SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
Aplikasi AnalisisAir| 1
DAFTAR ISI
Penetapan Alkalinitas .............................................................................................................3
Penetapan Kadar COD ( Chemical Oxygen Demand).....................................................7
Penetapan Kadar BOD (Biological Oxygen Demand).................................................... 10
Penetapan Kadar TOM (Total Organic Matter) ............................................................... 13
Penetapan Kadar CO2 Bebas dalam Air.......................................................................... 17
Penetapan Kadar DO (Dissolve Oxygen)......................................................................... 20
Daftar pustaka ..................................................................................................................... 25
Aplikasi AnalisisAir| 2
Aplikasi AnalisisAir| 3
Penetapan Alkalinitas
Dasar : Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan asam. Pengukuran
alkalinitas menggunakan metode titrasi asidimetri. Sampel dititrasi dengan asam
kuat H2SO4 dengan menggunakan indikator BCG dan titik akhir pada pH 4,5
Reaksi :
HCO3- + H+  HCO3
H2CO3  H2O + CO2
Tujuan : Menentukan kadar alkalinitas dalam sampel air atau untuk menguji
dikuantitas air.
Alat dan Bahan :
1. Alat :
2. Erlenmeyer
3. Pipet volumetri 25 ml
4. Teklu
5. Kasa asbes
6. Kaki tiga
7. Buret coklat
8. Statif
9. Pipet tetes
10. Bulb
11. Corong
2. Bahan :
1. H2SO4 0,02 N
2. Sampel air
3. Indikator PP
4. Na2SO3
5. Indikator BCG
6. Na2CO3
7. Indikator SM
Aplikasi AnalisisAir| 4
Cara Kerja :
PROSEDUR A :
1. Area kerja dibersihkan
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Sampel air dipipet 50 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer
4. Tambahkan indikstor PP 2 tetes
5. Kemudian, teteskan Na2SO3 1 tetes
6. Jika larutan berwarna merah, titar larutan dengan H2SO4 0,02 N dengan titik
akhir berwarna merah muda seulas
7. Jika larutan tak berwarna, ke Prosedur B
PROSEDUR B :
1. Larutan Prosedur A di tambahkan indikator BCG 3 tetes
2. Kemudian larutan dititar dengan H2SO4 0,02 N dengan titik akhir berwarna
kuning
Standarisasi H2SO4 0,02 N dengan BBP Na2CO3:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pipet 10 ml larutan Na2CO3, kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer
3. Encerkan dengan H2O 100ml
4. Tambahkan Indikator SM 3 tetes
5. Kemudian titar dengan H2SO4 0,02 N dengan titik akhir berwarna sindur
6. Setelah itu larutan dipanaskan
7. Jika larutan kembali berwarna kuning, titar kembali larutan dengan H2SO4 0,02 N
dengan titik akhir berwarna sindur
Aplikasi AnalisisAir| 5
Data Pengamatan :
-Data Penimbangan Na2CO3
Bobot kaca arloji + sampel = gram
Bobot kaca arloji kosong = gram -
Bobot sampel = gram
-Data Penitaran
Titrat Titran Volume
Titrat
Volume
Titran
Indikator Warna Titik
Akhir
Sampel Air H2SO4 0,02
N
50,00 ml 3,25 ml
3,25 ml
PP + BCG Kuning
Na2CO3 H2SO4 0,02
N
10,00 ml 15,90 ml
15,85 ml
SM Sindur
Perhitungan :
Dik :
Mg sampel = mg
Vp Penetapan = 3,25 ml
Vp normalitas = 15,875 ml
fp normalitas = 10
Bst Na2CO3 = 53
V sampel = 50
Normalitas H2SO4 :
𝑁 =
𝑀𝑔 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑉𝑝 𝑋 𝐹𝑝 𝑋𝐵𝑠𝑡
=
15,85 𝑋 10 𝑋 53
= 0,0112 𝑁
Aplikasi AnalisisAir| 6
Alkalinitas :
( 𝑎 + 𝑏) 𝑚𝑙 𝑋 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑋 𝐵𝑠𝑡 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 𝑋 1000
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
=
𝑋 53 𝑥 1000
50
= 𝑝𝑝𝑚
Pembahasan :
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam
tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-),
karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-) yang merupakan buffer terhadap pengaruh
pengasaman. Alkalinitas diperlukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH yang
besar, selain itu juga merupakan sumber CO2 untuk proses fotosintesis fitoplankton.
Nilai alkalinitas akan menurun jika aktifitas fotosintesis naik, sedangkan ketersediaan
CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis tidak memadai. Sumber alkalinitas air
tambak berasal dari proses difusi CO2 di udara ke dalam air, proses dekomposisi
atau perombakan bahan organik oleh bakteri yang menghasilkan CO2, juga secara
kimiawi dapat dilakukan dengan pengapuran secara merata di permukaan air .Jenis
kapur yang biasa digunakan adalah CaCO3 (kalsium karbonat), CaMg(CO3)2
(dolomit), CaO (kalsium oksida), atau Ca(OH)2 (kalsium hidroksida). Alkalinitas
dinyatakan dalam mg CaCO3/liter air (ppm).
Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung
pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan :
a. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas;
b. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga
alkalinitas diukur sebagai factor kesuburan air.
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering
disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion
bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga
ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan
kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm
(mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari
100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100
ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.
Kesimpulan :
Pada Penetapan ini di dapatkan Normalitas H2SO4 sebesar N dan kadar alkalinitas
sebesar ppm.
Aplikasi AnalisisAir| 7
Penetapan Kadar COD ( Chemical Oxygen Demand)
Prinsip:
Sampel air direfluks dengan kalium dikromat dalam lingkungan asam sulfat pekat
selama 2 jam pada suhu diatas 100 oC, kelebihan kaliumdikromat dititrasi dengan
larutan baku Ferri amonium sulfat (FAS) dengan menggunakan indikator ferroin dan
pada titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari kuning hijau kebiruan
menjadi coklat kemerahan.
Tujuan diadakannya percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan kadar oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologis (BOD)
dan kebutuhan oksigen kimia (COD) pada sampel air serta membandingkan hasil
yang diperoleh dengan nilai standar DO, COD dan BOD air bersih.
2. Untuk mengetahui kualitas sampel air berdasarkan parameter oksigen terlarut (DO),
kebutuhan oksigen biologis (BOD) dan kebutuhan oksigen kimia (COD) pada
sampel air.
Reaksi :
Mn2+ + O2 → MnO4
MnO4 + 2H2SO4 2KI → Mn2+ + I2 + 2H2O + K2SO4
MnSO4 + 2KOH → Mn(OH)2 + H2O
Mn(OH)2 + ½ O2 → MnO2 + H2O
Alat dan Bahan :
1. Alat
1. botol winkler
2. buret 50 ml
3. gelas kimia 250 ml
4. erlenmeyer 250 ml
5. pipet volume 5 ml
6. pipet skala 1 ml
7. bulp
8. pengaduk
9. Labu semprot
Aplikasi AnalisisAir| 8
2. Bahan
1. asam sulfat (H2SO4) 40% dan 4 N,
2. alkali-iodida-azida,
3. aquades (H2O),
4. kalium permangaat (KMnO4),
5. indikator amilum,
6. mangan sulfat (MnSO4)
7. natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,025 N.
Penentuan COD
