SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 17
PERANAN POLITIK HUKUM DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN

                            NEGARA


     ( Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Politik Hukum )




                              Oleh :


               FREINGKY A. NDAUMANU, S.H.


                   NIM : 11/322217/PHK/06731




PROGRAM PASCASARJARNA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS

               GADJAH MADA YOGYAKARTA


                      MAGISTER HUKUM


                              2011


                                                                 1
BAB I

                              PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG

     Ketika kemerdekaan Indonesia sedang dalam persiapan, dan para pemimpin

pergerakan merundingkan seperti apa dasar negara yang hendak dibangun itu,

maka kita dapat melihat dalam Pembukaan UUD 1945, tujuan dibentuknya

Negara Republik Indonesia yang merdeka dalam alinea keempat yaitu :

   1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia;

   2. Memajukan kesejahteraan umum;

   3. Mencerdaskan kehidupan bangsa:

   4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan

       KebangsaanIndonesia.

     Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan negara yang telah diletakkan

tersebut, maka dibentuk pula suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia

dalam susunan Negara Republik Indonesia yang didasarkan pada lima sila

(Pancasila) :

   1. Ke Tuhanan yang Maha Esa;

   2. Kemanusiaan Yang Adil dan beradab;

   3. Persatuan Indonesia;

   4. Kerakyatan    yang     dipimpin   oleh   hikmat   kebijaksanaan   dalam

       Permusyawaratan/Perwakilan

   5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.



                                                                            2
Untuk dapat memahami dasar negara tersebut dalam konteks sekarang ini, kita

tentu harus kembali mencerna pemikiran-pemikiran yang berkembang dalam

rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Dengan

memahami proses terbentuknya kesepakatan yang dicapai tentang dasar Negara

yang akan dibentuk pada tahun 1945 tersebut dengan segala pergulatan

pemikirannya, kita akan lebih mampu menghayati perkembangan yang kita alami

sekarang, yang sesungguhnya menyangkut komitmen, implementasi dan

perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan Pandangan Hidup Bangsa.

        Selanjutnya, dalam menelaah setiap kebijakan atau keputusan yang

menghasilkan atau melahirkan produk hukum oleh penguasa atau lembaga yang

berwenang maka lahirlah sebuah cabang ilmu dalam hal ini ilmu politik hukum.

Politik dan hukum pada dasarnya saling berhubungan ibarat dua mata uang yang

tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh, produk peraturan perundang-undangan

merupakan hasil dari kesepakatan lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan

yaitu eksekutif dan atau legislatif. Lembaga-lembaga tersebut merupakan lembaga

politik. Demikian juga dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan

diperlukan keputusan atau kebijakan politik.

        Secara sederhana politik hukum dapat didefenisikan sebagai suatu disiplin

ilmu hukum yang membahas perbuatan aparat yang berwenang dengan memilih

alternatif-alternatif yang tersedia dalam membuat produk hukum untuk

mewujudkan tujuan negara.

        Unsur pertama dalam defenisi politik hukum yaitu aparat yang berwenang

ialah    aparat-aparat   yang   oleh   peraturan   perundang-undangan   diberikan



                                                                               3
kewenangan dalam membuat dan menjalankan produk hukum. unsur kedua yaitu

produk hukum dapat berupa keputusan (beschikking) dan peraturan (regeling).

Unsur ketiga yaitu alternatif-alternatif yang tersedia dalam pembuatan produk

hukum berarti dalam setiap produk hukum yang dihasilkan harus mengandung

asas-asas antara lain asas pancasila, asas negara hukum, asas kedaulatan rakyat,

asas persatuan dan kesatuan dan asas kepentingan umum. Unsur keempat yaitu

tujuan negara dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia 1945 Alinea Keempat.




B. PERUMUSAN MASALAH

     Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan

dibahas adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Peranan Politik Hukum Dalam

Mewujuudkan Tujuan Negara?”




                                                                              4
BAB II

                                     PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN


        Kata “politik hukum” sering sekali menimbulkan kebingungan, disebabkan

kesan yang timbul dari adanya perkataan politik didepan hukum tersebut. Undang-

undang sebagai bagian yang membentuk hukum, kerap dipersoalkan, apakah dia

merupakan produk hukum atau produk politik. Politik sendiri, sering dipahami

sebagai proses pembentukan kekuasaan dimasyarakat yang mengambil bentuk

dalam proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Politik juga

dikatakan sebagai satu seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan baik secara

konstitusional maupun inkonstitusional. Dalam definisi yang beragam, dikatakan

juga bahwa politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan

pelaksanaa kebijakan publik.

        Politik hukum merupakan terjemahan dari istilah rechtspolitiek. Politiek

mengandung arti beleid (policy) atau kebijakan. Oleh karena itu politik hukum

sering diartikan sebagai pilihan konsep dan asas sebagai garis besar rencana yang

menentukan arah, bentuk maupun isi hukum yang akan diciptakan. Politik hukum

adalah legal policy atau kebijakan tentang arah hukum yang akan diberlakukan

oleh negara untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, yang dapat mengambil

bentuk sebagai pembuatan hukum baru dan sebagai pengganti hukum yang lama.1




1
    MD Mahfud Moh., Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, LP3ES, 2006, hal.5


                                                                                         5
Ruang lingkup kajian politik hukum meliputi aspek yang luas, akan tetapi

dalam kesempatan ini pembicaraan terbatas pada beberapa wilayah tertentu, sesuai

dengan maksud dan tujuan yang dapat dipahami dari segi pengguna instrumen ini.

