Makalah ini membahas strategi menulis artikel ilmiah untuk jurnal nasional dan internasional sebagai bagian dari pengembangan profesi dosen. Ada lima strategi utama yang dibahas yaitu menentukan arah pengembangan karir, memilih jurnal yang sesuai, teknik menulis artikel, merumuskan judul dan abstrak, serta memasarkan artikel. Strategi pertama adalah menetapkan bidang spesialisasi untuk mengarahkan pengembangan karir j
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
1. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 1 dari 17
STRATEGI MENULIS ARTIKEL
UNTUK JURNAL ILMIAH NASIONAL/INTERNASIONAL
SEBAGAI BAGIAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL DOSEN1
Oleh:
Prof. Muljani A. Nurhadi, M.S, M.Ed, Ed.D
Dosen Pasca Sarjana UNINDRA PGRI di Jakarta
nurhadi@cbn.net.id; muljaninurhadi@yahoo.com
o811 949 948
“You Are What You Think You Are”.
A. Pengantar
Dengan dikeluarkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pekerjaan
dosen secara hukum diakui sebagai tenaga profesional yang harus memperoleh penghasilan di
atas kebutuhan hidup minimum agar memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya.2 Sebagai konsekuensinya, dosen juga dituntut untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni3, yang dilakukan melalui kegiatan
tridharma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dari
ketiga tridharma perguruan tinggi, bidang penelitian memperoleh bobot minimal 25% dari
seluruh angka kredit yang diperlukan pada setiap usulan kenaikan pangkat sebagai salah satu
bentuk pengembangan profesi dosen. Dari seluruh jenis karya ilmiah dalam kategori
pelaksanaan dharma “penelitian” yang memperoleh penghargaan tinggi adalah artikel yang
dimuat di dalam jurnal ilmiah, terutama yang sudah diakreditasi dan jurnal internasional. Oleh
sebab itu, penulisan artikel ilmiah merupakan salah satu jenis kegiatan pengembangan profesi
yang strategis karena baik dalam sistem kenaikan pangkat maupun kredibilitas profesi
1
Makalah disampaikan pada Workshop Penyusunan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah “Mengenal Penelitian
Unggulan Universitas” Diselenggarakan oleh LP2M UNINDRA PGRI di Jakarta, tanggal 14 dan 15 Februari 2012.
2
Seperti diuraikan dalam penjelasan umum Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3
Pasal 60 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 menegaskan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
dosen berkewajiban antara lain untuk meningkatkan dan mengembangakan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
2. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 2 dari 17
memperoleh penghargaan yang tinggi di bandingkan dengan kegiatan lain dari dharma
penelitian, dan bahkan jauh lebih dihargai dibandingkan dengan kedua dharma lainnya.
Kebijakan pemerintah pada saat ini sangat kondusif dengan memberikan insentif kepada
dosen agar lebih banyak menghasilkan artikel ilmiah yang dapat dimuat pada jurnal ilmiah baik
pada tataran nasional maupun internasional. Misalnya, setiap kali kenaikan jabatan dosen dari
satu tingkat ke tingkat berikutnya mulai Asisten Ahli sampai dengan Lektor Kepala, disyaratkan
harus memiliki minimal 1 (satu) karya ilmiah yang dipublikasikan, yaitu dalam bentuk buku
dan/atau artikel dalam majalah ilmiah (baik terakreditasi maupun non-terakreditasi). 4 Bahkan
pemerintah telah memberikan insentif khusus sampai dengan Rp.20 juta bagi dosen yang
berhasil memasukkan artikel ilmiahnya di jurnal ilmiah internasional.5
Makalah ini tidak membahas format penulisan, tetapi lebih kepada strategi dalam
menulis artikel ilmiah yang memiliki dua sasaran sekaligus, yaitu disatu sisi memenuhi syarat
untuk dimuat di jurnal ilmiah, tetapi disisi lain juga berperan dalam pengembangan profesi
secara berkelanjutan. Ada lima strategi yang dibahas dalam makalah ini, yaitu dimulai dengan
menentukan arah pengembangan keprofesionalan, memilih calon jurnal/majalah ilmiah yang
sesuai, teknik menulis artikel, strategi merumuskan judul dan menuliskan abstrak yang
menarik, dan teknik memasarkan artikel.
