SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 125
Sistem
   Pengawasan
Administrasi Publik




               Ahmad Buchari
KONTRAK BELAJAR
1. Perkuliahan 14 x tatap
   muka
2. UTS dengan bobot 30%
3. Tugas dengan bobot 15
4. Quis dengan bobot 15 %
5. UAS dengan bobot 40 %
KETENTUAN
      PERKULIAHAN
1. Pakaian rapi bersepatu.
2. Terlambat lebih dari 15 menit
   tidak diperkenankan masuk.
3. Ijin ketidakhadiran
   disampaikan langsung.
4. Pengumpulan tugas mandiri
   diluar waktu yang ditentukan
   mengurangi bobot tugas
   50%.
CONTOH PERHITUNGAN
     UNTUK NILAI AKHIR
Seorang mahasiswa mendapatkan nilai-nilai untuk suatu
     mata kuliah adalah sebagai berikut :
a.   Absensi 65
b.   Tugas-tugas dan Quis 65
c.   UTS 80
d.   UAS 70
 Maka nilai akhir mahasiswa tersebut adalah :
a.   Absebsi 10 % x 65 = 6,5
b.   Tugas & Quis 20 % x 65 = 13
c.   UTS      30 % x 80 = 24
d.   UAS      40 % x 70 = 28
   Jumlah               = 71,5 Maka Nilainya adalah B
     dengan ketentuan sebagai berikut :
HASIL PENILAIAN
Dari 80 sampai dengan 100 Nilai A
Dari 70 sampai dengan 79 Nilai B
Dari 60 sampai dengan 69 Nilai C
Dari 50 sampai dengan 59 Nilai D
Dari 00 sampai dengan 49 Nilai E
Sistem
   Pengawasan
Administrasi Publik




              Sistem
Apakah SISTEM…..?????
Konsep yang menjelaskan:
• Suatu kompleksitas dari saling ketergantungan antar
  bagian-bagian,komponen-komponen, dan proses-
  proses yang melingkupi aturan-aturan tata
  hubungan yang dapat dikenali.
• Suatu tipe serupa dari saling ketergantungan antar
  kompleksitas tersebut dengan lingkungan
  sekitarnya.
Pengertian Sistem
•   Sekumpulan elemen yang berhubungan satu dengan yang lainnya
    dan membentuk fungsi tertentu.
•   Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa
    Yunani yaitu “Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan
    “SYSTEM”, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan
    bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
    merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan.
•   Menurut filsuf Stoa, bahwa sistem adalah gabungan dari keseluruhan
    langit dan bumi yang bekerja bersama-sama, sehingga dapat kita lihat
    bahwa sistem terdiri dari unsur-unsur yang bekerja sama membentuk
    suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau
    tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi
    kita sebut suatu sistem.
•   Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani
    (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen
    yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
    materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk
    menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu
    model matematika seringkali bisa dibuat.
Pengertian Sistem Menurut Beberapa Para Ahli.

                                   Buckley :
•   Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh,
    disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagian-bagiannya. (A
    whole that functions as a whole by virtue of interdependence of its parts).
                                  H. Kerzner :
•   Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/atau
    bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa
    sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu
    kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir.
    Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan
    pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran
    bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat,
    maka kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam
    suatu organisasi akan kurang saling mendukung.
Gambar SISTEM
                SISTEM

                 HUBUNGAN SALING
                 TERGANTUNG


                  SUB SISTEM
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-
  Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
        bangunan yang tersusun kokoh. (QS 61:4, Ash Shaff)
Tujuan Sistem
• Tujuan suatu sistem adalah untuk
  mencapai suatu tujuan (goal) atau
  mencapai suatu sasaran (objectives).
  Goal meliputi ruang lingkup yang luas,
  sedangkan objectives meliputi ruang
  lingkup yang sempit.
KLASIFIKASI SISTEM
 a. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System).
  Sistem abstrak adalah "sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
  tidak tampak secara fisik". (Contoh : Sistem Teologia). Sistem fisik adalah
  "sistem yang ada secara fisik". (Contoh : Sistem Komputer).
 b. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human
  Made System). Sistem alamiah adalah "sistem yang terjadi melalui
  proses alam dan tidak dibuat manusia". (Contoh : Sistem Perputaran
  Bumi). Sistem buatan manusia adalah "sistem yang dirancang oleh
  manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin".
  (Contoh : Sistem Informasi).




Page  13
KLASIFIKASI SISTEM
 c. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic
  System). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
  diprediksi, interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti
  sehingga keluarannya dapat diramalkan (Contoh : Sistem Komputer melalui
  program). Sistem tak tentu adalah "sistem yang kondisi masa depannya tidak
  dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas".
 d. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System) Sistem
  tertutup adalah "sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan
  lingkungan luarnya". Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut
  campur tangan dari pihak diluarnya (kenyataannya tidak ada sistem yang benar-
  benar tertutup), yang ada hanyalah relatively closed system. Sistem terbuka
  adalah "sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya".
  Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar
  atau subsistem yang lainnya, sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang
  baik.




Page  14
KARAKTERISTIK SISTEM


                                    A. Komponen (components)
   Terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, dan bekerja sama membentuk satu
    kesatuan. Komponen-komponen dapat terdiri dari beberapa subsistem atau subbagian,
    dimana setiap subsistem tersebut memiliki fungsi khusus dan akan mempengaruhi proses
    sistem secara keseluruhan.
                                    B. Batas sistem (boundary)
   Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan
    lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu
    kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
                            C. Lingkungan luar sistem (environments)
   Adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan
    luar dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Lingkungan yang menguntungkan harus
    tetap dijaga dan dipelihara, sebaliknya lingkungan yang merugikan harus ditahan dan
    dikendalikan, kalau tidak ingin terganggu kelangsungan hidup sistem.
                                     D. Penghubung (interface)
   Merupakan media penghubung antar subsistem, yang memungkinkan sumbar-sumber daya
    mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem
    akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya melalui penghubung disamping
    sebagai penghubung untuk mengintegrasikan subsistem-subsistem menjadi satu kesatuan.


Page  15
KARAKTERISTIK SISTEM

                                      E. Masukan (input)
 Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa masukan perawatan
  (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Masukan perawatan adalah energi
  yang dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi, sedangkan masukan sinyal adalah
  energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem
  komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan
  komputer dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
                                     F. Keluaran (output)
 Adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan
  sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.
  Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna
  dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang
  dibutuhkan.
                                    G. Pengolah (process)
 Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan
  menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan
  bahan-bahan lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah
  data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang
  dibutuhkan oleh manajemen.
                          H. Sasaran (objectives) atau tujuan (goal)
 Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem
  tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari
  sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan
  dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan bersila bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Page  16
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
• Analisis sistem sangat bergantung pada teori sistem
  umum sebagai sebuah landasan konseptual. Terdapat
  banyak pendekatan untuk analisis sistem dan pada
  dasarnya semunya mempunyai tujuan yang sama, yaitu
  memahami sistem yang rumit kemudian melakukan
  modifikasi dengan beberapa cara.
• Hasil modifikasi dapat berupa subsistem baru, komponen
  baru atau serangkaian transformasi baru dan lain-lain.
• Tujuannya adalah untuk memperbaiki berbagai fungsi di
  dalam sistem agar lebih efisien, untuk mengubah
  sasaran sistem, untuk mengganti output, untuk mencapai
  tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain
  atau untuk melakukan beberapa perbaikan serupa.
Tahapan dalam
          menganalisis sistem :
•   1. Definisikan masalahnya.
•   Bagian sistem yang mana yang tidak memuaskan ?. Apakah input telah mengalami perubahan
    bentuk, harga atau ketersediannya ?. Apakah output kurang memuaskan ?. Apa tujuan usaha
    analisis sistem ?.
•   2. Pahami sistem tersebut dan buat definisinya.
•   Karena sistem mempunyai hirarki (terdapat subsistem di dalam sistem yang lebih besar) dan
    saling berhubungan dengan lingkungannya, maka akan sulit untuk dapat merumuskan secara
    tepat apa saja komponen sistem yang sedang dipelajari. Tindakan ini selanjutnya dapat diperinci
    lebih lanjut dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut untuk mendapatkan pemahaman
    tentang sistem.
•   a. Apa yang menjadi variabel-variabel (komponen sistem) ?
•   b. Bagaimana tiap variabel tersebut saling berhubungan dan juga dengan lingkungan?
•   c. Apa yang menjadi batasan sistem, yaitu dimana sistem akan berakhir serta apa rumusan
    pengembangannya ?
•   3. Alternatif apa saja yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan
    modifikasi sistem tersebut ? Pilihan apa saja yang tersedia untuk memperbaiki sistem, berapa
    biayanya serta apakah hal tersebut dapat diterapkan ?.
•   4. Pilih salah satu alternatif yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya.
•   5. Terapkan alternatif tersebut.
•   6. Jika memungkinkan harus mencoba mengevaluasikan dampak dari perubahan yang
    telah dilakukan terhadap sistem.
Apa yang dimaksud dengan
       dinamika sistem Sosial Politik ?
• Dapat dipandang sebagai suatu hubungan sebab
  akibat diantara berbagai variable, baik yang
  bersifat linier maupun non linier.
• Adalah suatu kondisi dimana sistem tersebut
  berubah dari satu kondisi ke kondisi yg lain
  karena adanya tekanan, dorongan
• Atau pengaruh dari faktor2 eksternal seperti
  gejala alam, perkemb teknologi, maupun
  kekuatan-kekuatan sosial politik lainnya.
Pengaruh dari luar atau dari dalam itu dpt mengakibatkan
 terjadinya ketidakseimbangan (disequilibrium) sistem yg kemudian
 dikoreksi dg berbagai upaya perbaikan dan penyempurnaan utk
 memperoleh keseimbangan sos- pol yg baru.

Contoh : Gerakan seluruh masyarakat
  menentang
         penjajahan , melahirkan angkatan 45
         Gerakan Pemuda pelajar, mahasiswa
         yang didukung oleh ABRI pada Th 1966
         telah melahirkan Angkatan 66
         Gerakan mahasiswa 1997/1998 dengan
         dukungan masy telah melahirkan

          gerakan reformasi sekarang ini.
Kebijakan dasar politik Nasional dalam
   sistem Manajemen Kenegaraan RI
MELETAKAN AZAS UMUM
PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BAIK
(GOOD GOVERNANCE) YANG MELIPUTI;
• Azas Kepastian Hukum
• Azas Penyelenggaraan Negara
• Azas Kepentingan Umum
• Azas Keterbukaan
• Azas Proporsionalitas
• Azas Profesionalitas Dan
• Azas Akuntabilitas
• Azas Efisiensi, Dan Azas Efektifitas (UU 32/2004
Sistem
   Pengawasan
Administrasi Publik




             Pengaw asan
PENGAWASAN
•   “Pengawasan” adalah segala yang berkaitan dengan proses penilikan,
    penjagaan serta pengarahan yang dilakukan dengan sungguh-
    sungguh, agar objek yang diawasi berjalan menurut semestinya.
•   Pengawasan adalah fungsi atau tugas dari pimpinan untuk
    mencocokan sampai di manakah program atau rencana yang telah
    ditetapkan dilaksanakan. Dengan pengawasan akan diketahui adanya
    kekurangan, hambatan-hambatan, kelemahan, kesalahan, dan
    kegagalan untuk kemudian dicari jalan mengatasinya.
•   Pengawasan adalah segenap kegiatan untuk meyakinkan dan
    menjamin bahwa tugas / pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan
    rencana yang telah ditetapkan, kebijaksanaan yang telah digariskan
    dan perintah (aturan) yang diberikan
Alasan melakukan pengawasan
             adalah :
1. Kemungkinan adanya pelanggaran dalam
  pelaksanaan perencanaan.
2. Kemungkinan terjadinya kesalahfahaman
  pihak perencana dan pelaksana.
3. Kemungkinan kurangnya penjabaran
  pekerjaan.
4. Kemungkinan bawahan kurang menguasai
  pekerjaan
Tujuan
                              Pengawasan :
1. Menjamin ketepatan pelaksanaan sesuai rencana, kebijaksanaan dan perintah (aturan
   yang berlaku)
2. Menertibkan kordinasi kegiatan. Kalau pelaksana pengawasan banyak , jangan ada objek
   pengawasan dilakukan berulang-ulang , sebaliknya ada objek yang tak pernah tersentuh
   pengawasan.
3. Mencegah pemborosan dan penyimpangan. Karena pengawasan mempunyai prinsip
   untuk melindungi masyarakat, maka pemborosan dana yang ditanggung masyarakat
   harus dicegah oleh penyimpangan yang dilakukan pihak kedua. Misalnya harga obat
   nama dagang yang sepuluh kali obat nama obat generic dengan komposisi dan kualitas
   yang sama ,pada hal yang berbeda hanya promosinya saja , maka wajarkah biaya
   promosi yang demikian besar dan cara-cara demikian perlu dipertahankan sebagai
   prinsip pengawasan yang melindungi masyarakat.
4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang dihasilkan.
   Tujuan akhir suatu pekerjaan yang professional adalah terciptanya kepuasan masyarakat
   ( konsumen ), Masyarakat puas akan datang kembali dan mengajak teman-teman nya ,
   sehingga meningkatkan produksi / penjualan yang akhirnya akan meningkatkan
   pendapatan perusahaan.
5. Membina kepercayaan masyarakat pada kepemimpinan organisasi. Jika barang atau
   jasa yang dihasilkan memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat, maka masyarakat
   tidak saja percaya pada pemberi jasa, tapi juga pada institusi yang memberikan
   perlindungan pada masyarakat dan akhirnya percaya pula pada kepemimpinan
   organisasi.
Ruang Lingkup Pengawasan
•   a. Sumber daya ( resources = in put ) yang terkenal dengan 5 M.
•   b. Prosesnya yang mempunyai prosedur tetap dengan standard an
    cara kerja yang baik sehingga menghasilkan produk yang bermutu.
•   c. Hasil ( out put ) baik secara kualitatif dan kuantitatif .
•   Masyarakat percaya saja akan mutu kemanfaatan dan keamanan
    produk yang dihasilkan , karena itu perlu dilakukan internal audit oleh
    bagian quality control nya dan eksternal audit oleh institusi pengawas.
•   d. Aturan lain yang ditetapkan.
•   Ada jenis produk tertentu yang kalau sampai ke konsumen
    memerlukan jalur yang perizinan . Produk ini mempunyai efek utama ,
    efek samping, dosis, kontra-indikasi, interaksi ataupun sifat resistensi
    dan toleransi. Aturan dimana kompetensi diperlukan harus ditegakkan
    bukan disalahgunakan sehingga pengawasan itu bersifat adil.
Proses Pengawasan
•    1.   Pengawasan adalah usaha menetapkan standar, melakukan
    pemeriksaan hasil, pembandingan hasil dengan standar, penentuan
    penyimpangan dan tindakan perbaikan.
•      2.  Apabila tak ada penyimpangan, dilakukan tindakan
    mempertahan-kan situasi (maintain the situation); apabila ada
    penyimpangan dilakukan maka digunakan manajemen pengecualian
    dengan tindakan perbaikan bila penyimpangan adalah masalah dan
    tindakan mengambil kesempatan yang terbuka bila situasi yang
    dihadapi memberikan kesempatan.
•      3.   Pengawasan dapat intern (disiplin diri dan latihan tanggung
    jawab) dan ekstern (pengawasan prakegiatan, pengarahan, ya/tidak
    dan pasca-kegiatan).
•      4.   Pengawasan bertalian erat dengan perencanaan
    pengorganisasian, pengarahan dan pengkoordinasian.
•      5.   Pengawasan perlu agar kita dapat menanggulangi kesulitan
    yang timbul karena adanya perubahan, kekompleksan sistem,
    kesalahan, dan delegasi.
•      6.   Hal yang penting dalam pengawasan adalah keseimbangan
    antara kebebasan individual dengan pengawasan organisatoris.
Teknik atau Cara
               Pengawasan
•   a). Pengawasan secara langsung, yaitu pengawasan yang
    dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan
    langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang
    dijalankan oleh bawahan. Pengawasan cara ini juga disebut
    observasi sendiri.
•   b). Pengawasan secara tidak langsung, dilaksanakan lewat
    pembuatan laporan baik dalam bentuk lisan maupun
    tulisan. Ada dua macam/jenis laporan: pertama laporan
    yang dibuat untuk menjelaskan kemajuan dari sebagaian
    atau seluruh bidang kegiatan yang biasa disebut progress
    report, dan kedua laporan yang menyangkut keadaan dari
    suatu bidang tertentu: keuangan, perlengkapan, kekayaan,
    dan sebagainya.
Macam-macam Pengawasan


 Tergantung dari cara melihatnya, ada
  berbagai macam bentuk pengawasan.
   Pengawasan dapat dilihat dari sudut
 orang yang menjalankan pengawasan
 (subyek), bidang yang diawasi (obyek),
     dan dari segi waktu atau kapan
       pengawasan itu dijalankan.
1). Berdasarkan orang yang menjalankan
pengawasan, dikenal:
•   1. Pengawasan internal
•   2. Pengawasan eksternal
•   3. Pengawasan langsung
•   4. Pengawasan tidak langsung
•   5. Pengawasan formal
•   6. Pengawasan informal (social control)
2). Berdasarkan bidang yang
      diawasi, dikenal:
  • 1. Pengawasan terhadap
    penggunaan keuangan
  • 2. Pengawasan terhadap mutu dan
    jumlah produksi atau hasil kerja
  • 3. Pengawasan terhadap efisiensi
    waktu kerja
  • 4. Pengawasan terhadap personal
    atau petugas
3). Berdasarkan kapan pengawasan
itu dijalankan, dikenal:
• 1. Pengawasan preventif, yaitu
  pengawasan yang dilakukan sebelum
  hal-hal yang tidak diinginkan terjadi
  atau untuk mencegah terjadinya hal-
  hal yang tidak diinginkan.
• 2. Pengawasan represif, yaitu
  pengawasan yang dilakukan setelah
  terjadinya sesuatu yang tidak
  diinginkan, dengan tujuan untuk
                                         Kapan
  mencegah terulangnya kembali           Dilak-
  kejadian yang sama.                   sanakan
Sesuai dengan PP Nomor 20 Tahun 2001
    tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas
     Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
     terdapat empat jenis pengawasan, yaitu:
                                  1. Pengawasan Represif
•   Jenis pengawasan ini dilakukan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan Daerah baik
    berupa Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah, Keputusan Dewan Perwakilan
    Rakyat maupun Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka
    penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
                                 2. Pengawasan Fungsional
•   Jenis pengawasan ini dilakukan oleh Lembaga / Badan / Unit yang mempunyai tugas
    dan fungsi melakukan pengawasan melalui pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan
    penilaian.
                                  3. Pengawasan Legislatif
•   Jenis pengawasan ini dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
    terhadap Pemerintah Daerah sesuai tugas, wewenang dan haknya. Pengawasan
    legislatif atas pelaksanaan kebijakan daerah dilakukan melalui fraksi, komisi dan alat
    kelengkapan lain yang dibentuk sesuai dengan peraturan tata tertib DPRD.
                                4. Pengawasan Masyarakat
•   Jenis pengawasan ini dilakukan oleh masyarakat, baik secara perorangan, kelompok
    maupun organisasi kemasyarakatan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
    Provinsi dan Kabupaten / Kota. Pengawasan Masyarakat dilakukan melalui pemberian
    informasi adanya indikasi terjadinya korupsi, kolusi, nepotisme di lingkungan Pemerintah
    Daerah maupun DPRD.
Tujuan Pengawasan di
      Pemerintahan
 Tujuan Pengawasan adalah mewujudkan
aparatur negara yang bersih, berwibawa dan
bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN),
  sedangkan sasaran pengawasan adalah
  memberantas KKN di lingkungan aparatur
 negara yang didukung dengan penegakan
     peraturan, peningkatan kinerja dan
   profesionalisme aparatur negara baik di
           Pusat maupun Daerah.
Mekanisme Pelaksanaan Pengawasan
                 Fungsional
                                   1. Di Pusat
•   Menteri Kesehatan melalui Inspektur Jenderal Depkes dan Pimpinan
    Badan / Unit yang diberi tugas melaksanakan pengawasan melakukan
    pengawasan fungsional sesuai dengan bidang kewenangannya
    berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
                                  2. Di Provinsi
•   Gubernur selaku wakil Pemerintah melalui Badan / Lembaga Pengawasan
    Daerah Provinsi melakukan pengawasan fungsional penyelenggaraan
    Pemerintahan Kabupaten / Kota sesuai dengan kewenangan yang
    dilimpahkan.
                             3. Di Kabupaten / Kota
•   Bupati / Walikota melalui Badan / Lembaga Pengawasan Daerah
    Kabupaten / Kota melakukan pengawasan fungsional atas kegiatan
    Pemerintah Kabupaten / Kota.
Sasaran Pengawasan Fungsional
                            1. Di Pusat
Menteri Kesehatan melakukan pengawasan fungsional terhadap:
* Pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di
bidangnya;
* Efektivitas pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dalam bidang kesehatan.
                          2. Di Provinsi
Gubernur melakukan pengawasan fungsional di bidang kesehatan
terhadap:
* Kinerja aparatur Pemerintah Daerah Provinsi;
* Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten / Kota dalam bidang
kesehatan.
                     3. Di Kabupaten / Kota
Bupati / Walikota melalui Badan / Lembaga Pengawasan Daerah
Kabupaten / Kota melakukan pengawasan fungsional atas
kegiatan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam bidang kesehatan.
Kegiatan Pengawasan Fungsional oleh Unit
             Pengawasan Fungsional



