SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Cara yang Benar dalam Menganalisis Masalah

Apakah segala sesuatu mengalami perubahan ?

Tanpa ada perkecualian segala sesuatu berubah dan akan terus berubah. Kita tidak dapat berpikir
tentang sesuatu yang telah mutlak selesai dan lengkap dan tidak akan barubah lagi. Apabila
memperhatikan sekeliling kita, alam dan masyarakat manusia, kita dapat menyaksikan segala sesuatu --
bahkan manusia — terus berubah. Kita bisa melihat berbagai macam hal tumbuh berkembang dan
berubah. Perubahan dapat tarjadi secara perlahan-lahan atau tiba-tiba dan mendadak. Segala sesuatu
mempunyai permulaan dan akhir.

Bila segala sesuatu berubah, maka pemahaman manusia mengenai sesuatu hal dan pengetahuannya
berubah dan berkembang pula. Analisa yang akurat terhadap sebab-sebab dan cara-cara bagaimana
sesuatu benda dan peristiwa berubah merupakan lompatan jauh ke depan dan dapat memicu kemajuan
pengetahuan manusia. Dan melalui kemajuan pengetahuan manusia sanggup secara aktif dan efektif
mangubah sesuatu untuk keuntungannya sendiri. Oleh karena kita mengetahui dan menyadari segala
sesuatu terus berubah, maka kita tidak akan mundur atau menyerah pada saat menghadapi setiap
masalah dan situasi sulit. Akan tetapi sabaliknya kita akan secara aktif mencoba mengatasi masalah
untuk memajukan kepentingan demokrasi nasional rakyat .

Apakah sebab-sebab segala sesuatu berubah ?

Sebab-sebab terjadinya perubahan: sabab internal, sebab dari dalam. Fakta utama yang menentukan
tarjadinya perubahan sesuatu hal — benda atau paristiwa– dan gerakannya, adalah kontradiksi di
dalamnya, kontradiksi adalah kasatuan dan perjuangan dari sisi-sisi atau aspek-aspek yang
bertentangan didalam satu hal.

Contoh mengapa masyarakat Indonesia berubah dan berkembang? Apakah disebabkan oleh nasib atau
kah oleh bantuan negara lain? Apa yang menyebabkan masyarakat bergerak adalah kontradiksi di
dalamnya. Kontradiksi di antara kelas-kelas yang ada. Perjuangan dan pertentangan di antara kelas-kelas
masyarakat. Di satu pihak ada-kelas penguasa yang menindas dan menekan perkembangan tanah air
negeri Indonesia. Di pihak lain, ada kelas pekerja yang diperas yang bekerja untuk pembangunan
kebebasan dan demokrasi.

Kondisi eksternal, kondisi diluar dipihak lain mempengaruhi terjadinya perubahan. Tiada sesuatu yang
terpisah dari lingkungannya. Dalam perkembangan dan pergerakannya, sesuatu hal beraksi bergerak
dan menerima reaksi dari segala sesuatu di sekelilingnya. Ini adalah kondisi eksternal yang memparcepat
atau memperlambat sebagai faktor cocok atau tidak-cocok terjadinya perubahan suatu obyek.

Contoh, bahwa faktor yang menentukan perkembangan yang kontinyu dari kawan-kawan dalam
perjuangan adalah gagasan-gagasan yang benar dan salah dalam pikirannya, sokongannya terhadap
kepentingan demokrasi-nasional-rakyat melawan siapa saja dan apa saja yang bertentangan dengan ini.
Sekarang, semuanya tergantung pada kawan tersebut untuk memutuskan apakah ia akan terus berjuang
untuk revolusi atau mundur dan menyerah. Tetapi kemudian faktor-faktor eksternal di sekeliling dia juga
memiliki pengaruh penting dalam keputusannya. Misalnya, kolektifnya. kawan-kawan yang menjadi
“political officer” di unitnya, keluarganya, kekasihnya, massa dan orang-orang terdekat lain.

Apakah artinya membagi satu menjadi dua ?

Membagi satu menjadi dua tidak berbeda dari studi kontradiksi. Hal ini akan menjadi inti pembahasan
dari usaha mempelajari ciri-ciri dan perjuangan dari hal-hal yang saling bertentangan.

Analisa membagi satu menjadi dua adalah cara yang benar dalam menganalisa. Melalui cara ini, kita
mengetahui mengapa dan bagaimana perubahan suatu obyek atau peristiwa terjadi. Kita menangkap
esensi suatu obyek dan kita membenturkan pergetahuan kita dengan kondisi obyektif yang melekat
pada suatu obyek.

Ketika kita mengnalisa sesuatu, kita harus selalu memusatkan diri pada mempelajari esensi, mempelajari
aspek-aspek, sisi-sisi, ciri-ciri, dan kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan yang menggerakkan
obyek tersebut. Di dalam diri seorang kawan atau di dalam suatu unit kerja misalnya, kita menganalisa
pertentangan gagagasan-gagasan, ciri-ciri negatif dan positif, benar atau salah, revolusioner atau tidak.
Di dalam desa-desa kita, kita menganalisa kontradiksi antara pihak revolusioner dan kontra-revolusioner
antara kelas penguasa yang pemeras dan penindas di satu pihak, dengan massa yang diperintah ditindas
dan diparas dipihak lain.

Bagaimana kita menggunakan perbandingan dan perbedaan dalam analisa kita ?

