SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
Baixar para ler offline
Isu lingkungan Global P a g e | 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian
yang seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai
dampak yang ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun
lingkungan saat ini mulai menampakan perbahan yang signifikan.
Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena
kompleksitas permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka
ragam dari multidisiplin ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya
dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang berkaitan langsung dengan studi physical
environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry, geology, forestry dan
sebagainya.
Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri,
maka isu lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia.
Pencemaran lingkungan merupakan masalah bersama.
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal,
nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak
dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional
atau global. Bila kita melihat bumi secara utuh maka bumi merupakan satu sistem
yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan.
Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya
Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Scochlom, Swedia, pada tanggal
15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai
dengan diselenggarakannya Seminar pada tanggal 15-18 Mei 1972.
Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi
manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat
menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan
industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala
kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat
Isu lingkungan Global P a g e | 2
terjadinya pencemaran lingkungan.
2. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah yang kami sajikan ini yaitu agar kita
sebagai makhluk hidup yang ikut andil dalam terjadinya global warning dapat
meminimalisir segala sesuatu yang dapat menyebabkan kondisi bumi kita ini
semakin panas dan krisis.
Dan mungkin menjadi suatu teguran para pengusaha yang tidak sensitive
terhadap keadaan bumi kita sekarang dengan mengantisipasi limba yang
dihasilkan dari pabrik-pabrik besar yang ada di Indonesia bahkan dunia sehingga
nantinya anak cucu kita bias merasakan bumi yang indah di zaman mereka kelak.
Dan mungkin itu menjadi lebih mudah apabila kita lakukan dari hal terkecil dari
diri kita sendiri.
3. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu
mencangkup :
1. Isu perubahan iklim dan pemanasan Global ( Global Warming )
2. Andil IT dalam pemanasan global.
3. Permasalahan di Indonesia
4. Upaya pada level internasional untuk mengatasi isu lingkungan global
Isu lingkungan Global P a g e | 3
BAB II
PEMBHASAN
1. Isu perubahan iklim dan pemanasan global ( global Warming )
Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan
kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk.
Makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya
kegiatan manusia terutama dalam bidang transportasi, maka pakar-pakar atmosfer
dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu diseluruh permukaan bumi yang
dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global terjadi sangat cepat yang
disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.
Menurut perkiraan selama era pra-industri efek rumah kaca telah
meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10 – 50 C. Perkembangan ekonomi
dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat.
Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3 – 2% pertahun dan bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 oc sekitar tahun
2030
Perubahan (kenaikan) suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya
perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan
ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon
dioksida (CO2) di atmosfer. Lebih jauh lagi, pemanansan global dapat
menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan di tanah dalam bentuk bahan-
bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4 oleh kegiatan
mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktivitas mikroba
yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global.
Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub
yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat mengancam
pemukiman pinggir pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan
terumbu karang, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intesitas cahaya di
dasar laut serta naiknya gelombang air laut.
Isu lingkungan Global P a g e | 4
Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak
negatif terhadap ekosistem, melainkan melainkan juga langsung mempenggaruhi
social-ekonomi dan kelangsungan masyarakat.
a. Hujan asam
Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah
urban kini mulai berubah, hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam
dan pencemaran udara regional atau lintas batas lainnya.
Atmosfer dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer
jauhnya sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi. Atmosfer bertindak
sebagai reaktor kimia yang komopleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi
dengan substansi lain, uap airndan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur
oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan
bereaksi dengan molekul-molekul uap air di atmosfer menjadi asam sulfat
(H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi
bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam.
Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya
benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan
terutama pengasamana (acidification) danau dan sungai.ribuan danau airnya telah
bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan “danau
mati”. Selain itu, hujan asam juga mengancam komodisi pertanian dan merusak
hutan.
b. Menipisnya lapisan Ozon
Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon
sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada
setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di
bagaian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95% lapisan ozon
telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979. Lapisan ozon ini juga
telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badan ruang angkasa
Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa
penipisan lapisan ozon telah terjadi diseluruh dunia.
Isu lingkungan Global P a g e | 5
Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultraviolet
matahari yang berbahaya bagi mahluk hidup di bumi. Radiasi ultraviolet
menyebabkan kanker kulit, katarak mata, menekan efisiensi sistem kekebalan
tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas
komoditi pertanian (seperti : tomat, kentang, kubis, kedelai) dan kehutanan.
Radiasi ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m
dibawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih
ikan, udang dan kepiting serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam
rantai makanan di laut.
2. Andil IT dalam pemanasan global
Pemanasan Global ternyata telah memaksa semua bidang industri
untuk berpikir keras untuk mengusahakan penanganannya, tanpa terkecuali
bidang Teknologi. Hal ini dikarenakan oleh parahnya dampak kerusakan yang
ditimbulkannya bagi ekosistem dan kelangsungan kehidupan manusia secara
luas.
Menurut penelitian Intergovermental Panel and Climate Change
(IPCC), sebuah lembaga internasional beranggotakan lebih dari 100 negara
yang diprakarsai PBB, pada tahun 2005 telah terjadi peningkatan suhu di
dunia sekitar 0,6 hingga 0,7 derajat, sedangkan di Asia lebih tinggi lagi, yaitu
10 derajat. Hal ini berdampak pada melelehnya Gleser (Gunung Es) di
Himalaya dan Kutub Selatan serta berkurangnya ketersediaan air di daerah-
daerah tropis sebanyak 20% hingga 30%. Melelehnya Gleser di Himalaya dan
Kutub Selatan sendiri berdampak secara langsung pada peningkatan
permukaan air laut setinggi 4-6 meter. Jika hal ini terus menerus dibiarkan
maka pada tahun 2012 air laut akan mengalami kenaikan lagi sekitar 7 meter.
Dengan begitu otomatis ekosistem dan kehidupan di daerah pesisir dan
kepulauan akan terancam punah.
Sedangkan perubahan secara umum yang dirasakan dunia saat ini
adalah semakin panjangnya musim panas dan semakin pendeknya musim
hujan. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup dunia
secara luas.
Isu lingkungan Global P a g e | 6
Berangkat dari keprihatinan inilah berbagai bidang industri kini mau
tidak mau harus memikirkan langkah penanganan pemanasan global ini.
Dimulai dari pengurangan emisi gas buang dari sektor industri dan
transportasi yang selama ini dituding sebagai salah satu kontributor utama
pemanasan global, hingga penciptaan teknologi yang ramah lingkungan
untuk berbagai produk mulai dari alat transportasi hingga berbagai
perlengkapan elektronik dan komputer yang ramah lingkungan pun mulai
dibuat.
Bidang industri Teknologi Informasi walaupun tidak terkait secara
langsung pemanasan global seperti halnya bidang pertanian dan lingkungan
hidup, namun harus mampu menghadirkan teknologi yang mendukung
penanggulangan global warming atau pemanasan global ini. Hal ini
disebabkan karena pada berbagai bidang usaha yang ada di dunia saat ini,
teknologi informasi telah menjadi tulang punggung bergeraknya industri yang
ada. Mulai dari mesin-mesin di pabrik yang mempergunakan mikrokomputer
hingga proses komputasi di perkantoran yang juga mempergunakan
komputer. Secara tidak langsung hal-hal tersebut di atas telah menunjukkan
bahwa bidang IT telah banyak menyedot penggunaan energi dunia secara
luas.
Hal inilah yang mengharuskan bidang teknologi informasi untuk
berpikir keras menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi
ramah lingkungan sebenarnya tidak semata diukur dari tingkat emisi gas
buang yang dihasilkan, namun juga banyaknya konsumsi energi yang
dibutuhkan dalam suatu proses industri, karena energi ini umumnya juga
didapatkan dari alam baik dalam bentuk energi mineral maupun non mineral.
Salah satu langkah yang diambil oleh sebuah vendor komputer
terkemuka di dunia IBM saat ini adalah konsep pembuatan datacenter ‘hijau’
atau ramah lingkungan. Hal ini dipicu oleh data yang menyebutkan bahwa
1,5% dari penggunaan energi listrik di Amerika dipergunakan untuk
operasional datacenter, yang menurut laporan tahun 2005 saja telah
menghabiskan listrik sebesar 45 milyar KWh, hanya untuk Amerika saja. Hal
ini berimplikasi langsung terhadap persediaan persediaan listrik dan
Isu lingkungan Global P a g e | 7
distribusinya, disamping tentu saja emisi gas yang ditimbulkan. Sebagai
akibatnya, setiap dolar dari server baru akan mengeluarkan biaya sebesar
USD 0,52 untuk power dan pendinginan. Angka ini diprediksikan meningkat
hingga 37% pada empat tahun mendatang menjadi USD 0,7.
Selain IBM, vendor CISCO pun tengah berpikir keras untuk
mengupayakan teknologi yang dapat mengurang dampak global warming ini.
Menurut Pudja Unggul Kartiman, Director Cross Industry PT Cisco Systems
Indonesia, apa pun penerapan teknologi yang ada, misalnya di real estate,
gabungan energi yang dimiliki akan mengarah pada solusi seperti unified
communication. Solusi ini menggabungkan pemanfaatan traffic suara dan
mobility sehingga bisa terkoneksi.
Dengan demikian, jika semuanya berbasis IP, maka masing-masing
tidak harus punya infrastruktur sendiri-sendiri karena sudah konvergen.
Lebih lanjut Pudja menyatakan, penghematan bahkan bisa ditekan hingga
30%. Hal ini salah satunya karena 4% dari biaya bisa dihemat jika semuanya
dikonvergensikan menjadi satu.
Hasil yang diharapkan dari langkah IBM dan CISCO ini di masa yang
akan datang diharapkan dapat mengantisipasi semakin buruknya dampak
global warming atau pemanasan global dunia.
3. Permasalahan di Indonesia
 Pada tahun 2000 defisit air mencapai 52.809 meter kubik dan untuk tahun 2015
diperkirakan defisitnya 134.102 meter kubik
 Jika pada tahun 1986 hanya terdapat 22 DAS kritis dan super kritis, maka pada
tahun 1992 meningkat menjadi 39 DAS, dan tahun 2002 menjadi 60 DAS.
 Indonesia memiliki 10 % hutan tropis dunia, 12% mamalia, 16 % reptile
dan amfibi, 1519 spesies, dan 25 % spesies ikan dunia. Sebagian
diantaranya adalah andemik.
 Beberapa spesies yang terancam puna diantaranya adalah orang hutan dan
harimau Sumatra, sedangkan harimau jawa dan bali telah dinyatakan puna.
Isu lingkungan Global P a g e | 8
Beberapa spesies yang juga menghadapi ancaman kepunaan diantaranya
104 jenis burung , 57 jenis mamalia, 21 jenis reptil, 65 jenis ikan tawar, dan
281 jenis tumbuhan.
 Kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3,8 juta hektar per tahun, ini berarti
tiap satu menit terjadi kerusakan sebesar 7,2 hektar.
 Hingga saat ini Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72%
(world Resource institut 1997)
 Indonesia menjadi salah satu Negara yang rawan dengan impor limba B3.
4. Upaya Pada level Internasiaonal untuk mengatasi isu lingkungan global
 Pada periode 1940 sampai 1972
- Tercatat hampir 60 perjajnjian internasional terkait dengan lingkungan
hidup
- Konferensi stocklhom (1972)
 Periode 1972 sampai 1992
- PBB membantu UNEP dan dana lingkunagan (Environmental fund)
- Konvensi Vienna (1985)
- Protokol montreal (1987)
- Konvensi Biodevercity (1992)
- Pembentukan World Commision on Enviremmont and development
(WCED).
 Periode 1992 sampai 2002
- Deklarasi Rio ( Rio Declaration ) dan agenda 21
- ECOSOS
- Konvensi Rotterdam
- Protokol Kyoto (1998)
- Protokol Katagena
 Periode 2002 sampai sekarang
- KTT pembangunan berkelanjutan di johannesbug (2002)
Isu lingkungan Global P a g e | 9
 Desember 2007 dibali diselenggarakan konfrensi PBB tentang
perubahan iklim yang hasilnya disebut Bali Road Map.
5. Isu Lingkungan Global
Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak
yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak
yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu lingkungan global mulai
muncul dalam berberapa dekade belakangan ini. Kesadaran manusia akan
lingkungannya yang telah rusak membuat isu lingkungan ini mencuat. Isu
lingkungan global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global serta yang
paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global.
Pemanasan global atau yang sering kita sebut global warming adalah adanya
proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,laut, dan daratan bumi. Pemanasan
global atau global warming menjadi isu global mutakhir terkait lingkungan hidup
dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan dianggap sebagai
faktor penyebab hilangnya sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global.
Dunia pun menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin
terancamnya eksistensi kehidupan.
Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida
(18,35 milliar ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau
18.350.000.000.000/kg karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-
gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak
panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan Efek
Rumah Kaca
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ±
0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel
on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan
suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi. gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh
setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains
Isu lingkungan Global P a g e | 10
nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan
yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan
mengenai fenomena yang terkenal dengan nama pemanasan global dan telah
menjadi sorotan utama masyarakat dunia sekarang. Selama setengah abad
sekarang ini, gas rumah kaca CO2, methan, nitrat oksida dan CFC dilepaskan ke
atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat besar dan dengan konsekuensi yang
sangat besar. Menurut laporan panel antara pemerintahan antar perserikatan
bangsa-bangsa/IPCC, telah terjadi kenaikan suhu minimum dan maksimum bumi
antara 0,5-1,5 derajat. Kenaikan itu terjadi pada suhu minimum dan maksimum
disiang hari maupun malam hari antara 0,5 sampai 2,0 derajat celcius atau
temperature rata-rata global telah meningkat sekitar 0,6 derajat celcius (33 derajat
F) diabandingkan dengan masa sebelum industri.
Jika emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan
kecenderungan yang terjadi, konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan
mencapai dua kali lipat dari sebelum era industri pada tahun 2100. jika ini terjadi,
maka konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dibandingkan dengan
konsentrasi selama jutaan tahun terakhir ini. Hal ini akan mengakibatkan
meningkatnya temperature rata-rata global sebesar 2,5 derajat celcius, dengan
peningkatan 4 derajat celcius di daratan. Angka tersebut sepertinya kecil dan tidak
berarti, tetapi ketika temperature permukaan bumi meningkat 4 derajat C,
peningkatan ini sebenarnya cukup untuk mengakhiri zaman Es. Saat ini,
ketinggian lautan sudah meningkat karena blok-blok es di lautan mulai mencair.
Para ilmuawan mengatakan bahwa abad paling dalam millennium terakhir adalah
abad ke-20. tidak mengehrankan jika tinggi lautan selama abad ke-20 adalah
sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya terjadi pada abad ke-20.
Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan dibandingkan
dengan bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak
tergantung dari musim dan bersifat lintas batas sehingga efek distruksinya besar.
Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama dan polanya kontinu sehingga
Isu lingkungan Global P a g e | 11
menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan kekeringan, sekalipun
polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar terjadi pada musim hujan dan
magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak musim kemarau.
Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan
hidup. Namun, sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air
bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat
intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi manusia naik
tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan, tetapi
juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu
bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya
ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.
Pemanasan global seperti dilaporkan 441 pakar Intergovernmental panel
on Climate change, 10 April 2007, menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi
lima tahun mendatang berupa kegagalan panen, kelangkaan air, dan kekeringan.
Diperkirakan asia akan mengalami dampak yang paling parah, produksi pertanian
tiongkok dan banglades akan anjlok 30 persen, India akan mengalami kelangkaan
air dan 100 juta rumah warga pesisir akan tergenang.
Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat
pencairan es dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastic.
Dampaknya, kawasan pulau kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian
menimbulkan sedimentasi yang menutup permukaan terumbu karang. Fenomena
tersebut juga akan memicu tingkat keasaman terumbu karang yang menimbulkan
pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut akibat sedimentasi
dan intensitas cahaya matahari yang berkurang.
Sifat perubahan iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi
dan dampaknya, bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak
adilan antar Negara. Negara-negara industri adalah penyumbang terbesar gas
rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim, sedangkan Negara yang
sedang berkembang yang sedikit konstribusinya dalam fenomena pemanasan
global ini justru terkena dampak yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus
Isu lingkungan Global P a g e | 12
menyatakan perang melawan pemanasan global dengan perannya masing-masing.
Industri transportasi, ahli pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga
individu harus mengerem peningkatan pemanasan global.
6. Isu Lingkungan Nasional
Isu lingkungan nasional yaitu permasalahan lingkungan dan dampak
yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak
dalam skala nasional. Salah satu isu lingkungan nasional yaitu sampah. Sampah
adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat aktivitas
manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya
atau dibuang sebagai barang tidak berguna.
“Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.”
(Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).
Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai
bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola
tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:
1. Rumah tangga
2. kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran,
tempat hiburan.
3. fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit,
klinik, puskesmas
4. fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum,
taman, jalan,
5. Industri
6. hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.
Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Sampah Organik
Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik
Isu lingkungan Global P a g e | 13
(sampah kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses
alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.
2. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng
Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan
asalnya,kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas,
koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya
gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah
anorganik.
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian
maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas
kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga
menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.
1. Dampak bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat
menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah
sebagai berikut:
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
Isu lingkungan Global P a g e | 14
Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan
cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
- Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
- Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makanan/sampah.
Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000
orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa
(Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan
yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
3. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan
secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak
langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan
akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
Isu lingkungan Global P a g e | 15
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki.
7. Penyebab Pemanasan Global
a. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.
Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk
cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya
menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini
berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah
gas rumah kaca antara lain karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan
di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan
suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas
yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang
ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan
temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas
33 °C (59 °F) dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu
bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan
tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan
mengakibatkan pemanasan global.
Isu lingkungan Global P a g e | 16
b. Efek Upan Balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses
umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada
kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap
ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan
terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih
besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini
meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir
konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan
balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang
panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian
saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra
merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya
bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi
infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek
netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa
detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini
sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil
bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model
iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada
peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif
(menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan
cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di
dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan
Isu lingkungan Global P a g e | 17
melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan
maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi
Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi
es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah
beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap
pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga
menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia
menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah
c. Variasi matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi
dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan
akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan
memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.
Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,
yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama
pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek
pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.)
Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi
mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun
1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari
mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke
University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi
terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-
Isu lingkungan Global P a g e | 18
2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya
mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat
estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan
pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari
debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan
sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar
pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas
rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan
Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat
“keterangan” dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya
memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat “keterangannya” selama
30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan
global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak
ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985,
baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
8. Dampak Pemanasan Global
Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi,
dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model
tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak
pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian,
kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
a. Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian
Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan
daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara
tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
Isu lingkungan Global P a g e | 19
akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang
ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam
akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam
hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut
malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal
ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga
keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap
air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga
akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan
menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat
Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1
persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain
itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan
menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan
mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan
pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
b. Peningkatan Air Laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama
sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut
di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20,
dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35
inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah
Isu lingkungan Global P a g e | 20
pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah
Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari
tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai
muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara
kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah
pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan
evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem
pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa
pantai di httpmerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di
area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan
menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
c. Suhu Global cendrung meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan
mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa
tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian
Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan
air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan
mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan
dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
d. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke
Isu lingkungan Global P a g e | 21
utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
e. Dampak Sosial Dan Politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur
yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan
dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air
laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan
kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan
perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul
penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis,
penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit
melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor
(vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena
munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan
adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes
Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu
yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada
beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan
perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan
iklim (Climat change)yang bis berdampak kepada peningkatan kasus penyakit
tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan
musim hujan tidak menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai
juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah
pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol
selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan
Isu lingkungan Global P a g e | 22
seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan
lain-lain.
9. Pengendalian Pemanasan global
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-
tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini
tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang
ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-
langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat
dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut.
Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke
daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat
menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur)
habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara.
Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk
menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya
gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan
menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini
disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi
produksi gas rumah kaca.
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara
adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi.
Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap
karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan
menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan
telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang
tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika
diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau
pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan
Isu lingkungan Global P a g e | 23
penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya
gas rumah kaca.
Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya
dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak
untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil
Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah
seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan
di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana
karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan
diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan
bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi
industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan
untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada
abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak
langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena
gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak
apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan
energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida
ke udara.
Beberapa konferensi dan perjanjian tingkat internasional juga semakin gencar
diupayakan. Perjanjian itu lebih mengarah ke perdagangan karbon dan peraturan
pemotongan emisi bagi negara-negara industri yang memegang presentase paling
besar dalam pelepasan gas-gas rumah kaca.
Isu lingkungan Global P a g e | 24
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Dari hasil Makalah yang dibahas oleh kelompok kami dapat disimpulakan
bahwa isu lingkungan global yang telah menjadi pembicaraan umum semua
lapisam masyarakat ini merupakan hasil keteledoran semua lapisan masyarakat itu
sendiri. Kesalahan bukan hanya milik pemerintah atau pengusaha pabrik yang
menggeluarkan limba sebarangan tetapi juga kesalahan semua lapisan masyarakat
yang masih tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya seperti dengan tidak
membuang sampah pada tempat nya dan masih banyak lainya.
SARAN :
Dengan telah banyak beredar nya isu lingkungan global yang meresahkan
masyarakat mari kita mulai cintai lingkungan dari diri kita sendiri. Dengan tidak
membuang sampah sembarangan dan mencoba menanam tumbuhan dan pohon
dilingkungan rumah kita karena satu pohon yang kita tanam dapat membantu
mencegah terjadinya global warming yang menjadi hantu yang menggerikan bagi
kehidupan anak cucu kita kelak. Dan mari kita jaga bumi untuk kelangsungan
anak cucu kita dimasa mendatang.
Isu lingkungan Global P a g e | 25
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyanto, Drs. 2011. Sukses Membidik Ujian Nasional Geografi. Penerbit Pelita
Insani.Semarang
Wikepedia.Id http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca&#8221 di Akses 2 April
2013
Wikepedia.Id http://id.wikipedia.org/wiki/Infra_merah&#8221 di Akses 2 April 2013
Wikepedia.Id http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida&#8221 di Akses 2 April
2013