                        1. Audit Operasional
 Audit terhadap tugas pokok dan fungsi Institusi Kesehatan dan Unit
Vertikal di lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
 Audit terhadap tugas pokok dan fungsi Proyek Pembangunan
Sektoral
 Audit terhadap laporan akuntabilitas instansi-instansi dilingkungan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Nomor
99/Menkes-Kesos/SK/II/200, tanggal 6 Pebruari 2001.
 Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit Operasional.
Kegiatan Pengawasan Fungsional oleh Unit Pengawasan Fungsional

                                     2. Audit Investigasi
          Audit investigasi pelaksanaannya berupa Audit Khusus yang bertujuan untuk
    mengungkapkan atau mendeteksi terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
    dan kasus-kasus lainnya baik berdasarkan pengaduan masyarakat maupun
    berdasarkan permintaan Pimpinan .
           Jenis Audit Investigasi meliputi :
Audit khusus kasus Tindak Pidana Korupsi (TPK/KKN)
Audit khusus kasus berdasarkan pengaduan masyarakat
Audit khusus terhadap pelanggaran disiplin pegawai (PP 30/1980)
Audit khusus terhadap perhitungan anggaran
Audit khusus berdasarkan permintaan Pimpinan
Audit khusus tertentu
Audit khusus terhadap penyelenggaraan kegiatan Jaring Pengaman Sosial – Bidang
 Kesehatan
Audit khusus terhadap penyelenggaraan Dana Kompensasi Sosial (DKS)
Pemantauan tindak lanjut hasil Audit Investigasi.

Page  38
Kegiatan Pengawasan Fungsional oleh Unit Pengawasan Fungsional




                                3. Evaluasi
           Kegiatan evaluasi terhadap proyek-proyek besar yang sudah
    diselesaikan dan program-program Kesehatan, dimaksudkan untuk
    memperoleh penilaian secara utuh pelaksanaan program / proyek mulai
    dari tahap perencanaan sampai dengan pemanfaatan hasil yang dicapai
    untuk selanjutnya dijadikan umpan balik atau bahan penyempurnaan bagi
    perencanaan serta pelaksanaan program / proyek berikutnya. Jenis
    kegiatan evaluasi adalah :
 Evaluasi proyek-proyek besar di lingkungan Kesehatan yang sudah
  selesai.
 Evaluasi program-program prioritas Kesehatan
 Pemantauan tindak lanjut hasil evaluasi.


Page  39
Kegiatan Pengawasan Fungsional oleh Unit Pengawasan
                           Fungsional

                                      4. Non Audit
    Kegiatan Non Audit dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan audit
         agar berjalan secara efektif dan efisien. Jenis kegiatan Non Audit adalah:
   Penyusunan Pedoman Pengawasan Program Bidang Kesehatan
   Sosialisasi Pedoman Pengawasan Program Bidang Kesehatan.
   Penyusunan Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
    Bidang Kesehatan.
   Sosialisasi Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
    Bidang Kesehatan.
   Asistensi implementasi penggunaan pedoman untuk Aparat Pengawasan
    Fungsional Daerah
   Gelar Pengawasan/Kapita Selekta Pengawasan.
   Rapat Kerja Pengawasan
   Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan



Page  40
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
                     (BINWAS)

Pembinaan penyelengaraan pemerintahan daerah
dilaks oleh Pemerintah, meliputi {Ps. 217(1)}:


a. Koordinasi pemerintahan antar susunan   dilaks berkala pd tk Nas,
   pemerintahan                            Regional/Prov
                                           {Ps 217 (2)}




                                           mencakup aspek ren, laks, tata laks,
b. Pemberian pedoman & standar pelaks      pendanaan, kualitas, dal & was

   urpem                                   {Ps 217 (3)}.

 Page  41
c. Pemberian bimbingan, supervisi &                  dilaks berkala dan/atau sewaktu-
   konsultasi pelaks urpem                           waktu baik scr menyeluruh kpd
                                                     seluruh daerah maupun kpd daerah
                                                     tertentu sesuai kebutuhan
                                                     {Ps.217(4)}




                             dilaks berkala bagi Kdh / Wkl
d. Diklat                    Kdh, anggota DPRD, perangkat
                             daerah, PNSD, & Kades {Ps. 217
                             (5)}
                                                                   Pelaksanaan dpt
                                                                   dilakukan kerjasama
                                                                   dgn PT & Lembaga
                                                                   Penelitian {Ps. 217
e. Ren, lit, bang,           dilaks berkala atau sewaktu-waktu
                                                                   (7)}
    pemantauan & ev          dgn memperhatikan susunan
    pelaks urpem             pemerintahan
                             {Ps.217 (6)}



 Page  42
Pengawasan (Was)

 Was atas penyeleng pemerintahan
  daerah dilaks oleh Pem meliputi
  {Ps 218 (1)}:
a. Was atas pelaks urpem di   dilaks oleh aparat was intern
   daerah                     Pem sesuai per per UU an
                              {Ps.218(2)}



b. Was thd perda dan Per
   Kdh




Page  43
Penghargaan & Sanksi
Pem memberikan penghargaan      Diberikan kpd pemerintahan daerah, Kdh
dlm penyeleng pemerintahan      dan/atau Wkl Kdh, anggota DPRD, perangkat
daerah {Ps.219 (1)}             daerah, PNSD, Kades, Anggota BPD dan
                                Masy {Ps.219 (2)}




Sanksi diberikan oleh Pem dlm   Diberikan kpd pemerintahan daerah, Kdh
penyeleng pemerintahan daerah   dan/atau Wkl Kdh, anggota DPRD, perangkat
{Ps.220(1)}                     daerah, PNSD,dan Kades {Ps.220(2)}




Page  44
Penghargaan & Sanksi
Pem memberikan penghargaan      Diberikan kpd pemerintahan daerah, Kdh
dlm penyeleng pemerintahan      dan/atau Wkl Kdh, anggota DPRD, perangkat
daerah {Ps.219 (1)}             daerah, PNSD, Kades, Anggota BPD dan
                                Masy {Ps.219 (2)}




Sanksi diberikan oleh Pem dlm   Diberikan kpd pemerintahan daerah, Kdh
penyeleng pemerintahan daerah   dan/atau Wkl Kdh, anggota DPRD, perangkat
{Ps.220(1)}                     daerah, PNSD,dan Kades {Ps.220(2)}




Page  45
10 Karakteristik
    Good Governance

•   1. PARTICIPATION
•   2. RULE OF LAW
•   3. TRANSPARENCY
•   4. RESPONSIVENESS
•   5. CONSENSUS ORIENTATION
•   6. EQUITY
•   7. EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY
•   8. ACCOUNTABILITY
•   9. STRATEGIC VISION
•   10. BEBAS DARI KKN
1. Participation
• Setiap warganegara mempunyai suara
  dalam pembuatan keputusan, baik secara
  langsung maupun melalui intermediasi
  institusi legitamate yang mewakili
  kepentingannya, yang dibangun atas dasar
  kebebasan berasosiasi dan berbicara serta
  berpartisipasi secara konstruktif
2. RULE OF LAW ;
   Kerangka hukum yang adil dan
   dilaksanakan tanpa pilih bulu, terutama untuk HAM

3. TRANSPARENCY ;
   Transparansi yang dibangun atas dasar kebebasan
   arus informasi, proses-proses,lembaga-lembaga,
   dan informasi secara langsung dapat diterima oleh
   mereka yang membutuhkan, yang dapat dipahami
   dan dimonitor
4. RESPONSIVENESS ;
  Lembaga-lembaga dan proses-proses
 harus senantiasa melayani stakeholder.

5. CONSENSUS ORIENTATION ;
  Good Governance menjadi perantara
 kepentingan yang berbeda untuk
 memperoleh pilihan-pilihan terbaik bagi
 kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal
 kebijakan-kebijakan maupun prosedur-
 prosedur.
6. EQUITY;
   Semua warga negara baik laki-laki
  maupun perempuan mempunyai
  kesempatan yang sama untuk
  meningkatkan atau menjaga kesejahteraan
  mereka.

7. EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY;
   Proses-proses dan lembaga-lembaga
  sebaik mungkin menghasilkan sesuatu
  sesuai dengan apa yang telah digariskan
  dengan menggunakan sumber-sumber
  yang tersedia
8. ACCOUNTABILITY ;
 • Para pembuat keputusan dalam
   pemerintahan, sektor swasta dan
   masyarakat (civil society)
   bertanggung jawab kepada publik
   dan lembaga-lembaga
   stakeholder. Akuntabilitas ini
   tergantung kepada organisasinya
   dan sifat keputusan yang dibuat,
   apakah keputusan tersebut untuk
   kepentingan internal, atau
   eksternal organisasi dan atau
Akuntabilitas meliputi:
(1) Akuntabilitas
  organisasi / administrasi
(2) Akuntabilitas legal
(3) Akuntabilitas politik
(4) Akuntabilitas
  profesional
(5) Akuntabilitas moral
9. STRATEGIC VISION ;

• Para pemimpin maupun publik harus
  mempunyai perispektif /pandangan
  dan pengembangan kemanusiaan
  yang luas dan pandangan jauh
  kedepan sejalan dengan apa yang
  diperlukan untuk pembangunan
  manusia seutuhnya.
10. BEBAS DARI KKN



(CORRUPTION) : KORUPSI

(MONOPOLY OF POWER) : MONOPOLI KEKUASAAN

(DISCRETION BY OFFICIALS) PENYALAHGUNAAN
             KEBEBASAN BERTINDAK PEJABAT
(ACCOUNTABILITY / TRANSPERENCY) :           Say
                                           No To
             PERTANGGUNGJAWABAN /          KKN !
  TRANSPARANSI
GOVERNMENT FINANCIAL MANAGEMENT REFORM




   PAKET PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG
            KEUANGAN NEGARA



         UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2003

         UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004

         UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2004
Ruang Lingkup Keuangan Negara




                                                              UU NO 31 TAHUN 1999
UU NO 17 TAHUN 2003
                                                                      JO.
                                                              UU NO 20 TAHUN 2001



1.   Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan       Seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun,
     dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;       yang     dipisahkan    atau    yang     tidak
2.   Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas       dipisahkan, termasuk didalamnya segala bagian
     layanan umum pemerintahan negara dan membayar       kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban
     tagihan pihak ketiga;                               yang timbul karena:
3.   Penerimaan Negara;
4.   Pengeluaran Negara;                                 1.    dalam penguasaan, pengurusan, dan
5.   Penerimaan Daerah;                                       pertanggungjawaban pejabat lembaga
6.   Pengeluaran Daerah;                                      Negara, baik di tingkat pusat maupun di
7.   Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola            daerah;
     sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
                                                         2.   berada dalam penguasaan, pengurusan, dan
     berharga, piutang barang, serta hak-hak lain yang
                                                              pertanggungjawaban Badan Usaha Milik
     dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang
                                                              Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yayasan,
     dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan
                                                              badan hukum, dan perusahaan yang
     daerah;
                                                              menyertakan modal negara, atau
8.   Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah
                                                              perusahaan yang menyertakan modal pihak
     dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan
                                                              ketiga berdasarkan perjanjian dengan
     dan/atau kepentingan umum;
                                                              Negara.
9.   Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
     menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
PENGELOLAAN KEUANGAN
       NEGARA
Berdasarkan Pasal 3 Ayat (1) Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2003, Keuangan
Negara harus dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung          jawab           dengan
memperhatikan      rasa      keadilan    dan
kepatutan.     Pengelolaan         dimaksud
mencakup keseluruhan kegiatan di bidang
keuangan      negara       yang      meliputi
perencanaan, penguasaan, penggunaan,
pengawasan, dan pertanggungjawaban
Barang bertanggung jawab
                                      dari segi manfaat/hasil
                                      ( outcome )           atas
PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
                                      pelaksanaan     kebijakan
                                      yang ditetapkan dalam
                                      Undang-undang     tentang
                                      APBN/Peraturan Daerah
                                      tentang APBD.

    2.                                                    Pimpinan unit organisasi
                                                          kementrian
                                                          negara/lembaga
                                                          bertanggung jawab dari
                                                          segi barang dan/atau
                                                          jasa yang disediakan
                                                          ( output )             atas
                                                          pelaksanaan        kegiatan
                                                          yang ditetapkan dalam
                                                          undang-undang       tentang
                                                          APBN,      demikian    pula
     Terdapat      sanksi        yang      berlaku        Kepala Menteri/Pimpinan
                                                        bagi         Satuan     Kerja
                                                          Perangkat           Daerah
     Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota, serta Pimpinan Unit Organisasi Kementrian
                                                          bertanggung jawab atas
     Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terbukti melakukan
     penyimpangan kebijakan/kegiatan yang telah pelaksanaan dalam UU
                                                          ditetapkan         kegiatan
                                                          yang ditetapkan dalam
     tentang APBN/Peraturan Daerah tentang APBD . Ketentuan sanksi
     tersebut dimaksudkan sebagai upaya preventif dan Peraturan serta berfungsi
                                                          represif, Daerah tentang
                                                          APBD.
     sebagai jaminan atas ditaatinya Undang-undang tentang APBN/Peraturan Daerah
     tentang APBD yang bersangkutan.
KETENTUAN PIDANA, SANKSI ADMINISTRATIF, DAN GANTI RUGI

  Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003



                                        Pasal 34
                                        Pasal 35


  Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-undang Nomor
  20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi


                                        Pasal 2
                                        Pasal 3

                                        Pasal   12 A
                                        Pasal   12 B
                                        Pasal   12 C
                                        Pasal   13
KERUGIAN NEGARA/DAERAH

Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004,
kerugian negara/daerah adalah kekurangan uang, surat
berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya
sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik
sengaja maupun lalai.

Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah

Diatur Dalam Pasal 59 Sampai Dengan Pasal 67
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004
PEMERIKSAAN   KEUANGAN            NEGARA       OLEH      BADAN
PEMERIKSA KEUANGAN

Pasal 23 Ayat (5) UUD 1945
     Pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
     negara dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang
     bebas dan mandiri
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara Pasal 71 Ayat (2)
      Badan Pemeriksa Keuangan berwenang melakukan pemeriksaan
      terhadap BUMN sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun             2005   tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pasal 27 Ayat (8)
      Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU  diaudit oleh
      pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan peraturan
      perundang-undangan
Pasal 35 Ayat (2)
      Pemeriksaan ekstern terhadap BLU dilaksanakan oleh
      pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan peraturan
      perundang-undangan
DEFINISI

  Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan
  evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional
  berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,
  kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai
  pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara


  Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan
  pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan
  kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
  pengawasan, dan pertanggungjawaban
   Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah kewajiban
   Pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan keuangan negara
   secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
   ekonomis, efektif, dan transparan, dengan memperhatikan rasa
   keadilan dan kepatutan
RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN
 BPK diberi kewenangan untuk melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan, yakni:


 Pemeriksaan keuangan , adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat
 dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka
 memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam
 laporan keuangan pemerintah.


 Pemeriksaan kinerja , adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta
 pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh
 aparat pengawasan intern pemerintah. Pasal 23 E Undang-Undang Dasar Negara Republik
 Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan BPK untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja
 pengelolaan keuangan negara. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasikan hal-
 hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah,
 pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan
 negara/daerah diselenggarakan secara ekonomis dan efisien, serta memenuhi sasarannya
 secara efektif.

