SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
PERTEMUAN IX
       PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
     DAN PENERAPAN HAK-HAK PEKERJA/BURUH

            DR. CUT ZURNALI, SE., M.Si
      A.
      A    Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja
      B.   Jenis Pemutusan Hubungan Kerja
      C.   Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja
      D.
      D    Penetapan Hak Pemutusan Hubungan Kerja

BAHAN AJAR “MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL”
       PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
      UNIVERSITAS BUDI LUHUR - JAKARTA
                    2011
A. PENGERTIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA




             Suatu langkah pengakhiran hubungan kerja antara

  P          buruh dan majikan karena suatu hal tertentu (Halim,
             1990: 136)

             Pengahiran hubungan kerja antara pengusaha dan
             pekerja berdasarkan izin Panitia Daerah atau Panitia
             Pusat (Pasal 1 ayat 4 Keputusan Menteri tenaga
 H           Kerja No Kep-15 A/Men/1994)


             Pengakhiran hubungan kerja karena karena suatu
             hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak

 K           dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.
             (Pasal 1 angka 25 UU No 13 Th 2003 tentang
             Ketenagakerjaan)
BEBERAPA DASAR HUKUM PENGATURAN PHK:

1. UU No 13 Th 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. UU No 2 Th 2004 tentang Penyelesaian Hubuingan Kerja di Perusahaan
   Swasta
3. Putusan Mahkamah Konstitusi Reoublik Indonesia No. 012/PUU-I/2003
   tanggal 28 Oktober 2004atas Hak Uji Materiil UU No 13 Thn 2003 tentang
   Ketenagakerjaan t h d UUD 1945
   K t       k j     terhadap
4. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE.907/Men.PHI-
   PPHI/X/2004 tentang Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja Massal
5. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE.13/Men/SJ-
                              g     j              g
   HK/I/2005 tentang Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia atas
   Hak Materiil UU No 13 Th 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap UUD
   1945
6.
6 Surat menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi No B 600/Men/SJ
                                                       No. B.600/Men/SJ-
   HK/VIII/2005 perihal Uang Penggantian Perumahan serta Pengobatan dan
   Perawatan.
BEBERAPA KETENTUAN MENGENAI PENGATURAN PHK MENURUT UU No 13 Th 2003:


1. Lingkup pengaturan PHK menurut Pasal 150, meliputi:
   a. Badan usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseoarangan, milik
      persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara;
   b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
      Usaha usaha                usaha usaha
      mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
      lain.
2. Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, dengan
   sega a
   segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja
                   a us e gusa a a aga ja ga te jad pe utusa         ubu ga      e ja
   (Pasal 151 ayat 1).
3. Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak
   dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh
   p g
   pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabila
                            p    j                        g   p    j          p
   pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat
   buruh (Pasal 151 ayat 2).
4. Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) benar-benar tidak
   menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja
        g         p      j    , p g            y    p                      g       j
   dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian
   perselisihan hubungan industrial (Pasal 151 ayat 3).
5. Permohonan penetapan pemutusan hubungan kerja diajukan secara tertulis kepada
   lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial disertai alasan yang
          g p y             p                   g                              y g
   menjadi dasarnya (Pasal 152 ayat 1).
LANJUTAN: BEBERAPA KETENTUAN MENGENAI PENGATURAN PHK

6.   Permohonan penetapan PHK dapat diterima dan diberikan keputusan penetapan PHK apabila
     sudah dirundingkan dan tidak menghasilkan kesepakatan (Pasal 152 Ayat 2 dan 3)
                   g                 g             p       (           y          )

7.   Penetapan PHK dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial tidak diperlukan
     dalam:
     a. Pekerja/buruh (Pasal 154):
        o Masih dalam masa percobaan;
        o Mengajukan permintaan pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa
           adanya indikasi tekanan/intimidasi dari pengusaha;
        o Berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama
           kali;
        o Mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan
           perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundang-undangan; atau
        o Meninggal dunia.
     b. Pengusaha dinyatakan tidak melakukan perbuatan sebagimana pasal 169 ayat 1 oleh lembaga
        penyelesaian perselishan hubungan industrial yaitu: 1) tidak menganiaya menghina secara
                                              industrial,              menganiaya,
        kasar atau mengancam pekerja/buruh; 2) tidak membujuk dan/atau menyusuh pekerja/buruh
        untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; 3)
        telah membayar upah tepat pada waktu yang telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut-
        turut atau lebih; 4) telah melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerja/buruh; 5)
        tidak
        tid k memerintahkan pekerja/buruh untuk melaksanakan pekerjaan di l
                     i t hk        k j /b  h    t k   l k    k     k j        luar yang di
                                                                                        diperjanjikan,
                                                                                             j jik
        atau 6) tidak memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan dan
        kesusilaan pekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada perjanjian
        kerja.
8.   PHK batal demi hukum (Pasal 153 ayat 2 dan Pasal 155 ayat 1 apabila pengusaha dalam
                                 (           y                      y       p       p g
     melakukan PHK:
a.   Melanggar ketentuan Pasal 153 ayat 1
b.   Tanpa ada penetapan lembaga penyelesaian hubungan industrial/
B.
B JENIS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


  SECARA TEORITIS


                         1. PHK Demi Hukum


                         2. PHK oleh Pengadilan
   Jenis Pemutusan
   Hubungan Kerja
                         3. PHK oleh Pekerja/Buruh


                         4. PHK oleh Pengusaha
1. PHK Demi Hukum

                                                     “Hubungan kerja berakhir
                              Terjadi dengan         demi hukum jika habis
PHK Demi Hukum               sendirinya secara       waktunya yang ditetapkan
                                  hukum              dalam perjanjian dan dalam
                                                     peraturan undang-undang
                                                     atau jika semuanya itu tidak
Berdasarkan Pasal 154 UU No 13 Th 2003, penyebab     ada, menurut kebiasaan”.
PHK Demi Hukum adalah:                               (Pasal 1603se KUH Perdata)

a. pekerja/buruh masih dalam masa percobaan
   kerja, bilamana telah dipersyaratkan secara
   tertulis sebelumnya;                                  Tidak memerlukan
b. pekerja/buruh      mengajukan        permintaan         penetapan dari
   pengunduran diri, secara tertulis atas kemauan            pengadilan
   sendiri     tanpa    ada    indikasi     adanya           hubungan
   tekanan/intimidasi dari pengusaha, berakhirnya             industrial
   hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja
   waktu tertentu untuk pertama kali;
c. pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai
   dengan ketetapan dalam perjanjian kerja,
   peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama,
   atau peraturan perundang-undangan, atau
d. pekerja/buruh meninggal dunia.
2. PHK oleh Pengadilan


                                       Tindakan PHK karena
  PHK oleh Pengadilan                   adanya putusan hakim
                                             pendadilan
                                                 d dil



       Hal ini terjadi karena salah satu pihak (Pengusaha atau
    pekerja/keluarganya) mengajukan pembatalan perjanjian kepada
                                pengadilan




 Contoh: Jika seorang pengusaha mempekerjakan anak di bawah
 umur (kurang dari 18 (delapan belas) tahun, maka orang tua atau
 wali si anak tersebut dapat mengajukan pembatalan perjanjian
 kerja kepada pengadilan
              pengadilan.
3. PHK oleh Pekerja/Buruh            Menurut Abdul Khakim, PHK ini terjadi dan disebabkan oleh
                                     dua hal :
                                     1. Karena permintaan pengunduran diri (Pasal 154 huruf b UU
 PHK oleh Pengadilan
             g                           No 13 Th 2003); dan
                                     2. Karena permohonan PHK kepada Pengadilan Hubungan
                                         Industrial (Pasal 169 UU No 13 Th 2003)


                                                 2.   PHK Karena permohonan PHK              kepada
                                                      Pengadilan Hubungan Industrial :

