SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Nilai:

                 LAPORAN PRAKTIKUM                               (Acc Asisten)

      TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
        (Pengecilan Ukuran Bahan Hasil Pertanian)




                          Oleh :


      Nama                         : Andi Mulyadana
      NPM                          : 150610090083
      Hari, Tanggal Praktikum      : Rabu, 4 April 2012
      Waktu                        : 12.30 – 15.00 (Shift B)
      Co.Ass                       : Tiwi
                                    Wince Widaningsih
                                    Oktaviana M.D
                                    Pratiwi INF




LABORATURIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES
               PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
                 FAKULTAS PERTANIAN
               UNIVERSITAS PADJADJARAN
                           2012
BAB I
                                PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
           Bahan-bahan hasil pertanian sebelum diproses umumnya memiliki
ukuran dan bentuk yang terlalu besar untuk proses penanganan selanjutnya,
maka untuk itu bahan-bahan hasil pertanian tersebut perlu diperkecil melalui
proses pengecilan ukuran. Pengecilan ukuran merupakan salah satu tahapan
dari beberapa proses lainnya dalam mata rantai penanganan hasil pertanian.
Tujuan dari pengecilan ukuran adalah memperluas permukaan bahan hasil
pertanian agar proses penanganan selanjutnya dapat berlangsung secara
efektif.
           Untuk mendapatkan proses pengecilan ukuran yang efektif, perlu
dilakukan pengamatan mengenai pengukuran dan perhitungan performansi mesin
dengan memperhatikan        kapasitas    output   dan   rendemen    hasil   proses
pengecilan ukuran.
           Beberapa kriteria ukuran karakteristik bahan hasil pengecil ukuran
antara lain : nisbah reduksi (reduction ratio), ayakan Tyler, modulus kehalusan
(fineness modulus), dan     indek   keseragaman    (uniformity index). Salah satu
metoda yang digunakan untuk penentuan kinerja atau performansi mesin pengecil
ukuran pada penggilingan biji-bijian adalah penentuan nilai fineness modulus
(modulus kehalusan). Dimana nilai fineness modulus ini dapat menunjukkan
nilai rata-rata ukuran diameter bahan dari hasil pengecil ukuran. Setelah diketahui
nilai fineness modulus maka rata-rata diameter bahan hasil pengecilan ukuran
dapat dihitung.
1.2. Tujuan Praktikum
    Mengukur dan mengamati pengecilan ukuran bahan hasil pertanian dengan
mengkaji performansi mesin dan rendemen hasil pengecilan ukuran.
BAB II
                            TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Bahan Hasil Pertanian
       Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan
pemotongan     mengurangi       ukuran     bahan    padat      dengan     kerja   mekanis,
yaitumembaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses
penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam
penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran
inidipergunakan    juga     untuk        beberapa    tujuan,        seperti   penggilingan
jagungmenghasilkan tepung jagung, penggilingan gula, penggilingan bahan
pangankering seperti sayuran (Earle, 1983)
       Pengecilan ukuran merupakan slah satu tahapan dari beberapa proses
lainnya dalam mata rantai penanganan hasil pertanian. Tujuan dari pengecilan
ukuran adalah memperluas permukaan bahan hasil pertanian agar proses
penanganan selanjutnya dapat berlangsung efektif. Bahan hasil pertanian
selanjutnya dapat diprose umumnya memiliki butiran yang terlalu besar untuk
digunakan, maka untuk itu perlu diperkecil melalui proses pengecilan ukuran.
       Operasi pengecilan ukuran dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pengecilan
ukuran bahan padat dan untuk bahan cair. Pengecilan ukkuran bahan padat dapat
dilakukan dengan pemotongan ( cutting ), penghancuran/pengilasan ( crushing ),
Pencacahan/pencincangan ( chopping ), pengikisan/penyosohan ( grinding ),
penggilingan ( milling ), pengkubusan ( dicing ), pengirisan ( slicing ). Sedangkan
pada bahan cair dilakukan dengan emulsifikasi ( emulsifikation ), dan atomisasi
( atomizing ). Proses pengecilan ukuran pada bahan pertanian dilakukkan dengan
cara mengiris ( cutting ), menggerus/menggilas/menghancurkan ( crushing ), dan
mengunting /penggeseran ( shearing ). Kinerja atau performansi suatu mesin
pengecil ukuran dapat ditentukan kapasitasnya, besarnya daya yang diperlukan
per satuan bahan, ukuran dan bentuk hasil proses pengecilan ukuran.
Pengecilan   ukuran    secara    umum       digunakan       untuk     menunjukkan    pada
suatuoperasi, pembagian atau pemecahan bahan secara mekanis menjadi bagian
yang berukuran kecil (lebih kecil) tanpa diikuti perubahan sifat kimia.
Pengecilanukuran dilakukan untuk menambah permukaan padatan sehingga pada
saat penambahan bahan lain pencampuran dapat dilakukan secara merata
(Rifai,2009).
    Tujuan Pengecilan Ukuran
   1. Mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi.
   2. Penyesuayan dengan kebutuhan spesifikasi produk ataumendapatkan
       bentuk tertentu.
   3. Untuk menambah luas permukaan padatan
   4. Mempermudah pencampuran bahan secara merata
    Beberapa Cara Pengecilan Ukuran
        1. Pemotongan/Perajangan
                       Merupakan cara pengecilan ukuran dengan menghantamkan
                ujung suatu benda tajam pada bahan yang dipotong. Struktur
                permukaan yangterbentuk oleh proses pemotongan relatif halus,
                pemotongan lebih cocok dilakukan untuk sayuran dan bahan lain
                yang berserat (Rifai, 2009).
                       Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan yang
                ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar, rimpang, batang,
                buah dan lain-lain.Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang
                digunakan dan berpengaruh terhadap kualitas simplisia yang
                dihasilkan. Perajangan bahan dapat dilakukan secara manual dengan
                pisau yang tajam danterbuat dari stainlees ataupun dengan mesin
                pemotong/ perajang. Bentuk irisan split atau slice tergantung tujuan
                pemakaian. Untuk tujuanmendapatkan minyak atsiri yang tinggi,
                bentuk irisan sebaiknya adalahmembujur (split) dan jika ingin bahan
                lebih cepat kering bentuk irisansebaiknya melintang (slice).
                Perajangan terlalu tipis dapat mengurangizat aktif yang terkandung
                dalam bahan.
                       Sedangkan jika terlalu tebal,maka pengurangan kadar air
                dalam bahan agak sulit dan memerlukanwaktu yang lama dalam
                penjemuran dan kemungkinan besar bahanmudah ditumbuhi oleh
                jamur (Sembiring, 2007).
2. Kompresi/Pemukulan/Penggerusan/Penumbukan
                   Prinsip kerja dari kompresi adalah dengan tekanan yang kuat
            terhadap buah, Biasannya, penghancuran ini untuk menghancurkan
            buah yangkeras. Alat dari kompresi ini dinamankan chrushing rolls.
            Proses inidilakukan dengan memberikan gaya tekan yang besar
            sambil dilakukan penggesekan pada suatu permukan padat, sehingga
            bahan terpecahdengan bentuk yang tidak tertentu.        Umumnya,
            permukaan alat dibuatdengan kekerasan tertentu, sehingga dapat
            membentuk pencabikan bahan(Dewi, 2008). Pemukulan adalah
            operasi pengecilan ukuran denganmemanfaatkan gaya impact, yaitu
            pemberian gaya yang besar dalamwaktu yang singkat. Prinsip kerja
            dari impact adalah dengan memukul buah. Alat yang biasa
            digunakan yaitu hammer mill.
                   Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuran kasar,
            sedang, dan halus (Dewi,2008). Bahan yang berserat atau kenyal
            tidak dapat dikecilkan ukurannyadengan cara pemukulan, karena
            gaya impact tidak dapat menyebabkan pecahnya bahan menjadi
            bagian yang lebih kecil. Demikian pula bahanyang besar, tidak dapat
            dikecilkan ukuranya dengan cara pemukulankarena akan merusak
            bentuk asal (Rifai, 2009)
        3. Menggiling/Shearing
                     Cara ini menggunakan prinsip impact, yaitu dengan
             mengikis buah ataumenggiling buah. Alat yang biasa digunakan
             dalam metode ini adalahDisc Atrition Mill. Alat ini untuk
             menghasilkan bahan dengan ukuranyang halus (Maharani, 2008)

