SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
BAB I
                              PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
        Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat
  merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft,
  atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan
  abdomen dari epithelium ovarium.Pasien dapat melaporkan atau tidak
  melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejala-gejala tentang rupture
  kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis, atau
  kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan
  abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
        Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan
  bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak terisi oleh cairan
  atau fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan
  untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar 98 % lesi
  yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah
  jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan pascaoperatif
  setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan
  perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian.Penurunan
  tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar
  biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat.Komplikasi ini dapat
  dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.
        Dari uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih banyak
  bagaimana asuhan keperawatan yang diberikam pada penderita kista ovarium.


B. Rumusan Masalah
  1. Apa Pengertian Kista Ovarium?
  2. Bagaimana Etiologi Kista Ovarium ?
  3. Bagaimana Patofisiologi Kista Ovarium ?
  4. Apa Tanda dan Gejala Kista Ovarium ?
  5. Bagaimana Penatalaksanaan Kista Ovarium ?




                                       1
6. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Kista Ovarium ?
  7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Kista Ovarim ?
C. Tujuan
 1. Untuk mengetahui apa pengertian Kista Ovarium
 2. Untuk mengetahui Etiologi Kista Ovarium
 3. Untuk mengetahui Patofisiologi Kista Ovarium
 4. Untuk mengetahui apa manifestasikliis Kista Ovarium
 5. Untuk mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan Kista Ovarium
 6. Untuk mengetahui Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Kista Ovarium
 7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Kista Ovarim




                                     2
BAB II
                           TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian
          Kista adalah :
   1. suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga
   dapatdisebabkan oleh faktor kesuburan. (Soemadi,2006)
   2. suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau
   bendaseperti bubur. (Dewa, 2006)
   3. suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi
   cairanatau bahan setengah cair. (Sjamsuhidyat, 1998)
   4. pembesaran suatu organ yang di dalamnya berisi cairan seperti balon
   yangberisi air. (http//suara merdeka.com)
          Menurut (Winkjosastro, et. all, 1999) kistoma ovari merupakan suatu
   tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau
   ganas.Kista ovarium merupakan pembengkakanDalam kehamilan, tumor
   ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat
   atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan
   kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya
   kepala ke dalam panggul.
          Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari
   pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273).
          Kista   ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,
   folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat
   pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).


B. Etiologi


          Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari

   bahan-nahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal

   dan lain-lain. Penyebab lain adalah:




                                          3
1.   Adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya

     pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.

     (Brunner & Suddarth, 1998: 1556)

2.   Sel telur yang mengalami parthenogenesis, yaitu pertumbuhan dan

     perkembangan embrio atau biji tanpa fertilisasi oleh pejantan(Arief

     Mansjoeer dkk, 1999: 388)

3.   Penyakit-penyakit infeksi: endometrisis

       Kista   ovarium    terbentuk       oleh   bermacam   sebab.Faktor   yang
menyebabkan gajala kista meliputi Gaya hidup tidak sehat, yaitu :
          Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
          Zat tambahan pada makanan
          Kurang olah raga
          Merokok dan konsumsi alcohol
          Terpapar denga polusi dan agen infeksius
          Sering stress
       Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista.
Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang
paling banyak ditemukan.Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan
folikel ovarium yang tidak terkontrol.Folikel adalah suatu rongga cairan yang
normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel
telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur.
Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan
bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.Cairan yang mengisi
kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang
terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat
pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini
disebut dengan Kista Dermoid.
       Menurut etiologinya, kista ovarium dibagi menjadi dua, yaitu
(Ignativicius, Bayne, 1991) :




                                      4
1. Kista non neoplasma, disebabkan karena ketidakseimbangan hormon
  estrogen dan progesteron, diantaranya adalah :
  a. Kista non fungsional
             Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang
    berkurang di dalam kortek. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk
    variabel dan terbatas pada cuboidal yang tipis, endometri atau epitelium
    tuba. Berukuran 1 cm sampai beberapa cm.
  b. Kista fungsional
        1). Kista folikel
             Kista folikel adalah pembesaran folikel de Graff yang tidak
    pecah dan terus menerus mengeluarkan cairan. Kista ini disebabkan
    karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak
    matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi. Bila
    ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis. Kista ini biasanya
    unilateral dan berdiameter 5-8 cm. Sel-selnya dapat mensekresi
    estrogen atau relatif tenang. Karena itu gejalanya bervariasi. Siklus
    menstruasi mungkin memanjang dan mungkin terjadi menoragia, atau
    mungkin siklusnya normal atau lebih pendek. Banyak terjadi pada
    wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
        2). Kista korpus luteum,
             Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi
    progesteron setelah ovulasi. Ditandai dengan keterlambatan menstruasi
    atau menstruasi yang panjang, nyeri abdomen bawah atau pelvis. Jika
    ruptur    pendarahan     intraperitonial,   terapinya   adalah   operasi
    oovorektomi.
        3). Kista tuka lutein,
             Kista tuka lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG
    terdapat pada mola hidatidosa, terjadi pada 50 % dari semua kehamilan.
    Dibentuk sebagai hasil lamanya slimulasi ovarium dari berlebihnya
    HCG. Tindakannya adalah mengangkat mola hidatidosa.
        4). Kista stein laventhal,




                                     5
Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH
        yang menyebabkan hiperstimulasi ovarium kemudian memproduksi kista
        yang banyak. Hiperplasia endometrium atau koriokarsinoma dapat
        terjadi. Pengobatan dengan kontrasepsi oral untuk menekan produksi LH
        dan ovorektomi.
  2. Kista neoplasma (Wiknjosastro, et.all, 1999)
     a. Kistoma ovarii simpleks. Kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan
        torsi (putaran tangkai). Di duga kista ini adalah jenis kistadenoma
        serosum yang kehilangan kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
        Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.
     b. Kistadenoma ovarii musinosum. Asal tumor belum diketahui secara
        pasti, namun diduga berasal dari teratoma yang pertumbuhan satu elemen
        mengalahkan elemen yang lain, atau berasal dari epitel germinativum.
     c. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium
        (germinal ovarium). Bila kista terdapat implantasi pada peritonium
        disertai asites maka harus dianggap sebagai neoplasma yang ganas, dan
        30% sampai 35% akan mengalami keganasan.
     d. Kista endometroid. Belum diketahui penyebabnya dan tidak ada
        hubungannya dengan endometriosis. Kista biasanya unilateral dengan
        permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang
        menyerupai lapisan epitel endometrium.
     e. Kista dermoid. Adalah suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-
        struktur ektoderma dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit,
        rambut, gigi dan produk glandula sebasea putih menyerupai lemak
        nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen ektoderm dan
        mesoderm. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.

