Dokumen tersebut membahas konsep dasar dalam pemahaman gender seperti perbedaan antara wanita dan perempuan, feminisme dan gender, serta beberapa istilah kunci seperti androsentisme, diskriminasi, dan dominasi laki-laki. Dokumen ini menjelaskan bahwa gender merupakan konstruksi sosial sedangkan seks adalah kodrat biologis sejak lahir.
1. Sejarah dan Teori Gender (Evi Nurleni, M.Si)
ISTILAH-ISTILAH DAN KONSEP DASAR-UTAMA
DALAM PEMAHAMAN GENDER
A. PERBEDAAN KONSEP WANITA DAN PEREMPUAN.
Kata ini dalam bahasa Inggris disebut “Women”, dan tidak ada padanan kata lain,
sebagaimana dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia, kata ini disebutkan dalam 2 kata
yakni wanita dan perempuan. Secara sepintas, memang dapat dikatakan bahwa kedua kata ini
tidak menunjukkan perbedaan. Namun, jika naikan percakapan dalam aras ideologi bahasa, maka
kata perempuan dan wanita memiliki makna yang berbeda.
Women merupakan istilah untuk konstuksi sosial perempuan yang identitas feminitasnya
diterapkan dan dikonstruksikan melalui penggambaran. Istilah ini tidak memiliki makna sendiri,
tapi bergantung pada oposisinya yakni kata “Men”. Pertanyaannya kemudian, apakah kata
women memiliki makna khusus? Secara sosial, orang tidak dilahirkan melainkan dijadikan atau
dikonstruksikan untuk menjadi Women atau Men. Sehingga, Women seringkali digambarkan
sebagai lawan kata dari Men. Atau dengan kata lain, mereka berada dalam penggambaran yang
berlawanan.
Jika, digambarkan lebih jauh maka akan terlihat sebagai berikut:
Feminin (Perempuan)
Tidak terlalu agresif
Tidak independen
Lebih emosional
Sulit menyembunyikan emosi
Lebih subyektif
Mudah terpengaruh
Lebih submisif
Tidak menyukai eksakta
Mudah goyah menghadapi krisis
Lebih pasif
Kurang kompetitif
Kurang logis
Berorientasi ke rumah
Kurang terampil berbinis
Kurang berterus terang
Kurang memahami seluk beluk
perkembangan dunia
Tidak suka berpetualang
Sulit mengatasi persoalan
Lebih sering menangis
Tidak umum tampil sebagai pemimpin
Kurang percaya diri
Kurang ambisi
Sulit membedakan rasa-ratio
Lebih canggung dalam penampilan
Pemikiran kurang unggul
Kurang bebas berbicara
Maskulin (Laki-laki)
Sangat agresif
Independen
Tidak emosional
Dapat menyembunyikan emosi
Lebih obyektif
Tidak mudah terpenguh
Lebih dominan
Sangat menyukai eksakta
Tidak mudah goyah dalam krisis
Lebih aktif
Lebih komfetitif
Lebih logis
Berorientasi ke “dunia”
Terampil berbisnis
Lebih berterus terang
Lebih memahami seluk beluk
perkembangan dunia
Suka berpetualang
Mudah mengatasi persoalan
Jarang menangis
Umumnya tampil sebagai
pemimpin
Lebih percaya diri
Lebih senang pada sikap agresif
Lebih mudah membedakan rasaratio
Tidak canggung dalam
penampilan
Pemikiran lebih unggul
Bebas berbicara
2. 9
Dalam bahasa Indonesia, istilah ini dipakai dalam 2 kata yakni perempuan dan wanita.
Maraknya penggunaaan kata perempuan itu, baru terjadi sebelum dan pasca reformasi. Di mana
gerekan feminisme di Indonesia lebih menyukai atau memilih kata perempuan daripada wanita.
Hal ini juga menandakan wujud perlawanan ideologis gerakan perempuan terhadap
pemerintahan orde baru.
Kata perempuan merupakan hasil penyerapan dari bahasa Sansekerta, yakni dari akar
kata “empu” yang artinya tuan, atau yang dituakan. Sehingga kemudian dijumpai kata
per”empu”an, yang bisa diartikan sebagai yang dituakan atau yang dituankan.
