SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
PROPOSAL SKRIPSI
Tugas Metodologi penelitian

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN PENGENALAN KONSEP DASAR LISTRIK
ELEKTRONIKA MELALUI METODE QUANTUM LEARNING”

Nama

: DHARMODI SIMANULLANG

No. Reg

: 5215 08 3399

Prodi

: Pendidikan Teknik Elektronika

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak faktor yang dijadikan titik tolak keberhasilan pendidikan. Salah satunya
adalah dengan melihat keberhasilan proses belajar di sekolah yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas seseorang baik secara intelektual maupun kepribadian agar kelak
siswa dapat menjadi orang yang sukses. Proses belajar mengajar merupakan hal yang
kompleks dan terpadu, karena keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Sebagai sistem, faktor – faktor dalam proses
belajar mengajar tersebut akan saling berinteraksi dan bekerja sama secara terpadu dan
fungsional dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan
Secara singkat tujuan proses belajar mengajar adalah untuk mempengaruhi peserta
didik agar dapat belajar atau

membelajarkan peserta didik. Agar proses belajar

mengajar tersebut mampu membelajarkan peserta didik atau mencapai tujuan seperti
yang diharapkan, maka guru mampu mengelola proses belajar mengajar tersebut secara
baik. Karena dengan adanya pengelolaan proses belajar mengajar, maka dimungkinkan
semua komponen proses belajar mengajar akan mampu berinteraksi dan bekerja sama
satu sama lainnya secara terpadu dan fungsional sehingga proses belajar mengajar
dapat efektif dan efisien.
Ada pun isu – isu yang berkembang di dunia pendidikan di negara kita, terutama
yang berkaitan dengan masalah mutu pendidikan adalah kurangnya kemampuan guru
dalam mengelola kegiatan, proses belajar mengajar secara konvensional, sehingga
efektivitas dan efisien pengajaran kurang baik.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui wawancara dari sebagian guru
Pengenalan konsep dasar Elektronika, beberapa siswa dan hasil pra survei peneliti
menunjukkan bahwa SMK Jakarta nampak pada umumnya proses pembelajaran
pengenalan konsep dasar elektronika di kelas masih berjalan monoton, konvensional
dan hasil belajar untuk mata pelajaran rendah. Metode ceramah adalah metode yang
sering digunakan oleh guru yang mengajarkan Pengenalan Konsep Dasar

Listrik

elektronika . Berdasarkan pengamatan penelitian di kelas, hanya sebagian siswa yang
memperhatikan saat guru menerapkan metode ceramah di kelas. Kondisi di atas diduga
menjadi salah satu penyebab hasil siswa belajar pengenalan konsep dasar elektronika di
kelas X cenderung rendah.
Pihak sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimum ( KKM ) mata pelajaran
PKDLE

yaitu 71. Dengan KKM 71 masih banyak siswa yang belum mencapainya,

sehingga guru harus memberikan remedial. Berdasarkan kondisi diatas peneliti
memberikan hasil salah satu solusi yang diterapkan untuk meningkatkan hasil
pengenalan konsep dasar listrik elektronika adalah dengan menerapkan metode
pembelajaran quantum learning yang mampu mengaktifkan siswa. Salah satu diantara
beberapa pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah metode quantum learning.
Metode ini menekankan pada guru dan siswa untuk belajar berdampingan dimana
antara kepaduan guru,siswa dan lingkungan sekitar yang saling mendukung untuk
menciptakan terjadinya proses belajar yang efektif Sesuai dengan metode quantum
learning.
Dengan menggunakan metode quantumlearning memungkinkan siswa belajar
efektif. Siswa dapat bekerja secara mandiri, maupun kelompok, serta mampu
mempertanggung jawabkan semua tugas individu maupun kelompok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah –
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar pengenalan konsep dasar
listrik elektronika siswa – siswi melalui metode quantum learning
2. Apa langkah – langkah yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
pengenalan konsep dasar listrik elektronika siswa – siswi melalui
metode quantum learning ?
3. Sejauh mana hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika
siswa – siswi dalam memahami dan menerapkan metode quantum
learning untuk meningkatkan hasil belajar pengenalan konsep dasar
listrik elektronika ?
4. Kendala – kendala apa saja yang dihadapi dalam meningkatkan hasil
belajar PKDLE siswa – siswi melalui metode quantum learning ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian
ini diatas pada “ Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Pengenalan konsep dasar listrik elektronika”. Pembelajaran pengenalan konsep dasar
listrik elektronika di atas pada pokok bahasan memahami konsep-konsep dasar dari
listik elektronik. Di kelas X SMK, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah
hasil tes
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka di dapat masalah penelitian
adalah apakah peningkatan hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika
siswa di SMK dapat dilakukan melalui metode quantum learning ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian Tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah upaya
pembelajaran dengan menggunakan metode quantum learning dapat meningkatkan
hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika yang lebih baik.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dalam pelajaran pengenelan konse dasar listri k elektronika

