SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 18
Baixar para ler offline
Sebab-Sebab Kehancuran Islam di Spanyol
                            (Suatu Tinjauan Historis)

                                      Nasrah

                               Fakultas Sastra
                     Program Studi Bahasa dan Sastra Arab
                          Universitas Sumatera Utara


                                    BAB I
                                PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
        Sekitar dua abad sebelum masehi hingga awal abad ke lima, Spanyol berada di
bawah imperium Romawi. Sejak tahun 406 M, Spanyol dikuasai oleh bangsa Vandal,
yaitu bangsa yang berimigrasi dari negeri asal mereka, suatu daerah yang terletak
diantara sungai Oder dan Vistuala. Penguasa daerah ini mendirikan kerajaan di
propinsi wilayah Chartage. Kekuasaan Vandal ini kemudian diambil alih oleh orang-
orang Gothic. Tak lama kemudian, dinasti merovingian dari kerajaan Frank
merebutnya dari orang-orang Gothic, maka didirikanlah kerajaan Visigoth, yang
wilayah itu dikenal dengan Vandalusia. Dan setelah kedatangan orang-orang Islam
pada tahun 92H/711 m, sebutan Vandalusia diubah menjadi Andalusia atau al-
Andalus.(Hitti, 1970:498)
"Spain was now adat province of the caliphate. The Arabic name it assumed was al-
Andalus".
        Kehadiran orang-orang Islam di Spanyol merupakan awal munculnya Islam di
benua Eropa karena Spanyol merupakan pintu gerbang bagi benua tersebut.
Sebagaimana diinformasikan dalam buku-buku sejarah, ekspansi Islam ke Wilayah
Barat (dalam hal ini benua Eropa bagian Barat) terjadi pada masa kekhilafahan Bani
Umayyah dengan khalifah (pemimpin) AI-Walidbin Abdul Malik.
        Pada saat itu Musa bin Nusair sebagai panglima perang khalifah dan Tariq bin
Ziyad sebagai komandan lapangan, dimana keduanya dianggap sebagai tokoh pelaku
utama atas masuknya Islam di Spanyol. Mereka berhasil mnguasai wilayah Afrika
Utara dan kemudian menyebrang ke benua Eropa. (Nielsen, 1992: 1). Setelah
masuknya Islam di Spanyol maka banyaklah kemajuan-kemajuan yang diperoleh dan
hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tokoh-tokoh dan para ilmuwan yang muncul
dari sana. Namun setelah berabad-abad lamanya Islam menguasai Spanyol, mulai
mengalami kemunduran dan kehancuran bahkan kemudian Islam hilang dari bumi
tersebut. Hal ini disebabkan berbagai faktor.

B. Permasalahan
        Dari uraian tersebut di atas, maka muncullah beberapa persoalan sebagai
berikut:
1. Mengapa orang-orang Islam datang ke Spanyol?
2. Bagaimana perkembangan Islam di Spanyol setelah wilayah tersebut berada di
    tangan kekuasaan orang-orang Islam?
3. Kemajuan-kemajuan apakah yang telah dicapai oleh Spanyol pada masa kejayaan
    Islam di sana?


                                                                                  1
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
4. Mengapa Islam yang telah lama menguasai Spanyol kemudian mengalami
   kemunduran dan kehancuran?

C. Metode dan Sistematika Penulisan
        Tulisan yang berupa karya ilmiah ini mencoba membahas persoalan atau
masalah-masalah pokok sebagaimana telah dikemukakan diatas dengan secara
seksama. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari para
pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.
        Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif
analisis, yakni menelaah sumber-sumber data dan menganalisisnya dengan
pendekatan sejarah. Penulisan ini dibagi dalam tiga Bab yakni: Bab I berisikan
Pendahuluan yang meliputi; latar belakang masalah, Permasalahan dan Metode
Penulisan. Pada Bab II akan dibahas tentang Spanyol pada Masa Kekuasaan Islam
yang meliputi: Awal Masuknya Islam ke Spanyol, Perkembangan Islam di Spanyol,
Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masa Islam dan Kemunduran dan Kehancuran
Islam. Bab III adalah penutup yang memuat tentang kesimpulan dari tulisan ini.

                              BAB II
                SPANYOL PADA MASA KEKUASAAN ISLAM

A. Awal Masuknya Islam di Spanyol
        Di zaman Bani Umatyyah, masa pemerintahan al-Walid Ibnu Abd al-Malik,
Musa Ibnu Nushair diangkat sebagai amir untuk wilayah Afrika Utara dan Barat yang
berkedudukan di Qairawan. Pada saat itu, Musa Ibnu Nushair menerima delegasi yang
datang dari kota Ceuta yang terdiri dari Pangeran Yulian dan keluarga raja Witiza
yang memerintah Spanyol. Maksud kedatangan mereka ke Qairawan adalah untuk
meminta bantuanAmir Musa Ibnu Nushair guna menyerang dan menjatuhkan raja
Visigoth di Spanyol bernama Roderck yang berkedudukan di Toledo.
        Setelah memperoleh persetujuan khalifah al-Walid di Damaskus, Musa
berangkat bersama pasukannya menyelusuri pesisir Afrika bagian Utara hingga
bagian barat untuk menyeberang ke darata Eropa. Untuk memasuki daratan Eropa itu,
panglima Thariq Ibnu ziyad ditunjuk sebagi pemimpin pasukan dengan membawa
12.000 personil, dan bertindak sebagai petunjuk jalan adalah pangeran Yulian dan
keluarga raja Witiza. Thariq bersama pasukannya menyeberang selat yang terletak
antara Maroko dan benua Eropa, dan mendarat disuatu tempat yang kemudian dikenal
dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq).
        Kedatangan pasukan Islam itu terdengar oleh raja Roderick melalui para
saudagar yang menyaksikannya. Maka raja itupun mempersiapkan bala tentaranya
untuk menghadapi pasukan Thariq. Pada tanggal 19 Juli 711, kedua pasukan bertemu
ditepi sungai Rio Barbate, sehingga terjadilah pertempuran yang sengit. Pasukan
Roderick terdesak dan dapat dikalahkan, bahkan roderick sendiri tewas tenggelam di
Rio Babate ketika hendak melarikan diri.(Hitti, 1970 :493-494)
        Kesuksesan di Rio Barbate mendorong semangat pasukan muslim untuk terus
bergerak memasuki wilayah-wilayah kekuasaan Visigoth lainnya. Mula-mula
bergerak ke Toledo dengan melewati dan menguasainya terlebih dahulu kota-kota
Malaga, Elvira, Murcia dan Cordova. Kemudian Thariq terus bergerak hingga
kebagian barat semenanjung Iberia. Tgariq mendapat dukungan penduduk
taklukannya untuk menaklukkan wilayah-wilayah lainnya. (Chejne,1974:8)
        Mendengar kesuksesan yang dicapai oleh Thariq Ibnu ziyad, maka Amir Musa
Ibnu Nushair pada tahun 712 berangkat menuju Spanyol. la bersama pasukannya

                                                                                 2
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
sebanyak 18.000 personil yang kebenyakan dari suku-suku Arab dengan menempuh
jalur yang tidak dilewati oleh pasukan Thariq, la mampu menaklukkan Sidonia,
Carmona, dan berhasil memasuki Sevilla, Huelva dan ahirnya mengikuti arah sungai,
sampailah ia bersama pasukannya kekota Merido dan kota-kota kecil lainnya.
Kemudian ia dapat bertemu dan bergabung dengan pasukan Thariq di Toledo pada
bulan Juli 713.(Watt ,1992:15).
       Kemenangan yang telah dicapai di Spanyol mengukir sejarah baru Islam di
Eropa, Karena Spanyol merupakan pintu gerbang masuk ke Eropa. Untuk selanjutnya
dapat menyampaikan dagwah Islamiyah keseluruh benua Eropa dengan mudah.
Penaklukan yang dilakukan oleh Thariq Ibnu ziyad inilah merupakan asal-usul Islam
di Spanyol.

B. Perkembangan Islam Di Spanyol
1. Dinasti Islam di Spanyol
        Ketika gerakan Abbasiyah berhasil menjatuhkan Bani umayyah dari tampuk
kekuasaan pada tahun 750, maka berdirilah Khilafah Bani Abbas dengan mengambil
Bagdad sebagai pusat pemerintahan. Bersamaan dengan itu, Emirat Islam diSpanyol
menyatakan tunduk kepada Bagdad.
        Abdurrahman Ibnu Muawiyah Ibnu Hisyam adalah searang pangeran dari
Bani Umayyah yang lalas dari kejaran Bani Abbas. Setelah melarikan diri ke Mesir,
lalu melewati berbagai bukit batu dan gurun yang tandus, akhirnya pada tahun 756
dapat memasuki Spanyol yang sedang dilanda perselisihan antara kelompok Mudhari
yang berasal dari lembah Eufrat dan kelompok Yamani yang berasal dari Yaman
keturunan Qahtan. Kedatangan Abdurrahman segera mendapat sambutan dan
dukungan yang luas. Dan setelah berhasil memadamkan perlawanan Amir Yusuf al-
Fikri, penguasa Spanyol sebagai Emirat dari Khilafah Abbasyah, Abdurrahman
menduduki kursi kepemimpinan sebagai Amir. Dengan demikian, Spanyol secara
resmi tidak lagi menjadi bagian wilayah Khilafah Abbasiyah. Pada saat itu,
Abbassiyah dipimpin oleh khalifah Abu Ja'far al-Mansur, khalifah kedua di Bagdad.
Amir Abdurrahman yang dipanggil al-Dakhil (New Comer) menetapkan Cordova
sebagai ibu kotanya. Karena ketangkasan dan kegigihannya, ia mampu melepaskan
diri dari kejaran Bani Abbas hingga dapat mendirikan emirat (Dinasti Umayyah di
Spanyol): Khalifah alMansur di Bagdad menjulukinya sebagai "The Falcon of
Quraysh" atau si rajawali Qurays. (Hitti, 1970 : 502)
        Dinasti Bani Umayyah di Spanyol dapat mempertahankan kekuasannya
sampai tahun 1031 M, Abd al-Rahman al-Dakhil berkuasa selama 32 tahun (756-788
M.). Dibawah kekuasaanya, Spanyol mulai menyaksikan hari-hari kemenangannya. la
memiliki kemampuan yang besar dan kecakapan yang cukup dalam membenahi
pemerintahannya. la mengangkat Gubernur-gubernur yang mampu dan jujur. la
benahi kota tua Cordova dengan gedung-gedung dan taman-taman yang indah.
Tanaman berupa buah-buahan dan sayur-sayuran di datangkan dari timur untuk di
kembangkan di pertanian Spanyol.
        Pada tahun 757 M, Abd al-Rahman al-Dakhil tidak mencantumkan lagi nama
Khalifah Bani Abbas di khutbah jum'at, dan menggantinya dengan nama sendiri
walaupun masih memakai gelar Amir. (Chejne, 1974: 18).

2. Pembangunan Islam di Spanyol
a. Pembangunan Dalam Bidang Militer dan Pemerintahan
       Sebagai suatu wilayah negara, Spanyol Islam diperlengkapi dengan personil-
personil militer lebih banyak dari jumlah ketika mereka datang. Dan untuk keamanan

                                                                                3
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
serta pertahanan kedaulatannya, Amir membangun kekuatan militer di Spanyol. la
mendatangkan lebih dari 40.000 personil dari afrika untuk dilatih dengan mendapat
gaji baik, agar mereka benar-benar setia menghormati dan mau ikut menjaga
kekuasaan Amir.(Hitti, 1970 508).
        Pasukan militer dibedakan menjadi empat kelompok. Yaitu:
1. Tentara tetap (Profesional) yang berpangkalan di Cordova.
2. Tentara Reguler (Jund) yang dipimpin oleh penguasa wilayah militer.
3. Tentara Irreguler (Belladi), yaitu orang-orang Arab yang datang bersama Musa
    Ibnu Nushair.
4. Tentara luar biasa atau sukarelawan (Hasyid), yaitu orang-orang yang tidak
    diminta dan dengan sukarela bergabung bersama kekuatan militer (lmamuddin,
    1981: 63).
        Disamping pasukan darat, dibentuk pula kekuatan laut setelah adanya
serangan mendadak Normandia di pantai barat Spanyol pada tahun 844-845 M.
Kemudian dibangun menara-menara pengintai musuh yang melakukan kegiatan di
samudra Atlantik di sepanjang pantai.
        Setelah Abdurrahman al-Dkhil (Abdurrahman I) meninggal, maka
pemerintahan dipegang oleh anaknya Hisyam I (789-796), Dia seorang yang memiliki
pengetahuan yang luas tentang Al-Qur'an dan sunnah, dan banyak dipengaruhi oleh
ulama fikih. la meneruskan pembangunan masjid Cordova dan juga membangun
terusan Cordova. Hisyam adalah seorang penguasa yang taqwa, adil dan lemah
lembut serta darmawan. Dia menduduki tahta selama 8 tahun, tetapi banyak
kemajuan-kemajuan yang dicapai.
        Setelah Hisyam wafat, ia diganti oleh ananya hakam I (796-822 M). Hakam
adalah orang yang suku akan kemegahan dan pertunjukan-pertunjaukn serta sangat
kecanduan dengan minuman anggur. Pada masa kekuasaannya terjadi pemberontakan
yang dipelopori oleh Sulaiman dan Abdullah pamannya sendiri, yang akhirnya
pemberontakan itu dapat dipadamkan. Sulaiman meninggal dan Abdullah diampuni
setelah ia menyerah.
        Sesudah Hakam meninggal; pemerintahan di pegang oleh putranya
Abdurrahman II (822-852 M). Dengan pengalaman militernya yang tinggal dan
kecakapannya dalam memimpin pemerintahan, Abdurahman II telah berhasil
membawa Spanyol kembali kepada kedamaian dan kemakmuran. Di masanya Mesjid
Cordova diperluas, dan banyak mesjid baru dibangun di kota-kota Jaen, Seville,dan di
ibu kola Cordova sendiri. Barang-barang di impor dari Timur. Bendungan dan irigasi
dibangun, ibu kota diperindah dengan taman-taman yang luas lagi indah yang dilalui
oleh terusan-terusan yang mengalirkan air dari gunung-gunung. Jembatan-jembatan
dibangun dan istana Cordova telah dapat menandingi istana di Bagdad. (Dozy,
1972:260). Setelah menjalankan pemerintahannya selama 30 tahun yang membawa
kepada kemakmuran, Abdurahman II meninggal dunia pada tahun 852 M
        Pemerintahan berikutnya setelah Abdurahman II wafat, Dipegang oleh
anaknya Muhammad 1(852-886 M). Masa kekuasaanya banyak terjadi kerusuhan
dalam negeri, antara lain: Pemberontakan rakyat Toledo, Pemberontakan orang-orang
Kristen yang fanatik di Cordova yang telah ditumpas oleh Abdurahman II, namun
mereka tetap berhubungan dengan raja Perancis, Charles Le Beld dengan tujuan
mengajaknya untuk menyerang Spanyol. Akhirnya pemberontakan-pemberontakan itu
dapat dipadamkan, bahkan pemberontakan itu di Tabanos yang merupakan sarang
fanatisme dihancurkan. Para pemimpin mereka digantung. Muhammad I adalah orang
yang bijak, adil, dan berani. Dia memperbaiki keadaan rakyat dengan
kedermawanannya. La seorang yang rajin dalam meneliti urusan administrasi sekecil

                                                                                  4
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
apapun.(Mahmudunnasir, 1993: 297). la meninggal dalam usia 65 tahun setelah
menjalankan pemerintahannya selama 34 tahun.
        Kemudian pemerintahan diganti oleh anaknya Munzir (886-888 M). la cukup
mampu menumpas pemberontakan ketika ayahnya memerintah. Masa
pemerintahannya yang begitu singkat diawarnai dengan kektidak damaian dan
kericuhan.
        Setelah Munzir wafat, ia digantikan oleh saudaranya Abdullah (888-912). la
memerintah cukup lama selama 25 tahun, tetapi masa kekuasaanya selalu mendapat
tantangan yang cukup banyak.
        Selanjutnya pemerintahan dipegang oleh Abd al-Rahman al-Nashir atau
Abdurrahman III (912-961 M). Ia naik tahta dalam usia 23 tahun, usia yang relatif
muda. Usaha yang dilakukannya pertama kali ditujukan kepada pengukuhan kesatuan
dan stabilitas dalam negeri. Begitu ia dilantik ia mengirm utusan kepada gubernur-
gubernur yang ada disemenanjung Iberia dan mengajak mereka untuk memberikan
bai'at kepadanya. Sebagian diantara mereka menyambut seruan itu dengan baik dan
sebagian yang lain tidak memperdulikannya. Dalam menghadapi penentanganya,
Abdurahman III menumpasnya dengan militer sehingga dalam jangka 10 tahun umat
Islam Spanyol bersatu kembali.(Benton, 1970: 1087).
        Abdurahman III membangun beberapa buah istana dan memajukan pertanian
rakyat. Rakyat taat kepadanya dan semua orang merasa hidup damai bersamanya. la
mewajibkan penguasa-penguasa Kristen membayar upeti ke Cordova. Pada tahun
929, ia memproklamirkan dirinya sebagai khalifah. Pada masa kekuasaanya, Cordova
merupakan pusat kebudayaan Islam yang penting di Barat sebagai tandingan Bagdad
di Timur. Kalau di Bagdad ada bait al-Hikmah serta madrasah Nizamiah, dan Kairo
ada al-Azhar serta Dar al-Hikmah, maka di Cordova ada universitas Cordova sebagai
pusat ilmu pengetahuan. Perpustakaanya mengandung ratusan ribu buku.(Nasution,
1985:62)
        Cordova, Constantinopel dan Bagdad adalah tiga kota yang merupakan pusat
kebudayaan dunia pada saat itu. Di Cordopa terdapat 113.000 rumah, 70
Perpustakaan, sejumlah toko buku dan Mesjid, bermil-mil jalan aspal diterangi
dengan lampu-lampu dari rumah-rumah yang berhampiran. Semuanya membuat
Cordova memperoleh popularitas Internasional dan kekaguman para pengunjungnya.
Banyak perutusan diplomatik berkumpul di Cordova, baik dari dalam maupun dari
luar Spanyol. Delegasi berdatangan dari suku-suku Zanatah Afrika Utara yang kuat,
dari dinasti Idrisi, dari raja-raja Kristen Prancis, Jerman dan Konstantinopel.

     In this period Umayad Capital took its place as the most cultured city and
     Europe and, with Constabtinople and Bagdad, as one of the three cultural
     centres of the world. With its one hundred and thirteen thousand homes, twenty-
     one suburbs, seventy libraries and numerous book shops, mosques and palaces,
     it acquired international fame and inspired awe and admiration in the hearts of
     travellers. It enjoy miles of paved streets illuminated by lights from the
     bordering houses whereas. (Hitti, 1970: 526).

     Abdurrahman III di anggap sebagai sang penyelamat imperium muslim Spanyol.
Dengan berbagai kebijakan dan kemampuan intelektualnya, maka stabilitas nasional
terkendali serta dapat menarik masyarakat Spanyol dengan tidak menimbulkan jurang
pemisah antara kelas dan golongan agama yang ada, sehingga benar-benar tercipta
suatu imperium Umayyah yang damai dan kuat di Spanyol. Setelah memegang
kekuasaan selama 49 tahun, ia meninggal dunia pada bulan oktober 961 M.