Perbandingan dan perbedaan atau kontras adalah dua metode yang kita gunakan dalam menganalisa.
Bila kita menganalisa kontradiksi yang membuat suatu obyek bergerak, maka kita akan dapat
mengetahuinya dengan lebih baik dengan cara membandingkan dan memperbedakan, membuat
kontras dengan kontradisi yang lain. Misalnya, kontradiksi di satu desa kita bandingkan dan kontraska
dengan desa yang lain.

Dengan perbandingan, kita menganalisa ciri-ciri umum yang malekat di dalam kontradiksi yang dipelajari
dan kita menemukan ciri-ciri tersebut pada kontradiksi yang lain. Perbandingan membantu kita dalam
mamusatkan analisa pada esensi obyek dan mambimbing kita dalam mempelajari kontradiksi.

Contoh, bila kita manganalisa masalah seorang kawan, kita mengetahui segera bahwa sebagai seorang
kawan, ia mengangkat kepentingan demokrasi-nasional rakyat –suatu ciri umum semua kawan-kawan.
Ini membimbing kita manganalisa dan mangatasi masalahnya. Contoh lain adalah kita mengetahui
bahwa kontradiksi di desa kita adalah sama dengan kontradiksi yang ada di semua desa-desa di
Indonesia. Itulah sebabnya mengapa revolusi agraria bisa diterapkan dan harus dilaksanakan di desa
kita. Bahkan summing-up terhadap pengalaman-pengalaman protes dan pemberontakan petani baik
yang telah terjadi dalam sejarah maupun selama tiga puluh tahun terakhir di bawah rejim boneka fasis
Soeharto, memberikan ide pada kita mengenai bagaimana perlunya dan cara melaksanakan revolusi
agraria di desa yang kita gerakkan.

Akan tetapi, pasti tidak mungkin satu kontradiksi sama secara komplit dengan kontradiksi lain. Setiap
kontradiksi memiliki ciri-ciri tertentu yang secara khusus melekat pada tiap kontradiksi, suatu ciri
inheren dari suatu kontradiksi. Itulah sebabnya, tidak pada tempatnya membandingkan bulat-bulat
sama satu masalah dengan masalah yang lain, dan menjiplak jalan keluarnya.

Bersamaan dengan perbandingan, perlu juga dilakukan pembedaan atau kontras, agar mengetahui ciri-
ciri khusus, partikular, dari kontradiksi yang dipelejari. Dengan membuat kontras, kita merumuskan
pemahaman kita terhadap suatu obyek. Pambedaan perlu untuk merumuskan solusi atau metode
perjuangan yang tepat dan cocok.

Contoh, adalah tidak mungkin menjiplak tiap tahap yang dijalankan oleh satu desa dalam pengurangan
sewa tanah. Sebab, mungkin sekali bentuk korupsi tuan tanah berbeda-beda. Mungkin juga watak dan
kekuasaan tuan tanah, mandornya, tukang-pukulnya, BABINSA dan HANSIP di desa tersebut sedikit
barbeda. Dan mungkin juga kekuatan dan kesiapan massa, organisasi massa patani di desa dan
kepemimpinannya, dan seterusnya, juga berbeda. Jadi, dalam merumuskan sebuah rencana aksi
pengurangan sewa tanah, perlu dipelajari situasi-situasi dan kebutuhan-kabutuhan, khusus dan
istimewa yang khas desa tersebut.

Mengapa perlu mengaitkan analisa umum dan analisa khusus ?

Setiap obyek yang kita analisa merupakan bagian dari obyek yang lebih luas dan besar. Untuk
menghindari analisa sepihak atau mata kuda, kita harus memperhitungkan relasi obyek yang kita analisa
dengan keseluruhan bagiannya. Kita harus mencatat bagaimana relasi tersabut mempengaruhi dan
mencerminkan perkembangan dari hal yang lebih besar terhadap satu obyek. Dengan kata lain, ketika
kita menganalisa suatu obyek, kita mengetahui bahwa obyek tersebut merupakan bagian khusus dari
keseluruhan hal yang umum. Dengan cara seperti itu, kita akan dapat memahami sebab-sebab dan
perkembangan obyek tersebut secara lebih baik lagi.

Contoh, desa yang sedang kita organisir dan kita gerakan, merupakan bagian dari satu kecamatan,
kabupaten dan propinsi. Lingkungan di kota kecamatan dan kabupaten, misalnya tardapat baberapa
kompi tentara, KODIM, KORAMIL, KAPOLRES, BABINSA, HANSIP dan seterusnya, merupakan titik berat
reaksi militer, yang sudah jelas kekuatannya di desa. Musuh bisa malancarkan operasi militer secara
langsung, atau sekadar mangerahkan formasi BABINSA dan HANSIP harus menjadi perhitungan kita.
Dengan manghubungkan analisa di desa dan relasinya dengan lingkungan di kota, kita dapat memahami
bagaimana dan mengapa reaksi militer musuh terjadi. Kita tidak boleh menganggap bahwa hal ini hanya
marupakan reaksi biasa atas satu insiden yang terjadi di desa, misalnya.

Contoh lain, komite desa kita tidak bergerak terpisah dari gerakan. Sebab, rencana-rencana kita
memang tidak mamberikan tugas tersebut pada tingkat seksi dan kabupaten. Di dalam assessment, kita
juga memperhatikan dampak dan pengaruh dan pedoman dari atas dan gerakan secara umum dalam
skope kota atau seksi.