di sekolah

menengah kejuruan, dapat mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan
pengenalan konsep dasar listrik elektronika, dan dapat menciptakan rasa senang belajar
konsep dasar listrik elektronika selama pelajaran berlangsung dengan adanya metode
quantum teaching, penelitian ini juga dapat berguna bagi teman – teman mahasiswa
khususnya teman – teman pada program studi Pendidikan Teknik Elektronika sebagai
calon pendidik dan sebagai referensi mengenai metode dalam pembelajaran.

.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang
penting atau vital. Mengajar adalah proses membuimbing kegiatan belajar, dan kegiatan
mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu penting
sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia
dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan
serasi bagi siswa. Ada yang mengatakan belajar adalah merupakan suatu proses suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukannya hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami.
Belajar merupakan komponen pendidikan yang berkenaan dengan tujuan
dan bahwa acuan interaksi, baik yang bersifat ekspilit maupun implisit (tersembunyi).
Kegiatan belajar di lakukan oleh setiap orang. Kegiatan belajar adalah proses yang aktif
sehingga harus ditandai dengan adanya suatu proses usaha dari individu yang
bersangkutan atau belajar dari sebuah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelanggara jenis dan jenjang pendidikan hal ini bererti
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses
belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Pada dasar nya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang
reletif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari
beberapa tahap. Belajar dapat di lakukan dimana saja, di rumah, di sekolah, maupun di
masyarakat bahkan dalam perjalanan sekalipun. Proses belajar di sekolah erat kaitannya
dengan siswa sebagai subjek yang melakukan kegiatan belajar. Belajar suatu proses yang
menimbulkan perubahan tingkah laku atau kecakapan seseorang setelah berinteraksi
dengan lingkungan, lingkungnna mencakup semua hal yang berpengaruh dan
bermakana bagi individu.
Lingkungan belajar dikelas meliputi unsur-unsur guru, fasilitas belajar,
perlatan, dan perlengkapan serta kelompok atau individu-individu siswa lainnya. Siswa
di katakana berhasil tidaknya belajar tergantung dari berbagai macam faktor yaitu
sebagai berikut:
•

