetapi harus juga disesuaikan dengan

jenis pekerjaan guru yang akan dinilai. Bernandin dan Russel (1995:68)
mengemukakan enam kriteria primer yang dapat digunakan untuk mengukur

prestasi kerja.

•   Quality, merupakan tingkat sejauhmana suatu proses atau hasil pelaksanaan

    kegiatan mendekati kesempurnaan atau tujuan yang diharapkan.

•   Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan.

•   Time Lines, adalah ketepatan akan waktu yang dibutuhkan.

•   Cost Effectivness, yaitu keefektifan dalam penggunaan dana.

•   Need for Pendidikan dan Latihanon , yaitu perlu tidaknya supervisor.

•   Interpersonal Impact, yaitu pengaruh antar diri atau perseorangan.

        Dengan beberapa kriteria diatas dapat diketahui kondisi kerja guru.

Klinger dan Nalbandian (1985:82) menyebutkan bahwa produktivitas sebagai

wujud dari prestasi kerja, merupakan fungsi perkalian dari usaha guru (effort)

yang didukung dengan motivasi tinggi kemampuan guru (ability) yang diperoleh

melalui latihan-latihan. Di samping itu, kondisi kerja juga ikut berpengaruh dalam

menentukan efisiensi dan efektivitas seseorang individu dalam berprestasi kerja.

Prestasi kerja yang baik akan memberikan dampak positif bagi usaha, selanjutnya

untuk menentukan prestasi kerja guru baik atau tidak harus dilakukan penilaian

prestasi kerja yang sesuai dengan standar prestasi kerja.

        Penetapan standar, kerja diperlukan untuk mengetahui apakah prestasi

kerja guru telah sesuai dengan sasaran yang diharapkan, sekaligus melihat

besarnya penyimpangan dengan cara membandingkan antara hasil pekerjaan

secaraaktual dengan hasil yang diharapkan. Standar prestasi kerja menurut Snow

dan Alexander (1992:98) merupakan tolok ukur bagi prestasi kerja menurut yang

akan dievaluasi. Dalam hal ini tidak ada satu ukuran tunggal yang dapat
mencakup semua aspek prestasi kerja yang diperlukan adalah seperangkat ukuran

yang sesuai aktivitas objektif yang akan diukur. Anthony dalam Lean dan Altman

(1988:86) mengidentifikasikan tiga level manajemen yang terjadi dalam semua

lembaga yaitu operasional, efisiensi dan produktivitas, merupakan faktor kunci.

Pada tingkat manajerial keefektifan lembaga dan manajemen menjadi unsur yang

esensial. Akhirnya pada tingkat strategi keunggulan kompetitif sekolah

merupakan titik sentral.

       Analisis tentang prestasi kerja guru menurut Gomes (1985:68) senantiasa

berkaitan dengan dua faktor utama, yaitu:

• Kesediaan atau motivasi guru untuk bekerja yang menimbulkan usaha guru.

• Kemampuan guru untuk melaksanakan pekerjaan dengan kata lain prestasi kerja

adalah fungsi interaksi antara motivasi kerja dengan kernampuan atau p =f(m x n)

di mana p = performance, m = motivasi dan n = ability.

       Dengan persamaan tersebut menurut Robbins (1996:78) kita memerlukan

penambahan aspek kesempatan (oportunity) dalam persamaan di atas, sehingga

persamaan prestasi kerja dapat dirumuskan f= (Ax MX 0). Meskipun seorang

individu mungkin ada rintangan yang menghambat prestasi kerja karena itu jika

kita mencoba menilai mengapa seorang guru mungkin tidak berprestasi

kerja/bobot kerja guru pada level yang kita yakini mampu, selayaknya kita periksa

lingkungan kerjanya, budaya kerjanya untuk melihat apakah mendukung atau

tidak. Jika tidak, akan menyebabkan pula terganggunya prestasi kerja guru

walaupun guru tersebut telah dapat kesempatan meningkatkan pendidikan,

seringnya pelatihan-pelatihan yang telah banyak diikuti.
Berdasarkan pada beberapa pengertian tentang prestasi kerja guru maka

dalam penelitian ini yang menjadi acuan tentang prestasi kerja atau prestasi guru

adalah kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu dalam penyelesaian setiap

pekerjaan kepada masing-masing individu. Selanjutnya, pada pembahasan berikut

akan diuraikan tentang kerangka konseptual dan model kajian yang berkaitan

dengan teoretis yang dikernukakan pada uraian terdahulu tentang profesionalisme

dan motivasi terhadap prestasi kerja guru.

       Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para

pekerjadi samping terhadap kepuasan. Teori ini meramalkan bahwa seorang

pekerja akan mengubah input usahanya bila tindakan ini lebih layak daripada

reaksi lainnya terhadap ketidakadilan. Seorang pekerja yang mendapat

kompensasi kurang, dan dibayar didasarkan penggajian atau berdasarkan jam

kerja akan menegakkan keadilan dengan menurunkan input usahanya, dengan

demikian mengurangi kualitas atau kuantitas dari pelaksanaan kerjanya. Jika

seorang pekerja mendapatkan kompensasi kurang dan porsi substansi gaji atau

upahnya terkait pada kuaito pelaksanaan kerja (misalnya, upah perpotongan), ia

akan meningkatkan pendapatan insentifnya tanpa meningkatkan usahanya. Jika

pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meninskatkan kualitas

output-nya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya.

       Untuk para pekerja yang mendapatkan kompensasi lebih dan dibayarkan

atas dasar gaji atau ongkos per jam, keadilan akan ditegakkan dengan meningkat

kan input usahanya. Tindakan ini akan mengakibatkan peningkatan dalam kualitas

atau kuantitas pelaksanaan kerja. Jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi

lebih dan substansi upahnya terkait dengan kuantitas pelaksanaan kerja, ia akan
berusaha    meningkatkan       input   usahanya   tanpa   menghubungkan      dengan

peningkatan dalam pendapatan insentifnya. Menurut teori ini, pekeija akan

meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja saat menurunkan atau mempertahankan

kuantitas pelaksanaan kerja.

       Sikap kerja dapat diukur dengan banyak cara. Informasi tentang sikap

kerja dapat diperoleh dengan cara khusus maupun reguler. Tipe-tipe pertanyaan

yang dipergunakan untuk mendapatkan sikap para pegawai juga bervariasi.

Dengan pertanyaan terbuka, para pekerja diminta menguraikan perasan-

perasaannya terhadap berbagai aspek pekerjaannya dengan kata-katanya sendiri.

Dengan pertanyaan jawaban tertentu, para pekerja diminta memilih satu di antara

jawaban-jawaban yang telah disediakan untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu.

Terdapat beberapa jenis pertanyaan jawaban tertentu dan sebagian besar di

antaranya telah dikembangkan untuk penggunaan kuesioner dibanding dengan

untuk wawancara. Namun mungkin saja menggunakan pertanyaan jawaban

tertentu dalam interview, dan tindakan ini kadang-kadang dilakukan dalam survei

pendapat.

       Studi-studi   tentang     pentingnya   perbedaan    karakteristik   pekerjaan

menernukan secara konsisten bahwa sifat pekeriaan itu sendiri adalah deteminan

utama, dari kepuasan kerja.



       Beberapastudi terakhir telah berusaha mengidentifisir dimensi-dimensi

penting dari materi pekerjaan dan mengetahui bagaimana kepuasan pekerja

ditentukan bersama-sama oleh materi pekerjaan dan sifat-sifat individu (Hacman

and Lawler,1971); Hacman and Oldham 1975; Hulin and Blood,1968; Turner and
Lawrence, 1965; Wanous, 1974). Studi yang amat mendalam dari tipe dilakukan

oleh Hacman and Oldham (1975). Mereka mengoperasikan daftar pertanyaan

yang dikenal dengan Job Diagnostic Survey untuk beberapa ratus pekerja yang

bekerja pada 62jenis pekerjaan.

       Bukti-bukti riset menyarankan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan

bagaimana sikap kerja ditentukan adalah dengan cara "model interaksi", yaitu

kepuasan kerja seseorang ditentukan bersama-sama atas dasar karakteristik situasi

kerja dan karakteristik pekerja. Dari tiga teori kepuasan yang telah dijelaskan di

muka, satu yang paling sesuai dengan model interaksi adalah teori Discrepancy.

Persepsi seseorang tentang "apa yang seharusnya ada" dalam suatu pekerjaan akan

banyak ditentukan oleh kondisi kerja aktual.

       Tiga jenis karakteristik pegawai yang mempengaruhi persepsi "yang

seharusnya" adalah kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai, serta sifat-sifat kepribadian.

Kebutuhan adalah penting karena seorang pekerja akan menginginkan lebih

banyak faktor pekerjaan yang merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan yang

timbul sekarang. Jika satu faktor pekerjaan (misalnya pengakuan) yang disediakan

dalam, kerjanya sudah cukup memenuhi kebutuhannya yang relevan (misalnya

penghargaan), maka faktor pekerjaan tambahan lainnya tidak diinginkan pekerja

dan tidak akan meningkatkan kepuasan kerja. Nilai-nilai adalah keyakinan-

keyakinan seseorang yang relatif tetap tentang perilaku apa yang benar dan yang

salah. Tujuan-tujuan hidup apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. Nilai-

nilai mempengaruhi acuan pekerja atau kesukaan pekerja terhadap jenis pekerjaan

dan kondisi kerja tertentu. Terakhir, sifat-sifat kepribadian seperti harga diri

mengerakkan aspirasi dan acuan kerja seseorang. Harga diri adalah sejauhmana
seseorang menyukai dan menilai serta menganggap dirinya sebagai manusia yang

cakap dan memenuhi syarat. Seorang pekerja dengan harga diri yang tinggi akan

lebih menyukai pekerjaan yang prestasinya rendah sesuai dengan pandangan yang

kurang baik terhadap dirinya serta tidak banyak menuntut (Korman, 1970).

Tiga aspek situasi pekerjaan yang mempengaruhi persepsi yang seharusnya adalah

perbandingan sosial dengan pekerja-pekerja lainnya, karakteristik pekerjaan

sebelumnya, serta kelompok-kelompok acuan. Proses perbandingan sosial telah

dijelaskan   dimuka dalam topik teori keadilan.        Seorang pekerja akan

membandingkan     keuntungan    hasil-hasil   yang   dianggap   diperoleh   dari

pekerjaannya dengan keuntungan-keuntungan hasil yang diterima oleh pekerja-

pekerja lainnya yang pekerjaannya sejenis setelah menghitung selisih antara

input-input-nya dengan input-input orang bandingannya. Persepsi seorang pekerja

tentang apa yang seharusnya ada dalam pekerjaannya juga dipengaruhi oleh

persepsinya terhadap apa yang telah ada dalam pekerjaan sebelumnya. Kondisi-

kondisi sebelumnya merupakan faktor penting bagi seorang pekerja dalam

menentukan harapan-harapan minimum bagi masa depannya. Tak seorangpun

menginginkan upah lebih rendah atau keuntungan lebih kecil dibandingkan

dengan telah diterima sebelumnya dalam pekerjaan yang sama atau dalam

pekerjaan sebelumnya.

       Kelompok-kelompok acuan (reference groups) adalah pengaruh situasi

ketiga terhadap persepsi pekerja terhadap apa yang seharusnya ada. Kelompok

acuan adalah kelompok di mana seseorang mencari petunjuk dalam menafsirkan

dan mengevaluasi pengalaman dirinya. Harapan-harapan dan aspirasi seseorang

terhadap suatu pekerjaan akan dipengaruhi oleh konsepsi kelompok acuan tentang
jenis pekerjaan apa serta kondisi bagaimana yang sesuai dengan dirinya (Korman,

1971). Seorang pekerja akan lebih puas jika pekerjaannya dibenarkan oleh

kelompok acuan daripada tidak. Contoh yang baik tentang kelompok acuan adalah

pengaruh serikat buruh terhadap persepsi pekerja tentang kenaikan upah dan

keuntungan yang jujur serta wajar.

       Bagian topik yang terakhir akan mengkaji determinan-detenninan

sikapkerja telah memusatkan baik pada pengaruh karakteristik pekerjaan maupun

pengaruh bersama. Dari duajenis variabel tersebut, kita akan menekankan pada

beberapa studi yang telah mencakup karakteristik pekerja maupun karakteristik

pekerjaan untuk menjelaskan bagaimana kepuasan kerja terbentuk.

       Dengan kerangka teori yang telah dikernukakan di atas. maka penulis

mencoba mengangkat model kajian yang berkaitan dengan permasalahan pada

objek penelitian, dengan demikian model konsep dapat dijelaskan, sebagai berikut

ini. Upaya pengembangan sumber daya manusia terutama pada aspek kemampuan

intelektual dan kepribadiannya. Tingkat kepatuhan atau ketaatan seseorang

terhadap peraturan dan prosedur kerja yang telah ditetapkan dalam suatu

organisasi.
                Kedisiplinan
                   (X1)



                   Diklat                                           Prestasi Kerja
                    (X2)                                                 (Y)




                Lingkungan
                    (X3)
Gambar I Kerangka Konseptual Penelitian
Hipotesis

       Sebelum mengernukakan suatu hipotesis dalam pemecahan suatu masalah

terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian: Hipotesis adalah suatu pernyataan

yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya

(Sujana, 1985:12). Berdasarkan metode kajian Pengaruh Pendidikan dan Latihan

serta Kedisiplinan Terhadap Prestasi Kerja Guru pada SDN Kebomas, Kabupaten

Gresik dapat ajukan hipotesis, sebagai berikut:

•   Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Pendidikan dan Latihan (Dikiat) secara

    bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja guru SDN

    Kebomas, Kabupaten Gresik.

•   Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Pendidikan dan Latihan (Dikiat) secara

    parsial berpengaruh terhadap Prestasi Kerja guru SDN Kebomas, Kabupaten

    Gresik.

•   Salah satu dan variabel Kedisiplinan, Lingkungan Kerja, dan Pendidikan dan

    Latihan (Dikiat) ada yang dominan pengaruhnya terhadap prestasi kerja guru

    SDN Kebomas, Kabupaten Gresik.

METODE

Identifikasi Variabel

       Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang telah diajukan, maka

variabel-variabel yang akan dianalisa terdiri dari dua macam variabel, yaitu

variabel bebas (X) atau independent variable dan variabel terikat (Y) atau

dependent variable.

