SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
Pembelajaran PAKEM II
November 5, 2008 — Wahidin
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/11/05/pembelajaran-pakem-ii/

Mengapa Pakem.
Pakem yang merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan,
merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip
utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif
dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi
(siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain
melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi, (siswa
memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang
mereka telah lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan
melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau
wawancara).
Pelaksanaan Pakem harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan
semata potensi akademiknya. Dalam pendekatan pembelajaran Quantum (Quantum Learning)
ada tiga macam modalitas siswa, yaitu modalitas visual, auditorial dan kinestetik. Dengan
modalitas visual dimaksudkan bahwa kekuatan belajar siswa terletak pada indera ‘mata’
(membaca teks, grafik atau dengan melihat suatu peristiwa), kekuatan auditorial terletak pada
indera ‘pendengaran’ (mendengar dan menyimak penjelasan atau cerita), dan kekuatan kinestetik
terletak pada ‘perabaan’ (seperti menunjuk, menyentuh atau melakukan). Jadi, dengan
memahami kecenderungan potensi modalitas siswa tersebut, maka seorang guru harus mampu
merancang media, metoda/atau materi pembelajaran kontekstual yang relevan dengan
kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa.
Peranan Seorang Guru.
Agar pelaksanaan Pakem berjalan sebagaimana diharapkan, John B. Biggs and Ross Telfer,
dalam bukunya “The Process of Learning”, 1987, edisi kedua, menyebutkan paling tidak ada 12
aspek dari sebuah pembelajaran kreatif, yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru
yang baik dalam proses pembelajaran terhadap siswa:
1. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai
dengan kecenderungan bakat dan minat mereka,
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan,
3. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan entuisme terhadap ide
serta gagasan mereka,
4. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan
penghargaan atas prestasi mereka,
5. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pekerjaan
lain berikutnya.
6. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan
dengan realitas dan kehidupan nyata.
7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar
individu siswa,
8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek
pembelajaran mandiri,
9. Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya
sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
10. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam
usaha meyakinkan minat belajar siswa,
11. Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif, inkuiri dan diskaveri agar
terbentuk budaya belajar yang bermakna (meaningful learning) pada siswa.
12. Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah
pada siswa untuk ingin mempelajari materi lebih dalam.
Selanjutnya bentuk-bentuk pertanyaan yang dapat menggugah terjadinya ”pembelajaran aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan” (Pakem), bisa diterapkan antara lain dalam salah satu
kegiatan belajar kelompok (studi kasus). Menurut Wassermen (1994), pertanyaan-pertanyaan
yang memerlukan pemikiran yang dalam untuk sebuah solusi atau yang bersifat mengundang,
bukan instruksi atau memerintah. Misalnya dengan menggunakan kata kerja : menggambarkan,
membandingkan, menjelaskan, menguraikan atau dengan menggunakan kata-kata: apa, mengapa
atau bagaimana dalam kalimat bertanya. Berikut adalah beberapa contoh bentuk pertanyaan yang
bisa memberikan respon kreatif terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1. Jelaskan bagaimana situasi ini bisa ditangani secara berbeda ?
2. Bandingkan situasi ini dengan situasi sekarang !
3. Ceriterakan contoh yang sama dengan pengalaman Anda sendiri !
Para siswa bisa juga diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang nampaknya sesuai
dengan semua skenario. Contoh pertanyaan-pertanyaan berikut dapat memprovokasi siswa untuk
berpikir tentang kasus yang dibahas.
1. Apa yang Anda bayangkan sebagai kemungkinan dari akibat tindakan tersebut ?
2. Dengan melihat kebelakang, bagaimana Anda menilai diri Anda sendiri ?
3. Dengan mengatakan yang sesungguhnya, apa kesimpulan Anda tentang isu penting itu ?
Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam pelaksanaan konsep
Pakem jika peran para guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi,
dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif,
membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui
proses pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para
guru dalam paradigma baru pendidikan ”bukan membuat siswa belajar” tetapi ”membuat
siswa mau belajar”, dan juga ”bukan mengajarkan mata pelajaran” tetapi ”mengajarkan cara
bagaimana mempelajari mata pelajaran ”. Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: ”Jangan
meminta siswa Anda hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat
siswa Anda memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa
Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti”.
Penilaian Hasil Belajar.
Sebuah pertanyaan untuk direnungkan. Apakah sebuah ”Penilaian Mendorong Pembelajaran ?”
atau apakah ”pembelajaran itu untuk mempersiapkan sebuah tes ? ” atau apakah ’Pembelajaran
dan Tes’ tersebut dilakukan guna mendapatkan pengakuan tentang kompetensi yang diperlukan
siswa atau sekolah? Dalam pelaksanaan konsep Pakem, penilaian dimaksudkan untuk mengukur
tingkat keberhasilan siswa, baik itu keberhasilan dalam proses maupun keberhasilan dalam
lulusan (output). Keberhasilan proses dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif, kreatif dan
senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan lulusan (output)
adalah siswa mampu menguasai sejumlah kompetensi dan standar kompetensi dari setiap Mata
Pelajaran, yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum. Inilah yang disebut efektif dan
menyenangkan. Jadi, penilaian harus dilakukan dan diakui secara komulatif. Penilaian harus
mencakup paling sedikit tiga aspek : pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ini tentu saja
melibatkan Professional Judgment dengan memperhatikan sifat obyektivitas dan keadilan. Untuk
ini, pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan
pendekatan penilaian alternatif yang paling representatif untuk menentukan keberhasilan
pembelajaran Model Pakem.
Media dan bahan ajar. ”Media dan Bahan Ajar” selalu menjasi penyebab ketidakberhasilan
sebuah proses pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang selalu menjadi wacana di antara
para pendidik/guru kita dalam melaksanakan tugas mengajar mereka di sekolah adalah tidak
tersedianya ’media pembelajaran dan bahan ajar’ yang cukup memadai. Jawaban para guru ini
cukup masuk akal. Seakan ada korelasi antara ketersediaan ’media bahan ajar’ di sekolah dengan
keberhasilan pembelajarn siswa. Kita juga sepakat bahwa salah satu penyebab ketidakberhasilan
proses pemblajarn siswa di sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar. Kita yakin bahwa
pihak manajemen sekolah sudah menyadarinya. Tetapi, sebuah alasan klasik selalu kita dengar
bahwa ”sekolah tidak punya dana untuk itu”!.
Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif
dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan
sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari
siswa. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua
sekolah mampu mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai multimedia elektronik, para
guru dapat memilih dan merancang media pembelajaran alternatif dengan menggunakan
berbagai sumber lainnya, seperti bahan baku yang murah dan mudah di dapat, seperti bahan baku
kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna memotivasi dan merangsang proses
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Dalam kesempatan melakukan studi banding di Jerman, saya melihat bagaimana seorang guru
fisika di sebuah Sekolah Kejuruan (Berlin) menggunakan alat peraga simulasi (Holikopter) yang
dibuat dari kertas karton yang diapungkan didepan kelas dengan menggunakan sebuah blower
untuk memudahkan para siswa dalam memahami prinsip-prinsip yang berkaitan dengan mata
pelajaran fisika tersebut. Proses pembelajarannya mudah dipahami dan sangat menyenangkan.
Media simulasi ini tidak dibeli sudah jadi, tetapi dirancang oleh seorang guru mata pelajaran
fisika itu sendiri. Saya kira inilah yang disebut guru yang kreatif. Jadi, model ’pembelajaran
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan’, atau yang kita sebut dengan PAKEM itu tidak selalu
mahal. Unsur kreatifitas itu bukan terletak pada produk/media yang sudah jadi, tetapi lebih pada
pola fikir dan strategi yang digunakan secara tepat oleh seorang guru itu sendiri dalam
merancang dan mengajarkan materi pelajarannya.
Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling penting untuk diperhatikan
oleh seorang guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar individu peserta didik, seperti
disebutkan dalam pendekatan ’Quantum Learning’ dan Learning Style Inventory’. Media yang
dirancang harus memiliki daya tarik tersendiri guna merangsang proses pembelajaran yang
menyenangkan. Sementara ini media pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan
adalah media elektronik (Computer – Based Learning). Selanjutnya skenario penyajian ’bahan
ajar’ harus dengan sistem modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini
dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan fleksibel, tanpa
harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu dicatat bahwa tujuan akhir
mempelajari sebuah mata pelajaran adalah agar para siswa memiliki kompetensi sebagaimana
ditetapkan dalam Standar Kompetensi (baca Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario
penyajian pembelajarn dalam setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan secara jelas dalam
sebuah Modul. Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran
tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning).
ditulis oleh: Drs. Anwar Fuady, M.Ed
Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan
cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik peserta didik
dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan)
PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengejakan
kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan
kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu
belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan
dan efektif.
A. ALASAN PENERAPAN PAKEM
PAKEM diterapkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional
dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang
optimalnya penguasaan
materi bagi peserta didik.
B. CIRI-CIRI / KARAKTERISTIK PAKEM
Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah:
a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru
c. Pembelajarannya efektif
d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik
C. PRINSIP PAKEM
Prinsip PAKEM antara lain:
1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan
peserta diidik
3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
4. Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa
yang telah dilakukan
D. JENIS PENILAIAN SESUAI DG PEMBELAJARAN MODEL PAKEM
1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang
merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah
benar-benar dikuasai dan dicapai.
2. Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: (a) Menilai Kemampuan Individual melalui
tugas tertentu; (b) Menentukan kebutuhan pembelajaran; (c) Membantu dan mendorong siswa;
(d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik; (e) Menentukan strategi
pembelajaran; (f) Akuntabilitas lembaga; dan (g) Meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara itu,
bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi
kasus, dan portofolio.
4. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya
dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut
memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.
E. TUJUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM
1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong siswa
4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5. Menentukan strategi pembelajaran
6. Akuntabilitas lembaga
7. Meningkatkan kualitas pendidikan
F. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MODEL
PAKEM
1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran tersebut.
Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
2. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian dirancang sebagaimana
dengan penilaian otentik. Artinya, selama pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai
fasilitator juga melakukan penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa.




IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AKTIF
  KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN PADA
  MATA PELAJARAN MATEMATI
Selasa, 2 February 2010 @ 21:51 WIB - Komputer & Internet
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan
materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi cara
siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengajak
para pesera didik menuju pada perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam
mencapai tujuan tersebut berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui proses
pembelajaran. Seperti yang tercantum dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (2005:15) yaitu:

Fungsi tujuan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan mengacu pada tujuan pendidikan nasional maka dengan sendirinya guru dituntut untuk dapat
mengembangkan potensi anak didik dengan memperhatikan materi apa yang terkandung pada mata
pelajaran yang akan diajarkannya karena dengan begitu maka seorang guru mampu memberikan yang
terbaik bagi siswanya.

Seiring dengan perkembangan zaman serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka kita dituntut untuk
terus mengadakan pembaharuan disegala lini kehidupan. Terutama yang bersentuhan langsung dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, dimana dalam Sistem yang ada di dalam pendidikan harus terus
mengadakan perubahan kearah yang positif. Berbagai teknik pembelajaran, baik itu metode,
pendekatan, maupun tata cara atau aturan dalam pembelajaran banyak dirancang untuk menghasilkan
transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa yang lebih optimal. Terkhusus Metode Pembelajaran Aktif
Kretif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), di mana Hakikat pembelajaran sebenarnya adalah memberi
rasa nyaman dan betah siswa (anak didik) dalam menerima pelajaran.

Menurut John Dewey (1916), Daves (1977; 31) mengatakan: belajar menyangkut apa yang harus
dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, serta mengembangkan inisiatif yang berasal dari siswa dan guru
sangat diharapkan sebagai pembimbing dan pengarah dalam proses pembelajaran didalam dan diluar
kelas.

Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) adalah salah satu pembelajaran inovatif
yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
1. Aktif: pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai
pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar
mengkonstruksi sendiri pemahamannya.

2. Kreatif: dimana pengembanganya juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas.
Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta
kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya.

3. Efektif: menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua
hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karakteristik efektif dari
pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya.

4. Menyenangkan: pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan
suasana belajar yang menyenangkan.

Dan sesuai dengan PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa ”Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan
pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

Pada mata pelajaran matematika, dimana dengan menggunakan Metode Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), sangat membantu guru dalam penyajian materi pelajaran
matematika sehingga murid dapat merasa nyaman dan aktif dalam menghadapi mata pelajaran
tersebut. Berdasarkan survei awal di Sekolah Dasar Inpres Perumnas IV Makassar, diperoleh informasi
dari guru bahwa berbagai kendala yang masih dihadapi dalam pembelajaran sehingga mempengaruhi
kualitas pelaksanaan pembelajaran pada suatu mata pelajaran tersebut. dimana kendala tersebut terkait
dengan terbatasnya waktu jam pertemuan dan penguasaan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), dalam pembelajaran tersebut banyak
terlibat langsung dengan media pembelajaran yang berada di ruangan kelas sebagai sumber belajarnya.
Dan Juga beberapa murid yang tidak menyenangi pelajaran matematika Sehingga menimbulkan motivasi
yang kurang dalam pembelajaranya sebagaian murid menggangpap pelajaran matematika cukup sulid
bagi mereka sehingga menjadi sesuatu yang menakutkan.

Diharapkan dengan mengunakan metode pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM), sesuai dengan Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif.
sehingga dapat membantu siswa dalam menghadapi pelajaran matematika, dimana nantinya murid
dapat aktif dalam pembelajaranya dan menjadikan mata pelajaran matematika menjadi menyenangkan.
dan bukan lagi menjadi ketakutan setiap menghadapi pelajaran matematika.
B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar Inpres Perumnas IV Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan di capai dalam pelaksanaan
penelitian ini yaitu : untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Metode Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Inpres Perumnas IV
Makassar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat secara teoretis dan praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis:

a. Bagi akademik/lembaga pendidikan (KTP), menjadi bahan informasi dan kajian dalam pengembangan
pengetahuan, khususnya bidang pendidikan berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah.

b. Bagi guru, Khususnya pada SD Inpres Perumnas IV Makassar sebagai bahan masukan agar lebih
memvariasikan metode mengajarnya dengan menggunakan Metode Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan (PAKEM) dalam proses pembelajaran.

c. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang sangat berharga sehingga menjadi bekal dan acuan dalam
penyusunan karya ilmiah selanjutnya.

2. Manfaat praktis:

a. Bagi guru, sebagai masukan dalam rangka lebih mengefektifkan kegiatan pembelajaran di sekolah,
baik pembelajaran secara teori maupun praktek.

b. Bagi siswa, sebagai masukan pentingnya mengikuti kegiatan pembelajaran baik teori maupun praktek
dalam meningkatkan kemampuan siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

E Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang direncanakan terdiri atas lima bab yaitu :
1. Bab I. Pendahuluan, Yang terdiri atas Latar belakang masalah, fokus masalah, Tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

2. Bab II. Kajian pustaka dan kerangka pikir

3. Bab III. Metode penelitian yang terdiri dari : Pendekatan dan jenis penelitian, Fokus peneliian,
desktripsi lokasi penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data, analisis dan validasi data serta
jadwal pelaksanaan penelitian.

4. Bab IV. Hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari : analisis deskriptif kualitatif terhadap
pelaksanaan medel pembelajaran aktif kretif efektif dan menyenangkan (PAKEM)

5. Bab V. Kesimpulan dan saran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajia Pustaka

1. Hakikat Belajar Mengajar

Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya mendapatkan kepandaian”.
Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, di antaranya oleh Ahmad Fauzi yang
mengemukakan belajar adalah “Suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki
melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi”. Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati
mengartikan “belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi
dengan lingkungannya” Nana Sudjana mengatakan “belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan
kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati,
memahami sesuatu.” Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman
dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif),
keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif). Dari pengertian minat dan pengertian belajar
seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu
keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan
rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kesatuan yang dari dua kegiatan yang yang searah.
Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, sedangkan
kegiatan mengajar merupakan kegiatan sekunder. Sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi
kegiatan belajar yang optimal, Situasi yang dapat memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang
optimal adalah suatu situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan guru atau bahkan pembelajaran di
tempat tertentu yang telah diatur untuk mencapai tujuan. Selain itu situasi tersebut dapat lebih
mengoptimalkan kegiatan belajar bila mengunakan metode atau media yang tepat. Untuk megetahui
keefektifan kegiatan belajar dan pembelajaran maka diadakan evaluasi. Secara umum pembelajaan
dapat diartikan sebagai proses perubahan dan interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
fisik, mental, dan spritual. Hal ini sesuai dengan pendapat sudjanah (1989:28) yaitu:

Belajar adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya suatu perubahan pada diri seseorang.
Perubahan suatu hasi belajar dapat ditunjukkan dalam berabagai bentuk seperti perubahan
pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan
dan aspek yang ada pada individu.

Belajar merupakan proses internal yang kompleks, yang mana dalam proses internal tersebut adalah
seluruh mental yang meliputi rana-rana kognitif, efektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang
mengaktualisasikan rana-rana tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu. Dimana belajar merupakan
suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dalam lingkungan yang
mengahasilkan perubahan-peruabahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap. Sehingga
berdasarkan uraian tersebut diatas dapat ditandai bahwa kegiatan belajar mengajar merupaka suatu
kegiatan yang melibatkan beberapa komponen-komponen yang membentuk kegiatan belajar mengajar
tersebut antara lain adalah:

a. Siswa, seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang di
butuhkan untuk mencapai tujuan.

b. Guru, yakni seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator kegiatan
belajar mengajar, dan peranan lainya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
yang efektif.

c. Tujuan, pernyataan perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti
kegaiatan belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencangkup perubahan kognitif,
psikomotorik, dan efektif.

d. Isi pelajaran, yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.

e. Metode, yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat
informasi dari orang lain , dimana informasi tersebut dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.

f. Media, bahan pembelajaran dengan atau tampa peralatan yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada para siswa agar mereka dapat mencapai tujuan.
g. Evaluasi, cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

Ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar. Sebagaimana menurut Paul Suparno (1997: 21) yang
dijelaskan sebagai berikut :

a. Belajar berarti mencari makna. Diciptakan oleh siswa dari apa yang meraeka lihat, dengar, rasakan
dan alami.

b. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.

c. belajar adalah bukan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan
membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.

d. hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.

e. hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek belajar, tujuan, motivasi
yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang telah dipelajari.

Orang yang memiliki ciri-ciri belajar berarti telah mengalami proses pembelajaran. Untuk mencapai
perubahan-perubahan tersebut, tidak terlepas dari fungsi guru dalam proses pembelajaran. Proses
belajar mengajar merupakan kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar
dengan guru yang mengajar karena dalam proses belajar mengajar akan selalu melibatkan serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan
belajar mengajar merupakan kegiatan pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya
pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

2. Tinjaun Teoritis Tentang PAKEM

a. Pengertian PAKEM

Menurut Sidi (2005:71) “PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan”.

“Pakem sebagai singkatan pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan merupakan pendekatan
pengajaran yang mendudukkan siswa sebagai pelaku utama kegiatan pembelajaran” (Karim, 2006:34).

Dalam PAKEM, semua siswa dikondisikan untuk terlibat langsung secara aktif dalam semua kegiatan
pembelajaran. Dengan kondisi ini, siswa dituntut kemandiriannya untuk mengalami sendiri objek dan
peristiwa yang dipelajari sambil berinteraksi, berkomunikasi, dan melakukan refleksi dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Tanggung jawab belajar ada pada pundak siswa dan peran guru hanya sebatas
‘learning facilitator’ (pemerakarsa kondisi belajar).
Aktif pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai
pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar
mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme merupakan titik berangkat
pembelajaran ini. Atas dasar itu pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak. Di
dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau
strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa
pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari
yang kita baca, 20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat dan dengar,
70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan serta 95% dari apa yang kita
ajarkan kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif
oleh individu tersebut.