 Pemeriksaan dengan tujuan tertentu , adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
 tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan dengan
 tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan,
 pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern pemerintah.
STANDAR PEMERIKSAAN

 Pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksudkan di atas
 didasarkan pada suatu standar pemeriksaan . Standar
 dimaksud disusun oleh BPK dengan mempertimbangkan standar di
 lingkungan profesi audit secara internasional. Sebelum standar
 dimaksud ditetapkan, BPK perlu mengkonsultasikannya dengan
 pihak pemerintah serta dengan organisasi profesi di bidang
 pemeriksaan. Saat ini standar pemeriksaan dimaksud sedang
 dalam proses penyusunan (Standar Pemeriksaan Keuangan
 Negara/SPKN), dan selama SPKN tersebut belum secara resmi
 diberlakukan maka dalam melakukan pemeriksaan digunakan
 Standar Audit Pemerintahan (SAP) tahun 1995 sebagai standar
 audit keuangan negara.
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
          Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat:

 1.   meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat atau pihak lain yang berkaitan
      dengan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
 2.   mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset, lokasi, dan segala
      jenis barang atau dokumen dalam penguasaan atau kendali dari entitas yang menjadi objek
      pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksanaan tugas
      pemeriksaannya.
 3.   melakukan penyegelan tempat penyimpanan uang, barang, dan dokumen pengelolaan
      keuangan negara. Penyegelan hanya dilakukan apabila pemeriksaan atas persediaan
      uang, barang, dan/atau dokumen pengelolaan keuangan negara terpaksa ditunda karena
      sesuatu hal. Penyegelan dilakukan untuk mengamankan uang, barang, dan/atau dokumen
      pengelolaan keuangan negara dari kemungkinan usaha pemalsuan, perubahan,
      pemusnahan, atau penggantian pada saat pemeriksaan berlangsung.
 4.   meminta keterangan kepada seseorang. Dalam rangka meminta keterangan, BPK
      dapat melakukan pemanggilan kepada seseorang. Permintaan keterangan dilakukan oleh
      pemeriksa untuk memperoleh, melengkapi, dan/atau meyakini informasi yang dibutuhkan
      dalam kaitan dengan pemeriksa. Yang dimaksud dengan seseorang adalah
      perseorangan atau badan hukum.
 5.   memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu pemeriksaan.
      Kegiatan pemotretan, perekaman, dan/atau pengambilan sampel (contoh) fisik obyek yang
      dilakukan oleh pemeriksa bertujuan untuk memperkuat dan/atau melengkapi informasi
      yang berkaitan dengan pemeriksaan.
 6.   melaksanakan pemeriksaan investigatif guna mengungkap adanya indikasi kerugian
      negara/daerah dan/atau unsur pidana. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur
      pidana, BPK segera melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai
      dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
HASIL PEMERIKSAAN

Selain disampaikan kepada lembaga perwakilan, laporan hasil
pemeriksaan juga disampaikan oleh BPK kepada pemerintah. Dalam hal
laporan hasil pemeriksaan keuangan, hasil pemeriksaan BPK digunakan
oleh pemerintah untuk melakukan koreksi dan penyesuaian yang
diperlukan, sehingga laporan keuangan yang telah diperiksa (audited
financial statements) memuat koreksi dimaksud sebelum disampaikan
kepada DPR/DPRD. Apabila pemeriksa menemukan unsur pidana,
Undang-Undang 15 Tahun 2004 mewajibkan BPK melaporkannya
kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

Dalam rangka transparansi dan peningkatan partisipasi publik, Undang-
Undang 15 Tahun 2004 menetapkan bahwa setiap laporan hasil
pemeriksaan yang sudah disampaikan kepada lembaga perwakilan
dinyatakan terbuka untuk umum (tidak termasuk laporan yang
memuat rahasia negara yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan)
TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN


 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 mengamanatkan kepada
 setiap orang yang diserahi tugas untuk mengelola keuangan
 negara (pejabat) untuk menindaklanjuti rekomendasi BPK
 dan wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK
 tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil
 pemeriksaan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari
 setelah laporan hasil pemeriksaan diterima. Sehubungan dengan
 itu, BPK perlu memantau dan menginformasikan hasil
 pemantauan atas tindak lanjut tersebut kepada DPR/DPD/DPRD.
 Kepada pejabat yang tidak melaksanakan kewajibannya untuk
 menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP BPK dapat dikenai
 sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan
 perundang-undangan di bidang kepegawaian dan juga dapat
 dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6
 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00
 (lima ratus juta rupiah).
KEBEBASAN DAN KEMADIRIAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

  Dalam rangka menciptakan kebebasan dan kemandirian sebagaimana yang diamanatkan
  Undang-Undang Dasar 1945, BPK telah mengajukan Rancangan Undang-Undang sebagai
  amandemen Undang-undang Nomor 5 Tahun 1973 kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan
  Pemerintah, terutama menyangkut hal-hal berikut:

         Kemandirian dan kebebasan dalam hal memilih dan memberhentikan
         Ketua, Wakil Ketua, dan para Anggota BPK
              Kemandirian dan kebebasan dalam menyusun struktur organisasi
              sesuai dengan kebutuhan tidak lagi dibatasi oleh aturan yang dibuat
              oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN)
                 Kemandirian dan kebebasan dalam mengatur dan mengelola
                 sumber daya manusia yang dimiliki, dalam hal:
              1. Kode Etik
              2. Menambah, mengurangi, menggunakan, mendidik dan mengorganisasikan

                 personel-personel yang dimiliki
              3. Menentukan kualifikasi dan tingkat posisi serta rentang penggajian
              4. Perlindungan hukum terhadap tenaga-tenaga pemeriksa yang dimiliki
                 Kemandirian dalam pemeriksaan

                Kemandirian dalam anggaran
BENTUK-BENTUK KORUPSI

            Bentuk – Bentuk Korupsi
            1. Penyalahgunaan wewenang
            2. Pembayaran fiktif
            3. Kolusi/persekongkolan
            4. Biaya perjalanan dinas fiktif
            5. Suap/uang pelicin
            6. Pengutan tidak resmi
            7. Penyalahgunaan fasilitas/inventaris kantor
            8. Imbalan tidak resmi
            9. Pemberian fasilitas secara tidak adil
            10. Bekerja tidak sesuai ketentuan dan prosedur
            11. Tidak disiplin waktu
            12. Komisi atas transaksi jual beli yang tidak disetor ke Kas Negara
            13. Menunda / memperlambat pembayaran
            14. Pengumpulan dana taktis
            15. Penyalahgunaan anggaran
            16. Menerima hadiah, sumbangan/hibahberkaitan dengan tugas/jabatan
            17. Mark up harga beli/menurunkan harga jual
            18. Merubah dan memanfaatkan kelemahan sistem teknologi informasi
            19. Menurunkan kualitas/spesifikasi teknis/mengurangi volume
Page  69
            20. Pertanggungjawaban tidak sesuai dengan realisasi.
Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi
      1. Tanggungjawab profesi, moral dan sosial yang rendah
      2. Sanksi yang lemah penerapan hukum yang tidak konsisten dari
          Institusi penegak hukum, institusi pemeriksa yang tidak
          bersih/independen.
      3. Rendahnya disiplin/kepatuhan terhadap peraturan
      4. Kehidupan yang konsumtif, boros dan serakah (untuk memperkaya
          diri)
      5. Lemahnya pengawasan berjenjang (internal) dalam pelaksanaan
          tugas/pekerjaan
      6. Kurangnya keteladanan dari atasan/pimpinan
      7. Hilangnya rasa malu ber KKN
      8. Wewenang yang besar tidak diikuti evaluasi laporan kinerja
      9. Kesempatan yang terbuka
      10. Lemahnya pengawasan Eksternal
      11. Belum efektifnya pengawasan masyarakat lembaga legislative.
      12. Peraturan tidak jelas
      13. Budaya memberi upeti/tips
      14. Pengaruh lingkungan sosial
      15. Penghasilan yang rendah dibandingkan dengan kebutuhan hidup
          yang layak
      16. Sikap permisif/serba membolehkan dalam masyarakat, dan
          sungkan untuk saling mengingatkan.
      17. Rendahnya kepedulian terhadap kehidupan masyarakat
      18. Lemah penghayatan dan pengamalan agama.
Upaya Memberantas KKN
1. Meninjau/menyempurnakan pendapat peraturan, perundang-undangan
    disegala bidang
2. Penegakan hukum yang tegas dan konsisten dengan sanksi berat kepada
    pelaku korupsi
3. Meningkatkan komitmen, konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku
    korupsi
4. Menata kembali organisasi, memperjelas/mempertegas visi, misi, tugas
    dan fungsi yang diemban oleh setiap instansi
5. Menyempurnakan sistem Ketatalaksanaan meliputi : perumusan
    kebijakan, perencanaan penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan
    evaluasipertanggungjawaban     kinerja    serta   kualitas   pelayanan
    masyarakat.
6. Memperbaiki manajemen Kepegawaian (penerimaan, penempatan,
    pengembangan, kesejahteraan, jaminan hari tua)
7. Mengembangkan budaya kerja/tertib/malu melakukan KKN
8. Melakukan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
    (LAKIP)
9. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan sistem Pengendalian Manajemen,
    Pengawasan fungsional/berjenjang dan memperdayakan pengawasan
    masyarakat.
10. Meningkatkan transparansi, Akuntabilitas dan Pelayanan Prima.
Akibat yang Ditimbulkan
1. Merusak mental aparat/masyarakat (budaya instan)
2. Menurunkan/menghilangkan kepercayaan, citra
   dan martabat
3. Ekonomi biaya tinggi, investasi rendah, laporan
   kerja/usaha rendah
4. Hasil pembangunan tidak dinikmati sebagian besar
   masyarakat, sebaliknya lebih banyak untuk
   penguasa yang akhirnya akan menimbulkan
   kesenjangan sosial
5. Kualitas prestasi kerja/kinerja aparat rendah
6. Output tidak optimal/tidak dapat dimanfaatkan tepat
   waktu/tepat standar
7. Peraturan/prosedur tidak dapat ditegakan
8. Kekuasaan dan kewenangan berkuasa melalui
   uang
Hambatan Utama Pemberantasan Korupsi

                      1.   Lemahnya koordinasi
                      2.   Ego Sektoraal / Instansional
 Aspek Struktural
                      3.   Lemahnya pelaksanaan SPI
                      4.   Belum efektifnya pelaksanaan TLHP


 Aspek Kultural      Kurangnya komitmen, konsistensi, kompetensi
                     dan professional SDM



Aspek Instrumental   Masih adanya peraturan perundang-undangan
                     dan kebijakan yang belum mendukung upaya
                     pemberantasan KKN


 Aspek Manajemen     1. Kualitas  kepemimpinan      yang    kurang
                        komitmen, konsisten dan tegas
                     2. Kurang dukungan teknologi informasi.
Lingkaran Korupsi Politik dan Korupsi Birokratik

                                      6
             Partai Politik                           Kroni Bisnis

                                          5

                                                       4
                1         7                                    Proyek,
                                                               Konsesi,
                                                                Lisensi


                                      2                              3
                          Politisi               Birokrasi


            1. Nominasi                       5. Sumbangan Pemilu, Suap
            2. Politisasi Birokrasi           6. Sumbangan Pemilu,
            3. Kontrak, konsesi, lisensi          candidacy buying

            4. Suap, kickback                 7. Setoran ke Partai
Page  74
JAMU TOLAK KORUPSI UNTUK
  PEJABAT DAN POLITISI
BEBERAPA KEBERHASILAN PELAYANAN
            PUBLIK DI KAB/KOTA
• Di Kabupaten jembrana semua penduduk
  diasuransikan kesehatan (JKJ)- pengobatan
  di PKM, RSUD, Dokter swasta gratis,
  SDN,SMPN dan SMAN gratis, KTP gratis.
• Di Kabupaten Tanahdatar Sumbar, semua
  penduduk telah dijamin asuransi kesehatan
• Demikian pula di Kab Tarakan Kaltim
• Pelay Perizinan terpadu satu pintu di Kab.
  Sragen, Kota Cimahi dll
SUKSESNYA SUATU
        PROGRAM TERGANTUNG
             PADA 8 K
1. KOMITMEN
   2. KONSEPSI
       3. KONSISTENSI
           4. KONSEKUENSI
               5. KONTINUITAS
                   6. KEBERANIAN
                       7.KEJUJURAN
                          8. KERJA KERAS
KONSEP DASAR



Beda Utama dari Pemerintah (Government) dengan Tata Pemerintahan
(Governance) adalah :

Pemerintah (Government) lebih berkaitan dengan lembaga
yang mengemban fungsi memerintah dan mengemban fungsi mengelola
administrasi pemerintahan.


Tata Pemerintahan (Governance) lebih menggambarkan
pada pola hubungan yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada.
Dengan demikian cakupan tata pemerintahan (Governance) lebih luas
dari Pemerintah (Government).
Hubungan antara Pemerintah (Government)
             dengan Tata Pemerintahan (Governance)



Hubungan antara Pemerintah (Government) dengan Tata Pemerintahan
(Governance) dapat di ibaratkan

    “Hubungan antara rumput dengan padi. Jika kita hanya
     menanam rumput, maka padi tidak akan tumbuh. Tapi
     kalau kita menanam padi, maka rumput akan tumbuh
                     dengan sendirinya”.
Sehingga :
Jika kita hanya menciptakan pemerintah (Government) yang baik, maka
tata pemerintahan (Governance) yang baik tidak akan tumbuh. Tapi jika
kita menciptakan Tata Pemerintahan (Governance) yang baik, maka
Pemerintah (Government) yang baik juga akan tercipta.


Page  79
Membangun  BIROKRASI YANG BERWAWASAN
           Entrepreneur dalam rangka mewujudkan



     Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)

                                Membangun partisipasi
                                  Penegakan Hukum
                                      Transparansi
        Prinsip-                       Kesetaraan
      Prinsip Good                Wawasan kedepan
      Governance                      Akuntabilitas
                                      Pengawasan
                                 Efisiensi & Efektifitas
                                    Profesionalisme



            Peningkatan Kualitas Hidup dan Pelayanan Umum
Page  80
         Masyarakat untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
KESIMPULAN

1. Pelayanan Publik yang baik dimulai dengan adanya perubahan
   paradigma birokrasi : Pemerintah sebagai Pelayan Masyarakat
2. Diperlukan komitmen seluruh komponen, baik eksekutif,
   birokrasi, legislatif dan masyarakat untuk mewujudkan Pelayanan
   Publik yang baik
3. Dukungan sarana prasarana dan profesionalisme SDM untuk
   menunjang pelayanan publik




            KALAU MAU PASTI BISA……
Page  81
Hambatan Umum Pelaksanaan
       Good Governance
• Terlalu dominannya pemerintah dalam
  perencanaan, dan penyelenggaraan
  pembangunan
• Kurang efektifnya fungsi kontrol
• Penyelenggaraan pemerintahan dan
  pembangunan tidak transparan
• Budaya masyarakat belum mendukung
• Budaya birokrasi yang berorintasi kepada
  atasan (bapak isme, abis)
• Gaji dan pendapatan serta jaminan
  masa depan pns yang belum baik
• Indonesia belum memiliki hukum
  administrasi
Good Governance
   Berhadiah




  • Mohammad ibrahim, punya cara unik
    memacu GOOD GOVERNANCE di Benua
    Afrika. Dia menawarkan hadiah sebesar
    USD 5.000.000 bagi pemimpin negara yg
    sukses menyelenggarakan kepemerintahan
    yang terbaik di Afrika. Ditambah USD
    200.000 (Rp 2 M) setiap tahun seumur hidup
“The Mo Ibrahim Prize For
 Achievement In African Leadership”
• Adalah program sosial yg didirikan pertengahan
  th 2006, mirip Noble prize bedanya Noble
  prize diperebutkan semua tokoh sedunia, The
  Mo Prize hanya untuk Afrika, hadiahnya jauh
  lebih besar. (Noble Cuma USD 1,3 Juta (Rp
  11,8 M)
• Dewan Juri: Koffi Annan (mantan sekjen PBB),
  Martti Ahtisaari (Presd Finlandia), Bah Diallo
  (Penasihat Khusus Dirjen Unesco), Ngozi
  Okonjo-Iweala (MenluNigeria), Mary Robinson
  (Mantan Presiden Irlandia/Mantan Komisioner
  Ham PBB), Salim Ahmed Salim (Sekjen Orgs
  Persatuan Afrika) . Koffi Annan sbg Ketua
Sistem
   Pengawasan
Administrasi Publik




             Administrasi Publik
Pengertian Administrasi
• Administrasi adalah kegiatan kerjasama
  sekelompok orang untuk mencapai tujuan.
  Ada beberapa unsur administrasi yaitu
  organisasi, manajemen, kepegawaian,
  keuangan, perlengkapan, pekerjaan
  kantor, tata hubungan/komunikasi, dan
  hubungan masyarakat.
Pengertian Administration


        “The process of getting things done through others”


                                                 Berubah-ubah
                                                 Sesuai Dengan
                        OBJECTIVES
                                                 Perkembangan
                        Yang Akan Dicapai
  ADMINISTRATION
                                                 Perilaku Dan
                                                 Kinerjanya
                            PEOPLE               Berubah Akibat
                                                 Perkembangan
                            Orang Yang
                            Akan
                            Mencapainya
Page  87
Pengertian Administrasi Menurut Beberapa Para
                        Ahli.
•   Administrasi adalah proses yang pada umumnya terdapat pada semua
    usaha kelompok, pemerintah atau swasta, sipil atau militer, besar atau
    kecil (White, 1958).
•   Administrasi sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasama
    guna menyelesaikan tugas bersama (Simon, 1958).
•   Administrasi didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan
    pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama
    (Newman, 1963).
•   Administrasi berasal dari bahasa Belanda, “Administratie” yang
    merupakan pengertian Administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai
    kegiatan tata usaha kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan,
    dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut : Clerical
    works (FX.Soedjadi, 1989).
•   Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa Inggris
    “Administration” , yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih
    berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang
    telah ditentukan (S.P. Siagian, 1973)
Komponen dalam Administrasi
                             1. Planning / Rencana / Program Kerja
•   Bagian penting dalam penyelenggaraan administrasi adalah harus ada program kerja yang dibuat
    sesuai dengan keputusan rapat tentang apa yang akan menjadi tujuan untuk dikerjakan (untuk
    jangka waktu tertentu).
                                           2. Organisasi
•   Perlu ada pengaturan otoritas dan tugas sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan tepat oleh
    orang yang tepat dengan cara yang bertanggungjawab.
                                         3. Pendelegasian
•   Pembagian tugas harus dilakukan mengingat bahwa setiap orang mempunyai
    keahlian/ketrampilan yang berbeda dengan orang lain.
                                         4. Personel / Staf
•   Harus ada cukup orang untuk melakukan tugas-tugas yang sudah direncanakan, oleh karena itu
    perlu ada pertanggungjawaban dari masing-masing orang yang terlibat didalamnya
                                           5. Koordinasi
•   Tugas-tugas yang tidak dikoordinasi dengan baik akan menyebabkan pekerjaan yang tumpang
    tindih sehingga menghasilkan kerja yang tidak efektif dan efisien.
                                            6. Pelaporan
•   Pertanggungjawaban dari setiap bagian perlu dilakukan agar dapat diketahui hasil yang dicapai
    dan kegagalan-kegagalan yang terjadi sehingga dapat diusahakan perbaikan-perbaikan yang
    perlu diadakan di masa yang akan datang.
                                             7. Budget
•   Memprediksi jumlah keuangan yang dibutuhkan, dan yang mampu didapatkan, dan yang mampu
    dipertanggungjawabkan adalah sangat penting untuk menentukan seberapa jauh program kerja
    dapat dilaksanakan supaya tidak macet di tengah jalan.
PERUBAHAN PARADIGMA
ADMINISTRASI
•   Khun’s paradigm vs Lakatos’ research programmes
•   Thomas Khun:
    “A pradigm is made up general theoritical assumptions and
    laws and techniques for their application that the members of
    particular scientific community adopt”
    “A paradigm will `always be sufficiently imprecise and open-
    ended to leave plenty of that kind of work be done”
•   Bernard Phillips:
    “Paradigms are sets of assumption, implicit or explicit, about
    phenomena”
     • Pemikiran Administrasi telah mengalami 5
                perubahan paradigma :
HENRI FAYOL: BAPAK ADMINISTRASI
•    Perlunya kemampuan administratif dari seorang pemimpin
•    Pimpinan perlu administrative ability dan bawahan perlu technical
     ability
•    Mengemukakan elemen administrasi dalam proses management
     meliputi:
1.   Planning
2.   Organizing
3.   Commanding
4.   Coordinating
5.   Controling
 Mengemukakan 14 prinsip administrasi
14 Prinsip Administrasi menurut Fayol
         (Industrial and General Administration)

1.    Division of work
2.    Authority and responsibility
3.    Discipline
4.    Unity of command
5.    Unity of management
6.    Subordination of individual interest to the common good
7.    Renumeration of the staff
8.    Centralization
9.    The hierarchy
10.   Order
11.   Equity
12.   Stability of staff
13.   Initiative
14.   Esprit de corps
REFORMASI ADMINISTRASI
Nigro & Nigro:
  “Reformasi administrasi dimulai mulai akhir abad 19”  Paradigma
  Pertama
  Hasil pengamatan terhadap praktek tentang penempatan orang-orang
  dalam jabatan pemerintahan yang tidak tepat
  Dipelopori peguruan tinggi yang membuka pendirian ilmu administrasi
  yang lulusannya menjadi pejabat-pejabat kuci atau pimpinan-pimpinan
  yang melakukan reformasi administrasi dalam lembaga-lembaga
  pemerintahan

  Reformasi administrasi dipelopri Universitas yang lulusannya
  melakukan perubahan dalam kegiatan praktis pemerintahan

  Setelah Perang Dunia II reformasi administrasi diartikan sebagai
  perkembangan adminstrasi dengan perubahan-perubahan paradigma
Pengertian Publik
• Pengertian publik sering diartikan
  sebagai umum, masyarakat atau
  negara.
• Pengertian publik dalam istilah
  administrasi publik adalah
  sejumlah manusia yang memiliki
  kebersamaan berpikir, perasaan,
  harapan, sikap dan tindakan yang
  benar dan baik berdasarkan nilai-
  nilai norma yang mereka miliki.
PENGERTIAN PUBLIK


                                      NEGARA/
                 UMUM    MASYARAKAT   PEMERINTA
                                      H




            - Public     -Public      -PublicSector
                          Service     -Public
             Service
                         -Public       Finance
            -Public                   -Publ.Admi-
             Ownership    Interest
                                        nistration




Page  95
Pengertian Administrasi Publik
•   Administrasi publik, seperti yang dirumuskan oleh Pfiffner dan
    Presthus (1967), adalah sebuah disiplin ilmu yang terutama
    mengkaji cara-cara untuk mengimplementasikan nilai-nilai
    politik.
•   Dwight Waldo [1949] mengemukakan bahwa administrasi publik
    adalah gabungan antara seni dan ilmu-ilmu pemerintahan yang
    akhirnya berkembang menjadi seni dan ilmu-ilmu manajemen,
•   Hal tersebut sejalan dengan gagasan awal Wilson dalam
    Shafritz dan Hyde (1992) yang dianggap sebagai orang yang
    membidani lahirnya ilmu administrasi publik modern di Amerika
    Serikat. Wilson mengemukakan bahwa disiplin administrasi
    publik merupakan produk perkembangan dari ilmu politik,
•   Meskipun demikian, pendapat umum beranggapan bahwa
    administrasi publik adalah bagian dari proses politik.
•   Administrasi publik adalah sebuah sistem besar yang tidak
    dapat diukur/digeneralisasi semata-mata oleh keberhasilan
    kecil yang tidak simultan.
ORGANISASI PUBLIK
Pengertian organisasi :
* James D Mooney :
Organisation is the form of every human association for the attainment of
    common purpose
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk pencapaian
    suatu tujuan bersama.