         Satjipto Rahardjo menguraikan beberapa pertanyaan yang timbul dalam

studi politik hukum yang meliputi pertanyaan tentang :

             a. Tujuan apa yang hendak dicapai dengan sistem hukum yang ada;

             b. Cara-cara apa yang paling baik untuk mencapai tujuan negara;

             c. Kapan waktunya hukum dirubah dan bagaimana perubahan itu

                 sebaiknya dilakukan;

             a. Dapatkah dirumuskan suatu pola yang mapan dalam proses

                 pemilihan tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut.2

         Politik hukum sebagai arah dalam pembangunan hukum untuk mencapai

tujuan negara yang telah ditentukan, persoalannya adalah memahami dasar dan

tujuan negara yang dibentuk tersebut, yang terjadi melalui kesepakatan atau

konsensus nasional oleh para pendiri negara. Dasar dan tujuan negara demikian,

akan ditemukan dalam konstitusi, sebagai satu kesepakatan umum (general

consensus). Disamping meletakkan tujuan dan dasar negara yang dibentuk, maka

suatu konstitusi biasanya dimaksudkan untuk mengatur tiga hal penting, yaitu:

               (a) Menentukan pembatasan kekuasaan organ-organ Negara;

               (b) Mengatur hubungan antara lembaga-lembaga negara yang satu

                   dengan yang lain; dan




2
    Rahardjo Satjipto, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal.35



                                                                                6
Mengatur hubungan kekuasaan antara lembaga-lembaga negara dengan

             warganegara.3



B. DASAR DAN TUJUAN NEGARA

      Memahami dasar negara dalam konteks sekarang ini, kita tentu harus

kembali mencerna pemikiran-pemikiran yang berkembang dalam rapat-rapat

Badan     Penyelidik     Usaha      Persiapan     Kemerdekaan        (BPUPK).10           Dengan

memahami proses terbentuknya kesepakatan yang dicapai tentang dasar Negara

yang akan dibentuk pada tahun 1945 tersebut dengan segala pergulatan

pemikirannya, kita akan lebih mampu menghayati perkembangan yang kita alami

sekarang, yang sesungguhnya menyangkut komitmen, implementasi dan

perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan Pandangan Hidup Bangsa.

      Sebagai dasar negara, falsafah dan pandangan hidup serta pedoman

bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, juga dasar negara, Pancasila menjadi

sumber dari segala sumber politik hukum dan cita-hukum (rechtsidee) yang

termuat dalam norma dasar Negara (Staasfundamentalnorm) dan menjadi

moralitas konstitusi serta yang akan mendasari arah pembentukan hukum semua

peraturan perundang-undangan yang diciptakan sebagai penjabaran Undang-

Undang Dasar 1945.

      Hukum berfungsi           sebagai    pelindungan       kepentingan      manusia,      agar

kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan secara profesional.

Pelaksanaan hukum dapat berlangsung normal, damai, tertib. Hukum yang telah

3
 Asshidiqie Jimly, Konstitusi & Konstitusionalisme, Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi, 2006, hal 29


                                                                                               7
dilanggar harus ditegakkan melalui penegakkan hukum. Penegakkan hukum

menghendaki kepastian hukum, kepastian hukum merupakan perlindungan

yustisiable terhadap tindakan sewenang-wenang. Masyarakat mengharapkan

adanya kepastian hukum karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan

tertib, aman dan damai. Masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan

penegakkan hukum. Hukum adalah untuk manusia maka pelaksanaan hukum

dilaksanakan menimbulkan keresahan di dalam masyarakat. Masyarakat yang

mendapatkan perlakuan yang baik, benar akan mewujudkan keadaan yang tata

tentrem raharja. Hukum dapat melindungi hak dan kewajiban setiap individu

dalam kenyataan yang senyatanya, dengan perlindungan hukum yang kokoh akan

terwujud tujuan hukum secara umum: ketertiban, keamanan, ketentraman,

kesejahteraan, kedamaian, kebenaran, dan keadilan harus memberi manfaat,

kegunaan bagi masyarakat jangan sampai hukum dilaksanakan menimbulkan

keresahan di dalam masyarakat. Masyarakat yang mendapatkan perlakuan yang

baik, benar akan mewujudkan keadaan yang tata tentram raharja. Hukum dapat

melindungi hak dan kewajiban setiap individu dalam kenyataan yang senyatanya,

dengan perlindungan hukum yang kokoh akan terwujud tujuan hukum secara

umum: ketertiban, keamanan, ketentraman, kesejahteraan, kedamaian, kebenaran,

dan keadilan.4

      Hukum tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat dan negara, materi hukum

digali, dibuat dari nilai-nilai yang terkandung dalam bumi pertiwi yang berupa

kesadaran dan cita hukum (rechtidee), cita moral, kemerdekaan individu dan

4
 Soejadi, Refleksi Mengenai Hukum Dan Keadilan, Aktualisasinya Di Indonesia, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 2003


                                                                                           8
bangsa, perikemanusiaan, perdamaian, cita politik dan tujuan negara. Hukum

mencerminkan nilai hidup yang ada dalam masyarakat yang mempunyai kekuatan

berlaku secara yuridis, sosiologis dan filosofis. Hukum yang hidup pada

masyarakat bersumber pada Hukum Positif, yaitu :

           1. Undang-undang (Constitutional)

           2. Hukum kebiasaan (Costumary of law)

           3. Perjanjian Internasional (International treaty)

           4. Keputusan hakim (Jurisprudence)

           5. Doktrin (Doctrine)

           6. Perjanjian (Treaty)

           7. Kesadaran hukum (Consciousness of law)5

     Kaidah – kaidah hukum dasar yang mengatur hal – hal yang mendasar

mengenai Negara dan penyelenggaraan Negara. Maka, dalam hukum dasar lazim

ditemukan hal – hal yang mendasar mengenai Negara dan penyelenggaran Negara

seperti bentuk Negara, bentuk pemerintahan. Asas – asas hukum mengenai

penyelenggaraan Negara seperti asas kekuasaan Negara dan lain lain sebagainya.

Namun, dalam hal ini tentu sering dijumpai bahwa tujuan Negara ditetapkan

dalam konstitusi.6 Cita hukum (rechtidee) mempunyai fungsi konstitutif memberi

makna pada hukum dalam arti padatan makna yang bersifat konkrit umum dan

mendahului semua hukum serta berfungsi membatasi apa yang tidak dapat

dipersatukan. Pengertian, fungsi dan perwujudan cita hukum (rechtidee)

menunjukkan betapa fundamental kedudukan dan peranan cita-cita hukum adalah
5
 Mertokusumo Sudikno, Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Liberty, Yogykarta, 1988
6
 Hasil Kajian Kelompok Kerja Forum Rektor Indonesia 2006-2007, Penyempurnaan Amandemen
Undang – Undang Dasar 1945, Gadjah Mada University Press, hal.47