Sementara itu, Kreatif dimaksudkan sebagai penghasil karya baru sebagai hasil pemikiran sendiri atau
kelompok. Karya-karya ini dapat berbentuk tulisan, gambar, grafik, charta, table, atau metode tiga
dimensi. Untuk beberapa siswa mungkin mengalami kesulitan untuk menghasilkan karya nyata namun
anak-anak ini hanya dapat menghasilkan karya dalam bentuk gagasan, pendapat, dan ucapan. Pada
tahap awal, karya ini dapat berbentuk tiruan dan pada tahap lanjutan, karya tiruan ini dapat dimodifikasi
sesuai keperluan atau menghasilkan karya yang sama sekali baru, hasil pemikiran orisinal. Pembelajaran
Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) juga dirancang untuk mampu mengembangkan
kreativitas. Pembelajaran haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas
serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya.
Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua
bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri
seorang pembelajar yang mandiri adalah:

a. mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya.

b. mampu memilih strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya.

c. memonitor keefektivan strategi tersebut. Dan

d. termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan

Selanjutnya, tentang pengertian Efektif dimaksudkan sebagai efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran senantiasa diarahkan pada pencapaian kompetensi-
kompetensi tertentu sehingga keberhasilan kegiatan pembelajaran didasarkan pada seberapa jauh
tujuan pembelajaran dicapai. Yang terakhir, makna menyenangkan dimaksudkan agar setiap kegiatan
pembelajaran diarahkan pada kegiatan yang menyenangkan yang melibatkan semua siswa seperti
permainan (game), brainstorming (urun gagasan), brainwriting (urun tulisan), bermain peran, dan
kegiatan menyenangkan lainnya. Prinsip ini sesuai dengan peran pedagogis bahwa belajar dalam
suasana senang. Jadi berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Pembelajaran Aktif
Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) adalah salah bentuk metode mengajar yang didalamnya
terdapat pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Melalui kegiatan pembelajaran yang
bersifat interaksif, siswa dapat berpikir lebih banyak untuk dirinya sendiri, dan memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk persiapan kehidupan masa depannya.

Menyenangkan pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan
suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan Voss
(2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang
yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar
yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk
membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat
mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak
menjadi berminat untuk belajar jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan
pengalaman mereka dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa
pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia
mereka dan bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan kebiasaan mereka
dalam belajar.

Selain itu dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif
dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan
sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa.
Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu
mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai multimedia elektronik, para guru dapat memilih dan
merancang media pembelajaran alternatif dengan menggunakan berbagai sumber lainnya, seperti
bahan baku yang murah dan mudah di dapat, seperti bahan baku kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan,
kayu dan sebagainya, guna memotivasi dan merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan. Dimana Media dan bahan ajar, selalu menjadi penyebab ketidak berhasilan sebuah
proses pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang selalu menjadi wacana di antara para
pendidik/guru kita dalam melaksanakan tugas mengajar mereka di sekolah adalah tidak tersedianya
’media pembelajaran dan bahan ajar’ yang cukup memadai. Jawaban para guru ini cukup masuk akal.
Seakan ada korelasi antara ketersediaan ’media bahan ajar’ di sekolah dengan keberhasilan pembelajarn
siswa. Kita juga sepakat bahwa salah satu penyebab ketidak berhasilan proses pembelajaran siswa di
sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar. Kita yakin bahwa pihak manajemen sekolah sudah
menyadarinya. Tetapi, sebuah alasan klasik selalu kita dengar bahwa ”sekolah tidak punya dana untuk
itu”!. Oleh karena itu seorang giri haruslah memiliki kekretifitasan yang tinggi dalam mengajarnya Dalam
merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling penting untuk diperhatikan oleh seorang
guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar individu peserta didik, seperti disebutkan dalam
pendekatan ’Quantum Learning’ dan Learning Style Inventory’. Media yang dirancang harus memiliki
daya tarik tersendiri guna merangsang proses pembelajaran yang menyenangkan. Sementara ini media
pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan adalah media elektronik (Computer – Based
Learning). Selanjutnya skenario penyajian’bahan ajar’ harus dengan sistem modular dengan mengacu
pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur,
dinamis dan fleksibel, tanpa harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu dicatat
bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah mata pelajaran adalah agar para siswa memiliki kompetensi
sebagaimana ditetapkan dalam Standar Kompetensi (baca Kurikulum Nasional). Untuk itu
langkah/skenario penyajian pembelajarn dalam setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan secara jelas
dalam sebuah Modul. Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran
tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning).

B. Karakteristik Matematika dan karakteristik siswa Pada Sekolah Dasar

a. Karakteristik Pelajaran Matematika

Menurut bahasa latin Matematika berasal dari kata “manthanein atau mathema yang berarti Pelajar
atau hal yang dipelajari”. Sedangkan menurut bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti
Kemudian menurut istilah, Somardyono mengemukakan bahwa “Matematika adalah produk dari
pemikiran intelektual manusia.” Ciri utama Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga
kaitan antar konsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat konsisten. Namun demikian,
pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa
nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep Matematika.
Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang
muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara
deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan
penting dalam mempelajari Matematika. Penerapan cara kerja Matematika diharapkan dapat
membentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa. Pembelajaran suatu pelajaran akan
bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui tentang objek yang diajarkannya sehingga dapat
mengajarkan materi tersebut dengan penuh dinamika dan inovasi dalam proses pembelajarannya.
Demikian halnya dengan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, guru SD perlu memahami
bagaimana karakteristik matematika. Tidak mudah untuk mencapai kata sepakat diantara ahli
matematika untuk mendefinisikan tentang matematika akan tetapi mereka semua sepakat bahwa
sasaran dalam pembelajaran matematika tidaklah kongkret.

Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-
aksioma dan dalil-dalil yang dibuktikan kebenarannya, sehingga matematika disebut ilmu deduktif
(Russefendi, 1989: 23).

Matematika merupakan pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian logic, pengetahuan struktur
yang terorganisasi memuat sifat-sifat, teori-teori di buat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak
didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. (Johnson dan Rising, 1972
dalam Rusefendi, 1988: 2).

Matematika merupakan telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni,
suatu bahasa dan suatu alat. (Reys, 1984. Dalam Rusefendi, 1988: 2)
Matematika bukan pengetahuan tersendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
beradanya karena untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,
ekonomi dan alam. (Kline, 1973, dalam Rusefendi, 1988:2).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Ini berarti bahwa belajar matematika
pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan
strukturnya. Ciri khas matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru sehingga
mereka dapat membelajarkan matematika dengan tepat, mulai dari konsep-konsep sederhana sampai
yang kompleks. Matematika yang merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirarkis, abstrak, bahasa
symbol yang padat arti dan semacamnya adalah sebuah system matematika. Sistem matematika
berisikan model-model yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata. Manfaat lain
yang menonjol adalah matematika dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi
pola piker matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan. Selain mengetahui
karakteristik matematika, guru SD perlu juga mengetahui taraf perkembangan siswa SD secara baik
dengan mempertimbangkan karakteristik ilmu matematika dan siswa yang belajar. Anak usia SD sedang
mengalami perkembangan dalam tingkat berfikirnya. Taraf berfikirnya belum formal dan relatif masih
kongkret, bahkan untuk sebagian anak SD kelas rendah masih ada yang pada tahap pra-kongkret belum
memahami hokum kekekalan, sehingga sulit mengerti konsep-konsep operasi, seperti penjumlahan,
pengurangan, pembagian, dan perkalian. Sedangkan anak SD pada tahap berfikir kongkret sudah bisa
memahami hokum kekekalan, tetapi belum bisa diajak untuk berfikir secara deduktif sehingga
pembuktian dalil-dalil matematika sulit untuk dimengerti oleh siswa. Siswa SD kelas atas (lima dan
enam, dengan usia 11 tahun ke atas) sudah pada tahap berfikir formal. Siswa ini sudah bisa berfikir
secara deduktif.

Dari uraian di atas sudah jelas adanya perbedaan karakteristik matematika dan siswa SD. Oleh
karenanya diperlukan adanya kemampuan khusus dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia
anak SD yang sebagian besar belum berfikir secara deduktif untuk mengerti ilmu matematika yang
bersifat deduktif. Apa yang dianggap logis dan jelas oleh para ahli matematika dan apa yang dapat
diterima oleh orang yang berhasil mempelajarinya (termasuk guru). Bisa jadi merupakan hal yang
membingungkan dan tidak masuk akal bagi siswa SD. Problematika pembelajaran matematika SD
senantiasa menarik diperbincangkan mengingat kegunaannya yang penting untuk mengembangkan pola
piker dan prasyarat untuk mempelajari ilmu-ilmu eksak lainnya, tetapi masih dirasakan sulit untuk
diajarkan secara mudah oleh guru dan sulit diterima sepenuhnya oleh siswa SD. Kegunaan matematika
bagi siswa SD adalah sesuatu yang jelas yang tidak perlu dipersoalkan lagi, terlebih pada era
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Hal yang terpenting untuk segera
dipecahkan dalam masalah pembelajaran matematika SD adalah bagaimanakah mengajarkan
matematika sehingga guru dan siswa senang dalam proses belajar mengajar?

b. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Matematika, menurut Ruseffendi (1991), adalah bahasa symbol; ilmu deduktif yang tidak menerima
pembuktian secara induktif; ilurmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari
unsure yang tidak didefinisikan keunsur yang didefinisikan, keaksioma atau postulat, dan akhirnya ke
dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000) yaitu memiliki objek kajian yang abstrak,
bertumpu pada kesepakatan, dan pola piker deduktif.

Siswa Sekolah Dasar umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget,
mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah
kemampuan dalam proses berfikir untuk meng operasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat
dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan
objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak,
siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan
disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran
pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.
Dalam matematika setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan,
agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola piker dan
pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan
pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan
siswa. Pepatah Cina mengatakan, “saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya
berbuat maka saya mengerti”.

Seorang guru akan dapat menyajikan materi matematika dengan baik perlu menguasai bahan kajian
matematika yang akan diajarkannya. Akan tetapi penguasaan terhadap bahan saja tak cukup, namun
perlu juga penguasaan strategi dan pendekatan pembelajaran matematika, dalam hal ini adalah
matematika SD. Pembelajaran matematika kadang-kadang terasa sulit, banyak hambatan, banyak
kegagalan, baik bagi siswa maupun guru, tetapi dilain pihak kita juga pernah merasa senang dan puas.
Ini tentunya merupakan pengalaman sekaligus tantangan untuk bisa menyajikan matematika di kelas
lebih banyak hal-hal yang menyenangkan bagi siswa dan guru. Oleh karena itulah, pada kesempatan ini
kita mencoba untuk i menggali pendekatan dan metode pembelajaran matematika yang memungkinkan
siswa untuk belajar matematika lebih baik. Pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran yang cocok
untuk suatu konsep matematika perlu memperhatikan hakekat ilmu matematika, hakekat anak SD,
kurikulum matematika SD dan teori belajar matematika. Pendekatan belajar mengajar merupakan suatu
konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas bahan pelajaran untuk mencapai tujuan belajar
mengajar. Sedangkan metode mengajar merupakan suatu cara mengajar yang dapat digunakan untuk
mengajarkan tiap bahan pelajaran. Tiap pelajaran mempunyai ciri khas tertentu sehingga melahirkan
pendekatan tertentu dalam pengajarannya.

B. Kerangka Pikir

Keberhasilan proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari guru sebagai sala satu sumber belajar.
Peran guru sebagi sumber belajar sangatlah penting dimana guru harus lebih menguasai materi
pelajaran/bahan ajar. Tidak hanya itu guru harus lebih banyak memiliki bahan referensi, hal ini untuk
menjaga agar guru memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang materi yang akan diajarkan.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guru dituntut untuk lebih menguasai informasi
dan kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa melalui metode
pakem, dimana Hakikat Pakem sebenarnya adalah memberi rasa nyaman dan betah siswa (anak didik)
dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu Pakem sangat memperhatikan keinginan atau kegemaran
anak, yakni bermain. Pembelajaran diolah sedemikian rupa sehingga terdapat unsur permainan di
dalamnya. Mulai pembelajaran dalam bentuk lomba, kerjasama atau diskusi, sampai pembelajaran yang
dilakukan di luar kelas. Kemunculan Pakem sebenarnya disebabkan adanya indikasi bahwa siswa jenuh
terhadap pembelajaran yang selama ini diterapkan. Pembelajaran yang monoton (tidak kreatif), hanya
mendengarkan guru berceramah (pasif, tidak aktif), kurangnya transfer ilmu yang dapat bertahan lama
pada siswa (tidak efektif), dan terakhir tentu saja sangat membosankan (tidak menyenangkan).
Demikianlah nuansa pembelajaran yang kebanyakan dilakukan oleh guru selama ini. Pembelajaran yang
demikian itu, yang selama ini banyak dilakukan, disebutlah sebagai pembelajaran konvensional. Salah
satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, dan beberapa siswa yang tidak menyenangi
pelajaran matematika Sehingga menimbulkan motivasi yang kurang dalam mengikuti pembelajaranya.
Melalui metode PAKEM siswa lebih mudah memahami dan menguasai mata pelajaran matematika
karena di kemas lebih menarik dan menyenangkan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang pelaksanaan Metode Pembelajaran Aktif, Kretif,
Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu
penelitian yang bertujuan menggambarkan Metode Pembelajaran Aktif, Kretif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM) khusunya di jenjang sekolah Dasar.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah “gambaran pelaksaan Metode Pembelajaran Aktif, Kretif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM)” batasan fokus penelitian ini tentang bagaimana gambaran pelaksanaan
Metode Pembelajaran Aktif, Kretif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) pada mata pelajaran
Matematika Di SD Inpres Perumnas IV Makassar.

C. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Perumnas IV Makassar yang berlokasi di Jalan Bonto DG Ngirate
makassar. Yang dipimpin oleh seorang kepalah sekolah dengan jumlah Guru 9 orang, 7 guru tetap dan 2
Guru honorer. Dengan jumlah siswa sebanyak 135 orang. Jumlah kelas 6 yang terdiri dari kelas I, Kelas II,
Kelas III, Kelas IV, Kelas V, dan Kelas VI.

D. Unit analisis

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Perumnas IV Makassar dengan subjek penelitian yaitu
Guru Mata Pelajaran Matematika dan siswa kelas V Sebagai Informan Penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian hal yang sangat penting untuk menentukan kualitas keabsahan dari hasil
penelitian adalah ditentukan dari teknik pengumpulan data maka dalam penelitian ini akan digunakan
teknik pengumpulan data antara lain sebagai berikut :

1. Teknik observasi :

Adalah mengadakan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti dan dimungkinkan untuk
memberi penilaian pada objek yang diteliti. Kegiatan observasi ini dilakukan pada pra penelitian (survey
awal) dan pada saat penelitian sesungguhnya berlangsung, observasi ini bertujuan sebagai landasan
guna mengamati pelaksanaan metode pembelajran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM).
Untuk kepentingan observasi maka dibuat pedoman observasi.

2. Wawancara :

Dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara lisan dan tatap muka kepada pihak-pihak yang
dianggap paling tepat yakni guru bidang studi mata pelajaran matematika sebagai bahan pembahasan
dan masing – masing siswa kelas V, yang mana isi wawancara tersebut berkaitan dengan pelaksanaan
metode pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM).

3. Teknik dokumentasi :

Kegiatan dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data tertulis tentang gambaran umum yang
berkaitan dengan pelaksanaan metode pembelajran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM).

F. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi, tentang gambaran pelaksanaan metode pembelajran aktif
kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM), di SD inpres perumnas tidung makassar.

Guna menjamin keakuratan atau validnya data, maka sumber informasi dari hasil wawancara terhadap
informan akan dibandingkan (triangulasi) dengan hasil observasi, sekaligus hasil dari dokumentasi yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran melalui metode pembelajran aktif kreatif efektif dan
menyenangkan (PAKEM). Kelas V Di SD Inpres Perumnas Tidung.

G. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian ini dirinci sebagai berikut:

1. Penyusunan usulan penelitian 4 minggu

2. Pengurusan seminar 1 minggu

3. Penggurusan isi penelitian 2 minggu

4. Pengumpulan data lapangan 2 minggu

5. Analisis data / penyusunan skripsi 4 minggu.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S. dan Samad, S. (eds). 2003. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FIP Universitas Negeri
Makassar.

Arifin Martoenoes. 2006. Startegi Dan Model Belajar Mengajar. Makassar : Badan Penerbit UNM
Makassar.

Ahmad Fauzi. 2004. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia.

Bungin Burhan. (eds). 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo persada.

Depdiknas. 2008. Konsep Pakem : (h



http://www.bloggaul.com/rinra/readblog/109877/implementasi-metode-pembelajaran-aktif-kreatif-
efektif-dan-menyenangkan-pada-mata-pelajaran-matemati

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranPengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranNini Ibrahim01
 
Merencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode PembelajaranMerencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode PembelajaranNini Ibrahim01
 
Strategi-Strategi Pembelajaran
Strategi-Strategi PembelajaranStrategi-Strategi Pembelajaran
Strategi-Strategi PembelajaranNini Ibrahim01
 
Sumber dan Media Pembelajaran
 Sumber dan Media Pembelajaran Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber dan Media PembelajaranNini Ibrahim01
 
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatifmuhammad husnul fikri
 
Strategi Pembelajaran
Strategi PembelajaranStrategi Pembelajaran
Strategi PembelajaranDina Widyana
 
rancangan pengajaran harian
rancangan pengajaran harianrancangan pengajaran harian
rancangan pengajaran harianAeyn Solehah
 
Memahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
Memahami Pembinaan Kompetensi MengajarMemahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
Memahami Pembinaan Kompetensi MengajarNini Ibrahim01
 
Model Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUDModel Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUDanarizka3
 
Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatif
Strategi  dan  model  pembelajaran  p kn komtemporer dan inovatifStrategi  dan  model  pembelajaran  p kn komtemporer dan inovatif
Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatifeli priyatna laidan
 
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...Anggi Saputra
 
Bab 6 pengurusan bilik darjah
Bab 6 pengurusan bilik darjahBab 6 pengurusan bilik darjah
Bab 6 pengurusan bilik darjahAsyikin4996
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranNini Ibrahim01
 

Mais procurados (20)

Pengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranPengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
 
Merencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode PembelajaranMerencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode Pembelajaran
 
Deri
DeriDeri
Deri
 
Strategi-Strategi Pembelajaran
Strategi-Strategi PembelajaranStrategi-Strategi Pembelajaran
Strategi-Strategi Pembelajaran
 
Sumber dan Media Pembelajaran
 Sumber dan Media Pembelajaran Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber dan Media Pembelajaran
 
Keterampilan Mengajar
Keterampilan MengajarKeterampilan Mengajar
Keterampilan Mengajar
 
makalah PAIKEM
makalah PAIKEMmakalah PAIKEM
makalah PAIKEM
 
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
 
Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran
Pendekatan Saintifik dan Model PembelajaranPendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran
Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran
 
Strategi Pembelajaran
Strategi PembelajaranStrategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran
 
rancangan pengajaran harian
rancangan pengajaran harianrancangan pengajaran harian
rancangan pengajaran harian
 
Memahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
Memahami Pembinaan Kompetensi MengajarMemahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
Memahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
 
Model Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUDModel Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUD
 
Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatif
Strategi  dan  model  pembelajaran  p kn komtemporer dan inovatifStrategi  dan  model  pembelajaran  p kn komtemporer dan inovatif
Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatif
 
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi PembelajaranEvaluasi Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
 
Konsep 5p
Konsep 5pKonsep 5p
Konsep 5p
 
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
 
Metode pembelajaran paikem
Metode pembelajaran paikemMetode pembelajaran paikem
Metode pembelajaran paikem
 
Bab 6 pengurusan bilik darjah
Bab 6 pengurusan bilik darjahBab 6 pengurusan bilik darjah
Bab 6 pengurusan bilik darjah
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model Pembelajaran
 

Semelhante a Pembelajaran pakem

Model Pembelajaran portofolio
Model Pembelajaran portofolioModel Pembelajaran portofolio
Model Pembelajaran portofolioAulia Faris Humam
 
Assalamu’alaikum wr
Assalamu’alaikum wrAssalamu’alaikum wr
Assalamu’alaikum wrwahyuniarti
 
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptxpemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptxAkbarMuhammad38
 
Iklim Belajar Kreatif dan pembelajaran kreatif
Iklim Belajar Kreatif dan pembelajaran kreatifIklim Belajar Kreatif dan pembelajaran kreatif
Iklim Belajar Kreatif dan pembelajaran kreatifitafitriyana2
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfNurulyDybala1
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisanRahmat Kosala
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisanRahmat Kosala
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisanRahmat Kosala
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialAri Sanjaya
 
Pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidupPendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidupelmi idris
 
