SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
PERAN IDEOLOGI PANCASILA DALAM
MENGATASI PERANG IDEOLOGI DI INDONESIA
        PADA ERA GLOBALISASI




                       OLEH
                  DIN HAIDIATI
                 125030201111004




                       Kelas A

           Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
             Fakultas Ilmu Administrasi
                Universitas Brawijaya
                    Malang 2012
BAB I
                                     PENDAHULUAN


1.1      Latar Belakang Masalah
                 Dewasa ini banyak ideologi yang berkembang di dunia. Hal tersebut
         mempengaruhi pemerintahan dan pola hidup masyarakat dalam negara tersebut.
         Bukan hanya itu, munculnya beragam ideologi yang berbeda juga menimbulkan
         pertentangan antar penganut paham ideologi yang berbeda tersebut yang kemudian
         dikenal dengan perang ideologi. Walaupun perang ideologi bukan berbentuk perang
         fisik, tapi perang ideologi lebih berbahaya dari pada perang fisik. Perbedaan ideologi
         yang mencolok dapat mengakibatkan perang fisik antar kelompok atau antar negara
         tertentu.
                 Kehidupan masyarakat Indonesia di era globalisasi kali ini juga tidak terlepas
         dari masalah perang ideologi. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai macam
         ideologi yang berkembang di dunia kemudian masuk ke Indonesia. Ideologi-ideologi
         tersebut pada akhirnya menimbulkan pertarungan ideologi di tengah kehidupan
         masyarakat Indonesia. Aksi peledakan bom di beberapa daerah di Indonesia beberapa
         tahun silam menjadi indikasi kat bahwa pertarungan ideologi tidak lantas berhenti
         dengan berakhirnya Perang Dingin. Persoalannya semakin rumit karena pasca
         runtuhnya Orde Baru hampir tidak ada sekat yang mampu menghambat ekspansi
         ideologi di Indonesia. Contoh kasus terbaru yang menyangkut dengan pertarungan
         atau perang ideologi di Indonesia adalah kasus yang terjadi di Sampang, Madura pada
         26 Agustus lalu. Kasus tersebut merupakan kasus kekerasan yang dialami oleh
         kelompok muslim Syiah akibat penyerangan dari kelompok muslim lain di sekitar.
                 Lantas bagaimana eksistensi ideologi Pancasila di tengah terjadinya
         pertarungan ideologi di Indonesia pada era globalisasi kali ini. Oleh karena itu,
         kehadiran makalah ini bertujuan untuk menggali dan mengetahui peran ideologi
         Pancasila dalam mengatasi pertarungan ideologi di era globalisasi.
1.2      Rumusan Masalah
      1. Apakah definisi dari perang atau pertarungan ideologi?
      2. Apa saja kasus-kasus perang ideologi yang pernah atau sedang terjadi di dunia?
      3. Bagaimana peran ideologi Pancasila dalam mengatasi pertarungan ideologi di
         Indonesia pada era globalisasi?


                                                                                             1
BAB II
                                         KAJIAN TEORI


2.1   Pengertian Ideologi
      Definisi ideologi menurut beberapa tokoh adalah:
         Robert E. Lane dalam buku Polotical Ideology
                    Ideologi merupakan suatu argumen atau pandangan yang mendorong dan
         melawan terhadap pandangan lain yang meliputi program untuk mempertahankan,
         mengubah ataupun menghapuskan lembaga-lembaga sosial tertentu. (A. Fauzi,
         2003: 101)
         Arthur M. Schlesinger, Jr dan Morton White dalam Paths of American Thougt
                    Ideologi adalah suatu kumpulan dogma yang sistematis dan ketat yang
         dipergunakan manusia untuk memahami dunia dan untuk mempertahankan atau
         mengubahnya. (A. Fauzi, 2003: 101)
         Prof. Miriam Budiardjo, MA (memberikan pengertian ideologi dengan ideologi
         politik)
                    Ideologi   politik    adalah   himpunan   nilai-nilai,   ide,   norma-norma,
         kepercayaan dan keyakinan, suatu ―weltanschauung‖ yang memiliki seseorang
         atau sekelompok orang, atas dasar mana dia menentukan sikapnya, terhadap
         kejadian dan problematika politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah
         laku politiknya. (A. Fauzi, 2003: 101)
         Gunawan Setiardjo
                    Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah
         yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam
         kehidupan.
         Destutt de Tracy
         Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. 2 April 2004
         Descartes
         Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 Mei 2004
         Machiavelli
                    Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh
         penguasa. 1 Agustus 2006



                                                                                               2
Thomas H
            Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar
   dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 23 Oktober 2004
   Francis Bacon
            Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5
   Januari 2007
   Karl Marx
            Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan
   bersama dalam masyarakat. 1 Mei 2005
   Napoleon
   Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22 Desember 2003
   Dr. Hafidh Shaleh
            Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi
   rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem
   kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi
   metode     untuk    mengaktualisasikan     ide   dan    solusi   tersebut,     metode
   mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia. 12
   November 2008
       Ideologi dilihat dari kata yang tersimpul di dalamnya yaitu ide berarti pikiran.
Kata ini dapat pula secara sederhana diartikan yaitu apa yang dipikirkan, diinginkan
atau dicita-citakan. Pada umumnya, ideologi adalah suatu gagasan dasar ataupun juga
guiding principles. Gagasan dasar ini merupakan pedoman. Sering pula, ideologi itu
disebut cita-cita. Cita-cita ini merupakan kebulatan ajaran (doktrin) maka cita-cita itu
disebut ideologi. (Nyoman Dekker, 1997: 3)
       Pandangan      hidup    berbeda    dengan     ideologi.   Menurut        Soerjanto
Poespowardojo, pandangan hidup juga memberikan orientasi dalam kehidupan
manusia, dan tumbuh bersama kebudayaan dalam bentuk yang sederhana dan umum.
Pandangan hidup memberikan orientasi secara global dan tidak bersifat eksplisit,
sedangkan ideologi memberikan orientasi yang lebih eksplisit, lebih terarah kepada
keseluruhan system masyarakat dalam berbagai aspeknya, dan dilakukan dengan cara
dan penjelasan yang lebih logis dan sistematis. Oleh karena itu, ideologi lebih siap
menghadapi jaman modern dengan kemajuan ilmu dan teknologi.




                                                                                       3
Walaupun begitu dapat terjadi bahwa pandangan hidup menjadi ideologi. Ini
      berarti perlu dilakukan eksplisitasi lebih lanjut dari prinsip-prinsip dasarnya ke dalam
      kondisi hidup yang modern dan membersihkannya dari unsur-unsur magis, agar
      mampu memberikan orientasi yang jelas dalam mencapai tujuan dan memecahkan
      masalah-masalah yang dihadapi. (A Fauzi, 2003: 103)


2.2   Fungsi Ideologi
               Suatu ideologi mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai dasar ide atau
      cita-cita bersama dalam suatu bangsa dan berusaha mewujudkannya dalam reaalitas
      atau kenyataan pada masyarakat ideal yang dicita-citakan.
      Berikut ini merupakan fungsi-fungsi ideologi yang telah dikemukakan oleh beberapa
      tokoh:
      Carlton Clymer Rodee dalam buku Introduction to Political Science
         a) Memberikan pengesahan kepada pemerintah, sehingga ideologi memberikan
               adanya status quo.
         b) Ideologi dapat mempersatukan rakyat suatu Negara atau pengikut suatu
               gerakan yang berusaha mengubah Negara.
         c) Idelogi juga merupakan suatu pedoman untuk memilih kebijakan dan perilaku
               politik
         d) Ideologi memberikan cara kepada mereka yang menginginkannya serta kepada
               mereka yang yakin akan arti keberadaannya dan tujuan tindakannya
         e) Idelogi memberikan dasar normatif, sesuatu sistem nilai dan pandangan
               tentang manusia bagi Negara, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
               sesuai dengan ideologi tersebut.
      Soerjanto Poespowardojo dan Oetojo Oesman dan Alfian (Penyunting) dalam buku
      Pancasila Sebagai Ideologi
         a) Struktur kognitif, ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan
               landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian
               dalam alam sekitarnya.
         b) Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
               menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
         c) Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk
               melangkah dan bertindak