C. Patofisiologi
          Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone
    dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi
    fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh
    wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat.
    Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel




                                        6
yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium.Folikel tersebut
gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk
secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam
ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista
ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak.
       Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein.Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG.Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena
stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang
berlebih.Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal
dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera
menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul
langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil,
dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada
kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm,
sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.




                                     7
D. Pathway




E. Gambaran Klinis Kistadenoma Ovari
          Mayoritas penderita tumor ovarium tidak menunjukkan adanya gejala
   sampai periode waktu tertentu.Hal ini disebabkan perjalanan penyakit
   ovarium berlangsung secara tersembunyi sehingga diagnosis sering
   ditemukan pada waktu pasien dalam keadaan stadium lanjut.Sampai pada
   waktunya klien mengeluh adanya ketidakteraturan menstruasi, nyeri pada
   perut bawah, rasa sebah pada perut, dan timbul benjolan pada perut.
          Pada umumnya kista jenis ini tak mempunyai ukuran yang amat besar
   dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya
   licin, akan tetapi dapat pula berbagala karena kista ovariumpun dapat




                                      8
berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih
    keabu-abuan.Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam
    rongga kista sebesar 50 %; dan keluar pada permukaan kista sebesar 5 %.Isi
    kista cair kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah.Tidak
    jarang    kistanya   sendiri   kecil,   tetapi   permukaannya   penuh   dengan
    pertumbuhan papiler (solid papiloma).


F. Manifestasi Klinik
             Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat
    berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderitaSebagian besar
    kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak
    berbahaya.Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan
    menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
    gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain
    seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau
    kanker ovarium.
    Kista ovarium biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak sengaja
    terdeteksi melalui USG saat pemeriksaan rutin kandungan. Namun, beberapa
    orang dapat mengalami gejala ini:
   1. Kram perut bawah atau nyeri panggul yang timbul tenggelam dan tiba-tiba
       menusuk
   2. Siklus haid tidak teratur
   3. Perut bawah sering terasa penuh atau tertekan
   4. Nyeri haid yang luar biasa, bahkan terasa hingga ke pinggang belakang
   5. Nyeri panggul setelah olahraga intensif atau senggama
   6. Sakit atau tekanan yang menyertai saat berkemih atau BAB
   7. Mual dan muntah
   8. Rasa nyeri atau keluarnya flek darah dari vagina



             Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang
    menyebabkan berbagai keluhan samar-samar:
    1. Perasaan sebah
    2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
    3. Makan sedikit terasa cepat kenyang
    4. Sering kembung




                                            9
5. Nyeri sanggama
   6. Nafsu makan menurun
   7. Rasa penuh pada perut bagian bawah
   8. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga
      tekanan pada dubur
   9. Gangguan menstruasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola
      haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor
      sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea.
  10. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa
      menyebabkan pembengkakan perut.Tekanan pada alat atau organ sekitar
      disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.Misalnya
      sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan
      uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan
      gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut
      kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berta pada perut.Selain gangguan
      miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi
  11. Rasa mual dan ingin muntah

G. Proses Penyembuhan Luka
          Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama,
   perbedaan terjadi menurut waktu pada tlap-tiap fase penyembuhan dan waktu
   granulasi jaringan. (Long, 1996), fase-fase penyembuhan luka antara lain :
    1. Fase I
       Pada fase ini leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak, terbentuk
       fibrin yang bertumpuk mengisi luka dari benang fibrin.Lapisan tipis dari
       sel epitel bermigrasi lewat luka dan membantu menutupi luka. Kekuatan
       luka rendah tapi luka dijahit akan menahan jahitan dengan baik. Setelah
       besar pasien akan merasa sakit pada fase ini dan berlangsung selama 3
       hari.
    2. Fase II
       Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang
       dan ceruk mulai berisi kolagen serabut protein putih. Semua lapisan sel
       epitel beregenerasi dalam 1 minggu, jaringan ikat kemerahan karena




                                      10
banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang luka
       dengan baik dalam 6 sampai 7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini,
       tergantung pada tempat dan luasnya bedah.
    3. Fase III
       Kolagen terus tertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus
       darah menurun. Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu
       yang luas, terjadi pada minggu ke dua hingga enam post bedah, pasien
       harus menjaga agar tidak menggunakan otot yang terkena.
    4. Fase IV
       Berlangsung beberapa bulan setelah bedah, pasien akan mengeluh gatal
       di seputar luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini luka
       menciut dan menjadi tegang. Bila luka dekat persendian akan terjadi
       kontraktur karena penciutan luka akan terjadi ceruk yang berlapis putih.

