2. SK
Memahami penjelasan guru dan legenda secara lisan
KD
1. Menanggapi penjelasan guru dengan
memperhatikan santun berbahasa.
2. Mengidentifikasi unsur legenda yang didengarnya
2
3. Legenda adalah cerita prosa
rakyat yang mirip dengan mite,
yaitu dianggap benar – benar
terjadi ditokohi oleh manusia,
ada kalanya mempunyai sifat –
sifat luar biasa dan sering kali
juga dihubungkan dengan
makhluk ajaib.
3
4. CIRI – CIRI LEGENDA
Legenda merupakan cerita rakyat yang memiliki ciri – ciri
sebagai berikut :
1. Cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang sungguh –
sungguh benar terjadi.
2. Bersifat sekuler ( keduniawian ), terjadinya pada masa yang
belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang
kita kenal sekarang. Tokoh utama pada legenda adalah
manusia.
3. Sejarah “ kolektif ”, maksudnya sejarah yang banyak
mengalami distrosi karena seringkali dapat jauh berbeda
dengan kisah aslinya.
4. Bersifat migration yakni dapat berpindah – pindah
sehingga dapat dikenal luas di daerah – daerah yang
berbeda.
5. Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada
suatu tokoh atau kejadian tertentu 4
5. Jenis – jenis legenda
Legenda dapat dibagi dalam empat jenis, yaitu
1. Legenda Keagamaan
Legenda keagamaan adalah legenda orang – orang yang dianggap suci
atau saleh.
2. Legenda Alam Gaib
Legenda jenis ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar –
benar terjadi dan pernah dialami seseorang.
3. Legenda Perseorangan
Legenda perseorangan merupakan cerita mengenai tokoh – tokoh
tertentu yang dianggap benar – benar terjadi.
4. Legenda Setempat
Legenda setempat adalah cerita yang berhubungan dengan suatu
tempat, nama tempat dan bentuk topografi, yaitu permukaan suatu
tempat, berbukit – bukit, berjurang dan sebagainya 5
6. Unsur – Unsur Instrinsik :
1. Tokoh
Tokoh adalah pelaku yang mengalami peristiwa – peristiwa pada cerita. Pada
umumnya, tokoh tersebut berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang
atau benda yang diinsankan.
2. Perwatakan
Penokohan atau perwatakan merupakan penyajian watak dan penciptaan citra
tokoh dengan penggambaran ciri – ciri lahir sifat, serta sikap batin tokoh cerita.
Dengan demikian, segala perbuatan tokoh cerita dapat dipertanggungjawabkan
secara logis sesuai dengan pencitraan.
3. Latar/ setting
Latar dalam sebuah cerita adalah lingkungan atau tempat terjadinya peristiwa –
peristiwa cerita. Segala keterangan, petunjuk, dan pengacuan yang 6
berkaitan dengan waktu, ruang, serta suasana lingkungan terjadinya peristiwa akan
membangun latar cerita.
4. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui
karyanya. Amanat dapat ditentukan oleh pembaca, sesuai dengan yang telah
dibacanya 6
7. TUGAS
1) Bentuklah kelompok yang anggotanya 4
orang yang secara heterogen
2) Guru memberikan wacana sesuai dengan
topik pembelajaran
3) Siswa bekerjasama saling membacakan dan
menemukan Unsur Instrinsik (tokoh, watak,
setting, dan amanat) terhadap wacana dan
ditulis dalam lembar kerja
4) Mempresentasikan/membaca hasil
kelompok
5) Guru membuat kesimpulan
6) Penutup
7
9. Di sebuah bukit yang jauh dari desa tinggallah seorang
janda miskin dan anak gadisnya. Anak gadisnya itu amat
pemalas. Ia tidak mau membantu ibunya mencari nafkah.
Kerjaannya setiap hari hanya berdandan, berdandan,
berdandan saja. Ia suka menuntut kepada ibunya. Setiap
kali ia meminta sesuatu, ibunya harus mengabulkannya.
9
10. Pada suatu hari mereka turun ke desa untuk berbelanja.
Letak pasar di desa itu amat jauh sehingga mereka harus
berjalan kaki. Ibunya berjalan di belakang sambil
membawa keranjang, sedangkan anak gadisnya
berlenggang di depan. Ibunya berpakaian amat
sederhana. Sebaliknya, anak gadisnya berpakaian mewah.
Mereka hidup terpencil. Tidak seorang pun mengetahui
bahwa mereka adalah ibu dan anak.
10
11. Ketika memasuki desa,
mereka bertemu dengan
penduduk yang lain. Diantara
orang-orang tersebut ada
seorang yang bertanya
kepada si gadis. Katanya,
"Manis, apakah yang di
belakangmu itu Ibumu?"
"Bukan!" jawab si gadis
dengan angkuhnya. "Ia
adalah pembantu saya."
"Manis, apakah yang
berjalan di belakang itu
Ibumu?' tanya orang kedua
yang berjumpa dengannya.
"Bukan, bukan!" jawab si
gadis. "Ia adalah budak
saya." Begitulah jawaban si
gadis setiap kali ditanya
penduduk desa yang
berjumpa dengannya. Sang
ibu masih dapat menahan
diri.
11
12. Setelah berulang kali mendengar jawaban yang amat
menyakitkan hati, akhirnya si ibu tak bisa menahan
diri. Si ibu berdo'a kepada Tuhan."Ya Tuhan,
hukumlah anak durhaka ini, Ya hukumlah dia…"
12
13. Do'a sang Ibu didengarkan Tuhan. Perlahan-lahan tubuh
gadis yang durhaka itu berubah menjadi batu. Ketika
setengah badan telah menjadi batu yang dimulai dari kaki,
anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.
"Ibu, Ibu, ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan saya
selama ini!"
13
14. Si gadis terus menangis. Akan tetapi, semuanya telah
terlambat. Seluruh tubuh sang gadis akhirnya berubah
menjadi batu. Namun, orang dapat melihat bahwa kedua
matanya masih menitikkan air mata. Batu itu seperti
sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari
gadis itu diberi nama "Batu Menangis".
14