SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 43
Baixar para ler offline
KEGIATAN BELAJAR
PERALATAN           UTAMA        LAS      OKSI-ASETILIN          DAN       CARA

PENGGUNAANNYA

  a. Tujuan kegiatan Pemelajaran

  •    Mengetahui macam-macam alat-alat utama dan alat bantu las oksi-asetilin

       sesuai dengan jenis peralatan dan macam peralatan yang digunakan.

  •    Memahami fungsi dan kegunaan alat-alat utama dan alat bantu las oksi-

       asetilin sesuai dengan macam dan jenis alat utama dan alat bantu.

  •    Menggunakan alat-alat utama dan alat bantu las gas sesuai dengan fungsi

       dan kegunaan alat utama dan alat bantu.

  •    Mengeset alat-alat utama las oksigen-asetilin sesuai dengan prosedur

       operasi standar.



  b.    Uraian materi Pemelajaran

       1. Peralatan las oksi-asetilin

          Untuk melakukan penyambungan logam dengan proses las oksi-asetilin

          yang menggunakan pencampuran gas oksigen sebagai gas pembakar

          dan gas asetilin sebagai bahan bakar digunakan alat-alat khusus yang

          perlu dipahami jenis, fungsi dan kegunaannya serta cara penanganan dari

          alat-alat tersebut. Sehingga pada penggunaannya tidak terjadi kesalahan-
kesalahan yang pada akhirnya akan menimbulkan kecelakaan. Untuk itu,

ada beberapa alat utama las oksigen asetilin yang akan dijelaskan jenis,

fungsi serta kegunaan dari alat tersebut seperti di bawah ini :

a. Tabung gas oksigen

   Gas oksigen untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam botol

   (silinder gas) yang berbentuk tinggi langsing dan berwarna biru,

   terbuat dari baja, dengan volume gas oksigen pada tekanan 150

   kg/cm² adalah 6000 liter. Pada bagian atas botol gas terdapat katup

   pengeluaran gas yang terbuat dari bahan tembaga dengan roda

   tangan dan socket yang terdapat pada katup pengeluaran gas yang

   menggunakan ulir kanan.




                               Kap pelindung




        Roda katup           Pengaman




        Keran regulator
Gambar 1. Katup pengaman tabung gas oksigen [3]




Pada     bagian      bawah   botol     gas
                                       Katup


terdapat keping pengaman             lumer

dengan      maksud        apabila      ada

kelebihan tekanan akibat panas yang

ditimbulkan oleh nyala balik yang

terjadi pada proses pengelasan atau

akibat dari tabung gas terjatuh, maka

keping     pengaman       akan      terbuka

secara otomatis.

Kerusakan pada katup tabung gas

akibat dari kesalahan penggunaan

tabung     gas    akan    mengakibatkan

mudah      terjadinya     kebakaran      di

sekeliling tempat kerja. Untuk itu

perlu      kiranya        memperhatikan

prosedur     yang        benar      tentang

pemakaian tabung gas.

                                 Gambar 2. Tabung gas oksigen [3]
b. Tabung gas asetilin

                             Gas asetilin untuk proses pengelasan las

                             gas disimpan dalam botol (silinder gas)

                             yang pendek gemuk dan berwarna merah,

                             terbuat dari baja dengan volume gas

                             oksigen pada tekanan 15 kg/cm² adalah

                             6000 liter. Bagian dalam botol gas asetilin

                             dilapisi dengan bahan berpori yang terbuat

                             dari   asbes   atau   sutera   tiruan   yang

                             berfungsi untuk menyimpan cairan aseton,

                             yaitu cairan kimia di mana gas asetilin

                             dapat larut dengan baik dan aman di bawah

                             pengaruh tekanan di dalamnya.

Gambar 3. Tabung gas asetilin [3]




Pada bagian atas botol gas terdapat katup pengeluaran gas yang terbuat

dari bahan tembaga dengan pembuka gas menggunakan kunci gas

khusus, serta socket yang terdapat pada katup pengeluaran gas

menggunakan ulir kiri. Pada bagian bawah botol gas terdapat keping

pengaman lumer dengan maksud apabila ada kelebihan tekanan akibat
panas yang ditimbulkan oleh nyala balik yang terjadi pada proses

      pengelasan, maka keping pengaman akan terbuka secara otomatis.

      Cara penggunaan tabung gas asetilin secara aman adalah sebagai

      berikut:

      1. Letakkan tabung dengan posisi berdiri tegak.

      2. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator.

      3. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas.

      4. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan benturan.

      5. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda.

      6. Jangan mencabut tanda-tanda khusus yang terdapat pada tabung gas.

     Perbedaan antara tabung gas oksigen dan tabung gas asetilin adalah

     sebagai berikut :

                                   Tabung gas            Tabung gas
           Perbedaan
                                     oksigen               asetilin
      Bentuk                       Tinggi lansing    Pendek gemuk
      Tekanan isi maksimum           150 kg/cm²           15 kg/cm²
      Katup/pembuka katup           Roda tangan          Kunci shock
      Baut dan mur pengikat          Ulir kanan            Ulir kiri


c.    Generator pembangkit gas asetilin
Generator atau disebut juga pembangkit gas asetilin digunakan untuk

        mendapatkan gas asetilin (C2H2) dengan cara mencampurkan air dengan

        kalsium karbida atau karbit (CaC2) dengan reaksi kimia sebagai berikut :

        CaC2 + 2H2O -------- C2H2 + Ca(OH) 2 + Panas

        Generator      asetilin   digunakan   apabila   proses   pengelasan    tidak

        menggunakan tabung gas asetilin.

        Menurut besarnya kapasitas tekanannya, generator pembangkit gas asetilin

        dibedakan atas tiga jenis yaitu :

        1.    Generator tekanan rendah, dengan tekanan sampai 0,03 bar.

        2.    Generator tekanan sedang atau menengah, dengan tekanan dari

             0,03 – 0,2 bar.

        3.    Generator tekanan tinggi, dengan tekanan dari 0,2 – 1,1 bar.




Sedangkan menurut prinsip pencampuran di dalamnya, generator dibedakan atas

dua macam yaitu :




1. Generator asetilin sistem tetes

   Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah karbit disimpan

   pada laci karbit dan ditetesi air, sehingga karbit bereaksi dengan air dan

   menghasilkan gas asetilin yang keluar melalui pipa pengeluaran ke ruang gas
asetilin. Selanjutnya gas asitilin dapat dikeluarkan melalui kunci air menuju ke

selang las.


Bagian-bagian utama genarator sisitem tetes adalah Pipa pengaman
                                                    :

a. Ruang karbit dan retor, berfungsi
                            Ruang gas




     untuk menyimpan karbit yang akan
                                                             Pembersih gas


     dicampurkan dengan air dengan cara

     diteteskan. Pada ruang karbit terdapat

     laci karbit tempat penyimpanan karbit.

                                                                               Kunici air
                                           Air




                                                                     Laci karbit
                                         Retor




                                   Gambar 4. Generator sistim tetes [3]




b.      Ruang air

     Digunakan untuk menempatkan air yang befungsi untuk mengkonsumsi air

     pencampur karbit dan penyaring gas asetilin yang didapat dari hasil

     pencampuran.
c.      Ruang gas asetilin

     Berfungsi untuk menyimpan gas asetilin sementara sebelum dikeluarkan

     melalui kunci air.




d.      Kunci air

     Berfungsi sebagai keran pengeluaran gas pada saat akan digunakan untuk

     pengelasan.

e. Pengukur tekanan gas/manometer

     Berfungsi untuk melihat besarnya tekanan gas asetilin yang dihasilkan dari

     pencampuran di dalam ruang gas.




Cara melayani generator sistim tetes :

a.      Isilah ruang air sampai batas lubang cerat.

b.      Isi kunci air sampai batas lubang cerat kunci air, kemudian tutup rapat-

     rapat katup cerat pada kunci air.

c.      Keluarkan laci karbit dari dalam retor kemudian masukkan karbit dan tutup

     retor dengan rapat.

d.      Buka keran pengeluaran air sehingga air dari dalam ruang air menetes ke

     dalam retor.
e.      Perhatikan manometer pada generator, apabila jarum penunjukkan

     tekanan sudah bergerak menandakan gas hasil pencampuran karbit dan air

     sudah masuk ke dalam ruang gas.

f.      Bukalah keran pengeluaran gas menuju ke tabung pembersih dan ke

     kunci air.

g.      Gas yang berada di dalam kunci air sudah dapat digunakan untuk

     pengelasan.




2. Generator asetilin sistim lempar (celup)

     Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah karbit

     disimpan di ruang karbit kemudian melalui pengaturan katup, karbit

     dikeluarkan dan dijatuhkan ke dalam ruang air, sehingga karbit bereaksi

     dengan air yang akan menghasilkan gas asetilin dan berkumpul di ruang gas.

     Selanjutnya gas asitilin dapat dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang

     dan pembakar las.




