SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 22
Bismillahirrohmanirrohim

Assamualaikum Wr. Wb
“PRIBADI YANG BERTAQWA”
Nama Kelompok:
Muhammad Arsyad Fadly (20133020029)
Wahyudin (20133020030)
Ridho Tri Ananto (20133020031)
Rofi Nurizha (20133020032)
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami
telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan
(juga) kepada kamu, bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir Maka
(ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah
kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji” (An Nisaa’:131)
Pengertian

Hati Bersih

Definisi
Bentuk dan
Kesimpulan

Makna

Ciri-Ciri
Pribadi
Muslim
Pengertian Taqwa
Secara etimologis , kata “taqwa” berasal dari bahasa arab.
Kata taqwa memiliki kata dasar waqa yang berarti
menjaga, melindungi, hati-hati, waspada, memerhatikan, dan
menjauhi. Adapun secara terminologis, kata “taqwa” berarti
menjalankan apa yang diperintahankan oleh Allah dan menjauhi
segala apa yang dilarang-Nya.
Para penerjemah Al-Qur’an
mengartikan
“taqwa”
sebagai
kepatuhan, kesalihan, kelurusan, perilaku baik, teguh melawan
kejahatan, dan takut kepada Tuhan.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan
beragama Islam. (Ali Imran 102)
Definisi Taqwa
Taqwa adalah kumpulan semua kebaikan yang hakikatnya
merupakan tindakan seseorang untuk melindungi dirinya dari
hukuman Allah dengan ketundukan total kepada-Nya. Asal-usul
taqwa adalah menjaga dari kemusyrikan, dosa dari kejahatan dan
hal-hal yang meragukan (syubhat).
Seruan Allah pada surat Ali Imran ayat 102 yang
berbunyi, “Bertaqwalah kamu sekalian dengan sebenar-benarnya
taqwa dan janganlah kamu sekali-kali mati kecuali dalam keadaan
muslim”, bermakna bahwa Allah harus dipatuhi dan tidak
ditentang, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dikufuri.
Taqwa adalah bentuk peribadatan kepada Allah seakan-akan
kita melihat-Nya dan jika kita tidak melihat-Nya maka ketahuilah
bahwa Dia melihat kita. Taqwa adalah tidak terus menerus
melakukan maksiat dan tidak terpedaya dengan ketaatan. Taqwa
kepada Allah adalah jika dalam pandangan Allah seseorang selalu
berada dalam keadaan tidak melakukan apa yang dilarang-Nya, dan
Dia melihatnya selalu.
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah juga menegaskan bahwa
“ketakwaan bukanlah menyibukkan diri dengan perkara yang sunnah
namun
melalaikan
yang
wajib”.
Beliau
rahimahullah
berkata, “Ketakwaan kepada Allah bukan sekedar dengan berpuasa
di siang hari, sholat malam, dan menggabungkan antara keduanya.
Akan tetapi hakikat ketakwaan kepada Allah adalah meninggalkan
segala yang diharamkan Allah dan melaksanakan segala yang
diwajibkan Allah. Barang siapa yang setelah menunaikan hal itu
dikaruni amal kebaikan maka itu adalah kebaikan di atas kebaikan
Termasuk dalam cakupan takwa, yaitu dengan
membenarkan berbagai berita yang datang dari Allah dan beribadah
kepada Allah sesuai dengan tuntunan syari’at, bukan dengan tata
cara yang diada-adakan (baca: bid’ah). Ketakwaan kepada Allah itu
dituntut di setiap kondisi, di mana saja dan kapan saja. Maka
hendaknya seorang insan selalu bertakwa kepada Allah, baik ketika
dalam keadaan tersembunyi/sendirian atau ketika berada di tengah
keramaian/di hadapan orang (lihat Fath al-Qawiy al-Matin karya
Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah.
Makna Taqwa
Dalam Al-Quran hanya terdapat satu ayat yang secara eksplisit
menyebut kata haqiq (haqiqat), tapi ada 227 ayat yang tafsirnya
lain, akan tetapi memiliki hakikat yang sama dengan hakikat
tersebut. Diantaranya :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan
beragama Islam. (Ali Imran:102)
Apa yang telah kami ciptakan itulah yang benar, yang datang dari
tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang yang ragu-ragu (Ali
Imran:60)

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al
Ashr:1-3)
Pada mulanya, ketika ayat tadi (hakikat taqwa) turun, banyak
diantara para sahabat yang gelisah, karena hakikat berarti taat yang
terus menerus, tidak pernah mendurhakai, syukur secara terus
menerus dan tidak pernah mengingkari, mengingat terus dan tidak
pernah melupakan-Nya. Kemudian sahabat itu berkata, tidak
mungkin seorang hamba mampu bertaqwa dengan sebenarbenarnya taqwa (hakikatnya) sesuai bunyi ayat tadi.
Tiga Tingkatan
Pribadi Muslim
1.