Variabel bebas (X) yang digunakan kalau penelitian ini terdiri atas beberapa

variabel yaitu;
•   Variabel X1, adalah variabel Kedisiplinan

•   Variabel X2, adalah Variabel Lingkungan Kerja

•   Variabel X3, adalah variabel Pendidikan dan Latihan(Diklat)

Variabel terikat (Y) yang dikaji dalam penelitian ini adalah Prestasi Kerja Guru

pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

       Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu unsur penelitian yang

memberikan gambaran bagaimana cara mengukur suatu variabel atau dapat

dikatakan sebagai suatu petunjuk pelaksanaan dalam mengukur variabel dalam

penelitian. Dalam bagian ini berisikan indikator-indikator dan suatu variabel yang

digunakan untuk mengumpulkan data yang relevan sesuai dengan variabel yang

bersangkutan. Definisi operasional variabel penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut:

       Kedisiplinan (X1) dalam penelitian ini adalah suatu alat yang digunakan

para pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk

mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan lembaga dan norma-

norma sosial yang berlaku.

Adapun indikator untuk mengukur variabel kedisiplinan adalah:

•   Ketaatan guru terhadap peraturan dan tata tertib (X1.1)

•   Loyalitas terhadap sekolah (X1.2)

•   Bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku (X1.3)

•   Kehadiran guru pada hari efektif sekolah (X1.4).

•   Perubahan sikap (X1.5).
Lingkungan Keija (X2), yaitu sarana dan fasilitas yang disediakan untuk

membantu kelancaran pekerjaan, indikatomya adalah:

•   Jumlah, adalah banyaknya sarana yang disediakan untuk membantu pekerjaan

    guru (X2.1)

•   Kualitas, adalah mutudari sarana yang disediakan untuk membantu pekerjaan

    guru (X2.2)

•   Kegunaan, adalah manfaat dari sarana yang disediakan untuk membantu

    pekerjaan guru (X2.3)

•   Interaksi atasan dengan bawahan, adalah hubungan yang akrab dalam

    kehidupan sehari-hari antara atasan dengan bawahan (X2.4).

•   Interaksi antar unit, adalah hubungan yang akrab dalam kehidupan sehari-hari

    antara unit yang satu dengan unit yang lain (X2.5).

       Pendidikan dan Latihan (Dikiat) (X3) adalah dalam penelitian ini adalah

upaya pengembangan sumber daya manusia terutama pada aspek kemampuan

intelektual dan kepribadiannya. Indikator yang digunakan dalam mengukur

variabel Pendidikan dan Latihan, adalah:

•   Fungsi manajemen (X3.1)

•   Pengembangan sistem kerja, penggunaan peralatan dan fasilitas kantor (X3.2)

•   Pengenalan proses dan prosedur kerja (X3.3)

•   Penguasaan dan perencanaan tentang proses dan keterampilan kerja (X3.4)

•   Pelaksanaan tentang peningkatan sumber daya manusia (X3.5).

       Prestasi Kerja Guru (Y) adalah hasil kerja, penampilan, perilaku atau

unjuk kerja yang ditampilkan oleh seseorang. Adapun indikator untuk mengukur

variabel prestasi guru adalah:
•   Tanggung jawab (Y1.1).

•   Dapat mengembangkan kompetensi. (Y1.2)

•   Kemampuan menjalankan tugas (Y1.3)

•   Kemampuan mengevaluasi hasil kerja (Y1.4).

•   Dapat meningkatkan kualitas hasil kerja. (Y1.5 ).

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Populasi Penelitian

       Populasi adalah sekelompok orang, benda atau sesuatu yang menjadi

sumber pengambilan sampel, sekumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang

berkaitan dengan masalah penelitian (Kunto, 1990:645).

       Berdasarkan hal tersebut diatas populasi dalam ipenelitian ini adalah

seluruh guru pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. Dalam penelitian ini hanya

mengambil sebagian saja dari populasi sebagai responden yangdipergunakan

sebagai populasi penelitian, yaitu sebanyak 48 orang.

Dengan demikian, yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

guru pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. Dan, keseluruhan ada 670 guru.



Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

pegawai tidak ragu-ragu menjawab pertanyaan.

•    Mengadakan dialog dengan beberapa pegawai dan unsurpimpinan untuk

     mendapatkan masukan-masukan yang dapat dipakai pertimbangan dalam

     perumusan hasil.
•     Menggunakan daftar pertanyaan (quesioner) sebagai instrumenyangdiberikan

      kepada seluruh pegawai yang dijadikan responden.

        Menjelaskan isi pertanyaan dan cara menjawabnya sehingga seluruh

responden mengerti tentang maksud pertanyaan tersebut. Sebelum daftar

pertanyaan (questioner) tersebut diberikan kepada responden terlebih dahulu

daftar pertanyaan tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya.

Uji Validitas

        Sebelum questioner digunakan, maka perlu diuji dahulu validitas dari

masing-masing pertanyaan yang ada dalam alat pengambil data ini. Dengan

demikian, terlebih dahulu diadakan uji coba terhadap kuesioner kemudian hasil uji

coba ini dianalisis. Untuk mengukur validitas dari masing-masing alat pengambil

data atau questioner, dilakukan dengan cara mengkorelasi skor item butir-butir

pertanyaan terhadap total skor pada setiap faktor dari masing-masing responden

yang diuji coba. Korelasi yang dibentuk berdasarkan teknik korelasi Product

Moment yang formulasi matematisnya menurut Umar (2000:195) adalah sebagai

berikut:

r =




        Untuk menentukan apakah suatu item valid atau tidak, rhitung yang ada akan

dibandingkan dengan r dalam tabel Product Moment. Bila rhitung        lebih besar

hitung dari 0,304 yang sebelumnya sudah dibandingkan dengan taraf signifikan

5% maka instrumen yang digunakan sudah valid.
Uji Reliabilitas

          Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukur. Cara pengukuran yang berulang adalah

dengan mencoba instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari

koefisien korelasi antara percobaan pertama dan berikutnya dengan menggunakan

teknik korelasi Product Moment, di mana pengukuran pertama disebut X dan

pengukuran kedua disebut Y. Cara penghitungan menggunakan rumus sebagai

berikut:

r=




Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown

(Riduwan, 2004):

r11 =

Di mana:

r11     = Koefisienreliabilitas internal seluruh item

rb      = Korelasi Product moment antara belahan

Bila koefisien korelasi positifdan signifikan makainstrumen dinyatakan reliabel

(Umar, 2000:127).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

•     Menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai instrumen yang diberikan

      kepada seluruh guru yang dijadikan responden.

•     Menjelaskan isi pertanyaan dan cara menjawabnya sehingga seluruh guru

      tidak ragu-ragu menjawab pertanyaan.
•   Mengadakan dialog dengan beberapa para guru dan unsur pimpinan untuk

    mendapatkan masukan-masukan yang dapat dipakai pertimbangan dalam

    perumusan hasil.

Analisis Data

Analisis Regresi Linear Berganda

       Dalam penelitian ini metode analisis regresi linear berganda digunakan

untuk mengestimasi pengaruh yang melibatkan dua variabel independen terhadap

variabel dependen. Persamaan regresi yang menggunakan dua variable

independent tersebut adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Keterangan:

Y    = Variabel prestasi kerja

a    = Konstanta

b1 b2 = Koefisien regresi



Analisis Korelasi Sederhana

Korelasi X1, X2 dan X3 terhadap Y

       Analisis korelasi (r) digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya

pengaruh dan arah hubungan antara variabel bebas Kedisiplinan (X1), Lingkungan

Kerja (X2) dan Pendidikan dan Latihan (Dikiat) (X3) terhadap Prestasi Kerja Guru

(Y) pada SDN Kebomas,Kabupaten Gresik.
Korelasi X1 terhadap Y

       Analisis ini digunakan untuk menghitung pengaruh secara parsial variabel

Kedisiplinan (X1) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y) pada SDN Kebomas,

Kabupaten Gresik.

Korelasi X2 terhadap Y

       Analisis ini digunakan untuk menghitung pengaruh secara parsial variabel

Lingkungan Kerja (X2) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y) pada SDN Kebomas,

Kabupaten Gresik.

Korelasi X3 terhadap Y

Analisis ini digunakan untuk menghitung pengaruh secara parsial variabel

Pendidikan dan Latihan

(Dikiat) (X3) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y) SDN Kebomas, Kabupaten Gresik.

Analisis Determinasi (r2)

       Analisis ini dipergunakan untuk menghitung besarnya persentase

(kontribusi) variabel yang diteliti yaitu variabel bebas Kedisiplinan (X1),

Lingkungan Kerja (X2)dan Pendidikan dan Latihan (Diklat) (X3) terhadap Prestasi

Kerja Guru (Y). Rumus untuk menentukan besarnya koefisien Determinasi (D)

D = r2 . 100%.
HASIL

Pengujian Hipotesis Pertama

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis I digunakan uji F, yaitu untuk menguji

keberartian koefisien regresi secara keseluruhan, dengan rumusan hipotesis

sebagai benkut:

Ho = b1 = b2 = W = 0

Hi = minimal satu variabel bebas # 0 (b # 0)

Pengujian melalui uji F adalah dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada

taraf signifikansi 0,05.

Apabila hasil perhitungan menunjukkan:

• Fhitung > Ftabel, Ho ditolak, Hi diterima.

Artinya, variasi dan regresi berhasil menerangkan pengaruh variabel bebas secara

keselunihan terhadap variabel terikat.

Apabila hasil perhitungan menunjukkan:

• Fhitung < Ftabel, Ho diterima, Hi ditolak.

Artinya, variasi dan model regresi tidak berhasil menerangkan pengaruh variabel

bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat.

        Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel

terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (r), dengan kata lain

koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh dari variabel

bebas terhadap variabel terikat, apabila (r) yang diperoleh dari hasil perhitungan

semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh dari

variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Hal ini berarti model yang

digunakan semakin kuat untuk menerangkan variasi variabel.
SebaliknyaJika (r) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal

ini berarti model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variabel

terikat. Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi (r)

berbeda antara 0 dan 1 atau r2 < 1. Apabila dari uji ini diperoleh hasil Fhiutng > Ftabel

dengan taraf signifikansi 0,05, berarti variabel bebas secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, dengan demikian

hipotesis pertama diterima.

Pengujian Hipotesis Kedua

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis 2, digunakan uji t, yaitu untuk menguji

signifikansi koefisien regresi parsial, dengan menggunakan rumusan hipotesis,

sebagai berikut:

Ho : b1 b2 = b3 = 0

Hi : (b ≠ 0)

Pengujian melalui uji t dengan membandingkan thitung                dengan ttabel pada

tarafsignifikansi 0,05. Apabila hasil menunjukkan:

•   thitung > ttabel maka Ho ditolak Hi diterima

    Artinya: variabel independen tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel

    dependen.

•   thitung < ttabel maka Ho diterima Hi ditolak

    Artinya: variabel independen tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel

    dependen.

        Langkah selanjutnya, adalah mencari nilai koefisien detenninasi parsial

(13) dari masing-masing variabel bebas. Koefisien detenninasi parsial ini berguna
untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat. Semakin besar (r2) maka semakin besar kontribusi suatu

variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, semakin kecil nilai (r2), maka

semakin kecil kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat.

Distribusi Responden berdasarkan Status Kepegawaian

Tabel 1 : Distribusi Responden berdasarkan Status Kepe-

                                  Guru             Guru
     Pendidikan      Guru     Guru                                         Persentase
No                               Honor             Honor     Jumlah
      terakhir       Tetap    Bantu                                           (%)
                                 Daerah           Sekolah
        D III      13       -        -               -          13            27.1
         S1        31      -        2                2          35            72.9
         S2         -      -         -               -           -             -
      Jumlah       44               2                2          48            100
Sumber: SDN. Kecamatan Kebomas, Gresik

       Berdasarkan tabel 1, jumlah responden yang diteliti sebanyak 48 orang

dengan komposisi; 13 orang (27.1%) berpendidikan D III, 35 orang berpendidikan

(72.9%) berpendidikan S 1.

Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2 : distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin

No        Jenis Kelamin            Jumlah                      Persentase (%)
1            Laki-laki                 29                           60.04
2           perempuan                  19                           39.96
             Jumlah                    48                            100
Sumber: SDN. Kecamatan Kebomas, Gresik

Berdasarkan Tabel 2, dari 48 orang responden yang diteliti, terdiri dari: 29 orang

(60,04%) laki-laki, dan 19 orang (39,96%) perempuan.
Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja

Tabel 3 : Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja

       No          Masa Kerja                   Jumlah             Persentase (%)
        1            < 1 tahun                     1                     2.08
        2            1-2 tahun                     2                     4.17
        3            1-3 tahun                     2                     4.17
        4            3-4 tahun                     4                     8.33
        5            > 5 tahun                    39                    81.25
                      Jumlah                      48                     100
Sumber: SDN, Kecamatan Kebomas, Gresik

       Berdasarkan Tabel 2, dari 48 orang responden yangditeliti,terdiridari: 1

orang (2,08%) mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun, 2 orang (4,17%)

mempunyai masa kerja 1-2 tahun, 2 orang (4,17%) mempunyai masa kerja 2-3

tahun, 4 orang (8,33%) mempunyai masa kerja 3-4 tahun, dan 39 orang (81,25%)

mempunyai masa kerja di atas 5 tahun.

Hasil uji validitas instrumen dalam penelitian ini dapat diuraikan, sebagai berikut.

Instrumen Penelitian Variabel Kedisiplinan (X1)

Adapun hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Kedisiplinan (X1) seperti

pada Tabel 4.

Tabel 4 : Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kedisiplinan (X1)

 No Item
                 Nilai                         Nilai
Pertanyaa                    Nilai (rtabel)               Nilai (ttabel)     Keputusan
                (rhitung)                     (thitung)
    n
     1            0.72          0.707                        2.306              Valid
     2            0.84          0.707                        2.306              Valid
     3            0.84          0.707                        2.306              Valid
     4            0.76          0.707                        2.306              Valid
     5            0.72          0.707                        2.306              Valid
     6            0.88          0.707                        2.306              Valid
     7            0.84          0.707                        2.306              Valid
     8            0.84          0.707                        2.306              Valid
     9            0.80          0.707                        2.306              Valid
    10            0.80          0.707                        2.306              Valid
Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kerja (X2)

Adapun hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Lingkungan Kerja (X2)

seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 : Hasil Uji Validttas Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kerja (X2)

 No Item
                 Nilai                        Nilai
Pertanyaa                   Nilai (rtabel)               Nilai (ttabel)   Keputusan
                (rhitung)                    (thitung)
    n
     1           0.72          0.707                        2.306            Valid
     2           0.72          0.707                        2.306            Valid
     3           0.76          0.707                        2.306            Valid
     4           0.72          0.707                        2.306            Valid
     5           0.76          0.707                        2.306            Valid
     6           0.72          0.707                        2.306            Valid
     7           0.76          0.707                        2.306            Valid
     8           0.72          0.707                        2.306            Valid
     9           0.76          0.707                        2.306            Valid
    10           0.72          0.707                        2.306            Valid



Instrumen Penelitian Variabel Pendidikan dan Latihan (X3)

Adapun hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Kedisiplinan (X1) seperti

padaTabel 6.

