SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 60
Manajemen Global 1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Globalisasi memberikan peluang sekaligus masalah kepada semua orang, 
tergantung dari antisipasi yang disiapkan dan dilaksanakan. Dalam dunia 
usaha dapat dikatakan memberi peluang atau positif dalam arti; 
a). Peluang untuk meningkatkan penempatan jasa tenaga kerja lintas negara, 
b). Memberi peluang kesempatan kerja bagi SDM maupun peluang bisnis bila 
SDM maupun dunia usaha bisnis tersebut benar-benar mampu 
memanfaatkan sekecil apapun peluang yang terbuka. 
Dengan demikian arus barang atau jasa bebas tanpa hambatan antar 
negara, bahkan sumber daya ekonomi seperti modal, tenaga kerja dan 
teknologi akan mengalir pesat di berbagai wilayah ekonomi. 
Globalisasi memberikan masalah atau berdampak negatif pada dunia 
usaha dalam arti persaingan yang sangat ketat dan tajam serta suasana yang 
sangat mudah meledak, apabila SDM dan dunia usaha bisnis tidak siap atau 
tidak memiliki nilai jual untuk menghadapi tantangan yang akan terjadi. 
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan 
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di 
seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya 
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu 
negara menjadi semakin sempit. 
Dengan munculnya globalisasi tenaga kerja, perusahaan global akan 
mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, 
seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah 
memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari 
negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan 
semakin mudah dan bebas. 
Dampak global yang sudah terjadi misalnya pada tahun 2009 Cina 
mampu menggeser Amerika Serikat sebagai negara pengekspor ke posisi ke-
2. Hal tersebut tentunya tak semata-mata Cina raih karena keajaiban, namun 
dengan menerapkan pola manajemen yang disiplin dan kerja keras. Negara 
yang memiliki sumber daya manusia terbanyak di dunia ini juga mulai 
menduduki peringkat pertama di Asia sebagai negara produsen dengan 
menggeser kedudukan Jepang. 
Seiring semakin nyata adanya globalisasi, praktek-praktek manajemen 
pun tentunya harus semakin menjurus ke arah yang dapat menanggulangi 
tantangan-tantangan global. Manejemen global tak semata bagaimana 
mengetahui isu-isu manajemen internasional tetapi bagaimana 
mengaplikasinkan manajemen yang bermutu global di dalam sebuah 
organisasi atau perusahaan hingga mampu bersaing secara global. 
Pola pikir global manajerial harus mewadahi setiap level yang ada di 
perusahaan, kompleksitas dan ketidakpastian selayaknya menjadi tantangan 
manajerial untuk terus berkembang. Fenomena global yang berslogan “dunia 
tanpa batas” ini memicu organisasi atau perusahaan untuk mengembangkan 
pola-pola yang inovatif dalam setiap aktivitasnya. Manajemen global yang 
akan dibahas dalam bab selanjutnya memberikan gambaran mengenai 
dinamika yang terjadi dalam era gobalisasi. 
Manajemen Global 2 
1.2. Rumusan Masalah 
Manajemen penting untuk semua gerakan berhasilnya dari suatu 
organisasi dalam mencapai tujuannya. Konsep dan teori manajemen terus 
berkembang dari waktu ke waktu dan mengalami penyesuaian dari era 
tradisioanal ke era modern saat ini. Faktor teknologi dan komunikasi tak 
cukup menjamin suksesnya praktek manajemen, haaruslah ada faktor 
tambahan seperti keahlian dan kemampuan yang mumpuni. 
Manajemen global lahir seiring muncul pesatnya globalisasi, pola pikir 
global harus menjadi dasar dalam praktek-praktek manajemen global. 
Manajer-manajer bermutu global selayaknya menentukan pencapaian tujuan 
yang sukses, fungsi-fungsi manajemen yang ada sekarang ini tentunya tak 
cukup untuk menghadapi tantangan dan persaingan era globalisasi.
Dari uarain di atas ada beberapa masalah yang dirumuskan dalam 
makalah ini, yaitu sebagai berikut: 
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen di era globalisasi. 
2. Bagaimana pola pikir global manajer terhadap perusahaan. 
3. Apakah ada hubungan antara pelaksanaan manajemen di era globalisasi 
dan pola pikir global manajer terhadap perusahaan. 
Manajemen Global 3 
1.3. Tujuan 
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu : 
1. Memberkan gambaran bagaimana pelaksanaan manajemen di era 
globalisasi. 
2. Mengetahui bagaimana pola pikir global manajer terhadap perusahaan 
khususnya perusahaan-perusahaan internasional. 
3. Memberikan gambaran apakah ada hubungan antara pelaksanaan 
manajemen di era globalisasi dan pola pikir global manajer terhadap 
perusahaan.
Manajemen Global 4 
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1. Konsep Dasar Manajemen 
Secara sistematik manajemen mempunyai beberapa arti, tergantung dari 
konteks dan makudnya. Tidak ada definisi yang standar dari manajemen yang 
bisa diterima secara universal. Akan tetapi, meskipun kata manajemen 
mempunyai arti kegunaan yang beraneka ragam, tidaklah menghilangkan 
kebutuhan akan arti kata yang tepat dan benar. Kata manajemen yang kita 
pakai sehari-hari dan hidup berorganisasi adalah merupakan terjemahan baku 
dari management dalam bahasa Inggris. Management berasal dari kata kerja 
to manage yang dalam bahasa Indonesia dapat berarti mengurus, mengatur, 
mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, 
menjalankan, melaksanakan dan memimpin. Para ahli dibidang ilmu 
manajemen telah menemukan akar katanya berasal dari bahasa latin yaitu 
“mano” berarti tangan, menjadi “manus” artinya bekerja berkali-kali 
dengan mempergunakan tangan, ditambah imbuhan “agere” yang artinya 
melakukan sesuatu sehingga menjadi “managiare” yang berarti melakukan 
ssuatu berkali-kali dengan menggunakan tangan-tangan. Dengan kata lain 
untuk mendapatkan sesuatu, dikerjakan dengan dan melalui kegiatan orang 
lain. Maksudnya dalam mengerjakan sesuatu, pimpinan dari suatu organisasi 
tidak hanya bekerja sendirian, akan tetapi dibantu melalui kegiatan orang 
lain/bawahan yang merupakan perpanjangan tangan dalam menyelesaikan 
pekerjaan sampai berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. 
Manajemen bukan saja digunakan dalam bidang organisasi pemerintah, 
swasta, lembaga-lembaga kemasyarakatan, bahkan dalam organisasi 
keagamaan sekalipun, manajemen sangat diperlukan untuk mencapai 
keberhasilan dalam melaksanakan misinya.
Manajemen Global 5 
2.5.4. Pengertian Manajemen Global 
Globalisasi Manajemen adalah fakta kehidupan. Globalisasi 
mengacu pada sikap baru, terbuka mengenai mempraktekan manajemen 
secara internasional. Sikap ini menggabungkan keingintahuan mengenai 
dunia di luar batas nasional dengan kemauan untuk mengembangkan 
kemampuan guna beradaptasi dalam ekonomi global. Demikian J.A.F. 
Stoner Ohmae (1991) yang mengatakan dengan globalisasi berarti : tak 
ada luar negeri lagi. Dunia sekarang telah berubah menjadi “Desa yang 
besar (big village) dan tanpa batas (bordeless)”. Setiap orang diakui 
menjadi warga penduduk dunia, konsekuensinya baik sebagai individu, 
pemimpin atau manajer dituntut untuk mempunyai wawasan tentang 
aktivitas-aktivitas yang terjadi di dunia internasional. Baik yang 
menyangkut kegiatan ekonomi, sosial, politik, budaya, perkembangan 
ilmu, teknologi dan informasi yang melewati batas-batas negara. Oleh 
karena itu para usahawan ataupun negarawan harus memiliki 
pengetahuan, keterampilan, kemampuan professional yang handal, dan 
tangguh serta mandiri, agar mampu bekerja sama dan bersaing dalam 
dunia persaingan bebas. Transformasi arus uang/modal, teknologi, 
tenaga ahli, barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi antar negara 
sedang dan telah terjadi secara otomatis dengan mempergunakan jalur 
informasi digital bebas hambatan (the digital information superhighway 
- disk). Semua kegiatan itu hanya akan berjalan dan mencapai 
keberhasilan apabila dikelola oleh tenaga ahli dan system yang 
bernuansa internasional. Keahlian di bidang manajemen internasional 
merupakan onditio sine quanon dalam era globalisasi. 
Manajemen internasional merupakan kinerja daripada aktivitas-aktivitas 
manajemen yang melewati batas-batas nasional. Dengan 
tandas Samuel C. Certo memberikan definisi manajemen inetrnasional 
adalah aktivitas-aktivitas manajemen yang melintasi batas-batas 
wilayah nasional (Interational Management is management activities 
that cross national borders. Fourth Edition : 571). Lebih jelas lagi
Weihrich dan Koontz (1993) mengemukakan, bahwa studi manajemen 
internasional memfokuskan pada operasi perusahaan internasional di 
negara-negara tuan rumah (host country) dengan mempertimbangkan 
masalah-masalah manajerial yang berhubungan dengan arus orang, 
barang, jasa, dan uang dengan tujuan untuk bisa memanajemeni dengan 
baik dalam situasi kondisi yang melibatkan hal-hal di luar batas wilayah 
nasional (The study of international management focuses on the 
operation of internasional firms in host countries. It is concerned with 
the ultimate aim being to manage better in situations that involve 
crossing national boundaries, 1993). 
Dari definisi yang diberikan oleh kedua ahli manajemen tersebut 
berarti untuk dapat berkiprah di dunia internasional seorang manajer 
harus mempunyai cakrawala global atau internasional, sekalipun ia 
berada pada pijakan likal. Ciri-ciri budaya nasional akan tetap menjadi 
bingkai pengaman kehidupan bangsa, walaupun tak kan urung akan dan 
harus menanggung akibat dampak hubungan manajemen atau 
pemerintahan internasional yang pengaruhnya akan sangat besar dan 
beresiko tinggi. 
Peter F. Drucker (1982) menyatakan bahwa : “Pada semua lembaga 
itu, manajemen merupakan alat yang aktif dan efektif, tanpa lembaga 
tidak akan ada manajemen, ekonomi maupun kerjasama. Tetapi alat itu 
tidak pernah ditentukan oleh apa yang mereka kerjakan, juga bahkan 
oleh bagaimana mereka mengerjakannya, alat ditentukan oleh 
sumbanganya. Dan manajemenlah yang memungkinkan lembaga untuk 
menyumbang. Manajemen adalah tugas, juga merupakan suatu 
disiplin.” Setiap karya manajemen adalah karya seorang manajer. Yang 
mengelola adalah orang, bukan kekuatan atau fakta. Pandangan, 
pengabdian dan integritas para manajer menentukan apakah ada 
manajemen ataukah yang ada hanyalah suatu salah 
urus/mismanagement. Persepsi kebenaran berfikir itu, telah diakui dan 
berlaku secara universal pada semua organisasi di dunia internasional. 
Manajemen Global 6
Manajemen global adalah segenap aktivitas manusia dalam 
organisasi dengan menggunakan bantuan sumber-sumbr daya dan 
fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. 
Demikian pula orng yang memegang pimpinan sering disebut manager 
atau pimpinan, pemimpin, Pembina, kepala, ketua, direktur, 
administrator/administrator, eksekutif, pengurus, pengelola, manajer, 
menejer. Manajer itu adalah orang yang aktif dan bertanggung jawab 
dalam melakukan tugas-tugas manajemen untuk mencapai tujuan 
organisasi. Manajer berfungsi dan berperan mengatur dan 
mengalokasikan sumber-sumber daya tersebut seoptimal mungkin 
secara efektif dan efisien sehingga mencapai produktivitas dan 
kepuasan bagi semua orang yang bekerjasama dengannya. 
Dalam hal ini Drucker (1984) berpendapat, bahwa dalam cara 
pelaksanaan manajemen global pada organisasi sangat dipengaruhi oleh 
cirri-ciri nasional, tradisional, sejarah nasional dan kadang-kadang juga 
ditentukan oleh hal-hal itu. Dengan demikian dalam prakteknya, 
patriotisme dan budaya bangsa serta lingkungan turut 
mempengaruhinya tak dapat diabaikan agar manajemen global dapat 
dipakai/diterapkan dan berjalan secara efektif. 
Bagaimana budaya ini bisa mempengaruhi praktek-praktek 
manajemen, terutama wilayah ASEAN yang kental dengan budaya 
ketimurannya. Hal ini diungkapkan oleh Joseph M. Putti (1991), bahwa 
“The cultural roots in these countries (ASEAN) are stronges and 
influences various of life, including the practice of management”. 
Indonesia termasuk salah satu Negara ASEAN, tidak hanya cukup 
bangga bergabung dengan mereka, tetapi harus memacu diri bagi 
kemajuan dalam olah manajemen secara professional dengan tanpa 
mengabaikan cirri budaya kekhasan Indonesia yang positif, bahkan 
budaya-budaya impor harus di filter sehingga tidak berpengaruh 
negatif. Oleh Putti dinyatakan dengan tegas bahwa mengapa terjadi 
sukses di Negara-negara industri baru seperti : Hongkong, Korea, 
Manajemen Global 7
Singapore dan Taiwan sehingga menarik perhatian dunia, karena : “A 
single most important factor which can be identified as the main reason 
for their success is the style of management”. Di Negara-negara maju 
manajemen dihargai tinggi secara khusus dan professional. Dari budaya 
itu mempengaruhi gaya (style) manajemen yang membawa 
keberhasilan dalam pelaksanaan praktek manajemen. 
Hal ini diyakini oleh Hofstede (1997), bahwa nilai budaya dan 
praktek manajemen harus konsisten satu sama lain, dari praktek yang 
berhasil disuatu budaya mungkin tidak akan dapat berjalan dengan baik 
ditmpat lain. Apabila Indonesia ingin diakui dan dihargai sebagai 
Negara yang mandiri dan berdaulat diantara bangsa-bangsa yang ada di 
dunia, maka Indonesia harus dapat mengembangkan falsafah-falsafah 
manajemen sendiri yang khas berdasarkan etika dan moral yang 
mengakar pada nilai-nilai budaya bangsa dngan tetap memperhatikan 
aspek-aspek universal manajemen yang telah berlaku di dunia 
internasional. 
Manajemen Global 8 
2.3.7. Fungsi-fungsi Manajemen 
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang 
dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing 
dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaanya. 
Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickles, 
McHugh and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu : 
1. Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya 
yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang 
akan dating dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk 
mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan 
dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis 
yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisas bisnis yang 
mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.
2. Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut 
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam 
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat 
dan tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan 
bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa nekerja 
secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. 
3. Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi 
program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi 
serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat 
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan 
produktivitas yang tinggi. 
4. Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang 
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah 
direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan 
sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan 
terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. 
Manajemen Global 9 
2.1.3. Evolusi dalam Bisnis Global 
“Organisasi globalisasi harus baik atau bisa mati” telah dijelaskan 
dalam ekonomi sejak abad 21. Beberapa tahun yang lalu, banyak U.S 
korporasi multinasional yang beroperasi di Kanada atau barangkali 
Mexico, tetapi bukan di banyak negara-negara lain. Perusahaan 
Amerika beroperasi di Kanada dan Mexico, tetapi banyak sekarang 
mempunyai perusahaan di Hongkong, Singapura, Jepang, Perancis, 
Jerman dan Bagian Tenggara Asia, untuk menyebut hanya sedikit. 
Semakin banyak U.S korporasi global lakukan bisnis di negara-negara 
timur terdahulu. Vietnam, negara Amerika Serikat memulai sejak 25 
tahun yang lalu. Kini dipandang sebagai suatu pasar yang berpotensi. 
globalisasi pasar telah menciptakan tantangan sumber daya manusia 
khusus yang akan memikul/ bertahan baik ke dalam abad ini.
Secara normal, perusahaan meningkatkan langsung potensi yang 
sedang global di suatu periode. Kebanyakan perusahaan pada awalnya 
menjadi global tanpa membuat cabang di negara-negara asing, dengan 
pengeksporan, perijinan, atau monopoli. Pengeksporan memerlukan 
penjualan luar negeri, yang manapun secara langsung atau secara tidak 
langsung, dengan menahan distributor dan agen asing. Ini merupakan 
suatu cara yang banyak bila bisnis kecil ingin memasuki pasar yang 
global. 
Perijinan adalah suatu pengaturan dimana suatu organisasi 
mewariskan suatu perusahaan asing,berhak untuk kekayaan intelektual 
seperti hak paten, hak cipta, proses pabrikasi, atau nama dagang untuk 
suatu periode waktu spesifik. Franchising adalah suatu pilihan di mana 
perusahaan induk mewariskan perusahaan lain,hak untuk menentukan 
cara berdagang. Monopoli harus mengikuti pedoman operasional lebih 
keras dibanding pengiriman dibanding pemegang lisensi. Perijinan pada 
umumnya terbatas pada pabrikan, franchising adalah populer dengan 
perusahaan jasa, seperti rumah makan dan hotel. 
Franchising dilakukan dengan cepat,bahkan Negeri China 
bermunculan suatu kelas menengah, yang dipimpin oleh suatu 
bertumbuh populasi yang dididik professional, sedang menyiapkan 
jalan bagi pengembangan monopoli. 
Walaupun mengekspor, perijinan, dan franchising adalah awal baik 
dari pilihan, dalam rangka mengambil keuntungan yang penuh dari 
peluang global, perusahaan harus membuat suatu investasi jangka 
panjang di negara lain. Perusahaan dapat bertukar-tukar derajat tingkat 
mereka tentang keterlibatan global. Suatu korporasi perusahaan 
multinasional ( MNC) adalah suatu perusahaan yang didasarkan satu 
negeri ( orangtua atau negeri rumah) dan menghasilkan barang-barang 
atau menyediakan jasa di satu negara-negara asing (negara 
penyelenggara). Suatu korporasi perusahaan multinasional 
mengarahkan pabrikasi dan memasarkan operasi di beberapa negara- 
Manajemen Global 10
negara; operasi ini dikoordinir oleh suatu perusahaan induk, pada 
umumnya didasarkan negeri rumah perusahaan. 
Motor umum dan arungan sudah meningkatkan di luar menjadi 
korporasi multinasional menjadi suatu korporasi global (GC); suatu 
organisasi yang mempunyai unit [perseroan/perusahaan] di sejumlah 
negara-negara yang terintegrasi untuk beroperasi seperti satu dunia 
organisasi lebar/luas. Korporasi yang global beroperasi seolah-olah 
keseluruhan dunia adalah satu kesatuan. Dunia global dengan 
komponen yang mungkin adalah dibuat dan/atau dirancang negara-negara 
Manajemen Global 11 
berbeda. 
Harapan adalah bahwa ketika dunia menjadi lebih serentak terbuka, 
globalisasi korporasi akan menjadi hal yang biasa. Beberapa tahun 
yang lalu procter & spekulasi masih hanya pada suatu bisnis U.S. 
menginvestasikan dengan berat di dalam merek makanan. sekarang ini 
merupakan suatu korporasi yang global dengan operasi di 140 negara-negara 
dan variasi kategori produk luar biasa. Para pemimpin 
[perseroan/perusahaan] 30 nya adalah suatu kelompok berbeda yang 
mewakili kultur banyak orang dan latar belakang. 
Pentingnya manajemen sumber daya manusia di (dalam) 
lingkungan yang global digambarkan oleh fakta perusahaan 
internasional yang pertama HR ujian sertifikasi akan diatur di SHRM 
konferensi forum global di (dalam) 2004. Enam area sumber daya 
manusia internasional manajemen telah dikenali untuk pengujian itu. Ini 
adalah: strategis manajemen internasional HR, pengembangan 
karyawan dan efektivitas organisatoris, susunan kepegawaian global, 
manajemen tugas internasional, ganti-rugi global dan manfaat, dan 
peraturan dan hubungan dengan pegawai internasional.
Manajemen Global 12 
Luther 
Gullick 
George 
Terry 
James A.F. 
Stones 
Koontz & 
O'Donnel 
Nickels, McHugh & 
McHugh 
Richard W. 
Griffin 
Ernest Dale 
Planning 
Organizing 
Staffing Actuating Leading Staffing Directing Leading Staffing 
Directing 
Directing 
Directing 
Coordinating 
Innovating 
Reporting 
Representing 
Controlling 
Beberapa Pandangan Mnegenai Fungsi-Fungsi Manajemen
Manajemen Global 13 
2.2. Dasar Fundamental Manajemen Global 
Semua negara di dunia telah menyadari akan arti pentingnya kerjasama 
internasional untuk mengatasi masalah-masalah nasional yang tidak dapat 
dipecahkan sendiri, tapi perlu bantuan negara lain yang mempunyai 
kemampuan lebih sehingga dapat menolongnya dari kesulitan. 
Jalinan hubungan kerjasama (net working) ini diwujudkan dalam bentuk 
organisasi antar negara-negara di dunia internasional yang disebut 
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation organization). Selama lebih dari 
empat puluh tahun, yaitu sejak didirikan hingga pada peretengahan decade 
sembilan puluhan, masyarakat dunia melihat PBB lebih berperan di bidang 
politik, sebagai upaya untuk memelihara perdamaian dan keamanan dunia, 
dan yang lebih penting lagi mencegah meletusnya Perang Dunia III. 
Terjadinya pergeseran peran PBB dari yang bersifat normative menjadi 
bersifat operasional dipengaruhi oleh semakin kompleksnya permasalahan 
internasional sebagai akibat terjadinya proses globalisasi, tidak hanya di 
bidang politik dan pertahanan, tetapi juga dalam bidang lain, terutama bidang 
ekonomi. Beberapa contoh dampak globalisasi adalah: 
a) Makin banyak negara yang mengelola perekonomiannya berdasarkan 
mekanisme pasar. 
b) Terjadinya proses deregulasi dan debirokratisasi (berkurangnya 
keterlibatan langsung birokrasi dalam pengelolaan perekonomian bangsa 
sebagai institusi pengelola perekonomian). 
c) Timbulnya fungsionalisasi pengelolaan perekonomian yang spesialistik, 
seperti robotisasi dalam produksi penggunaan multimedia dalam kegiatan 
promosi komputerisasi pengolahan data, dan otomatisasi dalam kegiatan 
perkantoran. 
d) Makin meningkatnya kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan 
hidup seiring kegiatan pembangunan. 
e) Hasrat menghindari melebarnya jurang kesenjangan antara negara industry 
maju dan negara sedang membangun.
Point (e) mendapatkan perhatian khusus dari berbagai kalangan karena 
jika jurang kesenjangan terus melebar, dampak negatifnya akan dirasakan 
seluruh umat manusia. Oleh karena itu, tantangan utama yang harus dihadapi 
bersama, antara lain membuat badan-badan khusus PBB di bidang ekonomi 
dan perdagangan semakin berfungsi dengan efektif. Artinya, organisasi 
internasional tersebut dapat menghilangkan atau mengurangi kemiskinan dan 
meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Untuk menghadapi tantangan 
utama tersebut diperlukan kemitraan global. 
Adanya pembentukan satu badan khusus Perserikatan Bangsa_Bangsa 
yang dikenal dengan Dewan Ekonomi dan Sosial (Ecosoc). Ecosoc bertujuan 
menciptakan kerja sama dan memecahkan masalah internasional di bidang 
ekonomi, social, budaya, dan kemanusiaan, serta meningkatkan pengakuan 
dan penghormatan atas hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bagi 
semua orang tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa, atau agama. 
Selain itu banyak lagi bentukan wujud kerjasama yang lainnya 
diantaranya Organisasi Perdagangan Dunia/World Trade Organization 
(WTO) sebagai perluasan dari Perjanjian Umum Tarif dan 
Perdagangan/General Agreement on Tariff and Trade (GATT) dalam bidang 
bisnis ekonomi. Semua Negara yang telah menyetujui adanya organisasi 
tersebut dengan aturan permainanya, mereka telah terikat untuk 
melaksanakan dan menerima sanksi apabila terjadi penyimpangan dari aturan 
yang telah disepakati bersama. Demikian halnya usaha-usaha kerjasama 
ekonomi termasuk transaksi-transaksi yang melewati batas wilayah negara 
termasuk barang, jasa, teknologi, modal, sumber daya alam dan manusia, 
serta manajerial skills harus mengikuti aturan yang berlaku. 
Beberapa contoh bentuk interaksi perusahaan antar negara, misalnya: 
Manajemen Global 14 
1. Ekspor/Impor barang dan jasa 
Perusahaan yang melakukan ekspor adalah perusahaan yang menjual 
produk yang dihasilkannya ke negara luar, sedangkan perusahaan yang 
melakukan impor adalah perusahaan yang membeli produk dari negara 
lain. Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk
impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara 
yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan 
rakyat. 
Produk ekspor dan impor dari negara Indonesia: 
Secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua yaitu 
barang migas dan barang non migas. Barang migas atau minyak bumi 
dan gas adalah barang tambang yang berupa minyak bumi dan gas. 
Barang non migas adalah barang-barang yangukan berupa minyak bumi 
dan gas,seperti hasil perkebunan,pertanian,peternakan,perikanan dan hasil 
pertambangan yang bukan berupa minyak bumi dan gas. 
Produk ekspor Indonesia 
1. Hasil Pertanian 
Contoh: karet, kopi, kelapa sawit, cengkeh, the, lada, kina, tembakau, 
dan cokelat. 
Manajemen Global 15 
2. Hasil Hutan 
Contoh: kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam 
bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk 
barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel. 
3. Hasil perikanan 
Contoh: ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng 
4. Hasil pertambangan 
Contoh: timah, aluminium, batu bara, tembaga,dan emas. 
5. Hasil industry 
Contoh: semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi. 
6. Jasa 
Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke Malaysia 
dan negara-negara timur tengah. 
Produk Impor Indonesia 
Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan 
penolong serta bahan modal. Barang-barang konsumsi merupakan barang-barang 
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti
makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging. bahan baku dan 
bahan penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk 
kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, 
seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat-obatan dan kendaraan bermotor. 
Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti 
mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat. 
produk impor indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain, beras, 
terigu, kacang kedelai dan buah-buahan. produk impor indonesia yang 
berupa hasil peternakan antara lain daging dan susu. 
Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lan 
adalah minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa barng 
industri antara lain adalah barang-barang elektronik, bahan kimia, 
kendaraan. dalam bidang jasa indonesia mendatangkan tenaga ahli dari 
luar negeri. 
Manfaat kegiatan ekspor dan impor: 
Manajemen Global 16 
 Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 
 Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa. 
 Meningkatkan perekonomian rakyat. 
 Mendorong berkembangnya kegiatan industri. 
2. Persetujuan lisensi untuk memproduksi di negara-negara lain 
Lisensi adalah bentuk kegiatan dari sebuah perusahaan yang 
memperluas jaringan operasinya secara internasional dengan jalan menjual 
hak penggunaan dari produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. 
Perusahaan yang melakukan kegiatan lisensi memberikan lisensi atau hak 
penggunaan produk kepada perusahaan di negara lain untuk menggunakan 
produk yang dihasilkannya. 
Sebagai contoh dari pemberian lisensi ini adalah apa yang dilakukan 
oleh perusahaan pembuat perangkat lunak Microsoft yang dimiliki oleh 
Bill Gates. Berbagai lisensi diberikan perusahaan Microsoft kepada 
perusahaan rekanannya di seluruh dunia untuk penggunaan produk-produk
mereka seperti Microsoft Windows, Microsoft Office, Microsoft Visual 
FoxPro, dan lain sebagainya. 
3. Kontrak kerjasama/kemitraan manajemen dalam dan luar negeri 
Saat tertentu perusahaan memutuskan untuk memperluas bisnisnya 
secara global, tetapi tidak ingin tanggung jawab keuangan yang besar 
untuk mengerjakannya, sehingga perusahaan tersebut melakukan kontrak 
kerja sama dengan pemilik bisnis di luar negeri, yang membayar jasa 
supaya diberikan hak untuk menyelenggarakan bisnis di negaranya. Dua 
jenis kontrak kerja sama tersebut adalah lisensi dan waralaba (frenchise ). 
Franchise atau waralaba adalah sekumpulan jaringan kerja perusahaan 
yang memproduksi atau memasarkan suatu produk atau jasa, dimana 
franchisor memberikan seluruh bisninya kepada orang atau perusahaan 
lain, sebagai franchisee. Sebagai harga awal franchise terdiri dari fee dan 
royalty, franchisor menyediakan pelatihan, membantu pemasaran, dan 
periklanan, serta memberikan hak eksklusif untuk menyelenggarakan 
bisnis di lokasi tertentu. Kegiatan franchise adalah cara cepat memasuki 
pasar luar negeri. Pihak franchisor menerima fee (imbalan) dan royalty 
yang diberikan franchisee, maka usaha franchise bisa menjadi strategi 
yang bagus saat penjualan perusahaan dalam negeri melemah. Walaupun 
demikian, franchisor menghadapi kehilangan kendali saat mereka menjual 
bisnisnya ke franchisee yang jaraknya ribuan mil jauhnya. 
Manajemen Global 17 
4. Kerjasama patungan (Joint Venture) 
Perusahaan multinasional yang melakukan Joint Venture adalah 
perusahaan yang melakukan kerja sama strategis atau strategic alliance 
dengan perusahaan lain di negara lain dalam menjalankan suatu bisnis di 
negaranya ataupun di negara dimana perusahaan rekanannya beroperasi. 
Kegiatan bisnis dapat berupa kegiatan produksi, jasa, hingga distribusi dari 
sebuah produk. Perusahaan otomotif Malaysia, Proton, adalah salah satu 
bentuk perusahaan multinasional yang melakukan joint ventures di 
antaranya dengan perusahaan Mitsubishi, Jepang dalam memproduksi
salah satu kendaraanya. Kerja sama berbentuk Joint Venture ini, selain 
dapat dijadikan proses transfer teknologi dari suatu negara ke Negara 
lainnya, juga dilakukan untuk saling melindungi hak-hak akan produk 
yang dimiliki oleh keduanya, selain juga untuk melakukan aliansi strategis 
dalam hal perluasan pasar. 
Manajemen Global 18 
5. Membuat cabang usaha di negara lain 
Cara lain yang lebih agresif dan menantang untuk memasuki pasar 
luar negeri adalah dengan mendirikan kantor cabang pemasaran luar 
negeri. Kantor cabang luar negeri adalah suatu perusahaan pemasaran 
diluar negeri yang dimiliki oleh perusahaan induk. Para karyawan kantor 
cabang dapat direkrut dari penduduk asal perusahaan dan penduduk negara 
setempat. Mereka dipekerjakan untuk memasarkan produk yang 
diproduksi dinegara asal. 
Semua itu dilakukan dalam rangka untuk memperoleh: 
- Sumber daya yang lebih murah dan berkualitas 
- Meningkatkan pangsa pasar 
- Meningkatkan tingkat investasi 
- Quota impor atau ekspor dan tariff yang lebih murah 
- Hubungan kerjasama internasional atau regional. 
Kegiatan bisnis internasional itu umumnya didominasi oleh 
Perusahaan Multi Nasional (Multi National Corporation). Sekalipun 
demikian ada juga perusahaan menengah, kecil dan koperasi yang 
melakukan usaha ke luar negeri secara kemitraan yang saling 
menguntungkan. Cara yang dilakukan melalui hubungan kerjasama 
strategis global (Global Strategic Partnership) adalah merupakan suatu 
hubungan kerjasama yang dibentuk oleh organisasi/perusahaan dengan 
satu atau lebih negara luar secara umum bertujuan untuk mengusahakan 
peluang-peluang yang ada di negara lain agar dapat dikelola dengan baik 
dalam memproduksi barang ataupun jasa yang sama-sama mereka 
butuhkan.
Menurut Perlemutter dan Heenan, sehubungan dengan kerjasama 
strategis global hanya akan berhasil apabila terdapat 6 kondisi yang dapat 
diciptakan atas dasar persetujuan kedua belah pihak, sebagai berikut: 
1. Tiap partner harus merasa yakin memiliki pasangan yang mempunyai 
Manajemen Global 19 
sesuatu yang dibutuhkan 
2. Tiap partner harus memilih-milih dahulu sebelum mereka melakukan 
bisnis bukan sesudahnya. 
3. Mereka harus saling membagi dan memiliki perilaku dan pandangan 
yang sama atas fungsi pengawasan bagi usaha baru mereka. 
4. Jenis operasi, budaya perusahaan dan nilai moral dimiliki perusahaan. 
5. Joint venture harus memiliki kesempatan untuk 
membuang/menghindari apapun bentuk organisasi yang tidak cocok. 
6. Mereka harus mempunyai beberapa pembuat keputusan akhir dan yang 
memikirkan beberapa cara dalam patokan pebuatan keputusan. 
Pada saat suatu perusahaan memutuskan untuk memasuki kawasan 
internasional, mereka harus mempertimbangkan masalah ekonomi, politik, 
teknologi, social budaya yang membentuk lingkungan bisnis di negara 
tempat perusahaan multi nasional mereka berada. Pada saat itu pula, 
eksistensi manajemen internasional berperan dalam penanganannya. 
2.2.1. Cakupan Fungsi Operasional dari Manajemen Global 
Di antara fungsi-fungsi operasional dari manajemen global adalah 
manajemen sumber daya global, manajemen operasi global, manajemen 
keuangan global, manajemen pemasaran global, serta manajemen 
informasi global. 
 Manajemen Sumber Daya Manusia Global 