2.

3.

Disebut Islam (Muslim), yaitu
baru tingkat penyerahan diri
kepada
Tuhan.
Misalnya
sholat,
maka
ia
akan
melakukan dalam kondisi yang
formal dan tidak membantah.
Disebut Iman (Mukmin), yaitu
apabila yang dilakukan dan
diucapkan tergurat sampai
kedalam hati dan tidak
puas, karena baru sebatas
menjalankan rukun islam.
Disebut
Ihsan
(Muhsin), tingkatan ini adalah
tingkatan
kepastian
dan
kesadaran batin, yaitu dalam
menyembah Allah seolah-olah
melihat-Nya. (H.R. Muslim).

Dari tiga tahap tersebut, maka
tahapan ketigalah yang
tertinggi, karena telah terbuka
kesadarannya (tabir ma’rifat).
Selanjutnya menjadikan dirinya
sebagai batas tertinggi dalam
merealisasikan perintah pada awal
waktu, dan terpelihara dari segala
yang dilarang (termasuk makruh
sekalipun). Jadi, seorang muslim yang
berlatih meningkatkan kadar
keislamannya dari tahap ke
tahap, maka ia termasuk yang
berlayar di atas perahu ke tingkat
taqwa. Artinya mukmin yang tidak
pernah naik ke kelas yang lebih
tinggi, ialah kelompok yang hanya
melaksanakan sebagian perintah, ala
kadarnya dan selalu dipenghujung
waktu. Kelompok seperti inilah yang
masih jauh dari hakikat taqwa.
Ciri Orang Yang Bertaqwa

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran:134)

Ayat di atas menyatakan orang yang bertaqwa dan
mulia, minimal mempunyai lima syarat:
1.
2.
3.
4.
5.

Bersadaqah dalam kondisi apapun yang dialami, baik lapang
ataupun sempit, merugi atau beruntung.
Siap menahan amarahnya. Yakni, hamper-hampir tidak pernah
marah dan kalu terpaksa marah cepat sekali berhenti.
Memaafkan kesalahan orang adalah baik, tapi tidaklah
sempurna tanpa disertai memperlihatkan kebaikan, misalnya
dengan mencarikan solusi.
Sesudah
memperlihatkan
kebaikan
dan
mencarikan
solusi, tidaklah sempurna tanpa mencintainya. Yakni berubah
mencintainya, sekalipun pernah bermusuhan.
Mencintainya tidaklah sempurna, tanpa memperlakukan seperti
mencintai dirinya sendiri. Artinya, cinta yang diperlihatkan cinta
sejati. Dan itulah yang dapat mencabut total akar permusuhan.

Seseorang akan disebut bertaqwa jika memiliki beberapa ciri. Dia
seorang yang melakukan rukun Iman dan Islam, menepati janji, jujur
kepada Allah, dirinya, orang lain dan menjaga amanah. Dia mencintai
saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Manusia taqwa
adalah sosok yang tidak pernah menyakiti dan tidak zhalim pada
sesama, berlaku adil di waktu marah dan ridha, bertaubat dan selalu
beristighfar kepada Allah.
Agar seseorang bisa mencapai taqwa diperlukan saran-sarana. Dia
harus
merasa
selalu
berada
dalam
pengawasan
Allah, memperbanyak dzikir, memiliki rasa takut dan harap kepada
Allah. Komitmen pada agama Allah. Meneladani perilaku para salafus
saleh, memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuannya sebab
hanya orang berilmulah yang akan senantiasa takut kepada Allah.

