SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
A. Definisi

1. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah proses:
   o integral pada tindakan dan kegiatan
   o dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
      pegawai diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan
      pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
   o untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
      organisasi melalui kegiatan yang:
               1. efektif dan efisien
               2. keandalan pelaporan keuangan
               3. pengamanan aset negara,
               4. ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
2. Pengawasan Intern adalah seluruh proses
   o Kegiatan audit
   o Reviu
   o Evaluasi
   o Pemantauan
   o Kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
      fungsi organisasi
   o Memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
      dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
      secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
      mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
3. Organisasi Pengawas:
   o Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah
      aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab
      langsung kepada Presiden.
   o Inspektorat Jenderal adalah aparat pengawasan intern pemerintah
      yang bertanggung jawab langsung kepada menteri/pimpinan
      lembaga.
   o Inspektorat Provinsi adalah aparat pengawasan intern pemerintah
      yang bertanggung jawab langsung kepada gubernur.
   o Inspektorat Kabupaten/Kota adalah aparat pengawasan intern
      pemerintah     yang    bertanggung   jawab    langsung   kepada
      bupati/walikota.

  B. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

      memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas
dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
C. Unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

     1.   lingkungan pengendalian;
     2.   penilaian risiko;
     3.   kegiatan pengendalian;
     4.   informasi dan komunikasi; dan
     5.   pemantauan pengendalian intern.

1. Unsur SPIP: LINGKUNGAN PENGENDALIAN

   Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan
kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam
lingkungan kerjanya, melalui:

  a. penegakan integritas dan nilai etika; minimal dilakukan dengan
     cara:

     - menyusun dan menerapkan aturan perilaku;
     - memberikan keteladanan;
     - menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan
       atau pelanggaran;
     - menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi
       atau pengabaian pengendalian intern;
     - menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong
       perilaku tidak etis.
  b. komitmen terhadap kompetensi; minimal dilakukan dengan cara:

     -  mengidentifikasi   dan    menetapkan      kegiatan   untuk
        menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi;
     - menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi;
     - menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk
        mempertahankan dan meningkatkan kompetensi;
     - memilih pimpinan memiliki kemampuan manajerial dan
        pengalaman teknis yang luas
  c. kepemimpinan yang kondusif; minimal dilakukan dengan cara:

     -    mempertimbangkan risiko pengambilan keputusan;
     -    menerapkan manajemen berbasis kinerja;
     -    mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP;
     -    melindungi aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang
          tidak sah;
     -    melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat pada
          tingkatan yang lebih rendah;
-  merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan
     dengan keuangan, penganggaran, program, dan kegiatan.
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
   minimal dilakukan dengan cara:

  -   menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan;
  -   memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab;
  -   memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern;
  -   melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodic terhadap
      struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan
      strategis;
   - menetapkan jumlah pegawai yang sesuai.
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; minimal
   dilakukan dengan cara:

  -   wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan
      tingkat tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan
      Instansi Pemerintah;
   - pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam
      huruf a memahami bahwa wewenang dan tanggung jawab yang
      diberikan terkait dengan pihak lain dalam Instansi Pemerintah
      yang bersangkutan; dan
   - pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam
      huruf b memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan
      tanggung jawab terkait dengan penerapan SPIP.
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
   pembinaan sumber daya manusia; minimal dilakukan dengan
   cara:

  -   penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai
      dengan pemberhentian pegawai;
   - penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses
      rekrutmen; dan
   - supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang
   efektif;

  -   memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan,
      kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan
      penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah;
  -   memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
      manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
      Instansi Pemerintah; dan
  -   memelihara    dan     meningkatkan    kualitas   tata kelola
      penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
h. hubungan kerja yang baik antar instansi terkait diwujudkan
      dengan adanya mekanisme saling uji antar Instansi Pemerintah
      terkait.
2. Unsur SPIP: PENILAIAN RISIKO

* Penilaian risiko terdiri atas:
   a. identifikasi risiko, minimal dilakukan dengan cara:
      - menggunakan metodologi yang sesuai tujuan Instansi
          Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara
          komprehensif;
      - menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali
          risiko dari factor eksternal dan factor internal; dan
      - menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

  b. analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari
     risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan
     Instansi Pemerintah.