                                                  Katup karbit




                                                        Katup pengaman



                                   Ruang karbit                             Gas keluar



                           Manometer                                           Kunci air


                        Ruang gas
                                                                               Keran cerat


                  Jatuhan karbit

                         Ruang air                               Asetilin
Pemasukan air




                                                  Pengaduk




              Gambar 5. Generator sistim lempar (celup) [3]




Untuk menggunakan generator yang aman digunakan pada pengelasan, ada

beberapa langkah penempatan dan pengamanan generator yang disarankan,

yaitu :

1. Tempatkan generator agak jauh dari tempat pengelasan.

2. Hindarkan dari nyala api, benda-benda panas dan terik matahari.

3. Periksa secara berkala tinggi air di dalam kunci air.

4. Berhati-hatilah terhadap kebocoron gas, periksalah dengan air sabun bagian

   yang diindakasikan mengalami kebocoran.

5. Buanglah selalu sisa gas di dalam generator bila selesai digunakan.
d. Regulator las

  Regulator pada pengelasan berfungsi sebagai alat penurun dan pengatur

  tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai dengan yang

  dikehendaki. Pada regulator las terdapat dua alat pengukur tekanan atau

  manometer, yaitu :

  1.      Manometer tekanan isi yang berfungsi untuk mengetahui jumlah tekanan

       isi yang terdapat dalam silinder.

  2.      Manometer tekanan kerja yang berfungsi untuk mengetahui besarnya

       tekanan kerja yang kita keluarkan untuk pengelasan.
Gambar 6. Regulator las [1]




Menurut jenisnya, regulator las dibedakan atas dua jenis, yaitu :

1. Regulator satu tingkat, dimana tekanan isi dalam tabung gas dturunkan

   sekaligus menjadi tekanan kerja pengelasan.

2. Regulator dua tingkat, dimana untuk mendapatkan tekanan kerja yang

   dikehendaki, tekanan isi gas di dalam tabung diturunkan secara bertingkat.
Manometer trkanan isi              Manometer tekanan kerja




                           G             Katup C




        Gas masuk




                                                                             Gas keluar




                                Gambar 7. Bagan regulator [3]




Prinsip kerja regulator yang digunakan pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin

adalah sebagai berikut :
1.          Bila katup tabung gas dibuka, maka gas akan masuk ke dalam ruang A

     dengan jumlah tekanan gas dapat dilihat pada        manometer G.

2.          Apabila katup pengeluaran gas pada regulator F diputar searah jarum

     jam, maka pegas E menekan membran D yang akan mendorong katup C

     sehingga terbuka.

3.          Gas yang berada di ruang A akan masuk ke dalam ruang B dengan

     besarnya tekanan gas pada ruang B dapat dilihat pada manometer B. Gas yang

     keluar dari ruang B dapat dilakukan dengan memutarkan keran pengeluaran F.

4.          Bila keran pengeluaran gas F dibuka, maka gas yang berada di ruang B

     akan keluar menuju pembakar las melalui selang las.

5.          Apabila keran F diputar berlawanan dengan jarum jam, maka gas yang

     berada di ruang A akan menekan katus tertutup.

Untuk memungkinkan regulator terhindar dari kerusakan pada saat pemasangan

dan pelaksanaan pengelasan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan

pada saat menggunakan regulator yaitu :

1.             Jangan memegang regulator dengan tangan atau sarung tangan yang

     berminyak.

2.             Jangan    memegang       regulator   pada    bagian   manometer   tetapi

     peganglah pada bagaian badan regulator.

3.             Pasang regulator tabung gas oksigen pada tabung gas oksigen dan

     regulator gas asetilin untuk tabung gas asetilin.
4.             Sebelum membuka katup tabung gas, pastikan regulator dalam

     keadaan tertutup.

5.             Putar secara perlahan baut pengatur pengeluaran gas pada regulator

     agar jarum pengatur pada manometer tidak menerima hentakan tekanan gas

     yang tinggi secara tiba-tiba.

6.             Berdirilah di samping tabung gas, jangan berada persis di atas

     regulator dan katup tabung gas pada saat mengatur tekanan kerja regulator.

7.             Jangan menggunakan regulator yang sudah rusak agar pengaturan

     gas melalui regulator berjalan normal.




     Perbedaan regulator gas asetin dan regulator gas asetilin pada umumnya adalah

     sebagai berikut :

                                      Regulator        Regulator gas
           Perbedaan
                                     gas oksigen           asetilin
      Warna dasar               Biru, hitam dan    Merah

                                atau abu-abu
      Skala ukuran tekanan      250 kg/cm²         30 kg/cm²

      isi maksimum
      Skala ukuran tekanan      12 kg/cm²          3 kg/cm²

      kerja maksimum
      Baut dan mur pengikat     Ulir kanan         Ulir kiri dengan tanda

                                                   keratan pada bagian
tengah mur pengikat


b. Selang las

  Selang las berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau generator ke

  pembakar las. Selang las harus memiliki kekuatan terhadap tekanan gas ±10

  kg/cm² tetapi tidak kaku. Selang las umumnya memiliki ukuran standar garis

  tengah 5 mm, 6 mm atau 7,5 mm.

  Selang las pada pengelasan las oksi-asetilin berwarna hijau, biru atau merah.

  Selang berwarna biru atau hijau digunakan untuk selang gas oksigen,

  sedangkan selang yang berwarna merah digunakan untuk gas asetilin

  dengan pemasangan selang pada tabung gas diikat menggunakan klem dan

  pada kedua ujung selang las baik yang akan disambungkan dengan

  pembakar maupun yang disambungkan dengan tabung gas melalui naple

  atau alat penyambung selang.

  Untuk menghindarkan selang las dari kerusakan pada saat digunakan, maka

  selang las harus dipelihara dan diamankan dari penggunaan yang tidak

  sesuai dengan prosedur. Ada hal-hal penting yang harus diperhatikan pada

  saat menggunakan selang las di antaranya adalah :

  1.      Penggunaan selang las hendaknya tidak mengganggu lalu lintas dan

       tidak terlipat pada saat digunakan.
2.       Tidak diperkenankan menggunakan kawat atau isolasi untuk mengikat

      dan menutup kebocoran pada sambungan dan selang las.

3.       Gunakan alat penyambung dan pengikat selang las khusus.

4.       Hindarkan selang dari kontak dengan sumber panas, percikan bunga

      api, kejatuhan benda panas, benda tajam serta dari minyak.

5.       Tidak diperkenankan menekuk selang las untuk menghentikan aliran

      gas pada selang.

6.       Tiup terlebih dahulu selang untuk menghilangkan debu dengan

      tekanan udara sebelum selang dipasangkan.

7.       Periksa secara berkala kondisi selang yang digunakan dari kebocoran,

      hangus atau dari sambungan yang longgar.

8.       Periksalah kebocoran selang las dengan mencelupkan selang ke

      dalam air pada tekanan kerja biasa.

9.       Potong bagian selang yang bocor dan gunakanlah alat penyambung

      selang untuk menyambungkan kembali selang yang telah dipotong.

10.      Apabila terjadi nyala balik pada saat melakukan pengelasan,

      periksalah bagian dalam selang. Apabila terjadi kerusakan, gantilah

      selang dengan yang baru.

11.      Gulung selang dengan baik dan gantungkan pada gantungan selang

      apabila selang telah selesai digunakan.
b.        Pembakar

     Pembakar pada pengelasan las oksi-asetilin (las karbit) berfungsi sebagai

     alat untuk mencampur gas asetilin dan gas oksigen serta mengatur

     pengeluaran gas campuran tersebut ke mulut pembakar dan dapat digunakan

     untuk proses pengelasan.

     1.           Pembakar las

          Pembakar     mempunyai     dua   jenis   yang   dibedakan   pada   sistem

          pemcampuran gas di dalam pembakar yaitu :

          a.         Pembakar las tekanan rendah atau pembakar injector

               Pada pembakar jenis ini, tekanan kerja gas oksigen lebih besar

               dibandingkan dengan tekanan gas asetilin. Gas oksigen masuk ke

               dalam mulut pembakar melalui injector sehingga kecepatan gas

               oksigen bertambah, yang akan menarik gas asetilin ke dalam pipa

               pencampur. Campuran gas tadi akan keluar melalui mulut pembakar

               dan siap dinyalakan untuk pengelasan.

               Pembakar tekanan rendah biasanya digunakan untuk pengelasan

               menggunakan generator pembangkit gas asetilin. Pada bagian

               pangkal mulut pembakar tertera nomor mulut pembakar, kapasitas

               mulut pembakar dan besarnya tekanan kerja gas oksigen. Sedangkan

               tekanan gas asetilin tidak tercantum karena pada penggunaan
generator, tekanan gas yang ada di dalam generator tidak tetap

     tergantung dari sedikit banyaknya jumlah gas di dalam generator.

b.         Pembakar tekanan rata atau pembakar mixer

     Pembakar tekanan rata dipergunakan untuk pengelasan dengan

     konsumsi gas tekanan tinggi atau tekanan sedang.

     Pada penggunaan pembakar jenis ini, tekanan gas oksigen dengan

     asetilin yang digunakan sama. Kedua macam gas masuk ke dalam

     pencampur gas atau mixer dan bercampur dengan sendirinya

     kemudian keluar ke mulut pembakar melalui pipa pencampur gas.

         Pada pembakar tekanan rata atau pembakar mixer hanya tertera

     nomor mulut pembakar saja, kapasitas pembakar, besarnya tekanan

     gas oksigen yang digunakan dan gas asetilin biasanya tertera pada

     daftar pemakaian alat yang menyertai tersebut.

     Pada gambar di bawah ini ditunjukkan gambar masing-masing jenis

     pembakar seperti disebutkan di atas dan alur pencampuran gas yang

     terjadi di dalam kedua pembakar sehingga terlihat jelas perbedaan

     secara prinsip pencampuran gas yang terjadi di dalam pembakar, baik

     itu untuk pembakar tekanan rendah atau pembakar ijector maupun

     pembakar tekanan rata atau pembakar mixer.
Ruang pencampur




      Nosel injektor        Asetilin




Gambar 8. Pembakar tekanan rendah [10]
Gambar 9. Pembakar tekanan rata [10]

Pada bagian ujung pembakar las terdapat mulut pembakar (tip), dimana

dalam penggunaannya mulut pembakar dapat diganti sesuai dengan

kebutuhan   pengelasan.   Besarnya    ukuran   mulut   pembakar   diukur

berdasarkan banyaknya gas yang keluar melalui mulut pembakar tiap jam

atau berdasarkan besarnya garis tengah lubang mulut pembakar.

Pemilihan ukuran mulut pembakar pada pengelasan tergantung pada tebal

bahan yang akan dilas.




                     Gambar 10. Mulut pembakar las [12]
2.         Pembakar potong

        Pembakar potong berfungsi untuk :

        a. Memanaskan bahan yang akan dipotong sampai temperatur lumer.

        b. Memotong bahan yang telah lumer melalui penekanan tinggi gas

           oksigen.

        Bentuk pembakar potong berbeda dengan pembakar las karena pada

        pembakar potong terdapat tiga katup gas yaitu :

        a. Katup gas asetilin yang berfungsi untuk mengeluarkan gas asetilin

           pada waktu pemanasan awal sebelum melakukan pemotongan bahan.

        b. Katup gas oksigen untuk mengeluarkan gas oksigen untuk pemanasan

           awal.

        c. Katup   gas   oksigen   untuk    mengeluarkan   gas   oksigen   untuk

           pemotongan.

Ada beberapa bentuk pembakar potong yang sering digunakan untuk memotong

pelat tipis maupun pelat tebal. Pada gambar di bawah ini akan ditunjukkan

beberapa macam bentuk pembakar potong tangan yang umum digunakan.
Campuran gas    Injektor




             Gambar 11. Macam bentuk pembakar potong [10]

3. Pemeliharaan pembakar
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan

pembakar yaitu :

a.      Jangan memegang pembakar dengan tangan atau menggunakan

     sarung tangan yang berminyak atau bahan mudah terbakar lainnya.

b.      Bagian mulut pembakar tidak dipergunakan untuk memukul.

c. Apabila mulut pembakar tersumbat pada waktu pengelesan, bersihkan

     bahan     yang   menyumbat   lubang    mulut   pembakar      dengan

     menggunakan jarum pembersih khusus dengan ukuran yang sesuai

     dengan ukuran lubang mulut pembakar.

d. Bersihkan bagian bibir mulut pembakar dengan menggosokkan bibir

     mulut pembakar pada kayu atau menggunakan kikir pembersih

     khusus.

e. Apabila terjadi nyala balik, deteksi semua kemungkinan termasuk

     kelonggaran yang ada pada setiap sambungan pembakar.

f. Untuk menghindari terjadinya nyala balik, gunakan selalu anti nyala

     balik yang dipasangkan pada naple pembakar.
Gambar 12. Cara membersihkan mulut pembakar

1. Memasang dan menggunakan peralatan las

  Di bawah ini ditunjukkan gambar rangkaian peralatan utama las gas (oksi-

  asetilin) lengkap pada proses pengelasan :
4

                                                               2




     Keterangan gambar.

                                                       3

     1. Tabung gas asetilin              5

     2. Tabung gas oksigen

     3. Regulator gas asetilin                                     1

     4. Regulator gas oksigen

     5. Selang las                   6

     6. Pembakar las             Gambar 13. Seperangkat alat las oksi-asetilin

a.             Memasang regulator

     Regulator las dipasang pada tabung gas melalui socket (mur dan baut) pengikat

     pada katup tabung gas. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum

     memasang regulator pada tabung gas yaitu :

     1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu lainnya

        sudah bersih dari minyak dan kotoran.
2. Tempatkanlah botol gas berdiri tegak dan terikat dengan kuat sehingga

     terhindar dari botol terjatuh.

3. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas yang akan

     dipasang    dengan melihat ciri-ciri tabung gas dan ciri-ciri regulator yaitu

     warna dan socket yang digunakan.

4. Periksalah terlebih dahulu apakah socket (mur dan baut) pengikat dalam

     keadaan bersih dan baik.

5. Gunakan seal tape pada ulir socket untuk memungkinkan ikatan socket kuat

     dan tidak terjadi kebocoran.

6. Memegang regulator jangan pada bagian manometer, tetapi pada bagian

     badan regulator.

Adapun langkah-langkah pemasangan regulator pada tabung gas adalah

sebagai berikut :

1.                                    Bukalah   katup   botol   sebentar    untuk

     membersihkan katup tabung gas dari debu yang akan menyumbat katup.

2.                                    Balutkan seal tape pada bagian ulir socket

     yang ada pada regulator secukupnya.

3.                            Masukkan leher naple regulator pada katup tabung

     gas dengan posisi leher regulator lurus dengan lubang katup tabung gas.
4.                          Putar socket ke arah yang dapat mengencangkan

     socket, sesuai dengan jenis ulir yang digunakan menggunakan kunci pas

     atau kunci inggris sampai socket terkunci dengan kuat.

5.                          Cek socket dari kebocoran dengan mengeluarkan gas

     dalam tabung dan regulator dalam keadaan tertutup menggunakan cairan

     sabun.

6.                          Apabila ada kebocoran, maka cairan sabun akan

     bergelembung. Buka kembali socket dan tambahkan balutan seal tape pada

     ulir socket.

7.                          Ulangilah pemasangan dari kegiatan awal sampai

     regulator terpasang dengan benar pada tabung gas.
Gambar 14. Cara memasang regulator




b. Memasang selang las

  Setelah regulator terpasang pada tabung gas, kemudian pasangkanlah selang

  las pada bagian naple pengeluaran gas yang ada pada regulator. Ada beberapa

  hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang selang las yaitu :

  1.      Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu

       lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.

  2. Pastikan selang las yang akan dipasang dalam keadaan masih baik dan tidak

       ada yang bocor.

  3. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada regulator dalam keadaan bersih

       dan baik.

  4. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang pada naple

       regulator.

  Langkah-langkah pemasangan selang las pada tabung gas :

  1.      Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang, kunci pas

       dan alat-alat bantu lainnya.

  2.      Masukkan klem pengikat selang ke dalam selang untuk mempersiapkan

       pengikatan selang pada nepel regulator.
3.      Baluri naple yang ada pada regulator dengan cairan sabun untuk

     memudahkan memasukkan nepel kedalam selang.

4.      Masukkan naple ke dalam selang dengan cara memutar secara bolak-

     balik sampai ujung selang berada pada pangkal naple regulator.

5.      Masukkan pengikat selang pada pangkal naple yang sudah tertutup

     selang.

6.      Putar baut pengencang pada klem pengikat selang dengan menggunakan

     obeng atau kunci pas.

7.      Untuk mengecek apakah pemasangan yang dilakukan sudah sempurna,

     cek bagian sambungan selang dengan menggunakan cairan sabun.

8.      Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna yang

     ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali klem untuk

     mengencangkan ikatan
Gambar 15. Cara memasang selang las

c.    Memasang pembakar las

     Setelah selang las terpasang pada regulator, pasangkanlah pembakar las

     dengan memasukkan ujung selang las pada naple pembakar las. Ada beberapa

     hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang selang las, yaitu :

     1.                       Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan

          alat bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.

     2.                       Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada pembakar

          dalam keadaan bersih dan terpasang pada pembakar dengan baik.

     3.                       Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan

          selang pada naple regulator.



     Langkah-langkah pemasangan selang las pada pembakar las :

     1.                                      Siapkan peralatan pemasangan selang

          las berupa obeng, tang, kunci pas dan alat-alat bantu lainnya.

     2.                                      Masukkan klem pengikat        ke dalam

          selang untuk mempersiapkan pengikatan selang pada naple pembakar.
3.                                       Baluri naple yang ada pada pembakar

     dengan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan nepel ke dalam

     selang.

4.                                       Masukkan naple ke dalam selang dengan

     cara memutar secara bolak-balik sampai ujung selang berada pada pangkal

     nepel regulator.

5.                                       Masukkan pengikat selang pada pangkal

     nepel yang sudah tertutup selang.

6.                                       Putar   baut   pengencang   pada   klem

     pengikat selang dengan menggunakan obeng atau kunci pas.

7.                                       Untuk mengecek apakah pemasangan

     yang dilakukan sudah sempurna, cek bagian sambungan selang dengan

     menggunakan cairan sabun.