                                                 PHK ini terjadi karena pengusaha melakukan
1. PHK Karena Pengunduran Diri:                  perbuatan sebagi berikut:
                                                 a. menganiaya, menghina secara k
                                                              i           hi             kasar atau
                                                                                                 t
Syarat-Syarat pengunduran diri yang harus            mengancam pekerja/buruh;
dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh menurut      b. membujuk dan/atau menyusuh pekerja/buruh
Pasal 162 UU No 13 Th 2003 adalah:                   untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
a. mengajukan permohonan pengunduran diri            dengan peraturan perundang-undangan;
                                                         g p            p        g       g ;
    secara tertulis selambat-lambatnya tiga      c. tidak membayar upah tepat pada waktu yang
    puluh    hari    sebelum     tanggal mulai       telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut-
    pengunduran diri                                 turut atau lebih;
b. tidak terikat dalam ikatan kedinasan          d. tidak melakukan kewajiban yang telah
c.
c tetap menjalankan kewajibannya sampai              dijanjikan kepada pekerja/buruh;
    tanggal mulai pengunduran diri.              e. memerintahkan          pekerja/buruh       untuk
                                                     melaksanakan      pekerjaan    di   luar   yang
Keterangan:                                          diperjanjikan, atau
  PHK karena permintaan pengunduran diri         f. memberikan pekerjaan yang membahayakan
  Tidak memerlukan penetapan dari pengadilan         jiwa, keselamatan, kesehatan dan kesusilaan
  hubungan industrial (Pasal 154 huruf b UU No       pekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebut
  13 Th 2003)                                        tidak dicantumkan pada perjanjian kerja.
4. PHK oleh Pengusaha
                                      PHK dimana kehendak atau prakarsanya berasal dari
                                      pengusaha karena adanya pelanggaran atau kesalahan yang
 PHK oleh Pengusaha
      l hP       h                    dilakukan oleh pekerja/buruh atau mungkin k
                                      dil k k      l h    k j /b   h t         ki karena f kt
                                                                                           faktor-
                                      faktor lain, seperti pengurangan tenahga kerja, perusahaan
                                      tutup karena merugi, perubahan status dan sebagainya.

Menurut Abdul Khakim (2009:193), PHK oleh pengusaha terbagi menjadi dua macam, yaitu :
a. PHK karena kesalahan ringan; dan
b. PHK karena kesalahan berat


Berdasarkan Pasal 151 :
Ayat 1. Permohonan penetapan pemutusan hubungan kerja diajukan secara tertulis kepada lembaga
        penyelesaian perselisihan hubungan industrial disertai alasan yang menjadi dasarnya.

Ayat 2. Permohonan penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diterima oleh lembaga
       penyelesaian perselisihan hubungan industrial apabila telah dirundingkan sebagaimana
       dimaksud dalam Pasal 151 ayat (2).

Ayat 3. Penetapan atas permohonan pemutusan hubungan kerja hanya dapat diberikan oleh lembaga
        penyelesaian perselisihan hubungan industrial jika ternyata maksud untuk memutuskan
        hubungan kerja telah dirundingkan, tetapi perundingan tersebut tidak menghasilkan
        kesepakatan.



Hal ini berarti bahwa penguasaha tidak bisa semaunya mem-PHK pekerja/buruh, harus ada alasan
yang kuat sebagaimana diatur dalam Pasal 158 UU No 13 Th 2003
PENGUSAHA DILARANG MELAKUKAN PHK TERHADAP PEKERJA/BURUH (PASAL 153 UU NO 13
TH 2003) KARENA BERBAGAI ALASAN PEKERJA/BURUH:

a.
a    Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak
     melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus;

b.   Pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya, karena memenuhi kewajiban terhadap negara
     sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c.   Pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;
d.   Pekerja/buruh menikah;

e.   Pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya;

f.   Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di
     dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
     perjanjian kerja bersama;

g.
g    Pekerja/buruh mendirikan menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh
                    mendirikan,                                                                        buruh,
     pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja
     atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
     perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;

h.
h    Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha
     yang melakukan tindak pidana kejahatan;

i.   Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik,
     atau status perkawinan;

j.   Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan
     kerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat
     dipastikan.
PENGUSAHA DAPAT MELAKUKAN PHK TERHADAP PEKERJA/BURUH KARENA PEKERJA/BURUH
TELAH MELAKUKAN KESALAHAN-KESALAHAN BERAT (PASAL 158 AYAT 1 UU NO 13 TH 2003)
SBB:

a. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan;
b. memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan narkotika,
   psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d.
d melakukan perbuatan asusila atau perjudian di li k
       l k k      b t          il t        j di     lingkungan k j
                                                               kerja;
e. menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di
   lingkungan kerja;
f. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
   p
   peraturan perundang-undangan;
             p         g         g ;
g. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
   perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya
   di tempat kerja;
i.
i membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk
   kepentingan negara, atau
j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima)
   tahun atau lebih.



Persyaratan lain yang harus dipenuhi pengusaha dalam melakukan PHK adalah BUKTI PENDUKUNG
(Pasal 158 Ayat 2), yaitu:
a.
a pekerja/buruh tertangkap tangan;
b. ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan, atau
c. bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang
    bersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.
C. PROSEDUR PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Berikut adalah prosedur PHK menurut UU No 13 Th 2003:

                                 a.   Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh,
                                      dan     pemerintah,    dengan     segala    upaya  harus
                                      mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan
                                      kerja (Pasal 151 Ayat 1)
                                          j (            y    )
                                 b.   Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi
                                      pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka
                                      maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan
                                      oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau
                                      dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang
                                      bersangkutan      tidak     menjadi     anggota   serikat
1. PROSEDUR PHK SECARA UMUM           pekerja/serikat buruh. (Pasal 151 Ayat 1)
                                 c.   Jika perundingan berhasil, buat persetujuan bersama
                                 d.   Jika tidak berhasil, pengusaha mengajukan permohonan
                                      penetapan secara tertulis disertai dasar dan alasan-
                                      alasannya kepada pengadilan hubungan industrial (Pasal
                                      151 ayat 3 dan Pasal 152 Ayat 1)
                                 e.   Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan
                                      hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha
                                      maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala
                                      kewajibannya (Pasal 155 ayat 2)
                                 f.   Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap
                                      ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa
                                      tindakan skorsing k
                                      ti d k     k    i    kepada pekerja/buruh yang sedang
                                                                d     k j /b    h         d
                                      dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan tetap
                                      wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa
                                      diterima pekerja/buruh (Pasal 155 ayat 3)
2. PROSEDUR PHK OLEH PENGUSAHA



A. PHK Karena Kesalahan Ringan                    Sejak terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi
1. Memberikan peringatan lisan, peringatan            Republik Indonesia Perkara No,or 012/PUU-
   tertulis satu, dua dan tiga (terakhir). Tapi       I/2003 tanggal 28 Oktober 2004 atas Hak Uji
   peringatan tertulis ini tidak mutlak,              Materiil   terhadap UU No 13 Th 2003
   bergantung tingkat kesalahan pekerja/buruh         terhadap UUD 1945, maka PHK oleh
2. Apabila setelah peringatan tertulis ketiga ,       pengusaha kepada pekerja/buruh yang
   pekerja masih melakukan kesalahan, maka            melakukan kesalahan berat hanya dapat
   pengusaha      dapat    secara    langsung         dilakukan setelah adanya putusan hakim
   melakukan PHK                                      pidana yang telah mempunyai kekuatan
3. Apabila PHK dapat diterima oleh pekerja,           hukum tetap (inkracht).
   buat perjanjian bersama untuk dasar
   permohonan penetapan k
           h           t       ke PPengadilan
                                          dil
   Hubungan Industrial
4. Apabila PHK tidak dapat diterima oleh
   pekerja/buruh yang bersangkutan, salah
   satu pihak atau para pihak menemouh
          p            p     p
   mekanisme       penyelesaian   perselisihan
   hubungan industrial sebagaimana diatur
   dalam UU No. 2 Th 2004
3. PROSEDUR PHK OLEH PEKERJA/BURUH

a.   Prosedur      PHK      karena      b.   Prosedur PHK karena permohonan kepada
     permintaan Pengunduran diri             Pengadilan Hubungan Industrial