Proses rekrutmen dan seleksi tenaga kerja tidak lagi terbatas pada 
satu Negara saja, tetapi berasal dari berbagai negara. Sisi 
positifnya, masyarakat local di mana perusahaan multinasional 
tersebut beroperasi dapat terekrut untuk bekerja dalam perusahaan 
multinasional tersebut. Sisi negatifnya, adalah jika kualifikasi yang
dimiliki masyarakat local tidak memenuhi kualifikasi yang 
dipersyaratkan oleh perusahaan multinasional tersebut, sehingga 
masyarakat local tidak dapat bersaing dengan calon tenaga kerja 
lain yang berasal dari negara lain. Akhirnya, masyarakat local 
hanya dapat terserap sebagai tenaga kerja yang tanpa 
keahlian(unskilled labor) yang pada umumnya bekerja sebagai 
buruh kasar. 
Manajemen Global 20 
 Manajemen Operasi Global 
Proses penentuan lokasi produksi, desain pabrik, pembelian bahan 
baku produksi, hingga pendistribusian barang jadi tak lagi terbatas 
di satu negara. Sebuah perusahaan multinasional Amerika yang 
beroperasi di Indonesia mungkin saja membeli bahan baku dari 
Cina untuk kemudian diproses di Indonesia dan kemudian 
dipasarkan ke India. Hal ini memberikan konsekuensi adanya 
proses pengaturan produksi yang tidak mudah, karena akan 
berkaitan erat dengan berbagai regulasi antarnegara yang berbeda-beda. 
 Manajemen Keuangan Global 
Kegiatan pendanaan dan investasi tidak saja terbatas pada satu 
negara. Sebuah perusahaan di Indonesia dapat meminjam dana dari 
bank di Jepang untuk kemudian diinvestasikan di Indonesia, akan 
tetapi produknya kemudian dijual ke Amerika. Konsekuensinya, 
akan terjadi transaksi keuangan yang melibatkan paling tidak tiga 
jenis mata uang yang berbeda. Perbedaan nilai tukar yang berubah-ubah 
akan menyebabkan manajemen keuangan sebuah perusahaan 
multinasional juga perlu memahami dampak perbedaan nilai tukar 
ini terhadap proses penganggaran yang mereka lakukan, pencatatan 
transaksi, penyusunan laporan keuangan, pembayaran kewajiban, 
hingga berbagai upaya yang harus dilakukan untuk mengantisipasi 
resiko akibat terjadinya fluktuasi nilai tukar antarmata uang asing
dan juga perubahan kebijakan mengenai keuangan di berbagai 
negara. 
Manajemen Global 21 
 Manajemen Pemasaran Global 
Perusahaan perlu memahami bahwa produknya akan dipasarkan ke 
berbagai negara di belahan dunia. Oleh karena itu, perilaku 
konsumen di berbagai negara akan sangat berbeda-beda. Sebagai 
contoh misalnya, perilaku orang Eropa dalam hal mengonsumsi 
teknologi komunikasi selular lebih cenderung pada aspek 
manfaatnya, sedangkan untuk orang Asia, khusunya Indonesia 
lebih pada aspek fiturnya. Selain itu, strategi pemasaran yang harus 
diterapkan di berbagai negara juga perlu mengikuti budaya yang 
berbeda-beda. Definisi kepuasan konsumen untuk setiap Negara 
juga bisa jadi berbeda dari satu Negara ke Negara lainnya. 
 Manajemen Informasi Global 
Perusahaan multinasional perlu memiliki semacam system 
informasi yang mampu mengolah berbagai informasi global yang 
dibutuhkannya dari waktu ke waktu agar keputusan yang diambil 
senantiasa tepat. Informasi mengenai pasar, pesaing, harga, 
regulasi, hingga informasi mengenai budaya masyarakat setempat 
perlu dikelola dengan baik oleh sebuah perusahaan multinasional. 
2.3. Perusahaan Multi Nasional 
Perusahaan Multi Nasional sadalah perusahaan yang memiliki kantor 
pusat di suatu Negara, akan tetapi operasinya diberbagai Negara lain atau 
lebih dari satu Negara. Perusahaan Multi Nasional adalah organisasi yang 
menjelaskan usaha pada tingkat internasional menjalankan aktivitas-aktivitas 
skala internasionan dengan mengabaikan batas-batas nasional dan dibesarkan 
pada strategi umum perusahaan yang telah ditentukan oleh kantor pusat. 
Salah satu contoh kegiatan perusahaan multi nasional, misalnya 
perusahaan Ford, General Motor, Mobil Oil, Ban Fire Stone. Perusahaan 
multinasional yang sangat besar, memiliki dana yang melewati dana banyak
negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena 
pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga 
sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan 
melobi politik. 
Karena jangkauan internasional dan mobilitas Perusahaan Multi nasional, 
wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar 
perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak 
pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah 
tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional 
seringkali menawarkan insentif kepada Perusahaan Multi nasional, seperti 
potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau 
standar pekerja dan lingkungan yang memadai. 
Neil H. Jacoby menyatakan bahwa sebuah perusahaan yang ingin 
menjadi perusahaan multi nasional harus melalui tahap-tahap dalam mencapai 
tingkatan tertinggi dengan multi nasionalisasi, yaitu terdiri dari 6 tahapan 
multi nasionalisasi adalah sebagai berikut : 
 Tahap 1 : Ekspor produk ke luar negeri 
 Tahap 2 : Membangun organisasi-organisasi penjualan di luar negeri 
 Tahap 3 : Menggunakan urgensi hak paten dan tahu bagaimana 
perusahaan asing menbuat dan menjual produk mereka 
 Tahap 4 : Membangun fasilitas- fasilitas di luar negeri 
 Tahap 5 : Memultinasionalisasikan manajemen dari atas ke bawah 
 Tahap 6 : Memultinasionalisasikan kepemilikan saham perusahaan 
Perusahaan multi nasional bisa beragam tingkatannya mulai dari 
organisasi multi nasional ringan yang mengekspor produk-produk sederhana 
ke luar negeri, sampai pada tingkatan organisasi multi nasional kelas berat di 
mana mereka memiliki kepemilikan atau perusahaan di Negara lain. Secara 
umum, semakin besar organisasi, maka semakin besar kemungkinan untuk 
ikut terlibat dalam ruang lingkup organisasi internasional 
Manajemen Global 22
2.3.1. Karakteristik dan Syarat Perusahaan Multi Nasional 
1. Lingkup kegiatan income generating atau perolehan pendapatan 
Manajemen Global 23 
dilakukan melalui batas-batas Negara. 
2. Perdagangan Perusahaan Multi NAsional kebanyakan terjadi dalam 
lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antar Negara. 
3. Kontrol terhadap pemakaian teknologi dansangat diutamakan 
mengingatkedua factor tersebut merupakan keuntungan kompetitif 
Perusahaan Multi Nasional. 
4. Pengembangan sistem manajemen dan distribusi yang melintasi 
batas-batas Negara terutama dalam system modal ventura, lisensi dan 
francise. 
2.5.4. Kompleksitas dalam Penanganan Perusahaan Multi Nasional 
Definisi manajemen internasional dan pembahasan mengenai apa 
yang terdapat dalam perusahaan multi nasional secara jelas 
mengindikasikan bahwa manajemen intrenasional dan manajemen 
domestik sangat berbeda. Manajemen dapat dibedakan dari manajemen 
domestik dari keterlibatannya dalam oerganisasi: 
1. Dalam kedaulatan-kedaulatan nasionalnya berbeda. 
2. Dalam kondisi ekonomi yang jauh berbeda. 
3. Dalam kehidupan orang-orangnya dalam sistem nilai dan 
kelembagaan berbeda. 
4. Pengalaman revolusi industri dalam waktu yang tidak sama. 
5. Jarak geografisyang lebih luas dan jauh. 
6. Pasar nasional yang bervariasi besarnya baik populasinya maupun 
daerahnya. 
Biasanya, perusahaan multi nasional yang sedang berkembang akan 
membutuhkan investasi-investasi di negara-negara luar. Dan manajer 
yang akan melakukan investasi di luar negeri biasanya harus yakin 
bahwa investasi itu :
a) Mendapatkan peluang usaha di berbagai Negara. 
b) Membuat fasilitas-fasilitas produksi, keuangan dan pemasaran lebih 
Manajemen Global 24 
efektif dan efisien. 
c) Mendapatkan sumber daya dan bahan yang tidak tersedia di dala, 
negeri. 
d) Mendapatkan manajer serta tenaga ahli terbaik sacara selektif. 
e) Menghasilkan profit yang tinggi dari hasil usaha di berbagai Negara. 
Tetapi walau bagaimanapun juga resikp yang berhubungan dengan 
pengambilan keputusan untuk investasi di luar negeri pesti ada. 
Misalnya: komplikasi politik yang melibatkan perusahaan induk ( 
Parent Compeny ) yaitu perusahaan yang berinvestasi dalam ruang 
lingkup internasional dan berbagai golongan di negar pribumi ( host 
country ). 
2.5.4. Faktor – Faktor Legal atau Politik 
Beberapa factor utama ekonomi yang dihadapi manajer dalam 
dunia internasional adalah berhubungan dengan kendala-kendala hukum 
atau peraturan (laws) atau transaksi-transaksi internasional yang 
memberi harapan. Termasuk didalamnya adalah : 
 Tarif 
 Quota 
 Ukuran administrastif 
 Pengawasan pertikaian 
 Peraturan lokal 
 Subsidi 
 Bantuan promosi dagang 
 Persetujuan perdagangan dan kartel produsen 
Untuk mengurangi berbagai hambatan dalam perdagangan dibuat 
konsep Intergrasi Ekonomi ( Economic Integration ). Konsep ini 
mempengaruhi beberapa bentuk dianratanya : 
1. Area perdagangan bebas (Free trade areas).
Manajemen Global 25 
2. Pengaturan kebiasaan (Custom Unions). 
3. Kesamaan pasar (Common Markets). 
4. Unit Ekonomi (Economic Unions). 
2.5.4. Kerjasama Regional dalam Perdagangan Dunia 
1. Model karjasama menurut F. Kahnert : 
 Free Trade Association. Diantara negar anggota tidak ada 
penbatasan baik quota impor, ekspor maupun pembebanan tariff 
atau bea masuk. 
 custom union. Antara Negara anggota tidak ada tarif-tarif atau 
pembatasan-pembatasan dan terhadap dunia luar ada kesatuan 
tarif. 
 Tariff community. Ada common external dan lowered internal 
tarif. 
 Economic Union. Beberapa negara mempunyai letak geografis 
yang berdakatan bergabung bersama mengatasi kepentingan 
masalah ekonomi. 
 Supra National Union. Gabungan dari beberapa Negara yang letak 
geografis berdekatan kerjasama dibidang ekonomi, sosial, budaya 
maupun masalah pertahanan dan keamanan. 
 Free Port. Daerah wilayah pengembangan ekspor dipelabuhan laut 
maupun pelabuhan udara dimana dilengkapi fasilitas dan sarana 
penunjang yang diperlukan. 
 Entreport. Pelabuhan laut dimana udara yang menjadi pelabuhan 
transit yang mempunyai fasilitas teknologa canggih serta 
merupakan daerah pengembangan wilayah industri untuk produksi 
barang-barang re-ekspor. Missal : London, Rotterdam, S’pore.
 Bonded Warehouse. Daerah wilayah pergudangan yang ada di 
pelabuhan untuk menampung barang-barang yang sedang dalam 
penyelesaian administrasi. 
2. Benelux (Belgia, Nederland, Luxebug). Tujuannya : Tariff 
Community, Custom Union, Full Economic Union. 
3. Pasar Bersama Eropa (Belanda, Belgia, Luxemburg, perancis, 
Jerman, Itali, Inggris dan lain-lain). Tujuannya : Membentuk 
komunitas Eropa. 
4. AFTA (European Free Trade Area). Negara AFTA Inggris, Swedia, 
Portugal, Yunani dan lain-lain. Tujuannya : menghapus 
internasional dutiers. 
Manajemen Global 26 
5. ASEAN-Free Trade Arae (AFTA). 
Latar belakang dibentuknya AFTA : 
 Adanya perubahan eksternal transisi terbentuknya new eorld order 
 Perubahan internal : pertumbuhan ekonomi dan ekspor 10 tahun 
terakhir 
 Meningkatkan daya saing 
6. Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) 
Bentuk kerjasama : teknik, investasi, pengembangan infrastruktur, 
pendidikan tinggi, transportasi, telekomunikasi. 
7. North American Free Trade Area (NAFTA) 
Perdagangan bebas yang bersifat eksklusif antar anggota NAFTA 
pada tahun 2010 barang bebas keluar masuk antar anggota dan tidak 
ada hambatan non-tarif. 
8. Forum untuk Pemecahan Isu-isu Perdagangan dan Moneter/General 
Agreement on Tariff and Trade (GATT) 
Tujuannya mengatur perdagangan dunia dan tarif perdagangan.
Manajemen Global 27 
2.5.4. General System of Preference ( GSP ) 
Preferensi umum yang diberikan kepada Negara berkembang olah 
bangsa maju. 
Negara Pemberi Donor : Australia, New Zeland, Canada, USA, 
Jepang, dan lain-lain. 
Negara Penerima Donor : ASEAN, Amerika Latin, Amerika Tengah, 
Negara miskin. 
Keringanan konsep GSP : 
1. Pembebasan tariff 
2. Penurunan tariff 
3. Keringanan bea masuk 
4. Kelonggaran quota 
5. Perlakuan cepat 
6. Sistem pembayaran 
Manfaat bagi Indonesia : 
 Quota ekspor tekstil ke USA 
 Quota ekspor hasil pertanian 
 Keringanan tarif dan bea masuk impor 
Dari perundingan paket 31 Juli 2004, Gusmardi Bustani (2004) 
mengemukakan bahwa : 
1. Pertanian, perundingan bidang pertanian merupakan isu yang paling 
sulit untuk mendapatkan kesepakatan. 
2. Sulitnya mempertemukan berbagai kepentingan antar anggota 
disemua isu perundingan menghasilkan perundingan diharuskan 
melalui format Green Room Process ( perundingan tertutup 
kelompok kecil ). 
3. Koalisi merupakan suatu cara untuk berjuang jika tidak mau ditelan 
raksasa seperti UE dan AS.
4. Subsidi Domestik menurut berbagai ahli dan lembaga internasional, 
terjadinya ketidakadilan yang sangat dalam, dalam perdagangan 
global adalah sebagai akibat dari diperkenankannya nagara-negara 
kaya membanjiri pasar global dengan makanan dan komoditas 
murah yang mengakibatkan sulitnya Negara berkembang 
meningkatkan kesejahteraan penduduknya (petani miskin) karena 
kehilangan matapencaharian. 
Perundingan non pertanian produk industri, untuk banyak anggota, 
masalah non pertanian lebih penting daripada pertanian. Alasannya 
sangat sederhana, penurunan tarif dan non tarif akan membuka akses 
pasar ekspor yang diyakini akan dapat menghidupkan industry, 
penciptaan kesempatan karja dan devisa. 
Manajemen Global 28 
 Isu Jasa 
Perundingan jasa menginginkan terciptanya liberalisasi yang 
progresif dibidang perdagangan jasa. 
 Fasilitas Perdagangan 
Inti pokok dari fasilitas perdagangan dalah aturan untuk 
memperlancar arus barang di pelabuhan, termasuk pengaturan 
mengenai barang transit. Dalam modalitas ini, berbagai kemudahan 
untuk nagara berkembang dipenuhi, misalnya pengembangan 
kafasilitas, perlakuan khusus dan berbeda. Untuk jangka panjang, 
fasilitas perdagangan sangat bermanfaat bagi Indonesia karena akan 
mempermudah dalam mengatur kelancaran barang impor di 
pelabuhan sehingga dapat mengurangi biaya. 
 Isu Pembangunan 
Keputusan penting lainnya menyangkut bantuan teknis untuk Negara 
berkembang guna meningkatkan partisipasi mereka dalam 
perundingan, dan kemampuan Negara berkembang untuk 
mengimplementasikan perjanjian WTO.
Manajemen Global 29 
2.3.7. Resiko Politik Investasi Luar Negeri 
1. Sumber resiko politik : 
 Persaingan philosopi-philosopi politis (nasionalisme, sosialisme, 
komunisme). 
 Kerusuhan dan kekacauan sosial. 
 Kepentingan pribadi dari kelompok-kelompok usaha local. 
 Kebebasan politik sekarang dan masa yang akan datang. 
 Konflik-konflik angkatan bersenjata dan pemberontakan-pemberontakan 
internal untuk kekuasaan politik. 
 Persekutuan internasional baru. 
2. Kelompok-kelompok yang berpengaruh terhadap timbulnya resiko 
politik: 
 Kekuasaan pemerintah. 
 Kelompok oposisi non perlementer. 
 Kelompok-kelompok masyarakat yang tidak terorganisir misalnya 
: mahasiswa, pekerja, kaum minoritas, dan sebagainya. 
 Pemerintah luar negeri atau agen-agen inter pemerintah seperti 
EEC (European Economic Community). 
 Pemerintah luar negeri yang memungkinkan adanya konflik akan 
mendukung terjadinya pemberontakan internal. 
3. Akibat resiko politik : 
 Pengambil alihan : hilangnya asset yanpa kompensasi. 
 Pengambil alihan dengan kompensasi : kekurangan kebebasan 
untuk menjalankan usaha. 
 Batasan operasional : pangsa pasar, karakteristik produk, 
kebijakansanaan pegawai, bagian lokal. 
 Kehilangan kebebasan transfer : keuangan, barang, personel, atau 
hak kepemilikan. 
 Pemutusan atau revisi unilateral dalam kontrak atau kesepakatan.
 Diskriminasi misalnya pajak, kontrak. 
 Kerusakan property asset atau personel dari pemberotakan, 
Manajemen Global 30 
revolusi, perang dan lain-lain. 
Dampak Ekonomi Perusahaan Multi Nasional Bagi Negara yang 
Ditempati 
Perusahaan Multi Nasional membrerikan kontribusi dalam 
pertumbuhan perekonomian suatu negara melalui proses penciptaan 
keterkaitan yang meliputi : 
 Keterkaitan kedepan : dimana perusahaan multi nasional memproduksi 
barang-barang yang dipakai oleh perusahaan-perusahaan local untuk 
kebutuhan produksi manufaktur mereka. 
 Keterkaitan kebelakang : yang berkaiatan dengan upaya perusahaan 
multi nasional untuk membeli bahan baku dari perusahaan-perusahaan 
lokal. 
Dampak Sosial Perusahaan Multi Nasional Bagi Negara yang 
Ditempati 
Perusahaan multi nasional menciptakan lapangan kerja baru baik di 
dalam maupun di luar lingkungan perusahaan multi nasional. Besarnya 
dampak tidak sama karena perusahaan multi nasional melibatkan banyak 
perusahaan sebagai rekan maupun sub-kontraktor, tetyapi juga perbaikan 
di dalam kebijakan lapangan kerja dengan mengikutio standar 
internasional. 
Cara-cara yang digunakan perusahaan untuk memperkecil konflik 
dengan perusahaan pemerintah pribumi 
Perbedaan ekonomi dan politik diantara Negara-negara biasanya suka 
mengakibatkan perbedaan fundamental sosial, budaya diantara kelompok 
etnik yang mendiami Negara-negara di dunia. Oleh karena itu untuk dapat 
berjalannya kerjasama yang harmonis maka diusahakan agar terdapat
persepsi yang sama diantara Negara-negara itu demikian pula diantara 
kerjasama suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau antar perusahaan 
dengan pemerintah suatu Negara dalam konteks dunia sebagai “Desa yang 
Besar”, berarti bahwa antara satu Negara dengan Negara lain tidak dapat 
memisahkan dari, karena kedua belah pihak akan mempunyai kelebihan 
atau kekurangan yang dapat saling mengisi. Untuk itu perlu menjalani 
huungan kemitraan (partnership) yang saling menguntungkan diantara 
perusahaan yang besar berusaha menjadi lahan investasi di suatu Negara 
atau pribumi dengan melalui : 
1. Mendapatkan bahan-bahan atau komponen-komponen dari sumber 
Manajemen Global 31 
Negara pribumi. 
2. Menggunakan kerjasama dengan mitra Negara pribumi. 
3. Menggunakan pekerja dan manajer lokal dan Negara pribumi. 
4. Menetukan pengadaan fasilitas riset dan pengembangan di Negara 
pribumi. 
5. Mengembangkan suatu program yang saling menguntungkan di 
Negara pribumi. 
6. Menginvestasikan kembali pendapatan di Negara pribumi’ 
7. Melatih manajer luar negeri untuk dapat berhubungan lebih baik 
dengan budaya lokal. 
8. Membantu mendorong adanya proyekkesejahteraan masyarakat. 
9. Menghindarkan diri dari perbuatan penyuapan terhadap pimpinan 
tertinggi pemerintah Negara pribumi yang syah. 
10. Menjual saham (go public) kepada para peminat di Negara pribumi. 
11. Menggunakan bank atau agar pinjaman dari Negara pribumi. 
12. Rencana investasi kembali atas pemilikan asset oleh penduduk asli.
Semua usaha itu dimaksudkan untuk menghindari konflik salah 
pengertian dalam melaksanakan kegiatan bisnis atau usaha Negara di dunia 
internasional. Sehingga sorang manajer yang berkaliber internasional 
dimasa depan, harus dapat mengakomodasi cara-cara menghindari konflik 
melalui komunikasi, tukar menukar kebudayaan, dan cara-cara lain dalam 
berhubungan dengan perintah untuk menciptakan batas kebebasan 
pertukaran barang dan jasa. Kemitraan dalam persaingan adalh cara 
kerjasama yang terbaik untuk kesejahteraan umat di dunia yang saling 
membutuhkan, saling memperkuat dan saling maenguntungkan. 
Manajemen Global 32 
2.1. Manajemen Komparatif 
Manajemen komparatif adalah mempelajari proses manajemen di 
negara-negara yang berbeda untuk menguji potensi tindakan manajemen di 
bawah kondisi lingkungan yang berbeda. Komparatif manajemen di dalam 
suatu negara memungkinkan untuk diterapkan di negara-negara lain. 
2.5.4. Modifikasi Model Manajemen Komparatif Koontz 
Dalam membandingkan manajemen di berbagai negara, Prof. 
Richard N. Farmer dan Barry M. Richman, dua ahli/pelopor di bidang 
manajemen komparatif menekankan bahwa lingkungan eksternal dari 
perusahaan mempengaruhi praktek-praktek manajemen. Organisasi 
itulah yang pertama kali mengidentifikasikan elemen-elemen kritis 
dalam proses manajemen dan untuk mengevaluasi operasi perusahaan 
dalam budaya yang berbeda. Hal ini juga menggambarkan faktor-faktor 
lingkungan yang dipertimbangkan memiliki pengaruh penting bagi 
proses manajemen dan keberhasilan manajerial. 
Faktor-faktor ini diklasifikasikan dalam: 
1. Variabel Pendidikan 
Latar belakang pendidikan masyarakat suatu negara 
mempengaruhi manajemen dalam suatu perusahaan.
Manajemen Global 33 
2. Variabel Sosial budaya dan etika 
Budaya dan perilaku masyarakat suatu negara juga sangat 
berpengaruh pada gaya manajemen berbagai negara. Filosofi 
yang dianut masyarakat juga diterapkan dalam manajemen 
perusahaan. Hal ini menjadi ciri khas manajemen setiap negara 
yang terkadang sulit untuk diubah. 
3. Variabel Politik legal 
Variabel politik legal berupa sistem pemerintahan yang dianut 
suatu negara juga mempengaruhi manajemen perusahaan suatu 
negara. Apakah sistem pemerintahan tersebut berupa monarki 
atau demokratis mempengaruhi gaya kepemimpinan perusahaan. 
4. Variabel ekonomi 
Variabel ekonomi yang mempengaruhi proses manajerial adalah 
keadaan ekonomi suatu negara. Apabila situasi ekonomi suatu 
negara sedang mengalami inflasi atau mengalami deflasi, maka 
hal tersebut mempengaruhi pencapaian tujuan dalam suatu 
perusahaan. 
Pengetahuan tertentu atau ilmu sains seperti teknik (engineering), 
produksi, pemasaran dan keuangan sangat penting bagi perusahaan. 
Banyak perusahaan yang sukses meskipun manajemennya kurang baik 
karena pemasarannya yang brilian, tekniknya yang kuat / fasilitas 
produksinya yang dirancang dan dioperasikan dengan baik. 
Aktivitas perusahaan dibagi ke dalam dua kategori utama, yaitu : 
 Aktivitas manajerial 
Aktivitas manajerial dipengaruhi oleh ilmu manajemen. Praktek 
manajerial meliputi perencanaan, pengorganisasian, penyetapan, 
pemimpinan, dan pengawasan.
Manajemen Global 34 
 Aktivitas non-manajerial 
Aktivitas non-manajerial sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan 
atau sains yang relevan. Paraktek non-manajerial meliputi teknik, 
produksi, pemasaran, dan keuangan. 
Kedua aktivitas tersebut akan dipengaruhi oleh kesediaan sumber 
daya manusia dan sumber daya material serta batasan dan pengaruh dari 
ingkungan eksternal (pendidikan, politik, ekonomi, teknologi, dan 
sosial budaya/etika). 
Ilmu manajemen 
- Konsep 
- Prinsip 
-Teori 
- Aplikasi pengetahuan 
secara umum 
Fungsi-fungsi Ilmu 
Pengetahuan 
Perusahaan 
- Teknik 
- Produksi 
- Pemasaran 
- Keuangan 
Sumber daya manusia 
dan sumber daya 
mineral 
Lingkungan eksternal 
- Pendidikan 
- Politik 
- Ekonomi 
-Teknologi 
- Sosial Budaya/Etika 
Praktek-praktek 
Manajerial : 
- Perencanaan 
- Pengorganisasian 
- Penyetapan 
- Pemimpinan 
- Pengawasan 
Praktek-praktek Non- 
Manajerial : 
- Teknik 
- Produksi 
- Pemasaran 
- Keuangan 
Keberhasilan perusahaan 
berdasarkan pada : 
1. Faktor-faktor 
manajerial 
2. factor-faktor non 
manajerial
2.4.2. Perbandingan Manajemen Jepang, Manajemen Amerika, dan 
Manajemen Global 35 
Manajemen Negara Lainnya 
Manajemen Jepang 
Manajemen dalam pandangan bangsa Jepang adalah komitmen 
kolektif yang lahir dari kesadaran diri dan rasionalitas untuk mengabdi 
pada instititusi atau perusahaan tempat mereka bekerja, baik secara fisik 
maupun nalar. Kehidupan bangsa Jepang memiliki filosofi manajemen 
kolektif, atau disebut juga manajemen konsesus, yang berarti 
kolektivitas dengan makna bahwa kerjasama, sinergi, dan berkarya, 
bukan hanya saling mendorong satu sama lain, namun lebih dari itu 
dilakukan secara hand in hand, aktif dalam mengambil keputusan, dan 
menentukan tujuan dari team work. Filosofi manajemen kolektif ini 
banyak diterapkan dalam perusahaan-perusahaan Jepang. 
Bangsa Jepang juga menerapkan filosofi Kaizen dalam institusi 
atau perusahaan mereka. Kaizen diartikan sebagai perbaikan terus-menerus 
(continous improvement), ciri lainnya yaitu manajemen kaizen 
lebih memperhatikan proses, bukan hasil, selain itu menggunakan 
lingkaran kualitas dan peralatan lain untuk mendukung peningkatan 
yang terus-menerus. Europe Japan Centre menyimpulkan bahwa 
“Kaizen menunjukkan hanya dengan terus-menerus tetap sadar dan 
membuat beratus-ratus ribu peningkatan kecil, memungkinkan untuk 
menghasilkan barang dan jasa yang bermutu otentik sehingga dapat 
memuaskan pelanggan. Cara paling mudah untuk mencapainya adalah 
dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus-menerus dari 
masing-masing serta seluruh karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan 
staf tergantung pada komintmen manajemen senior, strategi yang jelas 
dan ketabahan – karena kaizen bukan jalan pintas melainkan proses 
yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang 
diinginkan.” (Cane, 1998:265)
Keunggulan manajemen bangsa Jepang lainnya adalah bangsa 
Jepang sangat mengandalkan kualitas-- atau nilai kerja tim, dan budaya 
setiap orang. Melalui sikap tersebut, setiap orang merasa bahwa dirinya 
adalah bagian dari anggota tim (perusahaan/institusi) dan sangat terkait 
erat dengan rekan-rekan kerja mereka. Oleh karena itu, kelangsungan, 
ketahanan, dan pertumbuhan merupakan target strategis bagi setiap 
perusahaan yang bersifat profit centre. Selain itu, bangsa Jepang benar-benar 
memusatkan perhatian pada kemahiran dan kemampuan 
berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain. 
Pada manajemen Jepang terlihat ciri-ciri sebagai berikut: sistem 
kerja seumur hidup, sistem evaluasi dan promosi lambat sehingga setiap 
manajer sangat memahami seluk beluk perusahaannya sebelum 
dipromosikan. Sistem pemberian insentif dalam perusahaan Jepang 
bersifat fleksibel, bila perusahaan mendapat laba yang cukup besar 
maka karyawannya pun akan mendapat insentif yang cukup besar pula, 
begitu juga sebaliknya. Karier meningkat bukan berdasarkan 
spesialisasi, melainkan secara menyeluruh dalam semua bidang. Yang 
menjadi motivasi kuat bagi seluruh karyawan dalam perusahaan Jepang 
adalah diikutsertakan dalam pengambilan suatu keputusan. Hal ini 
berdampak pada tanggung jawab bahwa masing-masing karyawan 
bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dan mereka dapat mengawasi 
diri mereka sendiri saat sedang bertugas. 
Manajemen Global 36 
Manajemen Amerika 
Dalam manajemen Amerika berlaku sistem kerja jangka pendek. 
Akibatnya, seseorang berusaha untuk dipromosikan secara cepat. Jika 
mereka tidak dipromosikan dalam beberapa tahun, maka mereka 
memutuskan untuk pindah pekerjaan mencari keadaan yang lebih baik. 
Sistem bonus diberikan berdasarkan potongan dan hal ini membuat
orang bekerja dengan sangat keras sehingga kadang-kadang 
menimbulkan kejenuhan. 
Karier dalam manajemen Amerika berdasarkan spesialisasi. Orang 
tidak akan mudah berpindah ke bidang pekerjaan lain jika tidak 
berdasarkan spesialisasinya. Jika perusahaan tidak lagi memerlukan 
suatu spesialisasi, maka orang akan menganggur atau pindah ke 
perusahaan lain yang membutuhkan spesialisasinya. Pengambilan 
keputusan lebih banyak dilakukan pada manajemen tingkat tinggi 
sehingga saat pelaksanaannya terkadang mengalami kesulitan karena 
orang akan bekerja sesuai dengan target yang telah ditentukan sehingga 
pengawasan dalam hal ini dilakukan oleh supervisor-nya. 
Perbedaan Praktek Manajemen Jepang dan Manajemen Amerika 
Perbandingan praktek-praktek manajemen Jepang dan manajemen 
Manajemen Global 37 
Amerika adalah sebagai berikut: 
MANAJEMEN JEPANG MANAJEMEN AMERIKA 
1. Pekerjaan seumur hidup 1. Pekerjaan jangka pendek 
2. Evaluasi dan promosi lambat 2. Evaluasi dan promosi cepat 
3. Jalur karir non spesialisasi 3. Jalur karir spesialisasi 
4. Mekanisme pengawasan lengkap 4. Mekanisme pengawasan yang jelas 
5. Tanggung jawab kolektif 5. Tanggung jawab perorangan 
6. Pengambilan keputusan kolektif 6. Pengambilan keputusan perorangan 
7. Perhatian terhadap pekerjaan menyeluruh 7. Perhatian terhadap pekerjaan terbagi-bagi 
Selain itu, berikut perbandingan sudut pandang Amerika, Eropa, 
dan Jepang dalam hal persaingan :
Manajemen Global 38 
PERSAINGAN 
SUDUT PANDANG 
AMERIKA 
SUDUT PANDANG 
EROPA 
SUDUT PANDANG 
JEPANG 
Sifat Persaingan Persaingan kekuatan 
moral yang kuat, 
membentuk karakter 
Persaingan bukan baik 
atau buruk 
Sudah menjadi sifat 
adanya adu konflik. 
Untuk menyelesaikan 
konflik tiap individu 
harus bersaing, tetapi 
tujuan akhirnya adalah 
harmoni antara sifat alam 
dengan manusia. 
Persaingan Usaha Persaingan usaha seperti 
permainan olahraga yang 
besar 
Persaingan usaha 
berpengaruh pada 
kehidupan orang dan 
perkembangan secara 
cepat pada kesejahteraan 
orang. 
Perusahaan seperti 
keluarga. Peraingan tidak 
punya tempat dalam 
keluarga. Tindakan 
agresif melawan pesaing 
di pasar adalah untuk 
kelangsungan hidup dan 
kemajuan perusahaan. 
Motivasi Seseorang tidak bisa 
makan. Motivasi pegawai 
kecuali ada imbalannya 
sebagai tambahan 
upah/gaji. 
Pegawai dimotivasi 
dengan fakta bahwa dia 
sudah disewa oleh 
perusahaan. 
Sama dengan sudut 
pandang Eropa. 
Sistem Penghargaan Orang dievaluasi 
berdasarkan 
image/kontribusi mereka 
pada perusahaan. Tip 
yang besar di hotel atau 
restoran yang baik. 
Gaji yang cukup, peluang 
promosi, tapi tidak ada 
insentif ekstra kecuali dari 
penjualan. Tip yang kecil 
karena pelayanan jasa 
sudah termasuk nilai 
tambah 
Sama dengan sudut 
pandang Eropa 
Persaingan yang tinggi Perusahaan harus kuat 
dari goncangan 
kesejahteraan masyarakat 
secara umum karena tidak 
ada batasan persaingan. 
Terlalu banyak persaingan 
akan rusak dan terjadi 
konflik dengan etika 
efisien Kristen dan sifat 
kekeluargaan 
Persaingan yang tinggi 
akan merusak dan 
menciptakan kebencian 
hanya persaingan yang 
terkendali yang akan 
mengarahkan pada 
harmoni dan bermanfaat 
bagi masyarakat. 
Kebijaksanaan 
Penyewaan 
Tenaga kerja yang ideal 
adalah individu yang 
agresif yang menyukai 
persaingan individu yang 
menyadari perasaan tidak 
cocok dengan perusahaan 
Adanya perbedaan 
pendapatan atau perilaku 
agresif individu dilihat 
dari berbagai sudut 
pangsa yaitu, dari 
ideology nasional dari 
jenis pekerjaan. 
Ditekankan bukan 
merupakan pertimbangan 
untuk mendapatkan uag 
kerja harus agresif. 
Individu 
dipekerjakan/disewa 
biasanya bukan untuk 
pekerjaan tertentu, tetapi 
berdasarkan kepribadian 
mereka dan kemampuan 
mereka untuk menjadi 
anggota kehormatan 
perusahaan. Ditekankan 
pada konsesus, kelompok 
dan permainan time.
Komparatif Manajemen di Berbagai Negara Lainnya 
Manajemen Global 39 
Rusia 
Negara yang terbentuk dari sejarah Uni Soviet, yang kini tinggal nama, masih 
mengusung pentingnya otoritas dalam suatu manajemen. Hingga kini, hierarki 
dalam perusahaan masih merupakan faktor penting, terutama dalam pengambilan 
keputusan. Meskipun dipandang tidak relevan lagi dengan iklim demokrasi saat 
ini, gaya manajemen ini relatif masih diperlukan, terutama pada perusahaan atau 
organisasi yang memiliki sistem yang baku dan ketat, seperti departemen atau 
organisasi pemerintah. 
Spanyol 
Meskipun gaya manajemen di negara ini hampir sama dengan Rusia, namun 
sudah ada peningkatan menuju ke manajemen demokratik. Pergeseran ini 
diakibatkan oleh gelombang protes yang gencar dilakukan oleh para pekerja blue-collar. 
Ada baiknya memang perusahaan yang memiliki pekerja dengan tipe 
seperti ini menggunakan manajemen demokratik, dengan memberikan akses lebih 
cepat ke top management, bisa melalui perwakilan pekerja secara individual 
maupun serikat. 
Polandia 
Sejarah Polandia sangat mirip dengan Indonesia. Adanya kenaikan harga 
yang menyebabkan ketidakpuasan di kalangan pekerja, yang berujung pada 
kerusuhan, menyebabkan pemerintahan goyah. Hal ini melatarbelakangi 
timbulnya perubahan yang signifikan pada gaya manajemen perusahaan di negara 
ini, yang mulanya otoritatif menjadi manajemen partisipatif. Manajemen ini lebih 
menekankan partisipasi pekerja untuk ikut memberikan saran bagi kebijakan 
perusahaan, utamanya, tentu saja, masalah kesejahteraan. 
Australia 
Secara keseluruhan, ada kemiripan gaya manajemen Australia dengan 
Amerika Serikat. Akan tetapi, gaya manajemen yang lebih kuat muncul di negara
ini ternyata adalah gaya autoritarian, karena memang ada hak pekerja untuk 
berbicara, namun proses arbitrasi tetap diwajibkan sebelum hal tersebut dilakukan. 
Manajemen Global 40 
Yugoslavia 
Berbeda dengan banyak negara lain, Yugoslavia menerapkan self-management 
di perusahaan. Oleh karenanya, seluruh kebijakan dikontrol dan 
ditetapkan oleh manajemen di perusahaan yang bersangkutan. Positifnya, 
perusahaan bisa memberikan kesejahteraan yang lebih bagi pekerja ataupun 
memperluas usahanya tanpa campur tangan berlebihan dari pemerintah. 
China 
Pekerja China memiliki kepribadian yang sangat unik. Seperti yang ditulis 
Davidmann dalam Style of Management and Leadership: The Chinese worker has 
apparently to live where he is told to live, has to work where he is told to work, 
has to do what he is told to do. One has to ask for permission to leave one's work 
and for permission to travel. Inilah yang terjadi di China pada masa lalu, sehingga 
manajemen lebih berlandaskan otoritas. Namun demikian, China-lah negara yang 