                                                                                            4
d) Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya
         e) Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
             menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
         f) Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati
             serta memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma
             yang terkandung di dalamnya.
             Ideologi sebagai suatu ajaran (doktrin) berfungsi pertama, mengikat kelompok
      atau bangsa menjadi satu kesatuan untuk mengejar cita-cita bersama; kedua,
      memberikan pedoman untuk bertindak; ketiga, mendorong bangsa itu untuk berjuang
      di dalam mengejar tujuan bersama. (Nyoman Dekker, 1997: 3)


2.3   Sifat-sifat Ideologi
             Di dalam rangka menghadapi perubahan masyarakat, ideologi itu harus dapat
      mendinamiskan dirinya, sesuai dengan perkembangan zaman tanpa mengubah inti
      ajarannya. Ia bersikap terbuka, dapat mengakomodasikan unsur perubahan itu
      sepanjang tidak bertentangan dengan inti ajaran yang ada pada dirinya.
             Di samping sifatnya yang akomodatif, ia memiliki pula sifat progresif. Hal
      ini berarti bahwa ideologi itu tidak dogmatis dan interpretasinya dinamis kreatif
      dalam rangka melihat masa depan. Kalau tidak demikian halnya, maka ia akan
      kehilangan kepercayaan para penganutnya. Hal ini dapat mengakibatkan diundangnya
      ideologi lain atau diciptakannya ideologi baru untuk menggali ideologi yang dianggap
      rapuh tersebut. Pihak mana yang lebih kuat di dalam kenyataan, tergantung kepada
      kekuatan sosial politik suatu Negara. (Nyoman Dekker, 1997: 4)


2.4   Globalisasi
             Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
      mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari
      gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang
      akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama
      bagi   bangsa-    bangsa   di   seluruh    dunia.   (Menurut     Edison   A.   Jamli
      dkk.Kewarganegaraan.2005)
             Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme
      Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.September 2005).
      Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar
                                                                                        5
bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin
         dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi
         berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi,
         sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan
         komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini,
         perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai
         bentuk dan kepentingan dapat tersebar       luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu
         globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.


2.5      Pengaruh Globalisasi di Indonesia
                 Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan
         memudar       karena   terjadinya   berbagai    perkembangan     di   segala    aspek
         kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Dengan terjadinya
         perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia
         dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan
         berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di dunia.
                 Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak positif,berbagai
         perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa, baik itu di bidang
         politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi informasi.
                 Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter
         dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari pada
         hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena
         globalisasi ini.
                 Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
         negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif
         dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti
         kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
         mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.


         Pengaruh positif globalisasi
      1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
         demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan
         djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif


                                                                                             6
dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara
   menjadi meningkat.
2) Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
   kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan
   meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional
   bangsa.
3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos
   kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk
   meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
   mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
   Pengaruh negatif globalisasi
1) Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
   membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan
   berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi
   akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
2) Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
   karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.)
   membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
   menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa
   Indonesia.
3) Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
   bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh
   masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4) Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,
   karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat
   menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu
   kehidupan nasional bangsa.
5) Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku
   sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan
   kehidupan bangsa.
          Pengaruh - pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh
   terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa
   nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi
   mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri
                                                                                       7
dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara
      kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai
      di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak
      anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan
      persatuan dan kesatuan bangsa.


2.6   Peran Pancasila di Era Globalisasi
             Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para
      pendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan
      berbangsa dan bernegara, berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila
      juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa
      Indonesia, pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar
      negara, itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk
      bangsa Indonesia.
             Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi
      kepribadian bangsa dan kini mau tak mau, suka tak suka, bangsa Indonesia berada di
      pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara
      Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan
      dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja
      mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut
      menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jati diri yang sebenarnya
      sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.
             Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang
      jelas antar setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.
      Dahulu, sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu,
      islam serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme.
      Pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk
      kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah
      kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain
      seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi
      penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama
      seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan.
             Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-
      rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan
                                                                                        8
kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet—yang
terkenal anti dunia luar—tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka kini,
konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka
diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia
bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan
ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari
kebudayaan bangsa lain.
       Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu
menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan
kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak
sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci
jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur
bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan
sendirinya. Cuma persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini
justru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir.
       Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri
sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai
terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus,
sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari
rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di
Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia—
seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB—menganut
faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta
musyawarah dan mufakat.
       Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham
liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang
seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas
betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM)
dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah
merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham
liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia.
Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat
Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi
                                                                                    9
politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan
         kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.
                Dalam kondisi seperti itu—sekali lagi—peran Pancasila sebagai pandangan
         hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai
         mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri.
         Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas
         kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan
         pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan
         tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai
         pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari
         persoalan tersebut.


2.7      Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
                Kelahiran Pancasila sebagai dasar filsafat Negara pada tahun 1945 telah
         menjadikan filsafat tersebut sebagai rumusan filosofis yang dicantumkan dalam
         berbagai UUD yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS, UUDS 1950 dan UUD 1945 setelah
         dilakukan perubahan/amandemen. Dari kenyataan ini membuktikan bahwa Pancasila
         sebagai dasar filsafat Negara telah final dan tidak akan dipermasalahkan lagi.
         Selanjutnya dengan berdasarkan Filsafat Pancasila dirumuskan Ideologi Pancasila dan
         dijadikan Sistem Ideologi Pancasila yang berusaha untuk mewujudkannya dalam
         kenyataan pada bangsa Indonesia agar dapat mewujudkan tujuan nasional yang
         tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Dengan demikian, Ideologi Pancasila tidak
         hanya dijadikan kaian dan wacana pemikiran, tetapi telah diaplikasikan dalam
         kenyataan di masyarakat guna mewujudkan Masyarakat Pancasila yang dicita-citakan.
                Pendapat dari beberapa penulis pada buku Pancasila sebagai Ideologi yang
         disunting oleh Oetojo Oesman dan Alfian, sebagai berikut:
      a) Soerjono Poespowardojo, menegaskan bahwa salah satu peranan Pancasila yang
         adalah fungsinya dalam mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi Bangsa
         yang berkepribadian dan percaya diri. Selain itu, Pancasila mampu memberikan
         orientasi dalam pembangunan dan wawasan ke depan.
      b) M. Sastrapratedja, menyatakan bahwa ideologi juga mempunyai sifat futuristic
         karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang dicita-
         citakan dan ingin diwujudkan.


                                                                                           10
c) Abdurrahman Wahid, menegaskan bahwa kesepakatan luhur bangsa kita akhirnya
   dirumuskan sebagai ideologi bangsa dan falsafah Negara.
d) Selo Soemardjan, menyatakan bahwa rumusan Pancasila perlu dilestarikan tanpa
   perubahan, dan perlu dilakukan pembauran dengan adat-istiadat tiap suku, sehingga
   kelima sila yang diangkat dari kebudayaan kembali lagi pada sumber asalnya.
e) Alfian, menjelaskan bahwa Pancasila memiliki kualitas tinggi sebagai suatu idelogi
   karena mengandung dimensi realitas, dimensi idealisme dan dimensi fleksibilitas atau
   dimensi pengembangan yang diperlukan untuk itu.
          Dari berbagai uraian yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
   Pancasila sebagai sistem ideologi yang ditetapkan oleh bangsa Indonesia sebagai
   ideologi bangsa dan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, maka pilihan
   ideologi ini telah menjadi pilihan bangsa Indonesia dan kesepakatan ini tidak pernah
   berubah sejak tahun 1945 sampai saat ini. Apalagi dengan dikeluarkannya Tap MPR
   NO.XVIII/MPR/1998 yang menetapkan Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara
   (Di Dalamnya Mengandung Makna Ideologi Nasional sebagai Cita-cita dan Tujuan
   Negara)