* Dalam rangka penilaian risiko pimpinan Instansi Pemerintah dengan
berpedoman pada peraturan perundang- undangan. menetapkan:

   a. tujuan Instansi Pemerintah;
   Tujuan Instansi memuat pernyataan dan arahan yang spesifik,
terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu serta wajib
dikomunikasikan kepada seluruh pegawai.
   Untuk mencapai tujuan Instansi Pemerintah pimpinan Instansi
Pemerintah menetapkan:
      - strategi operasional yang konsisten
      - strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian risiko.

   b. tujuan pada tingkatan kegiatan,
   Penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan memperhatikan ketentuan
sebagai berikut:
      - berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis;
      - saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan
         satu dengan lainnya;
      - relevan dengan seluruh kegiatan utama;
      - mengandung unsur kriteria pengukuran;
      - didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang cukup;
      - melibatkan     seluruh    tingkat  pejabat   dalam    proses
         penetapannya.

* Pimpinan Instansi Pemerintah menerapkan prinsip kehati-hatian
dalam menentukan tingkat risiko yang dapat diterima.
3. Unsur SPIP: KEGIATAN PENGENDALIAN

   Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas
dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan. Minimal memiliki
karakteristik sebagai berikut:

     -   kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok;
     -   kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian
         risiko;
     -   kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat
         khusus Instansi Pemerintah;
     -   kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;
     -   prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan;
     -   kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur.

Bentuk-bentuk kegiatan pengendalian:

     -   reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang dilaksanakan
         dengan membandingkan kinerja dengan tolok ukur kinerja
         yang ditetapkan.
     -   pembinaan sumber daya manusia; minimal dengan cara:
         1. mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi
            instansi kepada pegawai;
         2. membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya
            manusia yang mendukung pencapaian visi dan misi; dan
         3. membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program
            pendidikan dan pelatihan pegawai, sistem kompensasi,
            program kesejahteraan dan fasilitas pegawai, ketentuan
            disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana
            pengembangan karir.
     -   pengendalian atas pengelolaan sistem informasi yang dilakukan
         untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi.
         Kegiatan pengendalian atas pengelolaan system informasi
         meliputi:
         a. pengendalian umum;
            • pengamanan sistem informasi;
            • pengendalian atas akses;
            • pengendalian atas pengembangan dan perubahan
               perangkat lunak aplikasi;
            • pengendalian atas perangkat lunak sistem;
            • pemisahan tugas; dan
            • kontinuitas pelayanan.
         b. pengendalian aplikasi:
            • pengendalian otorisasi;
•   pengendalian kelengkapan;
      •   pengendalian akurasi; dan
      •   pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file
          data.
-   pengendalian fisik atas aset; pimpinan Instansi Pemerintah
    wajib       menetapkan,          mengimplementasikan,      dan
    mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai:
       • rencana       identifikasi,   kebijakan,  dan    prosedur
          pengamanan fisik
       • rencana pemulihan setelah bencana.
-   penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
       • menetapkan ukuran dan indikator kinerja;
       • mereviu dan melakukan validasi secara periodic atas
          ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja;
       • mengevaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja; dan
       • membandingkan secara terus-menerus data capaian
          kinerja dengan sasaran yang ditetapkan dan selisihnya
          dianalisis lebih lanjut.
-   pemisahan fungsi; pimpinan Instansi Pemerintah harus
    menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian
    tidak dikendalikan oleh 1 orang.
-   otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; pimpinan
    Instansi      Pemerintah         wajib     menetapkan      dan
    mengkomunikasikan syarat dan ketentuan otorisasi kepada
    seluruh pegawai.
-   pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan
    kejadian;      pimpinan        Instansi    Pemerintah    perlu
    mempertimbangkan:
       • transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan
          dicatat segera
       • klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan
          dalam seluruh siklus transaksi atau kejadian.
-   pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
    pimpinan Instansi Pemerintah memberikan akses hanya
    kepada pegawai yang berwenang dan melakukan reviu atas
    pembatasan tersebut secara berkala.
-   akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya;
    pimpinan Instansi Pemerintah menugaskan pegawai yang
    bertanggung jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan
    pencatatannya serta melakukan reviu atas penugasan tersebut
    secara berkala.
-   dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta
    transaksi dan kejadian penting; pimpinan Instansi Pemerintah
    wajib memiliki, mengelola, memelihara, dan secara berkala
memutakhirkan dokumentasi yang mencakup seluruh Sistem
        Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting.