2.1.1. Penanganan Ubikayu
       Di berbagai negara, berbagai metoda penanganan dan pengolahan ubikayu
dilakukan, bukan hanya untuk meningkatkan umur simpan dan kegunaannya, tapi
juga untuk meningkatkan keamanannya karena ubikayu berpotensi mengandung
asam sianida yang dapat menimbulkan keracunan bahkan kematian. Beberapa
metoda penanganan dan pengolahan akan iuraikan di bawah, yang merupakan
kombinasi dari pengolahan primer dan sekunder.
2.1.2. Pengupasan
       Langkah pertama dalam penanganan adalah pengupasan, di mana ini
langkah ini mampu menurunkan potensi keracunan asam sianida dari bahan
mentah karena kulit yang sekitar 15% dari berat total mengandung 5 sampai 10
kali lebih banyak bahan-bahan yang berpotensi menimbulkan keracunan. Namun
demikian, pengupasan juga membuang enzim linamarin, yang berguna untuk
netralisasi racun dalam proses pengolahan, dalam jumlah besar yang terdapat pada
kulit. Misalnya, pemarutan ubikayu dengan kulitnya seperti yang dilakukan di
Brazil dlam pembuatan farinha, dapat menghilangkan potensi asam sianida dalam
pengolahan selanjutnya.
       Pengupasan biasanya dilakukan secara manual menggunakan pisau.
Kapasitasnya tidak terlalu besar, sekitar 25 kg/jam/orang, tetapi memberikan hasil
terbaik. Alat pengupas mekanis telah dibuat dengan desain yang sederhana
sehingga dapat diproduksi oleh bengkel kecil dengan performa yang cukup baik
dan susut yang minimum, namun pada umumnya pengupas mekanis tingkat
efisiensinya rendah. Untuk beberapa tahun ke depan, pengupasan manual masih
merupakan pilihan utama.
2.1.3. Pengecilan ukuran dengan pemarutan
       Ukuran ubikayu kadangkala terlalu besar untuk diolah langsung sehingga
perlu dikecilkan ukurannya sebelum diolah. Dalam pembuatan gaplek atau tepung
ubikayu, di tingkat rumah tangga, ubikayu dirajang secara manual menggunakan
pisau. Pekerjaan berlangsung lambat dan menghasilkan irisan yang tidak seragam,
memerlukan 3 sampai 7 hari penjemuran untuk pengeringannya sehingga
menimbukan bau asam. Perajangan manual mempunyai kelebihan dalam
menghasilkan rajangan yang ebih tipis dan seragam sehingga dapat dikeringkan
dengan lebih cepat melalui penjemuran. Irisan ubikayu berbentuk jari tangan lebih
menguntungkan dalam penjemuran, karena irisan yang tipis cenderung menempel
satu sama lain sehingga harus selalu diurai dalam penjemuran, bila tidak hasil
pengeringan tidak seragam. Irisan ubikayu sebesar jari kelingking dapat
dikeringkan melalui penjemuran selama 6 sampai 8 jam. Bila dikerjakan secara
manual, perajangan berkapasitas 60 sampai 70 kg/jam, sedangkan perajang
mekanis berkapasitas hingga 1 ton/jam.
Langkah pertma dalam persiapan pengolahan ubikayu menjadi bahan
pangan adalah pengecilan ukuran, bisa dilakukan dengan pemarutan atau
penumbukan. Contoh pengolahan seperti ini dijumpai pada pembuatan gari di
nigeria, farinha di Brazil, roti ubikayu di beberapa negara di Amerika Selatan dan
Kepulauan Karibia. Ekstraksi pati ubikayu juga dilakukan setelah pemarutan.
Proses pemarutan biasanya dapat menurunkan bahkan menghilangkan potensi
keracunan akibat aktifitas enzim linamarase yang dibebaskan melalui pemarutan.
Dalam pembuatan pati, hasil parutan biasanya dicuci dan pati dipisahkan melalui
pengendapan.
       Di Nigeria, pemarutan dilakukan secara mekanis menggunakan mesin
pemarut yang dapat dioperasikan secara manual maupun digerakkan dengan
motor bakar. Tipe manual berkapasitas 30 kg/jam, sedangkan tipe penggerak
motor bakar berkapasitas hingga 800 kg/jam. Ubikayu yang dipanen muda
biasanya lebih mudah diparut dibandingkan ubikayu yang dipanen pada umur
yang tua karena banyak mengandung serat kayu.
2.1.4. Perajangan (slicing)
       Perajangan (slicing) adalah proses pengecilan ukuran bahan dengan
menggunakan pisau untuk mendapatkan ukuran panjang potongan yang lebih
kecil dan tipis dengan arah melintang, miring, atau sejajar panjang bahan yang
dipotong. Tujuan utama dari perajangan yaitu untuk memperkecil ukuran bahan
sehingga dapat mempercepat proses pengeringan karena permukaan yang
diperbesar dan pada akhirnya penurunan kadar air lebih cepat selama masa
pengeringan. Walaupun pada dasarnya mengiris, merajang, atau memotongadalah
sama, tetapi perajangan yang dilakukan baik di atas landasan maupun tidak,
biasanya menggunakan pisau atau alat-alat lain yang sesuai dengan keperluannya.
Perajangan juga dilakukan untuk mendapatkan produk yang tipis dan beragam.
Pada dasarnya dalam perajangan diperlukan pisau pengiris yang tipis dan tajam,
arah perajangannya dapat ke segala arah, ukuran lebar irisan relatif besar bila
dibandingkan dengan tebalnya. Pada umumnya produk yang diperoleh diharapkan
mempunyai struktur dan bentuk yang baik serta beragam (Darji, 1986).
       Mesin perajang dengan satu jenis pisau menghasilkan irisan tipis dengan
dua permukaan irisan. Untuk kebutuhan pemakaiannya baisanya akan disesuaikan
dengan keperluan pangan maupun keperluan lain, dimana dilakukan dengan
alat/mesin perajang yang menggunakan pisau pada landasan. Masing-masing
mesin perajang akan memberikan hasil irisan yang berbeda. Mesin perajang
dengan satu jenis pisau akan memberikan hasil irisan yang mempunyai dua
permukaan irisan. Mesin perajang yang menggunakan dua jenis pisau akan
menghasilkan irisan dengan empat permukaan irisan, mesin dengan tiga jenis
pisau akan menghasilkan irisan dengan enam permukaan irisan dan dapat
beebentuk kubus. Ketiga jenis mesin tersebut banyak digunakan di industri-
industri makanan, saperti kerupuk singkong, potato chips, dan beberapa jenis
makanan yang berbentuk kubus (Pearson, 1990).
       Mesin perajang dengan pisau bergerak, baik yang bergerak secara
horisontal maupun vertikal, bahan yang akan dirajang didorong dengan arah tegak
lurus atau membuat sudut tertentu terhadap bidang lintasan pisau. Akan tetapi,
pada mesin yang pisaunya diam, bahan yang dirajang akan mendapat dua doronan
yang arahnya tegak lurus terhadap bidang rajangan dan sejajar bidang rajangan
(anonim, 2002).




