1. ANALISIS PRAKTEK KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Studi Komunikasi Non Verbal Mahasiswa FISIP UAJY dan Karakteristik Model
Interpersonal Tatap Muka dengan Bermedia
Oleh Danu DeanAsmoro
Manusia tidak akan pernah hidup tanpa adanya komunikasi. Komunikasi dianggap
sebagai bentuk paling ideal antara manusia dengan manusia yang lain untuk mewujudkan
egonya dan kemampuannya dalam berinteraksi secara individu dan sosial. Komunikasi
terbagi dalam level yang beragam. Komunikasi yang berada pada level antar individu
disebut dengan komunikasi interpersonal. Banyak tujuan dari komunikasi model
interpersonal, tetapi pada hakikatnya setiap bentuk komunikasi mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Salah satu kelebihan komunikasi interpersonal adalah memanusiakan orang,
asumsinya karena kita secara langsung bertemu dan mengadakan interaksi dengan orang
lain (komunikasi semacam ini, mampu memberikan adanya rasa support, mengakui,
menghargai, dan menghormati orang lain). Komunikasi interpersonal terbukti mampu
mengubah khalayak atau individu dengan pendekatan – pendekatan yang dilakukan dengan
cara sangat personal. Kekurangan komunikasi model interpersonal salah satunya adalah
tidak dapat diaplikasikan ketika kita berelasi dengan orang yang jumlahnya banyak, atau
ketika kita berelasi dengan pihak – pihak yang terkait dengan media dan institusi yang lebih
mengarah pada sistem yang kuat. Dalam paper ini, akan dibahas secara khusus bagaimana
komunikasi interpersonal di jalin dalam relasi sosial manusia. Dalam pengamatan ini,
penulis menggunakan sampel untum observasi yaitu mahasiswi/ mahasiswa FISIP
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Definisi komunikasi interpersonal ( Wood. 2007 : p.20 ) interpersonal
communication often involves only two or three people, this isn’t a useful definition.
Secara jelas dinyatakan bahwa garis besar komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antara dua atau tiga orang, tetapi ini menjadi bermakna sangat banyak dan
dapat didefinisikan dengan cara yang lain pula. Esensinya bahwa komunikasi interpersonal
itu merupakan komunikasi yang beranjak dari model intra personal, ia berkembang menjadi
komunikasi antara personal yang satu dengan personal yang lain (terlepas dari definisi
teoritikus, yang semakin beragam dalam mendefiniikan komunikasi interpersonal).
1|Danu Dean Asmoro
2. Komunikasi yang dilakukan oleh manusia, termasuk komunikasi interpersonal
terdapat dua jenis penyampaian. Dua jenis penyampaian dikenal dengan komunikasi verbal
ketika disampaikan oleh sumber dalam bentuk kata – kata Sedangkan, komunikasi yang
tidak disampaikan dengan bentuk kata – kata disebut sebagai komunikasi non verbal.
Terdapat banyak tipe komunikasi non verbal, diantaranya adalah ( Wood. 2000. p:140-154
) dibagi atas kinesics, haptics, physical appearance, artifacts, environmental factors,
proxemics and personal space, chronemics, paralanguage, and silence.
Berikutnya akan dibahas bagaimana komunikasi non verbal dilakukan dari teoritik
menjadi empiris, melalui adanya pengamatan. Pengamatan yang dilakukan adalah terhadap
mahasiswi/ mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pada umumnya setiap
mahasiswi/ mahasiswa selalu melakukan upaya untuk menjalin relasi dan melakukan
hubungan dengan sosial mereka. Hal ini merupakan bentuk perwujudan eksistensi
mahasiswi/ mahasiswa itu sendiri, terhadap upaya untuk membentuk image yang baik di
mata sosial. Selain image, ini lebih sekedar keinginan tetapi sudah menjadi kebutuhan
untuk melakukan komunikasi interpersonal.
a. Kinesics
Kinesics refers to body position and body motions, including those of the face.
(Wood.2000. p:140)
Kinesics dalam relasi interpersonal mahasiswi/ mahasiswa FISIP Universitas Atma
Jaya Yogyakarta terlihat pada saat :
1. Saat berkumpul dengan teman yang lain, antara mahasiswi/ mahasiswa
akan melakukan pola – pola interaksi interpersonal seperti menggunakan
posisi tubuh untuk menguatkan sesuatu. Emosi tubuh juga terlihat dengan
adaya interaksi melalui raut muka atau wajah dan gerakan tubuh.
2. Saat presentasi di depan kelas, mahasiswi/ mahasiswa biasanya selalu
mendukung komunikasi verbal dengan adanya gerakan tubuh. Misal ada
gerakan tangan, gerakan memutar atau jalan saat presentasi, gerakan tangan
dan lain sebagainya. Kita bisa mengatakan bahwa ini komunikasi bukan
interpersonal, tetapi dari definisi yang ada kita kembali pada konteks
bahwa kadangkala seseorang mengomunikasikan pesan interpersonal
2|Danu Dean Asmoro
3. diantara banyak orang. Jadi asumsinya, seseorang yang didepan kelas, akan
mengomunikasikan dirinya dengan dosennya atau dengan mahasiswi/
mahasiswanya yang berakibat pesan itu akan dimaknai.
3. Pada saat dikelas, kinesics juga dapat terlihat saat mahasisiwa mulai bosan
atau mengantuk pada mata kuliah tertentu. Gerakan ini misalnya disertai
dengan gerakan yang menandakan rasa malas. Gerakan lain adalah disertai
bisik – bisik kepada teman terdekatnya dimana membahas mata kuliah
yang menyebalkan atau mengasyikkan.
Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics) suatu istilah yang
diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell. (
Mulyana,2008. p: 353 ).
Mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY menggunakan beberapa komunikasi
nonverbal model kinesics, seperti diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Isyarat tangan ; saat ingin bertanya kepada dosen maka mengangkat jari
tangan, saat bertemu dengan teman yang satu sama lain saling bersalaman,
dan isyarat tangan juga terlihat pada saat presentasi. Menyatakan bagus dan
buruk juga dilakukan dengan adanya isyarat tangan antara mahasiswi/
mahasiswa. Isyarat tangan juga dipakai saat memanggil salah seorang
temannya untuk mendekat.
2. Gerakan kepala ; model kinesics seperti ini yang dapat terlihat adalah pada
saat antara mahasiswi/ mahasiswa menyatakan kesetujuannya dengan
menganggukkan kepada dan menyatakan tidak setuju dengan
menggelengkan kepalanya. Misalnya setuju untuk makan di kantin, dan
tidak setuju untuk bermain pada saat ujian telah tiba.
3. Postur tubuh dan posisi kaki ; hal ini terlihat pada saat gugup presentasi
atau pada saat santai sewaktu menikmati fasilitas hot spot internet. Kita
dapat melihat secara langsung bagaimana postur tubuh dan kaki terlihat saat
mereka duduk, atau berdiri, atau bahkan mungkin jalan. Hal – hal seperti ini
membuat suatu pengartian pada postur tubuh dan posisi kaki yang
3|Danu Dean Asmoro
4. ditunjukkan pada saat tertentu. Postur tubuh dan posisi kaki ini juga dapat
mengomunikasikan kepada kita, bagaimana seseorang itu beraktivitas.
Kinesics dalam referensi lain juga terbagi atas beberapa bagian yaitu body
orientation, posture, gesture, face and eyes,.
Body orientation mengarah pada bagaimana posisi tubuh dan gerakannya itu
difungsikan untuk dikomunikasikan. Posture mengarah pada bagaimana pesan
dibentuk atas tubuh ketika senyum atau sedih, kita menilai dan melihat dari
posturnya. Gesture adalah misalnya emblem atau illustrators. Face and eyes adalah
bentuk komunikasi nonvernal dengan adanya mimic muka dan gerakan mata yang
digunakan untuk berkomunikasi.
b. Haptics
Haptics dari beberapa sumber referensi disimpulkan sebagai suatu sentuhan.
Sentuhan dapat mengartikan dan melambangkan hubungan antar personal, yang
beriakibat pada adanya rasa saling memahami.
Touching also communicatioes power and status. People with high status
touch others and invade other’s space more than people with less status do. (
Henley,1997 ).
Haptics atau sentuhan juga dapat dilambangkan sebagai kekuasaan. Secara
teortitik dalam ( Mulyana, 2008: p.380 ) dinyatakan bahwa haptics terdiri atas
beberapa macam yaitu yang bersifat fungsional – pofessional, sosial – sopan,
persahabatan – kehangatan, cinta – keintiman, dan rangsanga seksual. Dalam
konteks relasi interpersonal mahasiswi/ mahasiswa FISIP Uinversitas Atma Jaya
Yogyakarta terdapat pada berbagai bentuk :
1. Sentuhan perkenalan ; biasanya haptics ini dikategorikan saat
mahasiswi/ mahasiswa belum terlalu kenal satu sama lain. Hal yang
paling dapat terlihat dengan adanya salam tangan, atau sentuhan
yang menandakan ingin berkenalan lebih lanjut.
2. Sentuhan persahabatan ; sentuhan persahabatan diklasifikasikan
dalam relasi interpersonal mahasiswi/ mahasiswa FISIP Universitas
Atma Jaya Yogyakarta pada taraf saling kenal. Bisanya
4|Danu Dean Asmoro
5. dipertukarkan saat pertemuan antar personal yang bersahabat, dan
muncul pada pertemuan – pertemuan antar sahabat.
3. Sentuhan kekuasaan ; sentuhan kekuasaan biasanya terjadi pada
komunikasi mahasiswi/ mahasiswa yang mempunyai kekuasaan.
Kekuasaan disini mungkin dapat disengaja, atau tidak disengaja.
Misalnya saat dilakukan inisiasi kampus.
4. Sentuhan keintiman ; sentuhan keintiman terjadi dalam komunikasi
interpersonal non verbal mahasiswi/ mahasiswa FISIP Universitas
Atma Jaya Yogyakarta yang mempunyai relasi tertentu. Relasi
tertentu disini dalam artian memiliki pengakuan atas hubungan
keduanya, misalnya pacaran. Sentuhan dalam taraf keintiman, jauh
lebih intens dan kuat daripada sentuhan yang lainnya.
c. Physical appearance
Ini biasanya menekankan pada konteks Budaya. Di Barat misalnya, ada keharusan
interaksi face – to – face. Interaksi bagaimana makna diciptakan oleh fisik dan
penampilannya. Hal ini dalam interaksi antar mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY
dapat terlihat pada berbagai macam hal, sepeti :
1. Sterotype ketika melihat cirri – cirri fisik satu mahasiswi/
mahasiswa. Kadangkala kita memikirkan mainset mengenai cirri
orang tertentu dari daerah tertentu, sehingga memunculkan statement
seperti “ Dia anak Jawa “ atau “ Dia mahasiswa dari Timur.’
