SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 163
DAUR ULANG BARANG BEKAS (PLASTIK & KERTAS)
DAUR ULANG BARANG BEKAS (PLASTIK & KERTAS)
Oleh:
Nurul Faizah
Farah Farida
Arif Fadholi W.A
Ahmad Mufid
Fidda Syarifiatul L
Sampah mungkin bisa dikaatakan sudah menjadi bagian dari manusia. Betapa tidak, setiap
kegiatan yang dilakukan, sebagian besar pasti menghasilkan sampah. Kita contohkan saja dari
kegiatan tiaap-tiap individu, seperti saat kita memasak sayuran pasti ada bagian sayuran yang
tidak terpakai, sehingga pada akhirnya akan dibuang. Kemudian dalam memenuhi kebutuhan
sehair-hari, seperti mencuci, mandi, dsb. Seluruh barang yang kita gunakan juga menghasilkan
sampah, seperti bungkus sabun, busa sabun, dan tentu masih banyak lagi.
Sampah bisa dibagi menjadi 2, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
merupakan sampah yang bisa terurai. Contohnya sayuran, dedaunan, kayu, dll. Sedangkan
sampah anorganik adalah sampah yang tidak terurai. Misalnya adalah plastik, kertas, dll.
Dari 2 jenis sampah tersebut yang sering menimbulkan masalah adalah sampah anorganik.
Bahkan sampah ini juga banyak dihasilkan oleh manusia. Seperti saat ini semua bungkus
makanan terbuat dari plastik dan kertas. Sampah-sampah ini jika tidak dikelola dengan baik akan
berdampak negatif baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitar. Sampah dikenal oleh
kebanyakan masyarakat adalah barang-barang yang sudah tidak bermanfaat atau bahan buangan
namun sebenarnya jika kita tinjau sampah masih bisa kita manfaatkan. Seperti plastik bekas bisa
dibuat menjadi tas, sampul, dompet, dll.
A. DAUR ULANG KERTAS BEKAS
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- gunting
- kayu / papan
- paku
- blender
- kain
- ember
- spon / busa
- baskom - kertas
- air
- daun jati
- daun pandan
- kunyit
b. Cara Membuat Kertas Daur Ulang
1. Robek kecil-kecil kertas bekas dan rendam didalam air selama 1 hari
2. Blender kertas sampai menjadi bubur ( halus)
3. Rebus bubur kertas selama 1 atau 2 jam (untuk membantu proses pelarutan tinta dalam kerta
bekas)
4. Tuangkan ke dalam baskom yang berisi air dan diaduk
5. Siapkan cetakan dan spons di berada di dalamnya lalu taruh kain yang sudah dibasahi
diatasnya
6. Tuangkan bubur kertasnya ke cetakan yang berisi spons dan kain
7. Sesudah beberapa lapis press dengan menaruh papan besar diatasnya dan beri pemberat
(batako atau batu)
8. Biarkan selama sekitar 1 jam agar airnya berkurang. Sebelum diangkat pastikan sudah cukup
kering.
9. Jemur ditempat yang panas, setelah benar-benaar kering lalu setrika
Contoh barang yang bisa dibuat dengan kertas Daur Ulang.
• Kertas untuk menggambar karya seni
• Pembungkus buku, tempat pensil, dan lain-lain
• Undangan, amplop, sampul, dll .
• kotak pensil + bingkai photo
• kotak kado
Jika kita ingin memberi warna pada kertas daur ulang memakai bahan alami untuk mewarnai
kertas daur ulang tersebut anda bisa memakai beberapa bahan yang bisa dipakai untuk memberi
warna tersebut. diantaranya :Kunyit, Daun Jati, Daun pandan Wangi, dll.
Kunyit : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna kuning.
Daun Jati : Kalau diparut dan disaring akan menhasilkan warna merah
Daun Pandan Wangi : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna hijau
B. Dompet & Tas dari Plastik
a. Alat dan Bahan
Bahan Alat
- plastik minyak goring, pewangi
- benang
- resliting - mesin jahit
- jarum
- gunting
b. Cara Membuat
1. Siapkan bungkus plstik bekas yang biasa digunakan pada rumah tangga. Seperti plastik sabun,
minyak goreng, pewangi, dll.
2. Cuci bersih plastik-plastik tersebut
3. Keringkan plastik-plastik tersebut menggunakan sinar matahari
4. Potong membentuk pola sesuai dengan keinginan
5. Kemudian satukan potongan-potongan dengan menggunakan mesin jahit
C. Tempat Pensil & Bolpoin dari Bungkus Permen
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- jarum
- penggaris
- lem lilin
- gunting - bungkus permen
- kardus
- benang wol
- pita dan daun
b. Cara Membuat
1. Siapkan bungkus permen besar
2. Bungkus permen dicuci sampai bersih
3. Siapkan kardus, dan digunting sesuai keinginan
4. Lalu ditempeli bungkus permen (bungkusnya dibalik)
5. Kemudiaan dijahit dengan menggunakan benang wol
D. Figura dari Kardus
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- lem kertas
- gunting
- penggaris
- staples - kardus
- kertas daur ulang
- daun
b. Cara Membuat
1. Siapkan kardus terlebih dahulu
2. Lalu kardus digunting sesuai keinginan
3. Buat bingkai figura dari kertas daur ulang
4. Dan figura dihiasi dengan dedaunan
E. Sampul Book Note dari Kertas Daur Ulang
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- gunting
- benang
- jarum
- lem lilin - kertas daur ulang
- kertas buram
- sedotan
- pita
b. Cara Membuat
1. potong kertas daur ulang sebanyak 2 buah berbentuk persegi panjang (bentuk sesuai selera)
2. hiasi salah satu dari polaa kertas tersebut denagn pita, sedotan, dll
3. siapkan potongan kertas buram, ukurannya sesuai dengan sampul
4. buat lubang 2 buah pada bagian atasnya, pola yang ada (baik kertas buram / daur ulang)
dengan ukuran lubang yang sama
5. kaitkan keduanya dengan benang
F. Album dari Kertas Daur Ulang
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- gunting
- penggaris
- benang
- jarum - kertas daur ulang
- kardus
b. Cara Membuat
1. Buat pola dari kertas daur ulang sesuai ukuran foto yang akan ditempelkan
2. Buat pola yang sama tapi dari kardus digunakan sebagai sampul
3. Buat 2 lubang pada bagian samping pada semua pola
4. Hiasi sampul sesuai selera
5. Untuk pola yang ada dalam kertas daur ulang semua bagian pojok ditempeli kertas untuk
mengaitkan foto pada album
6. Kaitkan sampul dengan benang atau kawat

Contoh KIR tentang Sampah di Indonesia untuk MAN/SMA

KARYA ILMIAH REMAJA
yang membahas tentang

SAMPAH DI INDONESIA
Disusun oleh :

................................
Kelas .................
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan ke-hadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dengan judul
pembuangan limbah sampah di Indonesia. Dengan membuat tugas ini saya harapkan kita
semua mampu untuk lebih mengenal tentang masalah sampah dan berbagai bahaya yang
dapat ditimbulkannya, yang merupakan salah satu PR besar bangsa Indonesia dan sering
kali tidak ditanggapi dengan baik dan bijaksana oleh masyarakat Indonesia.
Saya sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
karya

ilmiah

ini

masih

banyak

kekurangannya.

Oleh

karena

itu,

saya

sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan saya, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran
tersendiri bagi generasi muda bahwa pentingnya menjaga, memelihara, dan melestarikan
lingkungan untuk negeri kita tercinta Indonesia. Amiin…

Kuala Kapuas, September 2012
Penulis
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR GAMBAR

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1

B. Rumusan Masalah

2

C. Tujuan Penelitian

2

D. Manfaat Penelitian

1

3

BAB II
A. Teori

TINJAUAN PUSTAKA

4

4

1. Pengertian Sampah

4

2. Dampak Sampah bagi Manusia dan Lingkungan

5

3. Bahaya sampah Palastik bagi Kesehatan dan Lingkungan

7

4. Usaha Pengendalian Sampah

8

5. Prinsip-prinsip Produksi Bersih

10

6. Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah
7. Kompos, Alternatif Problem Sampah
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

16

16

11
12
14
B. Saran-Saran
ii

17
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sampah

4

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat
ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan
limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit
dikelola. Manusia memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi
berbagai hal yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul
berbagai bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca Indera kita, yaitu berbagai
jenis racun yang dibuat oleh manusia sendiri.
Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia dalam beberapa
puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna, berasa dan berbau, namun
potensial menimbulkan bahaya kesehatan. Sebagian besar dampak yang diakibatkannya
memang berdampak jangka panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi
dan lain - lain.
Sifat racun sintetis yang tidak berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya
yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan
gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca indera kita.
Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan
pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita. Begitu
dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan
kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan anak
cucu kita.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah :
1. Apakah yang di maksud dengan sampah?
2. Apa saja bagian – bagian sampah?
3. Bagaimana dampak sampah bagi kehidupan?
4. Bagaimana bahaya sampah plastic bagi kesehatan dan lingkungan?
5. Bagaimana cara mengurangi sampah?
6. Apa yang di maksud dengan prinsip produksi bersih?
C. TUJUAN PENELITIAN:
Untuk mengetahui bahaya racun yang ditimbulkan oleh sampah.
Saat ini sampah telah banyak berubah. Setengah abad yang lalu masyarakat belum
banyak mengenal plastik. Mereka lebih banyak menggunakan berbagai jenis

bahan

organis.
Di masa 1980-an orang masih menggunakan tas belanja dan membungkus daging
dengan daun jati. Sedangkan sekarang kita berhadapan dengan sampah - sampah jenis
baru, khususnya berbagai jenis plastik. Sifat plastik dan bahan organis sangat berbeda.
Bahan organis mengandung bahan - bahan alami yang bisa diuraikan oleh alam dengan
berbagai cara, bahkan hasil penguraiannya berguna untuk berbagai aspek kehidupan.
Sampah plastic dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi
sebagai bahan dasar, ditambah bahan - bahan tambahan yang umumnya merupakan logam
berat (kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chlor. Racun dari plastik
ini terlepas pada saat terurai atau terbakar.
Penguraian plastic akan melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia
lain yang dikandungnya. Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan
kemudian masuk ke tubuh kita melalui makanan dan minuman.
Sedangkan pembakaran plastic menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di
dunia, yaitu Dioksin. Dioksin adalah salah satu dari sedikit bahan kimia yang telah diteliti
secara intensif dan telah dipastikan

menimbulkan Kanker. Bahaya dioksin

sering
disejajarkan dengan DDT, yang sekarang telah dilarang di seluruh dunia. Selain dioksin,
abu hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang terkandung di dalam plastik.
D. MANFA’AT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfa‟at yaitu :
Dapat mengetahui sampah yang ada di Indonesia, bagian - bagiannya, dampak yang
ditimbulkannya, bahayanya bagi kesehatan dan lingkungan khususnya sampah plasik, cara
mengurangi dan mengerti tentang prinsip produksi bersih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI

1. Pengertian Sampah

Gambar 2.1
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat
dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan
untuk Manajemen, Ecolink, 1996). Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah
dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari – hari masyarakat. Sampah
yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:
1. Rumah tangga
2. kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan.
3.

fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik,
Puskesmas

4. fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan,
5. Industri
6. hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.
Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian
 Sampah Organik
Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah
kering). Sampah Organik terdiri dari bahan - bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran dll.
 Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam
seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa tas plastic
dan botol kaleng
Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas,
koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton
dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik),
maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.
2. Dampak Sampah bagi Manusia dan lingkungan
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun
rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih
ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif
yang tidak sedikit.

Dampak bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
o Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyaki t demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai.
o Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
o Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).
Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makanan/sampah.
o Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira - kira 40.000 orang meninggal
akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal
dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies
akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian
sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organic dan gas - cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi
dapat meledak.
Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi
o Pengelolaan sampah

yang kurang baik

akan membentuk

lingkungan

yang kurang

menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk
karena sampah bertebaran dimana - mana.
o Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
o Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas).
o Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain - lain.
o Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,
seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan.
Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
3. Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan
NETIZEN Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang
sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor
pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastic telah menjadi sampah

yang

berbahaya dan sulit dikelola.
Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas
kantong plastic itu benar - benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak
negatif sampah plastic ternyata sebesar fungsinya juga. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar
plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini
adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel - partikel plastik akan
mencemari tanah dan air tanah.
Jika dibakar, sampah plastic akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi
kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara
sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara
lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan system saraf dan
memicu depresi. Kantong plastic juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin
waduk.
Diperkirakan 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap
tahunnya. Jika sampah – sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan
bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Coba anda bayangkan begitu fantastisnya sampah
plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda ? Setiap
tahun, sekitar 500 milyar – 1 triliyun kantong plastic digunakan di seluruh dunia.
Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastic setiap tahunnya (coba
kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17 milyar kantong plastik
dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya. Kantong
plastic mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota - kota besar.
Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastic mengemisikan gas
rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastic membutuhkan sekitar 12 juta barel
minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi.
Pada tahap

pembuangan

di

lahan

penimbunan

sampah

(TPA),

sampah

plastik

mengeluarkan gas rumah kaca.
4. Usaha Pengendalian Sampah
Untuk

menangani

permasalahan

sampah

secara

menyeluruh

perlu

dilakukan

alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan
masalah lingkungan akibat sampah, justru memberikan permasalahan lingkungan yang
baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah
mencapai tahap yang membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi
lingkungan.
Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter
(sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan
volume sampah yang akan diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota
yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah.
Pada kenyataannya lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan
sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug
saniter sangatlah tidak sesuai.
Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling
tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat
dalam penggunaan lahan. Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat
adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab
tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan
menggunakan insinerator. Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat,
dan disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa ( fly ash dan bottom ash )
dibandingkan dengan volume sampah semula. Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru
lebih banyak memberikan dampak negative terhadap lingkungan berupa pencemaran udara.
Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat,
dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan.
Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, misalnya kanker, system kekebalan, reproduksi, dan masalah pertumbuhan.
Global Anti - Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa incinerator juga
merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang
sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem
kesadaran.
Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka paradigma
penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk
dibuang begitu saja harus diubah. Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah
satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara - cara
pengurangan

produk - produk

samping

yang

berbahaya,

mengurangi

polusi

secara

keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka
siklus ekologis.
5. Prinsip - prinsip Produksi Bersih
Prinsip - prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian, misalnya, dengan
menerapkan Prinsip 4R, yaitu:
Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material
yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah

yang

dihasilkan.

Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang - barang yang bisa
dipakai kembali. Hindari pemakaian barang - barang yang disposable (sekali pakai, buang).
Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang - barang yang sudah tidak
berguna lagi, bisa didaur ulang.
Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam,
merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah,
untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut.
Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari - hari. Gantilah barang
barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga
telitilah

agar kita hanya memakai barang – barang yang lebih ramah lingkungan,

Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan
pergunakan Styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
Selain

itu,

untuk

menunjang

pembangunan

yang

berkelanjutan

( sustainable

development ), saat ini mulai dikembangkan penggunaan pupuk organic yang diharapkan
dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya kian melambung. Penggunaan
kompos telah terbukti mampu mempertahankan kualitas unsure hara tanah, meningkatkan
waktu retensi air dalam tanah, serta mampu memelihara mikroorganisme alami tanah
yang ikut berperan dalam proses adsorpsi humus oleh tanaman.
Penggunaan kompos sebagai produk pengolahan sampah organik juga harus diikuti
dengan kebijakan dan strategi yang mendukung. Pemberian insentif bagi para petani yang
hendak mengaplikasikan pertanian organic dengan menggunakan pupuk kompos, akan
mendorong petani lainnya untuk menjalankan system pertanian organik. Kelangkaan dan
makin membubungnya harga pupuk kimia saat ini, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh
pemerintah untuk mengembangkan system pertanian organik.
6. Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah
Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan
masalah sampah tidak dapat semata - mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah
Kabupaten/Kota).

Pada

tingkat

perkembangan

kehidupan

masyarakat

dewasa

ini

memerlukan pergeseran ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada
gilirannya memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah. Pengelolaan sampah
meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan,
pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua
aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan
pengelolaan sampah.Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat
karena mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi :
Penetapan

instrumen

kebijakan:

instrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang - undang dan hukum
yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan instrumen ekonomik: penetapan
instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penanganan akhir sampah (system insentif
dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta
melakukan uji dampak lingkungan.
Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re - use),
dan mendaur – ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace), Pengembangan produk
dan kemasan ramah lingkungan, Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan
sampah: Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan akhir sampah,
penetapan lokasi pengolahan akhir sampah, luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan
akhir sampah, penetapan lahan penyangga.
7. Kompos, Alternatif Problem Sampah
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organic dan anorganik. Rata - rata
persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan
alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan bahaya pencemaran
yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan. Teknologi pengomposan sampah
sangat beragam, baik secara aerobic maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan
tambahan.
Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan – bahan organik secara
biologis dalam temperature thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan
yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara
bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun
anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan
Activator Kompos seperti Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM
(Effective

Microorganism)

atau

menggunakan

cacing

guna

mendapatkan

kompos

(vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinya yang
sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam
jumlah yang banyak (tergantung luasan lahan).
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah
untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan control proses yang terlalu sulit. Dekomposisi
bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara.
Sedangkan pengomposan secara anaerobic memanfaatkan mikroorganisme yang tidak
membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk
kepentingan tanah - tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya ntuk memperbaiki sifat
kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos
yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur
lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah
pertamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan,
dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Bahan baku
pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen,
seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri
pertanian.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses - proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk - produk yang tak bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan
sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industry akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira - kira mirip dengan jumlah konsumsi. Upaya yang dilakukan pemerintah
dalam usaha mengatasi masalah sampah yang saat ini mendapatkan tanggapan pro dan
kontra dari masyarakat adalah pemberian pajak lingkungan yang dikenakan pada setiap
produk industry yang akhirnya akan menjadi sampah. Industri yang menghasilkan produk
dengan kemasan, tentu akan memberikan sampah berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh
konsumen. Industri diwajibkan membayar biaya pengolahan sampah untuk setiap produk
yang dihasilkan, untuk penanganan sampah dari produk tersebut. Dana yang terhimpun
harus dibayarkan pada pemerintah selaku pengelola IPS untuk mengolah sampah kemasan
yang dihasilkan. Pajak lingkungan ini dikenal sebagai Polluters Pay Principle. Solusi yang
diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat memerlukan dukungan dan
komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan sampah tidak akan
lagi berkesinambungan.
Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah memiliki
keterbatasan

pembiayaan

dalam

sistem

penanganan

sampah.

Namun

di

sisi

lain,

masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya kinerja sistem
penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya sampah selama beberapa
hari di Kota Bandung, tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan lingkungan
yang harus dikeluarkan akibat pencemaran udara ( akibat bau ) dan air lindi, berapa besar
biaya pengobatan masyarakat karena penyakit bawaan sampah ( municipal solid waste
borne disease ), hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat akibat gangguan bau
sampah.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang sampah yang ada di Indonesia serta seluk
beluknya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

2.

Pembakaran plastik menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di dunia, yaitu
Dioksin. Selain dioksin, abu hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang
terkandung di dalam plastik.

3.

Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.

4.

Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.

5. Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal
ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
6. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain - lain.
7. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastic dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi
atau terurai dengan sempurna.
8. Setiap tahun, sekitar 500 milyar – 1 triliyun kantong plastic digunakan di seluruh dunia.
Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastic setiap tahunnya
9. Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang
ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara - cara pengurangan produk - produk
samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produkproduk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
10. Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan – bahan organik secara
biologis dalam temperature thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan
yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara
bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.
B. Saran
1. Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan
juga control sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun
kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga
sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak
sumber daya.
2. Keberadaan Undang - Undang persampahan dirasa sangat perlukan. Undang - Undang ini
akan mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan sanksi masing - masing pihak. UU
juga akan mengatur soal kelembagaan yang terlibat dalam penanganan sampah. Menurut
dia, tidak mungkin konsep pengelolaan sampah berjalan baik di lapangan jika secara
infrastruktur tidak didukung oleh departemen - departemen yang ada dalam pemerintahan.
3.

Demikian

pula

pengembangan

sumber

daya

manusia

(SDM).

Mengubah

budaya

masyarakat soal sampah bukan hal gampang. Tanpa ada transformasi pengetahuan,
pemahaman, kampanye yang kencang. Ini tak bisa dilakukan oleh pejabat setingkat
4.

Kepala Dinas seperti terjadi sekarang. Itu harus melibatkan dinas pendidikan dan
kebudayaan, departemen agama, dan mungkin Depkominfo.

5.

Di beberapa negara, seperti Filipina, Kanada, Amerika Serikat, dan Singapura yang
mengalami persoalan serupa dengan Indonesia, sedikitnya 14 departemen dilibatkan di
bawah koordinasi langsung presiden atau perdana menteri.
Karya Ilmiah Tentang Sampah
06.07 Blog Of Edu and so on No comments
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan banyaknya sampah disekitar kita, banyak orang yang tidak peduli dengan
berserakannya sampah dimana-mana. Padahal sampah-sampah yang sering kita lihat itu masih
bisa di daur ulang atau di manfaatkan. Sampah adalah Material atau barang yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Seperti bungkus plastik, kertas, gelas minuman,
Sisa makanan, kertas barang-barang dari plastik, kain-kain bekas, tisu, botol-botol, bahkan
mungkin sampai mainan-mainan atau peralatan rumah dan kendaraan yang tak terpakai lagi serta
masih banyak lagi. Jika kita sedang jalan-jalan, coba lihat tempat sampah di wilayah pertokoan.
Tempat sampah disana mungkin jadi menggunung dengan kardus-kardus bekas, kemasan
styrofoam, kantong plastik, sisa-sisa makanan dari restoran, dan macam sampah yang lainnya.
Sampah tersebut seharusnya tidak langsung di buang, kita kelompokkan masing-masing sampah
tersebut. Lalu kita mencoba untuk mendaur ulang sampah itu. Seperti sampah plastik, kita lihat
di televisi, bungkus makanan dapat dijadian berbagai macam souvenir seperti tas, dompet, dan
payung plastik. Dalam kehidupan sehari hari, kita sering melihat sampah yang berserakan
disekitar kita. Seperti yang kita lihat di berita, sampah yang tidak bisa di atasi di Jakarta dan
daerah lainnya. Maka seharusnya sampah itu harus di pisah, karena sampah yang sering kita lihat
itu masih bisa di daur ulang. Maka penulis merasa sampah yang tidak berguna itu bisa menjadi
barang yang bernilai ekonomis. Penulis memilih judul “PENGOLAHAN SAMPAH yang
BERNILAI EKONOMIS” karena banyak orang yang beranggapan sampah itu tidak ada
gunanya. Dengan menulis karya ilmiah ini, semua orang bisa mengolah sampah menjadi barang
yang bernilai ekonomis.

1.2 Rumusan Masalah
1

Mengapa sampah dianggap tidak berguna ?

2

Mengapa hanya sedikit orang yang bisa mengolah sampah menjadi barang yang berguna ?

3

Bagaimana cara supaya orang tidak menyia-nyiakan sampah ?

4

Bagaimana cara mengolah sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis ?

1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1

Tujuan Umum

1

Dapat menambah wawasan tentang cara mengolah sampah.

2

Dapat mengetahui tentang cara mengolah sampah.
1.3.2

Tujuan Khusus
1

Sebagai pengalaman dalam penyusunan karya tulis

2

Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

3

Untuk syarat mengikuti Ujian Nasional

1.5 Metode Penulisan
Dalam menulis karya ilmiah ini untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan,
penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut :

1.5.1
Metode Media Massa
Metode media massa yaitu penulis mencari sumber di internet dan sumber lainnya yang
berkaitan dengan karya ilmiah ini.
1.5.2

Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka yaitu penulis membaca buku-buku dan kumpulan mata pelajaran yang
berkaitan dengan karya ilmiah ini.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengolahan dan Pengelolaan

2.1.1

Pengolahan adalah Metode yang digunakan untuk mengubah barang yang

tidak

berguna menjadi barang yang bisa dimanfaatkan.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendau rulangan, atau
pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan
sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metode dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan Negara berkembang,
berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah
perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan
institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan
untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah
sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah,
tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
2.1.2 Tujuan Pengelolaan Sampah
 Mengubah sampah yang tidak berguna menjadi sampah yang baernilai ekonomis
 Supaya lingkungan menjadi indah dan bebas dari sampah organik maupun an-organik
 Mengubah sampah menjadi material yang tidak berbahaya bagi lingkungan hidup
2.1.3 Metode Pembuangan dan Daur Ulang
Metode Pembuangan
 Pembuangan Darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah,
metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah
yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs
penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan
sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak
dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau
sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari
sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung
kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah).
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan
air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan
untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya
tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk
mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan
dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk
membangkitkan listrik.
 Pembakaran atau Pengkremasian
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan
pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi biasa disebut "Perlakuan panas".
kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bisa
dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang
praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah
biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena
fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat. Sampah menjadi energi (wasteto-energy) Sampah menjadi energi atau energi dari sampah adalah terminologi untuk
menjelaskan sampah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas uap listrik.
Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna, ada keluhan adanya polusi mikro dari
emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang
kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran.
Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di
Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.
2.1.4 Metode Daur Ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang,
mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil

pertama adalah

kalori dari bahan yang bisa

dibakar utnuk membangkitkan listik.

 Pengelolaan Kembali Secara Fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan
kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah
dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah
tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus.
Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari
produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya
harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
 Pengelolaan Biologis
Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.
Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa
digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program
(program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga, seperti sampah
dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
 Pemulihan Energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan
gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan
pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah
tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk
berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau
dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk
seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk
mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon
monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
2.1.5 Metode Pencegahan dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk
supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas
plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya
kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi
yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
2.1.6 Manfaat Pengolahan Sampah





Penghematan sumber daya alam
Penghematan energi
Penghematan lahan TPA
Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

Karya Ilmiah Tentang Sampah

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “PENGOLAHAN SAMPAH”.Karya ilmiah ini di
susun sebagai salah satu tugas mata pelajaran biologi
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak
berguna lagi sehingga diperlakukannya sebagai barang buangan yang disebut sampah. Sampah secara
sederhana diartikan sebagai sampah organik dan anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai
lokasi di suatu daerah. Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar.
Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya
terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat
mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu /
sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
Dalam penyusunan karya ilmiah,ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuankami. Namun sebagai manusia biasakami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari
segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin
menyelesaikan karya ilmiah meskipun tersusun sangat sederhana.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Penulis
Juni,2012

DAFTAR ISI
Kata pengantar ……………………………………………………………………………………………………………………….i
Daftar isi ………………………………………………………………………………………………………………………………..ii

Bab 1 Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………………………………………………1
1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………………………………………………………………1
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………2
1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………………………………….2
1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………………………………….2
BAB 2 Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………..3
1.1 Pengertian Sampah……………………………………………………………………………………………………3
1.2 Jenis-jenis Sampah…………………………………………………………………………………………………….3
1.3 Prinsip pengolahan sampah……………………………………………………………………………………….5
1.4 Pengolahan Sampah………………………………………………………………………………………………….6
1.5 Cara Pengolahan Sampah………………………………………………………………………………………….8
Bab 3 Penutup………………………………………………………………………………………………………………………10
1.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………10
1.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………….10
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………………………..11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Kebersihan pangkal kesehatan, kata-kata ini sudah tidak asing bagi kita.Di suatu lingkungn sekoah
seringkali sebuah sekolah mengalami permasalahan tentang kebersihan.Hal ini di sebabkan oleh para
siswa yang membuang sampah sembarangan.
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negaranegara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata
setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu
diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan
tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah
seperti yang sering kita lihat.
Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya
yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat
mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat.
Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
menanganinya.

1.2

Identifikasi Masalah
berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana cara mengatasi sampah di sekitar kita ?
2. Bagaimana cara mengelola sampah tersebut ?
3. Bagaimana agar sampah tersebut dapat di manfaatkan dalam kehidupa sehari-hari ?

1.3

Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas,di rumuskan suatu masalah yang akan di bahas dalam kary ilmiah ini
yaitu :
Bagaimana cara penanggulangan sampah di sekitar kita serta cara pengelolaan sampah tersebut agar
dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak di capai dalam pedoman untuk melakukan suatu
kegiatan yang telah di rumuskan.Adapun tujuan di adakannya penelitian ini adalah :
1.Untuk membangkitkan kesadaran kita untuk tidak membuang sampah sembarangan.
2. Untuk memberikan pengarahan bahwa membuang sampah pada tempatnya itu sangat penting.
4. Untuk mengetahui pengaruh sampah dalam kehidupan sehari-hari.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah
7. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah
8. Untuk mengetahui cara mengolah sampah
9. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah.