“Agar seseorang bertaqwa dia harus selalu berteman dengan orangorang yang baik, menjauhi pergaulan yang tidak sehat dan kotor.
Sahabat yang baik laksana penjual minyak wangi dimanapun kita
dekat maka akan terasa wanginya dan teman jahat laksana tukang
besi, jika membakar pasti kita kena kotoran abunya” (HR. Bukhari)
Membaca Al-Qur`an dengan penuh perenungan dan
mengambil ‘ibrah juga merupakan sarana yang tak kalah pentingnya
untuk
mendaki
tangga-tangga
menuju
puncak
taqwa.
Instrospeksi, menghayati keagungan Allah, berdoa dengan khusyu’
adalah sarana lain yang bisa mengantarkan kita ke gerbang taqwa.
Pakaian dan makanan kita yang halal dan thayyib serta membunuh
angan yang jahat juga sarana yang demikian dahsyat yang akan
membawa kita menuju singgasana taqwa.
Adapun ciri-ciri lain orang bertaqwa (yaitu) Orang-orang
yang berinfaq (karena Allah SWT), baik diwaktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mereka
yang pemaaf terhadap (kesalahan) manusia. Dan Allah mencintai
orang-orang yang berbuat kebajikan.
Taqwa memiliki tiga tingkatan. Ketika seseorang melepaskan
diri dari kekafiran dan mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah, dia
disebut orang yang taqwa. Didalam pengertian ini semua orang
beriman tergolong taqwa meskipun mereka masih terlibat beberapa
dosa. Jika seseorang menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah
SWT dan RasulNya (SAW), ia memiliki tingkat taqwa yang lebih
tinggi. Yang terakhir, orang yang setiap saat selalu berupaya
menggapai cinta Allah SWT, ia memiliki tingkat taqwa yang lebih
tinggi lagi.
Allah SWT telah menjabarkan berbagai ciri-ciri orang yang
benar-benar taqwa. Mereka menafkahkan rizkinya di jalan Allah SWT
dalam keadaan lapang maupun sempit.
Dengan kata lain, jika mereka memiliki uang seribu dollar
diinfaqkannya paling tidak satu dollar, dan jika hanya memiliki seribu
sen mereka infaqkan satu sen. Menafkahkan rizki di jalan Allah SWT
adalah jalan-hidup mereka. Allah SWT (atas kehendakNya)
menjauhkan mereka dari kesulitan (bala’) kehidupan lantaran
kebajikan yang mereka perbuat ini. Lebih dari itu, seseorang yang
suka menolong orang lain tidak akan mengambil atau memakan
harta orang lain, malahan ia lebih suka berbuat kebaikan bagi
sesamanya. ‘Aisyah RA sekali waktu pernah menginfaqkan sebutir
anggur karena pada waktu itu ia tidak memiliki apa-apa lagi.
Beberapa muhsinin (orang yang selalu berbuat baik) menginfaqkan
sebutir bawang.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Selamatkanlah dirimu dari api nereka dengan berinfaq, meskipun
hanya dengan sebutir kurma.” (Bukhari & Muslim)
Hati Yang Bersih Sebagai Penyempurna Taqwa
Orang yang bertaqwa tidak otomatis terbebas dari kesalahan dan
dosa , apalagi orang yang hanya bertaqwa secara lisan . Taqwa yang
sebenarnya ada dalam hati dan tindakan,bukan dalam lisan dan
penampilan .Orang yang memakai peci, sorban, sarung, atau
jilbab, belum tentu hatinya benar-benar bertaqwa kepada Allah.
Apa yang harus kita lakukan agar menjadi orang yang benar-benar
bertaqwa kepada Allah?
Modal Utama yang harus kita miliki adalah ilmu. Sebab dengan ilmu
kita dapat mengetahui dan memahami segala perintah Allah dan
laranagan-Nya.
Bagaimana kita dapat melaksanakan perintah Allah, sementara kita
tidak mengetahui apa saja yang diperintahkannya?
Karena itulah mencari ilmu sangat dianjurkan, bahkan diwajibkan
dalam Islam. Dengan ilmu, kita bisa mengetahui apa yang wajib kita
kerjakan dan yang wajib kita tinggalkan.Ibadah yang dilakukan tanpa
ilmu takkan berarti apa-apa.
Salah Satu Bentuk Taqwa
Sesungguhnya kenikmatan Allah kepada kita sangat banyak.
Oleh karena itu, kita wajib bersyukur dengan sebenar-benarnya atas
semua kenikmatan itu. Yaitu bersyukur dengan hati, lisan dan
anggota badan. Bersyukur dengan hati, yaitu dengan mengakui
bahwa kenikmatan itu datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan memuji Allah dan menyebutnyebut kenikmatan tersebut, jika tidak dikhawatirkan hasad. Dan
bersyukur dengan anggota badan, yaitu menggunakan anggota
badan kita ini untuk taat kepada-Nya, dengan bertakwa kepada-Nya
secara sebenar-benarnya. Takwa ini merupakan perintah Allah
kepada seluruh manusia.
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An Nisaa’:1)
Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan
baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang
saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena
Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan
baginya jalan keluar. (At Thalaq:2)
Kesimpulan
Ketaqwaan bermakna luas. Hal ini dapat diketahui dari
definisi para ulama yang menerangkan bahwa ketakwaan ialah upaya
seorang hamba membuat pelindung antara dirinya dengan sesuatu
yang ia takuti. Dengan begitu, seorang hamba yang ingin bertakwa
kepada Allah Azza wa Jalla, berarti ia ingin membangun pelindung
antara dirinya dari Allah Azza wa Jalla yang ia takuti kemarahan dan
kemurkaan-Nya, dengan melaksanakan amal ketaatan dan menjauhi
larangan-Nya.
Sekian dan terimakasih

