SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
KELOMPOK 3
ANGGOTA:
Siti Nur Aisyah 12611050
Elisa Fauzia 12611093
Dyah Dwinda Dewanty 12611110
Nur Laili Amirah 13611138
Desty Puspita Sari 13611159
Ratri Utaminingsih 13611167
Chumairoh 13611189
Slamet Abtohi 13611198
M Bahtiar Isna F 13611213
Intan Nurkartri Utami 13611224
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
TAHUN 2016
Review of:
Latar Belakang
 Pemanfaatan sumberdaya ikan di laut semakin intensif dan daya jangkauan operasi
penangkapan ikan oleh para nelayan semakin luas dan jauh dari daerah asal nelayan tersebut.
 Konflik sering terjadi karena tidak jelasnya wilayah pemanfaatan yaitu dapat melibatkan
nelayan dalam satu daerah yang sama ataupun antara daerah yang satu dengan dengan
daerah lainnya.
 Upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menghindari terjadinya konflik pemanfaatan
adalah dengan mengendalikan perkembangan kegiatan penangkapan ikan melalui penerapan
zonasi jalur penangkapan ikan di laut, berdasarkan Kepmentan No. 392 tahun 1999 tentang
jalur-jalur penangkapan ikan yang isinya antara lain mengatur pembagian daerah
penangkapan ikan dan penentuan jenis, ukuran kapal, dan alat penangkapan ikan yang
dilarang dan diperbolehkan penggunaannya.
 Zonasi merupakan suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang melalui penetapan batas-
batas fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan daya dukung serta prosesproses
ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan dalam ekosistem pesisir (Supriharyono,
2000).
Tujuan dari studi ini adalah untuk
menggambarkan peta zona jalur
penangkapan ikan di wilayah
perairan Kalimantan Barat.
Wilayah Penelitian
Wilayah yang menjadi objek studi ini adalah
Perairan Kalimantan Barat yang merupakan
salah satu fishing ground yang sangat
berpotensi, terletak di Selat Karimata hingga
Laut Cina Selatan dan berbatasan langsung
dengan perairan Malaysia.
Bahan dan data dalam studi ini berupa data spasial,
data pasang surut dan Peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan zonasi jalur
penangkapan ikan. Metode yang digunakan adalah
pendekatan SIG dengan teknik analisis spasial.
Bahan & Data Penelitian
Tujuan Penelitian
Data yang Digunakan
Data spasial berupa Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000, peta
Lingkungan Laut Nasional (LLN) yang didapatkan dari Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), peta
batimetri skala 1:50.000 dan data Pasang Surut yang diperolehkan dari
Dinas Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Dishidros-AL).
Peraturan perundang-undangan berupa Kepmentan No. 392 Tahun
1999, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah khususnya Pasal 18 yang mengatur wilayah kewenangan
daerah kabupaten (sejauh 0-4 mil laut) dan kewenangan daerah
propinsi (sejauh 4-12 mil laut). Peraturan Menteri Perikanan dan
Kelautan No. 17 Tahun 2006 tentang usaha perikanan tangkap.
Metode yang Digunakan
Pendekatan SIG dengan teknik analisis spasial (teknik yang dipergunakan dalam
menganalisa kajian keruangan/spasial).
Overlay atau tumpang susun peta atau superimposed peta digunakan untuk
menentukan kendala, daerah limitasi dan kemungkinan pengembangan
dalam penyusunan peta jalur penangkapan di perairan Kalimantan Barat.
Buffering dan query berguna untuk menampilkan, mengubah, dan
menganalisis data. Spasial query merupakan peran yang penting sesuai dengan
tujuan atau kebutuhan para penggunanya.
Dalam Kepmentan No. 392 Tahun 1999 menjelaskan bahwa wilayah
perairan administrasi daerah Propinsi dibagi menjadi 3 (tiga) jalur
penangkapan ikan yaitu jalur Ia (0-3 mil laut), jalur Ib (3-6 mil laut),
jalur II (6-12 mil laut) dan jalur III (12 mil laut-ZEEI).
Dasar penarikan jalur penangkapan ikan tersebut yaitu penentuan garis
pangkal kewenangan propinsi yang ditarik dari TP yang telah
teridentifikasi sebelumnya yang didasarkan pada peta lingkungan laut
nasional (LLN) Bakosurtanal produksi Tahun 2005.
 Dari hasil yang yang digambarkan pada Gambar 1, kemudian
dikolaborasi sejauh mana visualisasi khususnya secara spasial dari
Kepmentan No. 392 Tahun 1999. Untuk itu dianalisis lebih lanjut
dengan menggunakan referensi hukum dalam penentuan batas
wilayah kewenangan daerah yang telah lebih dahulu diterapkan
secara nasional seperti Peraturan-Perundangan No. 38 Tahun 2002
Pasal 10 tentang Penentuan Garis Pangkal Kepulauan Indonesia dan
Permendagri No. 1 Tahun 2006 Pasal 10 tentang Pedoman
Penegasan Batas Laut.
 Peta implemetasi
Kepmentan UU
Nomor 32 Tahun
2004 yang
dihasilkan
(Gambar 3) berisi
jalur-jalur
penangkapanikan
wilayah perairan
Kalimantan Barat
berdasarkan
kewenangan
daerah otonom.
 Dicermati secara
seksama terdapat
perbedaan
mendasar merujuk
pada Kepmentan
No. 392 Tahun
1999, khususnya
pembagian jalur
kewenangan
kabupaten.
 Setelah mempelajari secara seksama, zonasi yang dihasilkan mulai dari
implementasi penggambaran spasial Kepmentan No. 392 Tahun 1999
tentang jalurjalur penangkapan ikan, visualisasi spasial spasial UU No. 32
Tahun 2004 didukung dengan Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan
No. 17 Tahun 2006 tentang usaha
Peta alternatif ini telah mempertimbangkan parameter jarak dan kedalaman (isobath)
disertai dengan beberapa asumsi dan pembatasan. Adapun asumsiasumsi yang
digunakan antara lain yaitu :
 Jalur I dengan jarak maksimal 4 mil laut diukur dari garis pangkal kewenangan
propinsi.
 Jalur II dengan jarak maksimal 12 mil laut diukur dari batas jalur I (4 mil laut).
 Jika dalam jalur I terdapat daerah dengan kedalaman kurang dari atau sama
dengan 20 meter dan daerah tersebut berada di jalur II, maka daerah tersebut
masuk dalam jalur I.
 Jika dalam jalur II terdapat daerah dengan kedalaman 20 meter dan atau sampai di
luar jalur 20 meter ke arah luar, maka akan menjadi daerah atau zona konservasi
dengan tanda bendera warna merah di lapangan.
 Jalur III diukur dari batas terluar jalur II sampai ZEEI dan tidak melampaui jalur II
batasan kewenangan Propinsi lain.
 Daerah di dalam garis pangkal kewenangan propinsi disebut sebagai perairan
pedalaman dan masuk dalam kategori jalur I.
Kesimpulan
Dengan aplikasi SIG maka tergambarkan bahwa
Kepmentan No. 392 Tahun 1999 mempunyai
beberapa ketimpangan, antara lain yaitu:
Penentuan batas pulau pulau terluar yang masih
rancu yaitu masih terdapatnya karang-karang
kering yang berpotensi menjadi batas wilayah
serta penentuan jarak minimum antar titik
tersebut, teridentifikasi lokasi rawan konflik
seperti wilayah perairan pedalaman yang belum
dibahas dan tergambarkan dalam Kepmentan
392 Tahun 1999, daerah ekosistem terumbu
karang dengan kedalaman kurang dari 20 meter
yang masuk dalam jalur I penangkapan ikan.
Dihasilkan peta alternatif jalur-
jalur penangkapan ikan
wilayah perairan Kalimantan
dengan mempertimbangkan
parameter jarak dan
kedalaman (isobath) disertai
dengan beberapa asumsi dan
pembatasan.
 1. Membuat Sistem Informasi Geografis untuk Zonasi Jalur Penangkapan
Ikan di Perairan Indonesia
 2. Sistem Informasi Geografis untuk Memaksimalkan Fungsi Perairan
Indonesia dalam Menambah Pendapatan Negara
 3. Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Berbasis SIG Seluruh
Indonesia Guna Menghemat Biaya Operasional Penangkapan, Waktu dan
Tenaga
Ide Penelitian Selanjutnya…..
Tinjauan Pustaka
Arsana, I. M. A. 2007. The Delineation Of Indonesia’s Outer Limits Of Its Extended
Continental Shelf And Preparation For Its Submission: Status And Problems.
Division For Ocean Affairs And The Law Of The Sea Office Of Legal Affairs, The
United Nations. New York. ESRI. 1999. GIS for School and Libraries Version 5,
Environmental Research Institute. Monintja. D dan R.
Yusfiandayani. 2009. Pemanfaatan Sumberdya Pesisir Dalam Bidang Perikanan
Tangkap. Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Institut
Pertanian Bogor. Bagor.
Pramudya. A. 2008. Kajian Pengelolaan Daratan Pesisir Berbasis Zonasi Di Provinsi
Jambi. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir
Tropis. PT. Gramedia, Jakarta.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh Surat lamaran kerja
Contoh Surat lamaran kerjaContoh Surat lamaran kerja
Contoh Surat lamaran kerjaLa hamu
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalahoqpram
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Proposal kegiatan 17 agustus
Proposal kegiatan 17 agustusProposal kegiatan 17 agustus
Proposal kegiatan 17 agustusHabibi Firdaus
 
Proposal usaha makanan
Proposal usaha makananProposal usaha makanan
Proposal usaha makanansohibikhsan
 
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Rohayatiiyoh
 
Contoh RAB PADATI WEB
Contoh RAB PADATI WEBContoh RAB PADATI WEB
Contoh RAB PADATI WEBRina Wijaya
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalNajmi Sari
 
Contoh persentasi laporan PKL
Contoh persentasi laporan PKLContoh persentasi laporan PKL
Contoh persentasi laporan PKLFirman Sufiana
 
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).mansur p5
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsinatal kristiono
 
1. cover skripsi
1. cover skripsi1. cover skripsi
1. cover skripsiAry Aryanto
 
Sejarah lahirnya pancasila
Sejarah lahirnya pancasilaSejarah lahirnya pancasila
Sejarah lahirnya pancasilaFadila Maharani
 
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)Indah Widi
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusTrisnadi Wijaya
 

Mais procurados (20)

PPT Sidang Skripsi.pptx
PPT Sidang Skripsi.pptxPPT Sidang Skripsi.pptx
PPT Sidang Skripsi.pptx
 
Proposal kerja bakti
Proposal kerja baktiProposal kerja bakti
Proposal kerja bakti
 
Laporan hasil analisis
Laporan hasil analisisLaporan hasil analisis
Laporan hasil analisis
 
Contoh Surat lamaran kerja
Contoh Surat lamaran kerjaContoh Surat lamaran kerja
Contoh Surat lamaran kerja
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalah
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
 
Proposal kegiatan 17 agustus
Proposal kegiatan 17 agustusProposal kegiatan 17 agustus
Proposal kegiatan 17 agustus
 
Proposal usaha makanan
Proposal usaha makananProposal usaha makanan
Proposal usaha makanan
 
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
 
Contoh RAB PADATI WEB
Contoh RAB PADATI WEBContoh RAB PADATI WEB
Contoh RAB PADATI WEB
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposal
 
Contoh persentasi laporan PKL
Contoh persentasi laporan PKLContoh persentasi laporan PKL
Contoh persentasi laporan PKL
 
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
 
1. cover skripsi
1. cover skripsi1. cover skripsi
1. cover skripsi
 
Sejarah lahirnya pancasila
Sejarah lahirnya pancasilaSejarah lahirnya pancasila
Sejarah lahirnya pancasila
 
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
 
9 pertanyaan
9 pertanyaan9 pertanyaan
9 pertanyaan
 

Semelhante a Review Jurnal Manfaat SIG untuk Zonasi Penangkapan Ikan

Study on Technical Differences in Sea Boundary Determination Based on Permend...
Study on Technical Differences in Sea Boundary Determination Based on Permend...Study on Technical Differences in Sea Boundary Determination Based on Permend...
Study on Technical Differences in Sea Boundary Determination Based on Permend...Luhur Moekti Prayogo
 
Kajian Perbedaan Dokumen Permendagri 2006, 2012 dan 2017 untuk Penarikan Bata...
Kajian Perbedaan Dokumen Permendagri 2006, 2012 dan 2017 untuk Penarikan Bata...Kajian Perbedaan Dokumen Permendagri 2006, 2012 dan 2017 untuk Penarikan Bata...
Kajian Perbedaan Dokumen Permendagri 2006, 2012 dan 2017 untuk Penarikan Bata...Luhur Moekti Prayogo
 
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016hadiarnowo
 
Perpres nomor 31 tahun 2015
Perpres nomor 31 tahun 2015Perpres nomor 31 tahun 2015
Perpres nomor 31 tahun 2015Khalid Adam
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Fitri Indra Wardhono
 
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...Luhur Moekti Prayogo
 
Workshop FS Saero.pptx
Workshop FS Saero.pptxWorkshop FS Saero.pptx
Workshop FS Saero.pptxMuhammadAzis67
 
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMURGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMDGT
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiRencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiPenataan Ruang
 
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdfVinnaYasin
 
Kelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIG
Kelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIGKelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIG
Kelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIGLuhur Moekti Prayogo
 
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kdenny KARWUR
 
1 presentasi lap pend pemetaan muka air tanah garut
1 presentasi lap pend pemetaan muka air tanah garut1 presentasi lap pend pemetaan muka air tanah garut
1 presentasi lap pend pemetaan muka air tanah garutHeri Riswandi
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhdvolcart
 
OSS PM Kelautan Perikanan 24 2019 izin-lokasi-perairan-di-wp3k(1)-1.pdf
OSS PM Kelautan Perikanan 24 2019 izin-lokasi-perairan-di-wp3k(1)-1.pdfOSS PM Kelautan Perikanan 24 2019 izin-lokasi-perairan-di-wp3k(1)-1.pdf
OSS PM Kelautan Perikanan 24 2019 izin-lokasi-perairan-di-wp3k(1)-1.pdfHeriHermawan66
 
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaShanti Paramita J
 

Semelhante a Review Jurnal Manfaat SIG untuk Zonasi Penangkapan Ikan (20)

Study on Technical Differences in Sea Boundary Determination Based on Permend...
Study on Technical Differences in Sea Boundary Determination Based on Permend...Study on Technical Differences in Sea Boundary Determination Based on Permend...
Study on Technical Differences in Sea Boundary Determination Based on Permend...
 
Kajian Perbedaan Dokumen Permendagri 2006, 2012 dan 2017 untuk Penarikan Bata...
Kajian Perbedaan Dokumen Permendagri 2006, 2012 dan 2017 untuk Penarikan Bata...Kajian Perbedaan Dokumen Permendagri 2006, 2012 dan 2017 untuk Penarikan Bata...
Kajian Perbedaan Dokumen Permendagri 2006, 2012 dan 2017 untuk Penarikan Bata...
 
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
 
36 sebatik
36 sebatik36 sebatik
36 sebatik
 
Perpres nomor 31 tahun 2015
Perpres nomor 31 tahun 2015Perpres nomor 31 tahun 2015
Perpres nomor 31 tahun 2015
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
 
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...
 
Workshop FS Saero.pptx
Workshop FS Saero.pptxWorkshop FS Saero.pptx
Workshop FS Saero.pptx
 
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMURGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiRencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
 
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
Kelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIG
Kelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIGKelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIG
Kelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIG
 
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
 
1 presentasi lap pend pemetaan muka air tanah garut
1 presentasi lap pend pemetaan muka air tanah garut1 presentasi lap pend pemetaan muka air tanah garut
1 presentasi lap pend pemetaan muka air tanah garut
 
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
 
OSS PM Kelautan Perikanan 24 2019 izin-lokasi-perairan-di-wp3k(1)-1.pdf
OSS PM Kelautan Perikanan 24 2019 izin-lokasi-perairan-di-wp3k(1)-1.pdfOSS PM Kelautan Perikanan 24 2019 izin-lokasi-perairan-di-wp3k(1)-1.pdf
OSS PM Kelautan Perikanan 24 2019 izin-lokasi-perairan-di-wp3k(1)-1.pdf
 
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesia
 

Último

Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 

Último (10)

Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 

Review Jurnal Manfaat SIG untuk Zonasi Penangkapan Ikan

  • 1. SISTEM INFORMASI GEOGRAFI KELOMPOK 3 ANGGOTA: Siti Nur Aisyah 12611050 Elisa Fauzia 12611093 Dyah Dwinda Dewanty 12611110 Nur Laili Amirah 13611138 Desty Puspita Sari 13611159 Ratri Utaminingsih 13611167 Chumairoh 13611189 Slamet Abtohi 13611198 M Bahtiar Isna F 13611213 Intan Nurkartri Utami 13611224 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TAHUN 2016
  • 3. Latar Belakang  Pemanfaatan sumberdaya ikan di laut semakin intensif dan daya jangkauan operasi penangkapan ikan oleh para nelayan semakin luas dan jauh dari daerah asal nelayan tersebut.  Konflik sering terjadi karena tidak jelasnya wilayah pemanfaatan yaitu dapat melibatkan nelayan dalam satu daerah yang sama ataupun antara daerah yang satu dengan dengan daerah lainnya.  Upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menghindari terjadinya konflik pemanfaatan adalah dengan mengendalikan perkembangan kegiatan penangkapan ikan melalui penerapan zonasi jalur penangkapan ikan di laut, berdasarkan Kepmentan No. 392 tahun 1999 tentang jalur-jalur penangkapan ikan yang isinya antara lain mengatur pembagian daerah penangkapan ikan dan penentuan jenis, ukuran kapal, dan alat penangkapan ikan yang dilarang dan diperbolehkan penggunaannya.  Zonasi merupakan suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang melalui penetapan batas- batas fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan daya dukung serta prosesproses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan dalam ekosistem pesisir (Supriharyono, 2000).
  • 4. Tujuan dari studi ini adalah untuk menggambarkan peta zona jalur penangkapan ikan di wilayah perairan Kalimantan Barat. Wilayah Penelitian Wilayah yang menjadi objek studi ini adalah Perairan Kalimantan Barat yang merupakan salah satu fishing ground yang sangat berpotensi, terletak di Selat Karimata hingga Laut Cina Selatan dan berbatasan langsung dengan perairan Malaysia. Bahan dan data dalam studi ini berupa data spasial, data pasang surut dan Peraturan perundang- undangan yang terkait dengan zonasi jalur penangkapan ikan. Metode yang digunakan adalah pendekatan SIG dengan teknik analisis spasial. Bahan & Data Penelitian Tujuan Penelitian
  • 5. Data yang Digunakan Data spasial berupa Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000, peta Lingkungan Laut Nasional (LLN) yang didapatkan dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), peta batimetri skala 1:50.000 dan data Pasang Surut yang diperolehkan dari Dinas Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Dishidros-AL). Peraturan perundang-undangan berupa Kepmentan No. 392 Tahun 1999, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah khususnya Pasal 18 yang mengatur wilayah kewenangan daerah kabupaten (sejauh 0-4 mil laut) dan kewenangan daerah propinsi (sejauh 4-12 mil laut). Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan No. 17 Tahun 2006 tentang usaha perikanan tangkap.
  • 6. Metode yang Digunakan Pendekatan SIG dengan teknik analisis spasial (teknik yang dipergunakan dalam menganalisa kajian keruangan/spasial). Overlay atau tumpang susun peta atau superimposed peta digunakan untuk menentukan kendala, daerah limitasi dan kemungkinan pengembangan dalam penyusunan peta jalur penangkapan di perairan Kalimantan Barat. Buffering dan query berguna untuk menampilkan, mengubah, dan menganalisis data. Spasial query merupakan peran yang penting sesuai dengan tujuan atau kebutuhan para penggunanya.
  • 7.
  • 8. Dalam Kepmentan No. 392 Tahun 1999 menjelaskan bahwa wilayah perairan administrasi daerah Propinsi dibagi menjadi 3 (tiga) jalur penangkapan ikan yaitu jalur Ia (0-3 mil laut), jalur Ib (3-6 mil laut), jalur II (6-12 mil laut) dan jalur III (12 mil laut-ZEEI). Dasar penarikan jalur penangkapan ikan tersebut yaitu penentuan garis pangkal kewenangan propinsi yang ditarik dari TP yang telah teridentifikasi sebelumnya yang didasarkan pada peta lingkungan laut nasional (LLN) Bakosurtanal produksi Tahun 2005.
  • 9.
  • 10.  Dari hasil yang yang digambarkan pada Gambar 1, kemudian dikolaborasi sejauh mana visualisasi khususnya secara spasial dari Kepmentan No. 392 Tahun 1999. Untuk itu dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan referensi hukum dalam penentuan batas wilayah kewenangan daerah yang telah lebih dahulu diterapkan secara nasional seperti Peraturan-Perundangan No. 38 Tahun 2002 Pasal 10 tentang Penentuan Garis Pangkal Kepulauan Indonesia dan Permendagri No. 1 Tahun 2006 Pasal 10 tentang Pedoman Penegasan Batas Laut.
  • 11.
  • 12.  Peta implemetasi Kepmentan UU Nomor 32 Tahun 2004 yang dihasilkan (Gambar 3) berisi jalur-jalur penangkapanikan wilayah perairan Kalimantan Barat berdasarkan kewenangan daerah otonom.  Dicermati secara seksama terdapat perbedaan mendasar merujuk pada Kepmentan No. 392 Tahun 1999, khususnya pembagian jalur kewenangan kabupaten.
  • 13.
  • 14.  Setelah mempelajari secara seksama, zonasi yang dihasilkan mulai dari implementasi penggambaran spasial Kepmentan No. 392 Tahun 1999 tentang jalurjalur penangkapan ikan, visualisasi spasial spasial UU No. 32 Tahun 2004 didukung dengan Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan No. 17 Tahun 2006 tentang usaha
  • 15.
  • 16. Peta alternatif ini telah mempertimbangkan parameter jarak dan kedalaman (isobath) disertai dengan beberapa asumsi dan pembatasan. Adapun asumsiasumsi yang digunakan antara lain yaitu :  Jalur I dengan jarak maksimal 4 mil laut diukur dari garis pangkal kewenangan propinsi.  Jalur II dengan jarak maksimal 12 mil laut diukur dari batas jalur I (4 mil laut).  Jika dalam jalur I terdapat daerah dengan kedalaman kurang dari atau sama dengan 20 meter dan daerah tersebut berada di jalur II, maka daerah tersebut masuk dalam jalur I.  Jika dalam jalur II terdapat daerah dengan kedalaman 20 meter dan atau sampai di luar jalur 20 meter ke arah luar, maka akan menjadi daerah atau zona konservasi dengan tanda bendera warna merah di lapangan.  Jalur III diukur dari batas terluar jalur II sampai ZEEI dan tidak melampaui jalur II batasan kewenangan Propinsi lain.  Daerah di dalam garis pangkal kewenangan propinsi disebut sebagai perairan pedalaman dan masuk dalam kategori jalur I.
  • 17. Kesimpulan Dengan aplikasi SIG maka tergambarkan bahwa Kepmentan No. 392 Tahun 1999 mempunyai beberapa ketimpangan, antara lain yaitu: Penentuan batas pulau pulau terluar yang masih rancu yaitu masih terdapatnya karang-karang kering yang berpotensi menjadi batas wilayah serta penentuan jarak minimum antar titik tersebut, teridentifikasi lokasi rawan konflik seperti wilayah perairan pedalaman yang belum dibahas dan tergambarkan dalam Kepmentan 392 Tahun 1999, daerah ekosistem terumbu karang dengan kedalaman kurang dari 20 meter yang masuk dalam jalur I penangkapan ikan. Dihasilkan peta alternatif jalur- jalur penangkapan ikan wilayah perairan Kalimantan dengan mempertimbangkan parameter jarak dan kedalaman (isobath) disertai dengan beberapa asumsi dan pembatasan.
  • 18.  1. Membuat Sistem Informasi Geografis untuk Zonasi Jalur Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia  2. Sistem Informasi Geografis untuk Memaksimalkan Fungsi Perairan Indonesia dalam Menambah Pendapatan Negara  3. Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Berbasis SIG Seluruh Indonesia Guna Menghemat Biaya Operasional Penangkapan, Waktu dan Tenaga Ide Penelitian Selanjutnya…..
  • 19. Tinjauan Pustaka Arsana, I. M. A. 2007. The Delineation Of Indonesia’s Outer Limits Of Its Extended Continental Shelf And Preparation For Its Submission: Status And Problems. Division For Ocean Affairs And The Law Of The Sea Office Of Legal Affairs, The United Nations. New York. ESRI. 1999. GIS for School and Libraries Version 5, Environmental Research Institute. Monintja. D dan R. Yusfiandayani. 2009. Pemanfaatan Sumberdya Pesisir Dalam Bidang Perikanan Tangkap. Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Institut Pertanian Bogor. Bagor. Pramudya. A. 2008. Kajian Pengelolaan Daratan Pesisir Berbasis Zonasi Di Provinsi Jambi. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia, Jakarta.