Sementara kata wanita berasal dari bahasa Jawa, yakni dari akar kata “wani” dan “tata”,
yang artinya wani itu berani, tata itu ditata, diatur, dsb. Sehingga kemudian dijumpai kata
“wani”tata”, yang bisa diartikan sebagai berani ditata, diatur dan sebagainya.
Itu sebabnya, secara ideologis, gerakan perempuan pasca Orde Baru, lebih memilih kata
perempuan daripada wanita. Selain sebagai bentuk perlawanan politik-sosial terhadap
pemerintah orde baru yang otoriter, juga sebagai bentuk perlawanan ideologis terhadap tatanan
gender di masyarakat Indonesia.
B. PEMBEDAAN KONSEP: FEMINISME DAN GENDER
Seringkali ketika berbicara tentang feminisme dan gender, maka orang akan langsung
menyamakannya dengan perempuan. Atau sering pula orang menganggap feminisme dan gender
sebagai urusan perempuan saja, tidak hubungannya dengan laki-laki ataupun masyarakat.
Feminisme ialah sebuah perangkat ideologi pembebasan perempuan atau doktrin
persamaan hak perempuan, untuk keluar dari ketidakadilan dan perendahan karena jenis
kelaminnya. Sebagai sebuah ideologi, feminisme menawarkan berbagai macam analisis
mengenai penyebab, pelaku dari penindasan terhadap perempuan. Feminisme juga
menggabungkan berbagai metode analisis dan teori, dengan kata utama “penyadaran”
(awarness). Sebagai metode, feminisme mencoba untuk memaparkan realitas yang menekankan
pada relasi dan interaksi kelas (laki-laki dan perempuan) dalam pembedaan sosial.
Sehingga, feminisme dapat dikatakan sebagai perangkat ideologi, teori dan metode
analisis yang digunakan untuk memaparkan realitas relasi dan interaksi laki-laki dan perempuan
dalam pembedaan sosial. Dalam pendekatannya, feminisme memiliki beberapa macam, yakni:
• Feminisme Radikal
• Feminisme Liberal
• Feminisme Marxist
• Feminisme Sosialis
• Feminisme Psikoanalisis
• Teologi Feminisme
• Ekofeminisme
Masing-masing pendekatan memiliki metode dan arah serta tujuan gerakan yang
berbeda-beda. Untuk paparan lebih lanjut akan dibahas dalam BAB 3.
Gender merupakan sebuah konsep yang memiliki makna yang sangat khusus. Gender
merujuk pada defenisi sosial budaya tentang manusia, perempuan dan laki-laki, yang
menyangkut peran-peran sosial mereka dalam masyarakat. Oleh sebab itu, gender didefenisikan
sebagai kelompok atribut dan perilaku sosial-budaya baik perempuan dan laki-laki yang
merupakan hasil dari konstruksi sosial-budaya masyarakat. Dengan kata lain, gender bukan
kodrat tetapi merupakan hasil dari konstruksi sosial-budaya masyarakat (dibentuk oleh
masyarakat).
Karena gender merupakan konsep sosial-budaya, maka ia harus dibedakan dari jenis
kelamin (sex) dalam arti biologis. Pembedaan sejak awal antara konsep gender dengan jenis
kelamin (sex) ini penting untuk dapat memahami: kenapa kemudian tema utama pembicaraan
gender adalah masalah ketidakadilan terhadap perempuan?
3. 10
Konstruksi sosial-budaya gender merupakan bangunan pemahaman tentang
perilaku atau atribut sosial-budaya perempuan dan laki-laki yang dianut masyarakat. Pola
perilaku ini seperti sudah disebutkan merupakan hasil proses belajar dari generasi ke generasi
berikutnya. Proses belajar tentu saja tidak hanya dipahami dalam arti formal tetapi juga dalam
pengertian informal. Misalnya, seorang anak perempuan akan belajar menjadi “perempuan”
pertama-tama dari orang tua atau kakek-neneknya. Sejak lahir, anak sudah dikondisikan untuk
menjadi perempuan dan laki-laki menurut sifat dan sikap yang dianggap cocok baginya.
Sementara itu, jenis kelamin diartikan sebagai kondisi alamiah alat-alat kelengkapan
reproduksi manusia yang secara kodrat telah ada sejak lahir. Misalnya, perempuan dengan
kelengkapan reproduksi seperti vagina, sel telur, rahim dan sebagainya, sementara laki-laki
dengan kelengkapan reproduksi seperti penis, sperma dan sebagainya. Jenis kelamin bukan
sesuatu yang dapat dipertukarkan, sehingga kemudian muncul konsep perempuan yang berpenis
atau laki-laki yang bervagina.
Berbeda dengan konsep gender yang dapat dipertukarkan, sehingga dapat saja orang
kemudian orang mengatakan ada perempuan jantan dan laki-laki lembut. Pusat kritik gender
berada pada sifat-sifat yang dapat dipertukarkan ini, bukan pada jenis kelamin yang kodrat.
Secara tegas dikatakan bahwa:
• Gender merupakan konsep sosial dan budaya, atau yang desebut juga streotif atau pelabelan
terhadap laki dan perumpuan yang dapat berobah atau dirobah.
• Seks atau jenis kelamin merupakan kodrat manusia yang diciptakan oleh Allah dan tidak
dapat dirobah baik pada perempuan maupun laki-laki.
C. BEBERAPA ISTILAH KUNCI PEMAHAMAN GENDER
Androsentisme
Keterpusatan pada laki-laki, yang merupakan rangkaian nilai budaya yang dominan dalam
hampir semua masyarakat. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan bias laki-laki dalam
pemahaman masyarakat tentang manusia. Bahwa hampir semua pandangan masyarakat itu
berpusat pada kepentingan dan kekuasaan laki-laki
Androgini
Istilah Yunan dari kata andro (laki-laki) dan gyn (perempuan) yang berarti suatu perpaduan
psikologis dan fisik atas nilai-nilai feminin dan maskulin. Ia berbeda dengan Hemaprodit
yang bersifat fisik saja. Hal ini memiliki kedekatan dengan konsep teologi tentang mahluk
sorga itu Androgini. Ia merupakan konsep yang statis yang mengabaikan tema kekuasaan.
Conscientisation (Penyadaran)
Isilah untuk individu menjadi sadar tentang penderitaan sebagai perempuan, yang merupakan
pra-kondisi subyekif untuk tindakan kebebasan. Baru kemudian perempuan melakukan
penyadaran kolekif dengan bersama-sama memformulasikan permasalahan dan mempelajari
sejarah sosial maupun individual perempuan.
Consensiousness (Kesadaran)
Kesedaran suatu kondisi dimana perempuan menyadari dan memahami kondisi sosialekonomi dan politik yang dialaminya. Kesadaran feminis merupakan kesadaran perempuan
akan kondisinya sebagai korban dan pihak yang menerima ketidakadilan dalam perlakuan.
Discrimination (Diskriminasi)
Suatu perlakuan yang tidak menyenangkan terhadap perempuan, akibat keyakinan patriarkhis
bahwa perempuan memiliki atribut yang tidak dikehendaki. Diskriminasi ini bisa terjadi
karena akibat jenis kelamin atau pemahaman gender tertentu. Misalnya, perempuan bisa
ditolak untuk bekerja, karena ia dianggap lebih dominan mengurus rumah dan keluarga.
Divison of Labour (Pembagian Kerja)
Hubungan yang eksploitatif dalam masyarakat dan dalam produksi ekonomi. Pembagian
kerja yang tidak setara antara jenis kelamin disebab karena pembagian kerja berdasarkan
4. 11
seksual. Sehingga, domestik adalah pekerjaan perempuan dan publik adalah pekerjaan Lakilaki.
Domesticity (Domestikasi)
Ideologi yang menempatkan lingkungan pekerjaan rumah kepada perempuan sebagai tempat
mereka yang alami dan tepat.
