Dokumen tersebut membahas desain jaringan distribusi untuk pengiriman barang dari produsen ke konsumen. Beberapa jenis desain yang disebutkan adalah pengiriman langsung, pengiriman dengan milk run, penggunaan pusat distribusi, dan jaringan terpadu yang melibatkan berbagai metode. Dokumen ini juga membahas penerapan berbagai desain jaringan distribusi oleh perusahaan-perusahaan besar dan manfaat penggunaan cross docking.
2. Dalam pengiriman barang dari produsen ke
konsumen diperlukan suatu desain aliran
transportasi
3. 1. Direct Shipping Network
2. Pengiriman Langsung dengan Milk run
3. Pengiriman melalui Central Distribution
Center (DC)
4. Pengiriman melalui Distribution Center (DC)
dengan Milk run
5. Tailored Network
sumber : Chopra, 2007
4. Supplier Retail Stores Keuntungan :
– penghilangan gudang
perantara (intermediate
warehouse) dapat
menyederhanakan
koordinasi dan kegiatan
operasional perusahaan
– tidak akan mempengaruhi
pengiriman yang lain.
Setiap pengiriman
dilakukan langsung
sehingga waktu
pengiriman dari pemasok
ke ritel relatif pendek.
5. penambahan lot size biaya pada setiap
(ukuran lot) menjadi truk akan tetap
cocok optimal dari setiap
diterapkan akan tinggi
pemasok ke setiap apabila jumlah
apabila ritel dengan
ukuran ritel rute yang harus
mengunakan truck dilewati cukup
cukup besar. load banyak
apabila ritel
kecil, penggunaan apabila ritel
jaringan pengiriman kecil, penggunaan
langsung cenderung jaringan pengiriman
mengeluarkan langsung cenderung
banyak biaya. mengeluarkan
banyak biaya.
6. Retail Stores
Milk run
Supplier
merupakan rute
dimana truk
mengirimkan
produk dari sebuah
pemasok ke banyak
ritel atau dari
banyak pemasok ke
banyak ritel.
7. biaya transportasi akan lebih rendah bila dilakukan konsolidasi pengiriman kepada
banyak pemasok dengan menggunakan satu truk.
banyak toko dapat melakukan konsolidasi pengiriman dengan satu truk, sehingga
penggunaan truk menjadi lebih efisien dan pada akhirnya akan menghasilkan biaya
transportasi yang relatif lebih rendah (Chopra, 2007).
Supplier Retail Stores
8. Toyota menggunakan milk run dari pemasok ke
ritel untuk mendukung sistem Just In Time
Manufacturing baik di Jepang maupun di
Amerika.
Di Jepang, Toyota memiliki pabrik perakitan yang
dekat satu sama lain sehingga menggunakan milk
run dari satu pemasok ke banyak pabrik.
Sedangkan di Amerika, Toyota menggunakan milk
run dari banyak pemasok ke pabrik perakitan .
9. Supplier Retail Stores
pemasok tidak
mengirimkan produk
langsung ke ritel tetapi
melewati sebuah central
DC
DC (Distribution Center).
Rantai ritel dibagi
berdasarkan wilayah
geografis dan sebuah DC
dibangun pada setiap
wilayah/daerah tersebut
berdasarkan kedekatan
geografisnya.
10. DC merupakan lapisan tambahan antara pemasok dan ritel.
Peran pertama DC adalah sebagai tempat untuk menyimpan
persediaan, dan kedua adalah sebagai lokasi tempat transfer
dilakukan.
Keberadaan DC dapat membantu mengurangi biaya supply chain
ketika letak pemasok jauh dari ritel.
Selain itu, keberadaan DC juga mendukung supply chain dalam
mencapai skala ekonomi dalam hal pengiriman dari pemasok ke DC
(inbound transportation) karena setiap pemasok dapat
mengirimkan produknya dalam jumlah besar ke DC.
Karena DC melayani ritel yang lokasinya berdekatan, biaya
pengiriman dari DC ke ritel (outbound transportation) tidak terlalu
besar.
11. DC dapat melakukan cross docking, yaitu
kegiatan yang dilakukan di loading dock yang
terdiri dari proses menurunkan barang (dari
truk pemasok / source) dan memuat kembali
(ke dalam truk pengiriman) dengan tujuan
mengurangi handling dan mempercepat
proses pengiriman.
12. Contoh penggunaan cross docking :
Sebuah perusahaan mempunyai 2 pabrik yang letaknya berjauhan, misalnya
di Pasuruan dan Surabaya. Perusahaan berkeinginan untuk mengekspor
produk yang dihasilkannya dari salah satu pabrik, tetapi barang-barang yang
akan diekspor berasal dari 2 pabrik yang digabungkan (consolidated).
Pengiriman akan dilakukan dari Surabaya, maka container loading dilakukan
di Surabaya dan barang dari Pasuruan akan dikirim ke Surabaya pada hari
yang sama. Selanjutnya, apabila barang dari Pasuruan telah tiba di Surabaya,
maka barang dari pabrik Pasuruan akan dicek dan disatukan dengan barang
dari pabrik Surabaya. Selanjutnya, barang-barang tersebut akan dimasukkan
ke dalam kontainer tujuan ekspor. Rangkaian proses tersebut dikenal dengan
istilah current distribution crossdock.
13. cross docking juga dapat diartikan sebagai sistem distribusi
dimana barang diterima oleh warehouse atau DC tanpa
disimpan terlebih dahulu. Barang langsung disiapkan untuk
pengiriman selanjutnya.
Terdapat dua jenis cross docking yaitu :
– Pre-Packed Cross docking
Kemasan dikirim oleh pemasok ke Distribution Center berdasarkan pesanan
dari toko. Setelah diterima DC, maka kemasan tersebut akan dibawa menuju
outbound docks untuk digabungkan dengan kemasan yang sama dari pemasok
lain. Selanjutnya, produk dimuat di kendaraan untuk dikirimkan ke toko-toko
tanpa proses handling lebih lanjut.
– Intermediate Handling Cross docking
Ketika diterima oleh DC, kemasan produk dibuka dan dilakukan pemberian
label pada kemasan baru untuk selanjutnya dikirimkan ke toko. Kemasan baru
tersebut kemudian dikirim ke outbound dock untuk digabungkan dengan
kemasan dari pemasok lain untuk diangkut di dalam kendaraan pengiriman.
18. Crossdock
A
Facility
• Receiving
• Staging (<24hr)
B • Shipping Stores
Suppliers
18
19. Dengan menggunakan cross docking, keuntungan yang dapat
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Penurunan biaya distribusi.
2. Penurunan area fisik yang dibutuhkan, karena Distribution Center
hanya berfungsi sebagai titik singgah untuk distribusi barang.
3. Penurunan kekurangan stok pada retail.
4. Penurunan jumlah lokasi penyimpanan diseluruh supply chain.
5. Penurunan kompleksitas proses pengiriman pada toko.
6. Peningkatan nilai setiap meter lahan didalam DC.
7. Batas kadaluarsa produk/ masa jual lebih lama.
8. Keberadaan produk lebih dapat ditingkatkan.
9. Kelancaran aliran barang.
10. Kemudahan untuk mendapatkan data produk yang tersedia.
11. Dapat menerima order yang sudah digabungkan (aggregate). Hal ini
lebih baik daripada hanya menerima order dari masing-masing toko.
21. 1. Pre-Packed Cross docking
– Proses ini meliputi persiapan produk sebelum
dikirim. Pengiriman disiapkan oleh pemasok
berdasarkan kebutuhan dari setiap toko.
23. 2. Intermediate Handling Cross docking.
Unit distribusi dilakukan sesuai dengan
kebutuhan toko. Pemasok menyiapkan dan
mengirim produk ke DC. Selanjutnya, kemasan
produk yang homogen dipecah menjadi beberapa
unit distribusi untuk segera dikirim ke toko sesuai
dengan pesanan.
25. a. Keterlibatan Pihak Manajemen Puncak (Top
Management)
b. Analisa Activity Based Costing (ABC)
c. Investasi Teknologi Informasi
d. Organisasi
26. Pemasok
Fungsi
Department Ritel Department
Mengontrol aliran barang
Mengoptimalkan pengiriman
Logistik Logistik
Transport & penerimaan
Membuat laporan persediaan
Membuat laporan penjualan
Menentukan level dan kondisi cross
Penjualan docking
Pembelian
Mengontrol perlengkapan mengenai
Cross docking secara harian
EDI
Data alignment
Sistem Informasi Scanning Sistem Informasi
Historical data
Data Analysis Information
27. The world’s largest retailer
>5,000 stores throughout the world
Popularized crossdocking
27
28. Kunci kesuksesan Wal-Mart sebagai penguasa industri retail di Amerika :
a. Pemilik Wal Mart memberikan inspirasi kepada karyawan untuk
memberikan service excellence bagi konsumennya.
a. Penyambutan karyawan Wal Mart kepada konsumen di pintu masuk toko.
b. Motivasi kepada karyawan untuk turut memiliki bisnis.
b. Strategi “everyday low prices” menawarkan konsumen harga ekonomis
dan dapat menghemat biaya iklan.
Harga yang rendah ini dapat diperoleh karena Wal-Mart menggunakan
sistem cross docking. Sistem ini merupakan sistem pendistribusian
barang dari pemasok yang dikirim ke gudang Wal-Mart untuk proses
seleksi, pengepakan ulang dan kemudian di salurkan langsung ke toko-
toko Wal-Mart tanpa disimpan terlalu lama.
29. Kelemahan sistem cross docking : sangat sulit
mengkoordinasikan semua pihak yang terlibat, sehingga
dibutuhkan sumber daya dan infrastruktur yang mahal
dan menuntut adanya strategic investment.
c. Perubahan yang mendasar pada sistem pengendalian
manajemen (Capabilities-Based Competition)
Capabilities-based competition mampu mengidenfitikasi
kunci proses bisnis, mengelola secara
terpusat, menginvestasikan secara kuat serta mencari
pengembalian jangka panjang.
30. 7-Eleven melakukan pengiriman cross dock dari
pemasok makanan segar untuk setiap DC,
selanjutnya, produk tersebut dikirimkan ke ritel
karena total pengiriman ke toko dari semua pemasok
tidak cukup dengan sebuah truk.
Dengan penggunaan cross docking dan milk run, 7-
Eleven mendapatkan biaya transportasi yang relatif
rendah ketika mengirim pesanan dengan lot size yang
kecil pada setiap toko.
31. Perusahan Online Peapod juga menggunakan
sistem milk run ketika melakukan pengiriman
produk dalam jumlah kecil ke rumah-rumah
dengan tujuan untuk membantu mengurangi
biaya transportasi.
Osh Kosh B’Gosh, perusahaan manufactur
yang memproduksi baju anak-anak, juga
menggunakan milk run dan DC untuk
menghilangkan pengiriman LTL dari DC di
Tenneasee ke ritel - ritelnya.
32. Kombinasi dari beberapa jaringan transportasi.
Jaringan ini berusaha untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan responsiveness dari supply chain.
Transportasi yang digunakan merupakan kombinasi
dari cross docking, milk run, Truck Load (TL) dan Less
Than Truck Load (LTL) untuk beberapa kasus.
Produk/ritel dengan permintaan tinggi
membutuhkan pengiriman langsung. Sedangkan
produk /ritel dengan permintaaan rendah dapat
dilakukan konsolidasi dari dan ke DC.
33. Kompleksitas dalam pengaturan jenis jaringan
transportasi ini cukup tinggi. Hal ini
dikarenakan perbedaan prosedur pengiriman
yang digunakan oleh setiap produk dan setiap
ritel.
Membutuhkan investasi yang sangat besar
terutama untuk infrastrukstur informasi yang
digunakan untuk menfasilitasi koordinasi.
Pemilihan jaringan harus sesuai dengan
metode pengiriman untuk meminimalkan
biaya transportasi dan biaya penyimpanan
persediaan.
34. Struktur Jaringan Kelebihan Kekurangan
Pengiriman Langsung Tidak ada gudang perantara Persediaan yang besar (karena
Koodinasi yang dibutuhkan lot size yang besar)
cukup sederhana
Pengiriman Langsung dengan Biaya transportasi yang lebih Koordinasi yang semakin
rendah untuk lot kecil kompleks
Milk Run
Persediaan yang lebih
rendah
Pengiriman melalui central DC Biaya inbound transportasi Meningkatkan biaya
yang lebih rendah dengan penyimpanan persediaan
dengan inventory Storage adanya konsolidasi
Meningkatkan
handling/perpindahan barang di
DC
Pengiriman melalui central DC Persediaan sangat rendah Koordinasi yang semakin
kompleks
dengan cross dock Biaya transportasi yang lebih
rendah dengan adanya
konsolidasi
Pengiriman melalui DC dengan Biaya outbound transportasi Koordinasi yang semakin
yang low untuk lot yang kecil kompleks
Milk run
Tailored network Pilihan yang tepat untuk Kompleksitas untuk koordinasi
produk dan toko secara semakin tinggi
35. Perancangan Ulang Konfigurasi Jaringan Distribusi
Pt Coca-Cola Bottling Indonesia Balinusa (CCBIB)
Dengan Penentuan Terminal Breakbulk
PT. CCBIB merupakan perusahaan yang
menggunakan sistem transportasi yang melibatkan
pihak ke-3 (3PL) yaitu PT. Mitra Nusa Pertiwi sebagai
transporter yang bertugas mengirimkan dari pabrik
ke sales center (SC) dan kemudian mengambil botol
kosong untuk dibawa kembali ke pabrik sesuai
Delivery Requirement Planning (DRP) dari PT. CCBIB
36. PT. CCBIB mempunyai 12 gudang yang tersebar di
beberapa wilayah di pulau Bali, Lombok dan Nusa
Tenggara Barat. Ke-12 gudang ini terletak di
kotamadya/kabupaten yang berlainan.
Desain service network yang digunakan untuk
pengiriman saat ini adalah desain direct shipping
dengan sistem full truckload (TL) shipment. Biaya
dihitung tidak berdasarkan jumlah yang
dikirimkan, tetapi dengan pembebanan tarif per
round trip ( 1 kali perjalanan pulang pergi ).
37. Masalah yang dihadapi adalah biaya transportasi
yang besar dengan jumlah demand yang kecil untuk
pengiriman ke luar Bali (Lombok dan Nusa Tenggara
Barat).
Penelitian ini berusaha merubah konfigurasi service
pada jaringan distribusi dengan memanfaatkan salah
satu/beberapa gudang menjadi terminal breakbulk
bagi beberapa gudang lain yang berdekatan. Dengan
harapan terjadi pengiriman dalam jumlah besar
sehingga dapat meningkatkan skala ekonomis dari
beban biaya transportasi.
38. Konfigurasi service yang diusulkan adalah
dengan memanfaatkan SC Karangasem dan
SC Selong sebagai terminal breakbulk.
SGR
BIMA
SBW
MTR
NGR
SLG
KRS
UBUD
TBN KLK
PLANT
NK
KT
39. SGR
BIMA
SBW
MTR
NGR
SLG
KRS
UBUD
TBN KLK
PLANT
NK
KT
Pada konfigurasi ini produk dikirimkan dari plant menuju
kedua SC ini untuk melayani SC yang lainnya.
SC Karangasem akan melayani demand untuk SC
Karangasem sendiri dan SC Mataram. Sedangkan SC Selong
akan melayani demand untuk SC Selong, SC Sumbawa dan
SC Bima. Dengan pengubahan konfigurasi ini akan
didapatkan penurunan biaya transportasi sebesar 3.87 %
atau sebesar Rp 103.353.000,00.
40.
41. Sebutkan contoh perusahaan lain, terutama
perusahaan Indonesia yang menerapkan jenis
jaringan transportasi :
1. Jaringan Pengiriman Langsung
2. Pengiriman Langsung dengan Milk Run
3. Pengiriman melalui Central Distribution Center (DC)
4. Pengiriman melalui Distribution Center (DC) dengan Milk
Run
5. Tailored Network