ARTIKEL UNTUK DIANALISIS.pdf
ARTIKEL  UNTUK DIANALISIS.pdfARTIKEL  UNTUK DIANALISIS.pdf
ARTIKEL UNTUK DIANALISIS.pdfJamaalChannel
 
jurnal 1 modul 3.pdf
jurnal 1 modul 3.pdfjurnal 1 modul 3.pdf
jurnal 1 modul 3.pdfZakiCell1
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualSyam Sheya
 
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
 

Semelhante a Pembelajaran pakem (20)

Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
Model Pembelajaran portofolio
Model Pembelajaran portofolioModel Pembelajaran portofolio
Model Pembelajaran portofolio
 
Assalamu’alaikum wr
Assalamu’alaikum wrAssalamu’alaikum wr
Assalamu’alaikum wr
 
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptxpemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
 
ibva.pdf
ibva.pdfibva.pdf
ibva.pdf
 
Iklim Belajar Kreatif dan pembelajaran kreatif
Iklim Belajar Kreatif dan pembelajaran kreatifIklim Belajar Kreatif dan pembelajaran kreatif
Iklim Belajar Kreatif dan pembelajaran kreatif
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisan
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisan
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisan
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
 
Pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidupPendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidup
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
ARTIKEL UNTUK DIANALISIS.pdf
ARTIKEL  UNTUK DIANALISIS.pdfARTIKEL  UNTUK DIANALISIS.pdf
ARTIKEL UNTUK DIANALISIS.pdf
 
jurnal 1 modul 3.pdf
jurnal 1 modul 3.pdfjurnal 1 modul 3.pdf
jurnal 1 modul 3.pdf
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
 
Pkp ut raha
Pkp ut rahaPkp ut raha
Pkp ut raha
 
2.docx
2.docx2.docx
2.docx
 

Mais de Arif Wicaksono

Matematika Dasar Kode183
Matematika Dasar Kode183Matematika Dasar Kode183
Matematika Dasar Kode183Arif Wicaksono
 
Soal sejarah-snmptn-2008-103
Soal sejarah-snmptn-2008-103Soal sejarah-snmptn-2008-103
Soal sejarah-snmptn-2008-103Arif Wicaksono
 
Soal matematika-ipa-snmptn-2008-102
Soal matematika-ipa-snmptn-2008-102Soal matematika-ipa-snmptn-2008-102
Soal matematika-ipa-snmptn-2008-102Arif Wicaksono
 
Soal matematika-dasar-snmptn-2008-101
Soal matematika-dasar-snmptn-2008-101Soal matematika-dasar-snmptn-2008-101
Soal matematika-dasar-snmptn-2008-101Arif Wicaksono
 
Soal geografi-snmptn-2008-103
Soal geografi-snmptn-2008-103Soal geografi-snmptn-2008-103
Soal geografi-snmptn-2008-103Arif Wicaksono
 
Soal fisika-snmptn-2008-102
Soal fisika-snmptn-2008-102Soal fisika-snmptn-2008-102
Soal fisika-snmptn-2008-102Arif Wicaksono
 
Soal ekonomi-snmptn-2008-103
Soal ekonomi-snmptn-2008-103Soal ekonomi-snmptn-2008-103
Soal ekonomi-snmptn-2008-103Arif Wicaksono
 
Soal biologi-snmptn-2008-102
Soal biologi-snmptn-2008-102Soal biologi-snmptn-2008-102
Soal biologi-snmptn-2008-102Arif Wicaksono
 
Soal bahasa-inggris-snmptn-2008-101
Soal bahasa-inggris-snmptn-2008-101Soal bahasa-inggris-snmptn-2008-101
Soal bahasa-inggris-snmptn-2008-101Arif Wicaksono
 
Soal bahasa-indonesia-snmptn-2008-101
Soal bahasa-indonesia-snmptn-2008-101Soal bahasa-indonesia-snmptn-2008-101
Soal bahasa-indonesia-snmptn-2008-101Arif Wicaksono
 
01 02s soal dan pemb k ips 2007
01 02s soal dan pemb k ips 200701 02s soal dan pemb k ips 2007
01 02s soal dan pemb k ips 2007Arif Wicaksono
 
01 02a soal dan pemb k ipa 2007
01 02a soal dan pemb k ipa 200701 02a soal dan pemb k ipa 2007
01 02a soal dan pemb k ipa 2007Arif Wicaksono
 
01 01 soal dan pemb k dasar 2007
01 01  soal dan pemb k dasar 200701 01  soal dan pemb k dasar 2007
01 01 soal dan pemb k dasar 2007Arif Wicaksono
 
10 soal sejarah 1994 2008
10 soal sejarah 1994   200810 soal sejarah 1994   2008
10 soal sejarah 1994 2008Arif Wicaksono
 
09 soal geografi 1990 2008
09 soal geografi 1990   200809 soal geografi 1990   2008
09 soal geografi 1990 2008Arif Wicaksono
 
08 soal ekonomi 1990 2008
08 soal ekonomi 1990   200808 soal ekonomi 1990   2008
08 soal ekonomi 1990 2008Arif Wicaksono
 
07 soal biologi 2000 2009
07 soal biologi 2000   200907 soal biologi 2000   2009
07 soal biologi 2000 2009Arif Wicaksono
 
06 soal kimia 1999 2009
06 soal kimia 1999   200906 soal kimia 1999   2009
06 soal kimia 1999 2009Arif Wicaksono
 
05 soal fisika 1990 2008
05 soal fisika 1990   200805 soal fisika 1990   2008
05 soal fisika 1990 2008Arif Wicaksono
 

Mais de Arif Wicaksono (20)

Matematika Dasar Kode183
Matematika Dasar Kode183Matematika Dasar Kode183
Matematika Dasar Kode183
 
Soal sejarah-snmptn-2008-103
Soal sejarah-snmptn-2008-103Soal sejarah-snmptn-2008-103
Soal sejarah-snmptn-2008-103
 
Soal matematika-ipa-snmptn-2008-102
Soal matematika-ipa-snmptn-2008-102Soal matematika-ipa-snmptn-2008-102
Soal matematika-ipa-snmptn-2008-102
 
Soal matematika-dasar-snmptn-2008-101
Soal matematika-dasar-snmptn-2008-101Soal matematika-dasar-snmptn-2008-101
Soal matematika-dasar-snmptn-2008-101
 
Soal geografi-snmptn-2008-103
Soal geografi-snmptn-2008-103Soal geografi-snmptn-2008-103
Soal geografi-snmptn-2008-103
 
Soal fisika-snmptn-2008-102
Soal fisika-snmptn-2008-102Soal fisika-snmptn-2008-102
Soal fisika-snmptn-2008-102
 
Soal ekonomi-snmptn-2008-103
Soal ekonomi-snmptn-2008-103Soal ekonomi-snmptn-2008-103
Soal ekonomi-snmptn-2008-103
 
Soal biologi-snmptn-2008-102
Soal biologi-snmptn-2008-102Soal biologi-snmptn-2008-102
Soal biologi-snmptn-2008-102
 
Soal bahasa-inggris-snmptn-2008-101
Soal bahasa-inggris-snmptn-2008-101Soal bahasa-inggris-snmptn-2008-101
Soal bahasa-inggris-snmptn-2008-101
 
Soal bahasa-indonesia-snmptn-2008-101
Soal bahasa-indonesia-snmptn-2008-101Soal bahasa-indonesia-snmptn-2008-101
Soal bahasa-indonesia-snmptn-2008-101
 
02 k ipa kimia
02 k ipa kimia02 k ipa kimia
02 k ipa kimia
 
01 02s soal dan pemb k ips 2007
01 02s soal dan pemb k ips 200701 02s soal dan pemb k ips 2007
01 02s soal dan pemb k ips 2007
 
01 02a soal dan pemb k ipa 2007
01 02a soal dan pemb k ipa 200701 02a soal dan pemb k ipa 2007
01 02a soal dan pemb k ipa 2007
 
01 01 soal dan pemb k dasar 2007
01 01  soal dan pemb k dasar 200701 01  soal dan pemb k dasar 2007
01 01 soal dan pemb k dasar 2007
 
10 soal sejarah 1994 2008
10 soal sejarah 1994   200810 soal sejarah 1994   2008
10 soal sejarah 1994 2008
 
09 soal geografi 1990 2008
09 soal geografi 1990   200809 soal geografi 1990   2008
09 soal geografi 1990 2008
 
08 soal ekonomi 1990 2008
08 soal ekonomi 1990   200808 soal ekonomi 1990   2008
08 soal ekonomi 1990 2008
 
07 soal biologi 2000 2009
07 soal biologi 2000   200907 soal biologi 2000   2009
07 soal biologi 2000 2009
 
06 soal kimia 1999 2009
06 soal kimia 1999   200906 soal kimia 1999   2009
06 soal kimia 1999 2009
 
05 soal fisika 1990 2008
05 soal fisika 1990   200805 soal fisika 1990   2008
05 soal fisika 1990 2008
 

Último

Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Último (20)

Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

Pembelajaran pakem

  • 1. Pembelajaran PAKEM II November 5, 2008 — Wahidin http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/11/05/pembelajaran-pakem-ii/ Mengapa Pakem. Pakem yang merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara). Pelaksanaan Pakem harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya. Dalam pendekatan pembelajaran Quantum (Quantum Learning) ada tiga macam modalitas siswa, yaitu modalitas visual, auditorial dan kinestetik. Dengan modalitas visual dimaksudkan bahwa kekuatan belajar siswa terletak pada indera ‘mata’ (membaca teks, grafik atau dengan melihat suatu peristiwa), kekuatan auditorial terletak pada indera ‘pendengaran’ (mendengar dan menyimak penjelasan atau cerita), dan kekuatan kinestetik terletak pada ‘perabaan’ (seperti menunjuk, menyentuh atau melakukan). Jadi, dengan memahami kecenderungan potensi modalitas siswa tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang media, metoda/atau materi pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa. Peranan Seorang Guru. Agar pelaksanaan Pakem berjalan sebagaimana diharapkan, John B. Biggs and Ross Telfer, dalam bukunya “The Process of Learning”, 1987, edisi kedua, menyebutkan paling tidak ada 12 aspek dari sebuah pembelajaran kreatif, yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap siswa: 1. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat mereka, 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan, 3. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan entuisme terhadap ide serta gagasan mereka, 4. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka, 5. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.
  • 2. 6. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata. 7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa, 8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri, 9. Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa. 10. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa, 11. Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif, inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya belajar yang bermakna (meaningful learning) pada siswa. 12. Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin mempelajari materi lebih dalam. Selanjutnya bentuk-bentuk pertanyaan yang dapat menggugah terjadinya ”pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan” (Pakem), bisa diterapkan antara lain dalam salah satu kegiatan belajar kelompok (studi kasus). Menurut Wassermen (1994), pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pemikiran yang dalam untuk sebuah solusi atau yang bersifat mengundang, bukan instruksi atau memerintah. Misalnya dengan menggunakan kata kerja : menggambarkan, membandingkan, menjelaskan, menguraikan atau dengan menggunakan kata-kata: apa, mengapa atau bagaimana dalam kalimat bertanya. Berikut adalah beberapa contoh bentuk pertanyaan yang bisa memberikan respon kreatif terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. 1. Jelaskan bagaimana situasi ini bisa ditangani secara berbeda ? 2. Bandingkan situasi ini dengan situasi sekarang ! 3. Ceriterakan contoh yang sama dengan pengalaman Anda sendiri ! Para siswa bisa juga diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang nampaknya sesuai dengan semua skenario. Contoh pertanyaan-pertanyaan berikut dapat memprovokasi siswa untuk berpikir tentang kasus yang dibahas. 1. Apa yang Anda bayangkan sebagai kemungkinan dari akibat tindakan tersebut ? 2. Dengan melihat kebelakang, bagaimana Anda menilai diri Anda sendiri ? 3. Dengan mengatakan yang sesungguhnya, apa kesimpulan Anda tentang isu penting itu ? Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam pelaksanaan konsep Pakem jika peran para guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif, membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para guru dalam paradigma baru pendidikan ”bukan membuat siswa belajar” tetapi ”membuat siswa mau belajar”, dan juga ”bukan mengajarkan mata pelajaran” tetapi ”mengajarkan cara bagaimana mempelajari mata pelajaran ”. Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: ”Jangan meminta siswa Anda hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat
  • 3. siswa Anda memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti”. Penilaian Hasil Belajar. Sebuah pertanyaan untuk direnungkan. Apakah sebuah ”Penilaian Mendorong Pembelajaran ?” atau apakah ”pembelajaran itu untuk mempersiapkan sebuah tes ? ” atau apakah ’Pembelajaran dan Tes’ tersebut dilakukan guna mendapatkan pengakuan tentang kompetensi yang diperlukan siswa atau sekolah? Dalam pelaksanaan konsep Pakem, penilaian dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, baik itu keberhasilan dalam proses maupun keberhasilan dalam lulusan (output). Keberhasilan proses dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif, kreatif dan senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan lulusan (output) adalah siswa mampu menguasai sejumlah kompetensi dan standar kompetensi dari setiap Mata Pelajaran, yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum. Inilah yang disebut efektif dan menyenangkan. Jadi, penilaian harus dilakukan dan diakui secara komulatif. Penilaian harus mencakup paling sedikit tiga aspek : pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ini tentu saja melibatkan Professional Judgment dengan memperhatikan sifat obyektivitas dan keadilan. Untuk ini, pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan pendekatan penilaian alternatif yang paling representatif untuk menentukan keberhasilan pembelajaran Model Pakem. Media dan bahan ajar. ”Media dan Bahan Ajar” selalu menjasi penyebab ketidakberhasilan sebuah proses pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang selalu menjadi wacana di antara para pendidik/guru kita dalam melaksanakan tugas mengajar mereka di sekolah adalah tidak tersedianya ’media pembelajaran dan bahan ajar’ yang cukup memadai. Jawaban para guru ini cukup masuk akal. Seakan ada korelasi antara ketersediaan ’media bahan ajar’ di sekolah dengan keberhasilan pembelajarn siswa. Kita juga sepakat bahwa salah satu penyebab ketidakberhasilan proses pemblajarn siswa di sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar. Kita yakin bahwa pihak manajemen sekolah sudah menyadarinya. Tetapi, sebuah alasan klasik selalu kita dengar bahwa ”sekolah tidak punya dana untuk itu”!. Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai multimedia elektronik, para guru dapat memilih dan merancang media pembelajaran alternatif dengan menggunakan berbagai sumber lainnya, seperti bahan baku yang murah dan mudah di dapat, seperti bahan baku kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna memotivasi dan merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Dalam kesempatan melakukan studi banding di Jerman, saya melihat bagaimana seorang guru fisika di sebuah Sekolah Kejuruan (Berlin) menggunakan alat peraga simulasi (Holikopter) yang dibuat dari kertas karton yang diapungkan didepan kelas dengan menggunakan sebuah blower untuk memudahkan para siswa dalam memahami prinsip-prinsip yang berkaitan dengan mata pelajaran fisika tersebut. Proses pembelajarannya mudah dipahami dan sangat menyenangkan. Media simulasi ini tidak dibeli sudah jadi, tetapi dirancang oleh seorang guru mata pelajaran fisika itu sendiri. Saya kira inilah yang disebut guru yang kreatif. Jadi, model ’pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan’, atau yang kita sebut dengan PAKEM itu tidak selalu mahal. Unsur kreatifitas itu bukan terletak pada produk/media yang sudah jadi, tetapi lebih pada
  • 4. pola fikir dan strategi yang digunakan secara tepat oleh seorang guru itu sendiri dalam merancang dan mengajarkan materi pelajarannya. Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling penting untuk diperhatikan oleh seorang guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar individu peserta didik, seperti disebutkan dalam pendekatan ’Quantum Learning’ dan Learning Style Inventory’. Media yang dirancang harus memiliki daya tarik tersendiri guna merangsang proses pembelajaran yang menyenangkan. Sementara ini media pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan adalah media elektronik (Computer – Based Learning). Selanjutnya skenario penyajian ’bahan ajar’ harus dengan sistem modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan fleksibel, tanpa harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu dicatat bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah mata pelajaran adalah agar para siswa memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Kompetensi (baca Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario penyajian pembelajarn dalam setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan secara jelas dalam sebuah Modul. Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning). ditulis oleh: Drs. Anwar Fuady, M.Ed Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. A. ALASAN PENERAPAN PAKEM PAKEM diterapkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik. B. CIRI-CIRI / KARAKTERISTIK PAKEM Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah: a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru c. Pembelajarannya efektif d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik C. PRINSIP PAKEM Prinsip PAKEM antara lain: 1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional 2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta diidik 3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
  • 5. 4. Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan D. JENIS PENILAIAN SESUAI DG PEMBELAJARAN MODEL PAKEM 1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. 2. Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: (a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu; (b) Menentukan kebutuhan pembelajaran; (c) Membantu dan mendorong siswa; (d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik; (e) Menentukan strategi pembelajaran; (f) Akuntabilitas lembaga; dan (g) Meningkatkan kualitas pendidikan. 3. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio. 4. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan. E. TUJUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM 1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu 2. Menentukan kebutuhan pembelajaran 3. Membantu dan mendorong siswa 4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik 5. Menentukan strategi pembelajaran 6. Akuntabilitas lembaga 7. Meningkatkan kualitas pendidikan F. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM 1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran. 2. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga melakukan penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa. IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATI Selasa, 2 February 2010 @ 21:51 WIB - Komputer & Internet
  • 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi cara siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengajak para pesera didik menuju pada perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui proses pembelajaran. Seperti yang tercantum dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (2005:15) yaitu: Fungsi tujuan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan mengacu pada tujuan pendidikan nasional maka dengan sendirinya guru dituntut untuk dapat mengembangkan potensi anak didik dengan memperhatikan materi apa yang terkandung pada mata pelajaran yang akan diajarkannya karena dengan begitu maka seorang guru mampu memberikan yang terbaik bagi siswanya. Seiring dengan perkembangan zaman serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka kita dituntut untuk terus mengadakan pembaharuan disegala lini kehidupan. Terutama yang bersentuhan langsung dengan kemajuan ilmu pengetahuan, dimana dalam Sistem yang ada di dalam pendidikan harus terus mengadakan perubahan kearah yang positif. Berbagai teknik pembelajaran, baik itu metode, pendekatan, maupun tata cara atau aturan dalam pembelajaran banyak dirancang untuk menghasilkan transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa yang lebih optimal. Terkhusus Metode Pembelajaran Aktif Kretif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), di mana Hakikat pembelajaran sebenarnya adalah memberi rasa nyaman dan betah siswa (anak didik) dalam menerima pelajaran. Menurut John Dewey (1916), Daves (1977; 31) mengatakan: belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, serta mengembangkan inisiatif yang berasal dari siswa dan guru sangat diharapkan sebagai pembimbing dan pengarah dalam proses pembelajaran didalam dan diluar kelas. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) adalah salah satu pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
