SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
Baixar para ler offline
Pert. 13




  Teknik Pengambilan Keputusan –
          Kriteria Majemuk
Teknik Pengambilan Keputusan –
Kriteria Majemuk
   Proses analisa kebijakan membutuhkan adanya kriteria sebelum memutuskan
   pilihan dari berbagai alternatif yg ada. Kriteria menunjukkan definisi masalah
   dalam bentuk yg konkret dan kadang dianggap sebagai sasaran yg akan dicapai
   (Sawicki, 1992). Analisa atas kriteria penilaian dilakukan untuk memperoleh
   seperangkat standar pengukuran, untuk kemudian dijadikan sebagai alat dalam
   membandingkan berbagai alternatif.
   Pada saat pembuatan kriteria, pengambil keputusan harus mencoba untuk
   menggambarkan dalam bentuk kuantifikasi, karena akan selalu ada faktor-faktor
   yang tidak dapat dikuantifikasi seperti faktor sosial, estetika, keadilan, politis dan
   kelayakan pelaksanaan.
   Beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria pada setiap
   persoalan pengambilan keputusan :
1. Lengkap
   Dapat mencakup seluruh aspek penting dalam persoalan tersebut.Suatu set
   kriteria dapat disebut lengkap apabila set ini dapat menunjukkan seberapa jauh
   seluruh tujuan dapat dicapai
Teknik Pengambilan Keputusan –
Kriteria Majemuk
2. Operasional
   Dapat digunakan dalam analisis, mencakup beberapa pengertian diantaranya
   mencakup sifat dapat diukur meliputi
   a. Memperoleh distribusi kemungkinan dari tingkat pencapaian kriteria yg
      mungkin diperoleh
   b. Mengungkapkan preferensi pengambil keputusan atas pencapaian kriteria
3. Tidak Berlebihan
   Untuk menghindarkan perhitungan berulang, menghindari kriteria dengan
   pengertian yg sama
4. Minimum
   Untuk lebih mengkomprehensifkan persoalan


Kriteria Majemuk
  Melalui analisa pengambilan keputusan kriteria majemuk, setiap hubungan
  preferensi antar alternatif dibandingkan hasil antara lebih disukainya alternatif
  (P-prefer), tidak berbeda (I-different) dan tidak dapat dibandingkan (R-
  incomparability)
Teknik Pengambilan Keputusan –
Kriteria Majemuk
   Untuk menghadapi pengambilan keputusan kriteria majemuk maka konsep
   dasar pemilihan dapat diuraikan sbb :
1. Dominasi
   Jika terdapat satu alternatif yg mendominasi alternatif yg lain, maka dengan
   mudah dipilih alternatif terbaik. Akan tetapi keadaan ini jarang terjadi dalam
   dunia nyata, yg paling sering adalah bahwa satu alternatif memiliki nilai yg lebih
   baik utk beberapa kriteria tetapi lebih buruk pada beberapa kriteria yg lainnya.
2. Leksikografi
   Dengan kata lain alternatif a lebih disukai dari b, semata-mata karena untuk
   kriteria pertama (X1), alternatif a mempunyai nilai yg lebih baik dari alternatif b,
   bila a dan b sama baiknya, maka (X2) digunakan sebagai pembanding dst
3. Tingkat Aspirasi
   Untuk melakukan pemilihan diantara beberapa alternatif, dapat pula ditentukan
   tingkat aspirasi yg harus dicapai oleh alternatif tersebut. Akan tetapi pada situasi
   lain, mungkin akan diperoleh bahwa tidak ada satu alternatif pun yg dapat
   memenuhi tingkat aspirasi yg ditentukan dan sebaliknya.
Teknik Pengambilan Keputusan –
Kriteria Majemuk
Fungsi Nilai
  Untuk mengatasi kesulitan dimana jumlah kriteria atau alternatif banyak, haris
  diusahakan mencari sesuatu fungsi yg dapat menggambarkan preferensi
  pengambil keputusan dalam menghadapi kriteria majemuk, inilah yg kita kenal
  dgn fungsi nilai.
            Suatu Fungsi V, yang menghubungkan suatu nilai riil V(x) untuk
          setiap titik x pada daerah evaluasi, disebut sebagai fungsi nilai yang
             mencerminkan struktur preferensi pengambil keputusan bila :