2. Komunikasi nonverbal lain adalah misalnya ketika melihat satu
mahasiswa/ mahasiswi dengan postur tubuh yang kurus, maka seolah
menyatakan kepada kita bahwa ia kurang makan. Sebaliknya
menjadikan kita berfikir seorang mahasiswa doyan makan ketika kita
melihat postur tubuhnya yang besar.
d. Artifacts
Artifact are personal objects we us to announce our identities and heritage and to
personalize our environments. ( Wood.2007: p.144)
5|Danu Dean Asmoro
6. Artifacts merupakan obyek personal yang dapat menyampaikan identitas
yang dapat digunakan untuk mempersonalisasikan diri. Hal ini merujuk pada
komunikasi yang dihasilkan oleh seorang mahasiswi/ mahasiswa ketika ia
mengenakan sesuatu yang ia kenakan. Artefak ini dapat terlihat pada kendaraan
yang ia pakai, aksesoris teknologi yang digunakan mahasiswi/ mahasiswa di FISIP
UAJY. Kadangkala artefak juga menandakan suatu kebudayaan yang dikenakan
oleh seseorang, misalnya ketika salah seorang mahasiswi mengenakan baju batik
dan digeneralisasikan bahwa ia orang Indonesia yang sangat mencintai batik. Hal
serupa juga dapat dilihat ketika seorang mahasiswa mengenakan aksesoris blink –
blink, laki – laki yang pakai anting, busananya rapi, memiliki tato, dan lain
sebagainya diangap mewakili mahasiswa kelas menengah ke atas yang suka sekali
dengan hedonism.
e. Environmental Factors
Environmental factor ( Wood, 2007: p.146) are elements of settings the affect how
we feel and act. For instance, we respond to architecture, colors, room design,
temperature, sounds, smells, and lighting.
Environmental factors dalam komunikasi nonverbal antara mahasiswi/ mahasiswa
yang terjalin adalah ketika melihat apa saja warna pada yang dikenakan mahasiswa.
Misal ada mahasiswa yang sangat suka dengan baju warna hitam dan selalu
memakai itu, maka mungkin temannya menilai jika ia suka warna hitm atau bahkan
mungkin menganggap kehidupan masa lalunya kelam dan sulit untuk ditebak.
Karena beberapa kebanyakan mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY merupakan etnis
Tionghoa ada kalanya seperti faktor feng shui, juga dilakukan seseorang untuk
bertindak.
f. Proxemics and Personal Space
Proxemics refers to space and how we use it. ( Hall, 1968 ).
Proksemik dan jarak personal selalu mengaitkan pada bentuk – bentuk komunikasi
nonverbal yang diciptakan berdasarkan penggunaan dan pengaplikasian jarak yang
selalu berkaitan dengan norma masyarakat dan konteks budaya tertentu. Dalam
konteks Amerika Serikat misalnya interaksi sosial dibentuk dan dirasakan nyaman
6|Danu Dean Asmoro
7. pada jarak 4-12 kaki, sedangkan untuk jarak romantic bisa berdasarkan 18 inchi
atau kurang.
Richard West dan Lynn H. Turner pada Introducing Communication theory (2007)
membagi zona proksemik pada berbagai macam pembagian, yaitu :
Jarak intim, jaraknya dari 0 – 18 inci.
Jarak personal, jaraknya 18 inci – 4 kaki.
Jarak sosial, jaraknya 4 – 12 kaki.
Jarak publik, lebih dari 12 kaki.
Bagaimanapun dari sumber yang telah ada, jarak mampu mengartikan suatu
hubungan, misalnya saja komunikasi model ini juga dilakukan oleh sebagian
mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY seperti :
1. Ketika ada mahasiswi/ mahasiswa baik heteroseks, biseks, homoseks yang
berada pada jarak yang sangat dekat, maka orang mahasiswi/ mahasiswa lain
akan langsung menduga bahwa mereka mempunyai hubungan khusus.
Hubungan khusus ini bisa telah menjadi pasangan suami isteri, pacaran,
hubungan tanpa status, atau bahkan mungkin teman tapi mesra.
2. Ketika ada mahasiswi/ mahasiswa berada pada area – area wilayah diskusi
atau peretemuan kelompok, maka dapat dikatakan pembicaraan yang
dilakukan adalah pembicaraan yang mengarah kepada kelompok atau
persahabatan.
3. Lingkungan komunikasi antar mahasiswa di dalam kelas FISIP UAJY
merupakan contoh bagaimana relasi dibentuk secara sosial yang tidak terlalu
dekat.
4. Jarak publik misalnya terjadi ketika inisiasi berlangsung, dapat dikatakan
upacara atau kegiatan yang dilakukan menunjukkan satu sama lain belum
dan tidak terlalu atau bahkan tidak saling mengenal.
g. Chronemics
Chronomics refers to how we perceive and use time to define identities and interactions.
(Wood.2007 : p.149).
7|Danu Dean Asmoro
8. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa kronemik merupakan bagaimana komunikasi
nonverbal yang dilakukan ketika menggunakan waktu, ini juga berkaitan dengan
peranan budaya dalam konteks tertentu.
Mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY dapat dikategorisasikan sebagai berikut :
1. Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita mampu menilai bagaimana
mahasiswi/ mahasiswa yang memanfaatkan dan mengaplikasikan waktunya
secara tepat dan efektif. Di FISIP UAJY dapat dilihat pada saat pengumpulan
tugas kuliah dan saat memasuki kelas dimana mahasiswi/ mahasiswa yang
bersangkutan selalu datang lebih awal dari dosen atau tepat dilangsungkannya
kuliah. Konteks interpersonal yang paling tepat adalah ketika kita menunggu
teman kita dan telah janjian, jika ia menghargai waktu maka ia akan datang tepat
waktu atau sebelum waktu janjian.