Exploitation (Eksploitasi)
Menggunakan pengalaman, kesejahteraan atau ketrampilan orang lain tanpa memberikan
penghargaan. Eskploitasi terhadap perempuan terjadi akibat pandangan yang patriarkhis,
dimana perempuan termasuk dalam kategori hak milik, di bawah kekuasaan dan
pendamping.
Equality (Persamaan)
Istilah yang menandakan gagasan bahwa tidak ada individu yang tidak sama dari yang lain
dalam kesempatan atau dalam hak-hak manusia.
Family (Keluarga)
Pembentukan konsep gender terhadap individu diawali dalam keluarga. Individu
dikonstruksikan untuk menjadi perempuan dan laki-laki dalam lingkungan keluarganya,
selanjutnya dalam masyarakat juga. Dalam hal ini, keluarga sangat erat dalam pembentukan
streotif dan atribut sosial gender masyarakat.
Gender Gap (Kesenjangan Gender)
Istilah umum untuk perbedaan-perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam pembagiaan
kerja dan pendapatan. Bahwa dalam realita perempuan tidak dilibatkan dalam dunia politik,
karena ia lebih cinta damai daripada laki-laki.
Gender Stratification (Stratifikasi Gender)
Istilah untuk menandakan terdapat ketidaksetaraan gender antara perempuan dan laki-laki
dalam kelas, status dan pekerjaan. Bahwa terdapat tingkatan dalam perlakuan masyarakat
terhadap perempuan dan laki-laki.
Mainstream (Arus Utama)
Istilah untuk ungkapan publik yang berkaitan dengan reformasi sosial dan legal untuk
perempuan. Arus utama merupakan suatu pendakatan integrasionis pada pendekatan feminis,
dimana ia mengintegrasikan studi perempuan dalam seluruh kurikulum universitas atau yang
lebih dikenal dengan pengarusutamaan gender (Gender mainstreamin).
Male Dominance (Dominasi Laki-Laki)
Ideologi sosial yang menandakan sistem ganda atau sistem multi dominasi, yakni patriakal,
kapitalisme, rasisme dan imperialisme. Dominasi terjadi ketika kekuasaan tidak seimbang
atau setara, sehingga memunculkan penguasaan kelas terhadap kelas tertentu.
Marginality (Keterpinggiran)
Istilah ini merepresentasikan realitas sosial dan material dari banyak kondisi perempuan.
Dimana perempuan selalu berada dalam posisi kelas dua (the second Sex). Kondisi marginal
selalu bergantung pada posisi yang ditempatinya.
Matriarchy (Matriarkhi)
Suatu bentuk masyarakat dimana ibu adalah pemimpin dan bertindak sebagai pembawa garis
keturunan. Matriakhal merupakan konsep yang ada sebelum patriakal. Ia adalah masyarakat
dimana perempuan menentukan kondisi-kondisi keibuan dan lingkungan dari generasi
berikutnya.
Matrilineal
Masyarakat dengan sistem pewarisan dari pihak ibu bukan dari pihak bapak. Klan ini hanya
bertahan sampai abad ke-19 di Inggris.
Patriarkhi (Patriarkhi)
Suatu sistem otoritas laki-laki yang menindas perempuan melalui institusi sosial, politik,
ekonomi dan budaya. Patriarkhi mempunyai kekuatan dari akses laki-laki yang besar
5. 12
terhadap perempuan, dan menjadi mediasi, sumber daya dan ganjaran struktur otoritas baik
di dalam maupun di luar rumah.
Personal is Political
Slogan yang menandakan penolakan terhadap pembedaan antara lingkup domestik dan
publik. Slogan ini menekankan basis psikologis penindasan patriarkhis terhadap perempuan,
bahwa mengetahui situasi politik perempuan berarti mengetahui kehidupan pribadinya, yang
menciptakan hubungan langsung antara sosialisasi dan subyektifitas.
Sexism (Seksime)
Suatu hubungan sosial yang merendahkan perempuan. Paktek sosial yang seksisme bukan
hanya membatasi perempuan, namun merupakan sebuah cara yang praktis untuk melakukan
pembedaan antara jenis kelamin yang merupakan hasil pembentukan kebudayaan.
