Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan perubahan kalor dalam reaksi kimia dan mengukur kalor reaksi. Percobaan dilakukan dengan mengukur perubahan suhu dalam kalorimeter saat terjadi reaksi antara Zn-CuSO4 dan HCl-NaOH. Hasilnya menunjukkan terjadinya peningkatan suhu pada reaksi Zn-CuSO4 yang menandakan reaksi endotermik, sedangkan reaksi HCl-NaOH menyebabkan penurun
1. I.
Judul Percobaan
: Termokimia
II.
Hari/Tanggal Percobaan
: Kamis / 21November 2013
III.
Selesai Percobaan
: Kamis/21November 2013
IV.
Tujuan Percobaan
:
1. Membuktikan bahwa setiap reaksi kimia disertai penyerapan atau pelepasan
kalor
2. Menghitung perubahan kalor yang terjadi dalam berbagai reaksi kimia
V.
Tinjauan Pustaka
Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari reaksireaksi kimia beserta perubahan kalor yang menyertainya.Kalormerupakanbentuk
energy
yang
berhubungandenganperbedaansuhu
ditimbulkansetelahatausebelumreaksi
yang
yang
lepaspadalingkunganataudiserapolehsistem.
Namun,
di
kalorberbedadengansuhu.
Sebagai ilustrasi perhatikan contoh berikut :
Misalnya kita memanaskan dua panci air, kedua panci mempunyai suhu
yang sama yakni
dan kita panaskan hingga keduanya bersuhu
. Panci
pertama berisi 1 liter air sedangkan panci kedua berisi 2 liter air. Dari peristiwa ini
dapat dikatakan bahwa perubahan temperatur kedua benda sama yakni
. Namun, kalor air dalam panci kedua dua kali lebih besar dari air
dalam panci pertama, karena jumlah airnya 2 kali lebih banyak. Jadi selain
dipengaruhi oleh temperatur, kalor juga dipengaruhi oleh kapasitas kalor benda.
Dalam
praktiknya
termokimia
lebih
banyak
berhubungan
dengan
pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia atau proses-proses yang
berhubungan dengan perubahan struktur zat, misalnya perubahan wujud atau
perubahan struktur kristal. Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu proses
perlu kiranya dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan energi apa saja yang
dimiliki oleh suatu zat, bagaimana energi tersebut berubah, bagaimana mengukur
perubahan energi tersebut, serta bagaimana pula hubungannya dengan struktur zat.
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan.Sistem adalah Segala sesuatu yang
menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi, sedangkan
2. lingkungan
adalah hal-hal di luar sistem yang membatasi sistem dan dapat
mempengaruhi sistem tersebut.
Hukum Termodinamika I menyatakan bahwa “energi tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain” Oleh
karena itu, jumlah energi yang diserapoleh system samadenganjumlah energy yang
dilepaskankelinngkungan. yang diperoleh oleh sistem akan sama dengan jumlah
energi yang dilepaskan oleh lingkungan.
Oleh karena energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, maka
dalam suatu reaksi kimia, energi yang dilepaskan oleh sistem dalam bentuk kalor
akan diserap oleh lingkungan. Reaksinya disebut reaksi eksoterm. Sebaliknya,
dalam reaksi dimana energi diserap oleh sistemdarilingkungan. Reaksinya disebut
reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan.Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke lingkungan.Pada
reaksi eksoterm umumnya suhu system naik.Adanya kenaikan suhu inilah yang
mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem.Dalam reaksi ini, kalor diserap oleh sistem dari
lingkungannya.Pada reaksi endoterm umumnya ditunjukkan oleh adanya penurunan
suhu.Adanya penurunan suhu sistem inilah yang mengakibatkan terjadinya
penyerapan kalor oleh sistem.Ditinjau dari jenis reaksi, terdapat empat jenis kalor,
yaitu sebagai berikut :
Kalor pembentukan, ialah kalor yang menyertai pembentukan satu mol
senyawa langsung dari unsur-unsurnya. Contohnya ammonia (NH3), harus
dibuat dari gas nitrogen dan hidrogen, sehingga reaksinya :
Karena
harus
1
molmakakoefisienreaksi
nitrogen
dan
hidrogenbolehdituliskansebagaipecahan.Energi yang dilepaskansebesar 46 kJ
disebutkalorpembentukan ammonia (
Kalorpenguraian,
).
