SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
PUISI,MAJAS

      Standar Kompetensi
      6. Mengungkapkan pendapat tentang pembacaan puisi
      Kompetensi Dasar
      6.1         Menanggapi pembacaan puisi lama tentang lafal, intonasi, dan ekspresi
             yang tepat
      6.2 Mengomentari pembacaan puisi baru tentang lafal, intonasi, dan ekspresi
             yang tepat
      Indikator
      Setelah mempelajari Kegiatan Pembelajaran 2 (KP 2) ini, Anda dapat:
      Mendeklamasikan/ membacakan puisi lama (berbalas pantun) dan puisi baru di
            depan teman-teman dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai
       Menanggapi pembacaan puisi lama (berbalas pantun) dan baru tentang lafal,
            intonasi, dan ekspresi yang tepat
      Menerapkan isi pantun dalam kehidupan sehari-hari




Puisi Lama
        Puisi merupakan bentuk karya sastra yang unsur estetisnya menonjol atau dominan.
Hal ini disebabkan puisi memiliki kekuatan nada, irama dan rima. Puisi lama adalah bentuk
karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris, terikat oleh aturan-aturan serta
ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi yang berasal dari Indonesia yang berbahasa melayu
klasik yang menggambarkan perasaan, dan pikiran seseorang dan terikat oleh aturan-aturan
tertentu.
        Macam-macam puisi lama, seperti: mantra, gurindam, pantun, syair, karmina (pantun
kilat), seloka (pantun berkait).

 1.         Mantra adalah merupakan puisi tua yang ucapan-ucapannya dianggap memiliki
      kekuatan gaib. Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan



                                                1
sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
      Ciri-ciri Mantra: 1) Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde; 2) Bersifat lisan, sakti
      atau magis; 3) Adanya perulangan; 4) Metafora merupakan unsur penting; 5) Bersifat
      esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius; dan 6) Lebih
      bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.

      Contoh Mantra
      Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang
      beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku
      menyanggul rambutmu Aku membawa sadap
      gading Akan membasuh mukamu




2.        Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India), yang terdiri dari dua baris
      setiap baitnya dan berisi nasihat. Ciri-ciri Gurindam: 1) Baris pertama berisikan semacam
      soal, masalah atau perjanjian; 2)       baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari
      masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi; 3) berdirikan tiap bait 2 baris; 4) berisi
      nasihat; dan 5) bersajak kembar/ a-a


           Contoh Gurindam
           Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu
           akan tersesat (a)     Barang siapa tinggalkan
           sembahyang ( b )       Bagai rumah tiada
           bertiang ( b )
           Jika suami tiada berhati lurus ( c ) Istri pun
           kelak menjadi kurus ( c )



3.        Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab dan berbentuk sajak. Ciri-ciri syair: 1)
      Setiap bait terdiri dari 4 baris; 2) Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata; 3) Bersajak a –
      a – a – a; 4) Semua baris berupa isi dan merupakan cerita (tidak ada sampiran); 5) Tiap
      baris berhubungan isinya; dan 6) Berasal dari Arab
 Contoh Syair

         Pada zaman dahulu kala (a)
         Tersebutlah sebuah cerita (a)
         Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
         Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
4.      Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam
     kehidupan masyarakat. Pantun bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri
     dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.




                                                   2
Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu pantun anak muda,
   pantun jenaka, pantun teka-teki, pantun nasihat, dan pantun anak-anak.
   Ciri-ciri Pantun: 1) Setiap bait terdiri 4 baris; 2) Baris 1 dan 2 sebagai sampiran; 3) Baris 3
   dan 4 merupakan isi; 4) Bersajak a – b – a – b; 5) Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata;
   dan 6) Berasal dari Melayu (Indonesia)
  Macam-macam pantun berdasarkan isinya
  1. Pantun anak muda                            2. Pantun jenaka
  Elok sungguh permata selan                    Sungguh baik asambelimbing
  Buatan dewa dari angkasa                      Tumbuh dekat limau lungga
  Pahit sungguh rindukan bulan                  Sungguh elok berbinisumbing
  Bulan tidak menimbang rasa                    Biar marah tertawa juga

  3. Pantun teka - teki                          4. Pantun nasehat
  Kalau puan -puan ceran                         Tingkap papan kayu bersegi
  Ambil gelas di dalam peti                      Riga -riga di pulau angsa
  Kalau tuan bijaklaksana                        Indah tampan karena budi
  Binatang apa tanduk di kaki                    Tinggi bangsa karena basa

  5. Pantun orang tua
  Asam kandis asam gelugur
  Kedua asam riang-riang
  Menangis mayat di pintu kubur
  Teringat badan tidak sembahyang

5. Pantun Kilat (Karmina) adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek , pantun yang
   susunannya sangat singkat bahkan dapat dijadikan 2 baris. Ciri-ciri Karmina: 1) Setiap bait
   merupakan bagian dari keseluruhan; 2)            Bersajak aa-aa, aa-bb; 3)      Bersifat epik:
   mengisahkan seorang pahlawan; 4) Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi; 5) Semua
   baris diawali huruf kapital; 6) Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda
   titik; dan 7) Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
   Contoh Karmina

        Dahulu parang, sekarang besi (a)
        Dahulu sayang sekarang benci (a)



6. Seloka (Pantun berkait) adalah sebuah bentuk puisi melayu klasik yang memuat
   perumpamaan yang mengandung senda gurau, kejenakaan, impian, ejekan atau sindiran
   serta yang diulang-ulang barisnya.
7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Ciri-ciri
   Talibun: 1)   Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap (6, 8, 10) dan
   seterusnya; 2) Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi; 3)
   Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi; 4) Apabila
   enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c; dan 6) Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a –
   b–c–d–a–b–c–d




                                                3
Contoh Talibun
    Kalau anak pergi ke pekan
    Yu beli belanak pun beli sampiran
    Ikan panjang beli dahulu
    Kalau anak pergi berjalan
    Ibu cari sanak pun cari isi
    Induk semang cari dahulu

Ciri-ciri puisi lama
a. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun
   rima. Aturan-aturan dalam puisi lama meliputi: jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris
   dalam satu bait; persajakan (Rima); banyak suku kata tiap baris
d. Adapun unsur-unsur intrinsik puisi antara lain:
    1. Tema adalah pokok persoalan yang ingin diungkapkan penyair
    2. Diksi adalah pilihan kata yang biasanya digunakan oleh penyair secara cermat dan teliti
    3. Gaya bahasa adalah bahasa yang digunakan penyair untuk membangkitkan imajinasi
          dalam menciptakan puisi
    4. Rima adalah persamaan atau pengulangan bunyi dalam puisi
    5.    Amanat adalah tujuan penyair menciptakan puisi
Teknik membaca puisi

a. Gerak tidak berlebihan
b. Menggunakan intonasi yang tepat
c. Memahami semua unsur puisi
d. Membaca dengan penuh perasaan
e. Menyesuaikan volume suara dengan situasi
                               Format penilaian pembacaan puisi
   No.            Nama                       Unsur Penilaian                     Jumlah
                                    Lafal       Intonasi        Ekspresi
   1.
   2.
   dst.

Langkah-langkah Mengetahui Isi Puisi:
a. Memahami bentuk puisi- puisi, bait-bait dan lirik-lirik, serta memahami secara global tentang
    tema yang dikemukakan penyair dalam puisinya itu.
b. Penelaahan diri penyair dan latar belakang sejarah ketika puisi diciptakan.




                                               4
c. Menelaah unsur struktur batin dan struktur fisik puisi (tipografi, diksi, majas, rima, dan
     irama)
d. Merumuskan kesimpulan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut:
     1) Apakah amanat yang disampaikan penyair?
     2) Mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian? (hubungannya dengan
         perasaan dan nada)
     3) Apakah arti puisi itu bagi pembaca?
     4) Bagaimana sikap kita terhadap apa yang dikemukakan penyair?
     5) Bagaimana penyair dalam menciptakan puisinya itu, apakah cukup mahir?



PUISI BARU
                                           Puisi adalah bentuk karya sastra yang diungkapkan
                                  dengan menggunakan bahasa yang padat, kata-kata yang
                                  indah, serta padat makna. Puisi ini muncul dan digemari oleh
                                  masyarakat dengan pola kehidupan baru. Puisi baru berbeda
                                  dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan bentuk persajakan
                                  dalam puisi lama berubah dalam puisi baru.
                                  Ciri-ciri Puisi Baru
                                  1)   Kata-kata    yang   digunakan     singkat   namun     memiliki
                                       kedalaman makna
                                  2)   Menggunakan bahasa yang khas
                                  3)   Iramanya sesuai, menarik, dan dinamis
4)   Alurnya selaras dengan perasaan dan jalan pikiran
5)   Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern dan bersifat konotatif
6)   Tema tidak hanya adat tetapi menerangkan masalah yang kompleks
7)   Bentuk puisinya adalah bebas, mementingkan keindahan bahasa
8)   Aliran yang dianut romantik idealisme
9)   Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tifografi, majas, rima dan irama) serta struktur batin (tema,
     amanat, perasaan, suasana dan nada)
Unsur-unsur intrinsik puisi :
         Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat
sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih
diformulasi menjadi sebuah larik.
         Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik
bisa berupa satu kata saja, bisa frasa, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah
kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tetapi pada puisi baru tidak ada batasan.




                                                   5
Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada
kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi
pada puisi baru tidak dibatasi.
        Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang
ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah
pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.
        Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna
bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi
disampaikan.
1. Macam-macam puisi baru berdasarkan banyaknya baris dalam satu bait
    a. Distikon, yaitu sanjak 2 seuntai dan biasanya bersajak kembar/ sama.
        Contoh

          Berkali kita gagal
          Ulangi lagi dan cari akal
                Berkali-kali kita jatuh
                Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank)


           Camar terbang riuh suara
           Alkamar hilang menyelam segara
                  Armada peringgi lari bersusun
                  Malaka negeri hendak diruntun
           Galyas dan pusta tinggi dan kukuh
           Pantas dan angkara ranggi dan angkuh (Amir Hamzah)


    b. Terzina, yaitu sanjak 3 seuntai
        Contoh :
        Dalam ribaan bahagia datang              Dalam bah’gia cinta tiba melayang
        Tersenyum bagai kencana                  Bersinar bagai matahari Mewarna
        Mengharum bagai cendana                  bagaikan sari (Sanusi Pane)

    c. Quatrain, yaitu sanjak 4 seuntai            Membayang rupa jua
        Mendatang-datang jua                       Adi kanda lama lalu
        Kenangan masa lampau                       Membuat hati jua
        Menghilang muncul jua                      Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala)
        Yang dulu sinau silau

   d. Quint, yaitu sanjak 5 seuntai
      Hanya Kepada Tuan
      Satu-satu perasaan
      Hanya dapat saya katakana
      Kepada tuan
      Yang pernah merasakan
                   Satu-satu kegelisahan
                   Yang saya serahkan
                   Hanya dapat saya kisahkan
                   Kepada tuan
                   Yang pernah diresah gelisahkan
      Satu-satu kenyataan
      Yang bisa dirasakan


                                               6
Hanya dapat saya nyatakan
       Kepada tuan
       Yang enggan menerima kenyataan
       (Or. Mandank)
    e. Sextet adalah sanjak 6 seuntai.
        Merindu Bagia
       Jika hari’lah tengah malam
       Angin berhenti dari bernafas
       Sukma jiwaku rasa tenggelam
       Dalam laut tidak terwatas
       Menangis hati diiris sedih
        (Ipih)


    f. Septima, yaitu sanjak tujuh seuntai
                                                              API UNGGUN
        Indonesia Tumpah Darahku
                                                     Diam tenang kami memandang
       Duduk di pantai tanah yang permai             Api unggun menyala riang
       Tempat gelombang pecah berderai               Menjilat meloncat menari riang
       Berbuih putih di pasir terderai               Berkilat-kilat bersinar terang
       Tampaklah pulau di lautan hijau               Nyala api nampaknya curia
       Gunung gemunung bagus rupanya                 Hanya satu cita digapai
       Ditimpah air mulia tampaknya                  Alam nan tinggi, sunyi, sepi
       Tumpah darahku Indonesia namanya              (Intojo)
       (Muhammad Yamin)


    g. Stanza/ Oktaf, yaitu sanjak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan
        buah kalimat. Persajakan stanza tidak beraturan.
                  Awan
       Awan datang melayang perlahan
       Serasa bermimpi, serasa berangan
       Bertambah lama, lupa di diri
       Bertambah halus akhirnya seri
       Dan bentuk menjadi hilang
       Dalam langit biru gemilang
       Demikian jiwaku lenyap sekarang
       Dalam kehidupan teguh tenang
       (Sanusi Pane)

5. Bentuk-bentuk puisi baru berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya dibedakan menjadi
   beberapa mcam, yaitu ode, himne, elegy, epigram, satire, romance, balada, dan soneta.
a. Ode, yaitu sajak atau puisi yang isinya mengandung pujian kepada seseorang, bangsa dan
  Negara, atau pun sesuatu yang dianggap mulia. Karena isinya itulah, ode disebut juga
  sebagai puji-pujian. Persajakan ode tidak beraturan atau bebas.
  Contoh
   Generasi Sekarang
   Di atas puncak gunung fantasi             Permintaan
   Berdiri aku, dan dari sana                Bapakku       ijinkan aku mengguruimu agar
   Mandang ke bawah, ke tempat berjuang      tak tertidur aku di bangku kuliah hanya mimpi
   Generasi sekarang di panjang masa         menjadi pegawai negeri
   Menciptakan kemegahan baru                Yogya, 1987
   Pantoen keindahan Indonesia               (Dimuat di Masa Kini, 4 Desember 1987)


                                             7
Yang jadi kenang-kenangan
   Pada zaman dalam dunia
   (Asmara Hadi)

b. Himne (sajak pujaan) yaitu puji-pujian kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Himne disebut juga
   sajak atau puisi ketuhanan.
   Contoh
   Bahkan batu-batu yang keras dan bisu                   Sajak Penghambur Dosa
   Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri               Tuhan mencintai-Mu adalah siksa
   Menggeliat derita pada lekuk dan liku                  melihat di telaga-Mu wajahku
   bawah sayatan khianat dan dusta.                       penuh dosa
   Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
   menitikkan darah dari tangan dan kaki                  Tuhan membencimu adalah dosa
   dari mahkota duri dan membulan paku                    sebab kasih-Mu tetap kudekap jika
   Yang dikarati oleh dosa manusia.                       Kau tawarkan sorga atau neraka
   Tanpa luka-luka yang lebar terbuka                     jawabku: atau!
   dunia kehilangan sumber kasih                          Yogya, 1987 (Pernah dimuat di
   Besarlah mereka yang dalam nestapa
   mengenal-Mu tersalib di datam hati.                    Suara Indonesia Februari 1988)
   (Saini S.K)

c. Elegi merupakan sajak duka nestapa. Isi sajak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang
menyayat hati, mendayu-dayu dan mengharu-biru.
Doa Malam
gelap langit malam
berikan keheningan dan diam
dalam diam
kutengok bintang khusuk sembahyang
dalam keheningan
kupacu hasratku sujud pada-Mu
nyalakan lampu dalam jiwaku
agar aku tahu
segala keangkuhan adalah kebinasaan cinta
dan segala cinta
hanya bermuara pada-Mu
(Yogya, 1988)
Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
 Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan.
Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi.
Aku sendiri.
Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Chairil Anwar




                                                8
4. Epigram yaitu sajak atau puisi yang berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang
baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas. Terkadang ditulis dengan kata-kata atau
kalimat-kalimat sindiran atau kecaman pahit.




