1. 1
Muhasabah Untuk Menggapai Jiwa Muthmainah
Saat ini tentunya kita berharap semoga produktivitas amal salih kita jauh lebih baik daripada sebelumnya, hal ini karena
Rasulullah saw telah bersabda:
َﻣَو ٌﺢِﺑَار َﻮُﻬَـﻓ ِﻪِْﺴﻣَأ ْﻦِﻣ ًاﺮْـﻴَﺧ ُﻪُﻣَْﻮـﻳ َنَﺎﻛ ْﻦَﻣٌنُْﻮـﺒْﻐَﻣ َﻮُﻬَـﻓ ِﻪِْﺴﻣَأ َﻞْﺜِﻣ ُﻪُﻣَْﻮـﻳ َنَﺎﻛ ْﻦ
)اﳊﺎﻛﻢ اﻩور
“Jika hari ini kita jauh lebih baik dari hari kemarin maka kita tergolong beruntung. Tetapi jika hari ini kita sama saja dengan
kemarin maka kita tergolong rugi. Apalagi jika hari ini kita lebih jelek dari kemarin maka celakalah kita”. (HR. Hakim).
Oleh karena itu, mari kita persiapkan dengan introspeksi diri apakah hari ini kita sudah lebih baik dari pada kemarin?. Jika
ternyata belum baik, maka barangkali masih ada “something wrong” (sesuatu yang salah). Apakah hari ini sudah ada
perkembangan positif yang terlihat pada diri kita?. Mari kita evaluasi diri kita, antara lain dengan : muhasabah dan berdzikir
ke hadirat Allah swt maka insya-Allah kita akan menemukan kebaikan-kebaikan di masa mendatang.
Allah swt telah berfirman dalam surat Al Hasyr/59 : 18 yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al Hasyir : 18)
َﻪﱠﻠاﻟ اﻮُﻘﱠـﺗا اﻮُﻨَﻣآ َﻦِﻳﺬﱠﻟا َﺎﻬﱡـﻳَأ َﺎﻳ
"Wahai orang-orang yang beriman! Takwalah kepada Allah." (pangkal ayat 18).
Wahai(kepada )
Allah
bertakwalah
kalian
mereka
beriman
orang-
orang yang
kamu kerjakan
apa
yang
orang
(diri)
dan hendaklah
memperhatikan
Sesung-
guhnya
dan bertakwalah untuk hari esok telah
diperbuatnya
(kepada )
Allah
Allahterhadap apa
yang
Maha mengetahui
2. 2
Seruan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman dengan bisikan dan sebutan nama iman. Mereka diseru dengan
mengarahkan seruan kepada mereka untuk mengajak mereka agar bertakwa.
Iman ialah kepercayaan.. Takwa merupakan kondisi hati yang menjadikan hati selalu waspada, menghadirkan dan merasakan
pengawasan Allah dalam setiap keadaan. Ia takut, merasa bersalah, dan malu bila Allah mendapatinya berada dalam keadaan
yang dibenci oleh-Nya. Pengawasan atas setiap hati selalu terjadi setiap waktu dan setiap saat.
Dengan demikian taqwa merupakan pemeliharaan hubungan dengan Tuhannya. Oleh sebab itu semata-mata Iman atau
percaya saja belumlah cukup, sebelum dilengkapi dengan mempercepat hubungan dengan Tuhannya. Keikhlasan batin kepada
Ilahi tawakkal berserah diri, ridha menerima ketentuan-Nya, syukur menerima nikmatNya, sabar menerima percobaanNya,
semuanya itu didapat karena adanya takwa. Memperteguh ibadat kepada Allah sebagai sembahyang, puasa, zakat dan
sebagainya,
ٌﺲْﻔَـﻧ ُْﺮﻈْﻨَـﺘْﻟَو
"Dan hendaklah merenungkan setiap diri,"
Artinya bawa berfikir, bawa merenung, bawa bermenung, tafakkur dan tadzakkur (memikirkan dan mengingat);
ٍﺪَﻐِﻟ َْﺖﻣﱠﺪَﻗ َﺎﻣ
"Apalah yang telah diperbuatnya untuk hari esok."
Hari esok ialah hari akhirat. Hidup tidaklah akan disudahi hingga di dunia ini saja. Dunia hanyalah semata-mata masa untuk
menanam benih. Adapun hasilnya akan dipetik adalah di hari akhirat. Renungkanlah oleh tiap diri apa yang telah lebih dahulu
diamalkan untuk didapati di akhirat itu kelak?
Oleh sebab itu maka teranglah apa yang dimaksud dengan ayat ini. Yaitu seyogyanyalah orang-orang yang telah mengaku
beriman memupuk imannya dengan takwa, lalu merenungkan hari esokya, apa gerangan yang akan dibawanya menghadap
Tuhan; hitunglah terlebih dahulu laba rugi hidup sendiri sebelum dihitung kelak. Renungkanlah apa perbekalan yang telah ada
dan mana lagi yang kurang. Karena perjalanan akan terus bergerak dari dunia ini ke pintu kubur, ke alam barzakh dan ke hari
akhirat.
َﻪﱠﻠاﻟ اﻮُﻘﱠـﺗَاو
"Dan takwalah kepada Allah!" Ini diperingatkan sekali lagi, supaya lebih mantap dalam hati;
Inilah satu-satunya ayat di dalam Al Qur’an yang menyebutkan kalimat “ittaqullah” sampai 2 (dua) kali, kalimatnya memang
cukup pendek tetapi mengandung makna yang cukup dalam, yakni tentang pelajaran apa yang dapat diambil dari kejadian di
masa lalu dalam menghadapi tantangan di masa mendatang. Barangkali kita termasuk orang yang jarang mempersiapkan
3. 3
diri untuk hari esok, padahal Al Qur’an sudah mengingatkan untuk mengambil setiap pelajaran di masa lalu guna
menyonsong hari depan. Begitu pentingnya ayat ini, sehingga Allah mempertegas dengan mengulang kembali kalimat
“ittaqullah” sampai 2 (dua) kali, hal ini supaya kita benar-benar mempersiapkan hari esok dengan bekal “taqwa-Allah”.
َنُﻮﻠَﻤْﻌَـﺗ َِﺎﲟ ٌﲑِﺒَﺧ َﻪﱠﻠاﻟ ﱠنِإ
"Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui apa jua pun yang kamu kerjakan." (ujung ayat 18).
Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. Baik dan buruknya pekerjaan kita tidak lepas dari pengawasan
Sang Khaliq.
Oleh karena tidak ada di antara kita yang terlepas daripada tilikan Allah, maka hanyalah dengan takwa itu jua kita akan
selamat dunia akhirat. Karena dengan takwa Tuhan itu kita dekati, bukan kita jauhi.
Selanjutnya bersabdalah Allah;
اﻮُﺴَﻧ َﻦِﻳﺬﱠﻟَﺎﻛاﻮُﻧُﻮﻜَﺗ َﻻﻮْﻤُﻬَﺴُﻔْـﻧَأ ْﻢُﻫَﺎﺴْﻧَﺄَﻓ َﻪﱠﻠاﻟ
"Dan janganlah keadaan kamu seperti orang-orang yang melupakan Allah; lalu Allah pun membuatnya lupa kepada
dirinya sendiri." (pangkal ayat 19).
Artinya menurut tafsir dari Ibnu Katsir ialah; "Janganlah kamu lupa mengingat kepada Allah, atau zikir. Karena bila kamu
telah lupa mengingat Allah, Allah pun akan membuat lupa apa-apa yang patut dikerjakan untuk kepentingan dirimu sendiri,
yang akan membawa manfaat bagimu di akhir kelak kemudian hari.
Yaitu bahwa barangsiapa yang lupa kepada Tuhannya, Tuhan akan membuatnya lupa kepada dirinya sendiri, sehingga dia
tidak mengenal lagi siapa sebenamya dirinya dan apa yang perlu untuk kebahagiaan dirinya. Bahkan dia pun akan dibuat lupa
apa jalan hidup yang akan ditempuhnya untuk kebahagiaan dirinya sendiri baik untuk kehidupan dunia sekarang atau
kehidupan akhirat kelak, sehingga dia hidup dalam kekosongan dan hampa, sama saja dengan binatang ternak yang dihalau-
halau. Bahkan kadang-kadang binatang ternak itu lebih tahu apa yang baik untuk memelihara hidupnya dengan petunjuk
naluri yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Tetapi manusia yang telah lupa diri ini, dia telah keluar dari garis fihratnya,
yang dengan itu dia diciptakan. Dia telah lupa kepada Tuhannya, maka dia dibuat lupa oleh Tuhan kepada dirinya sendiri
sehingga dia tidak ingat lagi bagaimana supaya diri itu mencapai kesempumaan dan bagaimana agar dia bersih, bagaimana
supaya dia mencapai bahagian kini dan esok.
Secara tidak langsung, kedua ayat ini telah mengajarkan kepada kita suatu hal yang sangat mendasar dari Time Management
dalam cakupan waktu yang lebih luas. Jika biasanya hanya mencakup kemarin, besok, dan sekarang, dalam ayat ini dibahas
waktu di dunia dan di akhirat. Karena memang, keterbatasan waktu kita di dunia harus bisa kita manfaatkan semaksimal
4. 4
mungkin untuk mendapatkan tempat yang terbaik di sisiNya. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang bertaqwa.
Allahumma ameen.
Tidak terbatas pada Time Management, tapi juga Life Management. Manajemen hidup sebagai muslim, yang berorientasikan
Allah dan hari Akhir. Menjadikan perbuatan di dunia sebagai wasilah menuju Allah. Ingat! Tujuan penciptaan kita adalah untuk
beribadah pada Allah. Meski begitu, dalam kesehariannya, kita juga tidak boleh melupakan kedudukan kita di dunia. Keduanya
kita jadikan sarana untuk menambah perbendahraan amal shalih.
Pesan-pesan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah keterbatasan waktu yang kita miliki. Benar, waktu yang kita
miliki tidaklah panjang, begitupun dengan masa hidup kita. Lantas bagaimana kemudian kita menggunakannya dengan baik
dan benar? Adalah dengan beramal shalih. Jikalau tidak? Maka pastilah kita akan merugi. Innal-insaana lafii khusrin. Sungguh
seluruh manusia berada dalam kerugian. Seperti yang sudah termaktub dalam surat Al-‘Ashr.
Dalam hal ini, Allah memberikan pengecualian kepada orang-orang dengan kriteria tertentu : 1) beriman 2) beramal shaleh 3)
saling menasehati dalam kebenaran 4) saling menasehati dalam kesabaran). Hal-hal itulah yang harus mendapatkan
perhatian utama dalam hidup. Karena, banyak orang yang pada akhirnya lupa pada Allah karena terlena dengan gelimang
dunia.
@@@@@