1.5 Manfaat Penelitian
1.Penelitian ini dapat membuka wawasan kita tentang kondisi lingkungan di sekitar kita.
2.Menambah
pengolahan

pengetahuan

bagi

peneliti

dan

pembaca

serta

memperkenalkan

manfaat

Sampah.
3.Hasil penelitian ini di harapkan menjadi sumbangan ba siswa mengenai latar belakang pengolahan
Sampah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian sampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai
sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.Menurut kamus
istilah lingkungan,sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembikinan atau pemkaian barang rusak atau bercatat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau di tolak atau buangan.Sedangkan kata bapak
Dr.Tandjung,M.sc,sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi,di buang oleh pemiliknya atau
pemakai semula.
Penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah volume sampah yang
sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA),
pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya
dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah
yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA).
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural
karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan
perkiraan,volume sampah yang di hasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari,sehingga
untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah
sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan
tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya
seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber penyakit.
Pada pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa. Oleh sebab itu, pengolahan
sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang
menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna
lainnya.Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan
sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi.
Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya
terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat
mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu /
sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
2.Jenis –jenis sampah
a.Berdasarkan sumbernya
1. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,seperti
halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai menjaditanah . Di luar kehidupan liar, sampah-sampah
ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

2.Sampah manusia
Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti
feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan
sebagai vektor(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkanvirus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah
manusia dengan cara hidup yang higenis dansanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori
penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
3.Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata
lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan
manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan
sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
b.Berdasarkan sifatnya
1.Sampah organic (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun
kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
2.Sampah anorganik (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus
makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini
dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya.
Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan
gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
c.Berdasarkan bentuknya
1.Sampah padat
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut
bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat
berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah
organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti
sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potonganpotongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik
aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.
2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi
menjadi:
o Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai
secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
o Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau
diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2.Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah.
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua
fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa
dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan
jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya
membuang ke selokan.

3.Prinsip pengolahan sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini
dikenal dengan nama 4M, yaitu:
a.Mengurangi (Reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

b.Menggunakan kembali (Reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang
yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
c.Mendaur ulang (Recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa
didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri
rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
d.Mengganti (Replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama.

4.Pengolahan Sampah
Alternatif Pengelolaan Sampah :
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif
pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan
menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua
permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali
ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam.
Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan
tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah
sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang
secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat
ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses
daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin
masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan
yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya.
Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan
produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai
dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak
mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang
seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara
maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor
informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem
penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama
dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di
Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu
mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik
merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampahsampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau
dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin
bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci
ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak
pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material
yang dapat mensuplai industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang
terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad
renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan
manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi
atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan,
kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi
kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal
lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang
terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad
renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan
manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia
(perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan
tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai
sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum
Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan
teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat.
Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan pertanian
terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos
memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos
mampu:(1)Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan
kemampuannya dalam penyerapan hara.(2)Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air
sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada
tanah.(3)Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara.(4)Menciptakan kondisi yang sesuai
untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi
kesuburan tanah.

5.Cara pengolahan sampah
Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari sampah tersebut akan hidup
mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri,pathogen) jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar
tidak menimbulkan masalah. Pengolahan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai
pemusnahan.
Cara

pengolahan

1. Pengumpulan dan pengangkutan

sampah

adalah

sebagai

berikut:
Pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah tanggung jawab msing-masing rumah tangga /
institusi penghasil sampah harus membangun tempat pembuangan dan pengumpulan sampah, lal
diangkat keTSP(tempat pembuangan sementara, lalu ketempat pembuangan akhir).
2.Pemusnahan dan pengolahan
Pemusnahan dan pengolahan sampah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1.Ditanam( land fill),yaitu membuat lubang didalam tanah kemudian ditimbun dalam tanah.
2.Dibakar(incineration)
yaitu
membakar
sampah
dalam
incinerator.
3.Dijadikan pupuk misalnya kotoran hewan dikumpulkan menjadi pupuk kompos.
Berikut adalah salah satu contoh pengolahan sampah yang dapat di manfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu sebagai berikut :
Daur ulang Kaleng Bekas

Anda tentu sering merasa pusing bagaimana memanfaatkan barang bekas, seperti kaleng susu,
roti, atau yang lainnya. Anda tidak harus langsung membuangnya. Dengan sedikit kreativitas dan
ketekunan, anda pun dapat membuat sesuatu yang lebih bermanfaat darinya. Anda pun dapat
memanfaatkannya untuk dapat digunakan sebagai wadah pensil, tempat sampah, tempat cucian atau
lainnya.
Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah : kaleng bekas, cat berwarna putih, pensil atau pulpen, cat
akrilik. Hal pertama yang harus anda siapkan adalah kaleng bekas sebagai bahan utama untuk dapat
dimanfaatkan kembali. Ambil kaleng bekas, kemudian dicuci sampai bersih, baik bagian dalam maupun
bagian luarnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran, baik berupa bekas makanan, minyak
atau pun debu yang menempel pada kaleng yang akan digunakan. Setelah kaleng dibersihkan, kemudian
dikeringkan agar dapat dilakukan proses selanjutnya.
Setelah kaleng bersih dan kering, kemudian dilakukan proses pelapisan kaleng dengan
menggunakan cat berwarna putih. Warna putih dipilih karena warna ini netral sehingga proses
pengecatan warna selanjutnya akan lebih mudah dan hasilnya pun menjadi maksimal serta sekaligus
untuk melapisi merk dari kaleng yang digunakan.
Setelah kaleng dilapisi warna putih, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Tahap
selanjutnya adalah dengan melukis kaleng dengan menggunakan pensil atau pulpen. Pola gambar
adalah sesuai dengan selera anda. Anda dapat membuat gambar hewan, bunga, pemandangan, tokoh
kartun, angka, huruf, atau pola abstrak yang anda sukai. Setelah pola tergambar pada kaleng, anda
dapat mengecatnya dengan menggunakan cat akrilik. Warna untuk tiap motif pun sesuai dengan
kesukaan anda. Namun, bila anda mendaur ulang kaleng untuk anak anda, anda dapat menggunakan
warna cerah dan ‘ngejreng’ karena anak-anak suka sekali bila barang mereka.
Karena ini adalah proses daur ulang dan dan dibuat secara ‘handmade’ maka hasilnya pun
spesial. Tidak ada yang sama. Ini adalah salah satu kelebihan membuat pola sendiri. Bila anda mengajak
anak anda untuk mendaur ulang kaleng bekas di rumah, ini akan membantu merangsang kreativitas
anak anda. Dan mereka pun akan bangga dengan hasil karya mereka sendiri. So, manfaatkan kaleng
bekas di rumah anda. Dan anda pun dapat berkreasi dengannya.
BAB 3
PENUTUP
1.Kesimpulan
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai
sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.
Jenis-jenis sampah dapat di bagi menjadi 4 yaitu :
 Berdasarkan sumbernya seperti :
a.Sampah alam
b.Sampah manusia
c. Sampah konsumsi
 Berdasarkan sifatnya seperti :
a.Sampah organic(degradable)
b.Sampah anorganik(undegradable)
 Berdasarkan bentuknya seperti :
a.Sampah padat
b.Sampah cair
prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah di kenal juga dengan nama 4M
yaitu : mengurangi,menggunakan kembali,mendaur ulang,dan mengganti.
Cara pengolahan sampah dapat di mulai dari pengumpulan dan pengangkutan serta pemusnahan
dn pengolahan.

2.Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari
dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial
budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos
tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para
perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.

DAFTAR PUSTAKA
Alberts,B.et al.Biologi
Utama,Jakarta,1994.

Molekuler

Sel,Edisi

ke

dua,1994,Penerbit

PT

Gramedia

Pustaka

Hhtp://id.wikipedia.org/wiki/kebersihan
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10187
http://www.google.com

[Kewirausahaan] Makalah Pemanfaatan Sampah Kardus Kemasan Minuman
"Kotak Pensil Kelinci"
Written By: Hanatika Nurhaeni on 11:33 AM
BAB I
LATAR BELAKANG
Permasalahan sampah di Indonesia bukan lagi rahasia umum. Belakangan ini permasalahan
sampah yang semakin hari semakin menggunung sudah menjadi topik perbincangan yang cukup
menyedot perhatian setiap kalangan. Permasalahan sampah sudah menjadi santapan sehari-hari
bagi masyarakat Indonesia. Berbagai jenis sampah telah mewarnai setiap sudut pandang kita.
Sampah merupakan hal yang serius yang harus ditangani segera. Bisa dibayangkan sekian kubik
sampah dibuang oleh rumah tangga dan industri. Dan mau tidak mau kita harus mengakui bahwa
bangsa Indonesia ini masih kurang memahami tentang sampah.
Berbagai cara telah ditempuh oleh Pemerintah dan sebagian masyarakat untuk mengurangi
volume sampah di Indonesia. Namun tetap saja sampah masih menumpuk dan menimbulkan
ketidaknyamanan bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, sebagai jalan alternatif saya mencoba
untuk memanfaatkan kardus kemasan minuman yang tidak terpakai menjadi sebuah kotak pensil
kelinci yang unik serta bernilai jual tinggi.

TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
Tujuan saya memilih bahan kardus kemasan minuman karena banyaknya sampah yang berasal
dari kemasan minuman yang hanya dapat terpakai satu kali. Dan saya memilih kotak pensil
karena kotak pensil adalah barang yang dibutuhkan oleh pelajar dan bahkan setiap kalangan.
Sedangkan tujuan dari pembuatan kerajinan barang bekas atau yang tidak terpakai ini adalah
memanfaatkan barang bekas menjadi nilai jual yang tinggi serta menambah nilai ekonomis dari
barang yang sudah tidak terpakai atau terbuang.
Hasil yang saya harapkan dari pembuatan kotak pensil berbahan kardus ini adalah untuk
mengurangi jumlah volume sampah yang seringkali menimbun dimana-mana dan bisa
mencemarkan tanah serta meningkatkan kreatifitas anak bangsa agar dapat berpartisipasi dalam
menyelamatkan bumi kita yang tercinta ini.

BAB II
LANDASAN TEORI
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara
biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur;
atau materi berlebihan atau buangan. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994)
Kesenian dari barang bekas adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun
kelompok dimana bahan-bahannya terdiri dari barang-barang bekas. Kesenian barang bekas
pertama kali dikenalkan oleh Wensislaus Makur, seorang kelahiran Flores. Beliau merupakan
bekas buruh bangunan di Bali. Wensislaus Makur membuat tas unik dari sampah karung plastik
beras, sampai menembus pasar konsumen di Eropa.
Kardus (corrugated paper) merupakan bahan kemasan yang digunakan untuk melindungi suatu
produk selama distribusi dari produsen ke konsumen. Kardus terbuat dari bahan dasar berupa
kertas yang diketahui mudah sekali mengalami kerusakan. Walaupun begitu, sampah kardus
tetap saja dapat menimbulkan masalah yang dapat menganggu kebersihan dan keindahan
lingkungan. Di Indonesia pemanfaatan sampah kardus masih belum dilakukan dengan optimal.
Padahal sampah kardus yang sudah tidak terpakai tersebut dapat dimanfaatkan kembali melalui
proses daur ulang.
Kotak pensil adalah kotak untuk menyimpan pensil. Sebuah kotak pensil juga dapat berisi alat
tulis lain seperti pensil, penghapus, dan bolpoin.
Sumber:
• http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
• http://id.wikipedia.org/wiki/Kesenian_dari_Barang_Bekas
• http://perlutahu.org/fakta-menarik-seputar-daur-ulang-kardus/
• http://id.wikipedia.org/wiki/Kotak_pensil

PELUANG USAHA
Usaha dengan bahan baku barang bekas masih sangat minim ditemukan, padahal barang bekas
yang kita temui sehari-hari sebenarnya masih dapat digunakan kembali. Banyak sekali orang
yang memandang sebelah mata pemakaian barang yang terbuat dari barang bekas ini dapat
mengurangi timbunan sampah, namun sesuatu yang besar tidak mungkin terjadi tanpa sesuatu
yang kecil kan? Oleh karena itu, kerajinan dari barang bekas ini tergolong bisnis yang cukup
menggiurkan. Peminat produk barang bekas sebenarnya cukup banyak karena mereka ingin
dapat berpartisipasi dalam mengurangi sampah. Bisnis kerajinan dari bahan bekas ini tidak perlu
modal besar karena hanya membutuhkan barang bekas sebagai bahan serta kreatifitas yang
tinggi.
Usaha kesenian dari barang bekas ini merupakan kategori dalam menjual keahlian, sehingga
yang diperlukan kreativitas untuk merancang kesenian tersebut. Selain itu, tidak mudah menjadi
pengusaha produk ini, karena harus dapat membaca situasi lingkungan eksternal. Hal ini adalah
kunci pokok untuk berhasil. Kesenian dari barang bekas digolongkan dalam alternatif mencari
penghasilan tambahan dengan membuka usaha sendiri. Akan tetapi diperlukan pengorbanan
waktu, tenaga, dan biaya apabila ternyata sistem yang dibangun gagal.

BAB III
PROSES PEMBUATAN PRODUK
Alat dan Bahan:
Kardus kemasan minuman
Alat tulis
Kain kerah
Kain flanel
Resleting
Mute hitam (untuk mata)
Lem
Gunting
Benang jahit

Langkah Pembuatan Produk:
1. Setelah dibersihkan, bentuk kardus kemasan minuman hingga sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan.

2. Gunting kain kerah menjadi beberapa bagian dengan ukuran yang sama dengan setiap sisi
kardus kemasan minuman.
3. Kemudian tempel kain kerah ke bagian dalam kardus kemasan minuman hingga seluruh
sisinya tertutup.

4. Pasang resleting di bagian depan kardus kemasan minuman dengan menggunakan lem.

5. Lalu pola dan gunting kain flanel dengan ukuran setiap sisi kardus kemasan minuman
tetapi dilebihkan ±1 cm untuk menyatukan setiap sisi dengan cara dijahit.
6. Ambil kain flanel bagian depan untuk wajah kelinci, lalu pasang mute hitam untuk
matanya dan buat bentuk mulut menggunakan kain flanel.

7. Pola telinga kelinci menggunakan flanel sebanyak 4 buah, ambil 2 pola kemudian
satukan dan jahit hingga menjadi 2 buah telinga kelinci.
8. Pasang telinga kelinci dengan pola sisi bagian atas yang sudah digunting.

9. Lapis seluruh sisi luar kardus kemasan minuman dengan kain flanel yang sudah dipola
dengan cara direkatkan dengan lem terlebih dahulu.
10. Kemudian satukan kain flanel dari sisi yang satu ke sisi yang lain dengan cara dijahit
menggunakan benang jahit.

11. Setelah itu pola tangan dan ekor kelinci, lalu tempelkan.
12. Hias kotak pensil kelinci sesuai dengan keinginanmu, misalnya diberi wortel dan pita.