                                                                                     9
sumber genetik dari tata hukum (rechtsorder). Oleh karena itu cita hukum

(rechtidee) hendaknya diwujudkan sebagai suatu realitas. Kewajiban negara untuk

menegakkan cita keadilan sebagai cita hukum itu tersirat didalam asas Hukum

Kodrat yang dimaksud untuk mengukur kebaikan Hukum Positif, apakah betul –

betul telah sesuai dengan aturan yang berasal dari Hukum Tuhan, dengan

perikemanusiaan dan perikeadilan dengan kebaikan Hukum Etis dan dengan asas

dasar hukum umum abstrak hukum filosofis.7

      Di Indonesia rumusan tujuan Negara tercantum dalam Pembukaan UUD

1945 Alinea Keempat. Namun, dalam kenyataannya menurut Prof. Muchsan8

pemerintah Indonesia sampai sekarang belum sepenuhnya menjalankan tujuan

Negara. Oleh karena itu menyebutkan empat (4) tujuan Negara yang belum

sepenuhnya dijalankan berdasarkan rumusan Pembukaan UUD 1945 Alinea

Keempat, yaitu :

        1) Protectional Goal (Tujuan Perlindungan)

            “...melindungi segenap bangsa Indonesia…”, dari segi hukum yaitu

            pemenuhan hak, terdiri dari tiga (3) pemenuhan hak subyek (orang) :

             a. HAM (hak tertinggi);

             b. Hak regularity (biasa); seperti : hak milik, hak mendapatkan

                 pelayanan yang baik.

             c. Hak khusus (specific right); seperti : hak untuk mendapatkan gaji

                 dari pekerjaannya.



7
  Notonagoro, Pembukaan Oendang-oendang Dasar 1945, Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental Negara Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1948, hal.81
8
  Muchsan, Catatan Materi Perkuliahan Politik Hukum, Magister Hukum Kenegaraan, 2011


                                                                                       10
Terhadap ketiga pemenuhan hak tersebut diatas, di Indonesia terhadap

          pemenuhan hak tertinggi belum sepenuhnya terjadi.

       2) Welfare Goal (Tujuan Kesejahteraan);

          “…Negara akan mensejahterahkan bangsa…”

          Ukuran yang dipakai Negara untuk mensejahterahkan bangsa, hanya

          sandang,   pangan dan papan.        Ironisnya,   justru Negara   tidak

          mensejahterahkan rakyat, contohnya : Penggusuran tanah untuk

          pembangunan oleh Negara, dengan alasan “untuk kepentingan umum”.

       3) Educational Goal (Tujuan Kecerdasan)

          “…Negara akan mencerdaskan semua warga Negara…”

          contoh : pendidikan di Indonesia belum terwujud sepenuhnya.

       4) Peacefullness Goal (Tujuan Kedamaian)

          “…Negara akan mewujudkan kedamaian yang kekal dan abadi..”.

          kalimat “kekal dan abadi” terlihat begitu ekstrim.

          Tujuan kedamaian ini terbagi atas dua (2), yaitu :

              a) Kedamaian eksternal. contoh; kenyataannya banyak investor

                  yang kurang merasa nyaman di Indonesia dikarenakan adanya

                  terorisme.

              b) Kedamaian intern. contoh : Tawuran di Indonesia.



     Moh. Mahfud merinci ruang lingkup domain politik hukum secara lebih

mengenai, dan lebih tepat dengan maksud dan tujuan Negara Indonesia, yaitu :




                                                                               11
1) Tujuan Negara atau masyarakat Indonesia yang di idamkan sebagai

            orientasi politik hukum, termasuk penggalian nilai dan dasar tujuan

            negara sebagai pemandu politik hukum;

        2) Sistem hukum nasional yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, serta

            faktor-faktor yang mempengaruhinya;

        3) Perencanaan dan kerangka pikir dalam perumusan kebijakan hukum;

        4) Isu nasional dan faktor-faktor yang mempengaruhinya;

        5) Pemagaran hukum dengan prolegnas dan judicial review, legislative

            review.9




C. PERANAN POLITIK HUKUM

        Keadaan dan kenyataan hukum dewasa ini sangat memprihatinkan karena

peraturan perundang-undangan hanya menjadi lalu lintas peraturan, tidak

menyentuh persoalan pokoknya, tetapi berkembang, menjabar dengan aspirasi dan

interpretasi yang tidak sampai pada kebenaran, keadilan dan kejujuran. Fungsi

hukum tidak bermakna lagi, karena adanya kebebasan tafsiran tanpa batas yang

dimotori oleh kekuatan politik yang dikemas dengan tujuan tertentu. Hukum

hanya menjadi sandaran politik untuk mencapai tujuan, padahal politik sulit

ditemukan arahnya. Politik berdimensi multi tujuan, bergeser sesuai dengan garis

partai yang mampu menerobos hukum dari sudut manapun asal sampai pada

tujuan dan target yang dikehendaki (mewujudkan tujuan Negara).


9
    MD Mahfud Moh.,Op.cit. hal.16


                                                                              12
Perubahan besar telah berlangsung dalam kehidupan hukum di Indonesia.

Berbagai peraturan perundang – undangan dan institusi baru lahir untuk

menyesuaikan dengan keadaan yang semakin berkembang.

      Tujuan dan alasan dibentuknya peraturan perundang – undangan dapat

beraneka ragam. Berbagai tujuan dan alasan dari bentuk suatu peraturan

perundang – undangan disebut sebagai politik hukum (legal policy). Dalam

pembuatan peraturan perundang – undangan politik hukum memegang peranan

sangat penting. Pertama, sebagai alasan mengapa diperlukan pembentukan suatu

peraturan perundang – undangan. Kedua, untuk menentukan apa yang hendak

diterjemahkan kedalam kalimat hukum dan menjadi perumusan Pasal. Dua hal ini

penting karena keberadaan peraturan perundang – undangan dan perumusan Pasal

merupakan jembatan antara politik hukum yang ditetapkan dengan pelaksanaan

dari politik hukum tersebut dalam tahap implementasi peraturan perundang –

undangan. Hal ini mengingat antara pelaksanaan peraturan perundang – undangan

harus ada konsisten dan korelasi yang erat dengan apa yang ditetapkan sebagai

politik.

      Politik hukum dapat dibedakan menjadi dua dimensi. Dimensi pertama

adalah politik hukum yang menjadi alasan dasar dari diadakannya suatu peraturan

perundang – undangan. Dimensi Kedua adalah tujuan atau alasan yang muncul

dibalik pemberlakuan suatu peraturan perundang – undangan.