* Chester L Barnard :
Organisation is a system of cooperative activities of two or more person
   something intangible and impersonal, largely a matter of relationship.
Organisasi adalah sistem kerja sama dua orang atau lebih dari sesuatu yang
   tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang sebagian besar tentang
   persoalan silaturahmi.

* Dwight Waldo :
Organisation is the structure of authoritative and habitual personal
   interrelation in an administrative system.
Organisasi adalah struktur dari kewenangan-kewenangan dan kebiasaan-
   kebiasaan dalam hubungan antara orang-orang pada suatu sistem
   administrasi.
KOMUNIKASI PUBLIK
* Pengertian Komunikasi :
“ Proses kegiatan penataan, berupa penyampaian
   informasi, baik menggunakan, suara, lambang,
   isyarat ataupun warna dari satu orang atau
   beberapa orang kepada orang lain untuk suatu
   tujuan tertentu”.
*Komunikasi Publik : “Adalah komunikasi yang
   berkenaan dengan pelayanan publik”.
* Fungsi komunikasi publik : Menciptakan kerja
   sama dan koordinasi
VISI DAN MISI
       DALAM MANAJEMEN PUBLIK
VISI = CARA PANDANG JAUH KE DEPAN

KRITERIA SEBUAH VISI :
1. MEMILIKI ORIENTASI YANG JELAS.
2. MENJADI ACUAN SEMUA KOMPONEN ORGANISASI.
3. HASIL KOMITMEN DAN ASPIRASI SEMUA KOMPONEN
    ORGANISASI.
4. FLEKSIBEL DALAM MENGHADAPI DINAMIKA YANG
    TERJADI DI MASYARAKAT.
5. HARUS DISOSIALISASIKAN PADA SELURUH ANGGOTA
    ORGANISASI.
MISI : PERNYATAAN APA YANG HARUS
       DICAPAI OLEH SUATU ORGANISASI.

 DALAM SEBUAH MISI HARUS
    TERKANDUNG :
 1. Produk Dan Pelayanan Yang Akan
    Dihasilkan.
 2. Sasaran Dari Kebijakan Yg
    Diprioritaskan.
 3. Pengembangan Pemikiran Untuk Masa
    Yg Akan Datang.
Perumusan Kebijakan
  Untuk menghasilkan kebijakan yang “efektif” seorang pemimpin
                                    harus memiliki kemampuan :
1. Introspection : Melihat secara mendalam keadaan dan
   kekuatan serta kewenangan dari Pejabat yang akan
   melaksanakan kebijakan tesebut.
2. Retrospection : Melihat hal-hal yang telah terjadi untuk
   mempelajari masalah yang identik pada masa lalu.
3. Feasibility :       Melihat ke depan dan membuat
   konfigurasi keadaan yang diinginkan berdasarkan data,
   konsep serta realita yang ada.
Constraint Of Public Policy
(Faktor yang menghambat Public Policy)

1. Cultur Constraint : Pemahaman pelaku
   kebijakan tentang azas negara, norma dan
   keyakinan-keyakinan yang hidup dalam
   masyarakat, tradisi dan kebiasaan-
   kebiasaan
2. Structural Constraint : Kedudukan dan
   kekuasaan dari pelaku kebijakan, batas
   kewenangan organisasi, termasuk
   keterbatasan pengaruh terhadap badan-
   badan dalam pemerintahan. Sustainable.
Bentuk-bentuk Kebijakan Public
1. Routine Formulation : Merupakan kebijakan yang mengikut bentuk-
   bentuk (form) yang telah ada yang selalu dipergunakan, Karena dipakai
   secara berulang maka menimbulkan suatu form yang dapat ditandai
   dengan kode-kode. Misalnya untuk Akademik, tentang kenaikan gaji,
   kode A, Kemahasiswaan C.
2. Analogous Formulation : Perumusan tetap bertitik tolak dari kebijakan
   yang ada, hanya ada penambahan atau penyesuaian-penyesuaian
   tertentu. Dengan cara ini dapat dilakukan perumusan pemecahan
   masalah baru. Sehingga dapat dilakukan perumusan beberapa
   alternatif terhadap masalah yang dihadapi.
3. Creative Formulation : Cara ini menunjukkan bahwa pengambilan
   kebijakan tidak terikat sama sekali dengan kebijakan yang ada tetapi
   betul-betul menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang terus
   berkembang. Up To date (in)/Urgent


Page  103
PUBLIC ADMINISTRATION &
         POLITIC
     •   PUBLIC
         ADMINISTRATION                 POLITIC
     •   Melakukan kegiatan            Upaya untuk
         usaha-usaha
         lembaga pemerintah            menguasai
         mulai dari                    dan
         perencanaaan                  memelihara
         sampai dengan
         tercapainya tujuan            kekuasaan
         yang sudah                    sesuai
         ditetapkan, termasuk
         pengawasan                    dengan cita-
         terhadap jalannya             cita yang
         kegiatan
                                       dikehendaki


RASIONAL – EFISIENSI - EFEKTIF   PENGUASAAN - KEMAPANAN
PANDANGAN TENTANG
    ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN :


1. ADMINISTRASI LEBIH LUAS DARI MANAJEMEN (MILLON
   BROWN):
   - ADMINISTRATOR : PENGAMBIL KEBIJAKAN
   - MANAJER         : PELAKSANA KEBIJAKAN

2. ADMINISTRASI SAMA DENGAN MANAJEMEN
   (DALE YORDER,DIMOCK AND KOENIG):
   - FUNGSI MANAJEMEN = FUNGSI ADMINISTRASI

3. ADMINISTRASI LEBIH SEMPIT DARI MANAJEMEN.
   - DIARTIKAN SEBAGAI KETATAUSAHAAN /CLERICAL WORK.
Ada Tujuh Ciri Khusus dari Administrasi Publik :




1. Tidak dapat dielakkan (unavoidable).
2. Senantiasa mengharapkan ketaatan (expect obedience).
3. Mempunyai Prioritas (has priority).
4. Mempunyai pengecualian (has exceptional).
5. Puncak pemimpin politik(top management political).
6. Sulit diukur (difficult to measure).
7. Terlalu banyak mengharapkan dari administrasi publik
   (more is expected of public administration).

Page  106
Fungsi-fungsi administrasi publik

•   planning,          •   Planning,
•   organizing,        •   Organizing,
•   commanding,        •   Staffing,
•   coordinating dan   •   Directing,
•   controlling        •   Coordinating,
                       •   Reporting dan
                       •   Budgeting.
Konsep Administrasi Publik.


                              Konsep Administrasi Publik



        administrasi
                             birokrasi publik       kebijakan publik       pelayanan publik
       pembangunan


                                                                            direncanakan tentang
                                                                             peningkatan kualitas
                                                                               pelayanan yang
  1. pengertian administrasi 1. pengertian birokrasi                           didasarkan pada
       2. pembangunan             2. debirokrasi                            keinginan pelanggan
3. administrasi pembangunan                                                       dan upaya
                                 3. deregulasi
                                                                           peningkatan pelayanan
                                                                               dapat di lakukan
                                                                            dengan menerapakan
                                                                                 Total Quality
                                                 dibahas tentang hal-hal     Managemen (TQM).
                                                    yang mendorong
                                                perkembangan kebijakan
                                                          publik
                                                       di negara-
                                                      negara barat
  Page  108
5 grand Strategy
  Menciptakan inovasi              SKPD (Satuan Kerja
   kepemerintahan entrepreuneur
                                    Perangkat Daerah)
   dengan pelayanan publik yang
   prima                            Penyusunan /
  Membangun SDM yang unggul        pelaksanaan
   dan berdaya saing.               APBD berbasis :
  Menumbuhkembangkan               - SUSTAINABLE
   ekonomi rakyat yang berbasis     PROGRAM
   desa.                            - MEMILIKI IMPACT
  Memandirikan masyarakat untuk    - VALUE ADDED
   sehat jasmani, rohani & peduli
   kelestarian lingkungan
  Mendayagunakan inovasi Iptek     PRODUKTIF
   untuk meningkatkan kualitas,
   produktifitas & efisiensi
   pembangunan yang
   berkelanjutan.                      EFISIEN
                                       EFEKTIF
Page  109
BADAN PELAYANAN TERPADU (BPT)
SEBELUM :             •   SETELAH :
                      •   Waktu, biaya jelas & pasti
   Waktu & biaya
                      •   Dijamin tidak ada pungli
    tidak jelas
                      •   Seluruh ijin diproses bersamaan,
   Pungli dianggap       selesai di satu tempat, maksimal
    hal yang wajar        waktu 10 hari (selesai semua)
   Melalui banyak    •   Mudah, cepat, transparan, nyaman
    instansi &        •   Survey kepuasan pelanggan
                          memperoleh score index 83%
    berurutan         •      (sangat memuaskan)
   Pelayanan yang    •   Secara kuantitatif 65 % lebih cepat
    tidak memuaskan       selesai, 35 % tepat waktu
doubleCONTROL
                                BAWASDA/
                                INSPEKTUR
DINAS                                                       BUMD
Terkait

                   Badan Pelayanan Terpadu/
                      (One Stop Service)



  Masyarakat                  Dikontrol dengan        Tim pemantau &
                                sistem online
                                                          Pembina
Salah satu kunci untuk penyelenggaraan pemerintahan
                                                        Independen
yang baik adalah pelaksanaan pengawasan melekat dan
double control, melalui laporan langsung (online),
pengawasan masyarakat, atau melalui sidak.
Keberhasilan Organisasi
    1)   karakteristik organisasi,
    2)   karakteristik lingkungan,
    3)   karakteristik pekerja, dan
    4)   kebijakan dan praktek
         manajemen”.



                   (Steers, 1985:9)
PENGERTIAN KINERJA
• Kinerja adalah suatu hasil kerja dari
  seseorang atau kelompok organisasi yang
  merupakan performance (penampilan) orang
  / organisasi tersebut secara keseluruhan,
  sehingga kinerja akan memberikan suatu
  warna atau ciri khas tertentu yang menjadi
  kebanggaan orang atau suatu organisasi.
                          Iskandar (2001 : 187)
SIFAT PENGGOLONGAN KINERJA




Kongkrit adalah hasil kerja yang mudah dan langsung dapat dilihat,
dibuktikan dan dapat diukur secara kuantitatif.
Abstrak adalah hasil kerja yang tidak dapat dilihat dan diperlukan
proses yang rumit untuk mengukurnya, seperti tanggungjawab,
loyalitas dan lain-lain.
DIMENSI-DIMENSI KINERJA


   Kesetiaan
   Prestasi kerja
   Kejujuran
   Kedisiplinan
                     • Kepribadian
   Kreatifitas      • Prakarsa
   Kerjasama        • Kecakapan
   Kepemimpinan     • Tanggungjawab
Ciri Utama Organisasi Berkinerja
• Organisasi berkinerja mempunyai arah yang
  jelas untuk ditempuhnya. tercermin pada visi.
• Manajemen yang berhasil menjadikan organisasi
  berkinerja tinggi selalu berupaya agar dalam
  organisasi tersedia tenaga-tenaga
  berpengetahuan dan keterampilan tinggi disertai
  oleh semangat kewirausahaan.
• Pada organisasi berkinerja, para manajenya
  membuat komitmen kuat pada suatu rencana
  aksi stratejik.
• Orientasi organisasi berkinerja adalah “hasil”
  dan memiliki kesadaran yang tinggi tentang
  pentingnya efektifitas dan produktifitas yang
  meningkat.
• Adanya komitmen yang mendalam pada strategi
  yang telah ditentukan dan berupaya agar
  strategi tersebut membuahkan hasil yang
  diharapkan.                               Siagian
Efektivitas Manajerial Dalam Konsep Managemen Of Interlinkages




        Kepentingan investor
        Konsumen
        Tenaga kerja
        Negara
        Lingkungan
        Generasi yang akan datang




                                       Praxy Fernandes
Page  117
 Efektivitas merupakan suatu keadaan
                              yang mengandung pengertian
                              terjadinya suatu akibat yang
                              dikehendaki

                              (Dasrmakusumah, 1994 : 26)




     “Efektivitas kerja sebagai The deegre to wich
     an organization realized it’s goals”
     tingkat pencapaian tujuan yang telah
     ditetapkan oleh suatu organisasi

                       (Atmosudirdjo, 1996 : 78)
Page  118
Efektivitas Penyelenggaraan
        Pemerintahan

    • Organisasi,
    • Pengorganisasian
      dan Kinerja Pegawai.
    • Manajemen,
    • Fungsi-fungsi
      manajemen dan
      pengorganisasian
Pengukuran kinerja
   membuat komitmen untuk mengukur kinerja dan
    memulainya segera,
   perlakukan pengukuran kinerja sebagai proses yang
    berkelanjutan (on going procsess),
   sesuaikan proses pengukuran kinerja dengan
    organisasi. Ukuran kinerja tersebut adalah indikator
    kinerja. Dengan demikian tanpa adanya indikator
    kinerja, sulit untuk menilai kinerja (keberhasilan atau
    ketidakberhasilan) kebijakan/program/kegiatan dan
    pada akhirnya kinerja organisasi.



                                        LAN RI, (2000:9)
Indikator adalah ukuran
              kwantitatif dan kualitatif yang
                menggambarkan tingkat
             pencapaian sasaran atau tujuan
                  yang telah ditetapkan




Page  121
Indikator Kinerja
   Inputs Adalah Segala Sesuatu yang dibutuhkan agar pelksanaan kegiatan
    dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana,
    sumber daya manusia, informasi, kebijakan/peraturan perundang-undang, dan
    sebagainya.
   outputs adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan
    yang dapat berupa fisik dan/atau non fisik.
   outcomes adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluar
    kegiatan pada jangka menengah (efek langsung),
   benefit adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan
    kegiatan
   impacts adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada
    setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.




            Supriatna (2000:78) mengutip Inpres No.7 Tahun 1999
C. DAFTAR PUSTAKA
•   1. A. Nurjaman ,Organisasi & ManajemenPemerintahan,2003.UMM Press.Malang.

•   2. Fitzsimmons, James A & Mona. J. Fitzsimmons, 1994 Service
    Management for competitive        Advantage, Mc graw-Hill inc.     Newyork.
•   3. Farnham, Davis and Sylvia Norton, 1993, Managing in             New       Publik
    Srvice, Mc. Millans Press, London.
•   4.a.Gasperz, Vincent, 1997, Management kualitas ; Penerapan konsep kualitas
    dalam Manajemen Bisnis. Gramedia Pustaka                 Utama, Jakarta.
•   4.b.Gaster, Lucy, 1997. quality in Public Service, open university Press,
    Buckingham, Philadephia.
•   5.a.Hodge, Grame, 1993, Minding Everybody’s Business               Performance
    Management in Public Sector Agency, Public               Sector Management
    Institute. Monasti University.
•   5.b.Hughes,Owen,1998,Public Management &                 Administration.Antony Rowe
    Ltd,Chipenham.
•   6. Jabra, Joseph. G & Dwivendi OP. 1993. Public Service            Accountability, A.
    Comprehensive Perpective kumarian press Inc.
•   7.a.Kencana, Inu, dkk. Ilmu Administrasi Publik.1999,Rineka        Cipta.Jakarta.
•   7.b.Kevitt, Davit, 1998, Managing core Public Service, Black Well
    Publisher.
•   8.Kristiadi, JB. 1998. Pemberdayaan Birokrasi dalam      Pembangunan Sinar
    Harapan, Jakarta.
•   9.Kotler, Philip, 1997. Marketing Manajemen, Analysis,   Planning, Implementation &
    Controll, Prentice Hall     International, New Jersey
•   10.Lovelock, Christopher H. 1992. Managing Service,      Prentice Hall Inc,
    Englewood cliffs. New Jersey
•   11.Moenir AS. 1998. Manajemen Pelayanan Umum di          Indonesia. Bumi Aksara
    Jakarta.
•   12.Ndraha, Taliziduhu, 2003, Kybernology (Ilmu           Pemerintahan         Baru)
    Jakarta, Rineka Cipta.
•   13.Osborne, David & Ted Gabler, 1992, Reiventing         Government,          New
    York A William Patrick Book.
•
•   14.Parasuraman, A, Zeithaml, VA, and Berry L. L. 1998. Serqual : A Multiple item
    scale for Measuring Consumer       Perceptions of Service Quality, Journal of
    Retoiling, Vol-bu.
•   15.Roger, Steve, 1993. Performance Management in Loal             Government
    Jessica kingsley Publisher. London
•   16.Skelcher, Chris, 1992. Managing For Service Quality Longman.
•   17.Tjiptono, Fandi, 2000. Manajemen Jasa, Andi Jogjakarta.
TERIMA KASIH ATAS
             PERHATIANNYA



           Rasulullah SAW berwasiat :

“...muslim yang beruntung adalah ia yang hari ini lebih
   baik dari pada kemarin”.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Perancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa SistemPerancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa Sistemguestb7aaaf1e
 
1. konsep dasar_sistem
1. konsep dasar_sistem1. konsep dasar_sistem
1. konsep dasar_sistemfatwaamrani
 
Perancangan dan analisa sistem df
Perancangan dan analisa sistem dfPerancangan dan analisa sistem df
Perancangan dan analisa sistem dfDva Kosongtoejoh
 
konsep sistem informsi
konsep sistem informsikonsep sistem informsi
konsep sistem informsihilman31
 
Konsep sistem informasi
Konsep sistem informasiKonsep sistem informasi
Konsep sistem informasisitianisai
 
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_analisis dan perancangan si_universitas mercu...
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_analisis dan perancangan si_universitas mercu...Sim elsa sri yulianti hapzi ali_analisis dan perancangan si_universitas mercu...
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_analisis dan perancangan si_universitas mercu...elsasriyulianti1
 
Sim, dina supriani, hapzi ali, makalah analisis dan perancangan sistem inform...
Sim, dina supriani, hapzi ali, makalah analisis dan perancangan sistem inform...Sim, dina supriani, hapzi ali, makalah analisis dan perancangan sistem inform...
Sim, dina supriani, hapzi ali, makalah analisis dan perancangan sistem inform...Dina Supriani
 
Pengertian Sistem informasi
Pengertian Sistem informasiPengertian Sistem informasi
Pengertian Sistem informasicah_bagus12
 
4. bab ii
4. bab ii4. bab ii
4. bab iiuwieana
 
Analisis Sistem Informasi [Materi I]
Analisis Sistem Informasi [Materi I]Analisis Sistem Informasi [Materi I]
Analisis Sistem Informasi [Materi I]Erikson Hutabarat
 
20121214 m odul_sim2012
20121214 m odul_sim201220121214 m odul_sim2012
20121214 m odul_sim2012amikom
 
Sistem informasi (miskam)
Sistem informasi (miskam)Sistem informasi (miskam)
Sistem informasi (miskam)nida30
 
1 sistem informasi manajemen
1 sistem informasi manajemen1 sistem informasi manajemen
1 sistem informasi manajemenanis fuad
 
Analisis Sistem Informasi [Materi III]
Analisis Sistem Informasi [Materi III]Analisis Sistem Informasi [Materi III]
Analisis Sistem Informasi [Materi III]Erikson Hutabarat
 
Analisis Sistem Informasi [Materi IV]
Analisis Sistem Informasi [Materi IV]Analisis Sistem Informasi [Materi IV]
Analisis Sistem Informasi [Materi IV]Erikson Hutabarat
 

Mais procurados (20)

Bab ii hebron
Bab ii hebronBab ii hebron
Bab ii hebron
 
Perancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa SistemPerancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa Sistem
 
1. konsep dasar_sistem
1. konsep dasar_sistem1. konsep dasar_sistem
1. konsep dasar_sistem
 
Perancangan dan analisa sistem df
Perancangan dan analisa sistem dfPerancangan dan analisa sistem df
Perancangan dan analisa sistem df
 
Konsep si
Konsep siKonsep si
Konsep si
 
konsep sistem informsi
konsep sistem informsikonsep sistem informsi
konsep sistem informsi
 
Materi kuliah (ansis)
Materi kuliah (ansis)Materi kuliah (ansis)
Materi kuliah (ansis)
 
Konsep sistem informasi
Konsep sistem informasiKonsep sistem informasi
Konsep sistem informasi
 
Konsep sistem informasi[1]
Konsep sistem informasi[1]Konsep sistem informasi[1]
Konsep sistem informasi[1]
 
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_analisis dan perancangan si_universitas mercu...
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_analisis dan perancangan si_universitas mercu...Sim elsa sri yulianti hapzi ali_analisis dan perancangan si_universitas mercu...
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_analisis dan perancangan si_universitas mercu...
 