2. Mahasiswa yang santai dalam menjalani waktu. Model mahasiswi/ mahasiswa
ini dapat dilihat ketika dead time kuliah yang diberlangsungkan sampai 15
menit, mahasiswa yang masuk pada menit ke 0 sampai menit ke 15 adalah
mahasiswa yang termasuk santai dalam menjalani waktu. Hal ini juga tercermin
pada saat pengumpulan tugas yang datang dan mengumpulkannya mepet waktu
dead line.
3. Mahasiswa sangat santai sekali. Hal ini dapat tercermin pada bagaimana ketika
mahasiswi/ mahasiswa yang selalu datang terlambat atau lebih dari 15 menit
ketika kuliah, atau absen kuliah hanya karena telat bangun. Model – model
seperti ini dapat ditemukan juga pada mahasiswa yang sering menitip absen.
h. Paralanguage
Paralanguage is communication that is vocal but does not use words. (Wood.2007
:p.150).
Paralanguage adalah bentuk komunikasi nonverbal yang lebih mengarah kepada
pendukung suara atau vocal. Dalam konteks komunikasi interpersonal mahasiswi/
mahasiswa FISIP UAJY adalah digunakannya beberapa paralanguage, seperti :
1. Kecepatan dalam berbicara ; terlihat saat ada pertemuan atau presentasi di
depan kelas.
8|Danu Dean Asmoro
9. 2. Artikulasi nada yang tinggi atau rendah, digunakan setiap mahasiswi/
mahasiswa untuk menekankan beberapa penekanan yang ingin diperjelas
ketika disampaikan.
3. Volume suara ; setiap mahasiswi/ mahasiswa mempunyai volume suara
yang berbeda. Tergantung pada seberapa jauh komunikator dan komunikan
berada, serta kemampuan pita suara.
4. Karakter suara ; seperi cirri – cirri suara yang dimiliki oleh mahasiswi/
mahasiswa. Paralanguage yang ada adalah gumaman, gerutan, gelak tawa,
dan sebagainya.
i. Silence
A final type of nonverbal behavior is silence, which can communicate powerful
messages. (Wood.2007: p.151 ).
Dalam konteks komunikasi, diam juga merupakan komunikasi. Ia bisa memberikan
suatu makna dan pesan tertentu kepada orang lain. Konteks mahasiswi/ mahasiswa
FISIP UAJY dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan adanya silence ini
adalah sebagai berikut :
1. Diam karena mengalah ; mahasiswa melakukan hal ini biasanya sebagai
tanda damai bukan tanda kekalahan. Hal ini dapat ditemukan ketika terjadi
diskusi keras di dalam kelas, bisa juga saat pembicaraan antar sahabat
dimana tidak ada pihak yang mau mengalah.
2. Diam karena menunggu ; mahasiswa melakukan komunikasi silence yang
berbentuk penantian. Biasanya ini menunggu lawan bicara untuk selesai
berbicara dahulu, atau berharap lawan bicaranya memulai pembicaraan.
3. Diam karena tanda ketidakpahaman ; konteks silence semacam ini terjadi di
dalam kelas. Misalnya untuk menjaga gengsi ketika ditanyai kejelasan
pengajaran dosen oleh teman lainnya.
4. Diam karena malu ; tidak selamanya ketika komunikasi interpersonal antar
mahasiswa, dimana salah satu pihak diam itu merupakan bentuk kepasifan.
Kadangkala seorang mahasiswa merasa punya kemampuan, tetapi enggan
untuk menyampaikan kepada mahasiswa lain.
9|Danu Dean Asmoro
10. ANALISIS KONTEKS PENGGUNAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DENGAN BENTUK NON VERBAL
Komunikasi interpersonal sering digunakan setiap manusia dalam hidupnya. Penting
untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian komunikasi interpersonal dilakukan, sehingga
kita mengetahui secara menyeluruh tentang apa yang dicoba untuk dikomunikasikan.
Bentuk – bentuk kata dilakukan dengan komunikasi verbal, sedangkan yang bukan atau
selain kata – kata adalah komunikasi nonverbal.
Konteks komunikasi yang dilakukan antar mahasisiwi/ mahasiswa FISIP Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, membutuhka suatu analisis yang lebih mendalam untuk mengetahui
bagaimana tana – tanda nonverbal dikomunikasikan dalam interaksi pertemanan antar
mahasiswi/ mahasiswa. Berikut adalah bagaimana anda – tanda nonverbal terjadi dalam
komunikasi interpersonal mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY.
1. Presentasi di Depan Kelas
Komunikasi interpersonal yang sering dilakukan adalah dengan teman duduk yang
terdekat atau pertanyaan dua arah yang ditujukan dari mahasiswa kepada mahasiswa
yang lain ( presentasi individu ).
Dari pengamatan, symbol komunikasi nonverbal yang dilakukan dalam tataran ini
yang palig sering adalah kinesics. Kinesics banyak digunakan pada saat presentasi
di depan kelas dan paralanguage. Ketika presentasi di depan kelas, dosen akan
mengetahu bagaimana perasaan mahasiswi/ mahasiswa yang bersangkutan ketika
meju di depan kelas.
2. Menunggu Kelas atau Dosen
Komunikasi interpersonal nonverbal yang terjadi pada saat menunggu kelas atau
dosen adalah proksemik. Proksemik ini atau komunikasi dengan jarak yang
digunakan untuk mengaplikasikan hubungan interpersonal dapat terlihat bahwa
seorang mahasiswi/ mahasiswa berpacaran, bersahabatan, musuhan, dan lain
sebagainya dari jarak ia duduk berdua dengan teman disampingnya. Biasanya yang
pacaran saat menunggu kelas atau dosen, duduknya akan saling berdekatan satu
sama yang lainnya.