13. Selesai, kotak pensil kelinci siap menemani hari-harimu.

BAB IV
KESIMPULAN
Sampah bukanlah hal yang dapat disepelekan begitu saja. Pengolahan sampah tidak dapat
diserahkan seluruhnya kepada Pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama
sebagai bangsa Indonesia. Jangan hanya bisa berbicara omong kosong tanpa melakukan hal yang
realistis dalam upaya pengolahan sampah ini. Perubahan yang besar tidak mungkin terjadi tanpa
perubahan yang kecil. Oleh karena itu, mari kerahkanlah daya kreatifitas kita sebagai anak
bangsa yang peduli serta mencintai negeri ini demi masa depan anak cucu kita.
- See more at: http://rumahkreasihana.blogspot.com/2013/02/makalah-kewirausahaan-kerajinandari-barang-bekas.html#sthash.05nMkOCZ.dpuf

Pengelolaan sampah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah
dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Tong sampah biru di Berkshire, Inggris

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan , pendaurulangan, atau
pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan
sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda
juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan
dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi
di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah,
tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

Daftar isi
1 Tujuan
2 Metode Pembuangan
o 2.1 Penimbunan darat
3 Metode Daur Ulang
o 3.1 Pengolahan kembali secara fisik
o 3.2 Pengolahan biologis
o 3.3 Pemulihan energi
4 Metode penghindaran dan pengurangan
5 Konsep pengelolaan sampah
6 Pendidikan dan Kesadaran
7 Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
8 lihat juga
9 Pranala luar

Tujuan
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (Lihat: Pemanfaatan
sampah), atau
mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

Metode Pembuangan
Penimbunan darat
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penimbunan darat
Penimbunan darat sampah di Hawaii.

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah,
metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah
yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan
penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan
sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak
dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin
berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping
lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di
Bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)

Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat.

Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya
dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik
hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang
dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas
untuk membangkitkan listrik.

Metode Daur Ulang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali
disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan
sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk
membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan
di bawah.
Pengolahan kembali secara fisik

Baja dibuang, dan kelengkapan dilaporkan dipilih pada kemudahan Central European Waste
Management (Eropa).

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan
untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari
awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus.
Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari
produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus
diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengkomposan
Pengkomposan.

Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.
Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang bisa
digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program
(program tong hijau) di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah
dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
Pemulihan energi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah menjadi energi (Waste-to-energy)

Komponen pencernaan Anaerobik di pabrik Lübeck mechanical biological treatment di Jerman, 2007

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan
gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, ketika sampah dipanaskan pada
suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup
pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat,
gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan
menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon
aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi
material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan
hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

Metode penghindaran dan pengurangan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Minimalisasi sampah

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk,
atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan
kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa
diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik),
mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tisu),
dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama
(contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

Konsep pengelolaan sampah
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya,
antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, multikonsep yang digunakan
adalah:

Diagram dari hirarki limbah.
Hierarki Sampah - hierarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan
kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai
dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar dari
sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hierarki adalah untuk mengambil
keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum
limbah.
Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah/Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR)
adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang
berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-ofpembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang
dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan
diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan/atau menjual
produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta
selama manufaktur.
prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak
pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan
limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari
pembuangan

Pendidikan dan Kesadaran
Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari
perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi
untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan
dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi
udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air;
dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup
manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati,
keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah
menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program
pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas
pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB
Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah.

Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1.
2.
3.
4.

Longsor tumpukan sampah
Sumber penyakit
Pencemaran lingkungan
Menyebabkan banjir
participation.

DAUR ULANG LIMBAH KARDUS
Oleh: Mohamad Yusman
yusmanmsc@email.com, yusman61@gmail.com
1. Latar Belakang
Kertas merupakan salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan oleh hampir seluruh umat
manusia didunia, Kehidupan modern kita sehari-hari kini tidak bisa lepas dari kertas yang
bahan bakunya sebagian besar kayu hasil tebangan pohon dari hutan. Dengan demikian
makin boros masyarakat memakai kertas, makin banyak pohon yang harus ditebang
untuk dijadikan pulp (bubur) calon kertas. Sebagai gambaran kasar, untuk menghasilkan
1 ton serat asli pulp kimia diperlukan sekitar 1,5 ton kayu. Jadi dapat dibayangkan
apabila penggunaan kertas hanya dipenuhi oleh serat asli maka akan berdampak langsung
pada kelestarian lingkungan hidup.
Kebutuhan kertas di Indonesia apabila pada tahun 1987 hanya membutuhkan 782.420 ton
maka pada tahun 1996 sudah mencapai angka 3.119.970 ton. Dan dari semua kertas yang
dikonsumsi tersebut hanya sebagian kecil yang kembali ke pabrik untuk didaur ulang
karena terjadi benturan kepentingan dengan penggunaan lain oleh masyarakat. Namun
demikian bukan berarti kertas yang tidak kembali ke pabrik kertas tersebut sepenuhnya
dimanfaatkan oleh masyarakat. Kertas bekas yang tidak termanfaatkan karena satu dan
lain hal akhirnya akan bermuara ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga akan
menambah volume sampah dan memperpendek umur TPA itu sendiri.
2. Daur Ulang Sampah Kertas/Kardus
Pemanfaatan kembali kertas bekas secara langsung untuk penggunaan lain merupakan
upaya penghematan terhadap peningkatan kebutuhan kertas dari serat asli. Upaya guna
ulang kertas bekas tersebut akan berdampak positif terhadap kemusnahan hutan dimasa
mendatang.
Salah satu upaya daur ulang sampah kertas adalah memberi perlakuan terhadap kertas
kardus bekas untuk dijadikan produk bahan pengemas kembali dengan ukuran yang sama
atau lebih kecil. Hal yang perlu diperhatikan adalah permintaan jenis kardus biasanya
harus seragam berdasarkan jenis gelombangnya, yakni kardus satu gelombang (one ply), 2
gelombang (two plies), dll. Disamping itu gelombang kardus tidak boleh dipress karena
gelombangnya akan hilang dan mengurangi kekuatan kardus itu sendiri. Gambaran garis
besar perlakuan terhadap kardus bekas adalah sebagai berikut:
Sedangkan diagram alir proses daur ulang kardus bekas disajikan pada gambar-2 berikut
ini:

Lampiran Photo:
Limbah kardus

Pemotongan dengan Kachip untuk kardus ukuran kecil
Pemotongan dengan Eksentrik untuk kardus ukuran besar

Kardus ukuran kecil (mie instan) setelah dipotong Kachip

akta Menarik Seputar Daur Ulang Kardus
Kardus (Corrugated Paper) merupakan bahan kemasan yang digunakan untuk melindungi suatu
produk selama distribusi dari produsen ke konsumen. Kardus terbuat dari bahan dasar berupa
kertas yang diketahui mudah sekali mengalami kerusakan. Walaupun begitu, sampah kardus
tetap saja dapat menimbulkan masalah yang dapat menganggu kebersihan dan keindahan
lingkungan. Di Indonesia pemanfaatan sampah kardus masih belum dilakukan dengan optimal.
Padahal sampah kardus yang sudah tidak terpakai tersebut dapat dimanfaatkan kembali melalui
proses daur ulang. Sebenarnya, secara tidak langsung pengolahan daur ulang kardus ini dapat
mengurangi laju kerusakan hutan. Proses daur ulang kardus tidak hanya menghasilkan kardus
baru saja, melainkan dapat diolah menjadi berbagai macam produk. Salah satu contoh produk
hasil daur ulang kardus ini adalah karton dupleks. Karton dupleks adalah jenis karton yang terdiri
dari dua lapisan atau lebih. Umumnya lapisan pada bagian atas memiliki warna putih dengan
permukaan yang rata sehingga mempunyai sifat cetak yang baik. Tidak hanya kelebihannya saja,
ternyata kardus yang dihasilkan dari hasil daur ulang juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut
beberapa fakta menarik terkait kardus daur ulang: Kardus hasil daur ulang (recycle) memiliki
struktur yang tidak jauh berbeda dengan kardus baru. Perbedaan kecil yang teramati hanyalah
pada ketebalannya saja, yang mana kardus daur ulang memiliki struktur yang sedikit lebih tebal
karena penambahan lapisan gelombang. Kardus terbuat dari bahan dasar kertas, oleh sebab itu
baik kardus daur ulang maupun kardus baru tetap saja tidak tahan terhadap air dan kelembaban
udara yang tinggi. Kerusakan yang ditimbulkan biasanya akan membuat rekatan antar lapisan
menjadi terbuka sehingga akan mempengaruhi kekuatan struktur dari kardus. Daur ulang kardus
dapat dilakukan dengan berbagai macam desain, bentuk, dan tujuan. Hal ini disesuaikan terhadap
produk yang ingin dikemas dengan kemasan kardus. Biasanya semakin tebal struktur kardus,
ditujukan untuk produk-produk yang membutuhkan perlindungan tinggi agar tidak rusak. Daur
ulang kardus dilakukan dengan menggunakan sistem modul saat proses perekatan. Ini dilakukan
agar mempermudah penyesuaian ukuran atau bentuk yang dibutuhkan untuk membuat sebuah
kardus, sehingga akan menekan banyaknya bahan kardus yang terbuang. Proses cetak sendiri
dilakukan dengan menggunakan sistem cetak sablon (silk-screen printing), masking, atau handpainting. Namun, teknik pencetakan sablon ini cukup sulit diterapkan karena permukaan material
dari kardus yang tidak rata. Pada dasarnya kardus adalah bahan baku yang dapat didaur ulang
berkali-kali. Selain itu, penggunaan bahan-bahan lain seperti perekat berbasis air selama proses
pengolahan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan (bio-degradable). Dalam proses daur
ulang kardus tidak membutuhkan peralatan yang mahal dan canggih, serta tidak membutuhkan
keahlian khusus, bahkan kardus dapat diolah di industri kecil sekalipun (skala rumah tangga).
http://perlutahu.org/fakta-menarik-seputar-daur-ulang-kardus/

Mesin Pond sebagai pemotong dan pembentuk alur kardus bentuk baru
Mesin jahit kardus

Kardus hasil daur ulang
Contoh Limbah Permabel
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Industri mebel Indonesia ternyata masih memiliki pamor yang mengilap di pentas
perdagangan dunia. Permintaan yang dilayangkan oleh para pembeli di ajang beberapa pameran
memang merupakan sebuah peluang emas untuk meningkatkan kinerja ekspor mebel negeri ini.
Namun demikian, untuk mewujudkan hal itu, tentu tak semudah membalikan telapak tangan.
Kemampuan produsen nasional dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan dalam jumlah
banyak, harus benar-benar dibuktikan. Pemerintah juga telah mengupayakan untuk
mengembangkan industri mebel. Apalagi sektor ini telah ditetapkan pemerintah sebagai salah
satu dari 10 komoditas unggulan ekspor Tanah Air. Dengan kata lain, ekspor mebel masih bisa
menjadi primadona untuk menghasilkan devisa negara.
Imdustri mebel adalah salah satu bentuk industri yang bergerak di bidang perkayuan. Dimana
dalam hal ini pasti juga akan menghasilkan berbagai jenis limbah dalam pengolahannya.
Bagi masyarakat Indonesia limbah merupakan sesuatu yang sangat kurang pengelolaannya,
kesalahan dalam mengelola akan menyebabkan limbah semakin berbahaya bagi lingkungan dan
masyarakat, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan dan bahaya penyakit bagi masyarakat,
contohnya pencemaran lingkungan terutama pencemaran pada air yang pada akhirnya
menyebabkan banjir disaat musim penghujan tiba. Limbah yang biasanya muncul dari industri
mebel antara lain adalah limbah kayu, limbah bahan pelitur, dan limbah tiplek yang berasal dari
bahan dasar pohon.
Semakin banyak jumlah pengangguran masyarakat di Indonesia maka semakin banyak pula
muncul berbagai industri-industri rumah tangga yang dapat menyerap banyak penganguran yang
mewabah di Indonesia. Misalkan limbah tiplek, limbah industri mebel dipandang oleh
masyarakat sebagai bahan yang sudah tidak bisa dimanfaatkan, sehingga untuk memaksimalkan
pemanfaatan yang memiliki nilai jual dan seni tinggi, diperlukan kreatifitas dalam membentuk
kerajinan tangan tersebut. Atas dasar hal tersebut, maka muncullah gagasan untuk memanfaatkan
limbah tiplek yang tidak dimanfaatkan menjadi lebih bermanfaat.
Dalam proses pembuatan kerajinan tangan berbahan limbah pabrik mebel sangatlah mudah
dan sederhana, sehingga dapat dengan mudah diproduksi dalam jumlah yang banyak. Selama ini
limbah pabrik mebel hanya dibuang atau dibakar karena dianggap sudah tidak bermanfaat,
padahal limbah pabrik mebel mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi kerajinan tangan
yang bernilai jual dan seni tinggi seperti hiasan perabotan rumah tangga, mainan anak dan lain lain.
Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut ialah dengan memberikan kreasi pada sisi
bentuk ( form ), penampilan ( style ), dan promosi ( promotion ).
Namun hingga saat ini, pengolahan limbah mebel yang berupa potongan-potongan kayu
masih sangat sedikit meskipun sebenarnya jika diolah dengan baik, limbah kayu tersebut
dapat dirubah menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis. Oleh karena itu, pengolahan
mebel dapat dijadikan sebagai peluang wirausaha. Salah satu bentuk pemanfaatan limbah
mebel menjadi produk bernilai ekonomis, yaitu dengan pembuatan kerajinan dari potongan kayu
limbah mebel. Bentuk kerajinan kayu tersebut dapat berupa sabak, tempat pensil, piring saji, dan
banyak alternatif lain.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik
pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat
Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat
dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya
negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan
pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan
industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi
topik hangat di berbagai media masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang
berdampak terhadap timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di
sekitar teluk tersebut.
Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan
berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik
untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di
hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Penyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumberPenyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumber
Talitha Amalia
 
Daur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasDaur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertas
Anang's Succes
 
Presentasi daur ulang kertas
Presentasi daur ulang kertasPresentasi daur ulang kertas
Presentasi daur ulang kertas
Riries Gupita
 
Daur ulang limbah plastik
Daur ulang limbah plastikDaur ulang limbah plastik
Daur ulang limbah plastik
yogagunawan
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Septian Muna Barakati
 

Mais procurados (20)

Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolahPengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
 
Penyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumberPenyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumber
 
Pemanfaatan Sampah Plastik
Pemanfaatan Sampah PlastikPemanfaatan Sampah Plastik
Pemanfaatan Sampah Plastik
 
Daur ulang limbah kertas
Daur ulang limbah kertasDaur ulang limbah kertas
Daur ulang limbah kertas
 
POWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptx
POWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptxPOWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptx
POWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptx
 
Pengolahan Sampah Dengan 3R
Pengolahan Sampah Dengan 3RPengolahan Sampah Dengan 3R
Pengolahan Sampah Dengan 3R
 
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPTPENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
 
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaanDAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
 
Daur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasDaur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertas
 
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
 
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan RumahPemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Rumah
 
Daur Ulang
Daur UlangDaur Ulang
Daur Ulang
 
Presentasi daur ulang kertas
Presentasi daur ulang kertasPresentasi daur ulang kertas
Presentasi daur ulang kertas
 