Sim, dina supriani, hapzi ali, makalah analisis dan perancangan sistem inform...
Sim, dina supriani, hapzi ali, makalah analisis dan perancangan sistem inform...Sim, dina supriani, hapzi ali, makalah analisis dan perancangan sistem inform...
Sim, dina supriani, hapzi ali, makalah analisis dan perancangan sistem inform...
 
Pengertian Sistem informasi
Pengertian Sistem informasiPengertian Sistem informasi
Pengertian Sistem informasi
 
4. bab ii
4. bab ii4. bab ii
4. bab ii
 
Analisis Sistem Informasi [Materi I]
Analisis Sistem Informasi [Materi I]Analisis Sistem Informasi [Materi I]
Analisis Sistem Informasi [Materi I]
 
ii. minggu kedua
ii. minggu keduaii. minggu kedua
ii. minggu kedua
 
20121214 m odul_sim2012
20121214 m odul_sim201220121214 m odul_sim2012
20121214 m odul_sim2012
 
Sistem informasi (miskam)
Sistem informasi (miskam)Sistem informasi (miskam)
Sistem informasi (miskam)
 
1 sistem informasi manajemen
1 sistem informasi manajemen1 sistem informasi manajemen
1 sistem informasi manajemen
 
Analisis Sistem Informasi [Materi III]
Analisis Sistem Informasi [Materi III]Analisis Sistem Informasi [Materi III]
Analisis Sistem Informasi [Materi III]
 
Analisis Sistem Informasi [Materi IV]
Analisis Sistem Informasi [Materi IV]Analisis Sistem Informasi [Materi IV]
Analisis Sistem Informasi [Materi IV]
 

Semelhante a Sistempengawasanadministrasipublik 110526040422-phpapp01

Konsep-Dasar-Sistem.pptx
Konsep-Dasar-Sistem.pptxKonsep-Dasar-Sistem.pptx
Konsep-Dasar-Sistem.pptxsadewaTV
 
Analisa Sistem Informasi Yamaha Dealer Service (YDS) Pada CV. Niaga Pratama M...
Analisa Sistem Informasi Yamaha Dealer Service (YDS) Pada CV. Niaga Pratama M...Analisa Sistem Informasi Yamaha Dealer Service (YDS) Pada CV. Niaga Pratama M...
Analisa Sistem Informasi Yamaha Dealer Service (YDS) Pada CV. Niaga Pratama M...Pedro Craggett
 
10.-Konsep-Sistem.pptx
10.-Konsep-Sistem.pptx10.-Konsep-Sistem.pptx
10.-Konsep-Sistem.pptxArhamSyaukani2
 
Makalah sistem informasi
Makalah sistem informasiMakalah sistem informasi
Makalah sistem informasiEka Satria
 
Kelompok 1 Konsep Dasar Sistem.pptx
Kelompok 1 Konsep Dasar Sistem.pptxKelompok 1 Konsep Dasar Sistem.pptx
Kelompok 1 Konsep Dasar Sistem.pptxtoni755261
 
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, INFORMASI...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, INFORMASI...TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, INFORMASI...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, INFORMASI...Marini Khalishah Khansa
 
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1Muhammad Alfan Samsudin
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanMuhammad Awaludin
 
Perancangan dan pengembangan sistem informasi (IDG1/X/2011)
Perancangan dan pengembangan sistem informasi (IDG1/X/2011)Perancangan dan pengembangan sistem informasi (IDG1/X/2011)
Perancangan dan pengembangan sistem informasi (IDG1/X/2011)maghaliqhna dzulfiqar
 
(2) Konsep Dasar Sistem & Informasi
(2) Konsep Dasar Sistem & Informasi(2) Konsep Dasar Sistem & Informasi
(2) Konsep Dasar Sistem & InformasiHanny Hikmayanti
 
Analisis dan desain sistem informasi
Analisis dan desain sistem informasiAnalisis dan desain sistem informasi
Analisis dan desain sistem informasiNurdin Al-Azies
 
sistem informasi
sistem informasi sistem informasi
sistem informasi ceriah77
 
Makalah manajemen-perkantoran-21
Makalah manajemen-perkantoran-21Makalah manajemen-perkantoran-21
Makalah manajemen-perkantoran-21Fitriadye Banjang
 
Sistem Informasi Penyewaan Truk Pada PT. Erafista Indah Jakarta Bab II Landas...
Sistem Informasi Penyewaan Truk Pada PT. Erafista Indah Jakarta Bab II Landas...Sistem Informasi Penyewaan Truk Pada PT. Erafista Indah Jakarta Bab II Landas...
Sistem Informasi Penyewaan Truk Pada PT. Erafista Indah Jakarta Bab II Landas...evachaerani
 
Githa mahulete 43219110166 artikel pengantar sistem informasi
Githa mahulete 43219110166 artikel pengantar sistem informasiGitha mahulete 43219110166 artikel pengantar sistem informasi
Githa mahulete 43219110166 artikel pengantar sistem informasiGithaMahulete
 
Pendidikan Sebagai Sistem - Dasar Pendidikan
Pendidikan Sebagai Sistem - Dasar PendidikanPendidikan Sebagai Sistem - Dasar Pendidikan
Pendidikan Sebagai Sistem - Dasar PendidikanForza Angg
 

Semelhante a Sistempengawasanadministrasipublik 110526040422-phpapp01 (20)

Konsep-Dasar-Sistem.pptx
Konsep-Dasar-Sistem.pptxKonsep-Dasar-Sistem.pptx
Konsep-Dasar-Sistem.pptx
 
Analisa Sistem Informasi Yamaha Dealer Service (YDS) Pada CV. Niaga Pratama M...
Analisa Sistem Informasi Yamaha Dealer Service (YDS) Pada CV. Niaga Pratama M...Analisa Sistem Informasi Yamaha Dealer Service (YDS) Pada CV. Niaga Pratama M...
Analisa Sistem Informasi Yamaha Dealer Service (YDS) Pada CV. Niaga Pratama M...
 
10.-Konsep-Sistem.pptx
10.-Konsep-Sistem.pptx10.-Konsep-Sistem.pptx
10.-Konsep-Sistem.pptx
 
Makalah sistem informasi
Makalah sistem informasiMakalah sistem informasi
Makalah sistem informasi
 
Kelompok 1 Konsep Dasar Sistem.pptx
Kelompok 1 Konsep Dasar Sistem.pptxKelompok 1 Konsep Dasar Sistem.pptx
Kelompok 1 Konsep Dasar Sistem.pptx
 
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, INFORMASI...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, INFORMASI...TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, INFORMASI...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, INFORMASI...
 
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Perancangan dan pengembangan sistem informasi (IDG1/X/2011)
Perancangan dan pengembangan sistem informasi (IDG1/X/2011)Perancangan dan pengembangan sistem informasi (IDG1/X/2011)
Perancangan dan pengembangan sistem informasi (IDG1/X/2011)
 
(2) Konsep Dasar Sistem & Informasi
(2) Konsep Dasar Sistem & Informasi(2) Konsep Dasar Sistem & Informasi
(2) Konsep Dasar Sistem & Informasi
 
Analisis dan desain sistem informasi
Analisis dan desain sistem informasiAnalisis dan desain sistem informasi
Analisis dan desain sistem informasi
 
sistem informasi
sistem informasi sistem informasi
sistem informasi
 
Makalah manajemen-perkantoran-21
Makalah manajemen-perkantoran-21Makalah manajemen-perkantoran-21
Makalah manajemen-perkantoran-21
 
Sistem Informasi Penyewaan Truk Pada PT. Erafista Indah Jakarta Bab II Landas...
Sistem Informasi Penyewaan Truk Pada PT. Erafista Indah Jakarta Bab II Landas...Sistem Informasi Penyewaan Truk Pada PT. Erafista Indah Jakarta Bab II Landas...
Sistem Informasi Penyewaan Truk Pada PT. Erafista Indah Jakarta Bab II Landas...
 
Githa mahulete 43219110166 artikel pengantar sistem informasi
Githa mahulete 43219110166 artikel pengantar sistem informasiGitha mahulete 43219110166 artikel pengantar sistem informasi
Githa mahulete 43219110166 artikel pengantar sistem informasi
 
5555
55555555
5555
 
Pendidikan Sebagai Sistem - Dasar Pendidikan
Pendidikan Sebagai Sistem - Dasar PendidikanPendidikan Sebagai Sistem - Dasar Pendidikan
Pendidikan Sebagai Sistem - Dasar Pendidikan
 
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teoryTeori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
 
Presentasi-Sistem
Presentasi-Sistem Presentasi-Sistem
Presentasi-Sistem
 
02 a konsep sistem rev 09 09-2014
02 a konsep sistem rev 09 09-201402 a konsep sistem rev 09 09-2014
02 a konsep sistem rev 09 09-2014
 

Mais de Efry Ghani

1556 5939-1-pb study ekowisata
1556 5939-1-pb study ekowisata1556 5939-1-pb study ekowisata
1556 5939-1-pb study ekowisataEfry Ghani
 
Modul 4 perencanaan program oms pro hiv-usaid
Modul 4 perencanaan program oms pro hiv-usaidModul 4 perencanaan program oms pro hiv-usaid
Modul 4 perencanaan program oms pro hiv-usaidEfry Ghani
 
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotorAnalisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotorEfry Ghani
 
Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahEfry Ghani
 
Tutorial windows-server-2003
Tutorial windows-server-2003Tutorial windows-server-2003
Tutorial windows-server-2003Efry Ghani
 
Modul c-revisi
Modul c-revisiModul c-revisi
Modul c-revisiEfry Ghani
 
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerahEfry Ghani
 
Buku pprg keuangan
Buku pprg keuanganBuku pprg keuangan
Buku pprg keuanganEfry Ghani
 
Revitalisasi proses desentralisasi
Revitalisasi proses desentralisasiRevitalisasi proses desentralisasi
Revitalisasi proses desentralisasiEfry Ghani
 

Mais de Efry Ghani (15)

Pmk1350112014
Pmk1350112014Pmk1350112014
Pmk1350112014
 
Tanamanhutan
TanamanhutanTanamanhutan
Tanamanhutan
 
1556 5939-1-pb study ekowisata
1556 5939-1-pb study ekowisata1556 5939-1-pb study ekowisata
1556 5939-1-pb study ekowisata
 
Modul 4 perencanaan program oms pro hiv-usaid
Modul 4 perencanaan program oms pro hiv-usaidModul 4 perencanaan program oms pro hiv-usaid
Modul 4 perencanaan program oms pro hiv-usaid
 
Kepuasan wp
Kepuasan wpKepuasan wp
Kepuasan wp
 
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotorAnalisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
 
138 293-1-pb
138 293-1-pb138 293-1-pb
138 293-1-pb
 
Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerah
 
Tutorial windows-server-2003
Tutorial windows-server-2003Tutorial windows-server-2003
Tutorial windows-server-2003
 
Modul c-revisi
Modul c-revisiModul c-revisi
Modul c-revisi
 
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
 
Buku pprg keuangan
Buku pprg keuanganBuku pprg keuangan
Buku pprg keuangan
 
Revitalisasi proses desentralisasi
Revitalisasi proses desentralisasiRevitalisasi proses desentralisasi
Revitalisasi proses desentralisasi
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
138
138138
138
 

