SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
Baixar para ler offline
MATA KULIAH LOGIKA

 DOSEN : Rosdiana, SH.,MH
      UNIBA@2012
Teknik eduksi ada 4
macam yaitu:
1. Konversi
2. Obversi
3. Kontraposisi
4. Inversi
1. KONVERSI
         Konversi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi
   kepada proposisi lain yang semakna dengan menukar kedudukan subyek
   dan predikat pernyataan aslinya.

        Subyek pernyataan pertama menjadi predikat dan predikatnya
  menjadi subyek pada proposisi yang baru. Jadi kita beralih dari
  pernyataan tipe S P kepada tipe P S.
 Contoh:
 Tidak satu pun mahasiswa adalah buta huruf.
  Tidak satu pun yang buta huruf adalah mahasiswa.

       Selain itu, tidak selamanya dengan pembalikan begitu saja akan
 diduga proposisi baru yang benar, seperti:
 Semua kuda adalah binatang
 Semua binatang adalah kuda (salah).

        Pernyataan asli disebut Kontervend, sedangkan pernyataan baru
yang dihasilkan disebut Konverse.
Agar didapat konverse yang benar perlu diperhatikan patokan berikut:
 Pernyataan bentuk A harus dikonversikan menjadi I
        Konvertend      : Semua kuda adalah binatang
        Konverse        : Sebagian binatang adalah kuda.

       Konvertend      : Semua mahasiswa terdidik
       Konverse        : Sebagian yang terdidik adalah mahasiswa.

 Pernyataan bentuk I konversinya bentuk I juga
       Konvertend      : Sebagian cendikiawan boros
       Konverse        : Sebagian yang boros adalah cendikiawan.
 Pernyataan E konversinya bentuk E juga
       Konvertend      : Semua yang saleh bukan pencuri
       Konverse        : Semua pencuri bukan orang yang saleh.

       Konvertend      : Tida satu pun orang yang sukses adalah malas
       Konverse        : Tidak satu pun orang yang malas adalah
                          sukses
Pernyataan O tidak dapat dikonversikan.
     Konvertend : Sebagian binatang bukan gajah
     Konversi       : Sebagian gajah bukan binatang (Salah)

      Konvertend    : Sebagian manusia bukan guru
      Konversi      : Sebagian guru bukan manusia (Salah).

  Catatan:
       Dalam proses konversi kita tidak terikat semata-mata
  dengan kata-kata pada pernyataan aslinya, tetapi boleh saja
  menambah untuk menjaga agar makna proposisi semula tidak
  berubah.
  Contoh:
  Konvertend : Sebagian anjing berkutu
  Konversi   : Sebagian binatang yang berkutu adalah anjing.
Pernyataan bentuk singular konversinya diperlakukan
sebagaimana bentuk universal. Manakala proposisinya positif
diperlakukan sebagaimana bentuk A dan apabila negatif
diperlakukan sebagaimana bentuk E, seperti:
Konvertend : Hasan adalah lelaki yang sabar
Konverse      : Sebagian lelaki yang sabar adalah Hasan

Konvertend    : Fatimah adalah bukan gadis yang ceroboh
Konverse      : Semua gadis yang ceroboh adalah bukan
Fatimah

Kesimpulan:
Bentuk A, dibalik dan diubah menjadi I
Bentuk I, tinggal dibalik saja
Bentuk E, tinggal dibalik saja
Bentuk O, tidak bisa dikonversikan.
2. OBVERSI
 Observasi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi
 kepada proposisi lain yang semakna dengan mengubah kualitas
 peryataan aslinya. Jika pernyataan semua positif, maka permasalahan
 yang dihasilkan negatif, begitu sebaliknya.