B. Menentukan Arah Pengembangan Karir Keprofesionalan
Seorang dosen mungkin saja mempunyai karya/tulisan ilmiah yang banyak di berbagai
media, tetapi untuk apa kalau karya tulisan ilmiah yang banyak itu ternyata tidak mendukung
pengembangan profesinya karena topik-topik yang diambil berserakan dan sama sekali tidak
relevan dengan bidang tugas pokok yang diemban sebagai dosen. Salah satu kharakteristik
4
Seperti dituangkan dalam Surat Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 3931/D/T/2001 tentang Persyaratan
Menulis Artikel di Jurnal Ilmiah Terakreditasi.
5
Dijanjikan dalam Surat Edaran Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen. Pendidikan Tinggi
No. 082/D3/LL/2011 tanggal 26 Januari 2011.
3. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 3 dari 17
keprofessionalan dosen adalah ciri khas keahlian di bidang yang dikuasai atau yang
dikembangkan. Oleh sebab itu, menetapkan arah bidang karir profesionalnya (spesialisasi) yang
akan dikembangkan menjadi sangat penting. Dalam masyarakat yang semakin maju dan
kompetitif, keahlian professional spesifik lebih memperoleh peluang untuk dihargai dari pada
keahlian yang generik (bersifat umum). Selain itu, karena begitu luasnya khasanah ilmu
pengetahuan yang selalu berkembang terus, hampir tidak mungkin seseorang menjadi generalis
di bidangnya dengan baik.
Bidang karir yang ditetapkan tersebut sebagai target jangka panjang, walaupun untuk
mencapainya diperlukan pentahapan target jangka pendek. Selanjutnya, semua kegiatan tri
dharma perguruan tinggi yang dilaksanakan sejak dari karir awal, dirancang untuk membangun
batu fondasi keahlian yang secara bertahap dan sistematik akan menjadi bangunan keahlian
spesialisasi yang diharapkan itu. Misalnya, walaupun seseorang berada di Fakultas Ilmu
Pendidikan karena bidang karir professional dosen yang ingin dibangun adalah
menghubungkan keterkaitan antara pendidikan dan tenaga kerja, maka sejak awal karya ilmiah
penelitian orang tersebut, termasuk skripsi, tesis, disertasi, makalah dan karya ilmiah lainnya
selalu dilakukan dan dikaitkan dengan dunia kerja, bukan di internal proses pendidikan. Begitu
juga mata kuliah yang dibina serta progam pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan
selalu relevan dengan bidang spesialisasi yang dipilihnya. Dari penetapan bidang spesialisasi
tersebut, maka keluarlah impian jangka pendek dalam bentuk ekspresi “ saya ingin
mengembangkan pengajaran ............”, “saya ingin melakukan penelitian di bidang ...........”,
“saya ingin menulis karya ilmiah dalam topik ...... dst”. Apabila seseorang dosen sudah
mempunyai daftar keinginan tersebut, maka 25% produk sudah dicapai, dalam artian arah topik
artikel ilmiah yang ingin dibuatnya sudah mulai kelihatan.
Bilamana dalam hasil pilihan bidang spesialisasi yang ditetapkan masih ada keraguan,
diskusikanlah dengan teman sejawat atau konsultasikan dengan dosen senior yang
membimbing baik formal maupun yang informal, dengan ketua jurusan/program studi, bahkan
4. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 4 dari 17
dengan dekan, sehingga posisi pengembangan profesionalisme yang dirancang dapat
ditempatkan dalam konteks pengembangan kelembagaan secara menyeluruh.
Dalam memilih bidang spesialisasi perlu dipertimbangan potensi kemampuan diri,
penguasaan ilmu pendukungnya, kontribusinya bagi lembaga, dan peta permintaan pasar.
Mengembangkan spesialisasi yang jauh dari potensi akademik yang dimiliki, minat, bakat, dan
bidang prestasi yang pernah dimiliki, akan sangat menyakitkan dan dapat menimbulkan stress
berat. Begitu pula, mengembangkan suatu bidang keahlian yang tidak dibutuhkan oleh
lembaga, tidak akan sehat karena tidak akan memperoleh dukungan lembaga dimana seorang
dosen bernaung, dan keadaan ini berpotensi terjadinya konflik interes antara lembaga dengan
diri dosen yang bersangkutan. Peta permintaan pasar juga penting untuk diperhitungkan
karena akan menentukan seberapa kompetitif bidang spesialisasi yang ingin dikembangkan.