 No Item
                 Nilai                        Nilai
Pertanyaa                   Nilai (rtabel)               Nilai (ttabel)   Keputusan
                (rhitung)                    (thitung)
    n
     1           0.72          0.707                        2.306            Valid
     2           0.76          0.707                        2.306            Valid
     3           0.88          0.707                        2.306            Valid
     4           0.76          0.707                        2.306            Valid
     5           0.72          0.707                        2.306            Valid
     6           0.72          0.707                        2.306            Valid
     7           0.76          0.707                        2.306            Valid
     8           0.84          0.707                        2.306            Valid
     9           0.76          0.707                        2.306            Valid
    10           0.84          0.707                        2.306            Valid

       Pada paparan Tabel 6 dapat ditunjukkan bahwa semua thitung >ttabel yang

besarnya = 2,306, sehingga seluruh instrumen penelitian variabel Lingkungan
Kerja (X2) yang digunakan adalah valid, selanjutnya instrumen-instrumen tersebut

dapat digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.

         Berdasarkan Tabel 6 maka dapat ditunjukkan bahwa semua thitung > ttabel

yang besarnya = 2,306, sehingga seluruh instrumen pepelitian variabel semangat

kerja guru (Y) yang digunakan adalah valid, selaniutnya instrumen-instrumen

penelitian tersebut dapat digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.

Uji Reliabilitas

         Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapatdiandalkan (Singarimbun dan Efendi,

1989;W). sedangkan Sugiyono menyatakan bahwa instrumen dikatakan variabel

adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

yang sama akan menghasilkan data yang sarna. Alat ukur panjang dan karet

adalah contoh instrumen yang tidak reliabel. Oleh karena itu, pengujian reabilitas

alat ukur dimaksudkan untuk menunjukkan sejauhmana alat ukur dapat

diandalkan atau dipercaya.

         Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukur. Cara pengukuran yang berulang adalah

dengan mencoba instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari

koefisien korelasi antara percobaan pertama dan berikutnya dengan menggunakan

teknik Korelasi Product Moment, di mana pengukur pertama disebut X dan

pengukuran kedua disebut Y. Cara penghitungan menggunakan rumus sebagai

berikut:

r XY =
Harga r tersebut baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh karenanya,

disebut rganjil-genap Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman

Brown (Riduwan, 2004):

r11 =

Di mana:

r11 =Koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb = Korelasi Product moment antara belahan

bila koefisien reliabilitas masing-masing item (r11) lebih besar dari (rb)      yang

sebelumnya sudah dibandingkan dengan taraf signifikan 5% (dk: n-2) maka

instrumen tersebut sudah reliabel. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka hasil

uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut.

Instrumen Penelitian Variabel Pendidikan dan Latihan (X3)

Adapun hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel Pendidikan dan Latihan

(X,) adalah seperti pada Tabel 7.

        Tabel 7 menunjukkan bahwa semua nilai r11 > rtabel sehingga seluruh

instrumen penelitian yang digunakan adalah reliabel, selanjutnya instrumen-

instrumen tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Tabel 7 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian PendKiikan dan Latihan (X3)

 No Item       Koefisien
                                               Nilai         Keputusan
Pertanyaa      korelasi       Nilai (r11)
                                               (rtabel)       Reliabel
    n           (rhitung)
    1            0.72            0.837         0.707           Reliabel
    2            0.76            0.863         0.707           Reliabel
    3            0.88            0.936         0.707           Reliabel
    4            0.76            0.863         0.707           Reliabel
    5            0.72            0.837         0.707           Reliabel
    6            0.72            0.837         0.707           Reliabel
    7            0.76            0.863         0.707           Reliabel
    8            0.84            0.913         0.707           Reliabel
9            0.76           0.863        0.707          Reliabel
     10            0.84           0.913        0.707          Reliabel


Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kerja(X2)

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel Lingkungan Kerja (X) dapat

ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8 : Hasil Uji Reliabilitas Instrument Penelitian Variabel Lingkungan Kerja
          (X2)

 No Item         Koefisien
                                               Nilai        Keputusan
Pertanyaa        korelasi       Nilai (r11)
                                               (rtabel)      Reliabel
    n             (rhitung)
     1             0.72           0.837        0.707          Reliabel
     2             0.72           0.837        0.707          Reliabel
     3             0.76           0.863        0.707          Reliabel
     4             0.72           0.837        0.707          Reliabel
     5             0.76           0.863        0.707          Reliabel
     6             0.72           0.837        0.707          Reliabel
     7             0.76           0.863        0.707          Reliabel
     8             0.72           0.837        0.707          Reliabel
     9             0.76           0.863        0.707          Reliabel
    10             0.72           0.837        0.707          Reliabel

          Pada paparan Tabel 8 dapat ditunjukkan bahwa semua nilai r11 > rtabel

sehingga seluruh instrumen penelitian variabel Lingkungan Kerja adalah reliabel

dan selanjutnya instrumen tersebut dapat digunakan analisis statistik lebih lanjut.

Instrumen Penelitian Variabel Prestasi Kerja Guru (Y)

Hasil uji reliabilitas instrument penelitian variabel Prestasi Kerja Guru dapat

ditunjukkan seperti Tabel 9.

          Dari hasil Tabel 9 maka dapat ditunjukkan bahwa semua nilai r 11 > rtabel

sehingga seluruh instrumen penelitian variabel kinerja guru (Y) yang digunakan

adalah reliabel dan selanjutnya instrumen penelitian tersebut dapat digunakan

untuk analisis statistik lebih lanjut.
Tabel 9 : Hasil Uji Reliabilitas Instrument Penelitian Variabel Prestasi Kerja Guru
          (Y)

 No Item      Koefisien
                                             Nilai         Keputusan
Pertanyaa     korelasi       Nilai (r11)
                                             (rtabel)       Reliabel
    n          (rhitung)
     1          0.72           0.837          0.707          Reliabel
     2          0.72           0.837          0.707          Reliabel
     3          0.72           0.837          0.707          Reliabel
     4          0.84           0.913          0.707          Reliabel
     5          0.76           0.863          0.707          Reliabel
     6          0.80           0.888          0.707          Reliabel
     7          0.76           0.863          0.707          Reliabel
     8          0.84           0.913          0.707          Reliabel
     9          0.76           0.863          0.707          Reliabel
    10          0.84           0.913          0.707          Reliabel


PEMBAHASAN

       Data hasil penelitian seperti yang ditampilkan pada lampiran 3 yang

membuat data tentang skor Kedisiplinan (X1), lingkungan kerja (X2) dan dikiat

(X3) terhadap prestasi kerja (Y) pada SDN Kebomas, Gresik, data Kedisiplinan,

dikiat dan lingkungan dijadikan variabel bebas (X), sedangkan prestasi kerja

dijadikan variabel terikat (Y). Selanjutnya, data tersebut dimasukkan ke dalam

komputer dengan menggunakan program SPSS for windows versi 11.00. List data

hasil pengolahan komputer dengan menggunakan program SPSS for windows

versi 11.00 tersebut disajikan pada lampiran, perhitungan yang disajikan pada

lampiran analisis adalah:

Analisis Regresi Linear Berganda

       Selanjutnya, setelah mengetahui diskripsi masing-masing variabel, maka

dalam upaya untuk membuktikan hipotesis diperlukan analisis dengan

menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh

nilai koefisien sebagaimana Tabel 10.
Tabel 10 : Tabel Analisis Regresi dengan SPSS

                  Unstandardized         Standardized
   Model             Coeffisien           Coefficients           T            Sig
                      B         Std. Error         β
(constant)      .400           .316                          1.265        .212
Kedisiplinan    .498           .131          .507            3.799        .000
Diklat          .217           .059          .0286           3.673        .001
Lingkungan      .237           .097          .324            .2445        .019


KESIMPULAN

       Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat dibuat

kesimpulan, sebagai berikut. Ada pengaruh secara simultan dari Kedisiplinan,

Dikiat dan lingkungan kerja terhadap Prestasi Kerja guru di lingkungan SDN

Kebomas, Gresik. Kedisiplinan, Dikiat dan Lingkungan Kerja secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja guru, hal ini dapat dilihat dari hasil

analisis data dengan uji t. Berdasarkan hasil analisis dengan uji t diperoleh nilai

thitung signifikan untuk semua variabel.
DAFTAR RUJUKAN



Agus T. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.Gramedia Utama.

Amstrong, M. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia, Seri Pedoman
      Manajeinen. Alih Bahasa Sofyan Cikmat dan Haryanto. Jakarta: PT
      Gramedia.

Arikunto,S.1998.Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Cetakan
       Ke-8.Yogyakarta: Rineka Cipta.

Bache, J.F. 1992. Penilaian KerJa: Mari Kita Tinggalkan Penilaian dan Memulai
       Pengkajian. Dalam A. Dale Timple (ED). Sari llmu Dan Seni Manajemen
       Bisnis Prestasi Kerja. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Bernadin, H.J., and Russel, J.E.A. 1995. Human Resources Management. Me.
      Singapore: Grow Hill, Inc.

Cooper, Dr. 1998. Metode Penelitian Bisnis, Jilid II. Jakarta: Penerbit Eriangga.

Dharma, A. 1992. Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber
      Daya Manusia, Edisi Keempat:Jakarta: Penerbit Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
       Balai Pustaka.

Dessler, G. 1996, Manaiemen Personalia, Edisi KetigaTerjemahan Agus
       Dharma. Jakarta: Erlangga.

Gibson, J.L., lvancevich, J.M., and Donnelly. 1996. Organisasi dan manajemen,
      Prilaku, Struktur dan Proses, Jilid I, Edisi ke 8, alih bahasa Nanuk
      Adiami. Jakarta: Binarupa Aksara.

Handoko,T.H. 1992. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
      BPFE.

Hasibuan, M., SP. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia (Dasar dan Kunci
      Keberhasilan). Jakarta: PT Toko Gunung Agung.

Hasibuan, M. SP. 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara,A.P.A.A. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Organisasi.
     Bandung: PT Remaja Rusda-karya.
Nawawi, H. 1998, Manajemen Sumber Daya Manusia (Untuk Bisnis dan
      Kompetitif). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ridwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Cetakan ke-3.
      Bandung: Alfabeta.

Riduwan. 2004. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rivai, V. 2004. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Edisi kedua. Jakarta: PT
       Raja Gerafindo Persada.

Rivai, V. 2005. Manajemen dan Sumber Daya Manusia untuk Organisasi dari
       Teori Ke Praktek. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robins, S.P. 1996. Prilaku Organisasi, Jilid 1, Edisi Indonesia. Jakarta: PT
       Prenhallindo.

Siagian, S.P. 1998, Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Siagian, S.P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT Rineka
       Cipta.

Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1995, Metode Penelitian, Cetakan Kedua.
       Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Singodimejo, M. 1999. Managemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: ANI.

Stoner, J.A.F., dan Afonsus, S. 1996. Manajemen. Jakarta:Erlangga.

Sudjana, N. 1994. Teknik Analisa Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.

Sudjana. 1997. Teknik Analisa Regresi dan Korelasi. Bandung: Penerbit Tarsito.

Supranto, J. 1991. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Tannenbaun, R. and Schmidt, W. 1993. How To Choose A Leadership Pattern, 17
      edition. Harvard Businees Review 51 No. 3.

Tua, M. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Widya
      Sarana Indonesia.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Siti nurmilah 11150258-7 i-msdm-tugas frame work-evaluasi kinerja dan konpe...
Siti nurmilah 11150258-7 i-msdm-tugas frame work-evaluasi  kinerja dan  konpe...Siti nurmilah 11150258-7 i-msdm-tugas frame work-evaluasi  kinerja dan  konpe...
Siti nurmilah 11150258-7 i-msdm-tugas frame work-evaluasi kinerja dan konpe...SitiNurmilah1
 
Eby gel syahdilla putra, hidayat, indrianto, ichsan thariq, sardi efendi, yog...
Eby gel syahdilla putra, hidayat, indrianto, ichsan thariq, sardi efendi, yog...Eby gel syahdilla putra, hidayat, indrianto, ichsan thariq, sardi efendi, yog...
Eby gel syahdilla putra, hidayat, indrianto, ichsan thariq, sardi efendi, yog...Hidayatdayat18
 
minggu 11 manajemen operasi dan produksi
minggu 11 manajemen operasi dan produksiminggu 11 manajemen operasi dan produksi
minggu 11 manajemen operasi dan produksirivayanto
 
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASI
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASIPSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASI
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASIAina Faatihah
 
Ika_stier_Analisis Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
 Ika_stier_Analisis  Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr... Ika_stier_Analisis  Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
Ika_stier_Analisis Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...candra romanda
 
Penilaian kebutuhan pelatihan tantangan dan solusi
Penilaian kebutuhan pelatihan tantangan dan solusiPenilaian kebutuhan pelatihan tantangan dan solusi
Penilaian kebutuhan pelatihan tantangan dan solusiAndriaz Pohan
 
MANAJEMEN SDM STRATEGIK
MANAJEMEN SDM STRATEGIKMANAJEMEN SDM STRATEGIK
MANAJEMEN SDM STRATEGIKApriana37
 
Makalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiMakalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiazharialim
 
Manajemen strategis dalam pengelolaan sdm
Manajemen strategis dalam pengelolaan sdmManajemen strategis dalam pengelolaan sdm
Manajemen strategis dalam pengelolaan sdmgustafrajagukguk
 
Bab 1 konsep, tujuan, & tantangan msdm
Bab 1 konsep, tujuan, & tantangan msdmBab 1 konsep, tujuan, & tantangan msdm
Bab 1 konsep, tujuan, & tantangan msdmRahmadani Nur
 
Makalah MSDM Strategik
Makalah MSDM StrategikMakalah MSDM Strategik
Makalah MSDM StrategikMelda Ferosa
 
Materi makalah msdm strategik
Materi makalah msdm strategikMateri makalah msdm strategik
Materi makalah msdm strategikmuhamad rijal
 
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya ManusiaMSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya ManusiaDayana Florencia
 
Managemen sdm download
Managemen sdm downloadManagemen sdm download
Managemen sdm downloadBadrus Suryadi
 
Manajemen strategi dalam MSDM
Manajemen strategi dalam MSDMManajemen strategi dalam MSDM
Manajemen strategi dalam MSDMUlan SaProperti
 

Mais procurados (20)

Pengurusan sumber manusia
Pengurusan sumber manusiaPengurusan sumber manusia
Pengurusan sumber manusia
 
Siti nurmilah 11150258-7 i-msdm-tugas frame work-evaluasi kinerja dan konpe...
Siti nurmilah 11150258-7 i-msdm-tugas frame work-evaluasi  kinerja dan  konpe...Siti nurmilah 11150258-7 i-msdm-tugas frame work-evaluasi  kinerja dan  konpe...
Siti nurmilah 11150258-7 i-msdm-tugas frame work-evaluasi kinerja dan konpe...
 
