SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
ALKALOID
                 FENOLIK
                 DESSY ALVIONITA / 11023184
Kelompok 6 :   FERA DWI RAHAYU S. / 11023191
                 ARI RAHMAWATI / 11023194
DEFINISI
    ALKALOID adalah senyawa organik yang
mengandung atom N yang berasal dari asm
amino.



   ALKALOID FENOLIK adalah alkaloid yang
mengandung gugus fenol.
IDENTIFIKASI UMUM


 REAKSI SANCHEZ
   Sampel + lar 0.3% vanilin dalam HCl pekat
    dipanaskan dalam tangas air   warna merah
    sampai ungu
CONTOH




Cephalin HCl                       Morfin
               7,8 Didehydro-4-5-epoxy-17-methylmorphinan-3,6 diol
TANAMAN PENGHASIL

 Litsea firma : lastorfillin, norlastofilin
 Cephaelis ipecacuanhae : cephaelin
 Papaver somniferum : morfin
CEPHAELIN
 C28H38N2O4




 Alkaloid utama di akar ipeka
SIFAT FISIKA KIMIA

Kelarutan: sedikit larut dalam air, larut dalam eter

BM : 466.612
TANAMAN PENGHASIL
 Ipecacuanhae Radix yang terdapat dalam
  tanaman Cephalis ipecacuanhae

 kandungan alkaloid: emetin 72%, cephaelin 26%,
  psychotrina 2%
METODE EKSTRAKSI
                   Diekstrak dari Cephaelis ipecacuanhae
      Simplisia           Tambahkan              Masukkan ke labu
     dihaluskan                                       dikocok
                             eter


 Tambahkan eter dan                                     Tambah amn.
   amn hidroksida            Diekstraksi dg
                              asam sulfat               Hidroksida
sampai bereaksi basa                                     dikocok lagi



    Ekstraksi dgn
                             Hasil diuapkan di             Eter menguap,
     eter sampai
                                tangas air                 didapat alkaloid
     tidak keruh
CEPHAELIN DALAM BIDANG MEDIS


   Sebagai Emetik
   Prekusor emetin
    emetin disintesis dari cephaelin dengan jalan
    metilasi cephaelin.
MORFIN
    Kata "morfina" berasal dari Mofeus, dewa mimpi
dalam mitologi Yunani.

     Morfin merupakan amina tersier yang mengandung
sebuah radikal hidroksi alkoholik dan radikal hidroksi
fenolik. Radikal hidroksi fenolik ini yang menyebabkan
morfin larut dalam alkali dan membentuk warna dengan
Feri Klorida.

     Morfin adalah hasil olahan dari opium / candu
mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium
( C17H19NO3 ) .
SIFAT FISIKA KIMIA
Organoleptis : Warna: putih
              Bentuk : serbuk hablur atau hablur
                     jarum mengkilat
              Bau:   tidak berbau
              Rasa : rasa pahit

Titik Lebur : melebur pada suhu 254-256 °C.

Reduktor yang dapat mereduksi iodat, klorat,
  perak nitrat atau alkali permanganat.
Kelarutan :

1 bagian di 5000 air, 1 di 210 etanol, 1 di 1220
   kloroform, dan 1 dari 125 gliserol; praktis tidak
   larut dalam eter. (Sardjono, 2008)

Dalam bentuk garam HCl, larut dalam 25 bagian
  air dan dalam lebih kurang 50 bagian etanol
  90% ; praktis tidak larut dalam kloroform dan
  eter . (FI ed. III)
IDENTIFIKASI
 Larutan zat dalam air +1 tetes FeCl3
                                    biru yang hilang
  dengan penambahan asam/ etanol 95% /jk dipanaskan.

 Zat dilarutkan dalam campuran H2SO4 encer & air
  (1:19) + KI    coklat kuning.

 Zat + H2SO4 + FeCl3 à dipanaskan dalam air mendidih
     biru + HNO3      merah tua /coklat.

 Reaksi FROHDE: ungu lalu menjadi hijau.
  Zat+larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 p →warna

 Reaksi MARQUIS: ungu dalam waktu singkat.
  Zat + 4 tetes formalin + 1 ml H2SO4 pekat (melalui dinding
     tabung) → warna.
                                         (Moffat et al., 2005)
TANAMAN PENGHASIL
 Papaver somniferum
    Apiun, poppy, opium
Papaver somniferum (apiun) merupakan
tanaman berbatang basah dengan tinggi 1,5 cm.
berdaun jarang, melekat pada batang, dan
berlekuk. Buah kotak, berbentuk bundar,
merunjung, tidak berbulu, beruang banyak,
bersekat, berdinding tebal, berwarna kuning
coklat, panjang 8 cm, dan lebar 3,5 cm. biji
berukuran kecil (1 mm), berbentuk ginjal, dan
berwarna putih (Redaksi Agromedia, 2008).
GETAH OPIUM
 Morfin terjadi secara alami dalam opium sejauh 9-
17% berat, tergantung pada sumber opium.

     Saat bunga-bunga yg hanya berumur beberapa
hari itu sudah menjadi buah yang masak, penuai akan
mulai menuainya dengan cara memotong tangkai
buah tersebut.

     Untuk narkotika diperoleh dengan cara menyayat
buahnya hingga mengeluarkan getah putih yang
lengket. Setelah kering, getah tersebut akan berubah
warna menjadi kecoklatan. Kandungan getah tersebut
berisi campuran narkotika alami alkaloid, termasuk
morfin.
METODE EKSTRAKSI
    Opium dipotong-potong,            Morfin diekstraksi dari opium
     dicampur dengan air
    mendidih (pemanasan)
                                                        refiltrasi            Residu II
                                      Residu I         dengan air
Pasta homogen         difiltrasi
                                         Filtrat I               Filtrat II



Ditambah amn klorida                       Filtrat diuapkan          Dituang dalam air
                                         sampai stgh volume          kapur mendidih
                                                                         endapan
    Morfin akan               Dipekatkan smp
   terpresipitasi            beratnya 2x opium       Filtrat
                               yg digunakan                          Endapan difiltrasi
 Disaring-dicuci dg
 HCl (dimurnikan)                                          Residu


Rekristalisasi morfin HCl
MORFIN DALAM BIDANG MEDIS
 Analgesik
    Efek analgesik morfin timbul berdasarkan 3
    mekanisme:
    (1) morfin meninggikan ambang rangsang nyeri
    (2) morfin dapat mempengaruhi emosi, artinya
    morfin dapat mengubah reaksi yang timbul
    dikorteks serebri pada waktu persepsi nyeri
    diterima oleh korteks serebri dari thalamus
    (3) morfin memudahkan tidur dan pada waktu tidur
    ambang rangsang nyeri meningkat.
 Prekusor Metilmorfin
    kodein diperoleh dengan cara metilasi morfin karena
    kadar morfin dalam opium jauh lebih besar daripada
    kadar kodein dalam opium. Khasiatnya sebagai
    analgesik, antitusif, sedatif.
 Prekusor Diasetilmorfin dan Metamfetamin
  Diperoleh dengan cara asetilasi morfin. Khasiatnya
  analgesik dan sedatif.




      Limbah dari pengolahan morfin menjadi
  diasetilmorfin adalah metamfetamin
SUMBER
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.
  Jakarta: DepKes RI.

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia: Buku
  Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
  Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.

Barbier, Andre. 1950.“The Extraction of Opium
  Alkaloids” http://www.unodc.org/unodc/en/data-
  and-analysis/bulletin/bulletin_1950-01-
  01_3_page004.html (diakses pada 7 Oktober 2012)

K.S.2007. “Opiates for The Masses”
   http://www.nature.com/news/2007/070919/full/44
   9268a/box/1.html (diakses pada 7 Oktober 2012)

More Related Content

What's hot

Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Ani Suyono
 
Farmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikFarmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikLia Oktaviani
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Alljabar Rahmat
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiArwinAr
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Taofik Rusdiana
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi1234ulha
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 

What's hot (20)

Serbuk tabur
Serbuk taburSerbuk tabur
Serbuk tabur
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Acara 3
Acara 3Acara 3
Acara 3
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
 
Farmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikFarmakologi Analgetik
Farmakologi Analgetik
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Gel
GelGel
Gel
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 

Similar to Alkaloid fenolik

PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiPPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiHani Ani
 
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan FormalinLaporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan FormalinBayu Fermi Bangun
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Hani Ani
 
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiMateri Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiLidyaEvangelistaTamp
 