3. Persiapan Pulang
10 | D a n u D e a n A s m o r o
11. Ketika persiapan pulang pastinya mahasiswi/ mahasiswa akan selalu melihat
jamnya berkali – kali kalau tidak bertanya kepada temannya sekarang sudah
menunujukkan jam berapa. Pada saat persiapan pulang, yang paling banyak
digunakan adalah komunikasi nonverbal dengan chronemics yaitu pengaplikasian
waktu, karena kadangkala mahasiswi/ mahasiswa akan menilai apakah tepat waktu
atau tidak tepat waktu ( baik kurang atau justru lebih ).
4. Sessi Tanya Jawab di Kelas
Pada saat sessi tanya jawab didalam kelas, maka komunikasi nonverbal yang
banyak dilakukan pada civitas FISIP UAJY adalah silence yaitu diam. Diam ini
paling banyak dilakukan oleh mahasiswi/ mahasiswa dikarenakan tidak memahami
atau sdah paham, dan diam itu memberikan makna kepada dosen mengetahui atau
tidak mengetahui emosi mahasiswi/ mahasiswanya.
5. Tugas Kelompok
Pada saat mengerjakan tugas kelompok yang paling banyak dilakukan adalah model
shronemics yaitu karena ada yang tepat waktu dan ada pula yang terlambat.
6. Aktivitas Hot Spot
Pada saat aktivitas hot spot maka yang banyak digunakan adalah komunikasi
nonverbal dengan model proksemik, yaitu jarak hubungan seseorang dengan yang
lainnya. Ketika dua orang di ruang hot spot saling berdekatan dan menunjukkan
keintiman, maka dapat diprediksi mereka berpacaran dan ketika berjauhan mungkin
sedang bermusuhan atau tidak kenal satu sama lain.
7. Sessi Kegiatan Belajar Mengajar
Pada saat kegiatan belajar mengajar yang paling sering dilakukan oleh mahasiswi/
mahasiswa adalah kinesiks, biasanya dengan bercakap – cakap dengan teman atau
berbisik – bisik agar tidak bosan.
8. Walking
Ketika seorang mahasiswi/ mahasiswa berjalan di selasar atau halaman, maka
komunikasi nonverbal yang digunakan dapat dipastikan artefak, environmental
factor, dan physical appearance. Hal ini dikarenakan ingin menyampaikan pesan
dari gaya penampilan yang ia gunakan untuk berkomunikasi.
11 | D a n u D e a n A s m o r o
12. 9. Membaca Pengumuman
Pada saat membaca pengumuman yang paling sering digunakan adalah model
komunikasi nonverbal dengan haptics, hal ini dikarenakan kadangkala
menggunakan gerak tubuh untuk memahami suatu pengumuman. Kronemik juga
digunakan ketika membaca pengumuman, misal melihat jam lalu naik ke lantai atas
ketika perkuliahan telah dimulai.
10. Bertemu atau Berbicara dengan Dosen
Ketika bertemu dan berbicara dengan dosen maka komunikasi nonverbal yang
dilakukan adalah silence, hal ini dikarenakan kadang mahasiswi/ mahasiswa malu
dan masih berfikir ketika hendak berbicara dengan dosennya.
Dari analisis yang dilakukan maka komunikasi nonverbal yang paling banyak
dilakukan oleh mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY adalah kronemik, proksemik, dan
haptics. Ketiga – tiganya ini sangat banyak digunakan. Alasan mengapa kronemik yang
paling banyak digunakan adalah dalam komunikasi interpersonal apapun termasuk
nonverbal yang dilakukan oleh mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY selalu dibatasi atau
dimanfaatkan oleh waktu, misal bertemu dengan pacarnya saat tidak kuliah. Contoh
brikutnya adalah keterlambatan yang sering dijumpai saat janjian bertemu atau bahkan
melihat papan pengumuman yang dibatasi oleh jam masuk perkulaiahan. Sedangkan
proksemik banyak didapati ketika mahasiswi/ mahasiswa berkumpul, kita dapat memahami
komunikasi nonverbal mereka tentang hubungan mereka dari jarak yang mereka gunakan
dalam berkomunikasi. Selanjutnya, haptics banyak digunakan karena hal ini mengarah pada
dukungan atas komunikasi lisan, dengan adanya gerakan tubuh.
Model Komunikasi Nonverbal Baru
Di lingkungan FISIP UAJY pada komunikasi interpersonal antar mahasiswi/ mahasiswanya
ditemukan model – model baru yaitu Clothing. Clothing dalam refernsi terbagi untuk
menunjukkan beberapa status, diantaranya :
1. Economic level.
2. Educations level.
3. Trustworhiness.
4. Social positions.
12 | D a n u D e a n A s m o r o
13. 5. Level of sophistication.
6. Economic background.
7. Social background.
8. Educational background.
9. Level of success.
10. Moral character. ( Adler&Towne. 1990. P: 231 )
Hal ini sangat terlihat pada mahasiswi/ mahasiswa yang mengenakan pakaian
berbeda satu sama lainnya, jelaslah ini merupakan pertanda komunikasi interpersonal
dalam bentuk nonverbal. Contohnya adalah sebagai berikut :
1. Economic level ; pakaian dengan model merk tertentu yang harganya di mall
mencapai 1 juta rupiah, menunjukkan orang tersebut berada pada level ekonomi
menengah keatas.