Faktor yang berasal dari luar pelajaran

•

Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar

•

Faktor psikologis

Dari pengertian-pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh seseorang serta Menimbulkan
atau mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan baik pengetahuan, ketermpilan,
maupun sikap dan tingkah laku.
B. Hakikat Hasil Pembelajaran
Hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Belajar itu merupakn suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksioanal. Untuk memperoleh hasil belajar,
di lakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran.
Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja di ukur dari tingkat penguasan
ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Penilaian hasil belajar siswa
mencakup segala hal yang di pelajari di sekolah baik itu menyangkut pengetahuan, sikap
dan keterampilan.
Salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana
dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melihat lebih jauh mana taraf
keberhasilan guru dan belajar peserta didik secara tetap (valid) dan dapat di percaya
(reliable) kita memerlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif dan
memadai tentang indikator-indikator perubahan perlaku dan pribadi pserta didik
Setiap kegiatan yang dilakukan dengan sadar seseorang tentunya
mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah
merupakan komponen pertama yang ada harus di tetapkan. Pada dasar nya tujuan
dalam proses belajar mengajar merupakan perumusan tingkah laku dan kemampuan
yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman yang
diharapkan dikuasai siswa itulah yang sering disebut hasil belajar.
C. Hakikat siswa
Siswa adalah peserta didik yang belajar di taman kanak-kanak, sekolah
dasar, sekolah lanjutan tingkat petama, dan sekolah menengah Atas.
Pemahaman siswa yang baik dalam pembelajaran di harapkan mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam masyarakat, agar perubahan tersebut
tidak membawa dampak yang negatif dalam kehidupannya, maka penting adanya
pendidikan dan pemahaman nilai.
Menurut Yasin yang di maksud dengan siswa adalah murid, pelajar yang
sedang belajar pada guru atau pembimbing. Pendapat ini di dukung oleh bebarapa
pendapat lain yang menyatakan siswa adalah pelajar yang sedang menuntut ilmu
melalui pendidikan dengan melakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan suatu
tujuan di bidang ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka di simpulkan bahwa yang di
maksud dengan siswa adalah murid atau pelajar yang sedang menuntut ilmu dengan
kegiatan belajar yang dibimbing guru untuk mencapai suatu tujuan tetentu di bidang
ilmu pengetahuan, seperti SMK di katakan siswa menuntut ilmu dengan kegiatan belajar
yang dibimbing oleh guru pada materi menampilkan sikap positif terhadap perlindungan
Hak Asasi Manusia (HAM) dengan menggunakan metode quantum learning
D. Hakikat Metode Pembelajaran
Metode merupakan cara atau prosedur melakukan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan secara efektif. Metode belajar merupakan cara dan prosedur yang
digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar. Pemilihan dan penggunaan metode
pembelajaran yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai.
Istilah metode yang lebih menekankan pada guru, dan istilah ini diganti dengan strategi
pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa. Dan sistem pembelajaran
memiliki tiga ciri utama, ialah memiliki rencana khusus, saling tergantungan antara
unsur – unsurnya, dan tujuan yang hendak di capai. Unsur pembelajaran adalah siswa,
tujuan, dan prosedur, sedangkan fungsi guru dapat dialihkan kepada media pengganti
E. Hakikat Quantum Learning
Metode qantum learning atau bekerja dalam situasi dan kondisi lingkungan
serta keselarasan dalam pembelajaran mengandung pengertian bahwa siswa dalam
satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas
kelompok-kelompok kecil (subsub kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan:
1) Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya
heterogen dalam belajar.
2) Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat
yang sama.
3) Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan.
4) Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal dalam satu
wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompokan sehingga memudahkan
koordinasi kerja.
5) Pengelompokan secara random atau di lotre, tidak melihat faktor-faktor lain.
6) Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita.
Sebaiknya kelompok menggambarkan yang heterogen, baik dari segi kemapuan
belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar kelompok kelompok
tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang
kurang baik) . Kalau dilihat dari segi proses kerjanya maka kerja kelompok ada dua
macam, yaitu kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang.
a. Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam
kelompok
insidental.

tersebut hanya pada saat itu saja, jadi sifatnya
b. Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu
bukan hanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode
tertentu sesuai dengan tugas/masalah yang akan dipecahkan.
Untuk mencapai hasil yang baik, maka faktor yang harus diperhatikan dalam
kerja kelompok adalah:
1) Perlu adanya motif (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.
2) Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit dipecahkan bersama,
atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal
ini bergantung kepada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan
3) Persaingan yang sehat antarkelompok biasanya mendorong anak untuk belajar.
4) Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil
tidaknya kerja kelompok.
BAB III
KESIMPULAN

Dari seluruh kajian yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum
pendidikan

kejuruan

dapat

disimpulkan,

bahwa

pendidikan

kejuruan

dikembangkan berdasar pada tuntutan dunia kerja, yaitu dunia usaha dan dunia
industri yang berkembang di masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada
perubahan tuntutan dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan,
oleh karena itu pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan harus bisa
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga mampu memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik
sesuai dengan standar kompetensi dan tuntutan dunia usaha dan dunia industri.
Lulusan SMK harus mampu bersaing secara kompetitif, sehingga dapat
memasuki dunia kerja baik pada dunia usaha maupun industri pada tingkat
nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan pada tingkat internasional.
Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan Program
Keahlian Tata Busana. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan (2002). Sejarah Pendidikan
Teknik dan Kejuruan di Indonesia : Membangun Manusia Produktif.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
------- (2003). Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Tata Busana.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Djohar, A. (2003). Pengembangan Model Kurikulum Berbasis Kompetensi
Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung : Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedialProses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Michael J. Scofield
 
Slide pembentangan seminar(nor aryani hazirah binti aris d20111048103)
Slide pembentangan seminar(nor aryani hazirah binti aris d20111048103)Slide pembentangan seminar(nor aryani hazirah binti aris d20111048103)
Slide pembentangan seminar(nor aryani hazirah binti aris d20111048103)
Aryani Hazirah
 
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
ast_189
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Harsidi Side
 
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhhProposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Str Balondero
 
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswaPengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Sindy Artilita
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Muhammad Syafrullah
 
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Vhentha Agabag
 

Mais procurados (20)

Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedialProses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - V
 