8.                                       Apabila sambungan selang masih bocor

     atau kurang sempurna yang ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar

     kembali klem untuk mengencangkan ikatan.
Gambar 16. Cara memasang pembakar



d. Menggunakan peralatan las oksi-asetilin

  Beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk menggunakan peralatan las

  gas (oksi-asetilin) setelah semua peralatan utama yang diperlukan telah

  terpasang dengan aman yaitu :

  1. Mengatur tekanan kerja

     Langkah-langkah pengaturan tekanan kerja sebelum melakukan pekerjaan

     pengelasan sangat penting diperhatikan karena ketepatan pengaturan

     pengeluaran gas merupakan salah satu faktor penentu pada keberhasilan

     proses pengelasan serta ketercapaian hasil lasan yang sempurna. Adapun

     langkah-langkahnya sebagai berikut :

     a.      Sebelum membuka katup tabung gas tutup katup pengeluaran gas

          pada regulator dengan memutar baut pengatur berlawanan arah jarum

          jam sampai terasa longgar.
b.      Berdirilah disamping tabung gas, jangan berdiri dengan posisi kepala

     tepat di atas regulator dan katup tabung gas agar terhindar dari bahaya

     apabila katup tabung gas terloncat keluar akibat longgar atau regulator

     pecah.

c.      Bukalah katup tabung gas dengan perlahan. Untuk katup tabung gas

     oksigen harus dibuka sampai putaran penuh, sedangkan untuk tabung

     gas asetilin dibuka dengan memutar katup ¼-1½ putaran. Jumlah

     tekanan isi tabung gas dapat dilihat dalam regulator pada manometer

     tekanan isi.

d.      Aturlah tekanan kerja dengan memutar baut pengatur regulator

     searah jarum jam secara perlahan sambil memperhatikan penunjuk

     jarum pada manometer tekanan kerja sampai menunjukkan angka

     besarnya tekanan kerja yang diinginkan.
Gambar 17. Mengatur tekanan kerja



2. Mengatur, menyalakan dan mematikan api las

   Sebelum dilakukan pengaturan nyala las, terlebih dahulu akan dijelaskan

   tentang jenis-jenis nyala las yang digunakan pada pengelasan dengan las

   oksigen-asetilin.

   Ada tiga jenis nyala las yang digunakan pada pengelasan dengan las

   oksigen-asetilin yaitu :

   a. Nyala netral

      Jenis nyala ini digunakan untuk pengelasan baja lunak, baja tahan karat,

      tembaga dan alumunium. Jumlah tekanan gas oksigen dan asetilin yang

      keluar dari tabung gas melalui pembakar las sama dengan ciri-ciri nyala

      las yaitu :

      •        Terdapat dua bentuk nyala yaitu nyala inti dan nyala luar.

      •        Bentuk nyala inti panjang dan tumpul.




                                                         Nyala luar
Nyala inti




                            Gambar 18. Nyala netral [10]




b. Nyala karburasi

   Nyala api karburasi adalah nyala api kelebihan gas asetilin. Jenis nyala ini

   digunakan untuk pelapisan permukaan dan patri keras. Ciri yang

   ditunjukkan oleh jenis nyala ini adalah :

   •      Terdapat tiga bentuk nyala yaitu nyala inti, nyala amplop dan nyala

       luar.

   •      Bentuk nyala inti hampir sama pada jenis nyala netral tetapi

       bentuknya lebih pendek.

                                                        Nyala luar




               Nyala inti
                                 Nyala amplop
Gambar 19. Nyala karburasi [10]




c. Nyala oksidasi

   Nyala oksidasi adalah nyala api las kelebihan gas oksigen. Jenis nyala ini

   digunakan untuk mengelas kuningan atau las patri menggunakan kawat

   las kuningan atau perunggu. Ciri-ciri nyala las oksidasi adalah :

   •     Bentuk nyala las ada dua yaitu nyala inti dan nyala luar.

   •     Bentuk inti nyala kecil dan runcing.

   •     Pada saat nyala las terjadi berbunyi desis.


                                                             Nyala luar




                                                Nyala inti




                         Gambar 20. Nyala oksidasi [10]
Setelah mengatur besarnya tekanan kerja pada regulator las sesuai dengan jenis

pembakar dan nomor mulut pembakar yang digunakan, dilakukan pengaturan

pembakar untuk penyalaan dan mematikan api las dengan mengikuti langkah-

langkah berikut ini :


a. Bukalah katup pengeluaran gas asetilin pada

   pembakar yang berwarna merah secara

   perlahan, kemudian goreskan korek api las

   pada     ujung       mulut    pembakar     sampai

   terbentuk nyala api.

b. Aturlah nyala api asetilin sampai ujung nyala

   bergoyang dan tidak timbul gejela pada ujung

   nyala,      dengan           memperbesar     atau

   memperkecil katup pengeluaran gas asetilin

   pada pembakar.

c. Pakailah kacamata las yang telah

   dipersiapkan terlebih dahulu.

d. Bukalah katup gas oksigen pada pembakar

   las yang berwarna biru secara

   perlahan sehingga warna nyala las berubah

   dari warna kuning sampai berwarna biru.
e. Perbesar pengeluaran gas oksigen dengan

     memutar katup pengeluaran gas oksigen

     sampai       nyala    ekor      menghilang     yang

     merupakan tanda nyala netral.

f.   Apabila     katup    pengeluaran     gas     oksigen

     diputar seterusnya, inti nyala akan berubah

     memendek dan           berbentuk runcing       serta

     berbunyi desis, maka nyala yang didapatkan

     adalah      nyala    oksidasi    (nyala    kelebihan

     oksigen).

g. Setelah terbentuk nyala netral, pengeluaran

     gas asetilin diperbesar. Hal ini menyebabkan

     nyala ekor akan bertambah membesar dan

     didapat     adalah     nyala     karburasi    (nyala

     kelebihan gas asetilin).

                                                            Gambar 21. Mengatur nyala las




3. Mematikan nyala las dan menutup tabung gas

     a. Mematikan nyala las

        1.                  Tutup katup pengeluaran gas asetilin pada pembakar las,

             maka nyala las akan mati dengan sendirinya.
2.                Tutuplah katup gas oksigen pada pembakar las sesegera

         mungkin setelah nyala las mati.

    3.                Setelah selesai digunakan, pembakar las sebaiknya

         disimpan pada tempat yang aman agar tidak terjatuh atau terganggu

         yang dapat mengakibatkan katup gas pada pembakar terbuka.




                        Gambar 22. Mematikan nyala las

b. Menutup tabung gas

  1. Tutuplah katup pada tabung gas, baik yang terdapat pada tabung gas

     asetilin maupun pada tabung gas oksigen sampai katup betul-betul tertutup

     rapat. Jarum penunjuk tekanan isi silinder pada manometer tekanan isi akan

     turun sampai ke skala nol.
2. Bukalah katup pengeluaran gas oksigen maupun asetilin pada pembakar

   las untuk membuang sisa gas yang ada pada selang las sampai jarum

   penunjuk tekanan kerja pada manometer menunjukkan skala nol.

3. Gulungkan selang las dengan baik serta gantungkan dengan aman.
2. Bukalah katup pengeluaran gas oksigen maupun asetilin pada pembakar

   las untuk membuang sisa gas yang ada pada selang las sampai jarum

   penunjuk tekanan kerja pada manometer menunjukkan skala nol.

3. Gulungkan selang las dengan baik serta gantungkan dengan aman.
2. Bukalah katup pengeluaran gas oksigen maupun asetilin pada pembakar

   las untuk membuang sisa gas yang ada pada selang las sampai jarum

   penunjuk tekanan kerja pada manometer menunjukkan skala nol.

3. Gulungkan selang las dengan baik serta gantungkan dengan aman.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknisSpesifikasi teknis
Spesifikasi teknisCipt4
 
Proposal rencana usaha
Proposal rencana usahaProposal rencana usaha
Proposal rencana usahaKinza_com
 
Day 3 MATERI PUBT 2017.ppt
Day 3 MATERI PUBT 2017.pptDay 3 MATERI PUBT 2017.ppt
Day 3 MATERI PUBT 2017.pptShinta376032
 
Profile MATRA 2020 A
Profile MATRA 2020 AProfile MATRA 2020 A
Profile MATRA 2020 AHai Dai
 
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
 
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaAsida Gumara
 
CONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAANCONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAANMOSES HADUN
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatikWahyu Pram
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianJoy Irman
 
Sanitasi bandara
Sanitasi bandaraSanitasi bandara
Sanitasi bandaraSiti Aisyah
 
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)Dudi Wahyudi
 
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )Suwondo Chan
 

Mais procurados (20)

Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknisSpesifikasi teknis
Spesifikasi teknis
 
Proposal rencana usaha
Proposal rencana usahaProposal rencana usaha
Proposal rencana usaha
 
Day 3 MATERI PUBT 2017.ppt
Day 3 MATERI PUBT 2017.pptDay 3 MATERI PUBT 2017.ppt
Day 3 MATERI PUBT 2017.ppt
 
Contoh Soal-soal Ahli K3 Umum
Contoh Soal-soal Ahli K3 UmumContoh Soal-soal Ahli K3 Umum
Contoh Soal-soal Ahli K3 Umum
 
Profile MATRA 2020 A
Profile MATRA 2020 AProfile MATRA 2020 A
Profile MATRA 2020 A
 
