1. PROPOSAL SKRIPSI
Tugas Metodologi penelitian
“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN PENGENALAN KONSEP DASAR LISTRIK
ELEKTRONIKA MELALUI METODE QUANTUM LEARNING”
Nama
: DHARMODI SIMANULLANG
No. Reg
: 5215 08 3399
Prodi
: Pendidikan Teknik Elektronika
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak faktor yang dijadikan titik tolak keberhasilan pendidikan. Salah satunya
adalah dengan melihat keberhasilan proses belajar di sekolah yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas seseorang baik secara intelektual maupun kepribadian agar kelak
siswa dapat menjadi orang yang sukses. Proses belajar mengajar merupakan hal yang
kompleks dan terpadu, karena keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Sebagai sistem, faktor – faktor dalam proses
belajar mengajar tersebut akan saling berinteraksi dan bekerja sama secara terpadu dan
fungsional dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan
Secara singkat tujuan proses belajar mengajar adalah untuk mempengaruhi peserta
didik agar dapat belajar atau
membelajarkan peserta didik. Agar proses belajar
mengajar tersebut mampu membelajarkan peserta didik atau mencapai tujuan seperti
yang diharapkan, maka guru mampu mengelola proses belajar mengajar tersebut secara
baik. Karena dengan adanya pengelolaan proses belajar mengajar, maka dimungkinkan
semua komponen proses belajar mengajar akan mampu berinteraksi dan bekerja sama
satu sama lainnya secara terpadu dan fungsional sehingga proses belajar mengajar
dapat efektif dan efisien.
Ada pun isu – isu yang berkembang di dunia pendidikan di negara kita, terutama
yang berkaitan dengan masalah mutu pendidikan adalah kurangnya kemampuan guru
dalam mengelola kegiatan, proses belajar mengajar secara konvensional, sehingga
efektivitas dan efisien pengajaran kurang baik.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui wawancara dari sebagian guru
Pengenalan konsep dasar Elektronika, beberapa siswa dan hasil pra survei peneliti
menunjukkan bahwa SMK Jakarta nampak pada umumnya proses pembelajaran
pengenalan konsep dasar elektronika di kelas masih berjalan monoton, konvensional
dan hasil belajar untuk mata pelajaran rendah. Metode ceramah adalah metode yang
3. sering digunakan oleh guru yang mengajarkan Pengenalan Konsep Dasar
Listrik
elektronika . Berdasarkan pengamatan penelitian di kelas, hanya sebagian siswa yang
memperhatikan saat guru menerapkan metode ceramah di kelas. Kondisi di atas diduga
menjadi salah satu penyebab hasil siswa belajar pengenalan konsep dasar elektronika di
kelas X cenderung rendah.
Pihak sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimum ( KKM ) mata pelajaran
PKDLE
yaitu 71. Dengan KKM 71 masih banyak siswa yang belum mencapainya,
sehingga guru harus memberikan remedial. Berdasarkan kondisi diatas peneliti
memberikan hasil salah satu solusi yang diterapkan untuk meningkatkan hasil
pengenalan konsep dasar listrik elektronika adalah dengan menerapkan metode
pembelajaran quantum learning yang mampu mengaktifkan siswa. Salah satu diantara
beberapa pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah metode quantum learning.
Metode ini menekankan pada guru dan siswa untuk belajar berdampingan dimana
antara kepaduan guru,siswa dan lingkungan sekitar yang saling mendukung untuk
menciptakan terjadinya proses belajar yang efektif Sesuai dengan metode quantum
learning.
Dengan menggunakan metode quantumlearning memungkinkan siswa belajar
efektif. Siswa dapat bekerja secara mandiri, maupun kelompok, serta mampu
mempertanggung jawabkan semua tugas individu maupun kelompok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah –
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar pengenalan konsep dasar
listrik elektronika siswa – siswi melalui metode quantum learning
2. Apa langkah – langkah yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
pengenalan konsep dasar listrik elektronika siswa – siswi melalui
metode quantum learning ?
4. 3. Sejauh mana hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika
siswa – siswi dalam memahami dan menerapkan metode quantum
learning untuk meningkatkan hasil belajar pengenalan konsep dasar
listrik elektronika ?
