Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang meliputi kelas Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Mereka memiliki tubuh pipih tanpa rongga tubuh dan terdiri dari 3 lapisan. Turbellaria seperti Planaria bergerak dengan silia, Trematoda seperti cacing hati bersifat parasit, dan Cestoda seperti cacing pita memiliki rantai proglotid. Mereka memainkan peran penting sebagai sumber makanan dan beberapa spesies dap
1. OLEH KELOMPOK 9 :
2.Winda Ariani
3.Firman Rija Arhas
4.Adi Gunawan
5.Mohd. Fansuri SF
2. OUT LINE
A. Pengertian dan Habitat
B. Karakteristik
C. Klasifikasi
D. Peranan Platyhelminthes
dalam Kehidupan
3. Surat An-Nuur ayat 45 :
“Dan Allah Telah menciptakan semua jenis
hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu
ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat
kaki. Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. An-Nuur: 45)
4. Penafsirannya:
Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air yang
memancar sebagaimana Dia menciptakan tumbuhan dari air yang
tercurah. Lalu Allah menjadikan hewan-hewan itu beraneka ragam
jenis, potensi, dan fungsi, maka sebagian dari mereka yakni hewan
itu ada yang berjalan diatas perutnya, seperti buaya, ular, cacing,
dan hewan melata lainnya. Sedang sebagian yang lain berjalan
dengan dua kaki, seperti manusia, burung, sedang sebagian yang
lain berjalan dengan empat kaki seperti sapi, kambing,dll. Memang
Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana karena itu Allah secara
terus menerus menciptakan apa dan dengan cara serta bahan yang
dikehendaki-Nya, sebagai bukti kekuasaan-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Sumber: Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah
5. A. PENGERTIAN DAN HABITAT
Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani,
dari kata platy= pipih dan helminthes=cacing.
Jadi berarti cacing bertubuh pipih.
Platyhelminthes hidup bebas atau parasit.
Habitat:
d. Hidup bebas: di sungai, danau, laut, atau
tempat yang lembab.
e. Parasit : dalam tubuh organisme lain, seperti:
siput air, sapi, babi, atau manusia.
6. B. KARAKTERISTIK
Tubuh pipih dorsoventral.
Simetris bilateral, dapat dibedakan ujung
anterior dan posterior.
Tidak memiliki rongga tubuh (acoelomata).
Tubuh terdiri atas 3 lapisan (triploblastik) :
ektodermis, mesodermis, dan endodermis.
Bersifat Hermafrodit.
8. 1. Kelas Turbellaria ( berambut getar)
contoh: Planaria sp
Ciri-Ciri:
Hidup bebas
Habitat di air tawar, berwarna
bening, hitam atau abu-abu
Kepala berbentuk segitiga, bagian
ekor meruncing, panjang tubuh
5-25 mm
Memiliki silia sebagai alat bantu
gerak
Pemakan hewan yang lebih kecil
atau sisa-sisa organisme yang
sudah mati
9. Struktur Tubuh Planaria sp
Faring Mulut
Rongga
Gastrovaskuler
Aurikel
Bintik Mata
Ganglion Tali Saraf Ventral
10. Fisiologi
Sistem gerak
Bergerak aktif ke arah teduh (menghindari
sinar matahari) dan pergerakannya dengan
cara meluncur dan merayap, tidak
berenang.
Sistem respirasi
Belum memiliki alat pernafasan khusus,
pengambilan O2 dilakukan secara difusi
melalui permukaan tubuh.
11. Sistem pencernaan
Saluran pencernaan makanan terdiri dari
mulut, faring, oesofagus, usus (tanpa anus).
Sistem ekskresi
Sistem ekskresi terdiri dari satu atau
sepasang protonephridia dengan sel api
(flame cells).
Tidak memiliki sistem peredaran darah.
12. Sistem syaraf
Sepasang ganglion terdapat di bagian
kepala.Dari kedua ganglion otak tersebut
keluar tali saraf sisi yang memanjang di
bagian kiri dan kanan tubuh yang
dihubungkan dengan serabut saraf melintang.
Sistem reproduksi
aseksual : dengan fragmentasi tubuh
seksual : bersifat hermafrodit
13. 2. Kelas Trematoda (cacing hisap)
Contohnya: cacing hati (Fasciola hepatica dan
Clonorchis sp ).
Ciri-Ciri:
Merupakan hewan parasit.
Berbentuk seperti daun, panjang
1 cm s/d 6 cm.
Memiliki alat penghisap untuk
menempelkan diri ke organ
internal atau permukaan luar
inangnya.
Terdapat 2 batil isap: batil isap
mulut dan batil isap perut.
Dinding luar/tegumen
mengandung duri atau sisik
14. Fisiologi
Sistem respirasi: melalui permukaan
tubuh (difusi).
Sistem ekskresi: terdiri dari sebuah kandung
kemih posterior, saluran ekskresi dikeluarkan
melalui sel api (flame cells).
Tidak memiliki sistem peredaran darah.
Sistem pencernaan: Terdiri dari: mulut,
faring, eosofagus, dan usus.
15. Sistem saraf
Terdiri dari serabut-serabut syaraf yang
melingkar di daerah esofagus dan ganglia.
Dari esofagus, beberapa syaraf bercabang
keseluruh tubuh.
Sistem reproduksi
Sebagian besar dari trematoda adalah
hermafrodit, mempunyai organ jantan dan
betina.
16. Siklus hidup clonorchis sp
Zygot – Larva Myrasidium – Sporosit – Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing
Dewasa
1. Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari
penderita
2. Telur akan berkembang menjadi larva mirasidium
dan masuk ke inang perantara 1, biasanya adalah
siput
3. Di tubuh siput, larva myrasidium akan
bermetamorfosis menjadi sporosit
4. Sporosit ini mengandung banyak kantung embrio,
yang akan tumbuh menjadi Redia
5. Redia akan tumbuh dan mengandung embrio yang
akan berkembang menjadi Sercaria
6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah inang ke
inang perantara 2, biasanya ikan
7. Pada tubuh ikan, metaserkaria akan membentuk
kista.
8. Ikan yang terinfeksi di makan oleh manusia, maka
kista akan berkembang menjadi cacing hati
dewasa.
17. Siklus hidup Fasciola hepatica
Zygot – Larva Myrasidium – Sporosit – Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing
Dewasa
1. Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari
penderita
2. Telur akan berkembang menjadi larva
mirasidium dan masuk ke inang perantara 1,
biasanya adalah siput
3. Di tubuh siput, larva myrasidium akan
bermetamorfosis menjadi sporosit
4. Sporosit ini mengandung banyak kantung
embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia
5. Redia akan tumbuh dan mengandung embrio
yang akan berkembang menjadi Sercaria
6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah
menempel pada tumbuhan air membentuk kista
metasercaria
7. Tumbuhan yang mengandung kista di makan
oleh domba, maka kista akan berkembang
menjadi cacing hati dewasa.
18. 3. Kelas Cestoda (cacing pita)
Contohnya: Taenia saginata dan Taenia solium
Ciri-Ciri:
Cacing pipih parasit.
Ukuran 2-4 m
Cacing dewasa terdiri dari:
scolek, leher, strobila, dan
embrio.
Kepala atau skoleks, dipersenjatai
dengan pengait dan penghisap
berguna untuk melekat pada usus
inangnya.
Tubuh disusun oleh rantai
panjang yang disebut proglotid.
22. Fisiologi
Sistem respirasi melalui permukaan tubuh,
Tidak memiliki sistem peredaran darah.
Sistem pencernaan makanan
Tidak memiliki mulut dan usus, sari makanan
diserap langsung oleh seluruh tubuhnya.
Sistem ekskresi berupa sel-sel api (flame cells).
23. Sistem saraf
Tersusun dari beberapa ganglion pada
skoleks, dengan komisura melintang
diantaranya. Tiga batang saraf longitudinal
(sebuah batang besar di sebelah lateral dan
yang kecil di ventral), satu ganglion kecil di
setiap segmen.
Sistem reproduksi
bersifat hermafrodit, organ jantan dan betina
terdapat di setiap proglotid. Tiap proglotid
terjadi fertilisasi sendiri.
24. Siklus hidup Taenia
a Larva, yang b Manusia yang memakan
dilengkapi daging yang terinfeksi, akan
dengan scolex menyebabkan kista berkembang
akan menjadi cacing pita dewasa
berkembang
menjadi kista
pada jaringan
tubuh inang,
misal pada otot
c Cacing pita dewasa
d Di dalam telur yang telah dibuahi,
terdiri dari scolex dan
embrio berkembang menjadi larva. Sapi
proglotid.Proglotid pada
mungkin akan memakan telur bersama
bagian ujung
rumput dan akan menjadi inang
mengandung telur yang
sementara bagi cacing pita
telah dibuahi yang siap
dikeluarkan bersama
feses untuk menginfeksi
kembali
25. D. Peranan Platyhelminthes dalam Kehidupan
Planaria sp merupakan salah satu sumber makanan bagi
organisme lain.
Schistosoma dapat menyebabkan skistosomiasis (kerusakan
jaringan, organ, seperti: kandung kemih, ureter, hati, limpa,dan
ginjal manusia).
Clonorchis sinensis menghisap darah manusia.
Paragonimus sp (parasit pada paru-paru manusia) dapat
menyebabkan sesak bila bernafas, batuk kronis, dahak/sputum
bercampur darah berwarna coklat (ada telur cacing).
Fasciolisis sp (parasit pada saluran pencernaan) menyebabkan
hambatan makanan yang lewat.
Taenia dapat menyebabkan taeniasis, menghisap sari-sari
makanan di usus manusia.
Fasciola Hepatica menyebabkan fasciolisis, parasit pada hewan
ternak meyebabkan nafsu makan turun, kurus, selaput lendir mata
pucat dan diare.
26. Daftar Pustaka
Campbell, Reece, Mitcheli, Biologi Edisi Kelima
Jilid2,Jakarta:Erlangga, 2003.
Djarubito, Brotowidjoyo. M. Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga,
1994.
Ensiklopedia Hewan (Invertebrata), Jakarta: Lentera Abadi, 2008.
George H. Fried & George J. Hademenos, Biologi Edisi Kedua,
Jakarta: Erlangga, 2006.
Jasir, Maskoeri, Sistematik Hewan, Surabaya: Sinar Wijaya, 1984.
John, W. Kimball, Biologi Edisi Kelima Jilid 3, Jakarta: Erlangga,
1999.
Levine, Norman. D, Parasitologi Veteriner, Yogyakarta: gajah
mada university press, 1994.