Dokumen tersebut membahas tentang kambing dan domba, mulai dari perbedaan fisik dan karakteristik, jenis, asam nukleat, sistem genitalia, hingga manajemen pemeliharaan yang sesuai dengan prinsip kesrawanan dan norma agama. Kambing dan domba memiliki hubungan kekerabatan yang tinggi yang didukung oleh adanya beberapa gen yang sama pada kedua hewan tersebut.
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
FGD 3 . Kambing dan domba
1. TUGAS INDIVIDU
FOCUS GROUP DISCUSSION
SKENARIO 3
KAMBING DAN DOMBA
Ditulis oleh:
Nama: Dewi Virgiati
NIM: 13/349516/KH/7790
Kelompok: 2
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2013
2. Kambing dan Domba
A. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami perbedaan fisik maupun karakter dari
domba dan kambing.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara berternak kambing dan domba sesuai
dengan good farming practices.
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami penerapan prinsip kesrawan & landasan
norma agama dalam manajemen pemeliharaan kambing dan domba.
4. Mahasiswa mengetahui dan memahami struktur umum asam nukleat (DNA dan
RNA), beserta fungsi dan sifatnya.
5. Mahasiswa mengetahui, memahami dan mampu untuk membandingkan organ
sistema digetalia pada kambing dan domba jantan dan pada kambing dan domba
betina.
6. Mahasiswa mengerti dan mengetahui tentang kastrasi.
7. Mahasiswa mengerti dan memahami kalsifikasi hormon.
B. Skema
Kambing dan
Domba
Jenis Kambing dan
Domba
Kesrawan
Struktur Organ
Genitalia
Pemeliharaan
Good Farming
Practising
Norma Agama
Manajemen pemeliharaan
Manajemen pakan
Manajemen kandang
3. C. Pembahasan
1. Karakteristik kambing dan domba.
Kambing dan domba tergolong dalam ruminansia kecil, merupakan ternak
penghasil daging, susu, kulit dan serta (bulu). Kambing dan domba memberi
sumbangan bagi kesehatan dan gizi berjuta-juta penduduk di wilayah berkembang,
terutama bagi mereka yang hidup pada garis kemiskinan. Pemeliharaan kambing atau
domba dapat menyediakan protein hewani, mineral dan vitamin yang bernilai tinggi.
Kambing dan domba diklasifikasikan ke dalam
Kigdom
: Animalia
Phylum
: chordata
Class
: Mamalia
Ordo
: Artiodaktil (berkuku belah)
Sub ordo
: Ruminansia
Famili
: Caprinae
Rumpun
: 1. Nemorhaedini (genus: Nemorhaedinus, Capricornis)
2. Budorcatini
3. Rupicaprini (genus: Rupicapra, Oreamnos)
4. Caprini (genus: Capra, Ammotragus, Hemitragus,
Pseudois, Ovis)
5. Ovibovini
Sebagian ternak berasal dari Capra aegragus hyrcus (kambing jinak ) dan
Ovis ammon aries (domba jinak) Kambing dan domba berasal dari ordo yang sama,
namun berasal dari genus yang berbeda.
Tabel Perbedaan fisik dan karakterisitik kambing dan domba
Karakteristik
Domba
Kambing
1. Ekor
Ke bawah
Ke atas
2. Tubuh
Umumnya tertutup wol
Umumnya tertutup rambut
kecuali hairy sheep
kecuali kambing Angora,
3. Jenggot
Tidak punya
Punya (um: jtn)
4. Kebiasaan makan
Bergerombol
Mencari sendirian
4. 5. Sifat
Jinak
Mungkin agresif
6. Siklus birahi
17 hari
14 – 21 hari
7. Lama birahi
30 jam
1 – 4 hari
8. Birahi pertama
Umur 8 – 10 bulan
Umur 10 – 12 bulan
9. Lama bunting
7 – 159 hari
147 hari
10. Interval beranak
7 – 8 bulan
7 – 8 bulan
11. Jumlah anak
1 - 4 ekor
1 – 3 ekor
12. Berat lahir
1 – 4 kg
1 – 4 kg
13. Umur sapih
4 – 8 bulan
6 – 10 bulan
14. Pertumbuhan
14 – 24 bulan
18 – 20 bulan
15. Kebiasaan meruput
Pagi dan sore
Sepanjang hari
Jenis-jenis kambing di Asia Tenggara antara lain Kambing toggenburg,
kambing anglo-nubian ( pedaging dan penghasil susu), kambing alpine (penghasil
susu), kambing saaneen (penghasil susu), kambing boer (pedaging), kambing kacang,
kambing merica, kambing ettawa, kambing PE ( penghasil susu), kambing gembrong,
kambing kasmir.