Morphin,taxol dan derivatnya
Morphin,taxol dan derivatnyaMorphin,taxol dan derivatnya
Morphin,taxol dan derivatnyaAsri HY
 
Penyalagunaan formalin
Penyalagunaan formalinPenyalagunaan formalin
Penyalagunaan formalinrania afifa
 
Identifikasi obat
Identifikasi obatIdentifikasi obat
Identifikasi obatWidodo Caco
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Hani Ani
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineIvander Gultom
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
Isolasi Piperin
Isolasi PiperinIsolasi Piperin
Isolasi Piperinershahasan
 

Similar to Alkaloid fenolik (14)

PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiPPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
 
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan FormalinLaporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
 
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiMateri Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
 
Morphin,taxol dan derivatnya
Morphin,taxol dan derivatnyaMorphin,taxol dan derivatnya
Morphin,taxol dan derivatnya
 
Penyalagunaan formalin
Penyalagunaan formalinPenyalagunaan formalin
Penyalagunaan formalin
 
Identifikasi obat
Identifikasi obatIdentifikasi obat
Identifikasi obat
 
SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeine
 
Praktkum ii fenol
Praktkum ii fenolPraktkum ii fenol
Praktkum ii fenol
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Isolasi Piperin
Isolasi PiperinIsolasi Piperin
Isolasi Piperin
 

Recently uploaded

Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 

Recently uploaded (20)

Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 

Alkaloid fenolik

  • 1. ALKALOID FENOLIK DESSY ALVIONITA / 11023184 Kelompok 6 : FERA DWI RAHAYU S. / 11023191 ARI RAHMAWATI / 11023194
  • 2. DEFINISI ALKALOID adalah senyawa organik yang mengandung atom N yang berasal dari asm amino. ALKALOID FENOLIK adalah alkaloid yang mengandung gugus fenol.
  • 3. IDENTIFIKASI UMUM  REAKSI SANCHEZ  Sampel + lar 0.3% vanilin dalam HCl pekat dipanaskan dalam tangas air warna merah sampai ungu
  • 4. CONTOH Cephalin HCl Morfin 7,8 Didehydro-4-5-epoxy-17-methylmorphinan-3,6 diol
  • 5. TANAMAN PENGHASIL  Litsea firma : lastorfillin, norlastofilin  Cephaelis ipecacuanhae : cephaelin  Papaver somniferum : morfin
  • 7. SIFAT FISIKA KIMIA Kelarutan: sedikit larut dalam air, larut dalam eter BM : 466.612
  • 8. TANAMAN PENGHASIL  Ipecacuanhae Radix yang terdapat dalam tanaman Cephalis ipecacuanhae  kandungan alkaloid: emetin 72%, cephaelin 26%, psychotrina 2%
  • 9. METODE EKSTRAKSI  Diekstrak dari Cephaelis ipecacuanhae Simplisia Tambahkan Masukkan ke labu dihaluskan dikocok eter Tambahkan eter dan Tambah amn. amn hidroksida Diekstraksi dg asam sulfat Hidroksida sampai bereaksi basa dikocok lagi Ekstraksi dgn Hasil diuapkan di Eter menguap, eter sampai tangas air didapat alkaloid tidak keruh
  • 10. CEPHAELIN DALAM BIDANG MEDIS  Sebagai Emetik  Prekusor emetin emetin disintesis dari cephaelin dengan jalan metilasi cephaelin.
  • 11. MORFIN Kata "morfina" berasal dari Mofeus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani. Morfin merupakan amina tersier yang mengandung sebuah radikal hidroksi alkoholik dan radikal hidroksi fenolik. Radikal hidroksi fenolik ini yang menyebabkan morfin larut dalam alkali dan membentuk warna dengan Feri Klorida. Morfin adalah hasil olahan dari opium / candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium ( C17H19NO3 ) .
  • 12. SIFAT FISIKA KIMIA Organoleptis : Warna: putih Bentuk : serbuk hablur atau hablur jarum mengkilat Bau: tidak berbau Rasa : rasa pahit Titik Lebur : melebur pada suhu 254-256 °C. Reduktor yang dapat mereduksi iodat, klorat, perak nitrat atau alkali permanganat.
  • 13. Kelarutan : 1 bagian di 5000 air, 1 di 210 etanol, 1 di 1220 kloroform, dan 1 dari 125 gliserol; praktis tidak larut dalam eter. (Sardjono, 2008) Dalam bentuk garam HCl, larut dalam 25 bagian air dan dalam lebih kurang 50 bagian etanol 90% ; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter . (FI ed. III)
  • 14. IDENTIFIKASI  Larutan zat dalam air +1 tetes FeCl3 biru yang hilang dengan penambahan asam/ etanol 95% /jk dipanaskan.  Zat dilarutkan dalam campuran H2SO4 encer & air (1:19) + KI coklat kuning.  Zat + H2SO4 + FeCl3 à dipanaskan dalam air mendidih biru + HNO3 merah tua /coklat.  Reaksi FROHDE: ungu lalu menjadi hijau. Zat+larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 p →warna  Reaksi MARQUIS: ungu dalam waktu singkat. Zat + 4 tetes formalin + 1 ml H2SO4 pekat (melalui dinding tabung) → warna. (Moffat et al., 2005)
  • 15. TANAMAN PENGHASIL  Papaver somniferum Apiun, poppy, opium
  • 16. Papaver somniferum (apiun) merupakan tanaman berbatang basah dengan tinggi 1,5 cm. berdaun jarang, melekat pada batang, dan berlekuk. Buah kotak, berbentuk bundar, merunjung, tidak berbulu, beruang banyak, bersekat, berdinding tebal, berwarna kuning coklat, panjang 8 cm, dan lebar 3,5 cm. biji berukuran kecil (1 mm), berbentuk ginjal, dan berwarna putih (Redaksi Agromedia, 2008).
  • 17. GETAH OPIUM Morfin terjadi secara alami dalam opium sejauh 9- 17% berat, tergantung pada sumber opium. Saat bunga-bunga yg hanya berumur beberapa hari itu sudah menjadi buah yang masak, penuai akan mulai menuainya dengan cara memotong tangkai buah tersebut. Untuk narkotika diperoleh dengan cara menyayat buahnya hingga mengeluarkan getah putih yang lengket. Setelah kering, getah tersebut akan berubah warna menjadi kecoklatan. Kandungan getah tersebut berisi campuran narkotika alami alkaloid, termasuk morfin.
  • 18. METODE EKSTRAKSI Opium dipotong-potong, Morfin diekstraksi dari opium dicampur dengan air mendidih (pemanasan) refiltrasi Residu II Residu I dengan air Pasta homogen difiltrasi Filtrat I Filtrat II Ditambah amn klorida Filtrat diuapkan Dituang dalam air sampai stgh volume kapur mendidih endapan Morfin akan Dipekatkan smp terpresipitasi beratnya 2x opium Filtrat yg digunakan Endapan difiltrasi Disaring-dicuci dg HCl (dimurnikan) Residu Rekristalisasi morfin HCl
  • 19. MORFIN DALAM BIDANG MEDIS  Analgesik Efek analgesik morfin timbul berdasarkan 3 mekanisme: (1) morfin meninggikan ambang rangsang nyeri (2) morfin dapat mempengaruhi emosi, artinya morfin dapat mengubah reaksi yang timbul dikorteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima oleh korteks serebri dari thalamus (3) morfin memudahkan tidur dan pada waktu tidur ambang rangsang nyeri meningkat.
  • 20.  Prekusor Metilmorfin kodein diperoleh dengan cara metilasi morfin karena kadar morfin dalam opium jauh lebih besar daripada kadar kodein dalam opium. Khasiatnya sebagai analgesik, antitusif, sedatif.
  • 21.  Prekusor Diasetilmorfin dan Metamfetamin Diperoleh dengan cara asetilasi morfin. Khasiatnya analgesik dan sedatif. Limbah dari pengolahan morfin menjadi diasetilmorfin adalah metamfetamin
  • 22. SUMBER Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: DepKes RI. Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC. Barbier, Andre. 1950.“The Extraction of Opium Alkaloids” http://www.unodc.org/unodc/en/data- and-analysis/bulletin/bulletin_1950-01- 01_3_page004.html (diakses pada 7 Oktober 2012) K.S.2007. “Opiates for The Masses” http://www.nature.com/news/2007/070919/full/44 9268a/box/1.html (diakses pada 7 Oktober 2012)