SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 107
Baixar para ler offline
PERUBAHAN ABNORMAL RETURN DAN
TRAIDING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH
           KRISIS ENERGI DI JEPANG
(Event Study pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar
                  di Bursa Efek Indonesia)




                           SKRIPSI

             Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
         Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
           Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
                     Universitas Tadulako



                             Oleh

                        ERWINSYAH
                         C 301 08 040




               JURUSAN AKUNTANSI
               FAKULTAS EKONOMI
              UNIVERSITAS TADULAKO
                      PALU
                       2012
HALAMAN PERSETUJUAN


         PERUBAHAN ABNORMAL RETURN DAN
TRAIDING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH
               KRISIS ENERGI DI JEPANG
(Event Study pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar
                  di Bursa Efek Indonesia)




                                Oleh :

                          ERWINSYAH
                           C 301 08 040




                          Disetujui oleh :

        Pembimbing I                         Pembimbing II




 Prof. Dr. Muslimin, S.E, M.M            Femilia Zahra, S.E, M.Sc
   NIP.196609151993031002                NIP.198106212005012003




                                                                    ii
HALAMAN PENGESAHAN


         PERUBAHAN ABNORMAL RETURN DAN
TRAIDING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH
               KRISIS ENERGI DI JEPANG
(Event Study pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar
                  di Bursa Efek Indonesia)

Diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako
 Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S1)
                Sarjana Ekonomi Bidang Studi Akuntansi
                       Pada Hari Selasa 15 Mei 2012

                               Disahkan Oleh
                           Dekan Fakultas Ekonomi
                            Universitas Tadulako



                      Prof. Dr. Muslimin, S.E., M.M
                       NIP. 19660915 199303 1 002


 Panitia Ujian Skripsi :

 Ketua        : Prof. Dr. Muslimin, S.E., M.M       ( ............................. )


 Sekretaris   : Femilia Zahra, S.E., M.Sc           ( ............................. )


 Anggota      : 1. Tampang, S.E., M.M               ( ............................. )


                2. Rahma Masdar, S.E., M.Si., Ak    ( ............................. )


                3. Ni Made Suwitri, S.E., M.Si      ( ............................. )




                                                                                        iii
HALAMAN PERSEMBAHAN


“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
   akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
 berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
   dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
                    menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
                                (Q.S Al-Qashash 77)



Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik-
                      baiknya dari otak yang tidak sempurna
                               (Muhammad SAW)



 Sometimes when you innovate, you make mistakes. It is best to admit them quickly, and
                   get on with improving your other innovations.
                                   (Steve Jobs)



Hal yang paling sulit adalah menentukan pilihan yang baik, dan hal yang paling mudah
             adalah menjalankan pilihan itu untuk menjadikannya benar




                          Karya ini sepenuhnya di dedikasikan untuk

                                                    G.A Nasser SE,MM
                                                       H. Yudaningsih




                                                                                     iv
KATA PENGANTAR




       Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat

Rahmat dan Hidayat-Nya berupa nikmat iman, kesehatan, kesabaran dan

kegigihan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako. Shalawat dan salam selalu

tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad salallahu a’laihiwasallam,

keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau Insya Allah

hingga akhir zaman kelak.

       Skripsi ini mengenai “Perubahan Abnormal Return dan Traiding Volume

Activity Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang”. Hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan

sekaligus untuk memperkaya khasanah kepustakaan bagi dunia akuntansi

khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.

       Selama proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan

yang dihadapi penulis, namun berkat kerja keras, usaha dan bantuan dari berbagai

pihak serta do’a yang diberikan, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati dan cinta kasih yang tulus, penulis mengucapkan

terima kasih kepada kedua orang tua: Ayahanda G. A . Nasser dan ibunda tercinta

Yudaningsih yang telah memberikan curahan kasih sayang yang begitu besar

disertai pengorbanan, perhatian, dukungan moril maupun materil yang begitu




                                                                                  v
besar dan sangat berharga kepada penulis sejak dilahirkan hingga dewasa. Kepada

kakak dan adik tercinta kakak Amalia Kurnia Eka Sari dan Adikku Moh.

Firmansyah dan Rangga        Alamsyah terima kasih atas doa, dukungan

kebersamaannya dan canda tawanya, serta segenap keluarga besarku.

       Pada kesempatan yang membahagiakan ini, penulis menyampaikan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi

motivasi dan membantu serta memberikan bimbingan bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu

dengan hati yang tulus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1.   Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Basyir, SE, MS selaku Rektor Universitas

     Tadulako yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis

     untuk menimba ilmu di Universitas Tadulako.

2.   Bapak Prof. DR. Muslimin, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

     Universitas Tadulako serta seluruh Pembantu Dekan.

3.   Bapak Fikry Karim, SE, M.Si, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

     Ekonomi dan Bapak Muhammad Din, SE, M.Si, Ak selaku Sekretaris Jurusan

     Akuntansi Fakultas Ekonomi.

4.   Bapak Prof. Dr. Muslimin, SE, MM selaku Pembimbing I dan Ibu Femilia

     Zahra, SE, M.Sc, selaku Pembimbing II yang rela meluangkan waktunya dan

     pemikiran dalam memberikan arahan dan melapangkan pola pikir penulis

     pada saat tulisan ini dibuat, semoga budi baik Bapak/Ibu mendapat imbalan

     yang setimpal dari Allah SWT. Amien Ya Rabbal Alamin.



                                                                             vi
5.   Bapak Prof. Dr. Muslimin, SE, MM, Ibu Femilia Zahra SE, MSc, Bapak

     Tampang, SE. MM., Ibu Yuldi Mile SE, Msi., dan Ibu Ni Made Suwitri, SE.

     Msi. sebagai Tim Penguji Ujian Proposal dan Skripsi yang telah memberikan

     saran dan kritikan demi kesempurnaan dalam pencapaian tujuan penulisan

     skripsi ini.

6.   Ibu Muliati, SE. MSi, Bapak H. Supriadi Laupe, SE, M.Si, Ak dan Ibu Dr.

     Nurhayati Haris, SE. MSi         selaku Dosen Wali Penulis yang turut

     memperhatikan perkembangan studi Penulis.

7.   Kepada seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing, memberikan bekal

     ilmu, bantuan, serta motivasi kepada penulis selama menimba ilmu di Jurusan

     Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.

8.   (Alm.) Agusman, Sahnaz, SE., dan seluruh staf Edukatif serta Adminstrasi

     Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako yang telah banyak memberikan

     bantuan kepada Penulis.

9.   Buat Ibu (nenek) Sukatini atas perhatiannya merawat hingga saat ini dan

     kakek (alm.) Daurip, Tetta A.Rahman Siddik dan Nenek Ipa Tom atas

     dukungan moril dan materil. Keluarga Besar Ir. Prasetyo (Pak De, Bude, Ka

     Adis, Alan) atas ajaran kehidupannya. Mas Moh, Mas to, Mas Bud, Bibi

     Ko’o, Om Fendi, Om Arif, Om Muchlis, Bibi Ida, Bibi Dewi, Misbah (Udin)

     terima kasih atas pengalaman yang selalu dibagi.

10. Bapak Muhammad Din, SE, M.Si, Ak dan Ibu Munawarah, SE, MM

     sekeluarga, terima kasih yang sebesar-besarnya untuk ilmu , pengalaman,

     canda tawa dan motivasi yang begitu besar dan sangat berarti kepada Penulis



                                                                             vii
11. Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah , Kasubag Keuangan

    dan Kasubag Kepegwaian atas pengertiannya menghadapi perilaku yang

    kurang berkenan saat melaksanakan KKP dan telah memberikan pengalaman

    yang berharga.

12. Saudara-saudariku tanpa ada hubungan yang jelas: Deddy Wachyudy (buat

    emosinya), Andi Inayah,     Arif, Dedy Siswanto, Farahdhiza, Vivi, Agus,

    Ramzi, Arya, Suci, Askodar, Rudi, Fais, Wahyudin, Kusuma Hasinta, Yovita,

    Yuli, Annisa, Dini, Vita, Andri Supit, Yunus, Andi, Galih, Rozik, Aldo dan

    Ismail terima kasih atas kebersamaan dalam petualangan selama ini.

13. Sahabat-sahabat akuntansi Rahmah, Manda Hot, Kiko Hot, Mira Hot, Ikbal

    Amir, Dayat, Faisal, Khairul, Sutomo, Andri, Nofri, Sahid, Wawan Dolo,

    Fadli Dolo, Indra, Setiawan, Khusnul, Lulu, Medy, Ayu, Feby, Tuti ,

    Tuwiyanti, Ana, Nini, Lilis, Santi, Vika, Alam, Copisss, Dewi kusuma , Try,

    Gojin, Indah, Yulan, Irin, Devi, Wulan, Achi, Maya, dan kawan-kawan

    lainnya yang tidak sempat disebut satu persatu terima kasih untuk

    kebersamanya selama ini.

14. Teman-teman SMA Negeri 1 Palu (sampesuvu GS70PL), Dzul Kecil, Dzul,

    Daeng, Dio, Muchtar, Fahri, Eko, Rey, Sandi, Dewi, Ito (senyum-senyum

    enak), Yulita Nabila, Ade, Maya, Arfan, Ano, Niranti, Nanik, Irma Mesum,

    Indah, Dina (thanks atas emosinya) Fira, Ika, Dian, Puput, Nadya, Aidinnal,

    Evy, Nanik, Ika lola, Neny, Radian, Fitri, Cintya, Eja, Gery, Eca Koe, Moses,

    Ahdiyat (mumun), teman-teman XA6, XI IPA 5 dan XII IPA 3 lainnya yang

    belum disebutkan namanya.



                                                                             viii
15. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2004, 2005, 2006, 2007, 2009,

   2010 dan 2011 terima kasih atas bantuannya selama ini.

16. Teman-teman “kimaja48”, “ngangapala” dan “GM Crue with The Boss”,

   semua perjalanan dan aktivitasnya sangat mempengaruhi psikologis penulis

   dan meluruskan pola pikir penulis.

17. Mantan pengurus HIMAKSI periode 2009, 2010:, Benny,             Mail, Cito ,

   Wawa, Alan, Acank, Maman, Salehudin, Jali, Andros, Rauf, Fandy, Doli, ,

   Mirdan, Kama, Sari, Arya, Deddy, Agus, Wahyudin, Ramzi, Dedy, Arif,

   Rudi, Faiz, Nini, Lilis, Mawar, Koko, Iin, Fuji, Uci, Ita, Dian terima kasih

   atas kerja sama dan bantuannya kepada Penulis selama ini. Serta tak lupa

   kepada seluruh senior yang telah mengarahkan dan selalu mengajarkan hal-

   hal bermanfaat serta pengalaman yang tak ternilai dengan uang.

18. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKSI) Fakultas

   Ekonomi Univeritas Tadulako, Pengurus beserta seluruh anggota-anggotanya

   terima kasih atas ilmu yang diberikan dan kegiatan yang selalu memberikan

   tantangan untuk berkreasi di dalamnya.

       Semoga apa yang telah diberikan dapat penulis manfaatkan semaksimal

mungkin dan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.




                                                      Palu,    Maret 2012




                                                              Penulis



                                                                              ix
ABSTRAK

        Erwinsyah, C 301 08 040, Perubahan Abnormal Return Sebelum dan
Sesudah Krisis Energi di Jepang (Event Study pada Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), dibimbing oleh Muslimin selaku
pembimbing I dan Femilia Zahra selaku pembimbing II.
        Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan rata-rata
abnormal return dan rata-rata traiding volume activity sebelum dan sesudah krisis
energi di Jepang pada saham sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2011. Penelitian ini
menggunakan event study, di mana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata
abnormal return dan rata-rata traiding volume activity selama 7 hari sebelum,
event date, dan 7 hari sesudah pengumuman. Penelitian ini menggunkan data
sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Data yang digunkan dalam
penelitian ini meliputi harga saham penutupan harian (closing price), indeks harga
saham gabungan, volume perdagangan harian, dan jumlah saham yang beredar.
Sampel yang digunakan berjumlah 20 perusahaan yang terdaftar dalam saham
pertambangan subsektor pertambangan batu bara dan subsektor pertambangan
minyak dan gas bumi.
        Hasil penelitian menunjukkan: (1) Berdasarkan uji statistik terhadap rata-
rata abnormal return saham selama periode pengamatan, ditemukan bahwa
terdapat rata-rata abnormal return tetapi tidak signifikan perbedaannya antara
sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang. Hal ini membuktikan bahwa
informasi atas kondisi krisis energi di Jepang tidak dinilai sebagai good news oleh
para investor untuk memperoleh pengembalian. Investor masih diselimuti oleh
kekhawatiran atas krisis nuklir dan faktor lain yang juga turut mempengaruhi
bursa saham. (2) berdasarkan uji statistik Paired Sample T-Test menunjukkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap traiding volume activity
sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang. Hasil penelitian menunjukkan panic
selling terjadi di bursa saham karena adanya informasi tersebut.
        Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bagi investor dan
calon investor hendaknya melakukan analisis melalui perhitungan abnormal
return dan traiding volume activity sebagai ladasan dalam membentuk keputusan
investasi yang tepat sasaran.

Kata Kunci :      Abnormal Return, Traiding Volume Activity, Event Study




                                                                                 x
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL .....................................................................................             i
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................                       ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................              v
ABSTRAK .....................................................................................................   x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv


BAB I           PENDAHULUAN
                1.1      Latar Belakang Masalah .....................................................           1
                1.2      Identitifikasi Masalah .........................................................       8
                1.3      Tujuan Penelitian ................................................................     8
                1.4      Kegunaan Peneltian ............................................................        8


BAB II          TINJAUAN PUSTAKA
                2.1      Penelitian Terdahulu ........................................................... 10
                2.2      Pasar Modal ........................................................................ 17
                2.3      Saham ................................................................................. 19
                2.4      Pasar yang Efisien ............................................................... 20
                2.5      Return Saham ...................................................................... 23
                2.6      Abnormal Return ................................................................ 24
                2.7      Expected Return .................................................................. 26
                2.8      Trading Volume Activity .................................................... 28
                2.8      Krisis Energi di Jepang ....................................................... 30
                2.10 Event Study ......................................................................... 32
                2.11 Kerangka Pemikiran ........................................................... 32
                2.12 Hipotesis ............................................................................. 36


                                                                                                                     xi
BAB III   METODE PENELITIAN
          3.1   Objek Penelitian .................................................................. 37
          3.2   Jenis Penelitian ................................................................... 37
          3.3   Jenis dan Sumber Data ........................................................ 38
          3.4   Populasi dan Sampel ........................................................... 38
                3.4.1 Populasi ...................................................................... 38
                3.4.2 Sampel ....................................................................... 38
          3.5   Teknik Pengumpulan Data ................................................. 40
          3.6   Operasionalisasi Variabel ................................................... 40
          3.7   Teknik Analisis ................................................................... 42
                3.7.1 Periode Pengamatan ................................................... 43
                3.7.2 Pengujian Hipotesis ................................................... 44


BAB IV    PEMBAHASAN
          4.1   Deskripsi Variabel Penelitian ............................................. 50
                4.1.1 Return Sahan .............................................................. 50
                4.1.2 Abnormal Return ....................................................... 56
                4.1.3 Traiding Volume Activity ........................................... 62
          4.2   Pengujian Normalitas Data .................................................. 68
          4.3   Pengujian Hipotesis ............................................................ 70
                4.5.1 Pengujian Hipotesis I ................................................. 70
                4.5.2 Pengujian Hipotesis II ................................................ 74
          4.4   Pembahasan ........................................................................ 75


BAB V     KESIMPULAN dan SARAN
          5.1   Kesimpulan ......................................................................... 87
          5.2   Saran ................................................................................... 88
          5.3   Keterbatasan Penelitian ...................................................... 89


DAFTAR PUSTAKA




                                                                                                          xii
DAFTAR GAMBAR


Gambar 1.1 Ekspor Coal dan Liquid Natural Gas ..........................................              5
Gambar 2.1 Paradigma Konseptual Penelitian ................................................ 35
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Return Saham dan Nilai Maximum
           Return Saham .............................................................................. 55
Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Abnormal Return dan Nilai Maximum
           Abnormal Return ......................................................................... 61
Gambar 4.3 Grafik Rata-rata Traiding Volume Activity dan Nilai
           Maximum Traiding Volume Activity ........................................... 68
Gambar 4.4 Grafik Rata-rata Return Saham dan Return Pasar Sebelum
           Dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ......................................... 78
Gambar 4.5 Grafik Rata-rata Abnormal Return dan Cumulative
           Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah
           Krisis Energi di Jepang ............................................................... 79
Gambar 4.6 Grafik Rata-rata Traiding Volume Activity dan Cumulative
           Average Traiding Volume Activity Sebelum dan Sesudah
           Krisis Energi di Jepang ............................................................... 83




                                                                                                      xiii
DAFTAR TABEL


Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ..................................................... 16
Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel ................................................................ 39
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 39
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Return Saham
          (Tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2011) .................................... 51
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Abnormal Return
          (Tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2011) .................................... 57
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Traiding Volume Activity
          (Tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2011) .................................... 62
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Rata-rata Abnormal Return
          Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ............................... 69
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Rata-rata Traiding Volume Activity
          Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ............................... 69
Tabel 4.6 Uji One Sample T-Test Abnormal Return Sebelum dan
          Sesudah Krisis Energi di Jepang .................................................... 71
Tabel 4.7 Uji Paired Samples T-Test Rata-rata Abnormal Return
          Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ............................... 73
Tabel 4.8 Uji Paired Samples T-Test Rata-rata Traiding Volume
          Activity Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ................. 74
Tabel 4.9 Rata-rata Return Saham, Return Pasar, Rata-rata
          Abnormal Return dan Rata-rata Traiding Volume
          Activity Saham Sektor Pertambangan Sebelum dan
          Sesudah Krisis Energi di Jepang .................................................... 76




                                                                                                        xiv
DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran I    : Harga Saham Perusahaan Pertambangan Selama Periode
                Pengamatan
Lampiran II   : Return Saham Perusahaan Pertambangan Selama Periode
                Pengamatan
Lampiran III : Expected Return (Return Pasar)
Lampiran IV : Abnnormal Return Perusahaan Pertambangan Selama Periode
                Pengamatan
Lampiran V    : Volume Perdagangan Saham Perusahaan Pertambangan Selama
                Periode Pengamatan
Lampiran VI : Traiding Volume Activity Saham Pertambangan Selama Periode
                Pengamatan
Lampiran VII : Hasil Pengolahan Data




                                                                        xv
BAB I

                             PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
        Bencana alam dapat mempengaruhi sektor perekonomian sebuah

   wilayah, karena bencana alam akan mempengaruhi komponen pertumbuhan

   ekonomi. Komponen pertumbuhan ekonomi tersebut adalah               investasi,

   ekspor-impor, konsumsi dan belanja negara. Pengaruh dari komponen

   pertumbuhan tersebut bisa dirasakan oleh wilayah yang menghadapi bencana

   ataupun wilayah lainnya yang tidak terkena bencana

        Wilayah yang mengalami bencana alam akan mengalami koreksi atas

   kegiatan ekspor-impor yaitu nilai ekspor akan menurun dan nilai impor akan

   meningkat. Hal ini disebabkan karena kepincangan sektoral yang menurunkan

   nilai produksi dalam wilayah tersebut untuk melakukan ekspor. Belanja

   negara akan meningkat pada wilayah yang terkena bencana sebagai salah satu

   langkah untuk rekonstruksi kondisi yang rusak dan untuk menstabilkan

   kegiatan produksi suatu wilayah.