      Organski berpendapat bahwa suatu bangsa modern sekarang ini telah

menempuh pembangunan melalui tiga tingkat yaitu, politik unifikasi, politik

industrialisasi, dan politik Negara kesejahteraan. pada tingkat unifikasi, politik



                                                                               13
hukumnya adalah bagaimana mencapai integrasi politik untuk menciptakan

persatuan dan kesatuan nasional. Pada tingkat kedua yaitu indutrialisasi, pada

tingkat ini politik hukum yang digunakan mengacu pada perjuangan untuk

pembangunan ekonomi dan modernisasi politik. Sedangkan pada tingkat Negara

kesejahteraan, politik hukum yang digunakan mengacu pada pekerjaan utama

Negara untuk melidungi rakyat dari sisi negatif industrialisasi, mengoreksi

kesalahan – kesalahan yang terjadi pada tahap – tahap sebelumnya. Langkah –

langkah ini lebih menekankan pada terciptanya kesejahteraan rakyat.10

     Indonesia saat sekarang ini juga ingin mencapai tiga tahap tersebut dalam

waktu bersamaan. Dari sudut hukum tidak kurang dari 242 Undang – Undang, 11

Perpu, 608 Peraturan pemerintah, 1003 Keputusan Presiden dan 82 Instruksi

Presiden lahir sejak reformasi 1998 dibidang politik, ekonomi, dan sosial.

Lahirnya peraturan peraundang – undangan ini bertujuan untuk menyatukan

Negara    Kesatuan    Republik    Indonesia,   mengatasi    krisis   ekonomi    dan

mengembangkan kesejahteraan sosial sekaligus.11

     Jikalau politik hukum dilihat sebagai proses pilihan keputusan untuk

membentuk kebijakan dalam mencapai tujuan negara yang telah ditentukan, maka

jelas pilihan kebijakan demikian akan dipengaruhi oleh berbagai konteks yang

meliputinya seperti kekuasaan politik, legitimasi, sistem ketatanegaraan, ekonomi,

sosial dan budaya. Hal itu berarti bahwa politik hukum negara selalu

memperhatikan realitas yang ada, termasuk realitas politik internasional dan nilai-


10
    MD Mahfud Moh., Kontribusi Pemikran Untuk 50 Tahun; Restropeksi Terhadap Masalah
Hukum Dan Kenegaraan, Cetakan Pertama, Program Pascasarjana FH UII dan UII Press,
Yogyakarta, 2007, hal.64-65
11
   Ibid.hal.68


                                                                                 14
nilai yang dianut dalam pergaulan bangsa-bangsa. Politik hukum sebagai satu

proses pembaruan dan pembuatan hukum selalu memiliki sifat kritis terhadap

dimensi hukum yang bersifat ius constitutum dan ius constituendum, karena

hukum harus senantiasa melakukan penyesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai

masyarakat, sebagaimana telah diputuskan. Karenanya politik hukum selalu

dinamis, dimana hukum bukan merupakan lembaga yang otonom, melainkan kait

berkait dengan sektor-sektor kehidupan lain dalam masyarakat.12




12
     Rahardjo Satjipto, Op.cit. hal.352


                                                                          15
BAB III

                                  PENUTUP



A. KESIMPULAN

     Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan antara lain :

     Bahwa peranan politik hukum digambarkan sebagai kebijakan penguasa

dalam pembaharuan dan pembentukan hukum positif sesuai dengan kewenangan

yang diberikan untuk mencapai tujuan Negara sebagaimana yang di amanatkan

dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat. Namun dalam kenyataannya

sekarang ini, pelaksanaan terhadap Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat dalam

mewujudkan tujuan dari Negara itu belum sepenuhnya berjalan dengan apa yang

diharapkan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.



B. SARAN

     Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan saran yang

dapat penulis rekomendasikan sebagai berikut :

     Bahwa pemerintah dalam mencapai tujuan Negara sebagaimana yang di

amanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat, terlihat belum

sepenuhnya dilaksanakan, maka politik hukum mempunyai peranan penting dalam

menentukan arah kebijakan pemerintah sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945,

selain itu juga pemerintah harus mempunyai peran aktif agar tercapainya tujuan

Negara yang dicita – citakan.



                                                                           16
DAFTAR PUSTAKA



Asshidiqie Jimly., Konstitusi & Konstitusionalisme, Sekretariat Jenderal &

        Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2006

Hasil     Kajian   Kelompok    Kerja   Forum     Rektor   Indonesia   2006-2007,

        Penyempurnaan Amandemen Undang – Undang Dasar 1945, Gadjah Mada

        University Press

MD Mahfud Moh., Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, LP3ES,

        2006


______________., Kontribusi Pemikran Untuk 50 Tahun; Restropeksi Terhadap
        Masalah Hukum Dan Kenegaraan, Cetakan Pertama, Program Pascasarjana
        FH UII dan UII Press, Yogyakarta, 2007

Mertokusumo Sudikno., Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Liberty, Yogykarta,

        1988

Muchsan, Catatan Materi Perkuliahan Politik Hukum, Magister Hukum

        Kenegaraan, 2011

Notonagoro., Pembukaan Oendang-oendang Dasar 1945, Pokok Kaidah Negara

        yang   Fundamental    Negara   Indonesia,   Universitas   Gadjah   Mada,

        Yogyakarta, 1948

Rahardjo Satjipto., Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000

Soejadi., Refleksi Mengenai Hukum Dan Keadilan, Aktualisasinya Di Indonesia,

        Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2003




                                                                              17

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikShelly Selviana
 
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)Adinda siti Hapsoh
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkkFungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkkNoviayuana Putri
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slideSomewhere
 
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1Abid Zamzami
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Uiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 

Mais procurados (20)

Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
 
Ilmu negara ppt
Ilmu negara ppt Ilmu negara ppt
Ilmu negara ppt
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkkFungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 

Semelhante a Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara

Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganPengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganImbang Jaya Trenggana
 