Analisa kita terhadap suatu obyek harus memperhatikan telah bagian-bagian yang membentuk
kebulatan suatu obyek. Dengan cara demikian pemahaman kita mengenai suatu hal akan menjadi lebih
lengkap, penuh dan mendalam. Kita mengulail kesimpulan-kesimpulan akhir dan menolak kesimpulan-
kesimpulan awal.
Di dalam assesment kita, misalnya, bukanlah untuk mengatakan bahwa secara umum jalannya
perjuangan adalah baik. akan tetapi kita harus mencatat perjuangan dari berbagai macam kelompok dan
pelaksanaan berbagai macam tugas-tugas, di dalam paindidikan, organizing dan pengerahan massa.
Hanya dengan cara analisa inilah implementasi program dan rancana kita akan menjadi jelas, penuh dan
benar.

Bagaimana suatu obyek berubah ?

Pada awalnya, satu aspek dari kontradiksi lebih kuat dan superior dari aspek lain yang lemah. Aspek
yang dominan menentukan ciri dasar atau esensi suatu obyek. Masyarakat Indonesia, sebagai contoh,
setengah-jajahan dan setengah-feodal karena diperintah dan didominasi oleh imperialisme Amerika,
feodalisme dan kapitalisme birokrat.

Akan tetapi situasi ini tidaklah stagnan, mandeg. Perjuangan dari dua aspek tidaklah berhenti. Bantuk
dan kekuatan dari masing-masing aspek terus barubah. Kita menyebut hal ini sebagai perubahan
kuantitatif. Satu tingkat nampak seakan-akan obyek tidak berubah. Apa yang dapat kita perhatikan bila
terjadi perubahan hanyalah bentuk luar atau penampilan luar obyek.

Di dalam masyarakat Indonesia, pertentangan kelas kelihatan menyolok dalam bermacam-macam
perubahan dalam bentuk seperti: meningkatnya jumlah pengangguran, protes-protes massal petani,
peemberontakan bersenjata petani, perang di pedesaan Aceh dan Timor-timur, buruh-buruh mogok,
dan berbagai macam perjuangan massa, termasuk gerakan mahasiswa yang patriotik dan nasionalis.
Akan tetapi, belum terjadi perubahan terhadap relasi mendasar kelas-kelas di negeri ini. Inilah
sebabnya mengapa esensi setengah-feodal dan setengah-jajahan masyarakat Indoneesia masih tetap di
dalam.

Dengan terus memperkuat aspek fundamental dan memperlemah aspek pokok, maka saatnya akan tiba
ketika aspek fundamental yang menjadi aspek yang memajukan, akan menjadi aspek pokok yang akan
mandominasi kini. Perubahan ini kita sebut perubahan kualitatif. Perubahan posisi dominasi dari aspek-
aspek yang saling berlawanan akan disertai lompatan-jauh ke depan yang akan merubah esensi sebuah
obyek.

Perubahan kualitatif dalam masyarakat Indonesia dewasa ini akan datang pada saat revolusi-demokrasi
nasional berhasil: Kelas penguasa yang semula menindas dan memeras, akan diperintah, dan kelas yang
ditindas dan diperas akan men,jadi kelas yang memerintah. Akan terjadi perubahan esensi masyarakat
Indonesia, perubahan aspek dasar kehidupan ekonomi, politik, dan kebudayaan di negeri ini.

Adalah penting untuk membedakan analisa antara perubahan kuantitatif dan kualitatif terhadap suatu
hal. Dengan cara ini, kita tidak bakal diperdayakan oleh perubahan-perubahan atas penampilan dan
esensi. Terdapat perbedaan misalnya, antara reformasi dan revolusi. Tambahan pula, cara ini
memberikan kejernihan pada kita, mengenai apa kebutuhan-kebutuhan dan syarat-syarat supaya
perubahan signifikan atas suatu benda dan peristiwa dapat terjadi.

7. Bagaimana suatu kontradiksi bisa diatasi dan suatu obyek dapat berakhir ?
Kontradiksi berakhir pada saat persatuan dan perjuangan dari aspek-aspek yang bertentangan lenyap,
ketika dasar-dasar salah satu aspek yang menentang telah lenyap –aspek yang sudah matang
terkebelakang, runtuh, bobrok dan reaksioner. Maka, persatuan diantara aspek-aspek yang
bertentangan hancur dan kontradiksi diatasi. Dan bila ini terjadi, suatu obyek akan berakhir. Kontradiksi
yang baru akan mulai dalam obyek yang baru.

Contoh, sepanjang hubungan feodal yang mendasar tetap berlangsung di pedesaan, maka dasar-dasar
bagi Imperialisme Amerika dan kapitalisme birokrat untuk menduduki kekuasaan tetap mungkin. Akan
tetapi, di dalam kemenangan revolusi damokrasi nasional rakyat, perubahan posisi dari dua kubu yang
saling bartentangan, dari kelas-kelas yang bertarung di dalam masyarakat Indonesia dewasa ini akan
terjadi. Dan untuk mengatasi kontradiksi ini dan mengakhiri watak setengah-jajahan dan setengah-
feodal masyarakat Indonesia, maka perlu dimplementasikan revolusi agraria dan secara sistematis
menghancurkan sisa-sisa aturan politik reaksioner di seluruh Pojok negeri. Hanya dengan cara
demikianlah foodalisme dan kapitalisme birokrat akan lenyap. Dominasi ampuh imperialisme Amerika
akan diganyang habis, dan dari puing-paing masyarakat kuno itu, kebebasan sejati demokrasi dan
Indonsia yang maju akan didirikan.