                                                                                  5
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Hakam II (961-976 M). la
meneruskan politik ayahnya dalam mempertahankan stabilitas pemerintahan dan
kemakmuran negaranya. Hakam memiliki sifat yang mirif dengan ayahnya. Ia tetap
mempertahankan menteri-menteri yang diangkat oleh ayahnya. Pada masa
pemerintahannya la memerangi pemberontakan Kristen yang ingin melepaskan diri
dari Spanyol. Sepeninggal Hakam II, Pemerintahan dipegang oleh Hisyam II (976-
1009 M). Pada masa pemerintahannya, kekuasaan khalifah mengalami kemunduran.
Kekuasaan umat Islam di Spanyol saat itu berada wazir dan wali Hisyam II yang
bernama Ibnu Abi Amir, yang kemudian bergelar al-Mansur.

b. Pembangunan di Bidang Administrasi Sipil
        Ketika Spanyol masih merupakan wilayah yang integral dengan Damaskus,
Spanyol Islam adalah bagian dari propinsi magrib (wilayah Barat) yang ibu kotanya di
Qairawan (sekarang Tunisia), maka konstitusi yang berlaku sesuai dengan yang ada di
Damaskus. Sementara itu Spanyol terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu : Pusat, Timur
dan Barat. Wilayah pusat meliputi kota Cordova, Granada, Malaga, Almeria, Jaen dan
Toledo. Wilayah Timur meliputi Saragosa, Valencia, Murcia, Cartagena dan
Albarraccin. Wilayah Barat meliputi . Sevilla, Jerez, Gibraltar, Tarifa, Beja, Budajoz,
Merida, Silves dan lisbon.(Chejne, 1974: 138).
        Untuk melaksanakan pemerintahannya dibetuk lembaga-lembaga atau badan-
badan yang mempunyai tugas dan fungsi tertentu yang di tangani oleh orang-orang
yang sesuai dengan ke ahliannya. Beberapa badan dan jabatan yang ada pada saat itu
antara lain.
1. Al-Hajib, yaitu pejabat yang paling berpengaruh di lingkungan istana, Sebagai
    media antara penguasa dengan pegawai-pegawai istana dan rakyat lainnya.
2. Al-wazir atau mentri, yaitu orang yang menangani masalah keuangan, hubungan.
    Hubungan luar negeri dan keadilan. Jabatan ini kemudian menyamai jabatan hajib
    yang biasanya diduduki oleh para panglima militer.
3. Al-Katib atau Sekretaris Negara, meliputi pekerjaan korespondensi dan
    pengiriman surat-surat serta dokument negara.
4. Khazin al-Mal (petugas pajak), Yaitu orang yang mengurusi pajak-pajak dari
    seluruh propinsi.
5. Al-Qadli atau Hakim, yang dibagi 3 bagian, yaitu hakim militer, hakim rakyat dan
    Hakim para hakim.
6. Shahib al-Mazhalim, yaitu badan pengendalian atau semacam hakim yang
    bertugas mengoreksi penyimpangan-penyimpangan para pejabat. Biasanya jabatan
    ini ditangani oleh penguasa atau delegasinya.
        Lembaga-Iembaga lain sebagai pembantu adalah lembaga kepolisian,
inspektur pasar, dinas pekerjaan umum, dan lembaga perwakafan. Disamping itu ada
Juga majelis-majelis yang diselenggarakan untuk membahas berbagai persoalan.

c. Pembangunan di Bidang Perekonomian.
       Masa pemerintahan abdurrahman II merupakan zaman kegemilangan Islam,
karena pertumbuhan ekonomi yang baik terutama di bidang pertanian. Tanah-tanah
gersang diubah menjadi lahan yang produktif. Guna meningkatkan produktivitas
pertanian, Para ahli muslim melakukan study tentang tanah, menggunakan alat-alat
baru untuk meratakan gunduka-gundukan dan tanah berpasir. Juga menggunakan
pupuk untuk mempersubur tanah serta meningkatkan sistem irigasi.
       Perkembangan kemajuan di bidang perdagangan sangat memberikan
keuntungan, termasuk bea dan cukai, ekspor-impor yang dapat menempatkan kerajaan

                                                                                     6
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Islam Spanyol pada tingkat tertinggi penghasilannya. Perkembangan di bidang
ekonomi ini ditopang juga oleh perencanaan pembelanjaan kerajaan yang terorganisir
dengan baik sesuai rencana. (Sou'yb, 1981 :221).

d. Pembangunan Di Bidang IImu Pengetahuan
       Banyak Amir yang menaruh perhatian untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, diantaranya seperti apa yang dilakukan oleh Hisyam. Dia mendorong
para Teolog untuk pergi ke Medinah guna mempelajari ajaran-ajaran maliki. Dia
mendirikan sekolah-sekolah untuk pengajaran bahasa Arab. Kota Cordova memiliki
Perpustakaan yang besar yang memuat 600.000 jilid buku. Amir selalu
mengupayakan penambahan dan penyempurnaan perpustakaan berikut buku-bukunya,
baik dari dalam maupun luar negeri. (al-Hayyat,t.t.:34).
       Amir sering menulis surat kepada setiap penulis kenamaan guna memeperoleh
naskah karya ilmiah dan membayarnya sangat mahal. Pujangga arab, Abu Farj al-
Aashfihani yang yang tinggal di Bagdad pernah didatangi utusan Amir Andalusia
guna memperoleh naskah karangan lagu dan himpunan sajak al-Aghani dan diberinya
hadiah 1000 dirham. (Brackelman, 1970:223).

C. Kemajuan-Kemajuan yang Dicapai Spanyol pada Masa Islam
1. Kemajuan IImu Pengetahuan.
         Sebagian penulis sejarah itu ada yang menyatakan bahwa pengkajia keilmuan
secara ilmiah di (wilayah) Barat (Spanyol dan sekitarnya), pelaksanaannya, lebih dulu
terjadi di (wilayah) Timur (Bagdad dan sekitarnya). Dengan demikian, masyarakat
intelek muslim yang ada di wilayah barat berhutang budi kepada saudara-saudara
mereka yang berada di Timur.(Madkour, 1988, 53).
         Kondisi tersebut terlihat dari informasi bahwa Ibnu Jubair, seorang pengelana
dari Spanyol, sangat tercengang dengan fenomena yang dilihatnya di Timur. Begitu
banyak sekolah dan berbagai hasil bumi yang di hasilkan oleh badan-badan wakaf di
sana. Selanjutnya ia mengajak orang-orang yang ada di Barat untuk menuntut ilmu ke
Timur.
         Namun demikian dalam hal penterjemahan bahasa yunani. Masyarakat intelek
Islam di Spanyol, (pada saat tertentu) mendapat bantuan langsung dari kekaisaran
Bizantium. Disebutkan bahwa pada tahun 949 M, kaisar Constantinus menghadiahkan
kepada Abdurrahman III sebuah salinan dari Dioscorides (naskah mengenai tumbuh-
tumbuhan) dalam bahasa yunani. Akan tetapi kebetulan di Cordova pada saat itu tidak
ada seorang pun (sicl) yang faham bahasa yunani. Oleh sebab itu, Abdurahman III
minta kepada kaisar untuk mengirimkan seorang biarawan yang (kemudian datanglah
seorang) bernama Nicholas, yang tidak hanya menerjemahkan Dioscorides, akan
tetapi langsung mengajar bahasa yunani di Cardova (Qadir, 1989: 41).
         Diantara ilmu yang "muncul" dan berkembang di Spanyol, terdapat ilmu
kebahasaan, ilmu pendidikan, ilmu kepustakaan: ilmu kesejarahan, ilmu keperjalanan,
ilmu kealaman, dan ilmu keagamaan serta pengaruhnya terhadap dunia barat dewasa
ini selanjutnya, dalam kebudayaan, terdapat kemajuan yang pesat dibidang kesenian,
pertekstilan, desain dan arsitektur serta pembangunan sarana fisik lainnya. Berikut ini
akan dijelaskan tentang bidang-masing-masing di atas.

a. IImu Kebahasaan.
        Seperti telah disinggung, secara umum, diatas, dalam ilmu bahasa murni juga,
filologi,tata bahasa, leksikografi, masyarakat intelek Islam di Spanyol sebetulnya
(sedikit) tertinggal jika di banding dengan orang-orang Irak (namun kemudian

                                                                                     7
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
prestasi-prestasi) yang cukup spektakuler bermunculan). Al-Qali (901-67 M), seorang
profesor universitas Cordova kelahiran Amenia (awalnya) belajar di bagdad, baru
kemudian disusul oleh Muhammad bin Hasan AI-Zubaydi (928-989), seorang
muridnya yang berdarah asli Spanyol (kelahiran Seville) yang mewarnai hampir
seluruh ilmu gurunya itu (Hitti, 1970:557).
        Orang Islam Spanyol juga berjasa atas penyusunan tata bahasa (orang) Yahudi
(Hebrew) yang secara esensial didasarkan atas tata bahasa Arab. Selanjutnya,
dibidang sastra, terdapat juga kemajuan yang sangat berarti dan melahirkan banyak
tokoh. Ibnu Abd Rabbih, seorang pujangga (yang sezaman dengan) Abd Rahman III
mengarang Al'Iqd Al-Farid dan Al-Aghani. 'Ali bin Hazm (terkenal dengan nama Ibnu
Hazm) juga menulis sebuah antologi sya'ir cinta berjudul Tawq Al-Hamamah. (Khan,
1980:94). Dalam bidang sya'ir, yang digabungkan dengan dengan nyanyian, terdapat
tokoh Abd AI-Wahid bin Zaydan (1003-1071) dan Walladah (meninggal 1087) yang
melakukan improvisasi spektakuler dalam bidang ini. Karya mereka, muwashshah
dan jazal merupakan karya monumental yang pernah mereka ciptakan pada masa itu,
(Khan, 1980:94 ) sehingga orang-orang Kristen mengadopsinya untuk himne-himne
Kristiani mereka.

b. IImu kependidikan
       Titik berat ilmu kependidikan yang berkembang pada masyarakat intelek
Islam Spanyol adalah perhatian mereka pada keharusan seseorang bisa membaca dan
menulis yang secara mendasar ditujukan kepada (kecakapan membaca dan menulis)
Al-Qur'an, tata bahasa Arab dan sya'ir. Di samping itu kegiatan kependidikan juga
(dalam hal-hal tertentu) berpusat pada persoalan-persoalan hukum atau Fiqh (yang
merupakan istilah derivat tidak langsung dari kata syari'ah atau wahyu dan mengalami
penyempitan makna (Watt, 1992:6). Dalam masyarakat Islam Spanyol, wanita juga
memperoleh kedudukan yang tinggi dalam hal penerimaan pendidikan. Suatu keadaan
yang (sedikit berbeda dengan kondisi Geografis dunia Islam pada umumnya) sangat
kontras dengan keadaan umum masyarakat Eropa pada waktu itu.
       Dengan kondisi seperti itu pada abad-abad berikutnya jumlah orang yang
belajar ke Spanyol terus bertambah. Universitas-universitas Cordova, Toledo,
Granada, Clan Sevilla-di banjiri para mahasiswa dari bebagai penjuru Eropa, Africa
Utara dan Timur

Tengah. Kondisi seperti itulah yang belakangan dipercayai berjasa mengantar
Renaissance dan Reformasi Ilmu Pengetahuan di Eropa.

c. IImu Kepustakaan
        Dengan menitik beratkan kepada Ilmu pendidikan masyarakat Intelek Islam
Spanyol sudah pasti menyediakan sarana-sarana penunjang, agar apa yang mereka
lakukan bisa berhasil seoptimal mungkin. Keberadaan perpustakaan dengan sejumlah
besar bukunya merupakan salah satu diantara sekian sarana penunjang kependidikan
yang menjadi pusat perhatian mereka. Sebagai contoh, perpustakaan AI-Hakam yang
jumlah bukunya mencapai 400.000 buah (Al-Siba'iy, 1992: 183). Disamping itu juga
bursa buku adalah kegiatan yang sering ditemui di Cordova. Suatu kondisi logis dari
sebuah masyarakat intlek yang memusatkan perhatian kepada pengkajian-pengkajian
ilmiah.
        Sumber-sumber dana yang berasal dari badan-badan wakaf yang didirikan
secara khusus untuk itu telah sangat membantu peningkatan kualitas perpustakaan.
Managemen Lay out berkembang seiring perkembangan perpustakaan tersebut

                                                                                  8
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
termasuk di dalamnya katalogisasi. Administrasi dan birokrasi peminjaman buku-
buku dilaksanakan dengan baik dalam arti adanya ketentuan-ketentuan tertentu bagi
peminjam yang terdiri dari dua golongan; yaitu golongan ulama dan non ulama.

d. IImu Kesejarahan.
        Perkembangan ilmu kesejarahan di Spanyol tidak bisa lepas dari peran Ibnu
Khaldun (1332-1406 M) sebagai sosok reformer, baik analisis sejarah murni ataupun
historiografi. Kelahirannya memang agak belakangan dibanding dengan tokoh-tokoh
sejarah Spanyol seperti Ibnu Qutaybah (wafat 977 M) dan Ibnu Hayyan (988-1076
M) serta sejarawan lainnya Namun sebuah karya monumentalnya, Muqaddimah, telah
mencuatkkan namanya menjadi sosok luar biasa terutama dalam Ilmu sejarah. Teori
life cycle untuk dinasti-dinasti baik secara langsung ataupun tak langsung telah di
adopsi oleh para ilmuan dunia menjadi teori Civilization life cycle.1

e. IImu Keperjalanan
       Perkembangan Ilmu keperjalanan ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh
geografi di kalangan masyarakat intelek Islam di Spanyol diantaranya Abu Ubayid al-
Bakri (wafat 1094 M), AI- Idrisi lahir 1100 M dan Abu al-Husain bin Ahmad (Iahir
1145 M) merupakan tokoh-tokoh diantara para tokoh geografi yang belakangan
melahirkan tokoh-tokoh adventurers, seperti Ibnu Jubair yang melakukan journey
pulang-pergi dari Granada ke Mekkah melalui Mesir, Irak, Syria dan Sicilya.
       Tokoh legendaris yang belakangan muncul adalah Ibnu Batutah (1304-1377
M). Dia telah melakukan 4 kali perjalanan Haji ke Mekah yang dilanjutkan dengan
petualangannya ke berbagai negeri Muslim. Negeri-negeri di Timur seperti Srilangka
dan Bengal telah dikunjunginya bahkan sampai ke Cina. Perjalana terahirnya pada
tahun 1353 telah membawanya ke pedalaman Afrika. (Hittl, 1970:569).

f. IImu Kealaman
       Perkembangan Ilmu kealaman di masyarakat intlek Islam Spanyol ditandai
dengan munculnya tokoh-tokoh dalam cabang-cabang ilmu tersebut seperti
astronomoi, matematika, ilmu tumbuhan kedokteran dan lain-lain. Dalam
perkembanganya terdapat satu ilmu sempalan dari astronomi yang kemudian dinilai
kontroversial oleh umumnya masyarakat Islam yaitu astronomi dangan tokohnya Abu
Ma'syar (al-falaki). la mengatakan bahwa posisi bintang-bintang berpengaruh
terhadap kelahiran, kematian dan apa saja yang terjadi dimuka bumi ini.
       Namun demikian perkembangan ilmu astronomi "murni", yang melatar
belakangi ilmu astronomi modern, terus berkembang, sampai menjelang abad
pertengahan. Bersamaan dengan itu matematika juga memiliki tokoh-tokohnya
tersendiri. Sekalipun sering pula diantara tokoh itu, kepiawaiannya juga meliputi
ilmu-ilmu lain, seperti Al-Majriti (lahir 1007 M), Al-Zarqali (1029-1087 M), Ibnu
Aflah (lahir 1140 M), dan AI-Bitruji (lahir 1204 M). Mereka itu ahli astronomi dan
matematika sekaligus.
       Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, apakah itu ilmu murni atau terapan dan
dengan berbagai macam penelitian, terdapat juga perkembangan yang cukup pesat.
Salah satu contoh adalah observasi yang tepat, yang telah dilakukan Ibnu Sab'in:
terhadap perbedaan kelamin antara pohon palm dan rami. Hasil penelitian itu adalah


1
    Arnold J. Toynbee mengembangkan teorinya dalam buku A Study of History, (Oxford University
    Press, London, 1960) yang sangat mirip sekali dengan teori Ibnu Khaldun kalau tidak ingin
    dikatakan persis

                                                                                                 9
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
ada tiga kelompok tumbuhan dalam hal proses reproduksinya. Adanya yang melalui
stek, persemaian benih, dan ada yang tumbuh secara spontan.(Hitti, 1970:574).
        Perkembangan ilmu tumbuh-tumbuhan tersebut, berjalan seiring dengan
perkembangan ilmu farmasi dan kedokteran. Hal tersebut disebabkan, secara terapan,
ilmu tersebut berperan sebagai supplier terhadap ilmu farmasi dan kedokteran. Obat-
obatan yang ditentukan dan dipakai oleh para dokter, sumber penelitiannya memang
dari ilmu tumbuh-tumbuhan. Dalam perkembangan kedokteran tercatat dokter wanita
dari keluarga Ibnu Zuhr.(Arsyad, 1988: 95).

g. Para Tokoh Ilmu Pengetahuan
        Di atas telah dikemukan sejumlah tokoh ilmu pengetahuan. Namun demikian,
untuk melengkapi uraian tersebut, berikut ini akan dikemukakan secara selintas
(breifley) beberapa tokoh lainnya sekaligus dengan sfesifikasl keahlian yang dimiliki
masing-masing tokoh tersebut. Agar lebih jelas penulis menampilkan dalam bentuk
tabel.