2. POLITIK DAN SISTEM HUKUM-KONFIGURASI POLITIK HUKUM-OK.pptx
2. POLITIK DAN SISTEM HUKUM-KONFIGURASI POLITIK HUKUM-OK.pptx2. POLITIK DAN SISTEM HUKUM-KONFIGURASI POLITIK HUKUM-OK.pptx
2. POLITIK DAN SISTEM HUKUM-KONFIGURASI POLITIK HUKUM-OK.pptxNadnosWolfrider
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalAhmad Solihin
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma NingrumTik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrumdelliakusuma
 
ppt kewarganegaraan 7.pptx
ppt kewarganegaraan 7.pptxppt kewarganegaraan 7.pptx
ppt kewarganegaraan 7.pptxKhoirulIrham1
 
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi   p knHubungan dasar negara dengan konstitusi   p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p knvyahadi
 
Materi Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptxMateri Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptxNdodIswahyudi
 
8634 15442-2-pb (1)
8634 15442-2-pb (1)8634 15442-2-pb (1)
8634 15442-2-pb (1)RahaniElfa1
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Iko Ishva
 

Semelhante a Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara (20)

Legislasi dprd
Legislasi dprdLegislasi dprd
Legislasi dprd
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganPengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
 
2. POLITIK DAN SISTEM HUKUM-KONFIGURASI POLITIK HUKUM-OK.pptx
2. POLITIK DAN SISTEM HUKUM-KONFIGURASI POLITIK HUKUM-OK.pptx2. POLITIK DAN SISTEM HUKUM-KONFIGURASI POLITIK HUKUM-OK.pptx
2. POLITIK DAN SISTEM HUKUM-KONFIGURASI POLITIK HUKUM-OK.pptx
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasional
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Fungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasional
Fungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasionalFungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasional
Fungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasional
 
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma NingrumTik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
 
ppt kewarganegaraan 7.pptx
ppt kewarganegaraan 7.pptxppt kewarganegaraan 7.pptx
ppt kewarganegaraan 7.pptx
 
Makalah konstitusional dan negara
Makalah konstitusional dan negaraMakalah konstitusional dan negara
Makalah konstitusional dan negara
 
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi   p knHubungan dasar negara dengan konstitusi   p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p kn
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Materi Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptxMateri Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptx
 
8634 15442-2-pb (1)
8634 15442-2-pb (1)8634 15442-2-pb (1)
8634 15442-2-pb (1)
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945
 

Mais de Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Indonesia

Mais de Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Indonesia (16)

Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan InterdisiplinerKebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
 
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
 
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
 
Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...
Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...
Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...
 
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
 
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenangTinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
 
Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...
Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...
Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...
 
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisiplinerKebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
 
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINERKEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
 
Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...
Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...
Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...
 
Teori hukum
Teori hukumTeori hukum
Teori hukum
 
Sinopsis pranata hukum
Sinopsis pranata hukumSinopsis pranata hukum
Sinopsis pranata hukum
 
Ketidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridis
Ketidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridisKetidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridis
Ketidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridis
 
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesiaPenggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
 
Peranan filsafat pancasila dalam pembangunan
Peranan filsafat pancasila dalam pembangunanPeranan filsafat pancasila dalam pembangunan
Peranan filsafat pancasila dalam pembangunan
 
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
 

Último

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Último (20)

