"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
Investasi di bursa efek jakarta
1. INVESTASI DI BURSA EFEK JAKARTA
Semakin meningkatnya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta disebabkan
meningkatnya perhatian masyarakat terhadap bursa efek, yang merupakan salah satu
alternatif untuk menanamkan modalnya. Untuk memberikan pengetahuan dasar tentang
bursa efek, berikut adalah ulasan singkat yang menggambarkan seluk beluk bursa efek.
Apa saja yang diperdagangkan? Jenis efek serta tata cara melakukan transaksi.
Efek
Efek adalah semua yang termasuk surat berharga, dapat berupa:
• Surat pengakuan utang
• Surat berharga komersial
• Saham
• Obligasi
• Tanda bukti utang
• Unit penyertaan kontrak investasi kolektif
• Kontrak berjangka atas efek
• Setiap turunan (derivatif) dari saham atau obligasi
Efek terbanyak diperjual-belikan di Bursa Efek Jakarta
Saham adalah efek yang paling banyak diperjual-belikan di Bursa Efek Jakarta.
Mulainya pemodal membeli efek
Penjualan dan pembelian di bursa efek disebut perdagangan di pasar sekunder (secondary
market). Pemodal dapat mulai membeli atau menjual efek setiap hari bursa, setelah efek
dicatatkan (listed) di bursa.
Yang harus dilakukan bila ingin membeli efek
Jual beli efek di bursa efek hanya dapat dilakukan melalui perusahaan pialang yang resmi
menjadi anggota bursa. Menjadi anggota bursa, berarti perusahaan yang bersangkutan
telah menyetorkan modal dan memenuhi segala persyaratan yang ditentukan, untuk dapat
melayani masyarakat sebagai perantara perdagangan efek. Perusahaan efek memiliki
wakilnya di bursa efek yang biasa disebut pialang. Pialang tersebutlah yang akan
melakukan transaksi atas dasar order atau amanat yang anda berikan untuk jual maupun
untuk beli. Pialang tersebut dapat memberikan anjuran atau berbagai nasihat lainnya
sehubungan dengan rencana investasi anda. Atas jasanya itu maka anda wajib membayar
biaya komisi kepada pialang.
Yang boleh membeli efek
Siapa saja boleh membeli efek, baik perorangan Indonesia atau asing maupun Badan
Hukum Indonesia atau asing.
Cara membeli dan menjual efek
Sangat mudah untuk membeli dan menjual efek. Pertama harus diingat, jual-beli efek
hanya dapat dilakukan oleh pialang atau broker (perantara pedagang efek) yang menjadi
anggota bursa. Kedua, pemodal dapat menghubungi langsung atau tidak lengsung
2. (melalui kuasa) pialang atau broker dengan memberikan pesanan, baik pesanan jual atau
beli kepada perusahaan-perusahaan efek yang telah terdaftar sebagai anggota Bursa Efek
Jakarta. Tanpa melalui pialang atau broker yang terdaftar, pemodal tidak dapat menjual
atau membeli efek.
Berlangsungnya jual-beli (transaksi) di Bursa
Transaksi di bursa dilakukan pada hari-hari tertentu yang disebut hari bursa, yaitu hari
Senin s/d Kamis dari jam 09.00 s/d 12.00 untuk sesi pertama, dan dari jam 13.00 s/d
16.00 untuk sesi kedua. Pada hari Jumat jam 09.30 s/d 11.30 untuk sesi pertama, dan dari
jam 14.00 s/d jam 16.00 untuk sesi kedua.
Yang menentukan harga efek
Harga efek ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam artian tergantung permintaan dan
penawaran (pembelian dan penjualan)
Jumlah saham yang dapat dibeli
Saham yang diperdagangkan di bursa ditentukan dalam satuan perdagangan yang disebut
lot, terdiri dari 500 saham. Dengan demikian jumlah saham yang dapat dibeli atau dijual
sekurang-kurangnya 500 saham (1 lot) dan kelipatannya. Namun bagi pemodal yang
memiliki saham dibawah 1 lot, misalnya hanya 25 atau 200 saham dapat menjual atau
membeli dipasar negosiasi. Untuk perdagangan right issue wajib diusahakan sebanyak
right issue yang berhak untuk membeli 500 saham baru. Namun demikian tidak berarti
right issue yang tidak memenuhi standar perdagangan tidak bisa diperjualbelikan. Dalam
hal demikian, perdagangan dapat dilakuakan di pasar non regular.
Manjadi nasabah perusahaan efek
Sebelum melakukan jual beli saham, seperti layaknya membuka rekening di Bank maka
terlebih dahulu anda harus membuka rekening di satu atau beberapa perusahaan efek.
Dengan pembukaan rekening tersebut maka secara resmi anda telah tercatat sebagai
nasabah dan data identitas anda tercatat dalam pembukuan perusahaan efek seperti Nama,
Alamat, Nomor Rekening Bank dan data-data lain. Bersamaan dengan pembukaan
rekening ini, anda menandatangani perjanjian dengan Perusahaan Efek yang menyangkut
hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Biaya (fee) yang harus dibayar kepada pialang
Untuk pembelian dan penjualan efek pemodal harus membayar biaya komisi
(commisssion fee) kepada pialang. Besarnya komisi berdasarkan negosiasi dengan
Anggota Bursa (AB). Untuk transaksi obligasi dan right issue Bursa Efek Jakarta tidak
mengenakan biaya transaksi.
Biaya transaksi
• Komisi yang dibayar kepada Anggota Bursa (AB), berdasarkan negosiasi dengan AB
• PPN 10% dari komisi yang dibayar kepada AB
• Pajak transaksi 0,1% dari nilai transaksi (untuk penjualan saham)
3. Sebagai ilustrasi, misalnya seorang pemodal melakukan transaksi pembelian atas saham
XYZ sebanyak 10 lot dimana harga saham XYZ terjadi pada posisi Rp 2,000 per saham.
Keterangan Perhitungan Nilai (Rp)
Transaksi beli 10 x 500 saham x Rp 2,000 10,000,000
Komisi untuk broker (0.3% dari nilai 0.3% x Rp 10,000,000 30,000
transaksi)
PPN 10% dari komisi 10% x Rp 30,000 3,000
Biaya pembelian saham 33,000
Total biaya yang dikeluarkan 10,033,000
Sebagai ilustrasi lain, misalnay seorang investor melakukan transaksi penjualan atas
saham XYZ sebanyak 5 lot dimana harga saham pada posisi Rp 3,000 per lembar
Keterangan Perhitungan Nilai (Rp)
Transaksi jual 5 x 500 saham x Rp 3,000 7,500,000
Komisi untuk broker (0.3% dari nilai 0.3% x Rp 7,500,000 22,500
transaksi)
PPN 10% dari komisi 10% x Rp 22,500 2,250
PPh atas transaksi jual (0.1% dari 0.1% x Rp 7,500,000 7,500
nilai transaksi)
Biaya penjualan saham 32,500
Hasil penjualan bersih 7,647,750
Jadi komponen dari biaya jual dan beli saham adalah sebagai berikut:
Nilai pembelian saham + komisi pialang + PPN atau
Nilai penjualan saham + komisi pialang + PPN + Pajak Penghasilan (PPh) 0.1%
Yang harus dilakukan setelah terjadi transaksi
Transaksi di bursa bukanlah yang bersifat tunai, artinya begitu pemodal memberi uang
tidak otomatis akan mendapat efek yang dibeli. Proses penyelesaian transaksi antar
pialang berlangsung dalam hitungan 3 hari bursa kemudian. Istilah teknisnya, settlement
berlangsung T+3 baik untuk jual ataupun beli. Sementara penyelesaian dengan investor,
paling cepat dapat dilakukan pada (T+4). Scripless trading (perdagangan tanpa warkat)
memungkinkan proses penyelesaian transaksi bisa berlangsung lebih cepat.sebagai
contoh, bila transaksi dilakukan pada hari Senin, maka pemodal akan menerima efek
(bagi pembeli) atau uang (bagi penjual) pada hari Jumat.
Perlindungan bagi pemegang efek
Disemua bursa berlaku prinsip “good delivery”. Prinsip ini menyatakan bahwa setiap
efek yang diperdagangkan haruslah efek-efek yang siap untuk diserahkan. Prinsip yang
sama berlaku juga terhadap penjual (dijaminkan akan menerima hasil penjualannya)
“good fund”. Kegagalan pialang untuk melakukan good delivery atau good fund tidak
akan terjadi karena transaksi telah dijaminkan kepada PT KPEI (Kliring Penjamin Efek
Indonesia) dan PT KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).
4. Keuntungan dan Risiko Berinvestasi di Saham
Pada dasarnya semua pilihan investasi mengandung peluang keuntungan di satu sisi dan
potensi kerugian atau risiko di sisi lain. Seperti tabungan dan deposito Bank memiliki
risiko kecil karena tersimpan aman di Bank, tetapi kelemahannya adalah keuntungan
yang lebih kecil dibanding potensi keuntungan dari saham. Investasi di properti (rumah
atau tanah) semakin lama harganya semakin tinggi, tetapi juga berisiko apabila tergusur
atau terjadi kebakaran, sedangkan usaha sendiri (wiraswasta) berisiko bangkrut atau
pailit, sementara investasi di emas memiliki risiko harga turun.
Khusus untuk saham, peluang keuntungan dan risiko yang mungkin timbul antara lain:
Keuntungan:
1. Capital gain
Yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham. Misalnya sewaktu membeli nilainya Rp
1,000 per saham dan kemudian dijual dengan harga Rp 1,500 per saham. Jdai selisih
sebesar Rp 500 ini disebut sebagai capital gain.
Bila dibandingkan investasi lain, saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan
return atau keuntungan yagnn lebih besar dalam waktu relatif singkat (high return).
Selain high return, saham juga memiliki sifat high risk yaitu suatu ketika harga saham
juga dapat turun secara cepat, atau sahamnya di-delist (dihapuskan pencatatannya)
dari bursa sehingga untuk jual beli harus emncari pembeli atau penjual sendiri dan
saham tidak memiliki harga patokan pasar. Dengan karakteristik high risk high return
ini maka pemodal perlu terus memantau pergerakan harga saham yang dipegangnya,
agar keputusan yang tepat dapat dihasilkan dalam waktu yang tepat pula.
2. Dividen
Merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham,
tetapi ada bagian yang ditahan kembali. Besarnya dividen yang anda terima
ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut.
Namun yang perlu dicatat adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen
kepada para pemegang saham tetapi tergantung kepada kondisi perusahaan itu sendiri
(khususnya berkaitan dengan keuntungan yang diraih); artinya jika perusahaan
mengalami kerugian tentu saja dividen tidak akan dibagikan pada tahun berjalan
tersenut. Dividen dapat berupa dividen tunai atau dividen saham. Selain itu investor
juga bisa mendapatkan keuntungan dari saham bonus (jika ada).
Risiko:
1. Capital loss
Merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana anda menjual
saham yang anda memiliki dibawah harga belinya. Misalnya saham PT XYZ anda
beli dengan harga Rp 1,000 per saham, kemudian harga saham tersebut terus
mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1,500 per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, maka anda menjual pada harga
tersebut sehingga anda mengalami kerugian sebesar Rp 500 per saham. Inilah yang
disebut capital loss yang menimpa anda.
2. Risiko likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham
mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari
5. hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan
kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada
seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak
akan mempeoleh apa-apa. Ini merupakan risiko yang terberat dari seorang pemegang
saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan dari perusahaan yang sahamnya dimiliki.