Diatur dalam Pasal 162 Ayat 3 UU No    Diatur dalam Pasal 169 Ayat 1 UU No 13 Th 2003 sebagai
13 Th 2003 sebagai berikut:            berikut:
a. Mengajukan          permohonan      Pekerja/buruh      dapat    mengajukan       permohonan
    pengunduran diri secara tertulis   pemutusan       hubungan     kerja    kepada     lembaga
    selambat-lambatnya 30 (tiga        penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam
    puluh) hari sebelum tanggal        hal pengusaha melakukan perbuatan sebagai berikut :
    mulai pengunduran diri;            a. menganiaya,       menghina     secara     kasar   atau
b. tidak terikat dalam ikatan dinas,       mengancam pekerja/buruh;
    dan                                b. membujuk dan/atau menyusuh pekerja/buruh untuk
c. tetap              melaksanakan         melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
    kewajibannya sampai tanggal            peraturan perundang-undangan;
    mulai pengunduran diri.            c. c. tidak membayar upah tepat pada waktu yang
                                           telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut-turut
Atau prosedur yang lebih rinci dapat       atau lebih;
diatur lebih lanjut dalam perjanjian   d. tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan
kerja, peraturan perusahaan, atau
k j         t             h      t         kepada pekerja/buruh;
                                           k    d     k j /b    h
perjanjian kerja bersama.              e. memerintahkan pekerja/buruh untuk melaksanakan
                                           pekerjaan di luar yang diperjanjikan, atau
Prosedur penyelesaiannya melalui       f. fmemberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa,
perundingan bipartit konsiliasi atau
            bipartit, konsiliasi,          keselamatan, ,     kesehatan      dan      kesusilaan
mediasi.        Baru       kemudian        pekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebut tidak
mengajukan gugatan ke Pengadilan           dicantumkan pada perjanjian kerja.
Hubungan Industrial
D. PENETAPAN HAK PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

                                  Pasal 156 UU No 13 Th 2003 :
a.   Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon
     dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.

b.   Perhitungan uang       pesangon     sebagaimana      dimaksud     pada   ayat   (1)   paling   sedikit
     sebagai berikut :

     a.
     a    masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun 1 (satu) bulan upah;
                                          tahun,

     b.   masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;

     c.   masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun , 3 (tiga) bulan upah;

     d.   masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;

     e.   masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;
     f.   masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;

     g.   masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;

     h.   masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan
          upah;

     i.   masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.
Pasal 156 UU No 13 Th 2003 :
3.
3    Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai
     berikut :
     a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;
     b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
     c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan
        upah;
     d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan
        upah;
     e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam)
        bulan upah;
     f.
     f masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun 7 (tujuh)
                                                                                                tahun,
        bulan upah;
     g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8
        (delapan) bulan upah;
     h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah;

4.   Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
     a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
     b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh
        diterima bekerja;
     c. penggantian perumahan serta pengobatan d
                 ti         h       t       b t   dan perawatan dit t k
                                                              t   ditetapkan 15% (li
                                                                                 (lima b l
                                                                                       belas perseratus)
                                                                                                    t )
        dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;
     d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusanaan atau perjanjian kerja
        bersama.

5.
5    Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uang penghargaan masa k j
     P   b h       hit                       hit                   h              kerja, d
                                                                                         dan uang
     penggantian hak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan dengan
     Peraturan Pemerintah.
TABEL FORMULASI “UANG PESANGON” MENURUT PASAL 156 AYAT 2
              UU NO 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN


No.                  Masa Kerja                Uang Pesangon
 1    Masa kerja kurang dari 1 tahun             1 bulan upah
 2    Masa kerja 1 tahun sampai < 2 tahun        2 bulan upah
 3    Masa kerja 2 tahun sampai < 3 tahun
      Masa kerja 2 tahun sampai < 3 tahun        3 bulan
                                                 3 bulan upah
 4    Masa kerja 3 tahun sampai < 4 tahun        4 bulan upah
 5    Masa kerja 4 tahun sampai < 5 tahun        5 bulan upah
 6    Masa kerja 5 tahun sampai < 6 tahun        6 bulan upah
 7    Masa kerja 6 tahun sampai < 7 tahun        7 bulan upah
 8    Masa kerja 7 tahun sampai < 8 tahun        8 bulan upah
 9    Masa kerja 8 tahun atau lebih              9 bulan upah
TABEL FORMULASI “UANG PENGHARGAAN MASA KERJA” MENURUT
                        UANG                      KERJA
      PASAL 156 AYAT 3 UU NO 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN


No.                  Masa Kerja                 Uang Pesangon
 1    Masa kerja 3 tahun sampai < 6 tahun         2 bulan upah
 2    Masa kerja 6 tahun sampai < 9 tahun         3 bulan upah
 3    Masa kerja 9 tahun sampai < 12 tahun        4 bulan upah
 4    Masa kerja 12 tahun sampai < 15 tahun       5 bulan upah
 5    Masa k j 15 t h sampai < 18 tahun
      M    kerja 15 tahun  i 18 t h               6 bulan
                                                  6 b l upah
                                                           h
 6    Masa kerja 18 tahun sampai < 21 tahun       7 bulan upah
 7    Masa kerja 21 tahun sampai < 24 tahun
              j              p                    8 bulan upah
                                                           p
 8    Masa kerja 14 tahun atau lebih             10 bulan upah
TABEL KOMPONEN “UANG PENGGANTIAN HAK” MENURUT PASAL 156 AYAT 4
                UANG                HAK
           UU NO 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN


No.       Komponen Uang Penggantian Hak                           Keterangan
 1    Cuti yang belum diambil

 2    Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan
      keluarganya k t
      k l          ke tempat di
                             t dimana pekerja/buruh
                                            k j /b h
      diterima bekerja
 3    Penggantian perumahan serta pengobatan dan          Bagi yang tidak berhak uang
      p
      perawatan ditetapkan 15 % dari uang pesangon dan
                       p                gp     g          p
                                                          pesangon dan atau uang
                                                               g                        g
      atau uang penghargaan masa kerja bagi yang          penghargaan masa kerja, maka
      memenuhi syarat                                     otomatis tidak berhak atas uang
                                                          pengganti ini
 4    Hal‐hal lain yang ditetapkan d l
      H l h ll i        dit t k dalam perjanjian k j
                                           j ji kerja, 
      peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
      bersama
TABEL KOMPONEN HAK PHK BERDASARKAN ALASAN PHK MENURUT UU NO 13 TH 2003

No.
No                                      Alasan                                     Komposisi Hak PHK         Keterangan
 1    Pekerja/buruh melakukan kesalahan berat                                               PH*)            Pasal 158 ayat 1
 2    Pekerja/buruh melakukan pelanggaran terhadap perjanjian kerja, peraturan         Psg + PMK+ PH        Pasal 161 ayat 3
      perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau ketentuan perundang‐undangan

 3    Ditahan pihak berwajib dan tidak dapat melakukan pekerjaan atau dinyatakan          PMK+ PH           Pasal 160 ayat 7
      salah oleh pengadilan
 4    Mengundurkan diri secara baik atau kemauan sendiri                                    PH*)            Pasal 162 ayat 1
 5    Perubahan status, penggabungan, atau peleburan perusahaan, tetapi:
      a) Pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerjanya
       )         j /                         j           g     j y                     Psg + PMK+ PH
                                                                                         g                  Pasal 163 ayat 1
                                                                                                                       y
      b) Pengusaha tidak bersedia menerima pekerja/buruh di perusahaannya            2 (Psg) + PMK+ PH      Pasal 163 ayat 2
 6    Perusahaan tutup karena merugi dua tahun terus‐menerus atau keadaan              Psg + PMK+ PH        Pasal 164 ayat 1
      memaksa (force majeure)
 7    Perusahaan tutup bukan karena merugi atau keadaan memaksa (force               2 (Psg) + PMK+ PH      Pasal 164 ayat 3
      majeure), melainkan karena efisiensi
 8    Perusahaan pailit                                                                Psg + PMK+ PH           Pasal 165
 9    Pekerja/buruh meninggal dunia                                                  2 (Psg) + PMK+ PH         Pasal 166

10    Pekerja/buruh mamasuki usia pensiun:
      a) Ada program pension, dan iuran/premi ditanggung sepenuhnya oleh                    **)             Pasal 167 ayat 1
           pengusaha                                                                                        Pasal 167 ayat 5
      b) Tidak ada program pensiun                                                   2 (Psg) + PMK+ PH
11    Pekerja/buruh mangkir lima hari atau lebih berturut‐turut                             PH*)            Pasal 168 ayat 3
12    Pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha                                      2 (Psg) + PMK+ PH
                                                                                     2 (Psg) + PMK+ PH      Pasal 169 ayat 2
                                                                                                                  169 ayat

13    Pekerja/buruh sakit berkepanjangan, cacat tetap akibat kecelakaan kerja, dan 2 (Psg) + 2 (PMK) + PH      Pasal 172
      tidak dapat melakukan pekerjaan melebihi dua belas bulan
KETERANGAN TABEL KOMPONEN HAK PHK BERDASARKAN ALASAN PHK :

Psg   =   Uang pesangon
PMK   =   Uang Penghargaan Masa Kerja
PH    =   Uang Penggantian Hak

*)    =   Ditambahkan uang pisah bagi pekerja/buruh yang tugas dan fungsinya
          tidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung (blue collar
          worker), yang besar dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja,
          peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama
                    perusahaan,                      bersama.