         X1~X2 ; V(X1) = V(X2) dan
         X1>X2 ; V(X1) > V(X2)

  Dengan demikian, karena V adalah fungsi nilai yg mencerminkan preferensi
  pengambil keputusan, maka alternatif yg terbaik adalah yg memberikan nilai V(x)
  terbesar.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Lembar evaluasi pelatihan
Lembar evaluasi pelatihanLembar evaluasi pelatihan
Lembar evaluasi pelatihan
Yayasan TERANGI
 
pertemuan ke 4 Delphi Methode & expected value (2).pptx
pertemuan ke 4 Delphi Methode & expected value (2).pptxpertemuan ke 4 Delphi Methode & expected value (2).pptx
pertemuan ke 4 Delphi Methode & expected value (2).pptx
RahmaKrm
 
Struktur dan perilaku sistem
Struktur dan perilaku sistemStruktur dan perilaku sistem
Struktur dan perilaku sistem
Pepen Mahale
 

Mais procurados (20)

Plan do check action
Plan do check actionPlan do check action
Plan do check action
 
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemModul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
 
materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)
 
Lembar evaluasi pelatihan
Lembar evaluasi pelatihanLembar evaluasi pelatihan
Lembar evaluasi pelatihan
 
Pp berpikir kritis
Pp berpikir kritisPp berpikir kritis
Pp berpikir kritis
 
Ppt perumusan masalah penelitian
Ppt perumusan masalah penelitianPpt perumusan masalah penelitian
Ppt perumusan masalah penelitian
 
Materi 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitianMateri 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitian
 
Analisis Persoalan
Analisis PersoalanAnalisis Persoalan
Analisis Persoalan
 
Tabel matrik pengembangan
Tabel matrik pengembanganTabel matrik pengembangan
Tabel matrik pengembangan
 
Manajemen Mutu (Quality Management)
Manajemen Mutu (Quality Management)Manajemen Mutu (Quality Management)
Manajemen Mutu (Quality Management)
 
pertemuan ke 4 Delphi Methode & expected value (2).pptx
pertemuan ke 4 Delphi Methode & expected value (2).pptxpertemuan ke 4 Delphi Methode & expected value (2).pptx
pertemuan ke 4 Delphi Methode & expected value (2).pptx
 
Analisis Structural Equation Modelling
Analisis Structural Equation ModellingAnalisis Structural Equation Modelling
Analisis Structural Equation Modelling
 
Pti04 produk
Pti04 produkPti04 produk
Pti04 produk
 
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective MatrixStudi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 
Materi 7 # instrumen penelitian
Materi 7 # instrumen penelitianMateri 7 # instrumen penelitian
Materi 7 # instrumen penelitian
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
 
Pertemuan9
Pertemuan9Pertemuan9
Pertemuan9
 
Partial least square menggunakan SMARTPLS 03
Partial least square menggunakan SMARTPLS 03Partial least square menggunakan SMARTPLS 03
Partial least square menggunakan SMARTPLS 03
 
Struktur dan perilaku sistem
Struktur dan perilaku sistemStruktur dan perilaku sistem
Struktur dan perilaku sistem
 

Semelhante a Pertemuan13

Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
Yuca Siahaan
 
04410100251 makalah
04410100251 makalah04410100251 makalah
04410100251 makalah
Arya Ningrat
 
Presentasi Tentang AHP
Presentasi Tentang AHPPresentasi Tentang AHP
Presentasi Tentang AHP
dessybudiyanti
 
Sistem pendukung keputusan metode topsis .ppt
Sistem pendukung keputusan metode topsis .pptSistem pendukung keputusan metode topsis .ppt
Sistem pendukung keputusan metode topsis .ppt
FernandaSuryaIllahi
 
Presentasi AHP
Presentasi AHPPresentasi AHP
Presentasi AHP
silhouette
 

Semelhante a Pertemuan13 (20)

Pertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkap
Pertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkapPertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkap
Pertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkap
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
 
Fuzzymulticriteriadecisionmaking
FuzzymulticriteriadecisionmakingFuzzymulticriteriadecisionmaking
Fuzzymulticriteriadecisionmaking
 
Decision making models, support & problem solving
Decision making models, support & problem solving Decision making models, support & problem solving
Decision making models, support & problem solving
 
Product07 concept selection
Product07 concept selectionProduct07 concept selection
Product07 concept selection
 
Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP
Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHPLaporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP
Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP
 
Decision making models, support & problem solving
Decision making models, support & problem solving Decision making models, support & problem solving
Decision making models, support & problem solving
 
Modul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analisis Kebijakan
Modul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analisis KebijakanModul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analisis Kebijakan
Modul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analisis Kebijakan
 
04410100251 makalah
04410100251 makalah04410100251 makalah
04410100251 makalah
 
Softskillekonomi2014_part1
Softskillekonomi2014_part1Softskillekonomi2014_part1
Softskillekonomi2014_part1
 
Presentasi Tentang AHP
Presentasi Tentang AHPPresentasi Tentang AHP
Presentasi Tentang AHP
 
Sistem pendukung keputusan metode topsis .ppt
Sistem pendukung keputusan metode topsis .pptSistem pendukung keputusan metode topsis .ppt
Sistem pendukung keputusan metode topsis .ppt
 
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi manajemen oleh kelom...
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi  manajemen  oleh kelom...Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi  manajemen  oleh kelom...
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi manajemen oleh kelom...
 
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
 
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
 
Presentasi AHP
Presentasi AHPPresentasi AHP
Presentasi AHP
 
Presentasi AHP
Presentasi AHPPresentasi AHP
Presentasi AHP
 
Ankep bab3
Ankep bab3Ankep bab3
Ankep bab3
 
Decision Analysis
Decision AnalysisDecision Analysis
Decision Analysis
 
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
 

Mais de donasiilmu

Mais de donasiilmu (20)

Penjelasan strukturdata
Penjelasan strukturdataPenjelasan strukturdata
Penjelasan strukturdata
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Dftr isi
Dftr isiDftr isi
Dftr isi
 
Pengantar
PengantarPengantar
Pengantar
 
9 materisim komputer
9 materisim komputer9 materisim komputer
9 materisim komputer
 
Interaksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputerInteraksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputer
 
Makalah jaringan-komputer2
Makalah jaringan-komputer2Makalah jaringan-komputer2
Makalah jaringan-komputer2
 
Makalah jaringan-komputer2
Makalah jaringan-komputer2Makalah jaringan-komputer2
Makalah jaringan-komputer2
 
Apsi
ApsiApsi
Apsi
 
Data flow diagram
Data flow diagramData flow diagram
Data flow diagram
 
Erd
ErdErd
Erd
 
Norma lisasi
Norma lisasiNorma lisasi
Norma lisasi
 
Pertemuan4
Pertemuan4Pertemuan4
Pertemuan4
 
Pertemuan5
Pertemuan5Pertemuan5
Pertemuan5
 
Pertemuan6
Pertemuan6Pertemuan6
Pertemuan6
 
Pertemuan7
Pertemuan7Pertemuan7
Pertemuan7
 
Pertemuan10
Pertemuan10Pertemuan10
Pertemuan10
 
Pertemuan12
Pertemuan12Pertemuan12
Pertemuan12
 
Uas
UasUas
Uas
 
Uts
UtsUts
Uts
 

Pertemuan13

  • 1. Pert. 13 Teknik Pengambilan Keputusan – Kriteria Majemuk
  • 2. Teknik Pengambilan Keputusan – Kriteria Majemuk Proses analisa kebijakan membutuhkan adanya kriteria sebelum memutuskan pilihan dari berbagai alternatif yg ada. Kriteria menunjukkan definisi masalah dalam bentuk yg konkret dan kadang dianggap sebagai sasaran yg akan dicapai (Sawicki, 1992). Analisa atas kriteria penilaian dilakukan untuk memperoleh seperangkat standar pengukuran, untuk kemudian dijadikan sebagai alat dalam membandingkan berbagai alternatif. Pada saat pembuatan kriteria, pengambil keputusan harus mencoba untuk menggambarkan dalam bentuk kuantifikasi, karena akan selalu ada faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifikasi seperti faktor sosial, estetika, keadilan, politis dan kelayakan pelaksanaan. Beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria pada setiap persoalan pengambilan keputusan : 1. Lengkap Dapat mencakup seluruh aspek penting dalam persoalan tersebut.Suatu set kriteria dapat disebut lengkap apabila set ini dapat menunjukkan seberapa jauh seluruh tujuan dapat dicapai
  • 3. Teknik Pengambilan Keputusan – Kriteria Majemuk 2. Operasional Dapat digunakan dalam analisis, mencakup beberapa pengertian diantaranya mencakup sifat dapat diukur meliputi a. Memperoleh distribusi kemungkinan dari tingkat pencapaian kriteria yg mungkin diperoleh b. Mengungkapkan preferensi pengambil keputusan atas pencapaian kriteria 3. Tidak Berlebihan Untuk menghindarkan perhitungan berulang, menghindari kriteria dengan pengertian yg sama 4. Minimum Untuk lebih mengkomprehensifkan persoalan Kriteria Majemuk Melalui analisa pengambilan keputusan kriteria majemuk, setiap hubungan preferensi antar alternatif dibandingkan hasil antara lebih disukainya alternatif (P-prefer), tidak berbeda (I-different) dan tidak dapat dibandingkan (R- incomparability)
  • 4. Teknik Pengambilan Keputusan – Kriteria Majemuk Untuk menghadapi pengambilan keputusan kriteria majemuk maka konsep dasar pemilihan dapat diuraikan sbb : 1. Dominasi Jika terdapat satu alternatif yg mendominasi alternatif yg lain, maka dengan mudah dipilih alternatif terbaik. Akan tetapi keadaan ini jarang terjadi dalam dunia nyata, yg paling sering adalah bahwa satu alternatif memiliki nilai yg lebih baik utk beberapa kriteria tetapi lebih buruk pada beberapa kriteria yg lainnya. 2. Leksikografi Dengan kata lain alternatif a lebih disukai dari b, semata-mata karena untuk kriteria pertama (X1), alternatif a mempunyai nilai yg lebih baik dari alternatif b, bila a dan b sama baiknya, maka (X2) digunakan sebagai pembanding dst 3. Tingkat Aspirasi Untuk melakukan pemilihan diantara beberapa alternatif, dapat pula ditentukan tingkat aspirasi yg harus dicapai oleh alternatif tersebut. Akan tetapi pada situasi lain, mungkin akan diperoleh bahwa tidak ada satu alternatif pun yg dapat memenuhi tingkat aspirasi yg ditentukan dan sebaliknya.
  • 5. Teknik Pengambilan Keputusan – Kriteria Majemuk Fungsi Nilai Untuk mengatasi kesulitan dimana jumlah kriteria atau alternatif banyak, haris diusahakan mencari sesuatu fungsi yg dapat menggambarkan preferensi pengambil keputusan dalam menghadapi kriteria majemuk, inilah yg kita kenal dgn fungsi nilai. Suatu Fungsi V, yang menghubungkan suatu nilai riil V(x) untuk setiap titik x pada daerah evaluasi, disebut sebagai fungsi nilai yang mencerminkan struktur preferensi pengambil keputusan bila : X1~X2 ; V(X1) = V(X2) dan X1>X2 ; V(X1) > V(X2) Dengan demikian, karena V adalah fungsi nilai yg mencerminkan preferensi pengambil keputusan, maka alternatif yg terbaik adalah yg memberikan nilai V(x) terbesar.