                                                                                    11
BAB III
                                   PEMBAHASAN


3.1   Definisi Perang/Pertarungan Ideologi

             Definisi Perang:
             1 permusuhan antara dua negara (bangsa, agama, suku, dsb): kedua negara itu
             dl keadaan --;
             2 pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau lebih (tentara, laskar,
             pemberontak, dsb): tidak lama kemudian kedua pasukan itu sudah terlibat dl -
             - sengit;
             3 perkelahian; konflik: -- batu;
             4 cara mengungkapkan permusuhan
             (http://artikata.com/arti-344642-perang.html)
             Definisi Perang Ideologi:
             1 pertentangan antara dua sistem nilai yang saling berlawanan;
             2 cara hidup yang berusaha mewujudkan perubahan yang banyak dengan
             memanfaatkan jalur propaganda, pendidikan, pengaruh asing, program
             kebudayaan, dan infiltrasi
             (http://www.kamusbesar.com/55999/perang-ideologi)


3.2   Perang Ideologi di Dunia

      Ideologi Kanan

             Varian ideologi kanan sangat beragam mulai dari konservatisme elite,
      nasionalisme radikal, demokrasi liberal, hingga yang paling mengemuka di dunia saat
      ini, yakni neoliberal. Merebaknya neoliberalisme disebabkan oleh dua faktor. Pertama,
      kapitalisme semakin tidak efisien kemudian neoliberalisme menawarkan jalan
      bagaimana menyelamatkan kapitalisme dengan membangkitkan kembali gagasan-
      gagasan pokok liberalism klasik. Kedua, komunisme yang semakin memburuk.
      Neoliberalisme adalah sebuah pemikiran ekonomi politik yang disatukan oleh
      gagasan besar; mengembalikan kepercayaan terhadap pasar sebagai instrumen paling
      efisien dalam alokasi sumber daya. Karena program kerja yang serupa, maka teori


                                                                                        12
ekonomi neoklasik, teori politik libertarian, dan teori administrasi public sector
reform menyatu dan menopang gagasan besar neoliberalisme. Liberalisme ekonomi
berpedoman pada prinsip bahwa alokasi sumber daya ditentukan oleh kinerja pasar,
sedangkan neoliberalisme melakukan terobosan lebih jauh dengan menuntut agar
prinsip pasar diterapkan pada semua relasi manusia.

        Agenda neoliberalisme terlihat mencolok ketika Indonesia dilanda krisis
ekonomi. Pemerintah Indonesia ―mengundang‖ beberapa lembaga keuangan
Internasional, namun undangan tersebut justru menjadi jalan bagi lembaga-lembaga
keuangan internasional untuk memasukkan gagasan neoliberal. Akibatnya, pengaruh
gagasan neoliberal merasuk hingga masa reformasi. Atas nama keterbatasan anggaran,
disusun sejumlah aturan perundangan dan kebijakan ekonomi yang membatasi dan
menguarngi campur tangan Negara. Negara dianggap sebagai regulator.

        Pengusung agenda neoliberal sangat luas, mulai dari akademisi, LSM,
lembaga donor, hingga pengambil kebijakan, baik eksekutif maupun legislative.
Modus operandi dimulai dengan melempar sejumlah wacana yang berbasis kajian-
kajian lembaga dunia atau studi internal oleh akademisi atau LSM. Wacana tersebut
kemudian ditawarkan kepada pemerintah sebagai alternatif kebijakan. Lalu,
alternative kebijakan akan dirumuskan dalam bentuk RUU dan disodorkan kepada
DPR. Pembahasan di DPR biasanya tidak mendapat tantangan serius.

        Pola seperti itu juga berlaku di bidang politik. Kebetulan rezim sebelumnya
adalah rezim otoritarian, sehingga tatkala disodorkan demokratisasi melalui
liberalisasi politik lebih luas dan mendalam, gagasan ini disambut hangat oleh
masyarakat. Itulah yang terjadi di Indonesia; reformasi politik disamakan dengan
liberalisasi politik. Puncaknya ketika UUD 1945 menjalani proses amandemen.
Gagasan-gagasan demokrasi liberal tampak sangat kuat mewarnai proses amandemen
konstitusi itu.

Ideologi Kiri

        Serupa dengan ideologi kanan, ideologi ―kiri‖ juga memiliki beberapa varian
mulai dari yang radika seperti Marxisme-Leninisme, Trotskysme, Maoisme,
Anarkisme, hingga yang cukup moderat seperti Sosial-Demokrasi. Popularitas Kiri-
Radikal merosot tajam menyusul ambruknya Uni Soviet, sedangkan Kiri-Moderat

                                                                                13
mampu melakukan transformasi sosial politik pasca runtuhnya Uni Soviet. Mereka
setia mengasah gagasan sosial demokrasi di tengah berjayanya kapitalisme neoliberal.
Gagasan besar yang diusung gerakan ini adalah kebebasan, persamaan, dan solidaritas.
Partai politik yang mengusung gagasan tersebut cukup banyak, seperti Partai Buruh di
Inggris, Partai Sosial Demokratis di Jerman, Partai Sosialis di Perancis dan lain-lain.

       Dalam perkembangan kemudian, pengusung gagasan sosial demokrasi
terbelah dua antara mereka yang bersikukuh mengakhiri kapitalisme dengan
instrumen sistem demokrasi parlementarian dan mereka yang meyakini kapitalisme
masih dapat dipertahankan bila dilakukan reformasi sistem secara menyeluruh.
Jumlah penganut paham pertama mulai berkurang sedangkan pendukung paham
kedua masih cukup banyak. Mereka kemudian mereformasi sistem kapitalisme
dengan berbagai kebijakan. Semua itu kemudian memunculkan konsep Negara
kesejahteraan (welfare state).

       Bila dicermati, gagasan sosialisme yang sekarang berkembang telah bergerak
makin ke tengah menjauh dari komunisme ortodoks namun tetap mengoreksi sistem
kapitalisme. Isu yang dikembangkan tidak lagi gagasan klasik sosdem, tetapi bergeser
pada isu-isu HAM, lingkungan, dsb. Gagasan yang diusung tersebut banyak
mendapatkan kritik. Kritik pertama datang dari kalangan neoliberal yang menganggap
peran Negara yang berlebihan dalam bidang regulasi dapat membatasi efisiensi dan
menghambat pertumbuhan ekonomi. Kritik kedua datang dari kalangan sosialis
ortodoks, komunis, dan kelompok sayap kiri lainnya yang menilai sosdem kian
menjauhkan diri dari gagasan sosialisme. Sosialisme yang ditawarkan dianggap tidak
lebih dari kapitalisme yang direvisi.

       Gagasan sosialisme terus berkembang di Indonesia dari Demokrasi Terpimpin
hingga pada dasawarsa 1990-an, spectrum penganut paham kiri meluas cukup
signifikan mulai dari Marxisme, Maoisme hingga mereka yang mengusung gagasan
sosdem tipikal Negara Eropa. Ketika berlangsung liberalisasi politik pada masa
reformasi, gerakan yang berbasis paham kiri, apapun spektrumnya, terbelah. Sebagian
tetap pada jalur gerakan kerakyatan. Sebagian lagi berusaha masuk dalam sistem
politik melalui pemilihan umum.




                                                                                      14
Ideologi Berbasis Agama

Kristiani

         Girolamo Savonarola (1452-1498) asal Kota Florence, Italia, yang menggagas
kristianitas sebagai ideologi politik. Perkembangan paling mengesankan ―teologi
politik‖ kristiani terlihat dalam neokalvinis. Partai-partai Kristen yang kemudian
bermunculan di Eropa dan belahan dunia lainnya termasuk Indonesia memiliki
pengikut yang tidak sedikit. Salah satu kelebihan mereka adalah mampu
metransformasikan      teologi   kristiani   ke   dalam   atmosfer   mordenisme   dan
menempatkannya dalam sistem politik demokrasi. Dari situlah Kristen politik masuk
ke dalam sejumlah paham politik dengan spektrum sangat luas.

Hindu Bali

         Isu utama berawal dari pembaruan agama dengan mengkritisi sejumlah
upacara keagamaan yang sebagian besar dananya dipikul oleh rakyat miskin. Hal ini
menimbulkan ―pemberontakan‖ kecil rakyat miskin terhadap tradisi keagamaan
mereka. Dari situ, gerakan meluas ke persoalan reinterpretasi kasta yang harus
dipandang sebagai fungsi sosial. Kemudian terbentuklah gerakan pembaruan yang
disebut fenomena semprada yang mengguncang konservatisme Hindu-Bali yang
sudah bertahan ratusan tahun.

Islam

Ideologisasi yang berkembang sejak abad ke-20 adalah:

Ikhwanul Muslimin yang diprakarsai oleh Hasan Al-Banna. Dalam mengendalikan
barisannya, Ia lebih memilih metode moderat dengan sasaran akhir perjuangan adalah
gagasan ―Dinul Islam‖ yang merupakan instrument penting dalam mewujudkan
keberlakuan syariat.
Hizbut Tahrir (1953) digagas oleh Taqiyuddin An-Nabhani yang dulunya adalah
anggota ikhwan kemudian melepaskan diri karena Ikhwan dianggap dapat mereduksi
kekhaffahan ajaran Islam. HT didesain sebagai sebuah ―partai‖ yang mirip dengan
Partai Sosialis di Irak (Partai Baath). HT didedikasikan untuk melawan sistem
demokrasi yang dianggap tidak islami dan menggantinya dengan sistem kekhalifahan.
Salafi

                                                                                   15
Gerakan ini mengagendakan pemurnian ajaran agama Islam dengan menggunakan
         media sistem rekruitmen yaitu pesantren-pesantren.
         Jihadi
         Pemimpin global gerakan Jihadi ini adalah Osama bin Laden dan Aiman AzZawahri.
         Sistem organisasi tertutup ini menggunakan metode jihad dan dakwah militer untuk
         melakukan jihad global melawan Barat.
         Syiah
         Pusat jaringan syiah berada di Iran dan Lebanon. Gerakan ini memfokuskan untuk
         membuat Negara Islam versi syiah dengan jalan pendekatan cultural, ceramah, diskusi
         dan ormas.
         Jamaah Tablig
         Gerakan yang dipimpin oleh Maulana Ilyas dan Muh Zubaer ini mengagendakan amar
         ma’ruf (minus nahi mungkar) dengan metode dakwah berupa silahturahmi khuruj.
         Pusat jaringan gerakan ini adalah di India Utara.

         (As’ad Said, 2009: 266-307)

3.3      Peran Ideologi Pancasila Dalam Mengatasi Perang Ideologi di Indonesia pada
         Era Globalisasi

                  Dalam forum Sidang Majelis Umum PBB tanggal 30 September 1960 Sukarno
         menyampaikan pokok-pokok pikirannya.
       Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia meliputi orang-orang yang
         menganut berbagai macam agama, meskipun demikian 85% dari sembilan puluh juta
         rakyat beragama Islam. Berpangkal pada kenyataan inilah maka Ketuhanan Yang
         Maha Esa ditempatkan sebagai yang paling utama dalam falsafah hidup bangsa. Tidak
         seorangpun yang menerima Declaration of Indepedence, begitu pula pengikut
         Manifesto Komunis dalam forum PBB menyangkal adanya Yang Maha Kuasa.
       Kedua: Nasionalisme merupakan kekuatan yang membakar untuk mencapai
         kemerdekaan dan mempertahankan hidup selama masa perjuangan melawan penjajah
         bahkan setelah merdeka. Namun nasionalisme bukanlah Chauvinisme, yang
         menganggap bangsa sendiri lebih unggul dari bangsa-bangsa lain. Bangsa Indonesia
         tidak memaksakan kehendak kepada bangsa-bangsa lain. Nasionalisme adalah
         gerakan pembebasan, suatu gerakan protes terhadap imperialisme dan kolonialisme.



                                                                                         16
Inti sosial nasionalisme adalah untuk mencapai keadilan dan kemakmuran. Oleh
       karena itu nasionalisme menolak imperialisme.
    Ketiga: Internasionalisme. Antara nasionalisme dan internasionalisme tidak ada
       perselisihan dan pertentangan. Internasionalisme tidak dapat tumbuh dan berkembang
       selain diatas tanah subur nasionalime. Itu dibuktikan dengan adanya organisasi
       Perserikatan Bangsa-Bangsa. Internasionalisme bukanlah kosmopolitanisme yang
       merupakan penyangkalan terhadap nasionalisme. Internasionalisme yang sejati adalah
       pernyataan dari nasionalisme yang sejati, dimana setiap bangsa menghargai hak-hak
       semua bangsa, baik yang besar maupun yang kecil, yang lama maupun yang baru.
       Internasionalisme merupakan suatu tanda bahwa suatu bangsa telah menjadi dewasa
       dan bertanggungjawab, telah meninggalkan sifat kekanak-kanakan mengenai rasa
       keunggulan nasional atau rasial.
    Keempat: Demokrasi bukanlah monopoli atau penemuan dari aturan sosial Barat.
       Demokrasi merupakan keadaan asli manusia, meskipun bersifat kondisional.
       Demokrasi mengandung tiga unsur pokok. Mufakat atau kebulatan pendapat,
       Perwakilan dan Musyawarah, sehingga tidak terdapat mayoritas maupun minoritas.
    Kelima: Keadilan Sosial. Pada keadilan sosial dirangkaikan kemakmuran sosial,
       karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Hanya masyarakat yang makmur dapat
       merupakan masyarakat yang adil, meskipun kemakmuran itu sendiri bisa bersemayam
       dalam ketidak-adilan sosial. Menerima prinsip keadilan sosial berarti menolak
       kolonialisme dan imperialisme. Ini berarti usaha yang tegas dan terpadu untuk
       mengakhiri banyak dari kejahatan-kejahatan sosial yang menyusahkan dunia. Ada
       pengakuan praktis bahwa semua orang adalah saudara dan bahwa semua orang
       mempunyai tanggungjawab bersama.
       Hal ini membuktikan bahwa meskipun banyak idelogisasi yang berbasis agama di
dunia yang mempengaruhi Indonesia, namun rakyat Indonesia memiliki Pancasila yang
mampu menjadi pedoman dalam kehidupannya. Pancasila mampu menjaga jalan rakyat
Indonesia agar tidak mudah terlibat perang ideologi berbasis agama karena semua agama
sama, yaitu berketuhanan Yang Maha Esa.
       Bangsa Indonesia memiliki sifat nasionalisme yang memiliki tujuan utama untuk
mencapai keadilan dan kemakmuran. Nasionalisme di sini merupakan suatu gerakan protes
terhadap imperialisme dan kolonialisme di mana dua ideologi tersebut banyak berkembang
dalam ideologi kanan maupun ideologi kiri.


                                                                                        17
BAB IV

                                          PENUTUP



4.1   Kesimpulan

              Definisi perang ideologi adalah pertentangan antara dua sistem nilai yang
              saling berlawanan atau cara hidup yang berusaha mewujudkan perubahan
              yang banyak dengan memanfaatkan jalur propaganda, pendidikan, pengaruh
              asing, program kebudayaan, dan infiltrasi
             Perang ideologi yang terjadi di dunia terbagi menjadi 3, yaitu perang ideologi
              kanan, perang ideologi kiri dan perang ideologi berbasis agama.
             Peran ideologi Pancasila dalam mengatasi perang ideologi di Indonesia pada
              era globalisasi adalah menjaga jalan rakyat Indonesia agar tidak mudah terlibat
              perang ideologi berbasis agama karena semua agama sama, yaitu
              berketuhanan Yang Maha Esa. Selain itu, Pancasila juga membekali rakyat
              Indonesia dengan rasa nasionalisme yang merupakan suatu gerakan protes
              terhadap imperialisme dan kolonialisme di mana dua ideologi tersebut banyak
              berkembang dalam ideologi kanan maupun ideologi kiri.



4.2   Saran

              Alangkah baiknya kita sebagai masyarakat Indonesia tidak mudah terpengaruh
      dengan adanya pertarungan ideologi dunia yang terjadi di arena Indonesia. Selain itu,
      kita harus selalu berpedoman pada ideologi Pancasila sebagai ideologi Negara kita
      agar kita senantiasa diberi jalan yang mudah dalam kehidupan bermasyarakat dan
      bernegara di era globalisasi ini.




                                                                                          18
DAFTAR PUSTAKA

Internet

Diakses pada tanggal 19 September 2012 http://www.kamusbesar.com/55999/perang-
          ideologi
Diakses pada tanggal 19 September 2012 http://artikata.com/arti-344642-perang.html
Agus Nurul K.2010.Ideologi Pancasila di Era Globalisasi.Diakses pada tanggal 19
          September 2012
          http://agusnurul.blogspot.com/2011/04/ideologi-pancasila-di-era-globalisasi.html
Artikel     Non      Personal.2012.Ideologi.Diakses   pada   tanggal   20    September       2012
          http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi
Harjoko Sangganagara.2010.Pancasila di Tengah Globalisasi.Diakses pada tanggal 20
          September 2012
          http://filsafat.kompasiana.com/2010/06/29/pancasila-di-tengah-globalisasi/
Muhammad          Munandar.2012.makalah.Diakses       pada   tanggal   20   September        2012
          http://www.scribd.com/doc/78401002/makalah



Buku

Fauzi, Achmad. 2003. PANCASILA (Tinjauan Dari Konteks Sejarah, Filsafat, Ideologi
Nasional Dan Ketatanegaraan Republik Indonesia). Malang: PT Danar Wijaya – Brawijaya
University Press

Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia

Dekker, Nyoman. 1997. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa (Dari Satu-satunya Pilihan ke
Satu-satunya Asas). Malang: IKIP Malang




                                                                                               19

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)
Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)
Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)Vallen Hoven
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaWarnet Raha
 
legitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIlegitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIAde Ayu Saputri
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernYulia Eolia
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaFair Nurfachrizi
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERASoal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERAahmad sururi
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5dayurikaperdana19
 
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraBab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraSyaiful Ahdan
 
Pengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD PptPengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD Pptabu hanafie
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabAlmayszaroh
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatRika Mouri
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumPotpotya Fitri
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiArya D Ningrat
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 

Mais procurados (20)

Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)
Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)
Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)
 
Masyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani pptMasyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani ppt
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
legitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIlegitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab II
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Isbd power point
Isbd power pointIsbd power point
Isbd power point
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERASoal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
 
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraBab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
 
Pengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD PptPengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD Ppt
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawab
 
Geostrategi Indonesia
Geostrategi IndonesiaGeostrategi Indonesia
Geostrategi Indonesia
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukum
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
 
Antropologi Sosial & Budaya
Antropologi Sosial & Budaya Antropologi Sosial & Budaya
Antropologi Sosial & Budaya
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 

Semelhante a Peran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasi

Modul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaModul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaLukman Priasmoro
 
Pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalPancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalYanuar Hadi Saputro
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi yuli ana
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafatnorma 28
 
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaMakalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaSeptian Muna Barakati
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negarapancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negaraAbd Taj Khalwatiyah
 
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegara
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegaraPancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegara
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegaraAinina Sa'id
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...norma 28
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etikanorma 28
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptxllng171201
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafatnorma 28
 
Materi p kn kelas xii
Materi p kn kelas xiiMateri p kn kelas xii
Materi p kn kelas xiifhnx
 
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbuka
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbukaTugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbuka
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbukaEko Mardianto
 

Semelhante a Peran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasi (20)

Modul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaModul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbuka
 
Pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalPancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasional
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaMakalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negarapancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
 
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegara
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegaraPancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegara
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegara
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.pptx
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
Materi p kn kelas xii
Materi p kn kelas xiiMateri p kn kelas xii
Materi p kn kelas xii
 
Bab 1 kelas 3
Bab 1 kelas 3Bab 1 kelas 3
Bab 1 kelas 3
 
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbuka
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbukaTugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbuka
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbuka
 
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaMakalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaMakalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaMakalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
 

Último

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Último (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Peran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasi

  • 1. PERAN IDEOLOGI PANCASILA DALAM MENGATASI PERANG IDEOLOGI DI INDONESIA PADA ERA GLOBALISASI OLEH DIN HAIDIATI 125030201111004 Kelas A Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak ideologi yang berkembang di dunia. Hal tersebut mempengaruhi pemerintahan dan pola hidup masyarakat dalam negara tersebut. Bukan hanya itu, munculnya beragam ideologi yang berbeda juga menimbulkan pertentangan antar penganut paham ideologi yang berbeda tersebut yang kemudian dikenal dengan perang ideologi. Walaupun perang ideologi bukan berbentuk perang fisik, tapi perang ideologi lebih berbahaya dari pada perang fisik. Perbedaan ideologi yang mencolok dapat mengakibatkan perang fisik antar kelompok atau antar negara tertentu. Kehidupan masyarakat Indonesia di era globalisasi kali ini juga tidak terlepas dari masalah perang ideologi. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai macam ideologi yang berkembang di dunia kemudian masuk ke Indonesia. Ideologi-ideologi tersebut pada akhirnya menimbulkan pertarungan ideologi di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Aksi peledakan bom di beberapa daerah di Indonesia beberapa tahun silam menjadi indikasi kat bahwa pertarungan ideologi tidak lantas berhenti dengan berakhirnya Perang Dingin. Persoalannya semakin rumit karena pasca runtuhnya Orde Baru hampir tidak ada sekat yang mampu menghambat ekspansi ideologi di Indonesia. Contoh kasus terbaru yang menyangkut dengan pertarungan atau perang ideologi di Indonesia adalah kasus yang terjadi di Sampang, Madura pada 26 Agustus lalu. Kasus tersebut merupakan kasus kekerasan yang dialami oleh kelompok muslim Syiah akibat penyerangan dari kelompok muslim lain di sekitar. Lantas bagaimana eksistensi ideologi Pancasila di tengah terjadinya pertarungan ideologi di Indonesia pada era globalisasi kali ini. Oleh karena itu, kehadiran makalah ini bertujuan untuk menggali dan mengetahui peran ideologi Pancasila dalam mengatasi pertarungan ideologi di era globalisasi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah definisi dari perang atau pertarungan ideologi? 2. Apa saja kasus-kasus perang ideologi yang pernah atau sedang terjadi di dunia? 3. Bagaimana peran ideologi Pancasila dalam mengatasi pertarungan ideologi di Indonesia pada era globalisasi? 1
  • 3. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Ideologi Definisi ideologi menurut beberapa tokoh adalah: Robert E. Lane dalam buku Polotical Ideology Ideologi merupakan suatu argumen atau pandangan yang mendorong dan melawan terhadap pandangan lain yang meliputi program untuk mempertahankan, mengubah ataupun menghapuskan lembaga-lembaga sosial tertentu. (A. Fauzi, 2003: 101) Arthur M. Schlesinger, Jr dan Morton White dalam Paths of American Thougt Ideologi adalah suatu kumpulan dogma yang sistematis dan ketat yang dipergunakan manusia untuk memahami dunia dan untuk mempertahankan atau mengubahnya. (A. Fauzi, 2003: 101) Prof. Miriam Budiardjo, MA (memberikan pengertian ideologi dengan ideologi politik) Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma, kepercayaan dan keyakinan, suatu ―weltanschauung‖ yang memiliki seseorang atau sekelompok orang, atas dasar mana dia menentukan sikapnya, terhadap kejadian dan problematika politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya. (A. Fauzi, 2003: 101) Gunawan Setiardjo Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan. Destutt de Tracy Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. 2 April 2004 Descartes Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 Mei 2004 Machiavelli Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. 1 Agustus 2006 2
  • 4. Thomas H Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 23 Oktober 2004 Francis Bacon Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5 Januari 2007 Karl Marx Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 1 Mei 2005 Napoleon Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22 Desember 2003 Dr. Hafidh Shaleh Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia. 12 November 2008 Ideologi dilihat dari kata yang tersimpul di dalamnya yaitu ide berarti pikiran. Kata ini dapat pula secara sederhana diartikan yaitu apa yang dipikirkan, diinginkan atau dicita-citakan. Pada umumnya, ideologi adalah suatu gagasan dasar ataupun juga guiding principles. Gagasan dasar ini merupakan pedoman. Sering pula, ideologi itu disebut cita-cita. Cita-cita ini merupakan kebulatan ajaran (doktrin) maka cita-cita itu disebut ideologi. (Nyoman Dekker, 1997: 3) Pandangan hidup berbeda dengan ideologi. Menurut Soerjanto Poespowardojo, pandangan hidup juga memberikan orientasi dalam kehidupan manusia, dan tumbuh bersama kebudayaan dalam bentuk yang sederhana dan umum. Pandangan hidup memberikan orientasi secara global dan tidak bersifat eksplisit, sedangkan ideologi memberikan orientasi yang lebih eksplisit, lebih terarah kepada keseluruhan system masyarakat dalam berbagai aspeknya, dan dilakukan dengan cara dan penjelasan yang lebih logis dan sistematis. Oleh karena itu, ideologi lebih siap menghadapi jaman modern dengan kemajuan ilmu dan teknologi. 3
  • 5. Walaupun begitu dapat terjadi bahwa pandangan hidup menjadi ideologi. Ini berarti perlu dilakukan eksplisitasi lebih lanjut dari prinsip-prinsip dasarnya ke dalam kondisi hidup yang modern dan membersihkannya dari unsur-unsur magis, agar mampu memberikan orientasi yang jelas dalam mencapai tujuan dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. (A Fauzi, 2003: 103) 2.2 Fungsi Ideologi Suatu ideologi mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai dasar ide atau cita-cita bersama dalam suatu bangsa dan berusaha mewujudkannya dalam reaalitas atau kenyataan pada masyarakat ideal yang dicita-citakan. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi ideologi yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh: Carlton Clymer Rodee dalam buku Introduction to Political Science a) Memberikan pengesahan kepada pemerintah, sehingga ideologi memberikan adanya status quo. b) Ideologi dapat mempersatukan rakyat suatu Negara atau pengikut suatu gerakan yang berusaha mengubah Negara. c) Idelogi juga merupakan suatu pedoman untuk memilih kebijakan dan perilaku politik d) Ideologi memberikan cara kepada mereka yang menginginkannya serta kepada mereka yang yakin akan arti keberadaannya dan tujuan tindakannya e) Idelogi memberikan dasar normatif, sesuatu sistem nilai dan pandangan tentang manusia bagi Negara, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan sesuai dengan ideologi tersebut. Soerjanto Poespowardojo dan Oetojo Oesman dan Alfian (Penyunting) dalam buku Pancasila Sebagai Ideologi a) Struktur kognitif, ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya. b) Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia. c) Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak 4
  • 6. d) Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya e) Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan. f) Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya. Ideologi sebagai suatu ajaran (doktrin) berfungsi pertama, mengikat kelompok atau bangsa menjadi satu kesatuan untuk mengejar cita-cita bersama; kedua, memberikan pedoman untuk bertindak; ketiga, mendorong bangsa itu untuk berjuang di dalam mengejar tujuan bersama. (Nyoman Dekker, 1997: 3) 2.3 Sifat-sifat Ideologi Di dalam rangka menghadapi perubahan masyarakat, ideologi itu harus dapat mendinamiskan dirinya, sesuai dengan perkembangan zaman tanpa mengubah inti ajarannya. Ia bersikap terbuka, dapat mengakomodasikan unsur perubahan itu sepanjang tidak bertentangan dengan inti ajaran yang ada pada dirinya. Di samping sifatnya yang akomodatif, ia memiliki pula sifat progresif. Hal ini berarti bahwa ideologi itu tidak dogmatis dan interpretasinya dinamis kreatif dalam rangka melihat masa depan. Kalau tidak demikian halnya, maka ia akan kehilangan kepercayaan para penganutnya. Hal ini dapat mengakibatkan diundangnya ideologi lain atau diciptakannya ideologi baru untuk menggali ideologi yang dianggap rapuh tersebut. Pihak mana yang lebih kuat di dalam kenyataan, tergantung kepada kekuatan sosial politik suatu Negara. (Nyoman Dekker, 1997: 4) 2.4 Globalisasi Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005) Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.September 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar 5
  • 7. bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. 2.5 Pengaruh Globalisasi di Indonesia Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di dunia. Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak positif,berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa, baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi informasi. Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena globalisasi ini. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa. Pengaruh positif globalisasi 1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif 6
  • 8. dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. 2) Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. 3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Pengaruh negatif globalisasi 1) Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang. 2) Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. 3) Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. 4) Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. 5) Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Pengaruh - pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri 7
  • 9. dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. 2.6 Peran Pancasila di Era Globalisasi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa dan kini mau tak mau, suka tak suka, bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jati diri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila. Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri. Dahulu, sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu, islam serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme. Pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan. Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat- rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan 8
  • 10. kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet—yang terkenal anti dunia luar—tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir. Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia— seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB—menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat. Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi 9
  • 11. politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata. Dalam kondisi seperti itu—sekali lagi—peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut. 2.7 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia Kelahiran Pancasila sebagai dasar filsafat Negara pada tahun 1945 telah menjadikan filsafat tersebut sebagai rumusan filosofis yang dicantumkan dalam berbagai UUD yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS, UUDS 1950 dan UUD 1945 setelah dilakukan perubahan/amandemen. Dari kenyataan ini membuktikan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat Negara telah final dan tidak akan dipermasalahkan lagi. Selanjutnya dengan berdasarkan Filsafat Pancasila dirumuskan Ideologi Pancasila dan dijadikan Sistem Ideologi Pancasila yang berusaha untuk mewujudkannya dalam kenyataan pada bangsa Indonesia agar dapat mewujudkan tujuan nasional yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Dengan demikian, Ideologi Pancasila tidak hanya dijadikan kaian dan wacana pemikiran, tetapi telah diaplikasikan dalam kenyataan di masyarakat guna mewujudkan Masyarakat Pancasila yang dicita-citakan. Pendapat dari beberapa penulis pada buku Pancasila sebagai Ideologi yang disunting oleh Oetojo Oesman dan Alfian, sebagai berikut: a) Soerjono Poespowardojo, menegaskan bahwa salah satu peranan Pancasila yang adalah fungsinya dalam mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi Bangsa yang berkepribadian dan percaya diri. Selain itu, Pancasila mampu memberikan orientasi dalam pembangunan dan wawasan ke depan. b) M. Sastrapratedja, menyatakan bahwa ideologi juga mempunyai sifat futuristic karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang dicita- citakan dan ingin diwujudkan. 10
  • 12. c) Abdurrahman Wahid, menegaskan bahwa kesepakatan luhur bangsa kita akhirnya dirumuskan sebagai ideologi bangsa dan falsafah Negara. d) Selo Soemardjan, menyatakan bahwa rumusan Pancasila perlu dilestarikan tanpa perubahan, dan perlu dilakukan pembauran dengan adat-istiadat tiap suku, sehingga kelima sila yang diangkat dari kebudayaan kembali lagi pada sumber asalnya. e) Alfian, menjelaskan bahwa Pancasila memiliki kualitas tinggi sebagai suatu idelogi karena mengandung dimensi realitas, dimensi idealisme dan dimensi fleksibilitas atau dimensi pengembangan yang diperlukan untuk itu. Dari berbagai uraian yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai sistem ideologi yang ditetapkan oleh bangsa Indonesia sebagai ideologi bangsa dan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, maka pilihan ideologi ini telah menjadi pilihan bangsa Indonesia dan kesepakatan ini tidak pernah berubah sejak tahun 1945 sampai saat ini. Apalagi dengan dikeluarkannya Tap MPR NO.XVIII/MPR/1998 yang menetapkan Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara (Di Dalamnya Mengandung Makna Ideologi Nasional sebagai Cita-cita dan Tujuan Negara) 11
  • 13. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definisi Perang/Pertarungan Ideologi Definisi Perang: 1 permusuhan antara dua negara (bangsa, agama, suku, dsb): kedua negara itu dl keadaan --; 2 pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau lebih (tentara, laskar, pemberontak, dsb): tidak lama kemudian kedua pasukan itu sudah terlibat dl - - sengit; 3 perkelahian; konflik: -- batu; 4 cara mengungkapkan permusuhan (http://artikata.com/arti-344642-perang.html) Definisi Perang Ideologi: 1 pertentangan antara dua sistem nilai yang saling berlawanan; 2 cara hidup yang berusaha mewujudkan perubahan yang banyak dengan memanfaatkan jalur propaganda, pendidikan, pengaruh asing, program kebudayaan, dan infiltrasi (http://www.kamusbesar.com/55999/perang-ideologi) 3.2 Perang Ideologi di Dunia Ideologi Kanan Varian ideologi kanan sangat beragam mulai dari konservatisme elite, nasionalisme radikal, demokrasi liberal, hingga yang paling mengemuka di dunia saat ini, yakni neoliberal. Merebaknya neoliberalisme disebabkan oleh dua faktor. Pertama, kapitalisme semakin tidak efisien kemudian neoliberalisme menawarkan jalan bagaimana menyelamatkan kapitalisme dengan membangkitkan kembali gagasan- gagasan pokok liberalism klasik. Kedua, komunisme yang semakin memburuk. Neoliberalisme adalah sebuah pemikiran ekonomi politik yang disatukan oleh gagasan besar; mengembalikan kepercayaan terhadap pasar sebagai instrumen paling efisien dalam alokasi sumber daya. Karena program kerja yang serupa, maka teori 12
  • 14. ekonomi neoklasik, teori politik libertarian, dan teori administrasi public sector reform menyatu dan menopang gagasan besar neoliberalisme. Liberalisme ekonomi berpedoman pada prinsip bahwa alokasi sumber daya ditentukan oleh kinerja pasar, sedangkan neoliberalisme melakukan terobosan lebih jauh dengan menuntut agar prinsip pasar diterapkan pada semua relasi manusia. Agenda neoliberalisme terlihat mencolok ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi. Pemerintah Indonesia ―mengundang‖ beberapa lembaga keuangan Internasional, namun undangan tersebut justru menjadi jalan bagi lembaga-lembaga keuangan internasional untuk memasukkan gagasan neoliberal. Akibatnya, pengaruh gagasan neoliberal merasuk hingga masa reformasi. Atas nama keterbatasan anggaran, disusun sejumlah aturan perundangan dan kebijakan ekonomi yang membatasi dan menguarngi campur tangan Negara. Negara dianggap sebagai regulator. Pengusung agenda neoliberal sangat luas, mulai dari akademisi, LSM, lembaga donor, hingga pengambil kebijakan, baik eksekutif maupun legislative. Modus operandi dimulai dengan melempar sejumlah wacana yang berbasis kajian- kajian lembaga dunia atau studi internal oleh akademisi atau LSM. Wacana tersebut kemudian ditawarkan kepada pemerintah sebagai alternatif kebijakan. Lalu, alternative kebijakan akan dirumuskan dalam bentuk RUU dan disodorkan kepada DPR. Pembahasan di DPR biasanya tidak mendapat tantangan serius. Pola seperti itu juga berlaku di bidang politik. Kebetulan rezim sebelumnya adalah rezim otoritarian, sehingga tatkala disodorkan demokratisasi melalui liberalisasi politik lebih luas dan mendalam, gagasan ini disambut hangat oleh masyarakat. Itulah yang terjadi di Indonesia; reformasi politik disamakan dengan liberalisasi politik. Puncaknya ketika UUD 1945 menjalani proses amandemen. Gagasan-gagasan demokrasi liberal tampak sangat kuat mewarnai proses amandemen konstitusi itu. Ideologi Kiri Serupa dengan ideologi kanan, ideologi ―kiri‖ juga memiliki beberapa varian mulai dari yang radika seperti Marxisme-Leninisme, Trotskysme, Maoisme, Anarkisme, hingga yang cukup moderat seperti Sosial-Demokrasi. Popularitas Kiri- Radikal merosot tajam menyusul ambruknya Uni Soviet, sedangkan Kiri-Moderat 13
  • 15. mampu melakukan transformasi sosial politik pasca runtuhnya Uni Soviet. Mereka setia mengasah gagasan sosial demokrasi di tengah berjayanya kapitalisme neoliberal. Gagasan besar yang diusung gerakan ini adalah kebebasan, persamaan, dan solidaritas. Partai politik yang mengusung gagasan tersebut cukup banyak, seperti Partai Buruh di Inggris, Partai Sosial Demokratis di Jerman, Partai Sosialis di Perancis dan lain-lain. Dalam perkembangan kemudian, pengusung gagasan sosial demokrasi terbelah dua antara mereka yang bersikukuh mengakhiri kapitalisme dengan instrumen sistem demokrasi parlementarian dan mereka yang meyakini kapitalisme masih dapat dipertahankan bila dilakukan reformasi sistem secara menyeluruh. Jumlah penganut paham pertama mulai berkurang sedangkan pendukung paham kedua masih cukup banyak. Mereka kemudian mereformasi sistem kapitalisme dengan berbagai kebijakan. Semua itu kemudian memunculkan konsep Negara kesejahteraan (welfare state). Bila dicermati, gagasan sosialisme yang sekarang berkembang telah bergerak makin ke tengah menjauh dari komunisme ortodoks namun tetap mengoreksi sistem kapitalisme. Isu yang dikembangkan tidak lagi gagasan klasik sosdem, tetapi bergeser pada isu-isu HAM, lingkungan, dsb. Gagasan yang diusung tersebut banyak mendapatkan kritik. Kritik pertama datang dari kalangan neoliberal yang menganggap peran Negara yang berlebihan dalam bidang regulasi dapat membatasi efisiensi dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Kritik kedua datang dari kalangan sosialis ortodoks, komunis, dan kelompok sayap kiri lainnya yang menilai sosdem kian menjauhkan diri dari gagasan sosialisme. Sosialisme yang ditawarkan dianggap tidak lebih dari kapitalisme yang direvisi. Gagasan sosialisme terus berkembang di Indonesia dari Demokrasi Terpimpin hingga pada dasawarsa 1990-an, spectrum penganut paham kiri meluas cukup signifikan mulai dari Marxisme, Maoisme hingga mereka yang mengusung gagasan sosdem tipikal Negara Eropa. Ketika berlangsung liberalisasi politik pada masa reformasi, gerakan yang berbasis paham kiri, apapun spektrumnya, terbelah. Sebagian tetap pada jalur gerakan kerakyatan. Sebagian lagi berusaha masuk dalam sistem politik melalui pemilihan umum. 14
