SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
LASIK
BENEDICTUS ADHI PRADANA
P2.31.38.011.010
Pengertian lasik
Satu operasi refraksi untuk memperbaiki kelainan
refraksi pada mata seperti miopia, hipermetropia
danastigmatisma. Lasik merupakan jenis yang
paling sering digunakan dan paling terkenal
dibandingkanoperasi dengan bantuan laser
(laser-assisted) lainnya, seperti PRK
(photorefractivekeratectomy) atau yang
lebih dikenal dengan Lasek (laser-assisted subephitelialkeratectomy).
Jenis ini umumnya tergolong aman dan
menghasilkan
penangananyang lebih efektif untuk jenis kelainan
pengelihatan yang lebih besar. Secaraspesifik, L
ASIK melibatkan fungsi dan kemampuan dari
laser untuk
merubah bentuk kornea secara permanen. LASIK
telah memperbaiki secara total kelainan pada ma
ta dan mengurangi ketergantungan pada kacamat
Cara kerja SECARA UMUM
Secara umum, cara kerja mata persis seperti
c
ara kerja kamera. Pada kamera, cahaya masuk
melewati sistem lensa menuju film atau sensor
CCD padakamera digital. Pada mata, kornea dan
lensa mata berada pada bagian depan
mata(anterior chamber) dan fungsinya sama
seperti lensa pada kamera. Retina berada di
bagian belakang mata (posterior chamber) dan
fungsinya sama seperti film atausensor CCD
pada kamera. Pada mata normal, berkas cahaya
masuk
melewatikornea
dan
lensa
mata
dan langsung difokuskan pada retina untuk
menghasilkan bayangan yang jelas.
Pada kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan
sistem penglihatan pada mata sehingga menghas
Kelainan refraksi mata

A. Miopia
Miopia
disebut
rabun
jauh
karena
berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi
dapat melihat dekat dengan lebih baik.
 Pada penderita miopia, berkas cahaya
yangmelewati kornea dan lensa mata tidak
terfokus pada retina mata, melainkan jatuhdi
depan
retina,
sehingga
menghasilkan
bayangan
yang
jelas
pada
objek
yangdekat, namun bayangan menjadi kabur
sama
sekali
ketika
pasien
melihat
bendayang jauh letaknya.
 Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) da
n lensa (kecembungan kuat) berkekuatan
lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga
titik focus sinar yang dibiaskan akan terletak
B. Hipermetropia
 Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak
berakomodasi memfokuskan bayangan di belaka
ng
retina.
 Pada
penderita
hipermetropia,
berkas
cahaya yangmelewati kornea dan lensa mata terf
okus bukan pada retina, melainkan pada bagian b
elakang retina, sehingga menghasilkan bayangan
yang kabur pada objek yang dekat, namun bayan
gan menjadi jelas ketika melihat objek yang jauh.
 Hipermetropia terjadi jika kekuatan yang tidak ses
uai antara panjang bola mata dankekuatan pembi
asan kornea dan lensa lemah sehingga titik fokus
sinar terletak di belakang retina. Hal ini dapat dise
babkan oleh penurunan panjang sumbu bola mat
a(hipermetropia aksial), seperti yang terjadi pada
kelainan bawaan tertentu, atau penurunanindeks
C. Astigmatisma
 Pada astigmatisma, berkas cahaya yang diteri
ma oleh retina tidak terkumpul menjadi satu tit
ik, melainkan menyebar, membentuk garisgarisvertikal,
sehingga
menghasilkan
bayangan yang kabur.
 Astigmatisma
terjadi
jika
kornea dan lensa mempunyai permukaan
yang rata atau tidak rata sehingga tidak mem
berikan satu fokus titik api. Variasi
kelengkungan kornea atau lensa mencegah
sinar
terfokus pada satu titik. Sebagian
bayangan akan dapat terfokus pada bagian
depan retinasedang sebagian lain sinar
difokuskan di belakang retina. Akibatnya
penglihatan akan terganggu.
CARA KERJA LASIK
 LASIK merubah secara permanen bentuk dari

bagian sentral anterior padakornea dengan
memanfaatkan laser jenis excimer untuk
mengablate (mengikissuatu bagian dari jaringan
hidup dengan penguapan) sebagian kecil dari
lapisan
jaringan
stroma
kornea
yang
berada
di
bagian
depan
mata, tepat dibawah lapisan jaringan epitelium ko
rnea.
Agar
tidak terjadi kesalahan operasi dan untuk menam
bah ketelitian hingga satuan mikrometer, saat
operasi sedang berlangsung,sistem komputer
melacak pergerakan mata pasien 60 hingga 4000
kali perdetik,tergantung dari sistem yang
digunakan, kemudian menepatkan posisi laser
pada peletakan yang presisi. Sistem modern saat
ini bahkan secara otomatis langsungmemfokusk
 Bagian

lapisan
luar dari kornea atau
epitelium,
merupakan
jaringan
yang
lunak, hidup, terus memperbarui diri (regenerasi),
dan dapat pulih secarasempurna apabila terjadi
iritasi atau disayat untuk keperluan operasi mata
tanpakehilangan
kejernihannya
dari
keadaan semula. Bagian lapisan yang lebih
dalamdisebut stroma kornea, terbentuk sebelum
epitelium, dan memiliki kemampuan regenerasi
jauh lebih lambat dan terbatas dibanding lapisan
epitelium.
Bagian
ini,merupakan bagian yang diubah pada tindakan
operasi mata dengan LASIK maupun
PRK/LASEK. Apabila bagian ini dibentuk ulang
oleh tindakan diatas menggunakan laser atau
mikrokeratome (sayatan halus), maka bagian ini
akanmempertahankan bentuk tersebut tanpa
terjadi perubahan bentuk semula.
TEKNOLOGI DALAM BIDANG LASIK