paling dinamis dalam menerapkan sistem manajemen, dari otoritas, self 
management, hingga saat ini, partisipatif. 
Jerman 
Jerman adalah negara yang memiliki tingkat kompensasi yang tinggi dan 
pemberian jaminan sosial yang relatif baik. Pengambilan keputusan ada di tangan 
top management atau para kepala perusahaan, namun, pekerja tidak merasa 
terlalu dianaktirikan karena pengangkatan manajer atau kepala perusahaan 
haruslah disetujui oleh dua pertiga shareholder dan sepertiga sisanya ditentukan 
oleh pekerja. 
Tujuan mengadakan komparatif model manajemen dapat membantu 
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan manajemen dan 
organisasi. Apabila membandingkan manajemen suatu negara dengan negara lain, 
maka akan tampak banyak persamaan dalam hal yang universal, tetapi banyak
perbedaan dalam hal yang hakiki, terutama yang berakar pada budaya masing-masing 
negara yang dapat dibedakan dari budaya manajemen negara lainnya. 
Kelebihan yang ditunjukkan dipengaruhi oleh kemampuan menerapkan 
manajemen universal dengan budaya setempat, setelah ditinjau bahwa hal tersebut 
juga dapat menunjang kinerja manajemen organisasi. 
Manajemen Global 41 
2.2. Manajemen Masa Depan 
2.5.1 Keahlian yang Penting Dimiliki oleh Manajer Masa Depan 
Suksesnya suatu manajemen tak terlepas dari peran manajerial 
yang handal, manajer harus memiliki pengetahuan mengenai teori 
sistem dan empat dasar fungsi manajemen dan gaya mengetahui situasi 
manajemen unik yang mereka hadapi dalam praktek dan memiliki 
keahlian serta pengetahuan mengenai sistem-sistem masa depan. 
Keahlian, sistem-sistem masa depan merupakan kemampuan untuk 
memandang dan mengatur suatu usaha sebagai suatu kesatuan 
komponen-komponen yang saling bekerja sama dan berfungsi sebagai 
suatu kesatuan untuk mencapai tujuan. Jadi pendekatan sistem 
manajemen merupakan cara menganalisis dan menyelesaikan masalah 
dan mengimplementasikan solusi setelah mengidentifikasi bagian-bagian 
sistem yang berhubungan dengan masalah dan mengevaluasi 
efek dari tiap-taip solusi pada fungsi-fungsi dalam keseluruhan bagian 
sistem. Frank T. Curtin, Wakil Presiden mesin di Cincinati, telah 
melihat hasil/nilai dari aplikasi pendekatan sistem dalam masalah-masalah 
manajemen dan mengindikasikan bahwa pendekatan sistem 
merupakan alat yang sangat bernilai bagi manajer di masa depan. 
Menurut Curtin, hanya setelah manajer mengerti “gambaran besar” atau 
melihat semua bagian peralatan secara keseluruhan sehingga mereka 
bisa menyelesaikan masalah-masalah manajerial secara tepat. Curtin 
menyarankan agar lebih berhasil, maka harus lebih banyak individu 
yang harus dididik secara formal dalam nilai pendekatan sistem ini dan
memperlihatkan langkah-langkah yang dapat diambil dalam 
mengimplementasikannya. 
Keahlian Fungsional Masa Depan, merupakan kemampuan untuk 
mengaplikasikan konsep-konsep perencanaan, pengorganisasian, 
penggerakan, pengontrolan secara tepat dalam sistem menejemen. 
Aplikasi dari empat fungsi dasar ini merupakan pertimbangan bagi 
manajemen sebagai subsistem dari keseluruhan sistem manajemen. 
Keahlian Analisa Situasional di Masa Depan, merupakan 
kemampuan untuk mengaplikasikan baik sistem teori fungsional 
maupun praktek-praktek situasi yang yang dihadapi manajer. Keahlian 
ini menekankan bahwa manajer harus mengerti situasi untuk 
manajemennya sendiri, sebelum mereka dapat menggunakan sistem dan 
keahlian fungsional untuk mendapatkan hasil terbaik. Pentingnya 
keahlian analisa situasioanal didukung oleh pemikiran dan ide-ide 
pendekatan kontroversi manajemen. Walau bagaimanapun manajer di 
masa mendatang akan menghadapi situasi yang sangat berbeda dengan 
manajemen sekarang dan masa lalu. 
Manajemen Global 42 
2.5.2. Tantangan Manajerial 
Memasuki era keterlibatan dinamika dan global, teori-teori 
dipraktekkan dengan latar belakang perubahan cepat dan pemikiran 
ulang yang mendalam, menunjukkan suatu pertanda bagaimana 
manajemen dan organisasi akan berevolusi dalam abad mendatang. 
Kecenderungan menandai menguatnya tingkat intensitas hubungan 
organisasional modern dan intensitas tekanan waktu. Dalam menangani 
kondisi semacam ini menurut pendapat Stoner (1996) dan kawan-kawannya 
memerlukan suatu pendekatan yang disebut keterlibatan 
dinamik mengekspresikan cara penuh semangat dari para manajer 
sukses masa kini, memusatkan perhatian pada hubungan manusiawi 
serta dengan cepat menyesuaikan pada kondisi yang berubah sepanjang 
waktu. Ada enam (6) tema berbeda mengenai teori manajemen muncul
dibawah payung keterlibatan dinamik, yaitu menekankan pada 
kepentingan pemahaman: 
1. Lingkungan Organisasi yang Baru 
Pendektan keterlibatan dinamik mengakui bahwa sebuah 
lingkungan organisasi bukan sekumpulan kekuatan manusiawi yang 
tidak tetap. Sebaliknya, lingkungan itu kompleks dan menunjukkan 
jaringan dinamik dari orang-orang yang sering berinteraksi. Sebagai 
hasilnya manajer tidak boleh hanya memperlihatkan pada 
kepentingan mereka sendiri, tetapi juga harus memahami apa yang 
penting bagi manajer lain dalam organisasi mereka maupun yang ada 
dalam organisasi lain. Mereka saling berinterkasi dengan manajer 
untuk menciptakan kondisi gabungan dimana mereka akan menjadi 
makmur atau berjuang. Teori strategi kompetitif, yang 
dikembangkan oleh Micheal porter, memusatkan pada bagaimana 
manajer dapat mempengaruhi kondisi dalam sebuah industri pada 
saat mereka berinteraksi sesuai peranannya. Variasi lain pada 
pendekatan keterlibatan dinamik, paling terlihat dikemukakan oleh 
Edward dan Jean Gerner Stead dalam Management for a Small 
Planet, menempatkan ekologi pada pusat toeri manajemen. 
Manajemen Global 43 
2. Etika dan Tanggung Jawab Sosial 
Manajer menggunakan pendekatan keterlibatan untuk 
memperhatikan dengan seksama nilai-nilai yang menjadi pedoman 
manusia dalam organisasi mereka, budaya perusahaan yang 
mencakup nilai-nilai tadi, dan nilia-nilai yang dianut oleh orang-orang 
di luar organisasi. Robert Solomon mengambil ide ini 
selangkah lebih maju, menyatakan bahwa manajer harus 
memperhatikan dorongan moral dengan menempatkan nilai 
keunggulan sebagai sesuatu yang paling penting dalam agenda 
mereka. Berjuang keras terus-menerus ke arah keunggulan
merupakan konsep etika, pendekatan keterlibaatan dinamik 
memindahkan etika dari pinggiran teori manajemen ke pusatnya. 
Manajemen Global 44 
3. Globalisasi dan Manajemen 
Pendekatan keterlibatan dinamik mengakui bahwa dunia berada 
di depan pintu ruang kerja manajer era global. Pasar uang dunia buka 
24 jm sehari dan bahkan tempat yang paling terpencil di planet ini 
dapat dijangkau dengan telepon. Manajer dalam mensikapinya harus 
memikirkan diri mereka sendiri sebagai warga negara dunia. 
Kenichi Ohmae menguraikan dunia “tanpa batas”, disitu para 
manajer memerlukan semua pelanggan dengan “jarak yang sama” 
dari organisasi mereka. 
4. Mendirikan dan Memperbaharui Organisasi 
Manajer yang mempraktekkan keterlibatan dinamik terus-menerus 
mencari jalan untuk membebaskan potensi kreatif dari 
karyawan dan diri mereka sendiri. Semakin banyak ahli teori yang 
mendesak agar manajer memikirksn ulang standar struktur organisasi 
yang telah mereka kenal dengan baik. Michael Hammer dan James 
Champy membuat konsep “rekayasa ulang” perusahaan 
(reengineering the corporation) yang isinya mendesak manajer 
untuk memikirkan ulang setiap proses yang menjadi fungsi 
organisasi dan berani menggntikan proses yang menghambat 
efisiensi organisasi. 
5. Budaya dan Multi Budaya 
Manajer yang menerima pendekatan keterlibatan dinamik 
mengakui bahwa berbagai perspektif dan nilai yang dibawa oleh 
orang dengan latar belakang budaya yang berbeda ke dalam 
organisasi bukan sekedar suatu fakta kehidupan tetapi sumber 
kontribusi signifikan. Mereka semua menghendaki para manajer
melihat manfaat yang akan datang dan menyambut serta memahami 
perbedaan diantara orang-orang. Sekalipun demikian, tidak seorang 
pun yang mengatakan bahwa menerima budaya yang berbeda 
merupakan tindakan mudah. Multi budaya adalah target yang 
bergerak, karena semakin banyak orang yang menyadari tradisi 
budaya tertentu dan ikatannya. Disinilah “dinamik” dan 
“keterlibatan” bersama-sama berperan dalam menangani organisasi 
abad global. 
Manajemen Global 45 
6. Mutu 
Dengan pendekatan keterlibatan dinamik, Total Quality 
Management (TQM) haruslah menjadi perbendaharaan kata setiap 
manjer. Semua manajer harus memikirkan mengenai bagaimana 
setiap proses organisasi dapat dilakukan untuk menyediakan output 
yang bertanggung jawab. Hubungan yang kuat dan jangka panjang 
dapat menjadi produk samping yang bermanfaat dari kerangka 
“Mutu” pikiran dan tindakan, dengan pandangan ini Total Quality 
Management menambah satu lagi dimensi dinamik pada manajemen, 
karena mutu juga selalu merupakan target yang bergerak. Dengan 
demikian pada masa yang akan datang akan terjadi berbagai 
tantangan yang lebih rumit terhadap teori dan praktek manajemen. 
Pekerjaan manajer-manajer di waktu mendatang akan meminta lebih 
banyak pengetahuan dan kecanggihan akibat organisasi yang 
semakin kompleks. Organisasi komponen personalia akan dihitung 
secara bervariasi baik gaji maupun bonus. Menurut H. Igor Ansof 
dan R.G. Bradeburg berpendapat bahwa pada masa mendatang 
manajer akan memberikan peranan multiplikasi, dan akan 
membutuhkan kompetensi yang simultan sebagai pemimpin, 
administrator, entreupreneur, negarawan, perencana dan sistem 
arsitek dan lain sebagainya.
Leader 
Administrator 
Entreupreneur 
Planner 
Manajemen Global 46 
Digambarkan sebagai berikut: 
Leader 
Administrator 
Entreupreneur 
Planner 
Past 
Peranan terpisah, Individu 
Future 
Kombinasi Peran, Team 
Changes in Management Roles 
Sumber: E.F. Lundgren, Organizationsl Management, New York, 1984. 
Sekarang perlu adanya antisipasi menghadapi manajemen yang 
kompleks. Berdasarkan hasil penelitian dari Craig dan Mitchael di 
Amerika dalam bukunya The Future 500, ada enam hal yang harus 
diantisipasi oleh 500 perusahaan yang tersebut dalam buku mereka 
dalam menghadapi era global, yaitu; 
1. Perusahaan–perusahaan harus lari dengan kecepatan tinggi di masa 
depan. 
2. Terjadinya perubahan-perubahan bisnis. 
3. Persaingan keunggulan di masa mendatang. 
4. Masuki era global 
5. Kompleksitas manajemen: 
a. Manajemen perspektif. 
b. Harmonisasi : stakeholder & Corp. mutual benefit principle. 
c. Manajemen kekuasaan. 
d. Poros manajemen yang tinggi. 
6. Dimensi-dimensi budaya: 
a. Globalisasi perusahaan. 
b. Aliansi-aliansi bisnis sektor pemerintah dan swasta.
c. Kerjasama kemitraan dalam kompetensi. 
d. Hubungan inovasi investor perusahaan. 
e. Kepemimpinan sosial dan etika. 
f. Bentukan organisasi baru. 
g. Integrasi cabang budaya. 
h. Pemahaman kebutuhan individu. 
Dalam era global para eksekutif di dera dan dituntut untuk mencari 
cara pemikiran baru tentang ilmu dan seni manajemen, dimana mereka 
berperan dan harus menerapkannya secara efektif dalam pemecahan 
masalah-masalah manajemen yang kompleks dan cangging dengan 
tingkat kemampuan puncak yang prima. Bagaimana pula Craig dan 
Mitchael dengan pemikirannya mengajak para manajer, baik dalam 
dunia usaha swasta maupun pemerintah untuk menerobos “foresight for 
the future” dengan menunjukkan pola-pola pikir manajemen dalam 
mengantisipasi perubahan dalam bidang-bidang era bisnis internasional. 
Dalam setiap kurun waktu yang berubah-ubah, baik proses, sistem 
manajemen strategi serta model konseptual mengikuti perkembangan 
yang terjadi dan manajemen harus dinamis sehingga akan dapat 
mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh 
setiap organisasi baik yang menyangkut antisipasi yang dikemukakan 
Craig dan Mitchael ataupun masalah-masalah lain. Dengan berorientasi 
pada masa lalu dan masa kini, setiap eksekutif akan mendapatkan 
formula baru untuk menghadapi era baru, era persaingan bebas. 
2.5.3 Manajemen Kompleksitas (Complexity Management) 
Para eksekutif dihadapkan pada dilema dalam menjalani era 
global. Banyak orang merasa perlu menaruh perhatian pada usaha 
mengobati sakitnya organisasi dengan menerapkan keahlian khusus. 
Craig dan Mitchael mengemukakan pendapat akan pentingnya 
“Manajemen Kompleksitas” sebagai teori baru. Kompleksitas akan 
menggambarkan saran dan masukan akan semua variabel yang dapat 
Manajemen Global 47
menyebabkan organisasi akan berhasil dalam memecahkan masalah dan 
mencapai tujuannya. Pelajaran dari seratus tahun yang lalu, 
keterampilan memikul beban dalam manajemen, akan tetapi pada akhir-akhir 
ini harus mengharmonisasikan dan mengsingkronisasikan dengan 
kemampuan kepemimpinan. Konsep kepemimpinan harus melengkapi 
cara lama manajemen, yaitu “para pemimpin bekerja lebih dari sekedar 
memanaj (leaders do more than merely manage)”. Dengan demikian, 
kemahiran akan manajemen kompleksitas dapat melengkapi 
kepemimpinan. Para manajer kompleksitas akan bekerja lebih dari 
sekedar memimpin dan memanaj (Complexity Managers do more than 
merely lead and manage). Manajemen kompleksitas akan menunjukkan 
suatu sikap, bagaimana menanajemeni sebuah organisasi agar berhasil 
dengan beranjak dan menggunakan tiga konsep , sebagai berikut: 
1. Manajemen Perspektif (Perspective Management) 
Manajemen perspektif harus mengharmonisasikan perbedaan 
keinginan dan sudut pandang dari kelompok-kelompok tertentu yang 
mempunyai hubungan dan kepentingan langsung dengan suatu 
organisasi bisnis (stakeholders) dalam ekosistem korporat melalui 
apa yang dinamakan prinsip-prinsip kesejahteraan yang saling 
menguntungkan (mutualy benefiting principles). Manajer yang 
berpandangan persfektif akan mengikatkan dirinya pada komitmen 
untuk mencapai tujuan dengan konstan dan menyatukan tujuan 
individu stakeholders dengan tujuan organisasi dalam mencapai dua 
kepentingan, individu dan kelompok. Manajemen perspektif 
mengakui nilai-nilai dari perbedaan dalam kesatuan (value diversity 
within unity). 
2. Manajemen Kekuasaan (Power Management) 
Manajemen kekuasaan melepaskan tali kebebasan kreativitas, 
mendorong dan menentukan individu-individu dan kelompok untuk 
kepentingan kesejahteraan seluruh ekosistem korporat. Kekuatan 
manajer juga mengekang kebebasan stakeholders yang tidak akan 
Manajemen Global 48
atau tidak dapat mengikuti dirinya kepada tujuan utama yang akan 
melancarkan kepentingan keseluruhan. 
Manajemen Global 49 
3. Manajemen Poros (Pivot Management) 
Poros manajemen memelihara hubungan antara individu-individu 
stakeholders untuk menjamin atau memastikan mereka pada 
pemenuhan maksimal dan puncak kinerja. Poros manajer berupaya 
meningkatkan keberfungsian peranan struktur proses, sistem dan 
prosedur dari organisasi kepada fokus keunikan individu. Poros 
manajer mengakui bahwa individu memperoleh pemenuhan 
keuntungan yang sebenarnya dan mencapai penampilan kinerja 
tertinggi untuk kepentingan organisasi secara keseluruhan untuk 
mencapai tujuan yang diinginkan. 
Manajemen kompleksitas tertuju pada aplikasi atau peranan 
khusus sebagai pertama dan terutama, mencakup pandangan baru atau 
buah pikiran (mindset) baru yang berusaha untuk mendefinisikan kata 
manajemen dan organisasi mencakup tidak hanya aksi orang-orang dan 
pendapat mereka, akan tetapi juga keinginan dan pandangan jauh ke 
depan dari para stakeholders dalam ekosistem korporat. Juga bukan 
hanya sekedar setting skill baru akan tetapi merupakan suatu cara baru 
berpikir tentang bagaimana para eksekutif menerapkan semua itu dalam 
organisasi. Mencapai kepuasan itu akan menghendaki, bukan hanya 
suatu penghalusan dari keberadaan teknik-teknik manajemen, akan 
tetapi merupakan suatu cara pemikiran dan sungguh-sungguh original. 
2.5.4. Global Mindset dan Management Skills Global 
Seorang manajer mensikapi perubahan-perubahan dalam keadaan 
darurat serta kompleksitas kehidupan perusahaan harus berwawasan 
global (global mindset). Manajer harus terbuka dengan kebudayaan luar 
namun tetap mempertahankan norma-norma lokal. Hal itu harus dilihat 
dari sudut pandang sebagai suatu kemudahan fasilitas-fasilitas yang 
dapat dipakai dalam pengambilan keputusan apabila ada keinginan
berbaur dengan pihak luar. Selanjutnya dengan peluang tersebut 
seorang manajer harus segera mengadakan pendekatan terpadu terhadap 
pengaturan organisasi secara global yang dilakukan melalui 
pendekatan: strategi, budaya, perusahaan/negara dan manusianya 
secara komprehensif. 
Pola pikir global (global mindset) dapat dibandingkan dengan 
pola pikir manajemen yang sempurna untuk organisasi domestik, hanya 
saja di dalam konteks yang global membutuhkan perspertif tambahan. 
Catatan bahwa perspektif global tidak lebih baik dari pola pikir 
tradisioanal, tetapi dalam “tambahan” kekompleksitasan yang lebih 
luas. Kerumitan seperti itu adalah ciri dari dunia modern. Perbedaan 
antara mindset manajemen global dan tradisional diilustrasikan sebagai 
berikut: 
Perbandingan Pola Pikir Tradisioanal dan Global 
Unsur Pola Pikir Tradisioanal Pola Pikir Global 
Manajemen Global 50 
Strategi/Struktur 
- Spesialisasi 
- Prioritas 
- Mengarahkan untuk gambaran 
lebih luas 
- Menyeimbangkan perbedaan 
Budaya Kerjasama 
- Memanage pekerjaan 
- Mengontrol hasil 
- Proses yang sedang berlangsung 
- Hasil dengan perubahan 
Manusia 
- Memanage sendiri 
- Belajar secara domestik 
- Nilai perbedaan 
- Belajar secara global 
Sumber: Stephan H. Rhinesmith, A Managers Guide to Globalization , Richard D 
Irwin Inc. Chicago, USA, 1996.
Panduan bagi para manajer global untuk bertindak, menggunakan 
strategi/struktur: 
1. Mengatur persaingan dengan caara mengetahui dan mengendalikan 
Manajemen Global 51 
pandangan yang lebih luas. 
2. Mengatur kesulitan dengan cara menganalisa dan menyeimbangkan 
pertentangan. 
3. Mengatur keterkaitan dengan cara proses strategi dan proses yang 
terkait. 
4. Mengatur perubahan dengan cara yang fleksibel dan mengikuti arus 
perubahan tersebut. 
5. Mengatur tim-tim melalui perbedaan yang peka dan perbedaan nilai. 
6. Mengatur belajar secara terbuka dan mempelajari secara 
keseluruhan. 
Keenam langkah panduan tersebut, apabila dilakukan dengan 
tepat akan meningkatkan kemampuan seorang manajer. Salah satu cara 
dalam melihat manajer-manajer yang berbeda dalam suatu organisasi 
global, telah dianjurkan oleh Enrico Auteri dan Vittirio Tesio dan Fiat 
(1991) mereka telah menggambarkan empat kategori posisi operasi 
pada tingkat yang berbeda-beda dalam sebuah organisasi global, yaitu: 
1. Posisi Transnasional, berlaku pada seluruh area geografi dalam 
bisnis tanpa segmentasi dan pembatasan. 
2. Posisi Multinasional, berlaku dibeberapa negara, dibatasi oleh 
batasan-batasan tertentu. 
3. Posisi Open Lokal, berlaku dalam konteks bangsa tunggal, dengan 
keterikatan, yang signifikan, titik-titk kesesuian dan ketegantungan 
pada elemen-elemen diluar negeri. 
4. Posisi lokal, berlaku dalam konteks bangsa tunggal atas dasar 
variabel pembeda lokal, tidak dengan interaksi signifikan dengan 
negara-negara lain.
2.5.5. Ciri-ciri Seorang Manajer Global Kelas Dunia 
Untuk menjadi seorang manajer kelas dunia, haruslah menjadi 
seorang pribadi kelas dunia yang memilki sistem nilai yang tidak 
tergoyahkan. Seseorang yang dapat diperhitungkan untuk berada di 
pihak yang memerlukan. Beberapa cirinya menurut Gerhard Klenert 
(1992:299) adalah: 
1. Integritas (Jujur dan Etis). 
2. Standar dan Sistem Nilai (Berfokus pada sasaran, Penuh kasih, 
Manajemen Global 52 
Rendah hati, Bermoral dan Taat). 
3. Nilai Tambah bagi Masyarakat. 
4. Pemimpim (Patut diteladani, Antusias, Berkompromi, Pengertian, 
Sadar lingkungan, Sadar keselamatan kerja, Terbuka, Berbagi, Penuh 
kasih dan Menyenangkan). 
Integritas adalah mengatakan apa yang dilakukan, dan melakukan 
apa yang dikatakan! Integritas menghindari sifat suka berahasia dan 
tidak berterus terang dan berada “di depan” bersama setiap orang. 
Integritas tidak berusaha memanipulasi orang dengan memberitahu 
mereka “apa yang ingin mereka dengar”. Integritas lebih 
memperhatikan kata-kata dari pada tulisan. Integritas merasa nyaman 
dengan melakukan hal yang baik. Dengan mengetengahkan integritas 
pribadi bukan berarti menekankan hanya pada pendekatan one man 
show untuk keberhasilan akan tetapi kualitas pribadi setiap manajer 
memerlukan kriteria tersebut apabila ia ingin mencapai atau diakui 
sebagai seorang manajer tingkat dunia. Integritas abadi yang 
menonjolkan sikap (attitude) perlu dikembangkan dengan pengetahuan 
(knowledge) dan keterampilan (skill) serta kemampuan (competences). 
Moran dan Ricsenberger membedakan antara pola pikir dan 
keterampilan yang diperlukan oleh CEO, Staff, General Manager dan 
Staff, dan seluruh pegawai, mereka mendiskusikan 12 kompetensi
global dan mencoba membedakan tingkat/derajatnya terhadap empat 
kelompok di atas yang perlu memiliki tim kompeten. 
Kompetensi global Moran dan Ricsenberger adalah: 
1. Memilki suatu pola pikir global. 
2. Bekerja setara dengan orang-orang dengan latar belakang yang 
Manajemen Global 53 
berlainan. 
3. Memiliki orientasi jangka panjang. 
4. Mempermudah perubahan organisasional. 
5. Menciptakan sistem pembelanjaannya. 
6. Memotivasi pekerja sebaik-baiknya. 
7. Melakukan negosiasi dan pendekatan konflik dalam model 
kolaboratif (kerjasama). 
8. Mengelola dengan cermat tenaga kerja asing. 
9. Memimpin dan berpartisifasi secara efektif dalam tim multikultural. 
10. Memahami budaya, nilai dan asumsi dirinya. 
11. Secara akurat menampilkan budaya organisasional dan bidaya 
nasional. 
12. Menghindarkan kesalahan kultural dan perilaku dengan tujuan 
menunjukkan pengetahuan dan respek untuk negara lain. 
Keduabelas kompetensi ini pada dasarnya berkaitan dengan enam 
atribut pola pikir, karakteristik dan keterampilan. Jelas bahwa tidak 
semua manajer dalam organisasi/perusahaan global memerlukan enam 
atribut, karakteristik dan keterampilan tersebut. Semua manajer 
memiliki tanggung jawab mengelola keberagaman, hal ini diperlukan 
adanya partisipasi dari semua tim manajemen. Keberhasilan perusahaan 
global sekarang adalah sangat tergantung pada kemampuan eksekutif 
dalam membawa misinya, kriteria untuk eksekutif seperti itu harus 
berpotensi dalam hal: 
1. Keefektifan dalam berkonsep (visi, sintesis, profesional dan 
kemampuan mengarahkan bisnis dengan tepat).
2. Keefektifan operasioanal (keefektifan individu, penentu dan 
Manajemen Global 54 
kontrol). 
3. Keefektifan interpersonal mempengaruhi pribadi dan perilaku verbal. 
4. Motivasi yang tinggi pada pencapaian tujuan (ambisi, minat 
profesioanal dan kontrol emosi). 
Suatu cara terbaik untuk mencetak matrik pola pikir, dengan itu 
perusahaan global naik turunnya akan tergantung pada mobilitas. 
Dalam perspektif internasional didapat melalui pelayanan luas, kembali 
pada integrasi organisasi yang sangat ditentukan oleh manajer. Menurut 
Gerhard Klenert (1999:177) seorang manajer global kelas dunia harus 
dapat memadukan semua kekuatan, sebagai berikut: 
1. Suatu perspektif “gambaran besar”. 
2. Melakukan globalisasi visi, misi dan strategi. 
3. Memanfaatkan transaksi internasional untuk memberikan nilai 
tambah dan meminimalkan pemborosan. 
4. Memahami persaingan global. 
5. Melakukan sentralisasi dengan suatu perpektif yang terlokalisasi. 
6. Mengembangkan perusahaan yang berpola pikir global. 
7. Memahami perbedaan budaya, politik, demografis dan iklim bisnis 
dan dampak-dampaknya pada transaksi bisnis. 
8. Memahami baik buruknya globalisasi. 
9. Memahami perbedaan dalam perspektif. 
10. Memahami alih teknologi. 
11. Memanfaatkan alat-alat perbandingan. 
12. Beralih dari mentalitas penjiplak menjadi inovatif. 
13. Belajar dari pesaing. 
14. Memanfaatkan kemitraan strategis. 
Apabila manajer dapat memadukan semua kekuatan, bisa 
membentuk sinergi untuk memecahkan masalah-masalah kompleks
tingkat dunia dengan manajemen skill global untuk kesejahteraan dan 
kemakmuran yang bermanfaat. 
Disamping memperhatikan semua kekuatan di atas, menurut 
Klenert faktor lain ikut mendorong suksesi manajemen kelas dunia 
adalah dapat melihat perubahan sebagai tantangan dalam mencari 
peluang-peluang baru dan bertindak berdasarkan skala prioritas yang 
tepat, inovatif, kreatif, memiliki sasaran, yang jelas dalam kehidupan 
pribadi maupun kehidupan profesionalnya. Selalu melakukan penilaian 
dan pengukuran sebagai alat motivasi dan juga berusaha untuk 
mengembangkan dirinya dan keahlian profesioanlnya melalui 
pendidikan dan latihan. Selain itu juga memiliki adaptasi pergaulan 
yang tinggi agar bisa menempatkan dirinya memiliki kemampuan 
kepemimpinan yang mengutamakan produktivitas dan mutu. Disamping 
itu juga harus memfokuskan perhatiannya pada pengembangan strategi 
global dengan implementasi lokal, melalui pemanfaatan informasi dan 
penggunaaan teknologi tepat guna mendorong terjadinya aliansi strategi 
baik horizontal maupun vertikal secara terintegrasi sehingga merupakan 
strategi dalam menghasilkan output yang menjadi pusat perhatian. 
Tentunya semua sukses yang dicapai oleh suatu organisasi atau 
perusahaan dalam konteks kelas dunia, banyak faktor yang ikut 
menentukan baik intern maupun ekstern organisasi dunia sekitar. 
Sebagai sosok organisasi atau perusahaan kelas dunia, keberhasilannya 
akan lebih banyak ditentukan oleh sumber daya manusia dalam 
mengelola sumber daya lainnya secara efektif dan efisien. Dengan 
keunggulan dari keterhandalan sosok manajer maupun tim manajemen 
yang mahirlah keberhasilan organisasi atau perusahaan dapat diraih. 
Dengan kata lain, buatlah percaya diri bahwa dalam proses 
memenangkan perjuangan dalam persaingan itu adalah buah hasil dari 
kehidupan sebagai manajer kelas dunia yang memiliki kemampuan 
global mindset dan management global skill. 
Manajemen Global 55
Manajemen Global 56 
BAB III 
SIMPULAN DAN SARAN 
3.1. Simpulan 
Globalisasi manajemen merupakan fakta kehidupan. Manajemen global 
adalah kinerja dari aktivitas-aktivitas manajemen yang melewati batas-batas 
nasional. Manajemen global membantu mengatasi masalah-masalah yang 
tidak dapat dipecahkan sendiri dalam kerjasama internasional. Tumbuh dan 
berkembangnya perusahaan multi nasional memerlukan manajemen yang 
bermutu global. Kompleksitas dalam penanganan perusahaan lintas negara 
memacu sumber daya yang ada didalamnya untuk terus kreatif dan inovatif. 
Empat dasar manajemen tradisioanal memerlukan penyesuaian-penyesuaian 
dalam pelaksanaannya di manajemen global. Para manajer yang 
bermutu haruslah memiliki kepribadian kelas dunia. Pola pikir global menjadi 
dasar bertindak serta seorang manajer kelas dunia harus memiliki 
management global skill. 
3.2. Saran 
Manajemen menyentuh dan mempengaruhi hampir semua kehidupan 
manusia dalam bermasyarakat dan bernegara (Peter F. Drucker). Oleh karena 
itu penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai konsep 
manajemen terutama manajemen global. Manfaat yang didapat antara lain 
memberikan pengetahuan pola pikir global dalam pelaksanaan manajemen, 
mengetahui pemanfaatan alat-alat pemecahan masalah manajerial yang lebih 
canggih, tepat guna, terpadu dan komprehensif, kesiapan menghadapi 
tantangan dunia usaha, memberi gambaran aliansi multi korporat perusahaan 
antara negara dengan networking perusahaannya di seluruh dunia, serta 
panduan menjadi seorang manajer global.
Manajemen Global 57 
STUDI KASUS 
Sistem Manajemen Global 
Perusahaan : Nestlé 
Industri : Makanan 
Daerah : Global 
Intertek Solusi : Manajemen Audit Sistem dan Sertifikasi 
Nestlé sangat terkemuka dalam dunia gizi, kesehatan dan perusahaan 
kesehatan, dengan lebih dari 280.000 karyawan dan lebih dari 450 pabrik secara 
global. Produk mereka, yang meliputi segala sesuatu mulai dari air kemasan 
hingga makanan beku, dijual di hampir setiap negara di dunia. Nestlé selalu 
percaya bahwa untuk bisnis yang akan berhasil dalam jangka panjang, ia harus 
menciptakan nilai tidak hanya bagi para pemegang saham dan konsumen, tetapi 
juga bagi masyarakat. 
1. TANTANGAN 
Pada bulan Mei 2006, Dewan Eksekutif Nestlé memutuskan untuk 
mengadaptasi sistem manajemen Nestlé untuk sepenuhnya sesuai dengan 
standar internasional ISO 14001 (Pengelolaan lingkungan) dan OHSAS 
(kesehatan dan keselamatan kerja manajemen) serta untuk mengesahkan semua 
pabrik Nestlé terhadap standar tersebut pada tahun 2010. Karena sangat 
penting bagi Nestlé untuk menciptakan nilai, hal ini merupakan tantangan 
untuk menemukan pasangan yang bisa menyediakan semua gabungan layanan 
ini. Untuk Nestlé, sertifikasi ISO 14001 dan OHSAS 18001 memberikan 
pengakuan eksternal bahwa pabrik-pabrik mereka sesuai dengan kebutuhan 
internal di bidang kelestarian lingkungan dan pekerjaan kesehatan dan 
keselamatan, dan bahwa mereka memenuhi kebutuhan minimum, yang diakui 
secara internasional tingkat implementasi sistem manajemennya. Kepercayaan 
dari stakeholder eksternal lain merupakan faktor penting untuk Nestlé, karena 
mereka ingin menjadi yang terdepan di dunia, diakui sebagai perusahaan 
Nutrisi, Kesehatan dan Kebugaran. Sertifikasi membantu membangun 
kepercayaan ini.
"Untuk Nestlé, sertifikasi merupakan akta kelahiran dan bukan “surat 
pension”. Sertifikasi adalah awal dari sebuah perjalanan yang berkelanjutan 
terus menerus unggul dalam kinerja, "kata Brett Carroll, Manajer Lingkungan 
dan Keselamatan Global perusahaan Nestlé. 
Mengingat tenggat waktu yang sangat ketat dan lingkup proyek ini 
global, Nestlé menghadapi beberapa tantangan: 
 Memotivasi sejumlah besar pabrik di seluruh dunia untuk mengikuti jadwal 
Manajemen Global 58 
yang ketat. 
 Memonitor kemajuan untuk yakin tenggat waktu tercapai. 
 Mencari mitra yang dapat menyediakan auditor lokal dengan pemahaman 
tentang persyaratan khusus dan budaya lokal, tapi secara paralel dengan ini 
memiliki konsistensi global dalam pelayanan. 
Intertek mendukung Nestlé pada tingkat global dengan audit dan jasa 
sertifikasi untuk memenuhi semua tantangan, serta untuk ISO 22000, kualitas, 
dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). 
2. SOLUSI 
Intertek bekerja sama dengan markas besar Nestlé di Swiss untuk 
menetapkan program yang disesuaikan untuk memastikan mereka mencapai 
tujuan ambisius mereka. Sebagai hasil dari pekerjaan ini, Nestlé telah diterima: 
 Audit dan tindak lanjut inisiatif dikoordinasikan oleh salah satu tim 
global Intertek. 
Tim ini dapat berkoordinasi audit untuk semua layanan, membantu 
mengurangi jumlah kunjungan situs. Oleh karena itu menghemat waktu dan 
uang Nestlé yang berharga. 
 Konsistensi pelayanan global. 
Semua auditor dilatih dalam persyaratan spesifik yang ditetapkan Nestlé. 
 Laporan triwulan dari Intertek. 
Memberikan HQ Nestlé gambaran yang jelas tentang berapa banyak situs 
yang telah menyelesaikan sertifikasi. 
 Pendekatan audit Fleksibel
Untuk membuat pasar tertentu yakin kebutuhan mereka terpenuhi, 
mengingat globalnya penyebaran proyek ini. 
 Komitmen sumber daya yang jelas dari Intertek. 
Untuk mengembangkan sumber daya di pasar yang dibutuhkan. 
Manajemen Global 59 
3. Hasil 
Pada Oktober 2009, situs Nestlé telah menyelesaikan 639 sertifikasi 
audit, dengan 200 audit lain lintas dunia diharapkan selesai sebelum akhir 
tahun. Nestlé memiliki target internal yaitu menginginkan 850 sertifikat di 
tangan pada akhir tahun 2009 (mewakili sekitar 90% dari sekitar 460 pabrik 
yang sekarang disertifikasi untuk standar kedua), dan target eksternal bahwa 
semua pabrik akan disertifikasi pada tahun 2010. 
“Nestlé sangat senang dengan kinerja dari Intertek, baik di tingkat lokal 
maupun global dalam hal perhitungan manajemen, “kata Mr Carroll. “Pada 
tingkat lokal, auditor Intertek dilengkapi dengan baik dalam hal pengetahuan, 
baik dari persyaratan sistem manajemen serta undang-undang lokal yang 
relevan. Selain itu, fleksibilitas dan keterbukaan Intertek terhadap pendekatan 
baru dan berbeda membantu untuk menambah nilai melalui proses audit.” 
"Pada tingkat global, penyediaan Manajer akuntansi inti global 
menyederhanakan program manajemen audit kami secara keseluruhan dengan 
menyediakan satu titik kontak dengan pengawasan, audit secara global, yang 
kemudian dapat mengatasi masalah, pertanyaan, analisis peluang dan perbaikan 
yang terkoordinasi. 
Dari uraian studi kasus di atas garis besar yang dapat diambil yaitu, untuk 
meningkatkan kompetensinya perusahaan Nestlé menerapkan sistem 
manajemen global melalui sertifikasi produk-produknya di seluruh dunia 
bekerja sama dengan Interfek. Hal tersebut ditempuh dengan maksud untuk 
mendapatkan pengakuan dunia atas kinerjanya yang unggul dalam bidang 
nutrisi dan kesehatan makanan. Seiring pesatnya persaingan usaha Nestlé harus 
percaya diri bahwa perusahaannya mampu bertahan dan tetap menjadi yang 
terbaik.
Manajemen Global 60