Mengurus Perubahan
Mengurus PerubahanMengurus Perubahan
Mengurus Perubahan
 
Eby gel syahdilla putra, hidayat, indrianto, ichsan thariq, sardi efendi, yog...
Eby gel syahdilla putra, hidayat, indrianto, ichsan thariq, sardi efendi, yog...Eby gel syahdilla putra, hidayat, indrianto, ichsan thariq, sardi efendi, yog...
Eby gel syahdilla putra, hidayat, indrianto, ichsan thariq, sardi efendi, yog...
 
minggu 11 manajemen operasi dan produksi
minggu 11 manajemen operasi dan produksiminggu 11 manajemen operasi dan produksi
minggu 11 manajemen operasi dan produksi
 
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASI
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASIPSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASI
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASI
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Msdm
MsdmMsdm
Msdm
 
Ebie3103
Ebie3103Ebie3103
Ebie3103
 
Ika_stier_Analisis Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
 Ika_stier_Analisis  Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr... Ika_stier_Analisis  Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
Ika_stier_Analisis Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
 
Penilaian kebutuhan pelatihan tantangan dan solusi
Penilaian kebutuhan pelatihan tantangan dan solusiPenilaian kebutuhan pelatihan tantangan dan solusi
Penilaian kebutuhan pelatihan tantangan dan solusi
 
MANAJEMEN SDM STRATEGIK
MANAJEMEN SDM STRATEGIKMANAJEMEN SDM STRATEGIK
MANAJEMEN SDM STRATEGIK
 
Makalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiMakalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasi
 
Manajemen strategis dalam pengelolaan sdm
Manajemen strategis dalam pengelolaan sdmManajemen strategis dalam pengelolaan sdm
Manajemen strategis dalam pengelolaan sdm
 
Bab 1 konsep, tujuan, & tantangan msdm
Bab 1 konsep, tujuan, & tantangan msdmBab 1 konsep, tujuan, & tantangan msdm
Bab 1 konsep, tujuan, & tantangan msdm
 
Makalah MSDM Strategik
Makalah MSDM StrategikMakalah MSDM Strategik
Makalah MSDM Strategik
 
Materi makalah msdm strategik
Materi makalah msdm strategikMateri makalah msdm strategik
Materi makalah msdm strategik
 
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya ManusiaMSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Managemen sdm download
Managemen sdm downloadManagemen sdm download
Managemen sdm download
 
Manajemen strategi dalam MSDM
Manajemen strategi dalam MSDMManajemen strategi dalam MSDM
Manajemen strategi dalam MSDM
 

Destaque

pendidikan latihan dan maklumat
pendidikan latihan dan maklumatpendidikan latihan dan maklumat
pendidikan latihan dan maklumatNadia Bohari
 
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat Nadia Bohari
 
Konsep survey kepuasan karyawan
Konsep survey kepuasan karyawanKonsep survey kepuasan karyawan
Konsep survey kepuasan karyawanM. Rojana Hamdan
 
Imbalan kuesioner
Imbalan kuesionerImbalan kuesioner
Imbalan kuesionerBang Mohtar
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...IRAWANPERWANDA
 
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...Uofa_Unsada
 
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CEMPAKA RESORT & CON...
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CEMPAKA RESORT & CON...PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CEMPAKA RESORT & CON...
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CEMPAKA RESORT & CON...Muhammad Fadli. SE,.
 
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenContoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenIkhsan Bz
 
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...Mutiara Bunda Ulil Albab
 
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja Karyawan
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja KaryawanContoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja Karyawan
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja KaryawanYodhia Antariksa
 

Destaque (11)

Tabel r
Tabel rTabel r
Tabel r
 
pendidikan latihan dan maklumat
pendidikan latihan dan maklumatpendidikan latihan dan maklumat
pendidikan latihan dan maklumat
 
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
 
Konsep survey kepuasan karyawan
Konsep survey kepuasan karyawanKonsep survey kepuasan karyawan
Konsep survey kepuasan karyawan
 
Imbalan kuesioner
Imbalan kuesionerImbalan kuesioner
Imbalan kuesioner
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
 
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
 
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CEMPAKA RESORT & CON...
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CEMPAKA RESORT & CON...PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CEMPAKA RESORT & CON...
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CEMPAKA RESORT & CON...
 
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenContoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
 
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
 
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja Karyawan
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja KaryawanContoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja Karyawan
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja Karyawan
 

Semelhante a Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai Ahya Alamsyah
 
Jurnal muhammad deni
Jurnal muhammad deniJurnal muhammad deni
Jurnal muhammad deniMuhammad_Deni
 
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Aries Veronica
 
8 konsep program_latihan_sm_
8 konsep program_latihan_sm_8 konsep program_latihan_sm_
8 konsep program_latihan_sm_Nor Masyiah
 
22-bahan-ajar-manajemen-pelatihan.pdf
22-bahan-ajar-manajemen-pelatihan.pdf22-bahan-ajar-manajemen-pelatihan.pdf
22-bahan-ajar-manajemen-pelatihan.pdfRadenMasAziz34
 
Makalah memahami dan melakukan pelatihan pengembangan
Makalah memahami dan melakukan pelatihan pengembanganMakalah memahami dan melakukan pelatihan pengembangan
Makalah memahami dan melakukan pelatihan pengembanganifhamVR46
 
MANAJEMEN SDM.pptx
MANAJEMEN SDM.pptxMANAJEMEN SDM.pptx
MANAJEMEN SDM.pptxJiyoona
 
Makalah Manajemen SDM
Makalah Manajemen SDMMakalah Manajemen SDM
Makalah Manajemen SDMDwiimlyn
 
Pengertian diklat ii
Pengertian diklat  iiPengertian diklat  ii
Pengertian diklat iiRoyadi Nusa
 
Latihan Dan Pembangunan Profesional Guru
Latihan Dan Pembangunan Profesional GuruLatihan Dan Pembangunan Profesional Guru
Latihan Dan Pembangunan Profesional Guruhibatullah92
 
Contoh proposal sdm
Contoh proposal sdmContoh proposal sdm
Contoh proposal sdmRani Apriani
 
Contoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libreContoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-librecokro habiba
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional
Manajemen Sumber Daya Manusia InternasionalManajemen Sumber Daya Manusia Internasional
Manajemen Sumber Daya Manusia InternasionalIhrom Lestari
 

Semelhante a Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik (20)

Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai
 
Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawaiMakalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai
 
Jurnal muhammad deni
Jurnal muhammad deniJurnal muhammad deni
Jurnal muhammad deni
 
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Manajemen mutu
Manajemen mutuManajemen mutu
Manajemen mutu
 
Manajemen mutu
Manajemen mutuManajemen mutu
Manajemen mutu
 
8 konsep program_latihan_sm_
8 konsep program_latihan_sm_8 konsep program_latihan_sm_
8 konsep program_latihan_sm_
 
Pelatihan dan-pengembangan-sdm
Pelatihan dan-pengembangan-sdmPelatihan dan-pengembangan-sdm
Pelatihan dan-pengembangan-sdm
 
22-bahan-ajar-manajemen-pelatihan.pdf
22-bahan-ajar-manajemen-pelatihan.pdf22-bahan-ajar-manajemen-pelatihan.pdf
22-bahan-ajar-manajemen-pelatihan.pdf
 
Training and development hrm
Training and development hrmTraining and development hrm
Training and development hrm
 
Makalah memahami dan melakukan pelatihan pengembangan
Makalah memahami dan melakukan pelatihan pengembanganMakalah memahami dan melakukan pelatihan pengembangan
Makalah memahami dan melakukan pelatihan pengembangan
 
MANAJEMEN SDM.pptx
MANAJEMEN SDM.pptxMANAJEMEN SDM.pptx
MANAJEMEN SDM.pptx
 
Makalah rijal ok
Makalah rijal okMakalah rijal ok
Makalah rijal ok
 
Makalah Manajemen SDM
Makalah Manajemen SDMMakalah Manajemen SDM
Makalah Manajemen SDM
 
Pengertian diklat ii
Pengertian diklat  iiPengertian diklat  ii
Pengertian diklat ii
 
Latihan Dan Pembangunan Profesional Guru
Latihan Dan Pembangunan Profesional GuruLatihan Dan Pembangunan Profesional Guru
Latihan Dan Pembangunan Profesional Guru
 
Contoh proposal sdm
Contoh proposal sdmContoh proposal sdm
Contoh proposal sdm
 
Contoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libreContoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libre
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional
Manajemen Sumber Daya Manusia InternasionalManajemen Sumber Daya Manusia Internasional
Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional
 

Último

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 

Último (20)