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
 
Lumpur aktif
Lumpur aktifLumpur aktif
Lumpur aktif
 
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
 
CONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAANCONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAAN
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
SCBA.pptx
SCBA.pptxSCBA.pptx
SCBA.pptx
 
Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
 
UU no. 1 tahun 1970
UU no. 1 tahun 1970UU no. 1 tahun 1970
UU no. 1 tahun 1970
 
Sanitasi bandara
Sanitasi bandaraSanitasi bandara
Sanitasi bandara
 
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
 
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
 

Destaque

Gamelan week 1 2013 with extras
Gamelan  week 1 2013 with extrasGamelan  week 1 2013 with extras
Gamelan week 1 2013 with extrasheatherseelbach
 
las asetilen
las asetilenlas asetilen
las asetilenFacebook
 
proses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiproses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiYudi Hartono
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logamYudi Hartono
 
Mater ikatan kimia ppt
Mater ikatan kimia pptMater ikatan kimia ppt
Mater ikatan kimia pptMimi Yeni
 
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rsPermenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rsErikoRiko
 
RPP SMK Teknik Las TIG-WIG (GTAW) Kelas XII
RPP SMK Teknik Las TIG-WIG (GTAW) Kelas XIIRPP SMK Teknik Las TIG-WIG (GTAW) Kelas XII
RPP SMK Teknik Las TIG-WIG (GTAW) Kelas XIIDiva Pendidikan
 

Destaque (9)

Las asetilin
Las asetilinLas asetilin
Las asetilin
 
Gamelan week 1 2013 with extras
Gamelan  week 1 2013 with extrasGamelan  week 1 2013 with extras
Gamelan week 1 2013 with extras
 
las asetilen
las asetilenlas asetilen
las asetilen
 
Metalurgi teknik pengecoran
Metalurgi teknik pengecoranMetalurgi teknik pengecoran
Metalurgi teknik pengecoran
 
proses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiproses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam ii
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logam
 
Mater ikatan kimia ppt
Mater ikatan kimia pptMater ikatan kimia ppt
Mater ikatan kimia ppt
 
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rsPermenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
 
RPP SMK Teknik Las TIG-WIG (GTAW) Kelas XII
RPP SMK Teknik Las TIG-WIG (GTAW) Kelas XIIRPP SMK Teknik Las TIG-WIG (GTAW) Kelas XII
RPP SMK Teknik Las TIG-WIG (GTAW) Kelas XII
 

Semelhante a LAS OKSI-ASETILIN

Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas Asyraf Iqbal
 
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)Asni Tafrikhatin
 
Teknik Pengelasan Las Oksi Asetilin (5).ppt
Teknik Pengelasan Las Oksi Asetilin (5).pptTeknik Pengelasan Las Oksi Asetilin (5).ppt
Teknik Pengelasan Las Oksi Asetilin (5).pptFarouqMegiAnwar1
 
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptx
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptxbahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptx
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptxAhmadSyahruRamadhani
 
Over Houl Silinder Roda
Over Houl Silinder RodaOver Houl Silinder Roda
Over Houl Silinder RodaK .
 
Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace distributor boiler
 
Bahagian mesin
Bahagian mesinBahagian mesin
Bahagian mesinprakhash
 
Bahagian mesin
Bahagian mesinBahagian mesin
Bahagian mesinprakhash
 
Makalah karburatorg
Makalah karburatorgMakalah karburatorg
Makalah karburatorgAndre Ace
 
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenikpendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenikazizah ramadhani
 

Semelhante a LAS OKSI-ASETILIN (20)

Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas
 
Teori lasoxy
Teori lasoxyTeori lasoxy
Teori lasoxy
 
Teori lasoxy
Teori lasoxyTeori lasoxy
Teori lasoxy
 
Memotong dengan gas
Memotong dengan gasMemotong dengan gas
Memotong dengan gas
 
Ac
AcAc
Ac
 
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
 
Asetilen
AsetilenAsetilen
Asetilen
 
Teknik Pengelasan Las Oksi Asetilin (5).ppt
Teknik Pengelasan Las Oksi Asetilin (5).pptTeknik Pengelasan Las Oksi Asetilin (5).ppt
Teknik Pengelasan Las Oksi Asetilin (5).ppt
 
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptx
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptxbahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptx
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptx
 
Over Houl Silinder Roda
Over Houl Silinder RodaOver Houl Silinder Roda
Over Houl Silinder Roda
 
Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace
 
Bahagian mesin
Bahagian mesinBahagian mesin
Bahagian mesin
 
Bahagian mesin
Bahagian mesinBahagian mesin
Bahagian mesin
 
Makalah karburatorg
Makalah karburatorgMakalah karburatorg
Makalah karburatorg
 
Sistem bahan bakar
Sistem bahan bakarSistem bahan bakar
Sistem bahan bakar
 
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenikpendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
 