2. Educations level ; pakaian mahasiswa yang memakai baju kemeja atau kantor,
menandakan ia tengah menempuh semester akhir perkuliahan.
3. Trustworhiness ; misalnya mahasiswi program studi Public Relations yang
mengenakan pakaian seperti humas suatu perusahaan dan berdandan wangi agar
seolah sedang melayani stakeholdernya dan membantuk citra.
4. Social positions ; misalnya dengan menggunakan jas almater itu diartikan
mempunyai posisi tertentu di kampus seperi BEM dan lain – lain.
5. Level of sophistication ; misalnya ketika seorang mahasiswi ganti – ganti pakaian
untuk ke kampus. Hal ini menandakan orang tersebut suka berbelanja dengan
intensitas yang sering.
6. Economic background ; misalnya ketika seorang mahasiswa menggunakan baju
partai politik. Bisa jadi dia dibayar oleh partai sebagai latar ekonomi pendukungnya
7. Social background ; misalnya ketika seseorang menggunakannaju adat atau batik,
hal ini mampu mencirikan latar sosialnya dari daerah tertentu.
8. Educational background ; misalnya ketika seseroang mengenakan baju religi yang
menandakan latar edukasinya dari sekolah seminari.
9. Level of success ; misalnya ingin menunjukkan kesuksesan dengan jalan
menggunakan jass.
13 | D a n u D e a n A s m o r o
14. 10. Moral character ; misalnya mengenakan pakaian yang alim.
Analisis Komunikasi Interpersonal Tatap Muka dan Ber – Media
Perbedaan komunikasi interpersonal tatap muka dengan ber – media atau medio adalah
dapat dijelaskan sebagai berikut. Komunikasi interpersonal tatap muka cirri – cirri atau
karakteristinya :
1. Menggunakan saluran yaitu ruang pertemuan secara langsung, jadi antar personal
saling bertemu dan mampu melihat wajah parternya.
2. Komunikator dan komunikan berada berdekatan.
3. Komunikasi interpersonal tatap muka menggunakan sebuah zona ruangan untuk
mengadakan interaksi komunikasi.
4. Komunikasi interpersonal tatap muka dilakukan secara langsung.
5. Sifatnya sengaja atau tidak disengaja ( direncanakan atau tidak direncanakan ).
Karakteristik komunikasi interpersonal tatap muka dapat dijelaskan bahwa komunikasi
ini dilakukan oleh beberapa orang atau lebih dengan menggunakan model face to face.
Model ini disebut sebagai model konvensional, yaitu masing – masing pihak mengadakan
pertemuan untuk saling mengomunikasikan hal – hal yang menjadi tujuan komunikasi.
Kelebihan dengan model tatap muka, masing – masing pihak dapat saling melihat wajah
partnernya. Hal ini sangat penting karena digunakan sebagai bentuk visualisasi secara
langsung, sehingga kita mampu menginterpretasikan apa saja yang dirasakan oleh orang
yang kita ajak berkomunikasi. Jarak yang digunakan ketika menggunakan model tatap
muka juga menggunakan jarak berdekatan, dimana satu dengan yang lainnya berada pada
cakupan jarak yang tidak jauh atau sesuai dengan harapannya, misalnya penggunaan
proksemik. Selain itu yang pasti dilakukan ketika menggunakan komunikasi interpersonal
model tatap muka adalah dengan mengadakan ruang untuk mengadakan interaksi, ruang ini
adalah kesepakatan mengenai beberapa hal yang ingin dikomunikasikan. Komunikasi
interpersonal dengan model tatap muka juga dilakukan secara langsung. Komunikasi model
ini juga sifatnya bisa disengaja ataupun tidak disengaja, sehingga kadangkala tidak perlu
direncanakan ketika akan melakukan komunikasi.
Komunikasi ber – media ciri – ciri atau karakteristiknya adalah :
14 | D a n u D e a n A s m o r o
15. 1. Menggunakan salura yang berupa media massa sebagai perantara, sehingga antar
personal tidak harus bertemu ketika melakukan pertemuan.
2. Komunikan dan komunikator berada terpisah.
3. Intensitas dan frekuensi berkomunikasi interpersonal dengan menggunakan media
tergantung pada bagaimana kualitas media perantara yang dipakai.
4. Sifatnya direncanakan.
Komunikasi bermedia dengan interpersonal mempunyai cirri menggunakan media
massa sebagai perantara, hal ini menyebabkan komunikasi dengan model ini tidak perlu
mengadakan pertemuan langsung ketika hendak melakukan komunikasi. Komunikasi
interpersonal bermedia atau medio dapat dilakukan dengan berbagai macam media,
diantaranya adalah : telephone, dengan fasilitas internet ( social network, email, chatting,
messenger, dan aplikasi pendukung komunikasi interpersonal lainnya ), pager, radio
komunikasi, fasilitas teknologi lain ( video call dengan akses 3 G misalnya, video
conference, dan lain sebagainya ). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi akan
menambah keberagaman komunikasi interpersonal dengan menggunakan media. Hal ini
membuat ketika komunikasi interpersonal bermedia dilakukan, maka komunikan dan
komunikatornya berada pada jarak yang terpisah. Intensitas dan frekuensi berkomunikasi
interpersonal dengan media juga tergantung pada bagaimana kualitas media perantara yang
dipakai sehingga kadangkala menyebabkan tidak imabangnya komunikasi yang dilakukan
karena adanya effect dan noise yang mudah sekali didapatkan. Komunikasi interpersonal
dengan model bermedio, juga sifatnya direncanakan. Perencanaan hal ini membuat kita
harus mempersiapkan apa saja yang dikomunikasikan, meskipun ada yang tidak disengaja
tetapi komunikasi interpersonal bermedia menggunakan inisiatif untuk memulainya ( hal ini
mengarah pada direncanakan, apalagi kita harus mempersiapkan media perantara yang akan
dipakai ).