  • 16. Ideologi Berbasis Agama Kristiani Girolamo Savonarola (1452-1498) asal Kota Florence, Italia, yang menggagas kristianitas sebagai ideologi politik. Perkembangan paling mengesankan ―teologi politik‖ kristiani terlihat dalam neokalvinis. Partai-partai Kristen yang kemudian bermunculan di Eropa dan belahan dunia lainnya termasuk Indonesia memiliki pengikut yang tidak sedikit. Salah satu kelebihan mereka adalah mampu metransformasikan teologi kristiani ke dalam atmosfer mordenisme dan menempatkannya dalam sistem politik demokrasi. Dari situlah Kristen politik masuk ke dalam sejumlah paham politik dengan spektrum sangat luas. Hindu Bali Isu utama berawal dari pembaruan agama dengan mengkritisi sejumlah upacara keagamaan yang sebagian besar dananya dipikul oleh rakyat miskin. Hal ini menimbulkan ―pemberontakan‖ kecil rakyat miskin terhadap tradisi keagamaan mereka. Dari situ, gerakan meluas ke persoalan reinterpretasi kasta yang harus dipandang sebagai fungsi sosial. Kemudian terbentuklah gerakan pembaruan yang disebut fenomena semprada yang mengguncang konservatisme Hindu-Bali yang sudah bertahan ratusan tahun. Islam Ideologisasi yang berkembang sejak abad ke-20 adalah: Ikhwanul Muslimin yang diprakarsai oleh Hasan Al-Banna. Dalam mengendalikan barisannya, Ia lebih memilih metode moderat dengan sasaran akhir perjuangan adalah gagasan ―Dinul Islam‖ yang merupakan instrument penting dalam mewujudkan keberlakuan syariat. Hizbut Tahrir (1953) digagas oleh Taqiyuddin An-Nabhani yang dulunya adalah anggota ikhwan kemudian melepaskan diri karena Ikhwan dianggap dapat mereduksi kekhaffahan ajaran Islam. HT didesain sebagai sebuah ―partai‖ yang mirip dengan Partai Sosialis di Irak (Partai Baath). HT didedikasikan untuk melawan sistem demokrasi yang dianggap tidak islami dan menggantinya dengan sistem kekhalifahan. Salafi 15
  • 17. Gerakan ini mengagendakan pemurnian ajaran agama Islam dengan menggunakan media sistem rekruitmen yaitu pesantren-pesantren. Jihadi Pemimpin global gerakan Jihadi ini adalah Osama bin Laden dan Aiman AzZawahri. Sistem organisasi tertutup ini menggunakan metode jihad dan dakwah militer untuk melakukan jihad global melawan Barat. Syiah Pusat jaringan syiah berada di Iran dan Lebanon. Gerakan ini memfokuskan untuk membuat Negara Islam versi syiah dengan jalan pendekatan cultural, ceramah, diskusi dan ormas. Jamaah Tablig Gerakan yang dipimpin oleh Maulana Ilyas dan Muh Zubaer ini mengagendakan amar ma’ruf (minus nahi mungkar) dengan metode dakwah berupa silahturahmi khuruj. Pusat jaringan gerakan ini adalah di India Utara. (As’ad Said, 2009: 266-307) 3.3 Peran Ideologi Pancasila Dalam Mengatasi Perang Ideologi di Indonesia pada Era Globalisasi Dalam forum Sidang Majelis Umum PBB tanggal 30 September 1960 Sukarno menyampaikan pokok-pokok pikirannya.  Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia meliputi orang-orang yang menganut berbagai macam agama, meskipun demikian 85% dari sembilan puluh juta rakyat beragama Islam. Berpangkal pada kenyataan inilah maka Ketuhanan Yang Maha Esa ditempatkan sebagai yang paling utama dalam falsafah hidup bangsa. Tidak seorangpun yang menerima Declaration of Indepedence, begitu pula pengikut Manifesto Komunis dalam forum PBB menyangkal adanya Yang Maha Kuasa.  Kedua: Nasionalisme merupakan kekuatan yang membakar untuk mencapai kemerdekaan dan mempertahankan hidup selama masa perjuangan melawan penjajah bahkan setelah merdeka. Namun nasionalisme bukanlah Chauvinisme, yang menganggap bangsa sendiri lebih unggul dari bangsa-bangsa lain. Bangsa Indonesia tidak memaksakan kehendak kepada bangsa-bangsa lain. Nasionalisme adalah gerakan pembebasan, suatu gerakan protes terhadap imperialisme dan kolonialisme. 16
  • 18. Inti sosial nasionalisme adalah untuk mencapai keadilan dan kemakmuran. Oleh karena itu nasionalisme menolak imperialisme.  Ketiga: Internasionalisme. Antara nasionalisme dan internasionalisme tidak ada perselisihan dan pertentangan. Internasionalisme tidak dapat tumbuh dan berkembang selain diatas tanah subur nasionalime. Itu dibuktikan dengan adanya organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Internasionalisme bukanlah kosmopolitanisme yang merupakan penyangkalan terhadap nasionalisme. Internasionalisme yang sejati adalah pernyataan dari nasionalisme yang sejati, dimana setiap bangsa menghargai hak-hak semua bangsa, baik yang besar maupun yang kecil, yang lama maupun yang baru. Internasionalisme merupakan suatu tanda bahwa suatu bangsa telah menjadi dewasa dan bertanggungjawab, telah meninggalkan sifat kekanak-kanakan mengenai rasa keunggulan nasional atau rasial.  Keempat: Demokrasi bukanlah monopoli atau penemuan dari aturan sosial Barat. Demokrasi merupakan keadaan asli manusia, meskipun bersifat kondisional. Demokrasi mengandung tiga unsur pokok. Mufakat atau kebulatan pendapat, Perwakilan dan Musyawarah, sehingga tidak terdapat mayoritas maupun minoritas.  Kelima: Keadilan Sosial. Pada keadilan sosial dirangkaikan kemakmuran sosial, karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Hanya masyarakat yang makmur dapat merupakan masyarakat yang adil, meskipun kemakmuran itu sendiri bisa bersemayam dalam ketidak-adilan sosial. Menerima prinsip keadilan sosial berarti menolak kolonialisme dan imperialisme. Ini berarti usaha yang tegas dan terpadu untuk mengakhiri banyak dari kejahatan-kejahatan sosial yang menyusahkan dunia. Ada pengakuan praktis bahwa semua orang adalah saudara dan bahwa semua orang mempunyai tanggungjawab bersama. Hal ini membuktikan bahwa meskipun banyak idelogisasi yang berbasis agama di dunia yang mempengaruhi Indonesia, namun rakyat Indonesia memiliki Pancasila yang mampu menjadi pedoman dalam kehidupannya. Pancasila mampu menjaga jalan rakyat Indonesia agar tidak mudah terlibat perang ideologi berbasis agama karena semua agama sama, yaitu berketuhanan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia memiliki sifat nasionalisme yang memiliki tujuan utama untuk mencapai keadilan dan kemakmuran. Nasionalisme di sini merupakan suatu gerakan protes terhadap imperialisme dan kolonialisme di mana dua ideologi tersebut banyak berkembang dalam ideologi kanan maupun ideologi kiri. 17
  • 19. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Definisi perang ideologi adalah pertentangan antara dua sistem nilai yang saling berlawanan atau cara hidup yang berusaha mewujudkan perubahan yang banyak dengan memanfaatkan jalur propaganda, pendidikan, pengaruh asing, program kebudayaan, dan infiltrasi  Perang ideologi yang terjadi di dunia terbagi menjadi 3, yaitu perang ideologi kanan, perang ideologi kiri dan perang ideologi berbasis agama.  Peran ideologi Pancasila dalam mengatasi perang ideologi di Indonesia pada era globalisasi adalah menjaga jalan rakyat Indonesia agar tidak mudah terlibat perang ideologi berbasis agama karena semua agama sama, yaitu berketuhanan Yang Maha Esa. Selain itu, Pancasila juga membekali rakyat Indonesia dengan rasa nasionalisme yang merupakan suatu gerakan protes terhadap imperialisme dan kolonialisme di mana dua ideologi tersebut banyak berkembang dalam ideologi kanan maupun ideologi kiri. 4.2 Saran Alangkah baiknya kita sebagai masyarakat Indonesia tidak mudah terpengaruh dengan adanya pertarungan ideologi dunia yang terjadi di arena Indonesia. Selain itu, kita harus selalu berpedoman pada ideologi Pancasila sebagai ideologi Negara kita agar kita senantiasa diberi jalan yang mudah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di era globalisasi ini. 18
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Internet Diakses pada tanggal 19 September 2012 http://www.kamusbesar.com/55999/perang- ideologi Diakses pada tanggal 19 September 2012 http://artikata.com/arti-344642-perang.html Agus Nurul K.2010.Ideologi Pancasila di Era Globalisasi.Diakses pada tanggal 19 September 2012 http://agusnurul.blogspot.com/2011/04/ideologi-pancasila-di-era-globalisasi.html Artikel Non Personal.2012.Ideologi.Diakses pada tanggal 20 September 2012 http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi Harjoko Sangganagara.2010.Pancasila di Tengah Globalisasi.Diakses pada tanggal 20 September 2012 http://filsafat.kompasiana.com/2010/06/29/pancasila-di-tengah-globalisasi/ Muhammad Munandar.2012.makalah.Diakses pada tanggal 20 September 2012 http://www.scribd.com/doc/78401002/makalah Buku Fauzi, Achmad. 2003. PANCASILA (Tinjauan Dari Konteks Sejarah, Filsafat, Ideologi Nasional Dan Ketatanegaraan Republik Indonesia). Malang: PT Danar Wijaya – Brawijaya University Press Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia Dekker, Nyoman. 1997. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa (Dari Satu-satunya Pilihan ke Satu-satunya Asas). Malang: IKIP Malang 19