  Pernyataan Tipe S P menjadi Tipe S tak P
                        Atau
  Pernyataan Tipe S tak P menjadi Tipe S P

  Pernyatan yang asli disebut obvertend dan pernyataan yang
  dihasilkan disebut obverse.
  Obverse dari keempat bentuk proposisi adalah:
   Bentuk A menjadi E
    Obvertend : Semua makhluk adalah fana
    Observe :Semua makhluk adalah bukan non-fana

    Obvertend : Apa dapat membakar
    Observe : Api bukan tak-dapat membakar
Bentuk I menjadi O
 Obvertend : Sebagian dokter mata keranjang
 Observe    : Sebagian dokter bukan tak- mata keranjang.
  Obvertend : Sebagian mahasiswa curang
  Observe : Sebagian mahasiswa bukan non-curang.
 Bentuk E menjadi A
   Obvertend        : Semua cendikiawan tidak buta huruf
   Observe          : Semua cendikiawan buta huruf
   Obvertend        : Semua harimau bukan pemakan rumput
   Obverse          : Semua harimau pemakan rumput.
 Bentuk O menjadi I
   Obvertend        : Sebagian manusia tidak suka merokok.
   Obverse          : Sebagian manusia non-suka merokok.
   Obvertend        : Sebagian cendekiawan tak pandai bicara.
   Obverse          : Sebagian cendekiawan non-pandai
                      bicara.
3. KONTRAPOSISI
        Kontraposisi adalah cara mengungkapkan kembali suatu
   proposisi kepada proposisi lain yang semakna, dan menukar
   kedudukan subyek dan predikat pernyataan asli dan
   mengontradiksikan masing-masingnya.
   Permasalahan tipe S P kepada permasalahan tipe: tak-P tak-S
   Pernyataan aslinya disebut kontraponend dan pernyataan yang
 dihasilkan disebut kontrapositif.

Secara bertahap proses penyimpulan kontrapositif dari semua bentuk
sebagai berikut:
Bentuk A, menjadi A
  Kontraponend         : Semua binatang adalah fana
  Obverse              : Semua binatang adalah bukan tak-fana
  Konverse             : Semua yang tak-fana adalah bukan binatang
  Obverse              : Semua yang tak-fana adalah non-binatang.
                         (Proposisi Kontrapositif)


Bentuk I
 Kontraponend         : Sebagian cendikiawan pemarah
 Obverse     : Sebagian cendikiawan bukan non-pemarah
 Konverse    : ……. (Tidak bisa dikonversikan)

Bentuk E, menjadi O
 Kontraponend         : Semua emas bukan benda gas
 Obverse      : Semua emas adalah non-benda gas
 Konverse     : Sebagian yang non-benda gas adalah emas
 Obverse      : Sebagian yang non-benda gas adalah bukan non-emas
                (Proposisi kontrapositif)

Bentuk O, menjadi O
 Kontraponend           : Sebagian pegawai tidak jujur
 Obverse      : Sebagian pegawai non-jujur
 Konverse     : Sebagian yang non-jujur adalah pegawai
 Obverse      : Sebagian yang non-jujur adalah bukan non-pegawai
                (Prosisi kontrapositif).
Contoh proposisi kontrapositif secara
langsung:
o Kontraponend : Semua patroit adalah
   pemberani
   Kontrapositif : Semua yang non-
   pemberani adalah non-patriot.
oKontraponend : Semua perjudian
  tidak diizinkan
  Kontrapositif     : Sebagian yang non-
  diizinkan adalah bukan non-perjudian.
4.   INVERSI
     Inversi adalah cara mengungkapkan kembali suatu
     proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan
     pengontradiksikan subyek dan predikat pernyataan
     aslinya.
     Permasalahan tipe S P menjadi tipe tak-S tak-P
          Dalam proses penyimpulan inversi hanya bisa
     diterapkan untuk permasalahan A dan E saja. Selain
     itu patokan lain yang perlu diperhatikan adalah:
     Bila pernyataan aslinya bentuk A maka proposisi yang
     dihasilkan I dan bila E yang dihasilkan adalah O.
     Pernyataan asli disebut Invertend dan pernyataan
     yang dihasilkan disebut Inverse.
Contoh:
Invertend: Semua dokter adalah cerdas
Inverse : Sebagian yang non-dokter
          adalah non-cerdas

Intervend: Semua pendengki tidak
          bahagia
Inverse : Sebagian yang non-
         pendengki bukan tak
         bahagia.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH 