(kebalikandarikalorpembentukan),
yaitukalor
yang
menyertaipenguraian 1 molsenyawalangsungmenjadiunsur-unsurnya, contoh:
Kalorpenetralan, ialahkalor
yang menyertaipembentukan 1 mol air
darireaksipenetralan (asamdanbasa), selalureaksieksoterm, contoh :
4. = kalor jenis air dalam kalorimeter (
= perubahan suhu (
1
1
1
1
)
ENERGI DALAM
Materi adalah sumber utama dari energi, namun sampai sekarang belum ada
alat yang dapat mengukurnya. Energi inibiasadisebutdenganenergy dalam.Energi
dalam ( ) adalah total energi kinetik (
) dan energi potensial (
) yang ada di
dalam sistem. Oleh karena itu energi dalam bisa dirumuskan dengan persamaan
. Namun karena besar energi kinetik dan energi potensial pada
sebuah sistem tidak dapat diukur, maka besar energi dalam sebuah sistem juga tidak
dapat ditentukan, yang dapat ditentukan adalah besar perubahan energi dalam suatu
sistem.
Perubahan
energi
dalamsetelahterjadireaksikimiadapatdiketahuidenganmengukurkalor (q) seta kerja
(w).
energidalamdapat
di
sistemmenyerapkalor
ketahuimelaluipersamaan
yang
E=
q
–
w.
Jika
ditandaidengannaiknyasuhu,
makaenergidalamakanbertambahsertagerakanpartikelpartikelnyaakansemakinmeningkat.Begitu
pula
sebaliknya,
jikasistemmenyerapkalordarilingkunganmaka energy dalamakanmenurun.
Selain karena kalor, energi dalam juga dapat berubah karena melakukan
atau menerima kerja/usaha (
). Usaha yang sering menyertai perubahan wujud
(fisika) atau perubahan kimia adalah kerja ekspansi, yaitu kerja yang berhubungan
dengan perubahan volume. Jika suatu materi mengembang, maka akan mendorong
materi lain yang berada di sekitarnya, berarti materi tersebut melakukan usaha,
diman usaha butuh energi sehingga energi dalamnya berkurang. Sebaliknya jika
materi menyusut berarti materi tersebut menerima usaha dari materi lain di
sekitarnya sehingga energi dalamnya bertambah.Perubahan energi dalam bernilai 0
jika jumlah kalor yang masuk sama besar dengan jumlah kerja yang dilakukan, dan
jika kalor yang dikeluarkan sama besar dengan kerja yang dikenakan pada sistem.
Artinya, tidak ada perubahan energi dalam yang terjadi pada sistem.
Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran, dapat dilakukan
manggunakan kalorimeter pada tekanan konstan. Misalnya pada kalorimeter
stirofoam yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter jenis ini umunya dilakukan
untuk mengukur kalor reaksi di mana reaksinya berlangsung dalam bentuk larutan,
5. misalnya untuk mengukur perubahan kalor yang terjadi pada reaksi netralisasi
asam-basa.
Pada kalorimeter yang reaksi kimianya berlangsung pada tekanan konstan
), maka perubahan kalor yang terjadi dalam sistem akan sama dengan
perubahan entalpinya.
Oleh karena dianggap tidak ada kalor yang diserap maupun dilepaskan oleh sistem
ke lingkungan selama reaksi berlangsung, maka
VI.
Cara Kerja
1. PenentuantetapanKalorimeter
7. VIII. Analisis Data/ Perhitungan/ Reaksi yang terlibat
Pada percobaan pertama (penentuantetapankalorimeter) kami memasukkan
25 mL H2O dengan suhu 29oC ke dalam kalorimeter. Setelah itu kami memanaskan
air sebanyak 25 mL sampai temperaturnya naik
mendapatkan suhu
dari suhu T1dan kami
.Air panas dan air dingin kami campur sehingga
memperoleh suhu campuran ( ) sebesar
PenentuanTetapanKalorimeter
.
8. Dalam percobaan kedua kami memasukkan
dengan konsentrasi 1M
yang berwarna biru bening sebanyak 25 mL ke dalam kalorimeter, lalu
didapatkansuhu( )sebesar31oC.
dandicampur
kemudianditambahkandengan
di
0,5
dalam
gram
Zn
calorimeter.