Laporan Praktikum Kerajinan Tekstil
Laporan Praktikum Kerajinan TekstilLaporan Praktikum Kerajinan Tekstil
Laporan Praktikum Kerajinan Tekstil
 
Daur ulang limbah plastik
Daur ulang limbah plastikDaur ulang limbah plastik
Daur ulang limbah plastik
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
 
Ecobrick.pptx
Ecobrick.pptxEcobrick.pptx
Ecobrick.pptx
 
pengolahan limbah plastik
pengolahan limbah plastikpengolahan limbah plastik
pengolahan limbah plastik
 
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
 

Destaque

Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Diana Ary
 
Pencegahan dan pengendalian sampah kertas
Pencegahan dan pengendalian sampah kertasPencegahan dan pengendalian sampah kertas
Pencegahan dan pengendalian sampah kertas
Fredy D'Luffy
 
Pembuatan kompos dan daur ulang sampah
Pembuatan kompos dan daur ulang sampahPembuatan kompos dan daur ulang sampah
Pembuatan kompos dan daur ulang sampah
Eko Supriyadi
 
Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaran
nurasiyahnabil
 
Daur Ulang Limbah
Daur Ulang LimbahDaur Ulang Limbah
Daur Ulang Limbah
sriendah10
 
Cara Pembuatan Kantong Plastik
Cara Pembuatan Kantong PlastikCara Pembuatan Kantong Plastik
Cara Pembuatan Kantong Plastik
Rochmad Putra
 
Laporan praktikum ujian sekolah ipa
Laporan praktikum ujian sekolah ipaLaporan praktikum ujian sekolah ipa
Laporan praktikum ujian sekolah ipa
Kuntoro Guest
 

Destaque (20)

Bahasa inggris (buku guru)
Bahasa inggris (buku guru)Bahasa inggris (buku guru)
Bahasa inggris (buku guru)
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pencegahan dan pengendalian sampah kertas
Pencegahan dan pengendalian sampah kertasPencegahan dan pengendalian sampah kertas
Pencegahan dan pengendalian sampah kertas
 
Pembuatan kompos dan daur ulang sampah
Pembuatan kompos dan daur ulang sampahPembuatan kompos dan daur ulang sampah
Pembuatan kompos dan daur ulang sampah
 
Proposal Cara Penanggulangan Sampah Plastik untuk CSR
Proposal Cara Penanggulangan Sampah Plastik untuk CSRProposal Cara Penanggulangan Sampah Plastik untuk CSR
Proposal Cara Penanggulangan Sampah Plastik untuk CSR
 
Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaran
 
7.2. Menulis Rangkuman Isi Buku Ilmu Pengetahuan Populer
7.2. Menulis Rangkuman Isi Buku Ilmu Pengetahuan Populer7.2. Menulis Rangkuman Isi Buku Ilmu Pengetahuan Populer
7.2. Menulis Rangkuman Isi Buku Ilmu Pengetahuan Populer
 
Menganalisis Novel tahun 20-30 an
Menganalisis Novel tahun 20-30 anMenganalisis Novel tahun 20-30 an
Menganalisis Novel tahun 20-30 an
 
Daur Ulang Limbah
Daur Ulang LimbahDaur Ulang Limbah
Daur Ulang Limbah
 
Tutorial sederhana simulasi injeksi plastik
Tutorial sederhana simulasi injeksi plastikTutorial sederhana simulasi injeksi plastik
Tutorial sederhana simulasi injeksi plastik
 
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan 2
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan 2Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan 2
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan 2
 
Cara Pembuatan Kantong Plastik
Cara Pembuatan Kantong PlastikCara Pembuatan Kantong Plastik
Cara Pembuatan Kantong Plastik
 
Water polution
Water polutionWater polution
Water polution
 
Laporan praktikum ujian sekolah ipa
Laporan praktikum ujian sekolah ipaLaporan praktikum ujian sekolah ipa
Laporan praktikum ujian sekolah ipa
 
Tugas kerajinan kotak pensil dari stik es krim prakarya dan kewirausahaan-bel...
Tugas kerajinan kotak pensil dari stik es krim prakarya dan kewirausahaan-bel...Tugas kerajinan kotak pensil dari stik es krim prakarya dan kewirausahaan-bel...
Tugas kerajinan kotak pensil dari stik es krim prakarya dan kewirausahaan-bel...
 
Hikayat
HikayatHikayat
Hikayat
 
What is a PechaKucha Presentation? - #pechakucha #tips #howto
What is a PechaKucha Presentation? - #pechakucha #tips #howtoWhat is a PechaKucha Presentation? - #pechakucha #tips #howto
What is a PechaKucha Presentation? - #pechakucha #tips #howto
 
Power point akuntansi manajemen
Power point akuntansi manajemenPower point akuntansi manajemen
Power point akuntansi manajemen
 
Polution
PolutionPolution
Polution
 
#PechaKucha Presentations Explained
#PechaKucha Presentations Explained#PechaKucha Presentations Explained
#PechaKucha Presentations Explained
 

Semelhante a Daur ulang barang bekas

Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdfModul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
HendraLanti1
 
Pk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdf
Pk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdfPk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdf
Pk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdf
Agus Tri
 
Teknik Pengolahan Limbak Lunak Anorganik.pptx
Teknik Pengolahan Limbak Lunak Anorganik.pptxTeknik Pengolahan Limbak Lunak Anorganik.pptx
Teknik Pengolahan Limbak Lunak Anorganik.pptx
Agus Tri
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
Ratna PU
 
Solusi sampah pada kehidupan sekitar
Solusi sampah pada kehidupan sekitarSolusi sampah pada kehidupan sekitar
Solusi sampah pada kehidupan sekitar
Monika Siregar
 

Semelhante a Daur ulang barang bekas (20)

Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdfModul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdf
 
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdfModul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
 
permasalahan limbah organik.pptx
permasalahan limbah organik.pptxpermasalahan limbah organik.pptx
permasalahan limbah organik.pptx
 
Pk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdf
Pk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdfPk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdf
Pk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdf
 
Pk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdf
Pk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdfPk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdf
Pk7-KD7T4. Teknik Pengelolaan Limbah Lunak Anorganik.pdf
 
Teknik Pengolahan Limbak Lunak Anorganik.pptx
Teknik Pengolahan Limbak Lunak Anorganik.pptxTeknik Pengolahan Limbak Lunak Anorganik.pptx
Teknik Pengolahan Limbak Lunak Anorganik.pptx
 
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
 
Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1
Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1
Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1
 
Daur ulang sampah plastik
Daur ulang sampah plastikDaur ulang sampah plastik
Daur ulang sampah plastik
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
TUGAS PRAKARYA
TUGAS PRAKARYATUGAS PRAKARYA
TUGAS PRAKARYA
 
Permasalahan Sampah
Permasalahan SampahPermasalahan Sampah
Permasalahan Sampah
 
Mawapres 2013
Mawapres 2013Mawapres 2013
Mawapres 2013
 
Kartu soal pat kelas 7
Kartu soal pat kelas 7Kartu soal pat kelas 7
Kartu soal pat kelas 7
 
PKK Pengolahan Limbah
PKK Pengolahan Limbah  PKK Pengolahan Limbah
PKK Pengolahan Limbah
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
 
Solusi sampah pada kehidupan sekitar
Solusi sampah pada kehidupan sekitarSolusi sampah pada kehidupan sekitar
Solusi sampah pada kehidupan sekitar
 
Makalah prakarya kelompok 3
Makalah prakarya kelompok 3Makalah prakarya kelompok 3
Makalah prakarya kelompok 3
 

Mais de Diana Ary

Tugas b.inggris lamaran kerja tian
Tugas b.inggris lamaran kerja tianTugas b.inggris lamaran kerja tian
Tugas b.inggris lamaran kerja tian
Diana Ary
 
State application
State applicationState application
State application
Diana Ary
 
Proposalfutsal
ProposalfutsalProposalfutsal
Proposalfutsal
Diana Ary
 
Proposal penelitian 2
Proposal penelitian 2Proposal penelitian 2
Proposal penelitian 2
Diana Ary
 
Modul dan script pp
Modul dan script ppModul dan script pp
Modul dan script pp
Diana Ary
 
Merasionalkan bentuk akar
Merasionalkan bentuk akarMerasionalkan bentuk akar
Merasionalkan bentuk akar
Diana Ary
 
Makalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruanMakalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruan
Diana Ary
 
Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7
Diana Ary
 
Kata pengantar1
Kata pengantar1Kata pengantar1
Kata pengantar1
Diana Ary
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
Diana Ary
 
Contoh proposol bantuan dana
Contoh proposol bantuan danaContoh proposol bantuan dana
Contoh proposol bantuan dana
Diana Ary
 
Makalah diare
Makalah diareMakalah diare
Makalah diare
Diana Ary
 

Mais de Diana Ary (20)

Tugas b.inggris lamaran kerja tian
Tugas b.inggris lamaran kerja tianTugas b.inggris lamaran kerja tian
Tugas b.inggris lamaran kerja tian
 
State application
State applicationState application
State application
 
Selip gajih
Selip gajihSelip gajih
Selip gajih
 
Proposalfutsal
ProposalfutsalProposalfutsal
Proposalfutsal
 
Proposal penelitian 2
Proposal penelitian 2Proposal penelitian 2
Proposal penelitian 2
 
Modul dan script pp
Modul dan script ppModul dan script pp
Modul dan script pp
 
Merasionalkan bentuk akar
Merasionalkan bentuk akarMerasionalkan bentuk akar
Merasionalkan bentuk akar
 
Master kkpi
Master kkpiMaster kkpi
Master kkpi
 
Makalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruanMakalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruan
 
Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7
 
Kata pengantar1
Kata pengantar1Kata pengantar1
Kata pengantar1
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Ijazah
IjazahIjazah
Ijazah
 
Gerak ary
Gerak aryGerak ary
Gerak ary
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
 
Diana
DianaDiana
Diana
 
Contoh proposol bantuan dana
Contoh proposol bantuan danaContoh proposol bantuan dana
Contoh proposol bantuan dana
 