4. Unsur SPIP: INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan Instansi
Pemerintah harus sekurang-kurangnya:
  a. menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana
     komunikasi
  b. mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi
     secara terus menerus.

5. Unsur SPIP: PEMANTAUAN

Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui:
  1. pemantauan berkelanjutan; melalui:
     a. pengelolaan rutin                  d. supervisi
     b. pembandingan                e. rekonsiliasi
     c. tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.
  2. evaluasi terpisah
      Dilaksanakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian
         efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
      Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan
         intern pemerintah atau pihak eksternal pemerintah.
      Evaluasi terpisah dapat dilakukan dengan menggunakan daftar
         uji pengendalian intern
  3. tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya;
     diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme
     penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang
     ditetapkan.

  D. PENGUATAN EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN SPIP

   Menteri/pimpinan     lembaga,    gubernur,  dan    bupati/walikota
bertanggung    jawab     atas   efektivitas penyelenggaraan   Sistem
Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat
dan menunjang efektivitas
Sistem Pengendalian Intern dilakukan:

1. Pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi
   Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara

Aparat pengawasan intern pemerintah melakukan            pengawasan
intern melalui:
a. audit (kinerja dan tujuan tertentu); b. reviu;
c. evaluasi;                      d. pemantauan;
e. kegiatan pengawasan lainnya.

Aparat pengawasan intern pemerintah terdiri atas:
a. BPKP; melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
   keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
    kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
    kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan
      oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (Menteri
      Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan
      Instansi Pemerintah lainnya)
    kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
   melaksanakan pengawasan intern; melakukan pengawasan terhadap
   seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi
   kementerian negara/lembaga yang didanai dengan Anggaran
   Pendapatan dan Belanja Negara.
c. Inspektorat Provinsi; melakukan pengawasan terhadap seluruh
   kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan
   kerja perangkat daerah provinsi yang didanai dengan Anggaran
   Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.
d. Inspektorat Kabupaten/Kota; melakukan pengawasan terhadap
   seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi
   satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan
   Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

 1. Dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan
    pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian
    sebagai auditor (melalui keikutsertaan dan kelulusan program
    sertifikasi)
 2. Untuk menjaga perilaku pejabat disusun kode etik
 3. aparat pengawasan intern pemerintah dan wajib ditaati oleh semua
    pejabat.
 4. Kode etik disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu
    pada pedoman yang ditetapkan pemerintah.
 5. Untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan aparat
    pengawasan intern pemerintah, disusun standar audit. Dan setiap
    wajib melaksanakan audit sesuai dengan standar audit
 6. Standar audit disusun oleh organisasi profesi auditor dengan
    mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.
 7. Setelah melaksanakan tugas pengawasan, aparat pengawasan
    intern pemerintah wajib membuat laporan hasil pengawasan dan
    menyampaikannya kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang
    diawasi.
8. Dalam hal BPKP melaksanakan pengawasan atas kegiatan
     kebendaharaan umum Negara laporan hasil pengawasan
     disampaikan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
     Negara dan kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi.
 9. Secara berkala, BPKP menyusun dan menyampaikan ikhtisar
     laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan
     kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
 10. Secara berkala, berdasarkan laporan hasil pengawasan Inspektorat
     Jenderal    atau,    Inspektorat   Provinsi,   dan    Inspektorat
     Kabupaten/Kota menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan
     hasil pengawasan kepada menteri/pimpinan lembaga, gubernur,
     atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan dan tanggung
     jawabnya dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan
     Aparatur Negara.
 11.BPKP, Insepktorat Jendral/Inspektorat Kota/Inspektorat Provinsi
     melakukan reviu atas laporan keuangan sebelum disampaikan ke
     Menteri/Pimpinan
     Lembaga/Gubernur/Walikota/Bupati/Bendahara                Umum
     Negara/Presiden
 12.Untuk menjaga mutu hasil audit aparat pengawasan intern
     pemerintah, secara berkala dilaksanakan telaahan sejawat.
 13.Pedoman telaahan sejawat disusun oleh organisasi profesi auditor.
 14.Aparat pengawasan intern pemerintah dalam melaksanakan
     tugasnya harus independen dan obyektif.