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 

Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

  • 1. "Pengaruh Disiplin, Lingkungan Kerja dan Pendidikan dan Latihan (Diklat) terhadap Prestasi Kerja Guru SDN Kebomas, Kabupaten Gresik" Siti Bariroh Abstract: This study suggested the effect of discipline, working condition, and training and education on the teachers ' performance at one of state elementary school in Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Significantly, this effect was indicated by the value of F calculation > that of F table. Thus, this result can be generalized to similar research lo see the emergence of such effect in another location. Keywords: discipline, working condition, education and training, and job performance Penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses organisasi dalam menilai prestasi kerja pegawainya. Tujuan dilakukan penilaian ini secara urnum adalah untuk memberikan feedback kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan keijanya dan meningkatkan produktifitas organisasi, dan secara khusus dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai kebijakan terhadap pegawai seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan latihan, dan lain-lain. Suatu organisasi yang mempunyai daya saing yang tinggi, penilaian ini hendaknya dilakukan sehingga dapat dijadikan suatu landasan sebagai dasar penilaian sejauhmana kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia seperti perekrutan, seleksi, penempatan dan latihan telah diimplementasikan dan apa yang harus dilakukan dikemudian hari. Di samping itu, suatu organisasi haruslah mengetahui berbagai kelemahan dan kelebihan pegawainya sebagai iandasan untuk memperbaiki kelemahan dan menguatkan kelebihan, dalam rangka
  • 2. meningkatkan produktivitas dan pengembangan pegawai. Untuk itu, perlu dilaksanakan kegiatan penilaian prestasi kerja secara periodik yang berorientasi pada masa lalu atau, masa yang akan datang. Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam suatu organisasi (Hariandja, 2002:195). Prestasi kerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi/organisasi untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan untlik meningkatkannya dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu di antaranya adalah melalui penilaian prestasi kerja. Kedisiplinan adalah suatu alat yang digunakan para pemimpin untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang beriaku. Sebagai contoh, beberapa pegawai, terbiasa terlambat untuk bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan kepada pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin pegawai memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin pegawai biasanya dilakukan penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Lingkungan kerja berkaitan dengan iklim organisasi Emit Salim ( 1996) "Peran sumber daya manusia dalam
  • 3. menciptakan, mengembangkan, dan manfaat teknologi tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia". Oleh karena itu, perkembangan teknologi harus selalu diimbangi oleh kualitas sumber daya manusia sehingga latihan dan pengembangan guru sangat perlu untuk diperhatikan. Pendidikan dan latihan merupakan suatu usaha yang terencana dari suatu organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai (Hariandja, 2002:168). Latihan dan pengembangan secara konseptual dapat mengubah sikap pegawai terhadap pekerjaan. Hal ini disebabkan karena pemahaman pegawai terhadap pekerjaan yang awalnya didasari atas sikap seseorang melalui kepemilikkan elemen-elemen kognitif, yaitu keyakinan dan pengetilhuan seseorang terhadap suatu objek, serta afeksi, yaitu perasaan seseorang atas objek pengetahuan dan keyakinannya, akan berubah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku melalui latihan dan pengembangan yang dilakukan. Menurut Swasto (2000), jika ada pegawai yang telah mengikuti dikiat, tetapi lingkungan kerjanya tidak mendukung, maka prestasi kerja pegawai tersebut kecil kemungkinan untuk bisa meningkat. Hal tersebut sesuai dengan fakta di sekolah apabila lingkungan kerja tidak mendukung bisa berdampak pada ketidakdisiplinan pegawai yang berakibat pada menurunnya prestasi kerja. Pendidikan dan latihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi, gagasan tentang investasi pada sumber daya manusia telah diperkenalkan sejak zaman Smith, karena ia percaya bahwa investasi sumber daya manusia akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Latihan ditujukan untuk memperbaiki berbagai keterampilan (skill) dan teknik pelaksanaan kegiatan atau kerja tertentu untuk memenuhi kebutuhannya
  • 4. (Swasto, 1996:35). Latihan (training) juga dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rurin. Latihan menyiapkan pegawai untuk melakukan kegiatan-kegiatan sekarang, padadasarnya latihan merupakan proses pendidikan jangka pendek bagi seseorang untuk memperoleh keterampilan operasional secara sistematis (Handoko, 1995:104). Latihan mempunyai berbagai manfaat prestasi jangka panjang yang membantu seseorang untuk tanggung jawab di waktu yang akan datang, program- program latihan tidak hanya penting bagi individu tetapi juga bagi organisasi dan hubungan manusia dalam kelompok kerja dan bahkan bagi suatu negara. Jadi, manfaat latihan adalah dengan menyadari berbagai investasi argumentasi dalam sumber daya manusia, oleh karena itu seharusnya seseorang tidak berhenti belajar setelah mencapai suatu prestasi puncak, karena belajar adalah proses seumur hidup. Pendidikan yang pemah diikuti oleh tenaga kerja sangat berkaitan dengan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut Siagian (1994) bahwa, "Tingkat pendidikan seseorang dan pelatihan yang pernah diikutinya berpengaruh terhadap produkti vitas kerjanya". Tingkat pendidikan merupakan alat pengukur kemampuan pegawai. Dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka orang tersebut dinilai semakin memiliki kemampuan yang tinggi pula. Pendapat lain dari Moekijat (2001) pendidikan berhubungan dengan mengetahui metode sebab-sebab sesuatu lebih banyak berhubungan dengan pekerjaan tertentu.
  • 5. Dari pendapat tersebut secara urnum di disimpulkan bahwa pendidikan adalah: • Menekankan pada pengetahuan yang bersifat teoritis. • Ditujukan kepada usaha pembinaan mental seprti sikap, tingkah laku, cara berperilaku dan berpikir. • Pendidikan berhubungan dengan pengertian umum. Kesimpulannya adalah bahwa pendidikan yang tinggi merupakan salah satu pencerminan dari kemampuan yang tinggi dan akan sangat menunjang tenaga kerja menyelesaikan berbagai permasalahan yang menyangkut pekerjaan. Hal tersebut merupakan produktivitas pada dimensi efektivitas (Stevenson,1996). Pelatihan adalah suatu program yang diterapkan oleh perusahaan/organisasi guna meningkatkan kemampuan para pegawainya. Wujud dari peningkatan kemampuan tersebut adalah meningkatnya prestasi kerja. Robbins (1991 : 111) menyebutkan “… training can keep their abilities current or people new skill as times and conditions change”. Bahwa pelatihan akan senantiasa menjaga kemampuan bahkan meningkatkan keahlian baru sejalan dengan berubahnya waktu dan kondisi. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa dengan pelatihan pegawai akan senantiasa dapat meningkatkan kemampuannya sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan. Peingkatan produktivitas kerja dari pegawai akan suatu perusahaan/organisasi harus ditunjang oleh tersedianya mesin dan peralatan yang serba modern dan pelatihan yang dibutuhkan untuk menunjang kemampuan pegawai. Selanjutnya, As'ad (1998:66) menyatakan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk mempertinggi kerja pegawai dengan mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan. Dengan kata
  • 6. lain bahwa pelatihan dan pengembangan dapat menambah keterampilan kerja pegawai, selanjutnya meningkatkan produktivitas kerja. Pengertian pelatihan menurut Moekijat (2001), adalah merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Perumusan lain menurut Ranupandoyo (2002), pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitan aktivitas ekonomi. Pelatihan membantu pegawai dalam memahami pengetahuan praktis dan pengetrapannya guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya. Pendapat Moekijat (2001), pelatihan adalah suatu proses yang membantu pegawai untuk memperoleh efektivitas untuk pekerjaan mereka yang sekarang atau di masa yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan pikiran dan tindakan, kecakapan,pengetahuan dan sikap. Pendapat senada dinyatakan oleh Flippo (Hasibuan,1997) bahwa latihan adalah merupakan suatu usaha pen ingkatan pengetahuan dan keahlian seorang pegawai untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. Suprihanto (1998:85) mengatakan pengertian pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan ker)a seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi. Latihan akan membantu pegawai dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya guna meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuannya. Ranupandojo dan Husnan (2001:77) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan pelatihan adalah sebagai berikut ini.
  • 7. "Latihan ialah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi. Latihan akan membantu pegawai dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan organisasi dalam usaha mencapai tujuannya". Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalahsuatu proses untuk mengubah sikap pegawai dalam bekerja, serta mempersiapkan pegawai dalam mengemban tugasnya pada saat ini guna mencapai tujuan yang lebih besar. Sikula (2003:227) mendefinisikan pelatihan sebagai: "Training is a short tern aducational process utilizing a systematic and organized procedure by which unmanagerial personel learn technical knowledge and skills for definite purpose.'" Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, dimana tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk suatu tujuan tertentu. Hal ini didukung pula oleh pendapat tentang pelatihan atau training dari beberapa ahli seperti Nitisemito (1996:53) yang menyatakan bahwa training adalah kegiatan dari perusahaan/organisasi/instansi yang dimaksudkan untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan dari pegawai sesuai dengan keinginan dari perusahaan/organisasi/instansi yang bersangkutan. Penulis lain, yaitu Dessler berpendapat bahwa training merupakan upaya pembinaan keterampilan dasar yang diperlukan karyawan baru atau lama untuk
  • 8. melaksanakan pekerjaan. Jadi, pelatihan dipandang sebagai cara untuk meningkatkan kecakapan pegawai, baik itu melalui pemberian instruksi, melatih pegawai dalam melakukan suatu pekerjaan. Jadi, pelatihan dipandang sebagai cara untuk meningkatkan kecakapan pegawai, baik itu melalui pemberian instruksi, melatih pegawai dalam melakukan suatu pekerjaan, maupun dengan menanarnkan sikap disiplin pada diri pegawai. Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelak sanaan kerja tertentu, terinci dan rutin (Handoko,2000). Jadi, pada dasarnya pelatihan merupakan proses pendidikan jangka pendek bagi para aparatur untuk memperoleh keterampilan secara sistematis (Tulus, 1995). Dari berbagai pendapat tentang pelatihan yang dikernukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang intinya adalah membantu pegawai dalam peningkatan pengetahuan dan keahlian unluk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. Moekijat (2001 ) mengernukakan bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan dapat disebut pelatihan. Ketiga syarat tersebut adalah: • Pelatihan harus membantu pegawai menambah pengetahuan dalam menjalankan tugasnya. • Pelatihan harus menimbulkan perubahan kebiasaan bekerjadari pegawai, sikapnya terhadap pekerja, infomiasi dan pengetahuan yang diterapkan dalam tugas.
  • 9. Pelatihan harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu. Pegawai dapat mengambil bagian dalam berbagai program pendidikan yang tidak disebut sebagai pendidikan, karena hubungan dengan tugas yang diembannya. Kedisiplinan adalah suatu alat yang digunakan para seorang pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Sebagai contoh, beberapa pegawai, terbiasa terlambat untuk bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan kepada pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin pegawai memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin pegawai biasanya dilakukan penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggungjawabnya. Sehingga seorang pegawai yang memiliki kedisiplinan yang tinggijika yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung)awab atas tugas yang diamanahkan kepadanya. Terdapat empat perspektifdaftar yang menyangkut kedisiplinan, yaitu: • Disiplin retributive (Retributive Discipline), yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah. • Disiplin korektif (Corrective Discipline), yaitu berusaha membantu pegawai mengoreksi perilakunya yang tidak tepat.
  • 10. Perspektif hak-hak individu (Individual Rigths Perspective), yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disiplener. • Prespektif utilitarian (Utilitarian Perspective) yaitu berfokus kepada penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya. Terdapat tiga konsep dalam pelaksanaan tindakan disipliner yaitu: aturantungku panas (Hot Stove Rules), tindakan disiplin progresif (Progressive Discipline), dan tindakan disiplin positif (Positove Discipline). Pendekatan- pendekatan aturan tungku panas tindakan disiplin progresif terfokus pada perilaku masa lalu. Sedangkan pendekatan disiplin positif berorientasi ke masa yang akan datang dalam bekerja dengan para pegawai untuk memecahkan masalah- masalah sehingga masalah itu tidak timbul lagi. Setiap pemimpin harus dapat memastikan pegawai tertib dalam tugas. Dalam konteks disiplin makna keadilan harus dirawat dengan konsisten. Jika pegawai menghadapi tantangan tindakan disipliner, pemberi kerja harus dapat membuktikan bahwa pegawai yang terlibat dalam kelakuan yang tidak dihukum. Disini para penyelia perlu berlatih bagaimana cara mengelola disiplin dengan baik. Untuk mengelola disiplin diperlukan adanya standar disiplin yang digunakan untuk menentukan bahwa pegawai telah diperlakukan dengan wajar. Beberapa standar dasar disiplin berlaku semua pelanggaran aturan, apakah besar atau kecil. Semua tindakan disipliner perlu mengikuti prosedur minimum, aturan komunikasi dan ukuran capaian. Tiap pegawai dan penyelia perlu memahami kebijakan organisasi serta mengikuti prosedur secara penuh.
  • 11. Pegawai yang melanggar aturan diberi kesempatan untuk memperbaiki perilaku mereka. Para pemimpin perlu mengumpulkan sejumlah bukti untuk membenarkan disiplin. Bukti ini harus secara hati-hati didokumentasikan sehingga tidak bisa untuk diperdebatkan. Sebagai suatu model bagaimana tindakan disipliner harus diatur adalah: • Apabila seseorang pegawai melakukan kesalahan, maka pegawai harus konsekuen terhadap aturan pelanggaran. • Apabila tidak dilakukan secara konsekuen pegawai tersebut melecehkan peraturan telah ditetapkan. • Kedua hal di atas akan berakibat pemutusan hubungan kerja dan pegawai harus menerima hukuman tersebut. Jika pencatatan tidak adil/sah menurut undang-undang atau pengecualian ketenagakerjaan sesuka hati. Untuk itu, pengadilan memerlukan bukti dan pemberi kerja untuk membuktikan sebelum pegawai ditindak. Standar kerja tersebut dituliskan dalam kontrak kerja. Peranan teknologi pada suatu organisasi terutama perusahaan besar, sangat besar pengaruhnya dan menentukan sekali untuk menunjang kelancaran operasional suatu proses organisasi. Dengan memanfaatkan teknologi output diharapkan berkualitas tinggi dan bisa menekan biaya serendah mungkin. Semakin besar organisasi maka semakin besar pula tuntutan fasilitas kerja yang dibutuhkan oleh guru. Perkembangan teknologi yang semakin canggih menuntut kemampuan guru untuk bisa mengikuti perkembangan tersebut. Bila hal ini tidak diikuti maka akan berakibat kepada output dan jalannya proses operasional dari organisasi tersebut.