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiKuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiMukhrizal Effendi
 
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan KeputusanFungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan KeputusanSatya Pranata
 
Struktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain OrganisasiStruktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain Organisasijighai
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorDadang Solihin
 
Analisis dan perencanaan pekerjaan
Analisis dan perencanaan pekerjaanAnalisis dan perencanaan pekerjaan
Analisis dan perencanaan pekerjaansultan muhjay01
 
Latihan soal uas pengantar manajemen
Latihan soal uas pengantar manajemenLatihan soal uas pengantar manajemen
Latihan soal uas pengantar manajemenmochammad rasyiid
 
manajemen sumber daya manusia
manajemen sumber daya manusiamanajemen sumber daya manusia
manajemen sumber daya manusiaRakhmadiIlham1
 
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMENPERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMENFalanni Firyal Fawwaz
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiFrans Dione
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalIkkaW
 
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategic Management & Strategic Leadership: ...
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategic Management & Strategic Leadership: ...Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategic Management & Strategic Leadership: ...
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategic Management & Strategic Leadership: ...Mandala Paramadamara Pranata
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Tri Widodo W. UTOMO
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumenvadilla mutia
 

Mais procurados (20)

Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiKuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
 
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan KeputusanFungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
 
Manajemen internasional
Manajemen internasionalManajemen internasional
Manajemen internasional
 
Struktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain OrganisasiStruktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain Organisasi
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
 
Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
Analisis dan perencanaan pekerjaan
Analisis dan perencanaan pekerjaanAnalisis dan perencanaan pekerjaan
Analisis dan perencanaan pekerjaan
 
Latihan soal uas pengantar manajemen
Latihan soal uas pengantar manajemenLatihan soal uas pengantar manajemen
Latihan soal uas pengantar manajemen
 
strategi operasi Makalah
strategi operasi Makalahstrategi operasi Makalah
strategi operasi Makalah
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
manajemen sumber daya manusia
manajemen sumber daya manusiamanajemen sumber daya manusia
manajemen sumber daya manusia
 
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMENPERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasi
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen Operasional
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 
Manajemen Strategis Internasional
Manajemen Strategis InternasionalManajemen Strategis Internasional
Manajemen Strategis Internasional
 
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategic Management & Strategic Leadership: ...
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategic Management & Strategic Leadership: ...Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategic Management & Strategic Leadership: ...
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategic Management & Strategic Leadership: ...
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 
Jurnal manstra mc donald
Jurnal manstra mc donaldJurnal manstra mc donald
Jurnal manstra mc donald
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 

Destaque

Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...
Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...
Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...Operator Warnet Vast Raha
 
KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)
KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)
KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)Pitriani Mpit
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Makalah pemasaran internasional STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL (MODE OF ENTRY)
Makalah pemasaran internasional STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL (MODE OF ENTRY)Makalah pemasaran internasional STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL (MODE OF ENTRY)
Makalah pemasaran internasional STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL (MODE OF ENTRY)Putri Sanuria
 

Destaque (6)

Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...
Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...
Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...
 
