SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 23
PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN
(PTN 306)
PRAKTIKUM III : PENGUJIAN RACUN KONTAK
DURSBAND TERHADAP LIPAS DAN Tribolium castaneum
KELOMPOK 5
(Kelas Paralel 2)
1. Ricko Baharudin A24130046
2. Ulfah Fahriani A34120004
3. M. Yusuf Al Anshori A34120028
4. Ilmi Hamidi A34120059
5. Nurul Farida Efriani A34120091
Dosen :
Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama. Berdasarkan asal katanya, pestisida berasal dari
bahasa inggris yaitu pest berarti hama, dan cida berarti pembunuh. Menurut
peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973, pestisida adalah semua zat kimia atau
bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk : (1) Memberantas
atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman atau
hasil-hasil pertanian, (2) memberantas rerumputan, (3) mematikan daun dan
mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk
pupuk, (4) memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan
peliharaan dan ternak, (5) memberantas dan mencegah hama-hama air, (6)
memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan, memberantas atau mencegah
binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang
yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air
(Djojosumarto 2008).
Pestisida mempunyai sifat-sifat fisik, kimia dan daya kerja yang berbeda-
beda sehingga kini terdapat macam-macam pestisida. Pestisida dapat digolongkan
menurut berbagai cara tergantung pada kepentingannya, antara lain: berdasarkan
sasaran yang akan dikendalikan, cara kerja, struktur kimia, dan bentuknya
(Wudianto 2010).
Racun kontak menyebabkan kematian pada serangga dengan cara
kontaminasi, penetrasi ke dalam tubuh serangga, dan mengganggu proses fisiologi
dan biokimia setelah memasuki tubuh serangga. Kepekaan serangga terhadap
racun kontak berbeda-beda tergantung instar serangga (Djojosumarto 2008).
Suatu insektisida dapat meracuni serangga bila sejumlah tertentu molekul
insektisida dapat mencapai dan berinteraksi dengan bagian tubuh serangga
sasaran. Penetrasi insektisida dapat melalui integumen atau absorpsi oleh dinding
saluran pencernaan, translokasi ke bagian sasaran, pengikatan dan penyimpanan
pada jaringan tubuh tertentu, metabolisme oleh berbagai enzim pengurai dalam
tubuh dan pembuangan keluar tubuh, penetrasi melalui lapisan pelindung bagian
sasaran dan interaksi insektisida tersebut dengan bagian sasaran (Djojosumarto
2008).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan menguji keefektifan insektisida racun kontak
Dursband terhadat lipas dan Tribolium castaneum.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Waktu praktikum
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Februari pukul 15.00 WIB sampai
selesai.
Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah 30 ekor kecoa, 30 ekor
Tribolium castaneum, tepung, biskuit, dan insektisida Dursban 200 EC.
Sedangkan alat yang digunakan adalah cawan petri, kertas saring, label, pipet,
gelas ukur, rubber bulb, dan wadah plastik untuk tempat pengujian.
Cara Kerja
Praktikum ini dilakukan dengan dua perlakuan yaitu perlakuan setempat
dan perlakuan residu dengan melakukan 3 kali ulangan. Penggunaan racun kontak
dengan perlakuan setempat menggunakan metode topikal, yaitu metode yang
dilakukan dengan cara meneteskan insektisida menggunakan jarum sebanyak 1
mikroliter larutan. Pelarut yang digunakan adalah Aseton dan pestisida yang
digunakan adalah Dursban 200 EC dengan perlakuan konsentrasi 0,5%, 0,4%,
0,3%, 0,2%, 0,1%, 0.05%, dan kontrol. Pelarut dan pestisida tersebut
dicampurkan kemudian diteteskan ke bagian ventral kecoa sebanyak 1 mikroliter.
Kecoa yang telah diberikan perlakuan dimasukan kedalam 3 wadah, masing-
masing wadah terdapat 10 kecoa dan diberikan biskuit sebagai makanannya.
Pengamatan dilakukan pada 24, 48, dan 72 jam setelah praktikum dengan
menghitung dan mencatat jumlah kecoa yang mati.
Praktikum perlakuan residu dilakukan dengan cara meneteskan larutan
pestisida pada kertas saring sebanyak 1 µl dengan menggunakan pipet.
Konsentrasi pestisida yang digunakan sama seperti pada perlakuan setempat.
Setelah itu Tribolim castaneum dimasukan kedalam 3 cawan petri, masing-masing
cawan petri berisi 10 ekor Tribolium castaneum dan diberikan tepung sebagai
makanannya. Pengamatan dilakukan pada 24, 48, dan 72 jam setelah praktikum
dengan menghitung dan mencatat jumlah serangga yang mati.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1 Pengaruh konsentrasi pestisida racun kontak terhadap mortalitas kecoa
Konsen
trasi
Jumlah
awal
kecoa /
wadah
Jumlah serangga mati
Selasa (24 Jam) Rabu (48 Jam) Kamis (72 Jam)
Ulang
an 1
Ulanga
n 2
Ulanga
n 3
Rata-
rata
Ulang
an 1
Ulanga
n 2
Ulanga
n 3
Rata-
rata
Ulanga
n 1
Ulanga
n 2
Ulanga
n 3
Rata-
rata
0.5 % 10 9 8 6 7.67 10 9 7 8.67 10 9 7 8.67
0.4 % 10 6 2 8 5.33 7 2 8 5.67 7 2 8 5.67
0.3 % 10 0 2 0 0.67 5 3 0 2.67 8 6 0 4.67
0.2 % 10 3 3 1 2.33 4 4 5 4.33 9 9 7 8.33
0.1 % 10 2 2 4 2.67 3 3 5 3.67 10 8 9 9.00
0.05 % 6 0 0 0 0.00 0 0 3 1.00 2 5 4 3.67
Kontrol 7 2 0 2 1.33 5 0 3 2.67 5 0 3 2.67
LC50 (%) 0.43762 0.43992 0.44258
LC95 (%) 0.60222 0.56934 0.00000
Tabel 2 Uji konsentrasu residu pestisida terhadap mortalitas Tribolium castenum
Konsen
trasi
Jumlah
awal
Triboliu
m /
wadah
Jumlah serangga mati
Selasa (24 Jam) Rabu (48 Jam) Kamis (72 Jam)
Ulanga
n 1
Ulang
an 2
Ulanga
n 3
Rata-
rata
Ulanga
n 1
Ulanga
n 2
Ulanga
n 3
Rata-
rata
Ulang
an 1
Ulang
an 2
Ulanga
n 3
Rata-
rata
0.5 % 10 9 9 9 9.00 10 10 10 10.00 10 10 10 10.00
0.4 % 10 6 3 10 6.33 10 10 10 10.00 10 10 10 10.00
0.3 % 10 6 3 7 5.33 8 9 9 8.67 9 10 10 9.67
0.2 % 10 5 3 7 5.00 7 5 9 7.00 9 7 10 8.67
0.1 % 10 4 0 2 2.00 7 4 6 5.67 9 4 10 7.67
0.05 % 10 3 1 1 1.67 3 2 3 2.67 5 4 10 6.33
Kontrol 10 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00
LC50 (%) 0.20315 0.08951 0.04057
LC95 (%) 1.35694 0.40320 0.22729
Tabel 3 Hasil analisis probit
Serangga Uji Perlakuan (Jam) LC50 (%) LC95 (%)
Kecoa 24 0.43762 0.60222
48 0.43992 0.56934
72 0.44258 0.00000
Tribolium 24 0.20315 1.35694
48 0.08951 0.40320
72 0.04057 0.22729
Pembahasan
Mortalitas kecoa akibat perlakuan insektisida racun kontak dengan
konsentrasi berbeda selama tiga hari menunjukkan perbedaan yang nyata.
Mortalitas kecoa saat perlakuan 24 jam dengan berbagai konsentrasi adalah 8 ekor
untuk 0.5% konsentrasi, 5 ekor untuk 0.4% konsentrasi, 4 ekor untuk perlakuan
0.3% konsentrasi, 2 ekor untuk 0.2 % konsentrasi, dan 3 ekor untuk 0.1%
konsentrasi. Perlakuan 0.5% konsentrasi tidak menyebabkan kematian kecoa saat
selang waktu 24 jam. Maka, dapat disimpulkan bahwa saat selang waktu 24 jam,
LC50 racun kontak Dursband 200 EC adalah 0.1%. Alasannya adalah konsentrasi
0.1% dapat mematikan kecoa sebanyak 3 ekor dari 10 ekor total kecoa. LC95
racun kontak ini adalah 0.5%, karena perlakuan konsentrasi ini dalam selang
waktu 24 jam mampu mematikan separuh lebih populasi kecoa.
Mortalitas kecoa saat perlakuan 48 jam dengan konsentrasi 0.05% sampai
dengan perlakuan 0.5% adalah 1 ekor, 4 ekor, 5 ekor, 3 ekor, 7 ekor, dan 9 ekor.
Maka, dapat disimpulkan bahwa LC50 racun kontak untuk perlakuan 48 jam
adalah konsentrasi 0.05%. Konsentrasi yang mampu mematikan separuh lebih
kecoa adalah perlakuan dengan 0.4%. Mortalitas kematian kecoa saat perlakuan
72 jam dengan perlakuan 0.05% sampai dengan perlakuan 0.5% adalah 4 ekor, 9
ekor, 8 ekor, 5 ekor, 6 ekor, dan 9 ekor. Data kematian perlakuan 72 jam agak
berbeda pada konsentrasi 0.3% karena terdapat satu kali ulangan, dan hasil
kematiannya nol.
Percobaan uji konsentrasi residu pestisida terhadap mortalitas Tribolium
castenum dilakukan dengan meratakan insektisida pada permukaan substrat
tertentu, missal kertas saring, dan kemudian serangga dimasukkan ke dalam
wadah. Pengujian kontaminasi residu dilakukan selama selang waktu 24 jam, 48
jam, dan 72 jam. Mortalitas perlakuan 24 jam dengan konsentrasi 0.05% sampai
dengan konsentrasi 0.5% berturut-turut adalah 2 ekor, 2 ekor, 5 ekor, 5 ekor, 6
ekor, dan 9 ekor Tribolium sp. Hal ini menunjukkan bahwa LC50 pestisida adalah
0.05% karena konsentrasi tersebut mampu mematikan 2 ekor serangga dari total
10 serangga. Perlakuan konsentrasi 0.05% saat selang waktu 48 jam mampu
mematikan 3 ekor serangga, dan saat selang waktu 72 jam mematikan 6 ekor
serangga. Hal ini menunjukkan bahwa selama selang waktu 72 jam, pestisida
yang digunakan untuk mematikan Tribolium sp masih memiliki kefektifan. Hal ini
dapat dibuktikan bahwa mortalitas Tribolium sp bertambah saat perlakuan hari
ketiga.
Perkiraan LC95 pestisida saat perlakuan 24 jam adalah konsentrasi 0.4%,
karena perlakuan konsentrasi ini mampu mematikan separuh lebih populasi
serangga (mati 6 ekor). LC95 saat perlakuan 48 jam adalah konsentrasi 0.2%
karena perlakuan konsentrasi ini mampu mematikan 7 ekor serangga. LC95 saat
perlakuan 72 jam adalah konsentrasi 0.1% karena mampu mematikan separuh
lebih populasi serangga (mati 8 ekor). Dalam hal ini, penentuan LC95 ternyata
dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi racun yang diaplikasikan dan waktu
pengaplikasian. LC95 24 jam adalah 0.4%, hal ini menunjukkan bahwa pestisida
konsentrasi 0.4% dapat mematikan separuh lebih populasi saat diaplikasikan
selang waktu 24 jam. LC95 72 jam adalah konsentrasi 0.1%, karena dalam selang
waktu 72 jam insektisida ini mampu mematikan 8 ekor serangga.
Kematian serangga juga dipengaruhi oleh metabolisme serangga dan
seberapa cepat pestisida itu memasuki tubuh serangga. Semakin tinggi konsentrasi
yang diaplikasikan dan semakin lama waktu pengaplikasiannya akan efektif
mematikan serangga. Bila kepekaan hama sasaran terhadap insektisida sudah
berkurang, insektisida tersebut tidak dapat lagi digunakan untuk mengendalikan
hama sasaran dan hama tersebut dikategorikan sudah resisten (Zalom 2001;
Djojosumarto 2008).
Hasil analisis probit racun kontak Dursband menunjukkan bahwa LC50
racun kontak kecoa saat 24 jam adalah 0.44, sedangkan LC95 racun kontak kecoa
adalah 0.60. Pada waktu 48 jam, hasil analisis probit LC50 adalah 0.44,
sedangkan LC95 sebesar 0.57. Hasil analisis probit LC50 pada waktu 72 jam
adalah 0.45 dan LC95 adalah 0.00. Nilai g pada hasil analisis probit menunjukkan
tingkat nyata pendugaan toksisitas insektisida pada tingkat kepercayaan tertentu.
Makin kecil nilai g pada tingkat kepercayaan tertentu, makin teliti pendugaannya.
Nilai g pada tingkat kepercayaan 95% saat 24 jam adalah 1.12 (lebih besar dari
0.1 dan melebihi 0.4). Dengan demikian selang kepercayaan 95% untuk
konsentrasi letal (misal LC50 dan LC95) ekstrak yang diuji dapat dianggap tidak
teliti (lebih besar dari 0.1). Selang kepercayaan taraf 99% adalah 3.09. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan data yang dianalisis harus diturunkan
untuk memperoleh nilai g yang kurang dari 0,4 (Finney 1971).
Hasil analisis probit racun kontak Dursband menunjukkan bahwa LC50
racun kontak Tribolium pada waktu 24 jam adalah 0.20, sedangkan LC95 sebesar
1.35. Hasil analisis probit pada waktu 48 jam menunjukkan LC50 sebesar 0.09,
sedangkan nilai LC95 sebesar 0.40. Nilai LC50 pada waktu 72 jam adalah 0.04
dan LC95 adalah 0.22. Nilai g pada tingkat kepercayaan 95% untuk perlakuan 24
jam adalah 0.25 (lebih besar dari 0.1 dan melebihi 0.4). Dengan demikian selang
kepercayaan 95% untuk konsentrasi letal (misal LC50 dan LC95) ekstrak yang diuji
dapat dianggap tidak teliti (lebih besar dari 0.1). Selang kepercayaan taraf 99%
adalah 0.78. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan data yang dianalisis
harus diturunkan untuk memperoleh nilai g yang kurang dari 0,4 (Finney 1971).
PENUTUP
Simpulan
Konsentrasi letal (LC) adalah konsentrasi yang digunakan untuk
mematikan separuh populasi serangga. Setiap kemasan pestisida yang telah
terdaftar di kementrian pertanian pasti mencantumkan konsentrasi yang aman
digunakan untuk serangga dan lingkungan. Sementara itu, kematian serangga
yang disebabkan oleh pestisida dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi dan waktu
pengaplikasiannya. Beberapa pestisida juga meningalkan residu zat yang masih
efektif untuk mematikan serangga. Pestisida juga akan kehilangan efektifitasnya
apabila terpapar udara dalam waktu yang lama, sehingga lamanya waktu aplikasi
tidak menjamin keefektifan penggunaan.
DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta (ID): Agromedia
Pustaka.
Finney DJ. 1971. Probit Analysis, 3rd ed. Cambridge: Cambridge Univ Press.
Wudianto R. 2001. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Zalom FG. 2001. Pesticide use practices in integrated pest management. Di
dalam: Krieger R, Doull J, Ecobichon D, Gammon D, Hodgson et al.,
editor. Handbook of Pesticide Toxicology. Vol 1. San Diego (US):
Academic Press. hlm 275-283.
LAMPIRAN
1. Analisis Probit Kematian Kecoa
24 Jam
POLO-PC
(C) Copyright LeOra Software 1987
Input file >
input: =Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap
kecoa
input: =enam taraf konsentrasi 銉
input: =30 serangga uji per konsentrasi
input: =data mortalitas 24 jam setelah perlakuan
input: =konsentrasi (%), jumlah serangga uji, jumlah serangga
mati
input: *Kecoa
input: 0.5 30 23
input: 0.4 30 16
input: 0.3 30 2
input: 0.2 30 7
input: 0.1 30 8
input: 0.05 18 0
input: 0.00 21 4
preparation dose log-dose subjects responses
resp/subj
Kecoa .00000 .000000 21. 4.
.190
.50000 -.301030 30. 23.
.767
.40000 -.397940 30. 16.
.533
.30000 -.522879 30. 2.
.067
.20000 -.698970 30. 7.
.233
.10000 -1.000000 30. 8.
.267
.05000 -1.301030 18. 0.
.000
Number of preparations: 1
Number of dose groups: 6
Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter
[Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized
[Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify
starting values of the parameters [N] ?
The probit transformation is to be used
The parameters are to be estimated by maximizing the
likelihood function
Maximum log-likelihood -95.709385
parameter standard error t ratio
Kecoa 4.2576755 1.0301817 4.1329365
SLOPE 11.863148 2.7948446 4.2446539
Variance-Covariance matrix
Kecoa SLOPE
Kecoa 1.061274 2.823411
SLOPE 2.823411 7.811156
Chi-squared goodness of fit test
preparation subjects responses expected deviation
probability
Kecoa 30. 23. 24.021 -1.021
.800699
30. 16. 13.525 2.475
.450843
30. 2. 6.343 -4.343
.211418
30. 7. 5.715 1.285
.190498
30. 8. 5.714 2.286
.190476
18. 0. 3.429 -3.429
.190476
chi-square 10.534 degrees of freedom 4
heterogeneity 2.6336
A large chi-square indicates a poor fit of the data by the
probit
analysis model. Large deviations for expected probabilities
near 0 or 1
are especially troublesome. A plot of the data should be
consulted.
See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75.
Index of significance for potency estimation:
g(.90)=.66431 g(.95)=1.1268
g(.99)=3.0985
"With almost all good sets of data, g will be substantially
smaller than
1.0, and seldom greater than 0.4."
- D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79.
Effective Doses
dose limits 0.90 0.95
0.99
LD50 Kecoa .43762
LD95 Kecoa .60222
Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap kecoa
Kecoa subjects 168 controls 21
log(L)=-95.71 slope=11.863+2.795 nat.resp.=.190+.000
heterogeneity=2.63 g=1.127
Stop - Program terminated.
48 Jam
POLO-PC
(C) Copyright LeOra Software 1987
Input file >
input: =Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap
kecoa
input: =enam taraf konsentrasi 銉
input: =30 serangga uji per konsentrasi
input: =data mortalitas 48 jam setelah perlakuan
input: =konsentrasi (%), jumlah serangga uji, jumlah serangga
mati
input: *Kecoa
input: 0.5 30 26
input: 0.4 30 17
input: 0.3 30 8
input: 0.2 30 13
input: 0.1 30 11
input: 0.05 18 3
input: 0.00 21 8
preparation dose log-dose subjects responses
resp/subj
Kecoa .00000 .000000 21. 8.
.381
.50000 -.301030 30. 26.
.867
.40000 -.397940 30. 17.
.567
.30000 -.522879 30. 8.
.267
.20000 -.698970 30. 13.
.433
.10000 -1.000000 30. 11.
.367
.05000 -1.301030 18. 3.
.167
Number of preparations: 1
Number of dose groups: 6
Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter
[Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized
[Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify
starting values of the parameters [N] ?
The probit transformation is to be used
The parameters are to be estimated by maximizing the
likelihood function
Maximum log-likelihood -115.13762
parameter standard error t ratio
Kecoa 5.2375320 1.6379339 3.1976456
SLOPE 14.686466 4.7161199 3.1140994
Variance-Covariance matrix
Kecoa SLOPE
Kecoa 2.682827 7.619561
SLOPE 7.619561 22.24179
Chi-squared goodness of fit test
preparation subjects responses expected deviation
probability
Kecoa 30. 26. 26.154 -.154
.871785
30. 17. 16.480 .520
.549328
30. 8. 11.564 -3.564
.385477
30. 13. 11.429 1.571
.380953
30. 11. 11.429 -.429
.380952
18. 3. 6.857 -3.857
.380952
chi-square 5.7110 degrees of freedom 4
heterogeneity 1.4277
A large chi-square indicates a poor fit of the data by the
probit
analysis model. Large deviations for expected probabilities
near 0 or 1
are especially troublesome. A plot of the data should be
consulted.
See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75.
Index of significance for potency estimation:
g(.90)=.66911 g(.95)=1.1349
g(.99)=3.1209
"With almost all good sets of data, g will be substantially
smaller than
1.0, and seldom greater than 0.4."
- D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79.
Effective Doses
dose limits 0.90 0.95
0.99
LD50 Kecoa .43992
LD95 Kecoa .56934
Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap kecoa
Kecoa subjects 168 controls 21
log(L)=-115.1 slope=14.686+4.716 nat.resp.=.381+.000
heterogeneity=1.43 g=1.135
Stop - Program terminated.
72 Jam
POLO-PC
(C) Copyright LeOra Software 1987
Input file >
input: =Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap
kecoa
input: =enam taraf konsentrasi 銉
input: =30 serangga uji per konsentrasi
input: =data mortalitas 72 jam setelah perlakuan
input: =konsentrasi (%), jumlah serangga uji, jumlah serangga
mati
input: *Kecoa
input: 0.5 30 26
input: 0.4 30 17
input: 0.3 30 14
input: 0.2 30 25
input: 0.1 30 27
input: 0.05 18 11
input: 0.00 21 8
preparation dose log-dose subjects responses
resp/subj
Kecoa .00000 .000000 21. 8.
.381
.50000 -.301030 30. 26.
.867
.40000 -.397940 30. 17.
.567
.30000 -.522879 30. 14.
.467
.20000 -.698970 30. 25.
.833
.10000 -1.000000 30. 27.
.900
.05000 -1.301030 18. 11.
.611
Number of preparations: 1
Number of dose groups: 6
Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter
[Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized
[Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify
starting values of the parameters [N] ?
The probit transformation is to be used
The parameters are to be estimated by maximizing the
likelihood function
Maximum log-likelihood -114.19905
parameter standard error t ratio
Kecoa -.11218740 .32306565 -.34725883
SLOPE -.31690440 .43292290 -.73201117
Variance-Covariance matrix
Kecoa SLOPE
Kecoa .1043714 .1255924
SLOPE .1255924 .1874222
Chi-squared goodness of fit test
preparation subjects responses expected deviation
probability
Kecoa 30. 26. 20.590 5.410
.686330
30. 17. 20.817 -3.817
.693914
30. 14. 21.111 -7.111
.703686
30. 25. 21.523 3.477
.717420
30. 27. 22.220 4.780
.740683
18. 11. 13.743 -2.743
.763496
chi-square 23.169 degrees of freedom 4
heterogeneity 5.7923
A large chi-square indicates a poor fit of the data by the
probit
analysis model. Large deviations for expected probabilities
near 0 or 1
are especially troublesome. A plot of the data should be
consulted.
See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75.
Index of significance for potency estimation:
g(.90)=49.128 g(.95)=83.328
g(.99)=229.14
"With almost all good sets of data, g will be substantially
smaller than
1.0, and seldom greater than 0.4."
- D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79.
Effective Doses
dose limits 0.90 0.95
0.99
LD50 Kecoa .44258
LD95 Kecoa .00000
Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap kecoa
Kecoa subjects 168 controls 21
log(L)=-114.2 slope=-.317+.433 nat.resp.=.381+.000
heterogeneity=5.79 g=83.328
Stop - Program terminated.
2. Analisis Probit Kematian Tribolium sp
24 Jam
POLO-PC
(C) Copyright LeOra Software 1987
Input file >
input: = uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum
input: = enam taraf kons + kontrol
input: = 30 serangga uji per konsentrasi
input: = data mortalitas 24 jam setelah perlakuan
input: = konsentrasi (%), jml srg uji, jml srg mati
input: *Tri24
input: 0 30 0
input: 0.05 30 5
input: 0.1 30 6
input: 0.2 30 15
input: 0.3 30 18
input: 0.4 30 19
input: 0.5 30 27
preparation dose log-dose subjects responses
resp/subj
Tri24 .00000 .000000 30. 0.
.000
.05000 -1.301030 30. 5.
.167
.10000 -1.000000 30. 6.
.200
.20000 -.698970 30. 15.
.500
.30000 -.522879 30. 18.
.600
.40000 -.397940 30. 19.
.633
.50000 -.301030 30. 27.
.900
Number of preparations: 1
Number of dose groups: 6
Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter
[Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized
[Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify
starting values of the parameters [N] ?
The probit transformation is to be used
The parameters are to be estimated by maximizing the
likelihood function
Maximum log-likelihood -101.83219
parameter standard error t ratio
Tri24 1.3804723 .23612293 5.8464137
SLOPE 1.9944026 .31508545 6.3297199
Variance-Covariance matrix
Tri24 SLOPE
Tri24 .5575404E-01 .6717000E-01
SLOPE .6717000E-01 .9927884E-01
Chi-squared goodness of fit test
preparation subjects responses expected deviation
probability
Tri24 30. 5. 3.369 1.631
.112316
30. 6. 8.089 -2.089
.269631
30. 15. 14.838 .162
.494592
30. 18. 18.966 -.966
.632183
30. 19. 21.640 -2.640
.721338
30. 27. 23.470 3.530
.782333
chi-square 5.3597 degrees of freedom 4
heterogeneity 1.3399
A large chi-square indicates a poor fit of the data by the
probit
analysis model. Large deviations for expected probabilities
near 0 or 1
are especially troublesome. A plot of the data should be
consulted.
See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75.
Index of significance for potency estimation:
g(.90)=.15199 g(.95)=.25780 g(.99)=.70892
"With almost all good sets of data, g will be substantially
smaller than
1.0, and seldom greater than 0.4."
- D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79.
We will use only the probabilities for which g is less than
0.5
Effective Doses
dose limits 0.90 0.95
0.99
LD50 Tri24 .20315 lower .14738 .12948
upper .27646 .31090
LD95 Tri24 1.35694 lower .76097 .67361
upper 4.71853 9.97308
uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum
Tri24 subjects 180 controls 30
log(L)=-101.8 slope=1.994+-.315 nat.resp.=.000+-.000
heterogeneity=1.34 g=.258
LD50=.203 limits: .129 to .311
LD95=1.357 limits: .674 to 9.973
Stop - Program terminated.
48 Jam
POLO-PC
(C) Copyright LeOra Software 1987
Input file >
input: = uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum
input: = enam taraf kons + kontrol
input: = 30 serangga uji per konsentrasi
input: = data mortalitas 48 jam setelah perlakuan
input: = konsentrasi (%), jml srg uji, jml srg mati
input: *Tri48
input: 0 30 0
input: 0.05 30 9
input: 0.1 30 17
input: 0.2 30 21
input: 0.3 30 26
input: 0.4 30 30
input: 0.5 30 30
preparation dose log-dose subjects responses
resp/subj
Tri48 .00000 .000000 30. 0.
.000
.05000 -1.301030 30. 9.
.300
.10000 -1.000000 30. 17.
.567
.20000 -.698970 30. 21.
.700
.30000 -.522879 30. 26.
.867
.40000 -.397940 30. 30.
1.000
.50000 -.301030 30. 30.
1.000
Number of preparations: 1
Number of dose groups: 6
Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter
[Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized
[Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify
starting values of the parameters [N] ?
The probit transformation is to be used
The parameters are to be estimated by maximizing the
likelihood function
Maximum log-likelihood -72.876436
parameter standard error t ratio
Tri48 2.6375434 .32635136 8.0819132
SLOPE 2.5164638 .35946072 7.0006641
Variance-Covariance matrix
Tri48 SLOPE
Tri48 .1065052 .1093666
SLOPE .1093666 .1292120
Chi-squared goodness of fit test
preparation subjects responses expected deviation
probability
Tri48 30. 9. 7.867 1.133
.262241
30. 17. 16.446 .554
.548186
30. 21. 24.306 -3.306
.810194
30. 26. 27.206 -1.206
.906872
30. 30. 28.473 1.527
.949095
30. 30. 29.098 .902
.969947
chi-square 5.7441 degrees of freedom 4
heterogeneity 1.4360
A large chi-square indicates a poor fit of the data by the
probit
analysis model. Large deviations for expected probabilities
near 0 or 1
are especially troublesome. A plot of the data should be
consulted.
See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75.
Index of significance for potency estimation:
g(.90)=.13317 g(.95)=.22587 g(.99)=.62111
"With almost all good sets of data, g will be substantially
smaller than
1.0, and seldom greater than 0.4."
- D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79.
We will use only the probabilities for which g is less than
0.5
Effective Doses
dose limits 0.90 0.95
0.99
LD50 Tri48 .08951 lower .05844 .04750
upper .11888 .12864
LD95 Tri48 .40320 lower .27877 .25590
upper .80289 1.16601
uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum
Tri48 subjects 180 controls 30
log(L)=-72.88 slope=2.516+-.359 nat.resp.=.000+-.000
heterogeneity=1.44 g=.226
LD50=.090 limits: .048 to .129
LD95=.403 limits: .256 to 1.166
Stop - Program terminated.
72 Jam
POLO-PC
(C) Copyright LeOra Software 1987
Input file >
input: = uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum
input: = enam taraf kons + kontrol
input: = 30 serangga uji per konsentrasi
input: = data mortalitas 72 jam setelah perlakuan
input: = konsentrasi (%), jml srg uji, jml srg mati
input: *Tri72
input: 0 30 0
input: 0.05 30 19
input: 0.1 30 23
input: 0.2 30 26
input: 0.3 30 30
input: 0.4 30 30
input: 0.5 30 30
preparation dose log-dose subjects responses
resp/subj
Tri72 .00000 .000000 30. 0.
.000
.05000 -1.301030 30. 19.
.633
.10000 -1.000000 30. 23.
.767
.20000 -.698970 30. 26.
.867
.30000 -.522879 30. 30.
1.000
.40000 -.397940 30. 30.
1.000
.50000 -.301030 30. 30.
1.000
Number of preparations: 1
Number of dose groups: 6
Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter
[Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized
[Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify
starting values of the parameters [N] ?
The probit transformation is to be used
The parameters are to be estimated by maximizing the
likelihood function
Maximum log-likelihood -50.592506
parameter standard error t ratio
Tri72 3.0590137 .45195500 6.7684033
SLOPE 2.1978782 .44412593 4.9487725
Variance-Covariance matrix
Tri72 SLOPE
Tri72 .2042633 .1908192
SLOPE .1908192 .1972478
Chi-squared goodness of fit test
preparation subjects responses expected deviation
probability
Tri72 30. 19. 17.372 1.628
.579067
30. 23. 24.163 -1.163
.805418
30. 26. 28.083 -2.083
.936091
30. 30. 29.158 .842
.971920
30. 30. 29.566 .434
.985533
30. 30. 29.752 .248
.991744
chi-square 4.6237 degrees of freedom 4
heterogeneity 1.1559
A large chi-square indicates a poor fit of the data by the
probit
analysis model. Large deviations for expected probabilities
near 0 or 1
are especially troublesome. A plot of the data should be
consulted.
See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75.
Index of significance for potency estimation:
g(.90)=.21451 g(.95)=.36384
g(.99)=1.0005
"With almost all good sets of data, g will be substantially
smaller than
1.0, and seldom greater than 0.4."
- D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79.
We will use only the probabilities for which g is less than
0.5
Effective Doses
dose limits 0.90 0.95
0.99
LD50 Tri72 .04057 lower .01558 .00790
upper .06195 .06814
LD95 Tri72 .22729 lower .15582 .14217
upper .49829 .85303
uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum
Tri72 subjects 180 controls 30
log(L)=-50.59 slope=2.198+-.444 nat.resp.=.000+-.000
heterogeneity=1.16 g=.364
LD50=.041 limits: .008 to .068
LD95=.227 limits: .142 to .853
Stop - Program terminated.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptirhamakbar7
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Pengenalan pestisida nabati dan kimia
Pengenalan pestisida nabati dan kimiaPengenalan pestisida nabati dan kimia
Pengenalan pestisida nabati dan kimiaTidar University
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 
Penyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaPenyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaWiwik Agustina
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaSeptian Muna Barakati
 
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikusdanivita
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaGoogle
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU Riskymessyana99
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Novayanti Simamora
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandafahmiganteng
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4Juliah Bioedu
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenAndrew Hutabarat
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 

Mais procurados (20)

PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Pengenalan pestisida nabati dan kimia
Pengenalan pestisida nabati dan kimiaPengenalan pestisida nabati dan kimia
Pengenalan pestisida nabati dan kimia
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
Penyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaPenyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapa
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
virus pada pepaya, jagung, kakao
virus pada pepaya, jagung, kakaovirus pada pepaya, jagung, kakao
virus pada pepaya, jagung, kakao
 
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikus
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
Semt 3 tikus 1
Semt 3 tikus 1Semt 3 tikus 1
Semt 3 tikus 1
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 

Semelhante a Laporan pesti 3 racun kontak

Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2wahyuddin S.T
 
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
Data dan pendekatan
Data dan pendekatanData dan pendekatan
Data dan pendekatanluthfywulan
 
546-Article Text-1484-1-10-20180710.pdf
546-Article Text-1484-1-10-20180710.pdf546-Article Text-1484-1-10-20180710.pdf
546-Article Text-1484-1-10-20180710.pdfssusera56e0a1
 
Tugas aplikasi komputer
Tugas aplikasi komputerTugas aplikasi komputer
Tugas aplikasi komputerjon_klenten
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Farida Lukmi
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 toksikologi (bagian 35)
Ringkasan perkuliahan semester 6 toksikologi (bagian 35)Ringkasan perkuliahan semester 6 toksikologi (bagian 35)
Ringkasan perkuliahan semester 6 toksikologi (bagian 35)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaAhmad Fadli
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
Kelompok Insektisida Praktis Tidak Beracun
Kelompok Insektisida Praktis Tidak BeracunKelompok Insektisida Praktis Tidak Beracun
Kelompok Insektisida Praktis Tidak Beracunhimagrotekunud
 
Praktikum Toksikologi_Perhitungan LD50 EDIT.pptx
Praktikum Toksikologi_Perhitungan LD50 EDIT.pptxPraktikum Toksikologi_Perhitungan LD50 EDIT.pptx
Praktikum Toksikologi_Perhitungan LD50 EDIT.pptxEllySufriadi4
 
Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)itatriewahyuni
 
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...Repository Ipb
 
theresia sorta b1 j008065 ache
theresia sorta  b1 j008065  achetheresia sorta  b1 j008065  ache
theresia sorta b1 j008065 achetheresia sorta
 

Semelhante a Laporan pesti 3 racun kontak (20)

mikrobiologi
mikrobiologimikrobiologi
mikrobiologi
 
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
 
Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
 
Data dan pendekatan
Data dan pendekatanData dan pendekatan
Data dan pendekatan
 
546-Article Text-1484-1-10-20180710.pdf
546-Article Text-1484-1-10-20180710.pdf546-Article Text-1484-1-10-20180710.pdf
546-Article Text-1484-1-10-20180710.pdf
 
Tugas aplikasi komputer
Tugas aplikasi komputerTugas aplikasi komputer
Tugas aplikasi komputer
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 toksikologi (bagian 35)
Ringkasan perkuliahan semester 6 toksikologi (bagian 35)Ringkasan perkuliahan semester 6 toksikologi (bagian 35)
Ringkasan perkuliahan semester 6 toksikologi (bagian 35)
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Perhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitasPerhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitas
 
Perhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitasPerhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitas
 
Toksik
ToksikToksik
Toksik
 
Kelompok Insektisida Praktis Tidak Beracun
Kelompok Insektisida Praktis Tidak BeracunKelompok Insektisida Praktis Tidak Beracun
Kelompok Insektisida Praktis Tidak Beracun
 
Praktikum Toksikologi_Perhitungan LD50 EDIT.pptx
Praktikum Toksikologi_Perhitungan LD50 EDIT.pptxPraktikum Toksikologi_Perhitungan LD50 EDIT.pptx
Praktikum Toksikologi_Perhitungan LD50 EDIT.pptx
 
Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)
 
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
 
theresia sorta b1 j008065 ache
theresia sorta  b1 j008065  achetheresia sorta  b1 j008065  ache
theresia sorta b1 j008065 ache
 
6 tuberkulostatika
6 tuberkulostatika6 tuberkulostatika
6 tuberkulostatika
 

Mais de Nurul Farida Efriani (9)

Sejarah perkembangan internet versi doc 93
Sejarah perkembangan internet versi doc 93Sejarah perkembangan internet versi doc 93
Sejarah perkembangan internet versi doc 93
 
Ppt golden rice
Ppt golden ricePpt golden rice
Ppt golden rice
 
Manajemen Dua Kelinci
Manajemen Dua KelinciManajemen Dua Kelinci
Manajemen Dua Kelinci
 
Ppt kel.5 neglasari
Ppt kel.5 neglasariPpt kel.5 neglasari
Ppt kel.5 neglasari
 
Golden rice
Golden riceGolden rice
Golden rice
 
5 destination de vacances au paris
5 destination de vacances au paris5 destination de vacances au paris
5 destination de vacances au paris
 
Laporan pesti 7
Laporan pesti 7Laporan pesti 7
Laporan pesti 7
 
Laporan pesti 6
Laporan pesti 6Laporan pesti 6
Laporan pesti 6
 
Laporan pesti 5
Laporan pesti 5Laporan pesti 5
Laporan pesti 5
 

Último

PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Último (20)

PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Laporan pesti 3 racun kontak

  • 1. PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN (PTN 306) PRAKTIKUM III : PENGUJIAN RACUN KONTAK DURSBAND TERHADAP LIPAS DAN Tribolium castaneum KELOMPOK 5 (Kelas Paralel 2) 1. Ricko Baharudin A24130046 2. Ulfah Fahriani A34120004 3. M. Yusuf Al Anshori A34120028 4. Ilmi Hamidi A34120059 5. Nurul Farida Efriani A34120091 Dosen : Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
  • 2.
  • 3. PENDAHULUAN Latar Belakang Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Berdasarkan asal katanya, pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama, dan cida berarti pembunuh. Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973, pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk : (1) Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman atau hasil-hasil pertanian, (2) memberantas rerumputan, (3) mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk, (4) memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak, (5) memberantas dan mencegah hama-hama air, (6) memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan, memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air (Djojosumarto 2008). Pestisida mempunyai sifat-sifat fisik, kimia dan daya kerja yang berbeda- beda sehingga kini terdapat macam-macam pestisida. Pestisida dapat digolongkan menurut berbagai cara tergantung pada kepentingannya, antara lain: berdasarkan sasaran yang akan dikendalikan, cara kerja, struktur kimia, dan bentuknya (Wudianto 2010). Racun kontak menyebabkan kematian pada serangga dengan cara kontaminasi, penetrasi ke dalam tubuh serangga, dan mengganggu proses fisiologi dan biokimia setelah memasuki tubuh serangga. Kepekaan serangga terhadap racun kontak berbeda-beda tergantung instar serangga (Djojosumarto 2008). Suatu insektisida dapat meracuni serangga bila sejumlah tertentu molekul insektisida dapat mencapai dan berinteraksi dengan bagian tubuh serangga sasaran. Penetrasi insektisida dapat melalui integumen atau absorpsi oleh dinding saluran pencernaan, translokasi ke bagian sasaran, pengikatan dan penyimpanan pada jaringan tubuh tertentu, metabolisme oleh berbagai enzim pengurai dalam tubuh dan pembuangan keluar tubuh, penetrasi melalui lapisan pelindung bagian sasaran dan interaksi insektisida tersebut dengan bagian sasaran (Djojosumarto 2008). Tujuan Praktikum ini bertujuan menguji keefektifan insektisida racun kontak Dursband terhadat lipas dan Tribolium castaneum.
  • 4. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Waktu praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Februari pukul 15.00 WIB sampai selesai. Bahan dan Alat Bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah 30 ekor kecoa, 30 ekor Tribolium castaneum, tepung, biskuit, dan insektisida Dursban 200 EC. Sedangkan alat yang digunakan adalah cawan petri, kertas saring, label, pipet, gelas ukur, rubber bulb, dan wadah plastik untuk tempat pengujian. Cara Kerja Praktikum ini dilakukan dengan dua perlakuan yaitu perlakuan setempat dan perlakuan residu dengan melakukan 3 kali ulangan. Penggunaan racun kontak dengan perlakuan setempat menggunakan metode topikal, yaitu metode yang dilakukan dengan cara meneteskan insektisida menggunakan jarum sebanyak 1 mikroliter larutan. Pelarut yang digunakan adalah Aseton dan pestisida yang digunakan adalah Dursban 200 EC dengan perlakuan konsentrasi 0,5%, 0,4%, 0,3%, 0,2%, 0,1%, 0.05%, dan kontrol. Pelarut dan pestisida tersebut dicampurkan kemudian diteteskan ke bagian ventral kecoa sebanyak 1 mikroliter. Kecoa yang telah diberikan perlakuan dimasukan kedalam 3 wadah, masing- masing wadah terdapat 10 kecoa dan diberikan biskuit sebagai makanannya. Pengamatan dilakukan pada 24, 48, dan 72 jam setelah praktikum dengan menghitung dan mencatat jumlah kecoa yang mati. Praktikum perlakuan residu dilakukan dengan cara meneteskan larutan pestisida pada kertas saring sebanyak 1 µl dengan menggunakan pipet. Konsentrasi pestisida yang digunakan sama seperti pada perlakuan setempat. Setelah itu Tribolim castaneum dimasukan kedalam 3 cawan petri, masing-masing cawan petri berisi 10 ekor Tribolium castaneum dan diberikan tepung sebagai makanannya. Pengamatan dilakukan pada 24, 48, dan 72 jam setelah praktikum dengan menghitung dan mencatat jumlah serangga yang mati.
  • 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1 Pengaruh konsentrasi pestisida racun kontak terhadap mortalitas kecoa Konsen trasi Jumlah awal kecoa / wadah Jumlah serangga mati Selasa (24 Jam) Rabu (48 Jam) Kamis (72 Jam) Ulang an 1 Ulanga n 2 Ulanga n 3 Rata- rata Ulang an 1 Ulanga n 2 Ulanga n 3 Rata- rata Ulanga n 1 Ulanga n 2 Ulanga n 3 Rata- rata 0.5 % 10 9 8 6 7.67 10 9 7 8.67 10 9 7 8.67 0.4 % 10 6 2 8 5.33 7 2 8 5.67 7 2 8 5.67 0.3 % 10 0 2 0 0.67 5 3 0 2.67 8 6 0 4.67 0.2 % 10 3 3 1 2.33 4 4 5 4.33 9 9 7 8.33 0.1 % 10 2 2 4 2.67 3 3 5 3.67 10 8 9 9.00 0.05 % 6 0 0 0 0.00 0 0 3 1.00 2 5 4 3.67 Kontrol 7 2 0 2 1.33 5 0 3 2.67 5 0 3 2.67 LC50 (%) 0.43762 0.43992 0.44258 LC95 (%) 0.60222 0.56934 0.00000 Tabel 2 Uji konsentrasu residu pestisida terhadap mortalitas Tribolium castenum
  • 6. Konsen trasi Jumlah awal Triboliu m / wadah Jumlah serangga mati Selasa (24 Jam) Rabu (48 Jam) Kamis (72 Jam) Ulanga n 1 Ulang an 2 Ulanga n 3 Rata- rata Ulanga n 1 Ulanga n 2 Ulanga n 3 Rata- rata Ulang an 1 Ulang an 2 Ulanga n 3 Rata- rata 0.5 % 10 9 9 9 9.00 10 10 10 10.00 10 10 10 10.00 0.4 % 10 6 3 10 6.33 10 10 10 10.00 10 10 10 10.00 0.3 % 10 6 3 7 5.33 8 9 9 8.67 9 10 10 9.67 0.2 % 10 5 3 7 5.00 7 5 9 7.00 9 7 10 8.67 0.1 % 10 4 0 2 2.00 7 4 6 5.67 9 4 10 7.67 0.05 % 10 3 1 1 1.67 3 2 3 2.67 5 4 10 6.33 Kontrol 10 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 LC50 (%) 0.20315 0.08951 0.04057 LC95 (%) 1.35694 0.40320 0.22729 Tabel 3 Hasil analisis probit Serangga Uji Perlakuan (Jam) LC50 (%) LC95 (%) Kecoa 24 0.43762 0.60222 48 0.43992 0.56934 72 0.44258 0.00000 Tribolium 24 0.20315 1.35694 48 0.08951 0.40320 72 0.04057 0.22729
  • 7. Pembahasan Mortalitas kecoa akibat perlakuan insektisida racun kontak dengan konsentrasi berbeda selama tiga hari menunjukkan perbedaan yang nyata. Mortalitas kecoa saat perlakuan 24 jam dengan berbagai konsentrasi adalah 8 ekor untuk 0.5% konsentrasi, 5 ekor untuk 0.4% konsentrasi, 4 ekor untuk perlakuan 0.3% konsentrasi, 2 ekor untuk 0.2 % konsentrasi, dan 3 ekor untuk 0.1% konsentrasi. Perlakuan 0.5% konsentrasi tidak menyebabkan kematian kecoa saat selang waktu 24 jam. Maka, dapat disimpulkan bahwa saat selang waktu 24 jam, LC50 racun kontak Dursband 200 EC adalah 0.1%. Alasannya adalah konsentrasi 0.1% dapat mematikan kecoa sebanyak 3 ekor dari 10 ekor total kecoa. LC95 racun kontak ini adalah 0.5%, karena perlakuan konsentrasi ini dalam selang waktu 24 jam mampu mematikan separuh lebih populasi kecoa. Mortalitas kecoa saat perlakuan 48 jam dengan konsentrasi 0.05% sampai dengan perlakuan 0.5% adalah 1 ekor, 4 ekor, 5 ekor, 3 ekor, 7 ekor, dan 9 ekor. Maka, dapat disimpulkan bahwa LC50 racun kontak untuk perlakuan 48 jam adalah konsentrasi 0.05%. Konsentrasi yang mampu mematikan separuh lebih kecoa adalah perlakuan dengan 0.4%. Mortalitas kematian kecoa saat perlakuan 72 jam dengan perlakuan 0.05% sampai dengan perlakuan 0.5% adalah 4 ekor, 9 ekor, 8 ekor, 5 ekor, 6 ekor, dan 9 ekor. Data kematian perlakuan 72 jam agak berbeda pada konsentrasi 0.3% karena terdapat satu kali ulangan, dan hasil kematiannya nol. Percobaan uji konsentrasi residu pestisida terhadap mortalitas Tribolium castenum dilakukan dengan meratakan insektisida pada permukaan substrat tertentu, missal kertas saring, dan kemudian serangga dimasukkan ke dalam wadah. Pengujian kontaminasi residu dilakukan selama selang waktu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Mortalitas perlakuan 24 jam dengan konsentrasi 0.05% sampai dengan konsentrasi 0.5% berturut-turut adalah 2 ekor, 2 ekor, 5 ekor, 5 ekor, 6 ekor, dan 9 ekor Tribolium sp. Hal ini menunjukkan bahwa LC50 pestisida adalah 0.05% karena konsentrasi tersebut mampu mematikan 2 ekor serangga dari total 10 serangga. Perlakuan konsentrasi 0.05% saat selang waktu 48 jam mampu mematikan 3 ekor serangga, dan saat selang waktu 72 jam mematikan 6 ekor serangga. Hal ini menunjukkan bahwa selama selang waktu 72 jam, pestisida yang digunakan untuk mematikan Tribolium sp masih memiliki kefektifan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa mortalitas Tribolium sp bertambah saat perlakuan hari ketiga. Perkiraan LC95 pestisida saat perlakuan 24 jam adalah konsentrasi 0.4%, karena perlakuan konsentrasi ini mampu mematikan separuh lebih populasi serangga (mati 6 ekor). LC95 saat perlakuan 48 jam adalah konsentrasi 0.2% karena perlakuan konsentrasi ini mampu mematikan 7 ekor serangga. LC95 saat perlakuan 72 jam adalah konsentrasi 0.1% karena mampu mematikan separuh lebih populasi serangga (mati 8 ekor). Dalam hal ini, penentuan LC95 ternyata dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi racun yang diaplikasikan dan waktu pengaplikasian. LC95 24 jam adalah 0.4%, hal ini menunjukkan bahwa pestisida konsentrasi 0.4% dapat mematikan separuh lebih populasi saat diaplikasikan
  • 8. selang waktu 24 jam. LC95 72 jam adalah konsentrasi 0.1%, karena dalam selang waktu 72 jam insektisida ini mampu mematikan 8 ekor serangga. Kematian serangga juga dipengaruhi oleh metabolisme serangga dan seberapa cepat pestisida itu memasuki tubuh serangga. Semakin tinggi konsentrasi yang diaplikasikan dan semakin lama waktu pengaplikasiannya akan efektif mematikan serangga. Bila kepekaan hama sasaran terhadap insektisida sudah berkurang, insektisida tersebut tidak dapat lagi digunakan untuk mengendalikan hama sasaran dan hama tersebut dikategorikan sudah resisten (Zalom 2001; Djojosumarto 2008). Hasil analisis probit racun kontak Dursband menunjukkan bahwa LC50 racun kontak kecoa saat 24 jam adalah 0.44, sedangkan LC95 racun kontak kecoa adalah 0.60. Pada waktu 48 jam, hasil analisis probit LC50 adalah 0.44, sedangkan LC95 sebesar 0.57. Hasil analisis probit LC50 pada waktu 72 jam adalah 0.45 dan LC95 adalah 0.00. Nilai g pada hasil analisis probit menunjukkan tingkat nyata pendugaan toksisitas insektisida pada tingkat kepercayaan tertentu. Makin kecil nilai g pada tingkat kepercayaan tertentu, makin teliti pendugaannya. Nilai g pada tingkat kepercayaan 95% saat 24 jam adalah 1.12 (lebih besar dari 0.1 dan melebihi 0.4). Dengan demikian selang kepercayaan 95% untuk konsentrasi letal (misal LC50 dan LC95) ekstrak yang diuji dapat dianggap tidak teliti (lebih besar dari 0.1). Selang kepercayaan taraf 99% adalah 3.09. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan data yang dianalisis harus diturunkan untuk memperoleh nilai g yang kurang dari 0,4 (Finney 1971). Hasil analisis probit racun kontak Dursband menunjukkan bahwa LC50 racun kontak Tribolium pada waktu 24 jam adalah 0.20, sedangkan LC95 sebesar 1.35. Hasil analisis probit pada waktu 48 jam menunjukkan LC50 sebesar 0.09, sedangkan nilai LC95 sebesar 0.40. Nilai LC50 pada waktu 72 jam adalah 0.04 dan LC95 adalah 0.22. Nilai g pada tingkat kepercayaan 95% untuk perlakuan 24 jam adalah 0.25 (lebih besar dari 0.1 dan melebihi 0.4). Dengan demikian selang kepercayaan 95% untuk konsentrasi letal (misal LC50 dan LC95) ekstrak yang diuji dapat dianggap tidak teliti (lebih besar dari 0.1). Selang kepercayaan taraf 99% adalah 0.78. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan data yang dianalisis harus diturunkan untuk memperoleh nilai g yang kurang dari 0,4 (Finney 1971).
  • 9. PENUTUP Simpulan Konsentrasi letal (LC) adalah konsentrasi yang digunakan untuk mematikan separuh populasi serangga. Setiap kemasan pestisida yang telah terdaftar di kementrian pertanian pasti mencantumkan konsentrasi yang aman digunakan untuk serangga dan lingkungan. Sementara itu, kematian serangga yang disebabkan oleh pestisida dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi dan waktu pengaplikasiannya. Beberapa pestisida juga meningalkan residu zat yang masih efektif untuk mematikan serangga. Pestisida juga akan kehilangan efektifitasnya apabila terpapar udara dalam waktu yang lama, sehingga lamanya waktu aplikasi tidak menjamin keefektifan penggunaan.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Djojosumarto P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Finney DJ. 1971. Probit Analysis, 3rd ed. Cambridge: Cambridge Univ Press. Wudianto R. 2001. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Zalom FG. 2001. Pesticide use practices in integrated pest management. Di dalam: Krieger R, Doull J, Ecobichon D, Gammon D, Hodgson et al., editor. Handbook of Pesticide Toxicology. Vol 1. San Diego (US): Academic Press. hlm 275-283.
  • 11. LAMPIRAN 1. Analisis Probit Kematian Kecoa 24 Jam POLO-PC (C) Copyright LeOra Software 1987 Input file > input: =Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap kecoa input: =enam taraf konsentrasi 銉 input: =30 serangga uji per konsentrasi input: =data mortalitas 24 jam setelah perlakuan input: =konsentrasi (%), jumlah serangga uji, jumlah serangga mati input: *Kecoa input: 0.5 30 23 input: 0.4 30 16 input: 0.3 30 2 input: 0.2 30 7 input: 0.1 30 8 input: 0.05 18 0 input: 0.00 21 4 preparation dose log-dose subjects responses resp/subj Kecoa .00000 .000000 21. 4. .190 .50000 -.301030 30. 23. .767 .40000 -.397940 30. 16. .533 .30000 -.522879 30. 2. .067 .20000 -.698970 30. 7. .233 .10000 -1.000000 30. 8. .267 .05000 -1.301030 18. 0. .000 Number of preparations: 1 Number of dose groups: 6 Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter [Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized [Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify starting values of the parameters [N] ? The probit transformation is to be used The parameters are to be estimated by maximizing the likelihood function
  • 12. Maximum log-likelihood -95.709385 parameter standard error t ratio Kecoa 4.2576755 1.0301817 4.1329365 SLOPE 11.863148 2.7948446 4.2446539 Variance-Covariance matrix Kecoa SLOPE Kecoa 1.061274 2.823411 SLOPE 2.823411 7.811156 Chi-squared goodness of fit test preparation subjects responses expected deviation probability Kecoa 30. 23. 24.021 -1.021 .800699 30. 16. 13.525 2.475 .450843 30. 2. 6.343 -4.343 .211418 30. 7. 5.715 1.285 .190498 30. 8. 5.714 2.286 .190476 18. 0. 3.429 -3.429 .190476 chi-square 10.534 degrees of freedom 4 heterogeneity 2.6336 A large chi-square indicates a poor fit of the data by the probit analysis model. Large deviations for expected probabilities near 0 or 1 are especially troublesome. A plot of the data should be consulted. See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75. Index of significance for potency estimation: g(.90)=.66431 g(.95)=1.1268 g(.99)=3.0985 "With almost all good sets of data, g will be substantially smaller than 1.0, and seldom greater than 0.4." - D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79. Effective Doses dose limits 0.90 0.95 0.99 LD50 Kecoa .43762 LD95 Kecoa .60222
  • 13. Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap kecoa Kecoa subjects 168 controls 21 log(L)=-95.71 slope=11.863+2.795 nat.resp.=.190+.000 heterogeneity=2.63 g=1.127 Stop - Program terminated. 48 Jam POLO-PC (C) Copyright LeOra Software 1987 Input file > input: =Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap kecoa input: =enam taraf konsentrasi 銉 input: =30 serangga uji per konsentrasi input: =data mortalitas 48 jam setelah perlakuan input: =konsentrasi (%), jumlah serangga uji, jumlah serangga mati input: *Kecoa input: 0.5 30 26 input: 0.4 30 17 input: 0.3 30 8 input: 0.2 30 13 input: 0.1 30 11 input: 0.05 18 3 input: 0.00 21 8 preparation dose log-dose subjects responses resp/subj Kecoa .00000 .000000 21. 8. .381 .50000 -.301030 30. 26. .867 .40000 -.397940 30. 17. .567 .30000 -.522879 30. 8. .267 .20000 -.698970 30. 13. .433 .10000 -1.000000 30. 11. .367 .05000 -1.301030 18. 3. .167 Number of preparations: 1 Number of dose groups: 6 Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter [Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized [Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify starting values of the parameters [N] ? The probit transformation is to be used
  • 14. The parameters are to be estimated by maximizing the likelihood function Maximum log-likelihood -115.13762 parameter standard error t ratio Kecoa 5.2375320 1.6379339 3.1976456 SLOPE 14.686466 4.7161199 3.1140994 Variance-Covariance matrix Kecoa SLOPE Kecoa 2.682827 7.619561 SLOPE 7.619561 22.24179 Chi-squared goodness of fit test preparation subjects responses expected deviation probability Kecoa 30. 26. 26.154 -.154 .871785 30. 17. 16.480 .520 .549328 30. 8. 11.564 -3.564 .385477 30. 13. 11.429 1.571 .380953 30. 11. 11.429 -.429 .380952 18. 3. 6.857 -3.857 .380952 chi-square 5.7110 degrees of freedom 4 heterogeneity 1.4277 A large chi-square indicates a poor fit of the data by the probit analysis model. Large deviations for expected probabilities near 0 or 1 are especially troublesome. A plot of the data should be consulted. See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75. Index of significance for potency estimation: g(.90)=.66911 g(.95)=1.1349 g(.99)=3.1209 "With almost all good sets of data, g will be substantially smaller than 1.0, and seldom greater than 0.4." - D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79. Effective Doses dose limits 0.90 0.95 0.99
  • 15. LD50 Kecoa .43992 LD95 Kecoa .56934 Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap kecoa Kecoa subjects 168 controls 21 log(L)=-115.1 slope=14.686+4.716 nat.resp.=.381+.000 heterogeneity=1.43 g=1.135 Stop - Program terminated. 72 Jam POLO-PC (C) Copyright LeOra Software 1987 Input file > input: =Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap kecoa input: =enam taraf konsentrasi 銉 input: =30 serangga uji per konsentrasi input: =data mortalitas 72 jam setelah perlakuan input: =konsentrasi (%), jumlah serangga uji, jumlah serangga mati input: *Kecoa input: 0.5 30 26 input: 0.4 30 17 input: 0.3 30 14 input: 0.2 30 25 input: 0.1 30 27 input: 0.05 18 11 input: 0.00 21 8 preparation dose log-dose subjects responses resp/subj Kecoa .00000 .000000 21. 8. .381 .50000 -.301030 30. 26. .867 .40000 -.397940 30. 17. .567 .30000 -.522879 30. 14. .467 .20000 -.698970 30. 25. .833 .10000 -1.000000 30. 27. .900 .05000 -1.301030 18. 11. .611 Number of preparations: 1 Number of dose groups: 6 Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter [Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized [Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify starting values of the parameters [N] ?
  • 16. The probit transformation is to be used The parameters are to be estimated by maximizing the likelihood function Maximum log-likelihood -114.19905 parameter standard error t ratio Kecoa -.11218740 .32306565 -.34725883 SLOPE -.31690440 .43292290 -.73201117 Variance-Covariance matrix Kecoa SLOPE Kecoa .1043714 .1255924 SLOPE .1255924 .1874222 Chi-squared goodness of fit test preparation subjects responses expected deviation probability Kecoa 30. 26. 20.590 5.410 .686330 30. 17. 20.817 -3.817 .693914 30. 14. 21.111 -7.111 .703686 30. 25. 21.523 3.477 .717420 30. 27. 22.220 4.780 .740683 18. 11. 13.743 -2.743 .763496 chi-square 23.169 degrees of freedom 4 heterogeneity 5.7923 A large chi-square indicates a poor fit of the data by the probit analysis model. Large deviations for expected probabilities near 0 or 1 are especially troublesome. A plot of the data should be consulted. See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75. Index of significance for potency estimation: g(.90)=49.128 g(.95)=83.328 g(.99)=229.14 "With almost all good sets of data, g will be substantially smaller than 1.0, and seldom greater than 0.4." - D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79. Effective Doses
  • 17. dose limits 0.90 0.95 0.99 LD50 Kecoa .44258 LD95 Kecoa .00000 Pengujian Racun Kontak dengan Metode Residu terhadap kecoa Kecoa subjects 168 controls 21 log(L)=-114.2 slope=-.317+.433 nat.resp.=.381+.000 heterogeneity=5.79 g=83.328 Stop - Program terminated. 2. Analisis Probit Kematian Tribolium sp 24 Jam POLO-PC (C) Copyright LeOra Software 1987 Input file > input: = uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum input: = enam taraf kons + kontrol input: = 30 serangga uji per konsentrasi input: = data mortalitas 24 jam setelah perlakuan input: = konsentrasi (%), jml srg uji, jml srg mati input: *Tri24 input: 0 30 0 input: 0.05 30 5 input: 0.1 30 6 input: 0.2 30 15 input: 0.3 30 18 input: 0.4 30 19 input: 0.5 30 27 preparation dose log-dose subjects responses resp/subj Tri24 .00000 .000000 30. 0. .000 .05000 -1.301030 30. 5. .167 .10000 -1.000000 30. 6. .200 .20000 -.698970 30. 15. .500 .30000 -.522879 30. 18. .600 .40000 -.397940 30. 19. .633 .50000 -.301030 30. 27. .900 Number of preparations: 1 Number of dose groups: 6 Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter [Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized
  • 18. [Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify starting values of the parameters [N] ? The probit transformation is to be used The parameters are to be estimated by maximizing the likelihood function Maximum log-likelihood -101.83219 parameter standard error t ratio Tri24 1.3804723 .23612293 5.8464137 SLOPE 1.9944026 .31508545 6.3297199 Variance-Covariance matrix Tri24 SLOPE Tri24 .5575404E-01 .6717000E-01 SLOPE .6717000E-01 .9927884E-01 Chi-squared goodness of fit test preparation subjects responses expected deviation probability Tri24 30. 5. 3.369 1.631 .112316 30. 6. 8.089 -2.089 .269631 30. 15. 14.838 .162 .494592 30. 18. 18.966 -.966 .632183 30. 19. 21.640 -2.640 .721338 30. 27. 23.470 3.530 .782333 chi-square 5.3597 degrees of freedom 4 heterogeneity 1.3399 A large chi-square indicates a poor fit of the data by the probit analysis model. Large deviations for expected probabilities near 0 or 1 are especially troublesome. A plot of the data should be consulted. See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75. Index of significance for potency estimation: g(.90)=.15199 g(.95)=.25780 g(.99)=.70892 "With almost all good sets of data, g will be substantially smaller than 1.0, and seldom greater than 0.4." - D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79. We will use only the probabilities for which g is less than 0.5
  • 19. Effective Doses dose limits 0.90 0.95 0.99 LD50 Tri24 .20315 lower .14738 .12948 upper .27646 .31090 LD95 Tri24 1.35694 lower .76097 .67361 upper 4.71853 9.97308 uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum Tri24 subjects 180 controls 30 log(L)=-101.8 slope=1.994+-.315 nat.resp.=.000+-.000 heterogeneity=1.34 g=.258 LD50=.203 limits: .129 to .311 LD95=1.357 limits: .674 to 9.973 Stop - Program terminated. 48 Jam POLO-PC (C) Copyright LeOra Software 1987 Input file > input: = uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum input: = enam taraf kons + kontrol input: = 30 serangga uji per konsentrasi input: = data mortalitas 48 jam setelah perlakuan input: = konsentrasi (%), jml srg uji, jml srg mati input: *Tri48 input: 0 30 0 input: 0.05 30 9 input: 0.1 30 17 input: 0.2 30 21 input: 0.3 30 26 input: 0.4 30 30 input: 0.5 30 30 preparation dose log-dose subjects responses resp/subj Tri48 .00000 .000000 30. 0. .000 .05000 -1.301030 30. 9. .300 .10000 -1.000000 30. 17. .567 .20000 -.698970 30. 21. .700 .30000 -.522879 30. 26. .867 .40000 -.397940 30. 30. 1.000 .50000 -.301030 30. 30. 1.000
  • 20. Number of preparations: 1 Number of dose groups: 6 Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter [Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized [Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify starting values of the parameters [N] ? The probit transformation is to be used The parameters are to be estimated by maximizing the likelihood function Maximum log-likelihood -72.876436 parameter standard error t ratio Tri48 2.6375434 .32635136 8.0819132 SLOPE 2.5164638 .35946072 7.0006641 Variance-Covariance matrix Tri48 SLOPE Tri48 .1065052 .1093666 SLOPE .1093666 .1292120 Chi-squared goodness of fit test preparation subjects responses expected deviation probability Tri48 30. 9. 7.867 1.133 .262241 30. 17. 16.446 .554 .548186 30. 21. 24.306 -3.306 .810194 30. 26. 27.206 -1.206 .906872 30. 30. 28.473 1.527 .949095 30. 30. 29.098 .902 .969947 chi-square 5.7441 degrees of freedom 4 heterogeneity 1.4360 A large chi-square indicates a poor fit of the data by the probit analysis model. Large deviations for expected probabilities near 0 or 1 are especially troublesome. A plot of the data should be consulted. See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75. Index of significance for potency estimation: g(.90)=.13317 g(.95)=.22587 g(.99)=.62111 "With almost all good sets of data, g will be substantially smaller than
  • 21. 1.0, and seldom greater than 0.4." - D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79. We will use only the probabilities for which g is less than 0.5 Effective Doses dose limits 0.90 0.95 0.99 LD50 Tri48 .08951 lower .05844 .04750 upper .11888 .12864 LD95 Tri48 .40320 lower .27877 .25590 upper .80289 1.16601 uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum Tri48 subjects 180 controls 30 log(L)=-72.88 slope=2.516+-.359 nat.resp.=.000+-.000 heterogeneity=1.44 g=.226 LD50=.090 limits: .048 to .129 LD95=.403 limits: .256 to 1.166 Stop - Program terminated. 72 Jam POLO-PC (C) Copyright LeOra Software 1987 Input file > input: = uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum input: = enam taraf kons + kontrol input: = 30 serangga uji per konsentrasi input: = data mortalitas 72 jam setelah perlakuan input: = konsentrasi (%), jml srg uji, jml srg mati input: *Tri72 input: 0 30 0 input: 0.05 30 19 input: 0.1 30 23 input: 0.2 30 26 input: 0.3 30 30 input: 0.4 30 30 input: 0.5 30 30 preparation dose log-dose subjects responses resp/subj Tri72 .00000 .000000 30. 0. .000 .05000 -1.301030 30. 19. .633 .10000 -1.000000 30. 23. .767 .20000 -.698970 30. 26. .867
  • 22. .30000 -.522879 30. 30. 1.000 .40000 -.397940 30. 30. 1.000 .50000 -.301030 30. 30. 1.000 Number of preparations: 1 Number of dose groups: 6 Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter [Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized [Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify starting values of the parameters [N] ? The probit transformation is to be used The parameters are to be estimated by maximizing the likelihood function Maximum log-likelihood -50.592506 parameter standard error t ratio Tri72 3.0590137 .45195500 6.7684033 SLOPE 2.1978782 .44412593 4.9487725 Variance-Covariance matrix Tri72 SLOPE Tri72 .2042633 .1908192 SLOPE .1908192 .1972478 Chi-squared goodness of fit test preparation subjects responses expected deviation probability Tri72 30. 19. 17.372 1.628 .579067 30. 23. 24.163 -1.163 .805418 30. 26. 28.083 -2.083 .936091 30. 30. 29.158 .842 .971920 30. 30. 29.566 .434 .985533 30. 30. 29.752 .248 .991744 chi-square 4.6237 degrees of freedom 4 heterogeneity 1.1559 A large chi-square indicates a poor fit of the data by the probit analysis model. Large deviations for expected probabilities near 0 or 1 are especially troublesome. A plot of the data should be consulted. See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75.
  • 23. Index of significance for potency estimation: g(.90)=.21451 g(.95)=.36384 g(.99)=1.0005 "With almost all good sets of data, g will be substantially smaller than 1.0, and seldom greater than 0.4." - D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79. We will use only the probabilities for which g is less than 0.5 Effective Doses dose limits 0.90 0.95 0.99 LD50 Tri72 .04057 lower .01558 .00790 upper .06195 .06814 LD95 Tri72 .22729 lower .15582 .14217 upper .49829 .85303 uji residu kertas saring pada Tribolium castaneum Tri72 subjects 180 controls 30 log(L)=-50.59 slope=2.198+-.444 nat.resp.=.000+-.000 heterogeneity=1.16 g=.364 LD50=.041 limits: .008 to .068 LD95=.227 limits: .142 to .853 Stop - Program terminated.