  • 12. Kaitannya dengan hal tersebut maka fasilitas kerja sangat bergantung kepada iklim organisasi. Iklim organisasi atau lingkungan kerja dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi, produktivitas dan kepuasan kerja. Hal ini terjadi melalui pembentukan jenis harapan-harapan tertentu mengenai akibat- akibat yang akan timbul dari tindakan-tindakan yang berbeda. Seseorang akan mengharapkan imbalan, kepuasan dan tingkat prestasi yang didasarkan atas prestasinya tentang iklim organisasi atau lingkungan kerja. Selanjutnya, dapat dijelaskan pula bahwa organisasi sebagaimana halnya sidik jari, merupakan sesuatu yang unik. Tiap-tiap organisasi mempunyai budaya, tradisi, dan metode tindakannya sendiri. Secara keseluruhan, ketiga aspek tersebut merupakan iklim untuk anggota-anggotanya. Bagi organisasi yang berhubungan dengan pelayanan maka fasilitas kerja yang mendukung sangat perlu untuk diperhatikan. Bila hal ini diabaikan maka akan berakibat buruk bagi organisasi tersebut. Fasilitas dapat mendukung kerja guru bilamana kualitas,jumlah dan manfaat memang sesuai dengan operasional dari organisasi tersebut. Kaitannya dengan fasilitas kerja melayu (2001:halaman 150) "Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu guru yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan ". Lingkungan kerja dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi, produktivitas dan kepuasan kerja-Hal ini terjadi melalui pembentukan jenis harapan-harapan tertentu mengenai akibat-akibat yang akan timbul dan tindakan- tindakan yang berbeda. Seseorang akan mengharapkan imbalan, kepuasan dan tingkat prestasi yangdidasarkan atas persepsinya tentang iklim organisasi atau
  • 13. lingkungan kerja. Selanjutnya, dapat dijelaskan pula bahwa organisasi sebagaimana halnya sidik jari, merupakan sesuatu yang unik. Tiap-tiap organisasi mempunyai budaya, tradisi, dan metode tindakannya sendiri. Secara keseluruhan, ketiga aspek tersebut merupakan iklim untuk anggota-anggotanya. Keunikan suatu organisasi terlihat dari beberapa kegiatannya. Suatu organisasi bisa terlihat sangat sibuk dan efisien, dan organisasi lainnya bisa pula terlihat sangat santai, sebagaimana lainnya cukup manusiawi, tetapi sebagian lainnya terlihat kaku dan dingin. Sebuah organisasi cenderung untuk menank dan memelihara orang-orang yang sesuai dengan iklimnya, sehinggapola- polanyadilestarikan seperti orang-orang yang bergerak ke iklim laut, iklim gunung, iklim padangpasir. Merekajugaakan memilih sebuah iklim organisasi yang sesuai dengan budayanya. Lingkungan kerja juga menggambarkan sistem sosial dari sebuah kelompok kerja. Dengan demikian, iklim organisasi merupakan sebuah konsep sistem. Dapat dikatakan pula bahwa organisasi tempat para manajer menjalankan tugasnya merupakan sistem sosial yang dari sub sistem yang saling berkaitan. Sub sistem tersebut terdiri dari sub sistem manusia/sosial, sub sistem administrasi/struktur, sub sistem informasi/pengambilan keputusan dan sub sistem ekonomi dan teknologi serta lingkungan eksternal. Perlu diperhatikan dalam sistem ini adalah adanya suatu pemahaman yangjelas bahwa perubahan yang terjadi dalam sebuah sub sistem akan mempengaruhi perubahan pada sub sistem lainnya, dan padasaat yang sama managemen organisasi internal tidak boleh mengabaikan kebutuhan dan tekanan dari lingkungan eksternal.
  • 14. Iklim organisasi sebagai sebuah sistem sosial, bisa dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Lingkungan internal meliputi: desain dan aplikasi teknologi, kultur organisasi dan praktik-praktik manajerial, dan karakteristik personal anggota. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi lingkungan sosial dan ekonomi dimana organisasi berada. Kedua lingkungan tersebut, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal akan mempengaruhi beragam aktivitas, sikap, nonna dan pelaksanaan peran, yang akhirnya mempengaruhi produktivitas, kepuasan, prestasi dan pertumbuhan organisasi. Kondisi kerja termasuk didalamnya fasilitas yang disediakan, akan ikut mendorong kepuasan kerja. Keakraban dengan teman sekerja, perhatian atasan terhadap bawahan ikut mempengaruhi kepuasan kerja pagawai. Setiap pegawai harus dapat memilih permasalahan yang dialami,jika permasalahan muncul di rumah jangan dibawa ke tempat kerja. Hal ini dapat pula dilakukan oleh atasan, sehingga kondisi kerja akan menjadi faktor pendukung terhadap kepuasan kerja guru. Guru belum dapat mengharapkan faktor kepuasan tercapai sebelum kekecewaan di dalam pekerjaan dapat dihilangkan lebih dahulu. Berkaitan dengan hal tersebut Manullang (2001 :halaman 181 ) "Agar kekecewaan dapat dihilangkan dari pekerjaan maka pemimpin harus melakukan tindakan, sebagai berikut: • Technical Supervision. • Interpersonal Supervision. • Policy and administrasi.
  • 15. Dengan technical Supervision yang menimbulkan kekecewaan dimaksudkan di dalam pekerjaan di pihak atasan. Bagaimana caranya mensupervisi dari segi teknis pekerjaan yang merupakan tanggung jawabnya atau atasan mempunyai kecakapan teknis yang lebih rendah dari yang diperlukan kedudukannya. Untuk mengatasi hal ini para manajer harus berusaha memperbaiki dirinya dengan jalan mengikuti latihan atau pendidikan. Interpersonal Supervision menunjukkan hubungan perseorangan antara bawahan dengan atasannya, dimana kemungkinan bawahan merasa tidak dapat bergaul dengan bosnya. Agar kedua faktor tersebut di atas tidak menimbulkan kekecewaan bawahan, maka minimal tiga kecakapan harus dimiliki setiap manajer yaitu: • Technical skill (kecakapan teknis). • Human skill (kecakapan manusia). • Conseptual skill (kecakapan konsepsional). Policy personalia, urnumnya dibuat dalam bentuk tertulis. Biasanya yang dibuat dalam bentuk tertulis adalah baik, karena itu yang utama ialah bagaimana pelaksanaan dalam praktik. Pelaksanaan kebijaksanaan dilakukan masing-masing manajer. Bila organisasi belum mempunyai policy personalia yang tertulis berkewajiban masing-masing manajer untuk berusaha mendesak organisasinya supaya disusun suatai policy personalia dengan menerapkan prinsip sistem karier. Dari setiap pekerjaan dalam organisasi diharapkan adanya komitmen penuh terhadap organisasi, tidak sekedar ketaatan berbagai ketentuan keguruan ya berlaku dalam organisasi yang bersangkutan. Tetapi dalam pada itu organisasi pun mutlak perlu menanamkan keyakinan dalam diri para guru bahwa dengan
  • 16. komitmen penuh pada organisasi, berbagai harapan, cita-cita dan kebutuhan para guru itu akan terwujud dan terpenuhi. Penempatan guru sesuai dengan kemampuan maupun dengan keahlian perlu diperhatikan, hal ini akan berpengaruh terhadap ketaatan guru terhadap organisasi. Oleh karena itu, sebelum menempatkan guru pada tempat tertentu terlebih dahulu organisasi tersebut harus mengadakan perencanaan sehingga penempatan guru sesuai dengan kemampuan dan guru tersebut. Sikula dan Anwar (2001: halaman 4) "Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenags kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berintegrasi dengan rencana organisasi". Sedangkan Milkovich dan Nystrom dalam Anwar (2001 .-halaman 4) "Perencanaan tenaga kerja adalah proses peramalan pengembangan, pengimplementasian, dan pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah guru, penempatan guru secara benar, waktu yang tepat yang secara ekonomis lebih bermanfaat". Dari definisi tersebut jika dihubungkan dengan kesesuaian pekerjaan maka besar kecilnya organisasi juga menentukan jumlah guru. Sedangkan penempatan guru sesuai dengan keahlian maupun dengan kemampuannya .semata-mata hanya untuk menciptakan efisiensi. Setiap guru akan berbeda keahliannya yang dimiliki, oleh karena kesesuaian pekerjaan setiap guru akan menentukan kepuasan kerja dari guru itu sendiri. Pekerjaan yang bukan bidangnya diberikan kepada guru, akan melahirkan frustasi kerja, tetapi jika pekerjaan disesuaikan dengan pekerjaannya akan membuat guru senang untuk bekerja dan akan membuat dirinya merasa puas
  • 17. dalam pekerjaannya. Kesesuaian pekerjaan ini tidak akan terlepas dari perencanaan guru, karena dengan mengadakan perencanaan guru akan lebih mudah menentukan karakteristik guru agar sesuai dengan kebutuhan organisasi. Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia (guru) yaitu kepentingan individu, kepentingan organisasi dankepentingan nasional. Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi setiap individu pegawai, karena dapat membantu meningkatkan potensinya, begitu pula kepuasan guru dapat dicapai melalui perencanaan. Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi (perusahaan) dalarn mendapatkan calon guru yang memenuhi kualifikasi. Dengan adanya perencanaan sumber daya manusia, dapat dipersiapkan calon-calon guru yang potensi untuk menduduki pOsisi manajer pada masa yang akan datang. Perencanaan sumber daya manusia sangat bermanfaan bagi kepentingan nasional. Hal ini karena guru-guru yang berpotensi tinggi dapat dimanfaatkan pula oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional. Mereka dapat dijadikan tenaga-tenaga ahli dalam bidang tertentu untuk membantu program pemerintah. Prestasi kerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur. Hal ini dapat berkaitan dengan jumlah kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh individu guru dalam waktu tertentu. Swasto (1996:30) menyatakan bahwa prestasi kerja individu merupakan perpaduan antara motivasi yang ada pada diri seseorang, kemampuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan serta peralatan atau teknologi yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. Jadi, prestasi kerja berkenan dengan hasil pekerjaan yang dicapai oleh
  • 18. guru dalam suatu periode. Dalam hal ini prestasi kerja guru berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Salah satunya definisi tentang Prestasi kerja guru dinyatakan Bernandin dan Russes ( 1993 :231 ) bahwa prestasi kerja merupakan catatan perolehan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan dalam satu periode waktu tertentu. Apabila prestasi kerja atau produktivitas kerja guru setelah mengikuti pengembangan baik kualitas maupun kuantitas kerjanya meningkat maka berarti metode pengembangan yang ditetapkan cukup baik (Hasibuan,1994:62). Pengukuran prestasi kerja guru yang dikaitkan dengan kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan mencakup dua kegiatan, dua kegiatan, yaitu dengan mengidentifikasi dimensi prestasi kerja dan penetapan standar prestasi kerja. Dimensi prestasi kerja mencakup semua unsur yang akan dievaluasi dalam pekerjaan masing-masing guru dalam suatu lembaga serta mencakup berbagai kriteria yang sesuai untuk mengukur hasil pekerjaan yang telah diselesaikan. Dharma (1989) menyatakan bahwa hampir seluruh cara pengukuran kiner)a mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: • Kuantitas, yaitujumlah yang harus diselesaikan. • Kualitas,yaitumutuyangdihasilkan. • Ketepatan waktu, yaitu kesesuaian dengan waktu yang telah direncanakan. Penilaian prestasi kerja guru tidak harus mengacu atau sesuai dengan semua kriteria pengukuran prestasi kerja tetapi harus juga disesuaikan dengan jenis pekerjaan guru yang akan dinilai. Bernandin dan Russel (1995:68)
  • 19. mengemukakan enam kriteria primer yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja. • Quality, merupakan tingkat sejauhmana suatu proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau tujuan yang diharapkan. • Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan. • Time Lines, adalah ketepatan akan waktu yang dibutuhkan. • Cost Effectivness, yaitu keefektifan dalam penggunaan dana. • Need for Pendidikan dan Latihanon , yaitu perlu tidaknya supervisor. • Interpersonal Impact, yaitu pengaruh antar diri atau perseorangan. Dengan beberapa kriteria diatas dapat diketahui kondisi kerja guru. Klinger dan Nalbandian (1985:82) menyebutkan bahwa produktivitas sebagai wujud dari prestasi kerja, merupakan fungsi perkalian dari usaha guru (effort) yang didukung dengan motivasi tinggi kemampuan guru (ability) yang diperoleh melalui latihan-latihan. Di samping itu, kondisi kerja juga ikut berpengaruh dalam menentukan efisiensi dan efektivitas seseorang individu dalam berprestasi kerja. Prestasi kerja yang baik akan memberikan dampak positif bagi usaha, selanjutnya untuk menentukan prestasi kerja guru baik atau tidak harus dilakukan penilaian prestasi kerja yang sesuai dengan standar prestasi kerja. Penetapan standar, kerja diperlukan untuk mengetahui apakah prestasi kerja guru telah sesuai dengan sasaran yang diharapkan, sekaligus melihat besarnya penyimpangan dengan cara membandingkan antara hasil pekerjaan secaraaktual dengan hasil yang diharapkan. Standar prestasi kerja menurut Snow dan Alexander (1992:98) merupakan tolok ukur bagi prestasi kerja menurut yang akan dievaluasi. Dalam hal ini tidak ada satu ukuran tunggal yang dapat
  • 20. mencakup semua aspek prestasi kerja yang diperlukan adalah seperangkat ukuran yang sesuai aktivitas objektif yang akan diukur. Anthony dalam Lean dan Altman (1988:86) mengidentifikasikan tiga level manajemen yang terjadi dalam semua lembaga yaitu operasional, efisiensi dan produktivitas, merupakan faktor kunci. Pada tingkat manajerial keefektifan lembaga dan manajemen menjadi unsur yang esensial. Akhirnya pada tingkat strategi keunggulan kompetitif sekolah merupakan titik sentral. Analisis tentang prestasi kerja guru menurut Gomes (1985:68) senantiasa berkaitan dengan dua faktor utama, yaitu: • Kesediaan atau motivasi guru untuk bekerja yang menimbulkan usaha guru. • Kemampuan guru untuk melaksanakan pekerjaan dengan kata lain prestasi kerja adalah fungsi interaksi antara motivasi kerja dengan kernampuan atau p =f(m x n) di mana p = performance, m = motivasi dan n = ability. Dengan persamaan tersebut menurut Robbins (1996:78) kita memerlukan penambahan aspek kesempatan (oportunity) dalam persamaan di atas, sehingga persamaan prestasi kerja dapat dirumuskan f= (Ax MX 0). Meskipun seorang individu mungkin ada rintangan yang menghambat prestasi kerja karena itu jika kita mencoba menilai mengapa seorang guru mungkin tidak berprestasi kerja/bobot kerja guru pada level yang kita yakini mampu, selayaknya kita periksa lingkungan kerjanya, budaya kerjanya untuk melihat apakah mendukung atau tidak. Jika tidak, akan menyebabkan pula terganggunya prestasi kerja guru walaupun guru tersebut telah dapat kesempatan meningkatkan pendidikan, seringnya pelatihan-pelatihan yang telah banyak diikuti.
  • 21. Berdasarkan pada beberapa pengertian tentang prestasi kerja guru maka dalam penelitian ini yang menjadi acuan tentang prestasi kerja atau prestasi guru adalah kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu dalam penyelesaian setiap pekerjaan kepada masing-masing individu. Selanjutnya, pada pembahasan berikut akan diuraikan tentang kerangka konseptual dan model kajian yang berkaitan dengan teoretis yang dikernukakan pada uraian terdahulu tentang profesionalisme dan motivasi terhadap prestasi kerja guru. Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para pekerjadi samping terhadap kepuasan. Teori ini meramalkan bahwa seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila tindakan ini lebih layak daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan. Seorang pekerja yang mendapat kompensasi kurang, dan dibayar didasarkan penggajian atau berdasarkan jam kerja akan menegakkan keadilan dengan menurunkan input usahanya, dengan demikian mengurangi kualitas atau kuantitas dari pelaksanaan kerjanya. Jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi kurang dan porsi substansi gaji atau upahnya terkait pada kuaito pelaksanaan kerja (misalnya, upah perpotongan), ia akan meningkatkan pendapatan insentifnya tanpa meningkatkan usahanya. Jika pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meninskatkan kualitas output-nya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya. Untuk para pekerja yang mendapatkan kompensasi lebih dan dibayarkan atas dasar gaji atau ongkos per jam, keadilan akan ditegakkan dengan meningkat kan input usahanya. Tindakan ini akan mengakibatkan peningkatan dalam kualitas atau kuantitas pelaksanaan kerja. Jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi lebih dan substansi upahnya terkait dengan kuantitas pelaksanaan kerja, ia akan