      NAMA                 USIA               KEAHLIAN            KARYA TULIS
 Al-Zahrawiy         Hidup abad X          Ahli Bedah            Al-Tasrif
 Ibnu Julul          944-994 M             Dokter Khalifah       Thabaqod Al-Thib
 Ibnu Al-Wafid       1007-1067 M           Farmakolog            Kitab Al-Wisad
                                           Dokter
                                           Ahli Tumbuhan
 Abu Marwan          Wafat 1078 M          Ahli Figh
                                           Ahli Qur’an
                                           Kedokteran
 Abu-al-A’la         Wafat 1030 M          Ahli Hadist
                                           Ahli Filsafat
                                           Ahli Diagnosa
 Abu Marwan          1092-1162 M           Dokter                Al-Iqtida
                                           Parasitolog           Al-Aghdiya
                                           Ahli       Diagnosa
                                           (teman Ibnu Rusd)
 Ibnu Safar          Wafat 1035            Ahli Matematika       Tabel Astronomi
                                           Ahli Astronomi        Astrolable

        Jika melihat perkembangan filsafat di kalangan masyarakat intelek Islam
Spanyol, akan nampak dominasi dari tiga orang filosuf kelahiran negeri tersebut,
yakni; Ibnu Bajah (wafat 1138 M), Ibnu Tufail (wafat 1185) dan Ibnu Rusyd (1126-
1198) dengan tidak bermaksud mengecilkan para filosuf yang tidak terpopulerkan
oleh sejarah, yang telah berjasa meletakkan batu fondasi, membangun dan
menyempurnakan filsafat di dataran Andalus tersebut.
        Namun demikian, berdasarkan versi Ibrahim Madkour, dua yang pertama dari
ketiga filosuf ini, berada dalam bayang-bayang al-faidh-nya AI-Farabi. Ibnu Bajah,
dengan Tadbir al-Mutawahhid-nya "mengatakan" bahwa manusia bisa berhubungan
dengan akal fa'al dengan perantara ilmu pengetahuan dan pembangunan potensi
mereka. Sementara Ibnu Tufail, dengan Hayy bin yaqzhan-nya "mengatakan" bahwa
hanya potensi manusia yang bisa berhubungan dengan akal fa’al. (Madkour,
1988:54).
        Berkenaan dengan akal fa’al tersebut, orientasi Ibnu Rusyd tidak mengarah
kepada "hipotesa" ini, (sehingga ibrahim madkour melepaskan Ibnu Rusyd dari

                                                                                   10
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
bayang-bayang AI-Farabi). Tetapi dia mengkaji problematika hubungan (antara
manusia dengan) akal fa’al secara ilmiah dan sistematis, dengan menjelaskan bahwa
hubungan ini, secara esensial tidak bertentangan dengan psikologi yang dikenal.
        Ibnu Rusyd berpendapat bahwa bayi dilahirkan dengan membawa kesiapan
untuk menerima pengetahuan-pengetahuan (secara) umum, sehingga jika ia mulai
belajar, maka kesiapan ini akan berubah menjadi akal aktual. Akal ini selalu
berkembang dan meningkat sampai ia bisa berhubungan dengan Akal yang tidak ada
pada benda, dan dari Akal tersebut ia mengambil (menerima) pancaran ilham.
        Perkembangan filsafat Islam selanjutnya adalah unsur-unsur sufisme dalam
sekala yang lebih besar. Corak filsafat Islam menjadi filsafat sufistik atau sufisme
filosofis. Seperti produk pemikiran Ibnu Sab'in, yang pada uraian diatas dikenal
sebagai ahli botani. la berpendapat (seolah-olah mengulang pendapat Al-Farabi)
bahwa Allah adalah sumber bagi akal-akal yang mengelola alam, yang memancar
secara emanatif (nisbah bagi emanasi). Akal fa'al adalah satu dari sekian Akal yang
mengelola alam dan merupakan sumber jiwa manusia. Jiwa manusia, yang bersumber
dari akal tersebut, selalu cenderung berhubungan dengannya, kecuali jika kekotoran
dan nafsu ragawai menghalanginya. (Madkour, 1988:55-56).
        Unsur sufisme yang paling besar, dalam perkembangan filsafat Islam Spanyol,
adalah ketika sekelompok masyarakat sufi, dengan tokohnya Ibnu 'Arabi (wafat 1240
M) melontarkan teori panteisme (di mana banyak kalangan ahli sunnah menuduh
orang yang berfaham ini zindiq), yang sumbernya (dianggap) dari Suhrawardi dan
(juga) Ibnu Sab'in. Keduanya berpendapat bahwa "entitas yang mungkin ada"
mengkonsekuesikan "Entitas lain yang harus ada dengan sendiri-Nya" untuk
memberinya wujud dan (proses) memancar kepadanya (terjadi) melalui penciptaan.
"Entitas yang harus ada" ini adalah Allah swt, karena Dia adalah "Entitas yang azali
dengan sendiri-Nya" (Arabi, 1988: 1, lihat juga Noer 1995:17).
        Sementara itu "entitas-entitas lain" (yang mungkin ada) semuanya adalah
fenomena-fenomena bagi ilmu dan kehendak-Nya dan darinyalah ia mengambil
kehidupan dan eksistensi. Sehingga eksistensinya bersifat eksidental dan (atau)
sebagai konsekwensi. Berdasarkan prinsip itu, maka tidak ada (yang ada) kecuali satu
entitas yang wujud secara hakiki dan harus (ada). Bahkan dia-lah wujud seluruhnya,
karena entisitas-entisitas lain (yang ada) tidak disebut sebagai entisitas kecuali
(difahami sebagai) perluasan (wujud).
        Dari uraian singkat di atas, memang belum bisa ditarik satu kesimpulan
(karena uraiannya memang singkat) bahwa, dalam perkembangan filsafat di Spanyol
(dan boleh jadi diseluruh dunia Islam), secara historis, filsafat mempunyai tendensi
peneratif yang cukup tinggi dalam sufisme (dengan kekecualian sufisme yang lahir
dari kaum oposisi moral terhadap kezhaliman para khalifah).
        Namun, paling tidak, secara hermenautik, bisa terlihat bahwa hal seperti itu
memang ada.

i. IImu Agama
        Perkembangan ilmu agama dilingkungan masyarakat intelek Islam Spanyol,
oleh sebagian penulis sejarah, didentikkan dengan perkembangan hukum Islam (ilmu
fiqh) atau ilmu syari'at yang telah mengalami penyempitan makna. Namun demikian
dari penyempitan makna tadi, dampak positif yang nampak pada masyarakat adalah
adanya suatu tatanan hukum yang pasti dan dipegang sebagai pedaman hidup
sehingga aspek-aspek lahiriyah (sebagai objek kajian ilmu fiqh) dari masyarakat
tersebut (juga tercermin pada sebagian pandangan para filosof) bisa terkendali dan
berada dalam landasan-landasan normatif agama. (Watt, 1992:61-62).

                                                                                 11
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Sebagai contoh akan disebutkan apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Rusyd
dengan mengutip perkataan para filosof, bahwa kehidupan manusia di dunia dan di
akhirat bisa berarti hanya dengan mengerjakan aktifitas-akti sitas praduktif dan
mengutamakan pemikiran. Kedua hal tersebut tidak akan sempurna kecuali dengan
keutamaan-keutamaan akhlaq (nisbah untuk akhlak), yang juga baginya tidak akan
terwujud kecuali dengan ma'rifat kepada Allah Swt dan mengagungkan-Nya melalui
peribadatan ritual yang sesuai dengan syari'at (al-masyru'at) dalam agama (Millat)
seperti Taqarrub, shalat, berdo'a, memuji, dan lain sebagainya.
        Di dalam kenyataannya perkembangan ilmu keagamaan dikalangan
masyarakat intelektual Islam Spanyol lebih didomonasi oleh madzhab Maliki,
meskipun pernah juga madzhab Zhahiri mewarnal masyarakat Islam Spanyol. Hal ini
disebabkan oleh dekatnya khilafah Umayyah dengan madzhab tersebut dan secara
geografis Spanyol dekat dengan wilayah Afrika Utara, dimana masyarakat sunni-nya
banyak yang bermadzhab maliki, sementara Islam masuk ke Spanyol melalui wilayah
tersebut.

j. Pengaruh Perkembangan Ilmu Pengetahuan Terhadap Dunia Barat.
        Dengan kekecualian pada ilmu keagamaan, boleh dikatakan seluruh
perkembangan ilmu pengetahuan di masyarakat intelek Islam Spanyol mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia barat, terutama setelah memasuki abad
pertengahan. Pernyataan di Bias tercermin dari perkataan Chistave Le Bon ia
mengatakan bahwa perkenalan dengan peradaban Islamlah sebenarnya yang
membawa Eropa menjadi dunia beradab. Abad ke-9 dan ke-10 adalah saat pusat-pusat
Islam di Spanyol sedang berada di puncak kecemerlangannya. Pusat-pusat intelektual
di barat hanya berupa benteng-benteng yang dihuni oleh para bangsawan yang dirinya
merasa bangga atas ketidakmampuannya membaca mereka.( Ma'arif, 1994:25-26).
        Tahap selanjutnya, dengan melalui tahap-tahap kecurigaan ketakutan yang
luar biasa dan secara diam-diam kecemburuan dan kekaguman terhadap Islam,
masyarakat Eropa akhirnya berhasil mentransfer metodologi ilmiah intelek
masyarakat Islam. Ironisnya masyarakat Islam justru terpuruk dalam fase Jumud: fase
kemunduran. Metode eksperimen, eksplorasi, opservasi, yang pada awalnya dipakai
setiap kajian ilmiah,berubah menjadi metode pengulangan pendapat para guru, yang
belakangan diketahui bahwa metode tersebut dipakai oleh sedikit masyarakat
terpelajar abad pertengahan di Eropa sebelum datangnya Islam.
        Sekarang, masyarakat Islam masih sedang berusaha merumuskan jati diri dan
peranannya dalam percaturan dunia. Dalam pada itu, tahap-tahap yang dulu dilalui
masyarakat Eropa abad pertengahan, sekarang ini nampaknya sedang dilalui
masyarakat Islam. Sikap-sikap seperti sikap kecurigaan, ketakutan, dan kecemburuan
sehingga muncul generalisasi negatif terhadap dunia Barat, sebetulnya menunjukkan
ketidak beradaan intelektual. (Ma'arif,1994:34-35). Pada hal sebaiknya sikap-sikap
akomodatif-transformatif selektif-lah yang harus dikembangkan. Karena, apa yang
ada sekarang ini pada dunia ilmiah barat pada awalnya, dasar-dasarnya milik
masyarakat intektual Islam.

2. Kemajuan Kebudayaan
        Pada pembahasan dimuka telah dijelaskan bagaimana perkembangan ilmu
pengetahuan yang luar biasa telah terjadi dikalangan masyarakat intelek Islam
Spanyol. Sebetulnya, Dari perkembangan itu sudah tercermin bagaimana budaya yang
berlaku pada masyarakat tersebut. Budaya ilmiah progresit adalah budaya yang
sehari-hari mewarnai kehidupan mereka.

                                                                                12
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Untuk melengkapi apa yang telah dikemukakan diatas pada bagian ini akan di
uraikan kemajuan kebudayaan (Iebih tepatnya data historis peninggalan kebudayaan)
para masyarakat Islam Spanyol. Biasanya, nilai-nilai tinggi kebudayaan suatu
masyarakat di ketahui dari kraya-karya yang secara audio-visual (atau salah satu dari
keduanya), sampai pada masyarakat berikutnya.
        Hasil pekerjaan (seni dengan menggunakan) logam (metal-work) termasuk
didalamnya dekorasi dengan bahan baku emas dan perak banyak dijumpai sebagai
bukti kemajuan kebudayaan masyarakat Islam Spanyol di antaranya adalah dekorasi
interior Al-Hamra dan peninggalan Hisyam II (976-1009 M) yang masih terpelihara
pada bagian atas altar katedral di Gerona, berbentuk peti mayat kayu yang dilapisi
perak yang berkilat dan bergambar, hasil karya dua orang pengrajin Arab Badr dan
Tarif, yang keduanya merupakan anggota Istana. (Hitti, 1970:591)
        Barang-barang dari keramik juga ditemukan, di samping barang logam,
dengan pusat industrinya di Valencia, yang imitasinya belakangan ini diketahui baru
ada pada abad ke-15 di Belanda. Industri keramik ini ahirnya juga sampai ke Italy.
Selain dari itu, seni dalam tekstil yang mewah juga tertuang dalam hamparan karpet-
karpet Spanyol dengan Cordova sebagai pusat industri tenunannya. Dari sana produk-
produk tekstil itu tersebar ke berbagai pelosok Eropa.
        Dari segi arsitektur, seluruh monumen keagamaan yang bernilai seni telah
habis, kecuali hanya satu yang terbesar yaitu mesjid Agung Cordova. Fondasi mesjid
tersebut dibuat oleh Abdurrahman I dan diselesaikan oleh anaknya Hisyam I pada
tahun 793 M, yang terletak pada bekas gereja Kristen. (Hitti, 1970: 594) Hal lain yang
tidak kalah menariknya dalam masyarakat Islam Spanyol adalah seni musik. Seni
musik Islam Spanyol merupakan gabungan dari sistim Persia-Arab. Sistim tersebut di
bawa ke Spanyol pada tahun 822 oleh Ziryab, seorang siswa sekolah musik Ishag al-
Maushuli di Baghdad. Dia mendirikan sekolah musik di Cordova, dan selanjutnya
bermunculan sekolah-sekolah musik dengan berkiblat ke sekolah Ziryab di Cordova,
di Sevilla, Valencia dan Granada.(Shiddiqi, 1985:89-92).
        Jasa-jasa seniman musik muslim sangat banyak jumlahnya. Di antarnya musik
Mensural (ukuran tempo dan nada), glossa (tangga nada), tarkib atau compound
(gesekan pada not serentak) dan Octave sehingga melahirkan harmoni, yang belum
dikenal pada waktu itu di daratan Eropa. Masyarakat barat sekarang ini juga mewarisi
alat-alat musik yang bersenar dari masyarakat Islam. Sehingga ahirnya disimpulkan
bahwa masyarakat barat berhasil menemukan revolusi musik dewasa ini, sebetulnya
merupakan kelanjutan dari revolusi musik pada masyarakat Islam.

3. Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan
        Kemajuan demi kemajuan yang dicapai oleh masyarakat intelektual muslim
pada khususnya dan masyarakat Islam di Spanyol pada umumya sudah barang tentu
tidak terwujud begitu saja tanpa faktor-faktor pendukung yang menyertainya. Tedapat
sejumlah faktor pendukung bagi terwujudnya kemajuan tersebut. Ada yang bisa
disimpulkan dari apa yang telah diuraikan diatas. Ada juga yang kelihatannya terlepas
dari uraian diatas dan diketahui secara hermeneutik, hanya implikasi dari kondisi-
kondisi objektif yang ada pada masyarakat Islam Spanyol.
        Faktor-faktor pendukung tersebut diantaranya adalah :
1) Ketika Islam datang ke Spanyol, komposisi masyarakat yang ada dinegeri itu
    cukup heterogen yang terdiri dari orang Arab, orang Arab-Spanyol, orang Afrika
    Utara, dan orang Yahudi. Heterogenitas masyarakat tersebut belakangan diketahui
    memberikan saham intelektual dan kebudayaan yang cukup hebat yang kemudian
    melahirkan kembali era kebangkitan ilmu pengetahuan dan peradaban.

                                                                                   13
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
2) Heterogenitas komposisi masyarakat, di ikuti dengan heterogenitas agama.
    Sementara Islam datang dengan semangat toleransi begitu tinggi. Bahkan dengan
    semangat toleransi itu Islam telah mengahiri kezaliman keagamaan yang sudah
    berlangsung sejak lama. (Majdid,1995:70). Bagi orang Kristen dan orang Yahudi
    disediakan hakim khusus yang sesuai dengan agama mereka masin-masing.
    (Syalaby, 1979: 86). Semua kelompok agama dengan datangnya Islam,
    mendukung dan menyertai pembangunan peradapan yang berkembang dengan
    gemilang.
3) Adanya semangat kesatuan budaya Islam yang timbul pada pemikiran para ulama
    dalam arti luas. Hal ini terbukti sekalipun dalam konstelasi politik, masyarakat
    Islam Spanyol melepaskan diri dari Baghdad, dari banyaknya para ulama Spanyol
    yang mendalami ilmu di Bagdad untuk dikembangkan kemusian di Spanyol.
4) Persaingan antar muluk AI-Thawa'if ternyata justru menyebabkan perkembangan
    peradaban. Kerajaan-kerajaan kecil di sekitar Cordova, semuanya bersaing ingin
    menandingi Cordova dalam hal kemajuan Ilmu pengetahuan, sastra, seni,
    kebudayaan.
5) Adanya dorongan dari para penguasa yang mempelopori kegiatan-kegiatan ilmiah,
    seperti Abdurahman I, Abdurahman 11, Abdurahman Ill, dan AI-Hakam II.

D. Sebab-Sebab Kemunduran dan Kehancuran Islam di Spanyol
       Sudah merupakan hukum alam bahwa suatu negara akan tumbuh, dan
berkembang kemudian mencapai puncak kejayaan. Setelah mencapai puncak
kejayaan dan secara perlahan akan mengalami kemunduran dan akhirnya hancur.
Teori perkembangan yang tak dapat dielakkan oleh manusia karena sudah merupakan
hukum alam. Demikian pula halnya dengan Spanyol yang dikuasai oleh Islam.
Setelah Islam memperoleh kejayaan selama lebih kurang 7 abad, terjadi kemunduran
yang membawa kepada kehancuran. Banyak faktor yang menyebabkan Dinasti Bani
Umayyah di Spanyol ini mundur dan kemudian hancur. Adapun faktor-faktor yang
kemunduran dan kehancuran tersebut antara lain adalah:

1. Terjadinya Pemberontakan
       Terjadi beberapa peristiwa dan pemberontakan dan keharusan yang dilakukan
oleh golongan-golongan tertentu yang merasa tidak puas, tidak senang, dan cemburu
terhadap khalifah yang berkuasa. Pada zaman khalifah Hisyam (788-796 M) terjadi
pemberontakan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya sendiri, Abdullah dan
sulaiman. Mereka mempermaklumkan kemerdekaan dan memobilisasi kesatuan-
kesatuan mereka di Teledo, tetapi mereka dapat dikalahkan oleh pasukan Hisyam
yang terdiri dari 20.000 tentara pada tahun 790 M. Disamping itu, terdapat pula
pemberontakanyang dilakukan oleh kaum Yamaniah di Tertosa yang dipimpin oleh
Said Ibnu Husain, tetapi mereka dapat dikalahkan. Pada zaman Khalifah
Abdurrahman (756-788 M) terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh orang Berber,
Yamaniah dan kepala-kepala suku Arab di Spanyol yang meminta bantuan kepada
pejuang Kristen Prancis bernama Charles, dan mereka dapat dikalahkan oleh tentara
Abdurrahman.
       Pada zaman khalifah Hakam (796-822) terjadi pemberontakan yang dilakukan
oleh kaum faqih yang berambisi memperoleh kedudukan, mereka menghasut dan
mencela hakam sebagai orang yang tidak beragama, dengan pidato-pidatonya mereka
membakar kefanatikan orang-orang muslim Spanyol. Dan kaum Faqih dapat ditumpas
dan mendapat serangan dari Sulaiman dan Abdullah, paman hakam yang masih hidup
ketika dikalahkan oleh Hisyam, mereka meminta bantuan kepada Raja Franka,

                                                                                 14
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Charlemagne di Aix la Chapella. Akan tetapi mereka dapat dikalahkan, dan Sulaiman
gugur dalam pertempuran, adapun Abdullah diampuni setelah ia menyerah.
(Mahmudunnasir, 290) Setelah itu terjadi pula pemberontakan penduduk Taledo, yang
akhirnya mereka dibantai dan mayatnya dibuang kedalam parit.
        Banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang muncul pada zaman
khalifah-khalifah selanjutnya, yang pada akhirnya pemberontakan tersebut dapat
diatasi. Sekalipun demikian hal ini merupakan faktor yang menyebabkan lemah dan
mundurnya Dinasti Bani Umayyah di Spanyol.