Sexual Harassment (Pelecehan Seksual)
Perilaku seksual yang tidak diinginkan dari laki-laki terhadap perempuan. Pelecehan
disebabkan oleh relasi kekuasaan yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan,
dimana laki-laki menganggap perempuan sebagai objek.
Stereotypes (Sterotif)
Sifat-sifat yang cenderung dilekatkan pada individu, kelompok atau objek. Pelekatan pada
laki-laki cenderung menciptakan keunggulan, sementara pada perempuan lemah.
Subordination (Subordinasi)
Subordinasi merupakan gambaran sentral dari semua struktur dominasi inter-personal.
Subordinasi menyatakan bahwa perempuan merupakan kelas jenis kelamin yang tergantung
di bawah dominasi patriarkhi.
Suffrage (Hak Pilih)
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kampanye perempuan untuk mendapatkan hak
pilih. Hak Pilih ialah hak perempuan untuk ikut serta dalam menentukan dan berpatisipasi
dalam pemilihan umum.
Violence (Kekerasan)
Kekerasan merupakan serangan baik terhadap fisik, seksual dan psikologis. Kekerasan
terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang berdasarkan jenis kelamin berakibat atau
mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan fisik, seksual atau psikologis, termasuk
ancaman perbuatan tertentu, pemaksaan atau perempasan kemerdekaan yang sewenangwenang,baik yang terjadi di depan umum ataupun yang terjadi dikehidupan pribadi.
Kekerasan tersebut dapat terjadi dalam keluarga masyarakat luas, dan juga dapat dilakukan
atau dibenarkan oleh negara.
6. 12
terhadap perempuan, dan menjadi mediasi, sumber daya dan ganjaran struktur otoritas baik
di dalam maupun di luar rumah.
Personal is Political
Slogan yang menandakan penolakan terhadap pembedaan antara lingkup domestik dan
publik. Slogan ini menekankan basis psikologis penindasan patriarkhis terhadap perempuan,
bahwa mengetahui situasi politik perempuan berarti mengetahui kehidupan pribadinya, yang
menciptakan hubungan langsung antara sosialisasi dan subyektifitas.
Sexism (Seksime)
Suatu hubungan sosial yang merendahkan perempuan. Paktek sosial yang seksisme bukan
hanya membatasi perempuan, namun merupakan sebuah cara yang praktis untuk melakukan
pembedaan antara jenis kelamin yang merupakan hasil pembentukan kebudayaan.
Sexual Harassment (Pelecehan Seksual)
Perilaku seksual yang tidak diinginkan dari laki-laki terhadap perempuan. Pelecehan
disebabkan oleh relasi kekuasaan yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan,
dimana laki-laki menganggap perempuan sebagai objek.
Stereotypes (Sterotif)
Sifat-sifat yang cenderung dilekatkan pada individu, kelompok atau objek. Pelekatan pada
laki-laki cenderung menciptakan keunggulan, sementara pada perempuan lemah.
Subordination (Subordinasi)
Subordinasi merupakan gambaran sentral dari semua struktur dominasi inter-personal.
Subordinasi menyatakan bahwa perempuan merupakan kelas jenis kelamin yang tergantung
di bawah dominasi patriarkhi.
Suffrage (Hak Pilih)
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kampanye perempuan untuk mendapatkan hak
pilih. Hak Pilih ialah hak perempuan untuk ikut serta dalam menentukan dan berpatisipasi
dalam pemilihan umum.
Violence (Kekerasan)
Kekerasan merupakan serangan baik terhadap fisik, seksual dan psikologis. Kekerasan
terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang berdasarkan jenis kelamin berakibat atau
mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan fisik, seksual atau psikologis, termasuk
ancaman perbuatan tertentu, pemaksaan atau perempasan kemerdekaan yang sewenangwenang,baik yang terjadi di depan umum ataupun yang terjadi dikehidupan pribadi.
Kekerasan tersebut dapat terjadi dalam keluarga masyarakat luas, dan juga dapat dilakukan
atau dibenarkan oleh negara.