        Investasi menjadi sebuah hal yang dipengaruhi dan mempunyai daya

   tarik tersendiri, terutama investasi dalam pasar modal. Kondisi wilayah yang

   rusak dan membutuhkan perbaikan memaksa secara tidak langsung para

   pelaku pasar modal untuk menghitung efek dari hal tersebut sehingga dapat

   memberikan keputusan investasinya. Apakah pelaku pasar modal akan

   menjual atau    membeli saham, serta membentuk portofolio dalam pasar

   modal adalah pilihan atas perhitungan dari efek bencana tersebut.
Bencana gempa bumi yang disertai dengan tsunami pada tanggal 11

Maret 2011 di Jepang memiliki dampak yang sangat besar bagi negara

tersebut. Gempa dengan kekuatan 8,9 Skala Ricther ini mengakibatkan

rusaknya wilayah Miyagi dan mengakibatkan kehancuran pada reaktor nuklir

Fukhusima.

     Dalam perhitungan produk domestik bruto (PDB) Jepang wilayah

Miyagi hanya mampu menyumbang 1,7 % dari total PDB. Secara sederhana

hal terseebut tidak akan mempengaruhi perekonomian Jepang secara

signifikan, namun kehancuran reaktor nuklir menjadi suatu pertanda buruk

terhadap perekonomian Jepang. PLTN Fukhusima yang dikelola oleh Tokyo

Electric Power Co (TEPCO) menyumbang 24 % kebutuhan listrik bagi

Jepang dan kerusakan yang terjadi mengakibatkan adanya krisis listrik di

Jepang.

     Kekurangan energi listrik akan berdampak langsung pada industri yang

menyerap tenaga listrik seperti industri baja, elektronik dan otomotif. Akibat

tidak langsungnya terletak pada industri turunannya seperti industri suku

cadang dan perlengkapan lainnya yang ikut terganggu produksinya karena

industri hulunya juga terganggu. Hal tersebut membentuk sebuah alur yang

menyebabkan dampak negatif secara signifikan terhadap PDB Jepang, ini

artinya PDB Jepang akan melemah.

     Perkembangan ke depan, akan sangat tergantung pada bagaimana

Jepang mengatasi dampak ekonomi bencana ini. Apakah Jepang akan

mengoptimalkan industrinya di luar negeri, atau mencari alternatif sumber
energi secara cepat, akan sangat memengaruhi pemulihan mereka. Apabila

Jepang mampu secara cepat mengganti sumber energi listriknya, maka

dampak negatif ekonominya dapat dikurangi.

      Dampak bencana Jepang sampai ke           Indonesia melalui    jalur

perdagangan dan keuangan. Tanggal 17 Maret 2011, dalam kunjungannya ke

Indonesia Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Makiko Kikuta menyampaikan

bahwa konsidi PLTN Fukhusima rusak dan mengakibatkan kekurangan listrik

secara besar-besaran. Karena kekurangan listrik tersebut Jepang saat ini

melakukan penghematan listrik secara berencana dan berharap adanya

tambahan ekspor LNG (liquefied natural gas) dan minyak bumi ke Jepang.

      Hal tersebut sesuai dengan artikel “Dampak Bencana Tsunami Jepang

Terhadap Indonesia” yang dimuat dalam GaleriSaham.com memberikan

gambaran pengaruh dalam hal investasi Jepang di Indonesia, perdagangan

antar negara (ekspor-impor), kestabilan harga minyak, sampai pada

peningkatan permintaan komoditas. Dampak bencana di Jepang juga akan

mempengaruhi negara lain dalam hal penggunaan energi nuklir, sehingga

memunculkan kemungkinan negara lainnya akan mengalihkan sebagian

sumber energi pada pembangkit energi gas dan batubara. Secara keseluruhan

dalam pasar modal saran yang diberikan untuk para investor adalah

memantau saham berbasis komoditi seperti batu bara dan gas sebagai dampak

atas krisis energi listrik di Jepang.

      Jalur perdagangan dan keuangan yang terkena imbas dari krisis energi

di Jepang lebih ditekankan pada saham-saham perusahaan pertambangan
khususnya subsektor batu bara dan subsektor minyak bumi dan gas alam.

Penekanan reaksi bursa terlihat pada perusahaan berbasis komoditas tersebut

karena adanya kebutuhan Jepang untuk rekonstruksi ekonomi pasca tsunami

sebagai langkah menjaga perekonomiannya.

     Enrique blanko menyatakan kondisi di Jepang harus dimanfaatkan oleh

Indonesia sebagai penghasil komoditas, Indonesia harus mampu membuka

celah pasar baru maupun menambahkan ekspor yang sudah ada sebelumnya

misalnya gas alam cair/LNG. Peluang Indonesia dalam pengembangan pasar

yang telah ada sangat besar, ditambah lagi dengan hubungan antara Indonesia

dan Jepang dapat dinilai sebagai signal baik yaitu Indonesia akan menjadi

favorit Jepang dalam penyediaan pengganti energi yang bisa menghancurkan

perekonomiannya.

     Berdasarkan berita resmi statistik, ekspor atas komoditi batu bara dan

liquid natural gas sampai dengan bulan Maret menunjukan adanya

peningkatan permintaan, pada bulan Maret nilai ekspor liquid natural gas

mencapai US$ 1.153.042.772 yaitu meningkat 23 persen dari bulan Februari

dan total ekspor batubara adalah US$ 1.805.350.126 pada bulan Maret. Bila

dibandingkan periode Januari sampai dengan Februari tahun 2010 nilai

ekspor batubara dan liquid natural gas mengalami peningkatan rata-rata

permintaan sebesar 18 persen. Data ekspor dari bulan Agustus 2010 sampai

dengan Maret 2011 nilai ekspor berfluktuatif, namun dengan analisis linear

forecast trendline hasil yang didapatkan adalah positif. Peningkatan tersebut

dapat menjelasakan bahwa efek dari peristiwa krisis energi di Jepang,
pemerintah Jepang memulai rekonstruksi perekonomian dengan jalan

    mengganti sumber energi nuklir. Kemudian analisis linear forecast trendline

    yang positif mengindikasikan bahwa akan              tetap terjadi peningkatan

    permintaan selama dua bulan ke depan. Pergerakan nilai ekspor batubara dan

    liquid natural gas beserta analisis linear forecast trendline digambarkan pada

    gambar dibawah ini.

1.600.000.000

1.400.000.000

1.200.000.000

1.000.000.000

 800.000.000

 600.000.000

 400.000.000

 200.000.000

            0
                     1     2          3   4   5    6       7       8      9      10

        Bituminous coal: coking coal              Bituminous coal: other than coking coal
        Other coal                                Liquid natural gas
        Linear (Liquid natural gas)
   Sumber : Badan Pusat Statistik
                                     Gambar 1.1
                          Ekspor Coal dan Liquid Natural Gas

          Data di atas dapat menggambarkan bagaimana hubungan kerja sama

    Indonesia dengan Jepang. Dalam situs Wikipedia, Indonesia telah menjadi

    mitra Jepang dalam pemenuhan liquid natural gas sejak tahun 1987 dan

    Indonesia merupakan negara pengekspor terbesar atas permintaan komoditas

    tersebut yaitu sebesar 51,3 persen. Hubungan inilah yang dimaksud oleh
Enrique sebagai jalan yang seharusnya dimaksimalkan oleh perusahaan

pertambangan untuk meningkatkan laba perusahaan.

     Krisis energi yang terjadi di Jepang secara keseluruhan menjadi sebuah

informasi yang penting. Hal ini memang tidak mengintervensi bursa saham

secara langsung, namun peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang

diserap oleh para pelaku pasar modal dan digunakan oleh para pelaku ini

untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang.

Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan

pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai

keseimbangan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa tersebut secara

tidak langsung mempengaruhi aktivitas di bursa efek.

     Informasi tersebut sangat mempengaruhi tingkat kepekaan pasar modal

terhadap harga saham dan volume perdagangan saham yang akan berdampak

pada return saham yang akan diperoleh, seperti yang dinyatakan oleh Ang

(1997), bahwa analisis kondisi ekonomi merupakan dasar dari analisis

sekuritas, jika kondisi ekonomi buruk maka kemungkinan besar tingkat

pengembalian (return) saham-saham yang beredar akan            merefleksikan

penurunan yang sebanding atau return yang abnormal. Sebaliknya, jika

kondisi ekonomi baik maka akan merefleksikan harga saham akan baik pula

yang akan berdampak positif pada pengembalian saham (return).

     Dalam perkembangan ilmu pengetahun tentang pasar modal hal tersebut

adalah merupakan informasi buruk yang memberikan spekulasi negatif bagi

para insvestor di mana akan mengalami kerugian bila kondisi ini terus terjadi,
oleh karena itu investor sering mencari informasi tambahan agar

mendapatkan keuntungan dari kegiatan investasinya, salah satu cara yang

dilakukan adalah dengan melakukan pengalihan kepemilikan saham atau

dengan kata lain investor mencari saham-saham potensial yang lebih

menjanjikan.

     Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari

suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, pasar

diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh

pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga

sekuritas yang bersangkutan di mana reaksi ini dapat diukur dengan abnormal

return (Hartono, 2005).

     Budiarto dan Baridwan (1999), menyatakan bahwa reaksi pasar sebagai

suatu sinyal terhadap informasi adanya suatu peristiwa tertentu dapat

mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan

volume perdagangan saham yang terjadi. Para`investor juga dapat melakukan

pengamatan tentang informasi volume perdagangan dikaitkan dengan harga

saham. Saham dengan volume perdagangan tinggi akan menghasilkan return

saham yang tinggi.

     Dengan demikian penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana

respon pasar saham Indonesia terhadap krisis energi di Jepang. Adapun judul

penelitian ini adalah “Perubahan Abnormal Return dan Trading Volume

Activity Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang (Event Study pada

Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”
1.2 Identifikasi Masalah
          Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas

    dalam penelitian ini adalah:

      1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return antara sebelum

          dan sesudah krisis energi di Jepang pada perusahaan pertambangan

          yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

      2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity antara

          sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang pada perusahaan

          pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian
          Atas dasar rumusan masalah yang menjadi tujuan dari penelitian ini

    adalah:

      1. Mengetahui perbedaan rata-rata abnormal return antara sebelum dan

          sesudah krisis energi di Jepang.

      2. Mengetahui perbedaan rata-rata trading volume activity antara sebelum

          dan sesudah krisis energi di Jepang.

1.4 Kegunaan Penelitian
          Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai

    berikut :

      1. Pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini di harapkan dapat

          memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi

          khususnya ilmu ekonomi akuntansi.

      2. Diharapkan penelitian ini bisa memberikan gambaran bagaimana

          sebuah peristiwa dapat mempengaruhi perubahan abnormal return dan
trading volume activity. Sehingga bisa mempengaruhi pengambilan

   keputusan investasi.

3. Menjadi sumber referensi buat peneliti selanjutnya yang ingin meneliti

   konsep yang sama.
BAB II

                           TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
         Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini digunakan

   sebagai dasar pengembangan, di antaranya adalah:

         Husna (2010) dengan penelitiannya yang berjudul Analisis Perubahan

   Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pemilu Pada Sektor Property & Real

   Estate yang Listing di BEI. Penelitian ini menggunakan pendekatan event

   study, dengan tujuan melihat perbedaan harga saham dan melihat hubungan

   perubahan harga saham atas peristiwa yang terjadi. Penelitian terhadap 15

   perusahaan yang didapatkan melalui metode purpusive sampling diamati

   selama 13 hari untuk melihat hubungan yang signifikan antara pemilu

   legislatif dengan harga saham dan untuk melihat perbedaan harga saham

   sebelum dan sesudah pemilu legislatif. Hasil pengujian data mengindikasikan

   bahwa adanya pemilu legislatif 2009 sangat berpengaruh terhadap aktivitas

   perdagangan saham baik pada hari-hari menjelang pemilu maupun pada hari-

   hari sesudah pelaksanaan pemilu. Hal ini dikarenakan meratanya informasi

   yang diterima baik investor, emiten maupun dealer saham. Korelasi antara

   dua variabel ditunjukkan dengan hasil paired sample correlation sebesar

   0,989 dengan signifikansi dibawah 0,05. Sementara perbedaan antara harga

   saham sebelum dan sesudah pemilu legislatif yang diuji menggunakan paired

   t-test menghasilkan harga saham yang lebih tinggi sesudah pemilu legislatif

   2009 dibandingkan harga saham sebelum pemilu legislatif 2009. Hal tersebut
secara jelas dinyatakan dengan nilai t hitung sebesar -5,2358 lebih besar

daripada t tabel yaitu sebesar 2,2125.

      Hamidi (2008) dengan judul penelitian Analisis Likuiditas Saham

Sebelum, Saat, Sesudah Bencana Banjir Antara Tahun 2007 dan 2008 di

Jakarta pada Sektor Industri Dasar dan Kimia di BEI. Pengukuran likuiditas

saham menggunakan aktivitas volume perdagangan, bid-ask spread, widht,

dan resiliency diukur menggunakan alat statisitik uji beda untuk sampel

berpasangan. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa

perisitiwa banjir yang terjadi pada awal Februari tahun 2007 dan 2008 di Ibu

Kota Jakarta tidak memepengaruhi secara signifikan terhadap saham-saham

perusahaan yang tergabung dalam Industri Dasar dan Kimia. Jadi meskipun

bencana banjir tersebut berdampak terhambatnya perputaran perekonomian

dalam Ibu Kota, mengalami kerugian material triliunan rupiah secara

nasional, dan merusak banyak infrastruktur serta membutuhkan obat-obatan

bagi para penduduk yang terjangkit penyakit yang disebabkan kejadian banjir

tersebut, sehingga dibutuhkan produk-produk perusahaan yang tergabung

dalam Industri Dasar dan Kimia, tetapi tidak mempengaruhi pada pergerakan

harga saham industri. Kesimpulannya tidak terdapat perbedaan likuiditas pada

saat, sebelum dan sesudah terjadi peristiwa banjir. Penilaian secara individu

terdapat beberapa perusahaan yang mengalami perubahan likuditas seperti

PT. SMGR, PT. ALMI, P.T BRPT, P.T CLPI, PT. SOBI, dan PT INKP ,

namun tidak dapat diindikasikan karena adanya peristiwa banjir yang terjadi

di Ibu Kota Jakarta.
Munawarah (2009) dengan        judul penelitian Analisis Perbandingan

Abnormal Return dan Trading Volume Activity pada Saham LQ-45 Sebelum

dan Setelah Suspend BEI. Penelitian ini dilakukan selama 6 hari yaitu dimulai

tanggai 6 sampai dengan 15 Oktober 2008, diuji dengan menggunakan uji

normalitas data yaitu uji one-sample kolomogrov smirnov test dan untuk

pengujian variabel penelitian menggunakan alat uji one-sampe t-test dan

paired t-test. Penelitian ini menggunakan maeket model untuk expected

return dalam perhitungan abnormal return. Rata-rata abnormal return selama

3 hari sebelum suspend BEI (t-3 sampai t-1) diperoleh sebesar -0,14% atau

terjadi reaksi pasar yang negatif, sedangkan 3 hari setelah peristiwa suspend

BEI (t+1 sampai t+3) diperoleh rata-rata abnormal return sebesar -0,49% atau

terjadi reaksi pasar yang negatif. Secara matematis rata-rata abnormal return

lebih besar sebelum dibandingkan setelah suspend. Namun demikian, hasil

pengujian perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa

suspend BEI secara statistik diperoleh nilai t =0,468 dengan signifikansi

sebesar 0,686 atau berada di atas 0,05. Hal ini berarti, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan secara statistik antara rata-rata abnormal return

sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI. hasil pengujian perbedaan rata-

rata rata-rata Trading Volume Activity (TVA) saham LQ-45 sebelum dan

setelah peristiwa suspend BEI secara statistik diperoleh t = -1,366 dengan

signifikansi sebesar 0,185 atau berada di atas 0,05. Hal ini berarti bahwa,

tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata Trading Volume Activity

(TVA) saham LQ-45 sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI. Dari hasil
penelitian tersebut, menunjukkan bahwa sebelum dan setelah peristiwa

suspend BEI tidak terdapat perubahan reaksi perdagangan saham yang

signifikan

     Penelitian yang dilakukan oleh Setyawan (2006) Analisis Rekasi Pasar

Modal Terhadap Kenaikan Harga BBM (Studi Kasus di Bursa Efek Jakarta

untuk Saham-Saham LQ 45) dengan menggunakan pendekatan event study

pada dua peristiwa kenaikan BBM menunjukkan bahwa peristiwa ini

memiliki kandungan informasi, yang menyebabkan pasar modal Indonesia

bereaksi terhadap peristiwa tersebut. Reaksi muncul terjadi pada hari

perdagangan sebelum peristiwa kenaikan BBM terjadi. Hal ini disebabkan

karena tanda-tanda atau sinyal dari pemerintah terhadap kenaikan harga BBM

tersebut sudah muncul pada beberapa hari sebelumnya. Perbedaan abnormal

return yang signifikan tidak terjadi pada kedua peristiwa kenaikan BBM, hal

ini disebabkan karena pelaku pasar sudah mulai terbiasa untuk memprediksi

kapan kenaikan BBM akan diberlakukan. Reaksi pasar modal terhadap

adanya kenaikan harga BBM memang bisa diduga mengingat isu seputar

kenaikan BBM sudah beredar sebelum tanggal kenaikan. Oleh sebab itu,

investor lebih banyak membeli ketika harga saham setelah peristiwa kenaikan

BBM terkoreksi dan menurut mereka sudah murah maka mereka akan

memborong kembali saham-saham tersebut untuk dimasukkan dalam

portofolionya kembali.

     Rata-rata   abnormal    return   selama   kedua   peristiwa   ternyata

menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini dikarenakan
memang dari kedua peristiwa kenaikan BBM tersebut sudah dapat diprediksi

oleh para pelaku pasar. Pada hari-hari disekitar pengumuman terdapat

abnormal return yang signifikan, untuk kenaikan BBM 1 Maret 2005 terjadi

pada H-2, H-1 dan H+1 dan H+3. Sedangkan pada kenaikan BBM 1 Oktober

2005 terdapat abnormal return yang signifikan pada H-2, H-1 dan pada H+2

dan H+4. Abnormal return selama 5 hari sebelum pengumuman kenaikan

BBM (t-5 hingga t-1) diperoleh adanya reaksi yang berbeda dimana pada

sebelum kenaikan cenderung terjadi reaksi negatif dari dari investor,

sedangkan pada 5 hari setelah kenaikan cenderung terdapat reaksi positif dari

investor. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat perbedaan yang

signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah kenaikan harga

BBM. Secara umum pengumuman kenaikan harga BBM memang merupakan

kabar buruk (bad news) bagi dunia usaha. Namun demikian para investor

sudah belajar dari pengalaman bahwa pengumuman akan diberlakukan pada

awal bulan. Tidak adanya reaksi harga atas informasi tersebut merefleksikan

tidak adanya tindakan investor untuk mendapatkan keuntungan dari peristiwa

tersebut. Sedangkan aktifitas perdagangan saham antara sebelum dan sesudah

peristiwa menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini

dikarenakan memang dari kedua peristiwa kenaikan BBM tersebut sudah

dapat diprediksi oleh para pelaku pasar. Tidak adanya reaksi harga atas

informasi tersebut merefleksikan tidak adanya revisi kepercayaan dalam pasar

secara agregat yang merupakan akibat dari adanya informasi yang sudah

diketahui sebelumnya.
Puput Haryono pada tahun 2005 menganalisis pasar modal Indonesia

(Bursa Efek Jakarta) terhadap peristiwa politik dalam negeri. Peristiwa

bencana tsunami di Nangroe Aceh Darullsallam (NAD) dan Sumatera Utara

pada tanggal 26 Desember 2004 menjadi obyek penelitian ini. Parameter yang

digunakan untuk mengukur reaksi pasar modal Indonesia terhadap politik

dalam negeri adalah perubahan harga saham dan volume perdagangan yang

terjadi di sekitar tanggal peristiwa yang akan memberikan abnormal return

kepada investor. Hipotesis 1 dalam penelitian ini diuji dengan metode event

study, hipotesis 2 akan diuji dengan uji perbedaan mean yaitu dengan Paired

Sample T-test, sedangkan hipotesis 3 akan diuji dengan formula Foster dan

Paired Sample T-test. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

dalam hipotesis 1 investor mendapatkan abnormal return pada hari kedua

,ketiga dan keempat sesudah peristiwa, namun pada pertama tidak

mendapatkan abnormal return. Sedangkan secara akumulasi sesudah

peristiwa mendapatkan abnormal return yang lebih kecil daripada sebelum

peristiwa. Pada hipotesis 2 dalam uji perbedaan mean menunjukkan bahwa

secara statistik tidak ada perbedaan antara abnormal return mean 4 hari

sebelum dan 4 hari sesudah peritiwa. Selanjutnya dalam analisis aktivitas

volume perdagangan mean di Bursa Efek Jakarta pada hipotesis 3

menunjukkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan antara aktivitas rata-

rata volume perdagangan 4 hari sebelum peristiwa dan 4 hari setelah

peristiwa yaitu, rata-rata volume perdagangan 4 hari sebelum peristiwa lebih

kecil daripada 4 hari setelah peristiwa. Kesimpulannya terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata volume perdagangan sebelum peristiwa

   dengan rata-rata volume perdagangan sesudah peristiwa, namun tidak

   terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return mean sebelum

   peristiwa dan abnormal return mean sesudah peristiwa.

