2. Bagaimana Menulisnya?
Benarkah Ahmadiyah sesat dan menyesatkan? Mirza Ghulam
Ahmad nabi pamungkas?
Benarkah mayoritas rakyat Acheh tak suka pada penjajahan
bangsa Jawa? Bahwa istilah bangsa Indonesia hanya samaran
bangsa Jawa?
Benarkah orang Madura kasar, suka mencuri, tak dukung
dimana bumi dipijak disana langit dijunjung?
Benarkah sedang terjadi creeping genocide bangsa Papua
sehingga mereka minta merdeka?
Bagaimana dengan isu Kristenisasi di Sumatra dan Jawa?
Banyak sekali gereja dibangun sehingga terjadi kekerasan?
Bagaimana dengan isu Islamisasi di Minahasa, Ambon, Flores?
3. Apakah menulis bisa objektif?
Setiap orang punya bias agama, ideologi,
pendidikan, status sosial, orientasi politik, etnik,
kewarganegaraan bahkan pengalaman pribadi?
Bagaimana dengan pilihan sudut pandang, sumber,
kutipan?
Apa yang membuat praktisi jurnalisme bisa
dipercaya masyarakat?
Bagaimana menilai mutu media di Ambon, Banda
Aceh, Padang, Jambi, Pekanbaru, Medan, Jakarta,
Hong Kong, Tokyo, London, New York?
Bagaimana melihat multiple identities?
4. S ur v
16 P e i Wa
r ta w
rovin
si (2 an
0 09 )
5. Sepuluh Elemen Jurnalisme
Bill Kovach wartawan New
York Times, kurator
Nieman Foundation di
Universitas Harvard
Tom Rosenstiel wartawan
Los Angeles Times
Tiga tahun, wawancara
1,200 wartawan dan
300 lagi dalam fora
6. 1. Wartawan dan kebenaran
Tugas utama wartawan atau praktisi jurnalisme
memberitakan kebenaran
Kebenaran menurut siapa?
Apakah berita = kebenaran?
Apakah akurasi = kebenaran?
Kebenaran yang bukan debat filsafat tapi kebenaran
fungsional, yang sehari-hari diperlukan masyarakat
Kebenaran ini ibarat stalagmit, lapis demi lapis
kebenaran, lapis demi lapis berita, hari demi hari
Kebenaran ini bisa senantiasa direvisi layaknya ilmu
pengetahuan, sejarah, dsb.
7. 2. Loyalitas utama wartawan pada
masyarakat
Kepada siapa wartawan atau praktisi jurnalisme
harus menempatkan loyalitas? Perusahaan? Audience?
Citizen?
Wartawan punya tanggungjawab sosial yang tak
jarang bisa melangkahi kepentingan perusahaan
mereka. Ironisnya, tanggungjawab itu sekaligus
sumber keberhasilan perusahaan
Segitiga bisnis media: audience, advertiser, citizens.
Bisnis kepercayaan menuntut pagar api dimana
interest bisnis dipisahkan dengan interest masyarakat
8. 3. Esensi jurnalisme adalah verifikasi
Coba google gambar Muhammad Yamin dan Gadjah Mada?
Disiplin verifikasi membedakan jurnalisme dengan hiburan,
propaganda, fiksi, infotainment atau seni
Tapi tak setiap wartawan tahu standar minimal verifikasi.
Bagaimana caranya?
“There is but one kind of unity possible in a world as diverse as
ours. It is unity of method, rather than aim; the unity of disciplined
experiment” – Walter Lippmann “Public Opinion” 1923
Metode jurnalisme bisa objektif. Tapi objektifitas bukan tujuan.
9. Intellectual platform of verification
Bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin tentang
metode dan motivasi Anda dalam melakukan
reportase. Jelaskan nama lengkap, tujuan
wawancara dsb. Berikan byline dalam laporan Anda;
Bersandarlah terutama pada reportase Anda sendiri.
Sadarilah prinsip “order of sources” dimana sumber
pertama lebih bisa diandalkan daripada sumber
kedua dan berikutnya;
Bersikaplah rendah hati. Verifikasi memerlukan open
mindedness.
10. 4. Wartawan harus independen
Wartawan harus bersikap independen terhadap orang-
orang yang mereka liput.
Wartawan boleh mengemukakan pendapat dalam
kolom opini atau laporan majalah. Mereka tetap
dibilang wartawan walau menunjukkan sikap jelas.
Menjadi netral bukan prinsip dasar jurnalisme.
Impartialitas dan objektifitas juga bukan.
Tapi wartawan tak diharapkan menulis tentang
sesuatu dan ikut jadi pemain.
Independensi harus dijunjung tinggi di atas identitas
lain seorang wartawan.
11. 5. Jurnalisme harus memantau
kekuasaan
Jurnalisme harus memantau kekuasaan dan
menyambung lidah yang tertindas
Ada tiga macam investigasi: investigasi orisinal,
investigation on investigation, interpretative
investigation
Original investigative reporting - si wartawan berhasil
menunjukkan siapa salah, dalam satu kejahatan
publik, karya orisinal
Perlu sangat hati-hati buat wartawan yang benar-
benar sudah berpengalaman. Tak dianjurkan buat
reporter kurcaci.
Indonesia banyak inflasi “investigasi”
12. 6. Jurnalisme sebagai forum publik
Forum tercipta baik dari laporan, lewat surat
pembaca, talk show, kolom dsb.
Suratkabar awal bikin ruang tamu di mana orang
diskusi membicarakan liputan hari itu
Teknologi baru bikin forum ini lebih bertenaga a.l.
chat room, siaran langsung
Jurnalisme semu – menciptakan dikotomi ketimbang
kompromi dalam demokrasi
13. 7. Jurnalisme harus memikat dan
relevan
Dua faktor ini justru sering dianggap dua hal yang
bertolakbelakang
Memikat adalah info selebritis. Membosankan adalah
berita ekonomi.
1977 Newsweek dan Time 31 persen diisi gambar
tokoh politik dan 15 persen bintang hiburan. 1997
mengalami penurunan 60 persen dalam tokoh politik.
40 persen diisi bintang hiburan.
Infotainment? Sensasi? Seks? Kriminal?
Peluang: narasi atau feature
14. 8. Berita harus proporsional dan
komprehensif
Ibarat penari telanjang dan pemain gitar. Mana lebih
tahan lama?
Contoh: CNN, Fox Television, berita protes anti-
Amerika dan citra Islam ektrimis di Indonesia pasca
9/11
Pemilihan berita sangat subjektif. Justru karena
subjektif wartawan harus ingat agar proporsional
dalam menyajikan berita
Ibarat sebuah peta, ada detail suatu blok, tapi juga
gambaran lengkap sebuah kota
15. 9. Mendengarkan hati nurani
Apakah ada demokrasi di ruang redaksi?
Karena sifatnya, a.l. deadline, harus ada seseorang
di puncak organisasi berita buat mengambil
keputusan redaksional
Editor harus bertanggungjawab terhadap produk
newsroom
Tapi pintu harus senantiasa terbuka, harus ada
suasana demokratis, buat bilang tidak!
Note: Perhatikan macam2 hukum soal pencemaran
nama baik a.l. KUHP 310, 335, ITE
16. 10. Hak dan Kewajiban terhadap
Berita
Elemen kesepuluh dari edisi Jurnalisme memerlukan posisi
revisi yang sebanding dengan
Perlu waktu 200 tahun sejak perkembangan teknologi
munculnya mesin cetak Apa ada waktu cukup untuk
hingga terbentuknya internet dan jurnalisme?
jurnalisme via suratkabar Warga punya hak terhadap
awal berita namun juga kewajiban
Zaman digital menciptakan Demokrasi dan jurnalisme
banyak media dan banjir lahir bersama-sama dan
informasi: Google, You Tube, mereka juga akan jatuh
Twitter, Facebook, bersama-sama
Wordpress, Apple, Microsoft.
18. Andreas Harsono
(1999-2000)
Bill Kovach, ayah Muslim dan ibu
Kristen Albania, kelahiran East
Tennessee 1932
Meliput civil movement pada akhir
1950an dan 1960an, ikut
membongkar Watergate dari
Boston
Washington bureau chief dari The
New York Times, editor Atlanta
Journal-Constitution, kurator
Nieman Foundation, Universitas
Harvard, Committee of Concern
Journalists