Job 1 las gas
Job 1 las gasJob 1 las gas
Job 1 las gas
 
Kimpalan
KimpalanKimpalan
Kimpalan
 
Kimpalan 2
Kimpalan 2Kimpalan 2
Kimpalan 2
 
Kimpalan 2
Kimpalan 2Kimpalan 2
Kimpalan 2
 

LAS OKSI-ASETILIN

  • 1. KEGIATAN BELAJAR PERALATAN UTAMA LAS OKSI-ASETILIN DAN CARA PENGGUNAANNYA a. Tujuan kegiatan Pemelajaran • Mengetahui macam-macam alat-alat utama dan alat bantu las oksi-asetilin sesuai dengan jenis peralatan dan macam peralatan yang digunakan. • Memahami fungsi dan kegunaan alat-alat utama dan alat bantu las oksi- asetilin sesuai dengan macam dan jenis alat utama dan alat bantu. • Menggunakan alat-alat utama dan alat bantu las gas sesuai dengan fungsi dan kegunaan alat utama dan alat bantu. • Mengeset alat-alat utama las oksigen-asetilin sesuai dengan prosedur operasi standar. b. Uraian materi Pemelajaran 1. Peralatan las oksi-asetilin Untuk melakukan penyambungan logam dengan proses las oksi-asetilin yang menggunakan pencampuran gas oksigen sebagai gas pembakar dan gas asetilin sebagai bahan bakar digunakan alat-alat khusus yang perlu dipahami jenis, fungsi dan kegunaannya serta cara penanganan dari alat-alat tersebut. Sehingga pada penggunaannya tidak terjadi kesalahan-
  • 2. kesalahan yang pada akhirnya akan menimbulkan kecelakaan. Untuk itu, ada beberapa alat utama las oksigen asetilin yang akan dijelaskan jenis, fungsi serta kegunaan dari alat tersebut seperti di bawah ini : a. Tabung gas oksigen Gas oksigen untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam botol (silinder gas) yang berbentuk tinggi langsing dan berwarna biru, terbuat dari baja, dengan volume gas oksigen pada tekanan 150 kg/cm² adalah 6000 liter. Pada bagian atas botol gas terdapat katup pengeluaran gas yang terbuat dari bahan tembaga dengan roda tangan dan socket yang terdapat pada katup pengeluaran gas yang menggunakan ulir kanan. Kap pelindung Roda katup Pengaman Keran regulator
  • 3. Gambar 1. Katup pengaman tabung gas oksigen [3] Pada bagian bawah botol gas Katup terdapat keping pengaman lumer dengan maksud apabila ada kelebihan tekanan akibat panas yang ditimbulkan oleh nyala balik yang terjadi pada proses pengelasan atau akibat dari tabung gas terjatuh, maka keping pengaman akan terbuka secara otomatis. Kerusakan pada katup tabung gas akibat dari kesalahan penggunaan tabung gas akan mengakibatkan mudah terjadinya kebakaran di sekeliling tempat kerja. Untuk itu perlu kiranya memperhatikan prosedur yang benar tentang pemakaian tabung gas. Gambar 2. Tabung gas oksigen [3]
  • 4. b. Tabung gas asetilin Gas asetilin untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam botol (silinder gas) yang pendek gemuk dan berwarna merah, terbuat dari baja dengan volume gas oksigen pada tekanan 15 kg/cm² adalah 6000 liter. Bagian dalam botol gas asetilin dilapisi dengan bahan berpori yang terbuat dari asbes atau sutera tiruan yang berfungsi untuk menyimpan cairan aseton, yaitu cairan kimia di mana gas asetilin dapat larut dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan di dalamnya. Gambar 3. Tabung gas asetilin [3] Pada bagian atas botol gas terdapat katup pengeluaran gas yang terbuat dari bahan tembaga dengan pembuka gas menggunakan kunci gas khusus, serta socket yang terdapat pada katup pengeluaran gas menggunakan ulir kiri. Pada bagian bawah botol gas terdapat keping pengaman lumer dengan maksud apabila ada kelebihan tekanan akibat
  • 5. panas yang ditimbulkan oleh nyala balik yang terjadi pada proses pengelasan, maka keping pengaman akan terbuka secara otomatis. Cara penggunaan tabung gas asetilin secara aman adalah sebagai berikut: 1. Letakkan tabung dengan posisi berdiri tegak. 2. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator. 3. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas. 4. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan benturan. 5. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda. 6. Jangan mencabut tanda-tanda khusus yang terdapat pada tabung gas. Perbedaan antara tabung gas oksigen dan tabung gas asetilin adalah sebagai berikut : Tabung gas Tabung gas Perbedaan oksigen asetilin Bentuk Tinggi lansing Pendek gemuk Tekanan isi maksimum 150 kg/cm² 15 kg/cm² Katup/pembuka katup Roda tangan Kunci shock Baut dan mur pengikat Ulir kanan Ulir kiri c. Generator pembangkit gas asetilin
  • 6. Generator atau disebut juga pembangkit gas asetilin digunakan untuk mendapatkan gas asetilin (C2H2) dengan cara mencampurkan air dengan kalsium karbida atau karbit (CaC2) dengan reaksi kimia sebagai berikut : CaC2 + 2H2O -------- C2H2 + Ca(OH) 2 + Panas Generator asetilin digunakan apabila proses pengelasan tidak menggunakan tabung gas asetilin. Menurut besarnya kapasitas tekanannya, generator pembangkit gas asetilin dibedakan atas tiga jenis yaitu : 1. Generator tekanan rendah, dengan tekanan sampai 0,03 bar. 2. Generator tekanan sedang atau menengah, dengan tekanan dari 0,03 – 0,2 bar. 3. Generator tekanan tinggi, dengan tekanan dari 0,2 – 1,1 bar. Sedangkan menurut prinsip pencampuran di dalamnya, generator dibedakan atas dua macam yaitu : 1. Generator asetilin sistem tetes Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah karbit disimpan pada laci karbit dan ditetesi air, sehingga karbit bereaksi dengan air dan menghasilkan gas asetilin yang keluar melalui pipa pengeluaran ke ruang gas
  • 7. asetilin. Selanjutnya gas asitilin dapat dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang las. Bagian-bagian utama genarator sisitem tetes adalah Pipa pengaman : a. Ruang karbit dan retor, berfungsi Ruang gas untuk menyimpan karbit yang akan Pembersih gas dicampurkan dengan air dengan cara diteteskan. Pada ruang karbit terdapat laci karbit tempat penyimpanan karbit. Kunici air Air Laci karbit Retor Gambar 4. Generator sistim tetes [3] b. Ruang air Digunakan untuk menempatkan air yang befungsi untuk mengkonsumsi air pencampur karbit dan penyaring gas asetilin yang didapat dari hasil pencampuran.
  • 8. c. Ruang gas asetilin Berfungsi untuk menyimpan gas asetilin sementara sebelum dikeluarkan melalui kunci air. d. Kunci air Berfungsi sebagai keran pengeluaran gas pada saat akan digunakan untuk pengelasan. e. Pengukur tekanan gas/manometer Berfungsi untuk melihat besarnya tekanan gas asetilin yang dihasilkan dari pencampuran di dalam ruang gas. Cara melayani generator sistim tetes : a. Isilah ruang air sampai batas lubang cerat. b. Isi kunci air sampai batas lubang cerat kunci air, kemudian tutup rapat- rapat katup cerat pada kunci air. c. Keluarkan laci karbit dari dalam retor kemudian masukkan karbit dan tutup retor dengan rapat. d. Buka keran pengeluaran air sehingga air dari dalam ruang air menetes ke dalam retor.
  • 9. e. Perhatikan manometer pada generator, apabila jarum penunjukkan tekanan sudah bergerak menandakan gas hasil pencampuran karbit dan air sudah masuk ke dalam ruang gas. f. Bukalah keran pengeluaran gas menuju ke tabung pembersih dan ke kunci air. g. Gas yang berada di dalam kunci air sudah dapat digunakan untuk pengelasan. 2. Generator asetilin sistim lempar (celup) Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah karbit disimpan di ruang karbit kemudian melalui pengaturan katup, karbit dikeluarkan dan dijatuhkan ke dalam ruang air, sehingga karbit bereaksi dengan air yang akan menghasilkan gas asetilin dan berkumpul di ruang gas. Selanjutnya gas asitilin dapat dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang dan pembakar las. Katup karbit Katup pengaman Ruang karbit Gas keluar Manometer Kunci air Ruang gas Keran cerat Jatuhan karbit Ruang air Asetilin
  • 10. Pemasukan air Pengaduk Gambar 5. Generator sistim lempar (celup) [3] Untuk menggunakan generator yang aman digunakan pada pengelasan, ada beberapa langkah penempatan dan pengamanan generator yang disarankan, yaitu : 1. Tempatkan generator agak jauh dari tempat pengelasan. 2. Hindarkan dari nyala api, benda-benda panas dan terik matahari. 3. Periksa secara berkala tinggi air di dalam kunci air. 4. Berhati-hatilah terhadap kebocoron gas, periksalah dengan air sabun bagian yang diindakasikan mengalami kebocoran. 5. Buanglah selalu sisa gas di dalam generator bila selesai digunakan.
  • 11. d. Regulator las Regulator pada pengelasan berfungsi sebagai alat penurun dan pengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai dengan yang dikehendaki. Pada regulator las terdapat dua alat pengukur tekanan atau manometer, yaitu : 1. Manometer tekanan isi yang berfungsi untuk mengetahui jumlah tekanan isi yang terdapat dalam silinder. 2. Manometer tekanan kerja yang berfungsi untuk mengetahui besarnya tekanan kerja yang kita keluarkan untuk pengelasan.
  • 12. Gambar 6. Regulator las [1] Menurut jenisnya, regulator las dibedakan atas dua jenis, yaitu : 1. Regulator satu tingkat, dimana tekanan isi dalam tabung gas dturunkan sekaligus menjadi tekanan kerja pengelasan. 2. Regulator dua tingkat, dimana untuk mendapatkan tekanan kerja yang dikehendaki, tekanan isi gas di dalam tabung diturunkan secara bertingkat.
  • 13. Manometer trkanan isi Manometer tekanan kerja G Katup C Gas masuk Gas keluar Gambar 7. Bagan regulator [3] Prinsip kerja regulator yang digunakan pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin adalah sebagai berikut :
  • 14. 1. Bila katup tabung gas dibuka, maka gas akan masuk ke dalam ruang A dengan jumlah tekanan gas dapat dilihat pada manometer G. 2. Apabila katup pengeluaran gas pada regulator F diputar searah jarum jam, maka pegas E menekan membran D yang akan mendorong katup C sehingga terbuka. 3. Gas yang berada di ruang A akan masuk ke dalam ruang B dengan besarnya tekanan gas pada ruang B dapat dilihat pada manometer B. Gas yang keluar dari ruang B dapat dilakukan dengan memutarkan keran pengeluaran F. 4. Bila keran pengeluaran gas F dibuka, maka gas yang berada di ruang B akan keluar menuju pembakar las melalui selang las. 5. Apabila keran F diputar berlawanan dengan jarum jam, maka gas yang berada di ruang A akan menekan katus tertutup. Untuk memungkinkan regulator terhindar dari kerusakan pada saat pemasangan dan pelaksanaan pengelasan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat menggunakan regulator yaitu : 1. Jangan memegang regulator dengan tangan atau sarung tangan yang berminyak. 2. Jangan memegang regulator pada bagian manometer tetapi peganglah pada bagaian badan regulator. 3. Pasang regulator tabung gas oksigen pada tabung gas oksigen dan regulator gas asetilin untuk tabung gas asetilin.