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Makalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidupMakalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidupARISKA COMPNET
 
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianPaper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianMitha Ye Es
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Aar Riana
 
Kebencanaan dan Manajemen Bencana
Kebencanaan dan Manajemen BencanaKebencanaan dan Manajemen Bencana
Kebencanaan dan Manajemen BencanaEva Susanti
 
Peranan manusia terhadap lingkungan hidup
Peranan manusia terhadap lingkungan hidupPeranan manusia terhadap lingkungan hidup
Peranan manusia terhadap lingkungan hidupYoga Firmansyah
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriAgus Adipura
 
Degradasi dan lingkungan hidup
Degradasi dan  lingkungan hidupDegradasi dan  lingkungan hidup
Degradasi dan lingkungan hidupPermana Putera
 
Laporan wawancara dede lesmana
Laporan wawancara dede lesmana Laporan wawancara dede lesmana
Laporan wawancara dede lesmana Dede Lesmana
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualUwes Chaeruman
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaNurul Afdal Haris
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSSiti Hardiyanti
 
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaanDAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaanMhd. Abdullah Hamid
 
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEMEKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEMThoyyibul Hanif
 
Jurnal Tentang Banjir
Jurnal Tentang BanjirJurnal Tentang Banjir
Jurnal Tentang BanjirRosminar
 
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaLestari Moerdijat
 
Ppt efek rumah kaca
Ppt efek rumah kacaPpt efek rumah kaca
Ppt efek rumah kacaEkta Lifiana
 

Mais procurados (20)

Pencemaran Udara
 Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Makalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidupMakalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidup
 
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianPaper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6
 
Kebencanaan dan Manajemen Bencana
Kebencanaan dan Manajemen BencanaKebencanaan dan Manajemen Bencana
Kebencanaan dan Manajemen Bencana
 
Peranan manusia terhadap lingkungan hidup
Peranan manusia terhadap lingkungan hidupPeranan manusia terhadap lingkungan hidup
Peranan manusia terhadap lingkungan hidup
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
 
Degradasi dan lingkungan hidup
Degradasi dan  lingkungan hidupDegradasi dan  lingkungan hidup
Degradasi dan lingkungan hidup
 
Laporan wawancara dede lesmana
Laporan wawancara dede lesmana Laporan wawancara dede lesmana
Laporan wawancara dede lesmana
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPS
 
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaanDAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
 
PPT Pengelolaan sampah
PPT Pengelolaan sampahPPT Pengelolaan sampah
PPT Pengelolaan sampah
 
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEMEKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
 
Jurnal Tentang Banjir
Jurnal Tentang BanjirJurnal Tentang Banjir
Jurnal Tentang Banjir
 
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
 
Ppt efek rumah kaca
Ppt efek rumah kacaPpt efek rumah kaca
Ppt efek rumah kaca
 

Destaque

lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyaAprilia Hapsari
 
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyaPengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyapratista20
 
teori belajar van hiele
teori belajar van hieleteori belajar van hiele
teori belajar van hielemauliani
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerAisyah Turidho
 
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)miemasjuri
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) Zayyin Nihayah
 
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...N'fall Sevenfoldism
 
Permasalahan lingkungan
Permasalahan lingkunganPermasalahan lingkungan
Permasalahan lingkunganEko Supriyadi
 
Ppt van hiele
Ppt van hielePpt van hiele
Ppt van hieleDiah Dwi
 
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkunganPergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkunganNatalia Ayu
 
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaanMasyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaanwilliam_marthin
 
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiPengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiHerlambang Bagus
 
4 konsep sumberdaya alam
4 konsep sumberdaya alam4 konsep sumberdaya alam
4 konsep sumberdaya alamar_
 

Destaque (20)

lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyaPengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
 
teori belajar van hiele
teori belajar van hieleteori belajar van hiele
teori belajar van hiele
 
Makalah Teori belajar
Makalah Teori belajarMakalah Teori belajar
Makalah Teori belajar
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar bruner
 
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
 
Jean piaget
Jean piagetJean piaget
Jean piaget
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
 
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...
 
Permasalahan lingkungan
Permasalahan lingkunganPermasalahan lingkungan
Permasalahan lingkungan
 
Ppt van hiele
Ppt van hielePpt van hiele
Ppt van hiele
 
Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkunganMakalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan
 
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkunganPergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
 
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaanMasyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan
 
Makalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidupMakalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidup
 
Model van hiele
Model van hieleModel van hiele
Model van hiele
 
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaanMakalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
 
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiPengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
 
4 konsep sumberdaya alam
4 konsep sumberdaya alam4 konsep sumberdaya alam
4 konsep sumberdaya alam
 
van hiele
van hielevan hiele
van hiele
 

Semelhante a Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Semelhante a Isu Lingkungan Global ( MAKALAH) (20)

tugas bilogi ICT lindawati
tugas bilogi ICT lindawatitugas bilogi ICT lindawati
tugas bilogi ICT lindawati
 
Kelompok 9 Pemanasan Global dan Efek Rumah Kaca revisi.pptx
Kelompok 9 Pemanasan Global dan Efek Rumah Kaca revisi.pptxKelompok 9 Pemanasan Global dan Efek Rumah Kaca revisi.pptx
Kelompok 9 Pemanasan Global dan Efek Rumah Kaca revisi.pptx
 
Pemanasan Global Indonesian
Pemanasan Global IndonesianPemanasan Global Indonesian
Pemanasan Global Indonesian
 
Makalah (2)
Makalah (2)Makalah (2)
Makalah (2)
 
Pelestarian Lingkungan Hidup
Pelestarian Lingkungan HidupPelestarian Lingkungan Hidup
Pelestarian Lingkungan Hidup
 
Makalah (3)
Makalah (3)Makalah (3)
Makalah (3)
 
Makalah (3)
Makalah (3)Makalah (3)
Makalah (3)
 
Makalah (2)
Makalah (2)Makalah (2)
Makalah (2)
 
Dampak pemanasan global
Dampak pemanasan globalDampak pemanasan global
Dampak pemanasan global
 
Perubahan iklim dan penipisan ozon
Perubahan iklim dan penipisan ozonPerubahan iklim dan penipisan ozon
Perubahan iklim dan penipisan ozon
 
Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...
Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...
Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
Global warming lh
Global warming lhGlobal warming lh
Global warming lh
 
Pemanasan Global Fisika PPT.pptx
Pemanasan Global Fisika PPT.pptxPemanasan Global Fisika PPT.pptx
Pemanasan Global Fisika PPT.pptx
 
Dampak pemanasan global
Dampak pemanasan globalDampak pemanasan global
Dampak pemanasan global
 
Global Warming
Global WarmingGlobal Warming
Global Warming
 
Dampak pemanasan global
Dampak pemanasan globalDampak pemanasan global
Dampak pemanasan global
 
Dampak pemanasan global
Dampak pemanasan globalDampak pemanasan global
Dampak pemanasan global
 
Dampak pemanasan global
Dampak pemanasan globalDampak pemanasan global
Dampak pemanasan global
 
4. Perub Iklim - B Musy.pdf
4. Perub Iklim - B Musy.pdf4. Perub Iklim - B Musy.pdf
4. Perub Iklim - B Musy.pdf
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 