A. Excimer Laser
Memberikan hasil yang lebih akurat untuk
operasi kornea
dan koreksi pengelihatan dari teknologi sebelumn
ya. Sebuah pulse dari laser_excimer dapat meng
ambil 0,25 mikron dari jaringan. Sebagai perbandi
ngan,sebuah rambut manusia memiliki ketebalan
70 mikron. Dua jenis laser excimer tersedia untuk
prosedur operasi refraksi:
 Broad beam laser dan scanning laser.
 Scanning laser dapat dibagi menjadi dua
kelompok: silt scanning dan spot
scanning. Setiap jenis
laser memiliki kelebihandan kekurangan.
* Broad Beam Laser
 Sebuah broad beam laser menggunakan lase

r
berdiameter yang relatif besar (6
,0-8,0 mm) yang dapat dimanipulasi
untuk mengikis kornea.
 Laser jenis ini dapat menghasilkan waktu oper
asi tercepatdibandingkan laser lainnnya, yang
mengurangi
kemungkinan
overecorrection dan decentration
komplikasi yang disebabkan oleh pergerakan
pupil.
 Kerugiannya adalah kemungkinan
peningkatan komplikasi yang terkait dengan
pengikisan kornea
Slit Scanning Laser
 Sebuah silt scanning laser menggunakan

laser berukuran relatif kecil, yangkemudian
dihubungkan ke perangkat rotasi dengan
celah yang dapat berubah.Selama
operasi, sinar laser yang melewati celah ini
dapat berubah secara bertahap
meningkatkan zona pengikisan kornea. Laser
sinar seragam dan pengikisan kornea yang
lebih halus merupakan ciri dari digunakannya
laser jenis ini.
Laser ini memiliki kekurangan, yaitu kecender
ungan sedikit lebih tinggi untuk decentration
dan overcorrection
* Spot Scanning Laser
Sistem laser ini memiliki potensi untuk
menghasilkan pengikisan kornea
yang halus
 Menggunakan teknologi radar untuk melac
ak gerakan mata.Sistem ini juga memiliki
kemampuan untuk mengobati silindris tidak
teratur dari acuan topografi. Laser ini harus
dihubungkan dengan sistem eye-tracking
untuk memastikan peletakan laser yang
akurat.

B. Wavefront Sensing Diagnostik (Wavefront guided-

)

lasik

Diagnostik Wavefront sensing adalah sebuah alat
diagnostik untuk mengukur kesalahan refraksi
mata. Metode refraksi konvensional terbatas
untuk
mengukur refraksi speris dan silinder yang dapat
dijangkau oleh mata (miopia atauhyperopia dan
silindris biasa). Namun, metode wavefront
sensing memungkinkan
dokter untuk mengukur kondisi dalam
kornea yang
mempengaruhi pengelihatan pasien. Mengacu da
ri hasil tersebut, dokter dapat menyimpulkan seba
gai penyimpangan pengelihatan (higher order ab
beration) . Secara tradisional penyimpangan pen
 Namun saat ini,dengan memahami dan

karakterisasi komponen higher order
abberation, dokter memiliki kemampuan
diagnostik lebih atas silindris tidak teratur, dan
kemampuan untuk mengukur tingkat alami atau
pembedahan induksi abberasi. Alat
diagnostik dari wavefront sensing dapat dilihat
dalam verifikasi spherocylindrical
refraksi,diagnosis kondisi kompleks atau keadaan
rapuh dari kornea, seperti keratoconus,mata
kering dan katarak, dan besarnya penyimpangan
prosedur diinduksi
setelahkoreksi penglihatan dengan LASIK. Secar
a garis besar, wavefront sensingmemiliki nilai lebi
h dalam upaya untuk memperbaiki penyimpanga
 Pada dasarnya, wavefront sensing menggunakan

teknik sederhana. Pasiendiminta untuk
memandang ke depan, dan fokus pada suatu
objek, sementara
itudokter memberikan sebuah proyeksi cahaya m
enuju mata. Berkas cahaya inimasuk ke dalam
mata, dan memantul kembali keluar mata.
Kemudian komputer menganalisa berkas
sinar, yang selanjutnya menganalisa data
berkaitan tentang keadaan mata. Beberapa
sistem dengan cara ini dapat menganalisa lebih
dari 2000 poin data keadaan mata.
Lasik Pra Operasi
 Penentuan pengelihatan sebelum dan sesudah

dikoreksi dengan kacamataatau lensa kontak.
 Penentuan besarnya kesalahan pengelihatan dal
am setiap mata untuk menetapkan jumlah koreksi
bedah yang diperlukan dan
mengembangkanstrategi operasi yang tepat.
 Penilaian permukaan kornea dengan topografi (k
urvatur kornea atau bentuk), untuk mengkorelasik
an bentuk kesalahan dalam fokus
(berkorelasi bentuk kornea untuk astigmatisme re
fraksi), untuk menemukan penyimpangan, dan un
tuk mengetahui penyakit yang dapat memburuk ji
kadilakukan pembedahan dengan LASIK
 Pengukuran ukuran pupil dalam cahaya redup