   Contoh
                                                            Tinggal Bersama
   Hari ini tak ada tempat berdiri
                                                            dijemput kuda berpelana putih
   Sikap lamban berarti mati
                                                            lewati jalan setapak menuju langit
   Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
                                                            pengembaraan panjang mesti
   Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
                                                            kita alami maka: jangan paksa
   (Iqbal)
                                                            aku mendebat lagi sayangku
                                                            noda apakah dosa dosa apakah
                                                            noda yang kita tebarkan di atas
                                                            ranjang di rumah sarat cemooh
                                                            tetangga mari jadi laki bini
                                                            lahirkan bayi suci
                                                            Yogya, 1987




5. Satire yaitu sajak atau puisi yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar (sarkasme) dan
tajam (sinis) suatu kepincangan atau ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.
Contoh Satire:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,                  Sajak Gelandangan
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,              Andai tak bertemu kamu dengan karung
                                                        usang mungkin tak kutemukan deritamu di
sementara ketidakadilan terjadi
                                                        dalamnya Kamu dengan karung usang
di sampingnya,                                          serta keping gelas dan kaleng rongsokan
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,          andai tak melihatmu mungkin mataku tak
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.                   terbuka Di naungan jembatan tua kota ini
(Rendra)                                                aku terlelap bersama mimpimu tentang
                                                        sorga di balik cakrawala dan tersentak
                                                        oleh ngigaumu tentang neraka yang
                                                        membakarmu kini Jika tak ada kamu tak
                                                        kutemukan sedihmu dalam diriku.
                                                        (Batu, 1987)




6. Romance adalah sajak atau puisi yang berisi tentang cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya
cinta kasih antara dua orang kekasih, tetapi juga cinta kasih dalam bentuk lainnya. Misalnya
cinta terhadap suasana damai dan tentram, cinta keadilan, cinta terhadap bangsa dan Negara
juga cinta kepada Tuhan.
    Contoh:
POTRETMU DI PANTAI ITU
sebingkai potret dirimu
dalam aku cemburu
di pantai itu



                                               9
leburkan cintaku dalam cahaya purnama
seribu wajah lelaki
tak lagi kukenali: aku hanya kenal kamu
gambarmu di pasir pantai
tak lagi sempurna kunikmati
karna harimu terbawa angin selatan
sedang aku kian jauh menuju utara
sebingkai potret dirimu
di pantai itu
ketika aku ragu
tak kuingat lagi
lebih baik aku sendiri.
(Yogya, 1990)


7. Balada yaitu sajak atau puisi yang berisikan cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau
hanya khayalan penyairnya saja.
Kenangan
Papa…mama ingatlah
dulu, di kali bening daun bambu kujadikan perahu
malaju papa
aku bersorak mama
engkau tertawa dengar celotehku
betapa bahagia kita
Kenanglah
kali bening dan perahu daun bambu milikku
gembira dan bahagia punya kita
Papa…mama
Alangkah berat, tatkala kita terpaksa
tinggalkan semua,
tinggalkan desa menuju kota
Lambaian nyiur kelapa
sambut lambaian tangan kita
tinggalkan desa menuju Jakarta.
Yogya, 1989

8. Soneta, yaitu sanjak 14 baris dengan pola 4,4,3,3
       Tokoh soneta terkenal dan dianggap sebagai bapak soneta Indonesia adalah
  Mohammad Yamin dan Rustam Effendi. Fungsi Soneta yaitu sebagai alat untuk menyatakan
  curahan hati. Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaan-
  perasaan yang lebih luas seperti: 1. pernyataan rindu pada tanah air; 2. pergerakan
  kemajuan kebudayaan; 3. ilham sukma; 4. perasaan keagamaan.
       Para pujangga baru gemar terhadap soneta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
  yaitu: 1. Adanya penyesuaian dengan bentuk pantun ; yakni Octav dalam Soneta yang
  bersifat    obyektif   itu   hampir     sejalan      dengan   sampiran   pada    pantun.
  Sedangkan sextet soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun; 2. Baris-baris
  soneta yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk menyatakan perasaan atau curahan hati
  penyairnya; 3. Soneta dapat dipakai untuk menyatakan beraneka ragam perasaan atau
  curahan hati penyairnya.




                                             10
Ciri – ciri soneta :
  a.        Terdiri atas 14 baris
  b.        Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
  c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
  d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut
        sextet.
  e.        Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
  f.    Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan
        dalam octav , jadi sifatnya subyektif.
  g.        Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
  h.        Penambahan baris pada soneta disebut koda.
  i.        Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata
  j.    Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d

  Contoh Soneta
               Gembala
   Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
   Melihat anak berelagu dendang ( b )
   Seorang saja di tengah padang ( b )
   Tiada berbaju buka kepala ( a )
           Beginilah nasib anak gembala ( a )
           Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
           Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
           Pulang ke rumah di senja kala ( a )
   Jauh sedikit sesayup sampai ( c )
   Terdengar olehku bunyi serunai ( d )
   Melagukan alam nan molek permai ( c )
           Wahai gembala di segara hijau ( c )
           Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
           Maulah aku menurutkan dikau ( c )
                               (Muhammad Yamin)

  Contoh Puisi Baru serta pembuatan parafrasa
               Teratai
           Kepada Ki Hajar Dewantara
           Dalam kebun di tanah airku
           Tumbuh sekuntum bunga teratai
           Tersembunyi kembang indah permai
           Tidak terlihat orang yang lalu
           Akarnya tumbuh dihati dunia
           Daun bersemi laksmi mengarang
           Biarpun ia diabaikan orang
           Seroja kembang gemilang mulia
           Teruslah, o , teratai bahagia
           Berseri di kebun Indonesia
           Biarpun sedikit penjaga taman
           Biarpun engkau tak terlihat,
           Biarpun engkau tidak diminat
           Engkau turut menjaga taman
                    (Sanusi Pane, 1957)
Parafrasa puisi “Teratai”
       Puisi ini tidak menggambarkan teratai sebagai bunga, namun sebagai lambang untuk
tokoh yang dikagumi oleh penyair : Ki Hajar Dewantara. Isi puisi ini berupa kesan penyair
terhadap tokoh tersebut. Kerendah-rendahan hatinya laksana bunga teratai yang tumbuh



                                           11
dikolam, tidak dikenal oleh banyak orang, diabaikan dan tidak diminati, namun gagasannya
diterima secara umum bahkan menjadi dasar pemikiran tingkat dunia. Penyair perlu
menyatakan bait ketiga dan keempat yang maksudnya agar Ki Hajar dewantara meneruskan
gagasan dan cita-citanya demi kemajuan bangsa indonesia, sekalipun ki hajar tidak dikenal dan
diminati orang. Ki Hajar telah turut menjaga Zaman.
Unsur-unsur intrinsik puisi
1.   tema: perasaan yang ingin disampaikan oleh penyair
2.   amanat: kesan yang ingin disampaikan
3.   musikalitas: permainan bunyi yang dapat memberikan kekuatan pada puisi meliputi: a.
     Rima( persamaan bunyi), b. Ritma ( naik, turun, keras, lemah )
4.   korespodensi: hubungan makna antara kata, frase,dan baris
5.   diksi: pemilihan kata yang erat dengan majas-majas
6.   nada dan suasana: sikap penyair yang diungkapkan kepada pembaca


Puisi Kontemporer
        Munculnya istilah puisi kontemporer diperkenalkan oleh Tengsoe Tjahyono (1988: 89)
dalam bukunya Sastra Indonesia. Menurut beliau, “Puisi Kontemporer adalah bentuk puisi yang
berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi tersebut ditandai dengan adanya
bentuk yang aneh dan ganjil”. Menurut ukuran orang Indonesia puisi kontemporer merupakan
bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi-puisi yang
sejenis itu dipelopori oleh Sutardji Calzoum Bahri sekitar tahun 1973-an.
        Dalam Kredo Puisinya (semacam pernyataan sikap), Sutardji Calzoum Bachri
menyatakan:
        "Kata-kata bukanlah alat mengantarkan pengertian. Dia bukan seperti pipa yang
        menyalurkan air. Kata adalah pengertian itu sendiri. Dia bebas. Kalau diumpamakan
        dengan kursi, kata adalah kursi itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Dalam puisi
        saya, saya bebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggunya seperti kamus
        dan penjajahan-penjajahan lain seperti moral kata yang dibebankan masyarakat pada
        kata tertentu dengan dianggap kotor (obscene) serta penjajahan gramatika. Bila kata
        dibebaskan, kreativitaspun dimungkinkan. Karena kata-kata bisa menciptakan dirinya
        sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan menentukan kemauan dirinya sendiri."

        Dalam kredo puisi tersebut jelaslah bahwa dalam menciptakan puisi, kata-kata kurang
dipentingkan/ diperhatikan. Inilah yang membuat Sutardji Calzoum Bachri dikenal sebagai
pembaharu dalam perpuisian Indonesia.
Macam-macam puisi kontemporer
        Puisi kontemporer dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu puisi mbeling/
puisi lugu, puisi konkret/ tipografi, dan puisi absurd/ puisi inkonvensional,
Puisi Mbeling/ Puisi Lugu
        Puisi mbeling adalah puisi yang tidak mendapatkan tempat pada majalah sastra. Hal ini
disebabkan puisi tersebut menggunakan ungkapan yang blakblakan/ fulgar tanpa menghiraukan
diksi konvensional ataupun bunga-bunga bahasa. Biasanya mengungkapkan kritik pada


                                                 12
kehidupan masyarakat, tetapi dengan cara yang lucu. Hal inilah yang menyebabkan jenis puisi
ini tidak diterima dalam majalah sastra.


Puisi konkret/ puisi tipografi
        Puisi konkret/ puisi tipografi adalah puisi yang mementingkan gambaran visual dengan
menonjolkan bentuk/ tata wajah yang disusun mirip dengan gambar. Dalam puisi konkret/ puisi
tipografi seorang penyair berusaha mengekspresikan gejolak hatinya dengan lebih menonjolkan
lukisan bentuk daripada puisinya. Puisi “Tragedi Winka & Sihka” di bawah ini merupakan contoh
puisi konkret. Bentuk puisi ini mirip seperti gambar zigzag.


                 Tragedi Winka & Sihka
                 kawin
                      kawin
                            kawin
                                  kawin
                                        kawin
                                              ka
                                          win
                                       ka
                                   win
                                ka
                            win
                         ka
                     win
                  ka
                     winka
                          winka
                                 winka
                                       winka
                                            winka
                                                 winka
                                                      sih




                                                                        ka
                                                                  sih
                                                             ka
                                                       sih
                                                  ka
                                               sih
                                          ka
                                       sih
                                  ka
                                       sih
                                             sih
                                                sih
                                                   sih
                                                      sih
                                                         sih
                                                            ka
                                                                    Ku

                                   (Sutardji Calzoum Bachri)




Penjelasan
        Istilah tragedi dapat diartikan sebagai peristiwa yang berakhir dengan kesedihan. Istilah
winka dan sihka yang terdapat dalam judul puisi sebenarnya merupakan kata-kata nonsense,
artinya kata-kata tersebut sebenarnya tidak ada dalam bahasa Indonesia. Selain itu, kata-kata
tersebut juga tidak mempunyai makna. Namun demikian, oleh penyair diberi makna baru yang
sebenarnya merupakan pembalikan dari kata kasih dan kata kawin.
        Dalam sajak tersebut kata kasih dan kawin mengandung arti konotatif, yaitu perkawinan
itu menimbulkan angan-angan hidup penuh kebahagiaan, lebih-lebih bila disertai kasih sayang.
Dalam sajak itu kata kawin dideretkan sampai lima kali secara utuh. Hal itu memberi sugesti
bahwa dalam periode, entah lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari perkawinan itu
berjalan seperti ide semula yaitu penuh kebahagiaan.




                                                             13
Akan tetapi, kemudian kata kawin terputus-putus. Hal ini memberikan sugesti bahwa
ideal perkawinan yang penuh kebahagiaan itu sudah tidak utuh lagi, misalnya saja pasangan
suami isteri mulai bertengkar tiap hari karena masalah-masalah kehidupan. Bahkan kemudian
terbalik kata kawin menjadi winka. Kebahagiaan yang diidealkan itu terbalik menjadi neraka.
Pada akhirnya terjadi tragedy winka dan sihka itu, misalnya saja terjadi perceraian, atau bahkan
suami membunuh isterinya atau sebaliknya. Itulah tragedi.
        Tipografi zigzag yang sangat menonjol itu memberi sugesti bahwa perkawinan yang
semula bermakna kebahagiaan itu, setelah melalui jalan yang berliku-liku yang penuh bahaya
pada akhirnya terjadi bencana, terjadi tragedi.


Puisi absurd
        Puisi absurd adalah bentuk puisi yang dianggap menyimpang dari criteria puisi
yang lazim (Zaidan Hendi, 1993: 206). Dalam hal ini, penyimpangan dapat terjadi
dalam berbagai dimensi. Sutardji C.B. banyak melakukan penyimpangan dalam sajak-
sajaknya untuk mendapatkan arti baru. Penyimpangan itu terjadi dalam hal penghapusan
tanda baca, pemutusan kata, pembalikan kata, penggandengan dua kata atau lebih,
penghilangan imbuhan. Penyimpangan yang dilakukan oleh Sutardji itulah yang banyak
menghasilkan puisi yang bersifat absurd.
        Sepisaupi
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupanya sepikausepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang diri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisau-Nya ke dalam nyanyi
                 (Sutardji Calzoum Bachri)

                                       TUGAS MANDIRI
Cermatilah puisi ini baik-baik, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada!

                                      VVVVVVVVVVVVVVVVV
                                      VVVVVVVVVVVVVVVVV
                                      VVVVVVVVVVVVVVVVV
                                      VVVVVVVVVVVVVVVVV
                                      VVVVVVVVVVVVVVVVV
                                      VVVVVVVVVVVVVVVVV
                                      VVVVVVVVVVVVVVVVV
                                              V


                                                  14
VIVA PANCASILA !

                                              (Oleh Jeihan)

1. Berapakah jumlah huruf “V” yang berderet ke kanan?
2. Berapakah jumlah huruf “V” yang berderet ke bawah?
3. Apakah makna “VIVA PANCASILA” pada puisi di atas?
4. Parafrasakan puisi “VIVA PANCASILA”!
5. Contoh puisi di atas termasuk jeni puisi apa? Jelaskan dan berilah alasan!


                                       UJI KOMPETENSI 3.2
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah
satu huruf a, b, c, d, atau e!
1. Perhatikan contoh puisi di bawah ini!

    Raja bernama Darmalaksana (a)
    Tampan rupawan elok parasnya (a)
    Adil dan jujur penuh wibawa (a)
    Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
    Puisi di atas disebut ....
    a. pantun
    b. syair
    c. talibun
    d. pantun berkait
    e. gurindam

2. Cermatilah contoh puisi baru di bawah ini!

      Camar terbang riuh suara
      Alkamar hilang menyelam segara
            Armada peringgi lari bersusun
            Malaka negeri hendak diruntun
      Galyas dan pusta tinggi dan kukuh
      Pantas dan angkara ranggi dan angkuh (Amir Hamzah)

    Ditinjau dari jumlah barisnya, puisi baru di atas disebut ....
    a. terzina
    b. septima
    c. sextet
    d. oktaf
    e. distikon

3. Tuhanku
   Di pintu Mu aku mengetuk
   Aku tidak bisa berpaling
                            (Doa : Chairil Anwar)
   Parafrase yang tepat untuk puisi di atas adalah ….
   a. Aku mengetuk pintu dan tak bisa berpaling
   b. Aku tidak dapat menghindari setelah mengetuk pintu
   c. Aku kembali dan tak akan pergi lagi
   d. Setelah mengetuk pintu, aku tak bisa pergi lagi.
   e. Hanya kepadaMu Tuhan manusia berserah diri.


                                                 15
4. Bacalah puisi berikut!
   Tinggal seluruh hidup tersekat
   dalam tangan dari jari-jari ini
   kata-kata yang bersayap bisa menari
   kata-kata yang pejuang tak mau mati
                            (Toto Sudarto Bachtiar)
   Kutipan bait puisi tersebut menggambarkan suasana ….
   a. sedih
   b. khusuk
   c. gelisah
   d. sepi
   e. bosan

5. TUHAN TELAH MENEGURMU

    Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
    Lewat perut anak-anak kelaparan
    Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
    Lewat semayup suara azan
    Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
    Lewat gempa bumi yang berguncang
    Deru angin yang meraung kencang
    Hujan dan banjir yang melintang pukang
    Adakah kau dengar?
                         (Apip Mustopa)
    Tema puisi di atas adalah ....
    a. kekuasaan Tuhan tak terhingga
    b. peringatan Tuhan kepada manusia
    c. bencana alam merupakan ujian Tuhan
    d. manusia yang tak kunjung sadar
    e. Tuhan Mahatahu dan Maha Mendengar

6. Cermatilah puisi di bawah ini!
                                              Di

                                                Di
                                              Betul
                                            kau pasti
                                       sedang menghitung
                                     berapa nasib lagi tinggal
                                 sebelum fajar terakhir kau tutup
                              tanpa seorang pun tahu siapa kau dan

                                               di
                                              kau
                                           maka kini
                                       lengkaplah sudah
                                    perhitungan di luar akal
                               dan angan-angan di dalam hati kita
                            tentang sesuatu yang tak bisa siapa pun
                       menerangkatakan pada saat itu kau mungkin sedang
                                               di
                                             Betul
                                              kan
                                               ?
                                      (Noorca Marendra)
    Lukisan segitiga yang menyerupai pohon cemara yang menunjuk ke langit itu memberikan
    makna bahwa ….