Setelahitudilakukanpengukuransuhudandidapatkannilai temperature sebesar41oC.
Warnaserbuk
Zn
yang
abu-abudanlarutan
CuSO4biru,
makaharusnyalarutandarikeduaitudicampurkanmenjadiwarnamerahbata.
Karenadalampercobaanini
tidakmemindahkanlarutanhasilcampuranpadagelaskimia,
salahdalammelihatwarnadarihasilcampuran.
PenetuanKalorReaksi Zn dan CuSO4
kami
maka
kami
9.
Dalam percobaan yang ketiga kami memasukkan
dengan konsentrasi
0,5 M sebanyak 25 mL ke dalam kalorimeter dan mengukur temperaturnya
sehingga diperoleh temparatur ( ) sebesar
. Selanjutnya kami memasukkan
dengan konsentrasi 0,5 M sebanyak 25 mL dan temperatur yang sama
dengan
ke dalam kalorimeter yang berisi
, kemudiandiukur suhu
campurannya ( ). Suhu campuran yang kami peroleh sebesar
. Warna larutan
HCl bening dan NaOH juga berwrna bening, maka hasil pencampuran dari kedua
larutan
berwarna
bening.
Karenadalampercobaanini
tidakmemindahkanlarutanhasilcampuranpadagelaskimia,
salahdalammelihatwarnadarihasilcampuran.
PenentuanKalorPenetralanHCldanNaOH
maka
kami
kami
10.
IX.
Pembahasan
Penentuan Tetapan Kalorimeter
Pada percobaan pertama kami memasukkan 25 mL air dengan suhu normal
kedalam kalorimeter. Kami mengukur temperaturnya ( )yakni sebesar
sebesar
atau
. Setelah itu kami memanaskan air sebanyak 25 mL sampai
temperaturnya naik
di atas suhu
atau hingga suhu air itu mencapai
atau
. Selanjutnya kami memasukkan air yang telah dipanaskan tadi ke dalam
kalorimeter yang telah berisi air bersuhu
. Lalu kami aduk hingga keduanya
bercampur. Kami mengukur suhu campuran ( ) sehingga diperoleh
atau
sebesar
. Tahap berikutnya kami menghitung nilai dari kalor yang diserap oleh
air dingin ( ) dengan menggunakan rumus:
massa jenis ( ) air dianggap konstan yakni
, dan diperoleh sebesar
dengan catatan
dan kalor jenis ( ) air sebesar
. Kemudian kami menghitung kalor yang
dilepas oleh air panas ( ) dengan menggunakan rumus:
dandiperoleh nilai
sebesar
dan diperoleh
,
. Lalu kami mencari nilai
sebesar
dengan rumus
. Dengan demikian dapat dicari
tetapan kalorimeter dengan mengunakan rumus :
Sehingga kami memperoleh tetapan kalorimeter sebesar
.
11. Penentuan Kalor Reaksi Zn – CuSO4
Dalam percobaan yang kedua kami memasukkan
dengan konsentrasi
1M sebanyak 25 mL yang berwarna biru bening ke dalam kalorimeter. Lalu kami
mengukur suhu
dengan menggunakan termometer dan diperoleh hasil
temperatur T3 sebesar 31oC. Kemudian kami menimbang serbuk Zn sebanyak 0,5
gram, lalu kami masukkan ke dalam kalorimeter dan diaduk bersama CuSO4. Kami
mengaduk kalorimeter sambil melakukan pengukuran suhu dan kami memperoleh
suhu T4 sebesar 56oC. Setelah reaksi, terjadi endapan pada campuran yang berwarna
coklat. Campuran juga menjadi warna coklat. Dan menghitung
mengalikan tetapan kalorimeter dengan selisih suhu antara
didapatkan hasil
dengan
dengan
dan
.
Selanjutnya dengan Reaksi diatas, kami menghitung kalor reaksi
.