Apabila permintaan pasar tinggi, sementara itu orang-orang yang dapat memberikan pelayanan
di bidang spesialisasi itu terbatas, maka tingkat kompetitif bidang spesialisasi yag dipilih akan
semakin tinggi. Bidang spesialisasi yang dimaksud dapat mengalami perubahan dalam
perjalanan pengembangan karir seseorang, tetapi perubahan itu untuk mempertajam dalam
penyesuainnya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan lingkungannya.
Kapan rancangan pengembangan spesialisasi professional itu harus dimulai?
Jawabannya adalah sedini mungkin dalam perjalanan karir seorang dosen, karena menurut hasil
penelitian Donald E. Super and Douglas T. Hall. (1978)6 menunjukkan bahwa masa keemasan
pengembangan karir seseorang berada pada rentang usia antara 25 sampai dengan 45 tahun,
sebagaimana digambarkan dalam grafik 01 di halaman berikut.
6
Tucker III, Irving B. Age, Income and Productivity: A human capital profile model. Ph.D. dissertation University of
South Carolina, 1982. P.73. This is replicated from Donald E. Super and Douglas T. Hall. “Career Development :
Exploration and Planning.” Annual Review of Psyycology. Vol. 29, 1978. P.351.
5. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 5 dari 17
C. Memilih Calon Jurnal/Majalah Ilmiah Yang Sesuai
Kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh penulis pemula adalah mencoba membuat
artikel ilmiah terlebuh dahulu, baru mencari Jurnal yang cocok untuk memuatnya. Dan hasilnya
tidak ada Jurnal yang bersedia memuatnya. Ini disebabkan karena sewaktu menulis, belum ada
rujukan kriteria penulisan yang dipergunakan sesuai dengan yang dikehendaki oleh masing-
masing jurnal baik dari segi bidang keahliannya, substansi isi, tata tulis, maupun
persyaratannya.
STAGES IN CAREER DEVELOPMENT
High Boom
Trial Growth?
Establishment
Maintenance?
Decline?
Exploration
Stagnation?
Age
Low 25 45 65
Identity Intimacy Generativity Integrity
STAGES IN CAREER DEVELOPMENT
Source: Tucker III, irving B. Age, Income and Productivity: A human capital profile model. Ph.D. disertation University of South Carolina,
1982. P.73. This is replicated from Donald E. Super and Douglas T. Hall. “Career Development : Exploration and Planning.”
Annual Review of Psyycology. Vol. 29, 1978. P.351.
Grafik: 01
Tahapan Pengembangan Karir
Sebagaimana kehidupan dalam masyarakat, masyarakat akademik juga mempunyai
komunitasnya sendiri di bidang spesialisasinya yang tercermin dari kekhususan isu-isu atau
topik-topik yang dibahas, format dan gaya penulisan, judul jurnal/majalah ilmiah yang
diterbitkannya. Itu semua menggambarkan kekhasan komunitas akademik dari para dosen
yang memberikan kontribusi artikel di dalamnya. Diterima tidaknya suatu artikel akan
6. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 6 dari 17
dikontraskan dengan cirri khas akademik komunitas akademik yang membina jurnal/majalah
ilmiah yang bersangkutan. Oleh sebab itu, sebelum memutuskan untuk menulis, perlu terlebih
dahulu mengidentifikasi judul-judul jurnal/majalah ilmiah yang artikel-artikelnya berada di
bidang atau relevan dengan spesialisasi yang dipilih. Bagaimana caranya?
Pertama, memahami berbagai bentuk publikasi ilmiah sebagai media untuk
memasarkan karya ilmiah ke masyarakat ilmiah yang ditujunya, serta ciri khas artikel ilmiah
yang dimuatnya. Setidak-tidaknya ada empat jenis media publikasi ilmiah, yaitu: buku,
proceeding, majalah ilmiah, dan jurnal ilmiah. Buku biasanya memuat karya ilmiah seseorang,
beberapa orang dalam bentuk pengarang bersama, atau kumpulan artikel ilmiah kontribusi
banyak orang yang kemudian disusun secara sistematis dan diterbitkan. Prosiding (proceeding),
atau juga disebut risalah seminar, adalah publikasi karya ilmiah yang diterbitkan sebagai hasil
seminar atau symposium, berisi kumpulan artikel ilmiah yang ditulis atas permintaan
Panitia/Tim Editor beserta pembahasannya, dan artikel ilmiah sebagai kontributor peserta
lainnya yang diterima panitia setelah melalui proses seleksi. Majalah ilmiah biasanya untuk
mempublikasikan artikel ilmiah yang berupa gagasan baru dari hasil studi literer, analisis
permasalahan yang berkembang di lapangan, dan pemikiran baru hasil meta analisis terhadap
berbagai pemikian dan hasil penelitian yang ada.