Sedangkan jenis-jenis domba yaitu, domba ekor tipis, domba ekor gemuk,
domba ekor panjang, domba garut, domba merino, domba barbados blackbelly,
domba sufflox, domba St. Croix, domba karankul, domba lincoln, domba sei putih,
domba highland.
Dalam memilih kambingdan domba perlu diperhatikan anatomi tubuhnya
untuk menghindari lahirnya keturunan yang cacat. Hal- hal yang perlu diperhatikan
yaitu rahang atas dan rahang bawah yang tidak tepat, tanduk mengarah ke leher,
testis tunggal atau dua namun berbeda ukuran, ada tanda-tanda infeksi dan
kebengkakan pada puting, kaki berbentuk X, buta, dan tingkat kesuburannya. Ciri –
ciri kambing dan domba pejantan yang bagus yaitu sehat dan memiliki tubuh yang
besar dan panjang, tanpa cacat, dada dalam dan lebar, kaki tegap dan kokoh, high
heels, penampakan bagus, aktiv dan memiliki libido tinggi, jumlah buah zakar
normal (2 dengan ukuran yang sama), penis kenyal dan dapat ereksi, berasal dari
kelahiran kembar, rambut bersih mengkilat, belum ada gigi permanen (menandakan
hewan masih muda), sebaiknya tidak memiliki hubungan keluarga dekat dengan
betina di kelompoknya dan memiliki pertumbuhan yang baik. Tidak hanya pejantan,
5. dalam memilih betina juga harus diperhatikan kondisi fisiknya agar menghasilkan
anak yang bagus kualitas fisiknya. Ciri-ciri bakalan indukan betina yaitu sehat, tidak
terlalu gemuk dan tidak cacat, kaki tegap dan kuat, alat kelamin normal, memiliki
sifat keindukan yang baik, puting normal (halus, kenyal, tidak ada infeksi dan
pembengkakan) , berasal dari kelahiran kembar, rambut bersih, mengkilat dan sehat,
belum ada gigi permanen (hewan masih muda).
Waktu terbaik untuk kawin adalah 12 – 18 jam setelah munculnya gejala heat.
Tanda – tanda betina yang birahi adalah vulva merah, basah dan hangat, gelisa,
berisik, nafsu makan turun, mengibas-ngibaskan ekornya dan diam bila dinaiki oleh
pejantan atau betina yang lain. Kegagalan dalam perkawinan dapat diketahui jika
betina kembali estrus 21 hari setelah kawin. Bilamana perkawinan berhasil betina
akan mengalami heat sekitar 35-45 hari setelah melahirkan. Kambing atau domba
yang bunting hendaknya ditempatkan di kandang yang terpisah agar tidak diganggu
oleh pejantan dan hewan lain.
2. Prediksi umur kambing dan domba
Untuk mengetahui umur kambing dan domba dapat dilihat melalui giginya.
Bila belum ada gigi permanen = umur kurang dari 1 tahun. Sepasang gigi seri
berganti = 1 – 2 tahun. Dua pasang gigi seri bergnti = umur 2 – 3 tahun. Tiga pasang
gigi seri berganti = 3 – 4 tahun. Empat pasang gigi seri berganti 4 – 5 tahun. Gigi
permanen tanggal = umur 5 tahun atau lebih.
3. Manajemen pemeliharaan kambing dan domba
Pada dasarnya manajemen pemeliharaan pada domba dan kambing sama.
Manajemen pemeliharaan harus sesuai dengan good farming practises meliputi
manajemen pakan dan kandang dan memenuhi prinsip kesejahteraan hewan sesuai
dengan konsil kesrawan tahun 1920 yaitu, bebas dari rasa haus & lapar, bebas dari
rasa takut & stress, bebas dari rasa sakit, cidera dan penyakit, bebas dari rasa tidak
nyaman , dan bebas untuk bertingkah laku secara alami. Selain itu, manajemen
pemeliharaan harus sesuai dengan norma agama.
Kandang merupakan tempat berteduh dan beristirahat bagi hewan dan
melindungi hewan dari predator. Lokasi kandang yang ideal adalah daerah yang
kering dan tidak tergenang air, letaknya cukup jauh dari pemukiman warga
(setidaknya 10 m) tetapi mudah dicapai oleh kendaraan, tujuannya untuk
6. meminimalisir penggusuran atau perluasan lahan dan harus dekat dengan sumber air
atau sumber pakan. Tipe kandang yang digunakan yaitu kandang panggung.
Kelebihan dari tipe kandang ini adalah lebih mudah untuk dibersihkan karenan feses
dan urin langsung jatuh ke kolong kandang dan dapat menurunkan kemungkinan
perkembangbiakan agen infeksi yang dibawa oleh lalat atau terdapat pada feses..
Ukuran kandang disesuaikan dengan usia kambing dan kegunaannya. Ukuran
kandang pejantan dewasa 1-1,2 m2, betina dewasa 0,7-1 m2, betina menyusui 0,7-1
m2 + 0,5 m2, calon pejantan dan induk 0,75 m2, kambing sapih 0,5 m2. Lantai
kandang dibuat bercelah selebar 1-1,5 cm. Beratap genteng dan ada ventilasi udara.
Di setiap kandang kambing atau domba harus disediakan tempat makan dan tempat
minum. Kandang sebaiknya membujur dengan arah utara-selatan agar cahaya
matahari leluasa masuk ke dalam kandang.
Pemberian pakan disesuaikan dengan umur dan jenis kambing. Bahan pakan
yang dapat diberikan sebagai pakan kambing dan domba antara lain, rumput (bahan
utama), leguminosa, dedaunan pohon, konsentrat, biji-bijian dan tidak lupa air.
Seekor pejantan dewasa membutuhkan leguminosa sebanyak 1 bagian dari 4 – 6
rumput. Rumput dan air harus selalu disediakan di kandang ini. Kambing muda (
bakal induk) diberi pakan berupa rumput sebanyaknya, leguminosa sebanyak 1
bagian dari 3 bagian rumput dan konsentrat sebanyak 250 – 300 gr per hari atau
sampai 1 kg ampas tahu per hari. Seekor betina yang bunting atau betina laktasi harus
diberi pakan hijauan yang bagus, leguminosa sebanyak 1 bagian dari 3 bagian rumput
dan konsentrat sebanyak 200 gr per hari. Sedangkan untuk anak kambing hendaknya
diberi makan dengan kualitas bagus dan juga susu induk (kolostrum) setelah lahir
untuk membantu pertumbuhannya. Bilamana tidak mendapat kolostrum, kolostrum
bisa diganti dengan 0,25 – 0,5 liter susu sapi + 1 sendok teh minyak ikan + 1 telur
ayam + ½ sendok makan gula. Anak kambing mulai mengkonsumsi makanan sejak
umur 6 minggu. Saat anak kambing berusia 3 bulan, anak kambing sudah memasuki
waktu sapih. Pakan yang sebaiknya diberikan adalah hijauan muda dan konsentrat
50-75 gr sehari.
Dalam memelihara kambing dan domba juga harus diperhatikan dari segi
norma agama. Dalam agama, kita wajib membentuk sebuah peternakan ( Q.S. AlAn’am ayat 142) agar hewan konsumsi tersebut dapat dikonsumsi dan jumlahnya
cukup dalam memenuhi kebutuhan. Dalam agama dan kesrawan, hewan wajib
dirawat dengan baik, tidak patut disiksa atau dibiarkan sakit, diberi pakan yang baik
7. sesuai kebutuhan hewan dan hendaknya diberi perlakuan sebaik mungkin agar hewan
tidak merasa tertekan dan stress.
4. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan bahan penentu sifat mahluk hidup. Asam nukleat
diturunkan atau ditransfer dari induk ke keturunannya. Asam Nukleat terdiri dari :
• DNA (deoxyribonucleic acid)
• RNA (ribonucleic acid)
Komponen Pembentuk Asam Nukleat
DNA
RNA
Ikatan : Doble helix
Ikatan : Single helix
Gula : deoksiribosa
Gula : Ribosa
Fosfat
Fosfat
Basa Nitrogen :
Basa Nitrogen :
Purin : Adenin & Guanin
Purin : Adenin & Guanin
Pirimidin : Thymin &
Pirimidin :
Cytosil
Thymin &
Urasil
8. Fungsi biologis asam nukleat :
• DNA berfungsi sebagai pembawa materi genetika dari generasi ke generasi
berikutnya.
• DNA mengandung bagian-bagian yang menentukan pengaturan ekspresi gen
(promoter, operator, dll.)
• Mengontrol aktivitas hidup secara langsung maupun tidak langsung.
• Melakukan sintesis protein.
• Sebagai autokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk menggandakan diri
(replikasi).
• Sebagai heterokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk dapat mensintesis
senyawa lain.
9. Kambing dan domba memiliki hubungan kekerabatan yang tinggi (97%).
Hubungan kekerabatan yang tinggi memungkinan mengandung jenis gen yang sama.
Gen merupakan sekumpulan basa nukleotida (komponen hereditas) yang mendukung
performa ternak. Domba memiliki 54 kromosom, sedangkan kambing memiliki 60
kromosom. Pada hewan ini terdapat 7 gen yang sama, yaitu gen beta lactoglobulin,
beta casein, alpha lactalbumin, growth hormon, FSH, globin, MHC Dra II .
5. Sistema Genitalia hewan jantan dan betina
Struktur genitalia kambing dan domba jantan adalah sama, karena domba dan
kambing sama-sama tergolong ke dalam jenis ruminansia kecil. Traktus genitalia
kambing dan domba jantan terdiri dari testis , epididimis, ductus deferens, ampulla,
galndula vesica seminalis, galndula prostat, glandula cowper, penis, urethra dan glans
penis. Pada glans penis terdapat proccesus urethra. Sedangkan traktus genitalia
kambing dan domba betina terdiri ovarium, oviduct ( infudibulum, ampulla, isthmus),
uterus, vulva dan vagina.
Glans penis pada hewan jantan homolog dengan clitoris pada hewan betina. Di
bagian glans penis tertutup oleh preputium yang homolog dengan labia minor pada
vulva, dan scrotum ( pembungkus testis) homolog dengan labia mayor pada vula.
6. Kastrasi
Katrasi adalah tindakan bedah yang bertujuan untuk menghilangkan
fungsi testis pada hewan jantan atau fungsi ovarium pada betina. Pengebirian/
kastrasi dapat mempengaruhi
tinggi, menghindari
laju
perkawinan
pertumbuhan,
yang
tidak
memperoleh
diinginkan,
dan
karkas
yang
mengurangi
keagresifan.
Katrasi pada babi biasanya dilakukan dengan menghilangkan testis
(metode tertutup). Pengebirian / kastrasi pada usia muda mempunyai pengaruh
yang lebih besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Pada babi
kastrasi dilakukan menggunakan metode tertutup saat babi berumur 4-5 bulan.
Selain mempunyai pengaruh pada pertumbuhan, kastrasi pada usia dini juga
lebih mudah dilakukan dan tingkat kesakitannya rendah. Pada hewan usia dewasa,
metode tertutup tidak dapat dilakukan karena testis sudah berkembang dan untuk
mengkastrasi perlu dilakukan operasi pembedahan.
10. Kastrasi pada hewan babi / kambing juga dilakukan untuk mengurangi bau
tidak sedap dari hewan. Hal ini berkaitan dengan fungsi testis sebagai penghasil
hormon testosterone ketika hewan jantan mencapai sexual maturity. Hormon tersebut
berbau khas dan tidak hanya disekresikan oleh testis tetapi juga oleh kelejar saliva.
Kastrasi mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan (growth hormon). Hormon
pertumbuhan dan hormon testosterone berjalan sinergi. Ketika hormon testosterone
sudah tidak lagi ada yang memproduksi, maka hormon pertumbuhan akan mendapat
respon lebih banyak oleh tubuh.
7. Hormon
Hormon adalah substansi pembawa pesan yang disekresikan oleh suatu
kelenjar ke dalam darah untuk disirkulasikan menuju organ target sehingga
merangsang aktifitas biokimia dan fisiologi di dalam tubuh.
Mekanisme Kerja Hormon Menurut Earl Sutherland (1950) menyangkut halhal ini bawah ini:
-
Sel mempunyai reseptor spesifik untuk hormon yang terdapat dalam
membran sel.
-
Pengikatan hormon pada reseptor spesifiknya pada membran sel akan
merangsang adenil siklase
-
Peningkatan aktifitas adenil siklase akan meningkatan jumlah cAMP dalam
sel
-
cAMP bekerja dalam sel untuk memicu proses fisiologis dalam sel.
Klasifikasi hormon :
a. Klasifikasi berdasarkan struktur kimia
-
Golongan elkosanoid, yaitu Derivat lipida yang sifat mirip hormon
Prostaglandin, leukotrien, tromboksan.
-
Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil. Contohnya
Thyroid, Katekolamin.
-
Golongan polipeptida/ protein. Contohnya insulin, glukagon, GH, TSH, TRH,
ACTH, ADH, Oksitosin, FSH, LH, GH, Prolaktin, Insulin, Glukagon,
Somatosin, Parathormon.
-
Hormon Steroid
11. - Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar kelamin dan reproduksi,
yaitu Estrogen, Progesteron, Androgen
- Hormon yang dihasilkan oleh kel. suprarenalis (kortek adrenal)
b. Klasifikasi berdasarkan mekanisme kerja
-
Fungsi parakrin : menghasilkan bahan yang merangsang sel tetangganya.
Contohnya pembentukan postaaglandin.
-
Fungsi autokrin : menghasilkan bahan yang merangsang sel itu sendiri.
Contohnya pembentukan interleukin.
c. Klasifikasi berdasarkan sifat
-
Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak.
-
Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air.
d. Klasifikasi berdasarkan fungsi
-
Hormon pertumbuhan / Growth hormone : hormon yang memegang peranan
di dalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh
kelenjar gonad.
-
Hormon metabolisme : berperan dalam proses homeostasis glukosa dalam
tubuh. Hormon yang ikut berperan antara lain hormon glukokortikoid,
glukagon dan katekolamin.
-
Homon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi
endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan
folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
-
Hormon pengatur metabolisme air dan mineral , slaha satunya adalah hormon
kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid berfungsi untuk mengatur
metabolisme kalsium dan fosfor.
12. D. Kesimpulan
-
Domba dan kambing memiliki perbedaan fisik dan karakteristik meskipun sekilas
terlihat sama.
-
Domba dan kambing berasal dari ordo yang sama namun dari genus yang berbeda.
Adanya
berbagai
ras
kambing
dan
domba
menunjukkan
bahwa
adanya
keanekaragaman gen yang sama. Gen tersebut memiliki berbagai informasi genetik
yang mempengaruhi fisik dan sifat bahkan ras dalam kambing dan domba.
-
Manajemen perawatan dan pemeliharaan kambing dan domba secara umum hampir
sama.
-
Kastrasi dilakukan untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas daging yang baik, untuk
mencegah perkawinan yang tidak diinginkan dan menjadikan hewan lebih jinak.
-
Hormon pertumbuhan (GH) dan hormon testosteron bekerja sinergi di dalam tubuh.
Katrasi dilakukan dengan menghilangkan testis, ketika hormon testosterone tidak ada
maka hormon pertumbuhan (GH) akan lebih banyak diproduksi dan direspon lebih
banyak oleh tubuh.
13. E. Luaran Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menerapkan, melakukan penilaian/pengukuran/ penelitian
berdasarkan prinsip kesrawan, good farming practices dan norma agama dalam
peternakan kambing dan domba.
2. Mahasiswa mengetahui perbedaan fisik dan karakteristik kambing dan domba.
3. Mahasiswa memahami dan membedakan organ penyusun sistem genitalia
kambing dan domba jantan/ betina.
4. Mahasiswa memahami klasifikasi hormon beserta fungsi dan sifatnya.
5. Mahasiswa memahami struktur dan fungsi biologis dari asam nukleat.
14. F. Referensi
Poedjiadi, A., Titin Supriyanti . 2009 . Dasar – Dasar Biokimia : Universitas
Indonesia
Purbowati, Endang . 2009 .
Usaha Penggemukan Domba . Jakarta : Penebar
Swadaya
Konig H.G, Liebich H.G. 2004. Veterinary Anatomy of Domestic Mammals. Jerman :
Schattauer GmbH
Burns, Marca., C. Devendra . 1994 . Produksi Kambing di Daerah Tropis :
Universitas Udayana dan ITB
Anonim. 2013. Islam dan Hewan. http://id.wikipedia.org/wiki/Islam dan hewan .
Diakses pada 18 Oktober 2013