dan ruang. Ukuran pupilmerupakan faktor pe
nting dalam pengukuran pengelihatan malam
dan penentuan tindakan koreksi oleh LASIK
yang tepat.• Pemeriksaan pada kelopak mata
untuk melihat apakah kelopak berbalik
kedalam (mungkin bergesekan dengan
kornea) atau ke luar dan mengarahkanaliran
air mata terbuang dari mata yang
mengakibatkan mata kering, dankondisi lain
 Pemeriksaan kornea untuk menentukan

apakah ada kelainan yang
dapatmempengaruhi hasil
pembedahan.• Pemeriksaan dari lensa
kristal untuk menentukan apakah terdapat
kekaburan(katarak) atau kelainan lainnya
yang ada.
 Pengukuran ketebalan kornea (dengan
pachymetry). Jumlah koreksi LASIK dapat
ditentukan sebagian oleh ketebalan
kornea.• Pengukuran tekanan intraokular
untuk mendeteksi kondisi glaukoma atau preglaukoma. Glaukoma adalah kehilangan peng
lihatan yang disebabkan oleh kerusakan pada
saraf optik yang diakibatkan tekanan yang ter
 Penilaian bagian belakang (segmen posterior)

mata: Pemeriksaan pembesaran fundus digu
nakan untuk menilai kesehatan dari permukaa
n kedalam
mata (retina), dengan pupil terbuka penuh. Ju
ga pemeriksaan retina,saraf optik, dan
pembuluh darah untuk mengetahui sejumlah
gangguanmata dan gangguan sistemik.
Proses Operasi
1.

Pembuatan Sayatan (Flap)
 Sebuah ring penahan dan pembentuk kornea

dipasang pada
mata, menahan posisi mata agar tidak bergerak.
Prosedur ini terkadang, pada beberapa kasus
menyebabkan perdarahan minor pada pembuluh
darah halus pada mata, yang akan
sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari
setelah operasi. Setelah matatertahan pada posi
sinya, maka sayatan epitellium akan dibentuk. Pr
oses pembuatan sayatan menggunakan mikroker
atome, sebuah pisau bedah halus berketebalan
beberapa mikrometer, atau menggunakan
femtosecond laser. Setelah sayatan
terbentuk, lapisan sayatan
diangkat, meninggalkan lapisan dibawahnya,yaitu
stroma, lapisan tengah dari kornea.
2. Laser Remodelling
 Langkah kedua ialah menggunakan eximer

laser, yang memiliki panjanggelombang sebesar
195 nm untuk merubah bentuk dari stroma
kornea. Laser menguapkan (vaporized) jaringan
stroma yang ingin dibentuk ulang
(remodelling)dengan ketelitian yang amat tinggi t
anpa membahayakan jaringan laindisekitarnya. Ti
dak
ada pemanasan dan pembakaran, maupun pemo
tongan nyatayang terjadi pada stroma yang
dibentuk ulang, sehingga tidak ada rasa sakit
samasekali pada saat operasi. Beberapa pasien
hanya mengeluhkan rasa tak
nyaman.Lapisan yang diambil saat penguapan jar
ingan hanya beberapa mikrometer ketebalannya.
Perlakuan penguapan jaringan dalam kornea
(stroma) pada
LASIK menghasilkan kecepatan dalam operasi, h
asil yang maksimal dan sedikit atau bahkan tak
ada rasa sakit yang dihasilkan.
 Selama proses kedua ini, pengelihatan pasien

akan menjadi sangat
kabur setelah lapisan sayatan diangkat. Pasie
n hanya dapat melihat cahaya putihmengelilin
gi cahaya orange dari laser.Saat
ini, manufaktur laser excimer menggunakan
pelacak posisi mata
yangmengikuti gerakan mata sebanyak 4000
kali perdetik, kemudian memusatkangelomba
ng laser dengan akurat pada daerah yang aka
n di remodelling.Gelombang laser yang digun
akan berkisar antara 1 milijoule (mJ) selama 1
0sampai 20 nanodetik
3. Reposisi Flap
 Setelah laser me-remodelling lapisan jaringan

stroma, lapisan epilteliumyang diangkat
perlahan-lahan dikembalikan ke tempatnya
semula, yaitu diataslapisan stroma yang telah
di bentuk ulang, kemudian dicek ulang
terdapatnyagelembung udara, debris (kotoran
halus), dan memastikan bahwa lapisanepitelli
um telah terpasang secara tepat. Lapisan
tersebut akan menempel
dengansendirinya, dan akan menyatu dengan
lapisan stroma
(sembuh) sampai waktu panyembuhan telah
usai.
Perawatan pasca-operasi
 Pasien umumnya diberikan tetes mata antibiot

ik dan anti inflamatory (radang) selama
beberapa minggu pasca operasi. Pasien juga
disarankan untuk tidur lebih lama dan lebih
sering dan juga diberikan sepasang pelindung
mata
dari
cahaya yang berlebihan dan pelindung mata d
ari gosokan ketika tidur danmengurangi mata
kering.
Kandidat Ideal Pasien LASIK
 • Berumur minimal 18 tahun dan telah memiliki