                               Tabel 2.1
                     Ringkasan Penelitian Terdahulu

     Peneliti
                  Penelitian
No dan Tahun                      Indikator       Alat Uji         Hasil
                  Terdahulu
    Penelitian
1 Laila          Analisis        Harga Saham 1. Paired T-      Terdapat
   Minoratul     Perubahan                      Test           korelasi
   Husna         Harga Saham                                   antara harga
   (2010)        Sebelum dan                                   saham dengan
                 Sesudah                                       peristiwa
                 Pemilu Pada                                   pemilu dan
                 Sektor                                        terdapat
                 Property     &                                perbedaan
                 Real     Estate                               harga saham
                 yang Listing                                  sebelum dan
                 di BEI                                        sesudah
                                                               pemilu
2 Muhammad Analisis             1. Traiding 1. Paired T-       Tidak terdapat
  Hamidi    Likuiditas             Volume      Test            perbedaan
  (2008)    Saham                  Activity                    signifikan
            Sebelum,            2. Bid-Ask                     likuditas
            Saat, Sesudah          Spread                      saham
            Bencana             3. Width                       sebelum,saat
            Banjir Antara       4. Resiliency                  dan sesudah
            Tahun 2007                                         bencana
            dan 2008 di
            Jakarta Pada
            Sektor
            Industri Dasar
            dan Kimia di
            BEI
3 Munawarah Analisis             1. Abnormal    1. Paired T-   Terdapat
. (2009)    Perbandingan            return         Test        perbedaan
            Abnornal             2. Traiding    2. One-        abnormal
            Return     dan          Volume         Sample      return tetapi
            Trading                 Activity       T-Test      tidak
            Volume                                             signifikan, uji
Peneliti
                   Penelitian
No dan Tahun                       Indikator     Alat Uji         Hasil
                   Terdahulu
   Penelitian
                  Activity Pada                              terhadap
                  Saham LQ-45                                traiding
                  Sebelum dan                                volume
                  Sesudah                                    activity
                  Suspend BEI                                menunjukkan
                                                             tidak terdapat
                                                             perbedaan
                                                             signifikan
 4 St Tri Adi    Analisis         1. Abnormal   1. Paired T- Tidak
   Setyawan      Reaksi Pasar        return        Test      terdapat
   (2006)        Modal            2. Trading    2. One       perbedaan
                 Terhadap            Volume        Sample    signifikan
                 Keneaikan           Activity      T-Test    abnormal
                 Harga BBM                                   return     dan
                 (Studi Kasus                                traiding
                 di Bursa Efek                               volume
                 Jakarta untuk                               activity
                 Saham LQ-
                 45)
 5 Puput         Reaksi harga     1. Abnormal   1. Paired T-   Tidak
 . Haryono       saham       di      return        Test        terdapat
   (2005)        Bursa     Efek   2. Traiding      (event      perbedaan
                 Jakarta             Volume        study)      signifikan
                 terhadap            Activity   2. Formula     abnormal
                 peristiwa                         Foster      return
                 tsunami                                       sebelum dan
                 Nangroe Aceh                                  sesudah
                 Darussalam                                    peristiwa,
                 (NAD)      dan                                terdapat
                 Sumetera                                      perbedaan
                 Utara tanggal                                 signifikan
                 26 Desember                                   indikator
                 2004                                          TVA
Sumber : Data diolah (2012)

2.2 Pasar Modal
         Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya

   antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang,

   umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal
dalam Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 sebagai “Kegiatan

yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

Ahmad (2004) memberikan tiga definisi tentang pasar modal:

      a. Definisi yang luas
         Pasar modal adalah kebutuhan system keuangan yang terorganisasi,
         termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang
         keuanganm serta surat-surat berharga/klaim, jangka panjang dan
         pendek, primer dan yang tidak langsung.
      b. Definisi dalam arti menengah
         Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-
         lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya
         yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham
         obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek, dan tabunga serta
         deposito berjangka.
      c. Definisi dalam arti sempit
         Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang
         memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan
         memakai jasa dari makelar, komisioner dan para underwriter.
      Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar yang digunakan untuk

penjualan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang biasa diperjual

belikan, baik surat utang (oblogasi), saham (equity), reksadana, intrumen

derivatif maupun instrumen lainnya untuk tujuan memperoleh dana tambahan

dengan cepat dan murah guna membiayai kegiatan perusahaan agar tetap

bertahan. Sejalan dengan itu, Kasmir (2002) mendefenisikan pasar modal

sebagai :

      Pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya penjual
      dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh
      modal. Penjualan dalam pasar modal merupakan perusaan yang
      membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk
menjual efek-efek dipasar modal. Pembeli adalah pihak yang ingin
        membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan.

        Sundjaja dan Inge (2002) memaparkan tujuan pembentukan pasar

   modal adalah

        Memperoleh proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam
        pemilikan saham perusahaan, pemerataan pendapatan masyarakat
        melalui pemerataan pemilikan saham dan menggairakan partisipasi
        masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan dana untuk
        digunakan secara efektif

2.3 Saham
        Saham merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar

   modal atau secara sederhana dapat disebut sebagai bukti penyertaan modal

   dalam perusahaan. Saham merupakan sertifikat yang dikeluarkan perusahaan

   perseroan (PT) kepada pemilik atau penanam modal (Rahardjo, 2003).

        Setiap investor memiliki tujuan yang berbeda dalam menanamkan

   uangnya dalam bentuk saham. Menurut Baridwan (1992) beberapa tujuan

   investor melakukan pembelian saham adalah sebagai berikut:

        Apabila saham-saham itu dibeli dengan tujuan penggunaan uang yang
        menganggur dan penjualannya untuk memenuhi kebutuhan uang, maka
        pembelian saham akan dicatat sebagai investasi jangka pendek. Tetapi
        penanaman modal dalam saham dapat dikelompokkan sebagi investasi
        jangka panjang bila dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
        1. untuk mengawasi perusahaan
        2. untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode
        3. untuk membentuk suatu dana khusus
        4. untuk menjamin kontinuitas suplai bahan baku
        5. untuk menjaga hubungan antar perusahaan

        Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan

   perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau

   fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang
terjadi di pasar bursa. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau

    menyimpan saham, harganya semakain naik. Sebaliknya semakin banyak

    investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, maka harganya

    semakin bergerak turun.

         Secara umum, semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin

    tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati

    oleh pemegang saham juga semakin besar kemungkinan harga saham akan

    naik. Meskipun demikian, saham yang memiliki kinerja baik sekalipun

    harganya bisa saja turun karena keadaan pasar yang jelek menyebabkan

    kepercayaaan terhadap pemodal terguncang. Saham ini tidak akan sampai

    hilang, jika keperacayaan pemodal pulih. Siklus ekonomi membaik ataupun

    hal-hal lain membaik, maka harga saham yang baik ini akan kembali naik,

    jadi resiko dari pemegang suatu saham adalah turunnya harga saham. Cara

    mengatasinya adalah menahan saham tersebut untuk waktu yang cukup lama

    sampai keadaan pasar membaik kembali.

2.4 Pasar yang Efisien
         Efficient market atau pasar yang efisien merupakan kondisi suatu pasar

    bursa ketika efek yang diperdagangkan dapat merefleksikan semua informasi

    yang mungkin terjadi dengan cepat dan akurat (Ang, 1997:17). Konsep

    efficient market ini menyatakan bahwa pemodal selalu memasukkan faktor

    informasi yang tersedia dalam keputusan mereka sehingga terefleksi pada

    harga yang mereka transaksikan. Jadi harga yang berlaku di pasar sudah

    tergantung faktor informasi tersebut. Harga suatu efek mengandung tiga
faktor yaitu merefleksikan informasi yang bersifat historis, merefleksikan

kejadian yang telah diumumkan tetapi belum dilaksanakan seperti saham

bonus, tetapi pembagian saham bonus belum dibagikan, dan merefleksikan

prediksi atas informasi masa yang akan datang.

      Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau tidak hanya dari segi ketersediaan

informasinya saja, tetapi juga dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar

dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan informasi yang

tersedia (Hatono, 2005). Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja

disebut efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market).

Sedangkan pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan para pelaku

pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia

disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan atau decisionally efficient

market.

      Kunci utama untuk mengukur pasar modal yang efisien adalah

hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Informasi yang dapat

digunakan untuk menilai pasar yang efisen adalah informasi yang lama,

informasi yang sedang dipubli-kasikan atau semua informasi termasuk

informasi privat. Fama dalam Jogiyanto (1998), menyajikan tiga macam

bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk

informasi, yaitu:

      1. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah, jika harga-harga dari

          sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu.

          Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi.
Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori

  langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data

  masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar

  efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat

  digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa

  untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat

  menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan

  yang tidak normal.

2. Pasar dikatakan efisien setengah kuat, jika harga-harga sekuritas

  secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang

  dipublikasikan (all publicly available information) termasuk

  informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan

  emiten. Semua informasi yang dipublikasikan akan tersebar dan

  diterima oleh pemodal pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga

  harga secara langsung dan cepat melakukan penyesuaian dan

  investor tidak mendapatkan keuntungan yang normal.

3. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas

  secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang

  tersedia termasuk informasi privat. Jika pasar efisien dalam bentuk

  ini berhubungan satu dengan yang lain, maka tidak ada individual

  investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan

  tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
Hubungan ketiga pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif

   yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk

   setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. Hubungan tersebut

   menunjukkan bahwa bila ada sangkalan dari efisiensi pasar bentuk lemah

   maka sangkalan tersebut berlaku juga baik pada efisiensi pasar bentuk semi-

   kuat maupun pasar efisien bentuk kuat. Jika pasar tidak efisien dalam bentuk

   lemah, dengan sendirinya pasar tidak efisien dalam bentuk semi-kuat ataupun

   bentuk kuat maupun dalam bentuk lemah.

2.5 Return Saham
            Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam presentase dari

   modal awal investasi. Pendapatan ivestasi dalam saham ini meliputi

   keuntungan jual beli saham, jika untung disebut capital gain dan jika rugi

   disebut capital loss. Selain capital gain, investor juga akan menerima deviden

   tunai setiap tahunnya. Emiten akan membagikan deviden tunai dua kali

   setahun, deviden yang pertama disebut deviden interim yang dibayarkan

   selama tahun berjalan, sedangkan yang kedua disebut deviden final yang

   dibagikan setelah tutup tahun buku.

            Rumus perihungan return saham dapat dilakukan dengan dua cara

   yaitu:




    Keterangan :
    Ri,t   : return saham i untuk waktu (hari, bulan, dan sebagainya)
    Pt     : price, yaitu harga untuk waktu t
    Pt-1   : price, yaitu harga waktu sebelumnya
    Dt     : deviden tunai interim dan deviden tunai final
Metode kedua yang dapat digunakan adalah




    Keterangan:
    Ri,t    = return saham i untuk waktu (hari, bulan, dan sebagainya)
    IHSIt : indeks harga saham individu untuk waktu t
    IHSIt-1 : indeks harga saham individu waktu sebelumnya
    Dt      : deviden tunai interim dan deviden tunai final

            Metode yang kedua lebih tepat digunakan untuk menganalis karena

    pemakian indeks dapat menetralisir pengaruh corporate action terhadap

    harga saham.

2.6 Abnormal Return
         Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya

   terjadi terhadap normal return yang merupakan return yang diharapkan oleh

   investor (expected return) (Hartono, 2003). Selisih return akan positif jika

   return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return

   yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return yang didapat lebih

   kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung (Rachmawati,

   2005).

         Menurut Hartono (2005), studi peristiwa menganalisis return tidak

   normal dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari suatu

   peristiwa. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari

   return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Sehingga dapat

   disimpulkan, bahwa abnormal return terjadi karena dipicu oleh adanya

   kejadian atau peristiwa tertentu, misalnya hari libur nasional, suasana politik,
kejadian-kejadian luar biasa, stock split, penawaran perdana, suspend dan

lain-lain.

      Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi

dengan return ekspektasi. Formulasinya adalah, sebagai berikut (Hartono,

2003):

             ARi,t   =    Ri,t – E[Ri,t]
      Keterangan:
      ARi,t    : abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
      Ri,t     : return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
                 periode peristiwa ke-t.
      E [Ri,t] : return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t

      Dalam menghitung return, beberapa indikator yang biasa digunakan

untuk menjelaskan efek dari sebuah peristiwa adalah:

    a. Average Abnormal Return (AAR)

         Average Abnormal Return merupakan rata-rata abnormal return (AR)

         dari semua jenis saham yang sedang dianalisis secara harian. Average

         abnormal return dapat menunjukkan reaksi paling kuat, baik positif

         maupun negatif, dari keseluruhan jenis saham selama window period.

    b. Cummulative Abnormal Return (CAR)

         Cummulative Abnormal Return merupakan kumulatif abnormal return

         dari hari pertama sampai dengan hari-hari berikutnya untuk setiap

         jenis saham. Dengan melakukan perbandingan CAR selama periode

         sebelum peristiwa dan CAR selama periode sesudah peristiwa terjadi,

         kita dapat mengetahui jenis saham yang paling terpengaruh.

    c. Cummulative Average Abnormal Return (CAAR)
CAAR merupakan kumulatif harian AAR. Dari grafik CAAR dapat

          diketahui kecenderungan kenaikan atau penurunan yang terjadi selama

          window period, sehingga dampak positif atau negatif dari peristiwa

          tersebut terhadap keseluruhan jenis saham yang diteliti dapat

          diketahui.

2.7 Expected Return
        Expected return merupakan return yang digunakan untuk pengambilam

   keputusan investasi.    Expected return penting jika dibandingkan dengan

   return historis karena expected return merupakan return yang diharapkan dari

   investasi yang akan dilakukan (Hartono, 2003). Dengan kata lain, expected

   return adalah return yang diharapkan investor yang akan diperoleh di masa

   yang akan datang.

        Brown     dan     Warner   (1985)    mengestimasi     return    ekspektasi

   menggunakan model estimasi mean-adjusted model, market model, dan

   market-adjusmend model.

      a. Mean-adjusted model

          Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) menganggap

          bahwa return ekspektasi yang bernilai konstan sama dengan rata-rata

          return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Perhitungan

          expected return dengan model ini dinyatakan dengan persamaan

          sebagai berikut :



          Keterangan
          E[Ri,t] : expected return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Ri,j   : return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
          : lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2

b. Market model

   Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model)

   dilakukan dengan dua tahap yaitu membentuk model eskpektasi

   dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan

   menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return

   ekspektasi diperiode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk

   menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan

   persamaan:



   Keterangan:
   Ri,j   : return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
   αi     : intercept untuk sekuritas ke-i
   βi     : koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i
   RMj    : return indeks pasar pada periode estimasi ke-j
   ei,j   : kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

c. Market-adjusted model

   Model disesuaikan pasar (Market-adjusted Model) menganggap

   bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu

   sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan

   menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode

   estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas

   yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Persamaan

   yang dapat dibentuk dalam model ini adalah :
Keterangan
          E[Ri,t] : expected return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
                  : return pasar

2.8 Trading Volume Activity
        Perubahan harga saham merupakan refleksi tingkah laku manusia yang

   tidak seluruhnya dapat ditaksir seperti kejadian politik pada suatu negara,

   terorisme, bencana alam, peperangan dan sebagainya. Hal itulah yang

   menyebabkan banyak orang menganggap pasar modal adalah sesuatu yang

   unik sekaligus menarik. Investor mengharapkan keuntungan yang maksimal

   dari investasi yang dilakukan dengan meminimalkan resiko. Dengan

   demikian, untuk meminimalkan resiko tersebut maka investor harus

   memperhitungkannya dengan cermat. Ada dua aspek atau pendekatan yang

   sering dilakukan dalam melakukan analisis memilih saham, yaitu aspek

   fundamental dan aspek teknikal.

        Analisis    fundamendal      merupakan    analisis   perusahahaan    yang

   menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai instrinsik

   saham. Analisis fundamental didasarkan atas anggapan bahwa setiap saham

   memiliki nilai instrinsik. Analisis teknikal merupakan teknik analisis yang

   menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha

   mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar

   secara keseluruhan. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk

   menentukan kapan akan membeli atau menjual dengan memanfaatkan

   indikator teknis maupun analisis grafik.
Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis

teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu

bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan

volume perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan

gejala yang semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra,

2004).

     Kegiatan perdagangan saham yang diukur melalui indikator TVA

digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai laporan

keuangan informatif dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan

perdagangan di atas keputusan perdagangan normal (Husnan, dkk : 1996).

Sedangkan menurut Neni dan Mahendra (2004), perubahan volume

perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan

saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi oleh investor. TVA

merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal

terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan saham

(Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999).

     Ditinjau dari fungsinya Trading Volume Activity (TVA) merupakan

suatu variasi dari event study. Hasil perhitungan TVA mencerminkan

perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah

saham yang beredar dalam suatu periode tertentu. Jadi, TVA diukur dengan

formulasi sebagai berikut (Foster, 1986 dalam Husnan, dkk, 1996):

     TVA=
Dapat disimpulkan indikator Trading Volume Activity menjadi dasar

    investor untuk mengambil keputusan dengan melihat saham yang memiliki

    volume perdangangan yang tinggi, dengan asumsi volume perdagangan yang

    tinggi menggambarkan saham yang memberikan return yang tinggi.

2.9 Krisis Energi di Jepang
         Tsunami yang melanda Jepang tepatnya di wilayah Miyagi terjadi pada

    hari Jumat 11 Maret 2011. Menurut kantor berita Associated Press, gempa

    mulai terasa pada pukul 14.46 waktu setempat dengan kekuatan 8,9 SR.

    Sekitar 30 menit kemudian, terjadi gempa susulan berkekuatan 7,4 SR. Pusat

    gempa tepat berada 130 km di lepas pantai timur Kota Sendai atau 400 km di

    timur laut Tokyo pada kedalaman 24,4 km.

