SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 50
Kemajuan terkini dalam
penanganan obstetri
IMS Murah Manoe
Road Show PB POGI
“ OBGIN Terkini “
Makassar, Clarion, Sabtu 16 Agustus 2008
Pendahulun
• Dalam 3 tahun terakhir ini beberapa kemajuan
dalam penatalaksanaan obstetri a.l oleh HKFM
(Himpunan Kedokteran Feto-Maternal) seperti
pengelolaan:
• Hipertensi dalam kehamilan ed ke2, tahun 2005
• Kelahiran preterm tahun tahun 2006
• Pertumbuhan janin terhambat tahun 2006
• Kelainan bawaan tahun 2006
• Kehamilan dengan diabetes mellitus tahun 2007
• Kehamilan pada penyakit jantung tahun 2007
Lanj …
• Buku William’s Obstetric ed 22, Access Medicine
Copyright © 2007 The McGraw-Hill Companies,
mengalami beberapa tambahan (up dates)
• Buku panduan pelatihan APN telah direvisi
menjadi 6 BAB (April 2007) dan menyusul bahan
tambahan Inisiasi Menyusui Dini(IMD)
(Desember 2007)
• Buku IImu Kebidanan edisi ke-4 tahun 2008,
menjadi Buku Ajar Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo
1. Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)
Klasifikasi HDK (AJOG Vol: 83:S1, July 2000)
• Hipertensi gestasional
• Preeklamsia
• Eklamsia
• Hipertensi kronik
• Hipertensi kronik dengan superimposed
preeclampsia
Pedoman pengelolaan hipertensi daalam kehamilan di Indonesia,
ed kedua, HKFM POGI, ed ke- 2, 2005
Fenotipe preeklamsia
Temporal
• Onset dini ( ≤34 minggu gestasi )
• Onset lanjut ( >34 minggu gestasi)
Beratnya penyakit
• Ringan
• Berat
Etiologi
• Plasental
• Vaskuler
• Immunologik
• Koagulasi
Myatt.L, Carpenter.LB. Prediction of Preeclampsia in Preeclampsia ,etiology &
clinical practice ed Lyall.F Belfort.M, 2007, p.236
Preeklamsia ringan
• Desakan darah ≥ 140/90 mmHg -- <160/110mmHg diperiksa 2 x
dengan jarak 6 jam
• Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam jumlah urin/ dipstik ≥ 1+
• Pengelolaan
rawat jalan
rawat inap
tidak perlu pemberian diuretik,anti hipertensi, dan
sedativum
*Perlu evaluasi lab: proteinuri, Hm, trombost,bilirubin, tes fungsi
hepar, tes fungsi ginjal, pengukuran jumlah urin 24 jam,
pengamatan kesejahteraan janin
Kehamilan dapat sampai aterm
Preeklamsia berat (PB)
• Definisi: Preeklamsia dengan salah satu atau
lebih tanda & gejala sbb:
• Desakan darah: dalam keadaan istirahat
desakan sistolik ≥ 160 mmHg dan desakan
diastolik ≥ 110 mmHg.
• Proteinuri: ≥ 5 gr/4 jam atau dipstik: 4+
• Dapat disertai gejala impending eclampsia: nyeri
kepala, penglihatan kabur, mual -muntah, nyeri
epigstrium,dan nyeri perut kuadrant kanan atas
Tanda dan gejala lain preeklamsia berat
• Oliguria; produksi urin< 400-500 ml/24 jam
• Kenaikan kreatinin serum
• Edema paru dan sianosis
• Nyeri epigastrium dan nyeri perut kuadran atas
disebabkan teregangnya kapsul Glisoni. Nyeri dapat
sebagai tanda awal ruptura hepar
• Gangguan fungsi hepar: peningkatan alanin atau
aspartat amino transferase (AST atau ALT ≥ 40 IU/ l)
• Peningkatan LDH ( ≥ 600.000 IU/l )
• Hemolisis microangiopatik
• Trombositopenia,
Recommended management of severe pre-eclampsia
(from Sibai, 2003).
Coopage.C, Sibai.BM, Managemnt of severe Preeclampsia in Preeclampsia etiology &
clinical prectice ed Lyall.F Belfort.M, 2007, p.373
Terapi Hipertensi Akut
Antihipertensi lini pertama
Nifedipin: 10-20 mg peroral diulangi setelah 30 menit bila
perlu, maksimum 120 mg dalam 24 jam. Pemberian
sublingual tidak dianjurkan karena efek vasodilatasi
sangat cepat.
Antihipertensi lini kedua
Sodium nitroprusside: 0,25 μg iv/kg/menit, infus,
ditingkatkan 0,25 μg iv/kg/ 5 menit
Diazokside: 30-60 mg iv/ 5 menit atau iv, infus 10 mg/
menit/ di titrasi
Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008,hal 548
Terapi Hipertensi Menahun
• Methyldopa 250 - 500mg/ hari,po, 6-12
jam
• Labetalol 2x 100mg/hari,
• Thiazide diuretic 2x 12.5mg/hari po
• Nifedipine 10- 20 mg/hari, po, 4-6 jam
Coopage.C, Sibai.BM, Managemnt of severe Preeclampsia in
Preeclampsia etiology and clinical prectice ed Lyall.F
Belfort.M, 2007, p.377
Antikonvulsan
1. MgSO4 pilihan utama
• Dosis awal:
• 4 gr 40% dalam NaCl 0,9% atau larutan Ringer Laktat atau Ringer Asetat IV
/10 -15 menit, bila timbul kejang dalam waktu 30 menit berikan 2 gr
MgSO4 IV /10-15 menit
• Dosis pemeliharaan: 1 gr/jam/IV
atau
• 10 gr MgSo4 40% IM tambah dengan 2 cc lidokain 2% sebelum suntikan
diberikan. Suntikan 5 gr MgSO4 IM pada bokong kanan dan 5 gr Mg SO4
IM bokong kiri.bertahu pasien akan terasa sedikit panas dan sakit.
• Dosis pemeliharaan: 4gr / 4 jam IM (sebelumnya dicampur dengan
lidokain2% sebanyak 1cc).
• MgSO4 dihentikan setelah 24 jam pasca persalinan atau 24 jam setelah
kejang terakhir
Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008,hal 547
Periksa kondisi maternal sebelum
pemberian MgSO4
• Pernapasan rata-rata min 16x/menit
• Patella reflex +
• Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
Stop MGSO4
Bila terdapat oliguria (<30ml),patella reflex (-) atau
pernapasan rata-rata < 16x/m
Siapkan antidotum pada henti napas berikan kalsium
glukonas10%= 1 gr (10% dalam 10cc) diberikan iv
selama 3 menit (perlahan-lahan) sampai pernapasan
timbul kembali dan bila perlu gunakan ventilator
Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008, hal 547
Lanj …
2. Diazepam
Dosis awal: 10 mg IV perlahan-lahan 2 menit. Bila
kejang timbul lagi berikan10 mg IV selama 2
menit
Dosis pemeliharaan: 40 mg dalam 500 ml lar
Ringer lactate atau acetate per infus per 6 jam.
Dapat terjadi depresi pernapasan maternal bila
dosis > 30 mg/jam. Tidak dianjurkan dosis >100
mg/ 24jam
Elevated Blood pressure , headache, blurred vision, convulsions or
loss of consciouness In Managing complications in pregnancy and
childbirth: a guide for midwives and doctors,WHO 2005, p S-46.
Manajemen eklamsia
• Magnesium sufat IV/IM
• Siap peralatan emerjensi ( O2,sungkup, alat
resusitasi )
• Posisikan kepala ke kiri
• Anti-hipertensi : nifedipine oral
• Lindungi pasien dari trauma
• Jangan tinggalkan pasien sendirian dan
teruskan pemantauan
Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008, hal 552
Manajemen Sindroma HELLP
• Kadar trombosit < 100.000/ml dengan tanda-tanda
eklamsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium, beri
dexametason: 10 mg IV/12 jam.
• Pasca salin diberikan dexametason: 10 mg IV/12 jam.
Kemudian diikuti 2x 5 mg/ 24 jam
• Terapi dexametason dihentikan, bila terjadi perbaikan
lab ; trombosit > 100.000/ml dan penurunan LDH serta
perbaikan tanda dan gejala klinis preeklamsia dan
eklamsia
• Pertimbangkan transfusi trombosit, bila kadar trombosit
< 50.000 /ml dan antioksidan seperti N-asetil cistein
Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008,hal 555
2. Manjemen Kelahiran Preterm
• Definsi: persalinan preterm ialah persalinan
yang terjadi pada usia gestasi 22- 37 minggu
• Dari total kelahiran berat badan lahir <2500
gram, 70% adalah preterm dengan kematian
