SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 43
ELIMINASI ALVI
Sistem Tubuh Yang Berperan

   Usus Halus :
    Duodenum, Jejunum, Ileum
   Usus Besar : Sekum, Kolon
    (Asenden,transversal,desenden
    sigmoid ) dan Rektum
PROSES DEFEKASI
 Defekasi adalah proses pembuangan
  atau pengeluaran sisa metabolisme
  berupa feses dan flatus yang berasal
  dari saluran pencernaan melalui anus
 Dalam proses defekasi        terjadi   dua
 macam refleks :
 1. Refleks defekasi intrinsik
 2. Refleks defekasi parasimpatis
Refleks Defekasi intrinsik
            Didahului dengan transpor feces ke dalam rektum

    Rektum yang penuh mengakibatkan ketegangan (Distensi rektum)

      Terjadi rangsangan refleks defekasi pada pleksus mesentrikus

          Impuls di transmisikan ke medula spinalis pars sakralis

Otot usus lain berkontraksi, terjadi peristaltik di kolon asendens, sigmoid,
                                dan rektum

                      Feses akan terdorong ke anus

Sfingter internal melemas, tetapi sfingter eksternal (m. levator) relaksasi
     secara volunter, dan tekanan dihasilkan oleh otot-otot abdomen
Refleks Defekasi parasimpatis
                          Feses masuk ke rektum

                   Terjadi rangsangan pada saraf rektum

Selanjutnya rangsangan ditransmisikan di sepanjang saraf parasimpatis aferen
                      menuju pars sakralis medula spinalis

  Pesan aferen ditransmisikan di sepanjang saraf parasimpatis eferen untuk
                              mencapai kerja otot

            Menghasilkan kombinasi refleks dan usaha volunter :
                    Terjadi relaksasi sfingter anus
                          Kontraksi otot kolon
                  Kontraksi otot perut dan diafragma
                           Dasar panggul naik
                            Terjadi defekasi
               Sfingter berkontraksi, mengeluarkan feses
Reflek Defekasi Volunter
  Kontraksi otot abdomen dan diafragma


     Tekanan intraabdomen meningkat


        Oto levator anus kontraksi


  Menggerakan feses melalui saluran anus


           Terjadi defekasi    Dipermudah dengan
                                 Fleksi otot femur
                                Posisi saat defekasi
Faktor Mempengaruhi Proses
              Defekasi
 Usia
  Pada    usia   bayi   kontrol   defekasi   belum
  berkembang, sedangkan pada usia lanjut defekasi
  menurun.
 Diet
  Makanan berserat akan mempercepat produksi
  feses, banyaknya makanan yang masuk ke dalam
  tubuh juga mempengaruhi proses defekasi
 Asupan cairan
  Asupan cairan yang kurang akan menyebabkan feses
  menjadi lebih keras, disebabkan oleh absorpsi
  cairan yang meningkat
 Aktivitas
  Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu
  proses defekasi. Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan
  feses bergerak sepanjang kolon
 Pengobatan
  Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan            diare   dan
  konstipasi, contohnya laksatif dan katartik
 Pembedahan dan Anestesi
  Anastesi umum dapat menghalangi inpuls parasimpatis, sehingga
  kadang dapat menyebabkan terhentinya aktivitas peristaltik
  untuk sementara waktu, kondisi ini dapat berlangsung selama 24-
  48 jam
 Gaya hidup
  Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil            secara
  teratur, fasilitas BAB, dan kebiasaan menahan BAB
 Kehamilan
  Umum         ditemui       pada      trimester       akhir
  kehamilan,     bertambahnya     usia   kehamilan     dapat
  menyebabkan obstruksi sehingga menghambat pengeluaran
  feses, akibatnya bumil seringkali mengalami hemoroid
  permanen karena seringnya mengedan saat defekasi
 Penyakit
  Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan
  konstipasi
 Nyeri
  Pengalaman nyeri waktu BAB seperti hemoroid, bedah
  rektum, episiotomi akan mengurangi keinginan untuk BAB
 Faktor Psikologis
  Perasaan cemas atau takut akan mempengaruhi peristaltik
  atau motilitas usus sehingga dapat menyebabkan diare
 Kerusakan sensoris dan motoris
  Kerusakan pada medula spinalis dan cedera di daerah kepala
  akan menimbulkan penurunan stimulus sensorik untuk
  defekasi
 Prosedur Diagnostik
  Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostik biasanya
  dipuasakan agar tidak BAB kecuali setelah makan
 Posisi saat defekasi
  Posisi jongkok merupakan posisi paling sesuai untuk
  defekasi, dimana posisi ini mengerahkan tekanan
  intraabdomen dan mengerutkan otot paha sehingga mudah
  untuk proses defekasi
Masalah Eliminasi Alvi

 Konstipasi
 Impaksi fekal
 Diare
 Inkontinensia alvi
 Flatulensi
 Hemorroid
Konstipasi
 Gangguan eliminasi yang diakibatkan
  adanya feses yang kering dan keras
  melalui usus besar
 Gejala: Adanya feces keras, pola
  defekasi       kurang      dari     3
  kali/mg, menurunnya bising usus, nyeri
  saat mengedan dan defekasi, adanya
  perasaan masih ada sisa feces
Etiologi
 Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan
    mengabaikan keinginan untuk defekasi
   Konsumsi diet rendah serat
   Imobilitas
   Asupan cairan yang kurang
   Penggunaan       obat:     Antasid,      anti
    parkinson, anestesi
   Proses penuaan (Lansia)
   Kondisi neurologis yg menghambat impuls
    saraf ke kolon (Cth: Cedera medula spinalis)
Fecal Impaction
Definisi
Merupakan masa feces keras di lipatan
rektum yang disebabkan oleh retensi dan
akumulasi    material    feses     yang
berkepanjangan
Etiologi
Konstipasi,     intake      cairan     yang
kurang, kurang aktivitas, diet       rendah
serat, kelemahan tonus otot
Diare
 Peningkatan     jumlah   feces dan
  peningkatan pengeluaran feces yang
  cair dan tidak terbentuk
 Gejala :Frekuensi lebih dari 3x /
  hari, Feces cair, nyeri / kram
  abdomen, bising usus meningkat
Etiologi
   Malabsorsi atau inflamasi, infeksi usus
   Intoleransi makanan
   Efek pembedahan usus, gastrektomy
   Stres psikologis
   Peningkatan peristaltik karena peningkatan
    metabolisme
Inkontinensia Alvi
Definisi
 Hilangnya kemampuan otot untuk
  mengontrol pengeluaran feses dan gas
  yang melalui sfingter anus akibat
  kerusakan    fungsi    sfingter   atau
  persarafan di daerah anus
 Gejala: Pengeluaran feces yang tidak
  di kehendaki
Etiologi
 Gg sfingter rektal akibat cedera anus, dll
 Kurangnya kontrol sfingter akibat cedera
  medula spinalis
 Melemahnya otot sfingter anus
 Kerusakan kognitif
 Menurunnya tonus otot secara umum
 Faktor lingkungan
Flatulen
Definisi
 Merupakan rasa kembung pada perut yang
  ditandai dengan flatus yang berlebihan di
  usus sehingga menyebabkan gangguan pada
  fungsi usus berupa nyeri
 Gejala: Distensi lambung dan usus,
  terdengar bunyi timpani di abdomen, rasa
  tidak nyaman pada daerah abdomen
 Etiologi: Konsumsi makanan yang banyak
  mengandung gas, efek tindakan anestesi
Hemorroid
Definisi
 Pelebaran vena di daerah anus sebagai
  akibat peningkatan tekanan di daerah
  tersebut
Etiologi
 Konstipasi kronis
 Peregangan maksimal saat defekasi
 Kehamilan
 Obesitas
ASKEP ELIMINASI ALVI


 Pengkajian Keperawatan
 Diagnosa Keperawatan
 Perencanaan Keperawatan
 Tindakan Keperawatan
 Evaluasi Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
 Pola defekasi dan keluhan selama defekasi
 Keadaan feces
  ( warna,konsistensi,bau,bentuk,)
 Faktor yang mempengaruhi eliminasi alvi
 Pemeriksaan     fisik:   Gigi,   Abdomen
  (bentuk,bising usus,nyeri tekan,adanya
  stoma,distensi), Rektum dan anus (tanda2
  inflamasi,         lesi,        perubahan
  warna, hemoroid)
 Pemeriksaan diagnostik : Specimen
  feces, anoskopi, rontgen dengan kontras
  dll
Diagnosa Keperawatan
 Gangguan eliminasi fekal : Konstipasi b.d
  Imobilitas ( penurunan peristaltik )
  Kurang privasi
  Asupan cairan kurang
  Defek stimulasi saraf, kelemahan otot
    dasar panggul, cedera medula spinalis
  Kebiasaan menggunakan laksatif
  Pola defekasi yg tidak teratur
  Diet yg tidak adequat ( Rendah serat )
  Perubahan lingkungan
 Diare b.d
  Stres psikologis
  Malabsorbsi      atau    inflamasi     akibat
     penyakit infeksi atau gastritis, ulkus dll
  Proses infeksi
     Efek samping tindakan pengobatan
     Asupan diet
 Inkontinensia alvi b.d
  Kerusakan sfingter rektum akibat
   cedera rektum
  Kurangnya kontrol pada sfingter
   akibat cedera medula spinalis
  Kerusakan kognitif
 Nyeri b.d inflamasi hemorroid
 Defisit perawatan diri b.d
   Penurunan kekuatan dan daya tahan
     tubuh
    Intoleransi aktivitas
 Resiko kerusakan integritas kulit b.d
  inkontinensia alvi
 Gangguan citra tubuh b.d Inkontinensia
  feces
Perencanaan Keperawatan
Tujuan
 Memahami arti eliminasi secara normal
 Mempertahankan asupan makanan dan
  minuman cukup
 Membantu latihan secara teratur
 Mempertahankan kebiasaan defekasi secara
  teratur
 Mempertahankan defekasi secara normal
 Mencegah gg integritas kulit
Rencana Tindakan
 Kaji perubahan faktor yg mempengaruhi
  masalah eliminasi alvi
 Kurangi faktor yg mempengaruhi terjadinya
  masalah
 Pertahankan asupan makanan dan minuman
 Bantu latihan BAB
 Bantu klien bila mau BAB
 Lakukan enema (Huknah)
Perencanaan Keperawatan
Rencana Tindakan
Konstipasi
 Kaji faktor yg berperan menyebabkan konstipasi
 Membiasakan pasien untuk BAB secara teratur
 Meningkatkan asupan cairan dengan banyak minum
 Diet yg seimbang dan makanan tinggi serat
 Mengatur posisi baik untuk BAB
 Anjurkan untuk tidak memaksakan diri dalam BAB
 Jadualkan latihan fisik yg sedang tetapi sering
Perencanaan Keperawatan
 Rencana Tindakan
 Konstipasi
  Lakukan latihan rentang gerak sendi
   pada klien yg terbaring di tempat tidur
  Berikan privasi yg nyaman saat
   defekasi
  Anjurkan klien untuk mencoba defekasi
   sekitar satu jam setelah makan
  Lakukan latihan rentang gerak sendi
   pada klien yg terbaring di tempat tidur
  Lakukan enema (Huknah)
Perencanaan Keperawatan
Rencana Tindakan
Diare
 Kaji faktor penyebab diare
 Tindakan suportif untuk mempertahankan cairan
    dan elektrolit
   Mengobservasi manifestasi sistemik,seperti
    demam,leukositosis,defisit volume cairan
   Kolaborasi dalam pemberian therapi
   Berikan nutrisi yang adequat
   Pertahankan integritas kulit dan perineum
Perencanaan Keperawatan
Rencana Tindakan
Inkontinensia Alvi
 Kaji faktor yg berperan menyebabkan inkontinensia alvi
 Kaji status neurologis dan kemampuan fungsional individu
 Ajarkan berbagai teknik untuk mempermudah defekasi: push up
    duduk, masage abdomen, latihan panggul di lantai
   Berikan latihan BAB dan anjurkan pasien untuk selalu berusaha
    latihan
   Pada waktu ttt, tiap 2-3 jam letakan pispot di bawah pasien
   Kalau inkontinensia hebat, diperlukan adanya pakaian dalam yg
    lembab
   Perawatan inkontinensia alvi; Mempertahankan integritas kulit
Tindakan Keperawatan

   Menolong BAB dg Pispot
   Huknah Rendah
   Huknah tinggi
   Gliserin
   Mengeluarkan feces secara
    manual
Tindakan Keperawatan
Menolong BAB dg pispot
 Merupakan tindakan keperawatan yang
 dilakukan pada pasien yang tidak mampu
 BAB secara sendiri di kamar kecil dengan
 cara membantu menggunakan pispot untuk
 BAB di tempat tidur dan bertujuan
 memenuhi kebutuhan eliminasi alvi
Tindakan Keperawatan
Memberikan Gliserin
Definisi
  Memasukan cairan melalui anus ke dalam
 kolon sigmoid dengan menggunakan spuit
 gliserin
Tujuan
  Sebagai tindakan pengobatan
  Merangsang BAB
  Melunakan feses
Tindakan Keperawatan

Cara Memberikan Gliserin
Tindakan Keperawatan
Huknah Rendah
 Definisi
  Merupakan      tindakan     keperawatan
  dengan cara memasukkan cairan hangat
  melalui anus ke dalam kolon desenden
 Tujuan
   Merangsang peristaltik usus
   Mengosongkan usus sebagai persiapan
    tindakan operasi, kolonoskopi
   Tindakan pengobatan
Tindakan Keperawatan
Huknah Tinggi
 Definisi
  Merupakan tindakan keperawatan dengan
  cara memasukkan cairan hangat melalui
  anus kedalam kolon asenden
 Tujuan
   Membantu      mengeluarkan    feses  akibat
    konstipasi atau impaksi fekal
   Membantu defekasi yang normal sebagai
    bagian dari program latihan defekasi
   Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik
 Volume cairan yang diberikan
   Dewasa 700-1000 ml dengan suhu 40,5-43°C
   Anak-anak
     Bayi 150-250 ml
     Usia bermain (Todller) 250-350 ml
     Usia sekolah 300-500 ml
     Remaja 500-700 ml
     Suhu cairan yang gunakan untuk anak-anak adalah
     37,7 °C
 Posisi klien
   Huknah rendah miring ke kiri dengang kaki kiri fleksi
   Huknah tinggi miring ke kanan dengan kaki kanan fleksi
 Slang rektal dengan ujung bulat
   Dewasa No 22-30 G French (Fr)
   Anak-anak No 12-18 G French
Tindakan Keperawatan
Mengeluarkan Feces secara Manual
 Definisi
  mengeluarkan feses secara manual atau
  dengan jari adalah tindakan memasukan
  jari perawat ke dalam rektum klien untuk
  mengambil,      menghancurkan      massa
  feses, dan mengeluarkan dalam bentuk
  yang telah hancur
 Tujuan
  Membantu mengeluarkan feces yang keras
  dari rektum
 Indikasi
   Massa feses yang terlalu besar sullit keluar
    secara volunter
   Pemberian enema tidak berhasil
   Klien lansia
   Imobilisasi yang tidak mampu ambulasi secara
    dini
 Kontraindikasi
   Klien yang mengalami masalah kardiovaskuler
   (dapat terjadi aritmia jantung
    akibat respon vagal yang
    berlebihan)
Evaluasi Keperawatan
 Memahami cara eliminasi normal
 Mempertahankan intake makanan dan
    minuman cukup
   Mempertahankan defekasi secara
    normal
   Mempertahankan rasa nyaman
   Mempertahankan integritas kulit
   Melakukan latihan secara teratur

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Nurul Wulandari
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Christian Paomey
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Yesi Tika
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
f' yagami
 

Mais procurados (20)

sistem perkemihan
sistem perkemihansistem perkemihan
sistem perkemihan
 
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Klasifikasi data
Klasifikasi dataKlasifikasi data
Klasifikasi data
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 
Huknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendahHuknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendah
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Anatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihanAnatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihan
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
 
Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
 

Destaque

53 a focus 9 elimination
53 a focus 9 elimination53 a focus 9 elimination
53 a focus 9 elimination
twiggypiggy
 
Penyakit pada usia lanjut home care - unimus - ika syamsul huda mz - 02 des...
Penyakit pada usia lanjut   home care - unimus - ika syamsul huda mz - 02 des...Penyakit pada usia lanjut   home care - unimus - ika syamsul huda mz - 02 des...
Penyakit pada usia lanjut home care - unimus - ika syamsul huda mz - 02 des...
Annisah H
 
diare dan konstipasi
diare dan konstipasidiare dan konstipasi
diare dan konstipasi
Eva Selvyana
 

Destaque (20)

Eliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal pptEliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal ppt
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi BowelAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
 
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alviPemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Anatomi fisiologi manusia
Anatomi fisiologi manusiaAnatomi fisiologi manusia
Anatomi fisiologi manusia
 
Penyakit wasir modernhospital
Penyakit wasir modernhospitalPenyakit wasir modernhospital
Penyakit wasir modernhospital
 
53 a focus 9 elimination
53 a focus 9 elimination53 a focus 9 elimination
53 a focus 9 elimination
 
Penyakit pada usia lanjut home care - unimus - ika syamsul huda mz - 02 des...
Penyakit pada usia lanjut   home care - unimus - ika syamsul huda mz - 02 des...Penyakit pada usia lanjut   home care - unimus - ika syamsul huda mz - 02 des...
Penyakit pada usia lanjut home care - unimus - ika syamsul huda mz - 02 des...
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
 
diare dan konstipasi
diare dan konstipasidiare dan konstipasi
diare dan konstipasi
 
Modul 6 cetak
Modul 6 cetakModul 6 cetak
Modul 6 cetak
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urin Inkontinensia urin
Inkontinensia urin
 

Semelhante a Eliminasi alvi (bab)

PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
NJL
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Operator Warnet Vast Raha
 

Semelhante a Eliminasi alvi (bab) (20)

Lp eleminasi
Lp eleminasiLp eleminasi
Lp eleminasi
 
Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 
ELIMINASI_FEKAL.pptx
ELIMINASI_FEKAL.pptxELIMINASI_FEKAL.pptx
ELIMINASI_FEKAL.pptx
 
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatankebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
 
Eliminasi fekal
Eliminasi fekalEliminasi fekal
Eliminasi fekal
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASIPEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
 
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNEliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
 
Sistem pencernaan (fungsi dan pergerakan saluran cerna)
Sistem pencernaan (fungsi dan pergerakan saluran cerna)Sistem pencernaan (fungsi dan pergerakan saluran cerna)
Sistem pencernaan (fungsi dan pergerakan saluran cerna)
 
Rentensi urine
Rentensi urineRentensi urine
Rentensi urine
 
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxPemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecalKonsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
 
Pathways pa amin
Pathways pa aminPathways pa amin
Pathways pa amin
 
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Eliminasi _Keperawatan Dasar
Eliminasi _Keperawatan DasarEliminasi _Keperawatan Dasar
Eliminasi _Keperawatan Dasar
 
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Último (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Eliminasi alvi (bab)

  • 2. Sistem Tubuh Yang Berperan  Usus Halus : Duodenum, Jejunum, Ileum  Usus Besar : Sekum, Kolon (Asenden,transversal,desenden sigmoid ) dan Rektum
  • 3.
  • 4. PROSES DEFEKASI  Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus  Dalam proses defekasi terjadi dua macam refleks : 1. Refleks defekasi intrinsik 2. Refleks defekasi parasimpatis
  • 5. Refleks Defekasi intrinsik Didahului dengan transpor feces ke dalam rektum Rektum yang penuh mengakibatkan ketegangan (Distensi rektum) Terjadi rangsangan refleks defekasi pada pleksus mesentrikus Impuls di transmisikan ke medula spinalis pars sakralis Otot usus lain berkontraksi, terjadi peristaltik di kolon asendens, sigmoid, dan rektum Feses akan terdorong ke anus Sfingter internal melemas, tetapi sfingter eksternal (m. levator) relaksasi secara volunter, dan tekanan dihasilkan oleh otot-otot abdomen
  • 6. Refleks Defekasi parasimpatis Feses masuk ke rektum Terjadi rangsangan pada saraf rektum Selanjutnya rangsangan ditransmisikan di sepanjang saraf parasimpatis aferen menuju pars sakralis medula spinalis Pesan aferen ditransmisikan di sepanjang saraf parasimpatis eferen untuk mencapai kerja otot Menghasilkan kombinasi refleks dan usaha volunter :  Terjadi relaksasi sfingter anus  Kontraksi otot kolon  Kontraksi otot perut dan diafragma  Dasar panggul naik  Terjadi defekasi  Sfingter berkontraksi, mengeluarkan feses
  • 7. Reflek Defekasi Volunter Kontraksi otot abdomen dan diafragma Tekanan intraabdomen meningkat Oto levator anus kontraksi Menggerakan feses melalui saluran anus Terjadi defekasi Dipermudah dengan Fleksi otot femur Posisi saat defekasi
  • 8. Faktor Mempengaruhi Proses Defekasi  Usia Pada usia bayi kontrol defekasi belum berkembang, sedangkan pada usia lanjut defekasi menurun.  Diet Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk ke dalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi  Asupan cairan Asupan cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras, disebabkan oleh absorpsi cairan yang meningkat
  • 9.  Aktivitas Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses defekasi. Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon  Pengobatan Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan diare dan konstipasi, contohnya laksatif dan katartik  Pembedahan dan Anestesi Anastesi umum dapat menghalangi inpuls parasimpatis, sehingga kadang dapat menyebabkan terhentinya aktivitas peristaltik untuk sementara waktu, kondisi ini dapat berlangsung selama 24- 48 jam  Gaya hidup Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitas BAB, dan kebiasaan menahan BAB
  • 10.  Kehamilan Umum ditemui pada trimester akhir kehamilan, bertambahnya usia kehamilan dapat menyebabkan obstruksi sehingga menghambat pengeluaran feses, akibatnya bumil seringkali mengalami hemoroid permanen karena seringnya mengedan saat defekasi  Penyakit Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi  Nyeri Pengalaman nyeri waktu BAB seperti hemoroid, bedah rektum, episiotomi akan mengurangi keinginan untuk BAB  Faktor Psikologis Perasaan cemas atau takut akan mempengaruhi peristaltik atau motilitas usus sehingga dapat menyebabkan diare
  • 11.  Kerusakan sensoris dan motoris Kerusakan pada medula spinalis dan cedera di daerah kepala akan menimbulkan penurunan stimulus sensorik untuk defekasi  Prosedur Diagnostik Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostik biasanya dipuasakan agar tidak BAB kecuali setelah makan  Posisi saat defekasi Posisi jongkok merupakan posisi paling sesuai untuk defekasi, dimana posisi ini mengerahkan tekanan intraabdomen dan mengerutkan otot paha sehingga mudah untuk proses defekasi
  • 12. Masalah Eliminasi Alvi  Konstipasi  Impaksi fekal  Diare  Inkontinensia alvi  Flatulensi  Hemorroid
  • 13. Konstipasi  Gangguan eliminasi yang diakibatkan adanya feses yang kering dan keras melalui usus besar  Gejala: Adanya feces keras, pola defekasi kurang dari 3 kali/mg, menurunnya bising usus, nyeri saat mengedan dan defekasi, adanya perasaan masih ada sisa feces
  • 14. Etiologi  Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan mengabaikan keinginan untuk defekasi  Konsumsi diet rendah serat  Imobilitas  Asupan cairan yang kurang  Penggunaan obat: Antasid, anti parkinson, anestesi  Proses penuaan (Lansia)  Kondisi neurologis yg menghambat impuls saraf ke kolon (Cth: Cedera medula spinalis)
  • 15. Fecal Impaction Definisi Merupakan masa feces keras di lipatan rektum yang disebabkan oleh retensi dan akumulasi material feses yang berkepanjangan Etiologi Konstipasi, intake cairan yang kurang, kurang aktivitas, diet rendah serat, kelemahan tonus otot
  • 16. Diare  Peningkatan jumlah feces dan peningkatan pengeluaran feces yang cair dan tidak terbentuk  Gejala :Frekuensi lebih dari 3x / hari, Feces cair, nyeri / kram abdomen, bising usus meningkat
  • 17. Etiologi  Malabsorsi atau inflamasi, infeksi usus  Intoleransi makanan  Efek pembedahan usus, gastrektomy  Stres psikologis  Peningkatan peristaltik karena peningkatan metabolisme
  • 18. Inkontinensia Alvi Definisi  Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas yang melalui sfingter anus akibat kerusakan fungsi sfingter atau persarafan di daerah anus  Gejala: Pengeluaran feces yang tidak di kehendaki
  • 19. Etiologi  Gg sfingter rektal akibat cedera anus, dll  Kurangnya kontrol sfingter akibat cedera medula spinalis  Melemahnya otot sfingter anus  Kerusakan kognitif  Menurunnya tonus otot secara umum  Faktor lingkungan
  • 20. Flatulen Definisi  Merupakan rasa kembung pada perut yang ditandai dengan flatus yang berlebihan di usus sehingga menyebabkan gangguan pada fungsi usus berupa nyeri  Gejala: Distensi lambung dan usus, terdengar bunyi timpani di abdomen, rasa tidak nyaman pada daerah abdomen  Etiologi: Konsumsi makanan yang banyak mengandung gas, efek tindakan anestesi
  • 21. Hemorroid Definisi Pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah tersebut Etiologi  Konstipasi kronis  Peregangan maksimal saat defekasi  Kehamilan  Obesitas
  • 22. ASKEP ELIMINASI ALVI  Pengkajian Keperawatan  Diagnosa Keperawatan  Perencanaan Keperawatan  Tindakan Keperawatan  Evaluasi Keperawatan
  • 23. Pengkajian Keperawatan  Pola defekasi dan keluhan selama defekasi  Keadaan feces ( warna,konsistensi,bau,bentuk,)  Faktor yang mempengaruhi eliminasi alvi  Pemeriksaan fisik: Gigi, Abdomen (bentuk,bising usus,nyeri tekan,adanya stoma,distensi), Rektum dan anus (tanda2 inflamasi, lesi, perubahan warna, hemoroid)  Pemeriksaan diagnostik : Specimen feces, anoskopi, rontgen dengan kontras dll
  • 24. Diagnosa Keperawatan  Gangguan eliminasi fekal : Konstipasi b.d  Imobilitas ( penurunan peristaltik )  Kurang privasi  Asupan cairan kurang  Defek stimulasi saraf, kelemahan otot dasar panggul, cedera medula spinalis  Kebiasaan menggunakan laksatif  Pola defekasi yg tidak teratur  Diet yg tidak adequat ( Rendah serat )  Perubahan lingkungan
  • 25.  Diare b.d  Stres psikologis  Malabsorbsi atau inflamasi akibat penyakit infeksi atau gastritis, ulkus dll  Proses infeksi  Efek samping tindakan pengobatan  Asupan diet
  • 26.  Inkontinensia alvi b.d  Kerusakan sfingter rektum akibat cedera rektum  Kurangnya kontrol pada sfingter akibat cedera medula spinalis  Kerusakan kognitif
  • 27.  Nyeri b.d inflamasi hemorroid  Defisit perawatan diri b.d  Penurunan kekuatan dan daya tahan tubuh  Intoleransi aktivitas  Resiko kerusakan integritas kulit b.d inkontinensia alvi  Gangguan citra tubuh b.d Inkontinensia feces
  • 28. Perencanaan Keperawatan Tujuan  Memahami arti eliminasi secara normal  Mempertahankan asupan makanan dan minuman cukup  Membantu latihan secara teratur  Mempertahankan kebiasaan defekasi secara teratur  Mempertahankan defekasi secara normal  Mencegah gg integritas kulit
  • 29. Rencana Tindakan  Kaji perubahan faktor yg mempengaruhi masalah eliminasi alvi  Kurangi faktor yg mempengaruhi terjadinya masalah  Pertahankan asupan makanan dan minuman  Bantu latihan BAB  Bantu klien bila mau BAB  Lakukan enema (Huknah)
  • 30. Perencanaan Keperawatan Rencana Tindakan Konstipasi  Kaji faktor yg berperan menyebabkan konstipasi  Membiasakan pasien untuk BAB secara teratur  Meningkatkan asupan cairan dengan banyak minum  Diet yg seimbang dan makanan tinggi serat  Mengatur posisi baik untuk BAB  Anjurkan untuk tidak memaksakan diri dalam BAB  Jadualkan latihan fisik yg sedang tetapi sering
  • 31. Perencanaan Keperawatan Rencana Tindakan Konstipasi  Lakukan latihan rentang gerak sendi pada klien yg terbaring di tempat tidur  Berikan privasi yg nyaman saat defekasi  Anjurkan klien untuk mencoba defekasi sekitar satu jam setelah makan  Lakukan latihan rentang gerak sendi pada klien yg terbaring di tempat tidur  Lakukan enema (Huknah)
  • 32. Perencanaan Keperawatan Rencana Tindakan Diare  Kaji faktor penyebab diare  Tindakan suportif untuk mempertahankan cairan dan elektrolit  Mengobservasi manifestasi sistemik,seperti demam,leukositosis,defisit volume cairan  Kolaborasi dalam pemberian therapi  Berikan nutrisi yang adequat  Pertahankan integritas kulit dan perineum
  • 33. Perencanaan Keperawatan Rencana Tindakan Inkontinensia Alvi  Kaji faktor yg berperan menyebabkan inkontinensia alvi  Kaji status neurologis dan kemampuan fungsional individu  Ajarkan berbagai teknik untuk mempermudah defekasi: push up duduk, masage abdomen, latihan panggul di lantai  Berikan latihan BAB dan anjurkan pasien untuk selalu berusaha latihan  Pada waktu ttt, tiap 2-3 jam letakan pispot di bawah pasien  Kalau inkontinensia hebat, diperlukan adanya pakaian dalam yg lembab  Perawatan inkontinensia alvi; Mempertahankan integritas kulit
  • 34. Tindakan Keperawatan  Menolong BAB dg Pispot  Huknah Rendah  Huknah tinggi  Gliserin  Mengeluarkan feces secara manual
  • 35. Tindakan Keperawatan Menolong BAB dg pispot Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu BAB secara sendiri di kamar kecil dengan cara membantu menggunakan pispot untuk BAB di tempat tidur dan bertujuan memenuhi kebutuhan eliminasi alvi
  • 36. Tindakan Keperawatan Memberikan Gliserin Definisi Memasukan cairan melalui anus ke dalam kolon sigmoid dengan menggunakan spuit gliserin Tujuan  Sebagai tindakan pengobatan  Merangsang BAB  Melunakan feses
  • 38. Tindakan Keperawatan Huknah Rendah  Definisi Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat melalui anus ke dalam kolon desenden  Tujuan  Merangsang peristaltik usus  Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi, kolonoskopi  Tindakan pengobatan
  • 39. Tindakan Keperawatan Huknah Tinggi  Definisi Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat melalui anus kedalam kolon asenden  Tujuan  Membantu mengeluarkan feses akibat konstipasi atau impaksi fekal  Membantu defekasi yang normal sebagai bagian dari program latihan defekasi  Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik
  • 40.  Volume cairan yang diberikan  Dewasa 700-1000 ml dengan suhu 40,5-43°C  Anak-anak  Bayi 150-250 ml  Usia bermain (Todller) 250-350 ml  Usia sekolah 300-500 ml  Remaja 500-700 ml Suhu cairan yang gunakan untuk anak-anak adalah 37,7 °C  Posisi klien  Huknah rendah miring ke kiri dengang kaki kiri fleksi  Huknah tinggi miring ke kanan dengan kaki kanan fleksi  Slang rektal dengan ujung bulat  Dewasa No 22-30 G French (Fr)  Anak-anak No 12-18 G French
  • 41. Tindakan Keperawatan Mengeluarkan Feces secara Manual  Definisi mengeluarkan feses secara manual atau dengan jari adalah tindakan memasukan jari perawat ke dalam rektum klien untuk mengambil, menghancurkan massa feses, dan mengeluarkan dalam bentuk yang telah hancur  Tujuan Membantu mengeluarkan feces yang keras dari rektum
  • 42.  Indikasi  Massa feses yang terlalu besar sullit keluar secara volunter  Pemberian enema tidak berhasil  Klien lansia  Imobilisasi yang tidak mampu ambulasi secara dini  Kontraindikasi  Klien yang mengalami masalah kardiovaskuler (dapat terjadi aritmia jantung akibat respon vagal yang berlebihan)
  • 43. Evaluasi Keperawatan  Memahami cara eliminasi normal  Mempertahankan intake makanan dan minuman cukup  Mempertahankan defekasi secara normal  Mempertahankan rasa nyaman  Mempertahankan integritas kulit  Melakukan latihan secara teratur