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara

  • 1. PERANAN POLITIK HUKUM DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN NEGARA ( Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Politik Hukum ) Oleh : FREINGKY A. NDAUMANU, S.H. NIM : 11/322217/PHK/06731 PROGRAM PASCASARJARNA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA MAGISTER HUKUM 2011 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ketika kemerdekaan Indonesia sedang dalam persiapan, dan para pemimpin pergerakan merundingkan seperti apa dasar negara yang hendak dibangun itu, maka kita dapat melihat dalam Pembukaan UUD 1945, tujuan dibentuknya Negara Republik Indonesia yang merdeka dalam alinea keempat yaitu : 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; 2. Memajukan kesejahteraan umum; 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa: 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan KebangsaanIndonesia. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan negara yang telah diletakkan tersebut, maka dibentuk pula suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia dalam susunan Negara Republik Indonesia yang didasarkan pada lima sila (Pancasila) : 1. Ke Tuhanan yang Maha Esa; 2. Kemanusiaan Yang Adil dan beradab; 3. Persatuan Indonesia; 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan 5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2
  • 3. Untuk dapat memahami dasar negara tersebut dalam konteks sekarang ini, kita tentu harus kembali mencerna pemikiran-pemikiran yang berkembang dalam rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Dengan memahami proses terbentuknya kesepakatan yang dicapai tentang dasar Negara yang akan dibentuk pada tahun 1945 tersebut dengan segala pergulatan pemikirannya, kita akan lebih mampu menghayati perkembangan yang kita alami sekarang, yang sesungguhnya menyangkut komitmen, implementasi dan perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan Pandangan Hidup Bangsa. Selanjutnya, dalam menelaah setiap kebijakan atau keputusan yang menghasilkan atau melahirkan produk hukum oleh penguasa atau lembaga yang berwenang maka lahirlah sebuah cabang ilmu dalam hal ini ilmu politik hukum. Politik dan hukum pada dasarnya saling berhubungan ibarat dua mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh, produk peraturan perundang-undangan merupakan hasil dari kesepakatan lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan yaitu eksekutif dan atau legislatif. Lembaga-lembaga tersebut merupakan lembaga politik. Demikian juga dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan diperlukan keputusan atau kebijakan politik. Secara sederhana politik hukum dapat didefenisikan sebagai suatu disiplin ilmu hukum yang membahas perbuatan aparat yang berwenang dengan memilih alternatif-alternatif yang tersedia dalam membuat produk hukum untuk mewujudkan tujuan negara. Unsur pertama dalam defenisi politik hukum yaitu aparat yang berwenang ialah aparat-aparat yang oleh peraturan perundang-undangan diberikan 3
  • 4. kewenangan dalam membuat dan menjalankan produk hukum. unsur kedua yaitu produk hukum dapat berupa keputusan (beschikking) dan peraturan (regeling). Unsur ketiga yaitu alternatif-alternatif yang tersedia dalam pembuatan produk hukum berarti dalam setiap produk hukum yang dihasilkan harus mengandung asas-asas antara lain asas pancasila, asas negara hukum, asas kedaulatan rakyat, asas persatuan dan kesatuan dan asas kepentingan umum. Unsur keempat yaitu tujuan negara dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Alinea Keempat. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Peranan Politik Hukum Dalam Mewujuudkan Tujuan Negara?” 4
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN Kata “politik hukum” sering sekali menimbulkan kebingungan, disebabkan kesan yang timbul dari adanya perkataan politik didepan hukum tersebut. Undang- undang sebagai bagian yang membentuk hukum, kerap dipersoalkan, apakah dia merupakan produk hukum atau produk politik. Politik sendiri, sering dipahami sebagai proses pembentukan kekuasaan dimasyarakat yang mengambil bentuk dalam proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Politik juga dikatakan sebagai satu seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan baik secara konstitusional maupun inkonstitusional. Dalam definisi yang beragam, dikatakan juga bahwa politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaa kebijakan publik. Politik hukum merupakan terjemahan dari istilah rechtspolitiek. Politiek mengandung arti beleid (policy) atau kebijakan. Oleh karena itu politik hukum sering diartikan sebagai pilihan konsep dan asas sebagai garis besar rencana yang menentukan arah, bentuk maupun isi hukum yang akan diciptakan. Politik hukum adalah legal policy atau kebijakan tentang arah hukum yang akan diberlakukan oleh negara untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, yang dapat mengambil bentuk sebagai pembuatan hukum baru dan sebagai pengganti hukum yang lama.1 1 MD Mahfud Moh., Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, LP3ES, 2006, hal.5 5
  • 6. Ruang lingkup kajian politik hukum meliputi aspek yang luas, akan tetapi dalam kesempatan ini pembicaraan terbatas pada beberapa wilayah tertentu, sesuai dengan maksud dan tujuan yang dapat dipahami dari segi pengguna instrumen ini. Satjipto Rahardjo menguraikan beberapa pertanyaan yang timbul dalam studi politik hukum yang meliputi pertanyaan tentang : a. Tujuan apa yang hendak dicapai dengan sistem hukum yang ada; b. Cara-cara apa yang paling baik untuk mencapai tujuan negara; c. Kapan waktunya hukum dirubah dan bagaimana perubahan itu sebaiknya dilakukan; a. Dapatkah dirumuskan suatu pola yang mapan dalam proses pemilihan tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut.2 Politik hukum sebagai arah dalam pembangunan hukum untuk mencapai tujuan negara yang telah ditentukan, persoalannya adalah memahami dasar dan tujuan negara yang dibentuk tersebut, yang terjadi melalui kesepakatan atau konsensus nasional oleh para pendiri negara. Dasar dan tujuan negara demikian, akan ditemukan dalam konstitusi, sebagai satu kesepakatan umum (general consensus). Disamping meletakkan tujuan dan dasar negara yang dibentuk, maka suatu konstitusi biasanya dimaksudkan untuk mengatur tiga hal penting, yaitu: (a) Menentukan pembatasan kekuasaan organ-organ Negara; (b) Mengatur hubungan antara lembaga-lembaga negara yang satu dengan yang lain; dan 2 Rahardjo Satjipto, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal.35 6