neonatal >30%
• Penyebab ketidak seimbangan pada unit janin-
plasenta yang berkaitan dengan infeksi (mis BV,
malaria, pyelonefritis), stress, pendarahan ,
peregangan uterus ( gemeli, polihidramnion),
infeksi asenderen (vaginitis, servisitis)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
Faktor risiko
• Riwayat preterm
• Komplikasi medik ( mis: hipertensi)
• Gaya hidup buruk (merokok, narkoba, alkohol)
• Kemiskinan dan lingkungan yang buruk ( mis:
cacingan)
• Gizi buruk
• Kelainan uterus (mis: serviks inkompeten)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
Nilai rekomendasi
• Huruf A (sangat kuat)
• Huruf B (sedang)
• Huruf C (lemah)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
Terapi
• Serviks inkompeten lakukan sirklase
1. Kemungkinan besar preterm (his 2x/10 menit) diberikan
tokolitik :
• Nifedipin 3x 10 mg/oral sampai kontraksi hilang
• Indomethasin diberikan pada penyakit jantung,
hipertensi dan hipertiroid (B)
• Tidak ada tokolisis yang menjadi pilihan utama (A)
• Pemberian tokolisi bersifat sementara dalam 48 jam 
pematangn paru janin (A)
• Tidak ada manfaat untuk memberikan perawatan
pengobatan tokolisis jangka panjang (A)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
Lanj ..
• Indikasi tokolisis
usia gestasi 22-34 minggu
pembukaan <4 cm
janin hidup
• Kontraindikasi
pendarahan antepartum
kematian janin
cacat berat
hipertensi
alergi
infeksi intrapartum
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
Lanj …
2. Kortikosteroid diberikn pada usia 22-34 minggu
(A) sedang usia 35-36 minggu dipertimbangkan
secar khusus(C)
Dosis:
Dexametason 2x 10 mg/hari IM selama 2 hari
(A) atau 4x 5mg/hari IM
Pemberian dexametason tidak diulangi karena
risiko pertumbuhan janin terhambat
DM, hipertensi, preeklamsia, dan tersangka
korioamnionitis, KPD jangan dianggap
kontraindikasi terapi steroid (C)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
Lanj…
• Antibiotik hanya diberikan pada kasus ketuban pecah.
Antibiotik yang dibrikan rutin pada persalinan preterm
tanpa ketuban pecah tidak dianjurkan (A)
• Eritromisin 4x 500 mg selama 3 hari po
• Ampisillin 3x 500 mg selama 3 hari po
• Klindamisin 4x 150 mg/hari selama 7 hari po
• Bila janin letak kepala boleh partus pervaginam. Seksio
sesar tidak lebih baik bagi bayi, bahkan merugikanibu
(C) olehnya hanya didasarkan indikasi obatertrik dan
sungsang
• Pengakhiran persalinan dipercepat/ induksi bila
ditemukan infeksi intrapartum
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
Persiapan kelahiran preterm berdasarkan
pertimbangan
• Usia gestasi >34 minggu, prognosis lebib baik
• Pemberian ASI (>sering) (B)
• Penyuluhan bagi keluarga mengenai tata cara
perawatan bayi termasuk perawatan dirumah
(C) seperti perawatan kangguru untuk hindari
hipotermia
• Pemberian vitamin K terutama pada pasien yang
menggunakan antikonvulsan (B)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
3. Pengelolaan kehamilan dengan
pertumbuhan janin terhambat
• Surveillance janin systematic review dengan
meta-analisis menunjukkan: Doppler pada a
umilikalis pada KRT mengurangi morbiditas dan
mortalitas perinatal
• RI a umbilikalis merupakan prediktor luaran
perinatal yang jelek seperti SGA, Apgar skor
yang rendah, KTG yang abnormal dan pH
talipusat yang rendah
• Jika SGA dengan Doppler a umbilikalis yang
normal menunjukkan KMK yang kecil tapi
normal.
Lanj …
• AFI < 5 cm, atau single pocket <2 cm, ada hubungannya
dengan meningkatnya risiko apgar skor < 75 menit.
Reduksi AFV ada hubungannya dengan meningkatnya
mortalitas perinatal dibanding dengan kontrol
• Biofisik profil skor (BPS), ada bukti bahwa BPS pada
KRT mempunyai NPV yang baik, pada BPS yang normal
jarang terjadi kematian bayi.
• Berlainan dengan NST dan BPS, efektivitas fetal
surveillance dengan cara Doppler velocimetry a umbili-
kalis pada KRT akan meningkatkan luaran perinatal
terbukti pada PJT karena Preeklamsia
• KTG: NST dilakukan setiap minggu 2x perminggu atau
setiap hari tergantung dari berat - ringannya PJT
Panduan pengelolaan kehamilan dengan PJT di Indonesia, HKFM POGI, 2006
Pengelolaan kehamilan dengan PJT
Hilangkan faktor risiko: infeksi, gizi buruk
terapi hipertensi, kebiasaan merokok dll
Intervensi terapi oksigen,
nutrisi, rawat inap, bed Pemberian kortikosteroid pada kehamilan
rest, terapi hormonal, 24-36 minggu (A)
Aspirin belum dapat
direkomendasikan Pantau kesejahteraan janin dengan
Doppler, USG. KTG dan BPP
Terminasi kehamilan bila
gambaran Doppler(AEDF/
REDF), KTG & BPP
abnormal(A)
Pilihan pretermSS,
Aterm pervaginam (C)
Bila Doppler a umbilikalis
AEDF atau OCT (+)
Pilihan  SS
Dianjurkan Persalinan dilakukan
di unit dengan fasilitas NICU
Panduan pengelolaan kehamilan dengan PJT di Indonesia, HKFM Pogi, 2006
4. Pengelolaan kelainan bawaan
Klasifikasi menurut William Obstetrics(2005):
• Malformasi: kelainan genetik
• Deformasi: kelainan karena mekanik
• Disrupsi kelainan akibat intervensi
• Fenokopi: kelainan dengan sebab berbeda-beda
• Sindroma: kelainan yang manifestasinya
bermacam-macam tetapi penyebabnya satu
• Sekuense: kelainan yang terjadinya berurutan
tetapi penyebabnya satu
• Asosiasi: kelainan yang munculnya bersamaan
tetapi etiologinya berbeda-beda.
Lanj
• Klasifikasi menurut WHO:
- Letal (mis: anensefalus)
- Berat : kelainan yang jika intervensi tidak
dilakukan akan menyebabkan handicap,
atau kematian
- Ringan (kelainan yang memerlukan
intervensi medis tetapi harapan hidup baik
(mis: undescensus testiculorum)
Panduan Pengelolaan Kelainan Bawaan di Indonesia HKFM POGI 2006
Pengelolaan Kelainan Bawaan
Panduan Pengelolaan Kelainan Bawaan di Indonesia HKFM POGI 2006
Faktor Risiko Pencegahan primer
Penelitian
Skrining
Pemeriksaan MSS
Genetik, Infeksi
Diagnosis Prenatal
Pencegahan sekunder EtikaPemeriksaan Non-invasif
USG 11-13 mgg & 22 mgg
Pemeriksaan invasif
Amniosentesis, CVS
Terapi Intrauterin
Persalinan preterm/ aterm
Prenatal konseling Terminasi
Postnatal konselingOperasi
5. Penatalaksanan Kehamilan dengan
Diabetes Mellitus
Klasifikasi diabetes mellitus menurut American
Diabets Association (ADA) 2007 dan PERKENI
2006 menurut etiologi :
• DM tipe 1: Kerusakan sel Beta yang menjurus ke
defisiensi insulin yang absolut (immuned mediated dan
idiopathic)
• DM Tipe 2: terjadi resistensi insulin dengan defisiensi
insulin yang relatif sampai dengan suatu gangguan pada
sekresi insulin yang disertai resistensi insulin
Lanj …
• DM tipe spesifik:
- kelainan genetik fungsi sel Beta
- kelainan genetik kerja insulin
- kelainan eksokrin pankreas
- endokrionopati
- drug/chemical induced
- infeksi
- bentuk lain dari immune-mediated DM yang jarang
- kelainan genetik yang menyertai DM
• Diabetes gestasional
Penatalaksanaan Kehamilan dengan Diabetes Mellitus HKFM POGI 2007
Evidence grading system for clinical practice
recommendation(ADA,2007)
Level of Description