Boilogi
BoilogiBoilogi
Boilogi
 
Makalah diare
Makalah diareMakalah diare
Makalah diare
 
Diana Ary about HIV
Diana Ary about HIVDiana Ary about HIV
Diana Ary about HIV
 

Daur ulang barang bekas

  • 1. DAUR ULANG BARANG BEKAS (PLASTIK & KERTAS) DAUR ULANG BARANG BEKAS (PLASTIK & KERTAS) Oleh: Nurul Faizah Farah Farida Arif Fadholi W.A Ahmad Mufid Fidda Syarifiatul L Sampah mungkin bisa dikaatakan sudah menjadi bagian dari manusia. Betapa tidak, setiap kegiatan yang dilakukan, sebagian besar pasti menghasilkan sampah. Kita contohkan saja dari kegiatan tiaap-tiap individu, seperti saat kita memasak sayuran pasti ada bagian sayuran yang tidak terpakai, sehingga pada akhirnya akan dibuang. Kemudian dalam memenuhi kebutuhan sehair-hari, seperti mencuci, mandi, dsb. Seluruh barang yang kita gunakan juga menghasilkan sampah, seperti bungkus sabun, busa sabun, dan tentu masih banyak lagi. Sampah bisa dibagi menjadi 2, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang bisa terurai. Contohnya sayuran, dedaunan, kayu, dll. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak terurai. Misalnya adalah plastik, kertas, dll. Dari 2 jenis sampah tersebut yang sering menimbulkan masalah adalah sampah anorganik. Bahkan sampah ini juga banyak dihasilkan oleh manusia. Seperti saat ini semua bungkus makanan terbuat dari plastik dan kertas. Sampah-sampah ini jika tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitar. Sampah dikenal oleh kebanyakan masyarakat adalah barang-barang yang sudah tidak bermanfaat atau bahan buangan namun sebenarnya jika kita tinjau sampah masih bisa kita manfaatkan. Seperti plastik bekas bisa dibuat menjadi tas, sampul, dompet, dll. A. DAUR ULANG KERTAS BEKAS a. Alat dan Bahan Alat Bahan - gunting - kayu / papan - paku - blender - kain - ember - spon / busa - baskom - kertas - air - daun jati - daun pandan - kunyit
  • 2. b. Cara Membuat Kertas Daur Ulang 1. Robek kecil-kecil kertas bekas dan rendam didalam air selama 1 hari 2. Blender kertas sampai menjadi bubur ( halus) 3. Rebus bubur kertas selama 1 atau 2 jam (untuk membantu proses pelarutan tinta dalam kerta bekas) 4. Tuangkan ke dalam baskom yang berisi air dan diaduk 5. Siapkan cetakan dan spons di berada di dalamnya lalu taruh kain yang sudah dibasahi diatasnya 6. Tuangkan bubur kertasnya ke cetakan yang berisi spons dan kain 7. Sesudah beberapa lapis press dengan menaruh papan besar diatasnya dan beri pemberat (batako atau batu) 8. Biarkan selama sekitar 1 jam agar airnya berkurang. Sebelum diangkat pastikan sudah cukup kering. 9. Jemur ditempat yang panas, setelah benar-benaar kering lalu setrika Contoh barang yang bisa dibuat dengan kertas Daur Ulang. • Kertas untuk menggambar karya seni • Pembungkus buku, tempat pensil, dan lain-lain • Undangan, amplop, sampul, dll . • kotak pensil + bingkai photo • kotak kado Jika kita ingin memberi warna pada kertas daur ulang memakai bahan alami untuk mewarnai kertas daur ulang tersebut anda bisa memakai beberapa bahan yang bisa dipakai untuk memberi warna tersebut. diantaranya :Kunyit, Daun Jati, Daun pandan Wangi, dll. Kunyit : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna kuning. Daun Jati : Kalau diparut dan disaring akan menhasilkan warna merah Daun Pandan Wangi : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna hijau B. Dompet & Tas dari Plastik a. Alat dan Bahan Bahan Alat - plastik minyak goring, pewangi - benang - resliting - mesin jahit - jarum - gunting b. Cara Membuat 1. Siapkan bungkus plstik bekas yang biasa digunakan pada rumah tangga. Seperti plastik sabun, minyak goreng, pewangi, dll. 2. Cuci bersih plastik-plastik tersebut 3. Keringkan plastik-plastik tersebut menggunakan sinar matahari 4. Potong membentuk pola sesuai dengan keinginan 5. Kemudian satukan potongan-potongan dengan menggunakan mesin jahit
  • 3. C. Tempat Pensil & Bolpoin dari Bungkus Permen a. Alat dan Bahan Alat Bahan - jarum - penggaris - lem lilin - gunting - bungkus permen - kardus - benang wol - pita dan daun b. Cara Membuat 1. Siapkan bungkus permen besar 2. Bungkus permen dicuci sampai bersih 3. Siapkan kardus, dan digunting sesuai keinginan 4. Lalu ditempeli bungkus permen (bungkusnya dibalik) 5. Kemudiaan dijahit dengan menggunakan benang wol D. Figura dari Kardus a. Alat dan Bahan Alat Bahan - lem kertas - gunting - penggaris - staples - kardus - kertas daur ulang - daun b. Cara Membuat 1. Siapkan kardus terlebih dahulu 2. Lalu kardus digunting sesuai keinginan 3. Buat bingkai figura dari kertas daur ulang 4. Dan figura dihiasi dengan dedaunan E. Sampul Book Note dari Kertas Daur Ulang a. Alat dan Bahan Alat Bahan - gunting - benang - jarum - lem lilin - kertas daur ulang - kertas buram - sedotan - pita b. Cara Membuat
  • 4. 1. potong kertas daur ulang sebanyak 2 buah berbentuk persegi panjang (bentuk sesuai selera) 2. hiasi salah satu dari polaa kertas tersebut denagn pita, sedotan, dll 3. siapkan potongan kertas buram, ukurannya sesuai dengan sampul 4. buat lubang 2 buah pada bagian atasnya, pola yang ada (baik kertas buram / daur ulang) dengan ukuran lubang yang sama 5. kaitkan keduanya dengan benang F. Album dari Kertas Daur Ulang a. Alat dan Bahan Alat Bahan - gunting - penggaris - benang - jarum - kertas daur ulang - kardus b. Cara Membuat 1. Buat pola dari kertas daur ulang sesuai ukuran foto yang akan ditempelkan 2. Buat pola yang sama tapi dari kardus digunakan sebagai sampul 3. Buat 2 lubang pada bagian samping pada semua pola 4. Hiasi sampul sesuai selera 5. Untuk pola yang ada dalam kertas daur ulang semua bagian pojok ditempeli kertas untuk mengaitkan foto pada album 6. Kaitkan sampul dengan benang atau kawat Contoh KIR tentang Sampah di Indonesia untuk MAN/SMA KARYA ILMIAH REMAJA
  • 5. yang membahas tentang SAMPAH DI INDONESIA Disusun oleh : ................................ Kelas ................. KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke-hadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dengan judul pembuangan limbah sampah di Indonesia. Dengan membuat tugas ini saya harapkan kita semua mampu untuk lebih mengenal tentang masalah sampah dan berbagai bahaya yang
  • 6. dapat ditimbulkannya, yang merupakan salah satu PR besar bangsa Indonesia dan sering kali tidak ditanggapi dengan baik dan bijaksana oleh masyarakat Indonesia. Saya sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan saya, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa pentingnya menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan untuk negeri kita tercinta Indonesia. Amiin… Kuala Kapuas, September 2012 Penulis i
  • 7. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR GAMBAR iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penelitian 2 D. Manfaat Penelitian 1 3 BAB II A. Teori TINJAUAN PUSTAKA 4 4 1. Pengertian Sampah 4 2. Dampak Sampah bagi Manusia dan Lingkungan 5 3. Bahaya sampah Palastik bagi Kesehatan dan Lingkungan 7 4. Usaha Pengendalian Sampah 8 5. Prinsip-prinsip Produksi Bersih 10 6. Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah 7. Kompos, Alternatif Problem Sampah BAB III METEDOLOGI PENELITIAN BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 16 16 11 12 14
  • 9. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Sampah 4 iii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Manusia memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai hal yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca Indera kita, yaitu berbagai jenis racun yang dibuat oleh manusia sendiri. Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna, berasa dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan. Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain - lain. Sifat racun sintetis yang tidak berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca indera kita. Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita. Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita.
  • 10.
  • 11. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah yang di maksud dengan sampah? 2. Apa saja bagian – bagian sampah? 3. Bagaimana dampak sampah bagi kehidupan? 4. Bagaimana bahaya sampah plastic bagi kesehatan dan lingkungan? 5. Bagaimana cara mengurangi sampah? 6. Apa yang di maksud dengan prinsip produksi bersih? C. TUJUAN PENELITIAN: Untuk mengetahui bahaya racun yang ditimbulkan oleh sampah. Saat ini sampah telah banyak berubah. Setengah abad yang lalu masyarakat belum banyak mengenal plastik. Mereka lebih banyak menggunakan berbagai jenis bahan organis. Di masa 1980-an orang masih menggunakan tas belanja dan membungkus daging dengan daun jati. Sedangkan sekarang kita berhadapan dengan sampah - sampah jenis baru, khususnya berbagai jenis plastik. Sifat plastik dan bahan organis sangat berbeda. Bahan organis mengandung bahan - bahan alami yang bisa diuraikan oleh alam dengan berbagai cara, bahkan hasil penguraiannya berguna untuk berbagai aspek kehidupan. Sampah plastic dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasar, ditambah bahan - bahan tambahan yang umumnya merupakan logam berat (kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chlor. Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar. Penguraian plastic akan melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia lain yang dikandungnya. Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan kemudian masuk ke tubuh kita melalui makanan dan minuman. Sedangkan pembakaran plastic menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di dunia, yaitu Dioksin. Dioksin adalah salah satu dari sedikit bahan kimia yang telah diteliti secara intensif dan telah dipastikan menimbulkan Kanker. Bahaya dioksin sering
  • 12. disejajarkan dengan DDT, yang sekarang telah dilarang di seluruh dunia. Selain dioksin, abu hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang terkandung di dalam plastik. D. MANFA’AT PENELITIAN Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfa‟at yaitu : Dapat mengetahui sampah yang ada di Indonesia, bagian - bagiannya, dampak yang ditimbulkannya, bahayanya bagi kesehatan dan lingkungan khususnya sampah plasik, cara mengurangi dan mengerti tentang prinsip produksi bersih.
  • 13. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI 1. Pengertian Sampah Gambar 2.1 Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996). Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari – hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari: 1. Rumah tangga 2. kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan. 3. fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, Puskesmas 4. fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan, 5. Industri
  • 14. 6. hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai. Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian  Sampah Organik Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah Organik terdiri dari bahan - bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.  Sampah Anorganik Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa tas plastic dan botol kaleng Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik. 2. Dampak Sampah bagi Manusia dan lingkungan Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit. Dampak bagi kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
  • 15. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: o Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyaki t demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. o Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). o Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah. o Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira - kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator. Dampak Terhadap Lingkungan Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organic dan gas - cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
  • 16. Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi o Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana - mana. o Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan. o Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas). o Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain - lain. o Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki. 3. Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan NETIZEN Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastic telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastic itu benar - benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastic ternyata sebesar fungsinya juga. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel - partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastic akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan system saraf dan
  • 17. memicu depresi. Kantong plastic juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah – sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Coba anda bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda ? Setiap tahun, sekitar 500 milyar – 1 triliyun kantong plastic digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastic setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya. Kantong plastic mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota - kota besar. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastic mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastic membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca. 4. Usaha Pengendalian Sampah Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan. Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume sampah yang akan diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.
  • 18. Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator. Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa ( fly ash dan bottom ash ) dibandingkan dengan volume sampah semula. Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak memberikan dampak negative terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan. Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya kanker, system kekebalan, reproduksi, dan masalah pertumbuhan. Global Anti - Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa incinerator juga merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran. Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus diubah. Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara - cara pengurangan produk - produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. 5. Prinsip - prinsip Produksi Bersih Prinsip - prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian, misalnya, dengan menerapkan Prinsip 4R, yaitu: Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang - barang yang bisa
  • 19. dipakai kembali. Hindari pemakaian barang - barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang - barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut. Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari - hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang – barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan Styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami. Selain itu, untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan ( sustainable development ), saat ini mulai dikembangkan penggunaan pupuk organic yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya kian melambung. Penggunaan kompos telah terbukti mampu mempertahankan kualitas unsure hara tanah, meningkatkan waktu retensi air dalam tanah, serta mampu memelihara mikroorganisme alami tanah yang ikut berperan dalam proses adsorpsi humus oleh tanaman. Penggunaan kompos sebagai produk pengolahan sampah organik juga harus diikuti dengan kebijakan dan strategi yang mendukung. Pemberian insentif bagi para petani yang hendak mengaplikasikan pertanian organic dengan menggunakan pupuk kompos, akan mendorong petani lainnya untuk menjalankan system pertanian organik. Kelangkaan dan makin membubungnya harga pupuk kimia saat ini, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengembangkan system pertanian organik. 6. Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah sampah tidak dapat semata - mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada
  • 20. gilirannya memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah. Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah.Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi : Penetapan instrumen kebijakan: instrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang - undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan instrumen ekonomik: penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penanganan akhir sampah (system insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan. Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re - use), dan mendaur – ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace), Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan, Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah: Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan akhir sampah, penetapan lokasi pengolahan akhir sampah, luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah, penetapan lahan penyangga. 7. Kompos, Alternatif Problem Sampah Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organic dan anorganik. Rata - rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan. Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobic maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan – bahan organik secara biologis dalam temperature thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan. Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan
  • 21. Activator Kompos seperti Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism) atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak (tergantung luasan lahan). Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan control proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobic memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik. Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah - tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya ntuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah pertamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian.
  • 22.
  • 23. BAB III METEDOLOGI PENELITIAN Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses - proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk - produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industry akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira - kira mirip dengan jumlah konsumsi. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam usaha mengatasi masalah sampah yang saat ini mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari masyarakat adalah pemberian pajak lingkungan yang dikenakan pada setiap produk industry yang akhirnya akan menjadi sampah. Industri yang menghasilkan produk dengan kemasan, tentu akan memberikan sampah berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh konsumen. Industri diwajibkan membayar biaya pengolahan sampah untuk setiap produk yang dihasilkan, untuk penanganan sampah dari produk tersebut. Dana yang terhimpun harus dibayarkan pada pemerintah selaku pengelola IPS untuk mengolah sampah kemasan yang dihasilkan. Pajak lingkungan ini dikenal sebagai Polluters Pay Principle. Solusi yang diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat memerlukan dukungan dan komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan sampah tidak akan lagi berkesinambungan. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah. Namun di sisi lain, masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya kinerja sistem penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya sampah selama beberapa hari di Kota Bandung, tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan lingkungan yang harus dikeluarkan akibat pencemaran udara ( akibat bau ) dan air lindi, berapa besar