Wassamualaikum Wr. Wb

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Aisyah Turidho
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Faatihah Abwabarrizqi
 
Keimanan dan Ketaqwaan
Keimanan dan KetaqwaanKeimanan dan Ketaqwaan
Keimanan dan Ketaqwaan
Ahmad Rudi
 

Mais procurados (20)

Ppt aqidah islam
Ppt aqidah islamPpt aqidah islam
Ppt aqidah islam
 
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
 
PENGERTIAN RUKUN IMAN
PENGERTIAN RUKUN IMANPENGERTIAN RUKUN IMAN
PENGERTIAN RUKUN IMAN
 
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsanMakalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAMAHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
 
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslimTauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
Penyebab Manusia Berbuat Syirik
Penyebab Manusia Berbuat SyirikPenyebab Manusia Berbuat Syirik
Penyebab Manusia Berbuat Syirik
 
Kerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragamaKerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragama
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
 
Karakteristik islam
Karakteristik islamKarakteristik islam
Karakteristik islam
 
PPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul Husna
PPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul HusnaPPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul Husna
PPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul Husna
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
ruang lingkup ajaran agama Islam
ruang lingkup ajaran agama Islamruang lingkup ajaran agama Islam
ruang lingkup ajaran agama Islam
 
Kelas 9.Bab 2 Jujur dan Menepati janji
Kelas 9.Bab 2 Jujur dan Menepati janjiKelas 9.Bab 2 Jujur dan Menepati janji
Kelas 9.Bab 2 Jujur dan Menepati janji
 
Makalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamMakalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islam
 
Keimanan dan Ketaqwaan
Keimanan dan KetaqwaanKeimanan dan Ketaqwaan
Keimanan dan Ketaqwaan
 

Destaque

(13) dzikir menghimpun energi & pelepasan
(13) dzikir menghimpun energi & pelepasan(13) dzikir menghimpun energi & pelepasan
(13) dzikir menghimpun energi & pelepasan
Dr. Maman SW
 
Nikmat allah dan cara mensyukurinya
Nikmat allah dan cara mensyukurinyaNikmat allah dan cara mensyukurinya
Nikmat allah dan cara mensyukurinya
Demanda Green
 
Asalam alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Asalam alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhuAsalam alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Asalam alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Xenia Y
 
Renungan untuk bersyukur
Renungan untuk bersyukurRenungan untuk bersyukur
Renungan untuk bersyukur
Rizal Maulana
 
Mengenal diri melalui rasa hati
Mengenal diri melalui rasa hatiMengenal diri melalui rasa hati
Mengenal diri melalui rasa hati
Kayrol Anwar
 
Kalimahs of Islam
Kalimahs of IslamKalimahs of Islam
Kalimahs of Islam
Xenia Y
 
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
Erman Hidayat
 
(12) dzikir pembuka & pembersih
(12) dzikir pembuka & pembersih(12) dzikir pembuka & pembersih
(12) dzikir pembuka & pembersih
Dr. Maman SW
 

Destaque (20)

Maksud taqwa menurut imam ghazali
Maksud taqwa menurut imam ghazaliMaksud taqwa menurut imam ghazali
Maksud taqwa menurut imam ghazali
 
3 marifatullah
3 marifatullah3 marifatullah
3 marifatullah
 
Bersyukur
BersyukurBersyukur
Bersyukur
 
Qur'an Hadist bab Syukur
Qur'an Hadist bab SyukurQur'an Hadist bab Syukur
Qur'an Hadist bab Syukur
 
(13) dzikir menghimpun energi & pelepasan
(13) dzikir menghimpun energi & pelepasan(13) dzikir menghimpun energi & pelepasan
(13) dzikir menghimpun energi & pelepasan
 
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia HidupMengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
 
Nikmat allah dan cara mensyukurinya
Nikmat allah dan cara mensyukurinyaNikmat allah dan cara mensyukurinya
Nikmat allah dan cara mensyukurinya
 
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan padaBersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
 
Asalam alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Asalam alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhuAsalam alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Asalam alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhu
 
Renungan untuk bersyukur
Renungan untuk bersyukurRenungan untuk bersyukur
Renungan untuk bersyukur
 
Mengenal diri melalui rasa hati
Mengenal diri melalui rasa hatiMengenal diri melalui rasa hati
Mengenal diri melalui rasa hati
 
Kalimahs of Islam
Kalimahs of IslamKalimahs of Islam
Kalimahs of Islam
 
MUHADHARAH "BERSYUKUR KEPADA ALLAH"
MUHADHARAH "BERSYUKUR KEPADA ALLAH"MUHADHARAH "BERSYUKUR KEPADA ALLAH"
MUHADHARAH "BERSYUKUR KEPADA ALLAH"
 
IMAN DAN TAQWA
IMAN DAN TAQWAIMAN DAN TAQWA
IMAN DAN TAQWA
 
Makna aqidah
Makna aqidahMakna aqidah
Makna aqidah
 
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
 
Mari Bersyukur (be Thankful), part 2
Mari Bersyukur (be Thankful), part 2Mari Bersyukur (be Thankful), part 2
Mari Bersyukur (be Thankful), part 2
 
Proses terbentuknya iman
Proses terbentuknya imanProses terbentuknya iman
Proses terbentuknya iman
 
(12) dzikir pembuka & pembersih
(12) dzikir pembuka & pembersih(12) dzikir pembuka & pembersih
(12) dzikir pembuka & pembersih
 
Syukur slide show
Syukur slide showSyukur slide show
Syukur slide show
 

Semelhante a Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)

Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahSikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Kampus-Sakinah
 
H viii akhlakul karimah
H viii akhlakul karimahH viii akhlakul karimah
H viii akhlakul karimah
Fajar Zain
 
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modernMakalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Achmad Syarief
 
Beramal dengan apa yang disampaikan
Beramal dengan apa yang disampaikanBeramal dengan apa yang disampaikan
Beramal dengan apa yang disampaikan
Aizira Aizuddin
 

Semelhante a Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam) (20)

Makalah "Taqwa"
Makalah "Taqwa"Makalah "Taqwa"
Makalah "Taqwa"
 
Akhlak terpuji
Akhlak terpujiAkhlak terpuji
Akhlak terpuji
 
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahSikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Akhlak terpuji bab 11
Akhlak terpuji bab 11Akhlak terpuji bab 11
Akhlak terpuji bab 11
 
Ridho
RidhoRidho
Ridho
 
PPT pendidikan_AKHLAK_KEPADA_ALLAH_SWT.pptx
PPT pendidikan_AKHLAK_KEPADA_ALLAH_SWT.pptxPPT pendidikan_AKHLAK_KEPADA_ALLAH_SWT.pptx
PPT pendidikan_AKHLAK_KEPADA_ALLAH_SWT.pptx
 
Kel 10_adi Nugroho.pptx
Kel 10_adi Nugroho.pptxKel 10_adi Nugroho.pptx
Kel 10_adi Nugroho.pptx
 
profesi keguruan TAKWA
profesi keguruan TAKWAprofesi keguruan TAKWA
profesi keguruan TAKWA
 
H viii akhlakul karimah
H viii akhlakul karimahH viii akhlakul karimah
H viii akhlakul karimah
 
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modernMakalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
 
Beramal dengan apa yang disampaikan
Beramal dengan apa yang disampaikanBeramal dengan apa yang disampaikan
Beramal dengan apa yang disampaikan
 
Akhlak kepada allah swt
Akhlak kepada allah swtAkhlak kepada allah swt
Akhlak kepada allah swt
 
Pembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi Muda
Pembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi MudaPembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi Muda
Pembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi Muda
 
Taqwa kepada allah swt
Taqwa kepada  allah swtTaqwa kepada  allah swt
Taqwa kepada allah swt
 
Ringkasan amkai
Ringkasan amkaiRingkasan amkai
Ringkasan amkai
 
Ppt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajaPpt taubat dan raja
Ppt taubat dan raja
 
Ppt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajaPpt taubat dan raja
Ppt taubat dan raja
 
Ppt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajaPpt taubat dan raja
Ppt taubat dan raja
 

Último

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Último (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)

  • 2. “PRIBADI YANG BERTAQWA” Nama Kelompok: Muhammad Arsyad Fadly (20133020029) Wahyudin (20133020030) Ridho Tri Ananto (20133020031) Rofi Nurizha (20133020032)
  • 3. “Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu, bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir Maka (ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji” (An Nisaa’:131)
  • 5. Pengertian Taqwa Secara etimologis , kata “taqwa” berasal dari bahasa arab. Kata taqwa memiliki kata dasar waqa yang berarti menjaga, melindungi, hati-hati, waspada, memerhatikan, dan menjauhi. Adapun secara terminologis, kata “taqwa” berarti menjalankan apa yang diperintahankan oleh Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Para penerjemah Al-Qur’an mengartikan “taqwa” sebagai kepatuhan, kesalihan, kelurusan, perilaku baik, teguh melawan kejahatan, dan takut kepada Tuhan. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (Ali Imran 102)
  • 6. Definisi Taqwa Taqwa adalah kumpulan semua kebaikan yang hakikatnya merupakan tindakan seseorang untuk melindungi dirinya dari hukuman Allah dengan ketundukan total kepada-Nya. Asal-usul taqwa adalah menjaga dari kemusyrikan, dosa dari kejahatan dan hal-hal yang meragukan (syubhat). Seruan Allah pada surat Ali Imran ayat 102 yang berbunyi, “Bertaqwalah kamu sekalian dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu sekali-kali mati kecuali dalam keadaan muslim”, bermakna bahwa Allah harus dipatuhi dan tidak ditentang, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dikufuri. Taqwa adalah bentuk peribadatan kepada Allah seakan-akan kita melihat-Nya dan jika kita tidak melihat-Nya maka ketahuilah bahwa Dia melihat kita. Taqwa adalah tidak terus menerus melakukan maksiat dan tidak terpedaya dengan ketaatan. Taqwa kepada Allah adalah jika dalam pandangan Allah seseorang selalu berada dalam keadaan tidak melakukan apa yang dilarang-Nya, dan Dia melihatnya selalu.
  • 7. Umar bin Abdul Aziz rahimahullah juga menegaskan bahwa “ketakwaan bukanlah menyibukkan diri dengan perkara yang sunnah namun melalaikan yang wajib”. Beliau rahimahullah berkata, “Ketakwaan kepada Allah bukan sekedar dengan berpuasa di siang hari, sholat malam, dan menggabungkan antara keduanya. Akan tetapi hakikat ketakwaan kepada Allah adalah meninggalkan segala yang diharamkan Allah dan melaksanakan segala yang diwajibkan Allah. Barang siapa yang setelah menunaikan hal itu dikaruni amal kebaikan maka itu adalah kebaikan di atas kebaikan Termasuk dalam cakupan takwa, yaitu dengan membenarkan berbagai berita yang datang dari Allah dan beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan syari’at, bukan dengan tata cara yang diada-adakan (baca: bid’ah). Ketakwaan kepada Allah itu dituntut di setiap kondisi, di mana saja dan kapan saja. Maka hendaknya seorang insan selalu bertakwa kepada Allah, baik ketika dalam keadaan tersembunyi/sendirian atau ketika berada di tengah keramaian/di hadapan orang (lihat Fath al-Qawiy al-Matin karya Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah.
  • 8. Makna Taqwa Dalam Al-Quran hanya terdapat satu ayat yang secara eksplisit menyebut kata haqiq (haqiqat), tapi ada 227 ayat yang tafsirnya lain, akan tetapi memiliki hakikat yang sama dengan hakikat tersebut. Diantaranya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (Ali Imran:102)
  • 9. Apa yang telah kami ciptakan itulah yang benar, yang datang dari tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang yang ragu-ragu (Ali Imran:60) Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al Ashr:1-3)
  • 10. Pada mulanya, ketika ayat tadi (hakikat taqwa) turun, banyak diantara para sahabat yang gelisah, karena hakikat berarti taat yang terus menerus, tidak pernah mendurhakai, syukur secara terus menerus dan tidak pernah mengingkari, mengingat terus dan tidak pernah melupakan-Nya. Kemudian sahabat itu berkata, tidak mungkin seorang hamba mampu bertaqwa dengan sebenarbenarnya taqwa (hakikatnya) sesuai bunyi ayat tadi.
  • 11. Tiga Tingkatan Pribadi Muslim 1. 2. 3. Disebut Islam (Muslim), yaitu baru tingkat penyerahan diri kepada Tuhan. Misalnya sholat, maka ia akan melakukan dalam kondisi yang formal dan tidak membantah. Disebut Iman (Mukmin), yaitu apabila yang dilakukan dan diucapkan tergurat sampai kedalam hati dan tidak puas, karena baru sebatas menjalankan rukun islam. Disebut Ihsan (Muhsin), tingkatan ini adalah tingkatan kepastian dan kesadaran batin, yaitu dalam menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya. (H.R. Muslim). Dari tiga tahap tersebut, maka tahapan ketigalah yang tertinggi, karena telah terbuka kesadarannya (tabir ma’rifat). Selanjutnya menjadikan dirinya sebagai batas tertinggi dalam merealisasikan perintah pada awal waktu, dan terpelihara dari segala yang dilarang (termasuk makruh sekalipun). Jadi, seorang muslim yang berlatih meningkatkan kadar keislamannya dari tahap ke tahap, maka ia termasuk yang berlayar di atas perahu ke tingkat taqwa. Artinya mukmin yang tidak pernah naik ke kelas yang lebih tinggi, ialah kelompok yang hanya melaksanakan sebagian perintah, ala kadarnya dan selalu dipenghujung waktu. Kelompok seperti inilah yang masih jauh dari hakikat taqwa.
  • 12. Ciri Orang Yang Bertaqwa (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran:134) Ayat di atas menyatakan orang yang bertaqwa dan mulia, minimal mempunyai lima syarat:
  • 13. 1. 2. 3. 4. 5. Bersadaqah dalam kondisi apapun yang dialami, baik lapang ataupun sempit, merugi atau beruntung. Siap menahan amarahnya. Yakni, hamper-hampir tidak pernah marah dan kalu terpaksa marah cepat sekali berhenti. Memaafkan kesalahan orang adalah baik, tapi tidaklah sempurna tanpa disertai memperlihatkan kebaikan, misalnya dengan mencarikan solusi. Sesudah memperlihatkan kebaikan dan mencarikan solusi, tidaklah sempurna tanpa mencintainya. Yakni berubah mencintainya, sekalipun pernah bermusuhan. Mencintainya tidaklah sempurna, tanpa memperlakukan seperti mencintai dirinya sendiri. Artinya, cinta yang diperlihatkan cinta sejati. Dan itulah yang dapat mencabut total akar permusuhan. Seseorang akan disebut bertaqwa jika memiliki beberapa ciri. Dia seorang yang melakukan rukun Iman dan Islam, menepati janji, jujur kepada Allah, dirinya, orang lain dan menjaga amanah. Dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Manusia taqwa adalah sosok yang tidak pernah menyakiti dan tidak zhalim pada sesama, berlaku adil di waktu marah dan ridha, bertaubat dan selalu beristighfar kepada Allah.
  • 14. Agar seseorang bisa mencapai taqwa diperlukan saran-sarana. Dia harus merasa selalu berada dalam pengawasan Allah, memperbanyak dzikir, memiliki rasa takut dan harap kepada Allah. Komitmen pada agama Allah. Meneladani perilaku para salafus saleh, memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuannya sebab hanya orang berilmulah yang akan senantiasa takut kepada Allah. “Agar seseorang bertaqwa dia harus selalu berteman dengan orangorang yang baik, menjauhi pergaulan yang tidak sehat dan kotor. Sahabat yang baik laksana penjual minyak wangi dimanapun kita dekat maka akan terasa wanginya dan teman jahat laksana tukang besi, jika membakar pasti kita kena kotoran abunya” (HR. Bukhari) Membaca Al-Qur`an dengan penuh perenungan dan mengambil ‘ibrah juga merupakan sarana yang tak kalah pentingnya untuk mendaki tangga-tangga menuju puncak taqwa. Instrospeksi, menghayati keagungan Allah, berdoa dengan khusyu’ adalah sarana lain yang bisa mengantarkan kita ke gerbang taqwa. Pakaian dan makanan kita yang halal dan thayyib serta membunuh angan yang jahat juga sarana yang demikian dahsyat yang akan membawa kita menuju singgasana taqwa.
