2. • Berasal dari bahasa latin: kapsula (kotak
kecil)
• Kapsul lunak pertama kali diperkenalkan
tahun 1833 oleh Mothes dan Dublanc dari
Perancis
• Kapsul keras diperkenalkan oleh Murdock
(Inggris) th 1847
20/08/13 2baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
3. Batasan (FI IV)
Kapsul adalah sediaan padat yang
terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut
20/08/13 3baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
4. PERSYARATAN (FI IV)
• Keseragaman sediaan keseragaman bobot
dan keseragaman kandungan
• Disolusi
20/08/13 4baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
5. MACAM KAPSUL
a. Berdasarkan konsistensi cangkang kapsul
b. Cara pemakaiannya
20/08/13 5baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
6. MACAM KAPSUL
a. Berdasarkan konsistensi cangkang kapsul
Kapsul keras
• terdiri atas tubuh dan tutup
• tersedia dalam bentuk kosong
• isi biasanya padat, dapat juga
cair
• cara pakai per oral
• bentuk hanya satu macam
Kapsul lunak
• satu kesatuan
• selalu sudah terisi
• isi biasanya cair, dapat juga padat
• bisa oral, vaginal, rectal, topikal
• bentuknya bermacam - macam
20/08/13
baharuddin__kuliah farmasetika dasar akfar arjuna
6
7. CARA PEMAKAIANNYA
• Peroral
• Per rektal
• Per vaginal
• Topikal
20/08/13 7baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
8. Keuntungan dan kerugian sediaan
kapsul
Keuntungan
• Menutupi rasa dan bau bahan obat
yang kurang enak
• Memudahkan penggunaannya
dibanding serbuk
• Mempercepat penyerapannya
dibanding pil dan tablet
• Dokter dapat memberikan resep
dengan kombinasi dari bermacam-
macam bahan obat dan dengan
dosis yang berbeda-beda menurut
kebutuhan seorang pasien.
• Dapat utk sediaan lepas lambat
kerugian
• Tidak dapat digunakan untuk
bahan eflorescen (ada air
kristalnya) dan delikuesen
(menyerap air sampai menjadi
larutan).
• Tidak bisa untuk zat-zat mudah
menguap sebab pori-pori
cangkang tidak menahan
penguapan.
• Tidak untuk Balita
• Tidak bisa dibagi ( misal ½
kapsul)
20/08/13 baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
8
9. UKURAN DAN KAPASITAS KAPSUL
• KAPSUL KERAS :
- Untuk manusia : 000,00,0,1,2,3,4,5
- Untuk hewan : 10,11,12
• KAPSUL LUNAK kapasitas: 1-480
minims (1 minim = 0,06 ml)
20/08/13 9baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
10. Hubungan jumlah obat dengan ukuran kapsul
No. ukuran
Asetosal
(alam gram)
Natrium
Bikarbonat
(dalam gram)
NBB
(dalam gram)
000 1
1,4 1,7
00
0,6
0,9
1,2
0
0,5 0,7 0,9
1
0,3
0,5
0,6
2 0,25
0,4
0,5
3
0,2 0,3 0,4
4 0,15
0,25 0,25
5 0,1 0,12 0,12
20/08/13 baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
10
11. FORMULA UMUM
R/ Bahan obat
Bahan Pembantu
m.f. Pulv. da in caps.
20/08/13 11baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
12. Bahan yang dapat diformulasi dalam
bentuk kapsul :
- Bahan Obat Padat
- Bahan Obat Setengah Padat
- Bahan Obat Cair
20/08/13 12baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
13. CARA PEMBUATAN
1. Pencampuran bahan
2. Pemilihan ukuran kapsul
3. Pengisian kapsul
4. Membersihkan kapsul
5. Wadah dan pemberian etiket + label
20/08/13 13baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
14. 1. PENCAMPURAN BAHAN
Bahan Obat + bahan tambahan Campurkan
Proses pencampurannya seperti pada serbuk
20/08/13 14baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
15. 2. PEMILIHAN UKURAN KAPSUL
• Untuk bobot bahan obat/campuran bahan serbuk
65 mg- 1g
• Bila bobot BO terlalu kecil + pengisi inert (SL,
glukosa, amilum, selulosa mikrokristal)
• Pengisian harus penuhmempengaruhi absorbsi.