2. Pembinaan penyelenggaraan SPIP

Pembinaan penyelenggaraan SPIP diselenggarakan oleh BPKP dan
meliputi:
  a. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
  b. sosialisasi SPIP;
  c. pendidikan dan pelatihan SPIP;
  d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan
  e. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern
     pemerintah.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
analize2
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publik
RESTU AGUSTI
 

Mais procurados (20)

1. Bahan Ajar Manajemen Risiko Kab. Buton Tengah.pptx
1. Bahan Ajar Manajemen Risiko Kab. Buton Tengah.pptx1. Bahan Ajar Manajemen Risiko Kab. Buton Tengah.pptx
1. Bahan Ajar Manajemen Risiko Kab. Buton Tengah.pptx
 
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publik
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publik
 
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
 
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
 
Memahami implementasi kode etik auditor intern pemerintah aaipi-apip
Memahami implementasi kode etik auditor intern pemerintah aaipi-apipMemahami implementasi kode etik auditor intern pemerintah aaipi-apip
Memahami implementasi kode etik auditor intern pemerintah aaipi-apip
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publik
 
5.1 Modul Pedoman Teknis SPIP: Pemantauan Berkelanjutan
5.1 Modul Pedoman Teknis SPIP: Pemantauan Berkelanjutan5.1 Modul Pedoman Teknis SPIP: Pemantauan Berkelanjutan
5.1 Modul Pedoman Teknis SPIP: Pemantauan Berkelanjutan
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
 
Sosialisasi spip
Sosialisasi spipSosialisasi spip
Sosialisasi spip
 
Presentasi audit kinerja
Presentasi audit kinerjaPresentasi audit kinerja
Presentasi audit kinerja
 
pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negarapengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
 
Audit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi Negeri
Audit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi NegeriAudit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi Negeri
Audit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi Negeri
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaan
 
Sosialisasi spip di kemenag
Sosialisasi spip di kemenagSosialisasi spip di kemenag
Sosialisasi spip di kemenag
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
 
Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"
Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"
Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"
 

Semelhante a Sistem pengendalian intern pemerintah

Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem Pengendalian ManajemenSistem Pengendalian Manajemen
Sistem Pengendalian Manajemen
Larasati Sunarto
 
2 penyamaan persepsi spip
2 penyamaan persepsi spip2 penyamaan persepsi spip
2 penyamaan persepsi spip
Iwan Sarwoko
 
Pkp ii-slides-manajemen pengawasan (fauzan)
Pkp ii-slides-manajemen pengawasan (fauzan)Pkp ii-slides-manajemen pengawasan (fauzan)
Pkp ii-slides-manajemen pengawasan (fauzan)
Fauzan Rasip
 

Semelhante a Sistem pengendalian intern pemerintah (20)

Pedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan DaerahPedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
 
Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem Pengendalian ManajemenSistem Pengendalian Manajemen
Sistem Pengendalian Manajemen
 
Spip reviu
Spip reviuSpip reviu
Spip reviu
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...
 