                  Mesin pemarut umbi bertenaga motor bakar
BAB III
                      METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
    Alat    : Pisau, tampah, stopwatch, wadah plastik, timbangan, mesin
              penyerut
    Bahan : Singkong
3.2 Prosedur Percobaan
   1. Menimbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran (a
      kg)
   2. Mengupas bahan dan menimbang (b kg)
   3. Menjalankan mesin dan masukkan bahan ke dalam mesin
   4. Menghitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan (x menit)
   5. Menimbang bahan sesudah diserut
   6. Mengamati performansi mesin dan mekanisme kerja proses mesin

   7. Menghitung kapasitas throughout

   8. Menghitung kapasitas output

   9. Menghitung rendemen:

             Rendemen pengupasan =            x 100%

             Rendemen penyerutan =            x 100%

   10. Mengeringkan bahan dalam oven untuk praktikum minggu depan
   11. Menghitung efisiensi pengecilan ukuran

      =                  x 100%

   12. Hitung luas permukaan bahan meliputi luas permukaan awal (utuh) dan
      luas permukaan akhir (setelah diiris)
BAB IV
                                 HASIL PERCOBAAN
Kelompok 1
                 Tabel 1. Penyerutan Singkong dengan Mesin
                  No     Parameter yang Diukur             Satuan
                  1      Massa awal bahan (a)              0,14856 kg
                  2      Massa bahan setelah dikupas (b) 0,11552 kg
                  3      Massa bahan setelah diserut (c)   0,11629 kg
                  4      Waktu penyerutan (x)              1,66 menit
                 Sumber: Data Praktikum kelompok 1
Penghitungan:
Kthroughout       = a/x = 0,14856 kg/1,66 menit = 0,089 kg/menit
Koutput           = c/x = 0,11629 kg/1,66 menit = 0,070 kg/menit
Rpengupasan       = b/a×100% = 0,11552 kg/0,14856 kg×100% = 77,76%
Rpenyerutan       = c/b×100% = 0,11629 kg/0,11552 kg×100% = 100,67%
Kaktual = Koutput× 60 = 0,070kg/menit× 60 = 4,2kg/jam
v = 2π/60×rpm ×r
  = 2π/60×1540,54×0,055m
  = 8,873m/jam
A = πr2
  = π(0,055m)2
  = 0,00950m2
Kteoritis = v × n × A × ρ
          = 8,873m/jam× 1 × 0,00950m2 ×1.044kg/jam
          = 88,002 km/jam
Eff. mesin = Kaktual/Kteoritis×100%
              = 4,2kg/jam/88,002kg/jam×100%
              = 4,773%
Kelompok 2
                Tabel 2. Penyerutan Singkong dengan Mesin

           No         Parameter yang Diukur            Satuan

            1     Massa awal bahan (a)                0,116 kg

            2     Massa bahan setelah dikupas (b)     0,091 kg

            3     Massa bahan setelah diserut (c)     0,095 kg

            4     Waktu penyerutan (x)               1,25 menit

                      Sumber: Data Praktikum kelompok 2


Penghitungan:
Kthroughout = a/x = 0,116 kg/1,25 menit = 0,093 kg/menit
Koutput    = c/x = 0,095 kg/1,25 menit = 0,076 kg/menit
Rpengupasan = b/a×100% = 0,091 kg/0,116 kg×100% = 77,45%
Rpenyerutan = c/b×100% = 0,095 kg/0,091 kg×100% = 104,40%
Kaktual    = Koutput× 60
           = 0,076 kg/menit × 60 menit/jam
           = 4,56 kg/jam
v = 2π/60×rpm ×r
  = 2π/60×1540,54×0,055m
  = 8,873 m/jam
A = πr2
  = π(0,055m)2
  = 0,0095 m2
Kteoritis = v×n×A×ρ
          = 8,873m/jam×1×0,0095m2×1.044kg/jam
          =88,002 km/jam
Eff. mesin = Kaktual/Kteoritis×100%
= 4,56kg/jam/88,002kg/jam×100%
= 5,18%
Kelompok 3
           Tabel 3. Hasil Pengamatan Pengirisan Singkong dengan Mesin

            No Parameter yang diukur                      Satuan

            1      Massa awal bahan (a)                   0,13 kg

            2      Massa awal bahan setelah dikupas (b)   0.10 kg

            3      Massa awal bahan setelah diiris (c)    0.08 kg

            4      Waktu Pengirisan (x)                   0,51 menit

                   Sumber : data praktikum kelompok 3


1. Kthroughout = a/x = 0,13kg/0,51menit = 0,25 kg/menit
2. KOutput = c/x = 0,08 kg/0,51 menit = 0,16 kg/menit
3. RPengupasan = b/a×100% = 0,10 kg/0,13 kg×100% = 76,92%
4. RPenyerutan= c/b×100% = 0,08 kg/0,10 kg×100% = 61,54%
5. KAktual = Koutput× 60 = 0,16 kg/menit × 60 menit/jam = 9,6 kg/jam
6. v = 2π/60×rpm ×r
     = 2π/60×605,87×0,15m
     = 9,51 m/jam
7. A = p.l = 0,09 × 005 = 0,0045 m2
8. KTeoritis = v×n×A×ρ
             = 9,51m/jam×2×0,0045m2×1.044kg/jam
             = 89,36 km/jam
9. Eff. mesin = Kaktual/Kteoritis×100%
                = 9,6 kg/jam/89,36kg/jam×100%
                = 10,74%
Kelompok 4
                  Data hasil pengukuran kelompok 4
           No.      Parameter yang Diukur            Satuan
            1    Massa awal bahan (a)              0,11186 kg
            2    Massa bahan setelah dikupas (b)   0,08355 kg
            3    Massa bahan setelah diiris (c)    0,08315 kg
            4    Waktu pengirisan (x)              0,743 menit
                  Sumber : data praktikum kelompok 4


 Ktroughout=a kgx=0,111,86 kg0,743 menit=0,1505kgmenit
 Ktroughout=c kgx=0,08315 kg0,743 menit=0,112kgmenit
 Rpengupasan=b kga kg×100%=0,08355 kg0,11186 kg×100%=74,69 %
 Rpengirisan=c kgb kg×100%=0,08315 kg0,11186 kg×100%=74,33 %
 Kaktual =KOutput×60
           =0,112kgmenit ×60
           =6,72kgjam
 V =2π60×rpm ×r
   =2π60 ×605,87 ×0,15 m
   =9,5121mjam
 A= p×l
  =0,09 ×0,05
  =0,0045 m2
 Kteoritis =v ×n×A×ρ
          =9,5121mjam×2×0,0045 m2×1,044 kgjam
          =89,3756kmjam
 Eff.mesin =KaktualKteoritis×100%
            =6,72 kg/jam89,3756 km/jam×100
            =7,52%
Kelompok 5
                Tabel Pengirisan Singkong dengan cara manual