**)   =   Berhak jaminan atau manfaat pensiun, tetapi tidak berhak uang
          pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak,
          dengan catatan:

          1. Jika nilai jaminan atau manfaat pensiun ternyata lebih kecil dari
             2 (Psg) + PMK + PH, selisihnya harus dibayar pengusaha (Pasal 167
             Ayat 2)

          2. Jika iuran/premi pensiun dibayar oleh pengusaha dan pekerja/buruh,
             yang diperhitungkan dengan uang pesangon ialah iuran/premi yang
             dibayar oleh pengusaha (Pasal 167 Ayat 3)

More Related Content

What's hot

Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Sosialisasi pp uu cipta kerja kemenaker ri
Sosialisasi pp uu cipta kerja   kemenaker riSosialisasi pp uu cipta kerja   kemenaker ri
Sosialisasi pp uu cipta kerja kemenaker riInstansi
 
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...Imam Prastio
 
Contoh perjanjian kontrak kerja
Contoh perjanjian kontrak kerjaContoh perjanjian kontrak kerja
Contoh perjanjian kontrak kerjaAmelia Fitri
 
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docTEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docMeneerGultom
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanRizki Gumilar
 
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3Deden Andi
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Idik Saeful Bahri
 
Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis Eko Mardianto
 
Hubungan Kerja, Syarat Syarat Dan Kondisi
Hubungan Kerja, Syarat  Syarat Dan KondisiHubungan Kerja, Syarat  Syarat Dan Kondisi
Hubungan Kerja, Syarat Syarat Dan Kondisiguest200b003b
 
01. draf peraturan perusahaan
01. draf peraturan perusahaan01. draf peraturan perusahaan
01. draf peraturan perusahaanlegalakses636
 
Hukum Perburuhan
Hukum PerburuhanHukum Perburuhan
Hukum PerburuhanDiarta
 
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mm
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mmHukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mm
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mmDadang Budiaji
 
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)AmirahPFardhan
 

What's hot (20)

CONTOH PERATURAN PERUSAHAAN BERDASARKAN UU KETENAGAKERJAAN
CONTOH PERATURAN PERUSAHAAN BERDASARKAN UU KETENAGAKERJAANCONTOH PERATURAN PERUSAHAAN BERDASARKAN UU KETENAGAKERJAAN
CONTOH PERATURAN PERUSAHAAN BERDASARKAN UU KETENAGAKERJAAN
 
14. omnibus law
14. omnibus law14. omnibus law
14. omnibus law
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Sosialisasi pp uu cipta kerja kemenaker ri
Sosialisasi pp uu cipta kerja   kemenaker riSosialisasi pp uu cipta kerja   kemenaker ri
Sosialisasi pp uu cipta kerja kemenaker ri
 
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
 
Contoh perjanjian kontrak kerja
Contoh perjanjian kontrak kerjaContoh perjanjian kontrak kerja
Contoh perjanjian kontrak kerja
 
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docTEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
 
PHK
PHKPHK
PHK
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
 
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
 
Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis
 
Hubungan Kerja, Syarat Syarat Dan Kondisi
Hubungan Kerja, Syarat  Syarat Dan KondisiHubungan Kerja, Syarat  Syarat Dan Kondisi
Hubungan Kerja, Syarat Syarat Dan Kondisi
 
01. draf peraturan perusahaan
01. draf peraturan perusahaan01. draf peraturan perusahaan
01. draf peraturan perusahaan
 
Hukum Perburuhan
Hukum PerburuhanHukum Perburuhan
Hukum Perburuhan
 
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mm
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mmHukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mm
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mm
 
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
 
Hukum Surat Berharga
Hukum Surat BerhargaHukum Surat Berharga
Hukum Surat Berharga
 
Bab iii hukum organisasi perusahaan
Bab iii hukum organisasi perusahaanBab iii hukum organisasi perusahaan
Bab iii hukum organisasi perusahaan
 

Viewers also liked

Pemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizen
Pemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizenPemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizen
Pemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizenAl-waris Suarez
 
Penerapan phk kesalahan berat
Penerapan phk kesalahan beratPenerapan phk kesalahan berat
Penerapan phk kesalahan beratFardalaw Labor
 
karyawan kontrak dan phk
karyawan kontrak dan phkkaryawan kontrak dan phk
karyawan kontrak dan phkkartasamba2008
 
Panduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diri
Panduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diriPanduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diri
Panduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diriAntonio_Grafiko
 
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRD
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRDStandar Operasional Prosedur (SOP) HRD
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRDAswel Darussamin
 
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanLingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanRizki Gumilar
 
Uu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
Uu no 13 th 2003 KetenagakerjaanUu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
Uu no 13 th 2003 KetenagakerjaanAnan Valdes
 
Menangani Konflik Perusahaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Menangani Konflik Perusahaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)Menangani Konflik Perusahaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Menangani Konflik Perusahaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)Abu Tholib
 
Pengertian dasar ilmu ekonomi dan mekanisme pasar oktober 2015
Pengertian dasar ilmu ekonomi dan mekanisme pasar   oktober 2015Pengertian dasar ilmu ekonomi dan mekanisme pasar   oktober 2015
Pengertian dasar ilmu ekonomi dan mekanisme pasar oktober 2015Firman Bachtiar
 
Wajib cek kolesterol
Wajib cek kolesterolWajib cek kolesterol
Wajib cek kolesterolGula Darah
 
Sop pemeriksaan gula darah
Sop pemeriksaan gula darahSop pemeriksaan gula darah
Sop pemeriksaan gula darahDedi Somantri
 
Financing for development firman bachtiar rev 1
Financing for development   firman bachtiar rev 1Financing for development   firman bachtiar rev 1
Financing for development firman bachtiar rev 1Firman Bachtiar
 

Viewers also liked (17)

Pemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizen
Pemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizenPemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizen
Pemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizen
 
Penerapan phk kesalahan berat
Penerapan phk kesalahan beratPenerapan phk kesalahan berat
Penerapan phk kesalahan berat
 
Proses phk
Proses phkProses phk
Proses phk
 
karyawan kontrak dan phk
karyawan kontrak dan phkkaryawan kontrak dan phk
karyawan kontrak dan phk
 
Panduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diri
Panduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diriPanduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diri
Panduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diri
 
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRD
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRDStandar Operasional Prosedur (SOP) HRD
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRD
 
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanLingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
 
Uu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
Uu no 13 th 2003 KetenagakerjaanUu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
Uu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
 
Hukum Ketenagakerjaan
Hukum KetenagakerjaanHukum Ketenagakerjaan
Hukum Ketenagakerjaan
 
Menangani Konflik Perusahaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Menangani Konflik Perusahaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)Menangani Konflik Perusahaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Menangani Konflik Perusahaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
 
Pengertian dasar ilmu ekonomi dan mekanisme pasar oktober 2015
Pengertian dasar ilmu ekonomi dan mekanisme pasar   oktober 2015Pengertian dasar ilmu ekonomi dan mekanisme pasar   oktober 2015
Pengertian dasar ilmu ekonomi dan mekanisme pasar oktober 2015
 
Gula darah
Gula darahGula darah
Gula darah
 
Wajib cek kolesterol
Wajib cek kolesterolWajib cek kolesterol
Wajib cek kolesterol
 
Sop pemeriksaan gula darah
Sop pemeriksaan gula darahSop pemeriksaan gula darah
Sop pemeriksaan gula darah
 
Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014
Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014
Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014
 
Bab 3 mengelola msdm
Bab 3 mengelola msdmBab 3 mengelola msdm
Bab 3 mengelola msdm
 
Financing for development firman bachtiar rev 1
Financing for development   firman bachtiar rev 1Financing for development   firman bachtiar rev 1
Financing for development firman bachtiar rev 1
 

Similar to Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh

Hkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanHkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanBenny Benny
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerjaGindha Wayka
 
Tugas 1 hukum perburuhan.pptx
Tugas 1 hukum perburuhan.pptxTugas 1 hukum perburuhan.pptx
Tugas 1 hukum perburuhan.pptxToto261231
 
7. hbl,clara monalisa,hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018
7. hbl,clara monalisa,hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 20187. hbl,clara monalisa,hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018
7. hbl,clara monalisa,hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018claramonalisa09
 
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerjaGindha Wayka
 
12 aspek hukum ketenagakerjaan
12 aspek hukum ketenagakerjaan12 aspek hukum ketenagakerjaan
12 aspek hukum ketenagakerjaanRakyatCerdas
 
7.hbl,clara monalisa, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perburuhan ,universitas ...
7.hbl,clara monalisa, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perburuhan ,universitas ...7.hbl,clara monalisa, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perburuhan ,universitas ...
7.hbl,clara monalisa, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perburuhan ,universitas ...claramonalisa09
 
pengantar-ketenagakerjaan.ppt
pengantar-ketenagakerjaan.pptpengantar-ketenagakerjaan.ppt
pengantar-ketenagakerjaan.pptAhmadNailulAuthor
 
Hbl minggu 7, hefti juliza, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...
Hbl minggu 7, hefti juliza, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...Hbl minggu 7, hefti juliza, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...
Hbl minggu 7, hefti juliza, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...Hefti Juliza
 
PEMUTUSAN-.ppt
PEMUTUSAN-.pptPEMUTUSAN-.ppt
PEMUTUSAN-.pptNiaTjhoa
 
PEMUTUSAN-HUBUNGAN-KERJA.ppt
PEMUTUSAN-HUBUNGAN-KERJA.pptPEMUTUSAN-HUBUNGAN-KERJA.ppt
PEMUTUSAN-HUBUNGAN-KERJA.pptyanyansuryana4
 
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.pptHUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.pptssuserd30037
 
PHK karena permasalahan kontrak kerja
PHK karena permasalahan kontrak kerjaPHK karena permasalahan kontrak kerja
PHK karena permasalahan kontrak kerjaKartika Febriyanti
 
Putusan Mahkamah Konstitusi - Berdampak Pada Pengusaha
Putusan Mahkamah Konstitusi - Berdampak Pada PengusahaPutusan Mahkamah Konstitusi - Berdampak Pada Pengusaha
Putusan Mahkamah Konstitusi - Berdampak Pada PengusahaDr. Bambang Supriyanto
 
Analisis Hukum terhadap Putusan MK
Analisis Hukum terhadap Putusan MKAnalisis Hukum terhadap Putusan MK
Analisis Hukum terhadap Putusan MKChristian Tobing
 

Similar to Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh (20)

Hkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanHkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaan
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja
 
Tugas 1 hukum perburuhan.pptx
Tugas 1 hukum perburuhan.pptxTugas 1 hukum perburuhan.pptx
Tugas 1 hukum perburuhan.pptx
 
7. hbl,clara monalisa,hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018
7. hbl,clara monalisa,hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 20187. hbl,clara monalisa,hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018
7. hbl,clara monalisa,hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018
 
Hukum acara phi
Hukum acara phiHukum acara phi
Hukum acara phi
 
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
 
12 aspek hukum ketenagakerjaan
12 aspek hukum ketenagakerjaan12 aspek hukum ketenagakerjaan
12 aspek hukum ketenagakerjaan
 
Kumpulan Putusan MK
Kumpulan Putusan MKKumpulan Putusan MK
Kumpulan Putusan MK
 
Merumahkan karyawan
Merumahkan karyawanMerumahkan karyawan
Merumahkan karyawan
 
7.hbl,clara monalisa, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perburuhan ,universitas ...
7.hbl,clara monalisa, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perburuhan ,universitas ...7.hbl,clara monalisa, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perburuhan ,universitas ...
7.hbl,clara monalisa, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perburuhan ,universitas ...
 
Outsourcing
OutsourcingOutsourcing
Outsourcing
 
pengantar-ketenagakerjaan.ppt
pengantar-ketenagakerjaan.pptpengantar-ketenagakerjaan.ppt
pengantar-ketenagakerjaan.ppt
 
Hbl minggu 7, hefti juliza, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...
Hbl minggu 7, hefti juliza, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...Hbl minggu 7, hefti juliza, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...
Hbl minggu 7, hefti juliza, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...
 
PEMUTUSAN-.ppt
PEMUTUSAN-.pptPEMUTUSAN-.ppt
PEMUTUSAN-.ppt
 
PEMUTUSAN-HUBUNGAN-KERJA.ppt
PEMUTUSAN-HUBUNGAN-KERJA.pptPEMUTUSAN-HUBUNGAN-KERJA.ppt
PEMUTUSAN-HUBUNGAN-KERJA.ppt
 
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.pptHUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
 
PHK karena permasalahan kontrak kerja
PHK karena permasalahan kontrak kerjaPHK karena permasalahan kontrak kerja
PHK karena permasalahan kontrak kerja
 
Putusan Mahkamah Konstitusi - Berdampak Pada Pengusaha
Putusan Mahkamah Konstitusi - Berdampak Pada PengusahaPutusan Mahkamah Konstitusi - Berdampak Pada Pengusaha
Putusan Mahkamah Konstitusi - Berdampak Pada Pengusaha
 
Slide pkb
Slide pkb Slide pkb
Slide pkb
 
Analisis Hukum terhadap Putusan MK
Analisis Hukum terhadap Putusan MKAnalisis Hukum terhadap Putusan MK
Analisis Hukum terhadap Putusan MK
 

More from cutzurnali

Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasicutzurnali
 
Cut Zurnali - Etika Bisnis - Ethics in The Marketplace
Cut Zurnali  -  Etika Bisnis  -  Ethics in The MarketplaceCut Zurnali  -  Etika Bisnis  -  Ethics in The Marketplace
Cut Zurnali - Etika Bisnis - Ethics in The Marketplacecutzurnali
 
Cut Zurnali - Komunikasi Dalam Organisasi
Cut Zurnali  - Komunikasi Dalam OrganisasiCut Zurnali  - Komunikasi Dalam Organisasi
Cut Zurnali - Komunikasi Dalam Organisasicutzurnali
 
Cut Zurnali - Strategi Bisnis - MSDM dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
Cut Zurnali - Strategi Bisnis - MSDM dan  Keunggulan Bersaing  BerkelanjutanCut Zurnali - Strategi Bisnis - MSDM dan  Keunggulan Bersaing  Berkelanjutan
Cut Zurnali - Strategi Bisnis - MSDM dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutancutzurnali
 
Cut Zurnali - Strategi Organisasi
Cut Zurnali - Strategi OrganisasiCut Zurnali - Strategi Organisasi
Cut Zurnali - Strategi Organisasicutzurnali
 
Cut Zurnali - Strategi Organisasi
Cut Zurnali - Strategi OrganisasiCut Zurnali - Strategi Organisasi
Cut Zurnali - Strategi Organisasicutzurnali
 
Cut Zurnali - The building block of operation strategy
Cut Zurnali   - The building block of operation strategyCut Zurnali   - The building block of operation strategy
Cut Zurnali - The building block of operation strategycutzurnali
 
Cut Zurnali Analisis Kasus Manajemen Strategi Advanced
Cut Zurnali   Analisis Kasus Manajemen Strategi AdvancedCut Zurnali   Analisis Kasus Manajemen Strategi Advanced
Cut Zurnali Analisis Kasus Manajemen Strategi Advancedcutzurnali
 
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategyCut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategycutzurnali
 
Pelatihan kerja cut zurnali
Pelatihan kerja   cut zurnaliPelatihan kerja   cut zurnali
Pelatihan kerja cut zurnalicutzurnali
 
Upah tenaga kerja cut zurnali
Upah tenaga kerja   cut zurnaliUpah tenaga kerja   cut zurnali
Upah tenaga kerja cut zurnalicutzurnali
 

More from cutzurnali (11)

Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
 
Cut Zurnali - Etika Bisnis - Ethics in The Marketplace
Cut Zurnali  -  Etika Bisnis  -  Ethics in The MarketplaceCut Zurnali  -  Etika Bisnis  -  Ethics in The Marketplace
Cut Zurnali - Etika Bisnis - Ethics in The Marketplace
 
Cut Zurnali - Komunikasi Dalam Organisasi
Cut Zurnali  - Komunikasi Dalam OrganisasiCut Zurnali  - Komunikasi Dalam Organisasi
Cut Zurnali - Komunikasi Dalam Organisasi
 
Cut Zurnali - Strategi Bisnis - MSDM dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
Cut Zurnali - Strategi Bisnis - MSDM dan  Keunggulan Bersaing  BerkelanjutanCut Zurnali - Strategi Bisnis - MSDM dan  Keunggulan Bersaing  Berkelanjutan
Cut Zurnali - Strategi Bisnis - MSDM dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
 
Cut Zurnali - Strategi Organisasi
Cut Zurnali - Strategi OrganisasiCut Zurnali - Strategi Organisasi
Cut Zurnali - Strategi Organisasi
 
Cut Zurnali - Strategi Organisasi
Cut Zurnali - Strategi OrganisasiCut Zurnali - Strategi Organisasi
Cut Zurnali - Strategi Organisasi
 
Cut Zurnali - The building block of operation strategy
Cut Zurnali   - The building block of operation strategyCut Zurnali   - The building block of operation strategy
Cut Zurnali - The building block of operation strategy
 
Cut Zurnali Analisis Kasus Manajemen Strategi Advanced
Cut Zurnali   Analisis Kasus Manajemen Strategi AdvancedCut Zurnali   Analisis Kasus Manajemen Strategi Advanced
Cut Zurnali Analisis Kasus Manajemen Strategi Advanced
 
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategyCut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
 
Pelatihan kerja cut zurnali
Pelatihan kerja   cut zurnaliPelatihan kerja   cut zurnali
Pelatihan kerja cut zurnali
 
Upah tenaga kerja cut zurnali
Upah tenaga kerja   cut zurnaliUpah tenaga kerja   cut zurnali
Upah tenaga kerja cut zurnali
 

Recently uploaded

1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 

Recently uploaded (11)

1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 

Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh

  • 1. PERTEMUAN IX PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) DAN PENERAPAN HAK-HAK PEKERJA/BURUH DR. CUT ZURNALI, SE., M.Si A. A Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja B. Jenis Pemutusan Hubungan Kerja C. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja D. D Penetapan Hak Pemutusan Hubungan Kerja BAHAN AJAR “MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL” PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS BUDI LUHUR - JAKARTA 2011
  • 2. A. PENGERTIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Suatu langkah pengakhiran hubungan kerja antara P buruh dan majikan karena suatu hal tertentu (Halim, 1990: 136) Pengahiran hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja berdasarkan izin Panitia Daerah atau Panitia Pusat (Pasal 1 ayat 4 Keputusan Menteri tenaga H Kerja No Kep-15 A/Men/1994) Pengakhiran hubungan kerja karena karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak K dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha. (Pasal 1 angka 25 UU No 13 Th 2003 tentang Ketenagakerjaan)
  • 3. BEBERAPA DASAR HUKUM PENGATURAN PHK: 1. UU No 13 Th 2003 tentang Ketenagakerjaan 2. UU No 2 Th 2004 tentang Penyelesaian Hubuingan Kerja di Perusahaan Swasta 3. Putusan Mahkamah Konstitusi Reoublik Indonesia No. 012/PUU-I/2003 tanggal 28 Oktober 2004atas Hak Uji Materiil UU No 13 Thn 2003 tentang Ketenagakerjaan t h d UUD 1945 K t k j terhadap 4. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE.907/Men.PHI- PPHI/X/2004 tentang Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja Massal 5. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE.13/Men/SJ- g j g HK/I/2005 tentang Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia atas Hak Materiil UU No 13 Th 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap UUD 1945 6. 6 Surat menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi No B 600/Men/SJ No. B.600/Men/SJ- HK/VIII/2005 perihal Uang Penggantian Perumahan serta Pengobatan dan Perawatan.
  • 4. BEBERAPA KETENTUAN MENGENAI PENGATURAN PHK MENURUT UU No 13 Th 2003: 1. Lingkup pengaturan PHK menurut Pasal 150, meliputi: a. Badan usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseoarangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara; b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan Usaha usaha usaha usaha mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 2. Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, dengan sega a segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja a us e gusa a a aga ja ga te jad pe utusa ubu ga e ja (Pasal 151 ayat 1). 3. Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh p g pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabila p j g p j p pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh (Pasal 151 ayat 2). 4. Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) benar-benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja g p j , p g y p g j dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial (Pasal 151 ayat 3). 5. Permohonan penetapan pemutusan hubungan kerja diajukan secara tertulis kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial disertai alasan yang g p y p g y g menjadi dasarnya (Pasal 152 ayat 1).
  • 5. LANJUTAN: BEBERAPA KETENTUAN MENGENAI PENGATURAN PHK 6. Permohonan penetapan PHK dapat diterima dan diberikan keputusan penetapan PHK apabila sudah dirundingkan dan tidak menghasilkan kesepakatan (Pasal 152 Ayat 2 dan 3) g g p ( y ) 7. Penetapan PHK dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial tidak diperlukan dalam: a. Pekerja/buruh (Pasal 154): o Masih dalam masa percobaan; o Mengajukan permintaan pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa adanya indikasi tekanan/intimidasi dari pengusaha; o Berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama kali; o Mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundang-undangan; atau o Meninggal dunia. b. Pengusaha dinyatakan tidak melakukan perbuatan sebagimana pasal 169 ayat 1 oleh lembaga penyelesaian perselishan hubungan industrial yaitu: 1) tidak menganiaya menghina secara industrial, menganiaya, kasar atau mengancam pekerja/buruh; 2) tidak membujuk dan/atau menyusuh pekerja/buruh untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; 3) telah membayar upah tepat pada waktu yang telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut- turut atau lebih; 4) telah melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerja/buruh; 5) tidak tid k memerintahkan pekerja/buruh untuk melaksanakan pekerjaan di l i t hk k j /b h t k l k k k j luar yang di diperjanjikan, j jik atau 6) tidak memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan dan kesusilaan pekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada perjanjian kerja. 8. PHK batal demi hukum (Pasal 153 ayat 2 dan Pasal 155 ayat 1 apabila pengusaha dalam ( y y p p g melakukan PHK: a. Melanggar ketentuan Pasal 153 ayat 1 b. Tanpa ada penetapan lembaga penyelesaian hubungan industrial/
  • 6. B. B JENIS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SECARA TEORITIS 1. PHK Demi Hukum 2. PHK oleh Pengadilan Jenis Pemutusan Hubungan Kerja 3. PHK oleh Pekerja/Buruh 4. PHK oleh Pengusaha
  • 7. 1. PHK Demi Hukum “Hubungan kerja berakhir Terjadi dengan demi hukum jika habis PHK Demi Hukum sendirinya secara waktunya yang ditetapkan hukum dalam perjanjian dan dalam peraturan undang-undang atau jika semuanya itu tidak Berdasarkan Pasal 154 UU No 13 Th 2003, penyebab ada, menurut kebiasaan”. PHK Demi Hukum adalah: (Pasal 1603se KUH Perdata) a. pekerja/buruh masih dalam masa percobaan kerja, bilamana telah dipersyaratkan secara tertulis sebelumnya; Tidak memerlukan b. pekerja/buruh mengajukan permintaan penetapan dari pengunduran diri, secara tertulis atas kemauan pengadilan sendiri tanpa ada indikasi adanya hubungan tekanan/intimidasi dari pengusaha, berakhirnya industrial hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama kali; c. pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundang-undangan, atau d. pekerja/buruh meninggal dunia.
  • 8. 2. PHK oleh Pengadilan Tindakan PHK karena PHK oleh Pengadilan adanya putusan hakim pendadilan d dil Hal ini terjadi karena salah satu pihak (Pengusaha atau pekerja/keluarganya) mengajukan pembatalan perjanjian kepada pengadilan Contoh: Jika seorang pengusaha mempekerjakan anak di bawah umur (kurang dari 18 (delapan belas) tahun, maka orang tua atau wali si anak tersebut dapat mengajukan pembatalan perjanjian kerja kepada pengadilan pengadilan.
  • 9. 3. PHK oleh Pekerja/Buruh Menurut Abdul Khakim, PHK ini terjadi dan disebabkan oleh dua hal : 1. Karena permintaan pengunduran diri (Pasal 154 huruf b UU PHK oleh Pengadilan g No 13 Th 2003); dan 2. Karena permohonan PHK kepada Pengadilan Hubungan Industrial (Pasal 169 UU No 13 Th 2003) 2. PHK Karena permohonan PHK kepada Pengadilan Hubungan Industrial : PHK ini terjadi karena pengusaha melakukan 1. PHK Karena Pengunduran Diri: perbuatan sebagi berikut: a. menganiaya, menghina secara k i hi kasar atau t Syarat-Syarat pengunduran diri yang harus mengancam pekerja/buruh; dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh menurut b. membujuk dan/atau menyusuh pekerja/buruh Pasal 162 UU No 13 Th 2003 adalah: untuk melakukan perbuatan yang bertentangan a. mengajukan permohonan pengunduran diri dengan peraturan perundang-undangan; g p p g g ; secara tertulis selambat-lambatnya tiga c. tidak membayar upah tepat pada waktu yang puluh hari sebelum tanggal mulai telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut- pengunduran diri turut atau lebih; b. tidak terikat dalam ikatan kedinasan d. tidak melakukan kewajiban yang telah c. c tetap menjalankan kewajibannya sampai dijanjikan kepada pekerja/buruh; tanggal mulai pengunduran diri. e. memerintahkan pekerja/buruh untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang Keterangan: diperjanjikan, atau PHK karena permintaan pengunduran diri f. memberikan pekerjaan yang membahayakan Tidak memerlukan penetapan dari pengadilan jiwa, keselamatan, kesehatan dan kesusilaan hubungan industrial (Pasal 154 huruf b UU No pekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebut 13 Th 2003) tidak dicantumkan pada perjanjian kerja.
  • 10. 4. PHK oleh Pengusaha PHK dimana kehendak atau prakarsanya berasal dari pengusaha karena adanya pelanggaran atau kesalahan yang PHK oleh Pengusaha l hP h dilakukan oleh pekerja/buruh atau mungkin k dil k k l h k j /b h t ki karena f kt faktor- faktor lain, seperti pengurangan tenahga kerja, perusahaan tutup karena merugi, perubahan status dan sebagainya. Menurut Abdul Khakim (2009:193), PHK oleh pengusaha terbagi menjadi dua macam, yaitu : a. PHK karena kesalahan ringan; dan b. PHK karena kesalahan berat Berdasarkan Pasal 151 : Ayat 1. Permohonan penetapan pemutusan hubungan kerja diajukan secara tertulis kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial disertai alasan yang menjadi dasarnya. Ayat 2. Permohonan penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diterima oleh lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial apabila telah dirundingkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (2). Ayat 3. Penetapan atas permohonan pemutusan hubungan kerja hanya dapat diberikan oleh lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial jika ternyata maksud untuk memutuskan hubungan kerja telah dirundingkan, tetapi perundingan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan. Hal ini berarti bahwa penguasaha tidak bisa semaunya mem-PHK pekerja/buruh, harus ada alasan yang kuat sebagaimana diatur dalam Pasal 158 UU No 13 Th 2003
  • 11. PENGUSAHA DILARANG MELAKUKAN PHK TERHADAP PEKERJA/BURUH (PASAL 153 UU NO 13 TH 2003) KARENA BERBAGAI ALASAN PEKERJA/BURUH: a. a Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus; b. Pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya, karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya; d. Pekerja/buruh menikah; e. Pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya; f. Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama; g. g Pekerja/buruh mendirikan menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh mendirikan, buruh, pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama; h. h Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan; i. Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan; j. Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.
  • 12. PENGUSAHA DAPAT MELAKUKAN PHK TERHADAP PEKERJA/BURUH KARENA PEKERJA/BURUH TELAH MELAKUKAN KESALAHAN-KESALAHAN BERAT (PASAL 158 AYAT 1 UU NO 13 TH 2003) SBB: a. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan; b. memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan; c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja; d. d melakukan perbuatan asusila atau perjudian di li k l k k b t il t j di lingkungan k j kerja; e. menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja; f. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan p peraturan perundang-undangan; p g g ; g. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan; h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja; i. i membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara, atau j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih. Persyaratan lain yang harus dipenuhi pengusaha dalam melakukan PHK adalah BUKTI PENDUKUNG (Pasal 158 Ayat 2), yaitu: a. a pekerja/buruh tertangkap tangan; b. ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan, atau c. bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang bersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.
  • 13. C. PROSEDUR PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Berikut adalah prosedur PHK menurut UU No 13 Th 2003: a. Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja (Pasal 151 Ayat 1) j ( y ) b. Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat 1. PROSEDUR PHK SECARA UMUM pekerja/serikat buruh. (Pasal 151 Ayat 1) c. Jika perundingan berhasil, buat persetujuan bersama d. Jika tidak berhasil, pengusaha mengajukan permohonan penetapan secara tertulis disertai dasar dan alasan- alasannya kepada pengadilan hubungan industrial (Pasal 151 ayat 3 dan Pasal 152 Ayat 1) e. Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya (Pasal 155 ayat 2) f. Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa tindakan skorsing k ti d k k i kepada pekerja/buruh yang sedang d k j /b h d dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan tetap wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh (Pasal 155 ayat 3)
  • 14. 2. PROSEDUR PHK OLEH PENGUSAHA A. PHK Karena Kesalahan Ringan Sejak terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi 1. Memberikan peringatan lisan, peringatan Republik Indonesia Perkara No,or 012/PUU- tertulis satu, dua dan tiga (terakhir). Tapi I/2003 tanggal 28 Oktober 2004 atas Hak Uji peringatan tertulis ini tidak mutlak, Materiil terhadap UU No 13 Th 2003 bergantung tingkat kesalahan pekerja/buruh terhadap UUD 1945, maka PHK oleh 2. Apabila setelah peringatan tertulis ketiga , pengusaha kepada pekerja/buruh yang pekerja masih melakukan kesalahan, maka melakukan kesalahan berat hanya dapat pengusaha dapat secara langsung dilakukan setelah adanya putusan hakim melakukan PHK pidana yang telah mempunyai kekuatan 3. Apabila PHK dapat diterima oleh pekerja, hukum tetap (inkracht). buat perjanjian bersama untuk dasar permohonan penetapan k h t ke PPengadilan dil Hubungan Industrial 4. Apabila PHK tidak dapat diterima oleh pekerja/buruh yang bersangkutan, salah satu pihak atau para pihak menemouh p p p mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial sebagaimana diatur dalam UU No. 2 Th 2004
  • 15. 3. PROSEDUR PHK OLEH PEKERJA/BURUH a. Prosedur PHK karena b. Prosedur PHK karena permohonan kepada permintaan Pengunduran diri Pengadilan Hubungan Industrial Diatur dalam Pasal 162 Ayat 3 UU No Diatur dalam Pasal 169 Ayat 1 UU No 13 Th 2003 sebagai 13 Th 2003 sebagai berikut: berikut: a. Mengajukan permohonan Pekerja/buruh dapat mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis pemutusan hubungan kerja kepada lembaga selambat-lambatnya 30 (tiga penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam puluh) hari sebelum tanggal hal pengusaha melakukan perbuatan sebagai berikut : mulai pengunduran diri; a. menganiaya, menghina secara kasar atau b. tidak terikat dalam ikatan dinas, mengancam pekerja/buruh; dan b. membujuk dan/atau menyusuh pekerja/buruh untuk c. tetap melaksanakan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kewajibannya sampai tanggal peraturan perundang-undangan; mulai pengunduran diri. c. c. tidak membayar upah tepat pada waktu yang telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut-turut Atau prosedur yang lebih rinci dapat atau lebih; diatur lebih lanjut dalam perjanjian d. tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kerja, peraturan perusahaan, atau k j t h t kepada pekerja/buruh; k d k j /b h perjanjian kerja bersama. e. memerintahkan pekerja/buruh untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan, atau Prosedur penyelesaiannya melalui f. fmemberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, perundingan bipartit konsiliasi atau bipartit, konsiliasi, keselamatan, , kesehatan dan kesusilaan mediasi. Baru kemudian pekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebut tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan dicantumkan pada perjanjian kerja. Hubungan Industrial
  • 16. D. PENETAPAN HAK PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 156 UU No 13 Th 2003 : a. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima. b. Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit sebagai berikut : a. a masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun 1 (satu) bulan upah; tahun, b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah; c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun , 3 (tiga) bulan upah; d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah; e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah; f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah; g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah; h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah; i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.
  • 17. Pasal 156 UU No 13 Th 2003 : 3. 3 Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah; b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah; c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah; d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan upah; e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah; f. f masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun 7 (tujuh) tahun, bulan upah; g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah; h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah; 4. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja; c. penggantian perumahan serta pengobatan d ti h t b t dan perawatan dit t k t ditetapkan 15% (li (lima b l belas perseratus) t ) dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat; d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusanaan atau perjanjian kerja bersama. 5. 5 Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uang penghargaan masa k j P b h hit hit h kerja, d dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
  • 18. TABEL FORMULASI “UANG PESANGON” MENURUT PASAL 156 AYAT 2 UU NO 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN No. Masa Kerja Uang Pesangon 1 Masa kerja kurang dari 1 tahun 1 bulan upah 2 Masa kerja 1 tahun sampai < 2 tahun 2 bulan upah 3 Masa kerja 2 tahun sampai < 3 tahun Masa kerja 2 tahun sampai < 3 tahun 3 bulan 3 bulan upah 4 Masa kerja 3 tahun sampai < 4 tahun 4 bulan upah 5 Masa kerja 4 tahun sampai < 5 tahun 5 bulan upah 6 Masa kerja 5 tahun sampai < 6 tahun 6 bulan upah 7 Masa kerja 6 tahun sampai < 7 tahun 7 bulan upah 8 Masa kerja 7 tahun sampai < 8 tahun 8 bulan upah 9 Masa kerja 8 tahun atau lebih 9 bulan upah
  • 19. TABEL FORMULASI “UANG PENGHARGAAN MASA KERJA” MENURUT UANG KERJA PASAL 156 AYAT 3 UU NO 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN No. Masa Kerja Uang Pesangon 1 Masa kerja 3 tahun sampai < 6 tahun 2 bulan upah 2 Masa kerja 6 tahun sampai < 9 tahun 3 bulan upah 3 Masa kerja 9 tahun sampai < 12 tahun 4 bulan upah 4 Masa kerja 12 tahun sampai < 15 tahun 5 bulan upah 5 Masa k j 15 t h sampai < 18 tahun M kerja 15 tahun i 18 t h 6 bulan 6 b l upah h 6 Masa kerja 18 tahun sampai < 21 tahun 7 bulan upah 7 Masa kerja 21 tahun sampai < 24 tahun j p 8 bulan upah p 8 Masa kerja 14 tahun atau lebih 10 bulan upah
  • 20. TABEL KOMPONEN “UANG PENGGANTIAN HAK” MENURUT PASAL 156 AYAT 4 UANG HAK UU NO 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN No. Komponen Uang Penggantian Hak Keterangan 1 Cuti yang belum diambil 2 Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya k t k l ke tempat di t dimana pekerja/buruh k j /b h diterima bekerja 3 Penggantian perumahan serta pengobatan dan Bagi yang tidak berhak uang p perawatan ditetapkan 15 % dari uang pesangon dan p gp g p pesangon dan atau uang g g atau uang penghargaan masa kerja bagi yang penghargaan masa kerja, maka memenuhi syarat otomatis tidak berhak atas uang pengganti ini 4 Hal‐hal lain yang ditetapkan d l H l h ll i dit t k dalam perjanjian k j j ji kerja,  peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama
  • 21. TABEL KOMPONEN HAK PHK BERDASARKAN ALASAN PHK MENURUT UU NO 13 TH 2003 No. No Alasan Komposisi Hak PHK Keterangan 1 Pekerja/buruh melakukan kesalahan berat PH*) Pasal 158 ayat 1 2 Pekerja/buruh melakukan pelanggaran terhadap perjanjian kerja, peraturan Psg + PMK+ PH Pasal 161 ayat 3 perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau ketentuan perundang‐undangan 3 Ditahan pihak berwajib dan tidak dapat melakukan pekerjaan atau dinyatakan PMK+ PH Pasal 160 ayat 7 salah oleh pengadilan 4 Mengundurkan diri secara baik atau kemauan sendiri PH*) Pasal 162 ayat 1 5 Perubahan status, penggabungan, atau peleburan perusahaan, tetapi: a) Pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerjanya ) j / j g j y Psg + PMK+ PH g Pasal 163 ayat 1 y b) Pengusaha tidak bersedia menerima pekerja/buruh di perusahaannya 2 (Psg) + PMK+ PH Pasal 163 ayat 2 6 Perusahaan tutup karena merugi dua tahun terus‐menerus atau keadaan Psg + PMK+ PH Pasal 164 ayat 1 memaksa (force majeure) 7 Perusahaan tutup bukan karena merugi atau keadaan memaksa (force 2 (Psg) + PMK+ PH Pasal 164 ayat 3 majeure), melainkan karena efisiensi 8 Perusahaan pailit Psg + PMK+ PH Pasal 165 9 Pekerja/buruh meninggal dunia 2 (Psg) + PMK+ PH Pasal 166 10 Pekerja/buruh mamasuki usia pensiun: a) Ada program pension, dan iuran/premi ditanggung sepenuhnya oleh **) Pasal 167 ayat 1 pengusaha Pasal 167 ayat 5 b) Tidak ada program pensiun 2 (Psg) + PMK+ PH 11 Pekerja/buruh mangkir lima hari atau lebih berturut‐turut PH*) Pasal 168 ayat 3 12 Pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha 2 (Psg) + PMK+ PH 2 (Psg) + PMK+ PH Pasal 169 ayat 2 169 ayat 13 Pekerja/buruh sakit berkepanjangan, cacat tetap akibat kecelakaan kerja, dan 2 (Psg) + 2 (PMK) + PH Pasal 172 tidak dapat melakukan pekerjaan melebihi dua belas bulan
  • 22. KETERANGAN TABEL KOMPONEN HAK PHK BERDASARKAN ALASAN PHK : Psg = Uang pesangon PMK = Uang Penghargaan Masa Kerja PH = Uang Penggantian Hak *) = Ditambahkan uang pisah bagi pekerja/buruh yang tugas dan fungsinya tidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung (blue collar worker), yang besar dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama perusahaan, bersama. **) = Berhak jaminan atau manfaat pensiun, tetapi tidak berhak uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak, dengan catatan: 1. Jika nilai jaminan atau manfaat pensiun ternyata lebih kecil dari 2 (Psg) + PMK + PH, selisihnya harus dibayar pengusaha (Pasal 167 Ayat 2) 2. Jika iuran/premi pensiun dibayar oleh pengusaha dan pekerja/buruh, yang diperhitungkan dengan uang pesangon ialah iuran/premi yang dibayar oleh pengusaha (Pasal 167 Ayat 3)