                                            16
a. manusia wajib menghadap sang pencipta
   b. manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang wajib menyembah kepada Tuhan-Nya
   c. setiap pribadi hari demi hari tanpa sadar berarak ke rumah sang pencipta
   d. manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Mahaesa
   e. manusia secara bergantian akan meninggal

Teks puisi untuk soal no. 7-8, bacalah dengan cermat!
...
Pada langkah pertama keduanya sama baja
pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak
angsoka.
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah.
Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
ia telah membunuh bapanya.
Balada terbunuhnya Antmokarpo, W.S. Rendra
B
7. Isi puisi tersebut mengungkapkan ....
     a. Kesaktian seseorang pada saat terjadinya pertempuran hebat di sebuah desa pada
         suatu malam.
     b. Pertempuran sengit yang terjadi antara anak dan ayah dan berakhir dengan
         kemenangan di pihak si anak
     c. Ketidakberdayaan seseorang melawan sebuah kejahatan yang meresahkan
         masyarakat di sebuah desa
     d. Kekuatan, kesadisan, dan kebrutalan seseorang tanpa belas kasihan sedikit pun
         terhadap rakyat kecil
     e. Penindasan yang tidak ada henti-hentinya oleh penjahat dan meresahkan keamanan
         masyarakat

8. Kata baja yang tercetak tebal dalam kutipan puisi tersebut melambangkan ....
   a. kesaktian seseorang
   b. keberanian seseorang
   c. kekuatan seseorang
   d. kesadiasan seseorang
   e. ketegaran seseorang

9. Cermatilah puisi di bawah ini!


                                             Q
                                     !         !
                                    !         !       !
                                    !         !!      !!   !
                                                           !
                                             !a
                                              lif !   !
                                              l
                                       a l
                               al          m
                                 !!
             mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
                        iiiiiiiiiiiiiiiiii
          mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
                               m

                          (Oleh Sutardji Calzoum Bachri)



   Puisi di atas termasuk jenis puisi ….



                                                      17
a.   kontemporer
    b.   absurd
    c.   tipografi
    d.   mbeling
    e.   aneh

10. Cermatilah kutipan puisi berikut!
            Sajak Kita
    Dik, pagi kita cerah
    Akankah hari ini kita indah
    Dik, jika senja kita merah
    Mungkinkah malam benderang dengan sinar mentari
    ...
    Dik, rimba kita gersang Sanggupkah
    kita menadah hujan-Nya Kelak kita
    Dia curahkan diam-diam
                                 (Sutoyo)
    Kalimat yang bermajas untuk melengkapi bagian rumpang puisi tersebut yang tepat...
    a. Malam begitu indah.
    b. Cinta kita selalu ada.
    c. Pasti hidupmu bahagia.
    d. Jangan lupa hidup ini sementara.
    e. Adakah rumah yang ramah untuk kita.

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian puisi lama dan sebutkan jenis-jenis yang tergolong dalam puisi lama!
2. Jelaskan pengertian pantun dan ciri-cirinya !
3. Buatlah contoh sebuah pantun kilat!
4. Sebutkan teknik-teknik membaca puisi!
5. Apakah puisi kontemporer itu? Jelaskan dan berilah contoh!




                       C. Menulis Puisi dan Majas
     Standar Kompetensi
     7. Memahami wacana sastra puisi dan cerpen
     Kompetensi Dasar
     7.1     Membacakan puisi karya sendiri dengan lafal, intonasi, penghayatan dan
           ekspresi yang sesuai
     Indikator
     Setelah mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1 (KP 1) ini, Anda dapat:
     Memberikan penilaian terhadap pembacaan puisi
     Membacakan puisi karya sendiri
     Menentukan makna puisi karya teman dan memberikan komentarnya



                                              18
Menulis Puisi
         Untuk menulis sebuah puisi, seseorang terlebih dahulu perlu mengetahui teori-teori
yang berkaitan dengan puisi yang meliputi unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik puisi.
Selain itu, pengetahuan terhadap sejarah puisi juga perlu diketahuinya. Kemampuan menguasai
hal tersebut di atas merupakan hal penting bagi seorang penulis puisi.
         Hal seperti itulah yang menyebabkan kegiatan menulis puisi merupakan kegiatan yang
membutuhkan pemikiran serta konsentrasi khusus untuk terciptanya sebuah ide. Ide yang
sudah ada kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang akan dibuat perlu
diperhatikan penggunaan diksi, tipografinya sekaligus pemberian makna tipografi yang
berhubungan dengan isi puisi.
         Menurut Sutejo dan Kasnadi (2008: 49-50) ada beberapa langkah dalam menulis puisi.
Langkah-langkah tersebut antara lain adalah: 1) perlunya memahami aliran; 2) perlunya
memahami tema; 3) perlunya imajinasi; 4) perlunya menemukan ide; 5) perlunya mengeramkan
ide; 6) pilihlah sikap terhadap persoalan yang terjadi; 7) memilih jenis puisi; 8) memilih larik-larik
yang menarik; 9) tuangkan aspek psikologi ke dalam puisi secara memikat; 10) pilihlah tipografi
yang sesuai; 11) pilihlah judul puisi yang memikat; 12) manfaatkan gaya bahasa/ majas.
         Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut pada dasarnya dapat
dilakukan secara acak (tidak urut). Langkah-langkah itu hanya dimaksudkan untuk
memudahkan dalam penulisan puisi.




Teknik Kreatif Membuat Puisi
         Teknik Peta Pasang Kata yakni cara merangkai kata menjadi susunan baris puisi yang
menarik. Cara ini dilakukan dengan mengingat-ingat sesuatu yang dialami, dilihat, atau didengar
yang kemudian dituangkan/ ditransformasikan dalam bentuk diksi (pilihan-pilihan kata yang
sesuai). Berdasarkan eksplorasi terhadap pengalaman ini dapat mematik inspirasi untuk
memunculkan diksi-diksi lain yang sangat luar biasa.
         Langkah kedua yaitu mengaitkan kata dengan yang lain (memasangkan kata). Pada
tahap ini dibutuhkan keberanian untuk merangkai kata tanpa ada rasa takut karena salah dalam
menyusunnya. Dalam menulis puisi ada kebebasan penyair untuk menuangkan idenya tanpa
harus merasa benar atau salah. Seorang penyair mempunyai kebebasan menulis puisi untuk
menyimpang dari kaidah kebahasaan yang dikenal dengan istilah licensia poetica. Contoh:
mentari murka, bulan ramah, aroma dusta, malaikat biru hitam hati, luka kaca, mata lupa, dan
lain-lain.
         Langkah ketiga mengembangkan kata-kata yang tersusun acak menjadi larik-larik yang
menarik dalam puisi. Seorang penyair memiliki kebebasan dalam membuat susunan larik yang



                                                 19
tidak terikat oleh sintaksis kebahasaan secara umum. Contoh: // Aroma luka bermuara pada/
mata mata hati dan mata kata/ mata luka karna dusta menata/ juga alpa meraja//
        Langkah keempat yaitu memperhatikan subject matter (pokok persoalan) yang sudah
tertuang dalam larik-larik puisi. Pokok persoalan yang diangkat dalam larik-larik tersebut dapat
menunjukkan hal-hal apa yang dibicarakan/ terdapat dalam bait itu. Langkah kelima yaitu
menentukan larik-larik yang mempunyai nuansa sama, berdekatan, memiliki jalan pikiran yang
runtut, sehingga kalau larik-larik yang dirangkai itu akan menjadi sebuah puisi yang mempunyai
cerita runtut, mempunyai amanat, serta memiliki tema.
                                Langkah keenam, menentukan tipografi puisi yang akan dibuat.
                                Tipografi ini dapat dibuat seperti bentuk yang menyerupai
                                huruf, gambar, binatang, garis, dan lain-lain. Tentu saja pilihan
                                tipografi ini akan mendukung serta memperkuat terhadap
                                makna puisi yang dibuat.
                                Langkah ketujuh yaitu memilih judul. Judul yang dipilih
                                hendaknya dapat representatif dan menarik. Selain itu, judul
                                puisi hendaknya mempunyai daya bayang, daya rangsang, dan
                                daya kenang yang mendalam. Tanpa memperhatikan unsur
                                tersebut, sulit untuk mengakategorikan      apakah puisi yang
                                sudah dibuat tergolong puisi yang menarik atau tidak.
Contoh seorang siswa sedang menulis puisi yang menonjolkan tipografi. Perhatikan hasil
karyanya di bawah ini!




                                 LULUS 100 %
                                      (Hernika R.)

                                                           100%      100%        100%

                                                           100%      100%        100%

                                                           100%      100%    100%
                                                                  100%    100%
     LULUS 100%
                             Ujian       Lulus!!       Lulus!!        Kita
                             Ujian       Lulus!!       Lulus!!        Kita
                             Ujian       Lulus!!       Lulus!!        Kita
                             Ujian       Lulus!!       Lulus!!        Kita
                             Ujian       Lulus!!       Lulus!!        Kita
                             Hati Hati berkata, kita lulus Ujian Lulus!!         Lulus!!
                                            Kita
                             Ujian                                Lulus!!
                                             20
                              Lulus!!                         Kita
                             Ujian                                Lulus!!
                              Lulus!!                         Kita
BUMI
                                         (Priyanka)


                                             indah

                            bumi                       bumi

                        hijau                                 panas

                 bumi                                             bumi

                masa                                                  depan

                bumi                                                  rusak

              kehidupan                                           bumi

                          rusak                               rusak

                                menghilang         perlahan



Majas
        Majas ialah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu.
Macam-macam Majas :
1. Simile (perbandingan, perumpamaan) ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal
   dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata pembanding. Kata-kata pembanding yang
   biasanya digunakan, seperti: bagai, seperti, sebagai, laksana, bak, ibarat, semisal,
   seumpama, dan kata-kata pembanding yang lain.
   Contoh :

                    Bertemu                            Blues untuk Bonnie
                (STA)                                      (W. S. Rendra)
                                                   ....
        Sebagai kilat ‘nyinar di kalbu
                                                   mengepulkan asap rokok kelabu
        Sebanyak itu curahan duka                  seperti      tungku-tungku    yang
                                                   menjengkelkan
        Sesering itu pilu menyayat
                                                   ....

                                              21
Tersenyum beta laksana arca
                                  Kedua anak itu bagai pinang dibelah dua


   Kata-kata yang dicetak tebal di atas yaitu kata sebagai, seperti, bagai dan laksana
   merupakan kata-kata pembanding sehingga majas yang digunakan di atas termasuk majas
   simile.
2. Metafora ialah bahasa kiasan seperti perbandingan, namun tidak menggunakan kata
   pembanding secara eksplisit. Kata pembanding yang digunakan dinyatakan secara implisit
   dan langsung. Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga
   dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama.
   Contoh:

             Bumi ini perempuan jalang
             Tuhan adalah warga negara yang paling modern

   Contoh di atas menunjukkan bahwa bumi disamakan dengan perempuan jalang dan Tuhan
   disamakan dengan warga negara yang paling modern.
3. Perumpamaan Epos (epic simile) ialah perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang,
   yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut dalam
   kalimat-kalimat atau frasa-frasa yang berturut-turut.
   Contoh:

                        Di Tengah Sunyi
                        (Rustam Effendi)

             Di tengah sunyi menderu rinduku
             Seperti topan, meranggutkan dahan,
             Mencabut akar, meranggutkan kembang kalbuku

4. Personifikasi ialah menyamakan benda dengan manusia. Benda-benda mati dibuat seolah-
   olah dapat berbuat, berpikir,dan sebagainya layaknya seperti manusia. Personifikasi ini
   menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat insani (seperti
   manusia).
   Contoh:


                               Anak Molek V
                              (Rustam Effendi)

                           Malas dan malu nyala pelita
                           seperti meratap mencucuri mata
                           Seisi kamar berduka cita
                           Seperti takut gentar berkata



                                                 22
Contoh yang lain: Badai mengamuk merobohkan rumah-rumah
                     Bulan itu tersenyum padaku
5. Metonimia (kiasan pengganti nama) yaitu bahasa kiasan yang dipakai dengan
   menggunakan atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat
   berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut.
   Contoh:



                                   Ibu Kota Senja
                                (Toto Sudarto Bachtiar)

                   Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
                   ….
                   Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
                   Di bawah bayangan samar istana kejang
                   O, kota kekasih setelah senja



       Kata yang dicetak miring seperti klakson dan lonceng dapat menggantikan orang-orang
   atau partai-partai yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan menggantikan
   sungai Ciliwung. Istana menggantikan kaum kaum kaya yang memiliki rumah-rumah seperti
   istana. Kota kekasih adalah kota Jakarta.
6. Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang pentingdari suatu
   benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdoki ada dua macam, yaitu:
   a. pars pro toto (sebagian untuk keseluruhan)
       Contoh:
       Kujelajahi bumi dan alis kekasih
       Kujelajahi dinding dan hati wanita
       Sepasang mata memandangku
   b. totum pro parte (keseluruhan untuk sebagian)
       Contoh:
       Kujelajahi bumi dan alis kekasih
       Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA X menjadi juara pertama lomba berpidato
       bahasa inggris
7. Alegori ialah cerita kiasan atau lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ialah
   lukisan ini mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Alegori ini sesungguhnya merupakan
   metafora yang dilanjutkan. Contoh sajak Sutan Takdir Alisyahbana yang berjudul Menuju ke
   Laut. Sajak itu melambangkan angkatan baru yang berjuang ke arah kemajuan. Angkatan
   baru ini dikiaskan sebagai air danau yang menuju ke laut dengan melalui rintangan-
   rintangan. Laut penuh gelombang, mengiaskan hidup yang penuh dinamika perjuangan,



                                               23
penuh pergolakan. Jadi, sajak tersebut mengiaskan angkatan ,muda yang penuh semangat
    menuju kehidupan baru yang dinamis, meninggalkan adat yang statis, kehidupan lama yang
    beku, tidak mengalir. Alegori dapat berbentuk puisi atau prosa.
    Contoh:
                Menuju ke Laut
                    (STA)
    Kami telah meninggalkan engkau,
    tasik yang tenang, tiada beriak,
    diteduhi gunung yang rimbun
    dari angin dan topan
    Sebab sekali kami terbangun
    dari mimpi yang nikmat

    “Ombak ria berkejar-kejaran
    digelanggang biru bertepi langit
    Pasir rata berulang dikecup
    tebing curam ditantang diserang,
    dalam bergurau bersama angin
    dalam lomba bersama mega”

    …………………………………


                                       TUGAS MANDIRI
1. Cermatilah sebuah pemandangan yang paling menarik menurut Anda, misalnya
    pemandangan di laut, danau, pegunungan, pelabuhan, candi, atau yang lain.
2. Setelah objek pemandangan Anda pilih, tulislah dua puluh lima kata (kata asal) yang
    berkaitan dengan objek tersebut.
3. Kelompokkan kata-kata tersebut sesuai dengan larik-larik yang dapat dijadikan puisi,
    singkirkan kata-kata yang tidak mendukung dalam pembuatan puisi
4. Susunlah kata-kata menjadi larik-larik dalam puisi dengan menggunakan majas untuk
    menghidupkan puisi, syukur bentuk puisi (tipografi) juga Anda pertimbangkan
5. Periksalah kembali larik-larik puisi yang sudah Anda buat, bila perlu perbaikilah sehingga
    menjadi puisi yang mampu menarik perhatian banyak orang.
6. Tulislah judul puisi yang representatif dan menarik. Selain itu, judul puisi hendaknya
    mempunyai daya bayang, daya rangsang, dan daya kenang yang mendalam.
7. Bacakan puisi Anda di depan kelas dengan memperhatikan intonasi, nada, dan ekspresi.
8. Salinlah puisi Anda kedalam kertas berukuran A4 dengan menggunakan komputer,
    kumpulkan puisi kepada guru Anda, bila perlu kirimkan ke majalah atau surat kabar.