              No.           Parameter yang diukur                Satuan

               1             Massa awal bahan (a)              0,12444 kg

               2    Massa awal bahan setelah dikupas (b)       0,09577 kg

               3      Massa awal bahan setelah diiris (c)      0,09419 kg

               4             Waktu pengirisan (x)             2,9167 menit

               5             Jumlah potongan (N)                95 buah

                        Sumber : data praktikum kelompok 5


KThroughout    = a/x = 0,12444/2,9167 = 0,0427 kg/menit
Koutput        = c/x = 0,09419/2,9167 = 0,0323 kg/menit
Kpengupasan    = b/a x100% = 0,09577/0,12444 x100% = 76,96%
Kpenyerutan    = c/a x100% = 0,09419/0,12444 x100% = 75,69%
Kaktual        = Koutput x 60 = 0,0323 x 60 = 1,938 kg/jam
A (luas pisau) = L segitiga + L persegi panjang = a x t/2 + (p x l)
                                                 = 2 x 3 / 2 + (7 x 3)
                                                 = 2,4 x 10-3 m2
K (keliling pisau) = 2p + l + a + x
                    =2(7) + 3 + 2 + 3,5
                    =0,225 m2
Kteoritis = K x N x A x ρ x 60
Kteoritis = 0,0225 x 32,57 x 2,4 x 10-3 x 1044 x 60
Kteoritis = 1101,7 kg/jam
Efektifitas mesin = Kaktual/Kteoritis x100%
                    = 1,938/1101,7 x 100%
                    = 0,176%
Kelompok 6
Tabel 6. Pengirisan Singkong Dengan Manual
   No        Parameter yang diukur                  Satuan
   1         Massa awal bahan (a)                   0,153 kg
   2         Massa awal bahan setelah dikupas (b)   0,125 kg
   3         Massa awal bahan setelah diiris (c)    0,117 kg
   4         Waktu pengirisan (x)                   3,47 menit
   5         Jumlah potongan (N)                    75 buah
        Sumber : Data praktikum kelompok 6


K.Throught = a/x = 0,044 kg/menit
K. Output = c/x = 0,034 kg/menit
R.Pengupasan = b/a x 100% = 81,7 %
R.Penyerutan = c/a x 100% = 76,47 %
K.aktual = K.Output x 60 = 2,04 kg/jam
Eff. Mesin= k.aktual/k.teoritis x 100% = 0,28 %
BAB V
                                 PEMBAHASAN
   Setelah praktikum dapat kita lihat perbandingan Perbandingan antara
penyerutan manual dengan menggunakan pisau dan dengan memakai mesin
dapat kita bahas dari hasil perbandingan tersebut.
   Dapat kita lihat hasil dari analisis perbandingan diatas, bahwa rendemen
pada    perlakuan    bahan    dengan    menggunakan      mesin    lebih   banyak
dibandingkan dengan menggunakan pisau.
    Dapat kita lihat limit waktu antara mesin dengan menggunakan pisau
sangat jauh berbeda, waktu yang diperlukan untuk menyerut bahan dengan
menggunakan mesin lebih cepat di bandingkan dengan menggunakan pisau.,
hal ini di karnakan beda antara kekuatan ataupun daya pada mesin dengan
pisau
   Dalam mesin penyerutan, putaran sangat bergantung pada daya mesin itu
sendiri. Jika daya pada mesin semakin besar/cepat, maka putaran yang
dihasilkan pun semakin besar, dan hasil dari penyrutanpun akan semakin
cepat selesai.
    Pada penyerut manual atau hanya dengan pisau kecepatan potong sangat
tergantung pada kerja dan daya pada operator pemotong (manusia). Jika
operator memiliki daya lebih besar dengan tingkat kemampuan menyerut
lebih banyak maka hasilnya pun akan lebih besar dan waktu yang di butuhkan
lebih cepat.
   Pada kapasitas output teoritis, yaitu kapasitas alat dalam menghasilkan
banyaknya rendemen bahan, dapat kita bandingkan efisiensi dari penyerut
manual atau pisau lebih besar dibandingkan dengan mesin penyerut.
Seharusnya efisiensi harus lebih besar mesin penyerut dibandingkan dengan
penyerut manual. Hal ini dimungkinkan karena beberapa factor :
        Bahan yang diserut terlalu sedikit untuk sebuah mesin. Hal in tidak
        sesuai dengan kapasitas output teoritis dari mesin itu sendiri.
        Banyaknya jumlah hasil penyerutan yang terbuang pada saat proses
        penyerutan atau bahan menempel pada bagian-bagian mesin sehingga
        mengurangi bobot dari bahan yang sudah diserut.
Dalam alat pisau ataupun mesin penyerut jumlah serta ketajaman mata
pisau akan sangat mempengaruhi lamanya penyerutan, karena selang waktu
antara penyerutan setiap pisau dapat diperpendek. Banyaknya putaran selama
waktu penyerutan mempengaruhi nilai daya yang dihasilkan, karena daya
sangat berpengaruh selain oleh torsi juga oleh nilai revolution per minute
(rpm) atau putaran setiap menit.
BAB VI
                          KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
        setelah pelaksanaan praktikum dapat saya simpulkan bahwa Semakin
        cepat putaran rpm pada waktu pengirisan bahan dengan mesin, maka akan
        sangat berpengaruh terhadap lama waktu pada proses pengirisan. Jika rpm
        semakain besar pada suatu alat pengiris, maka semakin besar juga bahan
        yang tersayat sehingga waktu dalam proses pengirisan akan semakin cepat.
        Semakain cepat pengirisan dengan mengunakan pisau serta daya atau
        kekuatan operator dalam mengiris bahan, maka akan semakin cepat
        pengerjaan pengirisan
        Pada saat penyayatan/pengirisan menggunakan mesin, banyak beberapa
        paktor yang yang harus di perhatikan, apabila permukaan bahan semakin
        luas/besar terkena penyayat mesin, maka pengerjaaan penyayatan akan
        semakin cepat dan efektif.
        Banyak    serta   tajamnya   pisau    pemotong/penyayat    akan   sangat
        mempengaruhi efisiensi lama waktu selama pengerjaan.
Saran
        Dalam pelaksanaan praktikum sebiknya selalu berhati-hati agar tidak ada
        hal yang tidak di inginkan, karena praktikum berkaitan dengan mesin serta
        alat yang berbahaya.
        Sebaiknya alat serta mesin pada waktu praktikum dalam keadaan baik,
        sehingga pada waktu di pergunakan praktikum tidak ada hambatan yang
        mengganggu.
        Pisau pada alat pemotong sudah tumpul, sebaiknya pisau di gerinda lagi
        agar praktikum bias berjalan lancer. Sehingga Praktikan Tidak
        menggunakan pisau pada waktu praktikum.
DAFTAR PUSTAKA


Zain, Sudaryanto; Suhadi, Ujang; Sawitri; Ibrahim, Ulfi. Teknik Penanganan
     Hasil Pertanian. 2005. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian
     Universitas Padjadjaran.
Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra
     Hudaya, Jakarta.
Rusendi, Dadi; Zain, Sudaryanto; Nurjanah, Sarifah, Widyasanti, Asri . 2008.
     PENUNTUN        PRAKTIKUM       MK.    TEKNIK     PENANGANAN         HASIL
     PERTANIAN.
LAMPIRAN




Gamabar 1. Menghitung massa                Gambar 2. Sedang membersihkan




Gambar 3. Alat-alat praktikum              Gambar 4. Singkong utuh




Gambar 5. Memarut singkong            Gambar 6. Menimbang hasil parutan




Sumber : Dokumentasi Pribadi

More Related Content

What's hot

ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Kimia analitik
Kimia analitikKimia analitik
Kimia analitikdody
 
ALAT INDUSTRI KIMIA GULA
ALAT INDUSTRI KIMIA GULAALAT INDUSTRI KIMIA GULA
ALAT INDUSTRI KIMIA GULAIka Farahmawati
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)aufia w
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasiSyahrir Ghibran
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)AhmadRifaldhi
 

What's hot (20)

ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Kimia analitik
Kimia analitikKimia analitik
Kimia analitik
 
ALAT INDUSTRI KIMIA GULA
ALAT INDUSTRI KIMIA GULAALAT INDUSTRI KIMIA GULA
ALAT INDUSTRI KIMIA GULA
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Sieving
SievingSieving
Sieving
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
Makalah Gravimetri
Makalah GravimetriMakalah Gravimetri
Makalah Gravimetri
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
 