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Pet-pet
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiSwig WuNafik
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaChupking
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahAde Pratama
 
Pertemuan 7 penalaran
Pertemuan 7 penalaranPertemuan 7 penalaran
Pertemuan 7 penalaranAinul Fikri
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Lia Aldiana
 
Putusan/Proposisi/Pendapat Logika
Putusan/Proposisi/Pendapat LogikaPutusan/Proposisi/Pendapat Logika
Putusan/Proposisi/Pendapat LogikaSiti Hardiyanti
 
Teknik lobi dan negosiasi
Teknik lobi dan negosiasiTeknik lobi dan negosiasi
Teknik lobi dan negosiasiM Mubaraq
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaOki16
 
Tujuan dan manfaat dakwah
Tujuan dan manfaat dakwahTujuan dan manfaat dakwah
Tujuan dan manfaat dakwahLBB. Mr. Q
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATSara Santika
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalahMeyLiontin
 

Mais procurados (20)

Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisi
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logika
 
struktur artikel ilmiah i
struktur artikel ilmiah istruktur artikel ilmiah i
struktur artikel ilmiah i
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
Pertemuan 7 penalaran
Pertemuan 7 penalaranPertemuan 7 penalaran
Pertemuan 7 penalaran
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia
 
Putusan/Proposisi/Pendapat Logika
Putusan/Proposisi/Pendapat LogikaPutusan/Proposisi/Pendapat Logika
Putusan/Proposisi/Pendapat Logika
 
Retorika
Retorika Retorika
Retorika
 
Teknik lobi dan negosiasi
Teknik lobi dan negosiasiTeknik lobi dan negosiasi
Teknik lobi dan negosiasi
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Tujuan dan manfaat dakwah
Tujuan dan manfaat dakwahTujuan dan manfaat dakwah
Tujuan dan manfaat dakwah
 
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di IndonesiaMakalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalah
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 

Destaque (20)

Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
 
SEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKASEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKA
 
02.logika
02.logika02.logika
02.logika
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
הדפסה על חולצות אמריקאיות
הדפסה על חולצות אמריקאיותהדפסה על חולצות אמריקאיות
הדפסה על חולצות אמריקאיות
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Makalah ilmu logika
Makalah ilmu logikaMakalah ilmu logika
Makalah ilmu logika
 
Logika pendahuluan
Logika pendahuluanLogika pendahuluan
Logika pendahuluan
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
Bab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logikaBab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logika
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara
Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara
Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara
 
Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
 
Fault presentation by muneeb
Fault presentation by muneebFault presentation by muneeb
Fault presentation by muneeb
 

Mais de Bagoes Prasetya

Copy buku bahasa indonesia hukum
Copy buku   bahasa indonesia hukumCopy buku   bahasa indonesia hukum
Copy buku bahasa indonesia hukumBagoes Prasetya
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanBagoes Prasetya
 
Struktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesaiStruktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesaiBagoes Prasetya
 
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)Bagoes Prasetya
 
Materi pengenalan lambang Saka Bhayangkara
Materi pengenalan lambang Saka BhayangkaraMateri pengenalan lambang Saka Bhayangkara
Materi pengenalan lambang Saka BhayangkaraBagoes Prasetya
 
Hukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negaraHukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negaraBagoes Prasetya
 
Struktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesaiStruktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesaiBagoes Prasetya
 
Slide arahan sosialisasi_rbp fix
Slide arahan sosialisasi_rbp fixSlide arahan sosialisasi_rbp fix
Slide arahan sosialisasi_rbp fixBagoes Prasetya
 
sosialisasi road map rbp gel ii polda
sosialisasi road map rbp gel ii poldasosialisasi road map rbp gel ii polda
sosialisasi road map rbp gel ii poldaBagoes Prasetya
 

Mais de Bagoes Prasetya (13)

Copy buku bahasa indonesia hukum
Copy buku   bahasa indonesia hukumCopy buku   bahasa indonesia hukum
Copy buku bahasa indonesia hukum
 
Proses phk
Proses phkProses phk
Proses phk
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaan
 
Struktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesaiStruktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesai
 
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)
 