                                    UJI KOMPETENSI 3.3
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah
satu huruf a, b, c, d, atau e!
1. Langkah-langkah menulis puisi seperti di bawah ini, kecuali ……



                                              24
a.   menentukan tema
     b.   memberi tanda jeda
     c.   menentukan diksi
     d.   menyusun/ memilih majas yang digunakan
     e.   memberi judul puisi

2. Kereta api tua dengan wajah kusam terengah-engah di terik matahari melengking menjerit
   seakan tidak kuasa lagi membawa beban.
   Kalimat di atas menggunakan majas ....
   a. hiperbola
   b. personifikasi
   c. metafora
   d. litotes
   e. sinisme

3.              Permintaan
     (Karya : Muhammad Yamin)

     Mendengarkan ombak pada hampirku
     Debar mendebar kiri dan kanan
     Melagukan nyayi penuh santunan
     Terbitlah rindu ke tempat lahirku
         Sebelah timur pada pinggirku
         Diliputi langit berawan-awan
         Kelihatan pulau penuh keheranan
         Itulah gerangan tanah airku
     Dimana laut debur mendebur
     Serta mendesir tiba di pasir
     Disanalah jiwaku mulai terkubur
         Dimana ombak sembur-menyembur
         Membasahi barisan sebelah pesisir
         Disanalah hendaknya aku terkubur
     Rumus sajak/rima puisi di atas yang paling tetap adalah ….
     a. a-b-b-a/a-b-a-b/b-c-d/b-c-d/
     b. a-b-b-a/a-b-b-a/c-d-c/c-d-c/
     c. a-b-b-a/a-b-b-a/c-c-d/d-d-d/
     d. a-a-b-b/a-a-b-b/c-c-d/d-d-c/
     e. a-a-a-a/b-b-b-b/c-c-c/d-d-d/

4. Bacalah puisi berikut
             AKU
   Biar peluru menembus kulitku
   Aku tetap meradang menerjang
   Luka dan bisa kubawa berlari
   Berlari
   Hingga hilang pedih perih
   Dan aku akan lebih tidak peduli
   Aku mau hidup seribu tahun lagi
   …
   (Chairil Anwar)
   Larik bermajas metafora yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
   a. Aku ini binatang jalang
   b. Aku manusia biasa
   c. Aku orang tak berguna
   d. Aku memeng miskin
   e. Aku bodoh dan malas

5. Jika bayang telah pudar


                                              25
Dan elang laut pulang ke sarang
   Angin bertiup ke benua
   Tiap-tiap akan kering sendiri
   Dan nahkoda sudah tau pedoman
   Boleh engkau datang padaku
                   Surat dari ibu, Asrul Sani
   Makna lambang dari “dan nahkoda sudah tahu pedoman” adalah …
   a. Sudah mencari pedoman hidup
   b. Sudah menemukan arah dan tujuan
   c. Sudah mempunyai pasangan hidup
   d. Sudah berilmu dan berpengalaman
   e. Sudah menjadi nahkoda berpengalaman

6. Kura-kura dalam perahu
   Sudah gaharu cendana pula
   . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
   . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . (4)
   Baris yang rumpang pada nomor 3 dapat diisi dengan kalimat ....
   a. Mohon abang jangan merayu
   b. Pura-pura tidak tahu
   c. Sudah tahu bertanya pula
   d. Di dalam tengku termasuk pula
   e. a, b, c, d, salah

7. Sajak Kita
   Dik, pagi kita celah
   Akankah hari ini kita indah
   Dik, jika saja hari ini kita indah
   Mungkinkah malam kita benderang dengan mentari
   ...........
   Dik, rindu kita gersang
   Sanggupkah kita menuduh hujannya kelak kita
   Dia curahkan diam-diam
   Kalimat bermajas untuk melengkapi puisi tersebut yang tepat adalah …
   a. Malam begitu indah
   b. Cinta kita selalu ada
   c. jangan lupa hidup ini sementara
   d. Pasti hidupmu bahagia kita
   e. Adakah rumah yang ramah untuk

8. Bacalah ilustrasi berikut!
   Seseorang dengan kejenuhannya akhirnya dia tidak bisa berpikir lagi dengan tenang dan
   penuh pertimbangan sehingga dia putus asa.
   Jika permasalahan di atas ditulis ke dalam larik puisi yang paling tepat adalah …
   a. Bunuh saja aku dengan pedang
   b. Lebih baik aku mati saja
   c. Rupanya semua ini telah berakhir
   d. Perasaanku mati perlahan-lahan
   e. Percuma saja aku mati

9. ….
   Ataukah ia tangan kabut yang nakal yang telah mencekik lehernya seingga tak satupun
   tangan kami yang bisa menghalanginya?
   Penggalan puisi di atas terdapat majas ….


                                            26
a. alegori
    b. metafora
    c. pleonasme
    d. simile
    e. personifikasi

10. Bacalah teks berikut dengan saksama!
    Kata-kata si pegawai itu memberondong cepat bagai peluru yang mendesing memerahkan
    daun telinga laki-laki kurus itu. Biji mata laki-laki itu melotot berputar-putar cepat seolah-olah
    …
    Majas yang tepat melengkapi teks tersebut adalah
    a. hendak menatap anaknya dengan kasih sayang
    b. mau memalingkan pemandangan bagiku
    c. mau melihat seseorang dengan jelas
    d. hendak mengawasi gerakan temannya
    e. hendak melompat keluar dari kedua matanya

C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Buatlah parafrase penggalan puisi berikut!
                 Aku
    Kalau sampai waktu ku …
    Ku mau tak seorang kan merayu
    Tidak juga kau…
    Tak perlu sedu sedan itu..
    Aku ini binatang jalang..
2. Jelaskan langkah-langkah menulis puisi!
3. Buatlah sebuah puisi dengan tema “Perjuangan”!
4. Apakah majas simile itu? Jelaskan dan berilah contoh!
5. Apakah majas alegori itu? Jelaskan dan berilah contoh!
.
                                        ULANGAN HARIAN III
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah
satu huruf a, b, c, d, atau e!
Penggalan cerita ini untuk sola nomor 1 dan 2!
Setelah dewasa, dayang Sumbi hidup menyendiri dihutan. Di tempat itu ia menyibukkan diri
dengan jalan menenun kain sekali waktu. Selagi menenun, tanpa sengaja anak toraknya
terjatuh masuk kekolong rumah panggungnya melalui celah yang ada dilantai. Karena dayang
Sumbi letih, ia malas bergerak dari tempat duduknya . Dalam kemalasannya itu tanpa pikir
panjang ia mengeluarkan janji yang berbunyi,”Barang siapa yang memungut anak torak saya,
jika ia perempuan aku jadakan saudara perempuan saya, jika ia laki-laki akan saya angkat jadi
suami saya.

1. Seting dalam penggalan novel tersebut adalah
   a. desa
   b. kota
   c. hutan
   d. jalan
   e. lapangan

2. Watak dari dayang Sumbi dalam novel di atas adalah ….
   a. rajin.
   b. pintar
   c. malas


                                                 27
d. pemarah
     e.    ramah

Penggalan cerita ini untuk soal nomor 3 dan 4!
Tadi sore ada sebuah surat teletak di meja kerjaku. Surat ditulis tangan di starbuck coffe,
kubuka surat. Kubaca,”Sesudah kamu mencium bibirku, ada seorang wanita semalaman tidak
bisa tidur, apalalagi kata-kata yang terlontar dari bibirmu membuat wanita itu semalaman
berjuang dengan air matanya. ”Kuambil nafas” tetapi panggilan tetap tidak bisa dihindari.
Sesudah 3 bulan berjuang untuk menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan di luar negeri tetap
saja panggilan lebih kencang bergemuruh dihatinya, terikat dengan senang hati menerima
kembali si wanita. Perjuangan wanita bukan pada angka saham-saham, tetapi orang-orang
kalah yang tersisih. ”Tuhan selalu ingin menyertai untuk mencari jodoh.”

3. Rumusan tema yang paling sesuai dengan novel tersebut adalah ….
   a. tidak ada salahnya jika kita menolak cinta seseorang
   b. panggilan hidup ilahi lebih bernilai dari pada makna cinta manusiawi
   c. manusia dipanggil untuk mencintai sesamanya tanpa pandang bulu.
   d. tuhan selalu menyertai setiap gerak dan langka manusia ciptaan NYA
   e. wanita lebih sesuai berjuang dikalangan orang-orang tersisih

4.   seting   tempat novel di atas adalah
     a.        kantor
     b.        lapangan
     c.        rumah
     d.        hutan
     e.        sawah

5. Aku belajar tallaqi pada Szyaikh Ustman Abdul Fattah. Jadwalku mengaji pada beliau
   setiap Ahad dan Rabu. Beliau selalu datang tepat waktu. Tak kenal kata absen. Tak kenal
   cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan tidak ada uzur yang sangat penting, beliau pasti
   datang.
   Watak Syaikh Utsman Abdul Fattah berdasarkan kutipan novel tersebut adalah.....
   a. selalu datang
   b. tidak mengenal kata absen
   c. sangat disiplin
   d. tak kenal cuaca dan musim
   e. tidak pernah marah

6. Elok rupanya si kumbang jati
   Dibawa itik pulang petang
   Tidak terkata besar hati
   Melihat ibu sudah datang
   Maksud dari puisi di atas adalah …
     a. Sedih melihat ibu datang
     b. Senang melihat ibu datang
     c.   Besar hati karena sakit
     d. Sakit karena ibu tidak datang
     e. Sakit hati karena ibu datang

7. Bacalah puisi berikut
   Bunga mawar bunga melati
   Ditabur orang dibatu
   Sungguh elok tanah airku ini
   Walau jauh tetapku kenang



                                            28
Tema puisi di atas adalah …
   a. Cinta tanah air
   b. Cinta sesama manusia
   c.   Cinta kepada Tuhan
   d. Keindahan alam
   e. Kemanusiaan

8. Bacalah puisi berikut
       AKU
   Biar peluru menembus kulitku
   Aku tetap meradang menerjang
   Luka dan bisa kubawa berlari
   Berlari
   Hingga hilang pedih peri
   Dan aku akan lebih tidak peduli
   Aku mau hidup seribu tahun lagi
   …
   (Chairil Anwar)
   Suasana yang tergambar pada penggalan puisi di atas adalah …
   a. Sedih
   b. Gelisah
   c.   Takut
   d. Semangat
   e. Sepi


9. Larik bermajas metafora yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
   a. Aku ini binatang jalang
   b. Aku manusia biasa
   c.   Aku orang tak berguna
   d. Aku memeng miskin
   e. Aku bodoh dan malas


10. Bacalah puisi berikut!
    Daun-daun gugur lagi
    Bumi kembali menangis, saat letusan itu muntah
    Melebihi guntur siang hari, ada pekik burung-burung nazar
    Ada tangis murai beriuhan, dan ada kegirisan terkurung
    Rebah ke pangkuan pertiwi yang belum henti membalut luka
    Kemudian berjuta-juta perjuangan bergelora
    Seakantak akan di hentikan
    …
    (Iyut Fitra)
    Amanat yang tersirat dalam penggalan puisi di atas adalah …
    a. Renungkanlah apa yang sedang terjadi di negeri ini
   b. Kita jangan melupakan jasa para pahlawan


                                             29
c. Hendaknya kita berjuang terus untukmengatasi masalah negeri ini
    d. Janganlah menyia-nyikan jasa para pahlawan
    e. Negeri ini jangan dibuat kacau dan tidak aman
11. Patah menjelis bijak laksana
    Memberi hati bimbang gulana
    Lisan padanya mulia dan hina
    Pada penggalan syair di atas kata yang bergaris bawah menggunakan majas ….
    a. antitesis
    b. paradoks
    c.   ironi
    d. klimaks
    e. antiklimaks

12. Bacalah teks berikut dengan saksama!
    Kata-kata si pegawai itu memberondong cepat bagai peluru yang mendesing memerahkan
    daun telinga laki-laki kurus itu. Biji mata laki-laki itu melotot berputar-putar cepat seolah-olah
    …
    Majas yang tepat melengkapi teks tersebut adalah ….
    a. hendak menatap anaknya dengan kasih saying
    b. mau memalingkan pemandangan bagiku
    c. mau melihat seseorang dengan jelas
    d. hendak mengawasi gerakan temannya
    e. hendak melompat keluar dari kedua matanya
13. Kereta api tua dengan wajah kusam terengah-engah di terik matahari melengking menjerit
    seakan tidak kuasa lagi membawa beban.
    Kalimat di atas menggunakan majas ....
    a. hiperbola
    b. personifikasi
    c. metafora
    d. litotes
    e. sinisme

14. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai.
    Peribahasa di atas sama maknanya dengan ...
    a. Lebih baik berputih tulang daripada berputih mata.
    b. Ikut hati mati, ikut rasa binasa.
    c. Hati gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah.
    d. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
    e. Buruk muka cermin dibelah.

15. Nasibnya sangat mengkhawatirkan, bagai telur di ujung tanduk.
    Kalimat yang menggunakan peribahasa sama dengan kalimat di atas adalah ...
    a. Memang bunglon kawanku itu.
    b. Kulangkahkan kakiku menuju rumahnya.
    c. Hidupnya bagai bergantung di akar lapuk.
    d. Semangatnya keras bagai baja.
    e. Berat rasanya mencari sesuap nasi.

16. Kalau pandai berkain panjang
    Serupa dengan kain sarung
    Lebih dari kain pelikat.
    Kalau pandai berinduk semang



                                                 30
Serupa dengan ibu kandung
      Siang dan malam dijadikan tongkat.
      Puisi di atas tergolong talibun. Alasan yang tepat untuk pernyataan tersebut adalah….
      a. terdiri atas enam baris dalam satu bait
      b. bersajak akhir silang larik-lariknya
      c. berisi curahan perasaan dan nasihat
      d. dipakai untuk menyindir orang
      e. jumlah lariknya 6 dan berhubungan sebagai sampiran dan isi

17. derai-derai angin pagi
    derai hati memandang padi
    mengalun hijau lautan
    tersungging senyum perawan
    Nilai estetika yang terkandung dalam satu bait puisi di atas telah ditunjukan dengan…
    a. kepaduan imajinatif dalam puisi
    b. pemilihan kata yang penuh persajakan
    c. penyusunan larik dalam bait
    d. kejelian penyair memilih ide
    e. penggambaran alam lingkungan

18.               AKU
      Biar peluru menembus kulitku
      Aku tetap meradang menerjang
      …
                                 (Chairil Anwar)
      Penggalan puisi di atas menggunakan citraan ….
      a. pendengaran
      b. penglihatan
      c. penciuman
      d. peraba
      e. perasa

19. Macam-macam citraan yang digunakan dalam puisi digunakan sebagai wujud ….
    a. pemahaman penulis terhadap puisi
    b. pengendapan ide-ide dalam membuat puisi
    c. perenungan yang sedalam-dalamnya
    d. sikap penyair yang sudah berpengalaman
    e. penyair memang sudah menguasai dan berpengalaman

20. Bacalah teks berikut dengan saksama!
                TUHAN TELAH MENEGURMU
    Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
    Lewat perut anak-anak kelaparan
    Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
    Lewat semayup suara azan
    Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
    Lewat gempa bumi yang berguncang
    Deru angin yang meraung kencang
    Hujan dan banjir yang melintang pukang
    Adakah kau dengar?
                          (Apip Mustopa)
    Tema puisi di atas adalah ....
    a. kekuasaan Tuhan tak terhingga
    b. peringatan Tuhan kepada manusia
    c. bencana alam merupakan ujian Tuhan
    d. manusia yang tak kunjung sadar
    e. Tuhan Mahatahu dan Maha Mendengar



                                                31
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Apakah novel itu? Berilah penjelasan!
2. Sebutkan unsur-unsur intrinsik novel!
3. Sebutkan macam-macam puisi baru!
4. Buatlah contoh majas hiperbola!
5. Jelaskan langkah-langkah menulis puisi!


                                           PERBAIKAN
1. Sebutkan unsur-unsur interinsik novel
2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca novel
3. Apakah talibun itu? Jelaskan!
4. Buatlah contoh pantun kilat!
5. Apakah puisi konkret itu? Jelaskan!


                                         PENGAYAAN
1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur interinsik novel!
2. Apakah sonata itu? Jelaskan!
3. Apakah majas alegori itu? Jelaskan!
4. Apakah pantun berkait itu? Jelaskan dan berilah contoh!
5. Buatlah contoh puisi kontemporer yang memperhatikan tipografi!