H. Komplikasi
   1. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-
     angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-
     gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam
     jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang
     menimbulkan nyeri perut yang mendadak.
   2. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5
     cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun
     gangguan ini jarang bersifat total. Selain itu, Pada torsi tangkai ada
     kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam rungan
     abdomen.
   3. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada
     perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan
     untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna. Kemudian dapat
     juga terjadi Infeksi pada tumor yang Menimbulkan gejala: badan panas,
     nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari.
   4. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar
     kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang
     menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting




                                      11
5. Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi
     6. Peningkatan resiko pembentukan tumor – tumor dependen – estrogen di
        payudara dan endometrium

I.   Pemeriksaan Penunjang
      1. Laparaskopi
         Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor
         berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-sifat tumor
         itudalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
      2. Foto Rontgen
         Pemeriksaan        ini     berguna        untuk   menentukan     adanya
         hidrotoraks.Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat
         gigi dalam tumor.Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan
         pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.
      3. Parasentesis
         Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab
         asites.Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan
         cavum peritonei dengan kista bila dinding kista tertusuk.
      4. USG
         Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari
         pada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa
         mendengarnya sama sekali . Suara yang dapat didengar manusia
         mempunyai frekuensi antara 20-20.000 Cpd (cicles per detik = Hz).
         Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedence acustic tertentu.
         dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam
         echo, disebut anechoic atau echofree atau bebas echo. Suatu rongga
         berisi cairan bersifat anechoic, misalnya kista, asites, pembuluh darah
         besar, perikardial, atau pleural efusion. . Pada USG kista ovarium akan
         terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan
         terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin,
         dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari
         dinding depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta)
         atau multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintik-bintik




                                          12
echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari
       elemen-elemen darah di dalam kista.
       a. Transabdominal Sonogram
         Transabdominal ultrasonography lebih baik dibandingkan endovaginal
         ultrasonography untuk mengevaluasi besarnya massa serta struktur
         intra abdominal lainnya, seperti ginjal, hati, dan asites. Syarat
         pemeriksaan transabdominal sonogram dilakukan dalam keadaan
         vesica urinaria terisi/penuh.
       b. Endovaginal Sonogram
         Pemeriksaan ini dapat menggambarkan/memperlihatkan secara detail
         struktur pelvis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara endovaginal.
         Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan vesica urinaria kosong.
       c. Kista Dermoid
         Gambaran USG kista dermiod menunjukkan komponen yang padat
         yang dikelilingi dengan kalsifikasi.
       d. Kista Endometriosis
         Menunjukkan karakteristik yang difuse, low level echoes pada
         endometrium, yang memberikan gambaran yang padat.
       e. Polikistik Ovarium
         Menunjukkan jumlah folikel perifer dan hiperechoid stroma.
    5. MRI
       Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan
       dengan CT-scan, serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan
       produk darah. CT-Scan dapat pemberian petunjuk tentang organ asal dari
       massa yang ada. MRI tidak terlalu dibutuhkan dalam beberapa/banyak
       kasus.USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista
       ovarium dan massa/tumor pelvis dibandingkan dengan CT-Scan.

J. Penatalaksanaan
         Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas
   ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
   yang mengandung tumor, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi
   salpingooforektomi.Akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi,




                                         13
perlu dilakukan pengangkatan ovarium, bisanya disertai dengan pengangkatan
tuba (Salpingo-oovorektomi). (Wiknjosastro, et.all, 1999)
       Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista
ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen
dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan
oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi
abdomen yang berat.Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita
abdomen sebagai penyangga.Asuhan post operatif merupakan hal yang berat
karena keadaan yang mencakup keputusan untuk melakukan operasi, seperti
hemorargi atau infeksi. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda
vital, asupan dan keluaran, rasa sakit dan insisi.Terapi intravena, antibiotik
dan analgesik biasanya diresepkan.Intervensi mencakup tindakan pemberiaan
rasa aman, perhatian terhadap eliminasi, penurunan rasa sakit dan pemenuhan
kebutuhan emosional Ibu.(Hlamylton, 1995).
       Efek anestesi umum.Mempengaruhi keadaan umum penderita, karena
kesadaran   menurun.    Selain   itu    juga   diperlukan   monitor   terhadap
keseimbangan cairan dan elektrolit, suara nafas dan usaha pernafasan, tanda-
tanda infeksi saluran kemih, drainese urin dan perdarahan. Perawat juga harus
mengajarkan bagaimana aktifitas pasien di rumah setelah pemulangan,
berkendaraan mobil dianjurkan setelah satu minggu di rumah, tetapi tidak
boleh mengendarai atau menyetir untuk 3-4 minggu, hindarkan mengangkat
benda-benda yang berat karena aktifitas ini dapat menyebabkan kongesti
darah di daerah pelvis, aktifitas seksual sebaiknya dalam 4-6 minggu setelah
operasi, kontrol untuk evaluasi medis pasca bedah sesuai anjuran. (Long,
1996).Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang
pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan
kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi
napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda
– tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).




                                   14
K. PROSES KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN
        Menurut doenges ( 2000.997 ) hal - hal yang terus terkaji pada klien
dengan post operasi laparatomi adalah :
1.Data biografi klien
2.Aktivitas/Istirahat
Kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan jam kebisaan tidur,
adanya factor -faktor yang mempengaruhi tidur misal : nyeri, ansietas,
keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan latihan.
3.Sirkulasi
Palpitasi, nyeri perut, perubahan pada TD
4.Integritas ego
Factor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam
penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa,depresi,menarik
diri.
5.Eliminasi
Perubahan pada pola defekasi misal:darah pada feces,nyeri pada defekasi,
perubahan eliminasi urinarius misalnya: nyeri, perubahan pada bising usus.
6.Makanan/cairan
Anoreksia, mual / muntah.intoleransi makanan, perubahan pada berat badan
penurunan BB, perubahan pada kelembaban / turgor kulit, edema.
7.Neurosensori
Pusing, sinkop
8.Nyeri / kenyamanan
Tidak ada nyeri / derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri berat ( dihubungkan dengan proses penyakit ).
9.Pernapasan
Merokok, pemajanan abses
10.Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama, berlebihan,
demam, ruam kulit / ulserasi.
11.Seksualitas




                                          15
Perubahan pada tingkat kepuasan
     12.Interaksi social
     Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung, riwayat perkawinan, masalah
     tentang fungsi / tanggung jawab peran.
     13.Penyuluhan / pembelajaran
     Riwayat penyakit pada kelurga, riwayat pengobatan, pengobatan sebelumnya atau
     operasi.