Kelebihan komunikasi interpersonal tatap muka :
1. Langsung berhadapan antar personal.
2. Mengetahui reaksi emosional dari orang yang kita ajak berkomunikasi.
3. Menghargai keberadaan seseorang dan menambah kedekatan.
4. Mengetahui komunikasi verbal dan nonverbal yang dilakukan oleh orang lain.
15 | D a n u D e a n A s m o r o
16. 5. Mengurangi sedikitnya effect dan noise antar personal.
6. Harganya murah.
Komunikasi interpersonal dengan model tatap muka mempunyai berbagai kelebihan
yang tidak dimiliki oleh komunikasi interpersonal bermedia atau medio, yang pertama
adalah komunikasi interpersonal tatap muka langsung berhadapan dengan orang lain, hal ini
jelas memudahkan kita untuk mengetahui reaksi emosional orang yang kita ajak
berkomunikasi. Hal ini mengarah pada misalnya bagaimana mimik muka orang yang
sedang kita ajak berkomunikasi dan bagaimana cara dia berkomunikasi dengan kita yang
menunjukkan kesukaan atau ketidaksukaan pesan terhadap komunikasi yang dilakukan.
Kelebihan lain adalah dengan bertatap muka, maka kita lebih akan menghargai orang yang
kita ajak berbicara atau berkomunikasi. Kelebihan lain adalah kita mampu mengetahui
bahasa verbal dan bahasa non verbal orang yang kita ajak berbicara. Misalnya mengarah
pada bagaimana penggunaan intonasi berbicara atau kata – kata yang dipakai dalam proses
berkomunikasi. Komunikasi interpersonal dengan model tatap muka juga dipastikan
mampu mengurangi efek dan noise yang terjadi ketika proses komunikasi dilakukan.
Komunikasi interpersonal dengan model tatap muka juga mempunyai kelebihan lainnya
yaitu harganya murah. Dapat terbayangkan bahwa komunikasi interpersonal tidak
memerlukan biaya untuk kita melakukannya. Kita dapat berbicara dengan rekan sebangku
di saat kuliah atau sekedar melakukan pendekatan informal kepada dosen pembimbing kita.
Komunikasi interpersonal dengan model tatap muka sangat murah untuk kita lakukan, jika
dilihat dari segi harganya.
Kekurangan komunikasi interpersonal tatap muka :
1. Terbatas pada waktu dan situasi tertentu.
2. Tidak dapat dilakukan pada saat jarak jauh dan tidak mungkin bertemu.
3. Lebih besar untuk mendatangkan konflik.
4. Tidak praktis.
Berikutnya, ketika kita membahas komunikasi interpersonal dengan model tatap muka
dapat dipastikan juga hal ini mempunyai beberapa kekurangan atau titik lemah.
Kekurangan komunikasi interpersonal dengan model tatap muka adalah komunikasi ini
terbatas pada waktu dan situasi tertentu, misalnya adalah kia hanya bisa mengandalkan
16 | D a n u D e a n A s m o r o
17. orang yang kita ajak komunikasi ketika terjadi berbagai kesulitan. Situasi bencana alam
merupakan coontoh dimana ketika kita ingin bertemu dengan orang lain, tetapi kita
terhambat karena akses yang tidak ada untuk bertemu. Hal yang terkait dengan itu juga
dalam kejadian long distance relationship, komunikasi interpersonal tatap muka secara
langsung juga tidak dapat dilakukan. Selanjutnya kita juga lebih berpotensi untuk
mendatangkan konflik secara langsung, misalnya kesalahan memahami apa yang
disampaikan partner komunikasinya sehingga terjadi kemarahan atau ketersinggungan.
Kekurangan yang terdapat pada komunikasi interpersonal dengan model tatap muka
berikutnya adalah, komunikasi dengan model ini tidak praktis. Komunikasi interpersonal
tatap muka bisa dikatakan berbelit – belit, dimana kadang kita mempunyai banyak
keterbatasan yang menjadikan komunikasi tidak dapat dilakukan ( misalnya keadaan yang
mendesak ). Hal serupa juga terjadi ketika komunikasi yang dilakukan pada orang – orang
yang memiliki mobilitas atau kesibukan tinggu dalam dunia kerja, komunikasi
interpersonal dengan model tatap muka sukar untuk memberikan solusi agar komunikasi
dapat dijalankan dengan praktis ( karena tidak ada media perantara ).
Kelebihan komunikasi interpersonal ber - media adalah :
1. Menggunakan dan memanfaatkan teknologi, sehingga menggunakan dan
memanfaatkan modernisasi.
2. Tidak perlu bertemu.
3. Efektif dan efisien.
4. Dapat dilakukan dalam situasi dan kondisi apapun.
Komunikasi interpersonal dengan media merupakan komunikasi yang diunggulkan dalam
hal pemakaian teknologi dalam berkomunikasi secara interpersonal. Penggunaan teknologi
ini pastinya dapat dimanfaatkan oleh semua orang dan sifatnya mampu mempermudah.