                                              32

More Related Content

What's hot

Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra IndonesiaPeriodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra IndonesiaDedi Irawan
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayafikar zul
 
02. RPP FISIKA KD. 3.2 MATERI PENGUKURAN KELAS X SEMESTER 1
02. RPP FISIKA KD. 3.2 MATERI PENGUKURAN KELAS X SEMESTER 102. RPP FISIKA KD. 3.2 MATERI PENGUKURAN KELAS X SEMESTER 1
02. RPP FISIKA KD. 3.2 MATERI PENGUKURAN KELAS X SEMESTER 1badri rahmatulloh
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...yasirmaster web.id
 
Silabus mata kuliah gelombang
Silabus mata kuliah gelombangSilabus mata kuliah gelombang
Silabus mata kuliah gelombangWahyudi Ahmad
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiRestu Waras Toto
 
Lkpd hubungan roda roda
Lkpd  hubungan roda rodaLkpd  hubungan roda roda
Lkpd hubungan roda rodaAlfa Centaury
 
Jenis pendekatan dalam Apresiasi Sastra
Jenis pendekatan dalam Apresiasi SastraJenis pendekatan dalam Apresiasi Sastra
Jenis pendekatan dalam Apresiasi Sastrahimmatulm
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Rezki Amaliah
 
RPP Bahasa Indonesia kurikulum 2013
RPP Bahasa Indonesia kurikulum 2013RPP Bahasa Indonesia kurikulum 2013
RPP Bahasa Indonesia kurikulum 2013Om Photrot
 

What's hot (20)

Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra IndonesiaPeriodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra Indonesia
 
Landasan teori percobaan melde
Landasan teori percobaan meldeLandasan teori percobaan melde
Landasan teori percobaan melde
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
 
02. RPP FISIKA KD. 3.2 MATERI PENGUKURAN KELAS X SEMESTER 1
02. RPP FISIKA KD. 3.2 MATERI PENGUKURAN KELAS X SEMESTER 102. RPP FISIKA KD. 3.2 MATERI PENGUKURAN KELAS X SEMESTER 1
02. RPP FISIKA KD. 3.2 MATERI PENGUKURAN KELAS X SEMESTER 1
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...
 
Tari rantak
Tari rantakTari rantak
Tari rantak
 
Kinetika gas
Kinetika gasKinetika gas
Kinetika gas
 
Silabus mata kuliah gelombang
Silabus mata kuliah gelombangSilabus mata kuliah gelombang
Silabus mata kuliah gelombang
 
Resonansi Bunyi
Resonansi BunyiResonansi Bunyi
Resonansi Bunyi
 
Do meter
Do meterDo meter
Do meter
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyi
 
Lkpd hubungan roda roda
Lkpd  hubungan roda rodaLkpd  hubungan roda roda
Lkpd hubungan roda roda
 
Puisi berdiri aku amir hamzah
Puisi berdiri aku amir hamzahPuisi berdiri aku amir hamzah
Puisi berdiri aku amir hamzah
 
Jenis pendekatan dalam Apresiasi Sastra
Jenis pendekatan dalam Apresiasi SastraJenis pendekatan dalam Apresiasi Sastra
Jenis pendekatan dalam Apresiasi Sastra
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
Gerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasiGerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasi
 
RPP Bahasa Indonesia kurikulum 2013
RPP Bahasa Indonesia kurikulum 2013RPP Bahasa Indonesia kurikulum 2013
RPP Bahasa Indonesia kurikulum 2013
 
Ppt puisi
Ppt puisiPpt puisi
Ppt puisi
 

Viewers also liked

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaKumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaUtami Trianti
 
Contoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam PuisiContoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam PuisiPhaphy Wahyudhi
 
Kumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi SekolahkuKumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi SekolahkuFirdika Arini
 
Bahasa Indonesia - Melengkapi Puisi Dengan Larik Bermajas
Bahasa Indonesia - Melengkapi Puisi Dengan Larik BermajasBahasa Indonesia - Melengkapi Puisi Dengan Larik Bermajas
Bahasa Indonesia - Melengkapi Puisi Dengan Larik BermajasAngga Ramadhani
 
Kelas v sd bahasa indonesia_umri nuraini
Kelas v sd bahasa indonesia_umri nurainiKelas v sd bahasa indonesia_umri nuraini
Kelas v sd bahasa indonesia_umri nurainiw0nd0
 
2 laporan dan diskusi
2 laporan dan diskusi2 laporan dan diskusi
2 laporan dan diskusibuwarnisutopo
 
Menulis Puisi (Writting Poetry)
Menulis Puisi (Writting Poetry)Menulis Puisi (Writting Poetry)
Menulis Puisi (Writting Poetry)Nurul Mu'minin MZ
 
tugas 10 puisi intan10_10 mia 4
tugas 10 puisi intan10_10 mia 4tugas 10 puisi intan10_10 mia 4
tugas 10 puisi intan10_10 mia 4Perbarani Intan
 

Viewers also liked (20)

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaKumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
 
Contoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam PuisiContoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam Puisi
 
Puisi dan Majas
Puisi dan MajasPuisi dan Majas
Puisi dan Majas
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Kumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi SekolahkuKumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi Sekolahku
 
Keindahan alam
Keindahan alamKeindahan alam
Keindahan alam
 
1 fakta dan opini b
1 fakta dan opini b1 fakta dan opini b
1 fakta dan opini b
 
Bahasa Indonesia - Melengkapi Puisi Dengan Larik Bermajas
Bahasa Indonesia - Melengkapi Puisi Dengan Larik BermajasBahasa Indonesia - Melengkapi Puisi Dengan Larik Bermajas
Bahasa Indonesia - Melengkapi Puisi Dengan Larik Bermajas
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Kumpulan puisi
Kumpulan puisiKumpulan puisi
Kumpulan puisi
 
Kelas v sd bahasa indonesia_umri nuraini
Kelas v sd bahasa indonesia_umri nurainiKelas v sd bahasa indonesia_umri nuraini
Kelas v sd bahasa indonesia_umri nuraini
 
MODUL "NOVEL"
MODUL "NOVEL"MODUL "NOVEL"
MODUL "NOVEL"
 
Hasil Karya Puisi
Hasil Karya PuisiHasil Karya Puisi
Hasil Karya Puisi
 
PUISI
PUISIPUISI
PUISI
 
2 laporan dan diskusi
2 laporan dan diskusi2 laporan dan diskusi
2 laporan dan diskusi
 
Ppt.puisi
Ppt.puisiPpt.puisi
Ppt.puisi
 
Menulis Puisi (Writting Poetry)
Menulis Puisi (Writting Poetry)Menulis Puisi (Writting Poetry)
Menulis Puisi (Writting Poetry)
 
tugas 10 puisi intan10_10 mia 4
tugas 10 puisi intan10_10 mia 4tugas 10 puisi intan10_10 mia 4
tugas 10 puisi intan10_10 mia 4
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Rima dalam puisi
Rima dalam puisiRima dalam puisi
Rima dalam puisi
 

Similar to PUISI DAN MAJAS

Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi KontemporerPuisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi KontemporerFarhan Luqman Al-Hakim
 
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaKelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaMAN 11 JAKARTA
 
E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)Andi Karman
 
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi BaruPerbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baruts4n14
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraAjengIlla
 
Puisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi baruPuisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi barumoncos123
 
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdfpowerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdfLathivDelta1
 
Teks puisi rakyat
Teks puisi rakyatTeks puisi rakyat
Teks puisi rakyatpudjotri
 
Mendengar pembacaan puisi 2
Mendengar pembacaan puisi 2Mendengar pembacaan puisi 2
Mendengar pembacaan puisi 2galihabi123
 
Power point (02)
Power point (02)Power point (02)
Power point (02)Andi Karman
 
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraKelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraMila Wati
 
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPower point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPKBMARRIZKY
 
Rangkuman modul 2 b.indo
Rangkuman modul  2 b.indoRangkuman modul  2 b.indo
Rangkuman modul 2 b.indoTatu Adawiyah
 

Similar to PUISI DAN MAJAS (20)

Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi KontemporerPuisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
 
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaKelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
 
Apa itu pantun
Apa itu pantunApa itu pantun
Apa itu pantun
 
E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)
 
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi BaruPerbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastra
 
Materi Puisi.pptx
Materi Puisi.pptxMateri Puisi.pptx
Materi Puisi.pptx
 
Puisi Bahasa Indonesia
Puisi Bahasa IndonesiaPuisi Bahasa Indonesia
Puisi Bahasa Indonesia
 
Puisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi baruPuisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi baru
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
Teori puisi
Teori puisiTeori puisi
Teori puisi
 
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdfpowerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
 
Bin7 bab5
Bin7 bab5Bin7 bab5
Bin7 bab5
 
Teks puisi rakyat
Teks puisi rakyatTeks puisi rakyat
Teks puisi rakyat
 
Mendengar pembacaan puisi 2
Mendengar pembacaan puisi 2Mendengar pembacaan puisi 2
Mendengar pembacaan puisi 2
 
Power point (02)
Power point (02)Power point (02)
Power point (02)
 
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraKelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
 
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPower point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
Rangkuman modul 2 b.indo
Rangkuman modul  2 b.indoRangkuman modul  2 b.indo
Rangkuman modul 2 b.indo
 

More from buwarnisutopo (20)

Pantun
PantunPantun
Pantun
 
Pantun
PantunPantun
Pantun
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Gabungan a e final
Gabungan a e finalGabungan a e final
Gabungan a e final
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii pembel
Bab ii pembelBab ii pembel
Bab ii pembel
 
Bab1
Bab1Bab1
Bab1
 
Xii m.rohmadi bhs
Xii m.rohmadi bhsXii m.rohmadi bhs
Xii m.rohmadi bhs
 
Xi euis
Xi euisXi euis
Xi euis
 
X suharti
X suhartiX suharti
X suharti
 
X syamsudin
X syamsudinX syamsudin
X syamsudin
 
X utami
X utamiX utami
X utami
 
Xi gunawan bhs
Xi gunawan bhsXi gunawan bhs
Xi gunawan bhs
 
Xii m. rohmadi ipaips
Xii m. rohmadi ipaipsXii m. rohmadi ipaips
Xii m. rohmadi ipaips
 
Apresiasi puisi kontemporer jurnal
Apresiasi puisi kontemporer jurnalApresiasi puisi kontemporer jurnal
Apresiasi puisi kontemporer jurnal
 
Smt 2 1011
Smt 2 1011Smt 2 1011
Smt 2 1011
 
Soal tryout 1 2011 a master
Soal tryout 1 2011 a masterSoal tryout 1 2011 a master
Soal tryout 1 2011 a master
 