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pe...
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pe...Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pe...
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pe...
 
Kawalan Dalaman
Kawalan DalamanKawalan Dalaman
Kawalan Dalaman
 
Sosialisasi spip
Sosialisasi spipSosialisasi spip
Sosialisasi spip
 
2 penyamaan persepsi spip
2 penyamaan persepsi spip2 penyamaan persepsi spip
2 penyamaan persepsi spip
 
Pkp ii-slides-manajemen pengawasan (fauzan)
Pkp ii-slides-manajemen pengawasan (fauzan)Pkp ii-slides-manajemen pengawasan (fauzan)
Pkp ii-slides-manajemen pengawasan (fauzan)
 
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.pptMateri_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
 
SPIP-2 Penyamaan persepsi spip
SPIP-2 Penyamaan persepsi spipSPIP-2 Penyamaan persepsi spip
SPIP-2 Penyamaan persepsi spip
 
0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf
 
ayu.ppt
ayu.pptayu.ppt
ayu.ppt
 
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengend...
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengend...Si & pi, dian andriani, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengend...
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengend...
 
Pengawasan
PengawasanPengawasan
Pengawasan
 
Pengawasan
PengawasanPengawasan
Pengawasan
 
Standar Internal Audit
Standar Internal AuditStandar Internal Audit
Standar Internal Audit
 
BE&GG, ruslan, hapzi ali, audit dan sistem pengendali internal, universitas m...
BE&GG, ruslan, hapzi ali, audit dan sistem pengendali internal, universitas m...BE&GG, ruslan, hapzi ali, audit dan sistem pengendali internal, universitas m...
BE&GG, ruslan, hapzi ali, audit dan sistem pengendali internal, universitas m...
 

Mais de yufendriansyah auriga

Mais de yufendriansyah auriga (10)

Audit efisiensi
Audit efisiensiAudit efisiensi
Audit efisiensi
 
Rangkuman buku etika profesi STAN (kusmanadji)
Rangkuman buku etika profesi STAN  (kusmanadji)Rangkuman buku etika profesi STAN  (kusmanadji)
Rangkuman buku etika profesi STAN (kusmanadji)
 
review psak 14: persediaan
review psak 14: persediaanreview psak 14: persediaan
review psak 14: persediaan
 
Bahasa masyarakat tionghoa
Bahasa masyarakat tionghoaBahasa masyarakat tionghoa
Bahasa masyarakat tionghoa
 
review psak 23 - pendapatan
review psak 23 -  pendapatanreview psak 23 -  pendapatan
review psak 23 - pendapatan
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
review PSAK 17penyusutan
review PSAK 17penyusutanreview PSAK 17penyusutan
review PSAK 17penyusutan
 
Aturan etika kompartemen akuntan publik
Aturan etika kompartemen akuntan publikAturan etika kompartemen akuntan publik
Aturan etika kompartemen akuntan publik
 
Kode etik bpk
Kode etik bpkKode etik bpk
Kode etik bpk
 
Tradisi, makanan dan efek samping
Tradisi, makanan dan efek sampingTradisi, makanan dan efek samping
Tradisi, makanan dan efek samping
 