Materi pengenalan lambang Saka Bhayangkara
Materi pengenalan lambang Saka BhayangkaraMateri pengenalan lambang Saka Bhayangkara
Materi pengenalan lambang Saka Bhayangkara
 
Hukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negaraHukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negara
 
Struktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesaiStruktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesai
 
Format kelembagaan
Format kelembagaanFormat kelembagaan
Format kelembagaan
 
Slide arahan sosialisasi_rbp fix
Slide arahan sosialisasi_rbp fixSlide arahan sosialisasi_rbp fix
Slide arahan sosialisasi_rbp fix
 
sosialisasi road map rbp gel ii polda
sosialisasi road map rbp gel ii poldasosialisasi road map rbp gel ii polda
sosialisasi road map rbp gel ii polda
 
Slide hukum pidana rose
Slide hukum pidana roseSlide hukum pidana rose
Slide hukum pidana rose
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 

Tehnik tehnik eduksi

  • 1. MATA KULIAH LOGIKA DOSEN : Rosdiana, SH.,MH UNIBA@2012
  • 2. Teknik eduksi ada 4 macam yaitu: 1. Konversi 2. Obversi 3. Kontraposisi 4. Inversi
  • 3. 1. KONVERSI Konversi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan aslinya. Subyek pernyataan pertama menjadi predikat dan predikatnya menjadi subyek pada proposisi yang baru. Jadi kita beralih dari pernyataan tipe S P kepada tipe P S. Contoh: Tidak satu pun mahasiswa adalah buta huruf. Tidak satu pun yang buta huruf adalah mahasiswa. Selain itu, tidak selamanya dengan pembalikan begitu saja akan diduga proposisi baru yang benar, seperti: Semua kuda adalah binatang Semua binatang adalah kuda (salah). Pernyataan asli disebut Kontervend, sedangkan pernyataan baru yang dihasilkan disebut Konverse.
  • 4. Agar didapat konverse yang benar perlu diperhatikan patokan berikut:  Pernyataan bentuk A harus dikonversikan menjadi I Konvertend : Semua kuda adalah binatang Konverse : Sebagian binatang adalah kuda. Konvertend : Semua mahasiswa terdidik Konverse : Sebagian yang terdidik adalah mahasiswa.  Pernyataan bentuk I konversinya bentuk I juga Konvertend : Sebagian cendikiawan boros Konverse : Sebagian yang boros adalah cendikiawan.  Pernyataan E konversinya bentuk E juga Konvertend : Semua yang saleh bukan pencuri Konverse : Semua pencuri bukan orang yang saleh. Konvertend : Tida satu pun orang yang sukses adalah malas Konverse : Tidak satu pun orang yang malas adalah sukses
  • 5. Pernyataan O tidak dapat dikonversikan. Konvertend : Sebagian binatang bukan gajah Konversi : Sebagian gajah bukan binatang (Salah) Konvertend : Sebagian manusia bukan guru Konversi : Sebagian guru bukan manusia (Salah). Catatan: Dalam proses konversi kita tidak terikat semata-mata dengan kata-kata pada pernyataan aslinya, tetapi boleh saja menambah untuk menjaga agar makna proposisi semula tidak berubah. Contoh: Konvertend : Sebagian anjing berkutu Konversi : Sebagian binatang yang berkutu adalah anjing.
  • 6. Pernyataan bentuk singular konversinya diperlakukan sebagaimana bentuk universal. Manakala proposisinya positif diperlakukan sebagaimana bentuk A dan apabila negatif diperlakukan sebagaimana bentuk E, seperti: Konvertend : Hasan adalah lelaki yang sabar Konverse : Sebagian lelaki yang sabar adalah Hasan Konvertend : Fatimah adalah bukan gadis yang ceroboh Konverse : Semua gadis yang ceroboh adalah bukan Fatimah Kesimpulan: Bentuk A, dibalik dan diubah menjadi I Bentuk I, tinggal dibalik saja Bentuk E, tinggal dibalik saja Bentuk O, tidak bisa dikonversikan.
  • 7. 2. OBVERSI Observasi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan mengubah kualitas peryataan aslinya. Jika pernyataan semua positif, maka permasalahan yang dihasilkan negatif, begitu sebaliknya. Pernyataan Tipe S P menjadi Tipe S tak P Atau Pernyataan Tipe S tak P menjadi Tipe S P Pernyatan yang asli disebut obvertend dan pernyataan yang dihasilkan disebut obverse. Obverse dari keempat bentuk proposisi adalah:  Bentuk A menjadi E Obvertend : Semua makhluk adalah fana Observe :Semua makhluk adalah bukan non-fana Obvertend : Apa dapat membakar Observe : Api bukan tak-dapat membakar
  • 8. Bentuk I menjadi O Obvertend : Sebagian dokter mata keranjang Observe : Sebagian dokter bukan tak- mata keranjang. Obvertend : Sebagian mahasiswa curang Observe : Sebagian mahasiswa bukan non-curang.  Bentuk E menjadi A Obvertend : Semua cendikiawan tidak buta huruf Observe : Semua cendikiawan buta huruf Obvertend : Semua harimau bukan pemakan rumput Obverse : Semua harimau pemakan rumput.  Bentuk O menjadi I Obvertend : Sebagian manusia tidak suka merokok. Obverse : Sebagian manusia non-suka merokok. Obvertend : Sebagian cendekiawan tak pandai bicara. Obverse : Sebagian cendekiawan non-pandai bicara.
  • 9. 3. KONTRAPOSISI Kontraposisi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna, dan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan asli dan mengontradiksikan masing-masingnya. Permasalahan tipe S P kepada permasalahan tipe: tak-P tak-S Pernyataan aslinya disebut kontraponend dan pernyataan yang dihasilkan disebut kontrapositif. Secara bertahap proses penyimpulan kontrapositif dari semua bentuk sebagai berikut: Bentuk A, menjadi A Kontraponend : Semua binatang adalah fana Obverse : Semua binatang adalah bukan tak-fana Konverse : Semua yang tak-fana adalah bukan binatang Obverse : Semua yang tak-fana adalah non-binatang. (Proposisi Kontrapositif)
  • 10.  Bentuk I Kontraponend : Sebagian cendikiawan pemarah Obverse : Sebagian cendikiawan bukan non-pemarah Konverse : ……. (Tidak bisa dikonversikan) Bentuk E, menjadi O Kontraponend : Semua emas bukan benda gas Obverse : Semua emas adalah non-benda gas Konverse : Sebagian yang non-benda gas adalah emas Obverse : Sebagian yang non-benda gas adalah bukan non-emas (Proposisi kontrapositif) Bentuk O, menjadi O Kontraponend : Sebagian pegawai tidak jujur Obverse : Sebagian pegawai non-jujur Konverse : Sebagian yang non-jujur adalah pegawai Obverse : Sebagian yang non-jujur adalah bukan non-pegawai (Prosisi kontrapositif).
  • 11. Contoh proposisi kontrapositif secara langsung: o Kontraponend : Semua patroit adalah pemberani Kontrapositif : Semua yang non- pemberani adalah non-patriot. oKontraponend : Semua perjudian tidak diizinkan Kontrapositif : Sebagian yang non- diizinkan adalah bukan non-perjudian.
  • 12. 4. INVERSI Inversi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan pengontradiksikan subyek dan predikat pernyataan aslinya. Permasalahan tipe S P menjadi tipe tak-S tak-P Dalam proses penyimpulan inversi hanya bisa diterapkan untuk permasalahan A dan E saja. Selain itu patokan lain yang perlu diperhatikan adalah: Bila pernyataan aslinya bentuk A maka proposisi yang dihasilkan I dan bila E yang dihasilkan adalah O. Pernyataan asli disebut Invertend dan pernyataan yang dihasilkan disebut Inverse.
  • 13. Contoh: Invertend: Semua dokter adalah cerdas Inverse : Sebagian yang non-dokter adalah non-cerdas Intervend: Semua pendengki tidak bahagia Inverse : Sebagian yang non- pendengki bukan tak bahagia.
  • 14. SEKIAN DAN TERIMA KASIH 