Slide pembentangan seminar(nor aryani hazirah binti aris d20111048103)
Slide pembentangan seminar(nor aryani hazirah binti aris d20111048103)Slide pembentangan seminar(nor aryani hazirah binti aris d20111048103)
Slide pembentangan seminar(nor aryani hazirah binti aris d20111048103)
 
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
 
PTK METODE EXPERIMENT
PTK METODE EXPERIMENTPTK METODE EXPERIMENT
PTK METODE EXPERIMENT
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhhProposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
 
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswaPengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
 
Jurnal yeni
Jurnal yeniJurnal yeni
Jurnal yeni
 
Karil Penilitian Tindakan Kelas
Karil Penilitian Tindakan KelasKaril Penilitian Tindakan Kelas
Karil Penilitian Tindakan Kelas
 
53 151-1-pb(1)
53 151-1-pb(1)53 151-1-pb(1)
53 151-1-pb(1)
 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Proposal usulan
Proposal usulanProposal usulan
Proposal usulan
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
 
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
 
PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
5129 11223-1-pb
5129 11223-1-pb5129 11223-1-pb
5129 11223-1-pb
 

Semelhante a Proposal p engajuan skripsi tugas matlit

Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
Qbarrizky
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
Qbarrizky
 
22. yuniarti (06111404022)
22. yuniarti (06111404022)22. yuniarti (06111404022)
22. yuniarti (06111404022)
Dewi_Sejarah
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Operator Warnet Vast Raha
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Operator Warnet Vast Raha
 

Semelhante a Proposal p engajuan skripsi tugas matlit (20)

Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Ptk kelas 1 ips
Ptk kelas 1 ipsPtk kelas 1 ips
Ptk kelas 1 ips
 
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.PdKarya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ptk mami2
Ptk mami2Ptk mami2
Ptk mami2
 
widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
 
Karil yuliana nim. 822177824
Karil yuliana nim. 822177824Karil yuliana nim. 822177824
Karil yuliana nim. 822177824
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
22. yuniarti (06111404022)
22. yuniarti (06111404022)22. yuniarti (06111404022)
22. yuniarti (06111404022)
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
 
Jurnal ka januardi
Jurnal ka januardiJurnal ka januardi
Jurnal ka januardi
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V
 