Sistempengawasanadministrasipublik 110526040422-phpapp01

  • 1. Sistem Pengawasan Administrasi Publik Ahmad Buchari
  • 2. KONTRAK BELAJAR 1. Perkuliahan 14 x tatap muka 2. UTS dengan bobot 30% 3. Tugas dengan bobot 15 4. Quis dengan bobot 15 % 5. UAS dengan bobot 40 %
  • 3. KETENTUAN PERKULIAHAN 1. Pakaian rapi bersepatu. 2. Terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan masuk. 3. Ijin ketidakhadiran disampaikan langsung. 4. Pengumpulan tugas mandiri diluar waktu yang ditentukan mengurangi bobot tugas 50%.
  • 4. CONTOH PERHITUNGAN UNTUK NILAI AKHIR Seorang mahasiswa mendapatkan nilai-nilai untuk suatu mata kuliah adalah sebagai berikut : a. Absensi 65 b. Tugas-tugas dan Quis 65 c. UTS 80 d. UAS 70 Maka nilai akhir mahasiswa tersebut adalah : a. Absebsi 10 % x 65 = 6,5 b. Tugas & Quis 20 % x 65 = 13 c. UTS 30 % x 80 = 24 d. UAS 40 % x 70 = 28 Jumlah = 71,5 Maka Nilainya adalah B dengan ketentuan sebagai berikut :
  • 5. HASIL PENILAIAN Dari 80 sampai dengan 100 Nilai A Dari 70 sampai dengan 79 Nilai B Dari 60 sampai dengan 69 Nilai C Dari 50 sampai dengan 59 Nilai D Dari 00 sampai dengan 49 Nilai E
  • 6. Sistem Pengawasan Administrasi Publik Sistem
  • 7. Apakah SISTEM…..????? Konsep yang menjelaskan: • Suatu kompleksitas dari saling ketergantungan antar bagian-bagian,komponen-komponen, dan proses- proses yang melingkupi aturan-aturan tata hubungan yang dapat dikenali. • Suatu tipe serupa dari saling ketergantungan antar kompleksitas tersebut dengan lingkungan sekitarnya.
  • 8. Pengertian Sistem • Sekumpulan elemen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dan membentuk fungsi tertentu. • Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “SYSTEM”, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. • Menurut filsuf Stoa, bahwa sistem adalah gabungan dari keseluruhan langit dan bumi yang bekerja bersama-sama, sehingga dapat kita lihat bahwa sistem terdiri dari unsur-unsur yang bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem. • Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
  • 9. Pengertian Sistem Menurut Beberapa Para Ahli. Buckley : • Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagian-bagiannya. (A whole that functions as a whole by virtue of interdependence of its parts). H. Kerzner : • Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir. Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling mendukung.
  • 10. Gambar SISTEM SISTEM HUBUNGAN SALING TERGANTUNG SUB SISTEM
  • 11. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan- Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS 61:4, Ash Shaff)
  • 12. Tujuan Sistem • Tujuan suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu sasaran (objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit.
  • 13. KLASIFIKASI SISTEM  a. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System). Sistem abstrak adalah "sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik". (Contoh : Sistem Teologia). Sistem fisik adalah "sistem yang ada secara fisik". (Contoh : Sistem Komputer).  b. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System). Sistem alamiah adalah "sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat manusia". (Contoh : Sistem Perputaran Bumi). Sistem buatan manusia adalah "sistem yang dirancang oleh manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin". (Contoh : Sistem Informasi). Page  13
  • 14. KLASIFIKASI SISTEM  c. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan (Contoh : Sistem Komputer melalui program). Sistem tak tentu adalah "sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas".  d. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System) Sistem tertutup adalah "sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya". Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya (kenyataannya tidak ada sistem yang benar- benar tertutup), yang ada hanyalah relatively closed system. Sistem terbuka adalah "sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya". Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik. Page  14
  • 15. KARAKTERISTIK SISTEM A. Komponen (components)  Terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, dan bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen dapat terdiri dari beberapa subsistem atau subbagian, dimana setiap subsistem tersebut memiliki fungsi khusus dan akan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. B. Batas sistem (boundary)  Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. C. Lingkungan luar sistem (environments)  Adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Lingkungan yang menguntungkan harus tetap dijaga dan dipelihara, sebaliknya lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak ingin terganggu kelangsungan hidup sistem. D. Penghubung (interface)  Merupakan media penghubung antar subsistem, yang memungkinkan sumbar-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya melalui penghubung disamping sebagai penghubung untuk mengintegrasikan subsistem-subsistem menjadi satu kesatuan. Page  15
  • 16. KARAKTERISTIK SISTEM E. Masukan (input)  Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi, sedangkan masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. F. Keluaran (output)  Adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan. G. Pengolah (process)  Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen. H. Sasaran (objectives) atau tujuan (goal)  Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan bersila bila mengenai sasaran atau tujuannya. Page  16
  • 17. ANALISIS DAN DESAIN SISTEM • Analisis sistem sangat bergantung pada teori sistem umum sebagai sebuah landasan konseptual. Terdapat banyak pendekatan untuk analisis sistem dan pada dasarnya semunya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memahami sistem yang rumit kemudian melakukan modifikasi dengan beberapa cara. • Hasil modifikasi dapat berupa subsistem baru, komponen baru atau serangkaian transformasi baru dan lain-lain. • Tujuannya adalah untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam sistem agar lebih efisien, untuk mengubah sasaran sistem, untuk mengganti output, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain atau untuk melakukan beberapa perbaikan serupa.
  • 18. Tahapan dalam menganalisis sistem : • 1. Definisikan masalahnya. • Bagian sistem yang mana yang tidak memuaskan ?. Apakah input telah mengalami perubahan bentuk, harga atau ketersediannya ?. Apakah output kurang memuaskan ?. Apa tujuan usaha analisis sistem ?. • 2. Pahami sistem tersebut dan buat definisinya. • Karena sistem mempunyai hirarki (terdapat subsistem di dalam sistem yang lebih besar) dan saling berhubungan dengan lingkungannya, maka akan sulit untuk dapat merumuskan secara tepat apa saja komponen sistem yang sedang dipelajari. Tindakan ini selanjutnya dapat diperinci lebih lanjut dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut untuk mendapatkan pemahaman tentang sistem. • a. Apa yang menjadi variabel-variabel (komponen sistem) ? • b. Bagaimana tiap variabel tersebut saling berhubungan dan juga dengan lingkungan? • c. Apa yang menjadi batasan sistem, yaitu dimana sistem akan berakhir serta apa rumusan pengembangannya ? • 3. Alternatif apa saja yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan modifikasi sistem tersebut ? Pilihan apa saja yang tersedia untuk memperbaiki sistem, berapa biayanya serta apakah hal tersebut dapat diterapkan ?. • 4. Pilih salah satu alternatif yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. • 5. Terapkan alternatif tersebut. • 6. Jika memungkinkan harus mencoba mengevaluasikan dampak dari perubahan yang telah dilakukan terhadap sistem.
  • 19. Apa yang dimaksud dengan dinamika sistem Sosial Politik ? • Dapat dipandang sebagai suatu hubungan sebab akibat diantara berbagai variable, baik yang bersifat linier maupun non linier. • Adalah suatu kondisi dimana sistem tersebut berubah dari satu kondisi ke kondisi yg lain karena adanya tekanan, dorongan • Atau pengaruh dari faktor2 eksternal seperti gejala alam, perkemb teknologi, maupun kekuatan-kekuatan sosial politik lainnya.
  • 20. Pengaruh dari luar atau dari dalam itu dpt mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan (disequilibrium) sistem yg kemudian dikoreksi dg berbagai upaya perbaikan dan penyempurnaan utk memperoleh keseimbangan sos- pol yg baru. Contoh : Gerakan seluruh masyarakat menentang penjajahan , melahirkan angkatan 45 Gerakan Pemuda pelajar, mahasiswa yang didukung oleh ABRI pada Th 1966 telah melahirkan Angkatan 66 Gerakan mahasiswa 1997/1998 dengan dukungan masy telah melahirkan gerakan reformasi sekarang ini.
  • 21. Kebijakan dasar politik Nasional dalam sistem Manajemen Kenegaraan RI MELETAKAN AZAS UMUM PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) YANG MELIPUTI; • Azas Kepastian Hukum • Azas Penyelenggaraan Negara • Azas Kepentingan Umum • Azas Keterbukaan • Azas Proporsionalitas • Azas Profesionalitas Dan • Azas Akuntabilitas • Azas Efisiensi, Dan Azas Efektifitas (UU 32/2004
  • 22. Sistem Pengawasan Administrasi Publik Pengaw asan
  • 23. PENGAWASAN • “Pengawasan” adalah segala yang berkaitan dengan proses penilikan, penjagaan serta pengarahan yang dilakukan dengan sungguh- sungguh, agar objek yang diawasi berjalan menurut semestinya. • Pengawasan adalah fungsi atau tugas dari pimpinan untuk mencocokan sampai di manakah program atau rencana yang telah ditetapkan dilaksanakan. Dengan pengawasan akan diketahui adanya kekurangan, hambatan-hambatan, kelemahan, kesalahan, dan kegagalan untuk kemudian dicari jalan mengatasinya. • Pengawasan adalah segenap kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas / pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kebijaksanaan yang telah digariskan dan perintah (aturan) yang diberikan
  • 24. Alasan melakukan pengawasan adalah : 1. Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan. 2. Kemungkinan terjadinya kesalahfahaman pihak perencana dan pelaksana. 3. Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan. 4. Kemungkinan bawahan kurang menguasai pekerjaan
  • 25. Tujuan Pengawasan : 1. Menjamin ketepatan pelaksanaan sesuai rencana, kebijaksanaan dan perintah (aturan yang berlaku) 2. Menertibkan kordinasi kegiatan. Kalau pelaksana pengawasan banyak , jangan ada objek pengawasan dilakukan berulang-ulang , sebaliknya ada objek yang tak pernah tersentuh pengawasan. 3. Mencegah pemborosan dan penyimpangan. Karena pengawasan mempunyai prinsip untuk melindungi masyarakat, maka pemborosan dana yang ditanggung masyarakat harus dicegah oleh penyimpangan yang dilakukan pihak kedua. Misalnya harga obat nama dagang yang sepuluh kali obat nama obat generic dengan komposisi dan kualitas yang sama ,pada hal yang berbeda hanya promosinya saja , maka wajarkah biaya promosi yang demikian besar dan cara-cara demikian perlu dipertahankan sebagai prinsip pengawasan yang melindungi masyarakat. 4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang dihasilkan. Tujuan akhir suatu pekerjaan yang professional adalah terciptanya kepuasan masyarakat ( konsumen ), Masyarakat puas akan datang kembali dan mengajak teman-teman nya , sehingga meningkatkan produksi / penjualan yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan. 5. Membina kepercayaan masyarakat pada kepemimpinan organisasi. Jika barang atau jasa yang dihasilkan memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat, maka masyarakat tidak saja percaya pada pemberi jasa, tapi juga pada institusi yang memberikan perlindungan pada masyarakat dan akhirnya percaya pula pada kepemimpinan organisasi.
  • 26. Ruang Lingkup Pengawasan • a. Sumber daya ( resources = in put ) yang terkenal dengan 5 M. • b. Prosesnya yang mempunyai prosedur tetap dengan standard an cara kerja yang baik sehingga menghasilkan produk yang bermutu. • c. Hasil ( out put ) baik secara kualitatif dan kuantitatif . • Masyarakat percaya saja akan mutu kemanfaatan dan keamanan produk yang dihasilkan , karena itu perlu dilakukan internal audit oleh bagian quality control nya dan eksternal audit oleh institusi pengawas. • d. Aturan lain yang ditetapkan. • Ada jenis produk tertentu yang kalau sampai ke konsumen memerlukan jalur yang perizinan . Produk ini mempunyai efek utama , efek samping, dosis, kontra-indikasi, interaksi ataupun sifat resistensi dan toleransi. Aturan dimana kompetensi diperlukan harus ditegakkan bukan disalahgunakan sehingga pengawasan itu bersifat adil.
  • 27. Proses Pengawasan • 1. Pengawasan adalah usaha menetapkan standar, melakukan pemeriksaan hasil, pembandingan hasil dengan standar, penentuan penyimpangan dan tindakan perbaikan. • 2. Apabila tak ada penyimpangan, dilakukan tindakan mempertahan-kan situasi (maintain the situation); apabila ada penyimpangan dilakukan maka digunakan manajemen pengecualian dengan tindakan perbaikan bila penyimpangan adalah masalah dan tindakan mengambil kesempatan yang terbuka bila situasi yang dihadapi memberikan kesempatan. • 3. Pengawasan dapat intern (disiplin diri dan latihan tanggung jawab) dan ekstern (pengawasan prakegiatan, pengarahan, ya/tidak dan pasca-kegiatan). • 4. Pengawasan bertalian erat dengan perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengkoordinasian. • 5. Pengawasan perlu agar kita dapat menanggulangi kesulitan yang timbul karena adanya perubahan, kekompleksan sistem, kesalahan, dan delegasi. • 6. Hal yang penting dalam pengawasan adalah keseimbangan antara kebebasan individual dengan pengawasan organisatoris.
  • 28. Teknik atau Cara Pengawasan • a). Pengawasan secara langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan. Pengawasan cara ini juga disebut observasi sendiri. • b). Pengawasan secara tidak langsung, dilaksanakan lewat pembuatan laporan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Ada dua macam/jenis laporan: pertama laporan yang dibuat untuk menjelaskan kemajuan dari sebagaian atau seluruh bidang kegiatan yang biasa disebut progress report, dan kedua laporan yang menyangkut keadaan dari suatu bidang tertentu: keuangan, perlengkapan, kekayaan, dan sebagainya.
  • 29. Macam-macam Pengawasan Tergantung dari cara melihatnya, ada berbagai macam bentuk pengawasan. Pengawasan dapat dilihat dari sudut orang yang menjalankan pengawasan (subyek), bidang yang diawasi (obyek), dan dari segi waktu atau kapan pengawasan itu dijalankan.
  • 30. 1). Berdasarkan orang yang menjalankan pengawasan, dikenal: • 1. Pengawasan internal • 2. Pengawasan eksternal • 3. Pengawasan langsung • 4. Pengawasan tidak langsung • 5. Pengawasan formal • 6. Pengawasan informal (social control)
  • 31. 2). Berdasarkan bidang yang diawasi, dikenal: • 1. Pengawasan terhadap penggunaan keuangan • 2. Pengawasan terhadap mutu dan jumlah produksi atau hasil kerja • 3. Pengawasan terhadap efisiensi waktu kerja • 4. Pengawasan terhadap personal atau petugas
  • 32. 3). Berdasarkan kapan pengawasan itu dijalankan, dikenal: • 1. Pengawasan preventif, yaitu pengawasan yang dilakukan sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi atau untuk mencegah terjadinya hal- hal yang tidak diinginkan. • 2. Pengawasan represif, yaitu pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan tujuan untuk Kapan mencegah terulangnya kembali Dilak- kejadian yang sama. sanakan
  • 33. Sesuai dengan PP Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, terdapat empat jenis pengawasan, yaitu: 1. Pengawasan Represif • Jenis pengawasan ini dilakukan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan Daerah baik berupa Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat maupun Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 2. Pengawasan Fungsional • Jenis pengawasan ini dilakukan oleh Lembaga / Badan / Unit yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan melalui pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian. 3. Pengawasan Legislatif • Jenis pengawasan ini dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terhadap Pemerintah Daerah sesuai tugas, wewenang dan haknya. Pengawasan legislatif atas pelaksanaan kebijakan daerah dilakukan melalui fraksi, komisi dan alat kelengkapan lain yang dibentuk sesuai dengan peraturan tata tertib DPRD. 4. Pengawasan Masyarakat • Jenis pengawasan ini dilakukan oleh masyarakat, baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi kemasyarakatan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Kabupaten / Kota. Pengawasan Masyarakat dilakukan melalui pemberian informasi adanya indikasi terjadinya korupsi, kolusi, nepotisme di lingkungan Pemerintah Daerah maupun DPRD.
  • 34. Tujuan Pengawasan di Pemerintahan Tujuan Pengawasan adalah mewujudkan aparatur negara yang bersih, berwibawa dan bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), sedangkan sasaran pengawasan adalah memberantas KKN di lingkungan aparatur negara yang didukung dengan penegakan peraturan, peningkatan kinerja dan profesionalisme aparatur negara baik di Pusat maupun Daerah.
  • 35. Mekanisme Pelaksanaan Pengawasan Fungsional 1. Di Pusat • Menteri Kesehatan melalui Inspektur Jenderal Depkes dan Pimpinan Badan / Unit yang diberi tugas melaksanakan pengawasan melakukan pengawasan fungsional sesuai dengan bidang kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Di Provinsi • Gubernur selaku wakil Pemerintah melalui Badan / Lembaga Pengawasan Daerah Provinsi melakukan pengawasan fungsional penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten / Kota sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan. 3. Di Kabupaten / Kota • Bupati / Walikota melalui Badan / Lembaga Pengawasan Daerah Kabupaten / Kota melakukan pengawasan fungsional atas kegiatan Pemerintah Kabupaten / Kota.
  • 36. Sasaran Pengawasan Fungsional 1. Di Pusat Menteri Kesehatan melakukan pengawasan fungsional terhadap: * Pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidangnya; * Efektivitas pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam bidang kesehatan. 2. Di Provinsi Gubernur melakukan pengawasan fungsional di bidang kesehatan terhadap: * Kinerja aparatur Pemerintah Daerah Provinsi; * Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten / Kota dalam bidang kesehatan. 3. Di Kabupaten / Kota Bupati / Walikota melalui Badan / Lembaga Pengawasan Daerah Kabupaten / Kota melakukan pengawasan fungsional atas kegiatan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam bidang kesehatan.
  • 37. Kegiatan Pengawasan Fungsional oleh Unit Pengawasan Fungsional 1. Audit Operasional Audit terhadap tugas pokok dan fungsi Institusi Kesehatan dan Unit Vertikal di lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Audit terhadap tugas pokok dan fungsi Proyek Pembangunan Sektoral Audit terhadap laporan akuntabilitas instansi-instansi dilingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Nomor 99/Menkes-Kesos/SK/II/200, tanggal 6 Pebruari 2001. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit Operasional.
  • 38. Kegiatan Pengawasan Fungsional oleh Unit Pengawasan Fungsional 2. Audit Investigasi  Audit investigasi pelaksanaannya berupa Audit Khusus yang bertujuan untuk mengungkapkan atau mendeteksi terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan kasus-kasus lainnya baik berdasarkan pengaduan masyarakat maupun berdasarkan permintaan Pimpinan .  Jenis Audit Investigasi meliputi : Audit khusus kasus Tindak Pidana Korupsi (TPK/KKN) Audit khusus kasus berdasarkan pengaduan masyarakat Audit khusus terhadap pelanggaran disiplin pegawai (PP 30/1980) Audit khusus terhadap perhitungan anggaran Audit khusus berdasarkan permintaan Pimpinan Audit khusus tertentu Audit khusus terhadap penyelenggaraan kegiatan Jaring Pengaman Sosial – Bidang Kesehatan Audit khusus terhadap penyelenggaraan Dana Kompensasi Sosial (DKS) Pemantauan tindak lanjut hasil Audit Investigasi. Page  38
  • 39. Kegiatan Pengawasan Fungsional oleh Unit Pengawasan Fungsional 3. Evaluasi  Kegiatan evaluasi terhadap proyek-proyek besar yang sudah diselesaikan dan program-program Kesehatan, dimaksudkan untuk memperoleh penilaian secara utuh pelaksanaan program / proyek mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pemanfaatan hasil yang dicapai untuk selanjutnya dijadikan umpan balik atau bahan penyempurnaan bagi perencanaan serta pelaksanaan program / proyek berikutnya. Jenis kegiatan evaluasi adalah :  Evaluasi proyek-proyek besar di lingkungan Kesehatan yang sudah selesai.  Evaluasi program-program prioritas Kesehatan  Pemantauan tindak lanjut hasil evaluasi. Page  39
  • 40. Kegiatan Pengawasan Fungsional oleh Unit Pengawasan Fungsional 4. Non Audit Kegiatan Non Audit dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan audit agar berjalan secara efektif dan efisien. Jenis kegiatan Non Audit adalah:  Penyusunan Pedoman Pengawasan Program Bidang Kesehatan  Sosialisasi Pedoman Pengawasan Program Bidang Kesehatan.  Penyusunan Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Bidang Kesehatan.  Sosialisasi Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Bidang Kesehatan.  Asistensi implementasi penggunaan pedoman untuk Aparat Pengawasan Fungsional Daerah  Gelar Pengawasan/Kapita Selekta Pengawasan.  Rapat Kerja Pengawasan  Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Page  40
