1. BERITA TENTANG ROHINGYA
1. Rohingya adalah grup etnis yang kebanyakan beragama Islam di Negara Bagian
Rakhine Utara di Myanmar Barat. Populasi Rohingya terkonsentrasi di dua kota
utara Negara Bagian Rakhine (sebelumnya disebut Arakan).
2. Tragedi Rohingya Adalah Konflik Agama
Senin, 13 Agustus 2012
Harian Kompas Hari Sabtu, (11/08/2012) menurunkan berita bahwa insiden yang
melibatkan warga minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine tidak ada kaitan
dengan etnis dan agama, tetapi tindak kriminal biasa.
Berita bersumber dari Presiden Myanmar Thein Sein yang disampaikan oleh Ketua
Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla, seusai bertemu Thein di Kantor Presiden
Myanmar di Naypidaw, Ibu Kota Negeri itu.
Bagi saya, berita tersebut tidak benar dan sangat menyakitkan hati mayoritas umat
Islam. Sebab tragedi yang terjadi di Myanmar dipicu oleh kebencian warga agama
tertentu yang didukung oleh Rezim Militer Myanmar terhadap umat Islam yang
merupakan minoritas. Hal ini dibuktikan dengan setidaknya 135 masjid Rohingya
dibakar dalam tragedi yang telah berlangsung cukup lama tersebut. (Republika,
11/8/2012).
Disamping itu pada hari Kamis (9/8/2012) penulis beserta rombongan berhasil menemui
salah satu keluarga pengungsi Rohingya yang telah beberapa bulan tinggal di
Indonesia. Ketika ditanyakan mengapa dia dan keluarganya meninggalkan Myanmar?
Dengan berurai air mata dia menjawab, “Karena mereka membenci kepada umat
Islam.” Kemudian keluarlah dari mulutnya cerita-cerita yang mengerikan dengan disertai
gambar-gambar dari internet tentang kekejaman terhadap umat Islam.
Salah satu yang sangat menyedihkan adalah ketika datang bulan Ramadhan, karena
orang Budha sangat mudah mendeteksi rumah umat Islam yang selalu menyalakan api
sekitar jam 03.00 pagi untuk menyiapkan sahur. Ketika dipastikan rumah tersebut milik
umat Islam, mereka langsung menyerbu rumah tersebut dan membunuhi penghuninya
dari anak-anak sampai orang yang telah tua renta.
Dari cerita tersebut dan banyak lagi cerita lain yang menyedihkan serta kondisi
kenyataan di lapangan, membuktikan bahwa tragedi Rohingya adalah berkaitan dengan
konflik agama dan penindasan kelompok mayoritas terhadap minoritas Muslim di
Myanmar. Hal ini tidak perlu ditutupi apalagi dimanipulasi dan sekali lagi membuktikan
2. bahwa ketika umat Islam menjadi minoritas maka kehidupan mereka akan terus
terancam. Sementara ketika umat Islam menjadi mayoritas, maka pemeluk agama lain
pasti terjamin kehidupannya selama umat Islam tidak diganggu dan tidak diprovokasi.
Islam memang mengajarkan konsep jihad termasuk perang melawan kezaliman dan
kejahatan (Q.S. Al-Hajj: 39-41). Namun, semua kaum juga tahu jihad dalam Islam (bagi
yang memahami ini) tidak untuk membuat kerusakan dan memaksa orang lain masuk
Islam (Q.S. Ali Imran: 256).
Tujuan jihad di dalam Islam adalah untuk menyebarkan rahmat ke seluruh alam (Q.S.
Al-Anbiya: 107) dan menjaga tempat ibadah semua agama seperti biara, gereja,
sinagog, masjid, dan lain bahkan menjaga kelestarian lingkungan sebagainya yang
disebut dalam ayat tersebut.
3. 'Pembantaian Muslim Rohingya Bertujuan
Melawan Islam'
Ulama Serukan Umat Bantu Muslim Rohingya
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN---Imam pengganti Shalat Jumat di Teheran, Ayatollah
Mohammad Emami Kashani, saat merujuk kepada pembantaian baru-baru ini atas orang Muslim
di Myanmar, mengatakan semua kejahatan terhadap umat Muslim bertujuan melawan Islam dan
gelombang kebangkitan Islam.
Dalam khutbah Jumat di Teheran, ia mengatakan, "Kita terikat kewajiban yang, menurut
wejangan Pemimpin Spiritual Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei, rakyat Iran mesti
bergerak ke arah sistem kehakiman di dunia, harapan dan idealisme realistis kemanusiaan." Saat
merujuk kepada kebangkitan Islam dan aksi perlawanan umat Muslim di banyak negara,
termasuk di Bahrain, khatib Shalat Jumat di Teheran tersebut mengatakan mereka membunuh
3. orang Muslim yang tak berdosa untuk melawan Islam, kebangkitan Islam dan Republik Islam.
Ayatollah Kashani menunjuk pada kenyataan bahwa musuh telah mengepung rakyat suriah dan
menyampaikan harapan rakyat Suriah akan terbebas dari rencana yang disusun oleh musuh
mereka.
Sementara itu ribuan warga Iran, setelah Shalat Jumat di Teheran, berpawai untuk mendukung
umat Muslim Myanmar, yang dibantai.
Warga Iran di berbagai kota besar negeri tersebut juga berpawai untuk mendukung umat Muslim
Myanmar --yang dikenal dengan nama Rohingya-- setelah Shalat Jumat di kota tempat tinggal
mereka.
Mereka membawa selebaran dan spanduk yang mengutuk pembantaian umat Muslim yang tak
berdosa di Myanmar tersebut. Mereka menyeru berbagai organisasi internasional agar mengutuk
tindakan itu.
4. Karena Mempertahankan Iman, Muslim
Rohingya Dibantai
Seorang wanita pengungsi Rohingya menangis sambil menggendong bayinya.
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Syed Munawar Hasan mengungkapkan keprihatinan yang
mendalam atas derita yang dialami Muslim Rohingya di Myanmar.
Pimpinan partai Islam utama di Pakistan, Jamaat Islami (JI) ini, mengatakan, ratusan ribu
Muslim Rohingya dibunuh dan disiksa karena menolak untuk meninggalkan agama mereka.
"Komunitas dunia, terutama pemimpin-peminpin Muslim, harusnya melakukan tekanan
4. diplomatik terhadap pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekejaman mereka terhadap
populasi Muslim dan melindungi hak-hak asasi mereka," kata dia seperti dilansir The News
International, Kamis (26/7).
Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika menemui delegasi Muslim Myanmar di Mansoora.
Dalam kesempatan itu, para delegasi mengungkapkan segala penderitaan yang dialami warga
Muslim Rohingya.
Pimpinan delegasi, Noor Husain Arakani mengatakan, warga Muslim Myanmar dipaksa untuk
berpindah agama ke Budha. Jika menolak, maka mereka akan mendapat tindakan brutal.
"Mereka dipaksa untuk memakan daging babi dan minum minuman keras. Kasus pemerkosaan
oleh gerombolan gang meningkat. Di beberapa tempat, orang-orang Muslim dibakar hidup-
hidup. Mereka bahkan tidak diperbolehkan untuk menggunakan telepon seluler. Faktanya,
pemerintah Myanmar ingin membersihkan Myanmar dari populasi Muslim," tandasnya.
5. Taliban Ancam Myanmar: "Darah Muslim Rohingya
Harus Dibayar"
LENSAINDONESIA.COM: Kelompok pejuang Taliban Pakistan mengancam
akan menyerang Myanmar untuk membalas dendam atas peristiwa pembantaian
Muslim Rohingya.
Taliban juga mendesak Pemerintah Pakistan agar memutuskan hubungan dengan
Myanmar.
Gerakan Tehrik-e-Taliban mengklaim dirinya sebagai pembela warga Muslim di
5. Myanmar.
Taliban pun menuntut Pemerintah Pakistan agar segera menutup kantor Kedutaan
Besar Myanmar di Kota Islamabad.
“Kami akan membalas darah kalian. Bila Kedutaan Besar Myanmar tidak ditutup,
kami tidak hanya akan menyerang Myanmar, kami juga akan menyerang Pakistan
yang merupakan sahabat Myanmar,” ujar juru bicara Taliban Ehsanullah Ehsan,
dikutip PTI, Minggu (29/07).
“Kami juga menyerukan kepada media yang menyebut dirinya sebagai perwakilam
Islam, untuk menyiarkan siaran berisi fakta-fakta yang terjadi di Myanmar dan
warga Muslim Myanmar,” tegasnya.
Meski demikian, Taliban tidak mengatakan, apakah mereka akan mengirim
militan-militannya ke negeri yang sempat dipimpin junta militer itu.
Pernyataan ini merupakan ancaman pertama dari Taliban Pakistan terhadap
Myanmar. Sejauh ini, Taliban Pakistan hanya membahas isu-isu yang berkaitan
dengan Afghanistan.
Nama: Sumiyati
Kelas: XI-$5
Sekolah: SMAN1 RENGASDENGKLOK