SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
BAB I

                                      PENDAHULUAN

A. Latar Belakang


        Konsep paradigma sehat di dalam pembangunan kesehatan adalah pembangunan
kesehatan yang lebih memprioritaskan upaya promotif dan preventif dibandingkan dengan
kuratif dan rehabilitatif. Program imunisasi merupakan salah satu upaya preventif yang telah
terbukti sangan efektif menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta kecacatan pada
bayi dan balita.

        Vaksin merupakan komponen utama dalam program imunisasi dimana ketersediannya
harus terjamin sampai ke sasaran. Sesuai dengan PP 38 tahun 2007 tentang kewenangan
pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1575 tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Depkes, antara lain
menyebutkan bahwa kewenangan pemerintah pusat menyediakan obat esensial tertentu dan obat
sangat esensial untuk pelayanan kesehatan dasar. Di dalam Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN) vaksin ada dibagian sistem imun, ada 8 jenis vaksin, yakni vaksin B.C.G, vaksin
campak, vaksin hepatitis B rekombinan, vaksin jerap difteri tetanus (DT), vaksin jerap difteri
tetanus pertusis (DPTHB), vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid), vaksin polio, vaksin
rabies untuk manusia.

       Rabies (penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut pada susuanan saraf pusat (SSP)
yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan ,seperti anjing, kera, dan
kucing. Penyakit ini apabila sudah menunjukkan gejala klinis pada hewan dan manusia selalu
diakhiri dengan kematian, sehingga menimbulkan rasa cemas dan takut pada orang-orang yang
terkena gigitan dan kekhawatiran serta keresahan masyarakat pada umumnya.

       Pada hewan yang menderita penyakit ini biasanya ditemukan virus dengan konsentrasi
tinggi pada air ludahnya, oleh karena itu penularan umumnya melalui suatu luka gigitan. Infeksi
rabies pada hewan ditandai dengan mencari tempat yang dingin diikuti dengan sikap curiga dna
menyerang apa saja yang ada disekitarnya, hipersalivasi, paralisa dan mati.Virus rabies bergerak
ke otak melalui saraf perifer, masa inkubasi penyakit ini tergantung pada seberapa jauh jarak
perjalanan virus untuk mencapai susunan saraf pusat (SSP). Setelah mencapai sistem saraf pusat,
orang yang terineksi rabies akan mulai menunjukkan gejala yang dikenal sebagai fase prodromal.
Tahap awal gejala rabies adalah malaise (lelah/lesu), sakit kepala, demam, kemudian
berkembang menjadi lebih serius, termasuk nyeri akut, gerakan dan sikap yang tidak terkendali,

                                                                                               1
depresi dan ketidakmampuan untuk minum air (hydrophobia). Akhirnya dapat mengalami
periode mania dan lesu, diikuti oelh koma. Penyebab utama kematian adalah gangguan
pernapasan.

B. Rumusan Masalah
     1. Definisi sebenarnya dari rabies itu sendiri ?
     2. Bagaimanakah penularan dan gejala-gejala dari rabies ?
     3. Bagaimana cara pengobatan dan penanganan rabies ?
     4. Berapa macam jenis vaksin rabies ?


C. Tujuan

     Tujuan dari penulisan dari makalah ini, antara lain

     1. Sebagai pengetahuan bagi para pembaca mengenai rabies
     2. Memberikan informasi cara pengobatan dan penanganan rabies




                                              BAB II

                                         PEMBAHASAN




A.    Definisi Rabies

        Kata rabies berasal dari bahasa Sansekerta kuno, yaitu rabhas yang artinya melakukan
kekerasan/kejahatan. Dalam bahasa Yunani, rabies disebut lyssa atau lytaa yang artinya kegilaan.
Rhadovirus merupakan virus yang mempunyai bentuk seperti batang. Rabies merupakan infeksi
akut dari susunan saraf pusat yang berakibat fatal. Virus ditularkan ke manusia melalui gigitan
dan kadang melalui jilatan        (air liur) hewan yang terinfeksi rabies. Hewan yang dapat
menularkan penyakit rabies, antara lain anjing, kera, kucing dan kelelawar.




                                                                                              2
Klasifikasi
Ordo            : Mononegavirales
Famili          : Rhabdoviridae
Genom           : Lyssavirus
Spesies         : Rhabdovirus (Virus Rabies)

          Rabies pertama kali ditemukan pada tahun 2000 SM, yaitu ketiak Ariestoteles
menemukan bahwa anjing dapat menularkan infeksi kepada anjing yang lain melalui gigitan.
Lalu pada tahun 1885, ketika seorang anak laki-laki 9 tahun digigit oleh anjing yang terinveksi
virus rabies, Louis Pasteur mengobatinya dengan vaksin dari medulla spinalis anjing tersebut.
Hal ini menjadikannya orang pertama yang mendapatkan imunitas, karena anak tersebut tidak
menderita rabies.

          Virus rabies atau Rhabdovirus merupakan salah satu virus yang mempunyai sifat
morfologik dan biokimiawi yang lazim dengan virus somatic vesikuler sapi dan beberapa virus
hewan, tanaman, dan serangga. Virus rabies dan virus lainnya terdiri dari dua komponen dasar,
yaitu sebuah inti dari asam nukleat yang disebut genom dan yang mengelilingi protein disebut
protein.