Último (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 

Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

  • 1. Isu lingkungan Global P a g e | 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai dampak yang ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun lingkungan saat ini mulai menampakan perbahan yang signifikan. Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena kompleksitas permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka ragam dari multidisiplin ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang berkaitan langsung dengan studi physical environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry, geology, forestry dan sebagainya. Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri, maka isu lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Pencemaran lingkungan merupakan masalah bersama. Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional atau global. Bila kita melihat bumi secara utuh maka bumi merupakan satu sistem yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Scochlom, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar pada tanggal 15-18 Mei 1972. Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat
  • 2. Isu lingkungan Global P a g e | 2 terjadinya pencemaran lingkungan. 2. Tujuan Tujuan dari pembahasan makalah yang kami sajikan ini yaitu agar kita sebagai makhluk hidup yang ikut andil dalam terjadinya global warning dapat meminimalisir segala sesuatu yang dapat menyebabkan kondisi bumi kita ini semakin panas dan krisis. Dan mungkin menjadi suatu teguran para pengusaha yang tidak sensitive terhadap keadaan bumi kita sekarang dengan mengantisipasi limba yang dihasilkan dari pabrik-pabrik besar yang ada di Indonesia bahkan dunia sehingga nantinya anak cucu kita bias merasakan bumi yang indah di zaman mereka kelak. Dan mungkin itu menjadi lebih mudah apabila kita lakukan dari hal terkecil dari diri kita sendiri. 3. Rumusan Masalah Adapun masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu mencangkup : 1. Isu perubahan iklim dan pemanasan Global ( Global Warming ) 2. Andil IT dalam pemanasan global. 3. Permasalahan di Indonesia 4. Upaya pada level internasional untuk mengatasi isu lingkungan global
  • 3. Isu lingkungan Global P a g e | 3 BAB II PEMBHASAN 1. Isu perubahan iklim dan pemanasan global ( global Warming ) Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk. Makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama dalam bidang transportasi, maka pakar-pakar atmosfer dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu diseluruh permukaan bumi yang dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global terjadi sangat cepat yang disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca. Menurut perkiraan selama era pra-industri efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10 – 50 C. Perkembangan ekonomi dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3 – 2% pertahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 oc sekitar tahun 2030 Perubahan (kenaikan) suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Lebih jauh lagi, pemanansan global dapat menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan di tanah dalam bentuk bahan- bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4 oleh kegiatan mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktivitas mikroba yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global. Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intesitas cahaya di dasar laut serta naiknya gelombang air laut.
  • 4. Isu lingkungan Global P a g e | 4 Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak negatif terhadap ekosistem, melainkan melainkan juga langsung mempenggaruhi social-ekonomi dan kelangsungan masyarakat. a. Hujan asam Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah urban kini mulai berubah, hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam dan pencemaran udara regional atau lintas batas lainnya. Atmosfer dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer jauhnya sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi. Atmosfer bertindak sebagai reaktor kimia yang komopleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi dengan substansi lain, uap airndan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan bereaksi dengan molekul-molekul uap air di atmosfer menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam. Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan terutama pengasamana (acidification) danau dan sungai.ribuan danau airnya telah bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan “danau mati”. Selain itu, hujan asam juga mengancam komodisi pertanian dan merusak hutan. b. Menipisnya lapisan Ozon Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di bagaian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95% lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979. Lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badan ruang angkasa Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa penipisan lapisan ozon telah terjadi diseluruh dunia.
  • 5. Isu lingkungan Global P a g e | 5 Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultraviolet matahari yang berbahaya bagi mahluk hidup di bumi. Radiasi ultraviolet menyebabkan kanker kulit, katarak mata, menekan efisiensi sistem kekebalan tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas komoditi pertanian (seperti : tomat, kentang, kubis, kedelai) dan kehutanan. Radiasi ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m dibawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih ikan, udang dan kepiting serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam rantai makanan di laut. 2. Andil IT dalam pemanasan global Pemanasan Global ternyata telah memaksa semua bidang industri untuk berpikir keras untuk mengusahakan penanganannya, tanpa terkecuali bidang Teknologi. Hal ini dikarenakan oleh parahnya dampak kerusakan yang ditimbulkannya bagi ekosistem dan kelangsungan kehidupan manusia secara luas. Menurut penelitian Intergovermental Panel and Climate Change (IPCC), sebuah lembaga internasional beranggotakan lebih dari 100 negara yang diprakarsai PBB, pada tahun 2005 telah terjadi peningkatan suhu di dunia sekitar 0,6 hingga 0,7 derajat, sedangkan di Asia lebih tinggi lagi, yaitu 10 derajat. Hal ini berdampak pada melelehnya Gleser (Gunung Es) di Himalaya dan Kutub Selatan serta berkurangnya ketersediaan air di daerah- daerah tropis sebanyak 20% hingga 30%. Melelehnya Gleser di Himalaya dan Kutub Selatan sendiri berdampak secara langsung pada peningkatan permukaan air laut setinggi 4-6 meter. Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka pada tahun 2012 air laut akan mengalami kenaikan lagi sekitar 7 meter. Dengan begitu otomatis ekosistem dan kehidupan di daerah pesisir dan kepulauan akan terancam punah. Sedangkan perubahan secara umum yang dirasakan dunia saat ini adalah semakin panjangnya musim panas dan semakin pendeknya musim hujan. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup dunia secara luas.
  • 6. Isu lingkungan Global P a g e | 6 Berangkat dari keprihatinan inilah berbagai bidang industri kini mau tidak mau harus memikirkan langkah penanganan pemanasan global ini. Dimulai dari pengurangan emisi gas buang dari sektor industri dan transportasi yang selama ini dituding sebagai salah satu kontributor utama pemanasan global, hingga penciptaan teknologi yang ramah lingkungan untuk berbagai produk mulai dari alat transportasi hingga berbagai perlengkapan elektronik dan komputer yang ramah lingkungan pun mulai dibuat. Bidang industri Teknologi Informasi walaupun tidak terkait secara langsung pemanasan global seperti halnya bidang pertanian dan lingkungan hidup, namun harus mampu menghadirkan teknologi yang mendukung penanggulangan global warming atau pemanasan global ini. Hal ini disebabkan karena pada berbagai bidang usaha yang ada di dunia saat ini, teknologi informasi telah menjadi tulang punggung bergeraknya industri yang ada. Mulai dari mesin-mesin di pabrik yang mempergunakan mikrokomputer hingga proses komputasi di perkantoran yang juga mempergunakan komputer. Secara tidak langsung hal-hal tersebut di atas telah menunjukkan bahwa bidang IT telah banyak menyedot penggunaan energi dunia secara luas. Hal inilah yang mengharuskan bidang teknologi informasi untuk berpikir keras menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi ramah lingkungan sebenarnya tidak semata diukur dari tingkat emisi gas buang yang dihasilkan, namun juga banyaknya konsumsi energi yang dibutuhkan dalam suatu proses industri, karena energi ini umumnya juga didapatkan dari alam baik dalam bentuk energi mineral maupun non mineral. Salah satu langkah yang diambil oleh sebuah vendor komputer terkemuka di dunia IBM saat ini adalah konsep pembuatan datacenter ‘hijau’ atau ramah lingkungan. Hal ini dipicu oleh data yang menyebutkan bahwa 1,5% dari penggunaan energi listrik di Amerika dipergunakan untuk operasional datacenter, yang menurut laporan tahun 2005 saja telah menghabiskan listrik sebesar 45 milyar KWh, hanya untuk Amerika saja. Hal ini berimplikasi langsung terhadap persediaan persediaan listrik dan
  • 7. Isu lingkungan Global P a g e | 7 distribusinya, disamping tentu saja emisi gas yang ditimbulkan. Sebagai akibatnya, setiap dolar dari server baru akan mengeluarkan biaya sebesar USD 0,52 untuk power dan pendinginan. Angka ini diprediksikan meningkat hingga 37% pada empat tahun mendatang menjadi USD 0,7. Selain IBM, vendor CISCO pun tengah berpikir keras untuk mengupayakan teknologi yang dapat mengurang dampak global warming ini. Menurut Pudja Unggul Kartiman, Director Cross Industry PT Cisco Systems Indonesia, apa pun penerapan teknologi yang ada, misalnya di real estate, gabungan energi yang dimiliki akan mengarah pada solusi seperti unified communication. Solusi ini menggabungkan pemanfaatan traffic suara dan mobility sehingga bisa terkoneksi. Dengan demikian, jika semuanya berbasis IP, maka masing-masing tidak harus punya infrastruktur sendiri-sendiri karena sudah konvergen. Lebih lanjut Pudja menyatakan, penghematan bahkan bisa ditekan hingga 30%. Hal ini salah satunya karena 4% dari biaya bisa dihemat jika semuanya dikonvergensikan menjadi satu. Hasil yang diharapkan dari langkah IBM dan CISCO ini di masa yang akan datang diharapkan dapat mengantisipasi semakin buruknya dampak global warming atau pemanasan global dunia. 3. Permasalahan di Indonesia  Pada tahun 2000 defisit air mencapai 52.809 meter kubik dan untuk tahun 2015 diperkirakan defisitnya 134.102 meter kubik  Jika pada tahun 1986 hanya terdapat 22 DAS kritis dan super kritis, maka pada tahun 1992 meningkat menjadi 39 DAS, dan tahun 2002 menjadi 60 DAS.  Indonesia memiliki 10 % hutan tropis dunia, 12% mamalia, 16 % reptile dan amfibi, 1519 spesies, dan 25 % spesies ikan dunia. Sebagian diantaranya adalah andemik.  Beberapa spesies yang terancam puna diantaranya adalah orang hutan dan harimau Sumatra, sedangkan harimau jawa dan bali telah dinyatakan puna.
  • 8. Isu lingkungan Global P a g e | 8 Beberapa spesies yang juga menghadapi ancaman kepunaan diantaranya 104 jenis burung , 57 jenis mamalia, 21 jenis reptil, 65 jenis ikan tawar, dan 281 jenis tumbuhan.  Kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3,8 juta hektar per tahun, ini berarti tiap satu menit terjadi kerusakan sebesar 7,2 hektar.  Hingga saat ini Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72% (world Resource institut 1997)  Indonesia menjadi salah satu Negara yang rawan dengan impor limba B3. 4. Upaya Pada level Internasiaonal untuk mengatasi isu lingkungan global  Pada periode 1940 sampai 1972 - Tercatat hampir 60 perjajnjian internasional terkait dengan lingkungan hidup - Konferensi stocklhom (1972)  Periode 1972 sampai 1992 - PBB membantu UNEP dan dana lingkunagan (Environmental fund) - Konvensi Vienna (1985) - Protokol montreal (1987) - Konvensi Biodevercity (1992) - Pembentukan World Commision on Enviremmont and development (WCED).  Periode 1992 sampai 2002 - Deklarasi Rio ( Rio Declaration ) dan agenda 21 - ECOSOS - Konvensi Rotterdam - Protokol Kyoto (1998) - Protokol Katagena  Periode 2002 sampai sekarang - KTT pembangunan berkelanjutan di johannesbug (2002)
  • 9. Isu lingkungan Global P a g e | 9  Desember 2007 dibali diselenggarakan konfrensi PBB tentang perubahan iklim yang hasilnya disebut Bali Road Map. 5. Isu Lingkungan Global Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu lingkungan global mulai muncul dalam berberapa dekade belakangan ini. Kesadaran manusia akan lingkungannya yang telah rusak membuat isu lingkungan ini mencuat. Isu lingkungan global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global serta yang paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global. Pemanasan global atau yang sering kita sebut global warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,laut, dan daratan bumi. Pemanasan global atau global warming menjadi isu global mutakhir terkait lingkungan hidup dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan dianggap sebagai faktor penyebab hilangnya sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global. Dunia pun menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin terancamnya eksistensi kehidupan. Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida (18,35 milliar ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau 18.350.000.000.000/kg karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas- gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan Efek Rumah Kaca Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi. gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains
  • 10. Isu lingkungan Global P a g e | 10 nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan mengenai fenomena yang terkenal dengan nama pemanasan global dan telah menjadi sorotan utama masyarakat dunia sekarang. Selama setengah abad sekarang ini, gas rumah kaca CO2, methan, nitrat oksida dan CFC dilepaskan ke atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat besar dan dengan konsekuensi yang sangat besar. Menurut laporan panel antara pemerintahan antar perserikatan bangsa-bangsa/IPCC, telah terjadi kenaikan suhu minimum dan maksimum bumi antara 0,5-1,5 derajat. Kenaikan itu terjadi pada suhu minimum dan maksimum disiang hari maupun malam hari antara 0,5 sampai 2,0 derajat celcius atau temperature rata-rata global telah meningkat sekitar 0,6 derajat celcius (33 derajat F) diabandingkan dengan masa sebelum industri. Jika emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan kecenderungan yang terjadi, konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan mencapai dua kali lipat dari sebelum era industri pada tahun 2100. jika ini terjadi, maka konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi selama jutaan tahun terakhir ini. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya temperature rata-rata global sebesar 2,5 derajat celcius, dengan peningkatan 4 derajat celcius di daratan. Angka tersebut sepertinya kecil dan tidak berarti, tetapi ketika temperature permukaan bumi meningkat 4 derajat C, peningkatan ini sebenarnya cukup untuk mengakhiri zaman Es. Saat ini, ketinggian lautan sudah meningkat karena blok-blok es di lautan mulai mencair. Para ilmuawan mengatakan bahwa abad paling dalam millennium terakhir adalah abad ke-20. tidak mengehrankan jika tinggi lautan selama abad ke-20 adalah sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya terjadi pada abad ke-20. Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan dibandingkan dengan bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak tergantung dari musim dan bersifat lintas batas sehingga efek distruksinya besar. Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama dan polanya kontinu sehingga
  • 11. Isu lingkungan Global P a g e | 11 menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan kekeringan, sekalipun polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar terjadi pada musim hujan dan magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak musim kemarau. Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun, sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan, tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya. Pemanasan global seperti dilaporkan 441 pakar Intergovernmental panel on Climate change, 10 April 2007, menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi lima tahun mendatang berupa kegagalan panen, kelangkaan air, dan kekeringan. Diperkirakan asia akan mengalami dampak yang paling parah, produksi pertanian tiongkok dan banglades akan anjlok 30 persen, India akan mengalami kelangkaan air dan 100 juta rumah warga pesisir akan tergenang. Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastic. Dampaknya, kawasan pulau kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang menutup permukaan terumbu karang. Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat keasaman terumbu karang yang menimbulkan pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut akibat sedimentasi dan intensitas cahaya matahari yang berkurang. Sifat perubahan iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi dan dampaknya, bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak adilan antar Negara. Negara-negara industri adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim, sedangkan Negara yang sedang berkembang yang sedikit konstribusinya dalam fenomena pemanasan global ini justru terkena dampak yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus
  • 12. Isu lingkungan Global P a g e | 12 menyatakan perang melawan pemanasan global dengan perannya masing-masing. Industri transportasi, ahli pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga individu harus mengerem peningkatan pemanasan global. 6. Isu Lingkungan Nasional Isu lingkungan nasional yaitu permasalahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak dalam skala nasional. Salah satu isu lingkungan nasional yaitu sampah. Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya atau dibuang sebagai barang tidak berguna. “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996). Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari: 1. Rumah tangga 2. kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan. 3. fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, puskesmas 4. fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan, 5. Industri 6. hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai. Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Sampah Organik Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik
  • 13. Isu lingkungan Global P a g e | 13 (sampah kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll. 2. Sampah Anorganik Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya,kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik. Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit. 1. Dampak bagi kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
  • 14. Isu lingkungan Global P a g e | 14 Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. - Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). - Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah. Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator. 2. Dampak Terhadap Lingkungan Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana. 3. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas). Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
  • 15. Isu lingkungan Global P a g e | 15 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki. 7. Penyebab Pemanasan Global a. Efek Rumah Kaca Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
  • 16. Isu lingkungan Global P a g e | 16 b. Efek Upan Balik Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer. Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat. Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan
  • 17. Isu lingkungan Global P a g e | 17 melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan. Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah c. Variasi matahari Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950. Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-
  • 18. Isu lingkungan Global P a g e | 18 2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat “keterangan” dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat “keterangannya” selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis. 8. Dampak Pemanasan Global Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia. a. Iklim Mulai Tidak Stabil Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
  • 19. Isu lingkungan Global P a g e | 19 akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim. b. Peningkatan Air Laut Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah
  • 20. Isu lingkungan Global P a g e | 20 pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di httpmerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades. c. Suhu Global cendrung meningkat Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat. d. Gangguan Ekologis Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke
  • 21. Isu lingkungan Global P a g e | 21 utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah. e. Dampak Sosial Dan Politik Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit- penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climat change)yang bis berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu) Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan
  • 22. Isu lingkungan Global P a g e | 22 seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain. 9. Pengendalian Pemanasan global Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per- tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah- langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan. Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin. Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca. Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan
  • 23. Isu lingkungan Global P a g e | 23 penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca. Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan. Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Beberapa konferensi dan perjanjian tingkat internasional juga semakin gencar diupayakan. Perjanjian itu lebih mengarah ke perdagangan karbon dan peraturan pemotongan emisi bagi negara-negara industri yang memegang presentase paling besar dalam pelepasan gas-gas rumah kaca.
  • 24. Isu lingkungan Global P a g e | 24 BAB III PENUTUP KESIMPULAN : Dari hasil Makalah yang dibahas oleh kelompok kami dapat disimpulakan bahwa isu lingkungan global yang telah menjadi pembicaraan umum semua lapisam masyarakat ini merupakan hasil keteledoran semua lapisan masyarakat itu sendiri. Kesalahan bukan hanya milik pemerintah atau pengusaha pabrik yang menggeluarkan limba sebarangan tetapi juga kesalahan semua lapisan masyarakat yang masih tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya seperti dengan tidak membuang sampah pada tempat nya dan masih banyak lainya. SARAN : Dengan telah banyak beredar nya isu lingkungan global yang meresahkan masyarakat mari kita mulai cintai lingkungan dari diri kita sendiri. Dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mencoba menanam tumbuhan dan pohon dilingkungan rumah kita karena satu pohon yang kita tanam dapat membantu mencegah terjadinya global warming yang menjadi hantu yang menggerikan bagi kehidupan anak cucu kita kelak. Dan mari kita jaga bumi untuk kelangsungan anak cucu kita dimasa mendatang.
  • 25. Isu lingkungan Global P a g e | 25 DAFTAR PUSTAKA Sugiyanto, Drs. 2011. Sukses Membidik Ujian Nasional Geografi. Penerbit Pelita Insani.Semarang Wikepedia.Id http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca&#8221 di Akses 2 April 2013 Wikepedia.Id http://id.wikipedia.org/wiki/Infra_merah&#8221 di Akses 2 April 2013 Wikepedia.Id http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida&#8221 di Akses 2 April 2013