  • 24. biaya pengobatan masyarakat karena penyakit bawaan sampah ( municipal solid waste borne disease ), hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat akibat gangguan bau sampah. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang sampah yang ada di Indonesia serta seluk beluknya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. 2. Pembakaran plastik menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di dunia, yaitu Dioksin. Selain dioksin, abu hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang terkandung di dalam plastik. 3. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. 4. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. 5. Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. 6. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain - lain. 7. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastic dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. 8. Setiap tahun, sekitar 500 milyar – 1 triliyun kantong plastic digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastic setiap tahunnya 9. Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara - cara pengurangan produk - produk
  • 25. samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produkproduk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. 10. Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan – bahan organik secara biologis dalam temperature thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan. B. Saran 1. Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga control sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya. 2. Keberadaan Undang - Undang persampahan dirasa sangat perlukan. Undang - Undang ini akan mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan sanksi masing - masing pihak. UU juga akan mengatur soal kelembagaan yang terlibat dalam penanganan sampah. Menurut dia, tidak mungkin konsep pengelolaan sampah berjalan baik di lapangan jika secara infrastruktur tidak didukung oleh departemen - departemen yang ada dalam pemerintahan. 3. Demikian pula pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mengubah budaya masyarakat soal sampah bukan hal gampang. Tanpa ada transformasi pengetahuan, pemahaman, kampanye yang kencang. Ini tak bisa dilakukan oleh pejabat setingkat 4. Kepala Dinas seperti terjadi sekarang. Itu harus melibatkan dinas pendidikan dan kebudayaan, departemen agama, dan mungkin Depkominfo. 5. Di beberapa negara, seperti Filipina, Kanada, Amerika Serikat, dan Singapura yang mengalami persoalan serupa dengan Indonesia, sedikitnya 14 departemen dilibatkan di bawah koordinasi langsung presiden atau perdana menteri.
  • 26. Karya Ilmiah Tentang Sampah 06.07 Blog Of Edu and so on No comments Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan banyaknya sampah disekitar kita, banyak orang yang tidak peduli dengan berserakannya sampah dimana-mana. Padahal sampah-sampah yang sering kita lihat itu masih bisa di daur ulang atau di manfaatkan. Sampah adalah Material atau barang yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Seperti bungkus plastik, kertas, gelas minuman, Sisa makanan, kertas barang-barang dari plastik, kain-kain bekas, tisu, botol-botol, bahkan mungkin sampai mainan-mainan atau peralatan rumah dan kendaraan yang tak terpakai lagi serta masih banyak lagi. Jika kita sedang jalan-jalan, coba lihat tempat sampah di wilayah pertokoan. Tempat sampah disana mungkin jadi menggunung dengan kardus-kardus bekas, kemasan styrofoam, kantong plastik, sisa-sisa makanan dari restoran, dan macam sampah yang lainnya. Sampah tersebut seharusnya tidak langsung di buang, kita kelompokkan masing-masing sampah tersebut. Lalu kita mencoba untuk mendaur ulang sampah itu. Seperti sampah plastik, kita lihat di televisi, bungkus makanan dapat dijadian berbagai macam souvenir seperti tas, dompet, dan payung plastik. Dalam kehidupan sehari hari, kita sering melihat sampah yang berserakan disekitar kita. Seperti yang kita lihat di berita, sampah yang tidak bisa di atasi di Jakarta dan daerah lainnya. Maka seharusnya sampah itu harus di pisah, karena sampah yang sering kita lihat itu masih bisa di daur ulang. Maka penulis merasa sampah yang tidak berguna itu bisa menjadi barang yang bernilai ekonomis. Penulis memilih judul “PENGOLAHAN SAMPAH yang BERNILAI EKONOMIS” karena banyak orang yang beranggapan sampah itu tidak ada gunanya. Dengan menulis karya ilmiah ini, semua orang bisa mengolah sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis. 1.2 Rumusan Masalah
  • 27. 1 Mengapa sampah dianggap tidak berguna ? 2 Mengapa hanya sedikit orang yang bisa mengolah sampah menjadi barang yang berguna ? 3 Bagaimana cara supaya orang tidak menyia-nyiakan sampah ? 4 Bagaimana cara mengolah sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis ? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum 1 Dapat menambah wawasan tentang cara mengolah sampah. 2 Dapat mengetahui tentang cara mengolah sampah. 1.3.2 Tujuan Khusus 1 Sebagai pengalaman dalam penyusunan karya tulis 2 Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia 3 Untuk syarat mengikuti Ujian Nasional 1.5 Metode Penulisan Dalam menulis karya ilmiah ini untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut : 1.5.1 Metode Media Massa Metode media massa yaitu penulis mencari sumber di internet dan sumber lainnya yang berkaitan dengan karya ilmiah ini. 1.5.2 Metode Studi Pustaka Metode studi pustaka yaitu penulis membaca buku-buku dan kumpulan mata pelajaran yang berkaitan dengan karya ilmiah ini.
  • 28. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengolahan dan Pengelolaan 2.1.1 Pengolahan adalah Metode yang digunakan untuk mengubah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bisa dimanfaatkan. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendau rulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan Negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. 2.1.2 Tujuan Pengelolaan Sampah  Mengubah sampah yang tidak berguna menjadi sampah yang baernilai ekonomis  Supaya lingkungan menjadi indah dan bebas dari sampah organik maupun an-organik  Mengubah sampah menjadi material yang tidak berbahaya bagi lingkungan hidup 2.1.3 Metode Pembuangan dan Daur Ulang Metode Pembuangan  Pembuangan Darat
  • 29. Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah). Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.  Pembakaran atau Pengkremasian Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi biasa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu. Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bisa dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara. Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat. Sampah menjadi energi (wasteto-energy) Sampah menjadi energi atau energi dari sampah adalah terminologi untuk menjelaskan sampah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas uap listrik. Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna, ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran.
  • 30. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung. 2.1.4 Metode Daur Ulang Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang, mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil pertama adalah kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik.  Pengelolaan Kembali Secara Fisik Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.  Pengelolaan Biologis Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.  Pemulihan Energi Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
  • 31. bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap. 2.1.5 Metode Pencegahan dan Pengurangan Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman). 2.1.6 Manfaat Pengolahan Sampah     Penghematan sumber daya alam Penghematan energi Penghematan lahan TPA Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman) Karya Ilmiah Tentang Sampah KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “PENGOLAHAN SAMPAH”.Karya ilmiah ini di susun sebagai salah satu tugas mata pelajaran biologi
  • 32. Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukannya sebagai barang buangan yang disebut sampah. Sampah secara sederhana diartikan sebagai sampah organik dan anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di suatu daerah. Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar. Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi. Dalam penyusunan karya ilmiah,ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuankami. Namun sebagai manusia biasakami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya ilmiah meskipun tersusun sangat sederhana. Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Penulis Juni,2012 DAFTAR ISI Kata pengantar ……………………………………………………………………………………………………………………….i
  • 33. Daftar isi ………………………………………………………………………………………………………………………………..ii Bab 1 Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………….1 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………………………………………………1 1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………………………………………………………………1 1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………2 1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………………………………….2 1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………………………………….2 BAB 2 Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………..3 1.1 Pengertian Sampah……………………………………………………………………………………………………3 1.2 Jenis-jenis Sampah…………………………………………………………………………………………………….3 1.3 Prinsip pengolahan sampah……………………………………………………………………………………….5 1.4 Pengolahan Sampah………………………………………………………………………………………………….6 1.5 Cara Pengolahan Sampah………………………………………………………………………………………….8 Bab 3 Penutup………………………………………………………………………………………………………………………10 1.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………10 1.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………….10 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………………………..11 BAB I
  • 34. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebersihan pangkal kesehatan, kata-kata ini sudah tidak asing bagi kita.Di suatu lingkungn sekoah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalahan tentang kebersihan.Hal ini di sebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negaranegara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat. Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya. 1.2 Identifikasi Masalah berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut : 1.Bagaimana cara mengatasi sampah di sekitar kita ? 2. Bagaimana cara mengelola sampah tersebut ? 3. Bagaimana agar sampah tersebut dapat di manfaatkan dalam kehidupa sehari-hari ? 1.3 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah di atas,di rumuskan suatu masalah yang akan di bahas dalam kary ilmiah ini yaitu : Bagaimana cara penanggulangan sampah di sekitar kita serta cara pengelolaan sampah tersebut agar dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 1.4 Tujuan Penelitian
  • 35. Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak di capai dalam pedoman untuk melakukan suatu kegiatan yang telah di rumuskan.Adapun tujuan di adakannya penelitian ini adalah : 1.Untuk membangkitkan kesadaran kita untuk tidak membuang sampah sembarangan. 2. Untuk memberikan pengarahan bahwa membuang sampah pada tempatnya itu sangat penting. 4. Untuk mengetahui pengaruh sampah dalam kehidupan sehari-hari. 5. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah 7. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah 8. Untuk mengetahui cara mengolah sampah 9. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah. 1.5 Manfaat Penelitian 1.Penelitian ini dapat membuka wawasan kita tentang kondisi lingkungan di sekitar kita. 2.Menambah pengolahan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca serta memperkenalkan manfaat Sampah. 3.Hasil penelitian ini di harapkan menjadi sumbangan ba siswa mengenai latar belakang pengolahan Sampah.
  • 36. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.Menurut kamus istilah lingkungan,sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemkaian barang rusak atau bercatat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau di tolak atau buangan.Sedangkan kata bapak Dr.Tandjung,M.sc,sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi,di buang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA), pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA). Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan perkiraan,volume sampah yang di hasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber penyakit. Pada pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa. Oleh sebab itu, pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi. Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
  • 37. 2.Jenis –jenis sampah a.Berdasarkan sumbernya 1. Sampah alam Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai menjaditanah . Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman. 2.Sampah manusia Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkanvirus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higenis dansanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air. 3.Sampah konsumsi Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri. b.Berdasarkan sifatnya 1.Sampah organic (degradable) Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. 2.Sampah anorganik (undegradable)
  • 38. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton. c.Berdasarkan bentuknya 1.Sampah padat Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai: Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potonganpotongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi: 1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan. 2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi: o Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain. o Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain. 2.Sampah cair Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
  • 39. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan. 3.Prinsip pengolahan sampah Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4M, yaitu: a.Mengurangi (Reduce) Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. b.Menggunakan kembali (Reuse) Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable). c.Mendaur ulang (Recycle) Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. d.Mengganti (Replace) Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. 4.Pengolahan Sampah Alternatif Pengelolaan Sampah :
  • 40. Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama. Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah. Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan. Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang. Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampahsampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad
  • 41. renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost). Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost). Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah. Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat. Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu:(1)Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara.(2)Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah.(3)Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara.(4)Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah. 5.Cara pengolahan sampah Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri,pathogen) jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar tidak menimbulkan masalah. Pengolahan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai pemusnahan. Cara pengolahan 1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah sebagai berikut:
  • 42. Pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah tanggung jawab msing-masing rumah tangga / institusi penghasil sampah harus membangun tempat pembuangan dan pengumpulan sampah, lal diangkat keTSP(tempat pembuangan sementara, lalu ketempat pembuangan akhir). 2.Pemusnahan dan pengolahan Pemusnahan dan pengolahan sampah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : 1.Ditanam( land fill),yaitu membuat lubang didalam tanah kemudian ditimbun dalam tanah. 2.Dibakar(incineration) yaitu membakar sampah dalam incinerator. 3.Dijadikan pupuk misalnya kotoran hewan dikumpulkan menjadi pupuk kompos. Berikut adalah salah satu contoh pengolahan sampah yang dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut :
  • 43. Daur ulang Kaleng Bekas Anda tentu sering merasa pusing bagaimana memanfaatkan barang bekas, seperti kaleng susu, roti, atau yang lainnya. Anda tidak harus langsung membuangnya. Dengan sedikit kreativitas dan
  • 44. ketekunan, anda pun dapat membuat sesuatu yang lebih bermanfaat darinya. Anda pun dapat memanfaatkannya untuk dapat digunakan sebagai wadah pensil, tempat sampah, tempat cucian atau lainnya. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah : kaleng bekas, cat berwarna putih, pensil atau pulpen, cat akrilik. Hal pertama yang harus anda siapkan adalah kaleng bekas sebagai bahan utama untuk dapat dimanfaatkan kembali. Ambil kaleng bekas, kemudian dicuci sampai bersih, baik bagian dalam maupun bagian luarnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran, baik berupa bekas makanan, minyak atau pun debu yang menempel pada kaleng yang akan digunakan. Setelah kaleng dibersihkan, kemudian dikeringkan agar dapat dilakukan proses selanjutnya. Setelah kaleng bersih dan kering, kemudian dilakukan proses pelapisan kaleng dengan menggunakan cat berwarna putih. Warna putih dipilih karena warna ini netral sehingga proses pengecatan warna selanjutnya akan lebih mudah dan hasilnya pun menjadi maksimal serta sekaligus untuk melapisi merk dari kaleng yang digunakan. Setelah kaleng dilapisi warna putih, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Tahap selanjutnya adalah dengan melukis kaleng dengan menggunakan pensil atau pulpen. Pola gambar adalah sesuai dengan selera anda. Anda dapat membuat gambar hewan, bunga, pemandangan, tokoh kartun, angka, huruf, atau pola abstrak yang anda sukai. Setelah pola tergambar pada kaleng, anda dapat mengecatnya dengan menggunakan cat akrilik. Warna untuk tiap motif pun sesuai dengan kesukaan anda. Namun, bila anda mendaur ulang kaleng untuk anak anda, anda dapat menggunakan warna cerah dan ‘ngejreng’ karena anak-anak suka sekali bila barang mereka. Karena ini adalah proses daur ulang dan dan dibuat secara ‘handmade’ maka hasilnya pun spesial. Tidak ada yang sama. Ini adalah salah satu kelebihan membuat pola sendiri. Bila anda mengajak anak anda untuk mendaur ulang kaleng bekas di rumah, ini akan membantu merangsang kreativitas anak anda. Dan mereka pun akan bangga dengan hasil karya mereka sendiri. So, manfaatkan kaleng bekas di rumah anda. Dan anda pun dapat berkreasi dengannya.
  • 45. BAB 3 PENUTUP 1.Kesimpulan Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Jenis-jenis sampah dapat di bagi menjadi 4 yaitu :  Berdasarkan sumbernya seperti : a.Sampah alam b.Sampah manusia c. Sampah konsumsi  Berdasarkan sifatnya seperti : a.Sampah organic(degradable) b.Sampah anorganik(undegradable)  Berdasarkan bentuknya seperti : a.Sampah padat b.Sampah cair prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah di kenal juga dengan nama 4M yaitu : mengurangi,menggunakan kembali,mendaur ulang,dan mengganti. Cara pengolahan sampah dapat di mulai dari pengumpulan dan pengangkutan serta pemusnahan dn pengolahan. 2.Saran
  • 46. Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya. DAFTAR PUSTAKA Alberts,B.et al.Biologi Utama,Jakarta,1994. Molekuler Sel,Edisi ke dua,1994,Penerbit PT Gramedia Pustaka Hhtp://id.wikipedia.org/wiki/kebersihan http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10187 http://www.google.com [Kewirausahaan] Makalah Pemanfaatan Sampah Kardus Kemasan Minuman "Kotak Pensil Kelinci" Written By: Hanatika Nurhaeni on 11:33 AM