kacamata atau resep lensakontak yang stabil
setidaknya selama dua tahun.• Memiliki
ketebalan kornea cukup• Pasien memiliki salah
satu atau lebih dari tiga kelainan
pengelihatan, sepertimiopia (rabun
jauh), astigmatism (penglihatan kabur yang
disebabkan olehkornea berbentuk
tidak teratur), hyperopia
(rabun jauh), atau kombinasi keduanya
(misalnya, miopia dengan
silindris).• Tidak menderita penyakit pengelihatan
atau yang
lainnya, yang dapatmengurangi efektivitas opera
si atau kemampuan pasien untuk sembuhdengan
Kurang Ideal
 Kategori ini meliputi mereka yang:
 Memiliki riwayat mata kering, yang mungkin akan

memburuk setelahoperasi dilakukan.
 Pasien yang dirawat dengan obatobatan seperti steroid atauimunosupresan, yang
dapat mencegah penyembuhan, atau menderita
penyakityang melambatkan
penyembuhan, seperti gangguan autoimun
 Memiliki jaringan parut kornea.
 Berumur di bawah usia
 Memiliki pengelihatan yang tidak stabil
 Sedang hamil atau menyusui.
 Memiliki sejarah herpes okular dalam satu tahun

sebelum operasi.
 Kesalahan
refraksi terlalu berat untuk pengobatan dengan
teknologi saatini.Meskipun laser disetujui FDA
tersedia untuk memperlakukan salah
satudari tiga jenis utama kesalahan
refraksi miopia, hyperopia dan silindris.Indikasi
yang disetujui FDA menetapkan pasien yang
tepat untuk penanganandengan miopia sampai
dengan -12 D, astigmatisme sampai dengan 6D
danhyperopia hingga 6
Kandidat Non Lasik
 Beberapa kondisi dan keadaan individu sepen

uhnya yang tidak cocok untuk mendapatkan
penanganan LASIK diantaranya:
• Memiliki penyakit seperti katarak, glaukoma
maju, penyakit kornea, gangguan penipisan k
ornea (degenerasi marjinal keratoconus atau
bening), atau beberapa penyakit mata lainnya
yang sudah ada terlebih dahulu dan mempen
garuhi ataumengancam penglihatan
Kontraindikasi Lasik
 :Kornea yang tidak normal (terlalu tipis), penyakit

kolagen vaskuler (lupus/rheumatoid arthritis), pen
yakit pembuluh darah ,ambliopia penggunaan ant
ihistamin, penyakit autoimun (rheumatoid arthritis/
sjögren’ssyndrome/systemic lupus erythematosus
/fms), blepharitis, menyusui, katarak (katarak
yang sedang berkembang/sebelum operasi
katarak, jaringan parut
padakornea, diabetes mellitus, mata kering, ketid
akseimbangan otot mata, ptosis,glaucoma, herpe
s zoster pada mata, riwayat abrasi kornea / erosi
berulang/epithelial dystrophy, gangguan penutup
an
kelopak mata (misalnya pada pasien tiroid denga
n exopthalmus), pupil yang lebar, kehamilan, abn
ormalitaskelengkungan kornea (lebih
dari 47k/kurang dari 38-41k), abnormalitas
Potensi Komplikasi
 “mata kering” pasca operasi
 Overcorrection dan undercorrection
 Sensitivitas berlebihan terhadap cahaya
 Pengelihatan tidak stabil
 Halos
 Pengelihatan ganda (berbayang)

 Pengikisan (ablasi) berlebihan
 Kotoran renik (debris) dalam sayatan•
 Erosi epitelium

 Macular hole.
 Minimal atau tidak ada rasa nyeri setelah

operasi
 Kembalinya penglihatan lebih
cepat dibandingkan PRK
 Tidak ada risiko perforasi saat operasi dan ru
pture bola matakarena trauma setelah operasi
 Tidak ada gejala sisa kabur karena
penyembuhan epitel
Kerugian LASIK
 LASIK jauh lebih mahal
 Membutuhkan skill operasi para ahli mata
 Dapat terjadi komplikasi yang berhubungan

dengan
flap, sepertiflap putus saat operasi, dislokasi fl
ap post operasi, astigmatirreguler 17.
Gambar
Gambar Alat Lasik
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnyaPengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnyaEn Rezan
 
Makalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATAMakalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATAAi Roudatul
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iiriko45
 
Askep ablasio retina
Askep ablasio retinaAskep ablasio retina
Askep ablasio retinaStiawan Akbar
 
Makalah alat optik
Makalah alat optikMakalah alat optik
Makalah alat optikjonni yanra
 
Sistem penglihatan manusia
Sistem penglihatan manusiaSistem penglihatan manusia
Sistem penglihatan manusiaShaznie Hasran
 
Alat Eksresi : Indra Penglihatan Mata
Alat Eksresi : Indra Penglihatan MataAlat Eksresi : Indra Penglihatan Mata
Alat Eksresi : Indra Penglihatan Matablog biljabbaradnan
 

What's hot (12)

Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnyaPengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
 
Tugas Fisika - alat optik
Tugas Fisika - alat optikTugas Fisika - alat optik
Tugas Fisika - alat optik
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Makalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATAMakalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATA
 
Buku fisika SMA-bab 5
Buku fisika SMA-bab 5Buku fisika SMA-bab 5
Buku fisika SMA-bab 5
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Askep ablasio retina
Askep ablasio retinaAskep ablasio retina
Askep ablasio retina
 
Pemicu 2
Pemicu 2Pemicu 2
Pemicu 2
 
Cover miopi
Cover miopiCover miopi
Cover miopi
 
Makalah alat optik
Makalah alat optikMakalah alat optik
Makalah alat optik
 
Sistem penglihatan manusia
Sistem penglihatan manusiaSistem penglihatan manusia
Sistem penglihatan manusia
 
Alat Eksresi : Indra Penglihatan Mata
Alat Eksresi : Indra Penglihatan MataAlat Eksresi : Indra Penglihatan Mata
Alat Eksresi : Indra Penglihatan Mata
 

Similar to LASIK PENGERTIAN (20)

Kelainan Refraksi dan Lasik
Kelainan Refraksi dan LasikKelainan Refraksi dan Lasik
Kelainan Refraksi dan Lasik
 
LN s02-machine vision-s2
LN s02-machine vision-s2LN s02-machine vision-s2
LN s02-machine vision-s2
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes (3)
Makalah diabetes (3)Makalah diabetes (3)
Makalah diabetes (3)
 
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes (2)
Makalah diabetes (2)Makalah diabetes (2)
Makalah diabetes (2)
 
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
 
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptxKELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
 
Cahaya&Alat Optik (FISIKA X)
Cahaya&Alat Optik (FISIKA X)Cahaya&Alat Optik (FISIKA X)
Cahaya&Alat Optik (FISIKA X)
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retina
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
Biooptik
 
asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirmaMikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
 
Alat alat optik1
Alat   alat optik1Alat   alat optik1
Alat alat optik1
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Limbal Relaxing Incisions fix2.pptx
Limbal Relaxing Incisions fix2.pptxLimbal Relaxing Incisions fix2.pptx
Limbal Relaxing Incisions fix2.pptx
 
Gambar bagian mata
Gambar bagian mataGambar bagian mata
Gambar bagian mata
 

Recently uploaded

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 

Recently uploaded (16)

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 

LASIK PENGERTIAN

  • 2. Pengertian lasik Satu operasi refraksi untuk memperbaiki kelainan refraksi pada mata seperti miopia, hipermetropia danastigmatisma. Lasik merupakan jenis yang paling sering digunakan dan paling terkenal dibandingkanoperasi dengan bantuan laser (laser-assisted) lainnya, seperti PRK (photorefractivekeratectomy) atau yang lebih dikenal dengan Lasek (laser-assisted subephitelialkeratectomy). Jenis ini umumnya tergolong aman dan menghasilkan penangananyang lebih efektif untuk jenis kelainan pengelihatan yang lebih besar. Secaraspesifik, L ASIK melibatkan fungsi dan kemampuan dari laser untuk merubah bentuk kornea secara permanen. LASIK telah memperbaiki secara total kelainan pada ma ta dan mengurangi ketergantungan pada kacamat
  • 3. Cara kerja SECARA UMUM Secara umum, cara kerja mata persis seperti c ara kerja kamera. Pada kamera, cahaya masuk melewati sistem lensa menuju film atau sensor CCD padakamera digital. Pada mata, kornea dan lensa mata berada pada bagian depan mata(anterior chamber) dan fungsinya sama seperti lensa pada kamera. Retina berada di bagian belakang mata (posterior chamber) dan fungsinya sama seperti film atausensor CCD pada kamera. Pada mata normal, berkas cahaya masuk melewatikornea dan lensa mata dan langsung difokuskan pada retina untuk menghasilkan bayangan yang jelas. Pada kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga menghas
  • 4. Kelainan refraksi mata A. Miopia Miopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat melihat dekat dengan lebih baik.  Pada penderita miopia, berkas cahaya yangmelewati kornea dan lensa mata tidak terfokus pada retina mata, melainkan jatuhdi depan retina, sehingga menghasilkan bayangan yang jelas pada objek yangdekat, namun bayangan menjadi kabur sama sekali ketika pasien melihat bendayang jauh letaknya.  Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) da n lensa (kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik focus sinar yang dibiaskan akan terletak
  • 5. B. Hipermetropia  Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belaka ng retina.  Pada penderita hipermetropia, berkas cahaya yangmelewati kornea dan lensa mata terf okus bukan pada retina, melainkan pada bagian b elakang retina, sehingga menghasilkan bayangan yang kabur pada objek yang dekat, namun bayan gan menjadi jelas ketika melihat objek yang jauh.  Hipermetropia terjadi jika kekuatan yang tidak ses uai antara panjang bola mata dankekuatan pembi asan kornea dan lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina. Hal ini dapat dise babkan oleh penurunan panjang sumbu bola mat a(hipermetropia aksial), seperti yang terjadi pada kelainan bawaan tertentu, atau penurunanindeks
  • 6. C. Astigmatisma  Pada astigmatisma, berkas cahaya yang diteri ma oleh retina tidak terkumpul menjadi satu tit ik, melainkan menyebar, membentuk garisgarisvertikal, sehingga menghasilkan bayangan yang kabur.  Astigmatisma terjadi jika kornea dan lensa mempunyai permukaan yang rata atau tidak rata sehingga tidak mem berikan satu fokus titik api. Variasi kelengkungan kornea atau lensa mencegah sinar terfokus pada satu titik. Sebagian bayangan akan dapat terfokus pada bagian depan retinasedang sebagian lain sinar difokuskan di belakang retina. Akibatnya penglihatan akan terganggu.
  • 7. CARA KERJA LASIK  LASIK merubah secara permanen bentuk dari bagian sentral anterior padakornea dengan memanfaatkan laser jenis excimer untuk mengablate (mengikissuatu bagian dari jaringan hidup dengan penguapan) sebagian kecil dari lapisan jaringan stroma kornea yang berada di bagian depan mata, tepat dibawah lapisan jaringan epitelium ko rnea. Agar tidak terjadi kesalahan operasi dan untuk menam bah ketelitian hingga satuan mikrometer, saat operasi sedang berlangsung,sistem komputer melacak pergerakan mata pasien 60 hingga 4000 kali perdetik,tergantung dari sistem yang digunakan, kemudian menepatkan posisi laser pada peletakan yang presisi. Sistem modern saat ini bahkan secara otomatis langsungmemfokusk
  • 8.  Bagian lapisan luar dari kornea atau epitelium, merupakan jaringan yang lunak, hidup, terus memperbarui diri (regenerasi), dan dapat pulih secarasempurna apabila terjadi iritasi atau disayat untuk keperluan operasi mata tanpakehilangan kejernihannya dari keadaan semula. Bagian lapisan yang lebih dalamdisebut stroma kornea, terbentuk sebelum epitelium, dan memiliki kemampuan regenerasi jauh lebih lambat dan terbatas dibanding lapisan epitelium. Bagian ini,merupakan bagian yang diubah pada tindakan operasi mata dengan LASIK maupun PRK/LASEK. Apabila bagian ini dibentuk ulang oleh tindakan diatas menggunakan laser atau mikrokeratome (sayatan halus), maka bagian ini akanmempertahankan bentuk tersebut tanpa terjadi perubahan bentuk semula.
  • 9. TEKNOLOGI DALAM BIDANG LASIK A. Excimer Laser Memberikan hasil yang lebih akurat untuk operasi kornea dan koreksi pengelihatan dari teknologi sebelumn ya. Sebuah pulse dari laser_excimer dapat meng ambil 0,25 mikron dari jaringan. Sebagai perbandi ngan,sebuah rambut manusia memiliki ketebalan 70 mikron. Dua jenis laser excimer tersedia untuk prosedur operasi refraksi:  Broad beam laser dan scanning laser.  Scanning laser dapat dibagi menjadi dua kelompok: silt scanning dan spot scanning. Setiap jenis laser memiliki kelebihandan kekurangan.
  • 10. * Broad Beam Laser  Sebuah broad beam laser menggunakan lase r berdiameter yang relatif besar (6 ,0-8,0 mm) yang dapat dimanipulasi untuk mengikis kornea.  Laser jenis ini dapat menghasilkan waktu oper asi tercepatdibandingkan laser lainnnya, yang mengurangi kemungkinan overecorrection dan decentration komplikasi yang disebabkan oleh pergerakan pupil.  Kerugiannya adalah kemungkinan peningkatan komplikasi yang terkait dengan pengikisan kornea
  • 11. Slit Scanning Laser  Sebuah silt scanning laser menggunakan laser berukuran relatif kecil, yangkemudian dihubungkan ke perangkat rotasi dengan celah yang dapat berubah.Selama operasi, sinar laser yang melewati celah ini dapat berubah secara bertahap meningkatkan zona pengikisan kornea. Laser sinar seragam dan pengikisan kornea yang lebih halus merupakan ciri dari digunakannya laser jenis ini. Laser ini memiliki kekurangan, yaitu kecender ungan sedikit lebih tinggi untuk decentration dan overcorrection
  • 12. * Spot Scanning Laser Sistem laser ini memiliki potensi untuk menghasilkan pengikisan kornea yang halus  Menggunakan teknologi radar untuk melac ak gerakan mata.Sistem ini juga memiliki kemampuan untuk mengobati silindris tidak teratur dari acuan topografi. Laser ini harus dihubungkan dengan sistem eye-tracking untuk memastikan peletakan laser yang akurat. 
  • 13. B. Wavefront Sensing Diagnostik (Wavefront guided- ) lasik Diagnostik Wavefront sensing adalah sebuah alat diagnostik untuk mengukur kesalahan refraksi mata. Metode refraksi konvensional terbatas untuk mengukur refraksi speris dan silinder yang dapat dijangkau oleh mata (miopia atauhyperopia dan silindris biasa). Namun, metode wavefront sensing memungkinkan dokter untuk mengukur kondisi dalam kornea yang mempengaruhi pengelihatan pasien. Mengacu da ri hasil tersebut, dokter dapat menyimpulkan seba gai penyimpangan pengelihatan (higher order ab beration) . Secara tradisional penyimpangan pen
  • 14.  Namun saat ini,dengan memahami dan karakterisasi komponen higher order abberation, dokter memiliki kemampuan diagnostik lebih atas silindris tidak teratur, dan kemampuan untuk mengukur tingkat alami atau pembedahan induksi abberasi. Alat diagnostik dari wavefront sensing dapat dilihat dalam verifikasi spherocylindrical refraksi,diagnosis kondisi kompleks atau keadaan rapuh dari kornea, seperti keratoconus,mata kering dan katarak, dan besarnya penyimpangan prosedur diinduksi setelahkoreksi penglihatan dengan LASIK. Secar a garis besar, wavefront sensingmemiliki nilai lebi h dalam upaya untuk memperbaiki penyimpanga
  • 15.  Pada dasarnya, wavefront sensing menggunakan teknik sederhana. Pasiendiminta untuk memandang ke depan, dan fokus pada suatu objek, sementara itudokter memberikan sebuah proyeksi cahaya m enuju mata. Berkas cahaya inimasuk ke dalam mata, dan memantul kembali keluar mata. Kemudian komputer menganalisa berkas sinar, yang selanjutnya menganalisa data berkaitan tentang keadaan mata. Beberapa sistem dengan cara ini dapat menganalisa lebih dari 2000 poin data keadaan mata.
  • 16. Lasik Pra Operasi  Penentuan pengelihatan sebelum dan sesudah dikoreksi dengan kacamataatau lensa kontak.  Penentuan besarnya kesalahan pengelihatan dal am setiap mata untuk menetapkan jumlah koreksi bedah yang diperlukan dan mengembangkanstrategi operasi yang tepat.  Penilaian permukaan kornea dengan topografi (k urvatur kornea atau bentuk), untuk mengkorelasik an bentuk kesalahan dalam fokus (berkorelasi bentuk kornea untuk astigmatisme re fraksi), untuk menemukan penyimpangan, dan un tuk mengetahui penyakit yang dapat memburuk ji kadilakukan pembedahan dengan LASIK
  • 17.  Pengukuran ukuran pupil dalam cahaya redup dan ruang. Ukuran pupilmerupakan faktor pe nting dalam pengukuran pengelihatan malam dan penentuan tindakan koreksi oleh LASIK yang tepat.• Pemeriksaan pada kelopak mata untuk melihat apakah kelopak berbalik kedalam (mungkin bergesekan dengan kornea) atau ke luar dan mengarahkanaliran air mata terbuang dari mata yang mengakibatkan mata kering, dankondisi lain
  • 18.  Pemeriksaan kornea untuk menentukan apakah ada kelainan yang dapatmempengaruhi hasil pembedahan.• Pemeriksaan dari lensa kristal untuk menentukan apakah terdapat kekaburan(katarak) atau kelainan lainnya yang ada.  Pengukuran ketebalan kornea (dengan pachymetry). Jumlah koreksi LASIK dapat ditentukan sebagian oleh ketebalan kornea.• Pengukuran tekanan intraokular untuk mendeteksi kondisi glaukoma atau preglaukoma. Glaukoma adalah kehilangan peng lihatan yang disebabkan oleh kerusakan pada saraf optik yang diakibatkan tekanan yang ter
  • 19.  Penilaian bagian belakang (segmen posterior) mata: Pemeriksaan pembesaran fundus digu nakan untuk menilai kesehatan dari permukaa n kedalam mata (retina), dengan pupil terbuka penuh. Ju ga pemeriksaan retina,saraf optik, dan pembuluh darah untuk mengetahui sejumlah gangguanmata dan gangguan sistemik.
  • 21.  Sebuah ring penahan dan pembentuk kornea dipasang pada mata, menahan posisi mata agar tidak bergerak. Prosedur ini terkadang, pada beberapa kasus menyebabkan perdarahan minor pada pembuluh darah halus pada mata, yang akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari setelah operasi. Setelah matatertahan pada posi sinya, maka sayatan epitellium akan dibentuk. Pr oses pembuatan sayatan menggunakan mikroker atome, sebuah pisau bedah halus berketebalan beberapa mikrometer, atau menggunakan femtosecond laser. Setelah sayatan terbentuk, lapisan sayatan diangkat, meninggalkan lapisan dibawahnya,yaitu stroma, lapisan tengah dari kornea.
  • 23.  Langkah kedua ialah menggunakan eximer laser, yang memiliki panjanggelombang sebesar 195 nm untuk merubah bentuk dari stroma kornea. Laser menguapkan (vaporized) jaringan stroma yang ingin dibentuk ulang (remodelling)dengan ketelitian yang amat tinggi t anpa membahayakan jaringan laindisekitarnya. Ti dak ada pemanasan dan pembakaran, maupun pemo tongan nyatayang terjadi pada stroma yang dibentuk ulang, sehingga tidak ada rasa sakit samasekali pada saat operasi. Beberapa pasien hanya mengeluhkan rasa tak nyaman.Lapisan yang diambil saat penguapan jar ingan hanya beberapa mikrometer ketebalannya. Perlakuan penguapan jaringan dalam kornea (stroma) pada LASIK menghasilkan kecepatan dalam operasi, h asil yang maksimal dan sedikit atau bahkan tak ada rasa sakit yang dihasilkan.
  • 24.  Selama proses kedua ini, pengelihatan pasien akan menjadi sangat kabur setelah lapisan sayatan diangkat. Pasie n hanya dapat melihat cahaya putihmengelilin gi cahaya orange dari laser.Saat ini, manufaktur laser excimer menggunakan pelacak posisi mata yangmengikuti gerakan mata sebanyak 4000 kali perdetik, kemudian memusatkangelomba ng laser dengan akurat pada daerah yang aka n di remodelling.Gelombang laser yang digun akan berkisar antara 1 milijoule (mJ) selama 1 0sampai 20 nanodetik
  • 26.  Setelah laser me-remodelling lapisan jaringan stroma, lapisan epilteliumyang diangkat perlahan-lahan dikembalikan ke tempatnya semula, yaitu diataslapisan stroma yang telah di bentuk ulang, kemudian dicek ulang terdapatnyagelembung udara, debris (kotoran halus), dan memastikan bahwa lapisanepitelli um telah terpasang secara tepat. Lapisan tersebut akan menempel dengansendirinya, dan akan menyatu dengan lapisan stroma (sembuh) sampai waktu panyembuhan telah usai.
  • 27. Perawatan pasca-operasi  Pasien umumnya diberikan tetes mata antibiot ik dan anti inflamatory (radang) selama beberapa minggu pasca operasi. Pasien juga disarankan untuk tidur lebih lama dan lebih sering dan juga diberikan sepasang pelindung mata dari cahaya yang berlebihan dan pelindung mata d ari gosokan ketika tidur danmengurangi mata kering.
  • 28. Kandidat Ideal Pasien LASIK  • Berumur minimal 18 tahun dan telah memiliki kacamata atau resep lensakontak yang stabil setidaknya selama dua tahun.• Memiliki ketebalan kornea cukup• Pasien memiliki salah satu atau lebih dari tiga kelainan pengelihatan, sepertimiopia (rabun jauh), astigmatism (penglihatan kabur yang disebabkan olehkornea berbentuk tidak teratur), hyperopia (rabun jauh), atau kombinasi keduanya (misalnya, miopia dengan silindris).• Tidak menderita penyakit pengelihatan atau yang lainnya, yang dapatmengurangi efektivitas opera si atau kemampuan pasien untuk sembuhdengan
  • 29. Kurang Ideal  Kategori ini meliputi mereka yang:  Memiliki riwayat mata kering, yang mungkin akan memburuk setelahoperasi dilakukan.  Pasien yang dirawat dengan obatobatan seperti steroid atauimunosupresan, yang dapat mencegah penyembuhan, atau menderita penyakityang melambatkan penyembuhan, seperti gangguan autoimun  Memiliki jaringan parut kornea.  Berumur di bawah usia
  • 30.  Memiliki pengelihatan yang tidak stabil  Sedang hamil atau menyusui.  Memiliki sejarah herpes okular dalam satu tahun sebelum operasi.  Kesalahan refraksi terlalu berat untuk pengobatan dengan teknologi saatini.Meskipun laser disetujui FDA tersedia untuk memperlakukan salah satudari tiga jenis utama kesalahan refraksi miopia, hyperopia dan silindris.Indikasi yang disetujui FDA menetapkan pasien yang tepat untuk penanganandengan miopia sampai dengan -12 D, astigmatisme sampai dengan 6D danhyperopia hingga 6
  • 31. Kandidat Non Lasik  Beberapa kondisi dan keadaan individu sepen uhnya yang tidak cocok untuk mendapatkan penanganan LASIK diantaranya: • Memiliki penyakit seperti katarak, glaukoma maju, penyakit kornea, gangguan penipisan k ornea (degenerasi marjinal keratoconus atau bening), atau beberapa penyakit mata lainnya yang sudah ada terlebih dahulu dan mempen garuhi ataumengancam penglihatan
  • 32. Kontraindikasi Lasik  :Kornea yang tidak normal (terlalu tipis), penyakit kolagen vaskuler (lupus/rheumatoid arthritis), pen yakit pembuluh darah ,ambliopia penggunaan ant ihistamin, penyakit autoimun (rheumatoid arthritis/ sjögren’ssyndrome/systemic lupus erythematosus /fms), blepharitis, menyusui, katarak (katarak yang sedang berkembang/sebelum operasi katarak, jaringan parut padakornea, diabetes mellitus, mata kering, ketid akseimbangan otot mata, ptosis,glaucoma, herpe s zoster pada mata, riwayat abrasi kornea / erosi berulang/epithelial dystrophy, gangguan penutup an kelopak mata (misalnya pada pasien tiroid denga n exopthalmus), pupil yang lebar, kehamilan, abn ormalitaskelengkungan kornea (lebih dari 47k/kurang dari 38-41k), abnormalitas
  • 33. Potensi Komplikasi  “mata kering” pasca operasi  Overcorrection dan undercorrection  Sensitivitas berlebihan terhadap cahaya  Pengelihatan tidak stabil  Halos  Pengelihatan ganda (berbayang)  Pengikisan (ablasi) berlebihan  Kotoran renik (debris) dalam sayatan•  Erosi epitelium  Macular hole.
  • 34.  Minimal atau tidak ada rasa nyeri setelah operasi  Kembalinya penglihatan lebih cepat dibandingkan PRK  Tidak ada risiko perforasi saat operasi dan ru pture bola matakarena trauma setelah operasi  Tidak ada gejala sisa kabur karena penyembuhan epitel
  • 35. Kerugian LASIK  LASIK jauh lebih mahal  Membutuhkan skill operasi para ahli mata  Dapat terjadi komplikasi yang berhubungan dengan flap, sepertiflap putus saat operasi, dislokasi fl ap post operasi, astigmatirreguler 17.