Dengan mengetahui bagaimana kontradiksi diatasi dan bagaimana sebuah obyek barakhir, kini menjadi
jelas dalam analisa kita tanggungjawab-tanggungjawab apa yang diperlukan dan dalam situasi apa kita
dapat menyingkirkan dasar-dasar dari hal-hal yang saling berlawanan. Jelas bagi kita untuk
menyempurnakan solusi masalah-masalah yang kita hadapi dan dan hal-hal lain yang perlu kita penuhi
untuk mencapai solusi akhir.

Adalah tanggung-jawab analisa kita untuk mengetahui tidak hanya bagaimana mangatasi kontradiksi,
tetapi juga bagaimana mamenamgkan perjuangan demi kepentingan rakyat. Ada dua jenis pertarungan;
pertarungan yang antagonistik, yang ditandai dangan kekerasan, dan pertarungan yang non-antagonistik
atau moderat. Pertarungan antara kelas penguasa dan kelas yang dihisap dan ditindas marupakan
partarungan yang antaganistik karena kontradiksi yang terjadi tidak akan dapat diatasi tanpa metode
kekerasan seperti revolusi. Sedangkan pertarungan ide-ide yang benar dan salah di dalam tubuh gerakan
merupakan perjuangan yang non-antagonistik. Hal ini dapat diatasi melalui cara-cara moderat seperti
diskusi dan kritik yang demokratis, dan tidak dengan sikap kekerasan.

Dengan menganalisa jenis-jenis pertarungan dari sebuah kontradiksi akan memperjelas kita mengenai
metode yang perlu dalam manangani pertentangan. Penanganan dengan kekerasan terhadap
kontradiksi yang non-antagonistik akan menghancurkan tujuan dan kepentingan rakyat. Akan tetapi
sebaliknya, jika kita menganggap bahwa pertarungan antara kelas penindas dan penghisap dan kelas
yang dihisap dan ditindas, maka kita melorot pada reformisme, yang akan menghalangi dan merugikan
gerakan kita, dan hanya menguntungkan musuh.

Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia.

Salam …

Regards,
Ditulis pada 31 December 2009

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMutiara Shifa
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Penggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemenPenggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemenDiah Ayu
 
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)afifsalim
 
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaPengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaHabibullah Al Faruq
 
Barang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatBarang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatAriee Moeslim
 
Wewenang delegasi dan desentralisasi
Wewenang delegasi dan desentralisasiWewenang delegasi dan desentralisasi
Wewenang delegasi dan desentralisasiHusainPanggi
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdid
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdidMuhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdid
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdidErik Kuswanto
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Penataan Ruang
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadistRaden Sengkuni
 
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Muhammad Yasir Abdad
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriNona Zesifa
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Ibadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku PositifIbadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku PositifImam Iswanto
 

Mais procurados (20)

Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
Penggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemenPenggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemen
 
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
 
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaPengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
 
Barang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatBarang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privat
 
Wewenang delegasi dan desentralisasi
Wewenang delegasi dan desentralisasiWewenang delegasi dan desentralisasi
Wewenang delegasi dan desentralisasi
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdid
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdidMuhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdid
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdid
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadist
 
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Ibadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku PositifIbadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku Positif
 

Semelhante a Cara yang benar dalam menganalisis masalah

materi Susbalan Tsalis.pptx
materi Susbalan Tsalis.pptxmateri Susbalan Tsalis.pptx
materi Susbalan Tsalis.pptxssusercb3cee
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialelmakrufi
 
Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial.pptx
Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial.pptxPerilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial.pptx
Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial.pptxsekar776918
 
Jatim_Haris Kunaifi_SPB 1.1. CITRA DIRI PENDAMPING DESA.pptx
Jatim_Haris Kunaifi_SPB 1.1. CITRA DIRI PENDAMPING DESA.pptxJatim_Haris Kunaifi_SPB 1.1. CITRA DIRI PENDAMPING DESA.pptx
Jatim_Haris Kunaifi_SPB 1.1. CITRA DIRI PENDAMPING DESA.pptxHarisKunaifi2
 
Analisis-Sosial - 2020
Analisis-Sosial - 2020Analisis-Sosial - 2020
Analisis-Sosial - 2020Ewald Frederik
 
Nilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialNilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialMalik Fauzi
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDMuhamad Yogi
 
Kapital Sosial Daerah: peluang pemanfaatannya untuk pembangunan
Kapital Sosial Daerah: peluang pemanfaatannya untuk pembangunan Kapital Sosial Daerah: peluang pemanfaatannya untuk pembangunan
Kapital Sosial Daerah: peluang pemanfaatannya untuk pembangunan HisnuddinLubis
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatMochammad Taufik
 
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIALMASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIALArmadira Enno
 
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerahManajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerahOperator Warnet Vast Raha
 
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerahManajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerahOperator Warnet Vast Raha
 
Faktor yang mempengaruhi pola hubungan
Faktor yang mempengaruhi pola hubunganFaktor yang mempengaruhi pola hubungan
Faktor yang mempengaruhi pola hubunganRatih Aini
 

Semelhante a Cara yang benar dalam menganalisis masalah (20)

Book Section - Partisipasi untuk desa.pdf
Book Section - Partisipasi untuk desa.pdfBook Section - Partisipasi untuk desa.pdf
Book Section - Partisipasi untuk desa.pdf
 
materi Susbalan Tsalis.pptx
materi Susbalan Tsalis.pptxmateri Susbalan Tsalis.pptx
materi Susbalan Tsalis.pptx
 
Cattell
CattellCattell
Cattell
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
 
Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial.pptx
Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial.pptxPerilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial.pptx
Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial.pptx
 
Jatim_Haris Kunaifi_SPB 1.1. CITRA DIRI PENDAMPING DESA.pptx
Jatim_Haris Kunaifi_SPB 1.1. CITRA DIRI PENDAMPING DESA.pptxJatim_Haris Kunaifi_SPB 1.1. CITRA DIRI PENDAMPING DESA.pptx
Jatim_Haris Kunaifi_SPB 1.1. CITRA DIRI PENDAMPING DESA.pptx
 
Analisis-Sosial - 2020
Analisis-Sosial - 2020Analisis-Sosial - 2020
Analisis-Sosial - 2020
 
Nilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialNilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosial
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
 
Kapital Sosial Daerah: peluang pemanfaatannya untuk pembangunan
Kapital Sosial Daerah: peluang pemanfaatannya untuk pembangunan Kapital Sosial Daerah: peluang pemanfaatannya untuk pembangunan
Kapital Sosial Daerah: peluang pemanfaatannya untuk pembangunan
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
 
Pengantar sosiologi antropologi filsafat Ilmu
Pengantar sosiologi  antropologi filsafat IlmuPengantar sosiologi  antropologi filsafat Ilmu
Pengantar sosiologi antropologi filsafat Ilmu
 
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIALMASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
 
Gerakan sosial indonesia
Gerakan sosial indonesiaGerakan sosial indonesia
Gerakan sosial indonesia
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerahManajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
 
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerahManajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
 
PRASANGKA SOSIAL
PRASANGKA SOSIALPRASANGKA SOSIAL
PRASANGKA SOSIAL
 
Faktor yang mempengaruhi pola hubungan
Faktor yang mempengaruhi pola hubunganFaktor yang mempengaruhi pola hubungan
Faktor yang mempengaruhi pola hubungan
 

Mais de Ayu Sefryna sari

Revolusi ketergantungan internasional mentah
Revolusi ketergantungan internasional mentahRevolusi ketergantungan internasional mentah
Revolusi ketergantungan internasional mentahAyu Sefryna sari
 
Risetoperasi 6-metode-transportasi
Risetoperasi 6-metode-transportasiRisetoperasi 6-metode-transportasi
Risetoperasi 6-metode-transportasiAyu Sefryna sari
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingAyu Sefryna sari
 
Optimasi dengan satu variabel bebas
Optimasi dengan satu variabel bebasOptimasi dengan satu variabel bebas
Optimasi dengan satu variabel bebasAyu Sefryna sari
 
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIAUMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIAAyu Sefryna sari
 

Mais de Ayu Sefryna sari (6)

Revolusi ketergantungan internasional mentah
Revolusi ketergantungan internasional mentahRevolusi ketergantungan internasional mentah
Revolusi ketergantungan internasional mentah
 
Risetoperasi 6-metode-transportasi
Risetoperasi 6-metode-transportasiRisetoperasi 6-metode-transportasi
Risetoperasi 6-metode-transportasi
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik sampling
 
Optimasi dengan satu variabel bebas
Optimasi dengan satu variabel bebasOptimasi dengan satu variabel bebas
Optimasi dengan satu variabel bebas
 
Fungsi linear
Fungsi linearFungsi linear
Fungsi linear
 
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIAUMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
 

Último

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 

Último (20)

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 

Cara yang benar dalam menganalisis masalah

  • 1. Cara yang Benar dalam Menganalisis Masalah Apakah segala sesuatu mengalami perubahan ? Tanpa ada perkecualian segala sesuatu berubah dan akan terus berubah. Kita tidak dapat berpikir tentang sesuatu yang telah mutlak selesai dan lengkap dan tidak akan barubah lagi. Apabila memperhatikan sekeliling kita, alam dan masyarakat manusia, kita dapat menyaksikan segala sesuatu -- bahkan manusia — terus berubah. Kita bisa melihat berbagai macam hal tumbuh berkembang dan berubah. Perubahan dapat tarjadi secara perlahan-lahan atau tiba-tiba dan mendadak. Segala sesuatu mempunyai permulaan dan akhir. Bila segala sesuatu berubah, maka pemahaman manusia mengenai sesuatu hal dan pengetahuannya berubah dan berkembang pula. Analisa yang akurat terhadap sebab-sebab dan cara-cara bagaimana sesuatu benda dan peristiwa berubah merupakan lompatan jauh ke depan dan dapat memicu kemajuan pengetahuan manusia. Dan melalui kemajuan pengetahuan manusia sanggup secara aktif dan efektif mangubah sesuatu untuk keuntungannya sendiri. Oleh karena kita mengetahui dan menyadari segala sesuatu terus berubah, maka kita tidak akan mundur atau menyerah pada saat menghadapi setiap masalah dan situasi sulit. Akan tetapi sabaliknya kita akan secara aktif mencoba mengatasi masalah untuk memajukan kepentingan demokrasi nasional rakyat . Apakah sebab-sebab segala sesuatu berubah ? Sebab-sebab terjadinya perubahan: sabab internal, sebab dari dalam. Fakta utama yang menentukan tarjadinya perubahan sesuatu hal — benda atau paristiwa– dan gerakannya, adalah kontradiksi di dalamnya, kontradiksi adalah kasatuan dan perjuangan dari sisi-sisi atau aspek-aspek yang bertentangan didalam satu hal. Contoh mengapa masyarakat Indonesia berubah dan berkembang? Apakah disebabkan oleh nasib atau kah oleh bantuan negara lain? Apa yang menyebabkan masyarakat bergerak adalah kontradiksi di dalamnya. Kontradiksi di antara kelas-kelas yang ada. Perjuangan dan pertentangan di antara kelas-kelas masyarakat. Di satu pihak ada-kelas penguasa yang menindas dan menekan perkembangan tanah air negeri Indonesia. Di pihak lain, ada kelas pekerja yang diperas yang bekerja untuk pembangunan kebebasan dan demokrasi. Kondisi eksternal, kondisi diluar dipihak lain mempengaruhi terjadinya perubahan. Tiada sesuatu yang terpisah dari lingkungannya. Dalam perkembangan dan pergerakannya, sesuatu hal beraksi bergerak dan menerima reaksi dari segala sesuatu di sekelilingnya. Ini adalah kondisi eksternal yang memparcepat atau memperlambat sebagai faktor cocok atau tidak-cocok terjadinya perubahan suatu obyek. Contoh, bahwa faktor yang menentukan perkembangan yang kontinyu dari kawan-kawan dalam perjuangan adalah gagasan-gagasan yang benar dan salah dalam pikirannya, sokongannya terhadap kepentingan demokrasi-nasional-rakyat melawan siapa saja dan apa saja yang bertentangan dengan ini. Sekarang, semuanya tergantung pada kawan tersebut untuk memutuskan apakah ia akan terus berjuang untuk revolusi atau mundur dan menyerah. Tetapi kemudian faktor-faktor eksternal di sekeliling dia juga
  • 2. memiliki pengaruh penting dalam keputusannya. Misalnya, kolektifnya. kawan-kawan yang menjadi “political officer” di unitnya, keluarganya, kekasihnya, massa dan orang-orang terdekat lain. Apakah artinya membagi satu menjadi dua ? Membagi satu menjadi dua tidak berbeda dari studi kontradiksi. Hal ini akan menjadi inti pembahasan dari usaha mempelajari ciri-ciri dan perjuangan dari hal-hal yang saling bertentangan. Analisa membagi satu menjadi dua adalah cara yang benar dalam menganalisa. Melalui cara ini, kita mengetahui mengapa dan bagaimana perubahan suatu obyek atau peristiwa terjadi. Kita menangkap esensi suatu obyek dan kita membenturkan pergetahuan kita dengan kondisi obyektif yang melekat pada suatu obyek. Ketika kita mengnalisa sesuatu, kita harus selalu memusatkan diri pada mempelajari esensi, mempelajari aspek-aspek, sisi-sisi, ciri-ciri, dan kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan yang menggerakkan obyek tersebut. Di dalam diri seorang kawan atau di dalam suatu unit kerja misalnya, kita menganalisa pertentangan gagagasan-gagasan, ciri-ciri negatif dan positif, benar atau salah, revolusioner atau tidak. Di dalam desa-desa kita, kita menganalisa kontradiksi antara pihak revolusioner dan kontra-revolusioner antara kelas penguasa yang pemeras dan penindas di satu pihak, dengan massa yang diperintah ditindas dan diparas dipihak lain. Bagaimana kita menggunakan perbandingan dan perbedaan dalam analisa kita ? Perbandingan dan perbedaan atau kontras adalah dua metode yang kita gunakan dalam menganalisa. Bila kita menganalisa kontradiksi yang membuat suatu obyek bergerak, maka kita akan dapat mengetahuinya dengan lebih baik dengan cara membandingkan dan memperbedakan, membuat kontras dengan kontradisi yang lain. Misalnya, kontradiksi di satu desa kita bandingkan dan kontraska dengan desa yang lain. Dengan perbandingan, kita menganalisa ciri-ciri umum yang malekat di dalam kontradiksi yang dipelajari dan kita menemukan ciri-ciri tersebut pada kontradiksi yang lain. Perbandingan membantu kita dalam mamusatkan analisa pada esensi obyek dan mambimbing kita dalam mempelajari kontradiksi. Contoh, bila kita manganalisa masalah seorang kawan, kita mengetahui segera bahwa sebagai seorang kawan, ia mengangkat kepentingan demokrasi-nasional rakyat –suatu ciri umum semua kawan-kawan. Ini membimbing kita manganalisa dan mangatasi masalahnya. Contoh lain adalah kita mengetahui bahwa kontradiksi di desa kita adalah sama dengan kontradiksi yang ada di semua desa-desa di Indonesia. Itulah sebabnya mengapa revolusi agraria bisa diterapkan dan harus dilaksanakan di desa kita. Bahkan summing-up terhadap pengalaman-pengalaman protes dan pemberontakan petani baik yang telah terjadi dalam sejarah maupun selama tiga puluh tahun terakhir di bawah rejim boneka fasis Soeharto, memberikan ide pada kita mengenai bagaimana perlunya dan cara melaksanakan revolusi agraria di desa yang kita gerakkan. Akan tetapi, pasti tidak mungkin satu kontradiksi sama secara komplit dengan kontradiksi lain. Setiap kontradiksi memiliki ciri-ciri tertentu yang secara khusus melekat pada tiap kontradiksi, suatu ciri
  • 3. inheren dari suatu kontradiksi. Itulah sebabnya, tidak pada tempatnya membandingkan bulat-bulat sama satu masalah dengan masalah yang lain, dan menjiplak jalan keluarnya. Bersamaan dengan perbandingan, perlu juga dilakukan pembedaan atau kontras, agar mengetahui ciri- ciri khusus, partikular, dari kontradiksi yang dipelejari. Dengan membuat kontras, kita merumuskan pemahaman kita terhadap suatu obyek. Pambedaan perlu untuk merumuskan solusi atau metode perjuangan yang tepat dan cocok. Contoh, adalah tidak mungkin menjiplak tiap tahap yang dijalankan oleh satu desa dalam pengurangan sewa tanah. Sebab, mungkin sekali bentuk korupsi tuan tanah berbeda-beda. Mungkin juga watak dan kekuasaan tuan tanah, mandornya, tukang-pukulnya, BABINSA dan HANSIP di desa tersebut sedikit barbeda. Dan mungkin juga kekuatan dan kesiapan massa, organisasi massa patani di desa dan kepemimpinannya, dan seterusnya, juga berbeda. Jadi, dalam merumuskan sebuah rencana aksi pengurangan sewa tanah, perlu dipelajari situasi-situasi dan kebutuhan-kabutuhan, khusus dan istimewa yang khas desa tersebut. Mengapa perlu mengaitkan analisa umum dan analisa khusus ? Setiap obyek yang kita analisa merupakan bagian dari obyek yang lebih luas dan besar. Untuk menghindari analisa sepihak atau mata kuda, kita harus memperhitungkan relasi obyek yang kita analisa dengan keseluruhan bagiannya. Kita harus mencatat bagaimana relasi tersabut mempengaruhi dan mencerminkan perkembangan dari hal yang lebih besar terhadap satu obyek. Dengan kata lain, ketika kita menganalisa suatu obyek, kita mengetahui bahwa obyek tersebut merupakan bagian khusus dari keseluruhan hal yang umum. Dengan cara seperti itu, kita akan dapat memahami sebab-sebab dan perkembangan obyek tersebut secara lebih baik lagi. Contoh, desa yang sedang kita organisir dan kita gerakan, merupakan bagian dari satu kecamatan, kabupaten dan propinsi. Lingkungan di kota kecamatan dan kabupaten, misalnya tardapat baberapa kompi tentara, KODIM, KORAMIL, KAPOLRES, BABINSA, HANSIP dan seterusnya, merupakan titik berat reaksi militer, yang sudah jelas kekuatannya di desa. Musuh bisa malancarkan operasi militer secara langsung, atau sekadar mangerahkan formasi BABINSA dan HANSIP harus menjadi perhitungan kita. Dengan manghubungkan analisa di desa dan relasinya dengan lingkungan di kota, kita dapat memahami bagaimana dan mengapa reaksi militer musuh terjadi. Kita tidak boleh menganggap bahwa hal ini hanya marupakan reaksi biasa atas satu insiden yang terjadi di desa, misalnya. Contoh lain, komite desa kita tidak bergerak terpisah dari gerakan. Sebab, rencana-rencana kita memang tidak mamberikan tugas tersebut pada tingkat seksi dan kabupaten. Di dalam assessment, kita juga memperhatikan dampak dan pengaruh dan pedoman dari atas dan gerakan secara umum dalam skope kota atau seksi. Analisa kita terhadap suatu obyek harus memperhatikan telah bagian-bagian yang membentuk kebulatan suatu obyek. Dengan cara demikian pemahaman kita mengenai suatu hal akan menjadi lebih lengkap, penuh dan mendalam. Kita mengulail kesimpulan-kesimpulan akhir dan menolak kesimpulan- kesimpulan awal.
  • 4. Di dalam assesment kita, misalnya, bukanlah untuk mengatakan bahwa secara umum jalannya perjuangan adalah baik. akan tetapi kita harus mencatat perjuangan dari berbagai macam kelompok dan pelaksanaan berbagai macam tugas-tugas, di dalam paindidikan, organizing dan pengerahan massa. Hanya dengan cara analisa inilah implementasi program dan rancana kita akan menjadi jelas, penuh dan benar. Bagaimana suatu obyek berubah ? Pada awalnya, satu aspek dari kontradiksi lebih kuat dan superior dari aspek lain yang lemah. Aspek yang dominan menentukan ciri dasar atau esensi suatu obyek. Masyarakat Indonesia, sebagai contoh, setengah-jajahan dan setengah-feodal karena diperintah dan didominasi oleh imperialisme Amerika, feodalisme dan kapitalisme birokrat. Akan tetapi situasi ini tidaklah stagnan, mandeg. Perjuangan dari dua aspek tidaklah berhenti. Bantuk dan kekuatan dari masing-masing aspek terus barubah. Kita menyebut hal ini sebagai perubahan