Suku Pamona mendiami wilayah Kabupaten Poso dan Tojo Una-Una di Sulawesi Selatan. Mata pencaharian mereka adalah petani, wiraswasta, dan pegawai negeri. Agama yang dianut adalah Kristen. Budaya mereka meliputi tarian Dero dan upacara Katiana selama kehamilan, serta tradisi mengubur mayat di Gua Latea.
2. KELOMPOK 4
BIA PERMATA PUTRI
FAKHRY ABDURROHMAN
FIORENTINA A.M.S
LUTHFI MAULANA
NI MADE MARIANDA
SYIFA AMALIA D. Z
3. Alasan Pemilihan Suku Pamona
Alasan kami memilih suku Pamona adalah untuk
memperkenalkan salah satu suku yang namanya kurang
familiar atau terdengar yang berada di kabupaten Poso
Sulawesi Selatan serta karena tradisi suku Pamona
menyangkut aspek kehidupan yang dipelihara dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Seperti Kepercayaan lama adalah warisan budaya
suku Pamona yang tetap dipelihara dengan berbagai
pengaruh modernisasi serta keyakinan.
5. IDENTITAS SUKU PAMONA
Suku Pamona, atau sering juga disebut suku Poso,
mendiami hampir seluruh wilayah Kabupaten Poso,
Kabupaten Tojo Una-Una, Morowali,bahkan
provinsi Sulawesi Selatan (Luwu Utara), sedangkan
sebagian kecil hidup merantau di berbagai daerah di
Indonesia. Jika di suatu daerah terdapat suku Pamona,
biasanya selalu ada Rukun Poso, yaitu wadah
perkumpulan orang-orang sesuku untuk melakukan
sesuatu kegiatan di daerah tersebut
9. AGAMA
Agama yang dianut hampir seluruh anggota suku ini adalah Kristen. Agama
Kristen masuk ke daerah itu sekitar 100 tahun yang lalu dan sampai sekarang
diterima sebagai agama rakyat. Sekarang semua gereja-gereja yang sealiran
dengan gereja ini bernaung dibawah naungan organisasi Gereja Kristen
Sulawesi Tengah (GKST) yang berpusat di Tentena, Poso.
12. Alat Musik Suku Pamona
Musik dan Tarian di Sulawesi Tengah bervariasi
yaitu perpaduan antara daerah yang satu dengan
daerah lainnya. Musik tradisional memiliki
Instrumen seperti suling, gong, dan bahkan
gendang. Alat musik ini lebih berfungsi sebagai
hiburan dan bukan sebagai ritual keagamaan.
Dengan perkembangan yang ada bahkan sudah
banyak lagu daerah Sulawesi Tengah yang tercipta,
dengan perpaduan musik khas tersebut.
15. Katiana (Upacara Kehamilan)
Suku Pamona memandang penting lahirnya generasi penerus untuk
terus melanjutkan eksistensi mereka di atas muka bumi. Oleh karena itu,
jika ada janin sedang dikandung oleh salah satu warga Pamona, janin
tersebut dijaga dari segala kemungkinan yang kurang baik dengan
mengadakan upacara. Upacara ini disebut "Katiana", yaitu upacara
selamatan pada masa kehamilan. Tujuan upacara ini adalah untuk
memohonkan keselamatan baik untuk keselamatan ibu yang sedang
mengandung, rumah tangga, dan bayi yang berada di dalam kandungan.
16. Nilai-Nilai
Dalam upacara Katiana, terdapat banyak nilai luhur yang
sepatutnya kita renungkan dan cermati sehingga kita dapat
mengambil hikmahnya.
1. Nilai religius
2. Nilai sosial
3. Nilai budaya
17. Tarian Dero
Tarian Dero merupakan ungkapan kebahagiaan dan tanda
syukur masyarakat Pamona karena telah berhasil memanen
padi mereka. Tarian dero ini diadakan setiap hari Padungku,
hari raya dimana sanak keluarga dari berbagai tempat datang
bersua untuk merayakan ucapan syukur panen dan saat
penutupan hari raya Padungku Karena saat itulah seluruh
penduduk berkumpul di alun-alun atau daerah datar yang
lapang untuk menari bersama. Tarian Dero ini dilaksanakan
pada malam hari hingga mata hari terbit.
18. Tarian Dero
Click to edit Master text styles
• Second level
• Third level
Fourth level
Fifth level
19. Menyimpan Mayat Dalam Gua
Gua yang dijadikan oleh suku pamona untuk mengubur mayat adalah Gua Latea. Gua ini
merupakan pekuburan leluhur suku pamona yang berasal dari bukit wawolembo. Sistem
penguburan seperti ini bagi masyarakat Pamona diperkirakan berakhir sekitar abad ke 19 dimana
saat itu misonaris-misionaris Kristen sudah mulai memasuki wilayah-wilayah suku pamona. Pada
awal penemeuan situs ini, ditemukan empat pasang peti mati dan 36 buah tengkorak. Gua latea
sendiri merupakangua kapur yang usianya diperkirakan sudah sekitar 30 juta tahun.