  • 15. 4. Sebelum membuka katup tabung gas, pastikan regulator dalam keadaan tertutup. 5. Putar secara perlahan baut pengatur pengeluaran gas pada regulator agar jarum pengatur pada manometer tidak menerima hentakan tekanan gas yang tinggi secara tiba-tiba. 6. Berdirilah di samping tabung gas, jangan berada persis di atas regulator dan katup tabung gas pada saat mengatur tekanan kerja regulator. 7. Jangan menggunakan regulator yang sudah rusak agar pengaturan gas melalui regulator berjalan normal. Perbedaan regulator gas asetin dan regulator gas asetilin pada umumnya adalah sebagai berikut : Regulator Regulator gas Perbedaan gas oksigen asetilin Warna dasar Biru, hitam dan Merah atau abu-abu Skala ukuran tekanan 250 kg/cm² 30 kg/cm² isi maksimum Skala ukuran tekanan 12 kg/cm² 3 kg/cm² kerja maksimum Baut dan mur pengikat Ulir kanan Ulir kiri dengan tanda keratan pada bagian
  • 16. tengah mur pengikat b. Selang las Selang las berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau generator ke pembakar las. Selang las harus memiliki kekuatan terhadap tekanan gas ±10 kg/cm² tetapi tidak kaku. Selang las umumnya memiliki ukuran standar garis tengah 5 mm, 6 mm atau 7,5 mm. Selang las pada pengelasan las oksi-asetilin berwarna hijau, biru atau merah. Selang berwarna biru atau hijau digunakan untuk selang gas oksigen, sedangkan selang yang berwarna merah digunakan untuk gas asetilin dengan pemasangan selang pada tabung gas diikat menggunakan klem dan pada kedua ujung selang las baik yang akan disambungkan dengan pembakar maupun yang disambungkan dengan tabung gas melalui naple atau alat penyambung selang. Untuk menghindarkan selang las dari kerusakan pada saat digunakan, maka selang las harus dipelihara dan diamankan dari penggunaan yang tidak sesuai dengan prosedur. Ada hal-hal penting yang harus diperhatikan pada saat menggunakan selang las di antaranya adalah : 1. Penggunaan selang las hendaknya tidak mengganggu lalu lintas dan tidak terlipat pada saat digunakan.
  • 17. 2. Tidak diperkenankan menggunakan kawat atau isolasi untuk mengikat dan menutup kebocoran pada sambungan dan selang las. 3. Gunakan alat penyambung dan pengikat selang las khusus. 4. Hindarkan selang dari kontak dengan sumber panas, percikan bunga api, kejatuhan benda panas, benda tajam serta dari minyak. 5. Tidak diperkenankan menekuk selang las untuk menghentikan aliran gas pada selang. 6. Tiup terlebih dahulu selang untuk menghilangkan debu dengan tekanan udara sebelum selang dipasangkan. 7. Periksa secara berkala kondisi selang yang digunakan dari kebocoran, hangus atau dari sambungan yang longgar. 8. Periksalah kebocoran selang las dengan mencelupkan selang ke dalam air pada tekanan kerja biasa. 9. Potong bagian selang yang bocor dan gunakanlah alat penyambung selang untuk menyambungkan kembali selang yang telah dipotong. 10. Apabila terjadi nyala balik pada saat melakukan pengelasan, periksalah bagian dalam selang. Apabila terjadi kerusakan, gantilah selang dengan yang baru. 11. Gulung selang dengan baik dan gantungkan pada gantungan selang apabila selang telah selesai digunakan.
  • 18. b. Pembakar Pembakar pada pengelasan las oksi-asetilin (las karbit) berfungsi sebagai alat untuk mencampur gas asetilin dan gas oksigen serta mengatur pengeluaran gas campuran tersebut ke mulut pembakar dan dapat digunakan untuk proses pengelasan. 1. Pembakar las Pembakar mempunyai dua jenis yang dibedakan pada sistem pemcampuran gas di dalam pembakar yaitu : a. Pembakar las tekanan rendah atau pembakar injector Pada pembakar jenis ini, tekanan kerja gas oksigen lebih besar dibandingkan dengan tekanan gas asetilin. Gas oksigen masuk ke dalam mulut pembakar melalui injector sehingga kecepatan gas oksigen bertambah, yang akan menarik gas asetilin ke dalam pipa pencampur. Campuran gas tadi akan keluar melalui mulut pembakar dan siap dinyalakan untuk pengelasan. Pembakar tekanan rendah biasanya digunakan untuk pengelasan menggunakan generator pembangkit gas asetilin. Pada bagian pangkal mulut pembakar tertera nomor mulut pembakar, kapasitas mulut pembakar dan besarnya tekanan kerja gas oksigen. Sedangkan tekanan gas asetilin tidak tercantum karena pada penggunaan
  • 19. generator, tekanan gas yang ada di dalam generator tidak tetap tergantung dari sedikit banyaknya jumlah gas di dalam generator. b. Pembakar tekanan rata atau pembakar mixer Pembakar tekanan rata dipergunakan untuk pengelasan dengan konsumsi gas tekanan tinggi atau tekanan sedang. Pada penggunaan pembakar jenis ini, tekanan gas oksigen dengan asetilin yang digunakan sama. Kedua macam gas masuk ke dalam pencampur gas atau mixer dan bercampur dengan sendirinya kemudian keluar ke mulut pembakar melalui pipa pencampur gas. Pada pembakar tekanan rata atau pembakar mixer hanya tertera nomor mulut pembakar saja, kapasitas pembakar, besarnya tekanan gas oksigen yang digunakan dan gas asetilin biasanya tertera pada daftar pemakaian alat yang menyertai tersebut. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan gambar masing-masing jenis pembakar seperti disebutkan di atas dan alur pencampuran gas yang terjadi di dalam kedua pembakar sehingga terlihat jelas perbedaan secara prinsip pencampuran gas yang terjadi di dalam pembakar, baik itu untuk pembakar tekanan rendah atau pembakar ijector maupun pembakar tekanan rata atau pembakar mixer.
  • 20. Ruang pencampur Nosel injektor Asetilin Gambar 8. Pembakar tekanan rendah [10]
  • 21. Gambar 9. Pembakar tekanan rata [10] Pada bagian ujung pembakar las terdapat mulut pembakar (tip), dimana dalam penggunaannya mulut pembakar dapat diganti sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Besarnya ukuran mulut pembakar diukur berdasarkan banyaknya gas yang keluar melalui mulut pembakar tiap jam atau berdasarkan besarnya garis tengah lubang mulut pembakar. Pemilihan ukuran mulut pembakar pada pengelasan tergantung pada tebal bahan yang akan dilas. Gambar 10. Mulut pembakar las [12]
  • 22. 2. Pembakar potong Pembakar potong berfungsi untuk : a. Memanaskan bahan yang akan dipotong sampai temperatur lumer. b. Memotong bahan yang telah lumer melalui penekanan tinggi gas oksigen. Bentuk pembakar potong berbeda dengan pembakar las karena pada pembakar potong terdapat tiga katup gas yaitu : a. Katup gas asetilin yang berfungsi untuk mengeluarkan gas asetilin pada waktu pemanasan awal sebelum melakukan pemotongan bahan. b. Katup gas oksigen untuk mengeluarkan gas oksigen untuk pemanasan awal. c. Katup gas oksigen untuk mengeluarkan gas oksigen untuk pemotongan. Ada beberapa bentuk pembakar potong yang sering digunakan untuk memotong pelat tipis maupun pelat tebal. Pada gambar di bawah ini akan ditunjukkan beberapa macam bentuk pembakar potong tangan yang umum digunakan.
  • 23. Campuran gas Injektor Gambar 11. Macam bentuk pembakar potong [10] 3. Pemeliharaan pembakar
  • 24. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan pembakar yaitu : a. Jangan memegang pembakar dengan tangan atau menggunakan sarung tangan yang berminyak atau bahan mudah terbakar lainnya. b. Bagian mulut pembakar tidak dipergunakan untuk memukul. c. Apabila mulut pembakar tersumbat pada waktu pengelesan, bersihkan bahan yang menyumbat lubang mulut pembakar dengan menggunakan jarum pembersih khusus dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran lubang mulut pembakar. d. Bersihkan bagian bibir mulut pembakar dengan menggosokkan bibir mulut pembakar pada kayu atau menggunakan kikir pembersih khusus. e. Apabila terjadi nyala balik, deteksi semua kemungkinan termasuk kelonggaran yang ada pada setiap sambungan pembakar. f. Untuk menghindari terjadinya nyala balik, gunakan selalu anti nyala balik yang dipasangkan pada naple pembakar.
  • 25. Gambar 12. Cara membersihkan mulut pembakar 1. Memasang dan menggunakan peralatan las Di bawah ini ditunjukkan gambar rangkaian peralatan utama las gas (oksi- asetilin) lengkap pada proses pengelasan :
  • 26. 4 2 Keterangan gambar. 3 1. Tabung gas asetilin 5 2. Tabung gas oksigen 3. Regulator gas asetilin 1 4. Regulator gas oksigen 5. Selang las 6 6. Pembakar las Gambar 13. Seperangkat alat las oksi-asetilin a. Memasang regulator Regulator las dipasang pada tabung gas melalui socket (mur dan baut) pengikat pada katup tabung gas. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memasang regulator pada tabung gas yaitu : 1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
  • 27. 2. Tempatkanlah botol gas berdiri tegak dan terikat dengan kuat sehingga terhindar dari botol terjatuh. 3. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas yang akan dipasang dengan melihat ciri-ciri tabung gas dan ciri-ciri regulator yaitu warna dan socket yang digunakan. 4. Periksalah terlebih dahulu apakah socket (mur dan baut) pengikat dalam keadaan bersih dan baik. 5. Gunakan seal tape pada ulir socket untuk memungkinkan ikatan socket kuat dan tidak terjadi kebocoran. 6. Memegang regulator jangan pada bagian manometer, tetapi pada bagian badan regulator. Adapun langkah-langkah pemasangan regulator pada tabung gas adalah sebagai berikut : 1. Bukalah katup botol sebentar untuk membersihkan katup tabung gas dari debu yang akan menyumbat katup. 2. Balutkan seal tape pada bagian ulir socket yang ada pada regulator secukupnya. 3. Masukkan leher naple regulator pada katup tabung gas dengan posisi leher regulator lurus dengan lubang katup tabung gas.