Novel
NovelNovel
Novel
 

PUISI DAN MAJAS

  • 1. PUISI,MAJAS Standar Kompetensi 6. Mengungkapkan pendapat tentang pembacaan puisi Kompetensi Dasar 6.1 Menanggapi pembacaan puisi lama tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat 6.2 Mengomentari pembacaan puisi baru tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat Indikator Setelah mempelajari Kegiatan Pembelajaran 2 (KP 2) ini, Anda dapat: Mendeklamasikan/ membacakan puisi lama (berbalas pantun) dan puisi baru di depan teman-teman dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai Menanggapi pembacaan puisi lama (berbalas pantun) dan baru tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat Menerapkan isi pantun dalam kehidupan sehari-hari Puisi Lama Puisi merupakan bentuk karya sastra yang unsur estetisnya menonjol atau dominan. Hal ini disebabkan puisi memiliki kekuatan nada, irama dan rima. Puisi lama adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris, terikat oleh aturan-aturan serta ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi yang berasal dari Indonesia yang berbahasa melayu klasik yang menggambarkan perasaan, dan pikiran seseorang dan terikat oleh aturan-aturan tertentu. Macam-macam puisi lama, seperti: mantra, gurindam, pantun, syair, karmina (pantun kilat), seloka (pantun berkait). 1. Mantra adalah merupakan puisi tua yang ucapan-ucapannya dianggap memiliki kekuatan gaib. Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan 1
  • 2. sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. Ciri-ciri Mantra: 1) Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde; 2) Bersifat lisan, sakti atau magis; 3) Adanya perulangan; 4) Metafora merupakan unsur penting; 5) Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius; dan 6) Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan. Contoh Mantra Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu 2. Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India), yang terdiri dari dua baris setiap baitnya dan berisi nasihat. Ciri-ciri Gurindam: 1) Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian; 2) baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi; 3) berdirikan tiap bait 2 baris; 4) berisi nasihat; dan 5) bersajak kembar/ a-a Contoh Gurindam Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a) Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b ) Bagai rumah tiada bertiang ( b ) Jika suami tiada berhati lurus ( c ) Istri pun kelak menjadi kurus ( c ) 3. Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab dan berbentuk sajak. Ciri-ciri syair: 1) Setiap bait terdiri dari 4 baris; 2) Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata; 3) Bersajak a – a – a – a; 4) Semua baris berupa isi dan merupakan cerita (tidak ada sampiran); 5) Tiap baris berhubungan isinya; dan 6) Berasal dari Arab Contoh Syair Pada zaman dahulu kala (a) Tersebutlah sebuah cerita (a) Sebuah negeri yang aman sentosa (a) Dipimpin sang raja nan bijaksana (a) 4. Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam kehidupan masyarakat. Pantun bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. 2
  • 3. Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu pantun anak muda, pantun jenaka, pantun teka-teki, pantun nasihat, dan pantun anak-anak. Ciri-ciri Pantun: 1) Setiap bait terdiri 4 baris; 2) Baris 1 dan 2 sebagai sampiran; 3) Baris 3 dan 4 merupakan isi; 4) Bersajak a – b – a – b; 5) Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata; dan 6) Berasal dari Melayu (Indonesia) Macam-macam pantun berdasarkan isinya 1. Pantun anak muda 2. Pantun jenaka Elok sungguh permata selan Sungguh baik asambelimbing Buatan dewa dari angkasa Tumbuh dekat limau lungga Pahit sungguh rindukan bulan Sungguh elok berbinisumbing Bulan tidak menimbang rasa Biar marah tertawa juga 3. Pantun teka - teki 4. Pantun nasehat Kalau puan -puan ceran Tingkap papan kayu bersegi Ambil gelas di dalam peti Riga -riga di pulau angsa Kalau tuan bijaklaksana Indah tampan karena budi Binatang apa tanduk di kaki Tinggi bangsa karena basa 5. Pantun orang tua Asam kandis asam gelugur Kedua asam riang-riang Menangis mayat di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang 5. Pantun Kilat (Karmina) adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek , pantun yang susunannya sangat singkat bahkan dapat dijadikan 2 baris. Ciri-ciri Karmina: 1) Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan; 2) Bersajak aa-aa, aa-bb; 3) Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan; 4) Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi; 5) Semua baris diawali huruf kapital; 6) Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik; dan 7) Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah. Contoh Karmina Dahulu parang, sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a) 6. Seloka (Pantun berkait) adalah sebuah bentuk puisi melayu klasik yang memuat perumpamaan yang mengandung senda gurau, kejenakaan, impian, ejekan atau sindiran serta yang diulang-ulang barisnya. 7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Ciri-ciri Talibun: 1) Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap (6, 8, 10) dan seterusnya; 2) Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi; 3) Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi; 4) Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c; dan 6) Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b–c–d–a–b–c–d 3
  • 4. Contoh Talibun Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari isi Induk semang cari dahulu Ciri-ciri puisi lama a. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya b. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan c. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. Aturan-aturan dalam puisi lama meliputi: jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait; persajakan (Rima); banyak suku kata tiap baris d. Adapun unsur-unsur intrinsik puisi antara lain: 1. Tema adalah pokok persoalan yang ingin diungkapkan penyair 2. Diksi adalah pilihan kata yang biasanya digunakan oleh penyair secara cermat dan teliti 3. Gaya bahasa adalah bahasa yang digunakan penyair untuk membangkitkan imajinasi dalam menciptakan puisi 4. Rima adalah persamaan atau pengulangan bunyi dalam puisi 5. Amanat adalah tujuan penyair menciptakan puisi Teknik membaca puisi a. Gerak tidak berlebihan b. Menggunakan intonasi yang tepat c. Memahami semua unsur puisi d. Membaca dengan penuh perasaan e. Menyesuaikan volume suara dengan situasi Format penilaian pembacaan puisi No. Nama Unsur Penilaian Jumlah Lafal Intonasi Ekspresi 1. 2. dst. Langkah-langkah Mengetahui Isi Puisi: a. Memahami bentuk puisi- puisi, bait-bait dan lirik-lirik, serta memahami secara global tentang tema yang dikemukakan penyair dalam puisinya itu. b. Penelaahan diri penyair dan latar belakang sejarah ketika puisi diciptakan. 4
  • 5. c. Menelaah unsur struktur batin dan struktur fisik puisi (tipografi, diksi, majas, rima, dan irama) d. Merumuskan kesimpulan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut: 1) Apakah amanat yang disampaikan penyair? 2) Mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian? (hubungannya dengan perasaan dan nada) 3) Apakah arti puisi itu bagi pembaca? 4) Bagaimana sikap kita terhadap apa yang dikemukakan penyair? 5) Bagaimana penyair dalam menciptakan puisinya itu, apakah cukup mahir? PUISI BARU Puisi adalah bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, kata-kata yang indah, serta padat makna. Puisi ini muncul dan digemari oleh masyarakat dengan pola kehidupan baru. Puisi baru berbeda dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan bentuk persajakan dalam puisi lama berubah dalam puisi baru. Ciri-ciri Puisi Baru 1) Kata-kata yang digunakan singkat namun memiliki kedalaman makna 2) Menggunakan bahasa yang khas 3) Iramanya sesuai, menarik, dan dinamis 4) Alurnya selaras dengan perasaan dan jalan pikiran 5) Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern dan bersifat konotatif 6) Tema tidak hanya adat tetapi menerangkan masalah yang kompleks 7) Bentuk puisinya adalah bebas, mementingkan keindahan bahasa 8) Aliran yang dianut romantik idealisme 9) Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tifografi, majas, rima dan irama) serta struktur batin (tema, amanat, perasaan, suasana dan nada) Unsur-unsur intrinsik puisi : Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik. Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frasa, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tetapi pada puisi baru tidak ada batasan. 5
  • 6. Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan. 1. Macam-macam puisi baru berdasarkan banyaknya baris dalam satu bait a. Distikon, yaitu sanjak 2 seuntai dan biasanya bersajak kembar/ sama. Contoh Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal Berkali-kali kita jatuh Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank) Camar terbang riuh suara Alkamar hilang menyelam segara Armada peringgi lari bersusun Malaka negeri hendak diruntun Galyas dan pusta tinggi dan kukuh Pantas dan angkara ranggi dan angkuh (Amir Hamzah) b. Terzina, yaitu sanjak 3 seuntai Contoh : Dalam ribaan bahagia datang Dalam bah’gia cinta tiba melayang Tersenyum bagai kencana Bersinar bagai matahari Mewarna Mengharum bagai cendana bagaikan sari (Sanusi Pane) c. Quatrain, yaitu sanjak 4 seuntai Membayang rupa jua Mendatang-datang jua Adi kanda lama lalu Kenangan masa lampau Membuat hati jua Menghilang muncul jua Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala) Yang dulu sinau silau d. Quint, yaitu sanjak 5 seuntai Hanya Kepada Tuan Satu-satu perasaan Hanya dapat saya katakana Kepada tuan Yang pernah merasakan Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan Hanya dapat saya kisahkan Kepada tuan Yang pernah diresah gelisahkan Satu-satu kenyataan Yang bisa dirasakan 6
  • 7. Hanya dapat saya nyatakan Kepada tuan Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank) e. Sextet adalah sanjak 6 seuntai. Merindu Bagia Jika hari’lah tengah malam Angin berhenti dari bernafas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih) f. Septima, yaitu sanjak tujuh seuntai API UNGGUN Indonesia Tumpah Darahku Diam tenang kami memandang Duduk di pantai tanah yang permai Api unggun menyala riang Tempat gelombang pecah berderai Menjilat meloncat menari riang Berbuih putih di pasir terderai Berkilat-kilat bersinar terang Tampaklah pulau di lautan hijau Nyala api nampaknya curia Gunung gemunung bagus rupanya Hanya satu cita digapai Ditimpah air mulia tampaknya Alam nan tinggi, sunyi, sepi Tumpah darahku Indonesia namanya (Intojo) (Muhammad Yamin) g. Stanza/ Oktaf, yaitu sanjak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Persajakan stanza tidak beraturan. Awan Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupan teguh tenang (Sanusi Pane) 5. Bentuk-bentuk puisi baru berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya dibedakan menjadi beberapa mcam, yaitu ode, himne, elegy, epigram, satire, romance, balada, dan soneta. a. Ode, yaitu sajak atau puisi yang isinya mengandung pujian kepada seseorang, bangsa dan Negara, atau pun sesuatu yang dianggap mulia. Karena isinya itulah, ode disebut juga sebagai puji-pujian. Persajakan ode tidak beraturan atau bebas. Contoh Generasi Sekarang Di atas puncak gunung fantasi Permintaan Berdiri aku, dan dari sana Bapakku ijinkan aku mengguruimu agar Mandang ke bawah, ke tempat berjuang tak tertidur aku di bangku kuliah hanya mimpi Generasi sekarang di panjang masa menjadi pegawai negeri Menciptakan kemegahan baru Yogya, 1987 Pantoen keindahan Indonesia (Dimuat di Masa Kini, 4 Desember 1987) 7
  • 8. Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Asmara Hadi) b. Himne (sajak pujaan) yaitu puji-pujian kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Himne disebut juga sajak atau puisi ketuhanan. Contoh Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Sajak Penghambur Dosa Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Tuhan mencintai-Mu adalah siksa Menggeliat derita pada lekuk dan liku melihat di telaga-Mu wajahku bawah sayatan khianat dan dusta. penuh dosa Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki Tuhan membencimu adalah dosa dari mahkota duri dan membulan paku sebab kasih-Mu tetap kudekap jika Yang dikarati oleh dosa manusia. Kau tawarkan sorga atau neraka Tanpa luka-luka yang lebar terbuka jawabku: atau! dunia kehilangan sumber kasih Yogya, 1987 (Pernah dimuat di Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati. Suara Indonesia Februari 1988) (Saini S.K) c. Elegi merupakan sajak duka nestapa. Isi sajak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang menyayat hati, mendayu-dayu dan mengharu-biru. Doa Malam gelap langit malam berikan keheningan dan diam dalam diam kutengok bintang khusuk sembahyang dalam keheningan kupacu hasratku sujud pada-Mu nyalakan lampu dalam jiwaku agar aku tahu segala keangkuhan adalah kebinasaan cinta dan segala cinta hanya bermuara pada-Mu (Yogya, 1988) Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap Chairil Anwar 8
  • 9. 4. Epigram yaitu sajak atau puisi yang berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas. Terkadang ditulis dengan kata-kata atau kalimat-kalimat sindiran atau kecaman pahit. Contoh Tinggal Bersama Hari ini tak ada tempat berdiri dijemput kuda berpelana putih Sikap lamban berarti mati lewati jalan setapak menuju langit Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan pengembaraan panjang mesti Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas. kita alami maka: jangan paksa (Iqbal) aku mendebat lagi sayangku noda apakah dosa dosa apakah noda yang kita tebarkan di atas ranjang di rumah sarat cemooh tetangga mari jadi laki bini lahirkan bayi suci Yogya, 1987 5. Satire yaitu sajak atau puisi yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar (sarkasme) dan tajam (sinis) suatu kepincangan atau ketidakadilan yang ada dalam masyarakat. Contoh Satire: Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidad penyair-penyair salon, Sajak Gelandangan yang bersajak tentang anggur dan rembulan, Andai tak bertemu kamu dengan karung usang mungkin tak kutemukan deritamu di sementara ketidakadilan terjadi dalamnya Kamu dengan karung usang di sampingnya, serta keping gelas dan kaleng rongsokan dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, andai tak melihatmu mungkin mataku tak termangu-mangu dl kaki dewi kesenian. terbuka Di naungan jembatan tua kota ini (Rendra) aku terlelap bersama mimpimu tentang sorga di balik cakrawala dan tersentak oleh ngigaumu tentang neraka yang membakarmu kini Jika tak ada kamu tak kutemukan sedihmu dalam diriku. (Batu, 1987) 6. Romance adalah sajak atau puisi yang berisi tentang cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya cinta kasih antara dua orang kekasih, tetapi juga cinta kasih dalam bentuk lainnya. Misalnya cinta terhadap suasana damai dan tentram, cinta keadilan, cinta terhadap bangsa dan Negara juga cinta kepada Tuhan. Contoh: POTRETMU DI PANTAI ITU sebingkai potret dirimu dalam aku cemburu di pantai itu 9
  • 10. leburkan cintaku dalam cahaya purnama seribu wajah lelaki tak lagi kukenali: aku hanya kenal kamu gambarmu di pasir pantai tak lagi sempurna kunikmati karna harimu terbawa angin selatan sedang aku kian jauh menuju utara sebingkai potret dirimu di pantai itu ketika aku ragu tak kuingat lagi lebih baik aku sendiri. (Yogya, 1990) 7. Balada yaitu sajak atau puisi yang berisikan cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khayalan penyairnya saja. Kenangan Papa…mama ingatlah dulu, di kali bening daun bambu kujadikan perahu malaju papa aku bersorak mama engkau tertawa dengar celotehku betapa bahagia kita Kenanglah kali bening dan perahu daun bambu milikku gembira dan bahagia punya kita Papa…mama Alangkah berat, tatkala kita terpaksa tinggalkan semua, tinggalkan desa menuju kota Lambaian nyiur kelapa sambut lambaian tangan kita tinggalkan desa menuju Jakarta. Yogya, 1989 8. Soneta, yaitu sanjak 14 baris dengan pola 4,4,3,3 Tokoh soneta terkenal dan dianggap sebagai bapak soneta Indonesia adalah Mohammad Yamin dan Rustam Effendi. Fungsi Soneta yaitu sebagai alat untuk menyatakan curahan hati. Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaan- perasaan yang lebih luas seperti: 1. pernyataan rindu pada tanah air; 2. pergerakan kemajuan kebudayaan; 3. ilham sukma; 4. perasaan keagamaan. Para pujangga baru gemar terhadap soneta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Adanya penyesuaian dengan bentuk pantun ; yakni Octav dalam Soneta yang bersifat obyektif itu hampir sejalan dengan sampiran pada pantun. Sedangkan sextet soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun; 2. Baris-baris soneta yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk menyatakan perasaan atau curahan hati penyairnya; 3. Soneta dapat dipakai untuk menyatakan beraneka ragam perasaan atau curahan hati penyairnya. 10
  • 11. Ciri – ciri soneta : a. Terdiri atas 14 baris b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav. d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet. e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam f. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam octav , jadi sifatnya subyektif. g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta h. Penambahan baris pada soneta disebut koda. i. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata j. Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d Contoh Soneta Gembala Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a ) Melihat anak berelagu dendang ( b ) Seorang saja di tengah padang ( b ) Tiada berbaju buka kepala ( a ) Beginilah nasib anak gembala ( a ) Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) Pulang ke rumah di senja kala ( a ) Jauh sedikit sesayup sampai ( c ) Terdengar olehku bunyi serunai ( d ) Melagukan alam nan molek permai ( c ) Wahai gembala di segara hijau ( c ) Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c ) Maulah aku menurutkan dikau ( c ) (Muhammad Yamin) Contoh Puisi Baru serta pembuatan parafrasa Teratai Kepada Ki Hajar Dewantara Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu Akarnya tumbuh dihati dunia Daun bersemi laksmi mengarang Biarpun ia diabaikan orang Seroja kembang gemilang mulia Teruslah, o , teratai bahagia Berseri di kebun Indonesia Biarpun sedikit penjaga taman Biarpun engkau tak terlihat, Biarpun engkau tidak diminat Engkau turut menjaga taman (Sanusi Pane, 1957) Parafrasa puisi “Teratai” Puisi ini tidak menggambarkan teratai sebagai bunga, namun sebagai lambang untuk tokoh yang dikagumi oleh penyair : Ki Hajar Dewantara. Isi puisi ini berupa kesan penyair terhadap tokoh tersebut. Kerendah-rendahan hatinya laksana bunga teratai yang tumbuh 11
  • 12. dikolam, tidak dikenal oleh banyak orang, diabaikan dan tidak diminati, namun gagasannya diterima secara umum bahkan menjadi dasar pemikiran tingkat dunia. Penyair perlu menyatakan bait ketiga dan keempat yang maksudnya agar Ki Hajar dewantara meneruskan gagasan dan cita-citanya demi kemajuan bangsa indonesia, sekalipun ki hajar tidak dikenal dan diminati orang. Ki Hajar telah turut menjaga Zaman. Unsur-unsur intrinsik puisi 1. tema: perasaan yang ingin disampaikan oleh penyair 2. amanat: kesan yang ingin disampaikan 3. musikalitas: permainan bunyi yang dapat memberikan kekuatan pada puisi meliputi: a. Rima( persamaan bunyi), b. Ritma ( naik, turun, keras, lemah ) 4. korespodensi: hubungan makna antara kata, frase,dan baris 5. diksi: pemilihan kata yang erat dengan majas-majas 6. nada dan suasana: sikap penyair yang diungkapkan kepada pembaca Puisi Kontemporer Munculnya istilah puisi kontemporer diperkenalkan oleh Tengsoe Tjahyono (1988: 89) dalam bukunya Sastra Indonesia. Menurut beliau, “Puisi Kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi tersebut ditandai dengan adanya bentuk yang aneh dan ganjil”. Menurut ukuran orang Indonesia puisi kontemporer merupakan bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi-puisi yang sejenis itu dipelopori oleh Sutardji Calzoum Bahri sekitar tahun 1973-an. Dalam Kredo Puisinya (semacam pernyataan sikap), Sutardji Calzoum Bachri menyatakan: "Kata-kata bukanlah alat mengantarkan pengertian. Dia bukan seperti pipa yang menyalurkan air. Kata adalah pengertian itu sendiri. Dia bebas. Kalau diumpamakan dengan kursi, kata adalah kursi itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Dalam puisi saya, saya bebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggunya seperti kamus dan penjajahan-penjajahan lain seperti moral kata yang dibebankan masyarakat pada kata tertentu dengan dianggap kotor (obscene) serta penjajahan gramatika. Bila kata dibebaskan, kreativitaspun dimungkinkan. Karena kata-kata bisa menciptakan dirinya sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan menentukan kemauan dirinya sendiri." Dalam kredo puisi tersebut jelaslah bahwa dalam menciptakan puisi, kata-kata kurang dipentingkan/ diperhatikan. Inilah yang membuat Sutardji Calzoum Bachri dikenal sebagai pembaharu dalam perpuisian Indonesia. Macam-macam puisi kontemporer Puisi kontemporer dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu puisi mbeling/ puisi lugu, puisi konkret/ tipografi, dan puisi absurd/ puisi inkonvensional, Puisi Mbeling/ Puisi Lugu Puisi mbeling adalah puisi yang tidak mendapatkan tempat pada majalah sastra. Hal ini disebabkan puisi tersebut menggunakan ungkapan yang blakblakan/ fulgar tanpa menghiraukan diksi konvensional ataupun bunga-bunga bahasa. Biasanya mengungkapkan kritik pada 12
  • 13. kehidupan masyarakat, tetapi dengan cara yang lucu. Hal inilah yang menyebabkan jenis puisi ini tidak diterima dalam majalah sastra. Puisi konkret/ puisi tipografi Puisi konkret/ puisi tipografi adalah puisi yang mementingkan gambaran visual dengan menonjolkan bentuk/ tata wajah yang disusun mirip dengan gambar. Dalam puisi konkret/ puisi tipografi seorang penyair berusaha mengekspresikan gejolak hatinya dengan lebih menonjolkan lukisan bentuk daripada puisinya. Puisi “Tragedi Winka & Sihka” di bawah ini merupakan contoh puisi konkret. Bentuk puisi ini mirip seperti gambar zigzag. Tragedi Winka & Sihka kawin kawin kawin kawin kawin ka win ka win ka win ka win ka winka winka winka winka winka winka sih ka sih ka sih ka sih ka sih ka sih sih sih sih sih sih ka Ku (Sutardji Calzoum Bachri) Penjelasan Istilah tragedi dapat diartikan sebagai peristiwa yang berakhir dengan kesedihan. Istilah winka dan sihka yang terdapat dalam judul puisi sebenarnya merupakan kata-kata nonsense, artinya kata-kata tersebut sebenarnya tidak ada dalam bahasa Indonesia. Selain itu, kata-kata tersebut juga tidak mempunyai makna. Namun demikian, oleh penyair diberi makna baru yang sebenarnya merupakan pembalikan dari kata kasih dan kata kawin. Dalam sajak tersebut kata kasih dan kawin mengandung arti konotatif, yaitu perkawinan itu menimbulkan angan-angan hidup penuh kebahagiaan, lebih-lebih bila disertai kasih sayang. Dalam sajak itu kata kawin dideretkan sampai lima kali secara utuh. Hal itu memberi sugesti bahwa dalam periode, entah lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari perkawinan itu berjalan seperti ide semula yaitu penuh kebahagiaan. 13
  • 14. Akan tetapi, kemudian kata kawin terputus-putus. Hal ini memberikan sugesti bahwa ideal perkawinan yang penuh kebahagiaan itu sudah tidak utuh lagi, misalnya saja pasangan suami isteri mulai bertengkar tiap hari karena masalah-masalah kehidupan. Bahkan kemudian terbalik kata kawin menjadi winka. Kebahagiaan yang diidealkan itu terbalik menjadi neraka. Pada akhirnya terjadi tragedy winka dan sihka itu, misalnya saja terjadi perceraian, atau bahkan suami membunuh isterinya atau sebaliknya. Itulah tragedi. Tipografi zigzag yang sangat menonjol itu memberi sugesti bahwa perkawinan yang semula bermakna kebahagiaan itu, setelah melalui jalan yang berliku-liku yang penuh bahaya pada akhirnya terjadi bencana, terjadi tragedi. Puisi absurd Puisi absurd adalah bentuk puisi yang dianggap menyimpang dari criteria puisi yang lazim (Zaidan Hendi, 1993: 206). Dalam hal ini, penyimpangan dapat terjadi dalam berbagai dimensi. Sutardji C.B. banyak melakukan penyimpangan dalam sajak- sajaknya untuk mendapatkan arti baru. Penyimpangan itu terjadi dalam hal penghapusan tanda baca, pemutusan kata, pembalikan kata, penggandengan dua kata atau lebih, penghilangan imbuhan. Penyimpangan yang dilakukan oleh Sutardji itulah yang banyak menghasilkan puisi yang bersifat absurd. Sepisaupi sepisau luka sepisau duri sepikul dosa sepukau sepi sepisau duka serisau diri sepisau sepi sepisau nyanyi sepisaupa sepisaupi sepisaupanya sepikausepi sepisaupa sepisaupi sepikul diri keranjang diri sepisaupa sepisaupi sepisaupa sepisaupi sepisaupa sepisaupi sampai pisau-Nya ke dalam nyanyi (Sutardji Calzoum Bachri) TUGAS MANDIRI Cermatilah puisi ini baik-baik, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada! VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV V 14
  • 15. VIVA PANCASILA ! (Oleh Jeihan) 1. Berapakah jumlah huruf “V” yang berderet ke kanan? 2. Berapakah jumlah huruf “V” yang berderet ke bawah? 3. Apakah makna “VIVA PANCASILA” pada puisi di atas? 4. Parafrasakan puisi “VIVA PANCASILA”! 5. Contoh puisi di atas termasuk jeni puisi apa? Jelaskan dan berilah alasan! UJI KOMPETENSI 3.2 A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e! 1. Perhatikan contoh puisi di bawah ini! Raja bernama Darmalaksana (a) Tampan rupawan elok parasnya (a) Adil dan jujur penuh wibawa (a) Gagah perkasa tiada tandingnya (a) Puisi di atas disebut .... a. pantun b. syair c. talibun d. pantun berkait e. gurindam 2. Cermatilah contoh puisi baru di bawah ini! Camar terbang riuh suara Alkamar hilang menyelam segara Armada peringgi lari bersusun Malaka negeri hendak diruntun Galyas dan pusta tinggi dan kukuh Pantas dan angkara ranggi dan angkuh (Amir Hamzah) Ditinjau dari jumlah barisnya, puisi baru di atas disebut .... a. terzina b. septima c. sextet d. oktaf e. distikon 3. Tuhanku Di pintu Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling (Doa : Chairil Anwar) Parafrase yang tepat untuk puisi di atas adalah …. a. Aku mengetuk pintu dan tak bisa berpaling b. Aku tidak dapat menghindari setelah mengetuk pintu c. Aku kembali dan tak akan pergi lagi d. Setelah mengetuk pintu, aku tak bisa pergi lagi. e. Hanya kepadaMu Tuhan manusia berserah diri. 15
  • 16. 4. Bacalah puisi berikut! Tinggal seluruh hidup tersekat dalam tangan dari jari-jari ini kata-kata yang bersayap bisa menari kata-kata yang pejuang tak mau mati (Toto Sudarto Bachtiar) Kutipan bait puisi tersebut menggambarkan suasana …. a. sedih b. khusuk c. gelisah d. sepi e. bosan 5. TUHAN TELAH MENEGURMU Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan Lewat perut anak-anak kelaparan Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan Lewat semayup suara azan Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran Lewat gempa bumi yang berguncang Deru angin yang meraung kencang Hujan dan banjir yang melintang pukang Adakah kau dengar? (Apip Mustopa) Tema puisi di atas adalah .... a. kekuasaan Tuhan tak terhingga b. peringatan Tuhan kepada manusia c. bencana alam merupakan ujian Tuhan d. manusia yang tak kunjung sadar e. Tuhan Mahatahu dan Maha Mendengar 6. Cermatilah puisi di bawah ini! Di Di Betul kau pasti sedang menghitung berapa nasib lagi tinggal sebelum fajar terakhir kau tutup tanpa seorang pun tahu siapa kau dan di kau maka kini lengkaplah sudah perhitungan di luar akal dan angan-angan di dalam hati kita tentang sesuatu yang tak bisa siapa pun menerangkatakan pada saat itu kau mungkin sedang di Betul kan ? (Noorca Marendra) Lukisan segitiga yang menyerupai pohon cemara yang menunjuk ke langit itu memberikan makna bahwa …. 16
  • 17. a. manusia wajib menghadap sang pencipta b. manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang wajib menyembah kepada Tuhan-Nya c. setiap pribadi hari demi hari tanpa sadar berarak ke rumah sang pencipta d. manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Mahaesa e. manusia secara bergantian akan meninggal Teks puisi untuk soal no. 7-8, bacalah dengan cermat! ... Pada langkah pertama keduanya sama baja pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka. Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah. Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang ia telah membunuh bapanya. Balada terbunuhnya Antmokarpo, W.S. Rendra B 7. Isi puisi tersebut mengungkapkan .... a. Kesaktian seseorang pada saat terjadinya pertempuran hebat di sebuah desa pada suatu malam. b. Pertempuran sengit yang terjadi antara anak dan ayah dan berakhir dengan kemenangan di pihak si anak c. Ketidakberdayaan seseorang melawan sebuah kejahatan yang meresahkan masyarakat di sebuah desa d. Kekuatan, kesadisan, dan kebrutalan seseorang tanpa belas kasihan sedikit pun terhadap rakyat kecil e. Penindasan yang tidak ada henti-hentinya oleh penjahat dan meresahkan keamanan masyarakat 8. Kata baja yang tercetak tebal dalam kutipan puisi tersebut melambangkan .... a. kesaktian seseorang b. keberanian seseorang c. kekuatan seseorang d. kesadiasan seseorang e. ketegaran seseorang 9. Cermatilah puisi di bawah ini! Q ! ! ! ! ! ! !! !! ! ! !a lif ! ! l a l al m !! mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm iiiiiiiiiiiiiiiiii mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm m (Oleh Sutardji Calzoum Bachri) Puisi di atas termasuk jenis puisi …. 17
  • 18. a. kontemporer b. absurd c. tipografi d. mbeling e. aneh 10. Cermatilah kutipan puisi berikut! Sajak Kita Dik, pagi kita cerah Akankah hari ini kita indah Dik, jika senja kita merah Mungkinkah malam benderang dengan sinar mentari ... Dik, rimba kita gersang Sanggupkah kita menadah hujan-Nya Kelak kita Dia curahkan diam-diam (Sutoyo) Kalimat yang bermajas untuk melengkapi bagian rumpang puisi tersebut yang tepat... a. Malam begitu indah. b. Cinta kita selalu ada. c. Pasti hidupmu bahagia. d. Jangan lupa hidup ini sementara. e. Adakah rumah yang ramah untuk kita. B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Jelaskan pengertian puisi lama dan sebutkan jenis-jenis yang tergolong dalam puisi lama! 2. Jelaskan pengertian pantun dan ciri-cirinya ! 3. Buatlah contoh sebuah pantun kilat! 4. Sebutkan teknik-teknik membaca puisi! 5. Apakah puisi kontemporer itu? Jelaskan dan berilah contoh! C. Menulis Puisi dan Majas Standar Kompetensi 7. Memahami wacana sastra puisi dan cerpen Kompetensi Dasar 7.1 Membacakan puisi karya sendiri dengan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai Indikator Setelah mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1 (KP 1) ini, Anda dapat: Memberikan penilaian terhadap pembacaan puisi Membacakan puisi karya sendiri Menentukan makna puisi karya teman dan memberikan komentarnya 18
  • 19. Menulis Puisi Untuk menulis sebuah puisi, seseorang terlebih dahulu perlu mengetahui teori-teori yang berkaitan dengan puisi yang meliputi unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik puisi. Selain itu, pengetahuan terhadap sejarah puisi juga perlu diketahuinya. Kemampuan menguasai hal tersebut di atas merupakan hal penting bagi seorang penulis puisi. Hal seperti itulah yang menyebabkan kegiatan menulis puisi merupakan kegiatan yang membutuhkan pemikiran serta konsentrasi khusus untuk terciptanya sebuah ide. Ide yang sudah ada kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang akan dibuat perlu diperhatikan penggunaan diksi, tipografinya sekaligus pemberian makna tipografi yang berhubungan dengan isi puisi. Menurut Sutejo dan Kasnadi (2008: 49-50) ada beberapa langkah dalam menulis puisi. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah: 1) perlunya memahami aliran; 2) perlunya memahami tema; 3) perlunya imajinasi; 4) perlunya menemukan ide; 5) perlunya mengeramkan ide; 6) pilihlah sikap terhadap persoalan yang terjadi; 7) memilih jenis puisi; 8) memilih larik-larik yang menarik; 9) tuangkan aspek psikologi ke dalam puisi secara memikat; 10) pilihlah tipografi yang sesuai; 11) pilihlah judul puisi yang memikat; 12) manfaatkan gaya bahasa/ majas. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut pada dasarnya dapat dilakukan secara acak (tidak urut). Langkah-langkah itu hanya dimaksudkan untuk memudahkan dalam penulisan puisi. Teknik Kreatif Membuat Puisi Teknik Peta Pasang Kata yakni cara merangkai kata menjadi susunan baris puisi yang menarik. Cara ini dilakukan dengan mengingat-ingat sesuatu yang dialami, dilihat, atau didengar yang kemudian dituangkan/ ditransformasikan dalam bentuk diksi (pilihan-pilihan kata yang sesuai). Berdasarkan eksplorasi terhadap pengalaman ini dapat mematik inspirasi untuk memunculkan diksi-diksi lain yang sangat luar biasa. Langkah kedua yaitu mengaitkan kata dengan yang lain (memasangkan kata). Pada tahap ini dibutuhkan keberanian untuk merangkai kata tanpa ada rasa takut karena salah dalam menyusunnya. Dalam menulis puisi ada kebebasan penyair untuk menuangkan idenya tanpa harus merasa benar atau salah. Seorang penyair mempunyai kebebasan menulis puisi untuk menyimpang dari kaidah kebahasaan yang dikenal dengan istilah licensia poetica. Contoh: mentari murka, bulan ramah, aroma dusta, malaikat biru hitam hati, luka kaca, mata lupa, dan lain-lain. Langkah ketiga mengembangkan kata-kata yang tersusun acak menjadi larik-larik yang menarik dalam puisi. Seorang penyair memiliki kebebasan dalam membuat susunan larik yang 19
  • 20. tidak terikat oleh sintaksis kebahasaan secara umum. Contoh: // Aroma luka bermuara pada/ mata mata hati dan mata kata/ mata luka karna dusta menata/ juga alpa meraja// Langkah keempat yaitu memperhatikan subject matter (pokok persoalan) yang sudah tertuang dalam larik-larik puisi. Pokok persoalan yang diangkat dalam larik-larik tersebut dapat menunjukkan hal-hal apa yang dibicarakan/ terdapat dalam bait itu. Langkah kelima yaitu menentukan larik-larik yang mempunyai nuansa sama, berdekatan, memiliki jalan pikiran yang runtut, sehingga kalau larik-larik yang dirangkai itu akan menjadi sebuah puisi yang mempunyai cerita runtut, mempunyai amanat, serta memiliki tema. Langkah keenam, menentukan tipografi puisi yang akan dibuat. Tipografi ini dapat dibuat seperti bentuk yang menyerupai huruf, gambar, binatang, garis, dan lain-lain. Tentu saja pilihan tipografi ini akan mendukung serta memperkuat terhadap makna puisi yang dibuat. Langkah ketujuh yaitu memilih judul. Judul yang dipilih hendaknya dapat representatif dan menarik. Selain itu, judul puisi hendaknya mempunyai daya bayang, daya rangsang, dan daya kenang yang mendalam. Tanpa memperhatikan unsur tersebut, sulit untuk mengakategorikan apakah puisi yang sudah dibuat tergolong puisi yang menarik atau tidak. Contoh seorang siswa sedang menulis puisi yang menonjolkan tipografi. Perhatikan hasil karyanya di bawah ini! LULUS 100 % (Hernika R.) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% LULUS 100% Ujian Lulus!! Lulus!! Kita Ujian Lulus!! Lulus!! Kita Ujian Lulus!! Lulus!! Kita Ujian Lulus!! Lulus!! Kita Ujian Lulus!! Lulus!! Kita Hati Hati berkata, kita lulus Ujian Lulus!! Lulus!! Kita Ujian Lulus!! 20 Lulus!! Kita Ujian Lulus!! Lulus!! Kita
  • 21. BUMI (Priyanka) indah bumi bumi hijau panas bumi bumi masa depan bumi rusak kehidupan bumi rusak rusak menghilang perlahan Majas Majas ialah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Macam-macam Majas : 1. Simile (perbandingan, perumpamaan) ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata pembanding. Kata-kata pembanding yang biasanya digunakan, seperti: bagai, seperti, sebagai, laksana, bak, ibarat, semisal, seumpama, dan kata-kata pembanding yang lain. Contoh : Bertemu Blues untuk Bonnie (STA) (W. S. Rendra) .... Sebagai kilat ‘nyinar di kalbu mengepulkan asap rokok kelabu Sebanyak itu curahan duka seperti tungku-tungku yang menjengkelkan Sesering itu pilu menyayat .... 21