• Bila terlalu penuh jadikan 2 kapsul & seuaikan
aturan pakainya
• Sesuaikan usia pasiennya
20/08/13 15baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
16. Cara pemilihan ukuran kapsul
• Hitung bobot BO atau campuran BO perkapsul,
misal X g
• Pilih cangkang kapsul dengan kapasitas yang
setara/ mendekati bobot BO
• Tara isi cangkang kapsul dg bahan inert, misal Y g
• X=Y BO langsung masuk kapsul
• X<<YBO + pengisi ad Y
• X>>Y jadikan 2 kapsul
20/08/13 16baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
17. 3. PENGISIAN KAPSUL
• Bahan Obat Padat
a. Tanpa alat:
- Campur bahan obat dibagi dalam jumlah yg
sesuai dlm resep
- Masukkan tiap bag ke induk kapsul ad 2/3 bag
volume
- Induk kapsul dibalik dan ditekan-tekan pd sisa
serbuk ad masuk semua
- Tutup kapsul
20/08/13 17baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
18. b. Dengan alat
- induk kapsul diletakkan berjajar pada alat.
- Tuangkan campuran BO ke permukaan alat
& ratakan dg sudip ad seluruh serbuk
masuk ke induk kapsul.
- Tutup kapsul
20/08/13 18baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
19. • Bahan Obat CAIR
- induk kapsul kosong ditara dg cara meletakkan
nya di atas kotak karton yg dilubangi tengahnya.
- Teteskan campuran bahan obat cair sambil
dihitung sesuai bobot yang diminta (meneteskan
dengan tegak lurus), mis n tetes.
- Selanjutnya tinggal meneteskan n tetes pd
cangkang yg lain.
- Kapsul ditutup + oleskan sedikit mucilago gom
arab atau campuran air dan alkohol di atas induk
kapsul, lalu tutup.
Mucilago : 2 gom arab + 3 air
20/08/13 19baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
20. 4. MEMBERSIHKAN KAPSUL
Tujuan:
• Menghilangkan sisa BO di luar dinding kapsul
• Menghilangkan rasa dan bau tidak enak
• Mencegah rusaknya dinding kapsul
Caranya:
letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol)
kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.
20/08/13 20baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
21. 5. WADAH DAN PENYIMPANAN
• Wadah gelas atau plastik
• Disimpan :
- di tempat sejuk
- dalam wadah tertutup rapat
- (+) zat pengering
- terlindung dari cahaya langsung
20/08/13 baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
21
22. Persyaratan kapsul
1. Keragaman bobot (jika BO ≥ 50 mg & tidak
kurang dari 50% dari sediaan adalah BO).
a. Kapsul berisi bahan obat kering.
• Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua
kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi
kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen
bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak
boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpangannya lebih besar dari
harga yang ditetapkan oleh kolom A dan tidak satu kapsulpun yang
penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.
20/08/13 baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
22
23. Sumber F.I ed III
Bobot rata-rata
kapsul
Perbedaan bobot isi kapsul dalam %
A B
120 mg atau
kurang
10% 20%
lebih dari 120 mg 7,5% 15%
20/08/13 baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
23
24. b. Kapsul berisi obat cair.
• Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu.
Keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang
kapsul dengan eter. Buang cairan cucian,
biarkan hingga tidak berbau eter, timbang
seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot
isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul
terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak
lebih dari 7,5%.
20/08/13 baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
24
25. 2. Waktu Hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk menguji
kapsul keras maupun kapsul lunak. Waktu
hancur ditentukan untuk mengetahui waktu
yang diperlukan oleh kapsul yang
bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-
butiran bebas yang tidak terikat oleh satu
bentuk. Menurut FI IV., untuk melakukan
uji waktu hancur digunakan alat yang
dikenal dengan nama Desintegration Tester.
20/08/13 baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
25
26. A. Alat
• Rangkaian keranjang yang terdiri dari 6 tabung transparan yang panjang masing-
masingnya 77,5 mm + 2,5 mm dengan diameter dalam 21,5 mm dan tebal
dinding lebih kurang 2 mm, kedua ujungnya terbuka. Ujung bawah tabung
dilengkapi dengan suatu kasa baja tahan karat dengan diameter lubang 0,025
inchi.