Misalnya ketika kita harus menanyakan kabar saudara kita di perantauan maka kita bisa
menggunakan telephone untuk melakukan hal itu. Selanjutnya kita dalam berkomunikasi
medio juga tidak perlu bertemu dengan orang yang hendak kita ajak berbicara, misalnya
kita dapat melakukan dengan chatting dan sebagainya. Komunikasi dengan model ini juga
efektif dan efisien, karena kita tidak perlu bertemu tadi. Komunikasi interpersonal dengan
menggunakan media juga dapat dilakukan dalam situasi dan kondisi apapun, misalnya
17 | D a n u D e a n A s m o r o
18. ketika terjadi hujan salju atau abu maka kita dapat melakukan komunikasi interpersonal
dengan menggunakan media tertentu.
Kekurangan komunikasi interpersonal ber – media adalah :
1. Tidak mengetahui sesungguhnya bagaimana emosional atau perasaan orang yang
diajak berkomunikasi.
2. Tidak dapat memahami secara benar komunikasi verbal dan nonverbal yang
dilakukan oleh orang lain.
3. Menambah effect dan noise antarpersonal.
4. Harganya mahal.
5. Perlu latihan dan keterampilan atau skill.
Komunikasi interpersonal bermedia memang banyak kelebihan, tetapi ini juga tidak
luput dari berbagai kekurangan. Kekurangan atau kelemahan pertama yang terjadi saat
menggunakan media dalam berkomunikasi interpersonal adalah kita tidak mengetahui
bagaimana sesungguhnya emosional atau perasaan orang yang kita ajak berkomunikasi.
Kita juga tidak dapat memahami secara benar bagaimana komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal yang dilakukan oleh orang lain. Hal ini dapat dicontohkan, misalnya
penampilan di video call dapat menipu karena adanya effect. Effect dan noise antarpersonal
juga mudah terjadi ketika menggunakan media. Media sebagai perantara ini sangat rentan
dengan gangguan, misalnya kita tidak dapat menelephone saudara kita disaat terjadi
gangguan jaringan telephone. Kita paham bahwa melakukan komunikasi interpersonal
dengan model menggunakan media, memerlukan biaya produksi untuk melakukannya.
Biaya produksi ini termasuk pada alat atau sarana prasarana yang kita gunakan. Kita
melakukan chatting dengan teman, imbasnya kita harus membayar tagihan bulanan internet.
Sama halnya ketika kita hendak telephone teman kita yang ada jauh di luar jangkauan kita
untuk berkomunikasi, kita juga akan dikenakan tarif. Dapat dipastikan bahwa dalam
berkomunikasi interpersonal medio atau menggunakan media, kita selalu berimbas pada
mahalnya biaya yang harus kita bayar demi terlaksananya keberlangsungan komunikasi
yang dilakukan. Biaya pula yang kadang membatasi kita berkomunikasi dengan media,
seperti putusnya jaringan internet karena pulsa internet telah habis atau jatuh masa batas
akhir isi pulsa. Kekurangan lain yang terjadi pada saat kita melakukan komunikasi
18 | D a n u D e a n A s m o r o
19. interpersonal bermedia adalah source harus mempunyai keterampilan khusus dalam
menggunakan alat – alat yang akan digunakan, ini berkaitan dengan konteks budaya dan
kadang orang tidak memiliki skill untuk menjanakan aplikasi dalam media. Hal ini
menjadikan kesulitan utama dalam komunikasi bermedia, dimana komunikan dan
komunikator harus mempunyai skill atau keterampilan ( setidaknya berlatih ) untuk
menggunakan alat – alat yang akan digunakan dalam berkomunikasi.
Analisis saya pada komunikasi interpersonal ber – media atau media dalam konteks
komunikasi virtual atau yang memanfaatkan dunia maya atau internet dengan interaktif dan
tanpa bertemu bagi saya tidak setuju. Karena saya merasa bahwa komunikasi medio dengan
virtual akan menambah orang untuk menjadi egois dan malu bertemu dengan orang lain.
Kasus kebanyakan yang sering terjadi, di chatting misalnya tampak dekat tetapi saat
bertemu keduanya hanya diam saja. Hal yang harus ditaklukkan manusia saat
berkomunikasi adalah rasa takut yang dirsakannya sendiri, rasa takut ini harus dihadapi
ketika bertemu secara tatap muka dengan orang lain. Contoh kongkretnya dalah di saat ada
sepasang kekasih yang saling suka, jika pendekatan yang dilakukan tidak bertemu maka
pendekatan yang dilakukan akan sama saja.Tekonologi memang mempermudah kita untuk
berkomunikasi, tetapi teknologi tidak mampu menggantikan esensi utama dan awal
komunikasi antar personal atau manusia. Dalam komunikasi interpersonal medio, tidak ada
realitas sosial karena yang ada hanyalah realitas maya yang direpresentasikan oleh media
internet. Sebaliknya, komunikasi interpersonal tatap muka sangat mengandalkan realitas
sosial, kita mampu mengatasi dan membuat konflik secara nyata dan tanpa adanya
keraguan bahwa itu mimpi.
19 | D a n u D e a n A s m o r o
20. REFERENSI
Adler, Ronald B and Towne, Neil. 1990. Looking Out Looking In Interpersonal
Communcation. USA : Holf, Rinehart, and Winston.Inc.
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Richard, West and Turner, Lynn.H. 2007. Introducing Commuication Theory : Analysis
and Application 3rd Editions. NY US : McGraw Hill International.
Trenholm, Sarah. 1995. Thingking Through Communcation An Introductrion to the Study
of Human Communcation. Boston : Allyn and Bacon.
Wood, Julia T. 2007. Interpersonal Everyday Encounters Communication. Belmont CA
USA : Thomoson Wardsworth.
20 | D a n u D e a n A s m o r o