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada
     abdomen
  2. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan sekunder post laparatomy.
  3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sekunder pengangakatan bedah
     kulit.( jaringan, perubahan sirkulasi).
  4. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
     tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
  5. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan
     memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan
     seksual.

 C. INTARVENSI KEPERAWATAN
     Diagnosa I
      Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada
     abdomen.
     Tujuan                  : Rasa nyaman terpenuhi

     Kriteria hasil dan Evaluasi: skala nyeri 0, pasien mengungkapkan berkurangnya

     rasa nyeri, tanda-tanda vital normal.



                   INTERVENSI                                   RASIONAL
                a. kaji tingkat dan intensitas      a.mengidentifikasi lingkup masalah.




                                               16
nyeri.                         b.Menurunkan tingkat ketegangan

                 b. Atur posisi senyaman            pada daerah nyeri.

                    mungkin.                        c.Menghilangkan rasa nyeri.

                 c. Kolaborasi untuk                d. Merelaksasi otot-otot tubuh.

                    pemberian obat analgetik.

                 d. Ajarkan dan lakukan

                    telhnik relaksasi.




Diagnosa II
    Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan sekunder post laparatomy.

    Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

    Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi (TTV normal, tidak ada peningkatan

    leukosit).

                  INTERVENSI                                   RASIONAL

       a. pantau dan observasi terus                 a. deteksi dini tentang terjadi nya

           tentang keadaan luka operasi.                 infeksi yang lebih berat.

       b. Lakukan perawatan luka operasi             b. Menekan sekecil mungkin

           secara aseptik dan antiseptik.                sumber penularan eksterna.

       c. Kolaborasi dalam pemberian                 c. Membunuh mikro organisme

           antibiotik.                                   secara rasional.


    Diagnosa III
    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sekunder pengangkatan bedah

    kulit.( jaringan, perubahan sirkulasi).

    Tujuan          : Tidak terjadi kerusakan kulit yang berat.




                                              17
Kriteria hasildan Evaluasi:kulit tidak terlihat berwarna merah



INTERVENSI                                      RASIONAL
Kaji balutan / untuk karakteristik drainase,     Untuk melihat terjadi nya kerusakan kulit
kemerahan dan nyeri pada insisi dan lengan.     setelah operasi.
 Tempatkan pada posisi semi fowler pada
punggung / sisi yang tidak sakit dengan          Untuk mengurangi rasa nyeri yang di
lengan tinggi dan disokong dengan bantal.       rasakan pasien.


  Jangan    melakukan      pengukaran     TD,
menginjeksikan obat / memasukan IV pada
                                                 Agar tidak terjadi kerusakan dan nyeri yg
lengan yang sakit.
                                                lebih kuat.




Diagnosa IV
Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan penatalaksanaannya.




INTERVENSI                                    RASIONAL
Kaji ulang tingakt pemahaman pasien           Mengetahui sejauh mana
tentang penyakitnya.                          pemahaman pasien tentang apa yang
                                              dijelaskan.
Dorong klien untuk mengungkapkan              Dengan cara ini akan membantu
pikiran dan perasaannya.                      mengurangi cemas klien.
Berikan informasi tentang penyakitnya,        Membantu klien dalam memahami
prognosis, dan pengobatan secara              tentang penyakitnya.




                                         18
prosedur secara jelas dan akurat.
Monitor tanda-tanda vital.                     Respon fisik akan menggambarkan
                                               tingkat kecemasan klien.
Minta pasien untuk member umpan balik          Mengetahui tingkat kecemasan
tentang apa yang telah terjadi.                pasien.
Tujuan          : Pasien mengetahui tentang efek sawing dari operasinya.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan memahami tentang kondisinya.




Diagnosa V
Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan
memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan
seksual.
Tujuan          : tidak terjadi gangguan konsep diri.
Kriteria hasil dan Evaluasi:
Klien dapat menerima kondisinya
Klien tenang


NO INTERVENSI                                 RASIONAL
1.    Kaji sejauh mana rasa khawatir     1.     Mengetahui      sejauh    mana   rasa
2.    klien.                                  khawatir klien.
      Beri kesempatan klien untuk        2. Supaya mengurangi beban klien.
3.    mengungkapkan perasaannya          3.    Gangguan konsep diri diri tidak
      Lakukan prosedur perawatan yang         bertambah.
      tepat sehingga tidak terjadi
4.    komplikasi berupa cacat fisik .
      Beri support mental dan ajak       4. Klien merasa masih ada orang yang
      keluarga dalam memberikan               masih peduli sama klien
      support




                                         19
DAFTAR PUSTAKA




Arif Mansjoer, dkk.1999 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Babak M. Irene, 1995. Maternity Nursing. Fourth Edition. Philadelpian Mosby.
Brunner dan Suddarth, 1998. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi I. Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Jual. 1983. Nursing Diagnosis: application to clinical
           practice. Philadelphia: J.B. Lippincott
Carpenito, Lynda Jual. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC
Doenges E. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi. Jakarta:
           EGC.
Hanifa, 1997. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.
Sardjadi, 1995.Patologi Ginekologi. Jakarta; EGC.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.




                                          20
PATHWAYS
              DegenerasiOvarium                                                Infeksi Ovarium



                  Histerektomi                    Cistoma Ovarii             Pembesara                  Ruptur
                                                                             n Ovarium                 Ovarium
                                                                                                                    Resiko perdarahan

                                           Oovorektomi Hari ke V
                                                                                                                       Gangguan
                                                                                                                     perfusi jaringan
  Kurang                                           Luka Operasi
 informasi     Hilangnya
               Organ
                                                  Diskontinuitas       Pembatasan         Perubaha
  Kurang       Reproduksi                            jaringan            nutrisi          n nutrisi
pengetahuan                                                                                                              Resti injuri

                                                      Nyeri             Penurunan                     Anestasi
  Cemas                                                                metabolisme
                                                                                                                        Nervus vagus
                                                      Kerusakan                                       Penurunan
                                                      Integritas        Hipolisis                     peristaltik         Reflek
                                   Port d’entri       kulit                                              usus            menelan
              Ganggguan
              Konsep Diri                                          Penaikan asam laktat           Absorbsi air           menurun
                                                                                                   di kolon
                                  Resiko terjadi
                                     infeksi                            Keletihan                                      Resti aspirasi
                                                                                                       Resiko
                                                                                                      konstipasi
                                                                      Ggn mobilisasi


                                                                     Self care defisit
                                                       21

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh kista ovarium
Contoh kista ovariumContoh kista ovarium
Contoh kista ovarium
Rs Fridor
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksi
novaangelia125
 
mola hidatidosa
mola hidatidosamola hidatidosa
mola hidatidosa
Su Tarsih
 

Mais procurados (19)

Contoh kista ovarium
Contoh kista ovariumContoh kista ovarium
Contoh kista ovarium
 
Tumor jinak ovarium
Tumor jinak ovariumTumor jinak ovarium
Tumor jinak ovarium
 
Woc kista ovarium
Woc kista ovariumWoc kista ovarium
Woc kista ovarium
 
Kista
KistaKista
Kista
 
Mola hydatidosa
Mola hydatidosaMola hydatidosa
Mola hydatidosa
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksi
 
Gangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointGangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpoint
 
Tumor Jinak Ginekologi
Tumor Jinak GinekologiTumor Jinak Ginekologi
Tumor Jinak Ginekologi
 
maternitas.pptx
maternitas.pptxmaternitas.pptx
maternitas.pptx
 
mola hidatidosa
mola hidatidosamola hidatidosa
mola hidatidosa
 
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandunganGinekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
 
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisMola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
 
Mioma dan cyst
Mioma dan cystMioma dan cyst
Mioma dan cyst
 
Klp 4
Klp 4Klp 4
Klp 4
 
Gangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanGangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahan
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Endometriosis
EndometriosisEndometriosis
Endometriosis
 
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan GinekologiPemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Ginekologi
 
4 mola hidatidosa
4 mola hidatidosa4 mola hidatidosa
4 mola hidatidosa
 

Destaque (14)

Irds AKPER PEMKAB MUNA
Irds AKPER PEMKAB MUNA Irds AKPER PEMKAB MUNA
Irds AKPER PEMKAB MUNA
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Gagal ginjal-akut
Gagal ginjal-akutGagal ginjal-akut
Gagal ginjal-akut
 
Contoh kista ovarium
Contoh kista ovariumContoh kista ovarium
Contoh kista ovarium
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Penyimpangan kdm
Penyimpangan kdmPenyimpangan kdm
Penyimpangan kdm
 
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
 
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronikPresentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronik
 
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
 

Semelhante a Kista askep 2

Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
rayiputri
 
Kegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetriKegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetri
naroi munthe
 

Semelhante a Kista askep 2 (20)

kista ovarium pdf.pdf
kista ovarium pdf.pdfkista ovarium pdf.pdf
kista ovarium pdf.pdf
 
Bab ii. tinjauan pustaka
Bab ii. tinjauan pustakaBab ii. tinjauan pustaka
Bab ii. tinjauan pustaka
 
KISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptxKISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptx
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
Polips endometrium
Polips endometriumPolips endometrium
Polips endometrium
 
MIOMA_UTERI.pptx
MIOMA_UTERI.pptxMIOMA_UTERI.pptx
MIOMA_UTERI.pptx
 
Obat herbal Kista Ovarium | jelly gamat luxor
Obat herbal Kista Ovarium  | jelly gamat luxorObat herbal Kista Ovarium  | jelly gamat luxor
Obat herbal Kista Ovarium | jelly gamat luxor
 
Abortus iminnens
Abortus iminnensAbortus iminnens
Abortus iminnens
 
askep infertilisasi
askep infertilisasiaskep infertilisasi
askep infertilisasi
 
Kegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetriKegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetri
 
Mengenal penyakit kanker payudara
Mengenal penyakit kanker payudaraMengenal penyakit kanker payudara
Mengenal penyakit kanker payudara
 
STUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERISTUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERI
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteri
 
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptxkanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
 
SISTEM REPRODUKSI.pptx
SISTEM REPRODUKSI.pptxSISTEM REPRODUKSI.pptx
SISTEM REPRODUKSI.pptx
 
Askeb iv pada perdarahan diluar haid
Askeb iv pada perdarahan diluar haidAskeb iv pada perdarahan diluar haid
Askeb iv pada perdarahan diluar haid
 
Askeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratanAskeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratan
 
Mekanisme kontrol fisiologi
Mekanisme kontrol fisiologiMekanisme kontrol fisiologi
Mekanisme kontrol fisiologi
 

Kista askep 2

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium.Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejala-gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis, atau kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan. Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar 98 % lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian.Penurunan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat.Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat. Dari uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih banyak bagaimana asuhan keperawatan yang diberikam pada penderita kista ovarium. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Kista Ovarium? 2. Bagaimana Etiologi Kista Ovarium ? 3. Bagaimana Patofisiologi Kista Ovarium ? 4. Apa Tanda dan Gejala Kista Ovarium ? 5. Bagaimana Penatalaksanaan Kista Ovarium ? 1
  • 2. 6. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Kista Ovarium ? 7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Kista Ovarim ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa pengertian Kista Ovarium 2. Untuk mengetahui Etiologi Kista Ovarium 3. Untuk mengetahui Patofisiologi Kista Ovarium 4. Untuk mengetahui apa manifestasikliis Kista Ovarium 5. Untuk mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan Kista Ovarium 6. Untuk mengetahui Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Kista Ovarium 7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Kista Ovarim 2
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kista adalah : 1. suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga dapatdisebabkan oleh faktor kesuburan. (Soemadi,2006) 2. suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau bendaseperti bubur. (Dewa, 2006) 3. suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairanatau bahan setengah cair. (Sjamsuhidyat, 1998) 4. pembesaran suatu organ yang di dalamnya berisi cairan seperti balon yangberisi air. (http//suara merdeka.com) Menurut (Winkjosastro, et. all, 1999) kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas.Kista ovarium merupakan pembengkakanDalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273). Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ). B. Etiologi Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan-nahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan lain-lain. Penyebab lain adalah: 3
  • 4. 1. Adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur. (Brunner & Suddarth, 1998: 1556) 2. Sel telur yang mengalami parthenogenesis, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrio atau biji tanpa fertilisasi oleh pejantan(Arief Mansjoeer dkk, 1999: 388) 3. Penyakit-penyakit infeksi: endometrisis Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab.Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi Gaya hidup tidak sehat, yaitu : Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat Zat tambahan pada makanan Kurang olah raga Merokok dan konsumsi alcohol Terpapar denga polusi dan agen infeksius Sering stress Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid. Menurut etiologinya, kista ovarium dibagi menjadi dua, yaitu (Ignativicius, Bayne, 1991) : 4
  • 5. 1. Kista non neoplasma, disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, diantaranya adalah : a. Kista non fungsional Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam kortek. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk variabel dan terbatas pada cuboidal yang tipis, endometri atau epitelium tuba. Berukuran 1 cm sampai beberapa cm. b. Kista fungsional 1). Kista folikel Kista folikel adalah pembesaran folikel de Graff yang tidak pecah dan terus menerus mengeluarkan cairan. Kista ini disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi. Bila ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis. Kista ini biasanya unilateral dan berdiameter 5-8 cm. Sel-selnya dapat mensekresi estrogen atau relatif tenang. Karena itu gejalanya bervariasi. Siklus menstruasi mungkin memanjang dan mungkin terjadi menoragia, atau mungkin siklusnya normal atau lebih pendek. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun. 2). Kista korpus luteum, Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesteron setelah ovulasi. Ditandai dengan keterlambatan menstruasi atau menstruasi yang panjang, nyeri abdomen bawah atau pelvis. Jika ruptur pendarahan intraperitonial, terapinya adalah operasi oovorektomi. 3). Kista tuka lutein, Kista tuka lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa, terjadi pada 50 % dari semua kehamilan. Dibentuk sebagai hasil lamanya slimulasi ovarium dari berlebihnya HCG. Tindakannya adalah mengangkat mola hidatidosa. 4). Kista stein laventhal, 5
  • 6. Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimulasi ovarium kemudian memproduksi kista yang banyak. Hiperplasia endometrium atau koriokarsinoma dapat terjadi. Pengobatan dengan kontrasepsi oral untuk menekan produksi LH dan ovorektomi. 2. Kista neoplasma (Wiknjosastro, et.all, 1999) a. Kistoma ovarii simpleks. Kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan torsi (putaran tangkai). Di duga kista ini adalah jenis kistadenoma serosum yang kehilangan kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista. Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan reseksi ovarium. b. Kistadenoma ovarii musinosum. Asal tumor belum diketahui secara pasti, namun diduga berasal dari teratoma yang pertumbuhan satu elemen mengalahkan elemen yang lain, atau berasal dari epitel germinativum. c. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ovarium). Bila kista terdapat implantasi pada peritonium disertai asites maka harus dianggap sebagai neoplasma yang ganas, dan 30% sampai 35% akan mengalami keganasan. d. Kista endometroid. Belum diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan endometriosis. Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium. e. Kista dermoid. Adalah suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur- struktur ektoderma dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebasea putih menyerupai lemak nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen ektoderm dan mesoderm. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis. C. Patofisiologi Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel 6
  • 7. yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium.Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein.Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih.Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis. 7
  • 8. D. Pathway E. Gambaran Klinis Kistadenoma Ovari Mayoritas penderita tumor ovarium tidak menunjukkan adanya gejala sampai periode waktu tertentu.Hal ini disebabkan perjalanan penyakit ovarium berlangsung secara tersembunyi sehingga diagnosis sering ditemukan pada waktu pasien dalam keadaan stadium lanjut.Sampai pada waktunya klien mengeluh adanya ketidakteraturan menstruasi, nyeri pada perut bawah, rasa sebah pada perut, dan timbul benjolan pada perut. Pada umumnya kista jenis ini tak mempunyai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula berbagala karena kista ovariumpun dapat 8
  • 9. berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan.Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50 %; dan keluar pada permukaan kista sebesar 5 %.Isi kista cair kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah.Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma). F. Manifestasi Klinik Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderitaSebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya.Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Kista ovarium biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak sengaja terdeteksi melalui USG saat pemeriksaan rutin kandungan. Namun, beberapa orang dapat mengalami gejala ini: 1. Kram perut bawah atau nyeri panggul yang timbul tenggelam dan tiba-tiba menusuk 2. Siklus haid tidak teratur 3. Perut bawah sering terasa penuh atau tertekan 4. Nyeri haid yang luar biasa, bahkan terasa hingga ke pinggang belakang 5. Nyeri panggul setelah olahraga intensif atau senggama 6. Sakit atau tekanan yang menyertai saat berkemih atau BAB 7. Mual dan muntah 8. Rasa nyeri atau keluarnya flek darah dari vagina Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar: 1. Perasaan sebah 2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul 3. Makan sedikit terasa cepat kenyang 4. Sering kembung 9
  • 10. 5. Nyeri sanggama 6. Nafsu makan menurun 7. Rasa penuh pada perut bagian bawah 8. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga tekanan pada dubur 9. Gangguan menstruasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea. 10. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa menyebabkan pembengkakan perut.Tekanan pada alat atau organ sekitar disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.Misalnya sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berta pada perut.Selain gangguan miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi 11. Rasa mual dan ingin muntah G. Proses Penyembuhan Luka Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama, perbedaan terjadi menurut waktu pada tlap-tiap fase penyembuhan dan waktu granulasi jaringan. (Long, 1996), fase-fase penyembuhan luka antara lain : 1. Fase I Pada fase ini leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak, terbentuk fibrin yang bertumpuk mengisi luka dari benang fibrin.Lapisan tipis dari sel epitel bermigrasi lewat luka dan membantu menutupi luka. Kekuatan luka rendah tapi luka dijahit akan menahan jahitan dengan baik. Setelah besar pasien akan merasa sakit pada fase ini dan berlangsung selama 3 hari. 2. Fase II Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan ceruk mulai berisi kolagen serabut protein putih. Semua lapisan sel epitel beregenerasi dalam 1 minggu, jaringan ikat kemerahan karena 10
  • 11. banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang luka dengan baik dalam 6 sampai 7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini, tergantung pada tempat dan luasnya bedah. 3. Fase III Kolagen terus tertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus darah menurun. Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang luas, terjadi pada minggu ke dua hingga enam post bedah, pasien harus menjaga agar tidak menggunakan otot yang terkena. 4. Fase IV Berlangsung beberapa bulan setelah bedah, pasien akan mengeluh gatal di seputar luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini luka menciut dan menjadi tegang. Bila luka dekat persendian akan terjadi kontraktur karena penciutan luka akan terjadi ceruk yang berlapis putih. H. Komplikasi 1. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur- angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala- gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak. 2. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total. Selain itu, Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam rungan abdomen. 3. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna. Kemudian dapat juga terjadi Infeksi pada tumor yang Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari. 4. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting 11
  • 12. 5. Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi 6. Peningkatan resiko pembentukan tumor – tumor dependen – estrogen di payudara dan endometrium I. Pemeriksaan Penunjang 1. Laparaskopi Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-sifat tumor itudalam rongga perut yang bebas dan yang tidak. 2. Foto Rontgen Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor.Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas. 3. Parasentesis Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab asites.Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan cavum peritonei dengan kista bila dinding kista tertusuk. 4. USG Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali . Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20-20.000 Cpd (cicles per detik = Hz). Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedence acustic tertentu. dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, disebut anechoic atau echofree atau bebas echo. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial, atau pleural efusion. . Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintik-bintik 12
  • 13. echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista. a. Transabdominal Sonogram Transabdominal ultrasonography lebih baik dibandingkan endovaginal ultrasonography untuk mengevaluasi besarnya massa serta struktur intra abdominal lainnya, seperti ginjal, hati, dan asites. Syarat pemeriksaan transabdominal sonogram dilakukan dalam keadaan vesica urinaria terisi/penuh. b. Endovaginal Sonogram Pemeriksaan ini dapat menggambarkan/memperlihatkan secara detail struktur pelvis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara endovaginal. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan vesica urinaria kosong. c. Kista Dermoid Gambaran USG kista dermiod menunjukkan komponen yang padat yang dikelilingi dengan kalsifikasi. d. Kista Endometriosis Menunjukkan karakteristik yang difuse, low level echoes pada endometrium, yang memberikan gambaran yang padat. e. Polikistik Ovarium Menunjukkan jumlah folikel perifer dan hiperechoid stroma. 5. MRI Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan dengan CT-scan, serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk darah. CT-Scan dapat pemberian petunjuk tentang organ asal dari massa yang ada. MRI tidak terlalu dibutuhkan dalam beberapa/banyak kasus.USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista ovarium dan massa/tumor pelvis dibandingkan dengan CT-Scan. J. Penatalaksanaan Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.Akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi, 13
  • 14. perlu dilakukan pengangkatan ovarium, bisanya disertai dengan pengangkatan tuba (Salpingo-oovorektomi). (Wiknjosastro, et.all, 1999) Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat.Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.Asuhan post operatif merupakan hal yang berat karena keadaan yang mencakup keputusan untuk melakukan operasi, seperti hemorargi atau infeksi. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda vital, asupan dan keluaran, rasa sakit dan insisi.Terapi intravena, antibiotik dan analgesik biasanya diresepkan.Intervensi mencakup tindakan pemberiaan rasa aman, perhatian terhadap eliminasi, penurunan rasa sakit dan pemenuhan kebutuhan emosional Ibu.(Hlamylton, 1995). Efek anestesi umum.Mempengaruhi keadaan umum penderita, karena kesadaran menurun. Selain itu juga diperlukan monitor terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit, suara nafas dan usaha pernafasan, tanda- tanda infeksi saluran kemih, drainese urin dan perdarahan. Perawat juga harus mengajarkan bagaimana aktifitas pasien di rumah setelah pemulangan, berkendaraan mobil dianjurkan setelah satu minggu di rumah, tetapi tidak boleh mengendarai atau menyetir untuk 3-4 minggu, hindarkan mengangkat benda-benda yang berat karena aktifitas ini dapat menyebabkan kongesti darah di daerah pelvis, aktifitas seksual sebaiknya dalam 4-6 minggu setelah operasi, kontrol untuk evaluasi medis pasca bedah sesuai anjuran. (Long, 1996).Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ). 14
  • 15. K. PROSES KEPERAWATAN A.PENGKAJIAN Menurut doenges ( 2000.997 ) hal - hal yang terus terkaji pada klien dengan post operasi laparatomi adalah : 1.Data biografi klien 2.Aktivitas/Istirahat Kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan jam kebisaan tidur, adanya factor -faktor yang mempengaruhi tidur misal : nyeri, ansietas, keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan latihan. 3.Sirkulasi Palpitasi, nyeri perut, perubahan pada TD 4.Integritas ego Factor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa,depresi,menarik diri. 5.Eliminasi Perubahan pada pola defekasi misal:darah pada feces,nyeri pada defekasi, perubahan eliminasi urinarius misalnya: nyeri, perubahan pada bising usus. 6.Makanan/cairan Anoreksia, mual / muntah.intoleransi makanan, perubahan pada berat badan penurunan BB, perubahan pada kelembaban / turgor kulit, edema. 7.Neurosensori Pusing, sinkop 8.Nyeri / kenyamanan Tidak ada nyeri / derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat ( dihubungkan dengan proses penyakit ). 9.Pernapasan Merokok, pemajanan abses 10.Keamanan Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama, berlebihan, demam, ruam kulit / ulserasi. 11.Seksualitas 15
  • 16. Perubahan pada tingkat kepuasan 12.Interaksi social Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung, riwayat perkawinan, masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran. 13.Penyuluhan / pembelajaran Riwayat penyakit pada kelurga, riwayat pengobatan, pengobatan sebelumnya atau operasi. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen 2. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan sekunder post laparatomy. 3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sekunder pengangakatan bedah kulit.( jaringan, perubahan sirkulasi). 4. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya. 5. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual. C. INTARVENSI KEPERAWATAN Diagnosa I Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen. Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi Kriteria hasil dan Evaluasi: skala nyeri 0, pasien mengungkapkan berkurangnya rasa nyeri, tanda-tanda vital normal. INTERVENSI RASIONAL a. kaji tingkat dan intensitas a.mengidentifikasi lingkup masalah. 16
  • 17. nyeri. b.Menurunkan tingkat ketegangan b. Atur posisi senyaman pada daerah nyeri. mungkin. c.Menghilangkan rasa nyeri. c. Kolaborasi untuk d. Merelaksasi otot-otot tubuh. pemberian obat analgetik. d. Ajarkan dan lakukan telhnik relaksasi. Diagnosa II Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan sekunder post laparatomy. Tujuan : Tidak terjadi infeksi. Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi (TTV normal, tidak ada peningkatan leukosit). INTERVENSI RASIONAL a. pantau dan observasi terus a. deteksi dini tentang terjadi nya tentang keadaan luka operasi. infeksi yang lebih berat. b. Lakukan perawatan luka operasi b. Menekan sekecil mungkin secara aseptik dan antiseptik. sumber penularan eksterna. c. Kolaborasi dalam pemberian c. Membunuh mikro organisme antibiotik. secara rasional. Diagnosa III Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sekunder pengangkatan bedah kulit.( jaringan, perubahan sirkulasi). Tujuan : Tidak terjadi kerusakan kulit yang berat. 17
  • 18. Kriteria hasildan Evaluasi:kulit tidak terlihat berwarna merah INTERVENSI RASIONAL Kaji balutan / untuk karakteristik drainase, Untuk melihat terjadi nya kerusakan kulit kemerahan dan nyeri pada insisi dan lengan. setelah operasi. Tempatkan pada posisi semi fowler pada punggung / sisi yang tidak sakit dengan Untuk mengurangi rasa nyeri yang di lengan tinggi dan disokong dengan bantal. rasakan pasien. Jangan melakukan pengukaran TD, menginjeksikan obat / memasukan IV pada Agar tidak terjadi kerusakan dan nyeri yg lengan yang sakit. lebih kuat. Diagnosa IV Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya. INTERVENSI RASIONAL Kaji ulang tingakt pemahaman pasien Mengetahui sejauh mana tentang penyakitnya. pemahaman pasien tentang apa yang dijelaskan. Dorong klien untuk mengungkapkan Dengan cara ini akan membantu pikiran dan perasaannya. mengurangi cemas klien. Berikan informasi tentang penyakitnya, Membantu klien dalam memahami prognosis, dan pengobatan secara tentang penyakitnya. 18
  • 19. prosedur secara jelas dan akurat. Monitor tanda-tanda vital. Respon fisik akan menggambarkan tingkat kecemasan klien. Minta pasien untuk member umpan balik Mengetahui tingkat kecemasan tentang apa yang telah terjadi. pasien. Tujuan : Pasien mengetahui tentang efek sawing dari operasinya. Kriteria hasil : Pasien menyatakan memahami tentang kondisinya. Diagnosa V Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual. Tujuan : tidak terjadi gangguan konsep diri. Kriteria hasil dan Evaluasi: Klien dapat menerima kondisinya Klien tenang NO INTERVENSI RASIONAL 1. Kaji sejauh mana rasa khawatir 1. Mengetahui sejauh mana rasa 2. klien. khawatir klien. Beri kesempatan klien untuk 2. Supaya mengurangi beban klien. 3. mengungkapkan perasaannya 3. Gangguan konsep diri diri tidak Lakukan prosedur perawatan yang bertambah. tepat sehingga tidak terjadi 4. komplikasi berupa cacat fisik . Beri support mental dan ajak 4. Klien merasa masih ada orang yang keluarga dalam memberikan masih peduli sama klien support 19
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Arif Mansjoer, dkk.1999 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Babak M. Irene, 1995. Maternity Nursing. Fourth Edition. Philadelpian Mosby. Brunner dan Suddarth, 1998. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi I. Jakarta: EGC. Carpenito, Lynda Jual. 1983. Nursing Diagnosis: application to clinical practice. Philadelphia: J.B. Lippincott Carpenito, Lynda Jual. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC Doenges E. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi. Jakarta: EGC. Hanifa, 1997. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: EGC. Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit. Sardjadi, 1995.Patologi Ginekologi. Jakarta; EGC. Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. 20
  • 21. PATHWAYS DegenerasiOvarium Infeksi Ovarium Histerektomi Cistoma Ovarii Pembesara Ruptur n Ovarium Ovarium Resiko perdarahan Oovorektomi Hari ke V Gangguan perfusi jaringan Kurang Luka Operasi informasi Hilangnya Organ Diskontinuitas Pembatasan Perubaha Kurang Reproduksi jaringan nutrisi n nutrisi pengetahuan Resti injuri Nyeri Penurunan Anestasi Cemas metabolisme Nervus vagus Kerusakan Penurunan Integritas Hipolisis peristaltik Reflek Port d’entri kulit usus menelan Ganggguan Konsep Diri Penaikan asam laktat Absorbsi air menurun di kolon Resiko terjadi infeksi Keletihan Resti aspirasi Resiko konstipasi Ggn mobilisasi Self care defisit 21