Proposal p engajuan skripsi tugas matlit

  • 1. PROPOSAL SKRIPSI Tugas Metodologi penelitian “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGENALAN KONSEP DASAR LISTRIK ELEKTRONIKA MELALUI METODE QUANTUM LEARNING” Nama : DHARMODI SIMANULLANG No. Reg : 5215 08 3399 Prodi : Pendidikan Teknik Elektronika TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak faktor yang dijadikan titik tolak keberhasilan pendidikan. Salah satunya adalah dengan melihat keberhasilan proses belajar di sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas seseorang baik secara intelektual maupun kepribadian agar kelak siswa dapat menjadi orang yang sukses. Proses belajar mengajar merupakan hal yang kompleks dan terpadu, karena keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Sebagai sistem, faktor – faktor dalam proses belajar mengajar tersebut akan saling berinteraksi dan bekerja sama secara terpadu dan fungsional dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan Secara singkat tujuan proses belajar mengajar adalah untuk mempengaruhi peserta didik agar dapat belajar atau membelajarkan peserta didik. Agar proses belajar mengajar tersebut mampu membelajarkan peserta didik atau mencapai tujuan seperti yang diharapkan, maka guru mampu mengelola proses belajar mengajar tersebut secara baik. Karena dengan adanya pengelolaan proses belajar mengajar, maka dimungkinkan semua komponen proses belajar mengajar akan mampu berinteraksi dan bekerja sama satu sama lainnya secara terpadu dan fungsional sehingga proses belajar mengajar dapat efektif dan efisien. Ada pun isu – isu yang berkembang di dunia pendidikan di negara kita, terutama yang berkaitan dengan masalah mutu pendidikan adalah kurangnya kemampuan guru dalam mengelola kegiatan, proses belajar mengajar secara konvensional, sehingga efektivitas dan efisien pengajaran kurang baik. Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui wawancara dari sebagian guru Pengenalan konsep dasar Elektronika, beberapa siswa dan hasil pra survei peneliti menunjukkan bahwa SMK Jakarta nampak pada umumnya proses pembelajaran pengenalan konsep dasar elektronika di kelas masih berjalan monoton, konvensional dan hasil belajar untuk mata pelajaran rendah. Metode ceramah adalah metode yang
  • 3. sering digunakan oleh guru yang mengajarkan Pengenalan Konsep Dasar Listrik elektronika . Berdasarkan pengamatan penelitian di kelas, hanya sebagian siswa yang memperhatikan saat guru menerapkan metode ceramah di kelas. Kondisi di atas diduga menjadi salah satu penyebab hasil siswa belajar pengenalan konsep dasar elektronika di kelas X cenderung rendah. Pihak sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimum ( KKM ) mata pelajaran PKDLE yaitu 71. Dengan KKM 71 masih banyak siswa yang belum mencapainya, sehingga guru harus memberikan remedial. Berdasarkan kondisi diatas peneliti memberikan hasil salah satu solusi yang diterapkan untuk meningkatkan hasil pengenalan konsep dasar listrik elektronika adalah dengan menerapkan metode pembelajaran quantum learning yang mampu mengaktifkan siswa. Salah satu diantara beberapa pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah metode quantum learning. Metode ini menekankan pada guru dan siswa untuk belajar berdampingan dimana antara kepaduan guru,siswa dan lingkungan sekitar yang saling mendukung untuk menciptakan terjadinya proses belajar yang efektif Sesuai dengan metode quantum learning. Dengan menggunakan metode quantumlearning memungkinkan siswa belajar efektif. Siswa dapat bekerja secara mandiri, maupun kelompok, serta mampu mempertanggung jawabkan semua tugas individu maupun kelompok. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah – masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika siswa – siswi melalui metode quantum learning 2. Apa langkah – langkah yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika siswa – siswi melalui metode quantum learning ?
  • 4. 3. Sejauh mana hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika siswa – siswi dalam memahami dan menerapkan metode quantum learning untuk meningkatkan hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika ? 4. Kendala – kendala apa saja yang dihadapi dalam meningkatkan hasil belajar PKDLE siswa – siswi melalui metode quantum learning ? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian ini diatas pada “ Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pengenalan konsep dasar listrik elektronika”. Pembelajaran pengenalan konsep dasar listrik elektronika di atas pada pokok bahasan memahami konsep-konsep dasar dari listik elektronik. Di kelas X SMK, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah hasil tes D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka di dapat masalah penelitian adalah apakah peningkatan hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika siswa di SMK dapat dilakukan melalui metode quantum learning ? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian Tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah upaya pembelajaran dengan menggunakan metode quantum learning dapat meningkatkan hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika yang lebih baik. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran pengenelan konse dasar listri k elektronika di sekolah menengah kejuruan, dapat mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pengenalan konsep dasar listrik elektronika, dan dapat menciptakan rasa senang belajar konsep dasar listrik elektronika selama pelajaran berlangsung dengan adanya metode
  • 5. quantum teaching, penelitian ini juga dapat berguna bagi teman – teman mahasiswa khususnya teman – teman pada program studi Pendidikan Teknik Elektronika sebagai calon pendidik dan sebagai referensi mengenai metode dalam pembelajaran. .
  • 6. BAB II TELAAH PUSTAKA A. Hakikat Belajar Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting atau vital. Mengajar adalah proses membuimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. Ada yang mengatakan belajar adalah merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukannya hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Belajar merupakan komponen pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahwa acuan interaksi, baik yang bersifat ekspilit maupun implisit (tersembunyi). Kegiatan belajar di lakukan oleh setiap orang. Kegiatan belajar adalah proses yang aktif sehingga harus ditandai dengan adanya suatu proses usaha dari individu yang bersangkutan atau belajar dari sebuah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelanggara jenis dan jenjang pendidikan hal ini bererti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Pada dasar nya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang reletif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Belajar dapat di lakukan dimana saja, di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat bahkan dalam perjalanan sekalipun. Proses belajar di sekolah erat kaitannya dengan siswa sebagai subjek yang melakukan kegiatan belajar. Belajar suatu proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku atau kecakapan seseorang setelah berinteraksi dengan lingkungan, lingkungnna mencakup semua hal yang berpengaruh dan bermakana bagi individu.
  • 7. Lingkungan belajar dikelas meliputi unsur-unsur guru, fasilitas belajar, perlatan, dan perlengkapan serta kelompok atau individu-individu siswa lainnya. Siswa di katakana berhasil tidaknya belajar tergantung dari berbagai macam faktor yaitu sebagai berikut: • Faktor yang berasal dari luar pelajaran • Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar • Faktor psikologis Dari pengertian-pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh seseorang serta Menimbulkan atau mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan baik pengetahuan, ketermpilan, maupun sikap dan tingkah laku. B. Hakikat Hasil Pembelajaran Hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu merupakn suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksioanal. Untuk memperoleh hasil belajar, di lakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja di ukur dari tingkat penguasan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang di pelajari di sekolah baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melihat lebih jauh mana taraf keberhasilan guru dan belajar peserta didik secara tetap (valid) dan dapat di percaya (reliable) kita memerlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadai tentang indikator-indikator perubahan perlaku dan pribadi pserta didik
  • 8. Setiap kegiatan yang dilakukan dengan sadar seseorang tentunya mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah merupakan komponen pertama yang ada harus di tetapkan. Pada dasar nya tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan perumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman yang diharapkan dikuasai siswa itulah yang sering disebut hasil belajar. C. Hakikat siswa Siswa adalah peserta didik yang belajar di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat petama, dan sekolah menengah Atas. Pemahaman siswa yang baik dalam pembelajaran di harapkan mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam masyarakat, agar perubahan tersebut tidak membawa dampak yang negatif dalam kehidupannya, maka penting adanya pendidikan dan pemahaman nilai. Menurut Yasin yang di maksud dengan siswa adalah murid, pelajar yang sedang belajar pada guru atau pembimbing. Pendapat ini di dukung oleh bebarapa pendapat lain yang menyatakan siswa adalah pelajar yang sedang menuntut ilmu melalui pendidikan dengan melakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan suatu tujuan di bidang ilmu pengetahuan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka di simpulkan bahwa yang di maksud dengan siswa adalah murid atau pelajar yang sedang menuntut ilmu dengan kegiatan belajar yang dibimbing guru untuk mencapai suatu tujuan tetentu di bidang ilmu pengetahuan, seperti SMK di katakan siswa menuntut ilmu dengan kegiatan belajar yang dibimbing oleh guru pada materi menampilkan sikap positif terhadap perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan menggunakan metode quantum learning D. Hakikat Metode Pembelajaran Metode merupakan cara atau prosedur melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif. Metode belajar merupakan cara dan prosedur yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar. Pemilihan dan penggunaan metode
  • 9. pembelajaran yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai. Istilah metode yang lebih menekankan pada guru, dan istilah ini diganti dengan strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa. Dan sistem pembelajaran memiliki tiga ciri utama, ialah memiliki rencana khusus, saling tergantungan antara unsur – unsurnya, dan tujuan yang hendak di capai. Unsur pembelajaran adalah siswa, tujuan, dan prosedur, sedangkan fungsi guru dapat dialihkan kepada media pengganti E. Hakikat Quantum Learning Metode qantum learning atau bekerja dalam situasi dan kondisi lingkungan serta keselarasan dalam pembelajaran mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (subsub kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan: 1) Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar. 2) Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat yang sama. 3) Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan. 4) Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal dalam satu wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompokan sehingga memudahkan koordinasi kerja. 5) Pengelompokan secara random atau di lotre, tidak melihat faktor-faktor lain. 6) Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita. Sebaiknya kelompok menggambarkan yang heterogen, baik dari segi kemapuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar kelompok kelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang kurang baik) . Kalau dilihat dari segi proses kerjanya maka kerja kelompok ada dua macam, yaitu kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang. a. Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok insidental. tersebut hanya pada saat itu saja, jadi sifatnya
  • 10. b. Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas/masalah yang akan dipecahkan. Untuk mencapai hasil yang baik, maka faktor yang harus diperhatikan dalam kerja kelompok adalah: 1) Perlu adanya motif (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota. 2) Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit dipecahkan bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal ini bergantung kepada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan 3) Persaingan yang sehat antarkelompok biasanya mendorong anak untuk belajar. 4) Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok.
  • 11. BAB III KESIMPULAN Dari seluruh kajian yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan dapat disimpulkan, bahwa pendidikan kejuruan dikembangkan berdasar pada tuntutan dunia kerja, yaitu dunia usaha dan dunia industri yang berkembang di masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perubahan tuntutan dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan, oleh karena itu pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan harus bisa mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik sesuai dengan standar kompetensi dan tuntutan dunia usaha dan dunia industri. Lulusan SMK harus mampu bersaing secara kompetitif, sehingga dapat memasuki dunia kerja baik pada dunia usaha maupun industri pada tingkat nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan pada tingkat internasional.
  • 12. Daftar Pustaka Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Tata Busana. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan (2002). Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia : Membangun Manusia Produktif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. ------- (2003). Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Tata Busana. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Djohar, A. (2003). Pengembangan Model Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.