  • 7. 1. Aktif: pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. 2. Kreatif: dimana pengembanganya juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. 3. Efektif: menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karakteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. 4. Menyenangkan: pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan. Dan sesuai dengan PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Pada mata pelajaran matematika, dimana dengan menggunakan Metode Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), sangat membantu guru dalam penyajian materi pelajaran matematika sehingga murid dapat merasa nyaman dan aktif dalam menghadapi mata pelajaran tersebut. Berdasarkan survei awal di Sekolah Dasar Inpres Perumnas IV Makassar, diperoleh informasi dari guru bahwa berbagai kendala yang masih dihadapi dalam pembelajaran sehingga mempengaruhi kualitas pelaksanaan pembelajaran pada suatu mata pelajaran tersebut. dimana kendala tersebut terkait dengan terbatasnya waktu jam pertemuan dan penguasaan guru dalam menggunakan metode pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), dalam pembelajaran tersebut banyak terlibat langsung dengan media pembelajaran yang berada di ruangan kelas sebagai sumber belajarnya. Dan Juga beberapa murid yang tidak menyenangi pelajaran matematika Sehingga menimbulkan motivasi yang kurang dalam pembelajaranya sebagaian murid menggangpap pelajaran matematika cukup sulid bagi mereka sehingga menjadi sesuatu yang menakutkan. Diharapkan dengan mengunakan metode pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), sesuai dengan Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif. sehingga dapat membantu siswa dalam menghadapi pelajaran matematika, dimana nantinya murid dapat aktif dalam pembelajaranya dan menjadikan mata pelajaran matematika menjadi menyenangkan. dan bukan lagi menjadi ketakutan setiap menghadapi pelajaran matematika.
  • 8. B. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar Inpres Perumnas IV Makassar ? C. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan di capai dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu : untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Metode Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Inpres Perumnas IV Makassar. D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat secara teoretis dan praktis sebagai berikut: 1. Manfaat teoretis: a. Bagi akademik/lembaga pendidikan (KTP), menjadi bahan informasi dan kajian dalam pengembangan pengetahuan, khususnya bidang pendidikan berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. b. Bagi guru, Khususnya pada SD Inpres Perumnas IV Makassar sebagai bahan masukan agar lebih memvariasikan metode mengajarnya dengan menggunakan Metode Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dalam proses pembelajaran. c. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang sangat berharga sehingga menjadi bekal dan acuan dalam penyusunan karya ilmiah selanjutnya. 2. Manfaat praktis: a. Bagi guru, sebagai masukan dalam rangka lebih mengefektifkan kegiatan pembelajaran di sekolah, baik pembelajaran secara teori maupun praktek. b. Bagi siswa, sebagai masukan pentingnya mengikuti kegiatan pembelajaran baik teori maupun praktek dalam meningkatkan kemampuan siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. E Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi yang direncanakan terdiri atas lima bab yaitu :
  • 9. 1. Bab I. Pendahuluan, Yang terdiri atas Latar belakang masalah, fokus masalah, Tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan 2. Bab II. Kajian pustaka dan kerangka pikir 3. Bab III. Metode penelitian yang terdiri dari : Pendekatan dan jenis penelitian, Fokus peneliian, desktripsi lokasi penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data, analisis dan validasi data serta jadwal pelaksanaan penelitian. 4. Bab IV. Hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari : analisis deskriptif kualitatif terhadap pelaksanaan medel pembelajaran aktif kretif efektif dan menyenangkan (PAKEM) 5. Bab V. Kesimpulan dan saran. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajia Pustaka 1. Hakikat Belajar Mengajar Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya mendapatkan kepandaian”. Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, di antaranya oleh Ahmad Fauzi yang mengemukakan belajar adalah “Suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi”. Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati mengartikan “belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya” Nana Sudjana mengatakan “belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.” Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif). Dari pengertian minat dan pengertian belajar seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kesatuan yang dari dua kegiatan yang yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, sedangkan kegiatan mengajar merupakan kegiatan sekunder. Sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi
  • 10. kegiatan belajar yang optimal, Situasi yang dapat memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan guru atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur untuk mencapai tujuan. Selain itu situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan belajar bila mengunakan metode atau media yang tepat. Untuk megetahui keefektifan kegiatan belajar dan pembelajaran maka diadakan evaluasi. Secara umum pembelajaan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan spritual. Hal ini sesuai dengan pendapat sudjanah (1989:28) yaitu: Belajar adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya suatu perubahan pada diri seseorang. Perubahan suatu hasi belajar dapat ditunjukkan dalam berabagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan dan aspek yang ada pada individu. Belajar merupakan proses internal yang kompleks, yang mana dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi rana-rana kognitif, efektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan rana-rana tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu. Dimana belajar merupakan suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dalam lingkungan yang mengahasilkan perubahan-peruabahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap. Sehingga berdasarkan uraian tersebut diatas dapat ditandai bahwa kegiatan belajar mengajar merupaka suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen-komponen yang membentuk kegiatan belajar mengajar tersebut antara lain adalah: a. Siswa, seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang di butuhkan untuk mencapai tujuan. b. Guru, yakni seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator kegiatan belajar mengajar, dan peranan lainya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. c. Tujuan, pernyataan perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegaiatan belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencangkup perubahan kognitif, psikomotorik, dan efektif. d. Isi pelajaran, yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. e. Metode, yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi dari orang lain , dimana informasi tersebut dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. f. Media, bahan pembelajaran dengan atau tampa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada para siswa agar mereka dapat mencapai tujuan.
  • 11. g. Evaluasi, cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar. Sebagaimana menurut Paul Suparno (1997: 21) yang dijelaskan sebagai berikut : a. Belajar berarti mencari makna. Diciptakan oleh siswa dari apa yang meraeka lihat, dengar, rasakan dan alami. b. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus. c. belajar adalah bukan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri. d. hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. e. hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang telah dipelajari. Orang yang memiliki ciri-ciri belajar berarti telah mengalami proses pembelajaran. Untuk mencapai perubahan-perubahan tersebut, tidak terlepas dari fungsi guru dalam proses pembelajaran. Proses belajar mengajar merupakan kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar karena dalam proses belajar mengajar akan selalu melibatkan serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 2. Tinjaun Teoritis Tentang PAKEM a. Pengertian PAKEM Menurut Sidi (2005:71) “PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan”. “Pakem sebagai singkatan pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan merupakan pendekatan pengajaran yang mendudukkan siswa sebagai pelaku utama kegiatan pembelajaran” (Karim, 2006:34). Dalam PAKEM, semua siswa dikondisikan untuk terlibat langsung secara aktif dalam semua kegiatan pembelajaran. Dengan kondisi ini, siswa dituntut kemandiriannya untuk mengalami sendiri objek dan peristiwa yang dipelajari sambil berinteraksi, berkomunikasi, dan melakukan refleksi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Tanggung jawab belajar ada pada pundak siswa dan peran guru hanya sebatas ‘learning facilitator’ (pemerakarsa kondisi belajar).
  • 12. Aktif pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak. Di dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca, 20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh individu tersebut. Sementara itu, Kreatif dimaksudkan sebagai penghasil karya baru sebagai hasil pemikiran sendiri atau kelompok. Karya-karya ini dapat berbentuk tulisan, gambar, grafik, charta, table, atau metode tiga dimensi. Untuk beberapa siswa mungkin mengalami kesulitan untuk menghasilkan karya nyata namun anak-anak ini hanya dapat menghasilkan karya dalam bentuk gagasan, pendapat, dan ucapan. Pada tahap awal, karya ini dapat berbentuk tiruan dan pada tahap lanjutan, karya tiruan ini dapat dimodifikasi sesuai keperluan atau menghasilkan karya yang sama sekali baru, hasil pemikiran orisinal. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas. Pembelajaran haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri seorang pembelajar yang mandiri adalah: a. mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya. b. mampu memilih strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya. c. memonitor keefektivan strategi tersebut. Dan d. termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan Selanjutnya, tentang pengertian Efektif dimaksudkan sebagai efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran senantiasa diarahkan pada pencapaian kompetensi- kompetensi tertentu sehingga keberhasilan kegiatan pembelajaran didasarkan pada seberapa jauh tujuan pembelajaran dicapai. Yang terakhir, makna menyenangkan dimaksudkan agar setiap kegiatan pembelajaran diarahkan pada kegiatan yang menyenangkan yang melibatkan semua siswa seperti permainan (game), brainstorming (urun gagasan), brainwriting (urun tulisan), bermain peran, dan kegiatan menyenangkan lainnya. Prinsip ini sesuai dengan peran pedagogis bahwa belajar dalam suasana senang. Jadi berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) adalah salah bentuk metode mengajar yang didalamnya
  • 13. terdapat pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Melalui kegiatan pembelajaran yang bersifat interaksif, siswa dapat berpikir lebih banyak untuk dirinya sendiri, dan memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk persiapan kehidupan masa depannya. Menyenangkan pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan Voss (2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar. Selain itu dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai multimedia elektronik, para guru dapat memilih dan merancang media pembelajaran alternatif dengan menggunakan berbagai sumber lainnya, seperti bahan baku yang murah dan mudah di dapat, seperti bahan baku kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna memotivasi dan merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Dimana Media dan bahan ajar, selalu menjadi penyebab ketidak berhasilan sebuah proses pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang selalu menjadi wacana di antara para pendidik/guru kita dalam melaksanakan tugas mengajar mereka di sekolah adalah tidak tersedianya ’media pembelajaran dan bahan ajar’ yang cukup memadai. Jawaban para guru ini cukup masuk akal. Seakan ada korelasi antara ketersediaan ’media bahan ajar’ di sekolah dengan keberhasilan pembelajarn siswa. Kita juga sepakat bahwa salah satu penyebab ketidak berhasilan proses pembelajaran siswa di sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar. Kita yakin bahwa pihak manajemen sekolah sudah menyadarinya. Tetapi, sebuah alasan klasik selalu kita dengar bahwa ”sekolah tidak punya dana untuk itu”!. Oleh karena itu seorang giri haruslah memiliki kekretifitasan yang tinggi dalam mengajarnya Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling penting untuk diperhatikan oleh seorang guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar individu peserta didik, seperti disebutkan dalam pendekatan ’Quantum Learning’ dan Learning Style Inventory’. Media yang dirancang harus memiliki daya tarik tersendiri guna merangsang proses pembelajaran yang menyenangkan. Sementara ini media pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan adalah media elektronik (Computer – Based Learning). Selanjutnya skenario penyajian’bahan ajar’ harus dengan sistem modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan fleksibel, tanpa harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu dicatat