  • 22. berusaha meningkatkan input usahanya tanpa menghubungkan dengan peningkatan dalam pendapatan insentifnya. Menurut teori ini, pekeija akan meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja saat menurunkan atau mempertahankan kuantitas pelaksanaan kerja. Sikap kerja dapat diukur dengan banyak cara. Informasi tentang sikap kerja dapat diperoleh dengan cara khusus maupun reguler. Tipe-tipe pertanyaan yang dipergunakan untuk mendapatkan sikap para pegawai juga bervariasi. Dengan pertanyaan terbuka, para pekerja diminta menguraikan perasan- perasaannya terhadap berbagai aspek pekerjaannya dengan kata-katanya sendiri. Dengan pertanyaan jawaban tertentu, para pekerja diminta memilih satu di antara jawaban-jawaban yang telah disediakan untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu. Terdapat beberapa jenis pertanyaan jawaban tertentu dan sebagian besar di antaranya telah dikembangkan untuk penggunaan kuesioner dibanding dengan untuk wawancara. Namun mungkin saja menggunakan pertanyaan jawaban tertentu dalam interview, dan tindakan ini kadang-kadang dilakukan dalam survei pendapat. Studi-studi tentang pentingnya perbedaan karakteristik pekerjaan menernukan secara konsisten bahwa sifat pekeriaan itu sendiri adalah deteminan utama, dari kepuasan kerja. Beberapastudi terakhir telah berusaha mengidentifisir dimensi-dimensi penting dari materi pekerjaan dan mengetahui bagaimana kepuasan pekerja ditentukan bersama-sama oleh materi pekerjaan dan sifat-sifat individu (Hacman and Lawler,1971); Hacman and Oldham 1975; Hulin and Blood,1968; Turner and
  • 23. Lawrence, 1965; Wanous, 1974). Studi yang amat mendalam dari tipe dilakukan oleh Hacman and Oldham (1975). Mereka mengoperasikan daftar pertanyaan yang dikenal dengan Job Diagnostic Survey untuk beberapa ratus pekerja yang bekerja pada 62jenis pekerjaan. Bukti-bukti riset menyarankan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan bagaimana sikap kerja ditentukan adalah dengan cara "model interaksi", yaitu kepuasan kerja seseorang ditentukan bersama-sama atas dasar karakteristik situasi kerja dan karakteristik pekerja. Dari tiga teori kepuasan yang telah dijelaskan di muka, satu yang paling sesuai dengan model interaksi adalah teori Discrepancy. Persepsi seseorang tentang "apa yang seharusnya ada" dalam suatu pekerjaan akan banyak ditentukan oleh kondisi kerja aktual. Tiga jenis karakteristik pegawai yang mempengaruhi persepsi "yang seharusnya" adalah kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai, serta sifat-sifat kepribadian. Kebutuhan adalah penting karena seorang pekerja akan menginginkan lebih banyak faktor pekerjaan yang merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan yang timbul sekarang. Jika satu faktor pekerjaan (misalnya pengakuan) yang disediakan dalam, kerjanya sudah cukup memenuhi kebutuhannya yang relevan (misalnya penghargaan), maka faktor pekerjaan tambahan lainnya tidak diinginkan pekerja dan tidak akan meningkatkan kepuasan kerja. Nilai-nilai adalah keyakinan- keyakinan seseorang yang relatif tetap tentang perilaku apa yang benar dan yang salah. Tujuan-tujuan hidup apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. Nilai- nilai mempengaruhi acuan pekerja atau kesukaan pekerja terhadap jenis pekerjaan dan kondisi kerja tertentu. Terakhir, sifat-sifat kepribadian seperti harga diri mengerakkan aspirasi dan acuan kerja seseorang. Harga diri adalah sejauhmana
  • 24. seseorang menyukai dan menilai serta menganggap dirinya sebagai manusia yang cakap dan memenuhi syarat. Seorang pekerja dengan harga diri yang tinggi akan lebih menyukai pekerjaan yang prestasinya rendah sesuai dengan pandangan yang kurang baik terhadap dirinya serta tidak banyak menuntut (Korman, 1970). Tiga aspek situasi pekerjaan yang mempengaruhi persepsi yang seharusnya adalah perbandingan sosial dengan pekerja-pekerja lainnya, karakteristik pekerjaan sebelumnya, serta kelompok-kelompok acuan. Proses perbandingan sosial telah dijelaskan dimuka dalam topik teori keadilan. Seorang pekerja akan membandingkan keuntungan hasil-hasil yang dianggap diperoleh dari pekerjaannya dengan keuntungan-keuntungan hasil yang diterima oleh pekerja- pekerja lainnya yang pekerjaannya sejenis setelah menghitung selisih antara input-input-nya dengan input-input orang bandingannya. Persepsi seorang pekerja tentang apa yang seharusnya ada dalam pekerjaannya juga dipengaruhi oleh persepsinya terhadap apa yang telah ada dalam pekerjaan sebelumnya. Kondisi- kondisi sebelumnya merupakan faktor penting bagi seorang pekerja dalam menentukan harapan-harapan minimum bagi masa depannya. Tak seorangpun menginginkan upah lebih rendah atau keuntungan lebih kecil dibandingkan dengan telah diterima sebelumnya dalam pekerjaan yang sama atau dalam pekerjaan sebelumnya. Kelompok-kelompok acuan (reference groups) adalah pengaruh situasi ketiga terhadap persepsi pekerja terhadap apa yang seharusnya ada. Kelompok acuan adalah kelompok di mana seseorang mencari petunjuk dalam menafsirkan dan mengevaluasi pengalaman dirinya. Harapan-harapan dan aspirasi seseorang terhadap suatu pekerjaan akan dipengaruhi oleh konsepsi kelompok acuan tentang
  • 25. jenis pekerjaan apa serta kondisi bagaimana yang sesuai dengan dirinya (Korman, 1971). Seorang pekerja akan lebih puas jika pekerjaannya dibenarkan oleh kelompok acuan daripada tidak. Contoh yang baik tentang kelompok acuan adalah pengaruh serikat buruh terhadap persepsi pekerja tentang kenaikan upah dan keuntungan yang jujur serta wajar. Bagian topik yang terakhir akan mengkaji determinan-detenninan sikapkerja telah memusatkan baik pada pengaruh karakteristik pekerjaan maupun pengaruh bersama. Dari duajenis variabel tersebut, kita akan menekankan pada beberapa studi yang telah mencakup karakteristik pekerja maupun karakteristik pekerjaan untuk menjelaskan bagaimana kepuasan kerja terbentuk. Dengan kerangka teori yang telah dikernukakan di atas. maka penulis mencoba mengangkat model kajian yang berkaitan dengan permasalahan pada objek penelitian, dengan demikian model konsep dapat dijelaskan, sebagai berikut ini. Upaya pengembangan sumber daya manusia terutama pada aspek kemampuan intelektual dan kepribadiannya. Tingkat kepatuhan atau ketaatan seseorang terhadap peraturan dan prosedur kerja yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi. Kedisiplinan (X1) Diklat Prestasi Kerja (X2) (Y) Lingkungan (X3) Gambar I Kerangka Konseptual Penelitian
  • 26. Hipotesis Sebelum mengernukakan suatu hipotesis dalam pemecahan suatu masalah terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian: Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya (Sujana, 1985:12). Berdasarkan metode kajian Pengaruh Pendidikan dan Latihan serta Kedisiplinan Terhadap Prestasi Kerja Guru pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik dapat ajukan hipotesis, sebagai berikut: • Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Pendidikan dan Latihan (Dikiat) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja guru SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. • Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Pendidikan dan Latihan (Dikiat) secara parsial berpengaruh terhadap Prestasi Kerja guru SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. • Salah satu dan variabel Kedisiplinan, Lingkungan Kerja, dan Pendidikan dan Latihan (Dikiat) ada yang dominan pengaruhnya terhadap prestasi kerja guru SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. METODE Identifikasi Variabel Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang telah diajukan, maka variabel-variabel yang akan dianalisa terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel bebas (X) atau independent variable dan variabel terikat (Y) atau dependent variable. Variabel bebas (X) yang digunakan kalau penelitian ini terdiri atas beberapa variabel yaitu;
  • 27. Variabel X1, adalah variabel Kedisiplinan • Variabel X2, adalah Variabel Lingkungan Kerja • Variabel X3, adalah variabel Pendidikan dan Latihan(Diklat) Variabel terikat (Y) yang dikaji dalam penelitian ini adalah Prestasi Kerja Guru pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu unsur penelitian yang memberikan gambaran bagaimana cara mengukur suatu variabel atau dapat dikatakan sebagai suatu petunjuk pelaksanaan dalam mengukur variabel dalam penelitian. Dalam bagian ini berisikan indikator-indikator dan suatu variabel yang digunakan untuk mengumpulkan data yang relevan sesuai dengan variabel yang bersangkutan. Definisi operasional variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Kedisiplinan (X1) dalam penelitian ini adalah suatu alat yang digunakan para pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan lembaga dan norma- norma sosial yang berlaku. Adapun indikator untuk mengukur variabel kedisiplinan adalah: • Ketaatan guru terhadap peraturan dan tata tertib (X1.1) • Loyalitas terhadap sekolah (X1.2) • Bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku (X1.3) • Kehadiran guru pada hari efektif sekolah (X1.4). • Perubahan sikap (X1.5).
  • 28. Lingkungan Keija (X2), yaitu sarana dan fasilitas yang disediakan untuk membantu kelancaran pekerjaan, indikatomya adalah: • Jumlah, adalah banyaknya sarana yang disediakan untuk membantu pekerjaan guru (X2.1) • Kualitas, adalah mutudari sarana yang disediakan untuk membantu pekerjaan guru (X2.2) • Kegunaan, adalah manfaat dari sarana yang disediakan untuk membantu pekerjaan guru (X2.3) • Interaksi atasan dengan bawahan, adalah hubungan yang akrab dalam kehidupan sehari-hari antara atasan dengan bawahan (X2.4). • Interaksi antar unit, adalah hubungan yang akrab dalam kehidupan sehari-hari antara unit yang satu dengan unit yang lain (X2.5). Pendidikan dan Latihan (Dikiat) (X3) adalah dalam penelitian ini adalah upaya pengembangan sumber daya manusia terutama pada aspek kemampuan intelektual dan kepribadiannya. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel Pendidikan dan Latihan, adalah: • Fungsi manajemen (X3.1) • Pengembangan sistem kerja, penggunaan peralatan dan fasilitas kantor (X3.2) • Pengenalan proses dan prosedur kerja (X3.3) • Penguasaan dan perencanaan tentang proses dan keterampilan kerja (X3.4) • Pelaksanaan tentang peningkatan sumber daya manusia (X3.5). Prestasi Kerja Guru (Y) adalah hasil kerja, penampilan, perilaku atau unjuk kerja yang ditampilkan oleh seseorang. Adapun indikator untuk mengukur variabel prestasi guru adalah:
  • 29. Tanggung jawab (Y1.1). • Dapat mengembangkan kompetensi. (Y1.2) • Kemampuan menjalankan tugas (Y1.3) • Kemampuan mengevaluasi hasil kerja (Y1.4). • Dapat meningkatkan kualitas hasil kerja. (Y1.5 ). Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Populasi adalah sekelompok orang, benda atau sesuatu yang menjadi sumber pengambilan sampel, sekumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Kunto, 1990:645). Berdasarkan hal tersebut diatas populasi dalam ipenelitian ini adalah seluruh guru pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. Dalam penelitian ini hanya mengambil sebagian saja dari populasi sebagai responden yangdipergunakan sebagai populasi penelitian, yaitu sebanyak 48 orang. Dengan demikian, yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. Dan, keseluruhan ada 670 guru. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: pegawai tidak ragu-ragu menjawab pertanyaan. • Mengadakan dialog dengan beberapa pegawai dan unsurpimpinan untuk mendapatkan masukan-masukan yang dapat dipakai pertimbangan dalam perumusan hasil.
  • 30. Menggunakan daftar pertanyaan (quesioner) sebagai instrumenyangdiberikan kepada seluruh pegawai yang dijadikan responden. Menjelaskan isi pertanyaan dan cara menjawabnya sehingga seluruh responden mengerti tentang maksud pertanyaan tersebut. Sebelum daftar pertanyaan (questioner) tersebut diberikan kepada responden terlebih dahulu daftar pertanyaan tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji Validitas Sebelum questioner digunakan, maka perlu diuji dahulu validitas dari masing-masing pertanyaan yang ada dalam alat pengambil data ini. Dengan demikian, terlebih dahulu diadakan uji coba terhadap kuesioner kemudian hasil uji coba ini dianalisis. Untuk mengukur validitas dari masing-masing alat pengambil data atau questioner, dilakukan dengan cara mengkorelasi skor item butir-butir pertanyaan terhadap total skor pada setiap faktor dari masing-masing responden yang diuji coba. Korelasi yang dibentuk berdasarkan teknik korelasi Product Moment yang formulasi matematisnya menurut Umar (2000:195) adalah sebagai berikut: r = Untuk menentukan apakah suatu item valid atau tidak, rhitung yang ada akan dibandingkan dengan r dalam tabel Product Moment. Bila rhitung lebih besar hitung dari 0,304 yang sebelumnya sudah dibandingkan dengan taraf signifikan 5% maka instrumen yang digunakan sudah valid.
  • 31. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukur. Cara pengukuran yang berulang adalah dengan mencoba instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dan berikutnya dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, di mana pengukuran pertama disebut X dan pengukuran kedua disebut Y. Cara penghitungan menggunakan rumus sebagai berikut: r= Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown (Riduwan, 2004): r11 = Di mana: r11 = Koefisienreliabilitas internal seluruh item rb = Korelasi Product moment antara belahan Bila koefisien korelasi positifdan signifikan makainstrumen dinyatakan reliabel (Umar, 2000:127). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: • Menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai instrumen yang diberikan kepada seluruh guru yang dijadikan responden. • Menjelaskan isi pertanyaan dan cara menjawabnya sehingga seluruh guru tidak ragu-ragu menjawab pertanyaan.
  • 32. Mengadakan dialog dengan beberapa para guru dan unsur pimpinan untuk mendapatkan masukan-masukan yang dapat dipakai pertimbangan dalam perumusan hasil. Analisis Data Analisis Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengestimasi pengaruh yang melibatkan dua variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi yang menggunakan dua variable independent tersebut adalah: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 Keterangan: Y = Variabel prestasi kerja a = Konstanta b1 b2 = Koefisien regresi Analisis Korelasi Sederhana Korelasi X1, X2 dan X3 terhadap Y Analisis korelasi (r) digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya pengaruh dan arah hubungan antara variabel bebas Kedisiplinan (X1), Lingkungan Kerja (X2) dan Pendidikan dan Latihan (Dikiat) (X3) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y) pada SDN Kebomas,Kabupaten Gresik.