a. Dipipet 100 mL sampel air dan memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
b. Menambahkan 5 mL larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N.
c. Menambahkan 10 mL larutan kalium permanganat (KMnO4) 0,05 N, kemudian
memanaskan sampai mendidih.
d. Menambahkan 10 mL larutan asam oksalat (C2H2O4).
e. Menitrasi dalam keadaan panas dengan menggunakan larutan kalium
permanganat (KMnO4) 0,05 N sampai berubah warna dari bening menjadi
merah muda.
f. Mencatat volume penitar yang digunakan.
Data Pengamatan :
Data Penimbangan FAS :
Bobot kaca arloji + sampel = 23,1036 gram
Bobot kaca arloji kosong = 22,8445 gram -
Bobot sampel = 0,2591 gram
Titrat Titran V. Titrat V. Titran Indikator TA
Sampel Air
FAS
25,00 ml
23,40 ml
Ferroin
Merah
Cokelat
23,50 ml
Air Suling 25,00 ml 23,90 ml
K2Cr2O7 10,00 ml
9,10 ml
9,10 ml
Perhitungan :
N FAS =
mg sampel
fp x Vp x Bst
=
259,1
9,10 x 10 x 49
= 0,0581 N
ppm COD =
( V blanko − V sampel )x Np x Bst
V sampel
x 1000
Aplikasi AnalisisAir| 9
(23,90 − 23,45) 𝑥 0,0581 𝑥 8
25,00
𝑥 1000 = 8,3664 𝑝𝑝𝑚
Pembahasan
Uji chemical oxygen demand (COD) yang dilakukan yaitu memasukkan sampel ke
dalam erlenmeyer, kemudian menambahkan asam sulfat (H2SO4) dan kalium kromat
(KMnO4) pada larutan sehingga larutan berubah warna menjadi ungu, kemudian
menaskan larutan hingga mendidih dalam beberapa menit. Selanjutnya
menambahkan asam oksalat hingga larutan berubah warna menjadi bening lalu
larutan dititrasi dengan menggunakan (KMnO4) dalam keadaan panas. Volume
kalium kromat (KMnO4) yang digunakan untuk titrasi sebesar 2,1 mL. Pada saat
menitrasi dengan menggunakan titran (KmnO4) pengerjaanya dilakukan pada ruang
tertutup dan tidak ada cahaya disebabkan karena (KMnO4) dapat bereaksi dengan
oksigen (O2) sehingga dapat menyebabkan terjadinya oksidasi ketika di titrasi.
Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa pada penetapan COD ini diperoleh data ppm sebesar
8,3364 ppm dengan Normalitas FAS sebesar 0,0581 N.
Aplikasi AnalisisAir| 10
Penetapan Kadar BOD (BiologicalOxygen Demand)
Dasar :
BOD dapat ditetapkan atas dasar reaksi oksidasi oleh O2 dalam air yang terjadi
secara ilmiah dengan kehadiran bakteri aerobik oksidasi zat zat organik akan
menghasilkan air dan CO2 . Reaksi BOD dilakukan pada temperature 20 derajat
celcius selama 5 atau 20 hari.
Reaksi :
CnNaObNc + Cn + a/4 – b/2 – 3c/4 + O2 bakteri  nCO2ꜛ + ( a/2 – 3c/2 ).H20 + CNH3
Alat dan Bahan :
1.Alat :
1. Buret 50 ml
2. Botol Winkler
3. Erlenmeyer Asah
4. Pipet Volumetri 2 ml
5. Inkubator
6. Ember
2. Bahan :
1. Sampel Air
2. MnSO4
3. H2SO4 4N
4. Larutan tio
5. Indikator Kanji
6. Alkali Azida Iodida
Cara Kerja :
1. Disiapkan 4 botol winkler berisi Sampel, Do, Ds, dan Blanko
2. Ds dan blanko diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20oc.
3. Kemudian ditambahkan 2 ml MnSO4 2 ml alkali Azida Iodida
4. Dihomogenkan selama 15 menit
5. Kemudian larutan jernih dituang kedalam erlenmeyer asah
6. Ditambahkan H2SO4 4 N sampai endapan larut kembali
7. Endapan dituang ke dalam erlenmeyer asah
8. Dititar dengan larutan tio sampai kuning muda seulas
9. Ditambahkan indikator kanji kemudian dikocok
10.Dititar kembali dengan larutan tio sampai TA tak berwarna.
Data Pengamatan :
Aplikasi AnalisisAir| 11
Titrat Titran V. Titrat V. Titran Indikator TA
Sampel Air
Tio 300,00 ml
6,10 ml
Kanji
Tak
Berwarna
6,15 ml
Air Suling 3,45 ml
Data Penimbangan KIO3
Bobot kaca arloji + sampel = 22,9146 gram
Bobot kaca arloji kosong = 22,8426 gram -
Bobot sampel = 0,0720 gram
Perhitungan :
A. Standarisasi Normalitas Na2S2O3 dengan BBP KIO3
N Na2S2O3 =
mg sampel
fp x vp x Bst KIO3
=
720
10 x 15,42 x 35,7
= 0,0131 N
B. Perhitungan BOD
𝐷𝑜 =
1000 𝑥 𝑉𝑝 𝑥 𝑁𝑝 𝑥 𝐵𝑠𝑡 𝑂2
𝑉𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 − 4
=
1000 𝑥 6,10 𝑥 0,0131 𝑥 8
300 − 4
= 2,1597 𝑝𝑝𝑚
𝐷𝑠 =
1000 𝑥 𝑉𝑝 𝑥 𝑁𝑝 𝑥 𝐵𝑠𝑡 𝑂2
𝑉𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 − 4
=
1000 𝑥 6,15 𝑥 0,0131 𝑥 8
300 − 4
= 2,1774 𝑝𝑝𝑚
𝐵𝑜 =
1000 𝑥 𝑉𝑝 𝑥 𝑁𝑝 𝑥 𝐵𝑠𝑡 𝑂2
𝑉𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 − 4
=
1000 𝑥 3,45 𝑥 0,0131 𝑥 8
300 − 4
= −2,7948 𝑝𝑝𝑚
𝑝𝑝𝑚 𝐵𝑂𝐷 = [( 𝐷𝑜 − 𝐷𝑠) − ( 𝐵𝑜)] = [( 2,1597− 2,1774 − (−2,7948)] = 2,7771 𝑝𝑝𝑚
Pembahasan :
BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau KOB (kebutuhan oksigen biokimiawi)
adalah suatu pernyataan untuk menyatakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk
degradasi biologis dari senyawa organik dalam suatu sampel. Pengukuran BOD
dengan sendirinya digunakan sebagai dasar untuk mendeteksi kemampuan
senyawa organik dapat didegradasi (diurai) secara biologis dalam air. Perbedaan
antara BOD dan COD (Chemical Oxygen Demand) adalah bahwa COD
menunjukkan senyawa organik yang tidak dapat didegradasi secara biologis.
Secara analitis BOD (biochemical oxygen demand) adalah jumlah mg oksigen yang
dibutuhkan untuk menguraikan zat organik secara biokimiawi dalam 1 liter air
selama pengeraman 5 x 24 jam pada suhu 20 oC. Sedangkan COD (chemical
oxygen demand) atau KOK (kebutuhan oksigen kimiawi) adalah jumlah (mg) oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasikan zat organik dalam 1 liter air dengan
menggunakan oksidator kalium dikromat selama 2 jam pada suhu 150 o c.
Aplikasi AnalisisAir| 12
Kesimpulan :
Diperoleh dari data bahwa ppm BOD adalah 2,7771 ppm dengan Normalitas
Natrium Tiosulfat sebesar 0,0131 N . Dann dapat diperoleh kesimpulan bahwa ppm
BOD lebih kecil daripada ppm COD.
Aplikasi AnalisisAir| 13
Penetapan Kadar TOM (Total Organic Matter)
Dasar:
Zat organik (organic matter) dapat dioksidasikan oleh KMnO4. Titik akhir (TA) akan
diperoleh dari suatu kelebihan satu tetes KMnO4 yang akan memberikan warna
merah muda seulas.
Reaksi :
5CaHbOc + 3 MnO4- + 9H+  5CO2 + 3Mn2+ + 7H2O
2MnO4- (sisa) + 5C2O42- (berlebih terukur) + 16H+  NCO2 + 2Mn2+ + 8H2O
2MnO4- + 5C2O42- (sisa) + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
Cara Kerja :
1. Dipipet 50.00 mL sample air
2. Dimasukkan kedalam erlenmeyer
3. Ditambahkan 10 mL H2SO4 4N
4. Ditambahkan 5.00 mL KMnO4 0.02 N
5. Dipanaskan hingga suhu + 600C selama 5 menit
6. Didinginkan
7. Ditambahkan 10.00 mL asam oksalat 0.02 N
8. Dititar dengan KMnO4 0.02 N hingga TA berwarna merah muda seulas
9. Dilakukan pengerjaan minimal duplo
Faktor KMnO4
1. Dipipet 50.00 mL air suling
2. Dimasukkan kedalam erlenmeyer
3. Ditambahkan 10 mL H2SO4 4N
4. Ditambahkan 5.00 mL KMnO4 0.02 N
5. Dipanaskan hingga suhu + 600C selama 5 menit
6. Didinginkan
7. Ditambahkan 10.00 mL asam oksalat 0.02 N
8. Dititar dengan KMnO4 0.02 N hingga TA berwarna merah muda seulas
9. Dilakukan pengerjaan minimal duplo
Standarisasi KMnO4 dengan BBP Asam Oksalat
1. Ditimbang + 0.126 gram asam oksalat
2. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL
3. Dipipet larutan sebanyak 10.00 mL
Aplikasi AnalisisAir| 14
4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer
5. Ditambahkan 5 mL H2SO4 4N
6. Ditambahkan 100 mL H2O