2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan
 

Similar to Laporan praktikum 5 andi pengecilan

76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc
76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc
76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.docLeniLidiawati1
 
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptximaduddin270518
 
PPT SATOP - KELOMPOK 5.pptx
PPT SATOP - KELOMPOK 5.pptxPPT SATOP - KELOMPOK 5.pptx
PPT SATOP - KELOMPOK 5.pptxRachelAldian
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Febrina Tentaka
 
1. bentuk dan ukuran revisi 2
1. bentuk dan ukuran   revisi 21. bentuk dan ukuran   revisi 2
1. bentuk dan ukuran revisi 2Noer Azza
 
Makalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikMakalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikPutry Untari
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Pengaruh Kerapatan Tanaman terhadap Jumlah Hasil Produksi Padi (Oryza sativa ...
Pengaruh Kerapatan Tanaman terhadap Jumlah Hasil Produksi Padi (Oryza sativa ...Pengaruh Kerapatan Tanaman terhadap Jumlah Hasil Produksi Padi (Oryza sativa ...
Pengaruh Kerapatan Tanaman terhadap Jumlah Hasil Produksi Padi (Oryza sativa ...Moh Masnur
 
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...Dini Pratiwi
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingActur Saktianto
 
MAKALAH TUGAS AKHIR-RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASIT...
MAKALAH TUGAS AKHIR-RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASIT...MAKALAH TUGAS AKHIR-RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASIT...
MAKALAH TUGAS AKHIR-RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASIT...crysta aditya rachman
 
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...firmanahyuda
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarrandy suwandy
 
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.pptpdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.pptKMBBINDONESIA
 
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...muhammad khoirul huda
 
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...muhammad khoirul huda
 

Similar to Laporan praktikum 5 andi pengecilan (20)

76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc
76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc
76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc
 
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
Rangkuman jurnal
Rangkuman jurnalRangkuman jurnal
Rangkuman jurnal
 
PPT SATOP - KELOMPOK 5.pptx
PPT SATOP - KELOMPOK 5.pptxPPT SATOP - KELOMPOK 5.pptx
PPT SATOP - KELOMPOK 5.pptx
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
 
Size reduction
Size reductionSize reduction
Size reduction
 
1. bentuk dan ukuran revisi 2
1. bentuk dan ukuran   revisi 21. bentuk dan ukuran   revisi 2
1. bentuk dan ukuran revisi 2
 
Makalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikMakalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknik
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Pengaruh Kerapatan Tanaman terhadap Jumlah Hasil Produksi Padi (Oryza sativa ...
Pengaruh Kerapatan Tanaman terhadap Jumlah Hasil Produksi Padi (Oryza sativa ...Pengaruh Kerapatan Tanaman terhadap Jumlah Hasil Produksi Padi (Oryza sativa ...
Pengaruh Kerapatan Tanaman terhadap Jumlah Hasil Produksi Padi (Oryza sativa ...
 
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
 
MAKALAH TUGAS AKHIR-RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASIT...
MAKALAH TUGAS AKHIR-RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASIT...MAKALAH TUGAS AKHIR-RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASIT...
MAKALAH TUGAS AKHIR-RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASIT...
 
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasar
 
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.pptpdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
 
LAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIXLAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIX
 
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
 
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
 

Recently uploaded

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 

Recently uploaded (20)

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 

Laporan praktikum 5 andi pengecilan

  • 1. Nilai: LAPORAN PRAKTIKUM (Acc Asisten) TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN (Pengecilan Ukuran Bahan Hasil Pertanian) Oleh : Nama : Andi Mulyadana NPM : 150610090083 Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 4 April 2012 Waktu : 12.30 – 15.00 (Shift B) Co.Ass : Tiwi Wince Widaningsih Oktaviana M.D Pratiwi INF LABORATURIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan-bahan hasil pertanian sebelum diproses umumnya memiliki ukuran dan bentuk yang terlalu besar untuk proses penanganan selanjutnya, maka untuk itu bahan-bahan hasil pertanian tersebut perlu diperkecil melalui proses pengecilan ukuran. Pengecilan ukuran merupakan salah satu tahapan dari beberapa proses lainnya dalam mata rantai penanganan hasil pertanian. Tujuan dari pengecilan ukuran adalah memperluas permukaan bahan hasil pertanian agar proses penanganan selanjutnya dapat berlangsung secara efektif. Untuk mendapatkan proses pengecilan ukuran yang efektif, perlu dilakukan pengamatan mengenai pengukuran dan perhitungan performansi mesin dengan memperhatikan kapasitas output dan rendemen hasil proses pengecilan ukuran. Beberapa kriteria ukuran karakteristik bahan hasil pengecil ukuran antara lain : nisbah reduksi (reduction ratio), ayakan Tyler, modulus kehalusan (fineness modulus), dan indek keseragaman (uniformity index). Salah satu metoda yang digunakan untuk penentuan kinerja atau performansi mesin pengecil ukuran pada penggilingan biji-bijian adalah penentuan nilai fineness modulus (modulus kehalusan). Dimana nilai fineness modulus ini dapat menunjukkan nilai rata-rata ukuran diameter bahan dari hasil pengecil ukuran. Setelah diketahui nilai fineness modulus maka rata-rata diameter bahan hasil pengecilan ukuran dapat dihitung. 1.2. Tujuan Praktikum Mengukur dan mengamati pengecilan ukuran bahan hasil pertanian dengan mengkaji performansi mesin dan rendemen hasil pengecilan ukuran.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bahan Hasil Pertanian Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitumembaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran inidipergunakan juga untuk beberapa tujuan, seperti penggilingan jagungmenghasilkan tepung jagung, penggilingan gula, penggilingan bahan pangankering seperti sayuran (Earle, 1983) Pengecilan ukuran merupakan slah satu tahapan dari beberapa proses lainnya dalam mata rantai penanganan hasil pertanian. Tujuan dari pengecilan ukuran adalah memperluas permukaan bahan hasil pertanian agar proses penanganan selanjutnya dapat berlangsung efektif. Bahan hasil pertanian selanjutnya dapat diprose umumnya memiliki butiran yang terlalu besar untuk digunakan, maka untuk itu perlu diperkecil melalui proses pengecilan ukuran. Operasi pengecilan ukuran dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pengecilan ukuran bahan padat dan untuk bahan cair. Pengecilan ukkuran bahan padat dapat dilakukan dengan pemotongan ( cutting ), penghancuran/pengilasan ( crushing ), Pencacahan/pencincangan ( chopping ), pengikisan/penyosohan ( grinding ), penggilingan ( milling ), pengkubusan ( dicing ), pengirisan ( slicing ). Sedangkan pada bahan cair dilakukan dengan emulsifikasi ( emulsifikation ), dan atomisasi ( atomizing ). Proses pengecilan ukuran pada bahan pertanian dilakukkan dengan cara mengiris ( cutting ), menggerus/menggilas/menghancurkan ( crushing ), dan mengunting /penggeseran ( shearing ). Kinerja atau performansi suatu mesin pengecil ukuran dapat ditentukan kapasitasnya, besarnya daya yang diperlukan per satuan bahan, ukuran dan bentuk hasil proses pengecilan ukuran. Pengecilan ukuran secara umum digunakan untuk menunjukkan pada suatuoperasi, pembagian atau pemecahan bahan secara mekanis menjadi bagian yang berukuran kecil (lebih kecil) tanpa diikuti perubahan sifat kimia.
  • 4. Pengecilanukuran dilakukan untuk menambah permukaan padatan sehingga pada saat penambahan bahan lain pencampuran dapat dilakukan secara merata (Rifai,2009). Tujuan Pengecilan Ukuran 1. Mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi. 2. Penyesuayan dengan kebutuhan spesifikasi produk ataumendapatkan bentuk tertentu. 3. Untuk menambah luas permukaan padatan 4. Mempermudah pencampuran bahan secara merata Beberapa Cara Pengecilan Ukuran 1. Pemotongan/Perajangan Merupakan cara pengecilan ukuran dengan menghantamkan ujung suatu benda tajam pada bahan yang dipotong. Struktur permukaan yangterbentuk oleh proses pemotongan relatif halus, pemotongan lebih cocok dilakukan untuk sayuran dan bahan lain yang berserat (Rifai, 2009). Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar, rimpang, batang, buah dan lain-lain.Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang digunakan dan berpengaruh terhadap kualitas simplisia yang dihasilkan. Perajangan bahan dapat dilakukan secara manual dengan pisau yang tajam danterbuat dari stainlees ataupun dengan mesin pemotong/ perajang. Bentuk irisan split atau slice tergantung tujuan pemakaian. Untuk tujuanmendapatkan minyak atsiri yang tinggi, bentuk irisan sebaiknya adalahmembujur (split) dan jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk irisansebaiknya melintang (slice). Perajangan terlalu tipis dapat mengurangizat aktif yang terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal,maka pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukanwaktu yang lama dalam penjemuran dan kemungkinan besar bahanmudah ditumbuhi oleh jamur (Sembiring, 2007).
  • 5. 2. Kompresi/Pemukulan/Penggerusan/Penumbukan Prinsip kerja dari kompresi adalah dengan tekanan yang kuat terhadap buah, Biasannya, penghancuran ini untuk menghancurkan buah yangkeras. Alat dari kompresi ini dinamankan chrushing rolls. Proses inidilakukan dengan memberikan gaya tekan yang besar sambil dilakukan penggesekan pada suatu permukan padat, sehingga bahan terpecahdengan bentuk yang tidak tertentu. Umumnya, permukaan alat dibuatdengan kekerasan tertentu, sehingga dapat membentuk pencabikan bahan(Dewi, 2008). Pemukulan adalah operasi pengecilan ukuran denganmemanfaatkan gaya impact, yaitu pemberian gaya yang besar dalamwaktu yang singkat. Prinsip kerja dari impact adalah dengan memukul buah. Alat yang biasa digunakan yaitu hammer mill. Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuran kasar, sedang, dan halus (Dewi,2008). Bahan yang berserat atau kenyal tidak dapat dikecilkan ukurannyadengan cara pemukulan, karena gaya impact tidak dapat menyebabkan pecahnya bahan menjadi bagian yang lebih kecil. Demikian pula bahanyang besar, tidak dapat dikecilkan ukuranya dengan cara pemukulankarena akan merusak bentuk asal (Rifai, 2009) 3. Menggiling/Shearing Cara ini menggunakan prinsip impact, yaitu dengan mengikis buah ataumenggiling buah. Alat yang biasa digunakan dalam metode ini adalahDisc Atrition Mill. Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuranyang halus (Maharani, 2008) 2.1.1. Penanganan Ubikayu Di berbagai negara, berbagai metoda penanganan dan pengolahan ubikayu dilakukan, bukan hanya untuk meningkatkan umur simpan dan kegunaannya, tapi juga untuk meningkatkan keamanannya karena ubikayu berpotensi mengandung asam sianida yang dapat menimbulkan keracunan bahkan kematian. Beberapa metoda penanganan dan pengolahan akan iuraikan di bawah, yang merupakan kombinasi dari pengolahan primer dan sekunder.