kuantitatif. Satu tingkat nampak seakan-akan obyek tidak berubah. Apa yang dapat kita perhatikan bila terjadi perubahan hanyalah bentuk luar atau penampilan luar obyek. Di dalam masyarakat Indonesia, pertentangan kelas kelihatan menyolok dalam bermacam-macam perubahan dalam bentuk seperti: meningkatnya jumlah pengangguran, protes-protes massal petani, peemberontakan bersenjata petani, perang di pedesaan Aceh dan Timor-timur, buruh-buruh mogok, dan berbagai macam perjuangan massa, termasuk gerakan mahasiswa yang patriotik dan nasionalis. Akan tetapi, belum terjadi perubahan terhadap relasi mendasar kelas-kelas di negeri ini. Inilah sebabnya mengapa esensi setengah-feodal dan setengah-jajahan masyarakat Indoneesia masih tetap di dalam. Dengan terus memperkuat aspek fundamental dan memperlemah aspek pokok, maka saatnya akan tiba ketika aspek fundamental yang menjadi aspek yang memajukan, akan menjadi aspek pokok yang akan mandominasi kini. Perubahan ini kita sebut perubahan kualitatif. Perubahan posisi dominasi dari aspek- aspek yang saling berlawanan akan disertai lompatan-jauh ke depan yang akan merubah esensi sebuah obyek. Perubahan kualitatif dalam masyarakat Indonesia dewasa ini akan datang pada saat revolusi-demokrasi nasional berhasil: Kelas penguasa yang semula menindas dan memeras, akan diperintah, dan kelas yang ditindas dan diperas akan men,jadi kelas yang memerintah. Akan terjadi perubahan esensi masyarakat Indonesia, perubahan aspek dasar kehidupan ekonomi, politik, dan kebudayaan di negeri ini. Adalah penting untuk membedakan analisa antara perubahan kuantitatif dan kualitatif terhadap suatu hal. Dengan cara ini, kita tidak bakal diperdayakan oleh perubahan-perubahan atas penampilan dan esensi. Terdapat perbedaan misalnya, antara reformasi dan revolusi. Tambahan pula, cara ini memberikan kejernihan pada kita, mengenai apa kebutuhan-kebutuhan dan syarat-syarat supaya perubahan signifikan atas suatu benda dan peristiwa dapat terjadi. 7. Bagaimana suatu kontradiksi bisa diatasi dan suatu obyek dapat berakhir ?
  • 5. Kontradiksi berakhir pada saat persatuan dan perjuangan dari aspek-aspek yang bertentangan lenyap, ketika dasar-dasar salah satu aspek yang menentang telah lenyap –aspek yang sudah matang terkebelakang, runtuh, bobrok dan reaksioner. Maka, persatuan diantara aspek-aspek yang bertentangan hancur dan kontradiksi diatasi. Dan bila ini terjadi, suatu obyek akan berakhir. Kontradiksi yang baru akan mulai dalam obyek yang baru. Contoh, sepanjang hubungan feodal yang mendasar tetap berlangsung di pedesaan, maka dasar-dasar bagi Imperialisme Amerika dan kapitalisme birokrat untuk menduduki kekuasaan tetap mungkin. Akan tetapi, di dalam kemenangan revolusi damokrasi nasional rakyat, perubahan posisi dari dua kubu yang saling bartentangan, dari kelas-kelas yang bertarung di dalam masyarakat Indonesia dewasa ini akan terjadi. Dan untuk mengatasi kontradiksi ini dan mengakhiri watak setengah-jajahan dan setengah- feodal masyarakat Indonesia, maka perlu dimplementasikan revolusi agraria dan secara sistematis menghancurkan sisa-sisa aturan politik reaksioner di seluruh Pojok negeri. Hanya dengan cara demikianlah foodalisme dan kapitalisme birokrat akan lenyap. Dominasi ampuh imperialisme Amerika akan diganyang habis, dan dari puing-paing masyarakat kuno itu, kebebasan sejati demokrasi dan Indonsia yang maju akan didirikan. Dengan mengetahui bagaimana kontradiksi diatasi dan bagaimana sebuah obyek barakhir, kini menjadi jelas dalam analisa kita tanggungjawab-tanggungjawab apa yang diperlukan dan dalam situasi apa kita dapat menyingkirkan dasar-dasar dari hal-hal yang saling berlawanan. Jelas bagi kita untuk menyempurnakan solusi masalah-masalah yang kita hadapi dan dan hal-hal lain yang perlu kita penuhi untuk mencapai solusi akhir. Adalah tanggung-jawab analisa kita untuk mengetahui tidak hanya bagaimana mangatasi kontradiksi, tetapi juga bagaimana mamenamgkan perjuangan demi kepentingan rakyat. Ada dua jenis pertarungan; pertarungan yang antagonistik, yang ditandai dangan kekerasan, dan pertarungan yang non-antagonistik atau moderat. Pertarungan antara kelas penguasa dan kelas yang dihisap dan ditindas marupakan partarungan yang antaganistik karena kontradiksi yang terjadi tidak akan dapat diatasi tanpa metode kekerasan seperti revolusi. Sedangkan pertarungan ide-ide yang benar dan salah di dalam tubuh gerakan merupakan perjuangan yang non-antagonistik. Hal ini dapat diatasi melalui cara-cara moderat seperti diskusi dan kritik yang demokratis, dan tidak dengan sikap kekerasan. Dengan menganalisa jenis-jenis pertarungan dari sebuah kontradiksi akan memperjelas kita mengenai metode yang perlu dalam manangani pertentangan. Penanganan dengan kekerasan terhadap kontradiksi yang non-antagonistik akan menghancurkan tujuan dan kepentingan rakyat. Akan tetapi sebaliknya, jika kita menganggap bahwa pertarungan antara kelas penindas dan penghisap dan kelas yang dihisap dan ditindas, maka kita melorot pada reformisme, yang akan menghalangi dan merugikan gerakan kita, dan hanya menguntungkan musuh. Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia. Salam … Regards,
  • 6. Ditulis pada 31 December 2009