  • 7. Mengatur hubungan kekuasaan antara lembaga-lembaga negara dengan warganegara.3 B. DASAR DAN TUJUAN NEGARA Memahami dasar negara dalam konteks sekarang ini, kita tentu harus kembali mencerna pemikiran-pemikiran yang berkembang dalam rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK).10 Dengan memahami proses terbentuknya kesepakatan yang dicapai tentang dasar Negara yang akan dibentuk pada tahun 1945 tersebut dengan segala pergulatan pemikirannya, kita akan lebih mampu menghayati perkembangan yang kita alami sekarang, yang sesungguhnya menyangkut komitmen, implementasi dan perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan Pandangan Hidup Bangsa. Sebagai dasar negara, falsafah dan pandangan hidup serta pedoman bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, juga dasar negara, Pancasila menjadi sumber dari segala sumber politik hukum dan cita-hukum (rechtsidee) yang termuat dalam norma dasar Negara (Staasfundamentalnorm) dan menjadi moralitas konstitusi serta yang akan mendasari arah pembentukan hukum semua peraturan perundang-undangan yang diciptakan sebagai penjabaran Undang- Undang Dasar 1945. Hukum berfungsi sebagai pelindungan kepentingan manusia, agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan secara profesional. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung normal, damai, tertib. Hukum yang telah 3 Asshidiqie Jimly, Konstitusi & Konstitusionalisme, Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2006, hal 29 7
  • 8. dilanggar harus ditegakkan melalui penegakkan hukum. Penegakkan hukum menghendaki kepastian hukum, kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiable terhadap tindakan sewenang-wenang. Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan tertib, aman dan damai. Masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan penegakkan hukum. Hukum adalah untuk manusia maka pelaksanaan hukum dilaksanakan menimbulkan keresahan di dalam masyarakat. Masyarakat yang mendapatkan perlakuan yang baik, benar akan mewujudkan keadaan yang tata tentrem raharja. Hukum dapat melindungi hak dan kewajiban setiap individu dalam kenyataan yang senyatanya, dengan perlindungan hukum yang kokoh akan terwujud tujuan hukum secara umum: ketertiban, keamanan, ketentraman, kesejahteraan, kedamaian, kebenaran, dan keadilan harus memberi manfaat, kegunaan bagi masyarakat jangan sampai hukum dilaksanakan menimbulkan keresahan di dalam masyarakat. Masyarakat yang mendapatkan perlakuan yang baik, benar akan mewujudkan keadaan yang tata tentram raharja. Hukum dapat melindungi hak dan kewajiban setiap individu dalam kenyataan yang senyatanya, dengan perlindungan hukum yang kokoh akan terwujud tujuan hukum secara umum: ketertiban, keamanan, ketentraman, kesejahteraan, kedamaian, kebenaran, dan keadilan.4 Hukum tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat dan negara, materi hukum digali, dibuat dari nilai-nilai yang terkandung dalam bumi pertiwi yang berupa kesadaran dan cita hukum (rechtidee), cita moral, kemerdekaan individu dan 4 Soejadi, Refleksi Mengenai Hukum Dan Keadilan, Aktualisasinya Di Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2003 8
  • 9. bangsa, perikemanusiaan, perdamaian, cita politik dan tujuan negara. Hukum mencerminkan nilai hidup yang ada dalam masyarakat yang mempunyai kekuatan berlaku secara yuridis, sosiologis dan filosofis. Hukum yang hidup pada masyarakat bersumber pada Hukum Positif, yaitu : 1. Undang-undang (Constitutional) 2. Hukum kebiasaan (Costumary of law) 3. Perjanjian Internasional (International treaty) 4. Keputusan hakim (Jurisprudence) 5. Doktrin (Doctrine) 6. Perjanjian (Treaty) 7. Kesadaran hukum (Consciousness of law)5 Kaidah – kaidah hukum dasar yang mengatur hal – hal yang mendasar mengenai Negara dan penyelenggaraan Negara. Maka, dalam hukum dasar lazim ditemukan hal – hal yang mendasar mengenai Negara dan penyelenggaran Negara seperti bentuk Negara, bentuk pemerintahan. Asas – asas hukum mengenai penyelenggaraan Negara seperti asas kekuasaan Negara dan lain lain sebagainya. Namun, dalam hal ini tentu sering dijumpai bahwa tujuan Negara ditetapkan dalam konstitusi.6 Cita hukum (rechtidee) mempunyai fungsi konstitutif memberi makna pada hukum dalam arti padatan makna yang bersifat konkrit umum dan mendahului semua hukum serta berfungsi membatasi apa yang tidak dapat dipersatukan. Pengertian, fungsi dan perwujudan cita hukum (rechtidee) menunjukkan betapa fundamental kedudukan dan peranan cita-cita hukum adalah 5 Mertokusumo Sudikno, Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Liberty, Yogykarta, 1988 6 Hasil Kajian Kelompok Kerja Forum Rektor Indonesia 2006-2007, Penyempurnaan Amandemen Undang – Undang Dasar 1945, Gadjah Mada University Press, hal.47 9
  • 10. sumber genetik dari tata hukum (rechtsorder). Oleh karena itu cita hukum (rechtidee) hendaknya diwujudkan sebagai suatu realitas. Kewajiban negara untuk menegakkan cita keadilan sebagai cita hukum itu tersirat didalam asas Hukum Kodrat yang dimaksud untuk mengukur kebaikan Hukum Positif, apakah betul – betul telah sesuai dengan aturan yang berasal dari Hukum Tuhan, dengan perikemanusiaan dan perikeadilan dengan kebaikan Hukum Etis dan dengan asas dasar hukum umum abstrak hukum filosofis.7 Di Indonesia rumusan tujuan Negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat. Namun, dalam kenyataannya menurut Prof. Muchsan8 pemerintah Indonesia sampai sekarang belum sepenuhnya menjalankan tujuan Negara. Oleh karena itu menyebutkan empat (4) tujuan Negara yang belum sepenuhnya dijalankan berdasarkan rumusan Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat, yaitu : 1) Protectional Goal (Tujuan Perlindungan) “...melindungi segenap bangsa Indonesia…”, dari segi hukum yaitu pemenuhan hak, terdiri dari tiga (3) pemenuhan hak subyek (orang) : a. HAM (hak tertinggi); b. Hak regularity (biasa); seperti : hak milik, hak mendapatkan pelayanan yang baik. c. Hak khusus (specific right); seperti : hak untuk mendapatkan gaji dari pekerjaannya. 7 Notonagoro, Pembukaan Oendang-oendang Dasar 1945, Pokok Kaidah Negara yang Fundamental Negara Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1948, hal.81 8 Muchsan, Catatan Materi Perkuliahan Politik Hukum, Magister Hukum Kenegaraan, 2011 10
  • 11. Terhadap ketiga pemenuhan hak tersebut diatas, di Indonesia terhadap pemenuhan hak tertinggi belum sepenuhnya terjadi. 2) Welfare Goal (Tujuan Kesejahteraan); “…Negara akan mensejahterahkan bangsa…” Ukuran yang dipakai Negara untuk mensejahterahkan bangsa, hanya sandang, pangan dan papan. Ironisnya, justru Negara tidak mensejahterahkan rakyat, contohnya : Penggusuran tanah untuk pembangunan oleh Negara, dengan alasan “untuk kepentingan umum”. 3) Educational Goal (Tujuan Kecerdasan) “…Negara akan mencerdaskan semua warga Negara…” contoh : pendidikan di Indonesia belum terwujud sepenuhnya. 4) Peacefullness Goal (Tujuan Kedamaian) “…Negara akan mewujudkan kedamaian yang kekal dan abadi..”. kalimat “kekal dan abadi” terlihat begitu ekstrim. Tujuan kedamaian ini terbagi atas dua (2), yaitu : a) Kedamaian eksternal. contoh; kenyataannya banyak investor yang kurang merasa nyaman di Indonesia dikarenakan adanya terorisme. b) Kedamaian intern. contoh : Tawuran di Indonesia. Moh. Mahfud merinci ruang lingkup domain politik hukum secara lebih mengenai, dan lebih tepat dengan maksud dan tujuan Negara Indonesia, yaitu : 11