7. Dipanaskan (600-700C)
8. Dititar dengan KMnO4 0.02 N hingga TA merah muda seulas
9. Dilakukan pengerjaan minimal duplo
Data Pengamatan :
Titrat Titran Volume
Titrat
Volume
Titran
Indikator Titik Akhir
Sample Air
KMnO4 0.02
N
50.00 mL
6,20 mL
-
Merah Muda
Seulas
6,30 mL
Air Suling 5,40 mL
Asam
Oksalat
10.00 mL mL
mL
Data Penimbangan Asam Oksalat :
Bobot kaca arloji + sample = gram
Bobot kaca arloji kosong = gram -
Bobot sample = gram
Perhitungan :
A. Perhitungan Normalitas Asam Oksalat 0.02 N
N asam oksalat = W/Bst x 1000/100
= /63 x 10
= N
Aplikasi AnalisisAir| 15
B. Perhitungan Normalitas KMnO4
N KMnO4 = mg asam oksalat
Vp x Fp x Bst asam oksalat
=
x 10 x 63
= N
C. Faktor KMnO4
F KMnO4 = ml asam oksalat
ml KMnO4 + Vp untuk FKMnO4
= 10
5 +
=
D. Perhitungan TOM
TOM = [ (1000 x (a+b) x F KMnO4 )-c] x 0.316
V sample
TOM = [ (1000 x () x )10.00] x 0.316
50.00
TOM = ppm
Keterangan :
a = rata-rata mL penitar KMnO4
b = mL KMnO4 yang ditambahkan
c = mL asam oksalat yang ditambahkan
Aplikasi AnalisisAir| 16
Pembahasan :
a. Pengertian
Menurut Effendi (2007), Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan
organik yang terkenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut
sebagai kandungan bahan organik total atau TOM (Total Organic Matter). Akan
tetapi, kemampuan oksidasi oleh permanganat sangat bervariasi, tergantung pada
senyawa-senyawa yang terkandung dalam air.
Menurut Mulya (2002) bahan organik dibagi atas dua bagian yaitu:
I. Bahan organik terlarut yang berukuran < 0,5 cm
II. Bahan organik yang tidak terlarut yang berukuran > 0,5 cm
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Koesbrono (1985) dalam Syaifudin (2004), terdapat empat macam
sumber penghasil bahan organik terlarut dalam air laut yaitu (1) berasal dari daratan,
(2) proses pembusukan organisme yang telah mati (3) perubahan matabolik-
metabolik ekstra seluler oleh algae, larutan sitoplankton dan (4) eksresi zooplankton.
Hampir seluruh organik karbon terlarut di dalam air laut berasal dari
karbondioksida yang dihasilkan oleh fitoplankton. Konsentrasinya tergantung pada
keseimbangan antara rata-rata organik karbon terlarut yang dibentuk oleh hasil
pembusukan eksresi dan rata-rata hasil penguraian atau pemanfaatannya (Mulya,
2002)
Kesimpulan :
Dalam praktikum penetapan kadar total organic matter (TOM) secara
permanganatometri kali ini, diperoleh kadar total organic matter (TOM) dalam
sample air sumur sebesar 65.6141 ppm dengan faktor KMnO4 sebesar 0.7843 dan
Normalitas penitar (KMnO4 ) sebesar 0.0183 N
Aplikasi AnalisisAir| 17
Penetapan Kadar CO2Bebas dalam Air
Dasar :
Karbondioksida bersifat asam dan larut dalam air dengan Natrium Karbonat
terjadi reaksi netralisasi melalui penitaran hingga titik akhir berwarna merah muda
seulas dengan menggunakan indikator PP (Phenol Phtalein).
Reaksi :
Na2CO3 + CO2 + H2O NaHCO3
Alat dan Bahan :
1. Alat :
2. Pipet volumetri 25,00 ml
3. Erlenmeyer
4. Buret 50 ml
5. Statif
6. Pipet tetes
7. Bulb
8. Corong
2. Bahan :
1. Sampel Air
2. Larutan Na2CO3 0,02 N
3. Indikator PP (Phenol Phtalein)
4. Air suling
Cara Kerja :
1. Dibersihkan terlebih dahulu meja kerja masing-masing.
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Dipipet 50,00 mL sampel air.
4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan diberi 2-3 tetes indikator PP.
5. Kemudian di cek warna. Apabila larutan berwarna merah, berarti sampel tidak
ada CO2nya (bebas CO2). Namun apabila larutan tidak berwarna, berarti di
dalam sampel ada CO2nya dan larutan harus dititar dengan menggunakan
Na2CO3 0,02 N hingga didapatkan titik akhir berwarna merah muda seulas.
Aplikasi AnalisisAir| 18
6. Pekerjaan dilakukan minimal 2 kali (duplo).
7. Setelah selesai, semua alat yang telah digunakan dibersihkan dan disimpan
kembali pada tempatnya semula. Lalu meja kerja juga dibersihkan kembali.
Data pengamatan Na2CO3 :
 Data Penimbangan :
Bobot kaca arloji + sampel = 21,1090 gram
Bobot kaca arloji kosong = 20,9409 gram -
Bobot sampel (Na2CO3) = 0,1681 gram
Titran Titrat Vol. Titrat Vol. Titran Indikator TitikAkhir
Na2CO3
0,02 N
Sampel Air
50,00 mL 0,30 mL
PP
Merah muda
seulas50,00 mL 0,25 mL
Perhitungan :
 Perhitungan Normalitas Na2CO3
- Bobot Na2CO3 = 0,1681 gram
- Bst Na2CO3= 53
- V Na2CO3= 100 mL
𝑁 =
𝑤
𝑏𝑠𝑡
𝑥
1000
100
=
0,1681
53
𝑥
1000
100
= 0,0317 𝑁
 Perhitungan Kadar CO2 bebas dalam Air
- N Na2CO3 = 0, 0317 N
- V Na2CO3 = 0,30 + 0,25 = 0,275 ml
2
- Bst CO2 = 22
- mLcontoh = 50,00 mL
Kadar CO2 = (V-N) Na2CO3 x Bst CO2 x 1000
mLcontoh
= (0,275-0,0317) x 22 x 1000
50,00
= 107,0520 ppm
Aplikasi AnalisisAir| 19
Pembahasan :
 Penetapan kadar Karbondioksida (CO2) bebas dalam air merupakan salah satu
cara untuk menganalisa adanya jumlah karbondioksida yang ada dalam air atau
air limbah.
 Bila kandungan karbondioksida nya tinggi, maka pH akan rendah dan bila
kandungan karbondioksida nya rendah maka pH air tinggi.
 CO2 bebas yang bersifat asamdengan Na2CO3 akan terjadi reaksi netralisasi
melalui penitaran hingga titik akhir berwarna merah muda seulas dengan
indikator PP (Phenol Phtalein).
Kesimpulan :
Dari hasil, didapatkan Normalitas Na2CO3 sebesar 0,0317 N dan kadar CO2
bebas dalam sampel air sebesar 107,0520 ppm.
Aplikasi AnalisisAir| 20
Penetapan Kadar DO (Dissolve Oxygen)
Dasar:
Oksigen dalam sampel akan mengoksidasi MnSO4 yang ditambahkan dalam larutan
dalam suasana basa, sehingga terjadi endapan MnO2. Dengan penambahan asam sulfat
pekat dan alkali iodide azida, maka akan dibebaskan iod yang setara dengan oksigen yang
terlarut. Iod yang dibebaskan kemudian dianalisis dengan metode titrasi yodometri dengan
larutan Na2S2O3 dan indikator kanji dengan TA yaitu hilangnya warna biru pada larutan.
Reaksi:
MnSO4 + 2KOH Mn(OH)2 + K2SO4
Mn(OH)2 + ½ O2  MnO2 + H2O
MnO2 + 2KI+2H2O  Mn(OH)2 + I2 + 2KOH
I2 + 2 Na2S2O3  2NaI + Na2S4O6
Cara Kerja :
1. Botol winkler diisi penuh sampel.
2. Ditambahkan 2 ml MnSO4.
3. Ditambahkan 2 ml alkali azida iodida.
4. Dihomogenkan, didiamkan 15 menit.
5. Larutan jernih dituang ke erlenmeyer asah.
6. Ditambahkan H2SO4 4N hingga larut.
7. Sisa larutan dalam botol winkler dimasukan ke erlenmeyer asah.
8. Dititar dengan Na2S2O30,025 N dengan TA kuning seulas.
9. Ditambahkan indikator kanji.
10. Dititar kembali dengan Na2S2O30,025 N dengan TA tidak berwarna.
Data pengamatan :
Data penimbangan :
Bobot Kaca arloji + tio : 22,9544 g
Bobot kaca arloji kosong :22,844 g____ -
Aplikasi AnalisisAir| 21
Bobot tio :0,1100 g
Standarisasi Na2S2O3:
titrat titran Volume
titrat
Volume
titran
indikator Perubahan warna
awal TA
KIO3 Na2S2O3
0,02N
100 ml 14,21 ml kanji Kuning
muda
Tidak
berwarna14,20 ml
Penetapan kadar DO :
titrat titran Volume
titrat
Volume
titran
indikator Perubahan warna
awal TA
Sampel
air
Na2S2O3 10 ml 10,36 ml kanji Kuning
muda
Tidak
berwarna10,38 ml
blanko
Air suling Na2S2O3 300 ml 11,86 ml kanji Kuning
muda
Tidak
berwarna11,86
Perhitungan :
