SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
Baixar para ler offline
XENOPSYLLA CHEOPIS
MAKALAH
Mata Kuliah Parasitologi
Dosen Pembina: dr. Widayat
Oleh:
Novi Fachrunnisa
201210410311051
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
A. Morfologi
Telur
- Berwarna putih berkilat, melekat pada bulu-bulu perumah atau pada sarang.
- Dikeluarkan setelah 2 hari makan darah.
- Dewasa betina mengeluarkan 600 biji telur sepanjang hayat.
- Telur dikeluarkan satu persatu dalam kumpulan
- Telur menetas diantara 2 hari-2 minggu bergantung kepada persekitaran
- Optmal pada suhu 18-35⁰C dan kelembapan bandingan 70-80%
- Larva keluar dari kulit telur dengan memecahkan kulit menggunakan duri hadapan
yang digelar duri penetas.
Larva:
- 13 segmen
- Tidak berkaki
- Mulut untuk mengunyah
- Larva makan bahan organik dari
perumah dan alam sekitar
- Ada spesies yang makan najis
yang mempunyai sedikit darah
yang tidak dicerna
- Larva mempunyai sifat meminta
makanan dengan cara mengekori
dewasa dan mintanya keluarkan
najis/tinjanya
- 3 instar
- Larva instar III membina
“cocoon” dan menjadi pupa
- Panjang larvanya sekitar 4,5mm
menyerupai ulat putih, tidak
mempunyai mata dan kaki, masing-masing larva mempunyai empat belas segmen
bulu.
Pupa
- Peringkat sebelum jadi dewasa
- Kitaran hidup mengambil masa beberapa minggu hingga beberapa bulan mengikuti
spesis dan suhu.
Dewasa:
- Kapsul dari kepala kutu sangat termodifikasi. Kepalanya tinggi dan sempit.
- Xenopsilla Cheopis atau sering disebut kutu tikus, tidak memiliki genal combs
maupun pronotal combs. Karakteristik ini digunakan untuk membedakan Xenopsilla
Cheopis dengan kutu lainnya.
- Kutu ini memiliki panjang tubuh sekitar 1,5mm sampai 4mm.
- Antena Kutu ada di dalam antennae fossal. Antennae fossal membagi kepala menjadi
bagian anterior dan posterior.
- Tidak bersayap. Thorax terdiri dari tiga segmen termodifikasi. Kutu memiliki kaki
yang panjang, kaki belakang adalah organ utama untuk melompat.
- Abdomen dari kutu
memiliki 10
segmen.
- Mulutnya
digunakan untuk
dua tujuan. Yang
pertama untuk
menyemburkan air
liurnya atau
sebagian darah
cerna melalui
gigitan. Yang kedua
untuk menghisap
darah dari host.
B. Habitat
Xenopsylla cheopis sering dijumpai pada tikus hidup di daerah tropis dan dalam lingkungan
yang hangat di seluruh dunia.
Hots tetap dari kutu tikus ini adalah hewan pengerat, primata dan kadang-kadang manusia.
Tetapi yang paling umum, host kutu ini adalah pada tikus besar cokelat.
Xenopslla cheopis biasanya dijumpai pada daerah tropikal dan subtropikal. Xenopsylla
cheopis jarang ditemukan di daerah dingin sejak memerlukan iklim tropikal/subtropikal
untuk kutu tersebar merata di kota besar.
Kutu adalah parasit yang menggelikan, mereka tinggal di sarang daripada hostnya. Pakaian
dan kasur adalah rumah yang sempurna untuk kutu-kutu ini.
Kutu hanya menyerang host-nya ketika kutu tersebut menghisap darah, di lain waktu
mereka akan hidup bebas pada host-nya.
Xenopsylla cheopis suka bersembunyi dicelah-celah rambut, bulu hewan, kawasan berpasir,
dan dicelah retakan dinding.
C. Metamorfosis
Metamorfosis yang dimiliki oleh Xenopsylla cheopis adalah metamorfosis sempurna, yaitu:
Telur – larva – pupa – dewasa.
Xenopsylla cheopis bertelur 300-400 butir selama hidupnya. Kutu betina meletakkan telur
diantara rambut maupun di sarang tikus. Telur menetas dalam waktu 2 hari sampai
beberapa minggu, tergantung suhu dan kelembaban. Telur menetas menjadi larva, kadang-
kadang larva terdapat di lantai, retak-retak pada dinding, permadani, sarang tikus, dll.
Larva-larva hidup dari segala macam sisa-sisa organik dan mengalami 3 kali pergantian
kulit, berubah menjadi pupa (dibungkus dengan kokon pasir dan sisa-sisa kotoran lain),
lalu menjadi kutu. Dalam waktu 24 jam kutu sudah mulai menggigit dan menghisap darah.
Kutu, sama halnya dengan serangga holometabolus, mempunyai siklus hidup empat bagian
terdiri dari telur, larva, pupa, dan dewasa. Telur dilepaskan oleh kutu betina di lingkungan.
Telur menetas menjadi larva sekitar 3-4 hari dan makanannya berasal dari reruntuhan
organik di lingkungannya. Larva nantinya akan menjadi pupa. Tingkatan ntuk menjadi
larva kemudian pupa yang sempurna membutuhkan waktu sekitar 3-4 minggu. Sesudah
itu, menjadi dewasa dari bentuk pupa, dan mencari darah panas dari host untuk makanan
darah.
Telur biasanya diletakkan di reruntuhan, tidak pada hewan. Telur menetas setelah kira-
kira 5 hari (jaraknya 2-14 hari tergantung kondisi lokal). Larva yang muncul menghindari
cahaya dan makan dengan aktif pada reruntuhan organik dan dapat juga makan pada
manusia atau hewan. Panjang dari tingkatan larva tergantung dari kondisi lokal. Hal
penting dari faktor lingkungan adalah kelembaban dan larva dapat mati jika keluar dari
jarak batas. Setelah masanya dapat melebihi 200hari, larva pupa dengan dewasa muncul
setelah sekitar 14 hari. Kebanyakan kutu dapat muncul terlambat jika mereka tidak
menemukan host yang cocok.
D. Kepentingan Medis
1. Peranan dalam kesehatan
Xenopsylla cheopis mempunyai beberapa peranan dalampenyebaran penyakit
diantaranya
a. Pes
Pes merupakan penyakit karantina internasional di Indonesia termasuk
penyakit yang timbul kembali (reemerging disease) dan dapat meyebabkan
kejadian luar biasa. Penyakit pes itu dapat ditularkan langsung maupun
tidak langsung. Kutu yang merupakan vektor pes Boyolali adalah Xenopsylla
cheopis dan Stivalus cognatus. Proses itu terjadi ketika tikus yang terinventasi
kutu (ternfeksi Yersinia pestis) mati, kemudian kutu positif Yersinia pestis itu
akan segera meninggalkan tikus dan menggigit orang sehat. Proes penularan
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Penderita Pes
Kutu Menggigit
orang sehat
Kutu positif PesTikus mati karena
Pes
Tikus sehat
b. Murine Typhus
Penyakit ini ditemukan umumnya di kota pelabuhan laut dan didaerah
populasi padat tempat didapatkan tikus dan kutu. Xenopsylla cheopis selain
sebagai vektor penyakit pes merupakan kutu yang dapat bertindak sebagai
vektor penyakit Yng disebabkan oleh Rickettsia typhi masuk dan tumbuh di
dalam sel epitel usus dari kutu dan keluar bersama dengan tinja dari kutu
tersebut menjangkiti tikus dan manusia melalui inokulasi intrakutan dengan
penggaruka kulit, atau perpindahan oleh jari ke dalam membran lendir.
Selain itu bakteri ini juga mampu menjangkiti manusia dan tikus melalui
gigitan oleh kutu tikus tersebut.
2. Peran medis
a. Sebagai hospes perantara Hymenolepis diminuta dan Hymenolepis nana.
b. Sebagai vektor penyakit flea typhus dan pes
E. Pengobatan
Pengobatan dilakukan dengan obat anti kutu. Obat anti kutu hanya membunuh pinjal
dewasa, pemberian obat anti kutu perlu disesuaikan agar siklus hidup pinjal bisa kita
hentikan. Pemberian obat perlu diulang agar pinjal dewasa yang berkembang dari telur
dapat segera dibasmi sebelum menghasilkan telur lagi.
Menangkap dan membunuh tikus dengan DDT dan BHC.
Antirat campaigns harus didahului dengan penyemprotan untuk membasmi kutu.
Antibiotik adalah berkhasiat untuk melawan wabah penyakit.
Terapi obat seharusnya dimulai sesegera mungkin setelah contoh darah diambil.
Pilihan obat untuk mengobati wabah adalah Streptomycin atau Gentamycin, tetapi
sejumlah antibiotik lainnya juga efektif.
Individu yang harus bersentuhan dengan pasien penyakit pneumonic seharusnya
menempatkan pengawasan atau memberikan terapi antibiotik, tergantung daripada
derajat dan waktu kontak.
F. Pencegahan/kontrol
Langkah-langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk mencegah keberadaan kutu yaitu:
1. Menyedot menggunakan vaccum
Seringlah menyedot di daerah dimana saja hewan peliharaan kunjungi, khususnya
di mobil jika sering berpergian, daerah berkarpet, dan perabotan yang sering
dikunjungi oleh hewan peliharaan supaya semua kutu termasuk telur, dan pupa nya
dibersihkan sebanyak mungkin.
2. Pencucian
Cucilah tempat tidur hewan peliharaan, kasur, selimut dan barang lainnya dengan
air panas jika memungkinkan.
3. Penyemprotan Lingkungan
Ada beberapa macam spray/semprotan yang tersedia yang bertujuan membunuh
kutu loncat di lingkungan sekitarnya.
Pengendalian:
Untuk mencegah penyebaran penyebaran penyakit yang disebabkan oleh pinjal
maka perlu dilakukan tindakan pengendalian terhadap arthopoda tersebut. Upaya
yang dapat dilakukan, antara lain melalui penggunaan insektisida, dalm hal ini DDT,
Diazinon 2% dan Malathion 5% penggunan repllent (misalnya, diethyl toluamide
dan benzyl benzoate) dan pengendalian terhadap hewan pengerat (rodent).
Kontrol populasi tikus di kedua area perkotaan dan di desa pedalaman.
Menggunakan insectisida yang effectif untuk mengontrol kutu hewan pengerat.
Memusnahkan makanan dan tempat tinggalnya untuk hewan pengerat dan di sekitar
rumah anda, tempat kerja, dan area rekreasi. Obati hewan peliharaan anda dari kutu.
DAFTAR PUSTAKA
http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Xenopsylla_cheopis/
http://www.zin.ru/Animalia/Siphonaptera/morph.htm
http://facstaff.cbu.edu/~seisen/XenopsyllaCheopis.htm

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesMulkan Fadhli
 
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukMorfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukriski albughari
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisRiskymessyana99
 
Ppt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok ivPpt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok ivFredy Talebong
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiFarida Sihotang
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliArini Utami
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
paragonium westermani
paragonium westermaniparagonium westermani
paragonium westermaniTitis Utami
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKArini Utami
 
Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularisEnterobius vermicularis
Enterobius vermicularisMulkan Fadhli
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologitristyanto
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKen Ken
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarJoni Iswanto
 

Mais procurados (20)

Anoplura
AnopluraAnoplura
Anoplura
 
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides
 
cestoda
cestodacestoda
cestoda
 
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukMorfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
Ppt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok ivPpt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok iv
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologi
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Makalah entomologi
Makalah entomologiMakalah entomologi
Makalah entomologi
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
paragonium westermani
paragonium westermaniparagonium westermani
paragonium westermani
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 
Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularisEnterobius vermicularis
Enterobius vermicularis
 
Entomologi kedokteran
Entomologi kedokteranEntomologi kedokteran
Entomologi kedokteran
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
Pulex irritans
Pulex irritansPulex irritans
Pulex irritans
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariae
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 

Destaque

Dampak negaif apabila tidak ada nyamuk di alam ini
Dampak negaif apabila tidak ada nyamuk di alam iniDampak negaif apabila tidak ada nyamuk di alam ini
Dampak negaif apabila tidak ada nyamuk di alam inierirajasa
 
Diskusi 1 Biokimia Kelompok 2
Diskusi 1 Biokimia Kelompok 2Diskusi 1 Biokimia Kelompok 2
Diskusi 1 Biokimia Kelompok 2Novi Fachrunnisa
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Orden siphonaptera
Orden siphonapteraOrden siphonaptera
Orden siphonapteramauriciovsky
 
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)sinupid
 

Destaque (9)

Makalah widow spiders
Makalah widow spidersMakalah widow spiders
Makalah widow spiders
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Dampak negaif apabila tidak ada nyamuk di alam ini
Dampak negaif apabila tidak ada nyamuk di alam iniDampak negaif apabila tidak ada nyamuk di alam ini
Dampak negaif apabila tidak ada nyamuk di alam ini
 
Diskusi 1 Biokimia Kelompok 2
Diskusi 1 Biokimia Kelompok 2Diskusi 1 Biokimia Kelompok 2
Diskusi 1 Biokimia Kelompok 2
 
Yersinia sp
Yersinia spYersinia sp
Yersinia sp
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Orden siphonaptera
Orden siphonapteraOrden siphonaptera
Orden siphonaptera
 
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)
 
ppt insekta
ppt insektappt insekta
ppt insekta
 

Semelhante a Makalah xenopsylla cheopis

Tugas parasitologi
Tugas parasitologiTugas parasitologi
Tugas parasitologiIkhsan Cess
 
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxInsekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxAnonymouscdLyeXKB
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitLaksmi Bali
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANJosua Sitorus
 
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdfMODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdfGayuh Syaikhullah
 
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMAKingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMATeuku Ichsan
 
Mansonia bonneae and Xenopsylla cheopis
Mansonia bonneae and Xenopsylla cheopisMansonia bonneae and Xenopsylla cheopis
Mansonia bonneae and Xenopsylla cheopisAini Alwee
 
Parasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas AParasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas Aangga oka
 
Klasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi NemathelminthesKlasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi Nemathelminthesevarahma70
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiSarthyna Lukman
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiSarthyna Lukman
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiidinamerlyna
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiidinamerlyna
 

Semelhante a Makalah xenopsylla cheopis (20)

Tugas parasitologi
Tugas parasitologiTugas parasitologi
Tugas parasitologi
 
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxInsekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdfMODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMAKingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
 
Miasis Makhluk Hidup
Miasis Makhluk HidupMiasis Makhluk Hidup
Miasis Makhluk Hidup
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Mansonia bonneae and Xenopsylla cheopis
Mansonia bonneae and Xenopsylla cheopisMansonia bonneae and Xenopsylla cheopis
Mansonia bonneae and Xenopsylla cheopis
 
Parasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas AParasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas A
 
Klasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi NemathelminthesKlasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi Nemathelminthes
 
KELELAWAR.ppt.pptx
KELELAWAR.ppt.pptxKELELAWAR.ppt.pptx
KELELAWAR.ppt.pptx
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Biologi 2
Biologi 2Biologi 2
Biologi 2
 
Biologi 2
Biologi 2Biologi 2
Biologi 2
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 

Mais de Novi Fachrunnisa

Brain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitisBrain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitisNovi Fachrunnisa
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)Novi Fachrunnisa
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)Novi Fachrunnisa
 
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009Novi Fachrunnisa
 
Jadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di KopsisJadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di KopsisNovi Fachrunnisa
 
Nilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR MelatiNilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR MelatiNovi Fachrunnisa
 
Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarNovi Fachrunnisa
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 

Mais de Novi Fachrunnisa (20)

Kasus di ICCU
Kasus di ICCUKasus di ICCU
Kasus di ICCU
 
Brain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitisBrain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitis
 
Catatan
CatatanCatatan
Catatan
 
Botani
BotaniBotani
Botani
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
 
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
 
Nama-Nama Paduka FC
Nama-Nama Paduka FCNama-Nama Paduka FC
Nama-Nama Paduka FC
 
Jadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di KopsisJadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di Kopsis
 
Jacked kelas paduka
Jacked kelas padukaJacked kelas paduka
Jacked kelas paduka
 
Nilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR MelatiNilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR Melati
 
Daftar Komisaris X2
Daftar Komisaris X2Daftar Komisaris X2
Daftar Komisaris X2
 
Daftar Komisaris
Daftar KomisarisDaftar Komisaris
Daftar Komisaris
 
Baju Kelas Paduka1012
Baju Kelas Paduka1012Baju Kelas Paduka1012
Baju Kelas Paduka1012
 
Absent Siswa Baru 2011
Absent Siswa Baru 2011Absent Siswa Baru 2011
Absent Siswa Baru 2011
 
Tabel Langkah Catur
Tabel Langkah CaturTabel Langkah Catur
Tabel Langkah Catur
 
Keracunan Bisa Ular
Keracunan Bisa UlarKeracunan Bisa Ular
Keracunan Bisa Ular
 
Praktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani FarmasiPraktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani Farmasi
 
Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa Ular
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 

Último

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 

Último (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 

Makalah xenopsylla cheopis

  • 1. XENOPSYLLA CHEOPIS MAKALAH Mata Kuliah Parasitologi Dosen Pembina: dr. Widayat Oleh: Novi Fachrunnisa 201210410311051 JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013
  • 2. A. Morfologi Telur - Berwarna putih berkilat, melekat pada bulu-bulu perumah atau pada sarang. - Dikeluarkan setelah 2 hari makan darah. - Dewasa betina mengeluarkan 600 biji telur sepanjang hayat. - Telur dikeluarkan satu persatu dalam kumpulan - Telur menetas diantara 2 hari-2 minggu bergantung kepada persekitaran - Optmal pada suhu 18-35⁰C dan kelembapan bandingan 70-80% - Larva keluar dari kulit telur dengan memecahkan kulit menggunakan duri hadapan yang digelar duri penetas. Larva: - 13 segmen - Tidak berkaki - Mulut untuk mengunyah - Larva makan bahan organik dari perumah dan alam sekitar - Ada spesies yang makan najis yang mempunyai sedikit darah yang tidak dicerna - Larva mempunyai sifat meminta makanan dengan cara mengekori dewasa dan mintanya keluarkan najis/tinjanya - 3 instar - Larva instar III membina “cocoon” dan menjadi pupa - Panjang larvanya sekitar 4,5mm menyerupai ulat putih, tidak mempunyai mata dan kaki, masing-masing larva mempunyai empat belas segmen bulu.
  • 3. Pupa - Peringkat sebelum jadi dewasa - Kitaran hidup mengambil masa beberapa minggu hingga beberapa bulan mengikuti spesis dan suhu. Dewasa: - Kapsul dari kepala kutu sangat termodifikasi. Kepalanya tinggi dan sempit. - Xenopsilla Cheopis atau sering disebut kutu tikus, tidak memiliki genal combs maupun pronotal combs. Karakteristik ini digunakan untuk membedakan Xenopsilla Cheopis dengan kutu lainnya. - Kutu ini memiliki panjang tubuh sekitar 1,5mm sampai 4mm. - Antena Kutu ada di dalam antennae fossal. Antennae fossal membagi kepala menjadi bagian anterior dan posterior. - Tidak bersayap. Thorax terdiri dari tiga segmen termodifikasi. Kutu memiliki kaki yang panjang, kaki belakang adalah organ utama untuk melompat. - Abdomen dari kutu memiliki 10 segmen. - Mulutnya digunakan untuk dua tujuan. Yang pertama untuk menyemburkan air liurnya atau sebagian darah cerna melalui gigitan. Yang kedua untuk menghisap darah dari host.
  • 4. B. Habitat Xenopsylla cheopis sering dijumpai pada tikus hidup di daerah tropis dan dalam lingkungan yang hangat di seluruh dunia. Hots tetap dari kutu tikus ini adalah hewan pengerat, primata dan kadang-kadang manusia. Tetapi yang paling umum, host kutu ini adalah pada tikus besar cokelat. Xenopslla cheopis biasanya dijumpai pada daerah tropikal dan subtropikal. Xenopsylla cheopis jarang ditemukan di daerah dingin sejak memerlukan iklim tropikal/subtropikal untuk kutu tersebar merata di kota besar. Kutu adalah parasit yang menggelikan, mereka tinggal di sarang daripada hostnya. Pakaian dan kasur adalah rumah yang sempurna untuk kutu-kutu ini. Kutu hanya menyerang host-nya ketika kutu tersebut menghisap darah, di lain waktu mereka akan hidup bebas pada host-nya. Xenopsylla cheopis suka bersembunyi dicelah-celah rambut, bulu hewan, kawasan berpasir, dan dicelah retakan dinding.
  • 5. C. Metamorfosis Metamorfosis yang dimiliki oleh Xenopsylla cheopis adalah metamorfosis sempurna, yaitu: Telur – larva – pupa – dewasa. Xenopsylla cheopis bertelur 300-400 butir selama hidupnya. Kutu betina meletakkan telur diantara rambut maupun di sarang tikus. Telur menetas dalam waktu 2 hari sampai beberapa minggu, tergantung suhu dan kelembaban. Telur menetas menjadi larva, kadang- kadang larva terdapat di lantai, retak-retak pada dinding, permadani, sarang tikus, dll. Larva-larva hidup dari segala macam sisa-sisa organik dan mengalami 3 kali pergantian kulit, berubah menjadi pupa (dibungkus dengan kokon pasir dan sisa-sisa kotoran lain), lalu menjadi kutu. Dalam waktu 24 jam kutu sudah mulai menggigit dan menghisap darah.
  • 6. Kutu, sama halnya dengan serangga holometabolus, mempunyai siklus hidup empat bagian terdiri dari telur, larva, pupa, dan dewasa. Telur dilepaskan oleh kutu betina di lingkungan. Telur menetas menjadi larva sekitar 3-4 hari dan makanannya berasal dari reruntuhan organik di lingkungannya. Larva nantinya akan menjadi pupa. Tingkatan ntuk menjadi larva kemudian pupa yang sempurna membutuhkan waktu sekitar 3-4 minggu. Sesudah itu, menjadi dewasa dari bentuk pupa, dan mencari darah panas dari host untuk makanan darah. Telur biasanya diletakkan di reruntuhan, tidak pada hewan. Telur menetas setelah kira- kira 5 hari (jaraknya 2-14 hari tergantung kondisi lokal). Larva yang muncul menghindari cahaya dan makan dengan aktif pada reruntuhan organik dan dapat juga makan pada manusia atau hewan. Panjang dari tingkatan larva tergantung dari kondisi lokal. Hal penting dari faktor lingkungan adalah kelembaban dan larva dapat mati jika keluar dari jarak batas. Setelah masanya dapat melebihi 200hari, larva pupa dengan dewasa muncul setelah sekitar 14 hari. Kebanyakan kutu dapat muncul terlambat jika mereka tidak menemukan host yang cocok. D. Kepentingan Medis 1. Peranan dalam kesehatan Xenopsylla cheopis mempunyai beberapa peranan dalampenyebaran penyakit diantaranya a. Pes Pes merupakan penyakit karantina internasional di Indonesia termasuk penyakit yang timbul kembali (reemerging disease) dan dapat meyebabkan kejadian luar biasa. Penyakit pes itu dapat ditularkan langsung maupun tidak langsung. Kutu yang merupakan vektor pes Boyolali adalah Xenopsylla cheopis dan Stivalus cognatus. Proses itu terjadi ketika tikus yang terinventasi kutu (ternfeksi Yersinia pestis) mati, kemudian kutu positif Yersinia pestis itu akan segera meninggalkan tikus dan menggigit orang sehat. Proes penularan ini dapat digambarkan sebagai berikut: Penderita Pes Kutu Menggigit orang sehat Kutu positif PesTikus mati karena Pes Tikus sehat
  • 7. b. Murine Typhus Penyakit ini ditemukan umumnya di kota pelabuhan laut dan didaerah populasi padat tempat didapatkan tikus dan kutu. Xenopsylla cheopis selain sebagai vektor penyakit pes merupakan kutu yang dapat bertindak sebagai vektor penyakit Yng disebabkan oleh Rickettsia typhi masuk dan tumbuh di dalam sel epitel usus dari kutu dan keluar bersama dengan tinja dari kutu tersebut menjangkiti tikus dan manusia melalui inokulasi intrakutan dengan penggaruka kulit, atau perpindahan oleh jari ke dalam membran lendir. Selain itu bakteri ini juga mampu menjangkiti manusia dan tikus melalui gigitan oleh kutu tikus tersebut. 2. Peran medis a. Sebagai hospes perantara Hymenolepis diminuta dan Hymenolepis nana. b. Sebagai vektor penyakit flea typhus dan pes E. Pengobatan Pengobatan dilakukan dengan obat anti kutu. Obat anti kutu hanya membunuh pinjal dewasa, pemberian obat anti kutu perlu disesuaikan agar siklus hidup pinjal bisa kita hentikan. Pemberian obat perlu diulang agar pinjal dewasa yang berkembang dari telur dapat segera dibasmi sebelum menghasilkan telur lagi. Menangkap dan membunuh tikus dengan DDT dan BHC. Antirat campaigns harus didahului dengan penyemprotan untuk membasmi kutu. Antibiotik adalah berkhasiat untuk melawan wabah penyakit. Terapi obat seharusnya dimulai sesegera mungkin setelah contoh darah diambil. Pilihan obat untuk mengobati wabah adalah Streptomycin atau Gentamycin, tetapi sejumlah antibiotik lainnya juga efektif. Individu yang harus bersentuhan dengan pasien penyakit pneumonic seharusnya menempatkan pengawasan atau memberikan terapi antibiotik, tergantung daripada derajat dan waktu kontak.
  • 8. F. Pencegahan/kontrol Langkah-langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk mencegah keberadaan kutu yaitu: 1. Menyedot menggunakan vaccum Seringlah menyedot di daerah dimana saja hewan peliharaan kunjungi, khususnya di mobil jika sering berpergian, daerah berkarpet, dan perabotan yang sering dikunjungi oleh hewan peliharaan supaya semua kutu termasuk telur, dan pupa nya dibersihkan sebanyak mungkin. 2. Pencucian Cucilah tempat tidur hewan peliharaan, kasur, selimut dan barang lainnya dengan air panas jika memungkinkan. 3. Penyemprotan Lingkungan Ada beberapa macam spray/semprotan yang tersedia yang bertujuan membunuh kutu loncat di lingkungan sekitarnya. Pengendalian: Untuk mencegah penyebaran penyebaran penyakit yang disebabkan oleh pinjal maka perlu dilakukan tindakan pengendalian terhadap arthopoda tersebut. Upaya yang dapat dilakukan, antara lain melalui penggunaan insektisida, dalm hal ini DDT, Diazinon 2% dan Malathion 5% penggunan repllent (misalnya, diethyl toluamide dan benzyl benzoate) dan pengendalian terhadap hewan pengerat (rodent). Kontrol populasi tikus di kedua area perkotaan dan di desa pedalaman. Menggunakan insectisida yang effectif untuk mengontrol kutu hewan pengerat. Memusnahkan makanan dan tempat tinggalnya untuk hewan pengerat dan di sekitar rumah anda, tempat kerja, dan area rekreasi. Obati hewan peliharaan anda dari kutu.