4. Kendala – kendala apa saja yang dihadapi dalam meningkatkan hasil
belajar PKDLE siswa – siswi melalui metode quantum learning ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian
ini diatas pada “ Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Pengenalan konsep dasar listrik elektronika”. Pembelajaran pengenalan konsep dasar
listrik elektronika di atas pada pokok bahasan memahami konsep-konsep dasar dari
listik elektronik. Di kelas X SMK, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah
hasil tes
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka di dapat masalah penelitian
adalah apakah peningkatan hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika
siswa di SMK dapat dilakukan melalui metode quantum learning ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian Tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah upaya
pembelajaran dengan menggunakan metode quantum learning dapat meningkatkan
hasil belajar pengenalan konsep dasar listrik elektronika yang lebih baik.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dalam pelajaran pengenelan konse dasar listri k elektronika
di sekolah
menengah kejuruan, dapat mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan
pengenalan konsep dasar listrik elektronika, dan dapat menciptakan rasa senang belajar
konsep dasar listrik elektronika selama pelajaran berlangsung dengan adanya metode
5. quantum teaching, penelitian ini juga dapat berguna bagi teman – teman mahasiswa
khususnya teman – teman pada program studi Pendidikan Teknik Elektronika sebagai
calon pendidik dan sebagai referensi mengenai metode dalam pembelajaran.
.
6. BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang
penting atau vital. Mengajar adalah proses membuimbing kegiatan belajar, dan kegiatan
mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu penting
sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia
dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan
serasi bagi siswa. Ada yang mengatakan belajar adalah merupakan suatu proses suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukannya hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami.
Belajar merupakan komponen pendidikan yang berkenaan dengan tujuan
dan bahwa acuan interaksi, baik yang bersifat ekspilit maupun implisit (tersembunyi).
Kegiatan belajar di lakukan oleh setiap orang. Kegiatan belajar adalah proses yang aktif
sehingga harus ditandai dengan adanya suatu proses usaha dari individu yang
bersangkutan atau belajar dari sebuah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelanggara jenis dan jenjang pendidikan hal ini bererti
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses
belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Pada dasar nya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang
reletif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari
beberapa tahap. Belajar dapat di lakukan dimana saja, di rumah, di sekolah, maupun di
masyarakat bahkan dalam perjalanan sekalipun. Proses belajar di sekolah erat kaitannya
dengan siswa sebagai subjek yang melakukan kegiatan belajar. Belajar suatu proses yang
menimbulkan perubahan tingkah laku atau kecakapan seseorang setelah berinteraksi
dengan lingkungan, lingkungnna mencakup semua hal yang berpengaruh dan
bermakana bagi individu.
7. Lingkungan belajar dikelas meliputi unsur-unsur guru, fasilitas belajar,
perlatan, dan perlengkapan serta kelompok atau individu-individu siswa lainnya. Siswa
di katakana berhasil tidaknya belajar tergantung dari berbagai macam faktor yaitu
sebagai berikut:
•
Faktor yang berasal dari luar pelajaran
•
Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar
•
Faktor psikologis
Dari pengertian-pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh seseorang serta Menimbulkan
atau mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan baik pengetahuan, ketermpilan,
maupun sikap dan tingkah laku.
B. Hakikat Hasil Pembelajaran
Hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Belajar itu merupakn suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksioanal. Untuk memperoleh hasil belajar,
di lakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran.
Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja di ukur dari tingkat penguasan
ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Penilaian hasil belajar siswa
mencakup segala hal yang di pelajari di sekolah baik itu menyangkut pengetahuan, sikap
dan keterampilan.
Salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana
dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melihat lebih jauh mana taraf
keberhasilan guru dan belajar peserta didik secara tetap (valid) dan dapat di percaya
(reliable) kita memerlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif dan
memadai tentang indikator-indikator perubahan perlaku dan pribadi pserta didik
8. Setiap kegiatan yang dilakukan dengan sadar seseorang tentunya
mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah
merupakan komponen pertama yang ada harus di tetapkan. Pada dasar nya tujuan
dalam proses belajar mengajar merupakan perumusan tingkah laku dan kemampuan
yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman yang
diharapkan dikuasai siswa itulah yang sering disebut hasil belajar.
C. Hakikat siswa
Siswa adalah peserta didik yang belajar di taman kanak-kanak, sekolah
dasar, sekolah lanjutan tingkat petama, dan sekolah menengah Atas.