Pertama kami hitung mol zat ZnSO4 yang terbentuk setelah mereaksikan
dengan
. Setelah itu kami kalikan mol
dengan massa molekul
relatifnya, maka kami akan memperoleh massa
massa
yang terbentuk. Dengan
yang terbentuk itu kami dapat menghitung kalor yang diserap larutan
, yakni dengan menggunakan rumus:
memperhatikan
dengan
. Maka kami akan memperoleh
sebesar
. Lalu kami menghitung kalor yang dihasilkan sistem reaksi ( ) dengan
cara
menjumlahkan dan
,
sehingga
kami
Kemudiankami menghitung kalor reaksi (
memperoleh sebesar
) antara
dan
dengan menggunakan rumus
Sehingga kamimemperoleh kalor reaksi sebesar -159647,4
.
Kalor Penetralan HCl – NaOH
Dalam percobaan yang ketiga ini kami memasukkan25 mL
kalorimeter. Kami mengukur temperatur
dan diperoleh temperatur sebesar
. Selanjutnya kami mengambil 25 mL
sama dengan temperatur
,lalu
1M kedalam
1M dengan temperatur yang
masukkan NaOH tersebut ke dalam
kalorimeter yang di dalamnya telah terdapat
. Kami mengaduk agar kedua
12. larutan itu tercampur. Setealah diaduk dan terjadi reaksi, larutan berubah warna
menjadi putih dan terdapat endapan putih. Kami juga mendapati timbulnya gas,
yang telah diteliti ternyata adalah gas hidrogen (H2) hal ini dikarenakan pada
kalorimeter yang kami gunakan terdapat kerak akibat korosi besi, sehingga setelah
dicampur asam clorida terbentuk FeCl2 + hydrogen. Melalui reaksi sebagai berikut :
Fe2+ + 2HCl
FeCl2 + H2
Kami mengukur suhu campurannya ( ) dan kami akan memperoleh suhu
campuran sebesar
. Reaksi antara HCl dan NaOH adalah sebagai berikut:
–
Setelah itu kami menghitung kalor penetralan
mencari mol dan massa dari
mendapatkan massa
yang terbentuk pada reaksi tersebut dan Kami
sebesar 50gram. Kemudian kami menghitung kalor yang
diserap larutan ( ) dengan cara mengalikan massa larutan
larutan
dan
. Pertama, kami
kenaikan
suhu
rumus
larutan
dengan kalor jenis
dengan
menggunakan
. Maka kami akan memperoleh
sebesar
. Kemudian kami menghitung kalor yang diserap kalorimeter ( ) dengan
rumus
sebesar
–
, sehinggadidapat kalor yang diserap kalorimeter ( )
. Dengan diketahuinya
dan
maka kami dapat menghitung kalor
yang dihasilkan sistem reaksi ( ) dengan cara menjumlahkan kalor yang diserap
larutan ( ) dan kalor yang diserap kalorimeter ( ), sehingga diperoleh kalor yang
dihasilkan sistem reaksi ( ) sebesar
Dengan demikian kami dapat
menghitung kalor penetralan yang dihasilkan dalam satu mol larutan (
) dengan
rumus :
Maka akan kami memperoleh kalor penetralan (
X.
) sebesar −42668
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,
yakni :
Pada masing-masing percobaan, campuran antara kedua larutan selalu
mengalami perubahan temperatur.
13. Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan kalor
yang
ditandaidengankenaikanataupenurunansuhu.
–
PadapercobaankalorpenetralanHCl
NaOHterjadikesalahanpraktikumkarenatimbul
gas
setelahreaksi.
Inidiakibatkankarena Fe2+ + 2HCl. Gas iniberupahidrogenberwarnaputih.
Salah satu cara untuk mengukur perubahan kalor adalah dengan melakukan
percobaan menggunakan kalorimeter.
XI.
Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Energi dalam. http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_dalam. Diakses
pada tanggal 15 November 2012 pukul 20.59 WIB
Brady, James E. 1998. Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi Kelima Jilid I.
Jakarta : Binarupa Aksara.
Hiskia, Ahmad. 1993. Penuntun Dasar- Dasar Praktikum Kimia. Bandung: ITB.
Keenan, A, Hadyana Pudjaatmaja. 1992. Kimia untuk Universitas jilid I. Bandung :
Erlangga.
Yazid, Ernen. 2008. Kimia Fisika untuk Paramedis.Yogyakarta : CV Andi Offest.
Surabaya,.……..……………….
Mengetahui,
Praktikan,
Dosen/Asisten Pembimbing
(……………………………….……)
(……………………………….……)