Kedua, mencari judul jurnal/majalah ilmiah yang sesuai dengan bidangnya.
Bagaimanakah cara yang ditempuh untuk menemukan judul jurnal nasional yang terbit di
Indonesia? Berikut adalah beberapa cara yang dapat ditempuh: (i) bertanya kepada teman
sejawat se bidang/jurusan/program studi yang sudah biasa mengisi artikle ilmiah di jurnal
ilmiah, (ii) mengakses judul jurnal yang terakreditasi dari Ditjen. Dikti, (iii) mencari di
perpustakaan setempat, (iv) mencari di perpustakaan nasional atau perpustakaan LIPI, (v)
menelusur sumber bahan artikel ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk media, (vi) melakukan
penelusuran di internet, dan (vii) aktif mengikuti organisasi profesi. Dari teman sejawat, tidak
hanya dapat diperoleh informasi tentang jurnal yang tepat, tetapi juga pelajaran dan kiat-kiat
yang dapat dipetik dalam perjuangannya sehingga artikelnya berhasil dimuat dalam suatu
7. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 7 dari 17
jurnal. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi secara berkala menerbitkan judul jurnal/makalah
ilmiah yang diterbitkan oleh perguruan tinggi di Indonesia dan sudah diakreditasi. Hampir
setiap perpustakaan perguruan tinggi berlangganan jurnal di berbagai bidang atas usulan
dosen, untuk menopang kebutuhan dosen akan artikel ilmiah. Jurnal yang dilanggan bisa dalam
bentuk terbitan hard copy dan dapat pula dalam bentuk soft copy, atau berlangganan akses
internet terhadap suatu provider yang memberikan layanan informasi di bidang tertentu secara
berkala. Informasi tentang hal ini biasanya dapat diperoleh dari staf bagian “pelayanan
informasi”, “pelayanan terbitan berkala”, atau “pelayanan referensi”. Perpustakaan Nasional
antara lain mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan semua karya nasional, termasuk
jurnal/majalah ilmiah, melalui kewajiban serah karya cetak untuk didokumentasikan dan
dikelola. Begitu pula Perpustakaan LIPI juga mengumpulkan karya-karya ilmiah di berbagai
bidang ilmu pengetahuan agar dapat diakses secara nasional. Untuk memudahkan
penelusuran, judul-judul jurnal/majalah ilmiah dan abstrak artikel yang dimuat di dalamnya
dibukukan dalam bentuk “bibliografi jurnal ilmiah” dan “bibliografi karya ilmiah” yang
diterbitkan secara berkala. Di bagian akhir dari setiap artikel ilmiah selalu mencantumkan
sumber bacaan yang dipergunakan dalam bentuk “biblografi” atau”daftar bacaan” yang sering
berisi antara lain jurnal/majalah ilmiah. Menelusur di internet dapat dilakukan dengan cara
yang sangat mudah dengan mengetikan “kata kunci” pada kolom “cari” dan nanti akan keluar
berbagai informasi yang berkaitan dengan kata kunci tersebut. Untuk memperoleh kata kunci
yang paling tepat dan efisien seseorang perlu mencoba dan mencoba sehingga dapat
merasakan logika sistem pencarian informasi dari suatu website. Organisasi profesi adalah
organisasi orang-orang yang sudah terpilih di bidang spesialisasinya, karena biasanya
memberikan persyaratan yang ketat terhadap siapa yang layak menjadi anggotanya. Jejaring di
organisasi profesi merupakan salah satu wahana yang efektif untuk mengetahui jurnal/majalah
ilmiah yang terbit di tingkat local dan nasional.