Pemahaman siswa yang baik dalam pembelajaran di harapkan mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam masyarakat, agar perubahan tersebut
tidak membawa dampak yang negatif dalam kehidupannya, maka penting adanya
pendidikan dan pemahaman nilai.
Menurut Yasin yang di maksud dengan siswa adalah murid, pelajar yang
sedang belajar pada guru atau pembimbing. Pendapat ini di dukung oleh bebarapa
pendapat lain yang menyatakan siswa adalah pelajar yang sedang menuntut ilmu
melalui pendidikan dengan melakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan suatu
tujuan di bidang ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka di simpulkan bahwa yang di
maksud dengan siswa adalah murid atau pelajar yang sedang menuntut ilmu dengan
kegiatan belajar yang dibimbing guru untuk mencapai suatu tujuan tetentu di bidang
ilmu pengetahuan, seperti SMK di katakan siswa menuntut ilmu dengan kegiatan belajar
yang dibimbing oleh guru pada materi menampilkan sikap positif terhadap perlindungan
Hak Asasi Manusia (HAM) dengan menggunakan metode quantum learning
D. Hakikat Metode Pembelajaran
Metode merupakan cara atau prosedur melakukan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan secara efektif. Metode belajar merupakan cara dan prosedur yang
digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar. Pemilihan dan penggunaan metode
9. pembelajaran yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai.
Istilah metode yang lebih menekankan pada guru, dan istilah ini diganti dengan strategi
pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa. Dan sistem pembelajaran
memiliki tiga ciri utama, ialah memiliki rencana khusus, saling tergantungan antara
unsur – unsurnya, dan tujuan yang hendak di capai. Unsur pembelajaran adalah siswa,
tujuan, dan prosedur, sedangkan fungsi guru dapat dialihkan kepada media pengganti
E. Hakikat Quantum Learning
Metode qantum learning atau bekerja dalam situasi dan kondisi lingkungan
serta keselarasan dalam pembelajaran mengandung pengertian bahwa siswa dalam
satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas
kelompok-kelompok kecil (subsub kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan:
1) Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya
heterogen dalam belajar.
2) Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat
yang sama.
3) Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan.
4) Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal dalam satu
wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompokan sehingga memudahkan
koordinasi kerja.
5) Pengelompokan secara random atau di lotre, tidak melihat faktor-faktor lain.
6) Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita.
Sebaiknya kelompok menggambarkan yang heterogen, baik dari segi kemapuan
belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar kelompok kelompok
tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang
kurang baik) . Kalau dilihat dari segi proses kerjanya maka kerja kelompok ada dua
macam, yaitu kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang.
a. Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam
kelompok
insidental.
tersebut hanya pada saat itu saja, jadi sifatnya
10. b. Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu
bukan hanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode
tertentu sesuai dengan tugas/masalah yang akan dipecahkan.
Untuk mencapai hasil yang baik, maka faktor yang harus diperhatikan dalam
kerja kelompok adalah:
1) Perlu adanya motif (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.
2) Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit dipecahkan bersama,
atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal
ini bergantung kepada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan
3) Persaingan yang sehat antarkelompok biasanya mendorong anak untuk belajar.
4) Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil
tidaknya kerja kelompok.
11. BAB III
KESIMPULAN
Dari seluruh kajian yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum
pendidikan
kejuruan
dapat
disimpulkan,
bahwa
pendidikan
kejuruan
dikembangkan berdasar pada tuntutan dunia kerja, yaitu dunia usaha dan dunia
industri yang berkembang di masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada
perubahan tuntutan dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan,
oleh karena itu pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan harus bisa
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga mampu memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik
sesuai dengan standar kompetensi dan tuntutan dunia usaha dan dunia industri.
Lulusan SMK harus mampu bersaing secara kompetitif, sehingga dapat
memasuki dunia kerja baik pada dunia usaha maupun industri pada tingkat
nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan pada tingkat internasional.
12. Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan Program
Keahlian Tata Busana. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan (2002). Sejarah Pendidikan
Teknik dan Kejuruan di Indonesia : Membangun Manusia Produktif.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
------- (2003). Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Tata Busana.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Djohar, A. (2003). Pengembangan Model Kurikulum Berbasis Kompetensi
Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung : Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia.