SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 27
Politik dan Kebijakan Publik
prolog
 Ilmu politik tidak pernah lepas dari persoalan pengambilan
  keputusan, inheren dalam ilmu politik.
 Bukan hal yang mudah untuk dilakukan dan banyak
  kesulitan yang dihadapi.
 Kesulitan tersebut tergantung dari beberapa hal:
1. Sederhana atau kompleksnya persoalan yang tengah
    terjadi, akan berdampak pada resiko pengambilan
    keputusan.
2. Ketersediaan informasi (Stiglitz:2002&2003) mengatakan
    pembusukan ekonomi yang dapat berimbas pada
    kemandekan politik dapat disebabkan oleh informasi
    yang asimetris, yaitu informasi yang timpang antara
    warga masyarakat sehingga terjadi ketidaksempurnaan
    dalam pengambilan keputusan.
3. Kedewasaan pengambil keputusan, dapat berlaku netral
    untuk melihat suatu kejadian politik yang mungkin juga
    menyangkut kepentingan golongan, partai atau agama.
mendefinisi kebijakan publik
 Kebijakan publik atau yang dikenal dengan sebutan
 public policy merupakan salah satu dari core function
 dalam studi Ilmu Administrasi Negara. Paradigma yang
 selama ini berkembang pada umumnya sering
 mempersepsikan kebijakan publik identik dengan
 peraturan yang sifatnya tertulis dan administratif.
 Pendapat semacam itu tidaklah sepenuhnya salah. Hal
 yang perlu dilakukan pelurusan adalah dengan
 pergeseran paradigma Administrasi Negara tersebut
 bahwa negara sebagai satu-satunya aktor yang berhak
 mengeluarkan keputusan yang menyangkut
 kemaslahatan umum, juga mesti melibatkan pasar dan
 masyarakat dalam proses perumusan keputusan politik
 yang disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing
 pihak yang memiliki kepentingan terhadap persoalan
Lanjutan…
 Banyak sekali pakar yang mengemukakan
 tentang definisi kebijakan publik. Antara pakar
 yang satu dengan pakar yang lain mendefinisikan
 kebijakan publik secara berbeda-beda sesuai
 dengan pendekatan yang menjadi mainstream
 logika berpikir pakar tersebut. Riant Nugroho D
 menyatakan bahwa Kebijakan Publik adalah
 keputusan yang dibuat negara sebagai sebuah
 strategi untuk merealisasikan tujuan negara yang
 bersangkutan. Dari definisi tersebut kebijakan
 publik adalah sebuah fakta strategis daripada
 fakta politis ataupun teknis. Dalam kebijakan
 publik menurut ahli ini sudah merangkum
 preferensi-preferensi politis aktor yang terlibat
 dalam proses kebijakan Nugroho D, Riant. 2008.
 Sementara itu, Syahrin Narhasy (2006)
 mengungkapkan bahwa kebijakan publik
 merupakan studi tentang bagaimana dan apa
 efek dari tindakan aktif dan pasif dari
 pemerintah. Definisi tersebut agak berbeda
 dengan apa yang dikemukakan oleh pendapat
 ahli sebelumnya dimana Syahrin Narhasy
 melihat bahwa persoalan teknis dari kebijakan
 publik lebih penting bila dibandingkan dengan
 administrasinya. Hal tersebut dikarenakan
 kebijakan publik lebih menyangkut persoalan
 sejauh mana pemerintah tanggap terhadap
 aspirasi masyarakat yang menuntut pemerintah
 untuk segera memberikan solusi untuk
 menyelesaikannya.
Lanjutan…
 Harold J. Laswell menyatakan bahwa Kebijakan
 Publik merupakan suatu program yang
 diproyeksikan pada tujuan, nilai, dan praktek
 tertentu. Apabila dicermati, pernyataan definisi
 tersebut mengedepankan aspek teknokratis
 dimana kebijakan publik lebih dipahami sebagai
 sebuah rancangan program, tidak hanya bersifat
 administratif saja seperti yang tertuang dalam
 peraturan tertentu.
 Lain lagi halnya dengan apa yang dikemukakan
 oleh Carl J. Friedrich. Kebijakan publik menurut
 ahli ini dimaknai sebagai serangkaian tindakan
 yang diusulkan seseorang, kelompok, atau
 pemerintah dalam suatu lingkungan
 tertentu, dengan ancaman dan peluang yang
 ada dimana kebijakan yang diusulkan tersebut
 ditujukan untuk memanfaatkan potensi dan
 sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam
 rangka mencapai tujuan tertentu.
lanjutan
 Di sisi yang lain, George C. Edward dan Ira Sharkansky
 mengatakan bahwa kebijakan publik adalah menyangkut
 persoalan apa yang dilakukan dan apa yang tidak
 dilakukan oleh pemerintah serta hal tersebut merupakan
 tujuan akhir dari program pemerintah. Definisi ini mirip
 dengan apa yang dikemukakan oleh Thomas R. Dye
 bahwa kebijakan publik merupakan persoalan
 pemerintah untuk mengambil pilihan untuk melakukan
 atau tidak melakukan sesuatu. Ketiga pakar tersebut
 mengedepankan prinsip pilihan rasional (rational choice)
 dimana pemerintah diminta untuk mengambil suatu
 pilihan antara melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
 Hal ini jika dikaji lebih jauh ada keterkaitan dengan
 persoalan pengelolaan konflik dimana sebuah pilihan
 yang diambil akan menentukan arah yang akan ditempuh
 H. Hugh Heclo mengatakan bahwa kebijakan publik
 merupakan sebuah analisa untuk mengkarakterisasi
 apa yang terdapat dalam studi pemerintahan tentang
 persoalan publik. Apa yang dipikirkan oleh Heclo
 terkait dengan definisi kebijakan publik cenderung
 bersifat administratif. Hal ini dikarenakan bahwa
 kebijakan publik dianggap sebagai sebuah kajian
 teoritis mengenai ciri khas dalam setiap persoalan
 publik yang dihadapi oleh suatu pemerintahan.
Lanjutan…
 Definisi tersebut mengacu kepada pernyataan
  Edward dan Sharkansky yang menyatakan
  bahwa “.… Public Policy is what government say
  and do, to do not do, it is the goals or purposes of
  government programs. “
 Bedakan antara definisi kebijakan publik yang
  dikemukakan oleh Thomas R. Dye dengan
  Edward & Sharkansky. Thomas Dye menyatakan
  bahwa “Public Policy means what the
  government choose to do or not to do. “ Thomas
  Dye tidak menyebutkan bahwa kebijakan publik
  sebagai sebuah tujuan akhir dari suatu program
  pemerintah, sementara Edward &
  Sharkansky menyatakan hal yang sebaliknya.
 Pakar lain yang memiliki definisi tersendiri
 mengenai kebijakan publik adalah E. S. Quade.
 Menurutnya, kebijakan publik merupakan
 seperangkat analisa yang umumnya
 mempresentasikan sejumlah informasi sebagai
 langkah untuk basis pengembangan bagi
 pembuat kebijakan guna memberikan
 keputusan. Pernyataan tersebut mengisyaratkan
 bahwa kebijakan publik lebih dipahami sebagai
 suatu hal yang sifatnya cenderung teknokratis.
 Ini terlihat dari sejumlah aturan yang telah
 dihasilkan dimana aturan tersebut menuntut
 adanya suatu tindak lanjut dalam wujud praktis
 yang terlihat dari adanya sejumlah presentasi
Lanjutan…
 Begitu juga halnya dengan apa yang dikemukakan
 oleh William N. Dunn mengenai konsep dasar dari
 kebijakan publik. Dunn mengatakan bahwa kebijakan
 publik merupakan bagian dari disiplin ilmu sosial
 terapan yang menggunakan berbagai macam
 metodologi dan sejumlah argumentasi guna
 menghasilkan dan transformasi informasi kebijakan
 yang relevan yang akan digunakan dalam peraturan
 politik untuk mengatasi persoalan kebijakan. Definisi
 tersebut lebih mengedepankan sifatnya yang
 teknokratis, hal tersebut terlihat dari adanya
 keharusan untuk transformasi segala macam
 informasi yang terdapat di dalam sebuah kebijakan
 yang sagat diperlukan untuk menyelesaikan
 E. S. Quade, dalam Dunn, William N. 1981. Public
  Policy Analysis; An Introduction. New Jersey: Hal.
  35. Quade menyatakan bahwa “ … Policy is any
  type of analysis that generates and presents
  information in such a way as to improve the basic for
  policy makers to exercise their judgement.“
 “Policy is an applied social science discipline which
  uses multiple methods of inquiry and argument to
  produce and transform policy relevant information
  that may be utilized in political settings to resolve
  policy problems.“ untuk lebih jelasnya lihat Ibid.
Lanjutan..
 Definisi lain tentang kebijakan publik menurut
 Dimock, salah seorang pakar yang concern dengan
 berbagai macam persoalan publik.
 Menurutnya, kebijakan publik lebih didefinisikan
 sebagai sebuah rekonsiliasi dan kristalisasi dari
 pandangan serta keinginan dari sejumlah orang
 maupun kelompok tertentu dalam sebuah struktur
 sosial. Adanya rekonsiliasi sebagai sebuah
 pendekatan yang dikedepankan oleh Dimock
 mengisyaratkan bahwa perlu adanya penggunaan
 pendekatan pengelolaan konflik. Hal ini penting
 dikarenakan setiap kebijakan yang dihasilkan oleh
 pemerintah, dampaknya akan dirasakan secara
 langsung oleh masyarakat selaku pemegang otoritas
 tertinggi dalam pemerintahan yang demokatis.
Teori pengambilan keputusan
1.   Teori rasional komprehensif (the rational comprehensive
     theory), langkah dan unsurnya sbb:
    Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah yg
     tidak dapat dipisahkan dg masalah lain atau ada
     masalah yg diprioritaskan sbg pertimbangan
    Tujuan, nilai, atau sasaran yg menjadi pedoman
     pengambil keputusan dijelaskan dan diranking menurut
     kepentingannya
    Bermacam-macam alternatif yg berhubungan dg
     masalah yg diteliti secara seksama
Lanjutan…
   Konsekuensi (biaya&manfaat) yg akan
    ditimbulkan oleh setiap alternatif yg diteliti.
   Masing-masing alternatif dan akibat yg
    menyertai dibandingkan dg alternatif yg lain.
   Pembuat keputusan akan memilih
    alternatif, konsekuensi yg mendorong
    pencapaian tujuan, nilai atau objeknya.
Lanjutan…..
 Mendapat kritikan seperti Lindbloom
  (1977), pengambilan keputusan seringkali tidak
  dihadapkan pada masalah yg kongkrit yg mampu
  didefinisikan secara jelas
 Tidak realistis (stiglitz mengatakan kekomplitan data
  susah untuk didapatkan)
 Aspek nilai juga menerima kritikan, karena susah
  untuk melakukan perbandingan dan pembobotan
  dalam konflik yang terjadi susah membedakan nilai
  bersifat pribadi atau umum.
Teori pengambilan keputusan
2. Teori   inkremental, perevisian (tambal sulam), merunut
  sbb:
 Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis empiris
  dari tindakan yg diperlukan utk mencapainya lebih
  bersifatt saling menjalin daripada terpisah-pisah satu
  sama lain.
 Pembuat keputusan hanya mempertimbangkan bbrp
  alternatif yg bhubungan dg permasalahannya, dan hal
  ini dibedakan hanya yg bersifat menambah kebijakan
  yg ada
 Utk masing-masing alternatif hanya akibat
  (konsekuensi) yg penting yg akan dilakukan evaluasi
Lanjutan…
 Permasalahan yg dihadapi pembuat keputusan
  secara kontinyu didefinisikan kembali
 Tidak akan terdapat kputusan tunggal atau
  pemecehan yg benar utk suatu masalah
 Pembuatan keputusan yg bsifat menambahkan
  sesungguhnya merupakan perbaikan dan lebih sesuai
  utk kemajuan saat ini, lebih menunjukkan
  ketidaksempurnaan sosial yg kongkrit daripada utk
  peningkatan tujuan sosial di masa yg akan datang
Teori pengambilan keputusan
3. Mixed scanning theory
 Merupakan kritik thd dua teori sebelumnya, sependapat dg kritik
   thd teori rasional komprehensif dan kritik thd inkrementalis
   keputusan yg diambil cenderung membela kepentingan
   mayoritas (kuat&terorganisir) dan menafikan masyarakat
   marjinal.
 Dimungkinkan penggunaan teori rasional atau inkremental
   dalam keadaan yg berbeda, memperhitungkan kemampuan si
   pengambil keputusan, merupakan kompromi yg menggunakan
   kombinasi dari rasional dan inkremental (et
   zioni)
Faktor yg mempengaruhi
pengambilan keputusan
Anderson (1984:13-15), 5 kategori yg
  mempengaruhi
1. Political values
2. Organization values
3. Personal values
4. Policy values
5. Dan, ideological values
Mengapa belajar kebijakan publik
dalam studi ilmu politik
Dye (1995) dan Anderson (1984)
1. Pertimbangan ilmiah, menambah pengetahuan
   yang lebih mendalam
2. Pertimbangan profesional, menerapkan ilmu
   pengetahuan untuk memecahkan masalah sosial
   secara praktis.
3. Pertimbang politis, agar setiap perundangan dan
   regulasi yang dihasilkan dapat tepat guna mencapai
   tujuan yang sesuai dengan target yg dituju.
Beberapa pendekatan dalam studi
kebijakan publik
1.      Pendekatan kelompok
    Suatu kelompok merupakan sekumpulan individu yang diikat oleh tingkah laku
     atau kepentingan yang sama. Individu akan dianggap penting jika ia bertindak
     mengatasnamakan kelompok kepentingannya.
    Sehingga kelompok dapat dijadikan penghubung antara inividu dengan
     pemerintah. Kelompok tersebut memiliki tujuan, secara langsung atau melalui
     media massa menyampaikan tuntutannya kepada pemerintah untuk
     mengeluarkan kebijakan publik yang diperlukan.
    Pada saat-saat tertentu kebijakan publik merupakan usaha yang menjaga
     keseimbangan yang dicapai di dalam kelompok. Keseimbangan ini ditentukan
     oleh pengaruh dari kelompok kepentingan, pengaruh ini diharapkan dapat
     menghasilkan perubahan dalam kebijakan publik.
    Pendekatan kelompok merupakan abstraksi dari proses formulasi
     kebijakan, yang di dalamnya kelompok kepentingan berusaha untuk
     mempengaruhi isi dan bentuk kebijakan secara interaktif.
Pendekatan Kelembagaan
  Struktur organisasi pemerintah merupakan fokus dari pendekatan ini karena kegiatan-kegiatan
   politik berpusat pada lembaga-lembaga pemerintah, seperti pada lembaga eksekutif, legislatif dan
   yudikatif. Kebijakan publik ditentukan, dilaksanakan dan dipaksakan secara otoritatif oleh lembaga-
   lembaga pemerintahan tersebut.
 Kegiatan individu-individu dan kelompok-kelompok secara umum diarahkan kepada lembaga-
   lembaga pemerintah. Oleh karena itu, kebijakan publik dan lembaga pemerintah dilihat memiliki
   hubungan yang sangat erat. Suatu kebijakan tidak akan menjadi kebijakan publik sebelum
   kebijakan itu ditetapkan dan dilaksanakan oleh suatu lembaga pemerintah.
 Ada tiga karakteristik kebijakan publik:
1.    Pemerintah memberi legitimasi kepada kebijakan-kebijakan, namun hanya kebijakan
      pemerintah sajalah yang mampu melibatkan semua warga negara untuk mematuhinya sebagai
      kewajiban yang sah
2.    Kebijakan-kebijakan pemerintah membutuhkan universalitas, kebijakan pemerintah mampu
      menjangkau semua masyarakat, bukan sebagian dari masyarakat
3.    Pemerintah memonopoli paksaan dalam masyarakat, hanya pemerintah yang memegang hak
      monopoli untuk memaksakan secara sah kebijakan-kebijakan kepada anggota
      masyarakat, sehingga pemerintah dapat memberikan sanksi kepada mereka yang tidak
      mentaatinya.
Pendekatan Fungsional

   Pendekatan ini memusatkan perhatian pada berbagai kegiatan fungsional yang
    terjadi dalam proses kebijakan. Ada tujuh kategori analisis fungsional menurut
    Harold Lasswell, yaitu:
   Inteligensi, pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang masalah-masalah
    kebijakan
   Rekomendasi, pembuatan dan pengembangan alternatif-alternatif untuk
    mengatasi suatu masalah
   Preskripsi, tentang bagaimana peraturan-peraturan umum dipergunakan atau
    diterapkan dan siapa yang menerapkannya
   Permohonan, penentuan perilaku tertentu yang bertentangan dengan peraturan
    atau undang-undang serta penggunaan pearturan atau undang-undang
   Aplikasi, penerapan dan diberlakukannya undang-undang dan peraturan
   Penilaian, pelaksanaan kebijakan (berhasil atau tidak)
   Terminasi, penghentian atau dilanjutkannya peraturan-peraturan
Pendekatan Elite
 Masyarakat terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok pemegang
  kekuasaan atau elit dan yang tidak memiliki kekuasaan atau massa. Semua
  lembaga politik dan lembaga masyarakat lainnya didominasi oleh
  sekelompok individu yang sangat kuat. Kebijakan publik merupakan produk
  elit yang merefleksikan nilai-nilai mereka untuk penguatan kepentingan
  mereka. Pendekatan ini memusatkan perhatian pada peran kepemimpinan
  dalam pembentukan kebijakan-kebijakan publik.
 Elit bertugas membuat dan melaksanakan kebijakan serta mampu bertindak
  dalam suatu lingkungan yang ditandai dengan sikap massa yang
  apatis, kerancuan informasi sehingga massa menjadi pasif. Pejabat
  pemerintah hanyalah sekedar pelaksana dari kebijakan yang telah
  ditetapkan oleh elit tadi. Massa buta terhadap informasi tentang kebijakan.
  Maka, elit lebih banyak mempengaruhi massa daripada massa
  mempengaruhi elit. Akibatnya, kebijakan tidak begitu banyak mencerminkan
  keinginan rakyat, tetapi keinginan elit. Artinya tanggungjawab kesejahteraan
  massa berada di tangan elit dan bukan pada massa. Kelemahan dari
  pendekatan ini adalah kebijakan-kebijakan tidak selalu mementingkan
  kesejahteraan masyarakat.
Pendekatan Sistem
 Ada tiga komponen yang terdapat dalam pendekatan
  ini, yaitu input, proses dan output. Input merupakan
  desakan atau tekanan dari lingkungan yang
  mempengaruhi sistem politik, yang terdiri atas dua hal
  yaitu tuntutan dan dukungan. Output dari suatu sistem
  politik itu sendiri adalah alokasi nilai-nilai yang otoritatif
  dari suatu sistem. Kebijakan merupakan hasil atau output
  dari suatu sistem (politik).
 Pendekatan sistem menggambarkan kebijakan publik
  sebagai suatu output dari suatu sistem politik. Sistem
  mengandung arti serangkaian institusi dalam masyarakat
  dan aktivitasnya mudah diidentifikasi. Lembaga-lembaga
  ini melakukan fungsi transformasi dari beberapa tuntutan
  ke dalam suatu keputusan yang otoritatif. Usaha
  transformasi ini membutuhkan dukungan seluruh
  masyarakat.
 Kelemahan dari teori ini adalah terpusatnya perhatian

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public servicePutra Manurung
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakanMuh Firyal Akbar
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriRandy Wrihatnolo
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Dadang Solihin
 
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMENMewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMENTransmission Music Group
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKKebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKTri Widodo W. UTOMO
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikSiti Sahati
 
Dampak, Evaluasi, dan Perubahan Kebijakan
Dampak, Evaluasi, dan Perubahan KebijakanDampak, Evaluasi, dan Perubahan Kebijakan
Dampak, Evaluasi, dan Perubahan KebijakanFahrul Azmi
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahSiti Sahati
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikMuh Firyal Akbar
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanMuhammad Fahri
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator KinerjaPerencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja93220872
 

Mais procurados (20)

Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public service
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
 
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMENMewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
 
Materi Kebijakan publik
Materi Kebijakan publikMateri Kebijakan publik
Materi Kebijakan publik
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKKebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Dampak, Evaluasi, dan Perubahan Kebijakan
Dampak, Evaluasi, dan Perubahan KebijakanDampak, Evaluasi, dan Perubahan Kebijakan
Dampak, Evaluasi, dan Perubahan Kebijakan
 
Model implementasi
Model implementasi Model implementasi
Model implementasi
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan Publik
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator KinerjaPerencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
 

Semelhante a Politik dan kebijakan publik

analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikAfif Alfianto
 
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikTEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikYafiAlghifari
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Kasmiah Ali
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktklailashare
 
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptxLubnaSafaraz
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy Nur Asda
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun Annahar
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptRastikaLiaran1
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppteghadewi398
 
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdf
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdfPPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdf
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdfAisha88976
 
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)nurul khaiva
 
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxPpt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxTyazmutzDartha
 

Semelhante a Politik dan kebijakan publik (20)

analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
 
Kebijakan pablik
Kebijakan pablikKebijakan pablik
Kebijakan pablik
 
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikTEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Kebijakan pemekaran
Kebijakan pemekaranKebijakan pemekaran
Kebijakan pemekaran
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktk
 
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
 
Analisa kebijakan
Analisa kebijakanAnalisa kebijakan
Analisa kebijakan
 
Analisa kebijakan
Analisa kebijakanAnalisa kebijakan
Analisa kebijakan
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy
 
W hat is public policy
W hat is public policyW hat is public policy
W hat is public policy
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
 
5 bab ii
5 bab ii5 bab ii
5 bab ii
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
 
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdf
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdfPPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdf
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdf
 
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)
 
MATERI MICRO TEACHING.pptx
MATERI MICRO TEACHING.pptxMATERI MICRO TEACHING.pptx
MATERI MICRO TEACHING.pptx
 
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxPpt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
 

Mais de University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Último

Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 

Último (20)

Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 

Politik dan kebijakan publik

  • 2. prolog  Ilmu politik tidak pernah lepas dari persoalan pengambilan keputusan, inheren dalam ilmu politik.  Bukan hal yang mudah untuk dilakukan dan banyak kesulitan yang dihadapi.  Kesulitan tersebut tergantung dari beberapa hal: 1. Sederhana atau kompleksnya persoalan yang tengah terjadi, akan berdampak pada resiko pengambilan keputusan. 2. Ketersediaan informasi (Stiglitz:2002&2003) mengatakan pembusukan ekonomi yang dapat berimbas pada kemandekan politik dapat disebabkan oleh informasi yang asimetris, yaitu informasi yang timpang antara warga masyarakat sehingga terjadi ketidaksempurnaan dalam pengambilan keputusan. 3. Kedewasaan pengambil keputusan, dapat berlaku netral untuk melihat suatu kejadian politik yang mungkin juga menyangkut kepentingan golongan, partai atau agama.
  • 3. mendefinisi kebijakan publik  Kebijakan publik atau yang dikenal dengan sebutan public policy merupakan salah satu dari core function dalam studi Ilmu Administrasi Negara. Paradigma yang selama ini berkembang pada umumnya sering mempersepsikan kebijakan publik identik dengan peraturan yang sifatnya tertulis dan administratif. Pendapat semacam itu tidaklah sepenuhnya salah. Hal yang perlu dilakukan pelurusan adalah dengan pergeseran paradigma Administrasi Negara tersebut bahwa negara sebagai satu-satunya aktor yang berhak mengeluarkan keputusan yang menyangkut kemaslahatan umum, juga mesti melibatkan pasar dan masyarakat dalam proses perumusan keputusan politik yang disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing pihak yang memiliki kepentingan terhadap persoalan
  • 4. Lanjutan…  Banyak sekali pakar yang mengemukakan tentang definisi kebijakan publik. Antara pakar yang satu dengan pakar yang lain mendefinisikan kebijakan publik secara berbeda-beda sesuai dengan pendekatan yang menjadi mainstream logika berpikir pakar tersebut. Riant Nugroho D menyatakan bahwa Kebijakan Publik adalah keputusan yang dibuat negara sebagai sebuah strategi untuk merealisasikan tujuan negara yang bersangkutan. Dari definisi tersebut kebijakan publik adalah sebuah fakta strategis daripada fakta politis ataupun teknis. Dalam kebijakan publik menurut ahli ini sudah merangkum preferensi-preferensi politis aktor yang terlibat dalam proses kebijakan Nugroho D, Riant. 2008.
  • 5.  Sementara itu, Syahrin Narhasy (2006) mengungkapkan bahwa kebijakan publik merupakan studi tentang bagaimana dan apa efek dari tindakan aktif dan pasif dari pemerintah. Definisi tersebut agak berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh pendapat ahli sebelumnya dimana Syahrin Narhasy melihat bahwa persoalan teknis dari kebijakan publik lebih penting bila dibandingkan dengan administrasinya. Hal tersebut dikarenakan kebijakan publik lebih menyangkut persoalan sejauh mana pemerintah tanggap terhadap aspirasi masyarakat yang menuntut pemerintah untuk segera memberikan solusi untuk menyelesaikannya.
  • 6. Lanjutan…  Harold J. Laswell menyatakan bahwa Kebijakan Publik merupakan suatu program yang diproyeksikan pada tujuan, nilai, dan praktek tertentu. Apabila dicermati, pernyataan definisi tersebut mengedepankan aspek teknokratis dimana kebijakan publik lebih dipahami sebagai sebuah rancangan program, tidak hanya bersifat administratif saja seperti yang tertuang dalam peraturan tertentu.
  • 7.  Lain lagi halnya dengan apa yang dikemukakan oleh Carl J. Friedrich. Kebijakan publik menurut ahli ini dimaknai sebagai serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada dimana kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untuk memanfaatkan potensi dan sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
  • 8. lanjutan  Di sisi yang lain, George C. Edward dan Ira Sharkansky mengatakan bahwa kebijakan publik adalah menyangkut persoalan apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan oleh pemerintah serta hal tersebut merupakan tujuan akhir dari program pemerintah. Definisi ini mirip dengan apa yang dikemukakan oleh Thomas R. Dye bahwa kebijakan publik merupakan persoalan pemerintah untuk mengambil pilihan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Ketiga pakar tersebut mengedepankan prinsip pilihan rasional (rational choice) dimana pemerintah diminta untuk mengambil suatu pilihan antara melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Hal ini jika dikaji lebih jauh ada keterkaitan dengan persoalan pengelolaan konflik dimana sebuah pilihan yang diambil akan menentukan arah yang akan ditempuh
  • 9.  H. Hugh Heclo mengatakan bahwa kebijakan publik merupakan sebuah analisa untuk mengkarakterisasi apa yang terdapat dalam studi pemerintahan tentang persoalan publik. Apa yang dipikirkan oleh Heclo terkait dengan definisi kebijakan publik cenderung bersifat administratif. Hal ini dikarenakan bahwa kebijakan publik dianggap sebagai sebuah kajian teoritis mengenai ciri khas dalam setiap persoalan publik yang dihadapi oleh suatu pemerintahan.
  • 10. Lanjutan…  Definisi tersebut mengacu kepada pernyataan Edward dan Sharkansky yang menyatakan bahwa “.… Public Policy is what government say and do, to do not do, it is the goals or purposes of government programs. “  Bedakan antara definisi kebijakan publik yang dikemukakan oleh Thomas R. Dye dengan Edward & Sharkansky. Thomas Dye menyatakan bahwa “Public Policy means what the government choose to do or not to do. “ Thomas Dye tidak menyebutkan bahwa kebijakan publik sebagai sebuah tujuan akhir dari suatu program pemerintah, sementara Edward & Sharkansky menyatakan hal yang sebaliknya.
  • 11.  Pakar lain yang memiliki definisi tersendiri mengenai kebijakan publik adalah E. S. Quade. Menurutnya, kebijakan publik merupakan seperangkat analisa yang umumnya mempresentasikan sejumlah informasi sebagai langkah untuk basis pengembangan bagi pembuat kebijakan guna memberikan keputusan. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa kebijakan publik lebih dipahami sebagai suatu hal yang sifatnya cenderung teknokratis. Ini terlihat dari sejumlah aturan yang telah dihasilkan dimana aturan tersebut menuntut adanya suatu tindak lanjut dalam wujud praktis yang terlihat dari adanya sejumlah presentasi
  • 12. Lanjutan…  Begitu juga halnya dengan apa yang dikemukakan oleh William N. Dunn mengenai konsep dasar dari kebijakan publik. Dunn mengatakan bahwa kebijakan publik merupakan bagian dari disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai macam metodologi dan sejumlah argumentasi guna menghasilkan dan transformasi informasi kebijakan yang relevan yang akan digunakan dalam peraturan politik untuk mengatasi persoalan kebijakan. Definisi tersebut lebih mengedepankan sifatnya yang teknokratis, hal tersebut terlihat dari adanya keharusan untuk transformasi segala macam informasi yang terdapat di dalam sebuah kebijakan yang sagat diperlukan untuk menyelesaikan
  • 13.  E. S. Quade, dalam Dunn, William N. 1981. Public Policy Analysis; An Introduction. New Jersey: Hal. 35. Quade menyatakan bahwa “ … Policy is any type of analysis that generates and presents information in such a way as to improve the basic for policy makers to exercise their judgement.“  “Policy is an applied social science discipline which uses multiple methods of inquiry and argument to produce and transform policy relevant information that may be utilized in political settings to resolve policy problems.“ untuk lebih jelasnya lihat Ibid.
  • 14. Lanjutan..  Definisi lain tentang kebijakan publik menurut Dimock, salah seorang pakar yang concern dengan berbagai macam persoalan publik. Menurutnya, kebijakan publik lebih didefinisikan sebagai sebuah rekonsiliasi dan kristalisasi dari pandangan serta keinginan dari sejumlah orang maupun kelompok tertentu dalam sebuah struktur sosial. Adanya rekonsiliasi sebagai sebuah pendekatan yang dikedepankan oleh Dimock mengisyaratkan bahwa perlu adanya penggunaan pendekatan pengelolaan konflik. Hal ini penting dikarenakan setiap kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah, dampaknya akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat selaku pemegang otoritas tertinggi dalam pemerintahan yang demokatis.
  • 15. Teori pengambilan keputusan 1. Teori rasional komprehensif (the rational comprehensive theory), langkah dan unsurnya sbb:  Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah yg tidak dapat dipisahkan dg masalah lain atau ada masalah yg diprioritaskan sbg pertimbangan  Tujuan, nilai, atau sasaran yg menjadi pedoman pengambil keputusan dijelaskan dan diranking menurut kepentingannya  Bermacam-macam alternatif yg berhubungan dg masalah yg diteliti secara seksama
  • 16. Lanjutan…  Konsekuensi (biaya&manfaat) yg akan ditimbulkan oleh setiap alternatif yg diteliti.  Masing-masing alternatif dan akibat yg menyertai dibandingkan dg alternatif yg lain.  Pembuat keputusan akan memilih alternatif, konsekuensi yg mendorong pencapaian tujuan, nilai atau objeknya.
  • 17. Lanjutan…..  Mendapat kritikan seperti Lindbloom (1977), pengambilan keputusan seringkali tidak dihadapkan pada masalah yg kongkrit yg mampu didefinisikan secara jelas  Tidak realistis (stiglitz mengatakan kekomplitan data susah untuk didapatkan)  Aspek nilai juga menerima kritikan, karena susah untuk melakukan perbandingan dan pembobotan dalam konflik yang terjadi susah membedakan nilai bersifat pribadi atau umum.
  • 18. Teori pengambilan keputusan 2. Teori inkremental, perevisian (tambal sulam), merunut sbb:  Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis empiris dari tindakan yg diperlukan utk mencapainya lebih bersifatt saling menjalin daripada terpisah-pisah satu sama lain.  Pembuat keputusan hanya mempertimbangkan bbrp alternatif yg bhubungan dg permasalahannya, dan hal ini dibedakan hanya yg bersifat menambah kebijakan yg ada  Utk masing-masing alternatif hanya akibat (konsekuensi) yg penting yg akan dilakukan evaluasi
  • 19. Lanjutan…  Permasalahan yg dihadapi pembuat keputusan secara kontinyu didefinisikan kembali  Tidak akan terdapat kputusan tunggal atau pemecehan yg benar utk suatu masalah  Pembuatan keputusan yg bsifat menambahkan sesungguhnya merupakan perbaikan dan lebih sesuai utk kemajuan saat ini, lebih menunjukkan ketidaksempurnaan sosial yg kongkrit daripada utk peningkatan tujuan sosial di masa yg akan datang
  • 20. Teori pengambilan keputusan 3. Mixed scanning theory  Merupakan kritik thd dua teori sebelumnya, sependapat dg kritik thd teori rasional komprehensif dan kritik thd inkrementalis keputusan yg diambil cenderung membela kepentingan mayoritas (kuat&terorganisir) dan menafikan masyarakat marjinal.  Dimungkinkan penggunaan teori rasional atau inkremental dalam keadaan yg berbeda, memperhitungkan kemampuan si pengambil keputusan, merupakan kompromi yg menggunakan kombinasi dari rasional dan inkremental (et zioni)
  • 21. Faktor yg mempengaruhi pengambilan keputusan Anderson (1984:13-15), 5 kategori yg mempengaruhi 1. Political values 2. Organization values 3. Personal values 4. Policy values 5. Dan, ideological values
  • 22. Mengapa belajar kebijakan publik dalam studi ilmu politik Dye (1995) dan Anderson (1984) 1. Pertimbangan ilmiah, menambah pengetahuan yang lebih mendalam 2. Pertimbangan profesional, menerapkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah sosial secara praktis. 3. Pertimbang politis, agar setiap perundangan dan regulasi yang dihasilkan dapat tepat guna mencapai tujuan yang sesuai dengan target yg dituju.
  • 23. Beberapa pendekatan dalam studi kebijakan publik 1. Pendekatan kelompok  Suatu kelompok merupakan sekumpulan individu yang diikat oleh tingkah laku atau kepentingan yang sama. Individu akan dianggap penting jika ia bertindak mengatasnamakan kelompok kepentingannya.  Sehingga kelompok dapat dijadikan penghubung antara inividu dengan pemerintah. Kelompok tersebut memiliki tujuan, secara langsung atau melalui media massa menyampaikan tuntutannya kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan publik yang diperlukan.  Pada saat-saat tertentu kebijakan publik merupakan usaha yang menjaga keseimbangan yang dicapai di dalam kelompok. Keseimbangan ini ditentukan oleh pengaruh dari kelompok kepentingan, pengaruh ini diharapkan dapat menghasilkan perubahan dalam kebijakan publik.  Pendekatan kelompok merupakan abstraksi dari proses formulasi kebijakan, yang di dalamnya kelompok kepentingan berusaha untuk mempengaruhi isi dan bentuk kebijakan secara interaktif.
  • 24. Pendekatan Kelembagaan  Struktur organisasi pemerintah merupakan fokus dari pendekatan ini karena kegiatan-kegiatan politik berpusat pada lembaga-lembaga pemerintah, seperti pada lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Kebijakan publik ditentukan, dilaksanakan dan dipaksakan secara otoritatif oleh lembaga- lembaga pemerintahan tersebut.  Kegiatan individu-individu dan kelompok-kelompok secara umum diarahkan kepada lembaga- lembaga pemerintah. Oleh karena itu, kebijakan publik dan lembaga pemerintah dilihat memiliki hubungan yang sangat erat. Suatu kebijakan tidak akan menjadi kebijakan publik sebelum kebijakan itu ditetapkan dan dilaksanakan oleh suatu lembaga pemerintah.  Ada tiga karakteristik kebijakan publik: 1. Pemerintah memberi legitimasi kepada kebijakan-kebijakan, namun hanya kebijakan pemerintah sajalah yang mampu melibatkan semua warga negara untuk mematuhinya sebagai kewajiban yang sah 2. Kebijakan-kebijakan pemerintah membutuhkan universalitas, kebijakan pemerintah mampu menjangkau semua masyarakat, bukan sebagian dari masyarakat 3. Pemerintah memonopoli paksaan dalam masyarakat, hanya pemerintah yang memegang hak monopoli untuk memaksakan secara sah kebijakan-kebijakan kepada anggota masyarakat, sehingga pemerintah dapat memberikan sanksi kepada mereka yang tidak mentaatinya.
  • 25. Pendekatan Fungsional  Pendekatan ini memusatkan perhatian pada berbagai kegiatan fungsional yang terjadi dalam proses kebijakan. Ada tujuh kategori analisis fungsional menurut Harold Lasswell, yaitu:  Inteligensi, pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang masalah-masalah kebijakan  Rekomendasi, pembuatan dan pengembangan alternatif-alternatif untuk mengatasi suatu masalah  Preskripsi, tentang bagaimana peraturan-peraturan umum dipergunakan atau diterapkan dan siapa yang menerapkannya  Permohonan, penentuan perilaku tertentu yang bertentangan dengan peraturan atau undang-undang serta penggunaan pearturan atau undang-undang  Aplikasi, penerapan dan diberlakukannya undang-undang dan peraturan  Penilaian, pelaksanaan kebijakan (berhasil atau tidak)  Terminasi, penghentian atau dilanjutkannya peraturan-peraturan
  • 26. Pendekatan Elite  Masyarakat terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok pemegang kekuasaan atau elit dan yang tidak memiliki kekuasaan atau massa. Semua lembaga politik dan lembaga masyarakat lainnya didominasi oleh sekelompok individu yang sangat kuat. Kebijakan publik merupakan produk elit yang merefleksikan nilai-nilai mereka untuk penguatan kepentingan mereka. Pendekatan ini memusatkan perhatian pada peran kepemimpinan dalam pembentukan kebijakan-kebijakan publik.  Elit bertugas membuat dan melaksanakan kebijakan serta mampu bertindak dalam suatu lingkungan yang ditandai dengan sikap massa yang apatis, kerancuan informasi sehingga massa menjadi pasif. Pejabat pemerintah hanyalah sekedar pelaksana dari kebijakan yang telah ditetapkan oleh elit tadi. Massa buta terhadap informasi tentang kebijakan. Maka, elit lebih banyak mempengaruhi massa daripada massa mempengaruhi elit. Akibatnya, kebijakan tidak begitu banyak mencerminkan keinginan rakyat, tetapi keinginan elit. Artinya tanggungjawab kesejahteraan massa berada di tangan elit dan bukan pada massa. Kelemahan dari pendekatan ini adalah kebijakan-kebijakan tidak selalu mementingkan kesejahteraan masyarakat.
  • 27. Pendekatan Sistem  Ada tiga komponen yang terdapat dalam pendekatan ini, yaitu input, proses dan output. Input merupakan desakan atau tekanan dari lingkungan yang mempengaruhi sistem politik, yang terdiri atas dua hal yaitu tuntutan dan dukungan. Output dari suatu sistem politik itu sendiri adalah alokasi nilai-nilai yang otoritatif dari suatu sistem. Kebijakan merupakan hasil atau output dari suatu sistem (politik).  Pendekatan sistem menggambarkan kebijakan publik sebagai suatu output dari suatu sistem politik. Sistem mengandung arti serangkaian institusi dalam masyarakat dan aktivitasnya mudah diidentifikasi. Lembaga-lembaga ini melakukan fungsi transformasi dari beberapa tuntutan ke dalam suatu keputusan yang otoritatif. Usaha transformasi ini membutuhkan dukungan seluruh masyarakat.  Kelemahan dari teori ini adalah terpusatnya perhatian