Joint venture ppt
Joint venture pptJoint venture ppt
Joint venture ppt
 
KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)
KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)
KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
Pemasaran uts
Pemasaran utsPemasaran uts
Pemasaran uts
 
Makalah pemasaran internasional STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL (MODE OF ENTRY)
Makalah pemasaran internasional STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL (MODE OF ENTRY)Makalah pemasaran internasional STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL (MODE OF ENTRY)
Makalah pemasaran internasional STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL (MODE OF ENTRY)
 

Semelhante a Bab i

Kepemimpinan abad 21
Kepemimpinan abad 21Kepemimpinan abad 21
Kepemimpinan abad 21anmeyshie
 
contoh uas menajemen stratejik
contoh uas menajemen stratejikcontoh uas menajemen stratejik
contoh uas menajemen stratejikTemmy Satria
 
MANAJEMEN GLOBAL.pptx
MANAJEMEN GLOBAL.pptxMANAJEMEN GLOBAL.pptx
MANAJEMEN GLOBAL.pptxrizqi62
 
TANTANGAN INOVASI MANAJEMEN GLOBAL DI ERA 4.0.pptx
TANTANGAN INOVASI MANAJEMEN GLOBAL DI ERA 4.0.pptxTANTANGAN INOVASI MANAJEMEN GLOBAL DI ERA 4.0.pptx
TANTANGAN INOVASI MANAJEMEN GLOBAL DI ERA 4.0.pptxTriAngkaRini3
 
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanMang Engkus
 
Materi 1 manajemen dan organisasi
Materi 1 manajemen dan organisasiMateri 1 manajemen dan organisasi
Materi 1 manajemen dan organisasiGhana Dharmawangsa
 
9. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
9. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...9. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
9. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...SetyaDarmawan
 
134-Article Text-771-1-10-20130204.pdf
134-Article Text-771-1-10-20130204.pdf134-Article Text-771-1-10-20130204.pdf
134-Article Text-771-1-10-20130204.pdfHendraPrastyawan1
 
Persiapan dan kreativitas mahasiswa dalam menghadapi era globalisasi
Persiapan dan kreativitas mahasiswa dalam menghadapi era globalisasiPersiapan dan kreativitas mahasiswa dalam menghadapi era globalisasi
Persiapan dan kreativitas mahasiswa dalam menghadapi era globalisasiRian
 
Tugas mahmud my prof. hapzi.uin sts jmb
Tugas mahmud my  prof. hapzi.uin sts jmbTugas mahmud my  prof. hapzi.uin sts jmb
Tugas mahmud my prof. hapzi.uin sts jmbMahmud MY MY
 
MANAJEMEN STRATEGI- LAILATUL ISNAINI
MANAJEMEN STRATEGI- LAILATUL ISNAINIMANAJEMEN STRATEGI- LAILATUL ISNAINI
MANAJEMEN STRATEGI- LAILATUL ISNAINIlailatul isnaini
 
M.s. lailatul isnaini, hapzi ali, strategi kepemimpinan abad 21, uin sts jam...
M.s.  lailatul isnaini, hapzi ali, strategi kepemimpinan abad 21, uin sts jam...M.s.  lailatul isnaini, hapzi ali, strategi kepemimpinan abad 21, uin sts jam...
M.s. lailatul isnaini, hapzi ali, strategi kepemimpinan abad 21, uin sts jam...lailatul isnaini
 
Makalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional KewirausahaanMakalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional KewirausahaanFahmy Metala
 
Lanskap Organisasi yang Berubah.pdf
Lanskap Organisasi yang Berubah.pdfLanskap Organisasi yang Berubah.pdf
Lanskap Organisasi yang Berubah.pdfMarzaliaRaisa1
 

Semelhante a Bab i (20)

Ucapan menteri
Ucapan menteriUcapan menteri
Ucapan menteri
 
Msdm gobal
Msdm gobalMsdm gobal
Msdm gobal
 
Kepemimpinan abad 21
Kepemimpinan abad 21Kepemimpinan abad 21
Kepemimpinan abad 21
 
Kepemimpinan Abad 21(E)
Kepemimpinan Abad 21(E)Kepemimpinan Abad 21(E)
Kepemimpinan Abad 21(E)
 
contoh uas menajemen stratejik
contoh uas menajemen stratejikcontoh uas menajemen stratejik
contoh uas menajemen stratejik
 
MANAJEMEN GLOBAL.pptx
MANAJEMEN GLOBAL.pptxMANAJEMEN GLOBAL.pptx
MANAJEMEN GLOBAL.pptx
 
TANTANGAN INOVASI MANAJEMEN GLOBAL DI ERA 4.0.pptx
TANTANGAN INOVASI MANAJEMEN GLOBAL DI ERA 4.0.pptxTANTANGAN INOVASI MANAJEMEN GLOBAL DI ERA 4.0.pptx
TANTANGAN INOVASI MANAJEMEN GLOBAL DI ERA 4.0.pptx
 
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
 
kepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.pptkepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.ppt
 
Materi 1 manajemen dan organisasi
Materi 1 manajemen dan organisasiMateri 1 manajemen dan organisasi
Materi 1 manajemen dan organisasi
 
9. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
9. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...9. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
9. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
 
134-Article Text-771-1-10-20130204.pdf
134-Article Text-771-1-10-20130204.pdf134-Article Text-771-1-10-20130204.pdf
134-Article Text-771-1-10-20130204.pdf
 
Persiapan dan kreativitas mahasiswa dalam menghadapi era globalisasi
Persiapan dan kreativitas mahasiswa dalam menghadapi era globalisasiPersiapan dan kreativitas mahasiswa dalam menghadapi era globalisasi
Persiapan dan kreativitas mahasiswa dalam menghadapi era globalisasi
 
Asas2 manajemen
Asas2 manajemenAsas2 manajemen
Asas2 manajemen
 
Asas2 manajemen
Asas2 manajemenAsas2 manajemen
Asas2 manajemen
 
Tugas mahmud my prof. hapzi.uin sts jmb
Tugas mahmud my  prof. hapzi.uin sts jmbTugas mahmud my  prof. hapzi.uin sts jmb
Tugas mahmud my prof. hapzi.uin sts jmb
 
MANAJEMEN STRATEGI- LAILATUL ISNAINI
MANAJEMEN STRATEGI- LAILATUL ISNAINIMANAJEMEN STRATEGI- LAILATUL ISNAINI
MANAJEMEN STRATEGI- LAILATUL ISNAINI
 
M.s. lailatul isnaini, hapzi ali, strategi kepemimpinan abad 21, uin sts jam...
M.s.  lailatul isnaini, hapzi ali, strategi kepemimpinan abad 21, uin sts jam...M.s.  lailatul isnaini, hapzi ali, strategi kepemimpinan abad 21, uin sts jam...
M.s. lailatul isnaini, hapzi ali, strategi kepemimpinan abad 21, uin sts jam...
 
Makalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional KewirausahaanMakalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
 
Lanskap Organisasi yang Berubah.pdf
Lanskap Organisasi yang Berubah.pdfLanskap Organisasi yang Berubah.pdf
Lanskap Organisasi yang Berubah.pdf
 