Sistem pengendalian intern pemerintah

  • 1. A. Definisi 1. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah proses: o integral pada tindakan dan kegiatan o dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. o untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang: 1. efektif dan efisien 2. keandalan pelaporan keuangan 3. pengamanan aset negara, 4. ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. 2. Pengawasan Intern adalah seluruh proses o Kegiatan audit o Reviu o Evaluasi o Pemantauan o Kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi o Memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. 3. Organisasi Pengawas: o Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. o Inspektorat Jenderal adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada menteri/pimpinan lembaga. o Inspektorat Provinsi adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada gubernur. o Inspektorat Kabupaten/Kota adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota. B. Tujuan Sistem Pengendalian Intern memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
  • 2. C. Unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 1. lingkungan pengendalian; 2. penilaian risiko; 3. kegiatan pengendalian; 4. informasi dan komunikasi; dan 5. pemantauan pengendalian intern. 1. Unsur SPIP: LINGKUNGAN PENGENDALIAN Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui: a. penegakan integritas dan nilai etika; minimal dilakukan dengan cara: - menyusun dan menerapkan aturan perilaku; - memberikan keteladanan; - menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan atau pelanggaran; - menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi atau pengabaian pengendalian intern; - menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis. b. komitmen terhadap kompetensi; minimal dilakukan dengan cara: - mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi; - menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi; - menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi; - memilih pimpinan memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang luas c. kepemimpinan yang kondusif; minimal dilakukan dengan cara: - mempertimbangkan risiko pengambilan keputusan; - menerapkan manajemen berbasis kinerja; - mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP; - melindungi aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah; - melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah;
  • 3. - merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran, program, dan kegiatan. d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; minimal dilakukan dengan cara: - menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan; - memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab; - memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern; - melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodic terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis; - menetapkan jumlah pegawai yang sesuai. e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; minimal dilakukan dengan cara: - wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan Instansi Pemerintah; - pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf a memahami bahwa wewenang dan tanggung jawab yang diberikan terkait dengan pihak lain dalam Instansi Pemerintah yang bersangkutan; dan - pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf b memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan SPIP. f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia; minimal dilakukan dengan cara: - penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai; - penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen; dan - supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai. g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; - memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; - memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; dan - memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
  • 4. h. hubungan kerja yang baik antar instansi terkait diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar Instansi Pemerintah terkait. 2. Unsur SPIP: PENILAIAN RISIKO * Penilaian risiko terdiri atas: a. identifikasi risiko, minimal dilakukan dengan cara: - menggunakan metodologi yang sesuai tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif; - menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari factor eksternal dan factor internal; dan - menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko. b. analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah. * Dalam rangka penilaian risiko pimpinan Instansi Pemerintah dengan berpedoman pada peraturan perundang- undangan. menetapkan: a. tujuan Instansi Pemerintah; Tujuan Instansi memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu serta wajib dikomunikasikan kepada seluruh pegawai. Untuk mencapai tujuan Instansi Pemerintah pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan: - strategi operasional yang konsisten - strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian risiko. b. tujuan pada tingkatan kegiatan, Penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan memperhatikan ketentuan sebagai berikut: - berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis; - saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan satu dengan lainnya; - relevan dengan seluruh kegiatan utama; - mengandung unsur kriteria pengukuran; - didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang cukup; - melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya. * Pimpinan Instansi Pemerintah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat risiko yang dapat diterima.
  • 5. 3. Unsur SPIP: KEGIATAN PENGENDALIAN Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan. Minimal memiliki karakteristik sebagai berikut: - kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok; - kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko; - kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Pemerintah; - kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis; - prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan; - kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur. Bentuk-bentuk kegiatan pengendalian: - reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang dilaksanakan dengan membandingkan kinerja dengan tolok ukur kinerja yang ditetapkan. - pembinaan sumber daya manusia; minimal dengan cara: 1. mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi kepada pegawai; 2. membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaian visi dan misi; dan 3. membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program pendidikan dan pelatihan pegawai, sistem kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana pengembangan karir. - pengendalian atas pengelolaan sistem informasi yang dilakukan untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi. Kegiatan pengendalian atas pengelolaan system informasi meliputi: a. pengendalian umum; • pengamanan sistem informasi; • pengendalian atas akses; • pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi; • pengendalian atas perangkat lunak sistem; • pemisahan tugas; dan • kontinuitas pelayanan. b. pengendalian aplikasi: • pengendalian otorisasi;