  • 15. Adapun ciri-ciri lain orang bertaqwa (yaitu) Orang-orang yang berinfaq (karena Allah SWT), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mereka yang pemaaf terhadap (kesalahan) manusia. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. Taqwa memiliki tiga tingkatan. Ketika seseorang melepaskan diri dari kekafiran dan mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah, dia disebut orang yang taqwa. Didalam pengertian ini semua orang beriman tergolong taqwa meskipun mereka masih terlibat beberapa dosa. Jika seseorang menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan RasulNya (SAW), ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi. Yang terakhir, orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta Allah SWT, ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi lagi. Allah SWT telah menjabarkan berbagai ciri-ciri orang yang benar-benar taqwa. Mereka menafkahkan rizkinya di jalan Allah SWT dalam keadaan lapang maupun sempit.
  • 16. Dengan kata lain, jika mereka memiliki uang seribu dollar diinfaqkannya paling tidak satu dollar, dan jika hanya memiliki seribu sen mereka infaqkan satu sen. Menafkahkan rizki di jalan Allah SWT adalah jalan-hidup mereka. Allah SWT (atas kehendakNya) menjauhkan mereka dari kesulitan (bala’) kehidupan lantaran kebajikan yang mereka perbuat ini. Lebih dari itu, seseorang yang suka menolong orang lain tidak akan mengambil atau memakan harta orang lain, malahan ia lebih suka berbuat kebaikan bagi sesamanya. ‘Aisyah RA sekali waktu pernah menginfaqkan sebutir anggur karena pada waktu itu ia tidak memiliki apa-apa lagi. Beberapa muhsinin (orang yang selalu berbuat baik) menginfaqkan sebutir bawang. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Selamatkanlah dirimu dari api nereka dengan berinfaq, meskipun hanya dengan sebutir kurma.” (Bukhari & Muslim)
  • 17. Hati Yang Bersih Sebagai Penyempurna Taqwa Orang yang bertaqwa tidak otomatis terbebas dari kesalahan dan dosa , apalagi orang yang hanya bertaqwa secara lisan . Taqwa yang sebenarnya ada dalam hati dan tindakan,bukan dalam lisan dan penampilan .Orang yang memakai peci, sorban, sarung, atau jilbab, belum tentu hatinya benar-benar bertaqwa kepada Allah. Apa yang harus kita lakukan agar menjadi orang yang benar-benar bertaqwa kepada Allah? Modal Utama yang harus kita miliki adalah ilmu. Sebab dengan ilmu kita dapat mengetahui dan memahami segala perintah Allah dan laranagan-Nya. Bagaimana kita dapat melaksanakan perintah Allah, sementara kita tidak mengetahui apa saja yang diperintahkannya? Karena itulah mencari ilmu sangat dianjurkan, bahkan diwajibkan dalam Islam. Dengan ilmu, kita bisa mengetahui apa yang wajib kita kerjakan dan yang wajib kita tinggalkan.Ibadah yang dilakukan tanpa ilmu takkan berarti apa-apa.
  • 18. Salah Satu Bentuk Taqwa Sesungguhnya kenikmatan Allah kepada kita sangat banyak. Oleh karena itu, kita wajib bersyukur dengan sebenar-benarnya atas semua kenikmatan itu. Yaitu bersyukur dengan hati, lisan dan anggota badan. Bersyukur dengan hati, yaitu dengan mengakui bahwa kenikmatan itu datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan memuji Allah dan menyebutnyebut kenikmatan tersebut, jika tidak dikhawatirkan hasad. Dan bersyukur dengan anggota badan, yaitu menggunakan anggota badan kita ini untuk taat kepada-Nya, dengan bertakwa kepada-Nya secara sebenar-benarnya. Takwa ini merupakan perintah Allah kepada seluruh manusia.
  • 19. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An Nisaa’:1)
  • 20. Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. (At Thalaq:2)
  • 21. Kesimpulan Ketaqwaan bermakna luas. Hal ini dapat diketahui dari definisi para ulama yang menerangkan bahwa ketakwaan ialah upaya seorang hamba membuat pelindung antara dirinya dengan sesuatu yang ia takuti. Dengan begitu, seorang hamba yang ingin bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, berarti ia ingin membangun pelindung antara dirinya dari Allah Azza wa Jalla yang ia takuti kemarahan dan kemurkaan-Nya, dengan melaksanakan amal ketaatan dan menjauhi larangan-Nya.