                                    Gambar : struktur virus




                                                                                             3
Rhabdovirus merupakan partikel berbentuk batang atau peluru berdiameter 75 nm x
panjang 180 nm. Partikel dikelilingi oleh selubung selaput dengan duri yang menonjol yang
panjangnya 10 nm, dan terdiri dari glikoprotein tunggal. Genom beruntai tunggal, RNA
negative-sense (12 kb; BM 4,6 x 106) yang berbentuk linear dan tidak bersegmen. Sebuah virus
rabies yang lengkap diluar inang (virion) mengandung polimerase RNA. Komposisi dari virus
rabies ini adalah RNA sebanyak 4%, protein sebanyak 67%, lipid sebanyak 26%, dan
karbohidrat sebanyak 3%. Rhabdovirus melakukan replikasi dalam sitoplasma dan virion
bertunas dari selaput plasma. Karakter yang menonjol dari Rhabdovirus ini merupakan virus
yang bersusun luas dengan rentang inang yang lebar. Virus ini merupakan jenis virus uang
mematikan. Kapsid melindungi genom dan juga memberikan bentuk pada virus.


Siklus Hidup
       Virus rabies ini akan melekat atau menempel pada dinding sel inang. Virus rabies
melekat pada sel melalui duri glikoproteinnya. Reseptor asetilkolin nikotinat dapat bertindak
dapat bertindak sebagai reseptor seluler untuk virus rabies. Kemudian secara endositosis virus
dimasukkan ke dalam sel inang. Pada tahap penetrasi, virus telah masuk ke dalam sel inang dan
melakukan penyatuan diri dengan sel inang yang ia tempati. Lalu terjadilah transkripsi dan
translasi. Genom RNA unttai tunggal direkam oleh polymerase RNA terkait, virion menjadi lima
spesies mRNA. Genom ini merupakan cetakan untuk perantara replikatif yang menimbulkan
pembentukan RNA keturuanan. RNA genomic berhubungan dengan transcriptase virus,
fosfoprotein, dan nucleoprotein. Setelah enkapsidase, pertikel berbentuk peluru mendapatkan
selubung melalui pertunasan yang melewati selaput plasma. Protein matriks virus membentuk
lapisan pada sisi dalam selubung, sementara glikoprotein virus berada pada selaput luar dan
membentuk duri. Setelah bagian-bagian sel lengkap, sel virus tadi menyatukan diri kembali dan
membentuk virus yang baru. Setelah itu, virus keluar dari sel inang dan menginfeksi sel inang
yang lainnya. Keseluruhan proses dalam siklus hidup virus rabies ini terjadi dalam sitoplasma.
Virus rabies membelah diri dalam otot atau jaringan ikat pada tempat inokulasi dan kemudian
memasuki saraf tepi pada sambungan neuromuskuler dan menyebar sampai ke susunan saraf
pusat. Virus membelah diri disini dan kemudian menyebar melalui saraf tepi ke kelenjar ludah
dan jaringan lain.



                                                                                            4
B.     Penularan dan Gejala Rabies


Penularan


         Masa inkubasi pada anjing dan kucing kurang lebih dua minggu (10 hari sampai 8
minggu). Pada manusia 2 sampai 3 minggu, yang paling lama satu tahun tergantung pada jumlah
virus yang masuk melalui luka gigitan, dalam atau tidaknya luka, luka tunggal atau banyak, dan
dekat atau tidaknya luka dengan susunan saraf pusat. Virus ditularkan terutama melalui luka
gigitan, oleh karena itu bangsa carnivore adalah hewana yang paling utama (efektif) sebagai
penyebar rabies antara hewan atau manusia. Pada hewan percobaan virus masih dapat ditemukan
di tempat suntikan selama 14 hari. Virus menuju ke susunan saraf pusat melalui saraf perifer
dengan kecepatan 3 mm/jam, kemudian virus berkembang biak di sel-sel saraf.


Gejala


         Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi, tetapi masa
inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dara satu tahun. Masa inkubasi yang biasa pada
anjing berkisar antara 2 minggu sampai 8 minggu, tetapi dapat pendek sampai 10 hari. Secara
klinik, penyakit pada anjing dapat dibagi dalam 3 fase, yaitu :
     1. Fase prodormal
     Ditandai oleh demam dan suatu perubahan tempramen binatang yang tiba-tiba, binatang
     yang tadinya penurut dapat menjadi galak dan mudah terangsang, sedangkan binatang yang
     agresif muengkin menjadi penurut.
     2. Fase eksitatif
     Fase ini berlangsung selama 3-7 hari, pada fase ini anjing menunjukkan gejala-gejala mudah
     tersinggung, tidak tenang, gelisah, dan respon yang berlebihan terhadap rangsangan. Pada
     tahap ini binatang tersebut paling berbahaya karena kecenderungannya untuk menggigit.
     Binatang tersebut mengalami kesulitan untuk menelan dan menderita serangan kerjang-
     kejang.




                                                                                             5
3. Fase paralitik
     Hewan yang terserang virus rabies mengalami kelumpuhan pada seluruh tubuh, koma, dan
     kematian. Kadang-kadang binatang tersebut memasuki stadium paralitik tanpa stadium
     eksitatif.


         Masa inkubasi pada manusia biasanya bervariasi antara 2-16 minggu atau lebih, tetapi
dalam banyak kasus hanya 2-3 minggu. Gambaran klinik data terjadi dalam 4 fase, antara lain :
     1.Fase prodormal, fase ini berlangsung selama 2 hari. Penderita memperlihatkan gejala-
         gejala seperti kelesuan, tidak ada nafsu makan, sakit kepala, muntah, sakit tenggorokan
         dan demam.
     2.Fase sensoris, biasanya penderita mengalami perasaan abnormal disekitar tempat masuknya
         infeksi. Penderita memperlihatkan ketakutan yang bertambah.
     3.Fase perangsangan, umumnya terlihat aktivitas simpatetikyang berlebihan, termasuk air
         mata, dilatasi pupil, salivasi dan prespirasi yang berlebihan.
     4.Fase paraltik, jika penderita ingin menelan, didahului kejang otot-otot tenggorokan.
         Seorang penderita akan membiarkan saliva meleleh dari mulutnya untuk menghindari
         menelan dan kejang otot tenggorokan, serta pita suara yang dapat menyebabkan rasa sakit
         luar biasa. Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses
         menelan dan pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan mencoba untuk minum air bisa
         menyebabkan kekejangan ini. Oleh Karena itu, penderita rabies tidak dapat minum, dan
         sering disebut dengan hidrofobia (takut air). Fase ini diikuti oleh serangan kejang atau
         koma dan kematian, biasanya 3-5 hari setelah timbulnya penyakit. Gejala kelumpuhan
         progresif dapat ditimbulkan sebelum kematian.


C.     Pengobatan dan Penanganan rabies
         Jika segera dilakukan tindakan pencegahana yang tepat, maka seseorang yang digigit
hewean yang menderita rabies kemungkinan tidak akan menderita rabies. Orang yang digigit
kelinci dah hewan pengerat tidak memerlukan lebih lanjut, karena hewan-hewan tersebut jarang
terinfeksi rabies, tetapi bila digigit binatang buas (rakun, rubah, kelelawar) diperlukan
pengobatan lebih lanjut, karena hewan tersebut lebih sering terkena rabies.



                                                                                                6
Tindakan penccegahan yang paling penting adalah penanganan luka gigitan sesegera
mungkin. Daerah yang digigit dibersihkan dengan sabun, jika luka telah bersihkan, kepada
penderita yang belum pernah mendapatkan imunisasi dengan vaksin rabies diberikan suntikan
imunoglibulin rabies. Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies
pada saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14 dan 28. Nyeri dan pembengkakandi
tempat suntikan biasanya bersifat ringan. Jarang terjadi alergi yang serius, kurang dari 1% yang
mengalami demam setelah menjalani vaksinasi.


Pemeriksaan laboratorium
       Penyakit ini    sering berjalan dengan capat dan dalam 10 hari dapat menyebabkan
kematian sejak timbulnya gejala, sehingga pemeriksaan serologis kadang-kadang belum sempat
dilakukan, walaupun secara klinis cukup jelas. Pada kasus dengan perjalanan yang agak lama,
misalnya gejala paralis yang dominan dan mengaburkan diagnosis, maka pemeriksaan
laboratorium sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.
       Virus rabies dapat diisolasi dari air liur, cairan serebrospinal, dan urin penderita.
Walaupun begitu, isolasi virus kadang-kadang tidak berhasil didapatkan dari jaringan otak dan
bahan tersebut setelah 1-4 hari sakit. Hal ini berhubungan dengan adanya neutralizing antibodies.
Pemeriksaan Flourescent Antibodies Test (FTA) dapat menunjukkan antigen virus di otak,
sedimen cairan serebrospinal, urin, kulit dan hapusan kornea, bahkan setelah tekhnik isolasi tidak
berhasil.


Penanganan luka gigitan heewan menular rabies
       Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies harus ditangani dengan cepat dan sesegera
mungkin. Untuk mengurangi/mematikan virus rabies yang masuk pada luka gigitan, usaha yang
paling efektif adalah mencuci gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau
detergent. Kemudian diberi antiseptic (alcohol 70%, betadine, dan lain-lain). Luka gigitan tidak
dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi. Bila memang perlu sesekali untuk dijahit
(jahitannya jahitan situasi), maka diberi Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan dosis, yang
disuntikkan dengan infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikkan secara
intra muscular. Disamping itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian serum/vaksin
antitetanus, antibiotic untuk mencegah infeksi dan pemberian analgetik.

                                                                                                7
Pemberian vaksin dan serum anti rabies
       Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) disertai Serum Anti Rabies (SAR) harus
didasarkan pada tindakan tajam dengan memperitmbangkan :
   a. Anamnesis
       -   Kontak/jilatan/gigitan
       -   Kejadian di daerah tertular/terancam/bebas
       -   Didahului tindakan provokatif atau tidak
       -   Hewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies
       -   Hewan yang menggigit hilang, lari dan tidak dapat ditangkap atau dibunuh dan dibuat
       -   Hewan yang mengigit mati, tapi masih diragukan menderita rabies
       -   Penderita luka gigitan pernah di VAR/tidak
       -   Hewan yang menggigit pernah di VAR/tidak
   b. Pemeriksaan fisik
       -   Identifikasi luka gigitan


       Bila ada indikasi pengobatan Pasteur, maka terhadap luka resiko rendah diberi VAR saja,
yang termasuk luka berbahaya adapah jilatan/luka pada mukosa,luka diatas daerah bahu (muka,
kepala, leher), luka pada jari tangan/kaki, genetalia, luka yang lebar/dalam dan luka yang banyak
(multiple). Untuk kontak (dengan air liur atau saliva hewan rabies atau penderita rabies), tetapi
tidak ada luka, kontak tak langsung, tidak ada kontak, maka tidak perlu diberi pengobatan VAR
maupun SAR. Sedangkan, kontak air liur pada kulit yang tidak berbahaya, maka diberikan VAR
atau diberikan kombinasi VAR dan SAR apabila kontak dengan air liur pada luka berbahaya.
Cara pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) :
   1.Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV)
       a. Cara pemberian sesudah digigit : disuntikkan secara intra muscular di daerah
           deltoideus (di daerah paha)
       b. Cara pemberian VAR bersamaan dengan SAR sesudah digigit : disuntikkan secara
           intramuscular di daerah deltoideus.
   2.Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV)
       a. Cara pemberian sesudah digigit : untuk vaksinasi dasar disuntikkan secara intra cutan
           dibagian fleksor lengan bawah.

                                                                                               8
b. Cara pemberian bersamaan dengan SAR sesudah digigit : disuntikkan secara intra
           cutan dibagian fleksor lengah bawah


Cara pemberian Serum Anti Rabies (SAR) :
   1.Serum hetorolog
       -   Cara pemberian : disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin,
           sisanya disuntikkan intramuscular.
   2.Serum momolog
       -   Cara pemberian : disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin,
           sisanya disuntikkan dengan im


Cara pemberian VAR untuk pengebalan sebelum digigt
   1.PVRV
       -   Disuntikkan secara im di daerah deltoideus
       -   Disuntikkan secara intra cutan (dibagian fleskor lengan bawah)
   2.SMBV
       -   Disuntikkan secara intra cutan (dibagian fleskor lengan bawah)


Perawatan rabies pada manusia :
   1.Penderita dirujuk ke rumah sakit
   2.Sebelum dirujuk ke rumah sakit, penderita diinfus dengna cairan ringer laktat
   3.Di rumah sakit, penderita dirawat di ruang perawatan dan diisolasi
   4.Tindakan medik dan pemberian obat-obatan dan supportif termasuk anti biotic bila
       diperlukan
   5.Untuk menghindari adanya kemungkinan penularan dari penderita, maka pada waktu
       menangani kasus rabies pada manusia, hendaknya dokter dan paramedic memakai sarung
       tangan, kaca mata , dan masker, serta dilakukan fiksasi penderita pada tempat tidurnya.




                                                                                                 9
Daftar Pustaka


Departeman Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pengelolaan Vaksin. Ditjen Yanfar dan Alkes,
     Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2000. Petunjuk Perencanaan dan Penatalaksaan Kasus Gigitan
     Hewan Tersangka Rabies di Indoneis. Direktorat Jendral PPM & PL, Jakarta
Hiswani, Drh Mkes. 2003. Artikel : Pencegahan dan Pemberantasan Rabies. Fakultas Kesehatan
     Masyarakat Universitas Sumatera Utara. From : http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-
     hiswani10.pdf. diakses pada tanggal 22 November 2012
Wijaya,    septiana.   2008.     Artikel   :   Rhadovirus    (Virus    Rabies).    From     :
     http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/septiana-wijaya-078114146.pdf. diakses pada
     tanggal 22 November 2012.




                                                                                          10

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakkhoirilliana12
 
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...Tata Naipospos
 
Penyakit malaria
Penyakit malariaPenyakit malaria
Penyakit malariaAchmad Nur
 
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhan
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhanVirus parasit manusia-hewan-tumbuhan
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhanmachdaniar
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularBernike Zega
 
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariarobin2dompas
 
Peranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang MerugikanPeranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang Merugikanirestya
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanVirus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanIyens Syeikhbu
 
Virus yang Merugikan Manusia
Virus yang Merugikan ManusiaVirus yang Merugikan Manusia
Virus yang Merugikan ManusiaTeuku Ichsan
 

Mais procurados (20)

Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada TernakPenyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
 
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
 
Penyakit malaria
Penyakit malariaPenyakit malaria
Penyakit malaria
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Peranan virus dalam kehidupan 2
Peranan virus dalam kehidupan 2Peranan virus dalam kehidupan 2
Peranan virus dalam kehidupan 2
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhan
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhanVirus parasit manusia-hewan-tumbuhan
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhan
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
 
Rabies veteriner
Rabies veterinerRabies veteriner
Rabies veteriner
 
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malaria
 
Malaria
Malaria Malaria
Malaria
 
Peranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang MerugikanPeranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang Merugikan
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanVirus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
 
Virus yang Merugikan Manusia
Virus yang Merugikan ManusiaVirus yang Merugikan Manusia
Virus yang Merugikan Manusia
 

Destaque

Tata laksana kejang demam pada anak
Tata laksana kejang demam pada anakTata laksana kejang demam pada anak
Tata laksana kejang demam pada anakCharlie Windri
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalKampus-Sakinah
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Kb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederaKb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederapjj_kemenkes
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 

Destaque (15)

Tata laksana kejang demam pada anak
Tata laksana kejang demam pada anakTata laksana kejang demam pada anak
Tata laksana kejang demam pada anak
 
Lembar balkik demam kejang1
Lembar balkik demam kejang1Lembar balkik demam kejang1
Lembar balkik demam kejang1
 
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ularPenanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
 
199828647 leaflet-kejang-demam
199828647 leaflet-kejang-demam199828647 leaflet-kejang-demam
199828647 leaflet-kejang-demam
 
Teknik perawatan luka
Teknik perawatan lukaTeknik perawatan luka
Teknik perawatan luka
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Penatalaksanaan Luka
Penatalaksanaan LukaPenatalaksanaan Luka
Penatalaksanaan Luka
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Kb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederaKb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cedera
 
Management Luka
Management LukaManagement Luka
Management Luka
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
LUKA
LUKALUKA
LUKA
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Rabies ppt
Rabies pptRabies ppt
Rabies ppt
 

Semelhante a RABIES

Semelhante a RABIES (20)

rabies
rabiesrabies
rabies
 
Mikrobiologi virus
Mikrobiologi  virusMikrobiologi  virus
Mikrobiologi virus
 
Presentasi mikrobiologi virus
Presentasi mikrobiologi virusPresentasi mikrobiologi virus
Presentasi mikrobiologi virus
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
IW RABIES.pdf
IW RABIES.pdfIW RABIES.pdf
IW RABIES.pdf
 
Peyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virusPeyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virus
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Lks sri
Lks sriLks sri
Lks sri
 
Lks sri
Lks sriLks sri
Lks sri
 
Bab virus kelas 1
Bab virus kelas 1Bab virus kelas 1
Bab virus kelas 1
 
VIRUS
VIRUSVIRUS
VIRUS
 
29 materi (PTT) virus.pdf
29 materi (PTT) virus.pdf29 materi (PTT) virus.pdf
29 materi (PTT) virus.pdf
 
2 1-presentasi-virus
2 1-presentasi-virus2 1-presentasi-virus
2 1-presentasi-virus
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
 
Presentasi virus 1
Presentasi virus 1Presentasi virus 1
Presentasi virus 1
 

Último

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 

Último (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 

RABIES

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep paradigma sehat di dalam pembangunan kesehatan adalah pembangunan kesehatan yang lebih memprioritaskan upaya promotif dan preventif dibandingkan dengan kuratif dan rehabilitatif. Program imunisasi merupakan salah satu upaya preventif yang telah terbukti sangan efektif menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta kecacatan pada bayi dan balita. Vaksin merupakan komponen utama dalam program imunisasi dimana ketersediannya harus terjamin sampai ke sasaran. Sesuai dengan PP 38 tahun 2007 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575 tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Depkes, antara lain menyebutkan bahwa kewenangan pemerintah pusat menyediakan obat esensial tertentu dan obat sangat esensial untuk pelayanan kesehatan dasar. Di dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) vaksin ada dibagian sistem imun, ada 8 jenis vaksin, yakni vaksin B.C.G, vaksin campak, vaksin hepatitis B rekombinan, vaksin jerap difteri tetanus (DT), vaksin jerap difteri tetanus pertusis (DPTHB), vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid), vaksin polio, vaksin rabies untuk manusia. Rabies (penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut pada susuanan saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan ,seperti anjing, kera, dan kucing. Penyakit ini apabila sudah menunjukkan gejala klinis pada hewan dan manusia selalu diakhiri dengan kematian, sehingga menimbulkan rasa cemas dan takut pada orang-orang yang terkena gigitan dan kekhawatiran serta keresahan masyarakat pada umumnya. Pada hewan yang menderita penyakit ini biasanya ditemukan virus dengan konsentrasi tinggi pada air ludahnya, oleh karena itu penularan umumnya melalui suatu luka gigitan. Infeksi rabies pada hewan ditandai dengan mencari tempat yang dingin diikuti dengan sikap curiga dna menyerang apa saja yang ada disekitarnya, hipersalivasi, paralisa dan mati.Virus rabies bergerak ke otak melalui saraf perifer, masa inkubasi penyakit ini tergantung pada seberapa jauh jarak perjalanan virus untuk mencapai susunan saraf pusat (SSP). Setelah mencapai sistem saraf pusat, orang yang terineksi rabies akan mulai menunjukkan gejala yang dikenal sebagai fase prodromal. Tahap awal gejala rabies adalah malaise (lelah/lesu), sakit kepala, demam, kemudian berkembang menjadi lebih serius, termasuk nyeri akut, gerakan dan sikap yang tidak terkendali, 1
  • 2. depresi dan ketidakmampuan untuk minum air (hydrophobia). Akhirnya dapat mengalami periode mania dan lesu, diikuti oelh koma. Penyebab utama kematian adalah gangguan pernapasan. B. Rumusan Masalah 1. Definisi sebenarnya dari rabies itu sendiri ? 2. Bagaimanakah penularan dan gejala-gejala dari rabies ? 3. Bagaimana cara pengobatan dan penanganan rabies ? 4. Berapa macam jenis vaksin rabies ? C. Tujuan Tujuan dari penulisan dari makalah ini, antara lain 1. Sebagai pengetahuan bagi para pembaca mengenai rabies 2. Memberikan informasi cara pengobatan dan penanganan rabies BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Rabies Kata rabies berasal dari bahasa Sansekerta kuno, yaitu rabhas yang artinya melakukan kekerasan/kejahatan. Dalam bahasa Yunani, rabies disebut lyssa atau lytaa yang artinya kegilaan. Rhadovirus merupakan virus yang mempunyai bentuk seperti batang. Rabies merupakan infeksi akut dari susunan saraf pusat yang berakibat fatal. Virus ditularkan ke manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan (air liur) hewan yang terinfeksi rabies. Hewan yang dapat menularkan penyakit rabies, antara lain anjing, kera, kucing dan kelelawar. 2
  • 3. Klasifikasi Ordo : Mononegavirales Famili : Rhabdoviridae Genom : Lyssavirus Spesies : Rhabdovirus (Virus Rabies) Rabies pertama kali ditemukan pada tahun 2000 SM, yaitu ketiak Ariestoteles menemukan bahwa anjing dapat menularkan infeksi kepada anjing yang lain melalui gigitan. Lalu pada tahun 1885, ketika seorang anak laki-laki 9 tahun digigit oleh anjing yang terinveksi virus rabies, Louis Pasteur mengobatinya dengan vaksin dari medulla spinalis anjing tersebut. Hal ini menjadikannya orang pertama yang mendapatkan imunitas, karena anak tersebut tidak menderita rabies. Virus rabies atau Rhabdovirus merupakan salah satu virus yang mempunyai sifat morfologik dan biokimiawi yang lazim dengan virus somatic vesikuler sapi dan beberapa virus hewan, tanaman, dan serangga. Virus rabies dan virus lainnya terdiri dari dua komponen dasar, yaitu sebuah inti dari asam nukleat yang disebut genom dan yang mengelilingi protein disebut protein. Gambar : struktur virus 3
  • 4. Rhabdovirus merupakan partikel berbentuk batang atau peluru berdiameter 75 nm x panjang 180 nm. Partikel dikelilingi oleh selubung selaput dengan duri yang menonjol yang panjangnya 10 nm, dan terdiri dari glikoprotein tunggal. Genom beruntai tunggal, RNA negative-sense (12 kb; BM 4,6 x 106) yang berbentuk linear dan tidak bersegmen. Sebuah virus rabies yang lengkap diluar inang (virion) mengandung polimerase RNA. Komposisi dari virus rabies ini adalah RNA sebanyak 4%, protein sebanyak 67%, lipid sebanyak 26%, dan karbohidrat sebanyak 3%. Rhabdovirus melakukan replikasi dalam sitoplasma dan virion bertunas dari selaput plasma. Karakter yang menonjol dari Rhabdovirus ini merupakan virus yang bersusun luas dengan rentang inang yang lebar. Virus ini merupakan jenis virus uang mematikan. Kapsid melindungi genom dan juga memberikan bentuk pada virus. Siklus Hidup Virus rabies ini akan melekat atau menempel pada dinding sel inang. Virus rabies melekat pada sel melalui duri glikoproteinnya. Reseptor asetilkolin nikotinat dapat bertindak dapat bertindak sebagai reseptor seluler untuk virus rabies. Kemudian secara endositosis virus dimasukkan ke dalam sel inang. Pada tahap penetrasi, virus telah masuk ke dalam sel inang dan melakukan penyatuan diri dengan sel inang yang ia tempati. Lalu terjadilah transkripsi dan translasi. Genom RNA unttai tunggal direkam oleh polymerase RNA terkait, virion menjadi lima spesies mRNA. Genom ini merupakan cetakan untuk perantara replikatif yang menimbulkan pembentukan RNA keturuanan. RNA genomic berhubungan dengan transcriptase virus, fosfoprotein, dan nucleoprotein. Setelah enkapsidase, pertikel berbentuk peluru mendapatkan selubung melalui pertunasan yang melewati selaput plasma. Protein matriks virus membentuk lapisan pada sisi dalam selubung, sementara glikoprotein virus berada pada selaput luar dan membentuk duri. Setelah bagian-bagian sel lengkap, sel virus tadi menyatukan diri kembali dan membentuk virus yang baru. Setelah itu, virus keluar dari sel inang dan menginfeksi sel inang yang lainnya. Keseluruhan proses dalam siklus hidup virus rabies ini terjadi dalam sitoplasma. Virus rabies membelah diri dalam otot atau jaringan ikat pada tempat inokulasi dan kemudian memasuki saraf tepi pada sambungan neuromuskuler dan menyebar sampai ke susunan saraf pusat. Virus membelah diri disini dan kemudian menyebar melalui saraf tepi ke kelenjar ludah dan jaringan lain. 4
  • 5. B. Penularan dan Gejala Rabies Penularan Masa inkubasi pada anjing dan kucing kurang lebih dua minggu (10 hari sampai 8 minggu). Pada manusia 2 sampai 3 minggu, yang paling lama satu tahun tergantung pada jumlah virus yang masuk melalui luka gigitan, dalam atau tidaknya luka, luka tunggal atau banyak, dan dekat atau tidaknya luka dengan susunan saraf pusat. Virus ditularkan terutama melalui luka gigitan, oleh karena itu bangsa carnivore adalah hewana yang paling utama (efektif) sebagai penyebar rabies antara hewan atau manusia. Pada hewan percobaan virus masih dapat ditemukan di tempat suntikan selama 14 hari. Virus menuju ke susunan saraf pusat melalui saraf perifer dengan kecepatan 3 mm/jam, kemudian virus berkembang biak di sel-sel saraf. Gejala Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dara satu tahun. Masa inkubasi yang biasa pada anjing berkisar antara 2 minggu sampai 8 minggu, tetapi dapat pendek sampai 10 hari. Secara klinik, penyakit pada anjing dapat dibagi dalam 3 fase, yaitu : 1. Fase prodormal Ditandai oleh demam dan suatu perubahan tempramen binatang yang tiba-tiba, binatang yang tadinya penurut dapat menjadi galak dan mudah terangsang, sedangkan binatang yang agresif muengkin menjadi penurut. 2. Fase eksitatif Fase ini berlangsung selama 3-7 hari, pada fase ini anjing menunjukkan gejala-gejala mudah tersinggung, tidak tenang, gelisah, dan respon yang berlebihan terhadap rangsangan. Pada tahap ini binatang tersebut paling berbahaya karena kecenderungannya untuk menggigit. Binatang tersebut mengalami kesulitan untuk menelan dan menderita serangan kerjang- kejang. 5
  • 6. 3. Fase paralitik Hewan yang terserang virus rabies mengalami kelumpuhan pada seluruh tubuh, koma, dan kematian. Kadang-kadang binatang tersebut memasuki stadium paralitik tanpa stadium eksitatif. Masa inkubasi pada manusia biasanya bervariasi antara 2-16 minggu atau lebih, tetapi dalam banyak kasus hanya 2-3 minggu. Gambaran klinik data terjadi dalam 4 fase, antara lain : 1.Fase prodormal, fase ini berlangsung selama 2 hari. Penderita memperlihatkan gejala- gejala seperti kelesuan, tidak ada nafsu makan, sakit kepala, muntah, sakit tenggorokan dan demam. 2.Fase sensoris, biasanya penderita mengalami perasaan abnormal disekitar tempat masuknya infeksi. Penderita memperlihatkan ketakutan yang bertambah. 3.Fase perangsangan, umumnya terlihat aktivitas simpatetikyang berlebihan, termasuk air mata, dilatasi pupil, salivasi dan prespirasi yang berlebihan. 4.Fase paraltik, jika penderita ingin menelan, didahului kejang otot-otot tenggorokan. Seorang penderita akan membiarkan saliva meleleh dari mulutnya untuk menghindari menelan dan kejang otot tenggorokan, serta pita suara yang dapat menyebabkan rasa sakit luar biasa. Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan mencoba untuk minum air bisa menyebabkan kekejangan ini. Oleh Karena itu, penderita rabies tidak dapat minum, dan sering disebut dengan hidrofobia (takut air). Fase ini diikuti oleh serangan kejang atau koma dan kematian, biasanya 3-5 hari setelah timbulnya penyakit. Gejala kelumpuhan progresif dapat ditimbulkan sebelum kematian. C. Pengobatan dan Penanganan rabies Jika segera dilakukan tindakan pencegahana yang tepat, maka seseorang yang digigit hewean yang menderita rabies kemungkinan tidak akan menderita rabies. Orang yang digigit kelinci dah hewan pengerat tidak memerlukan lebih lanjut, karena hewan-hewan tersebut jarang terinfeksi rabies, tetapi bila digigit binatang buas (rakun, rubah, kelelawar) diperlukan pengobatan lebih lanjut, karena hewan tersebut lebih sering terkena rabies. 6
  • 7. Tindakan penccegahan yang paling penting adalah penanganan luka gigitan sesegera mungkin. Daerah yang digigit dibersihkan dengan sabun, jika luka telah bersihkan, kepada penderita yang belum pernah mendapatkan imunisasi dengan vaksin rabies diberikan suntikan imunoglibulin rabies. Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies pada saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14 dan 28. Nyeri dan pembengkakandi tempat suntikan biasanya bersifat ringan. Jarang terjadi alergi yang serius, kurang dari 1% yang mengalami demam setelah menjalani vaksinasi. Pemeriksaan laboratorium Penyakit ini sering berjalan dengan capat dan dalam 10 hari dapat menyebabkan kematian sejak timbulnya gejala, sehingga pemeriksaan serologis kadang-kadang belum sempat dilakukan, walaupun secara klinis cukup jelas. Pada kasus dengan perjalanan yang agak lama, misalnya gejala paralis yang dominan dan mengaburkan diagnosis, maka pemeriksaan laboratorium sangat membantu dalam menegakkan diagnosis. Virus rabies dapat diisolasi dari air liur, cairan serebrospinal, dan urin penderita. Walaupun begitu, isolasi virus kadang-kadang tidak berhasil didapatkan dari jaringan otak dan bahan tersebut setelah 1-4 hari sakit. Hal ini berhubungan dengan adanya neutralizing antibodies. Pemeriksaan Flourescent Antibodies Test (FTA) dapat menunjukkan antigen virus di otak, sedimen cairan serebrospinal, urin, kulit dan hapusan kornea, bahkan setelah tekhnik isolasi tidak berhasil. Penanganan luka gigitan heewan menular rabies Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies harus ditangani dengan cepat dan sesegera mungkin. Untuk mengurangi/mematikan virus rabies yang masuk pada luka gigitan, usaha yang paling efektif adalah mencuci gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau detergent. Kemudian diberi antiseptic (alcohol 70%, betadine, dan lain-lain). Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi. Bila memang perlu sesekali untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka diberi Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan dosis, yang disuntikkan dengan infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikkan secara intra muscular. Disamping itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian serum/vaksin antitetanus, antibiotic untuk mencegah infeksi dan pemberian analgetik. 7
  • 8. Pemberian vaksin dan serum anti rabies Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) disertai Serum Anti Rabies (SAR) harus didasarkan pada tindakan tajam dengan memperitmbangkan : a. Anamnesis - Kontak/jilatan/gigitan - Kejadian di daerah tertular/terancam/bebas - Didahului tindakan provokatif atau tidak - Hewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies - Hewan yang menggigit hilang, lari dan tidak dapat ditangkap atau dibunuh dan dibuat - Hewan yang mengigit mati, tapi masih diragukan menderita rabies - Penderita luka gigitan pernah di VAR/tidak - Hewan yang menggigit pernah di VAR/tidak b. Pemeriksaan fisik - Identifikasi luka gigitan Bila ada indikasi pengobatan Pasteur, maka terhadap luka resiko rendah diberi VAR saja, yang termasuk luka berbahaya adapah jilatan/luka pada mukosa,luka diatas daerah bahu (muka, kepala, leher), luka pada jari tangan/kaki, genetalia, luka yang lebar/dalam dan luka yang banyak (multiple). Untuk kontak (dengan air liur atau saliva hewan rabies atau penderita rabies), tetapi tidak ada luka, kontak tak langsung, tidak ada kontak, maka tidak perlu diberi pengobatan VAR maupun SAR. Sedangkan, kontak air liur pada kulit yang tidak berbahaya, maka diberikan VAR atau diberikan kombinasi VAR dan SAR apabila kontak dengan air liur pada luka berbahaya. Cara pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) : 1.Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV) a. Cara pemberian sesudah digigit : disuntikkan secara intra muscular di daerah deltoideus (di daerah paha) b. Cara pemberian VAR bersamaan dengan SAR sesudah digigit : disuntikkan secara intramuscular di daerah deltoideus. 2.Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV) a. Cara pemberian sesudah digigit : untuk vaksinasi dasar disuntikkan secara intra cutan dibagian fleksor lengan bawah. 8
  • 9. b. Cara pemberian bersamaan dengan SAR sesudah digigit : disuntikkan secara intra cutan dibagian fleksor lengah bawah Cara pemberian Serum Anti Rabies (SAR) : 1.Serum hetorolog - Cara pemberian : disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intramuscular. 2.Serum momolog - Cara pemberian : disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan dengan im Cara pemberian VAR untuk pengebalan sebelum digigt 1.PVRV - Disuntikkan secara im di daerah deltoideus - Disuntikkan secara intra cutan (dibagian fleskor lengan bawah) 2.SMBV - Disuntikkan secara intra cutan (dibagian fleskor lengan bawah) Perawatan rabies pada manusia : 1.Penderita dirujuk ke rumah sakit 2.Sebelum dirujuk ke rumah sakit, penderita diinfus dengna cairan ringer laktat 3.Di rumah sakit, penderita dirawat di ruang perawatan dan diisolasi 4.Tindakan medik dan pemberian obat-obatan dan supportif termasuk anti biotic bila diperlukan 5.Untuk menghindari adanya kemungkinan penularan dari penderita, maka pada waktu menangani kasus rabies pada manusia, hendaknya dokter dan paramedic memakai sarung tangan, kaca mata , dan masker, serta dilakukan fiksasi penderita pada tempat tidurnya. 9
  • 10. Daftar Pustaka Departeman Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pengelolaan Vaksin. Ditjen Yanfar dan Alkes, Jakarta Departemen Kesehatan RI. 2000. Petunjuk Perencanaan dan Penatalaksaan Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies di Indoneis. Direktorat Jendral PPM & PL, Jakarta Hiswani, Drh Mkes. 2003. Artikel : Pencegahan dan Pemberantasan Rabies. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. From : http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm- hiswani10.pdf. diakses pada tanggal 22 November 2012 Wijaya, septiana. 2008. Artikel : Rhadovirus (Virus Rabies). From : http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/septiana-wijaya-078114146.pdf. diakses pada tanggal 22 November 2012. 10