  • 33. Korelasi X1 terhadap Y Analisis ini digunakan untuk menghitung pengaruh secara parsial variabel Kedisiplinan (X1) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y) pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. Korelasi X2 terhadap Y Analisis ini digunakan untuk menghitung pengaruh secara parsial variabel Lingkungan Kerja (X2) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y) pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. Korelasi X3 terhadap Y Analisis ini digunakan untuk menghitung pengaruh secara parsial variabel Pendidikan dan Latihan (Dikiat) (X3) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y) SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. Analisis Determinasi (r2) Analisis ini dipergunakan untuk menghitung besarnya persentase (kontribusi) variabel yang diteliti yaitu variabel bebas Kedisiplinan (X1), Lingkungan Kerja (X2)dan Pendidikan dan Latihan (Diklat) (X3) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y). Rumus untuk menentukan besarnya koefisien Determinasi (D) D = r2 . 100%.
  • 34. HASIL Pengujian Hipotesis Pertama Untuk membuktikan kebenaran hipotesis I digunakan uji F, yaitu untuk menguji keberartian koefisien regresi secara keseluruhan, dengan rumusan hipotesis sebagai benkut: Ho = b1 = b2 = W = 0 Hi = minimal satu variabel bebas # 0 (b # 0) Pengujian melalui uji F adalah dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikansi 0,05. Apabila hasil perhitungan menunjukkan: • Fhitung > Ftabel, Ho ditolak, Hi diterima. Artinya, variasi dan regresi berhasil menerangkan pengaruh variabel bebas secara keselunihan terhadap variabel terikat. Apabila hasil perhitungan menunjukkan: • Fhitung < Ftabel, Ho diterima, Hi ditolak. Artinya, variasi dan model regresi tidak berhasil menerangkan pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (r), dengan kata lain koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat, apabila (r) yang diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variasi variabel.
  • 35. SebaliknyaJika (r) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variabel terikat. Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi (r) berbeda antara 0 dan 1 atau r2 < 1. Apabila dari uji ini diperoleh hasil Fhiutng > Ftabel dengan taraf signifikansi 0,05, berarti variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, dengan demikian hipotesis pertama diterima. Pengujian Hipotesis Kedua Untuk membuktikan kebenaran hipotesis 2, digunakan uji t, yaitu untuk menguji signifikansi koefisien regresi parsial, dengan menggunakan rumusan hipotesis, sebagai berikut: Ho : b1 b2 = b3 = 0 Hi : (b ≠ 0) Pengujian melalui uji t dengan membandingkan thitung dengan ttabel pada tarafsignifikansi 0,05. Apabila hasil menunjukkan: • thitung > ttabel maka Ho ditolak Hi diterima Artinya: variabel independen tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. • thitung < ttabel maka Ho diterima Hi ditolak Artinya: variabel independen tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Langkah selanjutnya, adalah mencari nilai koefisien detenninasi parsial (13) dari masing-masing variabel bebas. Koefisien detenninasi parsial ini berguna
  • 36. untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin besar (r2) maka semakin besar kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, semakin kecil nilai (r2), maka semakin kecil kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Distribusi Responden berdasarkan Status Kepegawaian Tabel 1 : Distribusi Responden berdasarkan Status Kepe- Guru Guru Pendidikan Guru Guru Persentase No Honor Honor Jumlah terakhir Tetap Bantu (%) Daerah Sekolah D III 13 - - - 13 27.1 S1 31 - 2 2 35 72.9 S2 - - - - - - Jumlah 44 2 2 48 100 Sumber: SDN. Kecamatan Kebomas, Gresik Berdasarkan tabel 1, jumlah responden yang diteliti sebanyak 48 orang dengan komposisi; 13 orang (27.1%) berpendidikan D III, 35 orang berpendidikan (72.9%) berpendidikan S 1. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 2 : distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) 1 Laki-laki 29 60.04 2 perempuan 19 39.96 Jumlah 48 100 Sumber: SDN. Kecamatan Kebomas, Gresik Berdasarkan Tabel 2, dari 48 orang responden yang diteliti, terdiri dari: 29 orang (60,04%) laki-laki, dan 19 orang (39,96%) perempuan.
  • 37. Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja Tabel 3 : Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja No Masa Kerja Jumlah Persentase (%) 1 < 1 tahun 1 2.08 2 1-2 tahun 2 4.17 3 1-3 tahun 2 4.17 4 3-4 tahun 4 8.33 5 > 5 tahun 39 81.25 Jumlah 48 100 Sumber: SDN, Kecamatan Kebomas, Gresik Berdasarkan Tabel 2, dari 48 orang responden yangditeliti,terdiridari: 1 orang (2,08%) mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun, 2 orang (4,17%) mempunyai masa kerja 1-2 tahun, 2 orang (4,17%) mempunyai masa kerja 2-3 tahun, 4 orang (8,33%) mempunyai masa kerja 3-4 tahun, dan 39 orang (81,25%) mempunyai masa kerja di atas 5 tahun. Hasil uji validitas instrumen dalam penelitian ini dapat diuraikan, sebagai berikut. Instrumen Penelitian Variabel Kedisiplinan (X1) Adapun hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Kedisiplinan (X1) seperti pada Tabel 4. Tabel 4 : Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kedisiplinan (X1) No Item Nilai Nilai Pertanyaa Nilai (rtabel) Nilai (ttabel) Keputusan (rhitung) (thitung) n 1 0.72 0.707 2.306 Valid 2 0.84 0.707 2.306 Valid 3 0.84 0.707 2.306 Valid 4 0.76 0.707 2.306 Valid 5 0.72 0.707 2.306 Valid 6 0.88 0.707 2.306 Valid 7 0.84 0.707 2.306 Valid 8 0.84 0.707 2.306 Valid 9 0.80 0.707 2.306 Valid 10 0.80 0.707 2.306 Valid
  • 38. Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kerja (X2) Adapun hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Lingkungan Kerja (X2) seperti pada Tabel 5. Tabel 5 : Hasil Uji Validttas Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kerja (X2) No Item Nilai Nilai Pertanyaa Nilai (rtabel) Nilai (ttabel) Keputusan (rhitung) (thitung) n 1 0.72 0.707 2.306 Valid 2 0.72 0.707 2.306 Valid 3 0.76 0.707 2.306 Valid 4 0.72 0.707 2.306 Valid 5 0.76 0.707 2.306 Valid 6 0.72 0.707 2.306 Valid 7 0.76 0.707 2.306 Valid 8 0.72 0.707 2.306 Valid 9 0.76 0.707 2.306 Valid 10 0.72 0.707 2.306 Valid Instrumen Penelitian Variabel Pendidikan dan Latihan (X3) Adapun hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Kedisiplinan (X1) seperti padaTabel 6. No Item Nilai Nilai Pertanyaa Nilai (rtabel) Nilai (ttabel) Keputusan (rhitung) (thitung) n 1 0.72 0.707 2.306 Valid 2 0.76 0.707 2.306 Valid 3 0.88 0.707 2.306 Valid 4 0.76 0.707 2.306 Valid 5 0.72 0.707 2.306 Valid 6 0.72 0.707 2.306 Valid 7 0.76 0.707 2.306 Valid 8 0.84 0.707 2.306 Valid 9 0.76 0.707 2.306 Valid 10 0.84 0.707 2.306 Valid Pada paparan Tabel 6 dapat ditunjukkan bahwa semua thitung >ttabel yang besarnya = 2,306, sehingga seluruh instrumen penelitian variabel Lingkungan
  • 39. Kerja (X2) yang digunakan adalah valid, selanjutnya instrumen-instrumen tersebut dapat digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut. Berdasarkan Tabel 6 maka dapat ditunjukkan bahwa semua thitung > ttabel yang besarnya = 2,306, sehingga seluruh instrumen pepelitian variabel semangat kerja guru (Y) yang digunakan adalah valid, selaniutnya instrumen-instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapatdiandalkan (Singarimbun dan Efendi, 1989;W). sedangkan Sugiyono menyatakan bahwa instrumen dikatakan variabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sarna. Alat ukur panjang dan karet adalah contoh instrumen yang tidak reliabel. Oleh karena itu, pengujian reabilitas alat ukur dimaksudkan untuk menunjukkan sejauhmana alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukur. Cara pengukuran yang berulang adalah dengan mencoba instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dan berikutnya dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment, di mana pengukur pertama disebut X dan pengukuran kedua disebut Y. Cara penghitungan menggunakan rumus sebagai berikut: r XY =
  • 40. Harga r tersebut baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh karenanya, disebut rganjil-genap Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown (Riduwan, 2004): r11 = Di mana: r11 =Koefisien reliabilitas internal seluruh item rb = Korelasi Product moment antara belahan bila koefisien reliabilitas masing-masing item (r11) lebih besar dari (rb) yang sebelumnya sudah dibandingkan dengan taraf signifikan 5% (dk: n-2) maka instrumen tersebut sudah reliabel. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka hasil uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut. Instrumen Penelitian Variabel Pendidikan dan Latihan (X3) Adapun hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel Pendidikan dan Latihan (X,) adalah seperti pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa semua nilai r11 > rtabel sehingga seluruh instrumen penelitian yang digunakan adalah reliabel, selanjutnya instrumen- instrumen tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Tabel 7 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian PendKiikan dan Latihan (X3) No Item Koefisien Nilai Keputusan Pertanyaa korelasi Nilai (r11) (rtabel) Reliabel n (rhitung) 1 0.72 0.837 0.707 Reliabel 2 0.76 0.863 0.707 Reliabel 3 0.88 0.936 0.707 Reliabel 4 0.76 0.863 0.707 Reliabel 5 0.72 0.837 0.707 Reliabel 6 0.72 0.837 0.707 Reliabel 7 0.76 0.863 0.707 Reliabel 8 0.84 0.913 0.707 Reliabel
  • 41. 9 0.76 0.863 0.707 Reliabel 10 0.84 0.913 0.707 Reliabel Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kerja(X2) Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel Lingkungan Kerja (X) dapat ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8 : Hasil Uji Reliabilitas Instrument Penelitian Variabel Lingkungan Kerja (X2) No Item Koefisien Nilai Keputusan Pertanyaa korelasi Nilai (r11) (rtabel) Reliabel n (rhitung) 1 0.72 0.837 0.707 Reliabel 2 0.72 0.837 0.707 Reliabel 3 0.76 0.863 0.707 Reliabel 4 0.72 0.837 0.707 Reliabel 5 0.76 0.863 0.707 Reliabel 6 0.72 0.837 0.707 Reliabel 7 0.76 0.863 0.707 Reliabel 8 0.72 0.837 0.707 Reliabel 9 0.76 0.863 0.707 Reliabel 10 0.72 0.837 0.707 Reliabel Pada paparan Tabel 8 dapat ditunjukkan bahwa semua nilai r11 > rtabel sehingga seluruh instrumen penelitian variabel Lingkungan Kerja adalah reliabel dan selanjutnya instrumen tersebut dapat digunakan analisis statistik lebih lanjut. Instrumen Penelitian Variabel Prestasi Kerja Guru (Y) Hasil uji reliabilitas instrument penelitian variabel Prestasi Kerja Guru dapat ditunjukkan seperti Tabel 9. Dari hasil Tabel 9 maka dapat ditunjukkan bahwa semua nilai r 11 > rtabel sehingga seluruh instrumen penelitian variabel kinerja guru (Y) yang digunakan adalah reliabel dan selanjutnya instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.
  • 42. Tabel 9 : Hasil Uji Reliabilitas Instrument Penelitian Variabel Prestasi Kerja Guru (Y) No Item Koefisien Nilai Keputusan Pertanyaa korelasi Nilai (r11) (rtabel) Reliabel n (rhitung) 1 0.72 0.837 0.707 Reliabel 2 0.72 0.837 0.707 Reliabel 3 0.72 0.837 0.707 Reliabel 4 0.84 0.913 0.707 Reliabel 5 0.76 0.863 0.707 Reliabel 6 0.80 0.888 0.707 Reliabel 7 0.76 0.863 0.707 Reliabel 8 0.84 0.913 0.707 Reliabel 9 0.76 0.863 0.707 Reliabel 10 0.84 0.913 0.707 Reliabel PEMBAHASAN Data hasil penelitian seperti yang ditampilkan pada lampiran 3 yang membuat data tentang skor Kedisiplinan (X1), lingkungan kerja (X2) dan dikiat (X3) terhadap prestasi kerja (Y) pada SDN Kebomas, Gresik, data Kedisiplinan, dikiat dan lingkungan dijadikan variabel bebas (X), sedangkan prestasi kerja dijadikan variabel terikat (Y). Selanjutnya, data tersebut dimasukkan ke dalam komputer dengan menggunakan program SPSS for windows versi 11.00. List data hasil pengolahan komputer dengan menggunakan program SPSS for windows versi 11.00 tersebut disajikan pada lampiran, perhitungan yang disajikan pada lampiran analisis adalah: Analisis Regresi Linear Berganda Selanjutnya, setelah mengetahui diskripsi masing-masing variabel, maka dalam upaya untuk membuktikan hipotesis diperlukan analisis dengan menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai koefisien sebagaimana Tabel 10.
  • 43. Tabel 10 : Tabel Analisis Regresi dengan SPSS Unstandardized Standardized Model Coeffisien Coefficients T Sig B Std. Error β (constant) .400 .316 1.265 .212 Kedisiplinan .498 .131 .507 3.799 .000 Diklat .217 .059 .0286 3.673 .001 Lingkungan .237 .097 .324 .2445 .019 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat dibuat kesimpulan, sebagai berikut. Ada pengaruh secara simultan dari Kedisiplinan, Dikiat dan lingkungan kerja terhadap Prestasi Kerja guru di lingkungan SDN Kebomas, Gresik. Kedisiplinan, Dikiat dan Lingkungan Kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja guru, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dengan uji t. Berdasarkan hasil analisis dengan uji t diperoleh nilai thitung signifikan untuk semua variabel.
  • 44. DAFTAR RUJUKAN Agus T. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.Gramedia Utama. Amstrong, M. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia, Seri Pedoman Manajeinen. Alih Bahasa Sofyan Cikmat dan Haryanto. Jakarta: PT Gramedia. Arikunto,S.1998.Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Ke-8.Yogyakarta: Rineka Cipta. Bache, J.F. 1992. Penilaian KerJa: Mari Kita Tinggalkan Penilaian dan Memulai Pengkajian. Dalam A. Dale Timple (ED). Sari llmu Dan Seni Manajemen Bisnis Prestasi Kerja. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Bernadin, H.J., and Russel, J.E.A. 1995. Human Resources Management. Me. Singapore: Grow Hill, Inc. Cooper, Dr. 1998. Metode Penelitian Bisnis, Jilid II. Jakarta: Penerbit Eriangga. Dharma, A. 1992. Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat:Jakarta: Penerbit Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dessler, G. 1996, Manaiemen Personalia, Edisi KetigaTerjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga. Gibson, J.L., lvancevich, J.M., and Donnelly. 1996. Organisasi dan manajemen, Prilaku, Struktur dan Proses, Jilid I, Edisi ke 8, alih bahasa Nanuk Adiami. Jakarta: Binarupa Aksara. Handoko,T.H. 1992. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: BPFE. Hasibuan, M., SP. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia (Dasar dan Kunci Keberhasilan). Jakarta: PT Toko Gunung Agung. Hasibuan, M. SP. 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara. Mangkunegara,A.P.A.A. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Organisasi. Bandung: PT Remaja Rusda-karya.
  • 45. Nawawi, H. 1998, Manajemen Sumber Daya Manusia (Untuk Bisnis dan Kompetitif). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Ridwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Cetakan ke-3. Bandung: Alfabeta. Riduwan. 2004. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Rivai, V. 2004. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Edisi kedua. Jakarta: PT Raja Gerafindo Persada. Rivai, V. 2005. Manajemen dan Sumber Daya Manusia untuk Organisasi dari Teori Ke Praktek. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Robins, S.P. 1996. Prilaku Organisasi, Jilid 1, Edisi Indonesia. Jakarta: PT Prenhallindo. Siagian, S.P. 1998, Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Siagian, S.P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1995, Metode Penelitian, Cetakan Kedua. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia. Singodimejo, M. 1999. Managemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: ANI. Stoner, J.A.F., dan Afonsus, S. 1996. Manajemen. Jakarta:Erlangga. Sudjana, N. 1994. Teknik Analisa Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. Sudjana. 1997. Teknik Analisa Regresi dan Korelasi. Bandung: Penerbit Tarsito. Supranto, J. 1991. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Tannenbaun, R. and Schmidt, W. 1993. How To Choose A Leadership Pattern, 17 edition. Harvard Businees Review 51 No. 3. Tua, M. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Widya Sarana Indonesia.