• Gelas piala berukuran 1000 ml yang berisi media cair. Volume cairan dalam
wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa
berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke
bawah berjarak tidak kurang 2,5 cm dari dasar wadah.
• Thermostat yang berguna untuk memanaskan dan menjaga suhu media cair
antara 35o
– 39o
C.
• Alat untuk menaikturunkan keranjang dalam media cair dengan frekuensi 29 kali
hingga 32 kali per menit.
20/08/13 baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
26
27. Dalam FI IV waktu hancur kapsul tidak
Dalam F.I ed IV tidak dinyatakan dengan jelas, namun menurut FI. III, kecuali dinyatakan lain waktu hancur kapsul adalah tidak lebih dari 15
menit.
2. Cara kerja.
• Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung di keranjang.
• Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian
keranjang, gunakan air bersuhu 37 o
+ 2 o
sebagai media kecuali dinyatakan
lain menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi.
• Naik turunkan keranjang didalam media cair lebih kurang 29 – 32 kali per
menit.
• Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing
monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul.
• Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan
12 kapsul lainnya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur
sempurna.
20/08/13 baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
27
28. 3) Keseragaman Sediaan
Terdiri dari keragaman bobot untuk kapsul keras dan
keseragaman kandungan untuk kapsul lunak.
4) Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan
persyaratan disolusi yang tertera dalam
masing – masing monografi. Persyaratan
disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin
lunak kecuali bila dinyatakan dalam
masing – masing monografi.
20/08/13 baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
28
29. LATIHAN
R/ Vit C 25 mg
Thiamin B1 2 mg
Nicotinic acid 25 mg
mf da in caps dtd No XXV
20/08/13 29baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
30. R/ Asetosal 0,400
m.f.l.a da in caps dtd No X
S2dd cap I
Pro : Tn Anang
20/08/13 30baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
31. FORMULA KHUSUS
1. BO higroskopis dan delikuesen
2. BO merupakan campuran eutektik
3. BO merusak cangkang kapsul
4. BO OTT
20/08/13 31baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
32. a. BO higrokopis & delikuescen
• BO disekat dengan MgCO3/MgO sebelum
dimasukkan kapsul
• Wadah haru tertutup rapat
20/08/13 32baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
33. contoh
R/ Luminal Na 0,015
KI 0,100
Aminofilin 0,200
m.f da in caps dtd no XXX
20/08/13 33baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
34. b. BO merupakan campuran
etektik
• Menyebabkan lembek dan lengket dalam
penyimpanan
• Disekat dengan bahan inert MgCO3,
MgO, kaolin (120 mg/kapsul)
• Dibiarkan terjadi etektik lalu dikeringkan
dengan bahan inert
20/08/13 34baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
35. R/ Camphor 65 mg
salol 100 mg
Aspirin 125 mg
kafein sitrat 50 mg
m.f. da in caps dtd No X
20/08/13 35baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
36. c. BO merusak cangkang
• Cairan yg mengandung air dan larutan-larutan
sangat pekat (ichtyol) dibuat massa pil dulu
masukkan kapsul
• Cairan yang mengandung etanol < 90% dibuat
massa pil dulu
• BO dengan kadar fenol tinggi(kreosot) dibuat
massa pil atau BO diencerkan dengan minyak
lemak sampai kadarnya <40%
20/08/13 36baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
37. • R/ Kreosot 0,500
m.f.l.a. da in caps No X
20/08/13 37baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
38. d. BO OTT
• @ BO disekat dengan bahan inert sebelum
masuk kapsul
• BO dibuat pil dalam kapsul
• BO dibuat kapsul dalam kapsul
20/08/13 38baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna
39. WADAH DAN
PENYIMPANAN
• Wadah gelas atau plastik
• Disimpan :
- di tempat sejuk
- dalam wadah tertutup rapat
- (+) zat pengering
- terlindung dari cahaya langsung
20/08/13 39baharuddin__kuliah farmasetika
dasar akfar arjuna