  • 41. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (BINWAS) Pembinaan penyelengaraan pemerintahan daerah dilaks oleh Pemerintah, meliputi {Ps. 217(1)}: a. Koordinasi pemerintahan antar susunan dilaks berkala pd tk Nas, pemerintahan Regional/Prov {Ps 217 (2)} mencakup aspek ren, laks, tata laks, b. Pemberian pedoman & standar pelaks pendanaan, kualitas, dal & was urpem {Ps 217 (3)}. Page  41
  • 42. c. Pemberian bimbingan, supervisi & dilaks berkala dan/atau sewaktu- konsultasi pelaks urpem waktu baik scr menyeluruh kpd seluruh daerah maupun kpd daerah tertentu sesuai kebutuhan {Ps.217(4)} dilaks berkala bagi Kdh / Wkl d. Diklat Kdh, anggota DPRD, perangkat daerah, PNSD, & Kades {Ps. 217 (5)} Pelaksanaan dpt dilakukan kerjasama dgn PT & Lembaga Penelitian {Ps. 217 e. Ren, lit, bang, dilaks berkala atau sewaktu-waktu (7)} pemantauan & ev dgn memperhatikan susunan pelaks urpem pemerintahan {Ps.217 (6)} Page  42
  • 43. Pengawasan (Was)  Was atas penyeleng pemerintahan daerah dilaks oleh Pem meliputi {Ps 218 (1)}: a. Was atas pelaks urpem di dilaks oleh aparat was intern daerah Pem sesuai per per UU an {Ps.218(2)} b. Was thd perda dan Per Kdh Page  43
  • 44. Penghargaan & Sanksi Pem memberikan penghargaan Diberikan kpd pemerintahan daerah, Kdh dlm penyeleng pemerintahan dan/atau Wkl Kdh, anggota DPRD, perangkat daerah {Ps.219 (1)} daerah, PNSD, Kades, Anggota BPD dan Masy {Ps.219 (2)} Sanksi diberikan oleh Pem dlm Diberikan kpd pemerintahan daerah, Kdh penyeleng pemerintahan daerah dan/atau Wkl Kdh, anggota DPRD, perangkat {Ps.220(1)} daerah, PNSD,dan Kades {Ps.220(2)} Page  44
  • 45. Penghargaan & Sanksi Pem memberikan penghargaan Diberikan kpd pemerintahan daerah, Kdh dlm penyeleng pemerintahan dan/atau Wkl Kdh, anggota DPRD, perangkat daerah {Ps.219 (1)} daerah, PNSD, Kades, Anggota BPD dan Masy {Ps.219 (2)} Sanksi diberikan oleh Pem dlm Diberikan kpd pemerintahan daerah, Kdh penyeleng pemerintahan daerah dan/atau Wkl Kdh, anggota DPRD, perangkat {Ps.220(1)} daerah, PNSD,dan Kades {Ps.220(2)} Page  45
  • 46. 10 Karakteristik Good Governance • 1. PARTICIPATION • 2. RULE OF LAW • 3. TRANSPARENCY • 4. RESPONSIVENESS • 5. CONSENSUS ORIENTATION • 6. EQUITY • 7. EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY • 8. ACCOUNTABILITY • 9. STRATEGIC VISION • 10. BEBAS DARI KKN
  • 47. 1. Participation • Setiap warganegara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitamate yang mewakili kepentingannya, yang dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif
  • 48. 2. RULE OF LAW ; Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pilih bulu, terutama untuk HAM 3. TRANSPARENCY ; Transparansi yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi, proses-proses,lembaga-lembaga, dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan, yang dapat dipahami dan dimonitor
  • 49. 4. RESPONSIVENESS ; Lembaga-lembaga dan proses-proses harus senantiasa melayani stakeholder. 5. CONSENSUS ORIENTATION ; Good Governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan-pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur- prosedur.
  • 50. 6. EQUITY; Semua warga negara baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka. 7. EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY; Proses-proses dan lembaga-lembaga sebaik mungkin menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia
  • 51. 8. ACCOUNTABILITY ; • Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholder. Akuntabilitas ini tergantung kepada organisasinya dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal, atau eksternal organisasi dan atau
  • 52. Akuntabilitas meliputi: (1) Akuntabilitas organisasi / administrasi (2) Akuntabilitas legal (3) Akuntabilitas politik (4) Akuntabilitas profesional (5) Akuntabilitas moral
  • 53. 9. STRATEGIC VISION ; • Para pemimpin maupun publik harus mempunyai perispektif /pandangan dan pengembangan kemanusiaan yang luas dan pandangan jauh kedepan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan manusia seutuhnya.
  • 54. 10. BEBAS DARI KKN (CORRUPTION) : KORUPSI (MONOPOLY OF POWER) : MONOPOLI KEKUASAAN (DISCRETION BY OFFICIALS) PENYALAHGUNAAN KEBEBASAN BERTINDAK PEJABAT (ACCOUNTABILITY / TRANSPERENCY) : Say No To PERTANGGUNGJAWABAN / KKN ! TRANSPARANSI
  • 55. GOVERNMENT FINANCIAL MANAGEMENT REFORM PAKET PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2003 UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2004
  • 56. Ruang Lingkup Keuangan Negara UU NO 31 TAHUN 1999 UU NO 17 TAHUN 2003 JO. UU NO 20 TAHUN 2001 1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan Seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman; yang dipisahkan atau yang tidak 2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas dipisahkan, termasuk didalamnya segala bagian layanan umum pemerintahan negara dan membayar kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban tagihan pihak ketiga; yang timbul karena: 3. Penerimaan Negara; 4. Pengeluaran Negara; 1. dalam penguasaan, pengurusan, dan 5. Penerimaan Daerah; pertanggungjawaban pejabat lembaga 6. Pengeluaran Daerah; Negara, baik di tingkat pusat maupun di 7. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola daerah; sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat 2. berada dalam penguasaan, pengurusan, dan berharga, piutang barang, serta hak-hak lain yang pertanggungjawaban Badan Usaha Milik dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yayasan, dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan badan hukum, dan perusahaan yang daerah; menyertakan modal negara, atau 8. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah perusahaan yang menyertakan modal pihak dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan ketiga berdasarkan perjanjian dengan dan/atau kepentingan umum; Negara. 9. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
  • 57. PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Berdasarkan Pasal 3 Ayat (1) Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003, Keuangan Negara harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Pengelolaan dimaksud mencakup keseluruhan kegiatan di bidang keuangan negara yang meliputi perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban
  • 58. Barang bertanggung jawab dari segi manfaat/hasil ( outcome ) atas PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan dalam Undang-undang tentang APBN/Peraturan Daerah tentang APBD. 2. Pimpinan unit organisasi kementrian negara/lembaga bertanggung jawab dari segi barang dan/atau jasa yang disediakan ( output ) atas pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan dalam undang-undang tentang APBN, demikian pula Terdapat sanksi yang berlaku Kepala Menteri/Pimpinan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota, serta Pimpinan Unit Organisasi Kementrian bertanggung jawab atas Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terbukti melakukan penyimpangan kebijakan/kegiatan yang telah pelaksanaan dalam UU ditetapkan kegiatan yang ditetapkan dalam tentang APBN/Peraturan Daerah tentang APBD . Ketentuan sanksi tersebut dimaksudkan sebagai upaya preventif dan Peraturan serta berfungsi represif, Daerah tentang APBD. sebagai jaminan atas ditaatinya Undang-undang tentang APBN/Peraturan Daerah tentang APBD yang bersangkutan.
  • 59. KETENTUAN PIDANA, SANKSI ADMINISTRATIF, DAN GANTI RUGI Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 34 Pasal 35 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 2 Pasal 3 Pasal 12 A Pasal 12 B Pasal 12 C Pasal 13
  • 60. KERUGIAN NEGARA/DAERAH Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, kerugian negara/daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai. Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah Diatur Dalam Pasal 59 Sampai Dengan Pasal 67 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004
  • 61. PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pasal 23 Ayat (5) UUD 1945 Pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Pasal 71 Ayat (2) Badan Pemeriksa Keuangan berwenang melakukan pemeriksaan terhadap BUMN sesuai dengan peraturan perundang-undangan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Pasal 27 Ayat (8) Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pasal 35 Ayat (2) Pemeriksaan ekstern terhadap BLU dilaksanakan oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
  • 62. DEFINISI Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah kewajiban Pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan, dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
  • 63. RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN BPK diberi kewenangan untuk melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan, yakni: Pemeriksaan keuangan , adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. Pemeriksaan kinerja , adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Pasal 23 E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan BPK untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan negara. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasikan hal- hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negara/daerah diselenggarakan secara ekonomis dan efisien, serta memenuhi sasarannya secara efektif. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu , adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern pemerintah.
  • 64. STANDAR PEMERIKSAAN Pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksudkan di atas didasarkan pada suatu standar pemeriksaan . Standar dimaksud disusun oleh BPK dengan mempertimbangkan standar di lingkungan profesi audit secara internasional. Sebelum standar dimaksud ditetapkan, BPK perlu mengkonsultasikannya dengan pihak pemerintah serta dengan organisasi profesi di bidang pemeriksaan. Saat ini standar pemeriksaan dimaksud sedang dalam proses penyusunan (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara/SPKN), dan selama SPKN tersebut belum secara resmi diberlakukan maka dalam melakukan pemeriksaan digunakan Standar Audit Pemerintahan (SAP) tahun 1995 sebagai standar audit keuangan negara.
  • 65. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat: 1. meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat atau pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. 2. mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset, lokasi, dan segala jenis barang atau dokumen dalam penguasaan atau kendali dari entitas yang menjadi objek pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksanaan tugas pemeriksaannya. 3. melakukan penyegelan tempat penyimpanan uang, barang, dan dokumen pengelolaan keuangan negara. Penyegelan hanya dilakukan apabila pemeriksaan atas persediaan uang, barang, dan/atau dokumen pengelolaan keuangan negara terpaksa ditunda karena sesuatu hal. Penyegelan dilakukan untuk mengamankan uang, barang, dan/atau dokumen pengelolaan keuangan negara dari kemungkinan usaha pemalsuan, perubahan, pemusnahan, atau penggantian pada saat pemeriksaan berlangsung. 4. meminta keterangan kepada seseorang. Dalam rangka meminta keterangan, BPK dapat melakukan pemanggilan kepada seseorang. Permintaan keterangan dilakukan oleh pemeriksa untuk memperoleh, melengkapi, dan/atau meyakini informasi yang dibutuhkan dalam kaitan dengan pemeriksa. Yang dimaksud dengan seseorang adalah perseorangan atau badan hukum. 5. memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu pemeriksaan. Kegiatan pemotretan, perekaman, dan/atau pengambilan sampel (contoh) fisik obyek yang dilakukan oleh pemeriksa bertujuan untuk memperkuat dan/atau melengkapi informasi yang berkaitan dengan pemeriksaan. 6. melaksanakan pemeriksaan investigatif guna mengungkap adanya indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur pidana. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK segera melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 66. HASIL PEMERIKSAAN Selain disampaikan kepada lembaga perwakilan, laporan hasil pemeriksaan juga disampaikan oleh BPK kepada pemerintah. Dalam hal laporan hasil pemeriksaan keuangan, hasil pemeriksaan BPK digunakan oleh pemerintah untuk melakukan koreksi dan penyesuaian yang diperlukan, sehingga laporan keuangan yang telah diperiksa (audited financial statements) memuat koreksi dimaksud sebelum disampaikan kepada DPR/DPRD. Apabila pemeriksa menemukan unsur pidana, Undang-Undang 15 Tahun 2004 mewajibkan BPK melaporkannya kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan Dalam rangka transparansi dan peningkatan partisipasi publik, Undang- Undang 15 Tahun 2004 menetapkan bahwa setiap laporan hasil pemeriksaan yang sudah disampaikan kepada lembaga perwakilan dinyatakan terbuka untuk umum (tidak termasuk laporan yang memuat rahasia negara yang diatur dalam peraturan perundang- undangan)
  • 67. TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 mengamanatkan kepada setiap orang yang diserahi tugas untuk mengelola keuangan negara (pejabat) untuk menindaklanjuti rekomendasi BPK dan wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima. Sehubungan dengan itu, BPK perlu memantau dan menginformasikan hasil pemantauan atas tindak lanjut tersebut kepada DPR/DPD/DPRD. Kepada pejabat yang tidak melaksanakan kewajibannya untuk menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP BPK dapat dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian dan juga dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
  • 68. KEBEBASAN DAN KEMADIRIAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Dalam rangka menciptakan kebebasan dan kemandirian sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945, BPK telah mengajukan Rancangan Undang-Undang sebagai amandemen Undang-undang Nomor 5 Tahun 1973 kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah, terutama menyangkut hal-hal berikut: Kemandirian dan kebebasan dalam hal memilih dan memberhentikan Ketua, Wakil Ketua, dan para Anggota BPK Kemandirian dan kebebasan dalam menyusun struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan tidak lagi dibatasi oleh aturan yang dibuat oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Kemandirian dan kebebasan dalam mengatur dan mengelola sumber daya manusia yang dimiliki, dalam hal: 1. Kode Etik 2. Menambah, mengurangi, menggunakan, mendidik dan mengorganisasikan personel-personel yang dimiliki 3. Menentukan kualifikasi dan tingkat posisi serta rentang penggajian 4. Perlindungan hukum terhadap tenaga-tenaga pemeriksa yang dimiliki Kemandirian dalam pemeriksaan Kemandirian dalam anggaran
  • 69. BENTUK-BENTUK KORUPSI Bentuk – Bentuk Korupsi 1. Penyalahgunaan wewenang 2. Pembayaran fiktif 3. Kolusi/persekongkolan 4. Biaya perjalanan dinas fiktif 5. Suap/uang pelicin 6. Pengutan tidak resmi 7. Penyalahgunaan fasilitas/inventaris kantor 8. Imbalan tidak resmi 9. Pemberian fasilitas secara tidak adil 10. Bekerja tidak sesuai ketentuan dan prosedur 11. Tidak disiplin waktu 12. Komisi atas transaksi jual beli yang tidak disetor ke Kas Negara 13. Menunda / memperlambat pembayaran 14. Pengumpulan dana taktis 15. Penyalahgunaan anggaran 16. Menerima hadiah, sumbangan/hibahberkaitan dengan tugas/jabatan 17. Mark up harga beli/menurunkan harga jual 18. Merubah dan memanfaatkan kelemahan sistem teknologi informasi 19. Menurunkan kualitas/spesifikasi teknis/mengurangi volume Page  69 20. Pertanggungjawaban tidak sesuai dengan realisasi.
  • 70. Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi 1. Tanggungjawab profesi, moral dan sosial yang rendah 2. Sanksi yang lemah penerapan hukum yang tidak konsisten dari Institusi penegak hukum, institusi pemeriksa yang tidak bersih/independen. 3. Rendahnya disiplin/kepatuhan terhadap peraturan 4. Kehidupan yang konsumtif, boros dan serakah (untuk memperkaya diri) 5. Lemahnya pengawasan berjenjang (internal) dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan 6. Kurangnya keteladanan dari atasan/pimpinan 7. Hilangnya rasa malu ber KKN 8. Wewenang yang besar tidak diikuti evaluasi laporan kinerja 9. Kesempatan yang terbuka 10. Lemahnya pengawasan Eksternal 11. Belum efektifnya pengawasan masyarakat lembaga legislative. 12. Peraturan tidak jelas 13. Budaya memberi upeti/tips 14. Pengaruh lingkungan sosial 15. Penghasilan yang rendah dibandingkan dengan kebutuhan hidup yang layak 16. Sikap permisif/serba membolehkan dalam masyarakat, dan sungkan untuk saling mengingatkan. 17. Rendahnya kepedulian terhadap kehidupan masyarakat 18. Lemah penghayatan dan pengamalan agama.
  • 71. Upaya Memberantas KKN 1. Meninjau/menyempurnakan pendapat peraturan, perundang-undangan disegala bidang 2. Penegakan hukum yang tegas dan konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku korupsi 3. Meningkatkan komitmen, konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku korupsi 4. Menata kembali organisasi, memperjelas/mempertegas visi, misi, tugas dan fungsi yang diemban oleh setiap instansi 5. Menyempurnakan sistem Ketatalaksanaan meliputi : perumusan kebijakan, perencanaan penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasipertanggungjawaban kinerja serta kualitas pelayanan masyarakat. 6. Memperbaiki manajemen Kepegawaian (penerimaan, penempatan, pengembangan, kesejahteraan, jaminan hari tua) 7. Mengembangkan budaya kerja/tertib/malu melakukan KKN 8. Melakukan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 9. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan sistem Pengendalian Manajemen, Pengawasan fungsional/berjenjang dan memperdayakan pengawasan masyarakat. 10. Meningkatkan transparansi, Akuntabilitas dan Pelayanan Prima.
  • 72. Akibat yang Ditimbulkan 1. Merusak mental aparat/masyarakat (budaya instan) 2. Menurunkan/menghilangkan kepercayaan, citra dan martabat 3. Ekonomi biaya tinggi, investasi rendah, laporan kerja/usaha rendah 4. Hasil pembangunan tidak dinikmati sebagian besar masyarakat, sebaliknya lebih banyak untuk penguasa yang akhirnya akan menimbulkan kesenjangan sosial 5. Kualitas prestasi kerja/kinerja aparat rendah 6. Output tidak optimal/tidak dapat dimanfaatkan tepat waktu/tepat standar 7. Peraturan/prosedur tidak dapat ditegakan 8. Kekuasaan dan kewenangan berkuasa melalui uang
  • 73. Hambatan Utama Pemberantasan Korupsi 1. Lemahnya koordinasi 2. Ego Sektoraal / Instansional Aspek Struktural 3. Lemahnya pelaksanaan SPI 4. Belum efektifnya pelaksanaan TLHP Aspek Kultural Kurangnya komitmen, konsistensi, kompetensi dan professional SDM Aspek Instrumental Masih adanya peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang belum mendukung upaya pemberantasan KKN Aspek Manajemen 1. Kualitas kepemimpinan yang kurang komitmen, konsisten dan tegas 2. Kurang dukungan teknologi informasi.
  • 74. Lingkaran Korupsi Politik dan Korupsi Birokratik 6 Partai Politik Kroni Bisnis 5 4 1 7 Proyek, Konsesi, Lisensi 2 3 Politisi Birokrasi 1. Nominasi 5. Sumbangan Pemilu, Suap 2. Politisasi Birokrasi 6. Sumbangan Pemilu, 3. Kontrak, konsesi, lisensi candidacy buying 4. Suap, kickback 7. Setoran ke Partai Page  74
  • 75. JAMU TOLAK KORUPSI UNTUK PEJABAT DAN POLITISI
  • 76. BEBERAPA KEBERHASILAN PELAYANAN PUBLIK DI KAB/KOTA • Di Kabupaten jembrana semua penduduk diasuransikan kesehatan (JKJ)- pengobatan di PKM, RSUD, Dokter swasta gratis, SDN,SMPN dan SMAN gratis, KTP gratis. • Di Kabupaten Tanahdatar Sumbar, semua penduduk telah dijamin asuransi kesehatan • Demikian pula di Kab Tarakan Kaltim • Pelay Perizinan terpadu satu pintu di Kab. Sragen, Kota Cimahi dll
  • 77. SUKSESNYA SUATU PROGRAM TERGANTUNG PADA 8 K 1. KOMITMEN 2. KONSEPSI 3. KONSISTENSI 4. KONSEKUENSI 5. KONTINUITAS 6. KEBERANIAN 7.KEJUJURAN 8. KERJA KERAS
  • 78. KONSEP DASAR Beda Utama dari Pemerintah (Government) dengan Tata Pemerintahan (Governance) adalah : Pemerintah (Government) lebih berkaitan dengan lembaga yang mengemban fungsi memerintah dan mengemban fungsi mengelola administrasi pemerintahan. Tata Pemerintahan (Governance) lebih menggambarkan pada pola hubungan yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada. Dengan demikian cakupan tata pemerintahan (Governance) lebih luas dari Pemerintah (Government).
  • 79. Hubungan antara Pemerintah (Government) dengan Tata Pemerintahan (Governance) Hubungan antara Pemerintah (Government) dengan Tata Pemerintahan (Governance) dapat di ibaratkan “Hubungan antara rumput dengan padi. Jika kita hanya menanam rumput, maka padi tidak akan tumbuh. Tapi kalau kita menanam padi, maka rumput akan tumbuh dengan sendirinya”. Sehingga : Jika kita hanya menciptakan pemerintah (Government) yang baik, maka tata pemerintahan (Governance) yang baik tidak akan tumbuh. Tapi jika kita menciptakan Tata Pemerintahan (Governance) yang baik, maka Pemerintah (Government) yang baik juga akan tercipta. Page  79
  • 80. Membangun BIROKRASI YANG BERWAWASAN Entrepreneur dalam rangka mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance) Membangun partisipasi Penegakan Hukum Transparansi Prinsip- Kesetaraan Prinsip Good Wawasan kedepan Governance Akuntabilitas Pengawasan Efisiensi & Efektifitas Profesionalisme Peningkatan Kualitas Hidup dan Pelayanan Umum Page  80 Masyarakat untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