Evidence
A Clear evidence from well-conducted ,
generalizable, randomized trial that are
adequately powered incl etc ..
B Supportive evidence from well conducted
cohort studies, etc..
C Supportive evidence from poorly controlled or
uncontrolled studies, etc..
E Expert conscensus or clinical experience
Penatalaksanaan Kehamilan dengan Diabetes Mellitus HKFM POGI 2007
Rekomendasi
• Wanita dengan DM tipe 1 (preexisting DM) risiko
terjadinya preeklamsia meningkat (A)
• DM tipe 1 (preexisting DM) yang telah ada
sebelum kehamilan akan meningkatkan risiko
terjadinya kelainan bawaan (A)
• Risiko kelainan bawaan janin berhubungan
dengan regulasi glukosa. Dengan regulasi yang
baik maka risiko terjadinya kelainan bawaan
sama dengan tanpa DM (A)
Lanj ...
• Hb1c sebagai parameter keberhasilan regulasi
kadar glukosa darah harus mencapai kadar
yang normal (</= 6%) atau sedekat mungkin
dengan normal (<7%) (B)
• Pemantauan janin (NST,BPP) setiap minggu
yang mulai pada 32 minggu dan 2x seminggu
mulai 34-36 minggu akan menurunkan kematian
neonatal (E)
• Faktor risiko untuk DMG antara lain usia yang
makin tua (>30 tahun) riwayat keluarga DM,
obesitas, etnis dan perokok sigaret (A)
Lanj …
• Skrining dan diagnosis DMG dilakukan secara universal
(ACOG) dengan menggunakan One step approach
(WHO) TTGO dengan beban 75 gr glucose anhidrous (C)
• Kontrol glukosa yang baik selama hamil menunjukkan
penurunan angka kejadian makrosomia dan hipoglikemia
(C)
• Makin tinggi kadar glukosa berkaitan dengan
meningkatnya angka kejadian makrosomia dan SS (A)
• Wanita dengan DMG harus dilakukan skrining untuk DM
pada 6-12 minggu pascapersalinan untuk antisipasi
terjadinya DM yang menetap (E)
Panduan Pengelolaan Kelainan Bawaan di Indonesia HKFM POGI 2006
6. Tatalaksana Kehamilan pada Penyakit
Jantung (Panduan klinis praktis HKFM POGI 2007)
1. Pra-konsepsi
Riwayat peny jantung dan penangannya
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan foto toraks ECG
Pemeriksaan pulse oxymetri
Pemeriksaan trans-toraks ekhokardiografi
Evaluasi status fungsional jantung (NYHA atau ACC/AHA)
Pengelompokan penyakit jantung berdasarkan kelompok
risiko
Bila perlu lakukan pemeriksaan MSCT-scan jantung
Konseling prakonsepsi
• Underlying cardiac lesion
• Status fungsional jantung pasien
• Kemungkinan bedah korektif maupun paliatif
• Faktor risiko tambahan seperti pemakaian
antikoagulan dan pemakaian prostetik
• Harapan hidup dan kemampuan merawat anak
• Kemungkinan penyakit jantung kongenital
• Kemungkinan manajemen selama kehamilan
Rekomendasi manajemen
• Kerjsama obstetrikus dan kardiologis
• Diskusikan tentang risiko maternal dan fetal
• Diskusikan tentang kontrasepsi yang efektif dan
aman
• Periksa status jantung
• Optimalkan terapi medik dan bedah
• Anjurkan tidak hamil pada kondisi tertentu
2. Antepartum
• Pendekatan multidisiplin
• Konfirmasi usia kehamilan: LMP dan USG
• Echocardiography fetal diperiksa pada usia gestasi 20
-34 minggu khusus ibu dengan peny jantung kongenital
• Pemeriksaan fetal well being untuk menilai pertumbuhan
janin ( Biometry, NST dan Doppler velocimetry)
• Deteksi dini kelainan yang menyertai mis: preeklamsia,
anemia, hipertiroid, atau infeksi
• Perencanaan kapan terminasi kehamilan
Rekomendasi manajemen
• Tentukan kelas fungsional penyakit jantung
• Terminasi kehamilan merupakan opsi pada kasus
tertentu
• Kerjasama dengan kardiologis
• Optimalkan manajemen medik
• Hindari faktor pencetus
• Antikoagulan pada kondisi tertentu (hentikan warfarin
dan gunakan heparin subkutan)
• Profilaksis antibiotik pada kondisi tertentu
• Fetal surveillance pertumbuhan dan doppler a umbilikalis
cari kelainan jantung janin pada ibu dengan penyakit
jantung kongenital
3 Intrapartum
• Monitoring ketat
• Posisi left lateral decubitus
• Balans cairan
• Bila memungkinkan pengukuran saturasi O2 dengan
pulse oxymetri
• Pada KRT pertimbangkan monitring invasif
• Pertimbangkan penggunaan intrapartum analgesia
• SS atas indikasi obstetri kecuali pada pasien yang
dilarang mengejan seperti aorta dissection, sindroma
Marfan dengan dilatasi aorta
• Persalinan pervaginam dilakukan dengan percepat kala2
Lanj …
Profilaktik antibiotik diberikan pada kasus:
 Pasien dengan katup jantung buatan
 Riwayat endocarditis sebelumnya
 Systemic –pulmonary shunt
Persalianan pervaginam dengan risiko infeksi atau peny
jantung yang potensial terjadi endocarditis seperti peny
jantung reumatik dengan kelainan katup
Pasien jantung dengan immunocompromised
Antibiotik yang dipakai ampicllin 2 gr dan Gentamicin 1,5
mg/kgBB IV , 30 menit seblum persalinan. Bila alergi
golongan penicillin dapat diganti Vancomycin 1 gr IV
Lanj …
• Pada pasien yang menggunakan warfarin
harus dihentikan minimal 2 minggu
sebelum persalinan dan diganti dengan
heparin
• Pada persalinan dengan seksio sesar,
pilihan anestesia adalah epidural atau
umum.
Rekomendasi manajemen
• Induksi persalinan efektif bisa dimungkinkan dengan
indikasi ibu dan/atau janin
• Profilaksis antibiotik pada kasus tertentu
• Hindari stress fisik dan mental
• Persalinan dengan posisi miring kiri / setengah duduk
• Monitor ECG, monitoring invasif pada kasus tertentu
• Berikan oksigen pada kasus tertentu
• Fasilitasi resusitasi yang lengkap
• Monitoring denyut jantung janin
• Percepat kala 2 pada kondisi tertentu
• Hindari ergometrin pada kala III
4. Postpartum
• Monitring ketat
• Balans cairan
• Bila ada ancaman terjadi edema paru
dapat diberikan diuretik
• Komplikasi yang dapat timbul adalah
anemia, pendarahan, infeksi,
tromboemboli, dan edema paru
Rekomendasi manajemen
• Waspada terjadinya gagal jantung
• Hati-hati kelebihan cairan
• Monitoring ketat
• Diskusikan metode kontrasepsi yang
efektif dan aman
5 tambahan pembahasan pada text
book William’s Obstertrics ed 22
Chapter 10. Ectopic Pregnancy
• Latest Update: 07/08/08:
Clinical Pearl: Cesarean Delivery Scar Pregnancy
Chater 13. Prenatal Diagnosis and Fetal Therapy
• Latest Update: 06/02/08: Case Report: A Markedly Elevated MSAFP
Chapter 25. Cesarean Delivery and Peripartum Hysterectomy
• Latest Update: 05/27/08: Cherney Incision: Surgical Steps
Chapter 40 Abnormalities of the Reproductive Tract
• Latest Update:06/23/08: Case Report: Mature Cystic Teratoma
in Pregnancy
Chapter 42. Critical Care and Trauma
• Latest Update: 04/14/08:
Case Report: Motor Vehicle Collision in Pregnancy
Asuhan Persalinan Normal
• 60 langkah pada kala II ( kala pengeluaran)
dengan bahan tambahan Inisiasi Dini Menyusui
(IMD) menjadi 58 langkah ( perubahan terletak
pada langkah 25-33, 43-45 dan 50)
• Ditambah satu bab mengenai resusitasi bayi
baru lahir (BBL)  BAB 5, sedang BAB 4:
Asuhan BBL: Inisiasi Menyusui Dini, manajemen
laktasi, profilaksis infeksi mata , kontak kulit ibu-
bayi dll sehingga panduan APN tahun 2007
menjadi 6 BAB
Kemajuan Terkini alam penanganan obstertri

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia 1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
Kohita Perdana
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
Ochien Yochie
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
Joni Iswanto
 
Gawat darurat-edt
Gawat darurat-edtGawat darurat-edt
Gawat darurat-edt
IsRa IzaTi
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
Nia Aprianti
 
Sindroma anti phospholipid
Sindroma anti phospholipidSindroma anti phospholipid
Sindroma anti phospholipid
Sofie Krisnadi
 
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinanPenyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Wike Osake
 
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm  dalam kehamilan dan persalinanAsma dan dm  dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
neng elis
 

Mais procurados (20)

Tata Laksana Preeklamsia
Tata Laksana PreeklamsiaTata Laksana Preeklamsia
Tata Laksana Preeklamsia
 
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia 1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
 
Hipertensi Akibat Kehamilan (Pregnancy Induced Hipertension)
Hipertensi Akibat Kehamilan (Pregnancy Induced Hipertension)Hipertensi Akibat Kehamilan (Pregnancy Induced Hipertension)
Hipertensi Akibat Kehamilan (Pregnancy Induced Hipertension)
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
 
preeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsiapreeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsia
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
Kelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air KetubanKelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air Ketuban
 
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
 
Gawat darurat-edt
Gawat darurat-edtGawat darurat-edt
Gawat darurat-edt
 
Preeklamsi
PreeklamsiPreeklamsi
Preeklamsi
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsilaPreeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
 
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsiAskep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
 
Sindroma anti phospholipid
Sindroma anti phospholipidSindroma anti phospholipid
Sindroma anti phospholipid
 
Tesis preeklampsia presentasi PIT
Tesis preeklampsia presentasi PIT Tesis preeklampsia presentasi PIT
Tesis preeklampsia presentasi PIT
 
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinanPenyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
 
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm  dalam kehamilan dan persalinanAsma dan dm  dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
 
Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanHipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada Kehamilan
 

Semelhante a Kemajuan Terkini alam penanganan obstertri

MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxMATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
PROGNASAKREDITASIGM
 
PENANGANAN-TERKINI-PEB-EL-final.pdf
PENANGANAN-TERKINI-PEB-EL-final.pdfPENANGANAN-TERKINI-PEB-EL-final.pdf
PENANGANAN-TERKINI-PEB-EL-final.pdf
ssuser9d94fc
 
KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI2 ASKEB 1 SIPRIANA .ppt
KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI2 ASKEB 1 SIPRIANA .pptKEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI2 ASKEB 1 SIPRIANA .ppt
KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI2 ASKEB 1 SIPRIANA .ppt
rianaana9
 
farmakoterapi hiperkontraksi uterus
farmakoterapi hiperkontraksi uterusfarmakoterapi hiperkontraksi uterus
farmakoterapi hiperkontraksi uterus
witanurma
 
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxMATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
ssuser1521612
 
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikStabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Dokter Tekno
 
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.pptPenanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
rosalindipan
 

Semelhante a Kemajuan Terkini alam penanganan obstertri (20)

PREEKLAMPSIA.pptx
PREEKLAMPSIA.pptxPREEKLAMPSIA.pptx
PREEKLAMPSIA.pptx
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxMATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
 
PENANGANAN-TERKINI-PEB-EL-final.pdf
PENANGANAN-TERKINI-PEB-EL-final.pdfPENANGANAN-TERKINI-PEB-EL-final.pdf
PENANGANAN-TERKINI-PEB-EL-final.pdf
 
komplikasi dlm kehamilan
komplikasi dlm kehamilankomplikasi dlm kehamilan
komplikasi dlm kehamilan
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
 
KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI2 ASKEB 1 SIPRIANA .ppt
KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI2 ASKEB 1 SIPRIANA .pptKEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI2 ASKEB 1 SIPRIANA .ppt
KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI2 ASKEB 1 SIPRIANA .ppt
 
farmakoterapi hiperkontraksi uterus
farmakoterapi hiperkontraksi uterusfarmakoterapi hiperkontraksi uterus
farmakoterapi hiperkontraksi uterus
 
Komplikasi kehamilan lanjut
Komplikasi kehamilan lanjutKomplikasi kehamilan lanjut
Komplikasi kehamilan lanjut
 
PEB syafira.pptx
PEB syafira.pptxPEB syafira.pptx
PEB syafira.pptx
 
Eklamsi
EklamsiEklamsi
Eklamsi
 
ppt PEB fano.pptx
ppt PEB fano.pptxppt PEB fano.pptx
ppt PEB fano.pptx
 
PER Puskes Tercinta-FINAL.pptx
PER Puskes Tercinta-FINAL.pptxPER Puskes Tercinta-FINAL.pptx
PER Puskes Tercinta-FINAL.pptx
 
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxMATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
 
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxKEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikStabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.pptPenanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
 

Último

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
marodotodo
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
fidel377036
 

Último (15)

jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 

Kemajuan Terkini alam penanganan obstertri

  • 1. Kemajuan terkini dalam penanganan obstetri IMS Murah Manoe Road Show PB POGI “ OBGIN Terkini “ Makassar, Clarion, Sabtu 16 Agustus 2008
  • 2. Pendahulun • Dalam 3 tahun terakhir ini beberapa kemajuan dalam penatalaksanaan obstetri a.l oleh HKFM (Himpunan Kedokteran Feto-Maternal) seperti pengelolaan: • Hipertensi dalam kehamilan ed ke2, tahun 2005 • Kelahiran preterm tahun tahun 2006 • Pertumbuhan janin terhambat tahun 2006 • Kelainan bawaan tahun 2006 • Kehamilan dengan diabetes mellitus tahun 2007 • Kehamilan pada penyakit jantung tahun 2007
  • 3. Lanj … • Buku William’s Obstetric ed 22, Access Medicine Copyright © 2007 The McGraw-Hill Companies, mengalami beberapa tambahan (up dates) • Buku panduan pelatihan APN telah direvisi menjadi 6 BAB (April 2007) dan menyusul bahan tambahan Inisiasi Menyusui Dini(IMD) (Desember 2007) • Buku IImu Kebidanan edisi ke-4 tahun 2008, menjadi Buku Ajar Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo
  • 4. 1. Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) Klasifikasi HDK (AJOG Vol: 83:S1, July 2000) • Hipertensi gestasional • Preeklamsia • Eklamsia • Hipertensi kronik • Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia Pedoman pengelolaan hipertensi daalam kehamilan di Indonesia, ed kedua, HKFM POGI, ed ke- 2, 2005
  • 5. Fenotipe preeklamsia Temporal • Onset dini ( ≤34 minggu gestasi ) • Onset lanjut ( >34 minggu gestasi) Beratnya penyakit • Ringan • Berat Etiologi • Plasental • Vaskuler • Immunologik • Koagulasi Myatt.L, Carpenter.LB. Prediction of Preeclampsia in Preeclampsia ,etiology & clinical practice ed Lyall.F Belfort.M, 2007, p.236
  • 6. Preeklamsia ringan • Desakan darah ≥ 140/90 mmHg -- <160/110mmHg diperiksa 2 x dengan jarak 6 jam • Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam jumlah urin/ dipstik ≥ 1+ • Pengelolaan rawat jalan rawat inap tidak perlu pemberian diuretik,anti hipertensi, dan sedativum *Perlu evaluasi lab: proteinuri, Hm, trombost,bilirubin, tes fungsi hepar, tes fungsi ginjal, pengukuran jumlah urin 24 jam, pengamatan kesejahteraan janin Kehamilan dapat sampai aterm
  • 7. Preeklamsia berat (PB) • Definisi: Preeklamsia dengan salah satu atau lebih tanda & gejala sbb: • Desakan darah: dalam keadaan istirahat desakan sistolik ≥ 160 mmHg dan desakan diastolik ≥ 110 mmHg. • Proteinuri: ≥ 5 gr/4 jam atau dipstik: 4+ • Dapat disertai gejala impending eclampsia: nyeri kepala, penglihatan kabur, mual -muntah, nyeri epigstrium,dan nyeri perut kuadrant kanan atas
  • 8. Tanda dan gejala lain preeklamsia berat • Oliguria; produksi urin< 400-500 ml/24 jam • Kenaikan kreatinin serum • Edema paru dan sianosis • Nyeri epigastrium dan nyeri perut kuadran atas disebabkan teregangnya kapsul Glisoni. Nyeri dapat sebagai tanda awal ruptura hepar • Gangguan fungsi hepar: peningkatan alanin atau aspartat amino transferase (AST atau ALT ≥ 40 IU/ l) • Peningkatan LDH ( ≥ 600.000 IU/l ) • Hemolisis microangiopatik • Trombositopenia,
  • 9. Recommended management of severe pre-eclampsia (from Sibai, 2003). Coopage.C, Sibai.BM, Managemnt of severe Preeclampsia in Preeclampsia etiology & clinical prectice ed Lyall.F Belfort.M, 2007, p.373
  • 10. Terapi Hipertensi Akut Antihipertensi lini pertama Nifedipin: 10-20 mg peroral diulangi setelah 30 menit bila perlu, maksimum 120 mg dalam 24 jam. Pemberian sublingual tidak dianjurkan karena efek vasodilatasi sangat cepat. Antihipertensi lini kedua Sodium nitroprusside: 0,25 μg iv/kg/menit, infus, ditingkatkan 0,25 μg iv/kg/ 5 menit Diazokside: 30-60 mg iv/ 5 menit atau iv, infus 10 mg/ menit/ di titrasi Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008,hal 548
  • 11. Terapi Hipertensi Menahun • Methyldopa 250 - 500mg/ hari,po, 6-12 jam • Labetalol 2x 100mg/hari, • Thiazide diuretic 2x 12.5mg/hari po • Nifedipine 10- 20 mg/hari, po, 4-6 jam Coopage.C, Sibai.BM, Managemnt of severe Preeclampsia in Preeclampsia etiology and clinical prectice ed Lyall.F Belfort.M, 2007, p.377
  • 12. Antikonvulsan 1. MgSO4 pilihan utama • Dosis awal: • 4 gr 40% dalam NaCl 0,9% atau larutan Ringer Laktat atau Ringer Asetat IV /10 -15 menit, bila timbul kejang dalam waktu 30 menit berikan 2 gr MgSO4 IV /10-15 menit • Dosis pemeliharaan: 1 gr/jam/IV atau • 10 gr MgSo4 40% IM tambah dengan 2 cc lidokain 2% sebelum suntikan diberikan. Suntikan 5 gr MgSO4 IM pada bokong kanan dan 5 gr Mg SO4 IM bokong kiri.bertahu pasien akan terasa sedikit panas dan sakit. • Dosis pemeliharaan: 4gr / 4 jam IM (sebelumnya dicampur dengan lidokain2% sebanyak 1cc). • MgSO4 dihentikan setelah 24 jam pasca persalinan atau 24 jam setelah kejang terakhir Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008,hal 547
  • 13. Periksa kondisi maternal sebelum pemberian MgSO4 • Pernapasan rata-rata min 16x/menit • Patella reflex + • Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir Stop MGSO4 Bila terdapat oliguria (<30ml),patella reflex (-) atau pernapasan rata-rata < 16x/m Siapkan antidotum pada henti napas berikan kalsium glukonas10%= 1 gr (10% dalam 10cc) diberikan iv selama 3 menit (perlahan-lahan) sampai pernapasan timbul kembali dan bila perlu gunakan ventilator Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008, hal 547
  • 14. Lanj … 2. Diazepam Dosis awal: 10 mg IV perlahan-lahan 2 menit. Bila kejang timbul lagi berikan10 mg IV selama 2 menit Dosis pemeliharaan: 40 mg dalam 500 ml lar Ringer lactate atau acetate per infus per 6 jam. Dapat terjadi depresi pernapasan maternal bila dosis > 30 mg/jam. Tidak dianjurkan dosis >100 mg/ 24jam Elevated Blood pressure , headache, blurred vision, convulsions or loss of consciouness In Managing complications in pregnancy and childbirth: a guide for midwives and doctors,WHO 2005, p S-46.
  • 15. Manajemen eklamsia • Magnesium sufat IV/IM • Siap peralatan emerjensi ( O2,sungkup, alat resusitasi ) • Posisikan kepala ke kiri • Anti-hipertensi : nifedipine oral • Lindungi pasien dari trauma • Jangan tinggalkan pasien sendirian dan teruskan pemantauan Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008, hal 552
  • 16. Manajemen Sindroma HELLP • Kadar trombosit < 100.000/ml dengan tanda-tanda eklamsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium, beri dexametason: 10 mg IV/12 jam. • Pasca salin diberikan dexametason: 10 mg IV/12 jam. Kemudian diikuti 2x 5 mg/ 24 jam • Terapi dexametason dihentikan, bila terjadi perbaikan lab ; trombosit > 100.000/ml dan penurunan LDH serta perbaikan tanda dan gejala klinis preeklamsia dan eklamsia • Pertimbangkan transfusi trombosit, bila kadar trombosit < 50.000 /ml dan antioksidan seperti N-asetil cistein Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008,hal 555
  • 17. 2. Manjemen Kelahiran Preterm • Definsi: persalinan preterm ialah persalinan yang terjadi pada usia gestasi 22- 37 minggu • Dari total kelahiran berat badan lahir <2500 gram, 70% adalah preterm dengan kematian neonatal >30% • Penyebab ketidak seimbangan pada unit janin- plasenta yang berkaitan dengan infeksi (mis BV, malaria, pyelonefritis), stress, pendarahan , peregangan uterus ( gemeli, polihidramnion), infeksi asenderen (vaginitis, servisitis) Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
  • 18. Faktor risiko • Riwayat preterm • Komplikasi medik ( mis: hipertensi) • Gaya hidup buruk (merokok, narkoba, alkohol) • Kemiskinan dan lingkungan yang buruk ( mis: cacingan) • Gizi buruk • Kelainan uterus (mis: serviks inkompeten) Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
  • 19. Nilai rekomendasi • Huruf A (sangat kuat) • Huruf B (sedang) • Huruf C (lemah) Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
  • 20. Terapi • Serviks inkompeten lakukan sirklase 1. Kemungkinan besar preterm (his 2x/10 menit) diberikan tokolitik : • Nifedipin 3x 10 mg/oral sampai kontraksi hilang • Indomethasin diberikan pada penyakit jantung, hipertensi dan hipertiroid (B) • Tidak ada tokolisis yang menjadi pilihan utama (A) • Pemberian tokolisi bersifat sementara dalam 48 jam  pematangn paru janin (A) • Tidak ada manfaat untuk memberikan perawatan pengobatan tokolisis jangka panjang (A) Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
  • 21. Lanj .. • Indikasi tokolisis usia gestasi 22-34 minggu pembukaan <4 cm janin hidup • Kontraindikasi pendarahan antepartum kematian janin cacat berat hipertensi alergi infeksi intrapartum Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
  • 22. Lanj … 2. Kortikosteroid diberikn pada usia 22-34 minggu (A) sedang usia 35-36 minggu dipertimbangkan secar khusus(C) Dosis: Dexametason 2x 10 mg/hari IM selama 2 hari (A) atau 4x 5mg/hari IM Pemberian dexametason tidak diulangi karena risiko pertumbuhan janin terhambat DM, hipertensi, preeklamsia, dan tersangka korioamnionitis, KPD jangan dianggap kontraindikasi terapi steroid (C) Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
  • 23. Lanj… • Antibiotik hanya diberikan pada kasus ketuban pecah. Antibiotik yang dibrikan rutin pada persalinan preterm tanpa ketuban pecah tidak dianjurkan (A) • Eritromisin 4x 500 mg selama 3 hari po • Ampisillin 3x 500 mg selama 3 hari po • Klindamisin 4x 150 mg/hari selama 7 hari po • Bila janin letak kepala boleh partus pervaginam. Seksio sesar tidak lebih baik bagi bayi, bahkan merugikanibu (C) olehnya hanya didasarkan indikasi obatertrik dan sungsang • Pengakhiran persalinan dipercepat/ induksi bila ditemukan infeksi intrapartum Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
  • 24. Persiapan kelahiran preterm berdasarkan pertimbangan • Usia gestasi >34 minggu, prognosis lebib baik • Pemberian ASI (>sering) (B) • Penyuluhan bagi keluarga mengenai tata cara perawatan bayi termasuk perawatan dirumah (C) seperti perawatan kangguru untuk hindari hipotermia • Pemberian vitamin K terutama pada pasien yang menggunakan antikonvulsan (B) Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
  • 25. 3. Pengelolaan kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat • Surveillance janin systematic review dengan meta-analisis menunjukkan: Doppler pada a umilikalis pada KRT mengurangi morbiditas dan mortalitas perinatal • RI a umbilikalis merupakan prediktor luaran perinatal yang jelek seperti SGA, Apgar skor yang rendah, KTG yang abnormal dan pH talipusat yang rendah • Jika SGA dengan Doppler a umbilikalis yang normal menunjukkan KMK yang kecil tapi normal.
  • 26. Lanj … • AFI < 5 cm, atau single pocket <2 cm, ada hubungannya dengan meningkatnya risiko apgar skor < 75 menit. Reduksi AFV ada hubungannya dengan meningkatnya mortalitas perinatal dibanding dengan kontrol • Biofisik profil skor (BPS), ada bukti bahwa BPS pada KRT mempunyai NPV yang baik, pada BPS yang normal jarang terjadi kematian bayi. • Berlainan dengan NST dan BPS, efektivitas fetal surveillance dengan cara Doppler velocimetry a umbili- kalis pada KRT akan meningkatkan luaran perinatal terbukti pada PJT karena Preeklamsia • KTG: NST dilakukan setiap minggu 2x perminggu atau setiap hari tergantung dari berat - ringannya PJT Panduan pengelolaan kehamilan dengan PJT di Indonesia, HKFM POGI, 2006
  • 27. Pengelolaan kehamilan dengan PJT Hilangkan faktor risiko: infeksi, gizi buruk terapi hipertensi, kebiasaan merokok dll Intervensi terapi oksigen, nutrisi, rawat inap, bed Pemberian kortikosteroid pada kehamilan rest, terapi hormonal, 24-36 minggu (A) Aspirin belum dapat direkomendasikan Pantau kesejahteraan janin dengan Doppler, USG. KTG dan BPP Terminasi kehamilan bila gambaran Doppler(AEDF/ REDF), KTG & BPP abnormal(A) Pilihan pretermSS, Aterm pervaginam (C) Bila Doppler a umbilikalis AEDF atau OCT (+) Pilihan  SS Dianjurkan Persalinan dilakukan di unit dengan fasilitas NICU Panduan pengelolaan kehamilan dengan PJT di Indonesia, HKFM Pogi, 2006
  • 28. 4. Pengelolaan kelainan bawaan Klasifikasi menurut William Obstetrics(2005): • Malformasi: kelainan genetik • Deformasi: kelainan karena mekanik • Disrupsi kelainan akibat intervensi • Fenokopi: kelainan dengan sebab berbeda-beda • Sindroma: kelainan yang manifestasinya bermacam-macam tetapi penyebabnya satu • Sekuense: kelainan yang terjadinya berurutan tetapi penyebabnya satu • Asosiasi: kelainan yang munculnya bersamaan tetapi etiologinya berbeda-beda.
  • 29. Lanj • Klasifikasi menurut WHO: - Letal (mis: anensefalus) - Berat : kelainan yang jika intervensi tidak dilakukan akan menyebabkan handicap, atau kematian - Ringan (kelainan yang memerlukan intervensi medis tetapi harapan hidup baik (mis: undescensus testiculorum) Panduan Pengelolaan Kelainan Bawaan di Indonesia HKFM POGI 2006
  • 30. Pengelolaan Kelainan Bawaan Panduan Pengelolaan Kelainan Bawaan di Indonesia HKFM POGI 2006 Faktor Risiko Pencegahan primer Penelitian Skrining Pemeriksaan MSS Genetik, Infeksi Diagnosis Prenatal Pencegahan sekunder EtikaPemeriksaan Non-invasif USG 11-13 mgg & 22 mgg Pemeriksaan invasif Amniosentesis, CVS Terapi Intrauterin Persalinan preterm/ aterm Prenatal konseling Terminasi Postnatal konselingOperasi
  • 31. 5. Penatalaksanan Kehamilan dengan Diabetes Mellitus Klasifikasi diabetes mellitus menurut American Diabets Association (ADA) 2007 dan PERKENI 2006 menurut etiologi : • DM tipe 1: Kerusakan sel Beta yang menjurus ke defisiensi insulin yang absolut (immuned mediated dan idiopathic) • DM Tipe 2: terjadi resistensi insulin dengan defisiensi insulin yang relatif sampai dengan suatu gangguan pada sekresi insulin yang disertai resistensi insulin
  • 32. Lanj … • DM tipe spesifik: - kelainan genetik fungsi sel Beta - kelainan genetik kerja insulin - kelainan eksokrin pankreas - endokrionopati - drug/chemical induced - infeksi - bentuk lain dari immune-mediated DM yang jarang - kelainan genetik yang menyertai DM • Diabetes gestasional Penatalaksanaan Kehamilan dengan Diabetes Mellitus HKFM POGI 2007
  • 33. Evidence grading system for clinical practice recommendation(ADA,2007) Level of Description Evidence A Clear evidence from well-conducted , generalizable, randomized trial that are adequately powered incl etc .. B Supportive evidence from well conducted cohort studies, etc.. C Supportive evidence from poorly controlled or uncontrolled studies, etc.. E Expert conscensus or clinical experience Penatalaksanaan Kehamilan dengan Diabetes Mellitus HKFM POGI 2007
  • 34. Rekomendasi • Wanita dengan DM tipe 1 (preexisting DM) risiko terjadinya preeklamsia meningkat (A) • DM tipe 1 (preexisting DM) yang telah ada sebelum kehamilan akan meningkatkan risiko terjadinya kelainan bawaan (A) • Risiko kelainan bawaan janin berhubungan dengan regulasi glukosa. Dengan regulasi yang baik maka risiko terjadinya kelainan bawaan sama dengan tanpa DM (A)
  • 35. Lanj ... • Hb1c sebagai parameter keberhasilan regulasi kadar glukosa darah harus mencapai kadar yang normal (</= 6%) atau sedekat mungkin dengan normal (<7%) (B) • Pemantauan janin (NST,BPP) setiap minggu yang mulai pada 32 minggu dan 2x seminggu mulai 34-36 minggu akan menurunkan kematian neonatal (E) • Faktor risiko untuk DMG antara lain usia yang makin tua (>30 tahun) riwayat keluarga DM, obesitas, etnis dan perokok sigaret (A)
  • 36. Lanj … • Skrining dan diagnosis DMG dilakukan secara universal (ACOG) dengan menggunakan One step approach (WHO) TTGO dengan beban 75 gr glucose anhidrous (C) • Kontrol glukosa yang baik selama hamil menunjukkan penurunan angka kejadian makrosomia dan hipoglikemia (C) • Makin tinggi kadar glukosa berkaitan dengan meningkatnya angka kejadian makrosomia dan SS (A) • Wanita dengan DMG harus dilakukan skrining untuk DM pada 6-12 minggu pascapersalinan untuk antisipasi terjadinya DM yang menetap (E) Panduan Pengelolaan Kelainan Bawaan di Indonesia HKFM POGI 2006
  • 37. 6. Tatalaksana Kehamilan pada Penyakit Jantung (Panduan klinis praktis HKFM POGI 2007) 1. Pra-konsepsi Riwayat peny jantung dan penangannya Pemeriksaan fisik umum Pemeriksaan foto toraks ECG Pemeriksaan pulse oxymetri Pemeriksaan trans-toraks ekhokardiografi Evaluasi status fungsional jantung (NYHA atau ACC/AHA) Pengelompokan penyakit jantung berdasarkan kelompok risiko Bila perlu lakukan pemeriksaan MSCT-scan jantung
  • 38. Konseling prakonsepsi • Underlying cardiac lesion • Status fungsional jantung pasien • Kemungkinan bedah korektif maupun paliatif • Faktor risiko tambahan seperti pemakaian antikoagulan dan pemakaian prostetik • Harapan hidup dan kemampuan merawat anak • Kemungkinan penyakit jantung kongenital • Kemungkinan manajemen selama kehamilan
  • 39. Rekomendasi manajemen • Kerjsama obstetrikus dan kardiologis • Diskusikan tentang risiko maternal dan fetal • Diskusikan tentang kontrasepsi yang efektif dan aman • Periksa status jantung • Optimalkan terapi medik dan bedah • Anjurkan tidak hamil pada kondisi tertentu
  • 40. 2. Antepartum • Pendekatan multidisiplin • Konfirmasi usia kehamilan: LMP dan USG • Echocardiography fetal diperiksa pada usia gestasi 20 -34 minggu khusus ibu dengan peny jantung kongenital • Pemeriksaan fetal well being untuk menilai pertumbuhan janin ( Biometry, NST dan Doppler velocimetry) • Deteksi dini kelainan yang menyertai mis: preeklamsia, anemia, hipertiroid, atau infeksi • Perencanaan kapan terminasi kehamilan
  • 41. Rekomendasi manajemen • Tentukan kelas fungsional penyakit jantung • Terminasi kehamilan merupakan opsi pada kasus tertentu • Kerjasama dengan kardiologis • Optimalkan manajemen medik • Hindari faktor pencetus • Antikoagulan pada kondisi tertentu (hentikan warfarin dan gunakan heparin subkutan) • Profilaksis antibiotik pada kondisi tertentu • Fetal surveillance pertumbuhan dan doppler a umbilikalis cari kelainan jantung janin pada ibu dengan penyakit jantung kongenital
  • 42. 3 Intrapartum • Monitoring ketat • Posisi left lateral decubitus • Balans cairan • Bila memungkinkan pengukuran saturasi O2 dengan pulse oxymetri • Pada KRT pertimbangkan monitring invasif • Pertimbangkan penggunaan intrapartum analgesia • SS atas indikasi obstetri kecuali pada pasien yang dilarang mengejan seperti aorta dissection, sindroma Marfan dengan dilatasi aorta • Persalinan pervaginam dilakukan dengan percepat kala2
  • 43. Lanj … Profilaktik antibiotik diberikan pada kasus:  Pasien dengan katup jantung buatan  Riwayat endocarditis sebelumnya  Systemic –pulmonary shunt Persalianan pervaginam dengan risiko infeksi atau peny jantung yang potensial terjadi endocarditis seperti peny jantung reumatik dengan kelainan katup Pasien jantung dengan immunocompromised Antibiotik yang dipakai ampicllin 2 gr dan Gentamicin 1,5 mg/kgBB IV , 30 menit seblum persalinan. Bila alergi golongan penicillin dapat diganti Vancomycin 1 gr IV
  • 44. Lanj … • Pada pasien yang menggunakan warfarin harus dihentikan minimal 2 minggu sebelum persalinan dan diganti dengan heparin • Pada persalinan dengan seksio sesar, pilihan anestesia adalah epidural atau umum.
  • 45. Rekomendasi manajemen • Induksi persalinan efektif bisa dimungkinkan dengan indikasi ibu dan/atau janin • Profilaksis antibiotik pada kasus tertentu • Hindari stress fisik dan mental • Persalinan dengan posisi miring kiri / setengah duduk • Monitor ECG, monitoring invasif pada kasus tertentu • Berikan oksigen pada kasus tertentu • Fasilitasi resusitasi yang lengkap • Monitoring denyut jantung janin • Percepat kala 2 pada kondisi tertentu • Hindari ergometrin pada kala III
  • 46. 4. Postpartum • Monitring ketat • Balans cairan • Bila ada ancaman terjadi edema paru dapat diberikan diuretik • Komplikasi yang dapat timbul adalah anemia, pendarahan, infeksi, tromboemboli, dan edema paru
  • 47. Rekomendasi manajemen • Waspada terjadinya gagal jantung • Hati-hati kelebihan cairan • Monitoring ketat • Diskusikan metode kontrasepsi yang efektif dan aman
  • 48. 5 tambahan pembahasan pada text book William’s Obstertrics ed 22 Chapter 10. Ectopic Pregnancy • Latest Update: 07/08/08: Clinical Pearl: Cesarean Delivery Scar Pregnancy Chater 13. Prenatal Diagnosis and Fetal Therapy • Latest Update: 06/02/08: Case Report: A Markedly Elevated MSAFP Chapter 25. Cesarean Delivery and Peripartum Hysterectomy • Latest Update: 05/27/08: Cherney Incision: Surgical Steps Chapter 40 Abnormalities of the Reproductive Tract • Latest Update:06/23/08: Case Report: Mature Cystic Teratoma in Pregnancy Chapter 42. Critical Care and Trauma • Latest Update: 04/14/08: Case Report: Motor Vehicle Collision in Pregnancy
  • 49. Asuhan Persalinan Normal • 60 langkah pada kala II ( kala pengeluaran) dengan bahan tambahan Inisiasi Dini Menyusui (IMD) menjadi 58 langkah ( perubahan terletak pada langkah 25-33, 43-45 dan 50) • Ditambah satu bab mengenai resusitasi bayi baru lahir (BBL)  BAB 5, sedang BAB 4: Asuhan BBL: Inisiasi Menyusui Dini, manajemen laktasi, profilaksis infeksi mata , kontak kulit ibu- bayi dll sehingga panduan APN tahun 2007 menjadi 6 BAB