  • 12. 1) Tujuan Negara atau masyarakat Indonesia yang di idamkan sebagai orientasi politik hukum, termasuk penggalian nilai dan dasar tujuan negara sebagai pemandu politik hukum; 2) Sistem hukum nasional yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya; 3) Perencanaan dan kerangka pikir dalam perumusan kebijakan hukum; 4) Isu nasional dan faktor-faktor yang mempengaruhinya; 5) Pemagaran hukum dengan prolegnas dan judicial review, legislative review.9 C. PERANAN POLITIK HUKUM Keadaan dan kenyataan hukum dewasa ini sangat memprihatinkan karena peraturan perundang-undangan hanya menjadi lalu lintas peraturan, tidak menyentuh persoalan pokoknya, tetapi berkembang, menjabar dengan aspirasi dan interpretasi yang tidak sampai pada kebenaran, keadilan dan kejujuran. Fungsi hukum tidak bermakna lagi, karena adanya kebebasan tafsiran tanpa batas yang dimotori oleh kekuatan politik yang dikemas dengan tujuan tertentu. Hukum hanya menjadi sandaran politik untuk mencapai tujuan, padahal politik sulit ditemukan arahnya. Politik berdimensi multi tujuan, bergeser sesuai dengan garis partai yang mampu menerobos hukum dari sudut manapun asal sampai pada tujuan dan target yang dikehendaki (mewujudkan tujuan Negara). 9 MD Mahfud Moh.,Op.cit. hal.16 12
  • 13. Perubahan besar telah berlangsung dalam kehidupan hukum di Indonesia. Berbagai peraturan perundang – undangan dan institusi baru lahir untuk menyesuaikan dengan keadaan yang semakin berkembang. Tujuan dan alasan dibentuknya peraturan perundang – undangan dapat beraneka ragam. Berbagai tujuan dan alasan dari bentuk suatu peraturan perundang – undangan disebut sebagai politik hukum (legal policy). Dalam pembuatan peraturan perundang – undangan politik hukum memegang peranan sangat penting. Pertama, sebagai alasan mengapa diperlukan pembentukan suatu peraturan perundang – undangan. Kedua, untuk menentukan apa yang hendak diterjemahkan kedalam kalimat hukum dan menjadi perumusan Pasal. Dua hal ini penting karena keberadaan peraturan perundang – undangan dan perumusan Pasal merupakan jembatan antara politik hukum yang ditetapkan dengan pelaksanaan dari politik hukum tersebut dalam tahap implementasi peraturan perundang – undangan. Hal ini mengingat antara pelaksanaan peraturan perundang – undangan harus ada konsisten dan korelasi yang erat dengan apa yang ditetapkan sebagai politik. Politik hukum dapat dibedakan menjadi dua dimensi. Dimensi pertama adalah politik hukum yang menjadi alasan dasar dari diadakannya suatu peraturan perundang – undangan. Dimensi Kedua adalah tujuan atau alasan yang muncul dibalik pemberlakuan suatu peraturan perundang – undangan. Organski berpendapat bahwa suatu bangsa modern sekarang ini telah menempuh pembangunan melalui tiga tingkat yaitu, politik unifikasi, politik industrialisasi, dan politik Negara kesejahteraan. pada tingkat unifikasi, politik 13
  • 14. hukumnya adalah bagaimana mencapai integrasi politik untuk menciptakan persatuan dan kesatuan nasional. Pada tingkat kedua yaitu indutrialisasi, pada tingkat ini politik hukum yang digunakan mengacu pada perjuangan untuk pembangunan ekonomi dan modernisasi politik. Sedangkan pada tingkat Negara kesejahteraan, politik hukum yang digunakan mengacu pada pekerjaan utama Negara untuk melidungi rakyat dari sisi negatif industrialisasi, mengoreksi kesalahan – kesalahan yang terjadi pada tahap – tahap sebelumnya. Langkah – langkah ini lebih menekankan pada terciptanya kesejahteraan rakyat.10 Indonesia saat sekarang ini juga ingin mencapai tiga tahap tersebut dalam waktu bersamaan. Dari sudut hukum tidak kurang dari 242 Undang – Undang, 11 Perpu, 608 Peraturan pemerintah, 1003 Keputusan Presiden dan 82 Instruksi Presiden lahir sejak reformasi 1998 dibidang politik, ekonomi, dan sosial. Lahirnya peraturan peraundang – undangan ini bertujuan untuk menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengatasi krisis ekonomi dan mengembangkan kesejahteraan sosial sekaligus.11 Jikalau politik hukum dilihat sebagai proses pilihan keputusan untuk membentuk kebijakan dalam mencapai tujuan negara yang telah ditentukan, maka jelas pilihan kebijakan demikian akan dipengaruhi oleh berbagai konteks yang meliputinya seperti kekuasaan politik, legitimasi, sistem ketatanegaraan, ekonomi, sosial dan budaya. Hal itu berarti bahwa politik hukum negara selalu memperhatikan realitas yang ada, termasuk realitas politik internasional dan nilai- 10 MD Mahfud Moh., Kontribusi Pemikran Untuk 50 Tahun; Restropeksi Terhadap Masalah Hukum Dan Kenegaraan, Cetakan Pertama, Program Pascasarjana FH UII dan UII Press, Yogyakarta, 2007, hal.64-65 11 Ibid.hal.68 14
  • 15. nilai yang dianut dalam pergaulan bangsa-bangsa. Politik hukum sebagai satu proses pembaruan dan pembuatan hukum selalu memiliki sifat kritis terhadap dimensi hukum yang bersifat ius constitutum dan ius constituendum, karena hukum harus senantiasa melakukan penyesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai masyarakat, sebagaimana telah diputuskan. Karenanya politik hukum selalu dinamis, dimana hukum bukan merupakan lembaga yang otonom, melainkan kait berkait dengan sektor-sektor kehidupan lain dalam masyarakat.12 12 Rahardjo Satjipto, Op.cit. hal.352 15
  • 16. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : Bahwa peranan politik hukum digambarkan sebagai kebijakan penguasa dalam pembaharuan dan pembentukan hukum positif sesuai dengan kewenangan yang diberikan untuk mencapai tujuan Negara sebagaimana yang di amanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat. Namun dalam kenyataannya sekarang ini, pelaksanaan terhadap Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat dalam mewujudkan tujuan dari Negara itu belum sepenuhnya berjalan dengan apa yang diharapkan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. B. SARAN Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan saran yang dapat penulis rekomendasikan sebagai berikut : Bahwa pemerintah dalam mencapai tujuan Negara sebagaimana yang di amanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat, terlihat belum sepenuhnya dilaksanakan, maka politik hukum mempunyai peranan penting dalam menentukan arah kebijakan pemerintah sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, selain itu juga pemerintah harus mempunyai peran aktif agar tercapainya tujuan Negara yang dicita – citakan. 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Asshidiqie Jimly., Konstitusi & Konstitusionalisme, Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2006 Hasil Kajian Kelompok Kerja Forum Rektor Indonesia 2006-2007, Penyempurnaan Amandemen Undang – Undang Dasar 1945, Gadjah Mada University Press MD Mahfud Moh., Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, LP3ES, 2006 ______________., Kontribusi Pemikran Untuk 50 Tahun; Restropeksi Terhadap Masalah Hukum Dan Kenegaraan, Cetakan Pertama, Program Pascasarjana FH UII dan UII Press, Yogyakarta, 2007 Mertokusumo Sudikno., Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Liberty, Yogykarta, 1988 Muchsan, Catatan Materi Perkuliahan Politik Hukum, Magister Hukum Kenegaraan, 2011 Notonagoro., Pembukaan Oendang-oendang Dasar 1945, Pokok Kaidah Negara yang Fundamental Negara Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1948 Rahardjo Satjipto., Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000 Soejadi., Refleksi Mengenai Hukum Dan Keadilan, Aktualisasinya Di Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2003 17