  • 6. 2.1.2. Pengupasan Langkah pertama dalam penanganan adalah pengupasan, di mana ini langkah ini mampu menurunkan potensi keracunan asam sianida dari bahan mentah karena kulit yang sekitar 15% dari berat total mengandung 5 sampai 10 kali lebih banyak bahan-bahan yang berpotensi menimbulkan keracunan. Namun demikian, pengupasan juga membuang enzim linamarin, yang berguna untuk netralisasi racun dalam proses pengolahan, dalam jumlah besar yang terdapat pada kulit. Misalnya, pemarutan ubikayu dengan kulitnya seperti yang dilakukan di Brazil dlam pembuatan farinha, dapat menghilangkan potensi asam sianida dalam pengolahan selanjutnya. Pengupasan biasanya dilakukan secara manual menggunakan pisau. Kapasitasnya tidak terlalu besar, sekitar 25 kg/jam/orang, tetapi memberikan hasil terbaik. Alat pengupas mekanis telah dibuat dengan desain yang sederhana sehingga dapat diproduksi oleh bengkel kecil dengan performa yang cukup baik dan susut yang minimum, namun pada umumnya pengupas mekanis tingkat efisiensinya rendah. Untuk beberapa tahun ke depan, pengupasan manual masih merupakan pilihan utama. 2.1.3. Pengecilan ukuran dengan pemarutan Ukuran ubikayu kadangkala terlalu besar untuk diolah langsung sehingga perlu dikecilkan ukurannya sebelum diolah. Dalam pembuatan gaplek atau tepung ubikayu, di tingkat rumah tangga, ubikayu dirajang secara manual menggunakan pisau. Pekerjaan berlangsung lambat dan menghasilkan irisan yang tidak seragam, memerlukan 3 sampai 7 hari penjemuran untuk pengeringannya sehingga menimbukan bau asam. Perajangan manual mempunyai kelebihan dalam menghasilkan rajangan yang ebih tipis dan seragam sehingga dapat dikeringkan dengan lebih cepat melalui penjemuran. Irisan ubikayu berbentuk jari tangan lebih menguntungkan dalam penjemuran, karena irisan yang tipis cenderung menempel satu sama lain sehingga harus selalu diurai dalam penjemuran, bila tidak hasil pengeringan tidak seragam. Irisan ubikayu sebesar jari kelingking dapat dikeringkan melalui penjemuran selama 6 sampai 8 jam. Bila dikerjakan secara manual, perajangan berkapasitas 60 sampai 70 kg/jam, sedangkan perajang mekanis berkapasitas hingga 1 ton/jam.
  • 7. Langkah pertma dalam persiapan pengolahan ubikayu menjadi bahan pangan adalah pengecilan ukuran, bisa dilakukan dengan pemarutan atau penumbukan. Contoh pengolahan seperti ini dijumpai pada pembuatan gari di nigeria, farinha di Brazil, roti ubikayu di beberapa negara di Amerika Selatan dan Kepulauan Karibia. Ekstraksi pati ubikayu juga dilakukan setelah pemarutan. Proses pemarutan biasanya dapat menurunkan bahkan menghilangkan potensi keracunan akibat aktifitas enzim linamarase yang dibebaskan melalui pemarutan. Dalam pembuatan pati, hasil parutan biasanya dicuci dan pati dipisahkan melalui pengendapan. Di Nigeria, pemarutan dilakukan secara mekanis menggunakan mesin pemarut yang dapat dioperasikan secara manual maupun digerakkan dengan motor bakar. Tipe manual berkapasitas 30 kg/jam, sedangkan tipe penggerak motor bakar berkapasitas hingga 800 kg/jam. Ubikayu yang dipanen muda biasanya lebih mudah diparut dibandingkan ubikayu yang dipanen pada umur yang tua karena banyak mengandung serat kayu. 2.1.4. Perajangan (slicing) Perajangan (slicing) adalah proses pengecilan ukuran bahan dengan menggunakan pisau untuk mendapatkan ukuran panjang potongan yang lebih kecil dan tipis dengan arah melintang, miring, atau sejajar panjang bahan yang dipotong. Tujuan utama dari perajangan yaitu untuk memperkecil ukuran bahan sehingga dapat mempercepat proses pengeringan karena permukaan yang diperbesar dan pada akhirnya penurunan kadar air lebih cepat selama masa pengeringan. Walaupun pada dasarnya mengiris, merajang, atau memotongadalah sama, tetapi perajangan yang dilakukan baik di atas landasan maupun tidak, biasanya menggunakan pisau atau alat-alat lain yang sesuai dengan keperluannya. Perajangan juga dilakukan untuk mendapatkan produk yang tipis dan beragam. Pada dasarnya dalam perajangan diperlukan pisau pengiris yang tipis dan tajam, arah perajangannya dapat ke segala arah, ukuran lebar irisan relatif besar bila dibandingkan dengan tebalnya. Pada umumnya produk yang diperoleh diharapkan mempunyai struktur dan bentuk yang baik serta beragam (Darji, 1986). Mesin perajang dengan satu jenis pisau menghasilkan irisan tipis dengan dua permukaan irisan. Untuk kebutuhan pemakaiannya baisanya akan disesuaikan
  • 8. dengan keperluan pangan maupun keperluan lain, dimana dilakukan dengan alat/mesin perajang yang menggunakan pisau pada landasan. Masing-masing mesin perajang akan memberikan hasil irisan yang berbeda. Mesin perajang dengan satu jenis pisau akan memberikan hasil irisan yang mempunyai dua permukaan irisan. Mesin perajang yang menggunakan dua jenis pisau akan menghasilkan irisan dengan empat permukaan irisan, mesin dengan tiga jenis pisau akan menghasilkan irisan dengan enam permukaan irisan dan dapat beebentuk kubus. Ketiga jenis mesin tersebut banyak digunakan di industri- industri makanan, saperti kerupuk singkong, potato chips, dan beberapa jenis makanan yang berbentuk kubus (Pearson, 1990). Mesin perajang dengan pisau bergerak, baik yang bergerak secara horisontal maupun vertikal, bahan yang akan dirajang didorong dengan arah tegak lurus atau membuat sudut tertentu terhadap bidang lintasan pisau. Akan tetapi, pada mesin yang pisaunya diam, bahan yang dirajang akan mendapat dua doronan yang arahnya tegak lurus terhadap bidang rajangan dan sejajar bidang rajangan (anonim, 2002). Mesin pemarut umbi bertenaga motor bakar
  • 9. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Alat dan Bahan  Alat : Pisau, tampah, stopwatch, wadah plastik, timbangan, mesin penyerut  Bahan : Singkong 3.2 Prosedur Percobaan 1. Menimbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran (a kg) 2. Mengupas bahan dan menimbang (b kg) 3. Menjalankan mesin dan masukkan bahan ke dalam mesin 4. Menghitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan (x menit) 5. Menimbang bahan sesudah diserut 6. Mengamati performansi mesin dan mekanisme kerja proses mesin 7. Menghitung kapasitas throughout 8. Menghitung kapasitas output 9. Menghitung rendemen: Rendemen pengupasan = x 100% Rendemen penyerutan = x 100% 10. Mengeringkan bahan dalam oven untuk praktikum minggu depan 11. Menghitung efisiensi pengecilan ukuran = x 100% 12. Hitung luas permukaan bahan meliputi luas permukaan awal (utuh) dan luas permukaan akhir (setelah diiris)
  • 10. BAB IV HASIL PERCOBAAN Kelompok 1 Tabel 1. Penyerutan Singkong dengan Mesin No Parameter yang Diukur Satuan 1 Massa awal bahan (a) 0,14856 kg 2 Massa bahan setelah dikupas (b) 0,11552 kg 3 Massa bahan setelah diserut (c) 0,11629 kg 4 Waktu penyerutan (x) 1,66 menit Sumber: Data Praktikum kelompok 1 Penghitungan: Kthroughout = a/x = 0,14856 kg/1,66 menit = 0,089 kg/menit Koutput = c/x = 0,11629 kg/1,66 menit = 0,070 kg/menit Rpengupasan = b/a×100% = 0,11552 kg/0,14856 kg×100% = 77,76% Rpenyerutan = c/b×100% = 0,11629 kg/0,11552 kg×100% = 100,67% Kaktual = Koutput× 60 = 0,070kg/menit× 60 = 4,2kg/jam v = 2π/60×rpm ×r = 2π/60×1540,54×0,055m = 8,873m/jam A = πr2 = π(0,055m)2 = 0,00950m2 Kteoritis = v × n × A × ρ = 8,873m/jam× 1 × 0,00950m2 ×1.044kg/jam = 88,002 km/jam Eff. mesin = Kaktual/Kteoritis×100% = 4,2kg/jam/88,002kg/jam×100% = 4,773%
  • 11. Kelompok 2 Tabel 2. Penyerutan Singkong dengan Mesin No Parameter yang Diukur Satuan 1 Massa awal bahan (a) 0,116 kg 2 Massa bahan setelah dikupas (b) 0,091 kg 3 Massa bahan setelah diserut (c) 0,095 kg 4 Waktu penyerutan (x) 1,25 menit Sumber: Data Praktikum kelompok 2 Penghitungan: Kthroughout = a/x = 0,116 kg/1,25 menit = 0,093 kg/menit Koutput = c/x = 0,095 kg/1,25 menit = 0,076 kg/menit Rpengupasan = b/a×100% = 0,091 kg/0,116 kg×100% = 77,45% Rpenyerutan = c/b×100% = 0,095 kg/0,091 kg×100% = 104,40% Kaktual = Koutput× 60 = 0,076 kg/menit × 60 menit/jam = 4,56 kg/jam v = 2π/60×rpm ×r = 2π/60×1540,54×0,055m = 8,873 m/jam A = πr2 = π(0,055m)2 = 0,0095 m2 Kteoritis = v×n×A×ρ = 8,873m/jam×1×0,0095m2×1.044kg/jam =88,002 km/jam Eff. mesin = Kaktual/Kteoritis×100% = 4,56kg/jam/88,002kg/jam×100% = 5,18%
  • 12. Kelompok 3 Tabel 3. Hasil Pengamatan Pengirisan Singkong dengan Mesin No Parameter yang diukur Satuan 1 Massa awal bahan (a) 0,13 kg 2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0.10 kg 3 Massa awal bahan setelah diiris (c) 0.08 kg 4 Waktu Pengirisan (x) 0,51 menit Sumber : data praktikum kelompok 3 1. Kthroughout = a/x = 0,13kg/0,51menit = 0,25 kg/menit 2. KOutput = c/x = 0,08 kg/0,51 menit = 0,16 kg/menit 3. RPengupasan = b/a×100% = 0,10 kg/0,13 kg×100% = 76,92% 4. RPenyerutan= c/b×100% = 0,08 kg/0,10 kg×100% = 61,54% 5. KAktual = Koutput× 60 = 0,16 kg/menit × 60 menit/jam = 9,6 kg/jam 6. v = 2π/60×rpm ×r = 2π/60×605,87×0,15m = 9,51 m/jam 7. A = p.l = 0,09 × 005 = 0,0045 m2 8. KTeoritis = v×n×A×ρ = 9,51m/jam×2×0,0045m2×1.044kg/jam = 89,36 km/jam 9. Eff. mesin = Kaktual/Kteoritis×100% = 9,6 kg/jam/89,36kg/jam×100% = 10,74%
  • 13. Kelompok 4 Data hasil pengukuran kelompok 4 No. Parameter yang Diukur Satuan 1 Massa awal bahan (a) 0,11186 kg 2 Massa bahan setelah dikupas (b) 0,08355 kg 3 Massa bahan setelah diiris (c) 0,08315 kg 4 Waktu pengirisan (x) 0,743 menit Sumber : data praktikum kelompok 4 Ktroughout=a kgx=0,111,86 kg0,743 menit=0,1505kgmenit Ktroughout=c kgx=0,08315 kg0,743 menit=0,112kgmenit Rpengupasan=b kga kg×100%=0,08355 kg0,11186 kg×100%=74,69 % Rpengirisan=c kgb kg×100%=0,08315 kg0,11186 kg×100%=74,33 % Kaktual =KOutput×60 =0,112kgmenit ×60 =6,72kgjam V =2π60×rpm ×r =2π60 ×605,87 ×0,15 m =9,5121mjam A= p×l =0,09 ×0,05 =0,0045 m2 Kteoritis =v ×n×A×ρ =9,5121mjam×2×0,0045 m2×1,044 kgjam =89,3756kmjam Eff.mesin =KaktualKteoritis×100% =6,72 kg/jam89,3756 km/jam×100 =7,52%
  • 14. Kelompok 5 Tabel Pengirisan Singkong dengan cara manual No. Parameter yang diukur Satuan 1 Massa awal bahan (a) 0,12444 kg 2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0,09577 kg 3 Massa awal bahan setelah diiris (c) 0,09419 kg 4 Waktu pengirisan (x) 2,9167 menit 5 Jumlah potongan (N) 95 buah Sumber : data praktikum kelompok 5 KThroughout = a/x = 0,12444/2,9167 = 0,0427 kg/menit Koutput = c/x = 0,09419/2,9167 = 0,0323 kg/menit Kpengupasan = b/a x100% = 0,09577/0,12444 x100% = 76,96% Kpenyerutan = c/a x100% = 0,09419/0,12444 x100% = 75,69% Kaktual = Koutput x 60 = 0,0323 x 60 = 1,938 kg/jam A (luas pisau) = L segitiga + L persegi panjang = a x t/2 + (p x l) = 2 x 3 / 2 + (7 x 3) = 2,4 x 10-3 m2 K (keliling pisau) = 2p + l + a + x =2(7) + 3 + 2 + 3,5 =0,225 m2 Kteoritis = K x N x A x ρ x 60 Kteoritis = 0,0225 x 32,57 x 2,4 x 10-3 x 1044 x 60 Kteoritis = 1101,7 kg/jam Efektifitas mesin = Kaktual/Kteoritis x100% = 1,938/1101,7 x 100% = 0,176%
  • 15. Kelompok 6 Tabel 6. Pengirisan Singkong Dengan Manual No Parameter yang diukur Satuan 1 Massa awal bahan (a) 0,153 kg 2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0,125 kg 3 Massa awal bahan setelah diiris (c) 0,117 kg 4 Waktu pengirisan (x) 3,47 menit 5 Jumlah potongan (N) 75 buah Sumber : Data praktikum kelompok 6 K.Throught = a/x = 0,044 kg/menit K. Output = c/x = 0,034 kg/menit R.Pengupasan = b/a x 100% = 81,7 % R.Penyerutan = c/a x 100% = 76,47 % K.aktual = K.Output x 60 = 2,04 kg/jam Eff. Mesin= k.aktual/k.teoritis x 100% = 0,28 %
  • 16. BAB V PEMBAHASAN Setelah praktikum dapat kita lihat perbandingan Perbandingan antara penyerutan manual dengan menggunakan pisau dan dengan memakai mesin dapat kita bahas dari hasil perbandingan tersebut. Dapat kita lihat hasil dari analisis perbandingan diatas, bahwa rendemen pada perlakuan bahan dengan menggunakan mesin lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan pisau. Dapat kita lihat limit waktu antara mesin dengan menggunakan pisau sangat jauh berbeda, waktu yang diperlukan untuk menyerut bahan dengan menggunakan mesin lebih cepat di bandingkan dengan menggunakan pisau., hal ini di karnakan beda antara kekuatan ataupun daya pada mesin dengan pisau Dalam mesin penyerutan, putaran sangat bergantung pada daya mesin itu sendiri. Jika daya pada mesin semakin besar/cepat, maka putaran yang dihasilkan pun semakin besar, dan hasil dari penyrutanpun akan semakin cepat selesai. Pada penyerut manual atau hanya dengan pisau kecepatan potong sangat tergantung pada kerja dan daya pada operator pemotong (manusia). Jika operator memiliki daya lebih besar dengan tingkat kemampuan menyerut lebih banyak maka hasilnya pun akan lebih besar dan waktu yang di butuhkan lebih cepat. Pada kapasitas output teoritis, yaitu kapasitas alat dalam menghasilkan banyaknya rendemen bahan, dapat kita bandingkan efisiensi dari penyerut manual atau pisau lebih besar dibandingkan dengan mesin penyerut. Seharusnya efisiensi harus lebih besar mesin penyerut dibandingkan dengan penyerut manual. Hal ini dimungkinkan karena beberapa factor : Bahan yang diserut terlalu sedikit untuk sebuah mesin. Hal in tidak sesuai dengan kapasitas output teoritis dari mesin itu sendiri. Banyaknya jumlah hasil penyerutan yang terbuang pada saat proses penyerutan atau bahan menempel pada bagian-bagian mesin sehingga mengurangi bobot dari bahan yang sudah diserut.
  • 17. Dalam alat pisau ataupun mesin penyerut jumlah serta ketajaman mata pisau akan sangat mempengaruhi lamanya penyerutan, karena selang waktu antara penyerutan setiap pisau dapat diperpendek. Banyaknya putaran selama waktu penyerutan mempengaruhi nilai daya yang dihasilkan, karena daya sangat berpengaruh selain oleh torsi juga oleh nilai revolution per minute (rpm) atau putaran setiap menit.
  • 18. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan setelah pelaksanaan praktikum dapat saya simpulkan bahwa Semakin cepat putaran rpm pada waktu pengirisan bahan dengan mesin, maka akan sangat berpengaruh terhadap lama waktu pada proses pengirisan. Jika rpm semakain besar pada suatu alat pengiris, maka semakin besar juga bahan yang tersayat sehingga waktu dalam proses pengirisan akan semakin cepat. Semakain cepat pengirisan dengan mengunakan pisau serta daya atau kekuatan operator dalam mengiris bahan, maka akan semakin cepat pengerjaan pengirisan Pada saat penyayatan/pengirisan menggunakan mesin, banyak beberapa paktor yang yang harus di perhatikan, apabila permukaan bahan semakin luas/besar terkena penyayat mesin, maka pengerjaaan penyayatan akan semakin cepat dan efektif. Banyak serta tajamnya pisau pemotong/penyayat akan sangat mempengaruhi efisiensi lama waktu selama pengerjaan. Saran Dalam pelaksanaan praktikum sebiknya selalu berhati-hati agar tidak ada hal yang tidak di inginkan, karena praktikum berkaitan dengan mesin serta alat yang berbahaya. Sebaiknya alat serta mesin pada waktu praktikum dalam keadaan baik, sehingga pada waktu di pergunakan praktikum tidak ada hambatan yang mengganggu. Pisau pada alat pemotong sudah tumpul, sebaiknya pisau di gerinda lagi agar praktikum bias berjalan lancer. Sehingga Praktikan Tidak menggunakan pisau pada waktu praktikum.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Zain, Sudaryanto; Suhadi, Ujang; Sawitri; Ibrahim, Ulfi. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. 2005. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra Hudaya, Jakarta. Rusendi, Dadi; Zain, Sudaryanto; Nurjanah, Sarifah, Widyasanti, Asri . 2008. PENUNTUN PRAKTIKUM MK. TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN.
  • 20. LAMPIRAN Gamabar 1. Menghitung massa Gambar 2. Sedang membersihkan Gambar 3. Alat-alat praktikum Gambar 4. Singkong utuh Gambar 5. Memarut singkong Gambar 6. Menimbang hasil parutan Sumber : Dokumentasi Pribadi