         Badan Meteorologi Jepang sudah mengeluarkan peringatan tsunami di

    seluruh pesisir timur Jepang, yang menghadapi Samudera Pasifik. Pusat

    Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii menyatakan bahwa peringatan tsunami

    juga berlaku di Rusia, Pulau Marcus, dan Kepulauan Mariana. Peringatan

    waspada tsunami juga dikeluarkan untuk Guam, Taiwan, Filipina, Indonesia,

    dan negara bagian Hawaii, AS.

         Sehari setelah tsunami melanda, bencana nuklir juga terjadi sehari

    setelah tsunami. Reaktor nuklir Fukushima meledak dan mengakibatkan

    empat orang pekerja terluka dan 83.000 warga lainnya dievakuasi. Bencana

    rusaknya reaktor nuklir menyebabkan krisis energi yang mengakibatakn

    keterbatasan pasokan energi untuk industri. Krisis energi ini dapat

    mengganggu    kelangsungan      perusahaan,   perusahaan   yang   diprediksi
mengalami hal tersebut adalah industri baja dan otomitif karena jenis

perusahaan ini menggunakan banyak tenaga listrik.

     Perusahaan produsen listrik di tokyo, TEPCO menyebutkan kapasitas

produksi menurun hampir setengahnya, dari 51 juta kilowatt menjadi 35 juta

kilowatt. Sehinggga banyak terjadi pemadaman listrik di Tokyo, kondisi

tersebut sanggat mengganggu hampir seluruh aspek kehidupan Jepang yang

secara keseluruhan mengandalkan listrik. Menghadapi musim panas, Jepang

perlu waspada karena kebutuhan listrik mencapai puncaknya karena warga

akan menggunakan listrik sebagai pendingin udara sehingga krisis energi

semakin parah dan perekonomian semakin menurun.

     Dalam undang-undang Jepang, ada beberapa langkah yang harus

diambil pemerintah mengenai bencana energi nuklir. Jika terjadi kecelakaan

yang melibatkan nuklir, harus didirikan sebuah pusat cepat tanggap untuk

bencana tenaga atom. Perdana Menteri akan bertindak selaku kepala tim

tersebut. Pusat ad hoc ini memberikan kekuasaan kepada Perdana Menteri

untuk mengarahkan secara langsung berbagai badan pemerintah yang relevan

dan perusahaan-perusahaan swasta yang berhubungan dengan bencana

tersebut. Perdana Menteri juga akan didampingi dua badan lain yang akan

membantunya membuat keputusan. Dua lembaga tersebut adalah Badan

Keselamatan Nuklir dan Industri, bagian dari Kementerian Ekonomi, Industri

dan Perdagangan.

     Peluang yang bisa diambil oleh Indonesia dalam bencana tersebut

menurut Enrique Blanco Armas adalah “Indonesia bisa sementara waktu
mengalihkan pasar impor dengan mencari negara penghasil produk yang

   sama. Untuk menambah nilai tambah, perbaikan infrastruktur harus dilakukan

   secara simultan”. Ini berarti Indonesia sebagai negara penghasil komoditas

   seperti gas alam cair, batu bara dan minyak bumi harus mampu membuat

   celah pasar baru atau menambah ekspor atas komoditas tersebut.

2.10 Event Study
         Event study mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang

   informasinya dipublikasikan ke pasar. Studi ini digunakan untuk menguji

   kandungan informasi dari suatu pengumuman dan untuk menguji efisiensi

   pasar bentuk setengah kuat melalui pengamatan return. Informasi yang

   digunakan tidak terbatas pada peristiwa ekonomi atau peristiwa tentang

   corporate action, namun bisa berupa peristiwa politik atau peristiwa sosial

   yang memberikan pengaruh terhadap pasar sekunder.

         Studi peristiwa dikembangkan untuk menganalisis reaksi pasar terhadap

   suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan. Reaksi pasar digambarkan

   dengan adanya perubahan harga sekuritas yang diukur dengan abnormal

   return, sehingga peristiwa yang memiliki kandungan informasi akan

   memberikan abnormal return (Munawarah, 2009:27). Adapun tujuan event

   study adalah untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang

   mempengaruhi sekuritas dan return dari sekuritas tersebut (Kriztman dalam

   Zaqi, 2006).

2.11 Kerangka Pemikiran
         Pasca gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Richter, Jepang harus

   berhadapan dengan kebocoran reaktor nuklir. Akibat dari meledaknya reaktor
nulir Fukushima adalah krisis energi yang terjadi dan berdampak pada proses

produksi industri yang memberikan kontribusi yang besar dalam pendapatan

nasional Jepang. Salah satu solusi mengurangi efek krisis energi adalah

mengalihkan sumber energi untuk menjaga kelangsungan industri sehingga

kestabilan perekonomian dapat terjaga.

     Kebutuhan akan pengalihan sumber energi tersebut merupakan

informasi positif ataupun informasi negatif yang bisa dijadikan dasar

keputusan seorang investor. Informasi tersebut menjadi berdampak buruk

terhadap investor-investor yang menanamkan modalnya pada industri yang

secara langsung terkena efek buruk seperti United Tracktor. Tbk (UNTR)

sehingga informasi tersebut akan membuat para investor untuk mencari celah

saham-saham potensial untuk tetap mendapatkan keuntungan. Informasi

tersebut menjelaskan bahwa Jepang akan        melakukan pembelian besar-

besaran terhadap gas ataupun batu bara untuk mengatasi krisis energi, dengan

demikian penjualan perusahaan pertambangan akan semakin meningkat

sehingga meningkatkan nilai perusahaan yang berpengaruh positif terhadap

pergerakan harga saham.

     Selama ini 50 % kebutuhan liquid natural gas Jepang disupply

Indonesia, sehingga peristiwa ini akan meningkatkan nilai jual saham

pertambangan Indonesia karena akan adanya peningkatan permintaan liquid

natural gas oleh Jepang sebagai alternatif pengganti energi untuk mengatasi

krisis energi di Jepang akan ditujukan kepada Indonesia sebagai mitra dagang

terbesar. Dengan kata lain, saham pertambangan Indonesia menjadi saham
dengan nilai jual yang tinggi atau dipandang sebagai saham potensial dalam

bursa saham.

      Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk

menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau

beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik

dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu

yang cepat pula. Keputusan tersebut juga perlu didukung dengan adanya

estimasi atas return sebagai tujuan seseorang melakukan sebuah investasi.

Berdasarkan    logika   tidak   ada   investor    yang   tidak    menginginkan

pengembalian    terhadap   investasinya,   pada     akhirnya     investor   yang

menentukan apakah peristiwa bencana di Jepang menjadi sebuah informasi

yang bisa menguntungkan.

      Abnormal return merupakan indikator yang dapat menggambarkan efek

dari sebuah peristiwa atau informasi, abnormal retun merupakan selisih

antara return ekspektasi dengan return aktual. Hal ini berarti peristiwa dapat

memunculkan sebuah pergerakan yang tidak normal sehingga dapat terlihat

perubahan trend disekitar tanggal pengumuman. Perubahan nilai abnormal

return yang lebih tinggi dari sebelum pengumuman menandakan bahwa

pengumuman informasi memberi reaksi positif terhadap pasar dan

menunjukkan harga keseimbangan baru yang dipengaruhi oleh peristiwa

tersebut serta melihat efisiensi pasar yang dibentuk dari pengumuman

tersebut.
Hal lain yang digunakan untuk menjelaskan efek dari sebuah

 pengumuman adalah volume perdagangan saham, ketika informasi dinilai

 positif maka akan mendongkrak volume perdagangan saham. Harga saham

 merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang

 mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau fluktuasinya sangat

 ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar

 bursa. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan saham,

 harganya semakain naik. Sebaliknya semakin banyak investor yang ingin

 menjual atau melepaskan suatu saham, maka harganya semakin bergerak

 turun. Dengan demikian, peningkatan volume perdagangan saham merupakan

 pertanda atas saham komoditas dengan return yang positif karena

 peningkatan penjualan tersebut dapat meningkatkan nilai saham tersebut.

 Volume perdagangan juga menjadi suatu pertanda adanya kebocoran

 informasi sebelum secara resmi informasi diluncurkan ke pasar.

      Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat digambarkan

 suatu kerangka konseptual sebagai berikut:


                  Abnormal              Sebelum Peristiwa          Uji Beda
                   Return                                         (Paired T-
                                        Sesudah Peristiwa           Test)

Bencana
Jepang
                   Trading              Sebelum Peristiwa          Uji Beda
                   Volume                                         (Paired T-
                   Activity                                         Test)
                                        Sesudah Peristiwa

                            Gambar 2.1
                   Paradigma Konseptual Penilitian
2.12 Hipotesis
         Hipotesis meruapakn jawaban yang sifat sementara terhadap masalah

    yang diteliti. Berdasarkan identifikasi masalah penelitian ini, maka

    hipotesisnya adalah sebagai berikut :

    H1           :   Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham

                     pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara

                     sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang

    H2           :   Terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity saham

                     pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara

                     sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang
BAB III

                       METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Objek Penelitian
         Objek dalam penelitian ini adalah abnormal return dan trading volume

    activity sebagai variabel. Peneliti memilih objek ini, karena untuk melihat

    dampak perubahan dari saham akibat suatu peristiwa dapat dilihat dari

    volume transaksi penjualan dan abnormal return. Penelitian ini dilakukan

    pada saham perusahaan pertambangan, subsektor pertambangan batu bara

    dan subsektor pertambangan minyak dan gas alam yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia.

3.2 Jenis Penelitian
         Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan studi peristiwa

    (event study). Menurut Jogianto (2003: 410), studi peristiwa (event study)

    merupakan studi yang memepelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa

    (event) yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat

    digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari

    suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar

    berbentuk setengah kuat. Dalam penelitian ini studi peristiwa yang akan diuji

    kandungan informasinya adalah bencana di Jepang.

         Pendekatan yang diunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan alat statistik untuk

    menjelaskan hubungan diantara variabelnya.
3.3 Jenis dan Sumber Data
         Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dalam penelitian adalah

   data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui website Bursa Efek

   Indonesia (www.idx.co.id) meliputi indeks harga saham gabungan dan harga

   penutupan (closing price) dalam rentang waktu 15 hari.

3.4 Populasi dan Sampel

   3.4.1 Populasi

         Populasi adalah sekelompok elemen atau kasus, baik itu individual,

   objek atau peristiwa yang berhubungan dengan kriteria spesifik dan

   merupakan sesuatu yang menjadi target generalisasi dari hasil penelitian

   (Khasan Effendy, 2010). Dalam penelitian ini, populasi yang diteliti

   merupakan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

   3.4.2 Sampel

         Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

   populasi tersebut. Metode penetuan sampel yang digunakan dalam penelitian

   ini adalah metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak

   bersifat acak dan sampel yang dipilih berdasrkan pertimbangan-pertimbangan

   atau kriteria-kriteria tertentu yang telah di tetapkan, adalah sebagai berikut:

     1. Perusahaan dengan saham aktif selama periode pengamatan yaitu

         dimulai tanggal 3 Maret sampai dengan 23 Maret 2011

     2. Adanya kecukupan data berupa closing price dan volume perdagangan

         saham

     3. Perusahaan telah terdaftar sebelum tahun 2011.
Berdasarkan metode penarikan sampel maka dilakukan penyeleksian

  dari populasi yang ada, penyeleksian populasi digambarkan sebagai berikut;

                                 Tabel 3.1
                         Proses Pemilihan Sampel

 No                       Keterangan                              Jumlah
 1     Perusahaan pertambangan yang terdaftar                       30
  2    Perusahaan yang IPO sebelum Maret 2011                        26
  3    Perusahaan subsektor pertambangan batu bara dan               21
       subsektor pertambangan minyak dan gas
  4    Kecukupan informasi closing price dan volume                  20
                         Sampel Final                                20
Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)
Rincian 20 perusahaan yang dipilih disajikan dalam tabel sebagai berikut:
                                Tabel 3.2
                             Sampel Penelitian
  No     Kode Saham                     Nama Perusahaan
   1        ADRO            Adaro Energy Tbk.
   2        ARTI            Ratu Prabu Energi Tbk.
   3        ATPK            ATPK Resources Tbk.
   4         BIPI           Benakat Petroleum Energy Tbk.
   5        BORN            Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk
   6        BRAU            Berau Coal Energy Tbk.
   7        BUMI            Bumi Resources Tbk.
   8        BYAN            Bayan Resources Tbk.
   9        DEWA            Darma Henwa Tbk.
  10        DOID            Delta Dunia Makmur Tbk.
  11        ELSA            Elnusa Tbk.
  12        ENRG            Energi Mega Persada Tbk.
  13        GTBO            Garda Tujuh Buana Tbk.
  14        HRUM            Harum Energy Tbk.
  15        ITMG            Indo Tambangraya Megah Tbk.
  16        KKGI            Resource Alam Indonesia Tbk.
  17        MEDC            Medco Energi International Tbk.
  18        PKPK            Perdana Karya Persada Tbk.
  19        PTBA            Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
  20        RUIS            Radiant Utama Interinsco Tbk.
  Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
          Dalam memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti

    menggunakan teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan

    mengumpulkan dokumen-dokumen di Bursa Efek Indonesia dan data lainnya

    yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan masalah yang diteliti.

3.6 Operasionalisasi Variabel
          Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang

    akan digunakan dalam penelitian ini:

     1.   Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi

          dengan return ekspektasi. Formulasinya adalah, sebagai berikut

          (Jogiyanto, 2008):

          ARi,t = Ri,t – E [Ri,t]

          Keterangan:
          ARi,t : abnormal return sekuritas ke-i periode peristiwa ke-t.
          Ri,t     : return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
                     periode peristiwa ke-t.
          E [Ri,t] : return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t.

          a. Return yang sesungguhnya (actual return) adalah return yang terjadi

            pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif

            terhadap harga sebelumnya (t-1).




            Keterangan:
            Ri,t : return saham harian sekuritas i pada periode t
            Pi,t : harga saham harian sekuritas i pada periode t
            Pi,t-1 : harga saham harian sekuritas i pada periode t-1

          b. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang

            diharapkan investor yang akan diperoleh di masa yang akan datang
dimana sifatnya belum terjadi. Dalam penelitian ini menggunakan

       Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) yang menganggap

       bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu

       sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan

       menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode

       estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas

       yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.



         Keterangan:
         E[Ri,t] : expected return
         Rmt     : return pasar pada periode t

     c. Harga saham adalah harga saham pada saat penutupan harian

       (closing price) yang digunakan untuk menghitung return yang

       sesungguhnya (actual return).

     d. Perubahan harga saham harian perusahaan i dimulai sejak 7 hari

       sebelum tanggal peristiwa (t-7), pada saat terjadinya peristiwa (t0)

       dan 7 hari setelah tanggal peristiwa (t+7).

     e. Perubahan harga pasar harian indikatornya adalah indeks harga

       saham gabungan yang digunakan untuk menentukan return pasar

       (Rmt).

2.   Trading Volume Activity (TVA) merupakan instrumen yang dapat

     digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui

     parameter perubahan volume perdagangan saham (Fatmawati dan Asri,

     1999). Hasil perhitungan TVA mencerminkan perbandingan antara
jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang

          beredar. Jadi, TVA diukur dengan formulasi sebagai berikut (Foster,

          1986 dalam Husnan, dkk, 1996):


          TVA=


3.7 Tehnik Analisis
          Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis event study

   untuk mengolah dan membahas data yang diperoleh. Metodologi untuk event

   etudy umumnya mengikuti prosedur sebagai berikut (Elton dan Gruber dalam

   munawarah, 2009).

     1.   Mengumpulkan sampel perusahaan yang mempunyai suatu peristiwa

          yang ingin diteiliti.

     2.   Menentukan dengan tepat hari atau tanggal pengumuman dan

          menentukan sebagai hari 0

     3.   Menentukan periode penelitian atau event window

     4.   Untuk setiap sampel perusahaan dilihat return dan ativitas volume

          perdagangan pada masing-masing satuan periode (hari, minggu atau

          bulan).

     5.   Menghitung abnormal return dari return yang sudah didapatkan untuk

          setiap perusahaan.

     6.   Menghitung Trading Volume Activity untuk setiap perusahaan.

     7.   Menghitung rata-rata abnormal return dan Trading Volume Activity

          untuk masing-masing satuan periode (hari, minggu, atau bulan) untuk

          keseluruhan sampel.
Model yang digunakan untuk mengestimasi expected return adalah

dengan menggunakan model disesuaikan pasar (market-adjusted model) yang

menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu

sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan

model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk

model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan

return indeks pasar.




  Keterangan:
  E(Rit) : expected return
  Rmt     : return pasar pada periode t

3.7.1 Periode Pengamatan

     Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 14

hari, terdiri dari t-7 (prevent, 7 hari sebelum peristiwa) yang berakhir pada

tanggal 3 Maret 2011, t0 (event-date, hari terjadinya peristiwa) yaitu tanggal

14 Maret 2011, t+7 (post-event, 7 hari setelah peristiwa) yang berakhir pada

tanggal 23 Maret 2011.

     Rentang waktu pengamatan ditentukan selama 14 hari untuk

menghindari efek bias akibat lebarnya jendela yang dapat memunculkan efek

pengganggu. Dengan demikian penelitian ini dapat memberikan gambaran

secara penuh, nilai abnormal return dan traiding volume activity adalah nilai

yang disebabkan oleh peristiwa yang diamati.
3.7.2 Pengujian Hipotesis

1.     Pengujian Hipotesis I

       Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata-

rata abnormal return antara sebelum dan setelah krisis energi di Jepang.

     a. Abnormal Return adalah selisih antara return sesungguhnya yang

        terjadi dengan return ekspektasi. Formulasinya adalah, sebagai berikut

        (Jogiyanto, 2008):



        Keterangan:
        ARi,t    : abnormal return sekuritas ke-i periode peristiwa ke-t.
        Ri,t     : return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i
                   pada periode peristiwa ke-t.
        E [Ri,t] : return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa
                   ke-t.
     b. Aktual return adalah return yang terjadi pada waktu ke-t yang

        merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya

        (t1). (Jogiyanto, 2008)




        Keterangan:
        Ri,t    : return saham harian sekuritas i pada periode t
        Pi,t    : harga saham harian sekuritas i pada periode t
        Pi,t-1  : harga saham harian sekuritas i pada periode t-1

     c. Expected return merupakan return yang diharapkan investor yang

        akan diperoleh di masa yang akan datang dimana sifatnya belum

        terjadi. Dalam penelitian ini menggunakan Model disesuaikan pasar

        (market-adjusted model) denga rumus: (Jogiyanto, 2008)
Keterangan:
    E[Rit] : expected return
    Rmt     : return pasar pada periode t

d. Return pasar diperoleh dengan rumus: (Jogiyanto, 2008)




    Keterangan:
    Rmt     : return pasar pada periode t
    IHSGt : IHSG pada hari ke t
    IHSGt-1 : IHSG pada hari sebelumnya

e. Standar Deviasi masing-masing sekuritas selama periode pengamatan.