  • 14. bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah mata pelajaran adalah agar para siswa memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Kompetensi (baca Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario penyajian pembelajarn dalam setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan secara jelas dalam sebuah Modul. Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning). B. Karakteristik Matematika dan karakteristik siswa Pada Sekolah Dasar a. Karakteristik Pelajaran Matematika Menurut bahasa latin Matematika berasal dari kata “manthanein atau mathema yang berarti Pelajar atau hal yang dipelajari”. Sedangkan menurut bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti Kemudian menurut istilah, Somardyono mengemukakan bahwa “Matematika adalah produk dari pemikiran intelektual manusia.” Ciri utama Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat konsisten. Namun demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep Matematika. Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan penting dalam mempelajari Matematika. Penerapan cara kerja Matematika diharapkan dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa. Pembelajaran suatu pelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui tentang objek yang diajarkannya sehingga dapat mengajarkan materi tersebut dengan penuh dinamika dan inovasi dalam proses pembelajarannya. Demikian halnya dengan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, guru SD perlu memahami bagaimana karakteristik matematika. Tidak mudah untuk mencapai kata sepakat diantara ahli matematika untuk mendefinisikan tentang matematika akan tetapi mereka semua sepakat bahwa sasaran dalam pembelajaran matematika tidaklah kongkret. Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma- aksioma dan dalil-dalil yang dibuktikan kebenarannya, sehingga matematika disebut ilmu deduktif (Russefendi, 1989: 23). Matematika merupakan pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian logic, pengetahuan struktur yang terorganisasi memuat sifat-sifat, teori-teori di buat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. (Johnson dan Rising, 1972 dalam Rusefendi, 1988: 2). Matematika merupakan telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. (Reys, 1984. Dalam Rusefendi, 1988: 2)
  • 15. Matematika bukan pengetahuan tersendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi beradanya karena untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. (Kline, 1973, dalam Rusefendi, 1988:2). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru sehingga mereka dapat membelajarkan matematika dengan tepat, mulai dari konsep-konsep sederhana sampai yang kompleks. Matematika yang merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirarkis, abstrak, bahasa symbol yang padat arti dan semacamnya adalah sebuah system matematika. Sistem matematika berisikan model-model yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata. Manfaat lain yang menonjol adalah matematika dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola piker matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan. Selain mengetahui karakteristik matematika, guru SD perlu juga mengetahui taraf perkembangan siswa SD secara baik dengan mempertimbangkan karakteristik ilmu matematika dan siswa yang belajar. Anak usia SD sedang mengalami perkembangan dalam tingkat berfikirnya. Taraf berfikirnya belum formal dan relatif masih kongkret, bahkan untuk sebagian anak SD kelas rendah masih ada yang pada tahap pra-kongkret belum memahami hokum kekekalan, sehingga sulit mengerti konsep-konsep operasi, seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. Sedangkan anak SD pada tahap berfikir kongkret sudah bisa memahami hokum kekekalan, tetapi belum bisa diajak untuk berfikir secara deduktif sehingga pembuktian dalil-dalil matematika sulit untuk dimengerti oleh siswa. Siswa SD kelas atas (lima dan enam, dengan usia 11 tahun ke atas) sudah pada tahap berfikir formal. Siswa ini sudah bisa berfikir secara deduktif. Dari uraian di atas sudah jelas adanya perbedaan karakteristik matematika dan siswa SD. Oleh karenanya diperlukan adanya kemampuan khusus dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia anak SD yang sebagian besar belum berfikir secara deduktif untuk mengerti ilmu matematika yang bersifat deduktif. Apa yang dianggap logis dan jelas oleh para ahli matematika dan apa yang dapat diterima oleh orang yang berhasil mempelajarinya (termasuk guru). Bisa jadi merupakan hal yang membingungkan dan tidak masuk akal bagi siswa SD. Problematika pembelajaran matematika SD senantiasa menarik diperbincangkan mengingat kegunaannya yang penting untuk mengembangkan pola piker dan prasyarat untuk mempelajari ilmu-ilmu eksak lainnya, tetapi masih dirasakan sulit untuk diajarkan secara mudah oleh guru dan sulit diterima sepenuhnya oleh siswa SD. Kegunaan matematika bagi siswa SD adalah sesuatu yang jelas yang tidak perlu dipersoalkan lagi, terlebih pada era pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Hal yang terpenting untuk segera dipecahkan dalam masalah pembelajaran matematika SD adalah bagaimanakah mengajarkan matematika sehingga guru dan siswa senang dalam proses belajar mengajar? b. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Matematika, menurut Ruseffendi (1991), adalah bahasa symbol; ilmu deduktif yang tidak menerima
  • 16. pembuktian secara induktif; ilurmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsure yang tidak didefinisikan keunsur yang didefinisikan, keaksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000) yaitu memiliki objek kajian yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola piker deduktif. Siswa Sekolah Dasar umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk meng operasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak. Dalam matematika setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola piker dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Pepatah Cina mengatakan, “saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya mengerti”. Seorang guru akan dapat menyajikan materi matematika dengan baik perlu menguasai bahan kajian matematika yang akan diajarkannya. Akan tetapi penguasaan terhadap bahan saja tak cukup, namun perlu juga penguasaan strategi dan pendekatan pembelajaran matematika, dalam hal ini adalah matematika SD. Pembelajaran matematika kadang-kadang terasa sulit, banyak hambatan, banyak kegagalan, baik bagi siswa maupun guru, tetapi dilain pihak kita juga pernah merasa senang dan puas. Ini tentunya merupakan pengalaman sekaligus tantangan untuk bisa menyajikan matematika di kelas lebih banyak hal-hal yang menyenangkan bagi siswa dan guru. Oleh karena itulah, pada kesempatan ini kita mencoba untuk i menggali pendekatan dan metode pembelajaran matematika yang memungkinkan siswa untuk belajar matematika lebih baik. Pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran yang cocok untuk suatu konsep matematika perlu memperhatikan hakekat ilmu matematika, hakekat anak SD, kurikulum matematika SD dan teori belajar matematika. Pendekatan belajar mengajar merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas bahan pelajaran untuk mencapai tujuan belajar mengajar. Sedangkan metode mengajar merupakan suatu cara mengajar yang dapat digunakan untuk mengajarkan tiap bahan pelajaran. Tiap pelajaran mempunyai ciri khas tertentu sehingga melahirkan pendekatan tertentu dalam pengajarannya. B. Kerangka Pikir Keberhasilan proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari guru sebagai sala satu sumber belajar. Peran guru sebagi sumber belajar sangatlah penting dimana guru harus lebih menguasai materi pelajaran/bahan ajar. Tidak hanya itu guru harus lebih banyak memiliki bahan referensi, hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang materi yang akan diajarkan.
  • 17. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guru dituntut untuk lebih menguasai informasi dan kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa melalui metode pakem, dimana Hakikat Pakem sebenarnya adalah memberi rasa nyaman dan betah siswa (anak didik) dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu Pakem sangat memperhatikan keinginan atau kegemaran anak, yakni bermain. Pembelajaran diolah sedemikian rupa sehingga terdapat unsur permainan di dalamnya. Mulai pembelajaran dalam bentuk lomba, kerjasama atau diskusi, sampai pembelajaran yang dilakukan di luar kelas. Kemunculan Pakem sebenarnya disebabkan adanya indikasi bahwa siswa jenuh terhadap pembelajaran yang selama ini diterapkan. Pembelajaran yang monoton (tidak kreatif), hanya mendengarkan guru berceramah (pasif, tidak aktif), kurangnya transfer ilmu yang dapat bertahan lama pada siswa (tidak efektif), dan terakhir tentu saja sangat membosankan (tidak menyenangkan). Demikianlah nuansa pembelajaran yang kebanyakan dilakukan oleh guru selama ini. Pembelajaran yang demikian itu, yang selama ini banyak dilakukan, disebutlah sebagai pembelajaran konvensional. Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, dan beberapa siswa yang tidak menyenangi pelajaran matematika Sehingga menimbulkan motivasi yang kurang dalam mengikuti pembelajaranya. Melalui metode PAKEM siswa lebih mudah memahami dan menguasai mata pelajaran matematika karena di kemas lebih menarik dan menyenangkan. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang pelaksanaan Metode Pembelajaran Aktif, Kretif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan Metode Pembelajaran Aktif, Kretif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) khusunya di jenjang sekolah Dasar. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah “gambaran pelaksaan Metode Pembelajaran Aktif, Kretif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)” batasan fokus penelitian ini tentang bagaimana gambaran pelaksanaan Metode Pembelajaran Aktif, Kretif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) pada mata pelajaran Matematika Di SD Inpres Perumnas IV Makassar. C. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Perumnas IV Makassar yang berlokasi di Jalan Bonto DG Ngirate makassar. Yang dipimpin oleh seorang kepalah sekolah dengan jumlah Guru 9 orang, 7 guru tetap dan 2
  • 18. Guru honorer. Dengan jumlah siswa sebanyak 135 orang. Jumlah kelas 6 yang terdiri dari kelas I, Kelas II, Kelas III, Kelas IV, Kelas V, dan Kelas VI. D. Unit analisis Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Perumnas IV Makassar dengan subjek penelitian yaitu Guru Mata Pelajaran Matematika dan siswa kelas V Sebagai Informan Penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian hal yang sangat penting untuk menentukan kualitas keabsahan dari hasil penelitian adalah ditentukan dari teknik pengumpulan data maka dalam penelitian ini akan digunakan teknik pengumpulan data antara lain sebagai berikut : 1. Teknik observasi : Adalah mengadakan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti dan dimungkinkan untuk memberi penilaian pada objek yang diteliti. Kegiatan observasi ini dilakukan pada pra penelitian (survey awal) dan pada saat penelitian sesungguhnya berlangsung, observasi ini bertujuan sebagai landasan guna mengamati pelaksanaan metode pembelajran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM). Untuk kepentingan observasi maka dibuat pedoman observasi. 2. Wawancara : Dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara lisan dan tatap muka kepada pihak-pihak yang dianggap paling tepat yakni guru bidang studi mata pelajaran matematika sebagai bahan pembahasan dan masing – masing siswa kelas V, yang mana isi wawancara tersebut berkaitan dengan pelaksanaan metode pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM). 3. Teknik dokumentasi : Kegiatan dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data tertulis tentang gambaran umum yang berkaitan dengan pelaksanaan metode pembelajran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM). F. Teknik Analisis Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, tentang gambaran pelaksanaan metode pembelajran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM), di SD inpres perumnas tidung makassar. Guna menjamin keakuratan atau validnya data, maka sumber informasi dari hasil wawancara terhadap informan akan dibandingkan (triangulasi) dengan hasil observasi, sekaligus hasil dari dokumentasi yang
  • 19. berkaitan dengan kegiatan pembelajaran melalui metode pembelajran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM). Kelas V Di SD Inpres Perumnas Tidung. G. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Jadwal penelitian ini dirinci sebagai berikut: 1. Penyusunan usulan penelitian 4 minggu 2. Pengurusan seminar 1 minggu 3. Penggurusan isi penelitian 2 minggu 4. Pengumpulan data lapangan 2 minggu 5. Analisis data / penyusunan skripsi 4 minggu. DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, S. dan Samad, S. (eds). 2003. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FIP Universitas Negeri Makassar. Arifin Martoenoes. 2006. Startegi Dan Model Belajar Mengajar. Makassar : Badan Penerbit UNM Makassar. Ahmad Fauzi. 2004. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia. Bungin Burhan. (eds). 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo persada. Depdiknas. 2008. Konsep Pakem : (h http://www.bloggaul.com/rinra/readblog/109877/implementasi-metode-pembelajaran-aktif-kreatif- efektif-dan-menyenangkan-pada-mata-pelajaran-matemati