  • 6. pengendalian kelengkapan; • pengendalian akurasi; dan • pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data. - pengendalian fisik atas aset; pimpinan Instansi Pemerintah wajib menetapkan, mengimplementasikan, dan mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai: • rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur pengamanan fisik • rencana pemulihan setelah bencana. - penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja; • menetapkan ukuran dan indikator kinerja; • mereviu dan melakukan validasi secara periodic atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja; • mengevaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja; dan • membandingkan secara terus-menerus data capaian kinerja dengan sasaran yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut. - pemisahan fungsi; pimpinan Instansi Pemerintah harus menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh 1 orang. - otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; pimpinan Instansi Pemerintah wajib menetapkan dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan otorisasi kepada seluruh pegawai. - pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; pimpinan Instansi Pemerintah perlu mempertimbangkan: • transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera • klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus transaksi atau kejadian. - pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; pimpinan Instansi Pemerintah memberikan akses hanya kepada pegawai yang berwenang dan melakukan reviu atas pembatasan tersebut secara berkala. - akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; pimpinan Instansi Pemerintah menugaskan pegawai yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan pencatatannya serta melakukan reviu atas penugasan tersebut secara berkala. - dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting; pimpinan Instansi Pemerintah wajib memiliki, mengelola, memelihara, dan secara berkala
  • 7. memutakhirkan dokumentasi yang mencakup seluruh Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting. 4. Unsur SPIP: INFORMASI DAN KOMUNIKASI Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya: a. menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi b. mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus. 5. Unsur SPIP: PEMANTAUAN Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui: 1. pemantauan berkelanjutan; melalui: a. pengelolaan rutin d. supervisi b. pembandingan e. rekonsiliasi c. tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas. 2. evaluasi terpisah  Dilaksanakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern.  Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak eksternal pemerintah.  Evaluasi terpisah dapat dilakukan dengan menggunakan daftar uji pengendalian intern 3. tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya; diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan. D. PENGUATAN EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN SPIP Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern dilakukan: 1. Pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara Aparat pengawasan intern pemerintah melakukan pengawasan intern melalui: a. audit (kinerja dan tujuan tertentu); b. reviu;
  • 8. c. evaluasi; d. pemantauan; e. kegiatan pengawasan lainnya. Aparat pengawasan intern pemerintah terdiri atas: a. BPKP; melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:  kegiatan yang bersifat lintas sektoral;  kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan Instansi Pemerintah lainnya)  kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern; melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. c. Inspektorat Provinsi; melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah provinsi yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi. d. Inspektorat Kabupaten/Kota; melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah 1. Dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor (melalui keikutsertaan dan kelulusan program sertifikasi) 2. Untuk menjaga perilaku pejabat disusun kode etik 3. aparat pengawasan intern pemerintah dan wajib ditaati oleh semua pejabat. 4. Kode etik disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan pemerintah. 5. Untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan aparat pengawasan intern pemerintah, disusun standar audit. Dan setiap wajib melaksanakan audit sesuai dengan standar audit 6. Standar audit disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah. 7. Setelah melaksanakan tugas pengawasan, aparat pengawasan intern pemerintah wajib membuat laporan hasil pengawasan dan menyampaikannya kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi.
  • 9. 8. Dalam hal BPKP melaksanakan pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum Negara laporan hasil pengawasan disampaikan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi. 9. Secara berkala, BPKP menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. 10. Secara berkala, berdasarkan laporan hasil pengawasan Inspektorat Jenderal atau, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada menteri/pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. 11.BPKP, Insepktorat Jendral/Inspektorat Kota/Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan sebelum disampaikan ke Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Walikota/Bupati/Bendahara Umum Negara/Presiden 12.Untuk menjaga mutu hasil audit aparat pengawasan intern pemerintah, secara berkala dilaksanakan telaahan sejawat. 13.Pedoman telaahan sejawat disusun oleh organisasi profesi auditor. 14.Aparat pengawasan intern pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus independen dan obyektif. 2. Pembinaan penyelenggaraan SPIP Pembinaan penyelenggaraan SPIP diselenggarakan oleh BPKP dan meliputi: a. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP; b. sosialisasi SPIP; c. pendidikan dan pelatihan SPIP; d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan e. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.