  • 47. BAB I LATAR BELAKANG Permasalahan sampah di Indonesia bukan lagi rahasia umum. Belakangan ini permasalahan sampah yang semakin hari semakin menggunung sudah menjadi topik perbincangan yang cukup menyedot perhatian setiap kalangan. Permasalahan sampah sudah menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Berbagai jenis sampah telah mewarnai setiap sudut pandang kita. Sampah merupakan hal yang serius yang harus ditangani segera. Bisa dibayangkan sekian kubik sampah dibuang oleh rumah tangga dan industri. Dan mau tidak mau kita harus mengakui bahwa bangsa Indonesia ini masih kurang memahami tentang sampah. Berbagai cara telah ditempuh oleh Pemerintah dan sebagian masyarakat untuk mengurangi volume sampah di Indonesia. Namun tetap saja sampah masih menumpuk dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, sebagai jalan alternatif saya mencoba untuk memanfaatkan kardus kemasan minuman yang tidak terpakai menjadi sebuah kotak pensil kelinci yang unik serta bernilai jual tinggi. TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan saya memilih bahan kardus kemasan minuman karena banyaknya sampah yang berasal dari kemasan minuman yang hanya dapat terpakai satu kali. Dan saya memilih kotak pensil karena kotak pensil adalah barang yang dibutuhkan oleh pelajar dan bahkan setiap kalangan. Sedangkan tujuan dari pembuatan kerajinan barang bekas atau yang tidak terpakai ini adalah memanfaatkan barang bekas menjadi nilai jual yang tinggi serta menambah nilai ekonomis dari barang yang sudah tidak terpakai atau terbuang.
  • 48. Hasil yang saya harapkan dari pembuatan kotak pensil berbahan kardus ini adalah untuk mengurangi jumlah volume sampah yang seringkali menimbun dimana-mana dan bisa mencemarkan tanah serta meningkatkan kreatifitas anak bangsa agar dapat berpartisipasi dalam menyelamatkan bumi kita yang tercinta ini. BAB II LANDASAN TEORI Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berlebihan atau buangan. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994) Kesenian dari barang bekas adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun kelompok dimana bahan-bahannya terdiri dari barang-barang bekas. Kesenian barang bekas pertama kali dikenalkan oleh Wensislaus Makur, seorang kelahiran Flores. Beliau merupakan bekas buruh bangunan di Bali. Wensislaus Makur membuat tas unik dari sampah karung plastik beras, sampai menembus pasar konsumen di Eropa. Kardus (corrugated paper) merupakan bahan kemasan yang digunakan untuk melindungi suatu produk selama distribusi dari produsen ke konsumen. Kardus terbuat dari bahan dasar berupa kertas yang diketahui mudah sekali mengalami kerusakan. Walaupun begitu, sampah kardus tetap saja dapat menimbulkan masalah yang dapat menganggu kebersihan dan keindahan lingkungan. Di Indonesia pemanfaatan sampah kardus masih belum dilakukan dengan optimal. Padahal sampah kardus yang sudah tidak terpakai tersebut dapat dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Kotak pensil adalah kotak untuk menyimpan pensil. Sebuah kotak pensil juga dapat berisi alat tulis lain seperti pensil, penghapus, dan bolpoin. Sumber: • http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah • http://id.wikipedia.org/wiki/Kesenian_dari_Barang_Bekas • http://perlutahu.org/fakta-menarik-seputar-daur-ulang-kardus/ • http://id.wikipedia.org/wiki/Kotak_pensil PELUANG USAHA Usaha dengan bahan baku barang bekas masih sangat minim ditemukan, padahal barang bekas yang kita temui sehari-hari sebenarnya masih dapat digunakan kembali. Banyak sekali orang yang memandang sebelah mata pemakaian barang yang terbuat dari barang bekas ini dapat mengurangi timbunan sampah, namun sesuatu yang besar tidak mungkin terjadi tanpa sesuatu yang kecil kan? Oleh karena itu, kerajinan dari barang bekas ini tergolong bisnis yang cukup menggiurkan. Peminat produk barang bekas sebenarnya cukup banyak karena mereka ingin dapat berpartisipasi dalam mengurangi sampah. Bisnis kerajinan dari bahan bekas ini tidak perlu
  • 49. modal besar karena hanya membutuhkan barang bekas sebagai bahan serta kreatifitas yang tinggi. Usaha kesenian dari barang bekas ini merupakan kategori dalam menjual keahlian, sehingga yang diperlukan kreativitas untuk merancang kesenian tersebut. Selain itu, tidak mudah menjadi pengusaha produk ini, karena harus dapat membaca situasi lingkungan eksternal. Hal ini adalah kunci pokok untuk berhasil. Kesenian dari barang bekas digolongkan dalam alternatif mencari penghasilan tambahan dengan membuka usaha sendiri. Akan tetapi diperlukan pengorbanan waktu, tenaga, dan biaya apabila ternyata sistem yang dibangun gagal. BAB III PROSES PEMBUATAN PRODUK Alat dan Bahan: Kardus kemasan minuman Alat tulis Kain kerah Kain flanel Resleting Mute hitam (untuk mata) Lem Gunting Benang jahit Langkah Pembuatan Produk:
  • 50. 1. Setelah dibersihkan, bentuk kardus kemasan minuman hingga sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. 2. Gunting kain kerah menjadi beberapa bagian dengan ukuran yang sama dengan setiap sisi kardus kemasan minuman.
  • 51. 3. Kemudian tempel kain kerah ke bagian dalam kardus kemasan minuman hingga seluruh sisinya tertutup. 4. Pasang resleting di bagian depan kardus kemasan minuman dengan menggunakan lem. 5. Lalu pola dan gunting kain flanel dengan ukuran setiap sisi kardus kemasan minuman tetapi dilebihkan ±1 cm untuk menyatukan setiap sisi dengan cara dijahit.
  • 52. 6. Ambil kain flanel bagian depan untuk wajah kelinci, lalu pasang mute hitam untuk matanya dan buat bentuk mulut menggunakan kain flanel. 7. Pola telinga kelinci menggunakan flanel sebanyak 4 buah, ambil 2 pola kemudian satukan dan jahit hingga menjadi 2 buah telinga kelinci.
  • 53. 8. Pasang telinga kelinci dengan pola sisi bagian atas yang sudah digunting. 9. Lapis seluruh sisi luar kardus kemasan minuman dengan kain flanel yang sudah dipola dengan cara direkatkan dengan lem terlebih dahulu.
  • 54. 10. Kemudian satukan kain flanel dari sisi yang satu ke sisi yang lain dengan cara dijahit menggunakan benang jahit. 11. Setelah itu pola tangan dan ekor kelinci, lalu tempelkan.
  • 55. 12. Hias kotak pensil kelinci sesuai dengan keinginanmu, misalnya diberi wortel dan pita. 13. Selesai, kotak pensil kelinci siap menemani hari-harimu. BAB IV KESIMPULAN Sampah bukanlah hal yang dapat disepelekan begitu saja. Pengolahan sampah tidak dapat diserahkan seluruhnya kepada Pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa Indonesia. Jangan hanya bisa berbicara omong kosong tanpa melakukan hal yang realistis dalam upaya pengolahan sampah ini. Perubahan yang besar tidak mungkin terjadi tanpa
  • 56. perubahan yang kecil. Oleh karena itu, mari kerahkanlah daya kreatifitas kita sebagai anak bangsa yang peduli serta mencintai negeri ini demi masa depan anak cucu kita. - See more at: http://rumahkreasihana.blogspot.com/2013/02/makalah-kewirausahaan-kerajinandari-barang-bekas.html#sthash.05nMkOCZ.dpuf Pengelolaan sampah Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris. Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia. Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. Tong sampah biru di Berkshire, Inggris Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan , pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
  • 57. Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Daftar isi 1 Tujuan 2 Metode Pembuangan o 2.1 Penimbunan darat 3 Metode Daur Ulang o 3.1 Pengolahan kembali secara fisik o 3.2 Pengolahan biologis o 3.3 Pemulihan energi 4 Metode penghindaran dan pengurangan 5 Konsep pengelolaan sampah 6 Pendidikan dan Kesadaran 7 Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik 8 lihat juga 9 Pranala luar Tujuan Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan: mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (Lihat: Pemanfaatan sampah), atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode Pembuangan Penimbunan darat Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penimbunan darat
  • 58. Penimbunan darat sampah di Hawaii. Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di Bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah) Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat. Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik. Metode Daur Ulang Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daur-ulang Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan di bawah.
  • 59. Pengolahan kembali secara fisik Baja dibuang, dan kelengkapan dilaporkan dipilih pada kemudahan Central European Waste Management (Eropa). Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya. Pengolahan biologis Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengkomposan
  • 60. Pengkomposan. Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan. Pemulihan energi Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah menjadi energi (Waste-to-energy) Komponen pencernaan Anaerobik di pabrik Lübeck mechanical biological treatment di Jerman, 2007 Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap. Metode penghindaran dan pengurangan Artikel utama untuk bagian ini adalah: Minimalisasi sampah Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik),
  • 61. mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman). Konsep pengelolaan sampah Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, multikonsep yang digunakan adalah: Diagram dari hirarki limbah. Hierarki Sampah - hierarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hierarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah. Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah/Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-ofpembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan/atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur. prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan Pendidikan dan Kesadaran Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi
  • 62. udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah. Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik 1. 2. 3. 4. Longsor tumpukan sampah Sumber penyakit Pencemaran lingkungan Menyebabkan banjir
  • 63. participation. DAUR ULANG LIMBAH KARDUS Oleh: Mohamad Yusman yusmanmsc@email.com, yusman61@gmail.com 1. Latar Belakang Kertas merupakan salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan oleh hampir seluruh umat manusia didunia, Kehidupan modern kita sehari-hari kini tidak bisa lepas dari kertas yang bahan bakunya sebagian besar kayu hasil tebangan pohon dari hutan. Dengan demikian makin boros masyarakat memakai kertas, makin banyak pohon yang harus ditebang untuk dijadikan pulp (bubur) calon kertas. Sebagai gambaran kasar, untuk menghasilkan 1 ton serat asli pulp kimia diperlukan sekitar 1,5 ton kayu. Jadi dapat dibayangkan apabila penggunaan kertas hanya dipenuhi oleh serat asli maka akan berdampak langsung pada kelestarian lingkungan hidup. Kebutuhan kertas di Indonesia apabila pada tahun 1987 hanya membutuhkan 782.420 ton maka pada tahun 1996 sudah mencapai angka 3.119.970 ton. Dan dari semua kertas yang dikonsumsi tersebut hanya sebagian kecil yang kembali ke pabrik untuk didaur ulang karena terjadi benturan kepentingan dengan penggunaan lain oleh masyarakat. Namun demikian bukan berarti kertas yang tidak kembali ke pabrik kertas tersebut sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Kertas bekas yang tidak termanfaatkan karena satu dan lain hal akhirnya akan bermuara ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga akan menambah volume sampah dan memperpendek umur TPA itu sendiri. 2. Daur Ulang Sampah Kertas/Kardus Pemanfaatan kembali kertas bekas secara langsung untuk penggunaan lain merupakan upaya penghematan terhadap peningkatan kebutuhan kertas dari serat asli. Upaya guna ulang kertas bekas tersebut akan berdampak positif terhadap kemusnahan hutan dimasa mendatang. Salah satu upaya daur ulang sampah kertas adalah memberi perlakuan terhadap kertas kardus bekas untuk dijadikan produk bahan pengemas kembali dengan ukuran yang sama atau lebih kecil. Hal yang perlu diperhatikan adalah permintaan jenis kardus biasanya harus seragam berdasarkan jenis gelombangnya, yakni kardus satu gelombang (one ply), 2 gelombang (two plies), dll. Disamping itu gelombang kardus tidak boleh dipress karena gelombangnya akan hilang dan mengurangi kekuatan kardus itu sendiri. Gambaran garis besar perlakuan terhadap kardus bekas adalah sebagai berikut:
  • 64. Sedangkan diagram alir proses daur ulang kardus bekas disajikan pada gambar-2 berikut ini: Lampiran Photo:
  • 65. Limbah kardus Pemotongan dengan Kachip untuk kardus ukuran kecil
  • 66. Pemotongan dengan Eksentrik untuk kardus ukuran besar Kardus ukuran kecil (mie instan) setelah dipotong Kachip akta Menarik Seputar Daur Ulang Kardus Kardus (Corrugated Paper) merupakan bahan kemasan yang digunakan untuk melindungi suatu produk selama distribusi dari produsen ke konsumen. Kardus terbuat dari bahan dasar berupa kertas yang diketahui mudah sekali mengalami kerusakan. Walaupun begitu, sampah kardus tetap saja dapat menimbulkan masalah yang dapat menganggu kebersihan dan keindahan lingkungan. Di Indonesia pemanfaatan sampah kardus masih belum dilakukan dengan optimal. Padahal sampah kardus yang sudah tidak terpakai tersebut dapat dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Sebenarnya, secara tidak langsung pengolahan daur ulang kardus ini dapat mengurangi laju kerusakan hutan. Proses daur ulang kardus tidak hanya menghasilkan kardus baru saja, melainkan dapat diolah menjadi berbagai macam produk. Salah satu contoh produk hasil daur ulang kardus ini adalah karton dupleks. Karton dupleks adalah jenis karton yang terdiri dari dua lapisan atau lebih. Umumnya lapisan pada bagian atas memiliki warna putih dengan permukaan yang rata sehingga mempunyai sifat cetak yang baik. Tidak hanya kelebihannya saja, ternyata kardus yang dihasilkan dari hasil daur ulang juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut beberapa fakta menarik terkait kardus daur ulang: Kardus hasil daur ulang (recycle) memiliki struktur yang tidak jauh berbeda dengan kardus baru. Perbedaan kecil yang teramati hanyalah
  • 67. pada ketebalannya saja, yang mana kardus daur ulang memiliki struktur yang sedikit lebih tebal karena penambahan lapisan gelombang. Kardus terbuat dari bahan dasar kertas, oleh sebab itu baik kardus daur ulang maupun kardus baru tetap saja tidak tahan terhadap air dan kelembaban udara yang tinggi. Kerusakan yang ditimbulkan biasanya akan membuat rekatan antar lapisan menjadi terbuka sehingga akan mempengaruhi kekuatan struktur dari kardus. Daur ulang kardus dapat dilakukan dengan berbagai macam desain, bentuk, dan tujuan. Hal ini disesuaikan terhadap produk yang ingin dikemas dengan kemasan kardus. Biasanya semakin tebal struktur kardus, ditujukan untuk produk-produk yang membutuhkan perlindungan tinggi agar tidak rusak. Daur ulang kardus dilakukan dengan menggunakan sistem modul saat proses perekatan. Ini dilakukan agar mempermudah penyesuaian ukuran atau bentuk yang dibutuhkan untuk membuat sebuah kardus, sehingga akan menekan banyaknya bahan kardus yang terbuang. Proses cetak sendiri dilakukan dengan menggunakan sistem cetak sablon (silk-screen printing), masking, atau handpainting. Namun, teknik pencetakan sablon ini cukup sulit diterapkan karena permukaan material dari kardus yang tidak rata. Pada dasarnya kardus adalah bahan baku yang dapat didaur ulang berkali-kali. Selain itu, penggunaan bahan-bahan lain seperti perekat berbasis air selama proses pengolahan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan (bio-degradable). Dalam proses daur ulang kardus tidak membutuhkan peralatan yang mahal dan canggih, serta tidak membutuhkan keahlian khusus, bahkan kardus dapat diolah di industri kecil sekalipun (skala rumah tangga). http://perlutahu.org/fakta-menarik-seputar-daur-ulang-kardus/ Mesin Pond sebagai pemotong dan pembentuk alur kardus bentuk baru
  • 68. Mesin jahit kardus Kardus hasil daur ulang
  • 69. Contoh Limbah Permabel BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Industri mebel Indonesia ternyata masih memiliki pamor yang mengilap di pentas perdagangan dunia. Permintaan yang dilayangkan oleh para pembeli di ajang beberapa pameran memang merupakan sebuah peluang emas untuk meningkatkan kinerja ekspor mebel negeri ini. Namun demikian, untuk mewujudkan hal itu, tentu tak semudah membalikan telapak tangan. Kemampuan produsen nasional dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan dalam jumlah banyak, harus benar-benar dibuktikan. Pemerintah juga telah mengupayakan untuk mengembangkan industri mebel. Apalagi sektor ini telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu dari 10 komoditas unggulan ekspor Tanah Air. Dengan kata lain, ekspor mebel masih bisa menjadi primadona untuk menghasilkan devisa negara. Imdustri mebel adalah salah satu bentuk industri yang bergerak di bidang perkayuan. Dimana dalam hal ini pasti juga akan menghasilkan berbagai jenis limbah dalam pengolahannya. Bagi masyarakat Indonesia limbah merupakan sesuatu yang sangat kurang pengelolaannya, kesalahan dalam mengelola akan menyebabkan limbah semakin berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan dan bahaya penyakit bagi masyarakat, contohnya pencemaran lingkungan terutama pencemaran pada air yang pada akhirnya menyebabkan banjir disaat musim penghujan tiba. Limbah yang biasanya muncul dari industri mebel antara lain adalah limbah kayu, limbah bahan pelitur, dan limbah tiplek yang berasal dari bahan dasar pohon. Semakin banyak jumlah pengangguran masyarakat di Indonesia maka semakin banyak pula muncul berbagai industri-industri rumah tangga yang dapat menyerap banyak penganguran yang mewabah di Indonesia. Misalkan limbah tiplek, limbah industri mebel dipandang oleh masyarakat sebagai bahan yang sudah tidak bisa dimanfaatkan, sehingga untuk memaksimalkan pemanfaatan yang memiliki nilai jual dan seni tinggi, diperlukan kreatifitas dalam membentuk
  • 70. kerajinan tangan tersebut. Atas dasar hal tersebut, maka muncullah gagasan untuk memanfaatkan limbah tiplek yang tidak dimanfaatkan menjadi lebih bermanfaat. Dalam proses pembuatan kerajinan tangan berbahan limbah pabrik mebel sangatlah mudah dan sederhana, sehingga dapat dengan mudah diproduksi dalam jumlah yang banyak. Selama ini limbah pabrik mebel hanya dibuang atau dibakar karena dianggap sudah tidak bermanfaat, padahal limbah pabrik mebel mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual dan seni tinggi seperti hiasan perabotan rumah tangga, mainan anak dan lain lain. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut ialah dengan memberikan kreasi pada sisi bentuk ( form ), penampilan ( style ), dan promosi ( promotion ). Namun hingga saat ini, pengolahan limbah mebel yang berupa potongan-potongan kayu masih sangat sedikit meskipun sebenarnya jika diolah dengan baik, limbah kayu tersebut dapat dirubah menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis. Oleh karena itu, pengolahan mebel dapat dijadikan sebagai peluang wirausaha. Salah satu bentuk pemanfaatan limbah mebel menjadi produk bernilai ekonomis, yaitu dengan pembuatan kerajinan dari potongan kayu limbah mebel. Bentuk kerajinan kayu tersebut dapat berupa sabak, tempat pensil, piring saji, dan banyak alternatif lain. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi topik hangat di berbagai media masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang berdampak terhadap timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di sekitar teluk tersebut. Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil