SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
Bab III. Variasi dalam Praktik Medis
Seni praktik medis masih empiris dan mengacu pada perbedaan nyata antara
proses dan hasilnya, meskipun perhatian terhadap pengobatan berbasis fakta terus
bertumbuh.
Latar Belakang dan Terminologi
Para ahli statistika, peneliti bidang medis dan dokter serta administrator
rumah sakit menggunakan dan memahami variasi, terkadang secara kompatibel dan
kadang-kadang bersifat eksklusif. Masing-masing definisi memiliki nilai sendiri dalam
setiap penerapannya. Dalam pembahasan ini, variasi adalah perbedaan antara
kejadian teramati dan standar atau norma seharusnya. Tanpa standar atau praktik
ideal-nya, pengukuran variasi sedikit melampau deskripsi pengamatan, dengan
analisis minimal (Gelbach, 1993; Katz, 2003: Wheeler, 2000). Akibatnya, pengukuran
variasi dalam pelayanan kesehatan dan aplikasinya pada peningkatan mutu harus
dimulai dengan identifikasi dan artikulasi hal-hal yang akan diukur dan standar yang
akan diperbandingkan, proses berdasarkan riset secara luas, percobaan-percobaan,
dan diskusi kolaboratif.
Variasi Acak Lawan Tertentu
Variasi dapat bersifat acak atau tertentu (Wheeler, 2000). Variasi acakadalah
atribut fisik suatu kejadian atau proses, melekat pada hukum probabilitas dan tidak
dapat dilacak akar penyebabnya. Variabel tertentu muncul dari serangkaian kecil
atau penyebab tunggal yang bukan bagian dari kejadian atau proses, sehingga dapat
dilacak, diidentifikasi dan diimplementasikan atau dihilangkan. Variasi ini umumnya
mudah diukur, namun dapat menjadi persoalan karena kerumitan desain dan
interpretasinya, khususnya dalam memahami variasi sebenarnya terhadap kesalahan
manusia atau statistik (Powell, Davies dan Thomson, 2003; Samsa dkk., 2002).
Variasi Proses
Variasi proses adalah perbedaan dalam prosedur di suatu organisasi
(misalnya pengukuran jumlah penggunaan dokter pada berbagai metode
pemeriksaan untuk kanker colorectal). Pemahaman mengenai perbedaan antara
proses dan teknik itu penting, tetapi teknik merupakan berbagai macam cara yang
dilakukan agar prosedur dapat dilaksanakan dalam praktik medis yang masuk akal
(Mottur-Pilson, Snow, dan Barlett, 2001).
Variasi Hasil
Variasi hasil yaitu perbedaan dalam hasil proses tunggal. Jika hasil suatu
proses dapat diamati dalam urutan yang relatif pendek atau perubahan prosedural
dapat dilaksanakan tepat waktu, keoptimalan proses dapat ditentukan dengan
mudah. Sayangnya, variasi hasil murni perlu diteliti dalam waktu lama, dan banyak
penelitian berlabel riset hasil sebenarnya adalah riset proses.
Variasi Kinerja
Variasi kinerja adalah perbedaan antara hasil yang diberikan dan hasil
optimal atau idealnya (Ballard, 2003). Batas ambang atau standar praktik adalah
patokan untuk membandingkan semua pengukuran variasi. Variasi tertentu
cenderung deskriptif dan bernilai kecil jika praktik optimalnya tidak ditentukan.
Tanpa konsep standar praktik, variasi proses sedikit melebihi enumerasi metode
untuk memenuhi beberapa pekerjaan. Tanpa nilai ambang, variasi hasil hanya
mengungkapkan kejadian-kejadian selama waktu tertentu, bukan keunggulan hasil
tertentu. Variasi kinerja memberi tahu posisi kita dan seberapa jauh kita akan
melangkah, dan mengajurkan cara-cara untuk mencapai tujuan.
Variasi dalam Praktik Medis
Bahasa peningkatan mutu dalam praktik medis memberikan pandangan
pokok dan terkadang peyoratif mengenai variasi. Prosedur-prosedur standar,
protokol pelaksanaan, diagram alir, petunjuk penggunaan, buku-buku pegangan, dan
daftar periksa(checklist), semuanya dipakai untuk mengurangi atau menghilangkan
variasi, juga potensi kesalahan dan biaya yang berlebihan (Mottur-Pilson, Snow dan
Bartlett, 2001). Ada pula pandangan bahwa “ukuran mencerminkan kualitas dan
variasi pengukuran mencerminkan variasi mutu.” Di banyak kasus, hubungan antara
variasi dan kualitas ini benar, namun sering kali keterkaitan tersebut lemah, subjektif
dan tidak didukung oleh penelitian yang berfokus pada hubungan antara proses dan
hasil pelayanan. Memahami implikasi variasi terhadap mutu dalam praktik medis
tidak sekadar mempelajari mengeliminasi variasi, tetapi mempelajari langkah
meningkatkan kinerja dengan mengindentifikasi dan mengakomodasi variasi yang
baik atau suboptimal dari standar praktik yang telah ditentukan sebelumnya.
Jangkauan dan Penggunaan Variasi dalam Pelayanan Kesehatan
Para peneliti kualitas menggunakan bermacam-macam kategori untuk
mengukur peningkatan dan mendeteksi variasi dalam mutu pelayanan, termasuk
fiskal, jasa dan indikator-indikator klinis. Mutu dalam pelayanan kesehatan diukur
melalui kemampuannya memenuhi standar kualitatif dan batas ambang kuantitatif.
Menurut enam sasaran peningkatan pelayanan kesehatan IOM (2001a) yaitu aman,
tepat waktu, efektif, efisien, adil dan mengutamakan pasien (Ballard 2003), maka
indikator-indikator klinis yang menyasar ketepatan waktu dikumpulkan untuk
menilai tingkat yang tepat untuk kualitas pelayanan terkait waktu pada fasilitas
medis. Contoh indikator yang mengacu pada ketepatan waktu dalam lingkup klinis
adalah AMI, pencegahan infeksi operasi dan pneumonia yang dipenuhi komunitas.
Upaya-upaya peningkatan mutu dapat dan telah berhasil diterapkan di organisasi
dan praktik kecil, termasuk praktik-praktik dokter (Geyman, 1998; Miller dkk, 2001).
Persoalan Klinis dan Operasional
Penerapan praktik-praktik ideal, menampilkan indikator-indikator klinis, dan
mengukur serta menerjemahkan variasi melibatkan upaya nyata untuk menciptakan
dan mempertahankan lingkungan yang kondusif. Ukuran dan kompleksitas organisasi
menciptakan desakan fungsional, geografis dan sistemik lainnya menuju
keberhasilan. Kemampuan mengumpulkan data yang tepat dan akurat yang dapat
dianalisis secara teliti membutuhkan perencanaan yang matang (Ballard, 2003).
Demografi pasien dan keragaman kasus dokter mengakibatkan data dapat dipelajari
dan dapat mengubah kesimpulan.
Ukuran Organisasi
Ukuran organisasi juga berakibat pada penyebaran standar-standar praktik.
Organisasi besar cenderung memiliki kerangka kerja dan birokrasi yang kaku;
perubahannya lambat dan memerlukan ketekunan serta kemampuan menghapus
keraguan mengenai nilai prosedur baru dalam kelompok mereka dan di dalam
sistem. Organisasi-organisasi besar juga berpotensi menimbulkan penilaian kualitas
yang berlapis-lapis.
Terlepas dari ukuran organisasi, sering terdapat matrik permintaan yang
kompleks untuk peningkatan mutu dan agen-agen perubahan. Jadi mengubah satu
proses di suatu lokasi belum tentu menghasilkan peningkatan mutu, apalagi di
seluruh organisasi.
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi dalam membayar studi-studi peningkatan mutu dan
implementasinya dipengaruhi oleh ukuran dan infrastrukturnya.
Kekuatan Data
Data haruslah sampel yang mewakili. Dokter dan administrator mungkin menolak
hasil-hasil yang tidak mereka sukai karena data diduga mengandung kesalahan atau
ketak-akuratan lainnya. Sebagai contoh, ketika intisari data yang dikumpulkan dari
diagram-diagram medis pasien berat sebelah, muncul kritikan bahwa pemahaman
para pengolah data kurang sehingga diperoleh hasil di luar perkiraan. Status
sosioekonomi pasien, usia, jenis kelamin, dan suku juga berpengaruh terhadap profil
dokter dalam variasi praktik medis dan upaya-upaya analisis (Franks dan Fiscella,
2002).
Kunci Menuju Implementasi Sukses dan Belajar dari Kegagalan
Meskipun proyek-proyek peningkatan mutu itu menarik, terdapat batasan
dan rintangan menuju kesuksesan. Rintangan-rintangan tersebut merupakan pokok
atau hasil variasi dalam budaya, infrastruktur dan pengaruh ekonomi dalam suatu
organisasi. Untuk mengatasinya, diperlukan infrastruktur yang stabil, pendanaan
yang dipertahankan, dan uji hipotesis lanjutan mengenai cara meningkatkan
pelayanan.
Pandangan-Pandangan Administratif dan Dokter
Upaya-upaya peningkatan mutu harus mempertimbangkan pola pikir organisasional,
pandangan administratif dan dokter, juga pengetahuan dan harapan pasien. Langkah
mereka mendasari variabilitas nyata dalam hubungannya dengan kecenderungan
terhadap perubahan. Dokter sering memandang penanganan penyakit pada
perorangan, bukan dalam bentuk perawatan pencegahan per populasi. Dengan
demikian, penerimaan dokter penting untuk mengurangi variasi yang tak diinginkan
atau menciptakan sistem pencegahan yang baru dan berhasil dalam perawatan klinis
(Stroud, Felton dan Spreadbury, 2003). Prosesnya meliputi pelatihan dokter-dokter
terbaik dan mendorong mereka untuk melayani sebagai model, mentor dan
motivator. Hal itu juga mengurangi risiko pengasingan partisipan-partisipan kunci
dalam upaya peningkatan mutu. Kegagalan dokter—atau penolakannya—untuk
mengikuti standar praktik tidak terlepas dari kehadiran—atau ketiadaan—dokter
yang memenuhi keahlian subjek dan rasa hormat terhadap profesi rekan-rekannya
(Mottur-Pilson, Snow dan Bartlett, 2001).
Tingkat Pengetahuan Pasien
Pendidikan pasien dalam kualitas perawatan menjadi pokok variasi. Para
pasien semakin menyadari status penyedia pelayanan kesehatan mereka dalam hal
peringkat nasional, berita umum mengenai keberhasilan mutu (dan kegagalan), dan
partisipasi dalam skema penukaran pembayaran (asuransi, Medicare), yang
membantu sistem penyampaian pelayanan kesehatan dengan upaya peningkatan
mutu. Partisipasi dalam gerakan umum seperti program CMS Public Domainadalah
cara lain untuk mendidik pasien tentang organisasi pelayanan kesehatan dan
komitmennya terhadap kualitas (CMS, 2003b; Hibbard, Stockard dan Tisler, 2003;
Lamb dkk., 2003; Shaller dkk., 2003).
Pola Pikir Organisasi
Infrastruktur organisasi merupakan komponen esensial dalam
meminimalisasi variasi, menghasilkan praktik-praktik sesuai standar dan mendukung
agenda penelitian terkait peningkatan mutu. Rekam medis elektronik (EMR), sistem
entri perintah dokterterkomputerisasi, dan perangkat pendukung keputusan klinis
dapat mengurangi kesalahan, membantu penyebaran praktik standar tertentu dalam
organisasi besar dan mengumpulkan data secara otomatis guna mendukung riset
peningkatan mutu (Bates dan Gawande, 2003; Bero dkk., 1998; Casalino dkk., 2003;
Hunt dkk., 1998).
Insentif ekonomis juga efektif mengatasi variasi dalam pelayanan kesehatan
dengan memberikan bonus kepada para dokter dan pengelola yang memenuhi
target kualitas. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan organisasi bergantung pada
partisipasi dalam upaya peningkatan mutu, mengurangi variasi tak diinginkan, dan
mendorong lingkungan kondusif bagi riset dan peningkatan mutu.
Studi Kasus
Panduan American College of Cardiology dan American Heart Association
menyarankan penanganan arteri koroner melalui kulit (PCI) secara cepat bagi para
pasien infarksi miokardial dengan kenaikan ST-segment (STEMI), karena tindakan itu
mengurangi mortalitas dan morbiditas secara signifikan. Kemudian pada tahun 2005,
perawatan AMI menjadi ruang peningkatan mutu dalam BHCS. Grapevine ingin
menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien AMI melalui pengembangan tim
STEMI dan upaya kolektif Emergency Medical Services (EMS), departemen darurat
dan karyawan cath lab untuk memulai pemanggilan tim STEMI secara cepat saat
indikasi pertama AMI.
Selain memajukan tim STEMI, Grapevine mendorong dokter departemen
darurat untuk menerima faks elektrokardiogram dari para teknisi medis darurat
(EMT) dan mengunjungi area EMS/pemadam kebakaran untuk mempertegas peran
penting mereka dalam menangani pasien-pasien STEMI. Grapevine pun mengadakan
tur cath lab sebagai orientasi kepada para EMT dan pemadam kebakaran baru agar
mereka memiliki gambaran menyeluruh tentang jalannya perawatan pasien STEMI.
Grapevine menggunakan ukuran diagram individual berdasarkan rata-rata
pergeseran jangkauan untuk memperlihatkan rata-rata bulanan per April 2004
hingga Maret 2007 (Figure 3.2). Dari diagram tersebut, muncul bukti pergeseran
rata-rata proses; sembilan atau lebih titik konsekutif jatuh di bawah garis tengah
(Western Electric, Test 2) segera setelah implementasi tim STEMI.
Diagram fase pengukuran secara individual digunakan untuk membandingkan
proses sebelum dan setelah ada tim STEMI (Figure 3.3). Variabilitas dan perubahan
rata-rata mempertegas perubahan waktu terhadap proses PCI. Kurangnya bukti
varisi penyebab khusus selama fase pasca intervensi mengindikasikan bahwa
perubahan proses yang disebabkan tim STEMI telah dipertahankan.
Pendekatan yang serupa dilakukan untuk memantau waktu terhadap proses
PCI menurut panduan klinis. Gambar 3.4 dan 3.5 menunjukkan diagram-p dan fase
diagram-p untuk proporsi pasien PCI yang menerima perawatan dalam 90 menit.
Pergeseran rata-rata proses pada saat pemasangan tim STEMI terlihat dari diagram-p
dan fase diagram-p terkait dengan reperfusi secara tepat waktu. Pengukuran
individual dan pengukuran individual diagram fase juga dihasilkan untuk proporsi
bulanan pasien-pasien yang menerima PCI dalam 90 menit. Kesimpulan yang diambil
dari diagram-diagram ini identik dengan hasil dari diagram-p.
Kesimpulan
Metode industrial dan komersial kontemporer untuk meningkatkan mutu
telah mempertegas perlunya minimalisasi variasi. Kunci manajemen yang sukses
berkenaan dengan variasi saat mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu
adalah mampu mengidentifikasi variasi; membedakan variasi acak dan tertentu;
menentukan makna, arti penting atau nilai variasi teramati relatif terhadap standar;
dan menerapkan metode-metode yang dapat memanfaatkan keberadaan variasi.
Daripada menghindari variasi selama mengejar mutu pelayanan kesehatan, lebih
baik kita memandangnya sebagai ukuran kemajuan dalam meraih sukses.
Sumber : Chapter 3 Buku The Health care Quality Book

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sistem pelayanan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatanSistem pelayanan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan
ENDANG39
 
Model dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanModel dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatan
Bita Fadillah
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Operator Warnet Vast Raha
 
Kb 4 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 4 konsep dasar praktik keperawatan profesionalKb 4 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 4 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Uwes Chaeruman
 

Mais procurados (17)

Advance nursing vero
Advance nursing veroAdvance nursing vero
Advance nursing vero
 
Sistem pelayanan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatanSistem pelayanan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan
 
Standar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi KeperawatanStandar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatan
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
 
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi KeperawatanBerpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
 
Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
 
Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Kb3 interprestasi hasil studi diagnostik
Kb3 interprestasi hasil studi diagnostikKb3 interprestasi hasil studi diagnostik
Kb3 interprestasi hasil studi diagnostik
 
Model dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanModel dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatan
 
Dokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focusDokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focus
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
 
Kb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatanKb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatan
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi KeperawatanManfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
 
Kb 4 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 4 konsep dasar praktik keperawatan profesionalKb 4 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 4 konsep dasar praktik keperawatan profesional
 

Destaque

Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Nasiatul Salim
 
Cricketworldcuplive2015
Cricketworldcuplive2015Cricketworldcuplive2015
Cricketworldcuplive2015
rider1q
 
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
Mihai Tache
 
AmandaBecker Samples
AmandaBecker SamplesAmandaBecker Samples
AmandaBecker Samples
Amanda Becker
 

Destaque (16)

Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Welcome to Mount Olive University
Welcome to Mount Olive UniversityWelcome to Mount Olive University
Welcome to Mount Olive University
 
Fúze firem
Fúze firem Fúze firem
Fúze firem
 
Cricketworldcuplive2015
Cricketworldcuplive2015Cricketworldcuplive2015
Cricketworldcuplive2015
 
Elegancia
EleganciaElegancia
Elegancia
 
Filming schedule2
Filming schedule2Filming schedule2
Filming schedule2
 
Camera diagrams
Camera diagramsCamera diagrams
Camera diagrams
 
Specialist doctor
Specialist doctorSpecialist doctor
Specialist doctor
 
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
 
Infographic pt2 Final
Infographic pt2 FinalInfographic pt2 Final
Infographic pt2 Final
 
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
 
AmandaBecker Samples
AmandaBecker SamplesAmandaBecker Samples
AmandaBecker Samples
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Mohammed Abdulelah Saleh
Mohammed Abdulelah SalehMohammed Abdulelah Saleh
Mohammed Abdulelah Saleh
 
Guiding text
Guiding textGuiding text
Guiding text
 
Gosia Furmanik CV
Gosia Furmanik CVGosia Furmanik CV
Gosia Furmanik CV
 

Semelhante a Chapter 3 Buku The Health care Quality Book

TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
Annisaa42
 

Semelhante a Chapter 3 Buku The Health care Quality Book (20)

Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
 
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Audit medis meningkatkan mutu pelayanan medis
Audit medis meningkatkan mutu pelayanan medisAudit medis meningkatkan mutu pelayanan medis
Audit medis meningkatkan mutu pelayanan medis
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
 
Chapter 2 - Bagaimana Riset Implementasi Dipergunakan
Chapter 2 - Bagaimana Riset Implementasi DipergunakanChapter 2 - Bagaimana Riset Implementasi Dipergunakan
Chapter 2 - Bagaimana Riset Implementasi Dipergunakan
 
Chapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset ImplementasiChapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
 
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset ImplementasiChapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
 
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 

Mais de Nasiatul Salim

Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Nasiatul Salim
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Nasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Nasiatul Salim
 

Mais de Nasiatul Salim (20)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 

Último

konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
fidel377036
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
sariakmida
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 

Último (20)

Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) EDIT
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) EDITDasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) EDIT
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) EDIT
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 

Chapter 3 Buku The Health care Quality Book

  • 1. Bab III. Variasi dalam Praktik Medis Seni praktik medis masih empiris dan mengacu pada perbedaan nyata antara proses dan hasilnya, meskipun perhatian terhadap pengobatan berbasis fakta terus bertumbuh. Latar Belakang dan Terminologi Para ahli statistika, peneliti bidang medis dan dokter serta administrator rumah sakit menggunakan dan memahami variasi, terkadang secara kompatibel dan kadang-kadang bersifat eksklusif. Masing-masing definisi memiliki nilai sendiri dalam setiap penerapannya. Dalam pembahasan ini, variasi adalah perbedaan antara kejadian teramati dan standar atau norma seharusnya. Tanpa standar atau praktik ideal-nya, pengukuran variasi sedikit melampau deskripsi pengamatan, dengan analisis minimal (Gelbach, 1993; Katz, 2003: Wheeler, 2000). Akibatnya, pengukuran variasi dalam pelayanan kesehatan dan aplikasinya pada peningkatan mutu harus dimulai dengan identifikasi dan artikulasi hal-hal yang akan diukur dan standar yang akan diperbandingkan, proses berdasarkan riset secara luas, percobaan-percobaan, dan diskusi kolaboratif. Variasi Acak Lawan Tertentu Variasi dapat bersifat acak atau tertentu (Wheeler, 2000). Variasi acakadalah atribut fisik suatu kejadian atau proses, melekat pada hukum probabilitas dan tidak dapat dilacak akar penyebabnya. Variabel tertentu muncul dari serangkaian kecil atau penyebab tunggal yang bukan bagian dari kejadian atau proses, sehingga dapat dilacak, diidentifikasi dan diimplementasikan atau dihilangkan. Variasi ini umumnya mudah diukur, namun dapat menjadi persoalan karena kerumitan desain dan interpretasinya, khususnya dalam memahami variasi sebenarnya terhadap kesalahan manusia atau statistik (Powell, Davies dan Thomson, 2003; Samsa dkk., 2002). Variasi Proses Variasi proses adalah perbedaan dalam prosedur di suatu organisasi (misalnya pengukuran jumlah penggunaan dokter pada berbagai metode
  • 2. pemeriksaan untuk kanker colorectal). Pemahaman mengenai perbedaan antara proses dan teknik itu penting, tetapi teknik merupakan berbagai macam cara yang dilakukan agar prosedur dapat dilaksanakan dalam praktik medis yang masuk akal (Mottur-Pilson, Snow, dan Barlett, 2001). Variasi Hasil Variasi hasil yaitu perbedaan dalam hasil proses tunggal. Jika hasil suatu proses dapat diamati dalam urutan yang relatif pendek atau perubahan prosedural dapat dilaksanakan tepat waktu, keoptimalan proses dapat ditentukan dengan mudah. Sayangnya, variasi hasil murni perlu diteliti dalam waktu lama, dan banyak penelitian berlabel riset hasil sebenarnya adalah riset proses. Variasi Kinerja Variasi kinerja adalah perbedaan antara hasil yang diberikan dan hasil optimal atau idealnya (Ballard, 2003). Batas ambang atau standar praktik adalah patokan untuk membandingkan semua pengukuran variasi. Variasi tertentu cenderung deskriptif dan bernilai kecil jika praktik optimalnya tidak ditentukan. Tanpa konsep standar praktik, variasi proses sedikit melebihi enumerasi metode untuk memenuhi beberapa pekerjaan. Tanpa nilai ambang, variasi hasil hanya mengungkapkan kejadian-kejadian selama waktu tertentu, bukan keunggulan hasil tertentu. Variasi kinerja memberi tahu posisi kita dan seberapa jauh kita akan melangkah, dan mengajurkan cara-cara untuk mencapai tujuan. Variasi dalam Praktik Medis Bahasa peningkatan mutu dalam praktik medis memberikan pandangan pokok dan terkadang peyoratif mengenai variasi. Prosedur-prosedur standar, protokol pelaksanaan, diagram alir, petunjuk penggunaan, buku-buku pegangan, dan daftar periksa(checklist), semuanya dipakai untuk mengurangi atau menghilangkan variasi, juga potensi kesalahan dan biaya yang berlebihan (Mottur-Pilson, Snow dan Bartlett, 2001). Ada pula pandangan bahwa “ukuran mencerminkan kualitas dan variasi pengukuran mencerminkan variasi mutu.” Di banyak kasus, hubungan antara variasi dan kualitas ini benar, namun sering kali keterkaitan tersebut lemah, subjektif
  • 3. dan tidak didukung oleh penelitian yang berfokus pada hubungan antara proses dan hasil pelayanan. Memahami implikasi variasi terhadap mutu dalam praktik medis tidak sekadar mempelajari mengeliminasi variasi, tetapi mempelajari langkah meningkatkan kinerja dengan mengindentifikasi dan mengakomodasi variasi yang baik atau suboptimal dari standar praktik yang telah ditentukan sebelumnya. Jangkauan dan Penggunaan Variasi dalam Pelayanan Kesehatan Para peneliti kualitas menggunakan bermacam-macam kategori untuk mengukur peningkatan dan mendeteksi variasi dalam mutu pelayanan, termasuk fiskal, jasa dan indikator-indikator klinis. Mutu dalam pelayanan kesehatan diukur melalui kemampuannya memenuhi standar kualitatif dan batas ambang kuantitatif. Menurut enam sasaran peningkatan pelayanan kesehatan IOM (2001a) yaitu aman, tepat waktu, efektif, efisien, adil dan mengutamakan pasien (Ballard 2003), maka indikator-indikator klinis yang menyasar ketepatan waktu dikumpulkan untuk menilai tingkat yang tepat untuk kualitas pelayanan terkait waktu pada fasilitas medis. Contoh indikator yang mengacu pada ketepatan waktu dalam lingkup klinis adalah AMI, pencegahan infeksi operasi dan pneumonia yang dipenuhi komunitas. Upaya-upaya peningkatan mutu dapat dan telah berhasil diterapkan di organisasi dan praktik kecil, termasuk praktik-praktik dokter (Geyman, 1998; Miller dkk, 2001). Persoalan Klinis dan Operasional Penerapan praktik-praktik ideal, menampilkan indikator-indikator klinis, dan mengukur serta menerjemahkan variasi melibatkan upaya nyata untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang kondusif. Ukuran dan kompleksitas organisasi menciptakan desakan fungsional, geografis dan sistemik lainnya menuju keberhasilan. Kemampuan mengumpulkan data yang tepat dan akurat yang dapat dianalisis secara teliti membutuhkan perencanaan yang matang (Ballard, 2003). Demografi pasien dan keragaman kasus dokter mengakibatkan data dapat dipelajari dan dapat mengubah kesimpulan. Ukuran Organisasi
  • 4. Ukuran organisasi juga berakibat pada penyebaran standar-standar praktik. Organisasi besar cenderung memiliki kerangka kerja dan birokrasi yang kaku; perubahannya lambat dan memerlukan ketekunan serta kemampuan menghapus keraguan mengenai nilai prosedur baru dalam kelompok mereka dan di dalam sistem. Organisasi-organisasi besar juga berpotensi menimbulkan penilaian kualitas yang berlapis-lapis. Terlepas dari ukuran organisasi, sering terdapat matrik permintaan yang kompleks untuk peningkatan mutu dan agen-agen perubahan. Jadi mengubah satu proses di suatu lokasi belum tentu menghasilkan peningkatan mutu, apalagi di seluruh organisasi. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi dalam membayar studi-studi peningkatan mutu dan implementasinya dipengaruhi oleh ukuran dan infrastrukturnya. Kekuatan Data Data haruslah sampel yang mewakili. Dokter dan administrator mungkin menolak hasil-hasil yang tidak mereka sukai karena data diduga mengandung kesalahan atau ketak-akuratan lainnya. Sebagai contoh, ketika intisari data yang dikumpulkan dari diagram-diagram medis pasien berat sebelah, muncul kritikan bahwa pemahaman para pengolah data kurang sehingga diperoleh hasil di luar perkiraan. Status sosioekonomi pasien, usia, jenis kelamin, dan suku juga berpengaruh terhadap profil dokter dalam variasi praktik medis dan upaya-upaya analisis (Franks dan Fiscella, 2002). Kunci Menuju Implementasi Sukses dan Belajar dari Kegagalan Meskipun proyek-proyek peningkatan mutu itu menarik, terdapat batasan dan rintangan menuju kesuksesan. Rintangan-rintangan tersebut merupakan pokok atau hasil variasi dalam budaya, infrastruktur dan pengaruh ekonomi dalam suatu organisasi. Untuk mengatasinya, diperlukan infrastruktur yang stabil, pendanaan yang dipertahankan, dan uji hipotesis lanjutan mengenai cara meningkatkan pelayanan.
  • 5. Pandangan-Pandangan Administratif dan Dokter Upaya-upaya peningkatan mutu harus mempertimbangkan pola pikir organisasional, pandangan administratif dan dokter, juga pengetahuan dan harapan pasien. Langkah mereka mendasari variabilitas nyata dalam hubungannya dengan kecenderungan terhadap perubahan. Dokter sering memandang penanganan penyakit pada perorangan, bukan dalam bentuk perawatan pencegahan per populasi. Dengan demikian, penerimaan dokter penting untuk mengurangi variasi yang tak diinginkan atau menciptakan sistem pencegahan yang baru dan berhasil dalam perawatan klinis (Stroud, Felton dan Spreadbury, 2003). Prosesnya meliputi pelatihan dokter-dokter terbaik dan mendorong mereka untuk melayani sebagai model, mentor dan motivator. Hal itu juga mengurangi risiko pengasingan partisipan-partisipan kunci dalam upaya peningkatan mutu. Kegagalan dokter—atau penolakannya—untuk mengikuti standar praktik tidak terlepas dari kehadiran—atau ketiadaan—dokter yang memenuhi keahlian subjek dan rasa hormat terhadap profesi rekan-rekannya (Mottur-Pilson, Snow dan Bartlett, 2001). Tingkat Pengetahuan Pasien Pendidikan pasien dalam kualitas perawatan menjadi pokok variasi. Para pasien semakin menyadari status penyedia pelayanan kesehatan mereka dalam hal peringkat nasional, berita umum mengenai keberhasilan mutu (dan kegagalan), dan partisipasi dalam skema penukaran pembayaran (asuransi, Medicare), yang membantu sistem penyampaian pelayanan kesehatan dengan upaya peningkatan mutu. Partisipasi dalam gerakan umum seperti program CMS Public Domainadalah cara lain untuk mendidik pasien tentang organisasi pelayanan kesehatan dan komitmennya terhadap kualitas (CMS, 2003b; Hibbard, Stockard dan Tisler, 2003; Lamb dkk., 2003; Shaller dkk., 2003). Pola Pikir Organisasi Infrastruktur organisasi merupakan komponen esensial dalam meminimalisasi variasi, menghasilkan praktik-praktik sesuai standar dan mendukung agenda penelitian terkait peningkatan mutu. Rekam medis elektronik (EMR), sistem
  • 6. entri perintah dokterterkomputerisasi, dan perangkat pendukung keputusan klinis dapat mengurangi kesalahan, membantu penyebaran praktik standar tertentu dalam organisasi besar dan mengumpulkan data secara otomatis guna mendukung riset peningkatan mutu (Bates dan Gawande, 2003; Bero dkk., 1998; Casalino dkk., 2003; Hunt dkk., 1998). Insentif ekonomis juga efektif mengatasi variasi dalam pelayanan kesehatan dengan memberikan bonus kepada para dokter dan pengelola yang memenuhi target kualitas. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan organisasi bergantung pada partisipasi dalam upaya peningkatan mutu, mengurangi variasi tak diinginkan, dan mendorong lingkungan kondusif bagi riset dan peningkatan mutu. Studi Kasus Panduan American College of Cardiology dan American Heart Association menyarankan penanganan arteri koroner melalui kulit (PCI) secara cepat bagi para pasien infarksi miokardial dengan kenaikan ST-segment (STEMI), karena tindakan itu mengurangi mortalitas dan morbiditas secara signifikan. Kemudian pada tahun 2005, perawatan AMI menjadi ruang peningkatan mutu dalam BHCS. Grapevine ingin menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien AMI melalui pengembangan tim STEMI dan upaya kolektif Emergency Medical Services (EMS), departemen darurat dan karyawan cath lab untuk memulai pemanggilan tim STEMI secara cepat saat indikasi pertama AMI. Selain memajukan tim STEMI, Grapevine mendorong dokter departemen darurat untuk menerima faks elektrokardiogram dari para teknisi medis darurat (EMT) dan mengunjungi area EMS/pemadam kebakaran untuk mempertegas peran penting mereka dalam menangani pasien-pasien STEMI. Grapevine pun mengadakan tur cath lab sebagai orientasi kepada para EMT dan pemadam kebakaran baru agar mereka memiliki gambaran menyeluruh tentang jalannya perawatan pasien STEMI. Grapevine menggunakan ukuran diagram individual berdasarkan rata-rata pergeseran jangkauan untuk memperlihatkan rata-rata bulanan per April 2004 hingga Maret 2007 (Figure 3.2). Dari diagram tersebut, muncul bukti pergeseran rata-rata proses; sembilan atau lebih titik konsekutif jatuh di bawah garis tengah (Western Electric, Test 2) segera setelah implementasi tim STEMI.
  • 7. Diagram fase pengukuran secara individual digunakan untuk membandingkan proses sebelum dan setelah ada tim STEMI (Figure 3.3). Variabilitas dan perubahan rata-rata mempertegas perubahan waktu terhadap proses PCI. Kurangnya bukti varisi penyebab khusus selama fase pasca intervensi mengindikasikan bahwa perubahan proses yang disebabkan tim STEMI telah dipertahankan. Pendekatan yang serupa dilakukan untuk memantau waktu terhadap proses PCI menurut panduan klinis. Gambar 3.4 dan 3.5 menunjukkan diagram-p dan fase diagram-p untuk proporsi pasien PCI yang menerima perawatan dalam 90 menit. Pergeseran rata-rata proses pada saat pemasangan tim STEMI terlihat dari diagram-p dan fase diagram-p terkait dengan reperfusi secara tepat waktu. Pengukuran individual dan pengukuran individual diagram fase juga dihasilkan untuk proporsi bulanan pasien-pasien yang menerima PCI dalam 90 menit. Kesimpulan yang diambil dari diagram-diagram ini identik dengan hasil dari diagram-p. Kesimpulan Metode industrial dan komersial kontemporer untuk meningkatkan mutu telah mempertegas perlunya minimalisasi variasi. Kunci manajemen yang sukses berkenaan dengan variasi saat mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah mampu mengidentifikasi variasi; membedakan variasi acak dan tertentu; menentukan makna, arti penting atau nilai variasi teramati relatif terhadap standar; dan menerapkan metode-metode yang dapat memanfaatkan keberadaan variasi. Daripada menghindari variasi selama mengejar mutu pelayanan kesehatan, lebih baik kita memandangnya sebagai ukuran kemajuan dalam meraih sukses. Sumber : Chapter 3 Buku The Health care Quality Book