Bab i

  • 1. Manajemen Global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi memberikan peluang sekaligus masalah kepada semua orang, tergantung dari antisipasi yang disiapkan dan dilaksanakan. Dalam dunia usaha dapat dikatakan memberi peluang atau positif dalam arti; a). Peluang untuk meningkatkan penempatan jasa tenaga kerja lintas negara, b). Memberi peluang kesempatan kerja bagi SDM maupun peluang bisnis bila SDM maupun dunia usaha bisnis tersebut benar-benar mampu memanfaatkan sekecil apapun peluang yang terbuka. Dengan demikian arus barang atau jasa bebas tanpa hambatan antar negara, bahkan sumber daya ekonomi seperti modal, tenaga kerja dan teknologi akan mengalir pesat di berbagai wilayah ekonomi. Globalisasi memberikan masalah atau berdampak negatif pada dunia usaha dalam arti persaingan yang sangat ketat dan tajam serta suasana yang sangat mudah meledak, apabila SDM dan dunia usaha bisnis tidak siap atau tidak memiliki nilai jual untuk menghadapi tantangan yang akan terjadi. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Dengan munculnya globalisasi tenaga kerja, perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas. Dampak global yang sudah terjadi misalnya pada tahun 2009 Cina mampu menggeser Amerika Serikat sebagai negara pengekspor ke posisi ke-
  • 2. 2. Hal tersebut tentunya tak semata-mata Cina raih karena keajaiban, namun dengan menerapkan pola manajemen yang disiplin dan kerja keras. Negara yang memiliki sumber daya manusia terbanyak di dunia ini juga mulai menduduki peringkat pertama di Asia sebagai negara produsen dengan menggeser kedudukan Jepang. Seiring semakin nyata adanya globalisasi, praktek-praktek manajemen pun tentunya harus semakin menjurus ke arah yang dapat menanggulangi tantangan-tantangan global. Manejemen global tak semata bagaimana mengetahui isu-isu manajemen internasional tetapi bagaimana mengaplikasinkan manajemen yang bermutu global di dalam sebuah organisasi atau perusahaan hingga mampu bersaing secara global. Pola pikir global manajerial harus mewadahi setiap level yang ada di perusahaan, kompleksitas dan ketidakpastian selayaknya menjadi tantangan manajerial untuk terus berkembang. Fenomena global yang berslogan “dunia tanpa batas” ini memicu organisasi atau perusahaan untuk mengembangkan pola-pola yang inovatif dalam setiap aktivitasnya. Manajemen global yang akan dibahas dalam bab selanjutnya memberikan gambaran mengenai dinamika yang terjadi dalam era gobalisasi. Manajemen Global 2 1.2. Rumusan Masalah Manajemen penting untuk semua gerakan berhasilnya dari suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Konsep dan teori manajemen terus berkembang dari waktu ke waktu dan mengalami penyesuaian dari era tradisioanal ke era modern saat ini. Faktor teknologi dan komunikasi tak cukup menjamin suksesnya praktek manajemen, haaruslah ada faktor tambahan seperti keahlian dan kemampuan yang mumpuni. Manajemen global lahir seiring muncul pesatnya globalisasi, pola pikir global harus menjadi dasar dalam praktek-praktek manajemen global. Manajer-manajer bermutu global selayaknya menentukan pencapaian tujuan yang sukses, fungsi-fungsi manajemen yang ada sekarang ini tentunya tak cukup untuk menghadapi tantangan dan persaingan era globalisasi.
  • 3. Dari uarain di atas ada beberapa masalah yang dirumuskan dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan manajemen di era globalisasi. 2. Bagaimana pola pikir global manajer terhadap perusahaan. 3. Apakah ada hubungan antara pelaksanaan manajemen di era globalisasi dan pola pikir global manajer terhadap perusahaan. Manajemen Global 3 1.3. Tujuan Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu : 1. Memberkan gambaran bagaimana pelaksanaan manajemen di era globalisasi. 2. Mengetahui bagaimana pola pikir global manajer terhadap perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan internasional. 3. Memberikan gambaran apakah ada hubungan antara pelaksanaan manajemen di era globalisasi dan pola pikir global manajer terhadap perusahaan.
  • 4. Manajemen Global 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Konsep Dasar Manajemen Secara sistematik manajemen mempunyai beberapa arti, tergantung dari konteks dan makudnya. Tidak ada definisi yang standar dari manajemen yang bisa diterima secara universal. Akan tetapi, meskipun kata manajemen mempunyai arti kegunaan yang beraneka ragam, tidaklah menghilangkan kebutuhan akan arti kata yang tepat dan benar. Kata manajemen yang kita pakai sehari-hari dan hidup berorganisasi adalah merupakan terjemahan baku dari management dalam bahasa Inggris. Management berasal dari kata kerja to manage yang dalam bahasa Indonesia dapat berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan dan memimpin. Para ahli dibidang ilmu manajemen telah menemukan akar katanya berasal dari bahasa latin yaitu “mano” berarti tangan, menjadi “manus” artinya bekerja berkali-kali dengan mempergunakan tangan, ditambah imbuhan “agere” yang artinya melakukan sesuatu sehingga menjadi “managiare” yang berarti melakukan ssuatu berkali-kali dengan menggunakan tangan-tangan. Dengan kata lain untuk mendapatkan sesuatu, dikerjakan dengan dan melalui kegiatan orang lain. Maksudnya dalam mengerjakan sesuatu, pimpinan dari suatu organisasi tidak hanya bekerja sendirian, akan tetapi dibantu melalui kegiatan orang lain/bawahan yang merupakan perpanjangan tangan dalam menyelesaikan pekerjaan sampai berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen bukan saja digunakan dalam bidang organisasi pemerintah, swasta, lembaga-lembaga kemasyarakatan, bahkan dalam organisasi keagamaan sekalipun, manajemen sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan misinya.
  • 5. Manajemen Global 5 2.5.4. Pengertian Manajemen Global Globalisasi Manajemen adalah fakta kehidupan. Globalisasi mengacu pada sikap baru, terbuka mengenai mempraktekan manajemen secara internasional. Sikap ini menggabungkan keingintahuan mengenai dunia di luar batas nasional dengan kemauan untuk mengembangkan kemampuan guna beradaptasi dalam ekonomi global. Demikian J.A.F. Stoner Ohmae (1991) yang mengatakan dengan globalisasi berarti : tak ada luar negeri lagi. Dunia sekarang telah berubah menjadi “Desa yang besar (big village) dan tanpa batas (bordeless)”. Setiap orang diakui menjadi warga penduduk dunia, konsekuensinya baik sebagai individu, pemimpin atau manajer dituntut untuk mempunyai wawasan tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi di dunia internasional. Baik yang menyangkut kegiatan ekonomi, sosial, politik, budaya, perkembangan ilmu, teknologi dan informasi yang melewati batas-batas negara. Oleh karena itu para usahawan ataupun negarawan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan professional yang handal, dan tangguh serta mandiri, agar mampu bekerja sama dan bersaing dalam dunia persaingan bebas. Transformasi arus uang/modal, teknologi, tenaga ahli, barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi antar negara sedang dan telah terjadi secara otomatis dengan mempergunakan jalur informasi digital bebas hambatan (the digital information superhighway - disk). Semua kegiatan itu hanya akan berjalan dan mencapai keberhasilan apabila dikelola oleh tenaga ahli dan system yang bernuansa internasional. Keahlian di bidang manajemen internasional merupakan onditio sine quanon dalam era globalisasi. Manajemen internasional merupakan kinerja daripada aktivitas-aktivitas manajemen yang melewati batas-batas nasional. Dengan tandas Samuel C. Certo memberikan definisi manajemen inetrnasional adalah aktivitas-aktivitas manajemen yang melintasi batas-batas wilayah nasional (Interational Management is management activities that cross national borders. Fourth Edition : 571). Lebih jelas lagi
  • 6. Weihrich dan Koontz (1993) mengemukakan, bahwa studi manajemen internasional memfokuskan pada operasi perusahaan internasional di negara-negara tuan rumah (host country) dengan mempertimbangkan masalah-masalah manajerial yang berhubungan dengan arus orang, barang, jasa, dan uang dengan tujuan untuk bisa memanajemeni dengan baik dalam situasi kondisi yang melibatkan hal-hal di luar batas wilayah nasional (The study of international management focuses on the operation of internasional firms in host countries. It is concerned with the ultimate aim being to manage better in situations that involve crossing national boundaries, 1993). Dari definisi yang diberikan oleh kedua ahli manajemen tersebut berarti untuk dapat berkiprah di dunia internasional seorang manajer harus mempunyai cakrawala global atau internasional, sekalipun ia berada pada pijakan likal. Ciri-ciri budaya nasional akan tetap menjadi bingkai pengaman kehidupan bangsa, walaupun tak kan urung akan dan harus menanggung akibat dampak hubungan manajemen atau pemerintahan internasional yang pengaruhnya akan sangat besar dan beresiko tinggi. Peter F. Drucker (1982) menyatakan bahwa : “Pada semua lembaga itu, manajemen merupakan alat yang aktif dan efektif, tanpa lembaga tidak akan ada manajemen, ekonomi maupun kerjasama. Tetapi alat itu tidak pernah ditentukan oleh apa yang mereka kerjakan, juga bahkan oleh bagaimana mereka mengerjakannya, alat ditentukan oleh sumbanganya. Dan manajemenlah yang memungkinkan lembaga untuk menyumbang. Manajemen adalah tugas, juga merupakan suatu disiplin.” Setiap karya manajemen adalah karya seorang manajer. Yang mengelola adalah orang, bukan kekuatan atau fakta. Pandangan, pengabdian dan integritas para manajer menentukan apakah ada manajemen ataukah yang ada hanyalah suatu salah urus/mismanagement. Persepsi kebenaran berfikir itu, telah diakui dan berlaku secara universal pada semua organisasi di dunia internasional. Manajemen Global 6
  • 7. Manajemen global adalah segenap aktivitas manusia dalam organisasi dengan menggunakan bantuan sumber-sumbr daya dan fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Demikian pula orng yang memegang pimpinan sering disebut manager atau pimpinan, pemimpin, Pembina, kepala, ketua, direktur, administrator/administrator, eksekutif, pengurus, pengelola, manajer, menejer. Manajer itu adalah orang yang aktif dan bertanggung jawab dalam melakukan tugas-tugas manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer berfungsi dan berperan mengatur dan mengalokasikan sumber-sumber daya tersebut seoptimal mungkin secara efektif dan efisien sehingga mencapai produktivitas dan kepuasan bagi semua orang yang bekerjasama dengannya. Dalam hal ini Drucker (1984) berpendapat, bahwa dalam cara pelaksanaan manajemen global pada organisasi sangat dipengaruhi oleh cirri-ciri nasional, tradisional, sejarah nasional dan kadang-kadang juga ditentukan oleh hal-hal itu. Dengan demikian dalam prakteknya, patriotisme dan budaya bangsa serta lingkungan turut mempengaruhinya tak dapat diabaikan agar manajemen global dapat dipakai/diterapkan dan berjalan secara efektif. Bagaimana budaya ini bisa mempengaruhi praktek-praktek manajemen, terutama wilayah ASEAN yang kental dengan budaya ketimurannya. Hal ini diungkapkan oleh Joseph M. Putti (1991), bahwa “The cultural roots in these countries (ASEAN) are stronges and influences various of life, including the practice of management”. Indonesia termasuk salah satu Negara ASEAN, tidak hanya cukup bangga bergabung dengan mereka, tetapi harus memacu diri bagi kemajuan dalam olah manajemen secara professional dengan tanpa mengabaikan cirri budaya kekhasan Indonesia yang positif, bahkan budaya-budaya impor harus di filter sehingga tidak berpengaruh negatif. Oleh Putti dinyatakan dengan tegas bahwa mengapa terjadi sukses di Negara-negara industri baru seperti : Hongkong, Korea, Manajemen Global 7
  • 8. Singapore dan Taiwan sehingga menarik perhatian dunia, karena : “A single most important factor which can be identified as the main reason for their success is the style of management”. Di Negara-negara maju manajemen dihargai tinggi secara khusus dan professional. Dari budaya itu mempengaruhi gaya (style) manajemen yang membawa keberhasilan dalam pelaksanaan praktek manajemen. Hal ini diyakini oleh Hofstede (1997), bahwa nilai budaya dan praktek manajemen harus konsisten satu sama lain, dari praktek yang berhasil disuatu budaya mungkin tidak akan dapat berjalan dengan baik ditmpat lain. Apabila Indonesia ingin diakui dan dihargai sebagai Negara yang mandiri dan berdaulat diantara bangsa-bangsa yang ada di dunia, maka Indonesia harus dapat mengembangkan falsafah-falsafah manajemen sendiri yang khas berdasarkan etika dan moral yang mengakar pada nilai-nilai budaya bangsa dngan tetap memperhatikan aspek-aspek universal manajemen yang telah berlaku di dunia internasional. Manajemen Global 8 2.3.7. Fungsi-fungsi Manajemen Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaanya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickles, McHugh and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu : 1. Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan dating dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisas bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.
  • 9. 2. Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa nekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. 3. Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi. 4. Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Manajemen Global 9 2.1.3. Evolusi dalam Bisnis Global “Organisasi globalisasi harus baik atau bisa mati” telah dijelaskan dalam ekonomi sejak abad 21. Beberapa tahun yang lalu, banyak U.S korporasi multinasional yang beroperasi di Kanada atau barangkali Mexico, tetapi bukan di banyak negara-negara lain. Perusahaan Amerika beroperasi di Kanada dan Mexico, tetapi banyak sekarang mempunyai perusahaan di Hongkong, Singapura, Jepang, Perancis, Jerman dan Bagian Tenggara Asia, untuk menyebut hanya sedikit. Semakin banyak U.S korporasi global lakukan bisnis di negara-negara timur terdahulu. Vietnam, negara Amerika Serikat memulai sejak 25 tahun yang lalu. Kini dipandang sebagai suatu pasar yang berpotensi. globalisasi pasar telah menciptakan tantangan sumber daya manusia khusus yang akan memikul/ bertahan baik ke dalam abad ini.
  • 10. Secara normal, perusahaan meningkatkan langsung potensi yang sedang global di suatu periode. Kebanyakan perusahaan pada awalnya menjadi global tanpa membuat cabang di negara-negara asing, dengan pengeksporan, perijinan, atau monopoli. Pengeksporan memerlukan penjualan luar negeri, yang manapun secara langsung atau secara tidak langsung, dengan menahan distributor dan agen asing. Ini merupakan suatu cara yang banyak bila bisnis kecil ingin memasuki pasar yang global. Perijinan adalah suatu pengaturan dimana suatu organisasi mewariskan suatu perusahaan asing,berhak untuk kekayaan intelektual seperti hak paten, hak cipta, proses pabrikasi, atau nama dagang untuk suatu periode waktu spesifik. Franchising adalah suatu pilihan di mana perusahaan induk mewariskan perusahaan lain,hak untuk menentukan cara berdagang. Monopoli harus mengikuti pedoman operasional lebih keras dibanding pengiriman dibanding pemegang lisensi. Perijinan pada umumnya terbatas pada pabrikan, franchising adalah populer dengan perusahaan jasa, seperti rumah makan dan hotel. Franchising dilakukan dengan cepat,bahkan Negeri China bermunculan suatu kelas menengah, yang dipimpin oleh suatu bertumbuh populasi yang dididik professional, sedang menyiapkan jalan bagi pengembangan monopoli. Walaupun mengekspor, perijinan, dan franchising adalah awal baik dari pilihan, dalam rangka mengambil keuntungan yang penuh dari peluang global, perusahaan harus membuat suatu investasi jangka panjang di negara lain. Perusahaan dapat bertukar-tukar derajat tingkat mereka tentang keterlibatan global. Suatu korporasi perusahaan multinasional ( MNC) adalah suatu perusahaan yang didasarkan satu negeri ( orangtua atau negeri rumah) dan menghasilkan barang-barang atau menyediakan jasa di satu negara-negara asing (negara penyelenggara). Suatu korporasi perusahaan multinasional mengarahkan pabrikasi dan memasarkan operasi di beberapa negara- Manajemen Global 10
  • 11. negara; operasi ini dikoordinir oleh suatu perusahaan induk, pada umumnya didasarkan negeri rumah perusahaan. Motor umum dan arungan sudah meningkatkan di luar menjadi korporasi multinasional menjadi suatu korporasi global (GC); suatu organisasi yang mempunyai unit [perseroan/perusahaan] di sejumlah negara-negara yang terintegrasi untuk beroperasi seperti satu dunia organisasi lebar/luas. Korporasi yang global beroperasi seolah-olah keseluruhan dunia adalah satu kesatuan. Dunia global dengan komponen yang mungkin adalah dibuat dan/atau dirancang negara-negara Manajemen Global 11 berbeda. Harapan adalah bahwa ketika dunia menjadi lebih serentak terbuka, globalisasi korporasi akan menjadi hal yang biasa. Beberapa tahun yang lalu procter & spekulasi masih hanya pada suatu bisnis U.S. menginvestasikan dengan berat di dalam merek makanan. sekarang ini merupakan suatu korporasi yang global dengan operasi di 140 negara-negara dan variasi kategori produk luar biasa. Para pemimpin [perseroan/perusahaan] 30 nya adalah suatu kelompok berbeda yang mewakili kultur banyak orang dan latar belakang. Pentingnya manajemen sumber daya manusia di (dalam) lingkungan yang global digambarkan oleh fakta perusahaan internasional yang pertama HR ujian sertifikasi akan diatur di SHRM konferensi forum global di (dalam) 2004. Enam area sumber daya manusia internasional manajemen telah dikenali untuk pengujian itu. Ini adalah: strategis manajemen internasional HR, pengembangan karyawan dan efektivitas organisatoris, susunan kepegawaian global, manajemen tugas internasional, ganti-rugi global dan manfaat, dan peraturan dan hubungan dengan pegawai internasional.
  • 12. Manajemen Global 12 Luther Gullick George Terry James A.F. Stones Koontz & O'Donnel Nickels, McHugh & McHugh Richard W. Griffin Ernest Dale Planning Organizing Staffing Actuating Leading Staffing Directing Leading Staffing Directing Directing Directing Coordinating Innovating Reporting Representing Controlling Beberapa Pandangan Mnegenai Fungsi-Fungsi Manajemen
  • 13. Manajemen Global 13 2.2. Dasar Fundamental Manajemen Global Semua negara di dunia telah menyadari akan arti pentingnya kerjasama internasional untuk mengatasi masalah-masalah nasional yang tidak dapat dipecahkan sendiri, tapi perlu bantuan negara lain yang mempunyai kemampuan lebih sehingga dapat menolongnya dari kesulitan. Jalinan hubungan kerjasama (net working) ini diwujudkan dalam bentuk organisasi antar negara-negara di dunia internasional yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation organization). Selama lebih dari empat puluh tahun, yaitu sejak didirikan hingga pada peretengahan decade sembilan puluhan, masyarakat dunia melihat PBB lebih berperan di bidang politik, sebagai upaya untuk memelihara perdamaian dan keamanan dunia, dan yang lebih penting lagi mencegah meletusnya Perang Dunia III. Terjadinya pergeseran peran PBB dari yang bersifat normative menjadi bersifat operasional dipengaruhi oleh semakin kompleksnya permasalahan internasional sebagai akibat terjadinya proses globalisasi, tidak hanya di bidang politik dan pertahanan, tetapi juga dalam bidang lain, terutama bidang ekonomi. Beberapa contoh dampak globalisasi adalah: a) Makin banyak negara yang mengelola perekonomiannya berdasarkan mekanisme pasar. b) Terjadinya proses deregulasi dan debirokratisasi (berkurangnya keterlibatan langsung birokrasi dalam pengelolaan perekonomian bangsa sebagai institusi pengelola perekonomian). c) Timbulnya fungsionalisasi pengelolaan perekonomian yang spesialistik, seperti robotisasi dalam produksi penggunaan multimedia dalam kegiatan promosi komputerisasi pengolahan data, dan otomatisasi dalam kegiatan perkantoran. d) Makin meningkatnya kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup seiring kegiatan pembangunan. e) Hasrat menghindari melebarnya jurang kesenjangan antara negara industry maju dan negara sedang membangun.
  • 14. Point (e) mendapatkan perhatian khusus dari berbagai kalangan karena jika jurang kesenjangan terus melebar, dampak negatifnya akan dirasakan seluruh umat manusia. Oleh karena itu, tantangan utama yang harus dihadapi bersama, antara lain membuat badan-badan khusus PBB di bidang ekonomi dan perdagangan semakin berfungsi dengan efektif. Artinya, organisasi internasional tersebut dapat menghilangkan atau mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Untuk menghadapi tantangan utama tersebut diperlukan kemitraan global. Adanya pembentukan satu badan khusus Perserikatan Bangsa_Bangsa yang dikenal dengan Dewan Ekonomi dan Sosial (Ecosoc). Ecosoc bertujuan menciptakan kerja sama dan memecahkan masalah internasional di bidang ekonomi, social, budaya, dan kemanusiaan, serta meningkatkan pengakuan dan penghormatan atas hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bagi semua orang tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa, atau agama. Selain itu banyak lagi bentukan wujud kerjasama yang lainnya diantaranya Organisasi Perdagangan Dunia/World Trade Organization (WTO) sebagai perluasan dari Perjanjian Umum Tarif dan Perdagangan/General Agreement on Tariff and Trade (GATT) dalam bidang bisnis ekonomi. Semua Negara yang telah menyetujui adanya organisasi tersebut dengan aturan permainanya, mereka telah terikat untuk melaksanakan dan menerima sanksi apabila terjadi penyimpangan dari aturan yang telah disepakati bersama. Demikian halnya usaha-usaha kerjasama ekonomi termasuk transaksi-transaksi yang melewati batas wilayah negara termasuk barang, jasa, teknologi, modal, sumber daya alam dan manusia, serta manajerial skills harus mengikuti aturan yang berlaku. Beberapa contoh bentuk interaksi perusahaan antar negara, misalnya: Manajemen Global 14 1. Ekspor/Impor barang dan jasa Perusahaan yang melakukan ekspor adalah perusahaan yang menjual produk yang dihasilkannya ke negara luar, sedangkan perusahaan yang melakukan impor adalah perusahaan yang membeli produk dari negara lain. Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk
  • 15. impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat. Produk ekspor dan impor dari negara Indonesia: Secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang migas dan barang non migas. Barang migas atau minyak bumi dan gas adalah barang tambang yang berupa minyak bumi dan gas. Barang non migas adalah barang-barang yangukan berupa minyak bumi dan gas,seperti hasil perkebunan,pertanian,peternakan,perikanan dan hasil pertambangan yang bukan berupa minyak bumi dan gas. Produk ekspor Indonesia 1. Hasil Pertanian Contoh: karet, kopi, kelapa sawit, cengkeh, the, lada, kina, tembakau, dan cokelat. Manajemen Global 15 2. Hasil Hutan Contoh: kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel. 3. Hasil perikanan Contoh: ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng 4. Hasil pertambangan Contoh: timah, aluminium, batu bara, tembaga,dan emas. 5. Hasil industry Contoh: semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi. 6. Jasa Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke Malaysia dan negara-negara timur tengah. Produk Impor Indonesia Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan penolong serta bahan modal. Barang-barang konsumsi merupakan barang-barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti
  • 16. makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging. bahan baku dan bahan penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat-obatan dan kendaraan bermotor. Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat. produk impor indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain, beras, terigu, kacang kedelai dan buah-buahan. produk impor indonesia yang berupa hasil peternakan antara lain daging dan susu. Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lan adalah minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa barng industri antara lain adalah barang-barang elektronik, bahan kimia, kendaraan. dalam bidang jasa indonesia mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri. Manfaat kegiatan ekspor dan impor: Manajemen Global 16  Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.  Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa.  Meningkatkan perekonomian rakyat.  Mendorong berkembangnya kegiatan industri. 2. Persetujuan lisensi untuk memproduksi di negara-negara lain Lisensi adalah bentuk kegiatan dari sebuah perusahaan yang memperluas jaringan operasinya secara internasional dengan jalan menjual hak penggunaan dari produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang melakukan kegiatan lisensi memberikan lisensi atau hak penggunaan produk kepada perusahaan di negara lain untuk menggunakan produk yang dihasilkannya. Sebagai contoh dari pemberian lisensi ini adalah apa yang dilakukan oleh perusahaan pembuat perangkat lunak Microsoft yang dimiliki oleh Bill Gates. Berbagai lisensi diberikan perusahaan Microsoft kepada perusahaan rekanannya di seluruh dunia untuk penggunaan produk-produk
  • 17. mereka seperti Microsoft Windows, Microsoft Office, Microsoft Visual FoxPro, dan lain sebagainya. 3. Kontrak kerjasama/kemitraan manajemen dalam dan luar negeri Saat tertentu perusahaan memutuskan untuk memperluas bisnisnya secara global, tetapi tidak ingin tanggung jawab keuangan yang besar untuk mengerjakannya, sehingga perusahaan tersebut melakukan kontrak kerja sama dengan pemilik bisnis di luar negeri, yang membayar jasa supaya diberikan hak untuk menyelenggarakan bisnis di negaranya. Dua jenis kontrak kerja sama tersebut adalah lisensi dan waralaba (frenchise ). Franchise atau waralaba adalah sekumpulan jaringan kerja perusahaan yang memproduksi atau memasarkan suatu produk atau jasa, dimana franchisor memberikan seluruh bisninya kepada orang atau perusahaan lain, sebagai franchisee. Sebagai harga awal franchise terdiri dari fee dan royalty, franchisor menyediakan pelatihan, membantu pemasaran, dan periklanan, serta memberikan hak eksklusif untuk menyelenggarakan bisnis di lokasi tertentu. Kegiatan franchise adalah cara cepat memasuki pasar luar negeri. Pihak franchisor menerima fee (imbalan) dan royalty yang diberikan franchisee, maka usaha franchise bisa menjadi strategi yang bagus saat penjualan perusahaan dalam negeri melemah. Walaupun demikian, franchisor menghadapi kehilangan kendali saat mereka menjual bisnisnya ke franchisee yang jaraknya ribuan mil jauhnya. Manajemen Global 17 4. Kerjasama patungan (Joint Venture) Perusahaan multinasional yang melakukan Joint Venture adalah perusahaan yang melakukan kerja sama strategis atau strategic alliance dengan perusahaan lain di negara lain dalam menjalankan suatu bisnis di negaranya ataupun di negara dimana perusahaan rekanannya beroperasi. Kegiatan bisnis dapat berupa kegiatan produksi, jasa, hingga distribusi dari sebuah produk. Perusahaan otomotif Malaysia, Proton, adalah salah satu bentuk perusahaan multinasional yang melakukan joint ventures di antaranya dengan perusahaan Mitsubishi, Jepang dalam memproduksi
  • 18. salah satu kendaraanya. Kerja sama berbentuk Joint Venture ini, selain dapat dijadikan proses transfer teknologi dari suatu negara ke Negara lainnya, juga dilakukan untuk saling melindungi hak-hak akan produk yang dimiliki oleh keduanya, selain juga untuk melakukan aliansi strategis dalam hal perluasan pasar. Manajemen Global 18 5. Membuat cabang usaha di negara lain Cara lain yang lebih agresif dan menantang untuk memasuki pasar luar negeri adalah dengan mendirikan kantor cabang pemasaran luar negeri. Kantor cabang luar negeri adalah suatu perusahaan pemasaran diluar negeri yang dimiliki oleh perusahaan induk. Para karyawan kantor cabang dapat direkrut dari penduduk asal perusahaan dan penduduk negara setempat. Mereka dipekerjakan untuk memasarkan produk yang diproduksi dinegara asal. Semua itu dilakukan dalam rangka untuk memperoleh: - Sumber daya yang lebih murah dan berkualitas - Meningkatkan pangsa pasar - Meningkatkan tingkat investasi - Quota impor atau ekspor dan tariff yang lebih murah - Hubungan kerjasama internasional atau regional. Kegiatan bisnis internasional itu umumnya didominasi oleh Perusahaan Multi Nasional (Multi National Corporation). Sekalipun demikian ada juga perusahaan menengah, kecil dan koperasi yang melakukan usaha ke luar negeri secara kemitraan yang saling menguntungkan. Cara yang dilakukan melalui hubungan kerjasama strategis global (Global Strategic Partnership) adalah merupakan suatu hubungan kerjasama yang dibentuk oleh organisasi/perusahaan dengan satu atau lebih negara luar secara umum bertujuan untuk mengusahakan peluang-peluang yang ada di negara lain agar dapat dikelola dengan baik dalam memproduksi barang ataupun jasa yang sama-sama mereka butuhkan.
  • 19. Menurut Perlemutter dan Heenan, sehubungan dengan kerjasama strategis global hanya akan berhasil apabila terdapat 6 kondisi yang dapat diciptakan atas dasar persetujuan kedua belah pihak, sebagai berikut: 1. Tiap partner harus merasa yakin memiliki pasangan yang mempunyai Manajemen Global 19 sesuatu yang dibutuhkan 2. Tiap partner harus memilih-milih dahulu sebelum mereka melakukan bisnis bukan sesudahnya. 3. Mereka harus saling membagi dan memiliki perilaku dan pandangan yang sama atas fungsi pengawasan bagi usaha baru mereka. 4. Jenis operasi, budaya perusahaan dan nilai moral dimiliki perusahaan. 5. Joint venture harus memiliki kesempatan untuk membuang/menghindari apapun bentuk organisasi yang tidak cocok. 6. Mereka harus mempunyai beberapa pembuat keputusan akhir dan yang memikirkan beberapa cara dalam patokan pebuatan keputusan. Pada saat suatu perusahaan memutuskan untuk memasuki kawasan internasional, mereka harus mempertimbangkan masalah ekonomi, politik, teknologi, social budaya yang membentuk lingkungan bisnis di negara tempat perusahaan multi nasional mereka berada. Pada saat itu pula, eksistensi manajemen internasional berperan dalam penanganannya. 2.2.1. Cakupan Fungsi Operasional dari Manajemen Global Di antara fungsi-fungsi operasional dari manajemen global adalah manajemen sumber daya global, manajemen operasi global, manajemen keuangan global, manajemen pemasaran global, serta manajemen informasi global.  Manajemen Sumber Daya Manusia Global Proses rekrutmen dan seleksi tenaga kerja tidak lagi terbatas pada satu Negara saja, tetapi berasal dari berbagai negara. Sisi positifnya, masyarakat local di mana perusahaan multinasional tersebut beroperasi dapat terekrut untuk bekerja dalam perusahaan multinasional tersebut. Sisi negatifnya, adalah jika kualifikasi yang
  • 20. dimiliki masyarakat local tidak memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan oleh perusahaan multinasional tersebut, sehingga masyarakat local tidak dapat bersaing dengan calon tenaga kerja lain yang berasal dari negara lain. Akhirnya, masyarakat local hanya dapat terserap sebagai tenaga kerja yang tanpa keahlian(unskilled labor) yang pada umumnya bekerja sebagai buruh kasar. Manajemen Global 20  Manajemen Operasi Global Proses penentuan lokasi produksi, desain pabrik, pembelian bahan baku produksi, hingga pendistribusian barang jadi tak lagi terbatas di satu negara. Sebuah perusahaan multinasional Amerika yang beroperasi di Indonesia mungkin saja membeli bahan baku dari Cina untuk kemudian diproses di Indonesia dan kemudian dipasarkan ke India. Hal ini memberikan konsekuensi adanya proses pengaturan produksi yang tidak mudah, karena akan berkaitan erat dengan berbagai regulasi antarnegara yang berbeda-beda.  Manajemen Keuangan Global Kegiatan pendanaan dan investasi tidak saja terbatas pada satu negara. Sebuah perusahaan di Indonesia dapat meminjam dana dari bank di Jepang untuk kemudian diinvestasikan di Indonesia, akan tetapi produknya kemudian dijual ke Amerika. Konsekuensinya, akan terjadi transaksi keuangan yang melibatkan paling tidak tiga jenis mata uang yang berbeda. Perbedaan nilai tukar yang berubah-ubah akan menyebabkan manajemen keuangan sebuah perusahaan multinasional juga perlu memahami dampak perbedaan nilai tukar ini terhadap proses penganggaran yang mereka lakukan, pencatatan transaksi, penyusunan laporan keuangan, pembayaran kewajiban, hingga berbagai upaya yang harus dilakukan untuk mengantisipasi resiko akibat terjadinya fluktuasi nilai tukar antarmata uang asing