  • 81. KESIMPULAN 1. Pelayanan Publik yang baik dimulai dengan adanya perubahan paradigma birokrasi : Pemerintah sebagai Pelayan Masyarakat 2. Diperlukan komitmen seluruh komponen, baik eksekutif, birokrasi, legislatif dan masyarakat untuk mewujudkan Pelayanan Publik yang baik 3. Dukungan sarana prasarana dan profesionalisme SDM untuk menunjang pelayanan publik KALAU MAU PASTI BISA…… Page  81
  • 82. Hambatan Umum Pelaksanaan Good Governance • Terlalu dominannya pemerintah dalam perencanaan, dan penyelenggaraan pembangunan • Kurang efektifnya fungsi kontrol • Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tidak transparan • Budaya masyarakat belum mendukung • Budaya birokrasi yang berorintasi kepada atasan (bapak isme, abis) • Gaji dan pendapatan serta jaminan masa depan pns yang belum baik • Indonesia belum memiliki hukum administrasi
  • 83. Good Governance Berhadiah • Mohammad ibrahim, punya cara unik memacu GOOD GOVERNANCE di Benua Afrika. Dia menawarkan hadiah sebesar USD 5.000.000 bagi pemimpin negara yg sukses menyelenggarakan kepemerintahan yang terbaik di Afrika. Ditambah USD 200.000 (Rp 2 M) setiap tahun seumur hidup
  • 84. “The Mo Ibrahim Prize For Achievement In African Leadership” • Adalah program sosial yg didirikan pertengahan th 2006, mirip Noble prize bedanya Noble prize diperebutkan semua tokoh sedunia, The Mo Prize hanya untuk Afrika, hadiahnya jauh lebih besar. (Noble Cuma USD 1,3 Juta (Rp 11,8 M) • Dewan Juri: Koffi Annan (mantan sekjen PBB), Martti Ahtisaari (Presd Finlandia), Bah Diallo (Penasihat Khusus Dirjen Unesco), Ngozi Okonjo-Iweala (MenluNigeria), Mary Robinson (Mantan Presiden Irlandia/Mantan Komisioner Ham PBB), Salim Ahmed Salim (Sekjen Orgs Persatuan Afrika) . Koffi Annan sbg Ketua
  • 85. Sistem Pengawasan Administrasi Publik Administrasi Publik
  • 86. Pengertian Administrasi • Administrasi adalah kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan. Ada beberapa unsur administrasi yaitu organisasi, manajemen, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pekerjaan kantor, tata hubungan/komunikasi, dan hubungan masyarakat.
  • 87. Pengertian Administration “The process of getting things done through others” Berubah-ubah Sesuai Dengan OBJECTIVES Perkembangan Yang Akan Dicapai ADMINISTRATION Perilaku Dan Kinerjanya PEOPLE Berubah Akibat Perkembangan Orang Yang Akan Mencapainya Page  87
  • 88. Pengertian Administrasi Menurut Beberapa Para Ahli. • Administrasi adalah proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, pemerintah atau swasta, sipil atau militer, besar atau kecil (White, 1958). • Administrasi sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasama guna menyelesaikan tugas bersama (Simon, 1958). • Administrasi didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama (Newman, 1963). • Administrasi berasal dari bahasa Belanda, “Administratie” yang merupakan pengertian Administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut : Clerical works (FX.Soedjadi, 1989). • Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa Inggris “Administration” , yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan (S.P. Siagian, 1973)
  • 89. Komponen dalam Administrasi 1. Planning / Rencana / Program Kerja • Bagian penting dalam penyelenggaraan administrasi adalah harus ada program kerja yang dibuat sesuai dengan keputusan rapat tentang apa yang akan menjadi tujuan untuk dikerjakan (untuk jangka waktu tertentu). 2. Organisasi • Perlu ada pengaturan otoritas dan tugas sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan tepat oleh orang yang tepat dengan cara yang bertanggungjawab. 3. Pendelegasian • Pembagian tugas harus dilakukan mengingat bahwa setiap orang mempunyai keahlian/ketrampilan yang berbeda dengan orang lain. 4. Personel / Staf • Harus ada cukup orang untuk melakukan tugas-tugas yang sudah direncanakan, oleh karena itu perlu ada pertanggungjawaban dari masing-masing orang yang terlibat didalamnya 5. Koordinasi • Tugas-tugas yang tidak dikoordinasi dengan baik akan menyebabkan pekerjaan yang tumpang tindih sehingga menghasilkan kerja yang tidak efektif dan efisien. 6. Pelaporan • Pertanggungjawaban dari setiap bagian perlu dilakukan agar dapat diketahui hasil yang dicapai dan kegagalan-kegagalan yang terjadi sehingga dapat diusahakan perbaikan-perbaikan yang perlu diadakan di masa yang akan datang. 7. Budget • Memprediksi jumlah keuangan yang dibutuhkan, dan yang mampu didapatkan, dan yang mampu dipertanggungjawabkan adalah sangat penting untuk menentukan seberapa jauh program kerja dapat dilaksanakan supaya tidak macet di tengah jalan.
  • 90. PERUBAHAN PARADIGMA ADMINISTRASI • Khun’s paradigm vs Lakatos’ research programmes • Thomas Khun: “A pradigm is made up general theoritical assumptions and laws and techniques for their application that the members of particular scientific community adopt” “A paradigm will `always be sufficiently imprecise and open- ended to leave plenty of that kind of work be done” • Bernard Phillips: “Paradigms are sets of assumption, implicit or explicit, about phenomena” • Pemikiran Administrasi telah mengalami 5 perubahan paradigma :
  • 91. HENRI FAYOL: BAPAK ADMINISTRASI • Perlunya kemampuan administratif dari seorang pemimpin • Pimpinan perlu administrative ability dan bawahan perlu technical ability • Mengemukakan elemen administrasi dalam proses management meliputi: 1. Planning 2. Organizing 3. Commanding 4. Coordinating 5. Controling  Mengemukakan 14 prinsip administrasi
  • 92. 14 Prinsip Administrasi menurut Fayol (Industrial and General Administration) 1. Division of work 2. Authority and responsibility 3. Discipline 4. Unity of command 5. Unity of management 6. Subordination of individual interest to the common good 7. Renumeration of the staff 8. Centralization 9. The hierarchy 10. Order 11. Equity 12. Stability of staff 13. Initiative 14. Esprit de corps
  • 93. REFORMASI ADMINISTRASI Nigro & Nigro: “Reformasi administrasi dimulai mulai akhir abad 19”  Paradigma Pertama Hasil pengamatan terhadap praktek tentang penempatan orang-orang dalam jabatan pemerintahan yang tidak tepat Dipelopori peguruan tinggi yang membuka pendirian ilmu administrasi yang lulusannya menjadi pejabat-pejabat kuci atau pimpinan-pimpinan yang melakukan reformasi administrasi dalam lembaga-lembaga pemerintahan Reformasi administrasi dipelopri Universitas yang lulusannya melakukan perubahan dalam kegiatan praktis pemerintahan Setelah Perang Dunia II reformasi administrasi diartikan sebagai perkembangan adminstrasi dengan perubahan-perubahan paradigma
  • 94. Pengertian Publik • Pengertian publik sering diartikan sebagai umum, masyarakat atau negara. • Pengertian publik dalam istilah administrasi publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka miliki.
  • 95. PENGERTIAN PUBLIK NEGARA/ UMUM MASYARAKAT PEMERINTA H - Public -Public -PublicSector Service -Public Service -Public Finance -Public -Publ.Admi- Ownership Interest nistration Page  95
  • 96. Pengertian Administrasi Publik • Administrasi publik, seperti yang dirumuskan oleh Pfiffner dan Presthus (1967), adalah sebuah disiplin ilmu yang terutama mengkaji cara-cara untuk mengimplementasikan nilai-nilai politik. • Dwight Waldo [1949] mengemukakan bahwa administrasi publik adalah gabungan antara seni dan ilmu-ilmu pemerintahan yang akhirnya berkembang menjadi seni dan ilmu-ilmu manajemen, • Hal tersebut sejalan dengan gagasan awal Wilson dalam Shafritz dan Hyde (1992) yang dianggap sebagai orang yang membidani lahirnya ilmu administrasi publik modern di Amerika Serikat. Wilson mengemukakan bahwa disiplin administrasi publik merupakan produk perkembangan dari ilmu politik, • Meskipun demikian, pendapat umum beranggapan bahwa administrasi publik adalah bagian dari proses politik. • Administrasi publik adalah sebuah sistem besar yang tidak dapat diukur/digeneralisasi semata-mata oleh keberhasilan kecil yang tidak simultan.
  • 97. ORGANISASI PUBLIK Pengertian organisasi : * James D Mooney : Organisation is the form of every human association for the attainment of common purpose Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk pencapaian suatu tujuan bersama. * Chester L Barnard : Organisation is a system of cooperative activities of two or more person something intangible and impersonal, largely a matter of relationship. Organisasi adalah sistem kerja sama dua orang atau lebih dari sesuatu yang tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang sebagian besar tentang persoalan silaturahmi. * Dwight Waldo : Organisation is the structure of authoritative and habitual personal interrelation in an administrative system. Organisasi adalah struktur dari kewenangan-kewenangan dan kebiasaan- kebiasaan dalam hubungan antara orang-orang pada suatu sistem administrasi.
  • 98. KOMUNIKASI PUBLIK * Pengertian Komunikasi : “ Proses kegiatan penataan, berupa penyampaian informasi, baik menggunakan, suara, lambang, isyarat ataupun warna dari satu orang atau beberapa orang kepada orang lain untuk suatu tujuan tertentu”. *Komunikasi Publik : “Adalah komunikasi yang berkenaan dengan pelayanan publik”. * Fungsi komunikasi publik : Menciptakan kerja sama dan koordinasi
  • 99. VISI DAN MISI DALAM MANAJEMEN PUBLIK VISI = CARA PANDANG JAUH KE DEPAN KRITERIA SEBUAH VISI : 1. MEMILIKI ORIENTASI YANG JELAS. 2. MENJADI ACUAN SEMUA KOMPONEN ORGANISASI. 3. HASIL KOMITMEN DAN ASPIRASI SEMUA KOMPONEN ORGANISASI. 4. FLEKSIBEL DALAM MENGHADAPI DINAMIKA YANG TERJADI DI MASYARAKAT. 5. HARUS DISOSIALISASIKAN PADA SELURUH ANGGOTA ORGANISASI.
  • 100. MISI : PERNYATAAN APA YANG HARUS DICAPAI OLEH SUATU ORGANISASI. DALAM SEBUAH MISI HARUS TERKANDUNG : 1. Produk Dan Pelayanan Yang Akan Dihasilkan. 2. Sasaran Dari Kebijakan Yg Diprioritaskan. 3. Pengembangan Pemikiran Untuk Masa Yg Akan Datang.
  • 101. Perumusan Kebijakan Untuk menghasilkan kebijakan yang “efektif” seorang pemimpin harus memiliki kemampuan : 1. Introspection : Melihat secara mendalam keadaan dan kekuatan serta kewenangan dari Pejabat yang akan melaksanakan kebijakan tesebut. 2. Retrospection : Melihat hal-hal yang telah terjadi untuk mempelajari masalah yang identik pada masa lalu. 3. Feasibility : Melihat ke depan dan membuat konfigurasi keadaan yang diinginkan berdasarkan data, konsep serta realita yang ada.
  • 102. Constraint Of Public Policy (Faktor yang menghambat Public Policy) 1. Cultur Constraint : Pemahaman pelaku kebijakan tentang azas negara, norma dan keyakinan-keyakinan yang hidup dalam masyarakat, tradisi dan kebiasaan- kebiasaan 2. Structural Constraint : Kedudukan dan kekuasaan dari pelaku kebijakan, batas kewenangan organisasi, termasuk keterbatasan pengaruh terhadap badan- badan dalam pemerintahan. Sustainable.
  • 103. Bentuk-bentuk Kebijakan Public 1. Routine Formulation : Merupakan kebijakan yang mengikut bentuk- bentuk (form) yang telah ada yang selalu dipergunakan, Karena dipakai secara berulang maka menimbulkan suatu form yang dapat ditandai dengan kode-kode. Misalnya untuk Akademik, tentang kenaikan gaji, kode A, Kemahasiswaan C. 2. Analogous Formulation : Perumusan tetap bertitik tolak dari kebijakan yang ada, hanya ada penambahan atau penyesuaian-penyesuaian tertentu. Dengan cara ini dapat dilakukan perumusan pemecahan masalah baru. Sehingga dapat dilakukan perumusan beberapa alternatif terhadap masalah yang dihadapi. 3. Creative Formulation : Cara ini menunjukkan bahwa pengambilan kebijakan tidak terikat sama sekali dengan kebijakan yang ada tetapi betul-betul menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang terus berkembang. Up To date (in)/Urgent Page  103
  • 104. PUBLIC ADMINISTRATION & POLITIC • PUBLIC ADMINISTRATION POLITIC • Melakukan kegiatan Upaya untuk usaha-usaha lembaga pemerintah menguasai mulai dari dan perencanaaan memelihara sampai dengan tercapainya tujuan kekuasaan yang sudah sesuai ditetapkan, termasuk pengawasan dengan cita- terhadap jalannya cita yang kegiatan dikehendaki RASIONAL – EFISIENSI - EFEKTIF PENGUASAAN - KEMAPANAN
  • 105. PANDANGAN TENTANG ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN : 1. ADMINISTRASI LEBIH LUAS DARI MANAJEMEN (MILLON BROWN): - ADMINISTRATOR : PENGAMBIL KEBIJAKAN - MANAJER : PELAKSANA KEBIJAKAN 2. ADMINISTRASI SAMA DENGAN MANAJEMEN (DALE YORDER,DIMOCK AND KOENIG): - FUNGSI MANAJEMEN = FUNGSI ADMINISTRASI 3. ADMINISTRASI LEBIH SEMPIT DARI MANAJEMEN. - DIARTIKAN SEBAGAI KETATAUSAHAAN /CLERICAL WORK.
  • 106. Ada Tujuh Ciri Khusus dari Administrasi Publik : 1. Tidak dapat dielakkan (unavoidable). 2. Senantiasa mengharapkan ketaatan (expect obedience). 3. Mempunyai Prioritas (has priority). 4. Mempunyai pengecualian (has exceptional). 5. Puncak pemimpin politik(top management political). 6. Sulit diukur (difficult to measure). 7. Terlalu banyak mengharapkan dari administrasi publik (more is expected of public administration). Page  106
  • 107. Fungsi-fungsi administrasi publik • planning, • Planning, • organizing, • Organizing, • commanding, • Staffing, • coordinating dan • Directing, • controlling • Coordinating, • Reporting dan • Budgeting.
  • 108. Konsep Administrasi Publik. Konsep Administrasi Publik administrasi birokrasi publik kebijakan publik pelayanan publik pembangunan direncanakan tentang peningkatan kualitas pelayanan yang 1. pengertian administrasi 1. pengertian birokrasi didasarkan pada 2. pembangunan 2. debirokrasi keinginan pelanggan 3. administrasi pembangunan dan upaya 3. deregulasi peningkatan pelayanan dapat di lakukan dengan menerapakan Total Quality dibahas tentang hal-hal Managemen (TQM). yang mendorong perkembangan kebijakan publik di negara- negara barat Page  108
  • 109. 5 grand Strategy  Menciptakan inovasi SKPD (Satuan Kerja kepemerintahan entrepreuneur Perangkat Daerah) dengan pelayanan publik yang prima Penyusunan /  Membangun SDM yang unggul pelaksanaan dan berdaya saing. APBD berbasis :  Menumbuhkembangkan - SUSTAINABLE ekonomi rakyat yang berbasis PROGRAM desa. - MEMILIKI IMPACT  Memandirikan masyarakat untuk - VALUE ADDED sehat jasmani, rohani & peduli kelestarian lingkungan  Mendayagunakan inovasi Iptek PRODUKTIF untuk meningkatkan kualitas, produktifitas & efisiensi pembangunan yang berkelanjutan. EFISIEN EFEKTIF Page  109
  • 110. BADAN PELAYANAN TERPADU (BPT) SEBELUM : • SETELAH : • Waktu, biaya jelas & pasti  Waktu & biaya • Dijamin tidak ada pungli tidak jelas • Seluruh ijin diproses bersamaan,  Pungli dianggap selesai di satu tempat, maksimal hal yang wajar waktu 10 hari (selesai semua)  Melalui banyak • Mudah, cepat, transparan, nyaman instansi & • Survey kepuasan pelanggan memperoleh score index 83% berurutan • (sangat memuaskan)  Pelayanan yang • Secara kuantitatif 65 % lebih cepat tidak memuaskan selesai, 35 % tepat waktu
  • 111. doubleCONTROL BAWASDA/ INSPEKTUR DINAS BUMD Terkait Badan Pelayanan Terpadu/ (One Stop Service) Masyarakat Dikontrol dengan Tim pemantau & sistem online Pembina Salah satu kunci untuk penyelenggaraan pemerintahan Independen yang baik adalah pelaksanaan pengawasan melekat dan double control, melalui laporan langsung (online), pengawasan masyarakat, atau melalui sidak.
  • 112. Keberhasilan Organisasi 1) karakteristik organisasi, 2) karakteristik lingkungan, 3) karakteristik pekerja, dan 4) kebijakan dan praktek manajemen”. (Steers, 1985:9)
  • 113. PENGERTIAN KINERJA • Kinerja adalah suatu hasil kerja dari seseorang atau kelompok organisasi yang merupakan performance (penampilan) orang / organisasi tersebut secara keseluruhan, sehingga kinerja akan memberikan suatu warna atau ciri khas tertentu yang menjadi kebanggaan orang atau suatu organisasi. Iskandar (2001 : 187)
  • 114. SIFAT PENGGOLONGAN KINERJA Kongkrit adalah hasil kerja yang mudah dan langsung dapat dilihat, dibuktikan dan dapat diukur secara kuantitatif. Abstrak adalah hasil kerja yang tidak dapat dilihat dan diperlukan proses yang rumit untuk mengukurnya, seperti tanggungjawab, loyalitas dan lain-lain.
  • 115. DIMENSI-DIMENSI KINERJA  Kesetiaan  Prestasi kerja  Kejujuran  Kedisiplinan • Kepribadian  Kreatifitas • Prakarsa  Kerjasama • Kecakapan  Kepemimpinan • Tanggungjawab
  • 116. Ciri Utama Organisasi Berkinerja • Organisasi berkinerja mempunyai arah yang jelas untuk ditempuhnya. tercermin pada visi. • Manajemen yang berhasil menjadikan organisasi berkinerja tinggi selalu berupaya agar dalam organisasi tersedia tenaga-tenaga berpengetahuan dan keterampilan tinggi disertai oleh semangat kewirausahaan. • Pada organisasi berkinerja, para manajenya membuat komitmen kuat pada suatu rencana aksi stratejik. • Orientasi organisasi berkinerja adalah “hasil” dan memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya efektifitas dan produktifitas yang meningkat. • Adanya komitmen yang mendalam pada strategi yang telah ditentukan dan berupaya agar strategi tersebut membuahkan hasil yang diharapkan. Siagian
  • 117. Efektivitas Manajerial Dalam Konsep Managemen Of Interlinkages  Kepentingan investor  Konsumen  Tenaga kerja  Negara  Lingkungan  Generasi yang akan datang Praxy Fernandes Page  117
  • 118.  Efektivitas merupakan suatu keadaan yang mengandung pengertian terjadinya suatu akibat yang dikehendaki (Dasrmakusumah, 1994 : 26) “Efektivitas kerja sebagai The deegre to wich an organization realized it’s goals” tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi (Atmosudirdjo, 1996 : 78) Page  118
  • 119. Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan • Organisasi, • Pengorganisasian dan Kinerja Pegawai. • Manajemen, • Fungsi-fungsi manajemen dan pengorganisasian
  • 120. Pengukuran kinerja  membuat komitmen untuk mengukur kinerja dan memulainya segera,  perlakukan pengukuran kinerja sebagai proses yang berkelanjutan (on going procsess),  sesuaikan proses pengukuran kinerja dengan organisasi. Ukuran kinerja tersebut adalah indikator kinerja. Dengan demikian tanpa adanya indikator kinerja, sulit untuk menilai kinerja (keberhasilan atau ketidakberhasilan) kebijakan/program/kegiatan dan pada akhirnya kinerja organisasi. LAN RI, (2000:9)
  • 121. Indikator adalah ukuran kwantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan Page  121
  • 122. Indikator Kinerja  Inputs Adalah Segala Sesuatu yang dibutuhkan agar pelksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan/peraturan perundang-undang, dan sebagainya.  outputs adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/atau non fisik.  outcomes adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluar kegiatan pada jangka menengah (efek langsung),  benefit adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan  impacts adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan. Supriatna (2000:78) mengutip Inpres No.7 Tahun 1999
  • 123. C. DAFTAR PUSTAKA • 1. A. Nurjaman ,Organisasi & ManajemenPemerintahan,2003.UMM Press.Malang. • 2. Fitzsimmons, James A & Mona. J. Fitzsimmons, 1994 Service Management for competitive Advantage, Mc graw-Hill inc. Newyork. • 3. Farnham, Davis and Sylvia Norton, 1993, Managing in New Publik Srvice, Mc. Millans Press, London. • 4.a.Gasperz, Vincent, 1997, Management kualitas ; Penerapan konsep kualitas dalam Manajemen Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. • 4.b.Gaster, Lucy, 1997. quality in Public Service, open university Press, Buckingham, Philadephia. • 5.a.Hodge, Grame, 1993, Minding Everybody’s Business Performance Management in Public Sector Agency, Public Sector Management Institute. Monasti University. • 5.b.Hughes,Owen,1998,Public Management & Administration.Antony Rowe Ltd,Chipenham. • 6. Jabra, Joseph. G & Dwivendi OP. 1993. Public Service Accountability, A. Comprehensive Perpective kumarian press Inc. • 7.a.Kencana, Inu, dkk. Ilmu Administrasi Publik.1999,Rineka Cipta.Jakarta. • 7.b.Kevitt, Davit, 1998, Managing core Public Service, Black Well Publisher.
  • 124. 8.Kristiadi, JB. 1998. Pemberdayaan Birokrasi dalam Pembangunan Sinar Harapan, Jakarta. • 9.Kotler, Philip, 1997. Marketing Manajemen, Analysis, Planning, Implementation & Controll, Prentice Hall International, New Jersey • 10.Lovelock, Christopher H. 1992. Managing Service, Prentice Hall Inc, Englewood cliffs. New Jersey • 11.Moenir AS. 1998. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara Jakarta. • 12.Ndraha, Taliziduhu, 2003, Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) Jakarta, Rineka Cipta. • 13.Osborne, David & Ted Gabler, 1992, Reiventing Government, New York A William Patrick Book. • • 14.Parasuraman, A, Zeithaml, VA, and Berry L. L. 1998. Serqual : A Multiple item scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality, Journal of Retoiling, Vol-bu. • 15.Roger, Steve, 1993. Performance Management in Loal Government Jessica kingsley Publisher. London • 16.Skelcher, Chris, 1992. Managing For Service Quality Longman. • 17.Tjiptono, Fandi, 2000. Manajemen Jasa, Andi Jogjakarta.
  • 125. TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA Rasulullah SAW berwasiat : “...muslim yang beruntung adalah ia yang hari ini lebih baik dari pada kemarin”.