2. Perubahan Struktur Politis
       Di zaman Hisyam II (976-1013 MO terdapat perubahan struktur politis.
Hisyam II baru berusia 11 tahun ketika ia menduduki tahta. Karena usianya masih
sangat muda, Ibunya yang bernama Sultanah Subh, dan sekretarisnya negara yang
bernama muhammad Ibnu Abi Amir, mengambil alih tugas pemerintahan.
(Mahmudunnasir, 1991:308). Hisyam II tidak mampu mengatasi ambisi para
pembesar istana dalam merebut pengaruh dan kekuasaan.
       Menjelang tahun 981 M, Muhammad Ibnu Abi Amir yang ambisius
menjadikan dirinya sebagai penguasa diktator. Dalam perjalanannya ke puncak
kekuasaan ia menyingkirkan rekan-rekan dan saingannya. Hal ini dimungkinkan
karena ia mempunyai tentara yang setia dan kuat, ia amengirimkan tentara itu dalam
berbagai ekpedisi yang berhasil menetapkan keunggulaannya atas para pangeran
Kristen di Utara. Pada tahun itu juga Muhammad Ibnu Abi Amir memakai gelar
kehormatan al-Mansur Billah. la dapat mengharumkan kembali kekuasaan Islam di
Spanyol, sekalipun ia hanya merupakan seorang penguasa bayangan. Kedudukan
Hisam II tidak ubahnya seperti boneka, hal ini menunjukkan bahwa peranan khalifah
sangat lemah dalam memimpin negara, dan ketergantungan kepada kekuatan orang
lain mencerminkan bahwa khalifah dipilih bukan atas dasar kemampuan yang
dimilikinya melainkan atas dasar warisan turun menurun. Hisam II memang bukan
orang yang cakap untuk mengatur negara, tindakannya menimbulkan kelemahan
dalam negeri. la tidak dapat membaca gejala-gejala pergerakan Kristen yang akan
mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya. Keadaan ini diperburuk dengan
meninggalnya al-Muzaffar pada tahun 1009 M yang dalam kurun waktu 6 tahun
masih dapat mempertahankan kekuasaan Islam di Spanyol.
       AI-Muzaffar kemudian digantikan oleh Hajib al-Rahman Sancol. Karena ia
tidak berkwalitas dalam memegang jabatannya sehingga dimusuhi penduduk dan
kehilangan kesetiaan dari tentaranya. Akibatnya timbul kekacauan, karena tidak ada
orang atau kelompok yang dapat mempertahankan ketertiban di seluruh negara.
Akhirnya Hisyam II mema'zulkan diri pada tahun 1009 M, yang kemudian dipulihkan
kembali tahtanya pada tahun berikutnya.
       Sejak itu sampai tahun 1013 M, ia dan 6 orang anggota Umayyah lainnya serta
tiga orang anggota keluarga setengah Barber masing-masing menjabat khalifah
sementara. Dalam masa lebih kurang 22 tahun (1009-1031) M terjadi 9 kali
pertukaran khalifah, tiga orang di antaranya dua kali maenduduki jabatan khalifah
pada priode tersebut. Pada tahun 1031 M khilafah dihapuskan oleh orang-orang
Cordova. (Hitti, 1970: 218).

3. Munculnya Raja-raja Kecil
      Timbulnya Perpecahan Dinasti Umayyah di Spanyol ditandai dengan
munculnya raja-raja kecil, di antaranya Dinasti Abbadi. Dinasti Murabit, Dinasti
Mmuwahhid, dan Dinasti Bani Nasr. (Nasution, 1985, 78). Mereka saling beperang

                                                                               15
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
dan mengadakan aliansi baik dengan penguasa Muslim atau dengan penguasa Kristen
(Aragon dan Castille) yang dulu tidak dihancurkan oleh Musa Ibnu Nusair di zaman
Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh
orang-orang Kristen, munculnya dinasti-dinasti kecil ini, yang menurut W.
Montgomery watt, berjumlah sekitar tiga puluh negara kecil disebabkan penghapusan
khilafah.

4. Adanya Permintaan Bantuan terhadap Kekuasaan Luar.
        Munculnya Dinasti Murabit dari Afrika Utara, yang datang ke Spanyol atas
permintaan al-Mu'tamin untuk membantu untuk melawan Al-fonso, Raja castille.
Dengan bantuan ini al-Mu'tamin, Amir Cordova dapat mengalahkan al-Fonso VI.
Tetapi, sayangnya dengan kemenangan ini Yusuf Ibnu Tasyifin, raja Dinasti Murabit
berhasrat hendak menguasai kekayaan Spanyol. Dua tahun kemudian Ibnu Tasyfin
datang ke Spanyol, dan dalam waktu yang singkat Ia dapat menguasai Spanyol
seluruhnya, karena perpecahan antara Arab dengan Arab dan antara Arab dengan
Berber. Dengan demikian berdirilah di Spanyol Dinasti Murabit pada tahun 1090 M-
1147 M. Akibat tindakan Ibnu Tasyfin tersebut timbul perpecahan antara muslim
Spanyol dan Muslim Arab. Orang-orang Arab yang merasa tertekan meminta bantuan
kepada Dinasti Muwahhidin di Moroko. Dinasti ini tidak menyia-nyiakan permintaan
bantuan orang-orang Arab, mereka datang menyerbu Spanyol dan dengan mudah
mereka dapat menguasainya. Hilanglah Dinasti Murabit dan berdirilah Dinasti
Muwahhidin di Spanyol.

5. Melemahnya Kekuatan Militer dan Ekonomi
        Disintegrasi politik yang terjadi pada waktu itu menyebabkan lemahnya
kekuatan militer dan ekonomi, sedangkan faktor ekonomi sangat memegang peranan
penting dalam mempersiapkan biaya perang. Orang-orang Kristen rupanya tahu
tentang keadaan umat Islam yang sudah oyong itu. Oleh karena itu, pangeran-
pangeran Kristen di Utara memperkuat posisi mereka untuk memerangi kaum
Muslimin yang telah berpecah belah. Orang-orang Kristen yang semula pada abad ke-
10 membayar upeti kepada orang Islam, tetapi menjelang pertengahan abad ke-II
mereka dengan leluasa menuntut pembayaran upeti dari beberapa penguasa kecil
Islam.
        Perbatasan kekuasaan Kristen makin meluas ke sebelah Selatan. Peristiwa
terpenting adalah tahun 1085 ketika penguasa Teledo yang lemah tidak mampu
menahan tekanan raja Castille sehingga menyerahkan kota tersebut kepadanya.
Teledo memiliki pertahanan yang kuat, karena di jaga di tiga sisinya oleh sungai
Tagus, dan tidak pernah dapat direbut kembali oleh orang-arang Islam.

6. Munculnya Kekuatan Kristen di Spanyol
       Bersatunya dua kerajaan Kristen, Lean dan Castille pada tahun 1230 M, telah
meningkatkan usaha perebutan kekuasaan terhadap kekuasaan Islam di Spanyol
semakin efektif. Tahun 1236 M. Cordova dapat direbut, dan tahun 1248 M. Seville
jatuh pula ke tangan orang-orang Kristen. Pada waktu yang bersamaan tentara Castille
semakin kuat, dan satu persatu kota-kota kekuasaan Islam dapat dikuasainya. Kota
Malaga pun jatuh satu tahun kemudian. Kemudian, orang-orang Kristen
merencanakan untuk mengambil alih kosta Granada yang masih bertahan. Penaklukan
Granada ini tertunda disebabkan oleh terjadinya perselisihan antara Castille dengan
Aragon. Namun, perselisihan tersebut tidak berlangsung lama, karena hubungan
mereka membaik setelah Ferdinand II dari Arragon menikah dengan Isabella dari

                                                                                 16
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Castille pada tahun 1469 M. Pada tahun 1490 M, Ferdinand membawa pasukan
berkuda lebih kurang 10.000 orang, dan menyerbu Granada sampai la memperoleh
kemenagan. Dengan jatuhnya Granada, maka hancurlah kekuasaan Islam di Spanyol
dan negeri itu kembali dikuasai oleh Kristen. (Hitti, 1970: 555).
        Pada tahun 1499 M, Cardinal Ximenes de Cismero melarang beredarnya
buku-buku Islam dan ia membakarnya, bahkan pada tahun 1556 M, Philip II membuat
undang-undang bagi orang-orang Islam yang tinggal di Spanyol untuk meninggalkan
kepercayaan, adat istiadat, bahasa, dan pandangan hidup mereka. Hanya ada dua
pilihan bagi orang-orang Islam, masuk agama Kristen atau meninggalkan Spanyol.
Undang-Undang tersebut di pertegas oleh Philip III, banyak orang Islam yang
dibunuh atas perintah raja Philip III. Nampaknya, kekejaman yang dilakukan itu
merupakan cara untuk melenyapkan Islam sampai ke akar-akarnya.

                                   BAB III
                                 KESIMPULAN

        Dari sejumlah uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa masuknya
Islam di Spanyol berbeda dengan masuknya Islam di daerah lain. Datangnya Islam ke
Spanyol atas permintaan dari pendududk setempat dan kedatangan Islam di Spanyol
ternyata memberikan kontribusi yang tak ternilai, baik kepada dunia Islam, terlebih-
lebih kepada dunia Barat, dalam hal ilmu pengetahuan dan peradaban. Kontribusi
tersebut bisa terlaksana karena sikap ilmiah-konstruktif yang secara umum menyertai
para ilmuan dalam melakukan kajian-kajian ilmiahnya. Sikap toleransi yang
proporsional dalam komposisi masyarakat yang tingkat heterogenitasnya yang cukup
tinggi, ternyata telah menghasilkan efek sinergi positif yang luar biasa dalam
membangun sebuah nilai peradapan yang pluralistik.
        Kemajuan yang dibawa dan diperkenalkan Islam dengan dunia barat ditandai
dengan munculnya tokoh-tokoh ilmuwan dan filosouf dari negeri tersebut. Spanyol
pulalah yang menjadi gerbang utama masuknya Islam ke dunia Barat dan kemudian
membangkitkan Barat dari dunia kegelapan dan memperkenalkan pada kemajuan.
        Kekuasaan Islam di Spanyol yang telah mencapai puncak kejayaannya
kemudian mulai melemah kemudian mundur dan hancur secara perlahan akibat
berbagai faktor. Diantaranya faktor utama penyebab kehancuran tersebut adalah
akibat terjadinya disintegrasi yang menyebabkan munculnya kerajaan-kerajaan kecil
yang berusaha memerdekakan diri. Kekuasaan Islam kemudian digantikan oleh
kekuasaan Kristen dan berusaha menghapus habis seluruh pengaruh Islam dan
menghilangkan Islam dari bumi Spanyol.


                              DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, M. Natsir, 1988, IImuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung.

Arabi, Ibnu, 1988, Misykat al-Anwar, edisi bahasa Indonesia; (Relung Cahaya) oleh
     Ari Anggari, Pustaka Firdaus, Jakarta.

Brackkelman, Carl, 1970, History of Islamic Peoples. Putnames Sona, New York.

Chejne, Anwar G, 1974, Muslim Spain: Its History and Culture, Menneapolis, The
     University of Minnesota Press.

                                                                                 17
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Dozy, Reinhart, 1972, Spanish Islam, judul Asli: Historoire des Musulmans
    d'Espagne, penerjemah: F.G. Stokes, Cet. Frank Class and Company Limited,
    London.

Hitti, Pilip K, 1970, History of The Arabs, edisi ke-10, London Macmillan .

Imamuddin, S.M. 1981, Muslim Spain, 711-1492 AD: A Sociological Study, Leiden :
    E.J. Brill.

Khan, Abd Rahman, 1980, Muslim Constribution to Science Delhi.

Khaldun, Ibnu, t.t. Muqaddimah, edisi. bahasa Indonesia penerjemah Tim Pustaka
     Firdaus, cet. Ke-1, Pustaka Firdaus Jakarta.

Ma'arif, Syafi'l, 1994, Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, cet. ke-2, Mizan,
     Bandung.

Madkour, lbrahim, 1988, Fi al-falsafah al- Islamiyah manja wa Tatbiquha, terjemahan
    (Filsafat Islam metode dan Penerapan oleh Yudian Wahyudi, Jakarta, Rajawali.

Mahmudunnasir, Syed, 1993, Islam Konsepsi dan Sejarahnya cet. III Remaja
    Rosdakarya, Bandung.

Madjid, Nurcholis, 1995, Islam Agama Peradaban Membangun Makna dan Relevansi
    Doktrin Islam dalam Sejarah Paramadina, Jakarta.

Nasution, Harun, 1978, Islam Ditinjaiu dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Universitas
     Indonesia, Jakarta.

AI-Qadir, C.A., Philosophyand Science in the Islamic World edisi Bahasa Indonesia
    (Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam), alih bahasa Hasan Basri, 1989,
    Yayasan Obor Indonesia Jakarta.

AI-Siba'l, Musthafa. 1992, Min Raw'i Hadaratina, ed Bahasa Indonesia (Peradaban
     Islam Dulu, Kini dan Esok), alih bahasa R.b. Irawan dan Fauzi Rahman, 1992,
     Gema Insani Press Jakarta.

Siddiqi, Amir Hasan, 1985, Studies in Islamic History ed bahasa Indonesia, alih
     bahasa M.J. Irawan, cet. ke-10, Al-Ma'a Bandung.

Sou'yb, Yoesoef, 1977, Sejarah Daulat Umayyah di Cordo Bulan Bintang, Jakarta.

Syalabi Ahmad, 1979, al- Tarikh aI-Islam wa al-Hadharat Islamy, Maktabat, al-
     Nahdhat al-Misriyyat, Cairo.

Watt, Montgomery dan Cachia, Pierre, 1992, A History Islamic Spain, Edinburgh
     University Press.

William Benton Publisher, 1970, Encyclopedia Britanica, Vol:20, USA.


                                                                                    18
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ketibaan Islam di al-Andalus (Sepanyol)
Ketibaan Islam di al-Andalus (Sepanyol)Ketibaan Islam di al-Andalus (Sepanyol)
Ketibaan Islam di al-Andalus (Sepanyol)Ezad Azraai Jamsari
 
Sumber-sumber Pengajian Mamluk: Kajian Bibliografi dan Anotasi
Sumber-sumber Pengajian Mamluk: Kajian Bibliografi dan AnotasiSumber-sumber Pengajian Mamluk: Kajian Bibliografi dan Anotasi
Sumber-sumber Pengajian Mamluk: Kajian Bibliografi dan AnotasiEzad Azraai Jamsari
 
Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Andalusi: Kajian Bibliogra...
Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Andalusi: Kajian Bibliogra...Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Andalusi: Kajian Bibliogra...
Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Andalusi: Kajian Bibliogra...Ezad Azraai Jamsari
 
Pencerakinan Reflektif Kerajaan-kerajaan Kecil Islam Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Kerajaan-kerajaan Kecil Islam Sepanyol (al-Andalus)Pencerakinan Reflektif Kerajaan-kerajaan Kecil Islam Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Kerajaan-kerajaan Kecil Islam Sepanyol (al-Andalus)Ezad Azraai Jamsari
 
Peradaban dan Kebudayaan Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di al-Andalus (Ilmu Ag...
Peradaban dan Kebudayaan Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di al-Andalus (Ilmu Ag...Peradaban dan Kebudayaan Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di al-Andalus (Ilmu Ag...
Peradaban dan Kebudayaan Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di al-Andalus (Ilmu Ag...Ezad Azraai Jamsari
 
Sejarah Awal Islam di Afrika Uutara
Sejarah Awal Islam di Afrika UutaraSejarah Awal Islam di Afrika Uutara
Sejarah Awal Islam di Afrika UutaraEzad Azraai Jamsari
 
Proses masuknya islam ke Andalusia spanyol
Proses masuknya islam ke Andalusia spanyolProses masuknya islam ke Andalusia spanyol
Proses masuknya islam ke Andalusia spanyolAbdul Algafur
 
Pencerakinan Reflektif Kerajaan Bani Umayyah di Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Kerajaan Bani Umayyah di Sepanyol (al-Andalus)Pencerakinan Reflektif Kerajaan Bani Umayyah di Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Kerajaan Bani Umayyah di Sepanyol (al-Andalus)Ezad Azraai Jamsari
 
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 3)
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 3)Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 3)
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 3)Ezad Azraai Jamsari
 
Pencerakinan Reflektif Sejarah Perang Granada (The Granada War) 1482-1491M di...
Pencerakinan Reflektif Sejarah Perang Granada (The Granada War) 1482-1491M di...Pencerakinan Reflektif Sejarah Perang Granada (The Granada War) 1482-1491M di...
Pencerakinan Reflektif Sejarah Perang Granada (The Granada War) 1482-1491M di...Ezad Azraai Jamsari
 
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 4)
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 4)Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 4)
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 4)Ezad Azraai Jamsari
 
Perbandingan peradaban islam dan eropa abad pertengahan
Perbandingan peradaban islam dan eropa abad pertengahanPerbandingan peradaban islam dan eropa abad pertengahan
Perbandingan peradaban islam dan eropa abad pertengahanAndri Lupias
 
Sejarah Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejarah Perkembangan Islam Di SpanyolSejarah Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejarah Perkembangan Islam Di Spanyol3ka
 
Islam di andalusia dan sycilia
Islam di andalusia dan syciliaIslam di andalusia dan sycilia
Islam di andalusia dan syciliaAde Kartini
 
Era Imarah Umawiyyah di al-Andalus (756-912M)
Era Imarah Umawiyyah di al-Andalus (756-912M)Era Imarah Umawiyyah di al-Andalus (756-912M)
Era Imarah Umawiyyah di al-Andalus (756-912M)Ezad Azraai Jamsari
 
Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamIrvan Nelvin
 
Pencerakinan Reflektif Ketibaan Islam di Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Ketibaan Islam di Sepanyol (al-Andalus)Pencerakinan Reflektif Ketibaan Islam di Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Ketibaan Islam di Sepanyol (al-Andalus)Ezad Azraai Jamsari
 
Andalusia
AndalusiaAndalusia
Andalusiaziboqx
 

Mais procurados (20)

Ketibaan Islam di al-Andalus (Sepanyol)
Ketibaan Islam di al-Andalus (Sepanyol)Ketibaan Islam di al-Andalus (Sepanyol)
Ketibaan Islam di al-Andalus (Sepanyol)
 
Sumber-sumber Pengajian Mamluk: Kajian Bibliografi dan Anotasi
Sumber-sumber Pengajian Mamluk: Kajian Bibliografi dan AnotasiSumber-sumber Pengajian Mamluk: Kajian Bibliografi dan Anotasi
Sumber-sumber Pengajian Mamluk: Kajian Bibliografi dan Anotasi
 
Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Andalusi: Kajian Bibliogra...
Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Andalusi: Kajian Bibliogra...Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Andalusi: Kajian Bibliogra...
Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Andalusi: Kajian Bibliogra...
 
Pencerakinan Reflektif Kerajaan-kerajaan Kecil Islam Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Kerajaan-kerajaan Kecil Islam Sepanyol (al-Andalus)Pencerakinan Reflektif Kerajaan-kerajaan Kecil Islam Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Kerajaan-kerajaan Kecil Islam Sepanyol (al-Andalus)
 
ANDALUSIA : PEMERINTAHAN PUSAT DAN WILAYAH
ANDALUSIA : PEMERINTAHAN PUSAT DAN WILAYAHANDALUSIA : PEMERINTAHAN PUSAT DAN WILAYAH
ANDALUSIA : PEMERINTAHAN PUSAT DAN WILAYAH
 
Peradaban dan Kebudayaan Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di al-Andalus (Ilmu Ag...
Peradaban dan Kebudayaan Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di al-Andalus (Ilmu Ag...Peradaban dan Kebudayaan Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di al-Andalus (Ilmu Ag...
Peradaban dan Kebudayaan Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di al-Andalus (Ilmu Ag...
 