  • 21. dan juga perubahan kebijakan mengenai keuangan di berbagai negara. Manajemen Global 21  Manajemen Pemasaran Global Perusahaan perlu memahami bahwa produknya akan dipasarkan ke berbagai negara di belahan dunia. Oleh karena itu, perilaku konsumen di berbagai negara akan sangat berbeda-beda. Sebagai contoh misalnya, perilaku orang Eropa dalam hal mengonsumsi teknologi komunikasi selular lebih cenderung pada aspek manfaatnya, sedangkan untuk orang Asia, khusunya Indonesia lebih pada aspek fiturnya. Selain itu, strategi pemasaran yang harus diterapkan di berbagai negara juga perlu mengikuti budaya yang berbeda-beda. Definisi kepuasan konsumen untuk setiap Negara juga bisa jadi berbeda dari satu Negara ke Negara lainnya.  Manajemen Informasi Global Perusahaan multinasional perlu memiliki semacam system informasi yang mampu mengolah berbagai informasi global yang dibutuhkannya dari waktu ke waktu agar keputusan yang diambil senantiasa tepat. Informasi mengenai pasar, pesaing, harga, regulasi, hingga informasi mengenai budaya masyarakat setempat perlu dikelola dengan baik oleh sebuah perusahaan multinasional. 2.3. Perusahaan Multi Nasional Perusahaan Multi Nasional sadalah perusahaan yang memiliki kantor pusat di suatu Negara, akan tetapi operasinya diberbagai Negara lain atau lebih dari satu Negara. Perusahaan Multi Nasional adalah organisasi yang menjelaskan usaha pada tingkat internasional menjalankan aktivitas-aktivitas skala internasionan dengan mengabaikan batas-batas nasional dan dibesarkan pada strategi umum perusahaan yang telah ditentukan oleh kantor pusat. Salah satu contoh kegiatan perusahaan multi nasional, misalnya perusahaan Ford, General Motor, Mobil Oil, Ban Fire Stone. Perusahaan multinasional yang sangat besar, memiliki dana yang melewati dana banyak
  • 22. negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik. Karena jangkauan internasional dan mobilitas Perusahaan Multi nasional, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada Perusahaan Multi nasional, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai. Neil H. Jacoby menyatakan bahwa sebuah perusahaan yang ingin menjadi perusahaan multi nasional harus melalui tahap-tahap dalam mencapai tingkatan tertinggi dengan multi nasionalisasi, yaitu terdiri dari 6 tahapan multi nasionalisasi adalah sebagai berikut :  Tahap 1 : Ekspor produk ke luar negeri  Tahap 2 : Membangun organisasi-organisasi penjualan di luar negeri  Tahap 3 : Menggunakan urgensi hak paten dan tahu bagaimana perusahaan asing menbuat dan menjual produk mereka  Tahap 4 : Membangun fasilitas- fasilitas di luar negeri  Tahap 5 : Memultinasionalisasikan manajemen dari atas ke bawah  Tahap 6 : Memultinasionalisasikan kepemilikan saham perusahaan Perusahaan multi nasional bisa beragam tingkatannya mulai dari organisasi multi nasional ringan yang mengekspor produk-produk sederhana ke luar negeri, sampai pada tingkatan organisasi multi nasional kelas berat di mana mereka memiliki kepemilikan atau perusahaan di Negara lain. Secara umum, semakin besar organisasi, maka semakin besar kemungkinan untuk ikut terlibat dalam ruang lingkup organisasi internasional Manajemen Global 22
  • 23. 2.3.1. Karakteristik dan Syarat Perusahaan Multi Nasional 1. Lingkup kegiatan income generating atau perolehan pendapatan Manajemen Global 23 dilakukan melalui batas-batas Negara. 2. Perdagangan Perusahaan Multi NAsional kebanyakan terjadi dalam lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antar Negara. 3. Kontrol terhadap pemakaian teknologi dansangat diutamakan mengingatkedua factor tersebut merupakan keuntungan kompetitif Perusahaan Multi Nasional. 4. Pengembangan sistem manajemen dan distribusi yang melintasi batas-batas Negara terutama dalam system modal ventura, lisensi dan francise. 2.5.4. Kompleksitas dalam Penanganan Perusahaan Multi Nasional Definisi manajemen internasional dan pembahasan mengenai apa yang terdapat dalam perusahaan multi nasional secara jelas mengindikasikan bahwa manajemen intrenasional dan manajemen domestik sangat berbeda. Manajemen dapat dibedakan dari manajemen domestik dari keterlibatannya dalam oerganisasi: 1. Dalam kedaulatan-kedaulatan nasionalnya berbeda. 2. Dalam kondisi ekonomi yang jauh berbeda. 3. Dalam kehidupan orang-orangnya dalam sistem nilai dan kelembagaan berbeda. 4. Pengalaman revolusi industri dalam waktu yang tidak sama. 5. Jarak geografisyang lebih luas dan jauh. 6. Pasar nasional yang bervariasi besarnya baik populasinya maupun daerahnya. Biasanya, perusahaan multi nasional yang sedang berkembang akan membutuhkan investasi-investasi di negara-negara luar. Dan manajer yang akan melakukan investasi di luar negeri biasanya harus yakin bahwa investasi itu :
  • 24. a) Mendapatkan peluang usaha di berbagai Negara. b) Membuat fasilitas-fasilitas produksi, keuangan dan pemasaran lebih Manajemen Global 24 efektif dan efisien. c) Mendapatkan sumber daya dan bahan yang tidak tersedia di dala, negeri. d) Mendapatkan manajer serta tenaga ahli terbaik sacara selektif. e) Menghasilkan profit yang tinggi dari hasil usaha di berbagai Negara. Tetapi walau bagaimanapun juga resikp yang berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk investasi di luar negeri pesti ada. Misalnya: komplikasi politik yang melibatkan perusahaan induk ( Parent Compeny ) yaitu perusahaan yang berinvestasi dalam ruang lingkup internasional dan berbagai golongan di negar pribumi ( host country ). 2.5.4. Faktor – Faktor Legal atau Politik Beberapa factor utama ekonomi yang dihadapi manajer dalam dunia internasional adalah berhubungan dengan kendala-kendala hukum atau peraturan (laws) atau transaksi-transaksi internasional yang memberi harapan. Termasuk didalamnya adalah :  Tarif  Quota  Ukuran administrastif  Pengawasan pertikaian  Peraturan lokal  Subsidi  Bantuan promosi dagang  Persetujuan perdagangan dan kartel produsen Untuk mengurangi berbagai hambatan dalam perdagangan dibuat konsep Intergrasi Ekonomi ( Economic Integration ). Konsep ini mempengaruhi beberapa bentuk dianratanya : 1. Area perdagangan bebas (Free trade areas).
  • 25. Manajemen Global 25 2. Pengaturan kebiasaan (Custom Unions). 3. Kesamaan pasar (Common Markets). 4. Unit Ekonomi (Economic Unions). 2.5.4. Kerjasama Regional dalam Perdagangan Dunia 1. Model karjasama menurut F. Kahnert :  Free Trade Association. Diantara negar anggota tidak ada penbatasan baik quota impor, ekspor maupun pembebanan tariff atau bea masuk.  custom union. Antara Negara anggota tidak ada tarif-tarif atau pembatasan-pembatasan dan terhadap dunia luar ada kesatuan tarif.  Tariff community. Ada common external dan lowered internal tarif.  Economic Union. Beberapa negara mempunyai letak geografis yang berdakatan bergabung bersama mengatasi kepentingan masalah ekonomi.  Supra National Union. Gabungan dari beberapa Negara yang letak geografis berdekatan kerjasama dibidang ekonomi, sosial, budaya maupun masalah pertahanan dan keamanan.  Free Port. Daerah wilayah pengembangan ekspor dipelabuhan laut maupun pelabuhan udara dimana dilengkapi fasilitas dan sarana penunjang yang diperlukan.  Entreport. Pelabuhan laut dimana udara yang menjadi pelabuhan transit yang mempunyai fasilitas teknologa canggih serta merupakan daerah pengembangan wilayah industri untuk produksi barang-barang re-ekspor. Missal : London, Rotterdam, S’pore.
  • 26.  Bonded Warehouse. Daerah wilayah pergudangan yang ada di pelabuhan untuk menampung barang-barang yang sedang dalam penyelesaian administrasi. 2. Benelux (Belgia, Nederland, Luxebug). Tujuannya : Tariff Community, Custom Union, Full Economic Union. 3. Pasar Bersama Eropa (Belanda, Belgia, Luxemburg, perancis, Jerman, Itali, Inggris dan lain-lain). Tujuannya : Membentuk komunitas Eropa. 4. AFTA (European Free Trade Area). Negara AFTA Inggris, Swedia, Portugal, Yunani dan lain-lain. Tujuannya : menghapus internasional dutiers. Manajemen Global 26 5. ASEAN-Free Trade Arae (AFTA). Latar belakang dibentuknya AFTA :  Adanya perubahan eksternal transisi terbentuknya new eorld order  Perubahan internal : pertumbuhan ekonomi dan ekspor 10 tahun terakhir  Meningkatkan daya saing 6. Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) Bentuk kerjasama : teknik, investasi, pengembangan infrastruktur, pendidikan tinggi, transportasi, telekomunikasi. 7. North American Free Trade Area (NAFTA) Perdagangan bebas yang bersifat eksklusif antar anggota NAFTA pada tahun 2010 barang bebas keluar masuk antar anggota dan tidak ada hambatan non-tarif. 8. Forum untuk Pemecahan Isu-isu Perdagangan dan Moneter/General Agreement on Tariff and Trade (GATT) Tujuannya mengatur perdagangan dunia dan tarif perdagangan.
  • 27. Manajemen Global 27 2.5.4. General System of Preference ( GSP ) Preferensi umum yang diberikan kepada Negara berkembang olah bangsa maju. Negara Pemberi Donor : Australia, New Zeland, Canada, USA, Jepang, dan lain-lain. Negara Penerima Donor : ASEAN, Amerika Latin, Amerika Tengah, Negara miskin. Keringanan konsep GSP : 1. Pembebasan tariff 2. Penurunan tariff 3. Keringanan bea masuk 4. Kelonggaran quota 5. Perlakuan cepat 6. Sistem pembayaran Manfaat bagi Indonesia :  Quota ekspor tekstil ke USA  Quota ekspor hasil pertanian  Keringanan tarif dan bea masuk impor Dari perundingan paket 31 Juli 2004, Gusmardi Bustani (2004) mengemukakan bahwa : 1. Pertanian, perundingan bidang pertanian merupakan isu yang paling sulit untuk mendapatkan kesepakatan. 2. Sulitnya mempertemukan berbagai kepentingan antar anggota disemua isu perundingan menghasilkan perundingan diharuskan melalui format Green Room Process ( perundingan tertutup kelompok kecil ). 3. Koalisi merupakan suatu cara untuk berjuang jika tidak mau ditelan raksasa seperti UE dan AS.
  • 28. 4. Subsidi Domestik menurut berbagai ahli dan lembaga internasional, terjadinya ketidakadilan yang sangat dalam, dalam perdagangan global adalah sebagai akibat dari diperkenankannya nagara-negara kaya membanjiri pasar global dengan makanan dan komoditas murah yang mengakibatkan sulitnya Negara berkembang meningkatkan kesejahteraan penduduknya (petani miskin) karena kehilangan matapencaharian. Perundingan non pertanian produk industri, untuk banyak anggota, masalah non pertanian lebih penting daripada pertanian. Alasannya sangat sederhana, penurunan tarif dan non tarif akan membuka akses pasar ekspor yang diyakini akan dapat menghidupkan industry, penciptaan kesempatan karja dan devisa. Manajemen Global 28  Isu Jasa Perundingan jasa menginginkan terciptanya liberalisasi yang progresif dibidang perdagangan jasa.  Fasilitas Perdagangan Inti pokok dari fasilitas perdagangan dalah aturan untuk memperlancar arus barang di pelabuhan, termasuk pengaturan mengenai barang transit. Dalam modalitas ini, berbagai kemudahan untuk nagara berkembang dipenuhi, misalnya pengembangan kafasilitas, perlakuan khusus dan berbeda. Untuk jangka panjang, fasilitas perdagangan sangat bermanfaat bagi Indonesia karena akan mempermudah dalam mengatur kelancaran barang impor di pelabuhan sehingga dapat mengurangi biaya.  Isu Pembangunan Keputusan penting lainnya menyangkut bantuan teknis untuk Negara berkembang guna meningkatkan partisipasi mereka dalam perundingan, dan kemampuan Negara berkembang untuk mengimplementasikan perjanjian WTO.
  • 29. Manajemen Global 29 2.3.7. Resiko Politik Investasi Luar Negeri 1. Sumber resiko politik :  Persaingan philosopi-philosopi politis (nasionalisme, sosialisme, komunisme).  Kerusuhan dan kekacauan sosial.  Kepentingan pribadi dari kelompok-kelompok usaha local.  Kebebasan politik sekarang dan masa yang akan datang.  Konflik-konflik angkatan bersenjata dan pemberontakan-pemberontakan internal untuk kekuasaan politik.  Persekutuan internasional baru. 2. Kelompok-kelompok yang berpengaruh terhadap timbulnya resiko politik:  Kekuasaan pemerintah.  Kelompok oposisi non perlementer.  Kelompok-kelompok masyarakat yang tidak terorganisir misalnya : mahasiswa, pekerja, kaum minoritas, dan sebagainya.  Pemerintah luar negeri atau agen-agen inter pemerintah seperti EEC (European Economic Community).  Pemerintah luar negeri yang memungkinkan adanya konflik akan mendukung terjadinya pemberontakan internal. 3. Akibat resiko politik :  Pengambil alihan : hilangnya asset yanpa kompensasi.  Pengambil alihan dengan kompensasi : kekurangan kebebasan untuk menjalankan usaha.  Batasan operasional : pangsa pasar, karakteristik produk, kebijakansanaan pegawai, bagian lokal.  Kehilangan kebebasan transfer : keuangan, barang, personel, atau hak kepemilikan.  Pemutusan atau revisi unilateral dalam kontrak atau kesepakatan.
  • 30.  Diskriminasi misalnya pajak, kontrak.  Kerusakan property asset atau personel dari pemberotakan, Manajemen Global 30 revolusi, perang dan lain-lain. Dampak Ekonomi Perusahaan Multi Nasional Bagi Negara yang Ditempati Perusahaan Multi Nasional membrerikan kontribusi dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara melalui proses penciptaan keterkaitan yang meliputi :  Keterkaitan kedepan : dimana perusahaan multi nasional memproduksi barang-barang yang dipakai oleh perusahaan-perusahaan local untuk kebutuhan produksi manufaktur mereka.  Keterkaitan kebelakang : yang berkaiatan dengan upaya perusahaan multi nasional untuk membeli bahan baku dari perusahaan-perusahaan lokal. Dampak Sosial Perusahaan Multi Nasional Bagi Negara yang Ditempati Perusahaan multi nasional menciptakan lapangan kerja baru baik di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan multi nasional. Besarnya dampak tidak sama karena perusahaan multi nasional melibatkan banyak perusahaan sebagai rekan maupun sub-kontraktor, tetyapi juga perbaikan di dalam kebijakan lapangan kerja dengan mengikutio standar internasional. Cara-cara yang digunakan perusahaan untuk memperkecil konflik dengan perusahaan pemerintah pribumi Perbedaan ekonomi dan politik diantara Negara-negara biasanya suka mengakibatkan perbedaan fundamental sosial, budaya diantara kelompok etnik yang mendiami Negara-negara di dunia. Oleh karena itu untuk dapat berjalannya kerjasama yang harmonis maka diusahakan agar terdapat
  • 31. persepsi yang sama diantara Negara-negara itu demikian pula diantara kerjasama suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau antar perusahaan dengan pemerintah suatu Negara dalam konteks dunia sebagai “Desa yang Besar”, berarti bahwa antara satu Negara dengan Negara lain tidak dapat memisahkan dari, karena kedua belah pihak akan mempunyai kelebihan atau kekurangan yang dapat saling mengisi. Untuk itu perlu menjalani huungan kemitraan (partnership) yang saling menguntungkan diantara perusahaan yang besar berusaha menjadi lahan investasi di suatu Negara atau pribumi dengan melalui : 1. Mendapatkan bahan-bahan atau komponen-komponen dari sumber Manajemen Global 31 Negara pribumi. 2. Menggunakan kerjasama dengan mitra Negara pribumi. 3. Menggunakan pekerja dan manajer lokal dan Negara pribumi. 4. Menetukan pengadaan fasilitas riset dan pengembangan di Negara pribumi. 5. Mengembangkan suatu program yang saling menguntungkan di Negara pribumi. 6. Menginvestasikan kembali pendapatan di Negara pribumi’ 7. Melatih manajer luar negeri untuk dapat berhubungan lebih baik dengan budaya lokal. 8. Membantu mendorong adanya proyekkesejahteraan masyarakat. 9. Menghindarkan diri dari perbuatan penyuapan terhadap pimpinan tertinggi pemerintah Negara pribumi yang syah. 10. Menjual saham (go public) kepada para peminat di Negara pribumi. 11. Menggunakan bank atau agar pinjaman dari Negara pribumi. 12. Rencana investasi kembali atas pemilikan asset oleh penduduk asli.
  • 32. Semua usaha itu dimaksudkan untuk menghindari konflik salah pengertian dalam melaksanakan kegiatan bisnis atau usaha Negara di dunia internasional. Sehingga sorang manajer yang berkaliber internasional dimasa depan, harus dapat mengakomodasi cara-cara menghindari konflik melalui komunikasi, tukar menukar kebudayaan, dan cara-cara lain dalam berhubungan dengan perintah untuk menciptakan batas kebebasan pertukaran barang dan jasa. Kemitraan dalam persaingan adalh cara kerjasama yang terbaik untuk kesejahteraan umat di dunia yang saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling maenguntungkan. Manajemen Global 32 2.1. Manajemen Komparatif Manajemen komparatif adalah mempelajari proses manajemen di negara-negara yang berbeda untuk menguji potensi tindakan manajemen di bawah kondisi lingkungan yang berbeda. Komparatif manajemen di dalam suatu negara memungkinkan untuk diterapkan di negara-negara lain. 2.5.4. Modifikasi Model Manajemen Komparatif Koontz Dalam membandingkan manajemen di berbagai negara, Prof. Richard N. Farmer dan Barry M. Richman, dua ahli/pelopor di bidang manajemen komparatif menekankan bahwa lingkungan eksternal dari perusahaan mempengaruhi praktek-praktek manajemen. Organisasi itulah yang pertama kali mengidentifikasikan elemen-elemen kritis dalam proses manajemen dan untuk mengevaluasi operasi perusahaan dalam budaya yang berbeda. Hal ini juga menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang dipertimbangkan memiliki pengaruh penting bagi proses manajemen dan keberhasilan manajerial. Faktor-faktor ini diklasifikasikan dalam: 1. Variabel Pendidikan Latar belakang pendidikan masyarakat suatu negara mempengaruhi manajemen dalam suatu perusahaan.
  • 33. Manajemen Global 33 2. Variabel Sosial budaya dan etika Budaya dan perilaku masyarakat suatu negara juga sangat berpengaruh pada gaya manajemen berbagai negara. Filosofi yang dianut masyarakat juga diterapkan dalam manajemen perusahaan. Hal ini menjadi ciri khas manajemen setiap negara yang terkadang sulit untuk diubah. 3. Variabel Politik legal Variabel politik legal berupa sistem pemerintahan yang dianut suatu negara juga mempengaruhi manajemen perusahaan suatu negara. Apakah sistem pemerintahan tersebut berupa monarki atau demokratis mempengaruhi gaya kepemimpinan perusahaan. 4. Variabel ekonomi Variabel ekonomi yang mempengaruhi proses manajerial adalah keadaan ekonomi suatu negara. Apabila situasi ekonomi suatu negara sedang mengalami inflasi atau mengalami deflasi, maka hal tersebut mempengaruhi pencapaian tujuan dalam suatu perusahaan. Pengetahuan tertentu atau ilmu sains seperti teknik (engineering), produksi, pemasaran dan keuangan sangat penting bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang sukses meskipun manajemennya kurang baik karena pemasarannya yang brilian, tekniknya yang kuat / fasilitas produksinya yang dirancang dan dioperasikan dengan baik. Aktivitas perusahaan dibagi ke dalam dua kategori utama, yaitu :  Aktivitas manajerial Aktivitas manajerial dipengaruhi oleh ilmu manajemen. Praktek manajerial meliputi perencanaan, pengorganisasian, penyetapan, pemimpinan, dan pengawasan.
  • 34. Manajemen Global 34  Aktivitas non-manajerial Aktivitas non-manajerial sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan atau sains yang relevan. Paraktek non-manajerial meliputi teknik, produksi, pemasaran, dan keuangan. Kedua aktivitas tersebut akan dipengaruhi oleh kesediaan sumber daya manusia dan sumber daya material serta batasan dan pengaruh dari ingkungan eksternal (pendidikan, politik, ekonomi, teknologi, dan sosial budaya/etika). Ilmu manajemen - Konsep - Prinsip -Teori - Aplikasi pengetahuan secara umum Fungsi-fungsi Ilmu Pengetahuan Perusahaan - Teknik - Produksi - Pemasaran - Keuangan Sumber daya manusia dan sumber daya mineral Lingkungan eksternal - Pendidikan - Politik - Ekonomi -Teknologi - Sosial Budaya/Etika Praktek-praktek Manajerial : - Perencanaan - Pengorganisasian - Penyetapan - Pemimpinan - Pengawasan Praktek-praktek Non- Manajerial : - Teknik - Produksi - Pemasaran - Keuangan Keberhasilan perusahaan berdasarkan pada : 1. Faktor-faktor manajerial 2. factor-faktor non manajerial
  • 35. 2.4.2. Perbandingan Manajemen Jepang, Manajemen Amerika, dan Manajemen Global 35 Manajemen Negara Lainnya Manajemen Jepang Manajemen dalam pandangan bangsa Jepang adalah komitmen kolektif yang lahir dari kesadaran diri dan rasionalitas untuk mengabdi pada instititusi atau perusahaan tempat mereka bekerja, baik secara fisik maupun nalar. Kehidupan bangsa Jepang memiliki filosofi manajemen kolektif, atau disebut juga manajemen konsesus, yang berarti kolektivitas dengan makna bahwa kerjasama, sinergi, dan berkarya, bukan hanya saling mendorong satu sama lain, namun lebih dari itu dilakukan secara hand in hand, aktif dalam mengambil keputusan, dan menentukan tujuan dari team work. Filosofi manajemen kolektif ini banyak diterapkan dalam perusahaan-perusahaan Jepang. Bangsa Jepang juga menerapkan filosofi Kaizen dalam institusi atau perusahaan mereka. Kaizen diartikan sebagai perbaikan terus-menerus (continous improvement), ciri lainnya yaitu manajemen kaizen lebih memperhatikan proses, bukan hasil, selain itu menggunakan lingkaran kualitas dan peralatan lain untuk mendukung peningkatan yang terus-menerus. Europe Japan Centre menyimpulkan bahwa “Kaizen menunjukkan hanya dengan terus-menerus tetap sadar dan membuat beratus-ratus ribu peningkatan kecil, memungkinkan untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermutu otentik sehingga dapat memuaskan pelanggan. Cara paling mudah untuk mencapainya adalah dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus-menerus dari masing-masing serta seluruh karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada komintmen manajemen senior, strategi yang jelas dan ketabahan – karena kaizen bukan jalan pintas melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang diinginkan.” (Cane, 1998:265)
  • 36. Keunggulan manajemen bangsa Jepang lainnya adalah bangsa Jepang sangat mengandalkan kualitas-- atau nilai kerja tim, dan budaya setiap orang. Melalui sikap tersebut, setiap orang merasa bahwa dirinya adalah bagian dari anggota tim (perusahaan/institusi) dan sangat terkait erat dengan rekan-rekan kerja mereka. Oleh karena itu, kelangsungan, ketahanan, dan pertumbuhan merupakan target strategis bagi setiap perusahaan yang bersifat profit centre. Selain itu, bangsa Jepang benar-benar memusatkan perhatian pada kemahiran dan kemampuan berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain. Pada manajemen Jepang terlihat ciri-ciri sebagai berikut: sistem kerja seumur hidup, sistem evaluasi dan promosi lambat sehingga setiap manajer sangat memahami seluk beluk perusahaannya sebelum dipromosikan. Sistem pemberian insentif dalam perusahaan Jepang bersifat fleksibel, bila perusahaan mendapat laba yang cukup besar maka karyawannya pun akan mendapat insentif yang cukup besar pula, begitu juga sebaliknya. Karier meningkat bukan berdasarkan spesialisasi, melainkan secara menyeluruh dalam semua bidang. Yang menjadi motivasi kuat bagi seluruh karyawan dalam perusahaan Jepang adalah diikutsertakan dalam pengambilan suatu keputusan. Hal ini berdampak pada tanggung jawab bahwa masing-masing karyawan bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dan mereka dapat mengawasi diri mereka sendiri saat sedang bertugas. Manajemen Global 36 Manajemen Amerika Dalam manajemen Amerika berlaku sistem kerja jangka pendek. Akibatnya, seseorang berusaha untuk dipromosikan secara cepat. Jika mereka tidak dipromosikan dalam beberapa tahun, maka mereka memutuskan untuk pindah pekerjaan mencari keadaan yang lebih baik. Sistem bonus diberikan berdasarkan potongan dan hal ini membuat
  • 37. orang bekerja dengan sangat keras sehingga kadang-kadang menimbulkan kejenuhan. Karier dalam manajemen Amerika berdasarkan spesialisasi. Orang tidak akan mudah berpindah ke bidang pekerjaan lain jika tidak berdasarkan spesialisasinya. Jika perusahaan tidak lagi memerlukan suatu spesialisasi, maka orang akan menganggur atau pindah ke perusahaan lain yang membutuhkan spesialisasinya. Pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan pada manajemen tingkat tinggi sehingga saat pelaksanaannya terkadang mengalami kesulitan karena orang akan bekerja sesuai dengan target yang telah ditentukan sehingga pengawasan dalam hal ini dilakukan oleh supervisor-nya. Perbedaan Praktek Manajemen Jepang dan Manajemen Amerika Perbandingan praktek-praktek manajemen Jepang dan manajemen Manajemen Global 37 Amerika adalah sebagai berikut: MANAJEMEN JEPANG MANAJEMEN AMERIKA 1. Pekerjaan seumur hidup 1. Pekerjaan jangka pendek 2. Evaluasi dan promosi lambat 2. Evaluasi dan promosi cepat 3. Jalur karir non spesialisasi 3. Jalur karir spesialisasi 4. Mekanisme pengawasan lengkap 4. Mekanisme pengawasan yang jelas 5. Tanggung jawab kolektif 5. Tanggung jawab perorangan 6. Pengambilan keputusan kolektif 6. Pengambilan keputusan perorangan 7. Perhatian terhadap pekerjaan menyeluruh 7. Perhatian terhadap pekerjaan terbagi-bagi Selain itu, berikut perbandingan sudut pandang Amerika, Eropa, dan Jepang dalam hal persaingan :
  • 38. Manajemen Global 38 PERSAINGAN SUDUT PANDANG AMERIKA SUDUT PANDANG EROPA SUDUT PANDANG JEPANG Sifat Persaingan Persaingan kekuatan moral yang kuat, membentuk karakter Persaingan bukan baik atau buruk Sudah menjadi sifat adanya adu konflik. Untuk menyelesaikan konflik tiap individu harus bersaing, tetapi tujuan akhirnya adalah harmoni antara sifat alam dengan manusia. Persaingan Usaha Persaingan usaha seperti permainan olahraga yang besar Persaingan usaha berpengaruh pada kehidupan orang dan perkembangan secara cepat pada kesejahteraan orang. Perusahaan seperti keluarga. Peraingan tidak punya tempat dalam keluarga. Tindakan agresif melawan pesaing di pasar adalah untuk kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Motivasi Seseorang tidak bisa makan. Motivasi pegawai kecuali ada imbalannya sebagai tambahan upah/gaji. Pegawai dimotivasi dengan fakta bahwa dia sudah disewa oleh perusahaan. Sama dengan sudut pandang Eropa. Sistem Penghargaan Orang dievaluasi berdasarkan image/kontribusi mereka pada perusahaan. Tip yang besar di hotel atau restoran yang baik. Gaji yang cukup, peluang promosi, tapi tidak ada insentif ekstra kecuali dari penjualan. Tip yang kecil karena pelayanan jasa sudah termasuk nilai tambah Sama dengan sudut pandang Eropa Persaingan yang tinggi Perusahaan harus kuat dari goncangan kesejahteraan masyarakat secara umum karena tidak ada batasan persaingan. Terlalu banyak persaingan akan rusak dan terjadi konflik dengan etika efisien Kristen dan sifat kekeluargaan Persaingan yang tinggi akan merusak dan menciptakan kebencian hanya persaingan yang terkendali yang akan mengarahkan pada harmoni dan bermanfaat bagi masyarakat. Kebijaksanaan Penyewaan Tenaga kerja yang ideal adalah individu yang agresif yang menyukai persaingan individu yang menyadari perasaan tidak cocok dengan perusahaan Adanya perbedaan pendapatan atau perilaku agresif individu dilihat dari berbagai sudut pangsa yaitu, dari ideology nasional dari jenis pekerjaan. Ditekankan bukan merupakan pertimbangan untuk mendapatkan uag kerja harus agresif. Individu dipekerjakan/disewa biasanya bukan untuk pekerjaan tertentu, tetapi berdasarkan kepribadian mereka dan kemampuan mereka untuk menjadi anggota kehormatan perusahaan. Ditekankan pada konsesus, kelompok dan permainan time.
  • 39. Komparatif Manajemen di Berbagai Negara Lainnya Manajemen Global 39 Rusia Negara yang terbentuk dari sejarah Uni Soviet, yang kini tinggal nama, masih mengusung pentingnya otoritas dalam suatu manajemen. Hingga kini, hierarki dalam perusahaan masih merupakan faktor penting, terutama dalam pengambilan keputusan. Meskipun dipandang tidak relevan lagi dengan iklim demokrasi saat ini, gaya manajemen ini relatif masih diperlukan, terutama pada perusahaan atau organisasi yang memiliki sistem yang baku dan ketat, seperti departemen atau organisasi pemerintah. Spanyol Meskipun gaya manajemen di negara ini hampir sama dengan Rusia, namun sudah ada peningkatan menuju ke manajemen demokratik. Pergeseran ini diakibatkan oleh gelombang protes yang gencar dilakukan oleh para pekerja blue-collar. Ada baiknya memang perusahaan yang memiliki pekerja dengan tipe seperti ini menggunakan manajemen demokratik, dengan memberikan akses lebih cepat ke top management, bisa melalui perwakilan pekerja secara individual maupun serikat. Polandia Sejarah Polandia sangat mirip dengan Indonesia. Adanya kenaikan harga yang menyebabkan ketidakpuasan di kalangan pekerja, yang berujung pada kerusuhan, menyebabkan pemerintahan goyah. Hal ini melatarbelakangi timbulnya perubahan yang signifikan pada gaya manajemen perusahaan di negara ini, yang mulanya otoritatif menjadi manajemen partisipatif. Manajemen ini lebih menekankan partisipasi pekerja untuk ikut memberikan saran bagi kebijakan perusahaan, utamanya, tentu saja, masalah kesejahteraan. Australia Secara keseluruhan, ada kemiripan gaya manajemen Australia dengan Amerika Serikat. Akan tetapi, gaya manajemen yang lebih kuat muncul di negara
  • 40. ini ternyata adalah gaya autoritarian, karena memang ada hak pekerja untuk berbicara, namun proses arbitrasi tetap diwajibkan sebelum hal tersebut dilakukan. Manajemen Global 40 Yugoslavia Berbeda dengan banyak negara lain, Yugoslavia menerapkan self-management di perusahaan. Oleh karenanya, seluruh kebijakan dikontrol dan ditetapkan oleh manajemen di perusahaan yang bersangkutan. Positifnya, perusahaan bisa memberikan kesejahteraan yang lebih bagi pekerja ataupun memperluas usahanya tanpa campur tangan berlebihan dari pemerintah. China Pekerja China memiliki kepribadian yang sangat unik. Seperti yang ditulis Davidmann dalam Style of Management and Leadership: The Chinese worker has apparently to live where he is told to live, has to work where he is told to work, has to do what he is told to do. One has to ask for permission to leave one's work and for permission to travel. Inilah yang terjadi di China pada masa lalu, sehingga manajemen lebih berlandaskan otoritas. Namun demikian, China-lah negara yang paling dinamis dalam menerapkan sistem manajemen, dari otoritas, self management, hingga saat ini, partisipatif. Jerman Jerman adalah negara yang memiliki tingkat kompensasi yang tinggi dan pemberian jaminan sosial yang relatif baik. Pengambilan keputusan ada di tangan top management atau para kepala perusahaan, namun, pekerja tidak merasa terlalu dianaktirikan karena pengangkatan manajer atau kepala perusahaan haruslah disetujui oleh dua pertiga shareholder dan sepertiga sisanya ditentukan oleh pekerja. Tujuan mengadakan komparatif model manajemen dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan manajemen dan organisasi. Apabila membandingkan manajemen suatu negara dengan negara lain, maka akan tampak banyak persamaan dalam hal yang universal, tetapi banyak
  • 41. perbedaan dalam hal yang hakiki, terutama yang berakar pada budaya masing-masing negara yang dapat dibedakan dari budaya manajemen negara lainnya. Kelebihan yang ditunjukkan dipengaruhi oleh kemampuan menerapkan manajemen universal dengan budaya setempat, setelah ditinjau bahwa hal tersebut juga dapat menunjang kinerja manajemen organisasi. Manajemen Global 41 2.2. Manajemen Masa Depan 2.5.1 Keahlian yang Penting Dimiliki oleh Manajer Masa Depan Suksesnya suatu manajemen tak terlepas dari peran manajerial yang handal, manajer harus memiliki pengetahuan mengenai teori sistem dan empat dasar fungsi manajemen dan gaya mengetahui situasi manajemen unik yang mereka hadapi dalam praktek dan memiliki keahlian serta pengetahuan mengenai sistem-sistem masa depan. Keahlian, sistem-sistem masa depan merupakan kemampuan untuk memandang dan mengatur suatu usaha sebagai suatu kesatuan komponen-komponen yang saling bekerja sama dan berfungsi sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan. Jadi pendekatan sistem manajemen merupakan cara menganalisis dan menyelesaikan masalah dan mengimplementasikan solusi setelah mengidentifikasi bagian-bagian sistem yang berhubungan dengan masalah dan mengevaluasi efek dari tiap-taip solusi pada fungsi-fungsi dalam keseluruhan bagian sistem. Frank T. Curtin, Wakil Presiden mesin di Cincinati, telah melihat hasil/nilai dari aplikasi pendekatan sistem dalam masalah-masalah manajemen dan mengindikasikan bahwa pendekatan sistem merupakan alat yang sangat bernilai bagi manajer di masa depan. Menurut Curtin, hanya setelah manajer mengerti “gambaran besar” atau melihat semua bagian peralatan secara keseluruhan sehingga mereka bisa menyelesaikan masalah-masalah manajerial secara tepat. Curtin menyarankan agar lebih berhasil, maka harus lebih banyak individu yang harus dididik secara formal dalam nilai pendekatan sistem ini dan
  • 42. memperlihatkan langkah-langkah yang dapat diambil dalam mengimplementasikannya. Keahlian Fungsional Masa Depan, merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan konsep-konsep perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengontrolan secara tepat dalam sistem menejemen. Aplikasi dari empat fungsi dasar ini merupakan pertimbangan bagi manajemen sebagai subsistem dari keseluruhan sistem manajemen. Keahlian Analisa Situasional di Masa Depan, merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan baik sistem teori fungsional maupun praktek-praktek situasi yang yang dihadapi manajer. Keahlian ini menekankan bahwa manajer harus mengerti situasi untuk manajemennya sendiri, sebelum mereka dapat menggunakan sistem dan keahlian fungsional untuk mendapatkan hasil terbaik. Pentingnya keahlian analisa situasioanal didukung oleh pemikiran dan ide-ide pendekatan kontroversi manajemen. Walau bagaimanapun manajer di masa mendatang akan menghadapi situasi yang sangat berbeda dengan manajemen sekarang dan masa lalu. Manajemen Global 42 2.5.2. Tantangan Manajerial Memasuki era keterlibatan dinamika dan global, teori-teori dipraktekkan dengan latar belakang perubahan cepat dan pemikiran ulang yang mendalam, menunjukkan suatu pertanda bagaimana manajemen dan organisasi akan berevolusi dalam abad mendatang. Kecenderungan menandai menguatnya tingkat intensitas hubungan organisasional modern dan intensitas tekanan waktu. Dalam menangani kondisi semacam ini menurut pendapat Stoner (1996) dan kawan-kawannya memerlukan suatu pendekatan yang disebut keterlibatan dinamik mengekspresikan cara penuh semangat dari para manajer sukses masa kini, memusatkan perhatian pada hubungan manusiawi serta dengan cepat menyesuaikan pada kondisi yang berubah sepanjang waktu. Ada enam (6) tema berbeda mengenai teori manajemen muncul
  • 43. dibawah payung keterlibatan dinamik, yaitu menekankan pada kepentingan pemahaman: 1. Lingkungan Organisasi yang Baru Pendektan keterlibatan dinamik mengakui bahwa sebuah lingkungan organisasi bukan sekumpulan kekuatan manusiawi yang tidak tetap. Sebaliknya, lingkungan itu kompleks dan menunjukkan jaringan dinamik dari orang-orang yang sering berinteraksi. Sebagai hasilnya manajer tidak boleh hanya memperlihatkan pada kepentingan mereka sendiri, tetapi juga harus memahami apa yang penting bagi manajer lain dalam organisasi mereka maupun yang ada dalam organisasi lain. Mereka saling berinterkasi dengan manajer untuk menciptakan kondisi gabungan dimana mereka akan menjadi makmur atau berjuang. Teori strategi kompetitif, yang dikembangkan oleh Micheal porter, memusatkan pada bagaimana manajer dapat mempengaruhi kondisi dalam sebuah industri pada saat mereka berinteraksi sesuai peranannya. Variasi lain pada pendekatan keterlibatan dinamik, paling terlihat dikemukakan oleh Edward dan Jean Gerner Stead dalam Management for a Small Planet, menempatkan ekologi pada pusat toeri manajemen. Manajemen Global 43 2. Etika dan Tanggung Jawab Sosial Manajer menggunakan pendekatan keterlibatan untuk memperhatikan dengan seksama nilai-nilai yang menjadi pedoman manusia dalam organisasi mereka, budaya perusahaan yang mencakup nilai-nilai tadi, dan nilia-nilai yang dianut oleh orang-orang di luar organisasi. Robert Solomon mengambil ide ini selangkah lebih maju, menyatakan bahwa manajer harus memperhatikan dorongan moral dengan menempatkan nilai keunggulan sebagai sesuatu yang paling penting dalam agenda mereka. Berjuang keras terus-menerus ke arah keunggulan
  • 44. merupakan konsep etika, pendekatan keterlibaatan dinamik memindahkan etika dari pinggiran teori manajemen ke pusatnya. Manajemen Global 44 3. Globalisasi dan Manajemen Pendekatan keterlibatan dinamik mengakui bahwa dunia berada di depan pintu ruang kerja manajer era global. Pasar uang dunia buka 24 jm sehari dan bahkan tempat yang paling terpencil di planet ini dapat dijangkau dengan telepon. Manajer dalam mensikapinya harus memikirkan diri mereka sendiri sebagai warga negara dunia. Kenichi Ohmae menguraikan dunia “tanpa batas”, disitu para manajer memerlukan semua pelanggan dengan “jarak yang sama” dari organisasi mereka. 4. Mendirikan dan Memperbaharui Organisasi Manajer yang mempraktekkan keterlibatan dinamik terus-menerus mencari jalan untuk membebaskan potensi kreatif dari karyawan dan diri mereka sendiri. Semakin banyak ahli teori yang mendesak agar manajer memikirksn ulang standar struktur organisasi yang telah mereka kenal dengan baik. Michael Hammer dan James Champy membuat konsep “rekayasa ulang” perusahaan (reengineering the corporation) yang isinya mendesak manajer untuk memikirkan ulang setiap proses yang menjadi fungsi organisasi dan berani menggntikan proses yang menghambat efisiensi organisasi. 5. Budaya dan Multi Budaya Manajer yang menerima pendekatan keterlibatan dinamik mengakui bahwa berbagai perspektif dan nilai yang dibawa oleh orang dengan latar belakang budaya yang berbeda ke dalam organisasi bukan sekedar suatu fakta kehidupan tetapi sumber kontribusi signifikan. Mereka semua menghendaki para manajer
  • 45. melihat manfaat yang akan datang dan menyambut serta memahami perbedaan diantara orang-orang. Sekalipun demikian, tidak seorang pun yang mengatakan bahwa menerima budaya yang berbeda merupakan tindakan mudah. Multi budaya adalah target yang bergerak, karena semakin banyak orang yang menyadari tradisi budaya tertentu dan ikatannya. Disinilah “dinamik” dan “keterlibatan” bersama-sama berperan dalam menangani organisasi abad global. Manajemen Global 45 6. Mutu Dengan pendekatan keterlibatan dinamik, Total Quality Management (TQM) haruslah menjadi perbendaharaan kata setiap manjer. Semua manajer harus memikirkan mengenai bagaimana setiap proses organisasi dapat dilakukan untuk menyediakan output yang bertanggung jawab. Hubungan yang kuat dan jangka panjang dapat menjadi produk samping yang bermanfaat dari kerangka “Mutu” pikiran dan tindakan, dengan pandangan ini Total Quality Management menambah satu lagi dimensi dinamik pada manajemen, karena mutu juga selalu merupakan target yang bergerak. Dengan demikian pada masa yang akan datang akan terjadi berbagai tantangan yang lebih rumit terhadap teori dan praktek manajemen. Pekerjaan manajer-manajer di waktu mendatang akan meminta lebih banyak pengetahuan dan kecanggihan akibat organisasi yang semakin kompleks. Organisasi komponen personalia akan dihitung secara bervariasi baik gaji maupun bonus. Menurut H. Igor Ansof dan R.G. Bradeburg berpendapat bahwa pada masa mendatang manajer akan memberikan peranan multiplikasi, dan akan membutuhkan kompetensi yang simultan sebagai pemimpin, administrator, entreupreneur, negarawan, perencana dan sistem arsitek dan lain sebagainya.
  • 46. Leader Administrator Entreupreneur Planner Manajemen Global 46 Digambarkan sebagai berikut: Leader Administrator Entreupreneur Planner Past Peranan terpisah, Individu Future Kombinasi Peran, Team Changes in Management Roles Sumber: E.F. Lundgren, Organizationsl Management, New York, 1984. Sekarang perlu adanya antisipasi menghadapi manajemen yang kompleks. Berdasarkan hasil penelitian dari Craig dan Mitchael di Amerika dalam bukunya The Future 500, ada enam hal yang harus diantisipasi oleh 500 perusahaan yang tersebut dalam buku mereka dalam menghadapi era global, yaitu; 1. Perusahaan–perusahaan harus lari dengan kecepatan tinggi di masa depan. 2. Terjadinya perubahan-perubahan bisnis. 3. Persaingan keunggulan di masa mendatang. 4. Masuki era global 5. Kompleksitas manajemen: a. Manajemen perspektif. b. Harmonisasi : stakeholder & Corp. mutual benefit principle. c. Manajemen kekuasaan. d. Poros manajemen yang tinggi. 6. Dimensi-dimensi budaya: a. Globalisasi perusahaan. b. Aliansi-aliansi bisnis sektor pemerintah dan swasta.
  • 47. c. Kerjasama kemitraan dalam kompetensi. d. Hubungan inovasi investor perusahaan. e. Kepemimpinan sosial dan etika. f. Bentukan organisasi baru. g. Integrasi cabang budaya. h. Pemahaman kebutuhan individu. Dalam era global para eksekutif di dera dan dituntut untuk mencari cara pemikiran baru tentang ilmu dan seni manajemen, dimana mereka berperan dan harus menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah-masalah manajemen yang kompleks dan cangging dengan tingkat kemampuan puncak yang prima. Bagaimana pula Craig dan Mitchael dengan pemikirannya mengajak para manajer, baik dalam dunia usaha swasta maupun pemerintah untuk menerobos “foresight for the future” dengan menunjukkan pola-pola pikir manajemen dalam mengantisipasi perubahan dalam bidang-bidang era bisnis internasional. Dalam setiap kurun waktu yang berubah-ubah, baik proses, sistem manajemen strategi serta model konseptual mengikuti perkembangan yang terjadi dan manajemen harus dinamis sehingga akan dapat mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh setiap organisasi baik yang menyangkut antisipasi yang dikemukakan Craig dan Mitchael ataupun masalah-masalah lain. Dengan berorientasi pada masa lalu dan masa kini, setiap eksekutif akan mendapatkan formula baru untuk menghadapi era baru, era persaingan bebas. 2.5.3 Manajemen Kompleksitas (Complexity Management) Para eksekutif dihadapkan pada dilema dalam menjalani era global. Banyak orang merasa perlu menaruh perhatian pada usaha mengobati sakitnya organisasi dengan menerapkan keahlian khusus. Craig dan Mitchael mengemukakan pendapat akan pentingnya “Manajemen Kompleksitas” sebagai teori baru. Kompleksitas akan menggambarkan saran dan masukan akan semua variabel yang dapat Manajemen Global 47
  • 48. menyebabkan organisasi akan berhasil dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuannya. Pelajaran dari seratus tahun yang lalu, keterampilan memikul beban dalam manajemen, akan tetapi pada akhir-akhir ini harus mengharmonisasikan dan mengsingkronisasikan dengan kemampuan kepemimpinan. Konsep kepemimpinan harus melengkapi cara lama manajemen, yaitu “para pemimpin bekerja lebih dari sekedar memanaj (leaders do more than merely manage)”. Dengan demikian, kemahiran akan manajemen kompleksitas dapat melengkapi kepemimpinan. Para manajer kompleksitas akan bekerja lebih dari sekedar memimpin dan memanaj (Complexity Managers do more than merely lead and manage). Manajemen kompleksitas akan menunjukkan suatu sikap, bagaimana menanajemeni sebuah organisasi agar berhasil dengan beranjak dan menggunakan tiga konsep , sebagai berikut: 1. Manajemen Perspektif (Perspective Management) Manajemen perspektif harus mengharmonisasikan perbedaan keinginan dan sudut pandang dari kelompok-kelompok tertentu yang mempunyai hubungan dan kepentingan langsung dengan suatu organisasi bisnis (stakeholders) dalam ekosistem korporat melalui apa yang dinamakan prinsip-prinsip kesejahteraan yang saling menguntungkan (mutualy benefiting principles). Manajer yang berpandangan persfektif akan mengikatkan dirinya pada komitmen untuk mencapai tujuan dengan konstan dan menyatukan tujuan individu stakeholders dengan tujuan organisasi dalam mencapai dua kepentingan, individu dan kelompok. Manajemen perspektif mengakui nilai-nilai dari perbedaan dalam kesatuan (value diversity within unity). 2. Manajemen Kekuasaan (Power Management) Manajemen kekuasaan melepaskan tali kebebasan kreativitas, mendorong dan menentukan individu-individu dan kelompok untuk kepentingan kesejahteraan seluruh ekosistem korporat. Kekuatan manajer juga mengekang kebebasan stakeholders yang tidak akan Manajemen Global 48
  • 49. atau tidak dapat mengikuti dirinya kepada tujuan utama yang akan melancarkan kepentingan keseluruhan. Manajemen Global 49 3. Manajemen Poros (Pivot Management) Poros manajemen memelihara hubungan antara individu-individu stakeholders untuk menjamin atau memastikan mereka pada pemenuhan maksimal dan puncak kinerja. Poros manajer berupaya meningkatkan keberfungsian peranan struktur proses, sistem dan prosedur dari organisasi kepada fokus keunikan individu. Poros manajer mengakui bahwa individu memperoleh pemenuhan keuntungan yang sebenarnya dan mencapai penampilan kinerja tertinggi untuk kepentingan organisasi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen kompleksitas tertuju pada aplikasi atau peranan khusus sebagai pertama dan terutama, mencakup pandangan baru atau buah pikiran (mindset) baru yang berusaha untuk mendefinisikan kata manajemen dan organisasi mencakup tidak hanya aksi orang-orang dan pendapat mereka, akan tetapi juga keinginan dan pandangan jauh ke depan dari para stakeholders dalam ekosistem korporat. Juga bukan hanya sekedar setting skill baru akan tetapi merupakan suatu cara baru berpikir tentang bagaimana para eksekutif menerapkan semua itu dalam organisasi. Mencapai kepuasan itu akan menghendaki, bukan hanya suatu penghalusan dari keberadaan teknik-teknik manajemen, akan tetapi merupakan suatu cara pemikiran dan sungguh-sungguh original. 2.5.4. Global Mindset dan Management Skills Global Seorang manajer mensikapi perubahan-perubahan dalam keadaan darurat serta kompleksitas kehidupan perusahaan harus berwawasan global (global mindset). Manajer harus terbuka dengan kebudayaan luar namun tetap mempertahankan norma-norma lokal. Hal itu harus dilihat dari sudut pandang sebagai suatu kemudahan fasilitas-fasilitas yang dapat dipakai dalam pengambilan keputusan apabila ada keinginan
  • 50. berbaur dengan pihak luar. Selanjutnya dengan peluang tersebut seorang manajer harus segera mengadakan pendekatan terpadu terhadap pengaturan organisasi secara global yang dilakukan melalui pendekatan: strategi, budaya, perusahaan/negara dan manusianya secara komprehensif. Pola pikir global (global mindset) dapat dibandingkan dengan pola pikir manajemen yang sempurna untuk organisasi domestik, hanya saja di dalam konteks yang global membutuhkan perspertif tambahan. Catatan bahwa perspektif global tidak lebih baik dari pola pikir tradisioanal, tetapi dalam “tambahan” kekompleksitasan yang lebih luas. Kerumitan seperti itu adalah ciri dari dunia modern. Perbedaan antara mindset manajemen global dan tradisional diilustrasikan sebagai berikut: Perbandingan Pola Pikir Tradisioanal dan Global Unsur Pola Pikir Tradisioanal Pola Pikir Global Manajemen Global 50 Strategi/Struktur - Spesialisasi - Prioritas - Mengarahkan untuk gambaran lebih luas - Menyeimbangkan perbedaan Budaya Kerjasama - Memanage pekerjaan - Mengontrol hasil - Proses yang sedang berlangsung - Hasil dengan perubahan Manusia - Memanage sendiri - Belajar secara domestik - Nilai perbedaan - Belajar secara global Sumber: Stephan H. Rhinesmith, A Managers Guide to Globalization , Richard D Irwin Inc. Chicago, USA, 1996.
  • 51. Panduan bagi para manajer global untuk bertindak, menggunakan strategi/struktur: 1. Mengatur persaingan dengan caara mengetahui dan mengendalikan Manajemen Global 51 pandangan yang lebih luas. 2. Mengatur kesulitan dengan cara menganalisa dan menyeimbangkan pertentangan. 3. Mengatur keterkaitan dengan cara proses strategi dan proses yang terkait. 4. Mengatur perubahan dengan cara yang fleksibel dan mengikuti arus perubahan tersebut. 5. Mengatur tim-tim melalui perbedaan yang peka dan perbedaan nilai. 6. Mengatur belajar secara terbuka dan mempelajari secara keseluruhan. Keenam langkah panduan tersebut, apabila dilakukan dengan tepat akan meningkatkan kemampuan seorang manajer. Salah satu cara dalam melihat manajer-manajer yang berbeda dalam suatu organisasi global, telah dianjurkan oleh Enrico Auteri dan Vittirio Tesio dan Fiat (1991) mereka telah menggambarkan empat kategori posisi operasi pada tingkat yang berbeda-beda dalam sebuah organisasi global, yaitu: 1. Posisi Transnasional, berlaku pada seluruh area geografi dalam bisnis tanpa segmentasi dan pembatasan. 2. Posisi Multinasional, berlaku dibeberapa negara, dibatasi oleh batasan-batasan tertentu. 3. Posisi Open Lokal, berlaku dalam konteks bangsa tunggal, dengan keterikatan, yang signifikan, titik-titk kesesuian dan ketegantungan pada elemen-elemen diluar negeri. 4. Posisi lokal, berlaku dalam konteks bangsa tunggal atas dasar variabel pembeda lokal, tidak dengan interaksi signifikan dengan negara-negara lain.
  • 52. 2.5.5. Ciri-ciri Seorang Manajer Global Kelas Dunia Untuk menjadi seorang manajer kelas dunia, haruslah menjadi seorang pribadi kelas dunia yang memilki sistem nilai yang tidak tergoyahkan. Seseorang yang dapat diperhitungkan untuk berada di pihak yang memerlukan. Beberapa cirinya menurut Gerhard Klenert (1992:299) adalah: 1. Integritas (Jujur dan Etis). 2. Standar dan Sistem Nilai (Berfokus pada sasaran, Penuh kasih, Manajemen Global 52 Rendah hati, Bermoral dan Taat). 3. Nilai Tambah bagi Masyarakat. 4. Pemimpim (Patut diteladani, Antusias, Berkompromi, Pengertian, Sadar lingkungan, Sadar keselamatan kerja, Terbuka, Berbagi, Penuh kasih dan Menyenangkan). Integritas adalah mengatakan apa yang dilakukan, dan melakukan apa yang dikatakan! Integritas menghindari sifat suka berahasia dan tidak berterus terang dan berada “di depan” bersama setiap orang. Integritas tidak berusaha memanipulasi orang dengan memberitahu mereka “apa yang ingin mereka dengar”. Integritas lebih memperhatikan kata-kata dari pada tulisan. Integritas merasa nyaman dengan melakukan hal yang baik. Dengan mengetengahkan integritas pribadi bukan berarti menekankan hanya pada pendekatan one man show untuk keberhasilan akan tetapi kualitas pribadi setiap manajer memerlukan kriteria tersebut apabila ia ingin mencapai atau diakui sebagai seorang manajer tingkat dunia. Integritas abadi yang menonjolkan sikap (attitude) perlu dikembangkan dengan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) serta kemampuan (competences). Moran dan Ricsenberger membedakan antara pola pikir dan keterampilan yang diperlukan oleh CEO, Staff, General Manager dan Staff, dan seluruh pegawai, mereka mendiskusikan 12 kompetensi
  • 53. global dan mencoba membedakan tingkat/derajatnya terhadap empat kelompok di atas yang perlu memiliki tim kompeten. Kompetensi global Moran dan Ricsenberger adalah: 1. Memilki suatu pola pikir global. 2. Bekerja setara dengan orang-orang dengan latar belakang yang Manajemen Global 53 berlainan. 3. Memiliki orientasi jangka panjang. 4. Mempermudah perubahan organisasional. 5. Menciptakan sistem pembelanjaannya. 6. Memotivasi pekerja sebaik-baiknya. 7. Melakukan negosiasi dan pendekatan konflik dalam model kolaboratif (kerjasama). 8. Mengelola dengan cermat tenaga kerja asing. 9. Memimpin dan berpartisifasi secara efektif dalam tim multikultural. 10. Memahami budaya, nilai dan asumsi dirinya. 11. Secara akurat menampilkan budaya organisasional dan bidaya nasional. 12. Menghindarkan kesalahan kultural dan perilaku dengan tujuan menunjukkan pengetahuan dan respek untuk negara lain. Keduabelas kompetensi ini pada dasarnya berkaitan dengan enam atribut pola pikir, karakteristik dan keterampilan. Jelas bahwa tidak semua manajer dalam organisasi/perusahaan global memerlukan enam atribut, karakteristik dan keterampilan tersebut. Semua manajer memiliki tanggung jawab mengelola keberagaman, hal ini diperlukan adanya partisipasi dari semua tim manajemen. Keberhasilan perusahaan global sekarang adalah sangat tergantung pada kemampuan eksekutif dalam membawa misinya, kriteria untuk eksekutif seperti itu harus berpotensi dalam hal: 1. Keefektifan dalam berkonsep (visi, sintesis, profesional dan kemampuan mengarahkan bisnis dengan tepat).
  • 54. 2. Keefektifan operasioanal (keefektifan individu, penentu dan Manajemen Global 54 kontrol). 3. Keefektifan interpersonal mempengaruhi pribadi dan perilaku verbal. 4. Motivasi yang tinggi pada pencapaian tujuan (ambisi, minat profesioanal dan kontrol emosi). Suatu cara terbaik untuk mencetak matrik pola pikir, dengan itu perusahaan global naik turunnya akan tergantung pada mobilitas. Dalam perspektif internasional didapat melalui pelayanan luas, kembali pada integrasi organisasi yang sangat ditentukan oleh manajer. Menurut Gerhard Klenert (1999:177) seorang manajer global kelas dunia harus dapat memadukan semua kekuatan, sebagai berikut: 1. Suatu perspektif “gambaran besar”. 2. Melakukan globalisasi visi, misi dan strategi. 3. Memanfaatkan transaksi internasional untuk memberikan nilai tambah dan meminimalkan pemborosan. 4. Memahami persaingan global. 5. Melakukan sentralisasi dengan suatu perpektif yang terlokalisasi. 6. Mengembangkan perusahaan yang berpola pikir global. 7. Memahami perbedaan budaya, politik, demografis dan iklim bisnis dan dampak-dampaknya pada transaksi bisnis. 8. Memahami baik buruknya globalisasi. 9. Memahami perbedaan dalam perspektif. 10. Memahami alih teknologi. 11. Memanfaatkan alat-alat perbandingan. 12. Beralih dari mentalitas penjiplak menjadi inovatif. 13. Belajar dari pesaing. 14. Memanfaatkan kemitraan strategis. Apabila manajer dapat memadukan semua kekuatan, bisa membentuk sinergi untuk memecahkan masalah-masalah kompleks
  • 55. tingkat dunia dengan manajemen skill global untuk kesejahteraan dan kemakmuran yang bermanfaat. Disamping memperhatikan semua kekuatan di atas, menurut Klenert faktor lain ikut mendorong suksesi manajemen kelas dunia adalah dapat melihat perubahan sebagai tantangan dalam mencari peluang-peluang baru dan bertindak berdasarkan skala prioritas yang tepat, inovatif, kreatif, memiliki sasaran, yang jelas dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesionalnya. Selalu melakukan penilaian dan pengukuran sebagai alat motivasi dan juga berusaha untuk mengembangkan dirinya dan keahlian profesioanlnya melalui pendidikan dan latihan. Selain itu juga memiliki adaptasi pergaulan yang tinggi agar bisa menempatkan dirinya memiliki kemampuan kepemimpinan yang mengutamakan produktivitas dan mutu. Disamping itu juga harus memfokuskan perhatiannya pada pengembangan strategi global dengan implementasi lokal, melalui pemanfaatan informasi dan penggunaaan teknologi tepat guna mendorong terjadinya aliansi strategi baik horizontal maupun vertikal secara terintegrasi sehingga merupakan strategi dalam menghasilkan output yang menjadi pusat perhatian. Tentunya semua sukses yang dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam konteks kelas dunia, banyak faktor yang ikut menentukan baik intern maupun ekstern organisasi dunia sekitar. Sebagai sosok organisasi atau perusahaan kelas dunia, keberhasilannya akan lebih banyak ditentukan oleh sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya lainnya secara efektif dan efisien. Dengan keunggulan dari keterhandalan sosok manajer maupun tim manajemen yang mahirlah keberhasilan organisasi atau perusahaan dapat diraih. Dengan kata lain, buatlah percaya diri bahwa dalam proses memenangkan perjuangan dalam persaingan itu adalah buah hasil dari kehidupan sebagai manajer kelas dunia yang memiliki kemampuan global mindset dan management global skill. Manajemen Global 55
  • 56. Manajemen Global 56 BAB III SIMPULAN DAN SARAN 3.1. Simpulan Globalisasi manajemen merupakan fakta kehidupan. Manajemen global adalah kinerja dari aktivitas-aktivitas manajemen yang melewati batas-batas nasional. Manajemen global membantu mengatasi masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri dalam kerjasama internasional. Tumbuh dan berkembangnya perusahaan multi nasional memerlukan manajemen yang bermutu global. Kompleksitas dalam penanganan perusahaan lintas negara memacu sumber daya yang ada didalamnya untuk terus kreatif dan inovatif. Empat dasar manajemen tradisioanal memerlukan penyesuaian-penyesuaian dalam pelaksanaannya di manajemen global. Para manajer yang bermutu haruslah memiliki kepribadian kelas dunia. Pola pikir global menjadi dasar bertindak serta seorang manajer kelas dunia harus memiliki management global skill. 3.2. Saran Manajemen menyentuh dan mempengaruhi hampir semua kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara (Peter F. Drucker). Oleh karena itu penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai konsep manajemen terutama manajemen global. Manfaat yang didapat antara lain memberikan pengetahuan pola pikir global dalam pelaksanaan manajemen, mengetahui pemanfaatan alat-alat pemecahan masalah manajerial yang lebih canggih, tepat guna, terpadu dan komprehensif, kesiapan menghadapi tantangan dunia usaha, memberi gambaran aliansi multi korporat perusahaan antara negara dengan networking perusahaannya di seluruh dunia, serta panduan menjadi seorang manajer global.
  • 57. Manajemen Global 57 STUDI KASUS Sistem Manajemen Global Perusahaan : Nestlé Industri : Makanan Daerah : Global Intertek Solusi : Manajemen Audit Sistem dan Sertifikasi Nestlé sangat terkemuka dalam dunia gizi, kesehatan dan perusahaan kesehatan, dengan lebih dari 280.000 karyawan dan lebih dari 450 pabrik secara global. Produk mereka, yang meliputi segala sesuatu mulai dari air kemasan hingga makanan beku, dijual di hampir setiap negara di dunia. Nestlé selalu percaya bahwa untuk bisnis yang akan berhasil dalam jangka panjang, ia harus menciptakan nilai tidak hanya bagi para pemegang saham dan konsumen, tetapi juga bagi masyarakat. 1. TANTANGAN Pada bulan Mei 2006, Dewan Eksekutif Nestlé memutuskan untuk mengadaptasi sistem manajemen Nestlé untuk sepenuhnya sesuai dengan standar internasional ISO 14001 (Pengelolaan lingkungan) dan OHSAS (kesehatan dan keselamatan kerja manajemen) serta untuk mengesahkan semua pabrik Nestlé terhadap standar tersebut pada tahun 2010. Karena sangat penting bagi Nestlé untuk menciptakan nilai, hal ini merupakan tantangan untuk menemukan pasangan yang bisa menyediakan semua gabungan layanan ini. Untuk Nestlé, sertifikasi ISO 14001 dan OHSAS 18001 memberikan pengakuan eksternal bahwa pabrik-pabrik mereka sesuai dengan kebutuhan internal di bidang kelestarian lingkungan dan pekerjaan kesehatan dan keselamatan, dan bahwa mereka memenuhi kebutuhan minimum, yang diakui secara internasional tingkat implementasi sistem manajemennya. Kepercayaan dari stakeholder eksternal lain merupakan faktor penting untuk Nestlé, karena mereka ingin menjadi yang terdepan di dunia, diakui sebagai perusahaan Nutrisi, Kesehatan dan Kebugaran. Sertifikasi membantu membangun kepercayaan ini.
  • 58. "Untuk Nestlé, sertifikasi merupakan akta kelahiran dan bukan “surat pension”. Sertifikasi adalah awal dari sebuah perjalanan yang berkelanjutan terus menerus unggul dalam kinerja, "kata Brett Carroll, Manajer Lingkungan dan Keselamatan Global perusahaan Nestlé. Mengingat tenggat waktu yang sangat ketat dan lingkup proyek ini global, Nestlé menghadapi beberapa tantangan:  Memotivasi sejumlah besar pabrik di seluruh dunia untuk mengikuti jadwal Manajemen Global 58 yang ketat.  Memonitor kemajuan untuk yakin tenggat waktu tercapai.  Mencari mitra yang dapat menyediakan auditor lokal dengan pemahaman tentang persyaratan khusus dan budaya lokal, tapi secara paralel dengan ini memiliki konsistensi global dalam pelayanan. Intertek mendukung Nestlé pada tingkat global dengan audit dan jasa sertifikasi untuk memenuhi semua tantangan, serta untuk ISO 22000, kualitas, dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). 2. SOLUSI Intertek bekerja sama dengan markas besar Nestlé di Swiss untuk menetapkan program yang disesuaikan untuk memastikan mereka mencapai tujuan ambisius mereka. Sebagai hasil dari pekerjaan ini, Nestlé telah diterima:  Audit dan tindak lanjut inisiatif dikoordinasikan oleh salah satu tim global Intertek. Tim ini dapat berkoordinasi audit untuk semua layanan, membantu mengurangi jumlah kunjungan situs. Oleh karena itu menghemat waktu dan uang Nestlé yang berharga.  Konsistensi pelayanan global. Semua auditor dilatih dalam persyaratan spesifik yang ditetapkan Nestlé.  Laporan triwulan dari Intertek. Memberikan HQ Nestlé gambaran yang jelas tentang berapa banyak situs yang telah menyelesaikan sertifikasi.  Pendekatan audit Fleksibel
  • 59. Untuk membuat pasar tertentu yakin kebutuhan mereka terpenuhi, mengingat globalnya penyebaran proyek ini.  Komitmen sumber daya yang jelas dari Intertek. Untuk mengembangkan sumber daya di pasar yang dibutuhkan. Manajemen Global 59 3. Hasil Pada Oktober 2009, situs Nestlé telah menyelesaikan 639 sertifikasi audit, dengan 200 audit lain lintas dunia diharapkan selesai sebelum akhir tahun. Nestlé memiliki target internal yaitu menginginkan 850 sertifikat di tangan pada akhir tahun 2009 (mewakili sekitar 90% dari sekitar 460 pabrik yang sekarang disertifikasi untuk standar kedua), dan target eksternal bahwa semua pabrik akan disertifikasi pada tahun 2010. “Nestlé sangat senang dengan kinerja dari Intertek, baik di tingkat lokal maupun global dalam hal perhitungan manajemen, “kata Mr Carroll. “Pada tingkat lokal, auditor Intertek dilengkapi dengan baik dalam hal pengetahuan, baik dari persyaratan sistem manajemen serta undang-undang lokal yang relevan. Selain itu, fleksibilitas dan keterbukaan Intertek terhadap pendekatan baru dan berbeda membantu untuk menambah nilai melalui proses audit.” "Pada tingkat global, penyediaan Manajer akuntansi inti global menyederhanakan program manajemen audit kami secara keseluruhan dengan menyediakan satu titik kontak dengan pengawasan, audit secara global, yang kemudian dapat mengatasi masalah, pertanyaan, analisis peluang dan perbaikan yang terkoordinasi. Dari uraian studi kasus di atas garis besar yang dapat diambil yaitu, untuk meningkatkan kompetensinya perusahaan Nestlé menerapkan sistem manajemen global melalui sertifikasi produk-produknya di seluruh dunia bekerja sama dengan Interfek. Hal tersebut ditempuh dengan maksud untuk mendapatkan pengakuan dunia atas kinerjanya yang unggul dalam bidang nutrisi dan kesehatan makanan. Seiring pesatnya persaingan usaha Nestlé harus percaya diri bahwa perusahaannya mampu bertahan dan tetap menjadi yang terbaik.