Standarisasi Na2S2O3 dengan BBP KIO3:
𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 =
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑓𝑝 𝑋 𝑣𝑝 𝑋 𝐵𝑆𝑇 𝐾𝐼𝑂3
.
𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 =
110
10 𝑋 14,21 𝑋 35,7
= 0.0216 N
𝑝𝑝𝑚 𝐷𝑂 =
𝑉𝑝 𝑥 𝑁𝑝 𝑋 𝐵𝑠𝑡 𝑂2 𝑥1000
𝑣 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 4
=
Bst O2 = 8.
Pembahasan:
Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangat berperan
dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Umtuk mengetahui
kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter
Aplikasi AnalisisAir| 22
kimia seperti aksigen terlarut (DO). Semakin banyak jumlah DO (dissolved oxygen ) maka
kualitas air semakin baik.jika kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan
bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi.
Satuan DO dinyatakan dalam persentase saturasi. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua
jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga
dibutuhkan untuk oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik.
Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari
udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (SALMIN.
2000). Kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung dari beberapa faktor seperti
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arcs, gelombang dan
pasang surut. ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan
bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya
salinitas. Pada lapisan permukaaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses
difusi antar air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan
bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses
fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk
pernapasan dan oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik.
Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD, semakin tinggi BOD
semakin rendah oksigen terlarut. Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi
tergantung pada lems, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam
keadaan diam relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak.
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan normal dan tidak
tercemar oleh senyawa beracun. Idealnya, kandungan oksigen terlarut dan tidak boleh
kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar
70 % (HUET, 1970).
KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk
kepentingan wisata bahari dan biota laut ( ANONIMOUS,2004). Oksigen memegang
peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam
proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga
menentukan biologik yang dilakukan oleh organisme aerobik dan anaerobik. Dalam kondisi
aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan
hasil akhirnya adalah nutrien yang ada pada akhirnya dapat memberikan kesuburan
perairan. Dalam kondisi anaerobik oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa –
senyawa kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses
Aplikasi AnalisisAir| 23
oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu
mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun secara perlakuan
aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga. Oksigen
terlarut dapat dianalisis dengan 2 macam cara, yaitu :
a. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis
terlebih dahulu ditambahkan larutan MnSO4 den K0H - KI, sehingga akan terjadi endapan
MnO2. Dengan menambahkan H2SO4 maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan
juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium
yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S203)
dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji).
b. Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara langsung untuk
menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah menggunakan
probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalam larutan elektrolit.
Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal
(Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi
permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah
Katoda : O2 + 2 H2O + 4e ==> 4 HO-
Anoda : Pb + 2 HO- ==> PbO + H20 + 2e
Kelebihan dan Kelemahan Metode Winkler:
Kelebihan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah dimana
dengan cara titrasi berdasarkan metoda Winkler lebih analitis, teliti dan akurat apabila
dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dala titrasi iodometri
ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tio dan penambahan indikator
amilumnya. Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan
diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan cara DO meter,
harus diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan
salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter.
Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat
menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan pengalaman di lapangan, penentuan
Aplikasi AnalisisAir| 24
oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran.
Kelemahan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah
dimana dengan cara WINKLER penambahan indikator amylum harus dilakukan pada saat
mendekati titik akhir titrasi agar amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan
amilum sukar bereaksi untuk kembali ke senyawa semula. Proses titrasi harus dilakukan
sesegera mungkin, hal ini disebabkan karena I2 mudah menguap. Dan ada yang harus
diperhatikan dari titrasi iodometri yang biasa dapat menjadi kesalahan pada titrasi iodometri
yaitu penguapan I2, oksidasi udara dan adsorpsi I2 oleh endapan.
Cara untuk menanggulangi jika kelebihan kadar oksigen terlarut adalah dengan cara :
1. Menaikkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur naik maka kadar oksigen
terlarut akan menurun.
2. Menambah kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin kadar
oksigen terlarut akan menurun karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar
oksigen digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik.
Cara untuk menanggulangi jika kekurangan kadar oksigen terlarut adalah dengan cara :
1. Menurunkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur turun maka kadar oksigen
terlarut akan naik.
2. Mengurangi kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin kadar
oksigen terlarut akan naik karena proses fotosintesis semakin meningkat.
3. Mengurangi bahan – bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan
organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.
4. Diusahakan agar air tersebut mengalir.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditentukan kadar DO dalam
sampel air sebesar _______
Aplikasi AnalisisAir| 25
Daftar pustaka :
1. http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/02/oksigen-terlarut-ot-dissolved-
oxygen-do.html?m=1
2. scribd.com
3. Buku Sakti Volumetri milik Kakak Kelas Angkatan 57 dan 58

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealMakalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Torang Aritonang
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
Nurmalina Adhiyanti
 
Mekanisme Reaksi Organik
Mekanisme Reaksi OrganikMekanisme Reaksi Organik
Mekanisme Reaksi Organik
elfisusanti
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
Kustian Permana
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Dila Adila
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
Queena N.A.S
 
Substitusi Nukleofilik
Substitusi NukleofilikSubstitusi Nukleofilik
Substitusi Nukleofilik
elfisusanti
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
Kustian Permana
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
Thareq Kemal
 

Mais procurados (20)

Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealMakalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
 
Mekanisme Reaksi Organik
Mekanisme Reaksi OrganikMekanisme Reaksi Organik
Mekanisme Reaksi Organik
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
Review materi jurnal kimia
Review materi jurnal kimiaReview materi jurnal kimia
Review materi jurnal kimia
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Substitusi Nukleofilik
Substitusi NukleofilikSubstitusi Nukleofilik
Substitusi Nukleofilik
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
 
Analisis kation
Analisis kation Analisis kation
Analisis kation
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
 

Destaque (6)

Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Volumetri
VolumetriVolumetri
Volumetri
 
Kimia analitik
Kimia analitikKimia analitik
Kimia analitik
 
Larutan asam basa
Larutan asam basaLarutan asam basa
Larutan asam basa
 
Sifat fisik mineral
Sifat fisik mineralSifat fisik mineral
Sifat fisik mineral
 
kimia analitik
kimia analitikkimia analitik
kimia analitik
 

Semelhante a Makalah Analisis Volumetri

Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
yassintaeka
 
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
Danang Setiawan
 
Pik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasiPik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasi
wahyuddin S.T
 
KKPI SMAKBO 11-1 Kelompok 2
KKPI SMAKBO 11-1 Kelompok 2KKPI SMAKBO 11-1 Kelompok 2
KKPI SMAKBO 11-1 Kelompok 2
Dyah Septiarini
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Indriati Dewi
 

Semelhante a Makalah Analisis Volumetri (20)

SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
 
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
 
Sni 01-3553-2006
Sni 01-3553-2006Sni 01-3553-2006
Sni 01-3553-2006
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
 
Buku organik
Buku organikBuku organik
Buku organik
 
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
 
Pik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasiPik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasi
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
IPAL.pptx
IPAL.pptxIPAL.pptx
IPAL.pptx
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
SNI pb 2009.pdf
SNI pb 2009.pdfSNI pb 2009.pdf
SNI pb 2009.pdf
 
KKPI SMAKBO 11-1 Kelompok 2
KKPI SMAKBO 11-1 Kelompok 2KKPI SMAKBO 11-1 Kelompok 2
KKPI SMAKBO 11-1 Kelompok 2
 
Sesi Diskusi (Konduktometri).pptx
Sesi Diskusi (Konduktometri).pptxSesi Diskusi (Konduktometri).pptx
Sesi Diskusi (Konduktometri).pptx
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 

Mais de Dhanti Utari (11)

English
EnglishEnglish
English
 
English direct indirect
English direct indirectEnglish direct indirect
English direct indirect
 
E-420 Sorbitol
E-420 SorbitolE-420 Sorbitol
E-420 Sorbitol
 
Kimia Fisika - Kromatografi
Kimia Fisika - KromatografiKimia Fisika - Kromatografi
Kimia Fisika - Kromatografi
 
Penetapan derajat ionisasi dengan konduktometer
Penetapan derajat ionisasi dengan konduktometerPenetapan derajat ionisasi dengan konduktometer
Penetapan derajat ionisasi dengan konduktometer
 
Penetapan kadar alkohol dengan refraktometer
Penetapan kadar alkohol dengan refraktometerPenetapan kadar alkohol dengan refraktometer
Penetapan kadar alkohol dengan refraktometer
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
 
Physics Gamma Ray
Physics Gamma RayPhysics Gamma Ray
Physics Gamma Ray
 
PAI kelas 11 #smakbo59
PAI kelas 11 #smakbo59PAI kelas 11 #smakbo59
PAI kelas 11 #smakbo59
 
Carita pondok
Carita pondokCarita pondok
Carita pondok
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 

Último

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Makalah Analisis Volumetri

  • 1. Aplikasi AnalisisAir| 1 DAFTAR ISI Penetapan Alkalinitas .............................................................................................................3 Penetapan Kadar COD ( Chemical Oxygen Demand).....................................................7 Penetapan Kadar BOD (Biological Oxygen Demand).................................................... 10 Penetapan Kadar TOM (Total Organic Matter) ............................................................... 13 Penetapan Kadar CO2 Bebas dalam Air.......................................................................... 17 Penetapan Kadar DO (Dissolve Oxygen)......................................................................... 20 Daftar pustaka ..................................................................................................................... 25
  • 3. Aplikasi AnalisisAir| 3 Penetapan Alkalinitas Dasar : Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan asam. Pengukuran alkalinitas menggunakan metode titrasi asidimetri. Sampel dititrasi dengan asam kuat H2SO4 dengan menggunakan indikator BCG dan titik akhir pada pH 4,5 Reaksi : HCO3- + H+  HCO3 H2CO3  H2O + CO2 Tujuan : Menentukan kadar alkalinitas dalam sampel air atau untuk menguji dikuantitas air. Alat dan Bahan : 1. Alat : 2. Erlenmeyer 3. Pipet volumetri 25 ml 4. Teklu 5. Kasa asbes 6. Kaki tiga 7. Buret coklat 8. Statif 9. Pipet tetes 10. Bulb 11. Corong 2. Bahan : 1. H2SO4 0,02 N 2. Sampel air 3. Indikator PP 4. Na2SO3 5. Indikator BCG 6. Na2CO3 7. Indikator SM
  • 4. Aplikasi AnalisisAir| 4 Cara Kerja : PROSEDUR A : 1. Area kerja dibersihkan 2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 3. Sampel air dipipet 50 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer 4. Tambahkan indikstor PP 2 tetes 5. Kemudian, teteskan Na2SO3 1 tetes 6. Jika larutan berwarna merah, titar larutan dengan H2SO4 0,02 N dengan titik akhir berwarna merah muda seulas 7. Jika larutan tak berwarna, ke Prosedur B PROSEDUR B : 1. Larutan Prosedur A di tambahkan indikator BCG 3 tetes 2. Kemudian larutan dititar dengan H2SO4 0,02 N dengan titik akhir berwarna kuning Standarisasi H2SO4 0,02 N dengan BBP Na2CO3: 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Pipet 10 ml larutan Na2CO3, kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer 3. Encerkan dengan H2O 100ml 4. Tambahkan Indikator SM 3 tetes 5. Kemudian titar dengan H2SO4 0,02 N dengan titik akhir berwarna sindur 6. Setelah itu larutan dipanaskan 7. Jika larutan kembali berwarna kuning, titar kembali larutan dengan H2SO4 0,02 N dengan titik akhir berwarna sindur
  • 5. Aplikasi AnalisisAir| 5 Data Pengamatan : -Data Penimbangan Na2CO3 Bobot kaca arloji + sampel = gram Bobot kaca arloji kosong = gram - Bobot sampel = gram -Data Penitaran Titrat Titran Volume Titrat Volume Titran Indikator Warna Titik Akhir Sampel Air H2SO4 0,02 N 50,00 ml 3,25 ml 3,25 ml PP + BCG Kuning Na2CO3 H2SO4 0,02 N 10,00 ml 15,90 ml 15,85 ml SM Sindur Perhitungan : Dik : Mg sampel = mg Vp Penetapan = 3,25 ml Vp normalitas = 15,875 ml fp normalitas = 10 Bst Na2CO3 = 53 V sampel = 50 Normalitas H2SO4 : 𝑁 = 𝑀𝑔 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑉𝑝 𝑋 𝐹𝑝 𝑋𝐵𝑠𝑡 = 15,85 𝑋 10 𝑋 53 = 0,0112 𝑁
  • 6. Aplikasi AnalisisAir| 6 Alkalinitas : ( 𝑎 + 𝑏) 𝑚𝑙 𝑋 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑋 𝐵𝑠𝑡 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 𝑋 1000 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ = 𝑋 53 𝑥 1000 50 = 𝑝𝑝𝑚 Pembahasan : Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-) yang merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman. Alkalinitas diperlukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH yang besar, selain itu juga merupakan sumber CO2 untuk proses fotosintesis fitoplankton. Nilai alkalinitas akan menurun jika aktifitas fotosintesis naik, sedangkan ketersediaan CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis tidak memadai. Sumber alkalinitas air tambak berasal dari proses difusi CO2 di udara ke dalam air, proses dekomposisi atau perombakan bahan organik oleh bakteri yang menghasilkan CO2, juga secara kimiawi dapat dilakukan dengan pengapuran secara merata di permukaan air .Jenis kapur yang biasa digunakan adalah CaCO3 (kalsium karbonat), CaMg(CO3)2 (dolomit), CaO (kalsium oksida), atau Ca(OH)2 (kalsium hidroksida). Alkalinitas dinyatakan dalam mg CaCO3/liter air (ppm). Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan : a. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas; b. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga alkalinitas diukur sebagai factor kesuburan air. Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Kesimpulan : Pada Penetapan ini di dapatkan Normalitas H2SO4 sebesar N dan kadar alkalinitas sebesar ppm.
  • 7. Aplikasi AnalisisAir| 7 Penetapan Kadar COD ( Chemical Oxygen Demand) Prinsip: Sampel air direfluks dengan kalium dikromat dalam lingkungan asam sulfat pekat selama 2 jam pada suhu diatas 100 oC, kelebihan kaliumdikromat dititrasi dengan larutan baku Ferri amonium sulfat (FAS) dengan menggunakan indikator ferroin dan pada titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari kuning hijau kebiruan menjadi coklat kemerahan. Tujuan diadakannya percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menentukan kadar oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologis (BOD) dan kebutuhan oksigen kimia (COD) pada sampel air serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan nilai standar DO, COD dan BOD air bersih. 2. Untuk mengetahui kualitas sampel air berdasarkan parameter oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologis (BOD) dan kebutuhan oksigen kimia (COD) pada sampel air. Reaksi : Mn2+ + O2 → MnO4 MnO4 + 2H2SO4 2KI → Mn2+ + I2 + 2H2O + K2SO4 MnSO4 + 2KOH → Mn(OH)2 + H2O Mn(OH)2 + ½ O2 → MnO2 + H2O Alat dan Bahan : 1. Alat 1. botol winkler 2. buret 50 ml 3. gelas kimia 250 ml 4. erlenmeyer 250 ml 5. pipet volume 5 ml 6. pipet skala 1 ml 7. bulp 8. pengaduk 9. Labu semprot
  • 8. Aplikasi AnalisisAir| 8 2. Bahan 1. asam sulfat (H2SO4) 40% dan 4 N, 2. alkali-iodida-azida, 3. aquades (H2O), 4. kalium permangaat (KMnO4), 5. indikator amilum, 6. mangan sulfat (MnSO4) 7. natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,025 N. Penentuan COD a. Dipipet 100 mL sampel air dan memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. b. Menambahkan 5 mL larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N. c. Menambahkan 10 mL larutan kalium permanganat (KMnO4) 0,05 N, kemudian memanaskan sampai mendidih. d. Menambahkan 10 mL larutan asam oksalat (C2H2O4). e. Menitrasi dalam keadaan panas dengan menggunakan larutan kalium permanganat (KMnO4) 0,05 N sampai berubah warna dari bening menjadi merah muda. f. Mencatat volume penitar yang digunakan. Data Pengamatan : Data Penimbangan FAS : Bobot kaca arloji + sampel = 23,1036 gram Bobot kaca arloji kosong = 22,8445 gram - Bobot sampel = 0,2591 gram Titrat Titran V. Titrat V. Titran Indikator TA Sampel Air FAS 25,00 ml 23,40 ml Ferroin Merah Cokelat 23,50 ml Air Suling 25,00 ml 23,90 ml K2Cr2O7 10,00 ml 9,10 ml 9,10 ml Perhitungan : N FAS = mg sampel fp x Vp x Bst = 259,1 9,10 x 10 x 49 = 0,0581 N ppm COD = ( V blanko − V sampel )x Np x Bst V sampel x 1000
  • 9. Aplikasi AnalisisAir| 9 (23,90 − 23,45) 𝑥 0,0581 𝑥 8 25,00 𝑥 1000 = 8,3664 𝑝𝑝𝑚 Pembahasan Uji chemical oxygen demand (COD) yang dilakukan yaitu memasukkan sampel ke dalam erlenmeyer, kemudian menambahkan asam sulfat (H2SO4) dan kalium kromat (KMnO4) pada larutan sehingga larutan berubah warna menjadi ungu, kemudian menaskan larutan hingga mendidih dalam beberapa menit. Selanjutnya menambahkan asam oksalat hingga larutan berubah warna menjadi bening lalu larutan dititrasi dengan menggunakan (KMnO4) dalam keadaan panas. Volume kalium kromat (KMnO4) yang digunakan untuk titrasi sebesar 2,1 mL. Pada saat menitrasi dengan menggunakan titran (KmnO4) pengerjaanya dilakukan pada ruang tertutup dan tidak ada cahaya disebabkan karena (KMnO4) dapat bereaksi dengan oksigen (O2) sehingga dapat menyebabkan terjadinya oksidasi ketika di titrasi. Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa pada penetapan COD ini diperoleh data ppm sebesar 8,3364 ppm dengan Normalitas FAS sebesar 0,0581 N.
  • 10. Aplikasi AnalisisAir| 10 Penetapan Kadar BOD (BiologicalOxygen Demand) Dasar : BOD dapat ditetapkan atas dasar reaksi oksidasi oleh O2 dalam air yang terjadi secara ilmiah dengan kehadiran bakteri aerobik oksidasi zat zat organik akan menghasilkan air dan CO2 . Reaksi BOD dilakukan pada temperature 20 derajat celcius selama 5 atau 20 hari. Reaksi : CnNaObNc + Cn + a/4 – b/2 – 3c/4 + O2 bakteri  nCO2ꜛ + ( a/2 – 3c/2 ).H20 + CNH3 Alat dan Bahan : 1.Alat : 1. Buret 50 ml 2. Botol Winkler 3. Erlenmeyer Asah 4. Pipet Volumetri 2 ml 5. Inkubator 6. Ember 2. Bahan : 1. Sampel Air 2. MnSO4 3. H2SO4 4N 4. Larutan tio 5. Indikator Kanji 6. Alkali Azida Iodida Cara Kerja : 1. Disiapkan 4 botol winkler berisi Sampel, Do, Ds, dan Blanko 2. Ds dan blanko diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20oc. 3. Kemudian ditambahkan 2 ml MnSO4 2 ml alkali Azida Iodida 4. Dihomogenkan selama 15 menit 5. Kemudian larutan jernih dituang kedalam erlenmeyer asah 6. Ditambahkan H2SO4 4 N sampai endapan larut kembali 7. Endapan dituang ke dalam erlenmeyer asah 8. Dititar dengan larutan tio sampai kuning muda seulas 9. Ditambahkan indikator kanji kemudian dikocok 10.Dititar kembali dengan larutan tio sampai TA tak berwarna. Data Pengamatan :
  • 11. Aplikasi AnalisisAir| 11 Titrat Titran V. Titrat V. Titran Indikator TA Sampel Air Tio 300,00 ml 6,10 ml Kanji Tak Berwarna 6,15 ml Air Suling 3,45 ml Data Penimbangan KIO3 Bobot kaca arloji + sampel = 22,9146 gram Bobot kaca arloji kosong = 22,8426 gram - Bobot sampel = 0,0720 gram Perhitungan : A. Standarisasi Normalitas Na2S2O3 dengan BBP KIO3 N Na2S2O3 = mg sampel fp x vp x Bst KIO3 = 720 10 x 15,42 x 35,7 = 0,0131 N B. Perhitungan BOD 𝐷𝑜 = 1000 𝑥 𝑉𝑝 𝑥 𝑁𝑝 𝑥 𝐵𝑠𝑡 𝑂2 𝑉𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 − 4 = 1000 𝑥 6,10 𝑥 0,0131 𝑥 8 300 − 4 = 2,1597 𝑝𝑝𝑚 𝐷𝑠 = 1000 𝑥 𝑉𝑝 𝑥 𝑁𝑝 𝑥 𝐵𝑠𝑡 𝑂2 𝑉𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 − 4 = 1000 𝑥 6,15 𝑥 0,0131 𝑥 8 300 − 4 = 2,1774 𝑝𝑝𝑚 𝐵𝑜 = 1000 𝑥 𝑉𝑝 𝑥 𝑁𝑝 𝑥 𝐵𝑠𝑡 𝑂2 𝑉𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 − 4 = 1000 𝑥 3,45 𝑥 0,0131 𝑥 8 300 − 4 = −2,7948 𝑝𝑝𝑚 𝑝𝑝𝑚 𝐵𝑂𝐷 = [( 𝐷𝑜 − 𝐷𝑠) − ( 𝐵𝑜)] = [( 2,1597− 2,1774 − (−2,7948)] = 2,7771 𝑝𝑝𝑚 Pembahasan : BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau KOB (kebutuhan oksigen biokimiawi) adalah suatu pernyataan untuk menyatakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk degradasi biologis dari senyawa organik dalam suatu sampel. Pengukuran BOD dengan sendirinya digunakan sebagai dasar untuk mendeteksi kemampuan senyawa organik dapat didegradasi (diurai) secara biologis dalam air. Perbedaan antara BOD dan COD (Chemical Oxygen Demand) adalah bahwa COD menunjukkan senyawa organik yang tidak dapat didegradasi secara biologis. Secara analitis BOD (biochemical oxygen demand) adalah jumlah mg oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan zat organik secara biokimiawi dalam 1 liter air selama pengeraman 5 x 24 jam pada suhu 20 oC. Sedangkan COD (chemical oxygen demand) atau KOK (kebutuhan oksigen kimiawi) adalah jumlah (mg) oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasikan zat organik dalam 1 liter air dengan menggunakan oksidator kalium dikromat selama 2 jam pada suhu 150 o c.
  • 12. Aplikasi AnalisisAir| 12 Kesimpulan : Diperoleh dari data bahwa ppm BOD adalah 2,7771 ppm dengan Normalitas Natrium Tiosulfat sebesar 0,0131 N . Dann dapat diperoleh kesimpulan bahwa ppm BOD lebih kecil daripada ppm COD.
  • 13. Aplikasi AnalisisAir| 13 Penetapan Kadar TOM (Total Organic Matter) Dasar: Zat organik (organic matter) dapat dioksidasikan oleh KMnO4. Titik akhir (TA) akan diperoleh dari suatu kelebihan satu tetes KMnO4 yang akan memberikan warna merah muda seulas. Reaksi : 5CaHbOc + 3 MnO4- + 9H+  5CO2 + 3Mn2+ + 7H2O 2MnO4- (sisa) + 5C2O42- (berlebih terukur) + 16H+  NCO2 + 2Mn2+ + 8H2O 2MnO4- + 5C2O42- (sisa) + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O Cara Kerja : 1. Dipipet 50.00 mL sample air 2. Dimasukkan kedalam erlenmeyer 3. Ditambahkan 10 mL H2SO4 4N 4. Ditambahkan 5.00 mL KMnO4 0.02 N 5. Dipanaskan hingga suhu + 600C selama 5 menit 6. Didinginkan 7. Ditambahkan 10.00 mL asam oksalat 0.02 N 8. Dititar dengan KMnO4 0.02 N hingga TA berwarna merah muda seulas 9. Dilakukan pengerjaan minimal duplo Faktor KMnO4 1. Dipipet 50.00 mL air suling 2. Dimasukkan kedalam erlenmeyer 3. Ditambahkan 10 mL H2SO4 4N 4. Ditambahkan 5.00 mL KMnO4 0.02 N 5. Dipanaskan hingga suhu + 600C selama 5 menit 6. Didinginkan 7. Ditambahkan 10.00 mL asam oksalat 0.02 N 8. Dititar dengan KMnO4 0.02 N hingga TA berwarna merah muda seulas 9. Dilakukan pengerjaan minimal duplo Standarisasi KMnO4 dengan BBP Asam Oksalat 1. Ditimbang + 0.126 gram asam oksalat 2. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL 3. Dipipet larutan sebanyak 10.00 mL
  • 14. Aplikasi AnalisisAir| 14 4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 5. Ditambahkan 5 mL H2SO4 4N 6. Ditambahkan 100 mL H2O 7. Dipanaskan (600-700C) 8. Dititar dengan KMnO4 0.02 N hingga TA merah muda seulas 9. Dilakukan pengerjaan minimal duplo Data Pengamatan : Titrat Titran Volume Titrat Volume Titran Indikator Titik Akhir Sample Air KMnO4 0.02 N 50.00 mL 6,20 mL - Merah Muda Seulas 6,30 mL Air Suling 5,40 mL Asam Oksalat 10.00 mL mL mL Data Penimbangan Asam Oksalat : Bobot kaca arloji + sample = gram Bobot kaca arloji kosong = gram - Bobot sample = gram Perhitungan : A. Perhitungan Normalitas Asam Oksalat 0.02 N N asam oksalat = W/Bst x 1000/100 = /63 x 10 = N
  • 15. Aplikasi AnalisisAir| 15 B. Perhitungan Normalitas KMnO4 N KMnO4 = mg asam oksalat Vp x Fp x Bst asam oksalat = x 10 x 63 = N C. Faktor KMnO4 F KMnO4 = ml asam oksalat ml KMnO4 + Vp untuk FKMnO4 = 10 5 + = D. Perhitungan TOM TOM = [ (1000 x (a+b) x F KMnO4 )-c] x 0.316 V sample TOM = [ (1000 x () x )10.00] x 0.316 50.00 TOM = ppm Keterangan : a = rata-rata mL penitar KMnO4 b = mL KMnO4 yang ditambahkan c = mL asam oksalat yang ditambahkan
  • 16. Aplikasi AnalisisAir| 16 Pembahasan : a. Pengertian Menurut Effendi (2007), Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organik yang terkenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai kandungan bahan organik total atau TOM (Total Organic Matter). Akan tetapi, kemampuan oksidasi oleh permanganat sangat bervariasi, tergantung pada senyawa-senyawa yang terkandung dalam air. Menurut Mulya (2002) bahan organik dibagi atas dua bagian yaitu: I. Bahan organik terlarut yang berukuran < 0,5 cm II. Bahan organik yang tidak terlarut yang berukuran > 0,5 cm b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Menurut Koesbrono (1985) dalam Syaifudin (2004), terdapat empat macam sumber penghasil bahan organik terlarut dalam air laut yaitu (1) berasal dari daratan, (2) proses pembusukan organisme yang telah mati (3) perubahan matabolik- metabolik ekstra seluler oleh algae, larutan sitoplankton dan (4) eksresi zooplankton. Hampir seluruh organik karbon terlarut di dalam air laut berasal dari karbondioksida yang dihasilkan oleh fitoplankton. Konsentrasinya tergantung pada keseimbangan antara rata-rata organik karbon terlarut yang dibentuk oleh hasil pembusukan eksresi dan rata-rata hasil penguraian atau pemanfaatannya (Mulya, 2002) Kesimpulan : Dalam praktikum penetapan kadar total organic matter (TOM) secara permanganatometri kali ini, diperoleh kadar total organic matter (TOM) dalam sample air sumur sebesar 65.6141 ppm dengan faktor KMnO4 sebesar 0.7843 dan Normalitas penitar (KMnO4 ) sebesar 0.0183 N
  • 17. Aplikasi AnalisisAir| 17 Penetapan Kadar CO2Bebas dalam Air Dasar : Karbondioksida bersifat asam dan larut dalam air dengan Natrium Karbonat terjadi reaksi netralisasi melalui penitaran hingga titik akhir berwarna merah muda seulas dengan menggunakan indikator PP (Phenol Phtalein). Reaksi : Na2CO3 + CO2 + H2O NaHCO3 Alat dan Bahan : 1. Alat : 2. Pipet volumetri 25,00 ml 3. Erlenmeyer 4. Buret 50 ml 5. Statif 6. Pipet tetes 7. Bulb 8. Corong 2. Bahan : 1. Sampel Air 2. Larutan Na2CO3 0,02 N 3. Indikator PP (Phenol Phtalein) 4. Air suling Cara Kerja : 1. Dibersihkan terlebih dahulu meja kerja masing-masing. 2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 3. Dipipet 50,00 mL sampel air. 4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan diberi 2-3 tetes indikator PP. 5. Kemudian di cek warna. Apabila larutan berwarna merah, berarti sampel tidak ada CO2nya (bebas CO2). Namun apabila larutan tidak berwarna, berarti di dalam sampel ada CO2nya dan larutan harus dititar dengan menggunakan Na2CO3 0,02 N hingga didapatkan titik akhir berwarna merah muda seulas.
  • 18. Aplikasi AnalisisAir| 18 6. Pekerjaan dilakukan minimal 2 kali (duplo). 7. Setelah selesai, semua alat yang telah digunakan dibersihkan dan disimpan kembali pada tempatnya semula. Lalu meja kerja juga dibersihkan kembali. Data pengamatan Na2CO3 :  Data Penimbangan : Bobot kaca arloji + sampel = 21,1090 gram Bobot kaca arloji kosong = 20,9409 gram - Bobot sampel (Na2CO3) = 0,1681 gram Titran Titrat Vol. Titrat Vol. Titran Indikator TitikAkhir Na2CO3 0,02 N Sampel Air 50,00 mL 0,30 mL PP Merah muda seulas50,00 mL 0,25 mL Perhitungan :  Perhitungan Normalitas Na2CO3 - Bobot Na2CO3 = 0,1681 gram - Bst Na2CO3= 53 - V Na2CO3= 100 mL 𝑁 = 𝑤 𝑏𝑠𝑡 𝑥 1000 100 = 0,1681 53 𝑥 1000 100 = 0,0317 𝑁  Perhitungan Kadar CO2 bebas dalam Air - N Na2CO3 = 0, 0317 N - V Na2CO3 = 0,30 + 0,25 = 0,275 ml 2 - Bst CO2 = 22 - mLcontoh = 50,00 mL Kadar CO2 = (V-N) Na2CO3 x Bst CO2 x 1000 mLcontoh = (0,275-0,0317) x 22 x 1000 50,00 = 107,0520 ppm
  • 19. Aplikasi AnalisisAir| 19 Pembahasan :  Penetapan kadar Karbondioksida (CO2) bebas dalam air merupakan salah satu cara untuk menganalisa adanya jumlah karbondioksida yang ada dalam air atau air limbah.  Bila kandungan karbondioksida nya tinggi, maka pH akan rendah dan bila kandungan karbondioksida nya rendah maka pH air tinggi.  CO2 bebas yang bersifat asamdengan Na2CO3 akan terjadi reaksi netralisasi melalui penitaran hingga titik akhir berwarna merah muda seulas dengan indikator PP (Phenol Phtalein). Kesimpulan : Dari hasil, didapatkan Normalitas Na2CO3 sebesar 0,0317 N dan kadar CO2 bebas dalam sampel air sebesar 107,0520 ppm.
  • 20. Aplikasi AnalisisAir| 20 Penetapan Kadar DO (Dissolve Oxygen) Dasar: Oksigen dalam sampel akan mengoksidasi MnSO4 yang ditambahkan dalam larutan dalam suasana basa, sehingga terjadi endapan MnO2. Dengan penambahan asam sulfat pekat dan alkali iodide azida, maka akan dibebaskan iod yang setara dengan oksigen yang terlarut. Iod yang dibebaskan kemudian dianalisis dengan metode titrasi yodometri dengan larutan Na2S2O3 dan indikator kanji dengan TA yaitu hilangnya warna biru pada larutan. Reaksi: MnSO4 + 2KOH Mn(OH)2 + K2SO4 Mn(OH)2 + ½ O2  MnO2 + H2O MnO2 + 2KI+2H2O  Mn(OH)2 + I2 + 2KOH I2 + 2 Na2S2O3  2NaI + Na2S4O6 Cara Kerja : 1. Botol winkler diisi penuh sampel. 2. Ditambahkan 2 ml MnSO4. 3. Ditambahkan 2 ml alkali azida iodida. 4. Dihomogenkan, didiamkan 15 menit. 5. Larutan jernih dituang ke erlenmeyer asah. 6. Ditambahkan H2SO4 4N hingga larut. 7. Sisa larutan dalam botol winkler dimasukan ke erlenmeyer asah. 8. Dititar dengan Na2S2O30,025 N dengan TA kuning seulas. 9. Ditambahkan indikator kanji. 10. Dititar kembali dengan Na2S2O30,025 N dengan TA tidak berwarna. Data pengamatan : Data penimbangan : Bobot Kaca arloji + tio : 22,9544 g Bobot kaca arloji kosong :22,844 g____ -
  • 21. Aplikasi AnalisisAir| 21 Bobot tio :0,1100 g Standarisasi Na2S2O3: titrat titran Volume titrat Volume titran indikator Perubahan warna awal TA KIO3 Na2S2O3 0,02N 100 ml 14,21 ml kanji Kuning muda Tidak berwarna14,20 ml Penetapan kadar DO : titrat titran Volume titrat Volume titran indikator Perubahan warna awal TA Sampel air Na2S2O3 10 ml 10,36 ml kanji Kuning muda Tidak berwarna10,38 ml blanko Air suling Na2S2O3 300 ml 11,86 ml kanji Kuning muda Tidak berwarna11,86 Perhitungan : Standarisasi Na2S2O3 dengan BBP KIO3: 𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 = 𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑓𝑝 𝑋 𝑣𝑝 𝑋 𝐵𝑆𝑇 𝐾𝐼𝑂3 . 𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 = 110 10 𝑋 14,21 𝑋 35,7 = 0.0216 N 𝑝𝑝𝑚 𝐷𝑂 = 𝑉𝑝 𝑥 𝑁𝑝 𝑋 𝐵𝑠𝑡 𝑂2 𝑥1000 𝑣 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 4 = Bst O2 = 8. Pembahasan: Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Umtuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter
  • 22. Aplikasi AnalisisAir| 22 kimia seperti aksigen terlarut (DO). Semakin banyak jumlah DO (dissolved oxygen ) maka kualitas air semakin baik.jika kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi. Satuan DO dinyatakan dalam persentase saturasi. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (SALMIN. 2000). Kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung dari beberapa faktor seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arcs, gelombang dan pasang surut. ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antar air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik. Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD, semakin tinggi BOD semakin rendah oksigen terlarut. Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada lems, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak. Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun. Idealnya, kandungan oksigen terlarut dan tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70 % (HUET, 1970). KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut ( ANONIMOUS,2004). Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan biologik yang dilakukan oleh organisme aerobik dan anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang ada pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa – senyawa kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses
  • 23. Aplikasi AnalisisAir| 23 oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga. Oksigen terlarut dapat dianalisis dengan 2 macam cara, yaitu : a. Metoda titrasi dengan cara WINKLER Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnSO4 den K0H - KI, sehingga akan terjadi endapan MnO2. Dengan menambahkan H2SO4 maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S203) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji). b. Metoda elektrokimia Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalam larutan elektrolit. Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah Katoda : O2 + 2 H2O + 4e ==> 4 HO- Anoda : Pb + 2 HO- ==> PbO + H20 + 2e Kelebihan dan Kelemahan Metode Winkler: Kelebihan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah dimana dengan cara titrasi berdasarkan metoda Winkler lebih analitis, teliti dan akurat apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dala titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tio dan penambahan indikator amilumnya. Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan pengalaman di lapangan, penentuan
  • 24. Aplikasi AnalisisAir| 24 oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran. Kelemahan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah dimana dengan cara WINKLER penambahan indikator amylum harus dilakukan pada saat mendekati titik akhir titrasi agar amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar bereaksi untuk kembali ke senyawa semula. Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan karena I2 mudah menguap. Dan ada yang harus diperhatikan dari titrasi iodometri yang biasa dapat menjadi kesalahan pada titrasi iodometri yaitu penguapan I2, oksidasi udara dan adsorpsi I2 oleh endapan. Cara untuk menanggulangi jika kelebihan kadar oksigen terlarut adalah dengan cara : 1. Menaikkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur naik maka kadar oksigen terlarut akan menurun. 2. Menambah kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin kadar oksigen terlarut akan menurun karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik. Cara untuk menanggulangi jika kekurangan kadar oksigen terlarut adalah dengan cara : 1. Menurunkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur turun maka kadar oksigen terlarut akan naik. 2. Mengurangi kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin kadar oksigen terlarut akan naik karena proses fotosintesis semakin meningkat. 3. Mengurangi bahan – bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah. 4. Diusahakan agar air tersebut mengalir. Kesimpulan: Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditentukan kadar DO dalam sampel air sebesar _______
  • 25. Aplikasi AnalisisAir| 25 Daftar pustaka : 1. http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/02/oksigen-terlarut-ot-dissolved- oxygen-do.html?m=1 2. scribd.com 3. Buku Sakti Volumetri milik Kakak Kelas Angkatan 57 dan 58