  • 22. Tersenyum beta laksana arca Kedua anak itu bagai pinang dibelah dua Kata-kata yang dicetak tebal di atas yaitu kata sebagai, seperti, bagai dan laksana merupakan kata-kata pembanding sehingga majas yang digunakan di atas termasuk majas simile. 2. Metafora ialah bahasa kiasan seperti perbandingan, namun tidak menggunakan kata pembanding secara eksplisit. Kata pembanding yang digunakan dinyatakan secara implisit dan langsung. Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama. Contoh: Bumi ini perempuan jalang Tuhan adalah warga negara yang paling modern Contoh di atas menunjukkan bahwa bumi disamakan dengan perempuan jalang dan Tuhan disamakan dengan warga negara yang paling modern. 3. Perumpamaan Epos (epic simile) ialah perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frasa-frasa yang berturut-turut. Contoh: Di Tengah Sunyi (Rustam Effendi) Di tengah sunyi menderu rinduku Seperti topan, meranggutkan dahan, Mencabut akar, meranggutkan kembang kalbuku 4. Personifikasi ialah menyamakan benda dengan manusia. Benda-benda mati dibuat seolah- olah dapat berbuat, berpikir,dan sebagainya layaknya seperti manusia. Personifikasi ini menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat insani (seperti manusia). Contoh: Anak Molek V (Rustam Effendi) Malas dan malu nyala pelita seperti meratap mencucuri mata Seisi kamar berduka cita Seperti takut gentar berkata 22
  • 23. Contoh yang lain: Badai mengamuk merobohkan rumah-rumah Bulan itu tersenyum padaku 5. Metonimia (kiasan pengganti nama) yaitu bahasa kiasan yang dipakai dengan menggunakan atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Contoh: Ibu Kota Senja (Toto Sudarto Bachtiar) Klakson dan lonceng bunyi bergiliran …. Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan Di bawah bayangan samar istana kejang O, kota kekasih setelah senja Kata yang dicetak miring seperti klakson dan lonceng dapat menggantikan orang-orang atau partai-partai yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan menggantikan sungai Ciliwung. Istana menggantikan kaum kaum kaya yang memiliki rumah-rumah seperti istana. Kota kekasih adalah kota Jakarta. 6. Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang pentingdari suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdoki ada dua macam, yaitu: a. pars pro toto (sebagian untuk keseluruhan) Contoh: Kujelajahi bumi dan alis kekasih Kujelajahi dinding dan hati wanita Sepasang mata memandangku b. totum pro parte (keseluruhan untuk sebagian) Contoh: Kujelajahi bumi dan alis kekasih Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA X menjadi juara pertama lomba berpidato bahasa inggris 7. Alegori ialah cerita kiasan atau lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ialah lukisan ini mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Alegori ini sesungguhnya merupakan metafora yang dilanjutkan. Contoh sajak Sutan Takdir Alisyahbana yang berjudul Menuju ke Laut. Sajak itu melambangkan angkatan baru yang berjuang ke arah kemajuan. Angkatan baru ini dikiaskan sebagai air danau yang menuju ke laut dengan melalui rintangan- rintangan. Laut penuh gelombang, mengiaskan hidup yang penuh dinamika perjuangan, 23
  • 24. penuh pergolakan. Jadi, sajak tersebut mengiaskan angkatan ,muda yang penuh semangat menuju kehidupan baru yang dinamis, meninggalkan adat yang statis, kehidupan lama yang beku, tidak mengalir. Alegori dapat berbentuk puisi atau prosa. Contoh: Menuju ke Laut (STA) Kami telah meninggalkan engkau, tasik yang tenang, tiada beriak, diteduhi gunung yang rimbun dari angin dan topan Sebab sekali kami terbangun dari mimpi yang nikmat “Ombak ria berkejar-kejaran digelanggang biru bertepi langit Pasir rata berulang dikecup tebing curam ditantang diserang, dalam bergurau bersama angin dalam lomba bersama mega” ………………………………… TUGAS MANDIRI 1. Cermatilah sebuah pemandangan yang paling menarik menurut Anda, misalnya pemandangan di laut, danau, pegunungan, pelabuhan, candi, atau yang lain. 2. Setelah objek pemandangan Anda pilih, tulislah dua puluh lima kata (kata asal) yang berkaitan dengan objek tersebut. 3. Kelompokkan kata-kata tersebut sesuai dengan larik-larik yang dapat dijadikan puisi, singkirkan kata-kata yang tidak mendukung dalam pembuatan puisi 4. Susunlah kata-kata menjadi larik-larik dalam puisi dengan menggunakan majas untuk menghidupkan puisi, syukur bentuk puisi (tipografi) juga Anda pertimbangkan 5. Periksalah kembali larik-larik puisi yang sudah Anda buat, bila perlu perbaikilah sehingga menjadi puisi yang mampu menarik perhatian banyak orang. 6. Tulislah judul puisi yang representatif dan menarik. Selain itu, judul puisi hendaknya mempunyai daya bayang, daya rangsang, dan daya kenang yang mendalam. 7. Bacakan puisi Anda di depan kelas dengan memperhatikan intonasi, nada, dan ekspresi. 8. Salinlah puisi Anda kedalam kertas berukuran A4 dengan menggunakan komputer, kumpulkan puisi kepada guru Anda, bila perlu kirimkan ke majalah atau surat kabar. UJI KOMPETENSI 3.3 A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e! 1. Langkah-langkah menulis puisi seperti di bawah ini, kecuali …… 24
  • 25. a. menentukan tema b. memberi tanda jeda c. menentukan diksi d. menyusun/ memilih majas yang digunakan e. memberi judul puisi 2. Kereta api tua dengan wajah kusam terengah-engah di terik matahari melengking menjerit seakan tidak kuasa lagi membawa beban. Kalimat di atas menggunakan majas .... a. hiperbola b. personifikasi c. metafora d. litotes e. sinisme 3. Permintaan (Karya : Muhammad Yamin) Mendengarkan ombak pada hampirku Debar mendebar kiri dan kanan Melagukan nyayi penuh santunan Terbitlah rindu ke tempat lahirku Sebelah timur pada pinggirku Diliputi langit berawan-awan Kelihatan pulau penuh keheranan Itulah gerangan tanah airku Dimana laut debur mendebur Serta mendesir tiba di pasir Disanalah jiwaku mulai terkubur Dimana ombak sembur-menyembur Membasahi barisan sebelah pesisir Disanalah hendaknya aku terkubur Rumus sajak/rima puisi di atas yang paling tetap adalah …. a. a-b-b-a/a-b-a-b/b-c-d/b-c-d/ b. a-b-b-a/a-b-b-a/c-d-c/c-d-c/ c. a-b-b-a/a-b-b-a/c-c-d/d-d-d/ d. a-a-b-b/a-a-b-b/c-c-d/d-d-c/ e. a-a-a-a/b-b-b-b/c-c-c/d-d-d/ 4. Bacalah puisi berikut AKU Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih perih Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi … (Chairil Anwar) Larik bermajas metafora yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ... a. Aku ini binatang jalang b. Aku manusia biasa c. Aku orang tak berguna d. Aku memeng miskin e. Aku bodoh dan malas 5. Jika bayang telah pudar 25
  • 26. Dan elang laut pulang ke sarang Angin bertiup ke benua Tiap-tiap akan kering sendiri Dan nahkoda sudah tau pedoman Boleh engkau datang padaku Surat dari ibu, Asrul Sani Makna lambang dari “dan nahkoda sudah tahu pedoman” adalah … a. Sudah mencari pedoman hidup b. Sudah menemukan arah dan tujuan c. Sudah mempunyai pasangan hidup d. Sudah berilmu dan berpengalaman e. Sudah menjadi nahkoda berpengalaman 6. Kura-kura dalam perahu Sudah gaharu cendana pula . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3) . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . (4) Baris yang rumpang pada nomor 3 dapat diisi dengan kalimat .... a. Mohon abang jangan merayu b. Pura-pura tidak tahu c. Sudah tahu bertanya pula d. Di dalam tengku termasuk pula e. a, b, c, d, salah 7. Sajak Kita Dik, pagi kita celah Akankah hari ini kita indah Dik, jika saja hari ini kita indah Mungkinkah malam kita benderang dengan mentari ........... Dik, rindu kita gersang Sanggupkah kita menuduh hujannya kelak kita Dia curahkan diam-diam Kalimat bermajas untuk melengkapi puisi tersebut yang tepat adalah … a. Malam begitu indah b. Cinta kita selalu ada c. jangan lupa hidup ini sementara d. Pasti hidupmu bahagia kita e. Adakah rumah yang ramah untuk 8. Bacalah ilustrasi berikut! Seseorang dengan kejenuhannya akhirnya dia tidak bisa berpikir lagi dengan tenang dan penuh pertimbangan sehingga dia putus asa. Jika permasalahan di atas ditulis ke dalam larik puisi yang paling tepat adalah … a. Bunuh saja aku dengan pedang b. Lebih baik aku mati saja c. Rupanya semua ini telah berakhir d. Perasaanku mati perlahan-lahan e. Percuma saja aku mati 9. …. Ataukah ia tangan kabut yang nakal yang telah mencekik lehernya seingga tak satupun tangan kami yang bisa menghalanginya? Penggalan puisi di atas terdapat majas …. 26
  • 27. a. alegori b. metafora c. pleonasme d. simile e. personifikasi 10. Bacalah teks berikut dengan saksama! Kata-kata si pegawai itu memberondong cepat bagai peluru yang mendesing memerahkan daun telinga laki-laki kurus itu. Biji mata laki-laki itu melotot berputar-putar cepat seolah-olah … Majas yang tepat melengkapi teks tersebut adalah a. hendak menatap anaknya dengan kasih sayang b. mau memalingkan pemandangan bagiku c. mau melihat seseorang dengan jelas d. hendak mengawasi gerakan temannya e. hendak melompat keluar dari kedua matanya C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Buatlah parafrase penggalan puisi berikut! Aku Kalau sampai waktu ku … Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau… Tak perlu sedu sedan itu.. Aku ini binatang jalang.. 2. Jelaskan langkah-langkah menulis puisi! 3. Buatlah sebuah puisi dengan tema “Perjuangan”! 4. Apakah majas simile itu? Jelaskan dan berilah contoh! 5. Apakah majas alegori itu? Jelaskan dan berilah contoh! . ULANGAN HARIAN III A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e! Penggalan cerita ini untuk sola nomor 1 dan 2! Setelah dewasa, dayang Sumbi hidup menyendiri dihutan. Di tempat itu ia menyibukkan diri dengan jalan menenun kain sekali waktu. Selagi menenun, tanpa sengaja anak toraknya terjatuh masuk kekolong rumah panggungnya melalui celah yang ada dilantai. Karena dayang Sumbi letih, ia malas bergerak dari tempat duduknya . Dalam kemalasannya itu tanpa pikir panjang ia mengeluarkan janji yang berbunyi,”Barang siapa yang memungut anak torak saya, jika ia perempuan aku jadakan saudara perempuan saya, jika ia laki-laki akan saya angkat jadi suami saya. 1. Seting dalam penggalan novel tersebut adalah a. desa b. kota c. hutan d. jalan e. lapangan 2. Watak dari dayang Sumbi dalam novel di atas adalah …. a. rajin. b. pintar c. malas 27
  • 28. d. pemarah e. ramah Penggalan cerita ini untuk soal nomor 3 dan 4! Tadi sore ada sebuah surat teletak di meja kerjaku. Surat ditulis tangan di starbuck coffe, kubuka surat. Kubaca,”Sesudah kamu mencium bibirku, ada seorang wanita semalaman tidak bisa tidur, apalalagi kata-kata yang terlontar dari bibirmu membuat wanita itu semalaman berjuang dengan air matanya. ”Kuambil nafas” tetapi panggilan tetap tidak bisa dihindari. Sesudah 3 bulan berjuang untuk menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan di luar negeri tetap saja panggilan lebih kencang bergemuruh dihatinya, terikat dengan senang hati menerima kembali si wanita. Perjuangan wanita bukan pada angka saham-saham, tetapi orang-orang kalah yang tersisih. ”Tuhan selalu ingin menyertai untuk mencari jodoh.” 3. Rumusan tema yang paling sesuai dengan novel tersebut adalah …. a. tidak ada salahnya jika kita menolak cinta seseorang b. panggilan hidup ilahi lebih bernilai dari pada makna cinta manusiawi c. manusia dipanggil untuk mencintai sesamanya tanpa pandang bulu. d. tuhan selalu menyertai setiap gerak dan langka manusia ciptaan NYA e. wanita lebih sesuai berjuang dikalangan orang-orang tersisih 4. seting tempat novel di atas adalah a. kantor b. lapangan c. rumah d. hutan e. sawah 5. Aku belajar tallaqi pada Szyaikh Ustman Abdul Fattah. Jadwalku mengaji pada beliau setiap Ahad dan Rabu. Beliau selalu datang tepat waktu. Tak kenal kata absen. Tak kenal cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan tidak ada uzur yang sangat penting, beliau pasti datang. Watak Syaikh Utsman Abdul Fattah berdasarkan kutipan novel tersebut adalah..... a. selalu datang b. tidak mengenal kata absen c. sangat disiplin d. tak kenal cuaca dan musim e. tidak pernah marah 6. Elok rupanya si kumbang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang Maksud dari puisi di atas adalah … a. Sedih melihat ibu datang b. Senang melihat ibu datang c. Besar hati karena sakit d. Sakit karena ibu tidak datang e. Sakit hati karena ibu datang 7. Bacalah puisi berikut Bunga mawar bunga melati Ditabur orang dibatu Sungguh elok tanah airku ini Walau jauh tetapku kenang 28
  • 29. Tema puisi di atas adalah … a. Cinta tanah air b. Cinta sesama manusia c. Cinta kepada Tuhan d. Keindahan alam e. Kemanusiaan 8. Bacalah puisi berikut AKU Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi … (Chairil Anwar) Suasana yang tergambar pada penggalan puisi di atas adalah … a. Sedih b. Gelisah c. Takut d. Semangat e. Sepi 9. Larik bermajas metafora yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ... a. Aku ini binatang jalang b. Aku manusia biasa c. Aku orang tak berguna d. Aku memeng miskin e. Aku bodoh dan malas 10. Bacalah puisi berikut! Daun-daun gugur lagi Bumi kembali menangis, saat letusan itu muntah Melebihi guntur siang hari, ada pekik burung-burung nazar Ada tangis murai beriuhan, dan ada kegirisan terkurung Rebah ke pangkuan pertiwi yang belum henti membalut luka Kemudian berjuta-juta perjuangan bergelora Seakantak akan di hentikan … (Iyut Fitra) Amanat yang tersirat dalam penggalan puisi di atas adalah … a. Renungkanlah apa yang sedang terjadi di negeri ini b. Kita jangan melupakan jasa para pahlawan 29
  • 30. c. Hendaknya kita berjuang terus untukmengatasi masalah negeri ini d. Janganlah menyia-nyikan jasa para pahlawan e. Negeri ini jangan dibuat kacau dan tidak aman 11. Patah menjelis bijak laksana Memberi hati bimbang gulana Lisan padanya mulia dan hina Pada penggalan syair di atas kata yang bergaris bawah menggunakan majas …. a. antitesis b. paradoks c. ironi d. klimaks e. antiklimaks 12. Bacalah teks berikut dengan saksama! Kata-kata si pegawai itu memberondong cepat bagai peluru yang mendesing memerahkan daun telinga laki-laki kurus itu. Biji mata laki-laki itu melotot berputar-putar cepat seolah-olah … Majas yang tepat melengkapi teks tersebut adalah …. a. hendak menatap anaknya dengan kasih saying b. mau memalingkan pemandangan bagiku c. mau melihat seseorang dengan jelas d. hendak mengawasi gerakan temannya e. hendak melompat keluar dari kedua matanya 13. Kereta api tua dengan wajah kusam terengah-engah di terik matahari melengking menjerit seakan tidak kuasa lagi membawa beban. Kalimat di atas menggunakan majas .... a. hiperbola b. personifikasi c. metafora d. litotes e. sinisme 14. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai. Peribahasa di atas sama maknanya dengan ... a. Lebih baik berputih tulang daripada berputih mata. b. Ikut hati mati, ikut rasa binasa. c. Hati gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah. d. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. e. Buruk muka cermin dibelah. 15. Nasibnya sangat mengkhawatirkan, bagai telur di ujung tanduk. Kalimat yang menggunakan peribahasa sama dengan kalimat di atas adalah ... a. Memang bunglon kawanku itu. b. Kulangkahkan kakiku menuju rumahnya. c. Hidupnya bagai bergantung di akar lapuk. d. Semangatnya keras bagai baja. e. Berat rasanya mencari sesuap nasi. 16. Kalau pandai berkain panjang Serupa dengan kain sarung Lebih dari kain pelikat. Kalau pandai berinduk semang 30
  • 31. Serupa dengan ibu kandung Siang dan malam dijadikan tongkat. Puisi di atas tergolong talibun. Alasan yang tepat untuk pernyataan tersebut adalah…. a. terdiri atas enam baris dalam satu bait b. bersajak akhir silang larik-lariknya c. berisi curahan perasaan dan nasihat d. dipakai untuk menyindir orang e. jumlah lariknya 6 dan berhubungan sebagai sampiran dan isi 17. derai-derai angin pagi derai hati memandang padi mengalun hijau lautan tersungging senyum perawan Nilai estetika yang terkandung dalam satu bait puisi di atas telah ditunjukan dengan… a. kepaduan imajinatif dalam puisi b. pemilihan kata yang penuh persajakan c. penyusunan larik dalam bait d. kejelian penyair memilih ide e. penggambaran alam lingkungan 18. AKU Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang … (Chairil Anwar) Penggalan puisi di atas menggunakan citraan …. a. pendengaran b. penglihatan c. penciuman d. peraba e. perasa 19. Macam-macam citraan yang digunakan dalam puisi digunakan sebagai wujud …. a. pemahaman penulis terhadap puisi b. pengendapan ide-ide dalam membuat puisi c. perenungan yang sedalam-dalamnya d. sikap penyair yang sudah berpengalaman e. penyair memang sudah menguasai dan berpengalaman 20. Bacalah teks berikut dengan saksama! TUHAN TELAH MENEGURMU Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan Lewat perut anak-anak kelaparan Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan Lewat semayup suara azan Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran Lewat gempa bumi yang berguncang Deru angin yang meraung kencang Hujan dan banjir yang melintang pukang Adakah kau dengar? (Apip Mustopa) Tema puisi di atas adalah .... a. kekuasaan Tuhan tak terhingga b. peringatan Tuhan kepada manusia c. bencana alam merupakan ujian Tuhan d. manusia yang tak kunjung sadar e. Tuhan Mahatahu dan Maha Mendengar 31
  • 32. B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Apakah novel itu? Berilah penjelasan! 2. Sebutkan unsur-unsur intrinsik novel! 3. Sebutkan macam-macam puisi baru! 4. Buatlah contoh majas hiperbola! 5. Jelaskan langkah-langkah menulis puisi! PERBAIKAN 1. Sebutkan unsur-unsur interinsik novel 2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca novel 3. Apakah talibun itu? Jelaskan! 4. Buatlah contoh pantun kilat! 5. Apakah puisi konkret itu? Jelaskan! PENGAYAAN 1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur interinsik novel! 2. Apakah sonata itu? Jelaskan! 3. Apakah majas alegori itu? Jelaskan! 4. Apakah pantun berkait itu? Jelaskan dan berilah contoh! 5. Buatlah contoh puisi kontemporer yang memperhatikan tipografi! 32