   (Lamasigi dalam Munawarah, 2009)




   Keterangan:
           : standar deviasi sekuritas i
           : abnormal return saham i pada waktu t
           : rata-rata abnormal return

f. Standardized abnormal return untuk masing-masing sekuritas dengan

   rumus: (Lamasigi dalam Munawarah, 2009)




   Keterangan:
   SARit : standardized abnormal return saham pada waktu t
   ARit    : abnormal return saham pada waktu t
   it     : standar deviasi sekuritas i

g. Rata-rata abnormal return untuk seluruh sampel saham dengan rumus:

   (Lamasigi dalam Munawarah, 2009)
Keterangan:
   AR      : abnormal return secara keseluruhan
     ARit : total abnormal return saham i pada waktu t
   n       : total saham yang dijadikan sampel

h. Analisis uji signifikansi terhadap nilai abnormal return dengan uji t

   sebagai berikut: (Lamasigi dalam Munawarah, 2009)




   Keterangan:
     SARit : total standardized abnormal return saham i pada waktu t
   n       : total saham yang dijadikan sampel
i. Nilai cumulative abnormal return dengan rumus sebagai berikut:

   (Lamasigi dalam Munawarah, 2009)

   CAR =        ARit

   Keterangan:
   CAR : Cummulative abnormal return
     ARit : total abnormal return saham i pada waktu t

j. Rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa (Lamasigi

   dalam Munawarah, 2009)




                        t




                            t
   Keterangan:
                 : rata-rata abnormal return sebelum peristiwa
                 : rata-rata abnormal return setelah peristiwa
    ARsebelum    : abnormal return sebelum peristiwa
    ARsetelah    : abnormal return setelah peristiwa
    t            : periode waktu
k. Standar deviasi rata-rata abnormal return. (Lamasigi dalam

      Munawarah, 2009)




                                       (t-1)




                                       (t-1)

      Keterangan:
                    : standar deviasi abnormal return sebelum peristiwa
                    : standar deviasi abnormal return setelah peristiwa
       t            : periode waktu

   l. Uji statistik : (Lamasigi dalam Munawarah, 2009)




      Keterangan :
                 :    rata-rata abnormal return sebelum peristiwa
                 :    rata-rata abnormal return setelah peristiwa
                 :    standar deviasi abnormal return sebelum peristiwa
                 :    standar deviasi abnormal return setelah peristiwa
      n          :    total saham yang dijadikan sampel

     Dalam     penelitian     ini   untuk      membuktikan   hipotesis   pertama

menggunakan menggunakan uji beda (T-test) dengan sampel berhubungan

(Paired samples T-Test), yang bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan

rata-rata dua sampel yang berhubungan (Ghozali, 2006).

     Untuk pengambilan keputusan dalam penelitian ini pertimbangan yang

dilakukan, sebagai berikut:
a. Jika Probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

          variance.

       b. Jika Probabilitas > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak artinya terdapat

          kesamaan variance.

2.     Pengujian Hipotesis II

       Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata-rata

trading volume activity (TVA) sebelum dan setelah krisis energi di Jepang.

     a. Rata-rata trading volume activity (TVA) sebelum dan setelah peristiwa.

        ((Lamasigi dalam Munawarah; 2009)




                                t




                                (t)

        Keterangan :
                       :   rata-rata trading volume activity sebelum peristiwa
                       :   rata-rata trading volume activity setelah peristiwa
         TVAsebelum    :   trading volume activity sebelum peristiwa
         TVAsetelah    :   trading volume activity setelah peristiwa
         t             :   periode waktu

     b. Standar deviasi rata-rata trading volume activity (TVA). (Lamasigi

        dalam Munawarah; 2009)




                                      (t-1)
(t-1)
      Keterangan:
                 : standar deviasi trading volume activity sebelum
                   peristiwa
                 : standar deviasi trading volume activity setelah
                   peristiwa
      t          : periode waktu

  c. Uji statistik : (Lamasigi dalam Munawarah; 2009)




       Keterangan :
                      :   rata-rata abnormal return sebelum peristiwa
                      :   rata-rata abnormal return setelah peristiwa
                      :   standar deviasi abnormal return sebelum peristiwa
                      :   standar deviasi abnormal return setelah peristiwa
       n              :   total saham yang dijadikan sampel

     Dalam penelitian ini untuk membuktikan hipotesis kedua menggunakan

uji beda (T-test) dengan sampel berhubungan (Paired samples T-Test), yang

bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang

berhubungan (Ghozali, 2006).

     Untuk pengambilan keputusan dalam penelitian ini pertimbangan yang

dilakukan adalah jika Probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat

perbedaan variance dan jika Probabilitas > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak

artinya terdapat kesamaan variance. Dalam menggunakan uji beda (T-test),

standar error perbedaaan dalam nilai rata-rata harus terdistribusi normal

sehingga diuji dengan Kolmogorov-Smirnov Test (Ghozali, 2006).

                                 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Variabel Penelitian

         Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah perusahaan

    pertambangan subsektor pertambangan batu bara dan subsektor pertambangan

    minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sektor

    pertambangan terbagi atas beberapa subsektor yaitu pertambangan batu bara,

    pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan batu-batuan dan

    pertambangan logam dan mineral lainnya. Pemilihan sampel penelitian yang

    difokuskan kepada saham perusahaan pertambangan subsektor pertambangan

    batubara dan pertambangan minyak dan gas dikarenakan adanya kebutuhan

    Jepang untuk mengganti sumber energi listrik yang berkurang secara drastis

    dengan energi alternatif berupa batu bara dan liquid natural gas atau gas alam

    cair, sehingga tetap dapat memaksimalkan kondisi perekonomian negaranya.

         Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah rata-rata retrun saham,

    retrun pasar, rata-rata abnormal retrun dan rata-rata traiding volume activity

    saham sektor pertambangan sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang

    tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2011.

    4.1.1 Return Saham

         Return saham adalah perbandingan antara selisih harga saham hari

    pengamatan (Pt) dikurangi harga saham hari sebelumnya (Pt-1) terhadap harga

    saham    hari   sebelumnya    (Pt-1).   Dengan    formulasi   tersebut   dapat

    menggambarkan       kondisi   saham      apakah    mengalami     peningkatan

    pengembalian (keuntungan) atau tidak. Tabel 4.1 dibawah ini akan
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang
Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang

Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaFppi Unila
 
Skripsi rizal alipai
Skripsi rizal alipaiSkripsi rizal alipai
Skripsi rizal alipaidarma wati
 
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)Muhammad Akbar Fatria
 
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...Excruciate Limited
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarIMPALA UB
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarIMPALA UB
 
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...Putika Ashfar Khoiri
 
Faktor faktor yang mempengaruhi produksi kopi agribisnis di kecamatan silo
Faktor faktor yang mempengaruhi produksi kopi agribisnis di kecamatan siloFaktor faktor yang mempengaruhi produksi kopi agribisnis di kecamatan silo
Faktor faktor yang mempengaruhi produksi kopi agribisnis di kecamatan siloPascasarjana POLITEKNIK NEGERI JEMBER
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN  IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN  IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...Warnet Raha
 
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustakaSidraa Adion
 
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerjaCover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerjaEka_Ps
 

Semelhante a Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang (20)

Retno nilasari
Retno nilasariRetno nilasari
Retno nilasari
 
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
 
Imel Skripsi
Imel SkripsiImel Skripsi
Imel Skripsi
 
Ramadhan
RamadhanRamadhan
Ramadhan
 
Laporan KKN.pdf
Laporan KKN.pdfLaporan KKN.pdf
Laporan KKN.pdf
 
Daftar isi skripsi pagaralam
Daftar isi skripsi pagaralamDaftar isi skripsi pagaralam
Daftar isi skripsi pagaralam
 
Skripsi rizal alipai
Skripsi rizal alipaiSkripsi rizal alipai
Skripsi rizal alipai
 
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
 
Laporan KKN.pdf
Laporan KKN.pdfLaporan KKN.pdf
Laporan KKN.pdf
 
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi produksi kopi agribisnis di kecamatan silo
Faktor faktor yang mempengaruhi produksi kopi agribisnis di kecamatan siloFaktor faktor yang mempengaruhi produksi kopi agribisnis di kecamatan silo
Faktor faktor yang mempengaruhi produksi kopi agribisnis di kecamatan silo
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN  IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN  IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...
 
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
 
Pridarsanti
PridarsantiPridarsanti
Pridarsanti
 
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerjaCover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
 
Skripsi 12
Skripsi  12Skripsi  12
Skripsi 12
 
61511306200908101
6151130620090810161511306200908101
61511306200908101
 

Último

PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 

Último (20)

PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 

Abnormal Return dan Volume Trading Sebelum dan Sesudah Krisis Energi Jepang

  • 1. PERUBAHAN ABNORMAL RETURN DAN TRAIDING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS ENERGI DI JEPANG (Event Study pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Oleh ERWINSYAH C 301 08 040 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2012
  • 2. HALAMAN PERSETUJUAN PERUBAHAN ABNORMAL RETURN DAN TRAIDING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS ENERGI DI JEPANG (Event Study pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Oleh : ERWINSYAH C 301 08 040 Disetujui oleh : Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Muslimin, S.E, M.M Femilia Zahra, S.E, M.Sc NIP.196609151993031002 NIP.198106212005012003 ii
  • 3. HALAMAN PENGESAHAN PERUBAHAN ABNORMAL RETURN DAN TRAIDING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS ENERGI DI JEPANG (Event Study pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S1) Sarjana Ekonomi Bidang Studi Akuntansi Pada Hari Selasa 15 Mei 2012 Disahkan Oleh Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Prof. Dr. Muslimin, S.E., M.M NIP. 19660915 199303 1 002 Panitia Ujian Skripsi : Ketua : Prof. Dr. Muslimin, S.E., M.M ( ............................. ) Sekretaris : Femilia Zahra, S.E., M.Sc ( ............................. ) Anggota : 1. Tampang, S.E., M.M ( ............................. ) 2. Rahma Masdar, S.E., M.Si., Ak ( ............................. ) 3. Ni Made Suwitri, S.E., M.Si ( ............................. ) iii
  • 4. HALAMAN PERSEMBAHAN “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S Al-Qashash 77) Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik- baiknya dari otak yang tidak sempurna (Muhammad SAW) Sometimes when you innovate, you make mistakes. It is best to admit them quickly, and get on with improving your other innovations. (Steve Jobs) Hal yang paling sulit adalah menentukan pilihan yang baik, dan hal yang paling mudah adalah menjalankan pilihan itu untuk menjadikannya benar Karya ini sepenuhnya di dedikasikan untuk G.A Nasser SE,MM H. Yudaningsih iv
  • 5. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayat-Nya berupa nikmat iman, kesehatan, kesabaran dan kegigihan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad salallahu a’laihiwasallam, keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau Insya Allah hingga akhir zaman kelak. Skripsi ini mengenai “Perubahan Abnormal Return dan Traiding Volume Activity Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang”. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan sekaligus untuk memperkaya khasanah kepustakaan bagi dunia akuntansi khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya. Selama proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi penulis, namun berkat kerja keras, usaha dan bantuan dari berbagai pihak serta do’a yang diberikan, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan cinta kasih yang tulus, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua: Ayahanda G. A . Nasser dan ibunda tercinta Yudaningsih yang telah memberikan curahan kasih sayang yang begitu besar disertai pengorbanan, perhatian, dukungan moril maupun materil yang begitu v
  • 6. besar dan sangat berharga kepada penulis sejak dilahirkan hingga dewasa. Kepada kakak dan adik tercinta kakak Amalia Kurnia Eka Sari dan Adikku Moh. Firmansyah dan Rangga Alamsyah terima kasih atas doa, dukungan kebersamaannya dan canda tawanya, serta segenap keluarga besarku. Pada kesempatan yang membahagiakan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi motivasi dan membantu serta memberikan bimbingan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu dengan hati yang tulus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Basyir, SE, MS selaku Rektor Universitas Tadulako yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Tadulako. 2. Bapak Prof. DR. Muslimin, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako serta seluruh Pembantu Dekan. 3. Bapak Fikry Karim, SE, M.Si, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bapak Muhammad Din, SE, M.Si, Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. 4. Bapak Prof. Dr. Muslimin, SE, MM selaku Pembimbing I dan Ibu Femilia Zahra, SE, M.Sc, selaku Pembimbing II yang rela meluangkan waktunya dan pemikiran dalam memberikan arahan dan melapangkan pola pikir penulis pada saat tulisan ini dibuat, semoga budi baik Bapak/Ibu mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amien Ya Rabbal Alamin. vi
  • 7. 5. Bapak Prof. Dr. Muslimin, SE, MM, Ibu Femilia Zahra SE, MSc, Bapak Tampang, SE. MM., Ibu Yuldi Mile SE, Msi., dan Ibu Ni Made Suwitri, SE. Msi. sebagai Tim Penguji Ujian Proposal dan Skripsi yang telah memberikan saran dan kritikan demi kesempurnaan dalam pencapaian tujuan penulisan skripsi ini. 6. Ibu Muliati, SE. MSi, Bapak H. Supriadi Laupe, SE, M.Si, Ak dan Ibu Dr. Nurhayati Haris, SE. MSi selaku Dosen Wali Penulis yang turut memperhatikan perkembangan studi Penulis. 7. Kepada seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing, memberikan bekal ilmu, bantuan, serta motivasi kepada penulis selama menimba ilmu di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako. 8. (Alm.) Agusman, Sahnaz, SE., dan seluruh staf Edukatif serta Adminstrasi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis. 9. Buat Ibu (nenek) Sukatini atas perhatiannya merawat hingga saat ini dan kakek (alm.) Daurip, Tetta A.Rahman Siddik dan Nenek Ipa Tom atas dukungan moril dan materil. Keluarga Besar Ir. Prasetyo (Pak De, Bude, Ka Adis, Alan) atas ajaran kehidupannya. Mas Moh, Mas to, Mas Bud, Bibi Ko’o, Om Fendi, Om Arif, Om Muchlis, Bibi Ida, Bibi Dewi, Misbah (Udin) terima kasih atas pengalaman yang selalu dibagi. 10. Bapak Muhammad Din, SE, M.Si, Ak dan Ibu Munawarah, SE, MM sekeluarga, terima kasih yang sebesar-besarnya untuk ilmu , pengalaman, canda tawa dan motivasi yang begitu besar dan sangat berarti kepada Penulis vii
  • 8. 11. Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah , Kasubag Keuangan dan Kasubag Kepegwaian atas pengertiannya menghadapi perilaku yang kurang berkenan saat melaksanakan KKP dan telah memberikan pengalaman yang berharga. 12. Saudara-saudariku tanpa ada hubungan yang jelas: Deddy Wachyudy (buat emosinya), Andi Inayah, Arif, Dedy Siswanto, Farahdhiza, Vivi, Agus, Ramzi, Arya, Suci, Askodar, Rudi, Fais, Wahyudin, Kusuma Hasinta, Yovita, Yuli, Annisa, Dini, Vita, Andri Supit, Yunus, Andi, Galih, Rozik, Aldo dan Ismail terima kasih atas kebersamaan dalam petualangan selama ini. 13. Sahabat-sahabat akuntansi Rahmah, Manda Hot, Kiko Hot, Mira Hot, Ikbal Amir, Dayat, Faisal, Khairul, Sutomo, Andri, Nofri, Sahid, Wawan Dolo, Fadli Dolo, Indra, Setiawan, Khusnul, Lulu, Medy, Ayu, Feby, Tuti , Tuwiyanti, Ana, Nini, Lilis, Santi, Vika, Alam, Copisss, Dewi kusuma , Try, Gojin, Indah, Yulan, Irin, Devi, Wulan, Achi, Maya, dan kawan-kawan lainnya yang tidak sempat disebut satu persatu terima kasih untuk kebersamanya selama ini. 14. Teman-teman SMA Negeri 1 Palu (sampesuvu GS70PL), Dzul Kecil, Dzul, Daeng, Dio, Muchtar, Fahri, Eko, Rey, Sandi, Dewi, Ito (senyum-senyum enak), Yulita Nabila, Ade, Maya, Arfan, Ano, Niranti, Nanik, Irma Mesum, Indah, Dina (thanks atas emosinya) Fira, Ika, Dian, Puput, Nadya, Aidinnal, Evy, Nanik, Ika lola, Neny, Radian, Fitri, Cintya, Eja, Gery, Eca Koe, Moses, Ahdiyat (mumun), teman-teman XA6, XI IPA 5 dan XII IPA 3 lainnya yang belum disebutkan namanya. viii
  • 9. 15. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, 2010 dan 2011 terima kasih atas bantuannya selama ini. 16. Teman-teman “kimaja48”, “ngangapala” dan “GM Crue with The Boss”, semua perjalanan dan aktivitasnya sangat mempengaruhi psikologis penulis dan meluruskan pola pikir penulis. 17. Mantan pengurus HIMAKSI periode 2009, 2010:, Benny, Mail, Cito , Wawa, Alan, Acank, Maman, Salehudin, Jali, Andros, Rauf, Fandy, Doli, , Mirdan, Kama, Sari, Arya, Deddy, Agus, Wahyudin, Ramzi, Dedy, Arif, Rudi, Faiz, Nini, Lilis, Mawar, Koko, Iin, Fuji, Uci, Ita, Dian terima kasih atas kerja sama dan bantuannya kepada Penulis selama ini. Serta tak lupa kepada seluruh senior yang telah mengarahkan dan selalu mengajarkan hal- hal bermanfaat serta pengalaman yang tak ternilai dengan uang. 18. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKSI) Fakultas Ekonomi Univeritas Tadulako, Pengurus beserta seluruh anggota-anggotanya terima kasih atas ilmu yang diberikan dan kegiatan yang selalu memberikan tantangan untuk berkreasi di dalamnya. Semoga apa yang telah diberikan dapat penulis manfaatkan semaksimal mungkin dan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin. Palu, Maret 2012 Penulis ix
  • 10. ABSTRAK Erwinsyah, C 301 08 040, Perubahan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang (Event Study pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), dibimbing oleh Muslimin selaku pembimbing I dan Femilia Zahra selaku pembimbing II. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal return dan rata-rata traiding volume activity sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang pada saham sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2011. Penelitian ini menggunakan event study, di mana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata abnormal return dan rata-rata traiding volume activity selama 7 hari sebelum, event date, dan 7 hari sesudah pengumuman. Penelitian ini menggunkan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Data yang digunkan dalam penelitian ini meliputi harga saham penutupan harian (closing price), indeks harga saham gabungan, volume perdagangan harian, dan jumlah saham yang beredar. Sampel yang digunakan berjumlah 20 perusahaan yang terdaftar dalam saham pertambangan subsektor pertambangan batu bara dan subsektor pertambangan minyak dan gas bumi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Berdasarkan uji statistik terhadap rata- rata abnormal return saham selama periode pengamatan, ditemukan bahwa terdapat rata-rata abnormal return tetapi tidak signifikan perbedaannya antara sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang. Hal ini membuktikan bahwa informasi atas kondisi krisis energi di Jepang tidak dinilai sebagai good news oleh para investor untuk memperoleh pengembalian. Investor masih diselimuti oleh kekhawatiran atas krisis nuklir dan faktor lain yang juga turut mempengaruhi bursa saham. (2) berdasarkan uji statistik Paired Sample T-Test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap traiding volume activity sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang. Hasil penelitian menunjukkan panic selling terjadi di bursa saham karena adanya informasi tersebut. Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bagi investor dan calon investor hendaknya melakukan analisis melalui perhitungan abnormal return dan traiding volume activity sebagai ladasan dalam membentuk keputusan investasi yang tepat sasaran. Kata Kunci : Abnormal Return, Traiding Volume Activity, Event Study x
  • 11. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 1.2 Identitifikasi Masalah ......................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 8 1.4 Kegunaan Peneltian ............................................................ 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................... 10 2.2 Pasar Modal ........................................................................ 17 2.3 Saham ................................................................................. 19 2.4 Pasar yang Efisien ............................................................... 20 2.5 Return Saham ...................................................................... 23 2.6 Abnormal Return ................................................................ 24 2.7 Expected Return .................................................................. 26 2.8 Trading Volume Activity .................................................... 28 2.8 Krisis Energi di Jepang ....................................................... 30 2.10 Event Study ......................................................................... 32 2.11 Kerangka Pemikiran ........................................................... 32 2.12 Hipotesis ............................................................................. 36 xi
  • 12. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian .................................................................. 37 3.2 Jenis Penelitian ................................................................... 37 3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................ 38 3.4 Populasi dan Sampel ........................................................... 38 3.4.1 Populasi ...................................................................... 38 3.4.2 Sampel ....................................................................... 38 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 40 3.6 Operasionalisasi Variabel ................................................... 40 3.7 Teknik Analisis ................................................................... 42 3.7.1 Periode Pengamatan ................................................... 43 3.7.2 Pengujian Hipotesis ................................................... 44 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian ............................................. 50 4.1.1 Return Sahan .............................................................. 50 4.1.2 Abnormal Return ....................................................... 56 4.1.3 Traiding Volume Activity ........................................... 62 4.2 Pengujian Normalitas Data .................................................. 68 4.3 Pengujian Hipotesis ............................................................ 70 4.5.1 Pengujian Hipotesis I ................................................. 70 4.5.2 Pengujian Hipotesis II ................................................ 74 4.4 Pembahasan ........................................................................ 75 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan ......................................................................... 87 5.2 Saran ................................................................................... 88 5.3 Keterbatasan Penelitian ...................................................... 89 DAFTAR PUSTAKA xii
  • 13. DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Ekspor Coal dan Liquid Natural Gas .......................................... 5 Gambar 2.1 Paradigma Konseptual Penelitian ................................................ 35 Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Return Saham dan Nilai Maximum Return Saham .............................................................................. 55 Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Abnormal Return dan Nilai Maximum Abnormal Return ......................................................................... 61 Gambar 4.3 Grafik Rata-rata Traiding Volume Activity dan Nilai Maximum Traiding Volume Activity ........................................... 68 Gambar 4.4 Grafik Rata-rata Return Saham dan Return Pasar Sebelum Dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ......................................... 78 Gambar 4.5 Grafik Rata-rata Abnormal Return dan Cumulative Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ............................................................... 79 Gambar 4.6 Grafik Rata-rata Traiding Volume Activity dan Cumulative Average Traiding Volume Activity Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ............................................................... 83 xiii
  • 14. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ..................................................... 16 Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel ................................................................ 39 Tabel 3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 39 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Return Saham (Tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2011) .................................... 51 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Abnormal Return (Tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2011) .................................... 57 Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Traiding Volume Activity (Tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2011) .................................... 62 Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Rata-rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ............................... 69 Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Rata-rata Traiding Volume Activity Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ............................... 69 Tabel 4.6 Uji One Sample T-Test Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang .................................................... 71 Tabel 4.7 Uji Paired Samples T-Test Rata-rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ............................... 73 Tabel 4.8 Uji Paired Samples T-Test Rata-rata Traiding Volume Activity Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang ................. 74 Tabel 4.9 Rata-rata Return Saham, Return Pasar, Rata-rata Abnormal Return dan Rata-rata Traiding Volume Activity Saham Sektor Pertambangan Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang .................................................... 76 xiv
  • 15. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Harga Saham Perusahaan Pertambangan Selama Periode Pengamatan Lampiran II : Return Saham Perusahaan Pertambangan Selama Periode Pengamatan Lampiran III : Expected Return (Return Pasar) Lampiran IV : Abnnormal Return Perusahaan Pertambangan Selama Periode Pengamatan Lampiran V : Volume Perdagangan Saham Perusahaan Pertambangan Selama Periode Pengamatan Lampiran VI : Traiding Volume Activity Saham Pertambangan Selama Periode Pengamatan Lampiran VII : Hasil Pengolahan Data xv
  • 16. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam dapat mempengaruhi sektor perekonomian sebuah wilayah, karena bencana alam akan mempengaruhi komponen pertumbuhan ekonomi. Komponen pertumbuhan ekonomi tersebut adalah investasi, ekspor-impor, konsumsi dan belanja negara. Pengaruh dari komponen pertumbuhan tersebut bisa dirasakan oleh wilayah yang menghadapi bencana ataupun wilayah lainnya yang tidak terkena bencana Wilayah yang mengalami bencana alam akan mengalami koreksi atas kegiatan ekspor-impor yaitu nilai ekspor akan menurun dan nilai impor akan meningkat. Hal ini disebabkan karena kepincangan sektoral yang menurunkan nilai produksi dalam wilayah tersebut untuk melakukan ekspor. Belanja negara akan meningkat pada wilayah yang terkena bencana sebagai salah satu langkah untuk rekonstruksi kondisi yang rusak dan untuk menstabilkan kegiatan produksi suatu wilayah. Investasi menjadi sebuah hal yang dipengaruhi dan mempunyai daya tarik tersendiri, terutama investasi dalam pasar modal. Kondisi wilayah yang rusak dan membutuhkan perbaikan memaksa secara tidak langsung para pelaku pasar modal untuk menghitung efek dari hal tersebut sehingga dapat memberikan keputusan investasinya. Apakah pelaku pasar modal akan menjual atau membeli saham, serta membentuk portofolio dalam pasar modal adalah pilihan atas perhitungan dari efek bencana tersebut.
  • 17. Bencana gempa bumi yang disertai dengan tsunami pada tanggal 11 Maret 2011 di Jepang memiliki dampak yang sangat besar bagi negara tersebut. Gempa dengan kekuatan 8,9 Skala Ricther ini mengakibatkan rusaknya wilayah Miyagi dan mengakibatkan kehancuran pada reaktor nuklir Fukhusima. Dalam perhitungan produk domestik bruto (PDB) Jepang wilayah Miyagi hanya mampu menyumbang 1,7 % dari total PDB. Secara sederhana hal terseebut tidak akan mempengaruhi perekonomian Jepang secara signifikan, namun kehancuran reaktor nuklir menjadi suatu pertanda buruk terhadap perekonomian Jepang. PLTN Fukhusima yang dikelola oleh Tokyo Electric Power Co (TEPCO) menyumbang 24 % kebutuhan listrik bagi Jepang dan kerusakan yang terjadi mengakibatkan adanya krisis listrik di Jepang. Kekurangan energi listrik akan berdampak langsung pada industri yang menyerap tenaga listrik seperti industri baja, elektronik dan otomotif. Akibat tidak langsungnya terletak pada industri turunannya seperti industri suku cadang dan perlengkapan lainnya yang ikut terganggu produksinya karena industri hulunya juga terganggu. Hal tersebut membentuk sebuah alur yang menyebabkan dampak negatif secara signifikan terhadap PDB Jepang, ini artinya PDB Jepang akan melemah. Perkembangan ke depan, akan sangat tergantung pada bagaimana Jepang mengatasi dampak ekonomi bencana ini. Apakah Jepang akan mengoptimalkan industrinya di luar negeri, atau mencari alternatif sumber
  • 18. energi secara cepat, akan sangat memengaruhi pemulihan mereka. Apabila Jepang mampu secara cepat mengganti sumber energi listriknya, maka dampak negatif ekonominya dapat dikurangi. Dampak bencana Jepang sampai ke Indonesia melalui jalur perdagangan dan keuangan. Tanggal 17 Maret 2011, dalam kunjungannya ke Indonesia Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Makiko Kikuta menyampaikan bahwa konsidi PLTN Fukhusima rusak dan mengakibatkan kekurangan listrik secara besar-besaran. Karena kekurangan listrik tersebut Jepang saat ini melakukan penghematan listrik secara berencana dan berharap adanya tambahan ekspor LNG (liquefied natural gas) dan minyak bumi ke Jepang. Hal tersebut sesuai dengan artikel “Dampak Bencana Tsunami Jepang Terhadap Indonesia” yang dimuat dalam GaleriSaham.com memberikan gambaran pengaruh dalam hal investasi Jepang di Indonesia, perdagangan antar negara (ekspor-impor), kestabilan harga minyak, sampai pada peningkatan permintaan komoditas. Dampak bencana di Jepang juga akan mempengaruhi negara lain dalam hal penggunaan energi nuklir, sehingga memunculkan kemungkinan negara lainnya akan mengalihkan sebagian sumber energi pada pembangkit energi gas dan batubara. Secara keseluruhan dalam pasar modal saran yang diberikan untuk para investor adalah memantau saham berbasis komoditi seperti batu bara dan gas sebagai dampak atas krisis energi listrik di Jepang. Jalur perdagangan dan keuangan yang terkena imbas dari krisis energi di Jepang lebih ditekankan pada saham-saham perusahaan pertambangan
  • 19. khususnya subsektor batu bara dan subsektor minyak bumi dan gas alam. Penekanan reaksi bursa terlihat pada perusahaan berbasis komoditas tersebut karena adanya kebutuhan Jepang untuk rekonstruksi ekonomi pasca tsunami sebagai langkah menjaga perekonomiannya. Enrique blanko menyatakan kondisi di Jepang harus dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai penghasil komoditas, Indonesia harus mampu membuka celah pasar baru maupun menambahkan ekspor yang sudah ada sebelumnya misalnya gas alam cair/LNG. Peluang Indonesia dalam pengembangan pasar yang telah ada sangat besar, ditambah lagi dengan hubungan antara Indonesia dan Jepang dapat dinilai sebagai signal baik yaitu Indonesia akan menjadi favorit Jepang dalam penyediaan pengganti energi yang bisa menghancurkan perekonomiannya. Berdasarkan berita resmi statistik, ekspor atas komoditi batu bara dan liquid natural gas sampai dengan bulan Maret menunjukan adanya peningkatan permintaan, pada bulan Maret nilai ekspor liquid natural gas mencapai US$ 1.153.042.772 yaitu meningkat 23 persen dari bulan Februari dan total ekspor batubara adalah US$ 1.805.350.126 pada bulan Maret. Bila dibandingkan periode Januari sampai dengan Februari tahun 2010 nilai ekspor batubara dan liquid natural gas mengalami peningkatan rata-rata permintaan sebesar 18 persen. Data ekspor dari bulan Agustus 2010 sampai dengan Maret 2011 nilai ekspor berfluktuatif, namun dengan analisis linear forecast trendline hasil yang didapatkan adalah positif. Peningkatan tersebut dapat menjelasakan bahwa efek dari peristiwa krisis energi di Jepang,
  • 20. pemerintah Jepang memulai rekonstruksi perekonomian dengan jalan mengganti sumber energi nuklir. Kemudian analisis linear forecast trendline yang positif mengindikasikan bahwa akan tetap terjadi peningkatan permintaan selama dua bulan ke depan. Pergerakan nilai ekspor batubara dan liquid natural gas beserta analisis linear forecast trendline digambarkan pada gambar dibawah ini. 1.600.000.000 1.400.000.000 1.200.000.000 1.000.000.000 800.000.000 600.000.000 400.000.000 200.000.000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bituminous coal: coking coal Bituminous coal: other than coking coal Other coal Liquid natural gas Linear (Liquid natural gas) Sumber : Badan Pusat Statistik Gambar 1.1 Ekspor Coal dan Liquid Natural Gas Data di atas dapat menggambarkan bagaimana hubungan kerja sama Indonesia dengan Jepang. Dalam situs Wikipedia, Indonesia telah menjadi mitra Jepang dalam pemenuhan liquid natural gas sejak tahun 1987 dan Indonesia merupakan negara pengekspor terbesar atas permintaan komoditas tersebut yaitu sebesar 51,3 persen. Hubungan inilah yang dimaksud oleh
  • 21. Enrique sebagai jalan yang seharusnya dimaksimalkan oleh perusahaan pertambangan untuk meningkatkan laba perusahaan. Krisis energi yang terjadi di Jepang secara keseluruhan menjadi sebuah informasi yang penting. Hal ini memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal dan digunakan oleh para pelaku ini untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang. Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa tersebut secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas di bursa efek. Informasi tersebut sangat mempengaruhi tingkat kepekaan pasar modal terhadap harga saham dan volume perdagangan saham yang akan berdampak pada return saham yang akan diperoleh, seperti yang dinyatakan oleh Ang (1997), bahwa analisis kondisi ekonomi merupakan dasar dari analisis sekuritas, jika kondisi ekonomi buruk maka kemungkinan besar tingkat pengembalian (return) saham-saham yang beredar akan merefleksikan penurunan yang sebanding atau return yang abnormal. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi baik maka akan merefleksikan harga saham akan baik pula yang akan berdampak positif pada pengembalian saham (return). Dalam perkembangan ilmu pengetahun tentang pasar modal hal tersebut adalah merupakan informasi buruk yang memberikan spekulasi negatif bagi para insvestor di mana akan mengalami kerugian bila kondisi ini terus terjadi,
  • 22. oleh karena itu investor sering mencari informasi tambahan agar mendapatkan keuntungan dari kegiatan investasinya, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan pengalihan kepemilikan saham atau dengan kata lain investor mencari saham-saham potensial yang lebih menjanjikan. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas yang bersangkutan di mana reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return (Hartono, 2005). Budiarto dan Baridwan (1999), menyatakan bahwa reaksi pasar sebagai suatu sinyal terhadap informasi adanya suatu peristiwa tertentu dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi. Para`investor juga dapat melakukan pengamatan tentang informasi volume perdagangan dikaitkan dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan tinggi akan menghasilkan return saham yang tinggi. Dengan demikian penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana respon pasar saham Indonesia terhadap krisis energi di Jepang. Adapun judul penelitian ini adalah “Perubahan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Krisis Energi di Jepang (Event Study pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”
  • 23. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return antara sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity antara sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Atas dasar rumusan masalah yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perbedaan rata-rata abnormal return antara sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang. 2. Mengetahui perbedaan rata-rata trading volume activity antara sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi khususnya ilmu ekonomi akuntansi. 2. Diharapkan penelitian ini bisa memberikan gambaran bagaimana sebuah peristiwa dapat mempengaruhi perubahan abnormal return dan
  • 24. trading volume activity. Sehingga bisa mempengaruhi pengambilan keputusan investasi. 3. Menjadi sumber referensi buat peneliti selanjutnya yang ingin meneliti konsep yang sama.
  • 25. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini digunakan sebagai dasar pengembangan, di antaranya adalah: Husna (2010) dengan penelitiannya yang berjudul Analisis Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pemilu Pada Sektor Property & Real Estate yang Listing di BEI. Penelitian ini menggunakan pendekatan event study, dengan tujuan melihat perbedaan harga saham dan melihat hubungan perubahan harga saham atas peristiwa yang terjadi. Penelitian terhadap 15 perusahaan yang didapatkan melalui metode purpusive sampling diamati selama 13 hari untuk melihat hubungan yang signifikan antara pemilu legislatif dengan harga saham dan untuk melihat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pemilu legislatif. Hasil pengujian data mengindikasikan bahwa adanya pemilu legislatif 2009 sangat berpengaruh terhadap aktivitas perdagangan saham baik pada hari-hari menjelang pemilu maupun pada hari- hari sesudah pelaksanaan pemilu. Hal ini dikarenakan meratanya informasi yang diterima baik investor, emiten maupun dealer saham. Korelasi antara dua variabel ditunjukkan dengan hasil paired sample correlation sebesar 0,989 dengan signifikansi dibawah 0,05. Sementara perbedaan antara harga saham sebelum dan sesudah pemilu legislatif yang diuji menggunakan paired t-test menghasilkan harga saham yang lebih tinggi sesudah pemilu legislatif 2009 dibandingkan harga saham sebelum pemilu legislatif 2009. Hal tersebut
  • 26. secara jelas dinyatakan dengan nilai t hitung sebesar -5,2358 lebih besar daripada t tabel yaitu sebesar 2,2125. Hamidi (2008) dengan judul penelitian Analisis Likuiditas Saham Sebelum, Saat, Sesudah Bencana Banjir Antara Tahun 2007 dan 2008 di Jakarta pada Sektor Industri Dasar dan Kimia di BEI. Pengukuran likuiditas saham menggunakan aktivitas volume perdagangan, bid-ask spread, widht, dan resiliency diukur menggunakan alat statisitik uji beda untuk sampel berpasangan. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa perisitiwa banjir yang terjadi pada awal Februari tahun 2007 dan 2008 di Ibu Kota Jakarta tidak memepengaruhi secara signifikan terhadap saham-saham perusahaan yang tergabung dalam Industri Dasar dan Kimia. Jadi meskipun bencana banjir tersebut berdampak terhambatnya perputaran perekonomian dalam Ibu Kota, mengalami kerugian material triliunan rupiah secara nasional, dan merusak banyak infrastruktur serta membutuhkan obat-obatan bagi para penduduk yang terjangkit penyakit yang disebabkan kejadian banjir tersebut, sehingga dibutuhkan produk-produk perusahaan yang tergabung dalam Industri Dasar dan Kimia, tetapi tidak mempengaruhi pada pergerakan harga saham industri. Kesimpulannya tidak terdapat perbedaan likuiditas pada saat, sebelum dan sesudah terjadi peristiwa banjir. Penilaian secara individu terdapat beberapa perusahaan yang mengalami perubahan likuditas seperti PT. SMGR, PT. ALMI, P.T BRPT, P.T CLPI, PT. SOBI, dan PT INKP , namun tidak dapat diindikasikan karena adanya peristiwa banjir yang terjadi di Ibu Kota Jakarta.
  • 27. Munawarah (2009) dengan judul penelitian Analisis Perbandingan Abnormal Return dan Trading Volume Activity pada Saham LQ-45 Sebelum dan Setelah Suspend BEI. Penelitian ini dilakukan selama 6 hari yaitu dimulai tanggai 6 sampai dengan 15 Oktober 2008, diuji dengan menggunakan uji normalitas data yaitu uji one-sample kolomogrov smirnov test dan untuk pengujian variabel penelitian menggunakan alat uji one-sampe t-test dan paired t-test. Penelitian ini menggunakan maeket model untuk expected return dalam perhitungan abnormal return. Rata-rata abnormal return selama 3 hari sebelum suspend BEI (t-3 sampai t-1) diperoleh sebesar -0,14% atau terjadi reaksi pasar yang negatif, sedangkan 3 hari setelah peristiwa suspend BEI (t+1 sampai t+3) diperoleh rata-rata abnormal return sebesar -0,49% atau terjadi reaksi pasar yang negatif. Secara matematis rata-rata abnormal return lebih besar sebelum dibandingkan setelah suspend. Namun demikian, hasil pengujian perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI secara statistik diperoleh nilai t =0,468 dengan signifikansi sebesar 0,686 atau berada di atas 0,05. Hal ini berarti, tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI. hasil pengujian perbedaan rata- rata rata-rata Trading Volume Activity (TVA) saham LQ-45 sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI secara statistik diperoleh t = -1,366 dengan signifikansi sebesar 0,185 atau berada di atas 0,05. Hal ini berarti bahwa, tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) saham LQ-45 sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI. Dari hasil
  • 28. penelitian tersebut, menunjukkan bahwa sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI tidak terdapat perubahan reaksi perdagangan saham yang signifikan Penelitian yang dilakukan oleh Setyawan (2006) Analisis Rekasi Pasar Modal Terhadap Kenaikan Harga BBM (Studi Kasus di Bursa Efek Jakarta untuk Saham-Saham LQ 45) dengan menggunakan pendekatan event study pada dua peristiwa kenaikan BBM menunjukkan bahwa peristiwa ini memiliki kandungan informasi, yang menyebabkan pasar modal Indonesia bereaksi terhadap peristiwa tersebut. Reaksi muncul terjadi pada hari perdagangan sebelum peristiwa kenaikan BBM terjadi. Hal ini disebabkan karena tanda-tanda atau sinyal dari pemerintah terhadap kenaikan harga BBM tersebut sudah muncul pada beberapa hari sebelumnya. Perbedaan abnormal return yang signifikan tidak terjadi pada kedua peristiwa kenaikan BBM, hal ini disebabkan karena pelaku pasar sudah mulai terbiasa untuk memprediksi kapan kenaikan BBM akan diberlakukan. Reaksi pasar modal terhadap adanya kenaikan harga BBM memang bisa diduga mengingat isu seputar kenaikan BBM sudah beredar sebelum tanggal kenaikan. Oleh sebab itu, investor lebih banyak membeli ketika harga saham setelah peristiwa kenaikan BBM terkoreksi dan menurut mereka sudah murah maka mereka akan memborong kembali saham-saham tersebut untuk dimasukkan dalam portofolionya kembali. Rata-rata abnormal return selama kedua peristiwa ternyata menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini dikarenakan
  • 29. memang dari kedua peristiwa kenaikan BBM tersebut sudah dapat diprediksi oleh para pelaku pasar. Pada hari-hari disekitar pengumuman terdapat abnormal return yang signifikan, untuk kenaikan BBM 1 Maret 2005 terjadi pada H-2, H-1 dan H+1 dan H+3. Sedangkan pada kenaikan BBM 1 Oktober 2005 terdapat abnormal return yang signifikan pada H-2, H-1 dan pada H+2 dan H+4. Abnormal return selama 5 hari sebelum pengumuman kenaikan BBM (t-5 hingga t-1) diperoleh adanya reaksi yang berbeda dimana pada sebelum kenaikan cenderung terjadi reaksi negatif dari dari investor, sedangkan pada 5 hari setelah kenaikan cenderung terdapat reaksi positif dari investor. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah kenaikan harga BBM. Secara umum pengumuman kenaikan harga BBM memang merupakan kabar buruk (bad news) bagi dunia usaha. Namun demikian para investor sudah belajar dari pengalaman bahwa pengumuman akan diberlakukan pada awal bulan. Tidak adanya reaksi harga atas informasi tersebut merefleksikan tidak adanya tindakan investor untuk mendapatkan keuntungan dari peristiwa tersebut. Sedangkan aktifitas perdagangan saham antara sebelum dan sesudah peristiwa menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini dikarenakan memang dari kedua peristiwa kenaikan BBM tersebut sudah dapat diprediksi oleh para pelaku pasar. Tidak adanya reaksi harga atas informasi tersebut merefleksikan tidak adanya revisi kepercayaan dalam pasar secara agregat yang merupakan akibat dari adanya informasi yang sudah diketahui sebelumnya.
  • 30. Puput Haryono pada tahun 2005 menganalisis pasar modal Indonesia (Bursa Efek Jakarta) terhadap peristiwa politik dalam negeri. Peristiwa bencana tsunami di Nangroe Aceh Darullsallam (NAD) dan Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004 menjadi obyek penelitian ini. Parameter yang digunakan untuk mengukur reaksi pasar modal Indonesia terhadap politik dalam negeri adalah perubahan harga saham dan volume perdagangan yang terjadi di sekitar tanggal peristiwa yang akan memberikan abnormal return kepada investor. Hipotesis 1 dalam penelitian ini diuji dengan metode event study, hipotesis 2 akan diuji dengan uji perbedaan mean yaitu dengan Paired Sample T-test, sedangkan hipotesis 3 akan diuji dengan formula Foster dan Paired Sample T-test. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam hipotesis 1 investor mendapatkan abnormal return pada hari kedua ,ketiga dan keempat sesudah peristiwa, namun pada pertama tidak mendapatkan abnormal return. Sedangkan secara akumulasi sesudah peristiwa mendapatkan abnormal return yang lebih kecil daripada sebelum peristiwa. Pada hipotesis 2 dalam uji perbedaan mean menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan antara abnormal return mean 4 hari sebelum dan 4 hari sesudah peritiwa. Selanjutnya dalam analisis aktivitas volume perdagangan mean di Bursa Efek Jakarta pada hipotesis 3 menunjukkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan antara aktivitas rata- rata volume perdagangan 4 hari sebelum peristiwa dan 4 hari setelah peristiwa yaitu, rata-rata volume perdagangan 4 hari sebelum peristiwa lebih kecil daripada 4 hari setelah peristiwa. Kesimpulannya terdapat perbedaan
  • 31. yang signifikan antara rata-rata volume perdagangan sebelum peristiwa dengan rata-rata volume perdagangan sesudah peristiwa, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return mean sebelum peristiwa dan abnormal return mean sesudah peristiwa. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti Penelitian No dan Tahun Indikator Alat Uji Hasil Terdahulu Penelitian 1 Laila Analisis Harga Saham 1. Paired T- Terdapat Minoratul Perubahan Test korelasi Husna Harga Saham antara harga (2010) Sebelum dan saham dengan Sesudah peristiwa Pemilu Pada pemilu dan Sektor terdapat Property & perbedaan Real Estate harga saham yang Listing sebelum dan di BEI sesudah pemilu 2 Muhammad Analisis 1. Traiding 1. Paired T- Tidak terdapat Hamidi Likuiditas Volume Test perbedaan (2008) Saham Activity signifikan Sebelum, 2. Bid-Ask likuditas Saat, Sesudah Spread saham Bencana 3. Width sebelum,saat Banjir Antara 4. Resiliency dan sesudah Tahun 2007 bencana dan 2008 di Jakarta Pada Sektor Industri Dasar dan Kimia di BEI 3 Munawarah Analisis 1. Abnormal 1. Paired T- Terdapat . (2009) Perbandingan return Test perbedaan Abnornal 2. Traiding 2. One- abnormal Return dan Volume Sample return tetapi Trading Activity T-Test tidak Volume signifikan, uji
  • 32. Peneliti Penelitian No dan Tahun Indikator Alat Uji Hasil Terdahulu Penelitian Activity Pada terhadap Saham LQ-45 traiding Sebelum dan volume Sesudah activity Suspend BEI menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan 4 St Tri Adi Analisis 1. Abnormal 1. Paired T- Tidak Setyawan Reaksi Pasar return Test terdapat (2006) Modal 2. Trading 2. One perbedaan Terhadap Volume Sample signifikan Keneaikan Activity T-Test abnormal Harga BBM return dan (Studi Kasus traiding di Bursa Efek volume Jakarta untuk activity Saham LQ- 45) 5 Puput Reaksi harga 1. Abnormal 1. Paired T- Tidak . Haryono saham di return Test terdapat (2005) Bursa Efek 2. Traiding (event perbedaan Jakarta Volume study) signifikan terhadap Activity 2. Formula abnormal peristiwa Foster return tsunami sebelum dan Nangroe Aceh sesudah Darussalam peristiwa, (NAD) dan terdapat Sumetera perbedaan Utara tanggal signifikan 26 Desember indikator 2004 TVA Sumber : Data diolah (2012) 2.2 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal
  • 33. dalam Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 sebagai “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Ahmad (2004) memberikan tiga definisi tentang pasar modal: a. Definisi yang luas Pasar modal adalah kebutuhan system keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuanganm serta surat-surat berharga/klaim, jangka panjang dan pendek, primer dan yang tidak langsung. b. Definisi dalam arti menengah Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga- lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek, dan tabunga serta deposito berjangka. c. Definisi dalam arti sempit Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari makelar, komisioner dan para underwriter. Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar yang digunakan untuk penjualan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang biasa diperjual belikan, baik surat utang (oblogasi), saham (equity), reksadana, intrumen derivatif maupun instrumen lainnya untuk tujuan memperoleh dana tambahan dengan cepat dan murah guna membiayai kegiatan perusahaan agar tetap bertahan. Sejalan dengan itu, Kasmir (2002) mendefenisikan pasar modal sebagai : Pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjualan dalam pasar modal merupakan perusaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk
  • 34. menjual efek-efek dipasar modal. Pembeli adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan. Sundjaja dan Inge (2002) memaparkan tujuan pembentukan pasar modal adalah Memperoleh proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan saham perusahaan, pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemerataan pemilikan saham dan menggairakan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan dana untuk digunakan secara efektif 2.3 Saham Saham merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal atau secara sederhana dapat disebut sebagai bukti penyertaan modal dalam perusahaan. Saham merupakan sertifikat yang dikeluarkan perusahaan perseroan (PT) kepada pemilik atau penanam modal (Rahardjo, 2003). Setiap investor memiliki tujuan yang berbeda dalam menanamkan uangnya dalam bentuk saham. Menurut Baridwan (1992) beberapa tujuan investor melakukan pembelian saham adalah sebagai berikut: Apabila saham-saham itu dibeli dengan tujuan penggunaan uang yang menganggur dan penjualannya untuk memenuhi kebutuhan uang, maka pembelian saham akan dicatat sebagai investasi jangka pendek. Tetapi penanaman modal dalam saham dapat dikelompokkan sebagi investasi jangka panjang bila dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. untuk mengawasi perusahaan 2. untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode 3. untuk membentuk suatu dana khusus 4. untuk menjamin kontinuitas suplai bahan baku 5. untuk menjaga hubungan antar perusahaan Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang
  • 35. terjadi di pasar bursa. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan saham, harganya semakain naik. Sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, maka harganya semakin bergerak turun. Secara umum, semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik. Meskipun demikian, saham yang memiliki kinerja baik sekalipun harganya bisa saja turun karena keadaan pasar yang jelek menyebabkan kepercayaaan terhadap pemodal terguncang. Saham ini tidak akan sampai hilang, jika keperacayaan pemodal pulih. Siklus ekonomi membaik ataupun hal-hal lain membaik, maka harga saham yang baik ini akan kembali naik, jadi resiko dari pemegang suatu saham adalah turunnya harga saham. Cara mengatasinya adalah menahan saham tersebut untuk waktu yang cukup lama sampai keadaan pasar membaik kembali. 2.4 Pasar yang Efisien Efficient market atau pasar yang efisien merupakan kondisi suatu pasar bursa ketika efek yang diperdagangkan dapat merefleksikan semua informasi yang mungkin terjadi dengan cepat dan akurat (Ang, 1997:17). Konsep efficient market ini menyatakan bahwa pemodal selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan mereka sehingga terefleksi pada harga yang mereka transaksikan. Jadi harga yang berlaku di pasar sudah tergantung faktor informasi tersebut. Harga suatu efek mengandung tiga
  • 36. faktor yaitu merefleksikan informasi yang bersifat historis, merefleksikan kejadian yang telah diumumkan tetapi belum dilaksanakan seperti saham bonus, tetapi pembagian saham bonus belum dibagikan, dan merefleksikan prediksi atas informasi masa yang akan datang. Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau tidak hanya dari segi ketersediaan informasinya saja, tetapi juga dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan informasi yang tersedia (Hatono, 2005). Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Sedangkan pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan para pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan atau decisionally efficient market. Kunci utama untuk mengukur pasar modal yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Informasi yang dapat digunakan untuk menilai pasar yang efisen adalah informasi yang lama, informasi yang sedang dipubli-kasikan atau semua informasi termasuk informasi privat. Fama dalam Jogiyanto (1998), menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk informasi, yaitu: 1. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah, jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi.
  • 37. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal. 2. Pasar dikatakan efisien setengah kuat, jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Semua informasi yang dipublikasikan akan tersebar dan diterima oleh pemodal pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga harga secara langsung dan cepat melakukan penyesuaian dan investor tidak mendapatkan keuntungan yang normal. 3. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini berhubungan satu dengan yang lain, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
  • 38. Hubungan ketiga pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa bila ada sangkalan dari efisiensi pasar bentuk lemah maka sangkalan tersebut berlaku juga baik pada efisiensi pasar bentuk semi- kuat maupun pasar efisien bentuk kuat. Jika pasar tidak efisien dalam bentuk lemah, dengan sendirinya pasar tidak efisien dalam bentuk semi-kuat ataupun bentuk kuat maupun dalam bentuk lemah. 2.5 Return Saham Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam presentase dari modal awal investasi. Pendapatan ivestasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Selain capital gain, investor juga akan menerima deviden tunai setiap tahunnya. Emiten akan membagikan deviden tunai dua kali setahun, deviden yang pertama disebut deviden interim yang dibayarkan selama tahun berjalan, sedangkan yang kedua disebut deviden final yang dibagikan setelah tutup tahun buku. Rumus perihungan return saham dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Keterangan : Ri,t : return saham i untuk waktu (hari, bulan, dan sebagainya) Pt : price, yaitu harga untuk waktu t Pt-1 : price, yaitu harga waktu sebelumnya Dt : deviden tunai interim dan deviden tunai final
  • 39. Metode kedua yang dapat digunakan adalah Keterangan: Ri,t = return saham i untuk waktu (hari, bulan, dan sebagainya) IHSIt : indeks harga saham individu untuk waktu t IHSIt-1 : indeks harga saham individu waktu sebelumnya Dt : deviden tunai interim dan deviden tunai final Metode yang kedua lebih tepat digunakan untuk menganalis karena pemakian indeks dapat menetralisir pengaruh corporate action terhadap harga saham. 2.6 Abnormal Return Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return yang merupakan return yang diharapkan oleh investor (expected return) (Hartono, 2003). Selisih return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung (Rachmawati, 2005). Menurut Hartono (2005), studi peristiwa menganalisis return tidak normal dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa abnormal return terjadi karena dipicu oleh adanya kejadian atau peristiwa tertentu, misalnya hari libur nasional, suasana politik,
  • 40. kejadian-kejadian luar biasa, stock split, penawaran perdana, suspend dan lain-lain. Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Formulasinya adalah, sebagai berikut (Hartono, 2003): ARi,t = Ri,t – E[Ri,t] Keterangan: ARi,t : abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. Ri,t : return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. E [Ri,t] : return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t Dalam menghitung return, beberapa indikator yang biasa digunakan untuk menjelaskan efek dari sebuah peristiwa adalah: a. Average Abnormal Return (AAR) Average Abnormal Return merupakan rata-rata abnormal return (AR) dari semua jenis saham yang sedang dianalisis secara harian. Average abnormal return dapat menunjukkan reaksi paling kuat, baik positif maupun negatif, dari keseluruhan jenis saham selama window period. b. Cummulative Abnormal Return (CAR) Cummulative Abnormal Return merupakan kumulatif abnormal return dari hari pertama sampai dengan hari-hari berikutnya untuk setiap jenis saham. Dengan melakukan perbandingan CAR selama periode sebelum peristiwa dan CAR selama periode sesudah peristiwa terjadi, kita dapat mengetahui jenis saham yang paling terpengaruh. c. Cummulative Average Abnormal Return (CAAR)
  • 41. CAAR merupakan kumulatif harian AAR. Dari grafik CAAR dapat diketahui kecenderungan kenaikan atau penurunan yang terjadi selama window period, sehingga dampak positif atau negatif dari peristiwa tersebut terhadap keseluruhan jenis saham yang diteliti dapat diketahui. 2.7 Expected Return Expected return merupakan return yang digunakan untuk pengambilam keputusan investasi. Expected return penting jika dibandingkan dengan return historis karena expected return merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan (Hartono, 2003). Dengan kata lain, expected return adalah return yang diharapkan investor yang akan diperoleh di masa yang akan datang. Brown dan Warner (1985) mengestimasi return ekspektasi menggunakan model estimasi mean-adjusted model, market model, dan market-adjusmend model. a. Mean-adjusted model Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) menganggap bahwa return ekspektasi yang bernilai konstan sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Perhitungan expected return dengan model ini dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : Keterangan E[Ri,t] : expected return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
  • 42. Ri,j : return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j : lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2 b. Market model Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) dilakukan dengan dua tahap yaitu membentuk model eskpektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi diperiode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan: Keterangan: Ri,j : return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j αi : intercept untuk sekuritas ke-i βi : koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i RMj : return indeks pasar pada periode estimasi ke-j ei,j : kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j c. Market-adjusted model Model disesuaikan pasar (Market-adjusted Model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Persamaan yang dapat dibentuk dalam model ini adalah :
  • 43. Keterangan E[Ri,t] : expected return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t : return pasar 2.8 Trading Volume Activity Perubahan harga saham merupakan refleksi tingkah laku manusia yang tidak seluruhnya dapat ditaksir seperti kejadian politik pada suatu negara, terorisme, bencana alam, peperangan dan sebagainya. Hal itulah yang menyebabkan banyak orang menganggap pasar modal adalah sesuatu yang unik sekaligus menarik. Investor mengharapkan keuntungan yang maksimal dari investasi yang dilakukan dengan meminimalkan resiko. Dengan demikian, untuk meminimalkan resiko tersebut maka investor harus memperhitungkannya dengan cermat. Ada dua aspek atau pendekatan yang sering dilakukan dalam melakukan analisis memilih saham, yaitu aspek fundamental dan aspek teknikal. Analisis fundamendal merupakan analisis perusahahaan yang menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai instrinsik saham. Analisis fundamental didasarkan atas anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai instrinsik. Analisis teknikal merupakan teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli atau menjual dengan memanfaatkan indikator teknis maupun analisis grafik.
  • 44. Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004). Kegiatan perdagangan saham yang diukur melalui indikator TVA digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai laporan keuangan informatif dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan perdagangan di atas keputusan perdagangan normal (Husnan, dkk : 1996). Sedangkan menurut Neni dan Mahendra (2004), perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi oleh investor. TVA merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan saham (Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999). Ditinjau dari fungsinya Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu variasi dari event study. Hasil perhitungan TVA mencerminkan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar dalam suatu periode tertentu. Jadi, TVA diukur dengan formulasi sebagai berikut (Foster, 1986 dalam Husnan, dkk, 1996): TVA=
  • 45. Dapat disimpulkan indikator Trading Volume Activity menjadi dasar investor untuk mengambil keputusan dengan melihat saham yang memiliki volume perdangangan yang tinggi, dengan asumsi volume perdagangan yang tinggi menggambarkan saham yang memberikan return yang tinggi. 2.9 Krisis Energi di Jepang Tsunami yang melanda Jepang tepatnya di wilayah Miyagi terjadi pada hari Jumat 11 Maret 2011. Menurut kantor berita Associated Press, gempa mulai terasa pada pukul 14.46 waktu setempat dengan kekuatan 8,9 SR. Sekitar 30 menit kemudian, terjadi gempa susulan berkekuatan 7,4 SR. Pusat gempa tepat berada 130 km di lepas pantai timur Kota Sendai atau 400 km di timur laut Tokyo pada kedalaman 24,4 km. Badan Meteorologi Jepang sudah mengeluarkan peringatan tsunami di seluruh pesisir timur Jepang, yang menghadapi Samudera Pasifik. Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii menyatakan bahwa peringatan tsunami juga berlaku di Rusia, Pulau Marcus, dan Kepulauan Mariana. Peringatan waspada tsunami juga dikeluarkan untuk Guam, Taiwan, Filipina, Indonesia, dan negara bagian Hawaii, AS. Sehari setelah tsunami melanda, bencana nuklir juga terjadi sehari setelah tsunami. Reaktor nuklir Fukushima meledak dan mengakibatkan empat orang pekerja terluka dan 83.000 warga lainnya dievakuasi. Bencana rusaknya reaktor nuklir menyebabkan krisis energi yang mengakibatakn keterbatasan pasokan energi untuk industri. Krisis energi ini dapat mengganggu kelangsungan perusahaan, perusahaan yang diprediksi
  • 46. mengalami hal tersebut adalah industri baja dan otomitif karena jenis perusahaan ini menggunakan banyak tenaga listrik. Perusahaan produsen listrik di tokyo, TEPCO menyebutkan kapasitas produksi menurun hampir setengahnya, dari 51 juta kilowatt menjadi 35 juta kilowatt. Sehinggga banyak terjadi pemadaman listrik di Tokyo, kondisi tersebut sanggat mengganggu hampir seluruh aspek kehidupan Jepang yang secara keseluruhan mengandalkan listrik. Menghadapi musim panas, Jepang perlu waspada karena kebutuhan listrik mencapai puncaknya karena warga akan menggunakan listrik sebagai pendingin udara sehingga krisis energi semakin parah dan perekonomian semakin menurun. Dalam undang-undang Jepang, ada beberapa langkah yang harus diambil pemerintah mengenai bencana energi nuklir. Jika terjadi kecelakaan yang melibatkan nuklir, harus didirikan sebuah pusat cepat tanggap untuk bencana tenaga atom. Perdana Menteri akan bertindak selaku kepala tim tersebut. Pusat ad hoc ini memberikan kekuasaan kepada Perdana Menteri untuk mengarahkan secara langsung berbagai badan pemerintah yang relevan dan perusahaan-perusahaan swasta yang berhubungan dengan bencana tersebut. Perdana Menteri juga akan didampingi dua badan lain yang akan membantunya membuat keputusan. Dua lembaga tersebut adalah Badan Keselamatan Nuklir dan Industri, bagian dari Kementerian Ekonomi, Industri dan Perdagangan. Peluang yang bisa diambil oleh Indonesia dalam bencana tersebut menurut Enrique Blanco Armas adalah “Indonesia bisa sementara waktu
  • 47. mengalihkan pasar impor dengan mencari negara penghasil produk yang sama. Untuk menambah nilai tambah, perbaikan infrastruktur harus dilakukan secara simultan”. Ini berarti Indonesia sebagai negara penghasil komoditas seperti gas alam cair, batu bara dan minyak bumi harus mampu membuat celah pasar baru atau menambah ekspor atas komoditas tersebut. 2.10 Event Study Event study mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan ke pasar. Studi ini digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat melalui pengamatan return. Informasi yang digunakan tidak terbatas pada peristiwa ekonomi atau peristiwa tentang corporate action, namun bisa berupa peristiwa politik atau peristiwa sosial yang memberikan pengaruh terhadap pasar sekunder. Studi peristiwa dikembangkan untuk menganalisis reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan. Reaksi pasar digambarkan dengan adanya perubahan harga sekuritas yang diukur dengan abnormal return, sehingga peristiwa yang memiliki kandungan informasi akan memberikan abnormal return (Munawarah, 2009:27). Adapun tujuan event study adalah untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi sekuritas dan return dari sekuritas tersebut (Kriztman dalam Zaqi, 2006). 2.11 Kerangka Pemikiran Pasca gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Richter, Jepang harus berhadapan dengan kebocoran reaktor nuklir. Akibat dari meledaknya reaktor
  • 48. nulir Fukushima adalah krisis energi yang terjadi dan berdampak pada proses produksi industri yang memberikan kontribusi yang besar dalam pendapatan nasional Jepang. Salah satu solusi mengurangi efek krisis energi adalah mengalihkan sumber energi untuk menjaga kelangsungan industri sehingga kestabilan perekonomian dapat terjaga. Kebutuhan akan pengalihan sumber energi tersebut merupakan informasi positif ataupun informasi negatif yang bisa dijadikan dasar keputusan seorang investor. Informasi tersebut menjadi berdampak buruk terhadap investor-investor yang menanamkan modalnya pada industri yang secara langsung terkena efek buruk seperti United Tracktor. Tbk (UNTR) sehingga informasi tersebut akan membuat para investor untuk mencari celah saham-saham potensial untuk tetap mendapatkan keuntungan. Informasi tersebut menjelaskan bahwa Jepang akan melakukan pembelian besar- besaran terhadap gas ataupun batu bara untuk mengatasi krisis energi, dengan demikian penjualan perusahaan pertambangan akan semakin meningkat sehingga meningkatkan nilai perusahaan yang berpengaruh positif terhadap pergerakan harga saham. Selama ini 50 % kebutuhan liquid natural gas Jepang disupply Indonesia, sehingga peristiwa ini akan meningkatkan nilai jual saham pertambangan Indonesia karena akan adanya peningkatan permintaan liquid natural gas oleh Jepang sebagai alternatif pengganti energi untuk mengatasi krisis energi di Jepang akan ditujukan kepada Indonesia sebagai mitra dagang terbesar. Dengan kata lain, saham pertambangan Indonesia menjadi saham
  • 49. dengan nilai jual yang tinggi atau dipandang sebagai saham potensial dalam bursa saham. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. Keputusan tersebut juga perlu didukung dengan adanya estimasi atas return sebagai tujuan seseorang melakukan sebuah investasi. Berdasarkan logika tidak ada investor yang tidak menginginkan pengembalian terhadap investasinya, pada akhirnya investor yang menentukan apakah peristiwa bencana di Jepang menjadi sebuah informasi yang bisa menguntungkan. Abnormal return merupakan indikator yang dapat menggambarkan efek dari sebuah peristiwa atau informasi, abnormal retun merupakan selisih antara return ekspektasi dengan return aktual. Hal ini berarti peristiwa dapat memunculkan sebuah pergerakan yang tidak normal sehingga dapat terlihat perubahan trend disekitar tanggal pengumuman. Perubahan nilai abnormal return yang lebih tinggi dari sebelum pengumuman menandakan bahwa pengumuman informasi memberi reaksi positif terhadap pasar dan menunjukkan harga keseimbangan baru yang dipengaruhi oleh peristiwa tersebut serta melihat efisiensi pasar yang dibentuk dari pengumuman tersebut.
  • 50. Hal lain yang digunakan untuk menjelaskan efek dari sebuah pengumuman adalah volume perdagangan saham, ketika informasi dinilai positif maka akan mendongkrak volume perdagangan saham. Harga saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar bursa. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan saham, harganya semakain naik. Sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, maka harganya semakin bergerak turun. Dengan demikian, peningkatan volume perdagangan saham merupakan pertanda atas saham komoditas dengan return yang positif karena peningkatan penjualan tersebut dapat meningkatkan nilai saham tersebut. Volume perdagangan juga menjadi suatu pertanda adanya kebocoran informasi sebelum secara resmi informasi diluncurkan ke pasar. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat digambarkan suatu kerangka konseptual sebagai berikut: Abnormal Sebelum Peristiwa Uji Beda Return (Paired T- Sesudah Peristiwa Test) Bencana Jepang Trading Sebelum Peristiwa Uji Beda Volume (Paired T- Activity Test) Sesudah Peristiwa Gambar 2.1 Paradigma Konseptual Penilitian
  • 51. 2.12 Hipotesis Hipotesis meruapakn jawaban yang sifat sementara terhadap masalah yang diteliti. Berdasarkan identifikasi masalah penelitian ini, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut : H1 : Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang H2 : Terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity saham pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang
  • 52. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah abnormal return dan trading volume activity sebagai variabel. Peneliti memilih objek ini, karena untuk melihat dampak perubahan dari saham akibat suatu peristiwa dapat dilihat dari volume transaksi penjualan dan abnormal return. Penelitian ini dilakukan pada saham perusahaan pertambangan, subsektor pertambangan batu bara dan subsektor pertambangan minyak dan gas alam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan studi peristiwa (event study). Menurut Jogianto (2003: 410), studi peristiwa (event study) merupakan studi yang memepelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar berbentuk setengah kuat. Dalam penelitian ini studi peristiwa yang akan diuji kandungan informasinya adalah bencana di Jepang. Pendekatan yang diunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan alat statistik untuk menjelaskan hubungan diantara variabelnya.
  • 53. 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dalam penelitian adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) meliputi indeks harga saham gabungan dan harga penutupan (closing price) dalam rentang waktu 15 hari. 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah sekelompok elemen atau kasus, baik itu individual, objek atau peristiwa yang berhubungan dengan kriteria spesifik dan merupakan sesuatu yang menjadi target generalisasi dari hasil penelitian (Khasan Effendy, 2010). Dalam penelitian ini, populasi yang diteliti merupakan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode penetuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak bersifat acak dan sampel yang dipilih berdasrkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang telah di tetapkan, adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan dengan saham aktif selama periode pengamatan yaitu dimulai tanggal 3 Maret sampai dengan 23 Maret 2011 2. Adanya kecukupan data berupa closing price dan volume perdagangan saham 3. Perusahaan telah terdaftar sebelum tahun 2011.
  • 54. Berdasarkan metode penarikan sampel maka dilakukan penyeleksian dari populasi yang ada, penyeleksian populasi digambarkan sebagai berikut; Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel No Keterangan Jumlah 1 Perusahaan pertambangan yang terdaftar 30 2 Perusahaan yang IPO sebelum Maret 2011 26 3 Perusahaan subsektor pertambangan batu bara dan 21 subsektor pertambangan minyak dan gas 4 Kecukupan informasi closing price dan volume 20 Sampel Final 20 Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali) Rincian 20 perusahaan yang dipilih disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Sampel Penelitian No Kode Saham Nama Perusahaan 1 ADRO Adaro Energy Tbk. 2 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk. 3 ATPK ATPK Resources Tbk. 4 BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk. 5 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk 6 BRAU Berau Coal Energy Tbk. 7 BUMI Bumi Resources Tbk. 8 BYAN Bayan Resources Tbk. 9 DEWA Darma Henwa Tbk. 10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 11 ELSA Elnusa Tbk. 12 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 13 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk. 14 HRUM Harum Energy Tbk. 15 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 16 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. 17 MEDC Medco Energi International Tbk. 18 PKPK Perdana Karya Persada Tbk. 19 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. 20 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk. Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)
  • 55. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan dokumen-dokumen di Bursa Efek Indonesia dan data lainnya yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan masalah yang diteliti. 3.6 Operasionalisasi Variabel Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini: 1. Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Formulasinya adalah, sebagai berikut (Jogiyanto, 2008): ARi,t = Ri,t – E [Ri,t] Keterangan: ARi,t : abnormal return sekuritas ke-i periode peristiwa ke-t. Ri,t : return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. E [Ri,t] : return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t. a. Return yang sesungguhnya (actual return) adalah return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya (t-1). Keterangan: Ri,t : return saham harian sekuritas i pada periode t Pi,t : harga saham harian sekuritas i pada periode t Pi,t-1 : harga saham harian sekuritas i pada periode t-1 b. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan investor yang akan diperoleh di masa yang akan datang
  • 56. dimana sifatnya belum terjadi. Dalam penelitian ini menggunakan Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) yang menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Keterangan: E[Ri,t] : expected return Rmt : return pasar pada periode t c. Harga saham adalah harga saham pada saat penutupan harian (closing price) yang digunakan untuk menghitung return yang sesungguhnya (actual return). d. Perubahan harga saham harian perusahaan i dimulai sejak 7 hari sebelum tanggal peristiwa (t-7), pada saat terjadinya peristiwa (t0) dan 7 hari setelah tanggal peristiwa (t+7). e. Perubahan harga pasar harian indikatornya adalah indeks harga saham gabungan yang digunakan untuk menentukan return pasar (Rmt). 2. Trading Volume Activity (TVA) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan saham (Fatmawati dan Asri, 1999). Hasil perhitungan TVA mencerminkan perbandingan antara
  • 57. jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar. Jadi, TVA diukur dengan formulasi sebagai berikut (Foster, 1986 dalam Husnan, dkk, 1996): TVA= 3.7 Tehnik Analisis Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis event study untuk mengolah dan membahas data yang diperoleh. Metodologi untuk event etudy umumnya mengikuti prosedur sebagai berikut (Elton dan Gruber dalam munawarah, 2009). 1. Mengumpulkan sampel perusahaan yang mempunyai suatu peristiwa yang ingin diteiliti. 2. Menentukan dengan tepat hari atau tanggal pengumuman dan menentukan sebagai hari 0 3. Menentukan periode penelitian atau event window 4. Untuk setiap sampel perusahaan dilihat return dan ativitas volume perdagangan pada masing-masing satuan periode (hari, minggu atau bulan). 5. Menghitung abnormal return dari return yang sudah didapatkan untuk setiap perusahaan. 6. Menghitung Trading Volume Activity untuk setiap perusahaan. 7. Menghitung rata-rata abnormal return dan Trading Volume Activity untuk masing-masing satuan periode (hari, minggu, atau bulan) untuk keseluruhan sampel.
  • 58. Model yang digunakan untuk mengestimasi expected return adalah dengan menggunakan model disesuaikan pasar (market-adjusted model) yang menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Keterangan: E(Rit) : expected return Rmt : return pasar pada periode t 3.7.1 Periode Pengamatan Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 14 hari, terdiri dari t-7 (prevent, 7 hari sebelum peristiwa) yang berakhir pada tanggal 3 Maret 2011, t0 (event-date, hari terjadinya peristiwa) yaitu tanggal 14 Maret 2011, t+7 (post-event, 7 hari setelah peristiwa) yang berakhir pada tanggal 23 Maret 2011. Rentang waktu pengamatan ditentukan selama 14 hari untuk menghindari efek bias akibat lebarnya jendela yang dapat memunculkan efek pengganggu. Dengan demikian penelitian ini dapat memberikan gambaran secara penuh, nilai abnormal return dan traiding volume activity adalah nilai yang disebabkan oleh peristiwa yang diamati.
  • 59. 3.7.2 Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis I Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata- rata abnormal return antara sebelum dan setelah krisis energi di Jepang. a. Abnormal Return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Formulasinya adalah, sebagai berikut (Jogiyanto, 2008): Keterangan: ARi,t : abnormal return sekuritas ke-i periode peristiwa ke-t. Ri,t : return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. E [Ri,t] : return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t. b. Aktual return adalah return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya (t1). (Jogiyanto, 2008) Keterangan: Ri,t : return saham harian sekuritas i pada periode t Pi,t : harga saham harian sekuritas i pada periode t Pi,t-1 : harga saham harian sekuritas i pada periode t-1 c. Expected return merupakan return yang diharapkan investor yang akan diperoleh di masa yang akan datang dimana sifatnya belum terjadi. Dalam penelitian ini menggunakan Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) denga rumus: (Jogiyanto, 2008)
  • 60. Keterangan: E[Rit] : expected return Rmt : return pasar pada periode t d. Return pasar diperoleh dengan rumus: (Jogiyanto, 2008) Keterangan: Rmt : return pasar pada periode t IHSGt : IHSG pada hari ke t IHSGt-1 : IHSG pada hari sebelumnya e. Standar Deviasi masing-masing sekuritas selama periode pengamatan. (Lamasigi dalam Munawarah, 2009) Keterangan: : standar deviasi sekuritas i : abnormal return saham i pada waktu t : rata-rata abnormal return f. Standardized abnormal return untuk masing-masing sekuritas dengan rumus: (Lamasigi dalam Munawarah, 2009) Keterangan: SARit : standardized abnormal return saham pada waktu t ARit : abnormal return saham pada waktu t it : standar deviasi sekuritas i g. Rata-rata abnormal return untuk seluruh sampel saham dengan rumus: (Lamasigi dalam Munawarah, 2009)
  • 61. Keterangan: AR : abnormal return secara keseluruhan ARit : total abnormal return saham i pada waktu t n : total saham yang dijadikan sampel h. Analisis uji signifikansi terhadap nilai abnormal return dengan uji t sebagai berikut: (Lamasigi dalam Munawarah, 2009) Keterangan: SARit : total standardized abnormal return saham i pada waktu t n : total saham yang dijadikan sampel i. Nilai cumulative abnormal return dengan rumus sebagai berikut: (Lamasigi dalam Munawarah, 2009) CAR = ARit Keterangan: CAR : Cummulative abnormal return ARit : total abnormal return saham i pada waktu t j. Rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa (Lamasigi dalam Munawarah, 2009) t t Keterangan: : rata-rata abnormal return sebelum peristiwa : rata-rata abnormal return setelah peristiwa ARsebelum : abnormal return sebelum peristiwa ARsetelah : abnormal return setelah peristiwa t : periode waktu
  • 62. k. Standar deviasi rata-rata abnormal return. (Lamasigi dalam Munawarah, 2009) (t-1) (t-1) Keterangan: : standar deviasi abnormal return sebelum peristiwa : standar deviasi abnormal return setelah peristiwa t : periode waktu l. Uji statistik : (Lamasigi dalam Munawarah, 2009) Keterangan : : rata-rata abnormal return sebelum peristiwa : rata-rata abnormal return setelah peristiwa : standar deviasi abnormal return sebelum peristiwa : standar deviasi abnormal return setelah peristiwa n : total saham yang dijadikan sampel Dalam penelitian ini untuk membuktikan hipotesis pertama menggunakan menggunakan uji beda (T-test) dengan sampel berhubungan (Paired samples T-Test), yang bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan (Ghozali, 2006). Untuk pengambilan keputusan dalam penelitian ini pertimbangan yang dilakukan, sebagai berikut:
  • 63. a. Jika Probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan variance. b. Jika Probabilitas > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak artinya terdapat kesamaan variance. 2. Pengujian Hipotesis II Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity (TVA) sebelum dan setelah krisis energi di Jepang. a. Rata-rata trading volume activity (TVA) sebelum dan setelah peristiwa. ((Lamasigi dalam Munawarah; 2009) t (t) Keterangan : : rata-rata trading volume activity sebelum peristiwa : rata-rata trading volume activity setelah peristiwa TVAsebelum : trading volume activity sebelum peristiwa TVAsetelah : trading volume activity setelah peristiwa t : periode waktu b. Standar deviasi rata-rata trading volume activity (TVA). (Lamasigi dalam Munawarah; 2009) (t-1)
  • 64. (t-1) Keterangan: : standar deviasi trading volume activity sebelum peristiwa : standar deviasi trading volume activity setelah peristiwa t : periode waktu c. Uji statistik : (Lamasigi dalam Munawarah; 2009) Keterangan : : rata-rata abnormal return sebelum peristiwa : rata-rata abnormal return setelah peristiwa : standar deviasi abnormal return sebelum peristiwa : standar deviasi abnormal return setelah peristiwa n : total saham yang dijadikan sampel Dalam penelitian ini untuk membuktikan hipotesis kedua menggunakan uji beda (T-test) dengan sampel berhubungan (Paired samples T-Test), yang bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan (Ghozali, 2006). Untuk pengambilan keputusan dalam penelitian ini pertimbangan yang dilakukan adalah jika Probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan variance dan jika Probabilitas > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak artinya terdapat kesamaan variance. Dalam menggunakan uji beda (T-test), standar error perbedaaan dalam nilai rata-rata harus terdistribusi normal sehingga diuji dengan Kolmogorov-Smirnov Test (Ghozali, 2006). BAB IV
  • 65. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah perusahaan pertambangan subsektor pertambangan batu bara dan subsektor pertambangan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sektor pertambangan terbagi atas beberapa subsektor yaitu pertambangan batu bara, pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan batu-batuan dan pertambangan logam dan mineral lainnya. Pemilihan sampel penelitian yang difokuskan kepada saham perusahaan pertambangan subsektor pertambangan batubara dan pertambangan minyak dan gas dikarenakan adanya kebutuhan Jepang untuk mengganti sumber energi listrik yang berkurang secara drastis dengan energi alternatif berupa batu bara dan liquid natural gas atau gas alam cair, sehingga tetap dapat memaksimalkan kondisi perekonomian negaranya. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah rata-rata retrun saham, retrun pasar, rata-rata abnormal retrun dan rata-rata traiding volume activity saham sektor pertambangan sebelum dan sesudah krisis energi di Jepang tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2011. 4.1.1 Return Saham Return saham adalah perbandingan antara selisih harga saham hari pengamatan (Pt) dikurangi harga saham hari sebelumnya (Pt-1) terhadap harga saham hari sebelumnya (Pt-1). Dengan formulasi tersebut dapat menggambarkan kondisi saham apakah mengalami peningkatan pengembalian (keuntungan) atau tidak. Tabel 4.1 dibawah ini akan