Ketiga, menelaah jenis artikel ilmiah yang dimuat. Artikel yang dimuat dalam sebuah
jurnal ada empat jenis, yaitu: (i) artikel asli atau disebut dengan original papers atau regular
papers, (ii) artikel tinjauan atau review papers, (iii) catatan penelitian atau research note, dan
8. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 8 dari 17
(iv) surat pembaca atau letter to the editor.7 Ada berbagai jurnal yang di bagian akhir
memberikan biografi singkat dari para penulis artikel pada setiap edisinya. Artikel asli biasanya
merupakan artikel ilmiah hasil penelitian, atau dapat berupa konsep-konsep asli yang
dikembangkan dari artikel-artikel ilmiah yang dipublikasikan. Artikel tinjauan merupakan
artikel ilmiah yang disusun berdasarkan telaah pustaka. Artikel tinjauan biasanya ditulis oleh
para pakar atas permintaan Editor untuk melakukan tinjauan atas suatu topik atau isu. Catatan
penelitian merupakan laporan ringkas tentang penelitian yang secara ilmiah sangat penting
untuk segera dipublikasikan. Surat pembaca biasanya merupakan komentar yang membangun
terhadap artikel-artikel yang dipublikasikan dalam suatu jurnal dan kemudian penulis dapat
memberikan tanggapan atas komentar yang diberikan tersebut. Sebagian besar jurnal nasional
memuat dua jenis artikel yang pertama, sedang beberapa jurnal internasional memuat
keempat jenis artikel. Tiga jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh UNINDRA PGRI Jakarta yaitu:
Faktor Exacta, Socio-Ekons, dan Formative dapat menampung kedua jenis artikel tersebut.
Ketiganya mencakup bidang khusus tetapi tidak terlalu spesifik sehingga lebih memberikan
ruang bagi penulis pemula untuk memberikan kontribusinya. Jurnal-jurnal semacam juga
diterbitkan oleh hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia, sehingga peluang pada level
nasional dapat ditelusur dari terbitan-terbitan tersebut.
Setelah menelaah berbagai judul jurnal/majalah ilmiah, seorang penulis bisa memilih
satu sampai tiga judul jurnal yang paling sesuai menjadi target sasaran untuk pemuatan artikel
ilmiah yang akan ditulisnya. Idealnya, jurnal yang dipilih adalah yang sudah terkareditasi karena
penghargaan kredit point bagi artikel yang dimuatnya cukup besar. Namun demikian, bagi
penulis pemula dapat dimulai terlebih dahulu dengan jurnal yang belum terakreditasi atau
jurnal yang diterbitkan di perguruan tingginya sendiri.
Keempat, menelaah persyaratan dan panduan dalam menulis artikel yang bisa dimuat.
Setelah jurnal yang dituju sudah ditetapkan, maka dilanjutkan dengan menelaah bentuk-bentuk
7
Sumber utama dari jenis artikel ini adalah Urip Santoso (2008). Kiat-kiat Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
Ilmiah Internasional.
9. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 9 dari 17
artikel yang dimuat serta persyaratannya, baik dalam arti persyaratan akademik, tata tulis, dan
adminsitrasinya. Pada umunya persyaratan itu termuat pada halaman paling belakang dari
setiap terbitan. Pada umumnya persyaratan akademik, termasuk cakupan bidang artikel yang
diterima, berbeda antara satu jurnal dan jurnal lainnya. Sedangkan panduan penulisan, dalam
majalah internasional biasnya disebut “Instruction for Authors”, lebih menyangkut persyaratan
tata tulis dan administrasi, yang biasanya tidak jauh berbeda antara satu jurnal dengan jurnal
lainnya. Sebagai ilustrasi, berikut dilampirkan contoh panduan penulisan artikel yang dimuat di
Jurnal Faktor Exacta.
D. Kiat Menulis Artikel Ilmiah
Menulis bukanlah pengetahuan, tetapi ketrampilan yang ditunjang oleh pengetahuan
baik yang diperoleh secara empirik maupun dari bahan literer. Disebut ketrampilan, karena
kalau tidak dikerjakan menulis tidak pernah bisa, artinya, ketrampilan menulis hanya akan
diperoleh apabila dilatihkan dan dikerjaan. Namun demikian, tanpa pengetahuan yang
mendasarinya seseorang tidak tahu apa yang akan ditulis, karena apa yang akan ditulis
merupakan hasil kristralisasi kerja otak, perasaan, sikap seseorang, dan pengambilan keputusan
setelah mengolah berbagai informasi/pengetahuan yang masuk kedalam memori. Seseorang
mungkin perlu memperoleh inspirasi untuk menulis tetapi inspirasi itu tidak akan muncul begitu
saja tanpa mengumpulkan informasi dan pengetahuan yang kemudian dianalisis secara internal
oleh otak seseorang. Walaupun bukan tulisan ilmiah, untuk dapat menulis fiksi “Nogososro
Sabuk Inten” misalnya, SH Mintaredja telah melakukan survai, tinjau lokasi, dan mengumpulkan
informasi di daerah Banyubiru, Ambarawa, Magelang dan sekitarnya sebagai lokasi ceritera,
selama tidak kurang dari 3 bulan.
Sasaran “survai” untuk mendukung karya ilmiah ya karya ilmiah orang lain. Artinya,
seseorang perlu memperbanyak membaca untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan
topik yang telah di pilihnya dari berbagai media karya ilmiah, baik yang berupa hasil pemikiran,
hasil penelitian literer, maupun hasil penelitian lapangan. Ini akan lebih baik lagi apabila
10. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 10 dari 17
didukung dengan data. Dari buku akan diperoleh difinisi konsepsional dan operasional yang
dapat dipergunakan sebagai patokan atau pencerahan terhadap lingkup/cakupan topik yang
akan ditulis. Dari jurnal dan majalah ilmiah akan diperoleh isu-isu yang tertinggal atau menjadi
implikasi hasil penelitian yang perlu ditelaah lebih jauh. Dari laporan, dapat diperoleh data yang
barangkali dapat diolah untuk menghasilkan permasalah yang dihadapi. Tidak usah malu kalau
untuk mengatakan bahwa topik artikel ilmiah yang dipilih muncul setelah membaca artikel
seseorang, karena sejatinya begitulah ilmu pengetahuan itu berkembang.
Pada waktu membaca, buatlah catatan-catatan dan coretan yang dianggap penting
apapun bentuknya, yang pada suatu saat nanti akan berguna sewaktu mengkristalkan informasi
menjadi ide yang akan dituangkan dalam tulisan. Setelah bahan bacaan dianggap cukup,
mulailah dengan merenungkan hasil bacaan untuk dikristalkan menjadi ide tulisan yang dimulai
dengan garis besar isi tulisan. Dari garis besar isi tulisan itulah kemudian dikembangkan
menjadi tulisan yang lengkap.
Apabila artikel ilmiah yang akan ditulis diangkat dari hasil penelitian, maka sumber
bacaan yang paling tepat adalah membaca contoh-contoh artikel yang sudah diterbitkan di
bidangnya, dilihat gaya penulisan, focus penulisan, serta aspek-aspek yang ditonjolkan. Karena
artikel ilmiah di jurnal bukan merupakan ringkasan dari laporan penelitian, tetapi bentuk lain
dari laporan penelitian yang telah dikemas dalam tulisan yang terbatas halamannya untuk
dibaca oleh khalayak yang lebih luas, termasuk kemungkinan orang yang bukan berkeahlian di
bidang yang bersangkutan.
Setelah semua dokumen yang dibaca dirasa sudah cukup memberikan inspirasi, ide, dan
pemikiran baru, mulailah dituliskan dengan sejak awal mengikuti panduan penulisan artikel
yang dituntunkan oleh tim editor dari jurnal yang dituju, karena mengedit tata tulis bisa lebih
banyak memakan waktu dari pada menuliskannya itu sendiri.
11. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 11 dari 17
Menyiapkan manuskrip artikel ilmiah ada tiga tahap: penyiapan awal, penyiapan
corrected proof, dan revisi hasil review tim editor. Pada penyiapan awal, merupakan naskah
awal yang dibuat oleh penulis sesuai dengan pedoman penulisan. Setelah jadi, maka tulisan
tersebut dikoreksikan kepada orang lain baik dari segi keterbacaan, tata bahasa, pemilihan
kata, dan teknik penulisannya (proof reading). Orang yang diminta mengoreksi (proof reader)
adalah orang yang sudah berpengalaman mengisi artikel di jurnal ilmiah, menguasai bahasa
teknis, dan tata bahasa yang digunakan. Setelah memperoleh masukan, kemudian naskah awal
direvisi. Hasil revisi inilah yang kemudian dikirimkan ke redaksi jurnal. Pengiriman naskah
disertai dengan surat pengantar (cover letter) yang setidak-tidaknya menjelaskan arti penting
(kontribusi) dari artikel yang dikirimkan. Dengan melalui proof reader akan meningkatkan
probabilitas artikel untuk diterima.
Begitu naskah diterima oleh tim editor akan direview layak tidak-layaknya naskah
tersebut dimuat. Pada umumnya kriteria yang dipakai mencakup hal-hal sbb.: kesesuaian ruang
lingkup artikel, tata bahasa yang dipakai, originality (keaslian naskah), novelty (kebaruan), dan
ketepatan metodologi yang dipergunakan. Ada 3 kemungkinan hasil review: naskah diterima
sepenuhnya, naskah diterima dengan catatan untuk revisi, dan naskah ditolak. Apabila naskah
diterima dengan revisi, maka penulis secepatnya melakukan revisi sesuai dengan catatan tim
editor/Reviewer dan segera dikirimkan kembali.
Walapun hampir setiap jurnal menetapkan aturan sendiri tentang urutan dan isi artikel
ilmiah, namun secara umum sebuah artikel ilmiah memuat komponen sbb.: judul (title),
pengarang (author/s), abstrak (abstract), kata kunci (key words), pendahuluan (introduction),
material dan atau metodologi (materials and methods), kesimpulan dan diskusi (results and
discussion), ucapan terima kasih (acknowledgement), daftar pustaka (reference list), lampiran-
lampiran (attachments). Teknik penulisan dan apa yang tercakup dalam setiap komponen tidak
akan dijelaskan disini, karena yang diikuti adalah panduan bagi penulis atau instruction for
authors yang sudah ditetapkan oleh jurnal masing-masing. Sebaliknya yang akan diuraikan
adalah beberapa catatan dan kiat yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas artikel.
12. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 12 dari 17
Judul artikel sebaiknya tidak terlalu panjang tetapi cukup menarik perhatian. Caranya
adalah dengan menempatkan topik artikel ke dalam konteks yang lebih makro sehingga
kandungan problematikanya terlihat. Karena ini artikel ilmiah, maka judul tetap harus tidak
keluar dari isi dan tidak bombastis atau provokatif. Penulisan pengarang diikuti dengan nama
lembaga tempat bekerja dan jangan lupa cantumkan alamat korespondensi sehingga mudah
dihubungi, biasanya alamat email.
Abstrak bukan sekedar ringkasan tetapi juga berfungsi sebagai “jendela” promosi artikel
yang ditulis. Oleh sebab itu, dalam abstrak perlu ditekankan tujuan, kesimpulan dan
konstribusinya terhadap perkembangan ilmu pengatahuan atau dalam memecahkan masalah.
Jangan terjebak dengan menuliskan pembahasan dan keinginan untuk menjadikan tabel dan
gambar. Abstrak ditutup dengan kata kunci yang difokuskan kepada kata utama yang paling
mewakili isi artikel yang ditulis sehingga paling banyak tiga kata.
Pendahuluan memuat latar belakang permasalahan artikel atau penelitian, dan agar
berbobot kaitkan topik dengan isu nasional (misalnya dengan Renstra kementerian) maupun isu
global (misalnya dengan “education for all”), sehingga kelihatan keterkatian kontribusi topik
artikel dalam rangka pemecahan masalah yang lebih luas. Kemudian, tunjukkan letak kebaruan
dan originalitas artikel ini dan diakhiri dengan tujuan spesifik yang akan dijawab oleh artikel
tersebut. Untuk artikel hasil penelitian, bagian ini juga memuat tujuan dan hipotesis penelitian.
Materi dan metodologi menggambarkan materi yang diteliti atau digunakan dalam
penelitian, pendekatan yang dipakai, serta metodologi yang dipergunakan. Untuk artikel hasil
penelitian, maka komponen ini memuat juga pendekatan yang dipakai, desain penelitian yang
dipilih, instrumen dan teknik analisis yang digunakan. Semuanya cukup disajikan secara singkat
tetapi cukup menunjukkan kesakhihan artikel yang ditulis.
Komponen yang paling dominan adalah kesimpulan dan pembahasan, yang biasanya
dapat dipisah atau dijadikan satu sub-heading. Agar penyajiannya ringkas, dapat digunakan
13. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 13 dari 17
tabel, grafik atau cara lain yang tidak membutuhkan uraian panjang. Tuliskan dengan jelas
kesimpulannya, baru diberikan pembahasan mengapa dan bagaimana yang menunjang
kesimpulan itu, termasuk bandingkan dengan hasil penelitian atau pendapat orang lain.
Tekankan sekali lagi dalam kesimpulan tentang kontribusi artikel atau hasil penelitian ini,
kebaruan, dan originalitasnya. Penulisan untuk jurnal nasional biasanya pembahasan terlebih
dahulu baru kesimpulan, sedang untuk jurnal internasional sebaliknya; ikuti saja panduan yang
diberikan oleh masing-masing jurnal. Kesimpulan hanya dituliskan untuk menjawab tujuan dan
tidak menyimpulkan yang tidak dirancang dari tujuan pada pendahuluan, dengan kata lain tidak
berspekulasi dan didukung penuh dengan hasil analisis.
Bagian ucapan terima kasih (acknowledgement) memberikan kesempatan penulis untuk
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang betul-betul kontribusi dalam penulisan ini
dan kepada penyandang dana yang mendukungnya. Seperti biasa, daftar pustaka memuat
seluruh pustaka yang dirujuk dan dikutip untuk mendukung tulisan ini. Sedang lampiran boleh
ditambahkan untuk melampirkan tabel, grafik, gambar dsb., yang memang diperlukan sekali
yang tidak mungkin dimuat dalam batang tubuh artikel.
E. Penutup
Sebagaimana telah diuraikan di atas, apabila menulis artikel ilmiah dipersiapkan dalam
kerangka meningkatkan profesionalisme dosen, maka selain banyak manfaatnya juga
menjadikan penbinaan profesi/karir lebih efisien, karena tidak hanya akan memperoleh kredit
point tetapi juga menjadi tahapan pengembangan profesi. Hal inilah yang pada umumnya
menjadikan menulis artikel menggairahkan dan memberikan kepuasan akademik tersendiri.
Sebagai penutup, ungkapan berikut barangkali ada gunanya. Penyakit menulis yang
paling besar bukan dari orang lain tetapi dari diri sendiri. Ada tiga kata yang menjadi penyakit
14. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 14 dari 17
utama dalam menulis, yaitu: “saya tidak bisa”, “tidak mungkin”, dan “saya sudah tahu” 8. Begitu
ketiga kalimat itu terus didengungkan, secara otomatis akan membelenggu pintu pikiran
seseorang untuk mencari jalan dan mencoba. Ketiga konsep itu akan dikirimkan ke otak dan
memblokir bagian kreativitas otak, yang biasanya disebut dengan mental block. Yang terjadi
adalah “you are what you think you are”. Yang harus didengungkan adalah “kalau orang lain
bisa, kenapa saya tidak bisa”. Yang ini akan memicu otak untuk terus berkreasi dan mengejar
apa yang diharapkan atau dicita-citakan.
Selamat berlomba-lomba menjadi penulis artikel ilmiah.
-------
8
Untuk ketiga ekspresi itu, insprirasi diperoleh dari tulisan Tim Andrie Wongso,
http://www.andriewongso.com/artikel/aw_artikel/4594/Tiga_Kalimat_Terlarang/
15. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 15 dari 17
DAFTAR PUSTAKA
Arief Furchan (2009). Menulis Artikel Ilmiah Untuk Jurnal.
Istadi (2007). Kiat Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Nasional & Internasional. Bahan paapran
disampaikan pada Workshop Pengembangan Jurnal Ilmiah Konsorsium Ilmu, di Center
for Quality Development and Assurance (CeQDA), Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu
(PPJM), Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tanggal 20-21 Agustus
2007Tim Andrie Wongso,
http://www.andriewongso.com/artikel/aw_artikel/4594/Tiga_Kalimat_Terlarang/
Soekidjo Notoatmodjo (tt). Penulisan Ilmiah. Bahan presentasi.
Urip Santoso (2008). Kiat-kiat Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Ilmiah Internasional.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Tucker III, Irving B. Age, Income and Productivity: A human capital profile model. Ph.D.
dissertation University of South Carolina, 1982. P.73. This is replicated from Donald E.
Super and Douglas T. Hall. “Career Development : Exploration and Planning.” Annual
Review of Psyycology. Vol. 29, 1978.
Wasmen Manalu (tt.). Penulisan Artikel Ilmiah Pada Jurnal Internasional.Bahan presentasi.
-------
16. Nurhadi, strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional/internasional , hal 16 dari 17
Lampiran 01:
Contoh panduan bagi penulis dari Jurnal Faktor Exacta