Sejarah Awal Islam di Afrika Uutara
Sejarah Awal Islam di Afrika UutaraSejarah Awal Islam di Afrika Uutara
Sejarah Awal Islam di Afrika Uutara
 
Proses masuknya islam ke Andalusia spanyol
Proses masuknya islam ke Andalusia spanyolProses masuknya islam ke Andalusia spanyol
Proses masuknya islam ke Andalusia spanyol
 
Pencerakinan Reflektif Kerajaan Bani Umayyah di Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Kerajaan Bani Umayyah di Sepanyol (al-Andalus)Pencerakinan Reflektif Kerajaan Bani Umayyah di Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Kerajaan Bani Umayyah di Sepanyol (al-Andalus)
 
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 3)
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 3)Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 3)
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 3)
 
Pencerakinan Reflektif Sejarah Perang Granada (The Granada War) 1482-1491M di...
Pencerakinan Reflektif Sejarah Perang Granada (The Granada War) 1482-1491M di...Pencerakinan Reflektif Sejarah Perang Granada (The Granada War) 1482-1491M di...
Pencerakinan Reflektif Sejarah Perang Granada (The Granada War) 1482-1491M di...
 
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 4)
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 4)Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 4)
Kerajaan Banu Umayyah di al-Andalus (Tahap 4)
 
Perbandingan peradaban islam dan eropa abad pertengahan
Perbandingan peradaban islam dan eropa abad pertengahanPerbandingan peradaban islam dan eropa abad pertengahan
Perbandingan peradaban islam dan eropa abad pertengahan
 
Sejarah Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejarah Perkembangan Islam Di SpanyolSejarah Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejarah Perkembangan Islam Di Spanyol
 
Islam di andalusia dan sycilia
Islam di andalusia dan syciliaIslam di andalusia dan sycilia
Islam di andalusia dan sycilia
 
Islam di spanyol
Islam di spanyolIslam di spanyol
Islam di spanyol
 
Era Imarah Umawiyyah di al-Andalus (756-912M)
Era Imarah Umawiyyah di al-Andalus (756-912M)Era Imarah Umawiyyah di al-Andalus (756-912M)
Era Imarah Umawiyyah di al-Andalus (756-912M)
 
Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islam
 
Pencerakinan Reflektif Ketibaan Islam di Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Ketibaan Islam di Sepanyol (al-Andalus)Pencerakinan Reflektif Ketibaan Islam di Sepanyol (al-Andalus)
Pencerakinan Reflektif Ketibaan Islam di Sepanyol (al-Andalus)
 
Andalusia
AndalusiaAndalusia
Andalusia
 

Semelhante a Islam di Spanyol

Sejarah Peradaban Islam Andalusia ( spanyol dan portugal )
Sejarah Peradaban Islam Andalusia ( spanyol dan portugal )Sejarah Peradaban Islam Andalusia ( spanyol dan portugal )
Sejarah Peradaban Islam Andalusia ( spanyol dan portugal )DinWahyuddin
 
Makalah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).docx
Makalah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).docxMakalah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).docx
Makalah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).docxZukét Printing
 
Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).pdf
Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).pdfPeradaban Islam di Andalusia (Spanyol).pdf
Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).pdfZukét Printing
 
MAKALAH PERADABAN ISLAM DI EROPA NUR NANDA - Copy.docx
MAKALAH PERADABAN ISLAM DI EROPA NUR NANDA - Copy.docxMAKALAH PERADABAN ISLAM DI EROPA NUR NANDA - Copy.docx
MAKALAH PERADABAN ISLAM DI EROPA NUR NANDA - Copy.docxssuser5705c8
 
Sejarah Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejarah Perkembangan Islam Di SpanyolSejarah Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejarah Perkembangan Islam Di Spanyol3ka
 
Peradaban islam di eropa.1 (1)
Peradaban islam di eropa.1 (1)Peradaban islam di eropa.1 (1)
Peradaban islam di eropa.1 (1)Rizal203749
 
Power Point SPI 9
Power Point SPI 9Power Point SPI 9
Power Point SPI 9Sarifah_
 
SEJARAH DINASTI UMAYYAH I DAN I - JAPAR SADIQ ASSAQAF.docx
SEJARAH DINASTI UMAYYAH I DAN I - JAPAR SADIQ ASSAQAF.docxSEJARAH DINASTI UMAYYAH I DAN I - JAPAR SADIQ ASSAQAF.docx
SEJARAH DINASTI UMAYYAH I DAN I - JAPAR SADIQ ASSAQAF.docxJaparSadiqAssaqaf1
 
Bab 5 bani umayah
Bab 5 bani umayahBab 5 bani umayah
Bab 5 bani umayah2805khusna
 
Materi pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa bani umayah
Materi pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa bani umayahMateri pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa bani umayah
Materi pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa bani umayahFasta Qoirita
 
Sejarah Islam pada Masa Bani Umayyah
Sejarah Islam pada Masa Bani UmayyahSejarah Islam pada Masa Bani Umayyah
Sejarah Islam pada Masa Bani UmayyahAdi Suwarno
 
Kebudayaan dan Pendidikan Banu Umayyah serta Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di...
Kebudayaan dan Pendidikan Banu Umayyah serta Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di...Kebudayaan dan Pendidikan Banu Umayyah serta Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di...
Kebudayaan dan Pendidikan Banu Umayyah serta Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di...Ezad Azraai Jamsari
 
PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA
PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIAPERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA
PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIApalmyrawinda1
 
kemajuan dinasti abbasiyah.pptx
kemajuan dinasti abbasiyah.pptxkemajuan dinasti abbasiyah.pptx
kemajuan dinasti abbasiyah.pptxKhoirunnisa174298
 
Sejarah islam di eropa
Sejarah islam di eropaSejarah islam di eropa
Sejarah islam di eropamuhamad novida
 

Semelhante a Islam di Spanyol (20)

Sejarah Peradaban Islam Andalusia ( spanyol dan portugal )
Sejarah Peradaban Islam Andalusia ( spanyol dan portugal )Sejarah Peradaban Islam Andalusia ( spanyol dan portugal )
Sejarah Peradaban Islam Andalusia ( spanyol dan portugal )
 
Makalah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).docx
Makalah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).docxMakalah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).docx
Makalah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).docx
 
Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).pdf
Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).pdfPeradaban Islam di Andalusia (Spanyol).pdf
Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).pdf
 
MAKALAH PERADABAN ISLAM DI EROPA NUR NANDA - Copy.docx
MAKALAH PERADABAN ISLAM DI EROPA NUR NANDA - Copy.docxMAKALAH PERADABAN ISLAM DI EROPA NUR NANDA - Copy.docx
MAKALAH PERADABAN ISLAM DI EROPA NUR NANDA - Copy.docx
 
Sejarah Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejarah Perkembangan Islam Di SpanyolSejarah Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejarah Perkembangan Islam Di Spanyol
 
Spi
SpiSpi
Spi
 
ISLAM DI SPANYOL
ISLAM DI SPANYOLISLAM DI SPANYOL
ISLAM DI SPANYOL
 
Peradaban islam di eropa.1 (1)
Peradaban islam di eropa.1 (1)Peradaban islam di eropa.1 (1)
Peradaban islam di eropa.1 (1)
 
Power Point SPI 9
Power Point SPI 9Power Point SPI 9
Power Point SPI 9
 
Umayyah ii
Umayyah iiUmayyah ii
Umayyah ii
 
SEJARAH DINASTI UMAYYAH I DAN I - JAPAR SADIQ ASSAQAF.docx
SEJARAH DINASTI UMAYYAH I DAN I - JAPAR SADIQ ASSAQAF.docxSEJARAH DINASTI UMAYYAH I DAN I - JAPAR SADIQ ASSAQAF.docx
SEJARAH DINASTI UMAYYAH I DAN I - JAPAR SADIQ ASSAQAF.docx
 
Bab 5 bani umayah
Bab 5 bani umayahBab 5 bani umayah
Bab 5 bani umayah
 
spi_spanyol.pptx
spi_spanyol.pptxspi_spanyol.pptx
spi_spanyol.pptx
 
Masa bani umayah
Masa bani umayahMasa bani umayah
Masa bani umayah
 
Materi pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa bani umayah
Materi pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa bani umayahMateri pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa bani umayah
Materi pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa bani umayah
 
Sejarah Islam pada Masa Bani Umayyah
Sejarah Islam pada Masa Bani UmayyahSejarah Islam pada Masa Bani Umayyah
Sejarah Islam pada Masa Bani Umayyah
 
Kebudayaan dan Pendidikan Banu Umayyah serta Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di...
Kebudayaan dan Pendidikan Banu Umayyah serta Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di...Kebudayaan dan Pendidikan Banu Umayyah serta Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di...
Kebudayaan dan Pendidikan Banu Umayyah serta Kerajaan-kerajaan Kecil Islam di...
 
PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA
PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIAPERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA
PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA
 
kemajuan dinasti abbasiyah.pptx
kemajuan dinasti abbasiyah.pptxkemajuan dinasti abbasiyah.pptx
kemajuan dinasti abbasiyah.pptx
 
Sejarah islam di eropa
Sejarah islam di eropaSejarah islam di eropa
Sejarah islam di eropa
 

Islam di Spanyol

  • 1. Sebab-Sebab Kehancuran Islam di Spanyol (Suatu Tinjauan Historis) Nasrah Fakultas Sastra Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar dua abad sebelum masehi hingga awal abad ke lima, Spanyol berada di bawah imperium Romawi. Sejak tahun 406 M, Spanyol dikuasai oleh bangsa Vandal, yaitu bangsa yang berimigrasi dari negeri asal mereka, suatu daerah yang terletak diantara sungai Oder dan Vistuala. Penguasa daerah ini mendirikan kerajaan di propinsi wilayah Chartage. Kekuasaan Vandal ini kemudian diambil alih oleh orang- orang Gothic. Tak lama kemudian, dinasti merovingian dari kerajaan Frank merebutnya dari orang-orang Gothic, maka didirikanlah kerajaan Visigoth, yang wilayah itu dikenal dengan Vandalusia. Dan setelah kedatangan orang-orang Islam pada tahun 92H/711 m, sebutan Vandalusia diubah menjadi Andalusia atau al- Andalus.(Hitti, 1970:498) "Spain was now adat province of the caliphate. The Arabic name it assumed was al- Andalus". Kehadiran orang-orang Islam di Spanyol merupakan awal munculnya Islam di benua Eropa karena Spanyol merupakan pintu gerbang bagi benua tersebut. Sebagaimana diinformasikan dalam buku-buku sejarah, ekspansi Islam ke Wilayah Barat (dalam hal ini benua Eropa bagian Barat) terjadi pada masa kekhilafahan Bani Umayyah dengan khalifah (pemimpin) AI-Walidbin Abdul Malik. Pada saat itu Musa bin Nusair sebagai panglima perang khalifah dan Tariq bin Ziyad sebagai komandan lapangan, dimana keduanya dianggap sebagai tokoh pelaku utama atas masuknya Islam di Spanyol. Mereka berhasil mnguasai wilayah Afrika Utara dan kemudian menyebrang ke benua Eropa. (Nielsen, 1992: 1). Setelah masuknya Islam di Spanyol maka banyaklah kemajuan-kemajuan yang diperoleh dan hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tokoh-tokoh dan para ilmuwan yang muncul dari sana. Namun setelah berabad-abad lamanya Islam menguasai Spanyol, mulai mengalami kemunduran dan kehancuran bahkan kemudian Islam hilang dari bumi tersebut. Hal ini disebabkan berbagai faktor. B. Permasalahan Dari uraian tersebut di atas, maka muncullah beberapa persoalan sebagai berikut: 1. Mengapa orang-orang Islam datang ke Spanyol? 2. Bagaimana perkembangan Islam di Spanyol setelah wilayah tersebut berada di tangan kekuasaan orang-orang Islam? 3. Kemajuan-kemajuan apakah yang telah dicapai oleh Spanyol pada masa kejayaan Islam di sana? 1 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 2. 4. Mengapa Islam yang telah lama menguasai Spanyol kemudian mengalami kemunduran dan kehancuran? C. Metode dan Sistematika Penulisan Tulisan yang berupa karya ilmiah ini mencoba membahas persoalan atau masalah-masalah pokok sebagaimana telah dikemukakan diatas dengan secara seksama. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan tulisan ini. Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif analisis, yakni menelaah sumber-sumber data dan menganalisisnya dengan pendekatan sejarah. Penulisan ini dibagi dalam tiga Bab yakni: Bab I berisikan Pendahuluan yang meliputi; latar belakang masalah, Permasalahan dan Metode Penulisan. Pada Bab II akan dibahas tentang Spanyol pada Masa Kekuasaan Islam yang meliputi: Awal Masuknya Islam ke Spanyol, Perkembangan Islam di Spanyol, Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masa Islam dan Kemunduran dan Kehancuran Islam. Bab III adalah penutup yang memuat tentang kesimpulan dari tulisan ini. BAB II SPANYOL PADA MASA KEKUASAAN ISLAM A. Awal Masuknya Islam di Spanyol Di zaman Bani Umatyyah, masa pemerintahan al-Walid Ibnu Abd al-Malik, Musa Ibnu Nushair diangkat sebagai amir untuk wilayah Afrika Utara dan Barat yang berkedudukan di Qairawan. Pada saat itu, Musa Ibnu Nushair menerima delegasi yang datang dari kota Ceuta yang terdiri dari Pangeran Yulian dan keluarga raja Witiza yang memerintah Spanyol. Maksud kedatangan mereka ke Qairawan adalah untuk meminta bantuanAmir Musa Ibnu Nushair guna menyerang dan menjatuhkan raja Visigoth di Spanyol bernama Roderck yang berkedudukan di Toledo. Setelah memperoleh persetujuan khalifah al-Walid di Damaskus, Musa berangkat bersama pasukannya menyelusuri pesisir Afrika bagian Utara hingga bagian barat untuk menyeberang ke darata Eropa. Untuk memasuki daratan Eropa itu, panglima Thariq Ibnu ziyad ditunjuk sebagi pemimpin pasukan dengan membawa 12.000 personil, dan bertindak sebagai petunjuk jalan adalah pangeran Yulian dan keluarga raja Witiza. Thariq bersama pasukannya menyeberang selat yang terletak antara Maroko dan benua Eropa, dan mendarat disuatu tempat yang kemudian dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Kedatangan pasukan Islam itu terdengar oleh raja Roderick melalui para saudagar yang menyaksikannya. Maka raja itupun mempersiapkan bala tentaranya untuk menghadapi pasukan Thariq. Pada tanggal 19 Juli 711, kedua pasukan bertemu ditepi sungai Rio Barbate, sehingga terjadilah pertempuran yang sengit. Pasukan Roderick terdesak dan dapat dikalahkan, bahkan roderick sendiri tewas tenggelam di Rio Babate ketika hendak melarikan diri.(Hitti, 1970 :493-494) Kesuksesan di Rio Barbate mendorong semangat pasukan muslim untuk terus bergerak memasuki wilayah-wilayah kekuasaan Visigoth lainnya. Mula-mula bergerak ke Toledo dengan melewati dan menguasainya terlebih dahulu kota-kota Malaga, Elvira, Murcia dan Cordova. Kemudian Thariq terus bergerak hingga kebagian barat semenanjung Iberia. Tgariq mendapat dukungan penduduk taklukannya untuk menaklukkan wilayah-wilayah lainnya. (Chejne,1974:8) Mendengar kesuksesan yang dicapai oleh Thariq Ibnu ziyad, maka Amir Musa Ibnu Nushair pada tahun 712 berangkat menuju Spanyol. la bersama pasukannya 2 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 3. sebanyak 18.000 personil yang kebenyakan dari suku-suku Arab dengan menempuh jalur yang tidak dilewati oleh pasukan Thariq, la mampu menaklukkan Sidonia, Carmona, dan berhasil memasuki Sevilla, Huelva dan ahirnya mengikuti arah sungai, sampailah ia bersama pasukannya kekota Merido dan kota-kota kecil lainnya. Kemudian ia dapat bertemu dan bergabung dengan pasukan Thariq di Toledo pada bulan Juli 713.(Watt ,1992:15). Kemenangan yang telah dicapai di Spanyol mengukir sejarah baru Islam di Eropa, Karena Spanyol merupakan pintu gerbang masuk ke Eropa. Untuk selanjutnya dapat menyampaikan dagwah Islamiyah keseluruh benua Eropa dengan mudah. Penaklukan yang dilakukan oleh Thariq Ibnu ziyad inilah merupakan asal-usul Islam di Spanyol. B. Perkembangan Islam Di Spanyol 1. Dinasti Islam di Spanyol Ketika gerakan Abbasiyah berhasil menjatuhkan Bani umayyah dari tampuk kekuasaan pada tahun 750, maka berdirilah Khilafah Bani Abbas dengan mengambil Bagdad sebagai pusat pemerintahan. Bersamaan dengan itu, Emirat Islam diSpanyol menyatakan tunduk kepada Bagdad. Abdurrahman Ibnu Muawiyah Ibnu Hisyam adalah searang pangeran dari Bani Umayyah yang lalas dari kejaran Bani Abbas. Setelah melarikan diri ke Mesir, lalu melewati berbagai bukit batu dan gurun yang tandus, akhirnya pada tahun 756 dapat memasuki Spanyol yang sedang dilanda perselisihan antara kelompok Mudhari yang berasal dari lembah Eufrat dan kelompok Yamani yang berasal dari Yaman keturunan Qahtan. Kedatangan Abdurrahman segera mendapat sambutan dan dukungan yang luas. Dan setelah berhasil memadamkan perlawanan Amir Yusuf al- Fikri, penguasa Spanyol sebagai Emirat dari Khilafah Abbasyah, Abdurrahman menduduki kursi kepemimpinan sebagai Amir. Dengan demikian, Spanyol secara resmi tidak lagi menjadi bagian wilayah Khilafah Abbasiyah. Pada saat itu, Abbassiyah dipimpin oleh khalifah Abu Ja'far al-Mansur, khalifah kedua di Bagdad. Amir Abdurrahman yang dipanggil al-Dakhil (New Comer) menetapkan Cordova sebagai ibu kotanya. Karena ketangkasan dan kegigihannya, ia mampu melepaskan diri dari kejaran Bani Abbas hingga dapat mendirikan emirat (Dinasti Umayyah di Spanyol): Khalifah alMansur di Bagdad menjulukinya sebagai "The Falcon of Quraysh" atau si rajawali Qurays. (Hitti, 1970 : 502) Dinasti Bani Umayyah di Spanyol dapat mempertahankan kekuasannya sampai tahun 1031 M, Abd al-Rahman al-Dakhil berkuasa selama 32 tahun (756-788 M.). Dibawah kekuasaanya, Spanyol mulai menyaksikan hari-hari kemenangannya. la memiliki kemampuan yang besar dan kecakapan yang cukup dalam membenahi pemerintahannya. la mengangkat Gubernur-gubernur yang mampu dan jujur. la benahi kota tua Cordova dengan gedung-gedung dan taman-taman yang indah. Tanaman berupa buah-buahan dan sayur-sayuran di datangkan dari timur untuk di kembangkan di pertanian Spanyol. Pada tahun 757 M, Abd al-Rahman al-Dakhil tidak mencantumkan lagi nama Khalifah Bani Abbas di khutbah jum'at, dan menggantinya dengan nama sendiri walaupun masih memakai gelar Amir. (Chejne, 1974: 18). 2. Pembangunan Islam di Spanyol a. Pembangunan Dalam Bidang Militer dan Pemerintahan Sebagai suatu wilayah negara, Spanyol Islam diperlengkapi dengan personil- personil militer lebih banyak dari jumlah ketika mereka datang. Dan untuk keamanan 3 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 4. serta pertahanan kedaulatannya, Amir membangun kekuatan militer di Spanyol. la mendatangkan lebih dari 40.000 personil dari afrika untuk dilatih dengan mendapat gaji baik, agar mereka benar-benar setia menghormati dan mau ikut menjaga kekuasaan Amir.(Hitti, 1970 508). Pasukan militer dibedakan menjadi empat kelompok. Yaitu: 1. Tentara tetap (Profesional) yang berpangkalan di Cordova. 2. Tentara Reguler (Jund) yang dipimpin oleh penguasa wilayah militer. 3. Tentara Irreguler (Belladi), yaitu orang-orang Arab yang datang bersama Musa Ibnu Nushair. 4. Tentara luar biasa atau sukarelawan (Hasyid), yaitu orang-orang yang tidak diminta dan dengan sukarela bergabung bersama kekuatan militer (lmamuddin, 1981: 63). Disamping pasukan darat, dibentuk pula kekuatan laut setelah adanya serangan mendadak Normandia di pantai barat Spanyol pada tahun 844-845 M. Kemudian dibangun menara-menara pengintai musuh yang melakukan kegiatan di samudra Atlantik di sepanjang pantai. Setelah Abdurrahman al-Dkhil (Abdurrahman I) meninggal, maka pemerintahan dipegang oleh anaknya Hisyam I (789-796), Dia seorang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang Al-Qur'an dan sunnah, dan banyak dipengaruhi oleh ulama fikih. la meneruskan pembangunan masjid Cordova dan juga membangun terusan Cordova. Hisyam adalah seorang penguasa yang taqwa, adil dan lemah lembut serta darmawan. Dia menduduki tahta selama 8 tahun, tetapi banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai. Setelah Hisyam wafat, ia diganti oleh ananya hakam I (796-822 M). Hakam adalah orang yang suku akan kemegahan dan pertunjukan-pertunjaukn serta sangat kecanduan dengan minuman anggur. Pada masa kekuasaannya terjadi pemberontakan yang dipelopori oleh Sulaiman dan Abdullah pamannya sendiri, yang akhirnya pemberontakan itu dapat dipadamkan. Sulaiman meninggal dan Abdullah diampuni setelah ia menyerah. Sesudah Hakam meninggal; pemerintahan di pegang oleh putranya Abdurrahman II (822-852 M). Dengan pengalaman militernya yang tinggal dan kecakapannya dalam memimpin pemerintahan, Abdurahman II telah berhasil membawa Spanyol kembali kepada kedamaian dan kemakmuran. Di masanya Mesjid Cordova diperluas, dan banyak mesjid baru dibangun di kota-kota Jaen, Seville,dan di ibu kola Cordova sendiri. Barang-barang di impor dari Timur. Bendungan dan irigasi dibangun, ibu kota diperindah dengan taman-taman yang luas lagi indah yang dilalui oleh terusan-terusan yang mengalirkan air dari gunung-gunung. Jembatan-jembatan dibangun dan istana Cordova telah dapat menandingi istana di Bagdad. (Dozy, 1972:260). Setelah menjalankan pemerintahannya selama 30 tahun yang membawa kepada kemakmuran, Abdurahman II meninggal dunia pada tahun 852 M Pemerintahan berikutnya setelah Abdurahman II wafat, Dipegang oleh anaknya Muhammad 1(852-886 M). Masa kekuasaanya banyak terjadi kerusuhan dalam negeri, antara lain: Pemberontakan rakyat Toledo, Pemberontakan orang-orang Kristen yang fanatik di Cordova yang telah ditumpas oleh Abdurahman II, namun mereka tetap berhubungan dengan raja Perancis, Charles Le Beld dengan tujuan mengajaknya untuk menyerang Spanyol. Akhirnya pemberontakan-pemberontakan itu dapat dipadamkan, bahkan pemberontakan itu di Tabanos yang merupakan sarang fanatisme dihancurkan. Para pemimpin mereka digantung. Muhammad I adalah orang yang bijak, adil, dan berani. Dia memperbaiki keadaan rakyat dengan kedermawanannya. La seorang yang rajin dalam meneliti urusan administrasi sekecil 4 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 5. apapun.(Mahmudunnasir, 1993: 297). la meninggal dalam usia 65 tahun setelah menjalankan pemerintahannya selama 34 tahun. Kemudian pemerintahan diganti oleh anaknya Munzir (886-888 M). la cukup mampu menumpas pemberontakan ketika ayahnya memerintah. Masa pemerintahannya yang begitu singkat diawarnai dengan kektidak damaian dan kericuhan. Setelah Munzir wafat, ia digantikan oleh saudaranya Abdullah (888-912). la memerintah cukup lama selama 25 tahun, tetapi masa kekuasaanya selalu mendapat tantangan yang cukup banyak. Selanjutnya pemerintahan dipegang oleh Abd al-Rahman al-Nashir atau Abdurrahman III (912-961 M). Ia naik tahta dalam usia 23 tahun, usia yang relatif muda. Usaha yang dilakukannya pertama kali ditujukan kepada pengukuhan kesatuan dan stabilitas dalam negeri. Begitu ia dilantik ia mengirm utusan kepada gubernur- gubernur yang ada disemenanjung Iberia dan mengajak mereka untuk memberikan bai'at kepadanya. Sebagian diantara mereka menyambut seruan itu dengan baik dan sebagian yang lain tidak memperdulikannya. Dalam menghadapi penentanganya, Abdurahman III menumpasnya dengan militer sehingga dalam jangka 10 tahun umat Islam Spanyol bersatu kembali.(Benton, 1970: 1087). Abdurahman III membangun beberapa buah istana dan memajukan pertanian rakyat. Rakyat taat kepadanya dan semua orang merasa hidup damai bersamanya. la mewajibkan penguasa-penguasa Kristen membayar upeti ke Cordova. Pada tahun 929, ia memproklamirkan dirinya sebagai khalifah. Pada masa kekuasaanya, Cordova merupakan pusat kebudayaan Islam yang penting di Barat sebagai tandingan Bagdad di Timur. Kalau di Bagdad ada bait al-Hikmah serta madrasah Nizamiah, dan Kairo ada al-Azhar serta Dar al-Hikmah, maka di Cordova ada universitas Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan. Perpustakaanya mengandung ratusan ribu buku.(Nasution, 1985:62) Cordova, Constantinopel dan Bagdad adalah tiga kota yang merupakan pusat kebudayaan dunia pada saat itu. Di Cordopa terdapat 113.000 rumah, 70 Perpustakaan, sejumlah toko buku dan Mesjid, bermil-mil jalan aspal diterangi dengan lampu-lampu dari rumah-rumah yang berhampiran. Semuanya membuat Cordova memperoleh popularitas Internasional dan kekaguman para pengunjungnya. Banyak perutusan diplomatik berkumpul di Cordova, baik dari dalam maupun dari luar Spanyol. Delegasi berdatangan dari suku-suku Zanatah Afrika Utara yang kuat, dari dinasti Idrisi, dari raja-raja Kristen Prancis, Jerman dan Konstantinopel. In this period Umayad Capital took its place as the most cultured city and Europe and, with Constabtinople and Bagdad, as one of the three cultural centres of the world. With its one hundred and thirteen thousand homes, twenty- one suburbs, seventy libraries and numerous book shops, mosques and palaces, it acquired international fame and inspired awe and admiration in the hearts of travellers. It enjoy miles of paved streets illuminated by lights from the bordering houses whereas. (Hitti, 1970: 526). Abdurrahman III di anggap sebagai sang penyelamat imperium muslim Spanyol. Dengan berbagai kebijakan dan kemampuan intelektualnya, maka stabilitas nasional terkendali serta dapat menarik masyarakat Spanyol dengan tidak menimbulkan jurang pemisah antara kelas dan golongan agama yang ada, sehingga benar-benar tercipta suatu imperium Umayyah yang damai dan kuat di Spanyol. Setelah memegang kekuasaan selama 49 tahun, ia meninggal dunia pada bulan oktober 961 M. 5 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 6. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Hakam II (961-976 M). la meneruskan politik ayahnya dalam mempertahankan stabilitas pemerintahan dan kemakmuran negaranya. Hakam memiliki sifat yang mirif dengan ayahnya. Ia tetap mempertahankan menteri-menteri yang diangkat oleh ayahnya. Pada masa pemerintahannya la memerangi pemberontakan Kristen yang ingin melepaskan diri dari Spanyol. Sepeninggal Hakam II, Pemerintahan dipegang oleh Hisyam II (976- 1009 M). Pada masa pemerintahannya, kekuasaan khalifah mengalami kemunduran. Kekuasaan umat Islam di Spanyol saat itu berada wazir dan wali Hisyam II yang bernama Ibnu Abi Amir, yang kemudian bergelar al-Mansur. b. Pembangunan di Bidang Administrasi Sipil Ketika Spanyol masih merupakan wilayah yang integral dengan Damaskus, Spanyol Islam adalah bagian dari propinsi magrib (wilayah Barat) yang ibu kotanya di Qairawan (sekarang Tunisia), maka konstitusi yang berlaku sesuai dengan yang ada di Damaskus. Sementara itu Spanyol terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu : Pusat, Timur dan Barat. Wilayah pusat meliputi kota Cordova, Granada, Malaga, Almeria, Jaen dan Toledo. Wilayah Timur meliputi Saragosa, Valencia, Murcia, Cartagena dan Albarraccin. Wilayah Barat meliputi . Sevilla, Jerez, Gibraltar, Tarifa, Beja, Budajoz, Merida, Silves dan lisbon.(Chejne, 1974: 138). Untuk melaksanakan pemerintahannya dibetuk lembaga-lembaga atau badan- badan yang mempunyai tugas dan fungsi tertentu yang di tangani oleh orang-orang yang sesuai dengan ke ahliannya. Beberapa badan dan jabatan yang ada pada saat itu antara lain. 1. Al-Hajib, yaitu pejabat yang paling berpengaruh di lingkungan istana, Sebagai media antara penguasa dengan pegawai-pegawai istana dan rakyat lainnya. 2. Al-wazir atau mentri, yaitu orang yang menangani masalah keuangan, hubungan. Hubungan luar negeri dan keadilan. Jabatan ini kemudian menyamai jabatan hajib yang biasanya diduduki oleh para panglima militer. 3. Al-Katib atau Sekretaris Negara, meliputi pekerjaan korespondensi dan pengiriman surat-surat serta dokument negara. 4. Khazin al-Mal (petugas pajak), Yaitu orang yang mengurusi pajak-pajak dari seluruh propinsi. 5. Al-Qadli atau Hakim, yang dibagi 3 bagian, yaitu hakim militer, hakim rakyat dan Hakim para hakim. 6. Shahib al-Mazhalim, yaitu badan pengendalian atau semacam hakim yang bertugas mengoreksi penyimpangan-penyimpangan para pejabat. Biasanya jabatan ini ditangani oleh penguasa atau delegasinya. Lembaga-Iembaga lain sebagai pembantu adalah lembaga kepolisian, inspektur pasar, dinas pekerjaan umum, dan lembaga perwakafan. Disamping itu ada Juga majelis-majelis yang diselenggarakan untuk membahas berbagai persoalan. c. Pembangunan di Bidang Perekonomian. Masa pemerintahan abdurrahman II merupakan zaman kegemilangan Islam, karena pertumbuhan ekonomi yang baik terutama di bidang pertanian. Tanah-tanah gersang diubah menjadi lahan yang produktif. Guna meningkatkan produktivitas pertanian, Para ahli muslim melakukan study tentang tanah, menggunakan alat-alat baru untuk meratakan gunduka-gundukan dan tanah berpasir. Juga menggunakan pupuk untuk mempersubur tanah serta meningkatkan sistem irigasi. Perkembangan kemajuan di bidang perdagangan sangat memberikan keuntungan, termasuk bea dan cukai, ekspor-impor yang dapat menempatkan kerajaan 6 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 7. Islam Spanyol pada tingkat tertinggi penghasilannya. Perkembangan di bidang ekonomi ini ditopang juga oleh perencanaan pembelanjaan kerajaan yang terorganisir dengan baik sesuai rencana. (Sou'yb, 1981 :221). d. Pembangunan Di Bidang IImu Pengetahuan Banyak Amir yang menaruh perhatian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, diantaranya seperti apa yang dilakukan oleh Hisyam. Dia mendorong para Teolog untuk pergi ke Medinah guna mempelajari ajaran-ajaran maliki. Dia mendirikan sekolah-sekolah untuk pengajaran bahasa Arab. Kota Cordova memiliki Perpustakaan yang besar yang memuat 600.000 jilid buku. Amir selalu mengupayakan penambahan dan penyempurnaan perpustakaan berikut buku-bukunya, baik dari dalam maupun luar negeri. (al-Hayyat,t.t.:34). Amir sering menulis surat kepada setiap penulis kenamaan guna memeperoleh naskah karya ilmiah dan membayarnya sangat mahal. Pujangga arab, Abu Farj al- Aashfihani yang yang tinggal di Bagdad pernah didatangi utusan Amir Andalusia guna memperoleh naskah karangan lagu dan himpunan sajak al-Aghani dan diberinya hadiah 1000 dirham. (Brackelman, 1970:223). C. Kemajuan-Kemajuan yang Dicapai Spanyol pada Masa Islam 1. Kemajuan IImu Pengetahuan. Sebagian penulis sejarah itu ada yang menyatakan bahwa pengkajia keilmuan secara ilmiah di (wilayah) Barat (Spanyol dan sekitarnya), pelaksanaannya, lebih dulu terjadi di (wilayah) Timur (Bagdad dan sekitarnya). Dengan demikian, masyarakat intelek muslim yang ada di wilayah barat berhutang budi kepada saudara-saudara mereka yang berada di Timur.(Madkour, 1988, 53). Kondisi tersebut terlihat dari informasi bahwa Ibnu Jubair, seorang pengelana dari Spanyol, sangat tercengang dengan fenomena yang dilihatnya di Timur. Begitu banyak sekolah dan berbagai hasil bumi yang di hasilkan oleh badan-badan wakaf di sana. Selanjutnya ia mengajak orang-orang yang ada di Barat untuk menuntut ilmu ke Timur. Namun demikian dalam hal penterjemahan bahasa yunani. Masyarakat intelek Islam di Spanyol, (pada saat tertentu) mendapat bantuan langsung dari kekaisaran Bizantium. Disebutkan bahwa pada tahun 949 M, kaisar Constantinus menghadiahkan kepada Abdurrahman III sebuah salinan dari Dioscorides (naskah mengenai tumbuh- tumbuhan) dalam bahasa yunani. Akan tetapi kebetulan di Cordova pada saat itu tidak ada seorang pun (sicl) yang faham bahasa yunani. Oleh sebab itu, Abdurahman III minta kepada kaisar untuk mengirimkan seorang biarawan yang (kemudian datanglah seorang) bernama Nicholas, yang tidak hanya menerjemahkan Dioscorides, akan tetapi langsung mengajar bahasa yunani di Cardova (Qadir, 1989: 41). Diantara ilmu yang "muncul" dan berkembang di Spanyol, terdapat ilmu kebahasaan, ilmu pendidikan, ilmu kepustakaan: ilmu kesejarahan, ilmu keperjalanan, ilmu kealaman, dan ilmu keagamaan serta pengaruhnya terhadap dunia barat dewasa ini selanjutnya, dalam kebudayaan, terdapat kemajuan yang pesat dibidang kesenian, pertekstilan, desain dan arsitektur serta pembangunan sarana fisik lainnya. Berikut ini akan dijelaskan tentang bidang-masing-masing di atas. a. IImu Kebahasaan. Seperti telah disinggung, secara umum, diatas, dalam ilmu bahasa murni juga, filologi,tata bahasa, leksikografi, masyarakat intelek Islam di Spanyol sebetulnya (sedikit) tertinggal jika di banding dengan orang-orang Irak (namun kemudian 7 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 8. prestasi-prestasi) yang cukup spektakuler bermunculan). Al-Qali (901-67 M), seorang profesor universitas Cordova kelahiran Amenia (awalnya) belajar di bagdad, baru kemudian disusul oleh Muhammad bin Hasan AI-Zubaydi (928-989), seorang muridnya yang berdarah asli Spanyol (kelahiran Seville) yang mewarnai hampir seluruh ilmu gurunya itu (Hitti, 1970:557). Orang Islam Spanyol juga berjasa atas penyusunan tata bahasa (orang) Yahudi (Hebrew) yang secara esensial didasarkan atas tata bahasa Arab. Selanjutnya, dibidang sastra, terdapat juga kemajuan yang sangat berarti dan melahirkan banyak tokoh. Ibnu Abd Rabbih, seorang pujangga (yang sezaman dengan) Abd Rahman III mengarang Al'Iqd Al-Farid dan Al-Aghani. 'Ali bin Hazm (terkenal dengan nama Ibnu Hazm) juga menulis sebuah antologi sya'ir cinta berjudul Tawq Al-Hamamah. (Khan, 1980:94). Dalam bidang sya'ir, yang digabungkan dengan dengan nyanyian, terdapat tokoh Abd AI-Wahid bin Zaydan (1003-1071) dan Walladah (meninggal 1087) yang melakukan improvisasi spektakuler dalam bidang ini. Karya mereka, muwashshah dan jazal merupakan karya monumental yang pernah mereka ciptakan pada masa itu, (Khan, 1980:94 ) sehingga orang-orang Kristen mengadopsinya untuk himne-himne Kristiani mereka. b. IImu kependidikan Titik berat ilmu kependidikan yang berkembang pada masyarakat intelek Islam Spanyol adalah perhatian mereka pada keharusan seseorang bisa membaca dan menulis yang secara mendasar ditujukan kepada (kecakapan membaca dan menulis) Al-Qur'an, tata bahasa Arab dan sya'ir. Di samping itu kegiatan kependidikan juga (dalam hal-hal tertentu) berpusat pada persoalan-persoalan hukum atau Fiqh (yang merupakan istilah derivat tidak langsung dari kata syari'ah atau wahyu dan mengalami penyempitan makna (Watt, 1992:6). Dalam masyarakat Islam Spanyol, wanita juga memperoleh kedudukan yang tinggi dalam hal penerimaan pendidikan. Suatu keadaan yang (sedikit berbeda dengan kondisi Geografis dunia Islam pada umumnya) sangat kontras dengan keadaan umum masyarakat Eropa pada waktu itu. Dengan kondisi seperti itu pada abad-abad berikutnya jumlah orang yang belajar ke Spanyol terus bertambah. Universitas-universitas Cordova, Toledo, Granada, Clan Sevilla-di banjiri para mahasiswa dari bebagai penjuru Eropa, Africa Utara dan Timur Tengah. Kondisi seperti itulah yang belakangan dipercayai berjasa mengantar Renaissance dan Reformasi Ilmu Pengetahuan di Eropa. c. IImu Kepustakaan Dengan menitik beratkan kepada Ilmu pendidikan masyarakat Intelek Islam Spanyol sudah pasti menyediakan sarana-sarana penunjang, agar apa yang mereka lakukan bisa berhasil seoptimal mungkin. Keberadaan perpustakaan dengan sejumlah besar bukunya merupakan salah satu diantara sekian sarana penunjang kependidikan yang menjadi pusat perhatian mereka. Sebagai contoh, perpustakaan AI-Hakam yang jumlah bukunya mencapai 400.000 buah (Al-Siba'iy, 1992: 183). Disamping itu juga bursa buku adalah kegiatan yang sering ditemui di Cordova. Suatu kondisi logis dari sebuah masyarakat intlek yang memusatkan perhatian kepada pengkajian-pengkajian ilmiah. Sumber-sumber dana yang berasal dari badan-badan wakaf yang didirikan secara khusus untuk itu telah sangat membantu peningkatan kualitas perpustakaan. Managemen Lay out berkembang seiring perkembangan perpustakaan tersebut 8 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 9. termasuk di dalamnya katalogisasi. Administrasi dan birokrasi peminjaman buku- buku dilaksanakan dengan baik dalam arti adanya ketentuan-ketentuan tertentu bagi peminjam yang terdiri dari dua golongan; yaitu golongan ulama dan non ulama. d. IImu Kesejarahan. Perkembangan ilmu kesejarahan di Spanyol tidak bisa lepas dari peran Ibnu Khaldun (1332-1406 M) sebagai sosok reformer, baik analisis sejarah murni ataupun historiografi. Kelahirannya memang agak belakangan dibanding dengan tokoh-tokoh sejarah Spanyol seperti Ibnu Qutaybah (wafat 977 M) dan Ibnu Hayyan (988-1076 M) serta sejarawan lainnya Namun sebuah karya monumentalnya, Muqaddimah, telah mencuatkkan namanya menjadi sosok luar biasa terutama dalam Ilmu sejarah. Teori life cycle untuk dinasti-dinasti baik secara langsung ataupun tak langsung telah di adopsi oleh para ilmuan dunia menjadi teori Civilization life cycle.1 e. IImu Keperjalanan Perkembangan Ilmu keperjalanan ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh geografi di kalangan masyarakat intelek Islam di Spanyol diantaranya Abu Ubayid al- Bakri (wafat 1094 M), AI- Idrisi lahir 1100 M dan Abu al-Husain bin Ahmad (Iahir 1145 M) merupakan tokoh-tokoh diantara para tokoh geografi yang belakangan melahirkan tokoh-tokoh adventurers, seperti Ibnu Jubair yang melakukan journey pulang-pergi dari Granada ke Mekkah melalui Mesir, Irak, Syria dan Sicilya. Tokoh legendaris yang belakangan muncul adalah Ibnu Batutah (1304-1377 M). Dia telah melakukan 4 kali perjalanan Haji ke Mekah yang dilanjutkan dengan petualangannya ke berbagai negeri Muslim. Negeri-negeri di Timur seperti Srilangka dan Bengal telah dikunjunginya bahkan sampai ke Cina. Perjalana terahirnya pada tahun 1353 telah membawanya ke pedalaman Afrika. (Hittl, 1970:569). f. IImu Kealaman Perkembangan Ilmu kealaman di masyarakat intlek Islam Spanyol ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh dalam cabang-cabang ilmu tersebut seperti astronomoi, matematika, ilmu tumbuhan kedokteran dan lain-lain. Dalam perkembanganya terdapat satu ilmu sempalan dari astronomi yang kemudian dinilai kontroversial oleh umumnya masyarakat Islam yaitu astronomi dangan tokohnya Abu Ma'syar (al-falaki). la mengatakan bahwa posisi bintang-bintang berpengaruh terhadap kelahiran, kematian dan apa saja yang terjadi dimuka bumi ini. Namun demikian perkembangan ilmu astronomi "murni", yang melatar belakangi ilmu astronomi modern, terus berkembang, sampai menjelang abad pertengahan. Bersamaan dengan itu matematika juga memiliki tokoh-tokohnya tersendiri. Sekalipun sering pula diantara tokoh itu, kepiawaiannya juga meliputi ilmu-ilmu lain, seperti Al-Majriti (lahir 1007 M), Al-Zarqali (1029-1087 M), Ibnu Aflah (lahir 1140 M), dan AI-Bitruji (lahir 1204 M). Mereka itu ahli astronomi dan matematika sekaligus. Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, apakah itu ilmu murni atau terapan dan dengan berbagai macam penelitian, terdapat juga perkembangan yang cukup pesat. Salah satu contoh adalah observasi yang tepat, yang telah dilakukan Ibnu Sab'in: terhadap perbedaan kelamin antara pohon palm dan rami. Hasil penelitian itu adalah 1 Arnold J. Toynbee mengembangkan teorinya dalam buku A Study of History, (Oxford University Press, London, 1960) yang sangat mirip sekali dengan teori Ibnu Khaldun kalau tidak ingin dikatakan persis 9 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 10. ada tiga kelompok tumbuhan dalam hal proses reproduksinya. Adanya yang melalui stek, persemaian benih, dan ada yang tumbuh secara spontan.(Hitti, 1970:574). Perkembangan ilmu tumbuh-tumbuhan tersebut, berjalan seiring dengan perkembangan ilmu farmasi dan kedokteran. Hal tersebut disebabkan, secara terapan, ilmu tersebut berperan sebagai supplier terhadap ilmu farmasi dan kedokteran. Obat- obatan yang ditentukan dan dipakai oleh para dokter, sumber penelitiannya memang dari ilmu tumbuh-tumbuhan. Dalam perkembangan kedokteran tercatat dokter wanita dari keluarga Ibnu Zuhr.(Arsyad, 1988: 95). g. Para Tokoh Ilmu Pengetahuan Di atas telah dikemukan sejumlah tokoh ilmu pengetahuan. Namun demikian, untuk melengkapi uraian tersebut, berikut ini akan dikemukakan secara selintas (breifley) beberapa tokoh lainnya sekaligus dengan sfesifikasl keahlian yang dimiliki masing-masing tokoh tersebut. Agar lebih jelas penulis menampilkan dalam bentuk tabel. NAMA USIA KEAHLIAN KARYA TULIS Al-Zahrawiy Hidup abad X Ahli Bedah Al-Tasrif Ibnu Julul 944-994 M Dokter Khalifah Thabaqod Al-Thib Ibnu Al-Wafid 1007-1067 M Farmakolog Kitab Al-Wisad Dokter Ahli Tumbuhan Abu Marwan Wafat 1078 M Ahli Figh Ahli Qur’an Kedokteran Abu-al-A’la Wafat 1030 M Ahli Hadist Ahli Filsafat Ahli Diagnosa Abu Marwan 1092-1162 M Dokter Al-Iqtida Parasitolog Al-Aghdiya Ahli Diagnosa (teman Ibnu Rusd) Ibnu Safar Wafat 1035 Ahli Matematika Tabel Astronomi Ahli Astronomi Astrolable Jika melihat perkembangan filsafat di kalangan masyarakat intelek Islam Spanyol, akan nampak dominasi dari tiga orang filosuf kelahiran negeri tersebut, yakni; Ibnu Bajah (wafat 1138 M), Ibnu Tufail (wafat 1185) dan Ibnu Rusyd (1126- 1198) dengan tidak bermaksud mengecilkan para filosuf yang tidak terpopulerkan oleh sejarah, yang telah berjasa meletakkan batu fondasi, membangun dan menyempurnakan filsafat di dataran Andalus tersebut. Namun demikian, berdasarkan versi Ibrahim Madkour, dua yang pertama dari ketiga filosuf ini, berada dalam bayang-bayang al-faidh-nya AI-Farabi. Ibnu Bajah, dengan Tadbir al-Mutawahhid-nya "mengatakan" bahwa manusia bisa berhubungan dengan akal fa'al dengan perantara ilmu pengetahuan dan pembangunan potensi mereka. Sementara Ibnu Tufail, dengan Hayy bin yaqzhan-nya "mengatakan" bahwa hanya potensi manusia yang bisa berhubungan dengan akal fa’al. (Madkour, 1988:54). Berkenaan dengan akal fa’al tersebut, orientasi Ibnu Rusyd tidak mengarah kepada "hipotesa" ini, (sehingga ibrahim madkour melepaskan Ibnu Rusyd dari 10 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 11. bayang-bayang AI-Farabi). Tetapi dia mengkaji problematika hubungan (antara manusia dengan) akal fa’al secara ilmiah dan sistematis, dengan menjelaskan bahwa hubungan ini, secara esensial tidak bertentangan dengan psikologi yang dikenal. Ibnu Rusyd berpendapat bahwa bayi dilahirkan dengan membawa kesiapan untuk menerima pengetahuan-pengetahuan (secara) umum, sehingga jika ia mulai belajar, maka kesiapan ini akan berubah menjadi akal aktual. Akal ini selalu berkembang dan meningkat sampai ia bisa berhubungan dengan Akal yang tidak ada pada benda, dan dari Akal tersebut ia mengambil (menerima) pancaran ilham. Perkembangan filsafat Islam selanjutnya adalah unsur-unsur sufisme dalam sekala yang lebih besar. Corak filsafat Islam menjadi filsafat sufistik atau sufisme filosofis. Seperti produk pemikiran Ibnu Sab'in, yang pada uraian diatas dikenal sebagai ahli botani. la berpendapat (seolah-olah mengulang pendapat Al-Farabi) bahwa Allah adalah sumber bagi akal-akal yang mengelola alam, yang memancar secara emanatif (nisbah bagi emanasi). Akal fa'al adalah satu dari sekian Akal yang mengelola alam dan merupakan sumber jiwa manusia. Jiwa manusia, yang bersumber dari akal tersebut, selalu cenderung berhubungan dengannya, kecuali jika kekotoran dan nafsu ragawai menghalanginya. (Madkour, 1988:55-56). Unsur sufisme yang paling besar, dalam perkembangan filsafat Islam Spanyol, adalah ketika sekelompok masyarakat sufi, dengan tokohnya Ibnu 'Arabi (wafat 1240 M) melontarkan teori panteisme (di mana banyak kalangan ahli sunnah menuduh orang yang berfaham ini zindiq), yang sumbernya (dianggap) dari Suhrawardi dan (juga) Ibnu Sab'in. Keduanya berpendapat bahwa "entitas yang mungkin ada" mengkonsekuesikan "Entitas lain yang harus ada dengan sendiri-Nya" untuk memberinya wujud dan (proses) memancar kepadanya (terjadi) melalui penciptaan. "Entitas yang harus ada" ini adalah Allah swt, karena Dia adalah "Entitas yang azali dengan sendiri-Nya" (Arabi, 1988: 1, lihat juga Noer 1995:17). Sementara itu "entitas-entitas lain" (yang mungkin ada) semuanya adalah fenomena-fenomena bagi ilmu dan kehendak-Nya dan darinyalah ia mengambil kehidupan dan eksistensi. Sehingga eksistensinya bersifat eksidental dan (atau) sebagai konsekwensi. Berdasarkan prinsip itu, maka tidak ada (yang ada) kecuali satu entitas yang wujud secara hakiki dan harus (ada). Bahkan dia-lah wujud seluruhnya, karena entisitas-entisitas lain (yang ada) tidak disebut sebagai entisitas kecuali (difahami sebagai) perluasan (wujud). Dari uraian singkat di atas, memang belum bisa ditarik satu kesimpulan (karena uraiannya memang singkat) bahwa, dalam perkembangan filsafat di Spanyol (dan boleh jadi diseluruh dunia Islam), secara historis, filsafat mempunyai tendensi peneratif yang cukup tinggi dalam sufisme (dengan kekecualian sufisme yang lahir dari kaum oposisi moral terhadap kezhaliman para khalifah). Namun, paling tidak, secara hermenautik, bisa terlihat bahwa hal seperti itu memang ada. i. IImu Agama Perkembangan ilmu agama dilingkungan masyarakat intelek Islam Spanyol, oleh sebagian penulis sejarah, didentikkan dengan perkembangan hukum Islam (ilmu fiqh) atau ilmu syari'at yang telah mengalami penyempitan makna. Namun demikian dari penyempitan makna tadi, dampak positif yang nampak pada masyarakat adalah adanya suatu tatanan hukum yang pasti dan dipegang sebagai pedaman hidup sehingga aspek-aspek lahiriyah (sebagai objek kajian ilmu fiqh) dari masyarakat tersebut (juga tercermin pada sebagian pandangan para filosof) bisa terkendali dan berada dalam landasan-landasan normatif agama. (Watt, 1992:61-62). 11 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 12. Sebagai contoh akan disebutkan apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Rusyd dengan mengutip perkataan para filosof, bahwa kehidupan manusia di dunia dan di akhirat bisa berarti hanya dengan mengerjakan aktifitas-akti sitas praduktif dan mengutamakan pemikiran. Kedua hal tersebut tidak akan sempurna kecuali dengan keutamaan-keutamaan akhlaq (nisbah untuk akhlak), yang juga baginya tidak akan terwujud kecuali dengan ma'rifat kepada Allah Swt dan mengagungkan-Nya melalui peribadatan ritual yang sesuai dengan syari'at (al-masyru'at) dalam agama (Millat) seperti Taqarrub, shalat, berdo'a, memuji, dan lain sebagainya. Di dalam kenyataannya perkembangan ilmu keagamaan dikalangan masyarakat intelektual Islam Spanyol lebih didomonasi oleh madzhab Maliki, meskipun pernah juga madzhab Zhahiri mewarnal masyarakat Islam Spanyol. Hal ini disebabkan oleh dekatnya khilafah Umayyah dengan madzhab tersebut dan secara geografis Spanyol dekat dengan wilayah Afrika Utara, dimana masyarakat sunni-nya banyak yang bermadzhab maliki, sementara Islam masuk ke Spanyol melalui wilayah tersebut. j. Pengaruh Perkembangan Ilmu Pengetahuan Terhadap Dunia Barat. Dengan kekecualian pada ilmu keagamaan, boleh dikatakan seluruh perkembangan ilmu pengetahuan di masyarakat intelek Islam Spanyol mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia barat, terutama setelah memasuki abad pertengahan. Pernyataan di Bias tercermin dari perkataan Chistave Le Bon ia mengatakan bahwa perkenalan dengan peradaban Islamlah sebenarnya yang membawa Eropa menjadi dunia beradab. Abad ke-9 dan ke-10 adalah saat pusat-pusat Islam di Spanyol sedang berada di puncak kecemerlangannya. Pusat-pusat intelektual di barat hanya berupa benteng-benteng yang dihuni oleh para bangsawan yang dirinya merasa bangga atas ketidakmampuannya membaca mereka.( Ma'arif, 1994:25-26). Tahap selanjutnya, dengan melalui tahap-tahap kecurigaan ketakutan yang luar biasa dan secara diam-diam kecemburuan dan kekaguman terhadap Islam, masyarakat Eropa akhirnya berhasil mentransfer metodologi ilmiah intelek masyarakat Islam. Ironisnya masyarakat Islam justru terpuruk dalam fase Jumud: fase kemunduran. Metode eksperimen, eksplorasi, opservasi, yang pada awalnya dipakai setiap kajian ilmiah,berubah menjadi metode pengulangan pendapat para guru, yang belakangan diketahui bahwa metode tersebut dipakai oleh sedikit masyarakat terpelajar abad pertengahan di Eropa sebelum datangnya Islam. Sekarang, masyarakat Islam masih sedang berusaha merumuskan jati diri dan peranannya dalam percaturan dunia. Dalam pada itu, tahap-tahap yang dulu dilalui masyarakat Eropa abad pertengahan, sekarang ini nampaknya sedang dilalui masyarakat Islam. Sikap-sikap seperti sikap kecurigaan, ketakutan, dan kecemburuan sehingga muncul generalisasi negatif terhadap dunia Barat, sebetulnya menunjukkan ketidak beradaan intelektual. (Ma'arif,1994:34-35). Pada hal sebaiknya sikap-sikap akomodatif-transformatif selektif-lah yang harus dikembangkan. Karena, apa yang ada sekarang ini pada dunia ilmiah barat pada awalnya, dasar-dasarnya milik masyarakat intektual Islam. 2. Kemajuan Kebudayaan Pada pembahasan dimuka telah dijelaskan bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa telah terjadi dikalangan masyarakat intelek Islam Spanyol. Sebetulnya, Dari perkembangan itu sudah tercermin bagaimana budaya yang berlaku pada masyarakat tersebut. Budaya ilmiah progresit adalah budaya yang sehari-hari mewarnai kehidupan mereka. 12 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 13. Untuk melengkapi apa yang telah dikemukakan diatas pada bagian ini akan di uraikan kemajuan kebudayaan (Iebih tepatnya data historis peninggalan kebudayaan) para masyarakat Islam Spanyol. Biasanya, nilai-nilai tinggi kebudayaan suatu masyarakat di ketahui dari kraya-karya yang secara audio-visual (atau salah satu dari keduanya), sampai pada masyarakat berikutnya. Hasil pekerjaan (seni dengan menggunakan) logam (metal-work) termasuk didalamnya dekorasi dengan bahan baku emas dan perak banyak dijumpai sebagai bukti kemajuan kebudayaan masyarakat Islam Spanyol di antaranya adalah dekorasi interior Al-Hamra dan peninggalan Hisyam II (976-1009 M) yang masih terpelihara pada bagian atas altar katedral di Gerona, berbentuk peti mayat kayu yang dilapisi perak yang berkilat dan bergambar, hasil karya dua orang pengrajin Arab Badr dan Tarif, yang keduanya merupakan anggota Istana. (Hitti, 1970:591) Barang-barang dari keramik juga ditemukan, di samping barang logam, dengan pusat industrinya di Valencia, yang imitasinya belakangan ini diketahui baru ada pada abad ke-15 di Belanda. Industri keramik ini ahirnya juga sampai ke Italy. Selain dari itu, seni dalam tekstil yang mewah juga tertuang dalam hamparan karpet- karpet Spanyol dengan Cordova sebagai pusat industri tenunannya. Dari sana produk- produk tekstil itu tersebar ke berbagai pelosok Eropa. Dari segi arsitektur, seluruh monumen keagamaan yang bernilai seni telah habis, kecuali hanya satu yang terbesar yaitu mesjid Agung Cordova. Fondasi mesjid tersebut dibuat oleh Abdurrahman I dan diselesaikan oleh anaknya Hisyam I pada tahun 793 M, yang terletak pada bekas gereja Kristen. (Hitti, 1970: 594) Hal lain yang tidak kalah menariknya dalam masyarakat Islam Spanyol adalah seni musik. Seni musik Islam Spanyol merupakan gabungan dari sistim Persia-Arab. Sistim tersebut di bawa ke Spanyol pada tahun 822 oleh Ziryab, seorang siswa sekolah musik Ishag al- Maushuli di Baghdad. Dia mendirikan sekolah musik di Cordova, dan selanjutnya bermunculan sekolah-sekolah musik dengan berkiblat ke sekolah Ziryab di Cordova, di Sevilla, Valencia dan Granada.(Shiddiqi, 1985:89-92). Jasa-jasa seniman musik muslim sangat banyak jumlahnya. Di antarnya musik Mensural (ukuran tempo dan nada), glossa (tangga nada), tarkib atau compound (gesekan pada not serentak) dan Octave sehingga melahirkan harmoni, yang belum dikenal pada waktu itu di daratan Eropa. Masyarakat barat sekarang ini juga mewarisi alat-alat musik yang bersenar dari masyarakat Islam. Sehingga ahirnya disimpulkan bahwa masyarakat barat berhasil menemukan revolusi musik dewasa ini, sebetulnya merupakan kelanjutan dari revolusi musik pada masyarakat Islam. 3. Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan Kemajuan demi kemajuan yang dicapai oleh masyarakat intelektual muslim pada khususnya dan masyarakat Islam di Spanyol pada umumya sudah barang tentu tidak terwujud begitu saja tanpa faktor-faktor pendukung yang menyertainya. Tedapat sejumlah faktor pendukung bagi terwujudnya kemajuan tersebut. Ada yang bisa disimpulkan dari apa yang telah diuraikan diatas. Ada juga yang kelihatannya terlepas dari uraian diatas dan diketahui secara hermeneutik, hanya implikasi dari kondisi- kondisi objektif yang ada pada masyarakat Islam Spanyol. Faktor-faktor pendukung tersebut diantaranya adalah : 1) Ketika Islam datang ke Spanyol, komposisi masyarakat yang ada dinegeri itu cukup heterogen yang terdiri dari orang Arab, orang Arab-Spanyol, orang Afrika Utara, dan orang Yahudi. Heterogenitas masyarakat tersebut belakangan diketahui memberikan saham intelektual dan kebudayaan yang cukup hebat yang kemudian melahirkan kembali era kebangkitan ilmu pengetahuan dan peradaban. 13 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 14. 2) Heterogenitas komposisi masyarakat, di ikuti dengan heterogenitas agama. Sementara Islam datang dengan semangat toleransi begitu tinggi. Bahkan dengan semangat toleransi itu Islam telah mengahiri kezaliman keagamaan yang sudah berlangsung sejak lama. (Majdid,1995:70). Bagi orang Kristen dan orang Yahudi disediakan hakim khusus yang sesuai dengan agama mereka masin-masing. (Syalaby, 1979: 86). Semua kelompok agama dengan datangnya Islam, mendukung dan menyertai pembangunan peradapan yang berkembang dengan gemilang. 3) Adanya semangat kesatuan budaya Islam yang timbul pada pemikiran para ulama dalam arti luas. Hal ini terbukti sekalipun dalam konstelasi politik, masyarakat Islam Spanyol melepaskan diri dari Baghdad, dari banyaknya para ulama Spanyol yang mendalami ilmu di Bagdad untuk dikembangkan kemusian di Spanyol. 4) Persaingan antar muluk AI-Thawa'if ternyata justru menyebabkan perkembangan peradaban. Kerajaan-kerajaan kecil di sekitar Cordova, semuanya bersaing ingin menandingi Cordova dalam hal kemajuan Ilmu pengetahuan, sastra, seni, kebudayaan. 5) Adanya dorongan dari para penguasa yang mempelopori kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti Abdurahman I, Abdurahman 11, Abdurahman Ill, dan AI-Hakam II. D. Sebab-Sebab Kemunduran dan Kehancuran Islam di Spanyol Sudah merupakan hukum alam bahwa suatu negara akan tumbuh, dan berkembang kemudian mencapai puncak kejayaan. Setelah mencapai puncak kejayaan dan secara perlahan akan mengalami kemunduran dan akhirnya hancur. Teori perkembangan yang tak dapat dielakkan oleh manusia karena sudah merupakan hukum alam. Demikian pula halnya dengan Spanyol yang dikuasai oleh Islam. Setelah Islam memperoleh kejayaan selama lebih kurang 7 abad, terjadi kemunduran yang membawa kepada kehancuran. Banyak faktor yang menyebabkan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini mundur dan kemudian hancur. Adapun faktor-faktor yang kemunduran dan kehancuran tersebut antara lain adalah: 1. Terjadinya Pemberontakan Terjadi beberapa peristiwa dan pemberontakan dan keharusan yang dilakukan oleh golongan-golongan tertentu yang merasa tidak puas, tidak senang, dan cemburu terhadap khalifah yang berkuasa. Pada zaman khalifah Hisyam (788-796 M) terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya sendiri, Abdullah dan sulaiman. Mereka mempermaklumkan kemerdekaan dan memobilisasi kesatuan- kesatuan mereka di Teledo, tetapi mereka dapat dikalahkan oleh pasukan Hisyam yang terdiri dari 20.000 tentara pada tahun 790 M. Disamping itu, terdapat pula pemberontakanyang dilakukan oleh kaum Yamaniah di Tertosa yang dipimpin oleh Said Ibnu Husain, tetapi mereka dapat dikalahkan. Pada zaman Khalifah Abdurrahman (756-788 M) terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh orang Berber, Yamaniah dan kepala-kepala suku Arab di Spanyol yang meminta bantuan kepada pejuang Kristen Prancis bernama Charles, dan mereka dapat dikalahkan oleh tentara Abdurrahman. Pada zaman khalifah Hakam (796-822) terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh kaum faqih yang berambisi memperoleh kedudukan, mereka menghasut dan mencela hakam sebagai orang yang tidak beragama, dengan pidato-pidatonya mereka membakar kefanatikan orang-orang muslim Spanyol. Dan kaum Faqih dapat ditumpas dan mendapat serangan dari Sulaiman dan Abdullah, paman hakam yang masih hidup ketika dikalahkan oleh Hisyam, mereka meminta bantuan kepada Raja Franka, 14 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 15. Charlemagne di Aix la Chapella. Akan tetapi mereka dapat dikalahkan, dan Sulaiman gugur dalam pertempuran, adapun Abdullah diampuni setelah ia menyerah. (Mahmudunnasir, 290) Setelah itu terjadi pula pemberontakan penduduk Taledo, yang akhirnya mereka dibantai dan mayatnya dibuang kedalam parit. Banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang muncul pada zaman khalifah-khalifah selanjutnya, yang pada akhirnya pemberontakan tersebut dapat diatasi. Sekalipun demikian hal ini merupakan faktor yang menyebabkan lemah dan mundurnya Dinasti Bani Umayyah di Spanyol. 2. Perubahan Struktur Politis Di zaman Hisyam II (976-1013 MO terdapat perubahan struktur politis. Hisyam II baru berusia 11 tahun ketika ia menduduki tahta. Karena usianya masih sangat muda, Ibunya yang bernama Sultanah Subh, dan sekretarisnya negara yang bernama muhammad Ibnu Abi Amir, mengambil alih tugas pemerintahan. (Mahmudunnasir, 1991:308). Hisyam II tidak mampu mengatasi ambisi para pembesar istana dalam merebut pengaruh dan kekuasaan. Menjelang tahun 981 M, Muhammad Ibnu Abi Amir yang ambisius menjadikan dirinya sebagai penguasa diktator. Dalam perjalanannya ke puncak kekuasaan ia menyingkirkan rekan-rekan dan saingannya. Hal ini dimungkinkan karena ia mempunyai tentara yang setia dan kuat, ia amengirimkan tentara itu dalam berbagai ekpedisi yang berhasil menetapkan keunggulaannya atas para pangeran Kristen di Utara. Pada tahun itu juga Muhammad Ibnu Abi Amir memakai gelar kehormatan al-Mansur Billah. la dapat mengharumkan kembali kekuasaan Islam di Spanyol, sekalipun ia hanya merupakan seorang penguasa bayangan. Kedudukan Hisam II tidak ubahnya seperti boneka, hal ini menunjukkan bahwa peranan khalifah sangat lemah dalam memimpin negara, dan ketergantungan kepada kekuatan orang lain mencerminkan bahwa khalifah dipilih bukan atas dasar kemampuan yang dimilikinya melainkan atas dasar warisan turun menurun. Hisam II memang bukan orang yang cakap untuk mengatur negara, tindakannya menimbulkan kelemahan dalam negeri. la tidak dapat membaca gejala-gejala pergerakan Kristen yang akan mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya. Keadaan ini diperburuk dengan meninggalnya al-Muzaffar pada tahun 1009 M yang dalam kurun waktu 6 tahun masih dapat mempertahankan kekuasaan Islam di Spanyol. AI-Muzaffar kemudian digantikan oleh Hajib al-Rahman Sancol. Karena ia tidak berkwalitas dalam memegang jabatannya sehingga dimusuhi penduduk dan kehilangan kesetiaan dari tentaranya. Akibatnya timbul kekacauan, karena tidak ada orang atau kelompok yang dapat mempertahankan ketertiban di seluruh negara. Akhirnya Hisyam II mema'zulkan diri pada tahun 1009 M, yang kemudian dipulihkan kembali tahtanya pada tahun berikutnya. Sejak itu sampai tahun 1013 M, ia dan 6 orang anggota Umayyah lainnya serta tiga orang anggota keluarga setengah Barber masing-masing menjabat khalifah sementara. Dalam masa lebih kurang 22 tahun (1009-1031) M terjadi 9 kali pertukaran khalifah, tiga orang di antaranya dua kali maenduduki jabatan khalifah pada priode tersebut. Pada tahun 1031 M khilafah dihapuskan oleh orang-orang Cordova. (Hitti, 1970: 218). 3. Munculnya Raja-raja Kecil Timbulnya Perpecahan Dinasti Umayyah di Spanyol ditandai dengan munculnya raja-raja kecil, di antaranya Dinasti Abbadi. Dinasti Murabit, Dinasti Mmuwahhid, dan Dinasti Bani Nasr. (Nasution, 1985, 78). Mereka saling beperang 15 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 16. dan mengadakan aliansi baik dengan penguasa Muslim atau dengan penguasa Kristen (Aragon dan Castille) yang dulu tidak dihancurkan oleh Musa Ibnu Nusair di zaman Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh orang-orang Kristen, munculnya dinasti-dinasti kecil ini, yang menurut W. Montgomery watt, berjumlah sekitar tiga puluh negara kecil disebabkan penghapusan khilafah. 4. Adanya Permintaan Bantuan terhadap Kekuasaan Luar. Munculnya Dinasti Murabit dari Afrika Utara, yang datang ke Spanyol atas permintaan al-Mu'tamin untuk membantu untuk melawan Al-fonso, Raja castille. Dengan bantuan ini al-Mu'tamin, Amir Cordova dapat mengalahkan al-Fonso VI. Tetapi, sayangnya dengan kemenangan ini Yusuf Ibnu Tasyifin, raja Dinasti Murabit berhasrat hendak menguasai kekayaan Spanyol. Dua tahun kemudian Ibnu Tasyfin datang ke Spanyol, dan dalam waktu yang singkat Ia dapat menguasai Spanyol seluruhnya, karena perpecahan antara Arab dengan Arab dan antara Arab dengan Berber. Dengan demikian berdirilah di Spanyol Dinasti Murabit pada tahun 1090 M- 1147 M. Akibat tindakan Ibnu Tasyfin tersebut timbul perpecahan antara muslim Spanyol dan Muslim Arab. Orang-orang Arab yang merasa tertekan meminta bantuan kepada Dinasti Muwahhidin di Moroko. Dinasti ini tidak menyia-nyiakan permintaan bantuan orang-orang Arab, mereka datang menyerbu Spanyol dan dengan mudah mereka dapat menguasainya. Hilanglah Dinasti Murabit dan berdirilah Dinasti Muwahhidin di Spanyol. 5. Melemahnya Kekuatan Militer dan Ekonomi Disintegrasi politik yang terjadi pada waktu itu menyebabkan lemahnya kekuatan militer dan ekonomi, sedangkan faktor ekonomi sangat memegang peranan penting dalam mempersiapkan biaya perang. Orang-orang Kristen rupanya tahu tentang keadaan umat Islam yang sudah oyong itu. Oleh karena itu, pangeran- pangeran Kristen di Utara memperkuat posisi mereka untuk memerangi kaum Muslimin yang telah berpecah belah. Orang-orang Kristen yang semula pada abad ke- 10 membayar upeti kepada orang Islam, tetapi menjelang pertengahan abad ke-II mereka dengan leluasa menuntut pembayaran upeti dari beberapa penguasa kecil Islam. Perbatasan kekuasaan Kristen makin meluas ke sebelah Selatan. Peristiwa terpenting adalah tahun 1085 ketika penguasa Teledo yang lemah tidak mampu menahan tekanan raja Castille sehingga menyerahkan kota tersebut kepadanya. Teledo memiliki pertahanan yang kuat, karena di jaga di tiga sisinya oleh sungai Tagus, dan tidak pernah dapat direbut kembali oleh orang-arang Islam. 6. Munculnya Kekuatan Kristen di Spanyol Bersatunya dua kerajaan Kristen, Lean dan Castille pada tahun 1230 M, telah meningkatkan usaha perebutan kekuasaan terhadap kekuasaan Islam di Spanyol semakin efektif. Tahun 1236 M. Cordova dapat direbut, dan tahun 1248 M. Seville jatuh pula ke tangan orang-orang Kristen. Pada waktu yang bersamaan tentara Castille semakin kuat, dan satu persatu kota-kota kekuasaan Islam dapat dikuasainya. Kota Malaga pun jatuh satu tahun kemudian. Kemudian, orang-orang Kristen merencanakan untuk mengambil alih kosta Granada yang masih bertahan. Penaklukan Granada ini tertunda disebabkan oleh terjadinya perselisihan antara Castille dengan Aragon. Namun, perselisihan tersebut tidak berlangsung lama, karena hubungan mereka membaik setelah Ferdinand II dari Arragon menikah dengan Isabella dari 16 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 17. Castille pada tahun 1469 M. Pada tahun 1490 M, Ferdinand membawa pasukan berkuda lebih kurang 10.000 orang, dan menyerbu Granada sampai la memperoleh kemenagan. Dengan jatuhnya Granada, maka hancurlah kekuasaan Islam di Spanyol dan negeri itu kembali dikuasai oleh Kristen. (Hitti, 1970: 555). Pada tahun 1499 M, Cardinal Ximenes de Cismero melarang beredarnya buku-buku Islam dan ia membakarnya, bahkan pada tahun 1556 M, Philip II membuat undang-undang bagi orang-orang Islam yang tinggal di Spanyol untuk meninggalkan kepercayaan, adat istiadat, bahasa, dan pandangan hidup mereka. Hanya ada dua pilihan bagi orang-orang Islam, masuk agama Kristen atau meninggalkan Spanyol. Undang-Undang tersebut di pertegas oleh Philip III, banyak orang Islam yang dibunuh atas perintah raja Philip III. Nampaknya, kekejaman yang dilakukan itu merupakan cara untuk melenyapkan Islam sampai ke akar-akarnya. BAB III KESIMPULAN Dari sejumlah uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa masuknya Islam di Spanyol berbeda dengan masuknya Islam di daerah lain. Datangnya Islam ke Spanyol atas permintaan dari pendududk setempat dan kedatangan Islam di Spanyol ternyata memberikan kontribusi yang tak ternilai, baik kepada dunia Islam, terlebih- lebih kepada dunia Barat, dalam hal ilmu pengetahuan dan peradaban. Kontribusi tersebut bisa terlaksana karena sikap ilmiah-konstruktif yang secara umum menyertai para ilmuan dalam melakukan kajian-kajian ilmiahnya. Sikap toleransi yang proporsional dalam komposisi masyarakat yang tingkat heterogenitasnya yang cukup tinggi, ternyata telah menghasilkan efek sinergi positif yang luar biasa dalam membangun sebuah nilai peradapan yang pluralistik. Kemajuan yang dibawa dan diperkenalkan Islam dengan dunia barat ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh ilmuwan dan filosouf dari negeri tersebut. Spanyol pulalah yang menjadi gerbang utama masuknya Islam ke dunia Barat dan kemudian membangkitkan Barat dari dunia kegelapan dan memperkenalkan pada kemajuan. Kekuasaan Islam di Spanyol yang telah mencapai puncak kejayaannya kemudian mulai melemah kemudian mundur dan hancur secara perlahan akibat berbagai faktor. Diantaranya faktor utama penyebab kehancuran tersebut adalah akibat terjadinya disintegrasi yang menyebabkan munculnya kerajaan-kerajaan kecil yang berusaha memerdekakan diri. Kekuasaan Islam kemudian digantikan oleh kekuasaan Kristen dan berusaha menghapus habis seluruh pengaruh Islam dan menghilangkan Islam dari bumi Spanyol. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, M. Natsir, 1988, IImuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung. Arabi, Ibnu, 1988, Misykat al-Anwar, edisi bahasa Indonesia; (Relung Cahaya) oleh Ari Anggari, Pustaka Firdaus, Jakarta. Brackkelman, Carl, 1970, History of Islamic Peoples. Putnames Sona, New York. Chejne, Anwar G, 1974, Muslim Spain: Its History and Culture, Menneapolis, The University of Minnesota Press. 17 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
  • 18. Dozy, Reinhart, 1972, Spanish Islam, judul Asli: Historoire des Musulmans d'Espagne, penerjemah: F.G. Stokes, Cet. Frank Class and Company Limited, London. Hitti, Pilip K, 1970, History of The Arabs, edisi ke-10, London Macmillan . Imamuddin, S.M. 1981, Muslim Spain, 711-1492 AD: A Sociological Study, Leiden : E.J. Brill. Khan, Abd Rahman, 1980, Muslim Constribution to Science Delhi. Khaldun, Ibnu, t.t. Muqaddimah, edisi. bahasa Indonesia penerjemah Tim Pustaka Firdaus, cet. Ke-1, Pustaka Firdaus Jakarta. Ma'arif, Syafi'l, 1994, Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, cet. ke-2, Mizan, Bandung. Madkour, lbrahim, 1988, Fi al-falsafah al- Islamiyah manja wa Tatbiquha, terjemahan (Filsafat Islam metode dan Penerapan oleh Yudian Wahyudi, Jakarta, Rajawali. Mahmudunnasir, Syed, 1993, Islam Konsepsi dan Sejarahnya cet. III Remaja Rosdakarya, Bandung. Madjid, Nurcholis, 1995, Islam Agama Peradaban Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah Paramadina, Jakarta. Nasution, Harun, 1978, Islam Ditinjaiu dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Universitas Indonesia, Jakarta. AI-Qadir, C.A., Philosophyand Science in the Islamic World edisi Bahasa Indonesia (Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam), alih bahasa Hasan Basri, 1989, Yayasan Obor Indonesia Jakarta. AI-Siba'l, Musthafa. 1992, Min Raw'i Hadaratina, ed Bahasa Indonesia (Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok), alih bahasa R.b. Irawan dan Fauzi Rahman, 1992, Gema Insani Press Jakarta. Siddiqi, Amir Hasan, 1985, Studies in Islamic History ed bahasa Indonesia, alih bahasa M.J. Irawan, cet. ke-10, Al-Ma'a Bandung. Sou'yb, Yoesoef, 1977, Sejarah Daulat Umayyah di Cordo Bulan Bintang, Jakarta. Syalabi Ahmad, 1979, al- Tarikh aI-Islam wa al-Hadharat Islamy, Maktabat, al- Nahdhat al-Misriyyat, Cairo. Watt, Montgomery dan Cachia, Pierre, 1992, A History Islamic Spain, Edinburgh University Press. William Benton Publisher, 1970, Encyclopedia Britanica, Vol:20, USA. 18 e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara