SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
Perubahan dan Gizi pada Setiap
Tumbuh Kembang Wanita
Perubahan yang Terjadi Pada Setiap Tumbuh
Kembang Wanita
1. Bayi
Periode ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
• Perubahan dan pertumbuhan yang amat cepat
• Berkurangnya ketergantungan anak pada ibunya dan awal munculnya individualitas
• Mulai belajar mengenal orang lain diluar dirinya dan ibunya
• Menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan lingkungan (sosialisasi)
• Adanya keingintahuan yang sangat besar walau koordinasi otot dan kekuatan fisik belum
sempurna.
Pada bayi lahir cukup bulan, pembentukan genitalia internal sudah selesai, jumlah folikel
primordial dalam kedua ovarium telah lengkap sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah
lagi pada kehidupan selanjutnya. Tuba, uterus, vagina dan genitalia eksternal sudah
terbentuk, labia mayora menutupi labia minora, tetapi pada bayi premature vagina kurang
tertutup dan labia minora lebih kelihatan.
Pada minggu pertama dan kedua kehidupan di luar, bayi masih mengalami pengaruh
estrogen yang sewaktu hamil memasuki tubuh janin melalui plasenta. Karena itu, uterus bayi
baru lahir lebih besar dibandingkan dengan uterus anak kecil. Di samping itu estrogen juga
menyebabkan pembengkakan pada payudara bayi wanita maupun pria selama 10 hari
pertama dari kehidupannya, kadang-kadang disertai dengan sekresi cairan seperti air susu.
Masalah yang Terjadi pada Bayi dan
Balita
Masalah yang sering terjadi pada bayi dan
balita yaitu gizi buruk, kurang mendapat
perhatian orang tua, kekerasan fisik, mental,
maupun seksual yang dilakukan oleh orang-
orang terdekat dari bayi atau balita itu sendiri.
Kebutuhan Gizi Bayi
a. Kebutuhan Energi
• Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama adalah
120 kkal/kg BB/hari. Secara umum pada 6 bulan pertama
kehidupan, bayi memerlukan energi sebesar kira-kira 115-120
kkal/kg/hari yang kemudian berkurang menjadi sekitar 105-
110 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnya.
• Energi terutama dipasok oleh karbohidrat dan lemak.
Protein juga dapat digunakan sebagai energi, terutama jika
sumber lain sangat terbatas. Kebutuhan akan energi dapat
ditaksir dengan cara mengukur luas permukaan tubuh atau
menghitung secara langsung konsumsi energi yang hilang
dan terpakai. Asupan energi dapat diperkirakan dengan
jalan menghitung besaran energi yang dikeluarkan, Jumlah
keluaran energi dapat ditentukan secara “sangat”
sederhana berdasarkan berat badan.
Berat Jumlah Energi
0-10 kg
20 Kg
 20 kg
100 kkal/ kg BB
1000 kkal + (50 kkal/kg BB diatas 10 kg)
1500 kkal + (20 kkal/kg BB diatas 20 kg)
b. Kebutuhan Karbohidrat
Kebutuhan akan karbihidrat bergantung pada besarnya kebutuhan
akan kalori. Belum ada anjuran berapa jumlah karbohidrat yang harus
di konsumsi dalam satu hari. Namun sebaiknya 60-70% energi dipasok
oleh karbohidrat. Jenis karbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah
laktosa, bukan sukrosa, karena laktosa bermanfaat untuk saluran
pencernaan bayi. Manfaat ini berupa pembentukan flora yang bersifat
asam dalam usus besar sehungga penyerapan kalsium meningkat dan
penyerapan fenol dapat dikurangi.
c. Kebutuhan Cairan
Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan
asupan kalori, suhu lingkungan, kegiatan fisik,
kecepatan pertumbuhan dan berat jenis air
seni. Air kira-kira 70% berat badan pada saat
lahir yang kemudian menurun sampai 60%
menjelang bayi berusia 12 bulan. Bayi yang
sehat akan merasa kenyang dengan pasokan
ASI sebanyak 150-200 cc/kg BB/hari (setara
dengan 100-30 kkal/kg/hari) selama 6 bulan
kehidupan.
d. Kebutuhan Lemak
ASI memasok sekitar 40-50 % energi sebagai lemak (3-4
gr/100 cc). Lemak minimal harus menyediakan 30%
energi, yang dibutuhkan bukan saja untuk memenuhi
kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan
penyerapan asam lemak esensial, vitamin yang terlarut
dalam lemak, kalsium, serta mineral lain, dan juga untuk
menyeimbangkan diet agar zat gizi lain tidak terpakai
sebagai energi.
e. Vitamin K
Untuk mencegah pendarahan dianjurkan pemberian
vitamin K secara perenteral. Sebab produksi vitamin K
oleh mukosa usus belum berlangsung karena selama
beberapa hari sesudah lahir, saluran usus bayi masih
steril.
2. Anak
Yang khas pada masa kanak-kanak ini adalah
bahwa perangsangan oleh hormon kelamin
sangat kecil, dan memang kadar hormon
estrogen dan gonadotropin sangat rendah.
Karena itu alat-alat genital pada masa ini tidak
memperlihatkan pertumbuhan yang berarti
sampai permulaan pubertas. Dalam masa kanak-
kanak pengaruh hipofisis terutama terlihat dalam
pertumbuhan badan.
Pada masa kanak-kanak sudah nampak
perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan
terutama dalam tingkah lakunya. Tetapi
perbedaan ini ditentukan oleh lingkungan dan
pendidikan.
Masalah Gizi Anak
a. Anemia Defisiensi Besi
Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandunagn
zat besi dalam makanan, terutama pada anak yang
terlampau banyak mengkonsumsi susu, sehingga
mengendurkan keinginan untuk menyantap makanan
lain. Untuk mengatasi keadaan ini, disampung
memberikan suplementasi zat besi, jika dianggap
perlu, anak harus pula diberi dan dibiasakan
menyantap makanan yang mengandungbbanyak zat
besi. Sementara sebagian susu diganti dengan air atau
air jeruk. Meski tidak mengandung zat besi air jeruk
kaya akan vitamin C yang dapat membantu
penyerapan zat besi.
b. Karies Dentis
Karies dentis sering terjadi pada anak karena anak terlalu
sering makan cemilan yang lengket dan banyak
mengandung gula. Sifat lengket itu menentukan panjang
waktu pajan terhadap karbohidrat dengan plaque bakteri.
Plaque ialah masa gelatin lengket yang melekat pada gigi
dan gusi. Masa ini tersusun atas bakteri, protein air ludah
(saliva), polisakarida, serta lemak. Makanan yang dapat
dengan mudah menimbulkan karien antara lain keripik
kentang, permen (terutama permen karet), kue yang berisi
krim kue kering, dan minuman manis. Namun pada
pronsipnya makanan apapun (termasuk buah-buahan)
dapat menimbulkan karies apabila sesudah makan anak
tidak dibiasakan segera menggosok gigi. Karies yang terjadi
pada gigi susu memang tidak berbahaya, namun kejadian ini
biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja
bahkan sampai dewasa.
c. Berat Badan Kurang
Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang seang tumbuh
merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan
yang buruk. Sama seperti masalah kelebihan berat, langkah penanganan
harus didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya.
d. Alergi
Secara literal alergi makanan diartikan sebagai respons tidak normal
terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi
makanan tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%),
terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita alergi.
Bergantung pada jenis makanan yang disantap, alergi boleh jadi bersifat
sementara atau menetap. Alergi yang dipicu oleh susu, kedelai telur, dan
tepung terigu dapat reda sendiri setelah anak memasuki usia sekolah,
sementara yang disebabkan oleh kacang, ikan dan kerang cenderung
menetap. Kebanyakan alergi susu muncul pada tahun pertama kehidupan
ketika anak diperkenalkan pada susu sapi.
3. Remaja
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa. tidak ada batas yang tajam antara
akhir masa kanak-kanak dan awal masa pubertas, akan tetapi
dapat dikatakan bahwa masa pubertas diawali dengan
berfungsinya ovarium. Pubertas akhir pada saat ovarium sudah
berfungsi dengan mantap dan teratur
Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan
badan yang cepat, tumbuhnya ciri-ciri kelamin sekunder,
menarche dan perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi
dibawah pengaruh hormin gonadotropin dan hipofisis, dan
hormon ini dikeluarkan atas pengaruh releasing factor dan
hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai tumbuh, walaupun
folikel-folikel tidak sampai matang, karena sebelumnya
mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut sudah mampu
mengeluarkan estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaan,
korteks kelenjar suprarena mulai membentuk androgen, dan
hormon ini memegang peranan dalam pertumbuhan badan.
Masalah yang Terjadi Pada Remaja
a. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Kehamilan tidak diinginkan terjadi karena remaja belum memiliki
kesiapan untuk menjalani kehamilan, baik secara psikis, sosial, fisik,
ataupun secara ekonomi. Hubungan seks pranikah yang dilakukan remaja
cenderung berbanding lurus dengan angka kejadian KTD pada remaja.
b. Pernikahan Dini
Seperti yang selalu kita lihat, di era saat ini sudah terlalu banyak kita lihat
banyaknya wanita yang melakukan kawin terlalu muda (dibawah usia 18
tahun). Hal ini sudah sering terjadi, faktor-faktor ini juga sangat
mempengaruhi pola pemikiran. Wanita yang menikah sangat muda,
berarti resiko terbesar pun bisa terjadi. Wanita muda hamil mempunyai
resiko tingkat kematian dua kali lebih besar dibandingkan dengan wanita
yang menikah usia diatas 20 tahun dan dapat merusak reproduksi wanita.
Dampak lain juga, akibat mereka putus sekolah, pada akhirnya mereka
selalu bergantung kepada suami dalam perekonomian keluarga dan
dalam mengambil keputusan.
c. Kekurangan Gizi Dan Kesehatan Yang Buruk
Kekurangan gizi berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi wanita karena sebenarnya wanita yang
sudah mengalami menstruasi akan membutuhkan gizi
banyak bahkan sampai 3 kali lebih besar dari pada pria
untuk menggantikan darah yang keluar. Kurangnya gizi
juga bisa membahayakan perkembangan otak janin dan
fisik janin. Wanita juga sangat rentan terhadap bakteri
karena kebanyakan dari wanita bekerja berhubungan
dengan air, misalnya mencuci, memasak, dan
sebaginya. Seperti yang kita ketahui bahwa air adalah
media yang sangat cepat dan sangat berbahaya dalam
penularan bakteri yang bisa menimbulkan penyakit
Kebutuhan Gizi Remaja
Kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan
pada Recomended Daily Allowances (RDA). Untuk praktisnya
RDA disusun berdasarkan perkembangan kronologis, bukan
kematangan. Secara garis besar remaja putra memerlukan
lebih banyak energi dibading remaja putri. Pada usia 16
tahun remaja putra memerlukan energi sekitar 3470
kkal/hari, dan menurun menjadi 2900 kkal pada usia 16-19
tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak pada usia 12
tahun yaitu 2550 kkal/hari dan kemudian menurun menjadi
2200 kkal pada usia 18 tahun. Perkiraan energi untuk remaja
putra berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm sementara
remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkal/cm.
Kebutuhan akan protein pada remaja putra berkisar antara
0,29-0,32 gr/cm tinggi badan. Sementara remaja putri hanya
0,27-0,29 gr/cm tinggi badan.
Peningkatan kebutuhan akan energi dan zat gizi
sekaligus memerlukan tambahan vitamin diatas
kebutuhan semasa bayi dan anak-anak. Asupan
thiamin, riboflavin, dan niacin harus ditambah
sejajar dengan pertambahan energi. Ketiga jenis
vitamin ini berperan dalam sintesis RNA dan DNA.
Untuk menjaga agar sel dan jarinagn tidak cepat
rusak, asupan vitamin A,C, dan E perlu
ditingkatkan selain vitamin D karena perannya
dalam proses pembentukan tulang.
4. Reproduksi/Usia Subur
Masa ini merupakan masa terpenting bagi
wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun.
Haid pada masa ini paling teratur dan siklus
alat genital bermakna untuk
memungkinkan kehamilan. Pada masa ini
terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan
selama ini wanita berdarah selama 1800 hari.
Biarpun pada usia 40 tahun keatas wanita
masih mampu hamil, tetapi fertilitas menurun
cepat sesudah usia tersebut.
Masalah pada Usia Subur
a. Stress dalam Kehamilan
Tingkat stress personal merupakan gambaran umum
sebagian besar kehamilan. Kecemasan yang disertai konflik
lama yang muncul kembali, depresi, kekhawatiran atau
perasaan yang labil, hambatan konsentrasi hubungan pada
masa awal kanak-kanak yang teringat kembali, serta
peningkatan ketergantungan orientasi ruang.
Berbagai peristiwa yang menyedihkan dan tidak diharapkan
juga dapat mempegaruhi kemampuan koping wanita.
Kehilangan dalam keluarga, peristiwa selama kehamilan
seperti abortus iminen, hasil tes diagnostik janin negatif
atau kematian janin kembar dalam uterus menimbulkan
gangguan penyesuaian emosi dan proses kehamilan alami.
b. Depresi Postpartum
Kondisi ini biasanya berawal pada beberapa minggu pertama setelah
melahirkan dan dapat berlangsung berminggu-minggu, bulan atau
bahkan lebih dari satu tahun. Depresi post partum dapat muncul
secara samar dan merupakan gangguan yang tersembunyi.
Gambaran kunci depresi post partum adalah penurunan libido yang
selanjutnya dapat menambah ketegangan pada hubungan.
c. Dispareunia Postpartum
Merupakan hubungan seksual yang sangat nyeri setelah persalinan.
Penyebab umumnya antara lain penurunan lubrikasi vagina yang
dapat dihubungkan dengan menyusui, radang dan infeksi, lapisan
himen yang sensitif setelah penjahitan robekan perineum yang tidak
memperhatikan posisi optimal organ tersebut, dan pembentukan
jaringan parut pada perineum.
d. Pelecehan seksual di tempat kerja
e. Diskriminasi dalam hak legislatif
Kebutuhan Gizi Wanita Hamil
a. Kebutuhan Energi
Besaran energi yang terasup merupakan faktor gizi
paling penting jika dikaitkan dengan berat badan lahir bayi.
Banyaknya energi yang harus disiapkan hingga kehamilan
berakhir sekitar 80.000 kkal atau kira-kira 300 kkal per hari
diatas kebutuhan wanita tidak hamil. Nilai ini dihitung
berdasarkan kesetaraan dengan protein dan lemak yang
tertimbun untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu.
Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak
5180 kkal dan lemak 36.337 kkal. Agar energi ini dapat
ditabung, masih dibutuhkan “suntikan” energi sebanyak
26.244 kkal yang digunakan untuk mengubah energi yang
terikat dalam makanan menjadi energi yang dapat di
metabolisir. Dengan demikian, jumlah total energi yang
harus tersedia selama kehamilan ialah 74.537 kkal.
c. Kebutuhan Protein
Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir
kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gr yang
tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta bayi.
Rata-rata pertambahan protein ialah 8,5 gr/hari.
Bagi wanita normal, angka ini terlalu tinggi.
Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V
1993 menganjurkan penambahan 12 gr/hari.
Dengan demikian dalam satu hari asupan protein
dapat mencapai 75-100 gr. Bahan makanan yang
dijadikan sumber sebaiknya merupakan bahan
makanan yang bernilai biologi tinggi, seperti
daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil
olahannya.
d. Kebutuhan Zat Besi
Kebutuhan Fe akan zat besi meningkat sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat
besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini 200 mg Fe
tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg lainnya hilang. Penambahan zat
besi baik lewat asupan makanan, dan atau pemeberian suplemen terbukti mampu
mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Tanpa suplementasi , cadangan besi
dalam tubuh ibu akan habis pada akhir kehamilan . Untuk menjaga agar stok ini tidak
terkuras dan mencegah kekurangansetiap ibu hamil dianjurkan untuk menelan zat besi
sebanyak 30 mg per hari. Takaran ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan.
Oleh karena itu, suplemen sebesar 30-60 mg dumilai pada minggu ke-12 kehamilan
yang diteruskan sampai 3 bulan post partum, perlu diberikan setiap hari.
e. Asam Folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil
berlipat dua. Kekurangan asam folat secara marjinal dapat meningkatkan peningkatan
kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur. Strategi pencegahan kekurangan asam
folat mencakup peningkatan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi makanan
yang kaya akan asam folat, atau suplemen asam folat sebanyak 400 g setiap hari.
Food Drugs Aministration (FDA) merekomendasikan perkayaan produk serealia. Jenis
makanan yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi ( 1000 g/100 gr). Hati
(250 g), brokoli, sayur berdaun hijau, bayam, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk,
dan telur
f. Kalsium
Kadar kalsium dalam darah ibu hamil susut
sampai 5% ketimbang wanita yang tidak hamil.
Secara kumulatif janin menimbun kalsium
sebanyak 30 gr dengan kecepatan 7,110, dan
350 mg masing-masing pada trimester I,II,dan
III. Asupan anjuran ialah 1200 mg/hari bagi ibu
hamil berumur diatas 25 tahun dan cukup 800
mg untuk mereka yang berusia lebih muda.
Kebutuhan Gizi Wanita Menyusui
a. Kebutuhan Energi
Penambahan kalori sepanjang 3 b1ulan pertama postpartum mencapai 500 kkal.
Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap 100 cc ASI berkemampuan
memasok 67-77 kkal. Efisiensi konversi energi yang terkandung dalam makanan
menjadi energi susu sebesar rata-rata 80%, dengan kisaran 76-94%. Dari sini dapat
diperkirakan besaran energi yang diperlukan untuk menghasilkan 100 cc air susu,
yaitu sekitar 85 kkal. Rata-rata produksi ASI sehari 850 cc yang berarti mengandung
600 kkal. Sementara itu kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak
750 kkal. Jika laktasi berlangsung lebih dari 3 bulan dan selama itu berat badan ibu
menurun, berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan.
Untuk menghasilkan 850 cc ASI dibutuhkan 680-807 kkal (rata-rata 750 kkal)
energi. Jika ke dalam diet tetap ditambahkan 500 kkal, yang terkonversi hanya 400-
450 kkal, beraarti setiap hari harus dimobilisasi cadangan energi endogen sebesar
300-350 kkal yang setara dengan 33-38 gr lemak. Dengan demikian simpanan lemak
selama hamil sebesar 4 kg aau setara dengan 36.000 kkal akan habis setelah 105
sampai 121 hari atau sekitar 3,5- 4 bulan. Penghitungan ini sekaligus menguatkan
pendapat bahwa memberikan ASI berat badan ibu akan kembali normal dengan
cepat dan menepis isu bahwa menyusui bayi akan membuat tubuh menjadi
tambun.
b. Kebutuhan Protein
Selama menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein
diatas kebutuhan sebesar 20gr/hari. Dasar ketentuan ini
ialah bahwa tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gr protein.
Dengan demikian 850 cc ASI mengandung 10 gr
protein. Efisiensi konversi protein makanan menjadi
protein susu hanya 70% (dengan variasi perorangan).
Peningkatan kebutuhan ini ditujukan bukan hanya
untuk transformasi menjadi protein susu, tetapi juga
untuk sintesis hormon yang memproduksi (prolaktin)
serta yang mengeluarkan ASI (oksitosin).
5. Menopause
Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid
terakhir. Diagnosis dibuat setelah terdapat aminorhea
sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid didahului
oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang
berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi
oleh keturunan, kesehatan umum dan pola kehidupan. Ada
kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada
umur yang lebih tua.
Terjadinya menopause ada hubungannya dengan
menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat
menopause timbul. Pada abad ini tampak bahwa menarche
makin dini timbul dan menopause makin lambat terjadi,
sehingga masa reproduksi makin panjang. Walaupun demikian
di negara-negara maju menopause tidak bergeser lagi keumur
yang lebih muda. Tampaknya batas maksimal telah tercapai.
Menopause yang artificial karena operasi atau radiasi
umumnya menimbulkan keluhan lebih banyak dibandingkan
dengan menopause alamiah.
Masalah Pada Masa Menopause
a. Perdarahan disfungsional semakin meningkat
b. Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak ; mioma uteri,
c. Polip endometrial, polip servikal
d. Karsinoma korpus uteri
e. Keganasan payudara
f. Depresi menstrual, yang merupakan manifestasi dari kepedihan hati
dan kekecewaan sebagai wanita yang tidak lengkap lagi
g. Perubahan kehidupan seksual, akan terjadi kegairahan seksual yang
luar biasa hingga kemungkinan melakukan masturbasi. Dan dapat juga
bersikap dingin
h. Obsesi untuk hamil lagi, yaitu ingin mempertahankan kapasitas
reproduksi dan kemudaannya
i. Ilusi, yaitu mempertanyakan apakah suaminya masih cukup berharga,
sehingga tidak segan-segan bergaul dnegan anak-anak muda, “tante
girang” terjadi pada wanita yang tidak mampu mengendalikan diri
Kebutuhan Gizi Wanita Menopause
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia karena
metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang. Secara umum terjadi
penurunan asupan energi sebesar 5% per dekade. Namun demikian tidak sedikit
lansia yang sama efektifnya ketika mereka masih muda. Penyusutan BMR 10-20%
antara usia 30-75 tahun merupakan cerminan dari perubahan komposisi tubuh,
penambahan massa lemak, dan penyusutan massa otot.
b. Kebutuhan Protein
Jika mengacu pada RDA, kebutuhan protein dipatok pada angka 0,8 gr/kg BB/hari.
Angka ini diperoleh dari perhitungan asupan energi sebesar 1900 kkal (wanita) dan
2300 kkal (pria). Protein sebagai pemasok energi dapat diberikan dalam jumlah
sedang ataupun tinggi, tetapi sebaiknya 20-25% dari jumlah kalori total. Jumlah
assupan karbohidrat sedemikian rupa sehingga terkandung serat sebanyak 40 gr.
Penghitungan kebutuhan lansia akan zat gizi dan air sama seperti penghitungan
kebutuhan kelompok usia yang lain. Yang perlu diingat bahwa di atas 25 tahun BMR
akan menurun 1% setiap 1 tahun.
c. Kebutuhan Karbohidrat
Kebanyakan lansia mengkonsumsi zat karbohidrat hanya 45-50% dari
seharusnya 55-60% kalori total. Sebagian lansia menderita kekurangan
laktase, enzim yang berfungsi menghidrolisis laktosa. Ketiadaan proses
hidrolisis mengakibatkan laktosa tidak bisa diserap. Laktosa di dalam
usus kemudian diserap oleh bakteri dan menghasilkan gas. Gas ini
berpotensi menimbulkan diare, kram, dan flatulens. Itulah sebabnya
mengapa lansia enggan disuguhi susu. Kengganan ini patut disayangkan
karena susu bernilai gizi tinggi. Ada baiknya dicarikan susu yang
berkadar laktosa rendah. Pengurangan kadar laktosa sekitar 20-30%
berdampak pada penyusutan gejala intoleransi laktosa.
d. Kebutuhan Lemak
Asupan lemak dibatasi sampai sebesar 30% dari total energi, sementara
sisanya diupayakan dari karbohidrat. RDA untuk asam lemak esensial
diupayakan sebanyak 2-3%. Pembatasan lemak kurang dari 20% akan
mempengaruhi mutu makanan karena kandungan asam lemak esensial
berkurang.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Siklus
Kesehatan Wanita Dari Konsepsi Sampai Usia
Lanjut.
1. Konsepsi, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
• Keturunan
• Fertilitas
• Kecukupan gizi
• Kondisi sperma dan ovum
• Faktor hormonal
• Faktor psikologis
2. Bayi, faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada
masa bayi :
• Lingkungan
• Kondisi ibu
• Sikap orang tua
• Aspek psikologi pada masa bayi
• System reproduksi
3. Masa kanak-kanak
• Hal-hal yang diwariskan dari orang tua, misalnya bentuk tubuh.
• Kemampuan intelektual
• Keadaan hormonal tubuh
• Emosi dan sifat
• Keluarga
• Gizi
• Budaya setempat
• Kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
4. Remaja
• Anemia dan kurang gizi kronis
• Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri
• Buta huruf
• Pendidikan rendah
• Lingkungan dan suasana yang kurang memperhatikan kesehatan remaja dan bekerja yang akan
menggangu kesehatan remaja
• Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak kesehatan fisik,
mental dan emosional remaja.
• Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tahu tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
• Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas.
• Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan HIV/AIDS
• Penyalahgunaan seksual
5. Dewasa
• Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita
pada masa dewasa.
• Perkembangan organ reproduksi
• Tanggapan seksual
• Kedewasaan psikologi
6. Usia lanjut
• Faktor hormonal
• Kejiwaan
• Lingkungan
• Pola makan
• Aktifitas fisik (olah raga)
Peran dan Tugas Bidan Melibatkan
Wanita dalam Pengambilan Keputusan
Secara umum dalam penanggulangan masalah pada wanita,
peran bidan adalah sebagai fasilitator dan konselor yang bisa
dijadikan tempat mencari jawaban dari suatu permasalahan
yang dihadapi oleh wanita sehingga bidan harus memiliki
pengetahuan dan wawasan yang cukup. Cara melibatkan
wanita dalam pengambilan keputusan :
• Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang
permasalahan sesuai kebutuhan
• Memberikan pandangan-pandangan tentang akibat dari
keputusan apapun yang akan diambilnya.
• Meyakinkan ibu untuk bertujuan terhadap keputusan yang
akan diambilnya.
• Pastikan bahwa keputusan yang diambil ibu adalah yang
terbaik
• Memberi dukungan pada ibu atas keputusan yang
diambilnya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseKehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseRifka Marwani
 
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiKonsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiErlina Wati
 
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupansyarifah irmadani
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksiKiky- Agustina
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiRetnoWulan32
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )Lutfi Imansari
 
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-pptAas Mariah
 
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Aan Saja
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaIsmail Hamim
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remajaguest484be3
 
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan pjj_kemenkes
 
Leaflet kesehatan reproduksi
Leaflet kesehatan reproduksiLeaflet kesehatan reproduksi
Leaflet kesehatan reproduksiaskep33
 
Masalah kespro remaja
Masalah kespro remajaMasalah kespro remaja
Masalah kespro remajayusria izza
 
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSIPERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSISellvia Rahmi
 
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaMateri Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaDinkes Kab Lebak
 

Mais procurados (20)

Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseKehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
 
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiKonsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
 
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
 
Kespro dr.rinny
Kespro dr.rinnyKespro dr.rinny
Kespro dr.rinny
 
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
 
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
 
Kespro remaja bagi guru
Kespro remaja bagi guruKespro remaja bagi guru
Kespro remaja bagi guru
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
 
Leaflet kesehatan reproduksi
Leaflet kesehatan reproduksiLeaflet kesehatan reproduksi
Leaflet kesehatan reproduksi
 
Masalah kespro remaja
Masalah kespro remajaMasalah kespro remaja
Masalah kespro remaja
 
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSIPERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
 
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaMateri Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
 
Kespro remaja
Kespro remaja  Kespro remaja
Kespro remaja
 

Semelhante a Gizi Wanita

laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR Utik Pariani
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anak.ppt
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anak.pptPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anak.ppt
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anak.pptgiziunand
 
5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.pptintanmega2
 
Penting status gizi ibu hamil PPT.pptx
Penting status gizi ibu hamil PPT.pptxPenting status gizi ibu hamil PPT.pptx
Penting status gizi ibu hamil PPT.pptxrahmiayuda
 
Pentingnya Status Gizi Masa Prakonsepsi.pptx
Pentingnya Status Gizi Masa Prakonsepsi.pptxPentingnya Status Gizi Masa Prakonsepsi.pptx
Pentingnya Status Gizi Masa Prakonsepsi.pptxekadarmayantiputrisi
 
10. Ibu hamil menyusui_2019.pptx
10. Ibu hamil  menyusui_2019.pptx10. Ibu hamil  menyusui_2019.pptx
10. Ibu hamil menyusui_2019.pptxsurmiasih1
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakasep nababan
 
bahan paparan 1000 HPK.pptx
bahan paparan  1000 HPK.pptxbahan paparan  1000 HPK.pptx
bahan paparan 1000 HPK.pptxELande
 
Gizi ibu hamil hertina
Gizi ibu hamil hertinaGizi ibu hamil hertina
Gizi ibu hamil hertinahertina putra
 

Semelhante a Gizi Wanita (20)

GIZI PADA BAYI PPT-1.pptx
GIZI PADA BAYI PPT-1.pptxGIZI PADA BAYI PPT-1.pptx
GIZI PADA BAYI PPT-1.pptx
 
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anak.ppt
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anak.pptPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anak.ppt
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anak.ppt
 
Gizi anak
Gizi anakGizi anak
Gizi anak
 
Gizi anak
Gizi anakGizi anak
Gizi anak
 
BBLR.pptx
BBLR.pptxBBLR.pptx
BBLR.pptx
 
Bab 1 agama
Bab 1 agamaBab 1 agama
Bab 1 agama
 
5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt
 
Penting status gizi ibu hamil PPT.pptx
Penting status gizi ibu hamil PPT.pptxPenting status gizi ibu hamil PPT.pptx
Penting status gizi ibu hamil PPT.pptx
 
Pentingnya Status Gizi Masa Prakonsepsi.pptx
Pentingnya Status Gizi Masa Prakonsepsi.pptxPentingnya Status Gizi Masa Prakonsepsi.pptx
Pentingnya Status Gizi Masa Prakonsepsi.pptx
 
10. Ibu hamil menyusui_2019.pptx
10. Ibu hamil  menyusui_2019.pptx10. Ibu hamil  menyusui_2019.pptx
10. Ibu hamil menyusui_2019.pptx
 
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
 
Gizi_Bayi_dan_Anak.pptx
Gizi_Bayi_dan_Anak.pptxGizi_Bayi_dan_Anak.pptx
Gizi_Bayi_dan_Anak.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anak
 
bahan paparan 1000 HPK.pptx
bahan paparan  1000 HPK.pptxbahan paparan  1000 HPK.pptx
bahan paparan 1000 HPK.pptx
 
ppt Kel 12 kppk .pptx
ppt Kel 12 kppk .pptxppt Kel 12 kppk .pptx
ppt Kel 12 kppk .pptx
 
226184976 case-fix
226184976 case-fix226184976 case-fix
226184976 case-fix
 
Gizi ibu hamil hertina
Gizi ibu hamil hertinaGizi ibu hamil hertina
Gizi ibu hamil hertina
 
Gizi 1
Gizi 1Gizi 1
Gizi 1
 

Último

dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 

Último (16)

dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 

Gizi Wanita

  • 1. Perubahan dan Gizi pada Setiap Tumbuh Kembang Wanita
  • 2. Perubahan yang Terjadi Pada Setiap Tumbuh Kembang Wanita 1. Bayi Periode ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : • Perubahan dan pertumbuhan yang amat cepat • Berkurangnya ketergantungan anak pada ibunya dan awal munculnya individualitas • Mulai belajar mengenal orang lain diluar dirinya dan ibunya • Menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan lingkungan (sosialisasi) • Adanya keingintahuan yang sangat besar walau koordinasi otot dan kekuatan fisik belum sempurna. Pada bayi lahir cukup bulan, pembentukan genitalia internal sudah selesai, jumlah folikel primordial dalam kedua ovarium telah lengkap sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Tuba, uterus, vagina dan genitalia eksternal sudah terbentuk, labia mayora menutupi labia minora, tetapi pada bayi premature vagina kurang tertutup dan labia minora lebih kelihatan. Pada minggu pertama dan kedua kehidupan di luar, bayi masih mengalami pengaruh estrogen yang sewaktu hamil memasuki tubuh janin melalui plasenta. Karena itu, uterus bayi baru lahir lebih besar dibandingkan dengan uterus anak kecil. Di samping itu estrogen juga menyebabkan pembengkakan pada payudara bayi wanita maupun pria selama 10 hari pertama dari kehidupannya, kadang-kadang disertai dengan sekresi cairan seperti air susu.
  • 3. Masalah yang Terjadi pada Bayi dan Balita Masalah yang sering terjadi pada bayi dan balita yaitu gizi buruk, kurang mendapat perhatian orang tua, kekerasan fisik, mental, maupun seksual yang dilakukan oleh orang- orang terdekat dari bayi atau balita itu sendiri.
  • 4. Kebutuhan Gizi Bayi a. Kebutuhan Energi • Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama adalah 120 kkal/kg BB/hari. Secara umum pada 6 bulan pertama kehidupan, bayi memerlukan energi sebesar kira-kira 115-120 kkal/kg/hari yang kemudian berkurang menjadi sekitar 105- 110 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnya. • Energi terutama dipasok oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga dapat digunakan sebagai energi, terutama jika sumber lain sangat terbatas. Kebutuhan akan energi dapat ditaksir dengan cara mengukur luas permukaan tubuh atau menghitung secara langsung konsumsi energi yang hilang dan terpakai. Asupan energi dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi yang dikeluarkan, Jumlah keluaran energi dapat ditentukan secara “sangat” sederhana berdasarkan berat badan.
  • 5. Berat Jumlah Energi 0-10 kg 20 Kg  20 kg 100 kkal/ kg BB 1000 kkal + (50 kkal/kg BB diatas 10 kg) 1500 kkal + (20 kkal/kg BB diatas 20 kg) b. Kebutuhan Karbohidrat Kebutuhan akan karbihidrat bergantung pada besarnya kebutuhan akan kalori. Belum ada anjuran berapa jumlah karbohidrat yang harus di konsumsi dalam satu hari. Namun sebaiknya 60-70% energi dipasok oleh karbohidrat. Jenis karbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah laktosa, bukan sukrosa, karena laktosa bermanfaat untuk saluran pencernaan bayi. Manfaat ini berupa pembentukan flora yang bersifat asam dalam usus besar sehungga penyerapan kalsium meningkat dan penyerapan fenol dapat dikurangi.
  • 6. c. Kebutuhan Cairan Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan asupan kalori, suhu lingkungan, kegiatan fisik, kecepatan pertumbuhan dan berat jenis air seni. Air kira-kira 70% berat badan pada saat lahir yang kemudian menurun sampai 60% menjelang bayi berusia 12 bulan. Bayi yang sehat akan merasa kenyang dengan pasokan ASI sebanyak 150-200 cc/kg BB/hari (setara dengan 100-30 kkal/kg/hari) selama 6 bulan kehidupan.
  • 7. d. Kebutuhan Lemak ASI memasok sekitar 40-50 % energi sebagai lemak (3-4 gr/100 cc). Lemak minimal harus menyediakan 30% energi, yang dibutuhkan bukan saja untuk memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan penyerapan asam lemak esensial, vitamin yang terlarut dalam lemak, kalsium, serta mineral lain, dan juga untuk menyeimbangkan diet agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai energi. e. Vitamin K Untuk mencegah pendarahan dianjurkan pemberian vitamin K secara perenteral. Sebab produksi vitamin K oleh mukosa usus belum berlangsung karena selama beberapa hari sesudah lahir, saluran usus bayi masih steril.
  • 8. 2. Anak Yang khas pada masa kanak-kanak ini adalah bahwa perangsangan oleh hormon kelamin sangat kecil, dan memang kadar hormon estrogen dan gonadotropin sangat rendah. Karena itu alat-alat genital pada masa ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai permulaan pubertas. Dalam masa kanak- kanak pengaruh hipofisis terutama terlihat dalam pertumbuhan badan. Pada masa kanak-kanak sudah nampak perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan terutama dalam tingkah lakunya. Tetapi perbedaan ini ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan.
  • 9. Masalah Gizi Anak a. Anemia Defisiensi Besi Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandunagn zat besi dalam makanan, terutama pada anak yang terlampau banyak mengkonsumsi susu, sehingga mengendurkan keinginan untuk menyantap makanan lain. Untuk mengatasi keadaan ini, disampung memberikan suplementasi zat besi, jika dianggap perlu, anak harus pula diberi dan dibiasakan menyantap makanan yang mengandungbbanyak zat besi. Sementara sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk. Meski tidak mengandung zat besi air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat besi.
  • 10. b. Karies Dentis Karies dentis sering terjadi pada anak karena anak terlalu sering makan cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula. Sifat lengket itu menentukan panjang waktu pajan terhadap karbohidrat dengan plaque bakteri. Plaque ialah masa gelatin lengket yang melekat pada gigi dan gusi. Masa ini tersusun atas bakteri, protein air ludah (saliva), polisakarida, serta lemak. Makanan yang dapat dengan mudah menimbulkan karien antara lain keripik kentang, permen (terutama permen karet), kue yang berisi krim kue kering, dan minuman manis. Namun pada pronsipnya makanan apapun (termasuk buah-buahan) dapat menimbulkan karies apabila sesudah makan anak tidak dibiasakan segera menggosok gigi. Karies yang terjadi pada gigi susu memang tidak berbahaya, namun kejadian ini biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja bahkan sampai dewasa.
  • 11. c. Berat Badan Kurang Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang seang tumbuh merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk. Sama seperti masalah kelebihan berat, langkah penanganan harus didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya. d. Alergi Secara literal alergi makanan diartikan sebagai respons tidak normal terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi makanan tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%), terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita alergi. Bergantung pada jenis makanan yang disantap, alergi boleh jadi bersifat sementara atau menetap. Alergi yang dipicu oleh susu, kedelai telur, dan tepung terigu dapat reda sendiri setelah anak memasuki usia sekolah, sementara yang disebabkan oleh kacang, ikan dan kerang cenderung menetap. Kebanyakan alergi susu muncul pada tahun pertama kehidupan ketika anak diperkenalkan pada susu sapi.
  • 12. 3. Remaja Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak- kanak dan masa dewasa. tidak ada batas yang tajam antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa masa pubertas diawali dengan berfungsinya ovarium. Pubertas akhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, tumbuhnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi dibawah pengaruh hormin gonadotropin dan hipofisis, dan hormon ini dikeluarkan atas pengaruh releasing factor dan hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai tumbuh, walaupun folikel-folikel tidak sampai matang, karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut sudah mampu mengeluarkan estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaan, korteks kelenjar suprarena mulai membentuk androgen, dan hormon ini memegang peranan dalam pertumbuhan badan.
  • 13. Masalah yang Terjadi Pada Remaja a. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) Kehamilan tidak diinginkan terjadi karena remaja belum memiliki kesiapan untuk menjalani kehamilan, baik secara psikis, sosial, fisik, ataupun secara ekonomi. Hubungan seks pranikah yang dilakukan remaja cenderung berbanding lurus dengan angka kejadian KTD pada remaja. b. Pernikahan Dini Seperti yang selalu kita lihat, di era saat ini sudah terlalu banyak kita lihat banyaknya wanita yang melakukan kawin terlalu muda (dibawah usia 18 tahun). Hal ini sudah sering terjadi, faktor-faktor ini juga sangat mempengaruhi pola pemikiran. Wanita yang menikah sangat muda, berarti resiko terbesar pun bisa terjadi. Wanita muda hamil mempunyai resiko tingkat kematian dua kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang menikah usia diatas 20 tahun dan dapat merusak reproduksi wanita. Dampak lain juga, akibat mereka putus sekolah, pada akhirnya mereka selalu bergantung kepada suami dalam perekonomian keluarga dan dalam mengambil keputusan.
  • 14. c. Kekurangan Gizi Dan Kesehatan Yang Buruk Kekurangan gizi berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi wanita karena sebenarnya wanita yang sudah mengalami menstruasi akan membutuhkan gizi banyak bahkan sampai 3 kali lebih besar dari pada pria untuk menggantikan darah yang keluar. Kurangnya gizi juga bisa membahayakan perkembangan otak janin dan fisik janin. Wanita juga sangat rentan terhadap bakteri karena kebanyakan dari wanita bekerja berhubungan dengan air, misalnya mencuci, memasak, dan sebaginya. Seperti yang kita ketahui bahwa air adalah media yang sangat cepat dan sangat berbahaya dalam penularan bakteri yang bisa menimbulkan penyakit
  • 15. Kebutuhan Gizi Remaja Kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada Recomended Daily Allowances (RDA). Untuk praktisnya RDA disusun berdasarkan perkembangan kronologis, bukan kematangan. Secara garis besar remaja putra memerlukan lebih banyak energi dibading remaja putri. Pada usia 16 tahun remaja putra memerlukan energi sekitar 3470 kkal/hari, dan menurun menjadi 2900 kkal pada usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak pada usia 12 tahun yaitu 2550 kkal/hari dan kemudian menurun menjadi 2200 kkal pada usia 18 tahun. Perkiraan energi untuk remaja putra berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkal/cm. Kebutuhan akan protein pada remaja putra berkisar antara 0,29-0,32 gr/cm tinggi badan. Sementara remaja putri hanya 0,27-0,29 gr/cm tinggi badan.
  • 16. Peningkatan kebutuhan akan energi dan zat gizi sekaligus memerlukan tambahan vitamin diatas kebutuhan semasa bayi dan anak-anak. Asupan thiamin, riboflavin, dan niacin harus ditambah sejajar dengan pertambahan energi. Ketiga jenis vitamin ini berperan dalam sintesis RNA dan DNA. Untuk menjaga agar sel dan jarinagn tidak cepat rusak, asupan vitamin A,C, dan E perlu ditingkatkan selain vitamin D karena perannya dalam proses pembentukan tulang.
  • 17. 4. Reproduksi/Usia Subur Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun keatas wanita masih mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepat sesudah usia tersebut.
  • 18. Masalah pada Usia Subur a. Stress dalam Kehamilan Tingkat stress personal merupakan gambaran umum sebagian besar kehamilan. Kecemasan yang disertai konflik lama yang muncul kembali, depresi, kekhawatiran atau perasaan yang labil, hambatan konsentrasi hubungan pada masa awal kanak-kanak yang teringat kembali, serta peningkatan ketergantungan orientasi ruang. Berbagai peristiwa yang menyedihkan dan tidak diharapkan juga dapat mempegaruhi kemampuan koping wanita. Kehilangan dalam keluarga, peristiwa selama kehamilan seperti abortus iminen, hasil tes diagnostik janin negatif atau kematian janin kembar dalam uterus menimbulkan gangguan penyesuaian emosi dan proses kehamilan alami.
  • 19. b. Depresi Postpartum Kondisi ini biasanya berawal pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan dan dapat berlangsung berminggu-minggu, bulan atau bahkan lebih dari satu tahun. Depresi post partum dapat muncul secara samar dan merupakan gangguan yang tersembunyi. Gambaran kunci depresi post partum adalah penurunan libido yang selanjutnya dapat menambah ketegangan pada hubungan. c. Dispareunia Postpartum Merupakan hubungan seksual yang sangat nyeri setelah persalinan. Penyebab umumnya antara lain penurunan lubrikasi vagina yang dapat dihubungkan dengan menyusui, radang dan infeksi, lapisan himen yang sensitif setelah penjahitan robekan perineum yang tidak memperhatikan posisi optimal organ tersebut, dan pembentukan jaringan parut pada perineum. d. Pelecehan seksual di tempat kerja e. Diskriminasi dalam hak legislatif
  • 20. Kebutuhan Gizi Wanita Hamil a. Kebutuhan Energi Besaran energi yang terasup merupakan faktor gizi paling penting jika dikaitkan dengan berat badan lahir bayi. Banyaknya energi yang harus disiapkan hingga kehamilan berakhir sekitar 80.000 kkal atau kira-kira 300 kkal per hari diatas kebutuhan wanita tidak hamil. Nilai ini dihitung berdasarkan kesetaraan dengan protein dan lemak yang tertimbun untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu. Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal dan lemak 36.337 kkal. Agar energi ini dapat ditabung, masih dibutuhkan “suntikan” energi sebanyak 26.244 kkal yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang dapat di metabolisir. Dengan demikian, jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan ialah 74.537 kkal.
  • 21. c. Kebutuhan Protein Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta bayi. Rata-rata pertambahan protein ialah 8,5 gr/hari. Bagi wanita normal, angka ini terlalu tinggi. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V 1993 menganjurkan penambahan 12 gr/hari. Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 gr. Bahan makanan yang dijadikan sumber sebaiknya merupakan bahan makanan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya.
  • 22. d. Kebutuhan Zat Besi Kebutuhan Fe akan zat besi meningkat sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg lainnya hilang. Penambahan zat besi baik lewat asupan makanan, dan atau pemeberian suplemen terbukti mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Tanpa suplementasi , cadangan besi dalam tubuh ibu akan habis pada akhir kehamilan . Untuk menjaga agar stok ini tidak terkuras dan mencegah kekurangansetiap ibu hamil dianjurkan untuk menelan zat besi sebanyak 30 mg per hari. Takaran ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan. Oleh karena itu, suplemen sebesar 30-60 mg dumilai pada minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan sampai 3 bulan post partum, perlu diberikan setiap hari. e. Asam Folat Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil berlipat dua. Kekurangan asam folat secara marjinal dapat meningkatkan peningkatan kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur. Strategi pencegahan kekurangan asam folat mencakup peningkatan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang kaya akan asam folat, atau suplemen asam folat sebanyak 400 g setiap hari. Food Drugs Aministration (FDA) merekomendasikan perkayaan produk serealia. Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi ( 1000 g/100 gr). Hati (250 g), brokoli, sayur berdaun hijau, bayam, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur
  • 23. f. Kalsium Kadar kalsium dalam darah ibu hamil susut sampai 5% ketimbang wanita yang tidak hamil. Secara kumulatif janin menimbun kalsium sebanyak 30 gr dengan kecepatan 7,110, dan 350 mg masing-masing pada trimester I,II,dan III. Asupan anjuran ialah 1200 mg/hari bagi ibu hamil berumur diatas 25 tahun dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda.
  • 24. Kebutuhan Gizi Wanita Menyusui a. Kebutuhan Energi Penambahan kalori sepanjang 3 b1ulan pertama postpartum mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap 100 cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal. Efisiensi konversi energi yang terkandung dalam makanan menjadi energi susu sebesar rata-rata 80%, dengan kisaran 76-94%. Dari sini dapat diperkirakan besaran energi yang diperlukan untuk menghasilkan 100 cc air susu, yaitu sekitar 85 kkal. Rata-rata produksi ASI sehari 850 cc yang berarti mengandung 600 kkal. Sementara itu kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak 750 kkal. Jika laktasi berlangsung lebih dari 3 bulan dan selama itu berat badan ibu menurun, berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan. Untuk menghasilkan 850 cc ASI dibutuhkan 680-807 kkal (rata-rata 750 kkal) energi. Jika ke dalam diet tetap ditambahkan 500 kkal, yang terkonversi hanya 400- 450 kkal, beraarti setiap hari harus dimobilisasi cadangan energi endogen sebesar 300-350 kkal yang setara dengan 33-38 gr lemak. Dengan demikian simpanan lemak selama hamil sebesar 4 kg aau setara dengan 36.000 kkal akan habis setelah 105 sampai 121 hari atau sekitar 3,5- 4 bulan. Penghitungan ini sekaligus menguatkan pendapat bahwa memberikan ASI berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat dan menepis isu bahwa menyusui bayi akan membuat tubuh menjadi tambun.
  • 25. b. Kebutuhan Protein Selama menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein diatas kebutuhan sebesar 20gr/hari. Dasar ketentuan ini ialah bahwa tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gr protein. Dengan demikian 850 cc ASI mengandung 10 gr protein. Efisiensi konversi protein makanan menjadi protein susu hanya 70% (dengan variasi perorangan). Peningkatan kebutuhan ini ditujukan bukan hanya untuk transformasi menjadi protein susu, tetapi juga untuk sintesis hormon yang memproduksi (prolaktin) serta yang mengeluarkan ASI (oksitosin).
  • 26. 5. Menopause Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis dibuat setelah terdapat aminorhea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum dan pola kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Terjadinya menopause ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul. Pada abad ini tampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi makin panjang. Walaupun demikian di negara-negara maju menopause tidak bergeser lagi keumur yang lebih muda. Tampaknya batas maksimal telah tercapai. Menopause yang artificial karena operasi atau radiasi umumnya menimbulkan keluhan lebih banyak dibandingkan dengan menopause alamiah.
  • 27. Masalah Pada Masa Menopause a. Perdarahan disfungsional semakin meningkat b. Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak ; mioma uteri, c. Polip endometrial, polip servikal d. Karsinoma korpus uteri e. Keganasan payudara f. Depresi menstrual, yang merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan sebagai wanita yang tidak lengkap lagi g. Perubahan kehidupan seksual, akan terjadi kegairahan seksual yang luar biasa hingga kemungkinan melakukan masturbasi. Dan dapat juga bersikap dingin h. Obsesi untuk hamil lagi, yaitu ingin mempertahankan kapasitas reproduksi dan kemudaannya i. Ilusi, yaitu mempertanyakan apakah suaminya masih cukup berharga, sehingga tidak segan-segan bergaul dnegan anak-anak muda, “tante girang” terjadi pada wanita yang tidak mampu mengendalikan diri
  • 28. Kebutuhan Gizi Wanita Menopause a. Kebutuhan Energi Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia karena metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang. Secara umum terjadi penurunan asupan energi sebesar 5% per dekade. Namun demikian tidak sedikit lansia yang sama efektifnya ketika mereka masih muda. Penyusutan BMR 10-20% antara usia 30-75 tahun merupakan cerminan dari perubahan komposisi tubuh, penambahan massa lemak, dan penyusutan massa otot. b. Kebutuhan Protein Jika mengacu pada RDA, kebutuhan protein dipatok pada angka 0,8 gr/kg BB/hari. Angka ini diperoleh dari perhitungan asupan energi sebesar 1900 kkal (wanita) dan 2300 kkal (pria). Protein sebagai pemasok energi dapat diberikan dalam jumlah sedang ataupun tinggi, tetapi sebaiknya 20-25% dari jumlah kalori total. Jumlah assupan karbohidrat sedemikian rupa sehingga terkandung serat sebanyak 40 gr. Penghitungan kebutuhan lansia akan zat gizi dan air sama seperti penghitungan kebutuhan kelompok usia yang lain. Yang perlu diingat bahwa di atas 25 tahun BMR akan menurun 1% setiap 1 tahun.
  • 29. c. Kebutuhan Karbohidrat Kebanyakan lansia mengkonsumsi zat karbohidrat hanya 45-50% dari seharusnya 55-60% kalori total. Sebagian lansia menderita kekurangan laktase, enzim yang berfungsi menghidrolisis laktosa. Ketiadaan proses hidrolisis mengakibatkan laktosa tidak bisa diserap. Laktosa di dalam usus kemudian diserap oleh bakteri dan menghasilkan gas. Gas ini berpotensi menimbulkan diare, kram, dan flatulens. Itulah sebabnya mengapa lansia enggan disuguhi susu. Kengganan ini patut disayangkan karena susu bernilai gizi tinggi. Ada baiknya dicarikan susu yang berkadar laktosa rendah. Pengurangan kadar laktosa sekitar 20-30% berdampak pada penyusutan gejala intoleransi laktosa. d. Kebutuhan Lemak Asupan lemak dibatasi sampai sebesar 30% dari total energi, sementara sisanya diupayakan dari karbohidrat. RDA untuk asam lemak esensial diupayakan sebanyak 2-3%. Pembatasan lemak kurang dari 20% akan mempengaruhi mutu makanan karena kandungan asam lemak esensial berkurang.
  • 30. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Siklus Kesehatan Wanita Dari Konsepsi Sampai Usia Lanjut. 1. Konsepsi, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : • Keturunan • Fertilitas • Kecukupan gizi • Kondisi sperma dan ovum • Faktor hormonal • Faktor psikologis 2. Bayi, faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa bayi : • Lingkungan • Kondisi ibu • Sikap orang tua • Aspek psikologi pada masa bayi • System reproduksi
  • 31. 3. Masa kanak-kanak • Hal-hal yang diwariskan dari orang tua, misalnya bentuk tubuh. • Kemampuan intelektual • Keadaan hormonal tubuh • Emosi dan sifat • Keluarga • Gizi • Budaya setempat • Kebiasaan anak dalam hal personal hygiene 4. Remaja • Anemia dan kurang gizi kronis • Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri • Buta huruf • Pendidikan rendah • Lingkungan dan suasana yang kurang memperhatikan kesehatan remaja dan bekerja yang akan menggangu kesehatan remaja • Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak kesehatan fisik, mental dan emosional remaja. • Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tahu tentang masalah seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar. • Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas. • Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan HIV/AIDS • Penyalahgunaan seksual
  • 32. 5. Dewasa • Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa dewasa. • Perkembangan organ reproduksi • Tanggapan seksual • Kedewasaan psikologi 6. Usia lanjut • Faktor hormonal • Kejiwaan • Lingkungan • Pola makan • Aktifitas fisik (olah raga)
  • 33. Peran dan Tugas Bidan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan Secara umum dalam penanggulangan masalah pada wanita, peran bidan adalah sebagai fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat mencari jawaban dari suatu permasalahan yang dihadapi oleh wanita sehingga bidan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup. Cara melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan : • Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang permasalahan sesuai kebutuhan • Memberikan pandangan-pandangan tentang akibat dari keputusan apapun yang akan diambilnya. • Meyakinkan ibu untuk bertujuan terhadap keputusan yang akan diambilnya. • Pastikan bahwa keputusan yang diambil ibu adalah yang terbaik • Memberi dukungan pada ibu atas keputusan yang diambilnya.