  • 28. 4. Putar socket ke arah yang dapat mengencangkan socket, sesuai dengan jenis ulir yang digunakan menggunakan kunci pas atau kunci inggris sampai socket terkunci dengan kuat. 5. Cek socket dari kebocoran dengan mengeluarkan gas dalam tabung dan regulator dalam keadaan tertutup menggunakan cairan sabun. 6. Apabila ada kebocoran, maka cairan sabun akan bergelembung. Buka kembali socket dan tambahkan balutan seal tape pada ulir socket. 7. Ulangilah pemasangan dari kegiatan awal sampai regulator terpasang dengan benar pada tabung gas.
  • 29. Gambar 14. Cara memasang regulator b. Memasang selang las Setelah regulator terpasang pada tabung gas, kemudian pasangkanlah selang las pada bagian naple pengeluaran gas yang ada pada regulator. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang selang las yaitu : 1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran. 2. Pastikan selang las yang akan dipasang dalam keadaan masih baik dan tidak ada yang bocor. 3. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada regulator dalam keadaan bersih dan baik. 4. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang pada naple regulator. Langkah-langkah pemasangan selang las pada tabung gas : 1. Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang, kunci pas dan alat-alat bantu lainnya. 2. Masukkan klem pengikat selang ke dalam selang untuk mempersiapkan pengikatan selang pada nepel regulator.
  • 30. 3. Baluri naple yang ada pada regulator dengan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan nepel kedalam selang. 4. Masukkan naple ke dalam selang dengan cara memutar secara bolak- balik sampai ujung selang berada pada pangkal naple regulator. 5. Masukkan pengikat selang pada pangkal naple yang sudah tertutup selang. 6. Putar baut pengencang pada klem pengikat selang dengan menggunakan obeng atau kunci pas. 7. Untuk mengecek apakah pemasangan yang dilakukan sudah sempurna, cek bagian sambungan selang dengan menggunakan cairan sabun. 8. Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna yang ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali klem untuk mengencangkan ikatan
  • 31. Gambar 15. Cara memasang selang las c. Memasang pembakar las Setelah selang las terpasang pada regulator, pasangkanlah pembakar las dengan memasukkan ujung selang las pada naple pembakar las. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang selang las, yaitu : 1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran. 2. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada pembakar dalam keadaan bersih dan terpasang pada pembakar dengan baik. 3. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang pada naple regulator. Langkah-langkah pemasangan selang las pada pembakar las : 1. Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang, kunci pas dan alat-alat bantu lainnya. 2. Masukkan klem pengikat ke dalam selang untuk mempersiapkan pengikatan selang pada naple pembakar.
  • 32. 3. Baluri naple yang ada pada pembakar dengan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan nepel ke dalam selang. 4. Masukkan naple ke dalam selang dengan cara memutar secara bolak-balik sampai ujung selang berada pada pangkal nepel regulator. 5. Masukkan pengikat selang pada pangkal nepel yang sudah tertutup selang. 6. Putar baut pengencang pada klem pengikat selang dengan menggunakan obeng atau kunci pas. 7. Untuk mengecek apakah pemasangan yang dilakukan sudah sempurna, cek bagian sambungan selang dengan menggunakan cairan sabun. 8. Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna yang ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali klem untuk mengencangkan ikatan.
  • 33. Gambar 16. Cara memasang pembakar d. Menggunakan peralatan las oksi-asetilin Beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk menggunakan peralatan las gas (oksi-asetilin) setelah semua peralatan utama yang diperlukan telah terpasang dengan aman yaitu : 1. Mengatur tekanan kerja Langkah-langkah pengaturan tekanan kerja sebelum melakukan pekerjaan pengelasan sangat penting diperhatikan karena ketepatan pengaturan pengeluaran gas merupakan salah satu faktor penentu pada keberhasilan proses pengelasan serta ketercapaian hasil lasan yang sempurna. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Sebelum membuka katup tabung gas tutup katup pengeluaran gas pada regulator dengan memutar baut pengatur berlawanan arah jarum jam sampai terasa longgar.
  • 34. b. Berdirilah disamping tabung gas, jangan berdiri dengan posisi kepala tepat di atas regulator dan katup tabung gas agar terhindar dari bahaya apabila katup tabung gas terloncat keluar akibat longgar atau regulator pecah. c. Bukalah katup tabung gas dengan perlahan. Untuk katup tabung gas oksigen harus dibuka sampai putaran penuh, sedangkan untuk tabung gas asetilin dibuka dengan memutar katup ¼-1½ putaran. Jumlah tekanan isi tabung gas dapat dilihat dalam regulator pada manometer tekanan isi. d. Aturlah tekanan kerja dengan memutar baut pengatur regulator searah jarum jam secara perlahan sambil memperhatikan penunjuk jarum pada manometer tekanan kerja sampai menunjukkan angka besarnya tekanan kerja yang diinginkan.
  • 35. Gambar 17. Mengatur tekanan kerja 2. Mengatur, menyalakan dan mematikan api las Sebelum dilakukan pengaturan nyala las, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang jenis-jenis nyala las yang digunakan pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin. Ada tiga jenis nyala las yang digunakan pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin yaitu : a. Nyala netral Jenis nyala ini digunakan untuk pengelasan baja lunak, baja tahan karat, tembaga dan alumunium. Jumlah tekanan gas oksigen dan asetilin yang keluar dari tabung gas melalui pembakar las sama dengan ciri-ciri nyala las yaitu : • Terdapat dua bentuk nyala yaitu nyala inti dan nyala luar. • Bentuk nyala inti panjang dan tumpul. Nyala luar
  • 36. Nyala inti Gambar 18. Nyala netral [10] b. Nyala karburasi Nyala api karburasi adalah nyala api kelebihan gas asetilin. Jenis nyala ini digunakan untuk pelapisan permukaan dan patri keras. Ciri yang ditunjukkan oleh jenis nyala ini adalah : • Terdapat tiga bentuk nyala yaitu nyala inti, nyala amplop dan nyala luar. • Bentuk nyala inti hampir sama pada jenis nyala netral tetapi bentuknya lebih pendek. Nyala luar Nyala inti Nyala amplop
  • 37. Gambar 19. Nyala karburasi [10] c. Nyala oksidasi Nyala oksidasi adalah nyala api las kelebihan gas oksigen. Jenis nyala ini digunakan untuk mengelas kuningan atau las patri menggunakan kawat las kuningan atau perunggu. Ciri-ciri nyala las oksidasi adalah : • Bentuk nyala las ada dua yaitu nyala inti dan nyala luar. • Bentuk inti nyala kecil dan runcing. • Pada saat nyala las terjadi berbunyi desis. Nyala luar Nyala inti Gambar 20. Nyala oksidasi [10]
  • 38. Setelah mengatur besarnya tekanan kerja pada regulator las sesuai dengan jenis pembakar dan nomor mulut pembakar yang digunakan, dilakukan pengaturan pembakar untuk penyalaan dan mematikan api las dengan mengikuti langkah- langkah berikut ini : a. Bukalah katup pengeluaran gas asetilin pada pembakar yang berwarna merah secara perlahan, kemudian goreskan korek api las pada ujung mulut pembakar sampai terbentuk nyala api. b. Aturlah nyala api asetilin sampai ujung nyala bergoyang dan tidak timbul gejela pada ujung nyala, dengan memperbesar atau memperkecil katup pengeluaran gas asetilin pada pembakar. c. Pakailah kacamata las yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. d. Bukalah katup gas oksigen pada pembakar las yang berwarna biru secara perlahan sehingga warna nyala las berubah dari warna kuning sampai berwarna biru.
  • 39. e. Perbesar pengeluaran gas oksigen dengan memutar katup pengeluaran gas oksigen sampai nyala ekor menghilang yang merupakan tanda nyala netral. f. Apabila katup pengeluaran gas oksigen diputar seterusnya, inti nyala akan berubah memendek dan berbentuk runcing serta berbunyi desis, maka nyala yang didapatkan adalah nyala oksidasi (nyala kelebihan oksigen). g. Setelah terbentuk nyala netral, pengeluaran gas asetilin diperbesar. Hal ini menyebabkan nyala ekor akan bertambah membesar dan didapat adalah nyala karburasi (nyala kelebihan gas asetilin). Gambar 21. Mengatur nyala las 3. Mematikan nyala las dan menutup tabung gas a. Mematikan nyala las 1. Tutup katup pengeluaran gas asetilin pada pembakar las, maka nyala las akan mati dengan sendirinya.
  • 40. 2. Tutuplah katup gas oksigen pada pembakar las sesegera mungkin setelah nyala las mati. 3. Setelah selesai digunakan, pembakar las sebaiknya disimpan pada tempat yang aman agar tidak terjatuh atau terganggu yang dapat mengakibatkan katup gas pada pembakar terbuka. Gambar 22. Mematikan nyala las b. Menutup tabung gas 1. Tutuplah katup pada tabung gas, baik yang terdapat pada tabung gas asetilin maupun pada tabung gas oksigen sampai katup betul-betul tertutup rapat. Jarum penunjuk tekanan isi silinder pada manometer tekanan isi akan turun sampai ke skala nol.
  • 41. 2. Bukalah katup pengeluaran gas oksigen maupun asetilin pada pembakar las untuk membuang sisa gas yang ada pada selang las sampai jarum penunjuk tekanan kerja pada manometer menunjukkan skala nol. 3. Gulungkan selang las dengan baik serta gantungkan dengan aman.
  • 42. 2. Bukalah katup pengeluaran gas oksigen maupun asetilin pada pembakar las untuk membuang sisa gas yang ada pada selang las sampai jarum penunjuk tekanan kerja pada manometer menunjukkan skala nol. 3. Gulungkan selang las dengan baik serta gantungkan dengan aman.
  • 43. 2. Bukalah katup pengeluaran gas oksigen maupun asetilin pada pembakar las untuk membuang sisa gas yang ada pada selang las sampai jarum penunjuk tekanan kerja pada manometer menunjukkan skala nol. 3. Gulungkan selang las dengan baik serta gantungkan dengan aman.